LAMPIRAN - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5130/2/LAMPIRAN.pdf · pekerjaan yang tengah berlangsung di Ibu...

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

LAMPIRAN

Pemberitaan 60 Hari..., Kartika Sukmawati, FIKOM, 2018

KOMPAS


Belum Akomodasi Janji-janji, Anggaran Direvisi Semua Program Diharap Masuk

JAKARTA, KOMPAS — Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta mengembalikan rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara APBD 2018 kepada eksekutif, Kamis (19/10). Rancangan itu dikembalikan karena dinilai belum mengakomodasi janji kampanye Anies-Sandi.

Wakil Ketua DPRD DKI Muhammad Taufik mengatakan, draf Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS) 2018 dikembalikan karena masih banyak nomenklatur kegiatan yang belum dimasukkan dalam KUAPPAS 2018. Ia meminta eksekutif mengoreksi kembali rancangan itu agar mengakomodasi janji Amies-Sandi.

“Targetnya tetap akhir Desember bisa selesai. Dulu, zamannya Pak Soni (Pelaksana Tugas Gubernur DKI Sumarsono dari Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri) bisa selesai, kok,” ujar Taufik kepada wartawan, Kamis.

Menurut Taufik, draf KUAPPAS 2018 diserahkan eksekutif kepada DPRD sejak Juni lalu. Sementara itu, Tim Sinkronisasi baru berkomunikasi intens dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setelah draf diserahkan. Oleh karena itu, masih banyak program prioritas Anies-Sandi yang belum masuk.

“Bagaimana pelaksanaan program kerja gubernur dan wakil gubernur jika anggarannya tidak masuk dalam APBD 2018?” kata Taufik.

Kondisi itu dibenarkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia mengatakan, mulai Jumat (20/10), dirinya akan menelisik langsung program yang belum masuk dalam KUAPPAS. Ia mengaku tidak hafal program apa saja yang belum terakomodasi dalam rancangan anggaran kegiatan itu. Dalam revisi tersebut, ia berharap semua program bisa dimasukkan.

“Memang, Tim Sinkronisasi sudah berkomunikasi dengan Bappeda sejak Mei 2017. Namun, ada sebagian program yang membutuhkan otoritas gubernur sehingga setelah ganti baru bisa kami laksanakan,” kata Anies.

Meskipun ada revisi, Anies tetap optimistis penetapan APBD 2018 akan selesai tepat waktu. Ia akan berusaha mengatasi keterlambatan itu.


Bisa diubah

Kepala Bappeda DKI Tuty Kusumawati mengatakan, draf KUAPPAS sudah diserahkan ke DPRD DKI sejak 15 Juni 2017, sedangkan komunikasi dengan Tim Sinkronisasi dilaksanakan sejak 22-29 Mei 2017, pada saat Bappeda menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).

Menurut Tuty, saat itu sudah ada penyesuaian dengan Tim Sinkronisasi Anies-Sandi. Namun, apabila gubernur menilai masih ada yang membutuhkan otoritasnya untuk mengubah program, hal itu masih dimungkinkan.

“KUAPPAS itu berpedoman pada RKPD. Nanti, ketika gubernur dan kami melakukan penelisikan ulang terhadap KUAPPAS masih bisa. Nanti, kita juga akan melihat arahan dan panduan dari Kementerian Dalam Negeri dalam hal itu,” kata Tuty.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018, KUAPPAS ber-pedoman pada rencana kerja perangkat daerah. Namun, gubernur baru masih dimung-kinkan melakukan penelisikan ulang terhadap rancangan anggaran kegiatan itu. Arahan dari gubernur untuk menelisik KUAPPAS tersebut tetap akan dijalankan.

Tuty berharap ada percepatan pembahasan revisi rancangan itu karena sebenarnya dokumen itu sudah identik dengan Rancangan APBD 2018. Ia juga berharap revisi KUAPPAS tidak lama karena tahapan masukan (input) Rencana Kerja Anggaran (RKA) bisa dipercepat hingga waktu satu minggu.

Masukan RKA bisa dipercepat karena konstruksi RKPD dan KUAPPAS sudah rinci dan identik. “Kalau RKA reguler yang dimulai sejak awal itu penyusunannya bisa sampai dua bulan. Ini kalau dipercepat, mungkin bisa selesai kurang dari satu minggu,” kata Tuty.

Berdasar data yang ditayangkan di laman bappeda.jakarta.go.id, total besaran KUAPPAS APBD 2018 senilai Rp 74 triliun. (DEA)


KEUANGAN DAERAH - DKI Masukkan KJP Plus di Anggaran 2018

JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan

program Kartu Jakarta Pintar Plus akan masuk dalam revisi Kebijakan Umum

Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara APBD 2018.

“Salah satunya (yang akan masuk dalam revisi Kebijakan Umum Anggaran dan

Prioritas Plafon Anggaran Sementara/KUAPPAS), kami ingin memastikan soal

Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus,” ujar Anies, Jumat (20/10).

Anies mengklaim, janji kampanye tentang KJP Plus itu ditunggu-tunggu warga

Jakarta. Untuk itu, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) diminta

menghitung ulang anggaran KJP Plus dan memperluas cakupan penerimanya.

Dalam situs jakartamajubersama.com, KJP Plus akan merevisi dan memperluas

manfaat KJP. KJP Plus akan menjangkau semua anak usia sekolah mulai dari 6-

21 tahun. KJP Plus juga digunakan untuk kelompok belajar paket A, B, C,

pendidikan madrasah, pondok pesantren, dan kursus keterampilan, serta

dilengkapi bantuan tunai untuk keluarga tidak mampu.

Anies mengklaim, KJP Plus ini menggabungkan KJP dan Kartu Indonesia Pintar

(KIP) terkait pendataan serta distribusi manfaat tunai dan nontunai. KJP Plus juga

akan meningkatkan besaran manfaat penerima KJP bagi anak yang berasal dari

keluarga tidak mampu. KJP sebagai kartu elektronik diberikan kepada semua anak

usia sekolah usia 6-12 tahun, baik yang sudah sekolah maupun yang putus

sekolah, mampu maupun tidak mampu.

Bagi peserta didik penyandang disabilitas dan yatim, manfaat akan disesuaikan

dengan kebutuhan anak. KJP Plus juga bisa digunakan semua anak untuk

mendapatkan akses diskon belanja pendidikan, gratis museum, dan wahana

pendidikan.

Pelaporan penggunaan KJP akan dibuat otomatis dan bisa dipantau pemerintah,

orangtua, dan anak. Ini untuk menyederhanakan pelaporan yang selama ini

membebani anak, sekolah, dan pemerintah.

Sekretaris Daerah Saefullah selaku Ketua TAPD mengatakan, dokumen

KUAPPAS sudah ia terima dan ia tengah menghitung ulang terutama perluasan

cakupan KJP Plus. “Perluasan cakupan penerima KJP ini di antaranya untuk anak

usia 5 tahun, ditambah sampai usia 21 tahun,” kata Saefullah.

Saat ditanya berapa besaran anggaran KJP Plus, Saefullah belum bisa

memberikan nilainya. Namun, besaran anggaran untuk pendidikan sekitar 26

persen dari APBD. Selama ini, Pemprov DKI Jakarta sangat memprioritaskan

pendidikan sehingga porsi anggaran melebihi aturan nasional, yakni 20 persen

dari APBD.


“Kami diberi waktu sampai 3 November untuk menghitung,” kata Saefullah.

Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati mengatakan, kriteria

penerima KJP Plus sedang dibahas bersama kepala suku dinas. Disdik juga

membutuhkan payung hukum, yaitu Surat Keputusan (SK) Gubernur terkait

dengan KJP Plus ini. Saat ini, total penerima KJP sekitar 792.495 orang. Adapun

penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) tahun 2016 sekitar 594

peserta. (DEA)


PEMERINTAHAN--Presiden Titip Enam Pekerjaan kepada Anies-Sandi

JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang baru bekerja 10 hari memperhatikan enam pekerjaan yang tengah berlangsung di Ibu Kota. Keenam hal itu adalah Asian Games 2018, pembangunan mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), penataan trotoar, penanggulangan banjir, dan penataan kampung kumuh.

Hal ini dibahas dalam pertemuan Presiden dengan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Istana Merdeka, Rabu (25/10). Dalam perbincangan sekitar 1 jam itu, Presiden didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Dalam pertemuan yang disebut Anies sebagai silaturahim dengan mantan Gubernur DKI yang kini menjabat sebagai Presiden RI ini, Anies mengatakan, Presiden ingin pembangunan Jakarta sukses dan pemerintah pusat siap mendukung.

Penyelenggaraan Asian Games yang akan dilangsungkan di Jakarta dan Palembang pada Agustus 2018 harus terus dipersiapkan. Sandiaga menambahkan, Presiden Joko Widodo mengharapkan, selain trotoar dirapikan, ada taman-taman yang bagus. Dengan demikian, atlet, penonton, pengunjung, juga wisatawan Asian Games akan melihat Jakarta memiliki ruang terbuka. Pengalaman mereka yang datang ke Indonesia dalam Asian Games pun menjadi pengalaman menyenangkan.

“Kebetulan lahannya ada, kami akan membentuk tim dan melakukan kajian,” katanya.

Diceritakan pula pengalaman Presiden Joko Widodo saat di Toa Payoh dan di Bishan, Singapura. Penataan itu bisa dilakukan dengan sistem cluster dan transit oriented development (TOD).

Tak hanya itu, pembicaraan pun berkembang ke penyelenggaraan stadion yang berkelas dunia. Stadion yang terintegrasi dan bisa dimanfaatkan beberapa cabang olahraga dirasa lebih bermanfaat. Dengan itu, Jakarta diharap bisa menjadi rujukan stadion internasional.

Terkait MRT dan LRT, diharap dua proyek moda transportasi massal ini bisa selesai tepat waktu dan bisa mengurangi masalah kemacetan di


Jakarta. Kedua pemimpin DKI itu pun berjanji memastikan proyek berjalan sesuai perencanaan.

Terkait sarana transportasi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, saat ini masih dibangun LRT dari Kelapa Gading ke Kemayoran oleh Pemerintah DKI. Diupayakan pula LRT itu masuk ke Dukuh Atas supaya keterhubungan optimal dan masyarakat yang menggunakan transportasi publik benar-benar bisa memanfaatkannya. Dukuh Atas jadi titik pertemuan semua moda dan jalur.

“Kita mengupayakan LRT, MRT, kereta bandara supaya joint di Dukuh Atas supaya orang dari (wilayah) selatan (yang) mau ke Kemayoran bisa langsung. (Warga) dari Kemayoran menuju ke Bekasi bisa langsung,” tuturnya.

Pemerintah menugaskan PT MRT sebagai pengelola TOD Dukuh Atas. Pemerintah meyakini PT MRT punya kemampuan karena sudah mendapat beberapa desain dan rekomendasi dari beberapa konsultan internasional.

Kereta bandara direncanakan diresmikan akhir November. Jalur ini menghubungkan Manggarai-Dukuh Atas-Duri-Soekarno-Hatta dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Kereta akan bergerak setiap setengah jam.

Menata bukan menggusur

Presiden meminta penataan kampung kumuh diprioritaskan. “Presiden tahu ada 220 RW yang berstatus kampung kumuh,” kata Anies.

Penataan ini bukan kampungnya yang dihilangkan, melainkan kumuhnya. Ada konsolidasi lahan untuk penataan ulang. Rumah dibuat vertikal sehingga lahan bisa ditata nyaman dan bersih serta warga tetap bisa tinggal di tempat asal.

Presiden mengingatkan komunikasi dengan semua pihak sebagai kunci. Jokowi mencontohkan pengalamannya dulu menangani Waduk Pluit.

Ketika ditanya apakah masalah reklamasi dibahas dalam pertemuan itu, Anies membantah. Menurut dia, semua mengikuti apa yang dibicarakan Presiden.

Anies mengatakan, silaturahim dengan para mantan Gubernur DKI akan dilakukan untuk mendapatkan masukan-masukan. Anies dan Sandiaga pun berencana menemui Basuki Tjahaja Purnama dan Sutiyoso. Pertemuan dengan Sutiyoso dijadwalkan pekan depan. (INA)


ANGGARAN

Rp 1,9 Triliun Dana Program Anies-Sandi

JAKARTA, KOMPAS — Memasuki minggu kedua seusai pelantikan Gubernur Anies Bawesdan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno, Pemprov DKI Jakarta ingin memastikan 23 program kerja pemimpin baru masuk dalam APBD 2018. Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta memastikan akan ada tambahan pendapatan Rp 1,9 triliun pada 2018 untuk mengakomodasi 23 janji politik itu.

Saefullah, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, dalam pengarahan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk penyusunan revisi Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS) 2018, Kamis (26/10), menyatakan, revisi KUAPPAS 2018 terkait adanya surat dari Ketua DPRD DKI Jakarta pada 18 Oktober yang menyatakan, KUAPPAS 2018 yang sudah diserahkan pemprov kepada DPRD DKI belum memasukkan program-program dari 23 janji politik Anies-Sandi.

Saefullah menjelaskan, secara fisik, dokumen KUAPPAS 2018 yang merupakan rancangan awal dari APBD 2018 masih ada di Dewan. “Kita menerima surat dari ketua Dewan mengenai hal itu dan kita melakukan evaluasi,” ujar Saefullah.

Terkait dengan evaluasi KUAPPAS 2018 itu, pada Kamis Sekdaprov mengumpulkan SKPD-SKPD di lingkungan Pemprov DKI Jakarta untuk merumuskan kegiatan terkait visi dan misi gubernur. “Kegiatannya apa, dimasukkan ke SKPD mana,” ujar Saefullah.

Revisi, kata Saefullah, dilakukan dengan teliti dengan memperhatikan efisiensi dan mencantumkan janji.

Upaya inventarisasi program untuk bisa sinkron dengan janji politik dilakukan mulai 20 Oktober. “Untuk penambahan kegiatan baru yang tidak ada di RKPD, harus ada berita acara antara pimpinan DPRD dan kepala daerah,” ujar Saefullah.

Kamis kemarin, Pemprov DKI sudah berkirim surat lagi ke DPRD supaya KUAPPAS dibahas. Apabila ada perubahan kegiatan, dimungkinkan terjadi dalam forum pembahasan.

Upaya revisi diikuti dengan penandatanganan komitmen agar setiap SKPD memperjuangkan obyektif dan logis kepada Dewan saat pembahasan.

Sejumlah SKPD yang menandatangani komitmen di antaranya Bappeda, UMKM, Dinas Perumahan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Pariwisata. “Saya


yakin Dewan akan mengerti jika dijelaskan gamblang mengenai filosofi, target, sasaran, volume, dan anggaran dengan data,” ujarnya.

Sopan Adrianto, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, menyatakan, terkait revisi kegiatan untuk mengakomodasi program Anies-Sandi, di antaranya perhitungan kembali penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) plus dan bantuan guru honor swasta.

“Penambahan penerima KJP plus ada 872.000 orang, jumlah guru honorer 11.000 orang. Total anggaran yang dibutuhkan, masih dihitung,” ujar Sopan.

Adapun Darjamuni, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta menjelaskan, untuk program OKE OCE, DKPKP mendapat alokasi untuk membina 4.000 pelaku UMKM sesuai bidang KPKP. Total anggaran yang diperlukan Rp 4 miliar.

Anies optimistis, 23 janji yang diterjemahkan pada 167 program dan 527 kegiatan masuk semua dalam revisi KUAPPAS. (HLN)


PEMERINTAHAN

Kalla: Belajarlah dari Negara Lain

JAKARTA, KOMPAS — Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diminta lebih fokus bekerja menyelesaikan empat masalah perkotaan. Empat masalah itu adalah kemacetan, banjir, kebersihan, dan permukiman kumuh. Permintaan itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Anies-Sandi di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (26/10).

“Tadi ngobrol tentang Jakarta, apa permasalahannya. Saya meminta pokoknya fokuslah dulu bagaimana mengatasi kemacetan, kebersihan, banjir, kemudian menata permukiman kumuh,” kata Kalla seusai pertemuan.

Anies-Sandi datang ke Istana Wapres sekitar pukul 11.40. Kedua pemimpin baru Jakarta itu datang ke Istana Wapres dengan berjalan kaki dari Balai Kota yang sama-sama terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Pertemuan Anies-Sandi dengan Wapres Kalla berjalan tertutup selama lebih kurang 2 jam.

Seusai pertemuan, Anies memaparkan, banyak tema yang diperbincangkan dalam pertemuan dengan Kalla. Namun, tema yang lebih banyak dibahas adalah permasalahan besar yang sampai saat ini masih harus dihadapi Jakarta.

Wapres Kalla sempat memberikan oleh-oleh dari kunjungan kerjanya ke Istanbul, Turki, berupa foto gorong-gorong dan saluran air. Foto-foto itu diberikan dengan tujuan Anies-Sandi bisa belajar pengelolaan air dan pengendalian banjir dari negara lain.

Kalla menyampaikan untuk mengatasi banjir, Anies-Sandi harus berkoordinasi dengan daerah lain, terutama Kabupaten dan Kota Bogor, Jawa Barat.

“Untuk mengurangi air masuk, harus koordinasi dengan Bogor, bagaimana menghijaukan Bogor dan membuat embung-embung untuk menahan air,” katanya.

DKI Jakarta juga diminta belajar menata drainase dari negara-negara lain. Seperti di Istanbul, selokan dibuat terbuka sehingga mudah dibersihkan. Tiap penduduk bertanggung jawab untuk membersihkan saluran air di depan rumah masing-masing.

Untuk mengatasi kemacetan, Kalla menyarankan untuk memaksimalkan angkutan umum. “Jadi MRT, LRT, transjakarta dilanjutkan,” kata Kalla.


Reklamasi tak penting

Masalah reklamasi tidak dibahas. Anies mengartikan reklamasi bukan merupakan persoalan penting. “Dari dua pertemuan dengan Presiden dan Wapres, tidak ada satu pun yang membicarakan reklamasi. Ini artinya ini bukan sesuatu yang luar biasa dan penting bagi pemerintah pusat,” ujar Anies.

Sebelumnya, Rabu (25/10), Anies-Sandi menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Inti pembicaraan tak jauh beda dengan pertemuan bersama Kalla, sesuai yang dipaparkan kedua belah pihak ke media.

Kemarin Presiden kembali menyatakan yakin dengan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI. Kekuatan APBD yang cukup besar dapat menangani persoalan pelik Jakarta.

“Kami bicara masalah kemacetan dan banjir. Saya titipkan agar proyek mass rapid transit (MRT) dicek terus,” kata Presiden Jokowi saat berada di Jakarta International Expo.

Hal itu perlu demi menjamin kelancaran mobilitas dalam perhelatan Asian Games 2018.

(NTA/NDY)


Ok Otrip Baru Bisa di Tahun Ketiga Ganti Aneka Moda, Satu Harga

JAKARTA, KOMPAS — Program transportasi terintegrasi Ok Otrip, salah satu janji Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wagub Sandiaga Uno, ditargetkan baru bisa terwujud pada tahun ketiga mereka memimpin. Ok Otrip mematok Rp 5.000 per orang ke semua jurusan dengan berganti aneka moda.

Jaringan angkutan massal berbasis bus milik DKI Jakarta, transjakarta, menjadi tulang punggung utama integrasi Ok Otrip. Institusi terkait, khususnya Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, akan menuntaskan sejumlah pekerjaan rumah sebelum pelaksanaan program tersebut.

Masdes Arouffy, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub DKI Jakarta, Senin (6/11), menjelaskan, Dishub DKI sudah diajak berdiskusi dengan tim dari wakil gubernur untuk pelaksanaan program Ok Otrip.

Konsep Ok Otrip merupakan konsep yang mengintegrasikan semua angkutan, baik bus besar maupun sedang dengan bus kecil sekelas mikrolet. Dengan sekali melakukan pemindaian (tap in) menggunakan kartu khusus, penumpang nantinya cukup membayar Rp 5.000 ke semua jurusan.

Untuk bisa mengintegrasikan angkutan, yang perlu dicermati adalah bagaimana mengelola angkutan yang jumlahnya cukup besar dan ratusan trayek yang ada. Total bus besar, sedang, dan kecil sekitar 10.000 unit, terdiri dari 3.400 unit bus besar dan sekitar 6.000 bus kecil.

Supaya bisa integrasi, operator-operator angkutan umum perlu diajak bergabung dengan transjakarta. Di era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, tahapan integrasi serupa sudah dimulai. Tarif Rp 3.500 per orang.

Diawali dengan mengajak pengelola bus sedang kopaja dan metromini untuk bergabung dalam manajemen TransJakarta. Lalu mengajak pengelola bus-bus kecil, seperti Koperasi Wahana Kalpika (KWK) turut bergabung. Jumlah bus sedang yang bergabung sudah lebih dari 320 unit. Lalu KWK 500 unit yang bergabung dan beroperasi di jam sibuk, pagi dan sore hari.

Bus sedang dan KWK berperan sebagai angkutan pengumpan dari pinggiran ke koridor utama transjakarta. Penumpang dihantarkan ke halte


transjakarta terdekat. Untuk penumpang bus sedang, mereka cukup membayar atau memindai kartu mereka di dalam bus, lalu saat pindah bus di halte, karena bus sedang bisa masuk koridor, penumpang tidak perlu bayar lagi.

Untuk Ok Otrip, penumpang akan tap in di angkot atau KWK, lalu dihantarkan ke lokasi bus atau moda lanjutan. Apabila lanjutannya bus transjakarta, saat tap in di halte, dana yang ada di kartu tidak dipotong, karena sudah dipotong di moda pertama.

Masdes melanjutkan, sambil mengupayakan integrasi angkutan umum, Dishub DKI juga melakukan pengaturan ulang trayek dengan penyisiran dan pengurangan rute. Untuk bus sedang, dari 80 trayek dikurangi menjadi 46 trayek. Untuk bus kecil/angkot/mikrolet dari 156 trayek menjadi 80 trayek.

Penyisiran rute dilakukan dengan melihat titik yang saling berimpitan. Untuk rute di pinggiran Jakarta tidak dipotong.

Tidak repot

Budi Kaliwono, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menjelaskan, konsep Ok Otrip memudahkan setiap orang bisa berganti aneka moda dengan satu harga. Untuk transjakarta, BUMD transportasi itu mesti mengusahakan mesin pemindai yang bisa membaca kartu sudah dipindai di moda pertama sehingga di moda berikutnya tidak akan memotong saldo.

Untuk Ok Otrip, sudah menyusun empat rute awal. Rute itu sama persis dengan rute pengumpan dari pinggiran ke koridor utama transjakarta. Empat rute awal akan dilayani bus berpintu masuk rendah (low entry bus), yaitu Semanggi-Senen, Lebak Bulus-Blok M, Senen-Sunter, dan SCBD-Gandaria.

Sama seperti konsep pelayanan yang sudah ada, transjakarta akan menerima subsidi dari Pemprov DKI untuk membiayai program OK Otrip. Transjakarta baru menerima subsidi atau public service obligation (PSO) mulai 2015, yaitu saat BUMD itu berubah manajemen dari unit pengelola ke PT.

Tahun 2017, transjakarta menerima PSO Rp 2,8 triliun, tetapi yang terpakai Rp 1,7 triliun. Untuk 2018, transjakarta mengusulkan mendapat PSO Rp 3,3 triliun. PSO itu untuk membayar operator yang menjadi mitra transjakarta dengan hitungan rupiah per kilometer. (HLN)


Penerima KJP Plus Belum Ada Sandiaga Janjikan Nama dan Alamat Penerima Valid

JAKARTA, KOMPAS — Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi DKI melengkapi data penerima Kartu Jakarta Pintar Plus 2018 dengan nama dan alamat masing-masing penerima kartu itu. Hingga kini, data penerima itu belum tersedia karena masih dalam penyusunan.

Dari usulan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Semen-tara (KUA-PPAS) 2018 sebesar Rp 76,78 triliun, komponen biaya untuk KJP Plus ini merupakan salah satu usulan anggaran yang terbesar jumlahnya.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik yang juga anggota Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta mengatakan, hingga pertengahan pekan ini, data tersebut belum diterima.

“Kami lagi minta, di sidang komisi pasti diminta. Sebab, ini mengandung unsur biaya, pasti diminta,” katanya, Rabu (8/11).

Taufik mengatakan, akan lebih baik apabila data penerima KJP Plus tersebut sudah tersedia sebelum pengesahan anggaran yang direncanakan pada 25 November. Data yang sama juga ia minta untuk penerima Kartu Jakarta Sehat.

Dalam paparan KUA-PPAS 2018 di hadapan Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta, awal pekan ini, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengatakan, pada 2018 ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mendistribusikan KJP Plus kepada 872.024 siswa. Jumlahnya meningkat dari penerima KJP tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 792.495 siswa.

Penambahan manfaat khusus disiapkan untuk alih jenjang ke perguruan tinggi bagi 53.829 siswa yang kini di kelas XII. Ini merupakan komponen baru yang sebelumnya tak ada di KJP. Total anggaran untuk ini diusulkan sebanyak Rp 3,97 triliun.

Komponen baru yang juga tak ada di KJP adalah KJP Plus untuk pendidikan anak usia dini (PAUD). Alokasi anggaran ini diusulkan sebesar Rp 63,76 miliar. Dana itu direncanakan disalurkan dalam bentuk hibah melalui penelitian tindakan kelas (PTK) PAUD Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia sebesar Rp 40,20 miliar dan PTK PAUD Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia Rp 23,56 miliar.


Komponen ketiga dalam KJP Plus yang juga tak ada di KJP adalah tunjangan hibah bagi 8.546 guru non-PNS pada madrasah swasta Rp 51,27 miliar.

Terkait ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, data nama dan alamat penerima itu tengah disusun dengan pendataan yang dijanjikan valid. Pendataan penerima KJP Plus yang melebar usianya itu tidak hanya melibatkan kepala sekolah, tetapi juga tokoh setempat serta ketua RT-RW.

“Mereka harus di-brief secara detail, siapa yang layak memperoleh KJP Plus ini. Harus dipastikan tepat sasaran,” katanya.

Menurut Sandiaga, KJP Plus akan disalurkan pada tahun ajaran 2018/2019 atau sekitar Juni atau Juli 2018. Dengan demikian, masih ada waktu penyusunan sebelum penyaluran. “Sekarang ini masih katanya-katanya, kan. Kami tidak mau kebijakan didasarkan pada katanya-katanya. Harus valid betul,” ujarnya.

Sandiaga menjanjikan data akan diuji akurasinya dengan melalukan verifikasi, termasuk memasukkannya dalam basis data digital. Hal ini dilakukan agar pengucuran anggaran yang besar itu tepat sasaran.

KJP Plus ini merupakan salah satu janji kampanye Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Program baru lain yang diusulkan dalam KUA-PPAS adalah pemuliaan perempuan. Alokasi dana untuk program ini diusulkan Rp 8,76 miliar. Program ini, kata Saefullah, dalam paparan terdiri dari penyediaan tenaga psikolog sekaligus konselor sebagai salah satu upaya penanganan korban tindak kekerasan terhadap perempuan. (IRE)


Anggaran Besar KJP Plus Kontrol dan Parameter Program Belum Jelas

JAKARTA, KOMPAS — Mekanisme pengawasan, cara penyaluran, dan tolok ukur keberhasilan pemberian komponen tambahan dalam program Kartu Jakarta Pintar Plus dinilai belum jelas. Ada peluang besar penyalahgunaan bantuan sosial yang diusulkan mencapai sekitar Rp 4 triliun itu.

Mekanisme yang dimaksud di antaranya cara pencairan tunai atau nontunai, pengawasan, kursus yang bisa masuk dalam KJP Plus, komponen biaya, dan verifikasi data penerima. Meskipun mekanisme belum jelas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan anggaran KJP Plus sekitar Rp 4 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta tahun 2018.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan Dinas Pendidikan DKI Nahdiana mengatakan, saat ini seluruh mekanisme untuk KJP Plus tengah dalam pembahasan. “Ditargetkan (pembahasan itu) selesai akhir Desember 2017,” katanya di kantornya, di Jakarta Timur, Jumat (24/11).

Program KJP Plus merupakan janji kampanye Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya, Sandiaga Uno. Anggaran ini salah satu nomenklatur biaya terbesar dalam RAPBD 2018. Dalam APBD DKI 2017, KJP (tanpa plus) sekitar Rp 3,2 triliun.

Komponen biaya KJP Plus dalam RAPBD 2018 masuk di anggaran Bantuan Sosial. Anggaran terdiri dari bantuan biaya personal siswa miskin Rp 3,9 triliun dan peningkatan mutu pendidikan bagi peserta KJP yang lolos seleksi perguruan tinggi negeri senilai Rp 101,4 miliar.

Hasil pembahasan mekanisme KJP Plus itu nantinya dikukuhkan dalam peraturan gubernur yang mengatur KJP Plus.

Tahapan selanjutnya verifikasi data penerima ditargetkan pada Januari. Dalam program KJP dulu, sekolah menjadi penentu penerima KJP. Dalam KJP Plus, verifikasi data dilakukan tim terpadu yang tengah menyusun data tunggal warga Jakarta yang layak menerima bantuan sosial. Data ini nantinya juga digunakan untuk pemberian bantuan-bantuan sosial lain. Tim terpadu ini di antaranya kelurahan, ketua RT/RW, dan tokoh masyarakat.

Tambah peserta dan nilai


Jumlah peserta KJP Plus diusulkan 872.024 orang. Tahun lalu, jumlah penerima sekitar 790.000 orang. Besaran nominal bantuan juga bertambah dengan alasan penyesuaian inflasi serta hasil survei harga kebutuhan sekolah dan data Bank Dunia.

Sebanyak 80.000 orang dalam daftar penerima KJP Plus 2018 dialokasikan untuk bantuan anak tidak sekolah. Bantuan ini direncanakan diberikan untuk anak usia 6-21 tahun yang tidak sekolah atau putus sekolah. Bantuan diberikan saat si anak sudah terdaftar di lembaga kursus atau sekolah. Jenis lembaga yang diperbolehkan masih dibahas.

Nahdiana mengatakan, data anak tidak sekolah ini dari basis data terpadu Kementerian Sosial tahun 2017. “Data itu masih perlu diverifikasi,” ucapnya.

Selain itu, ada juga usulan pemberian bantuan untuk bimbingan pelajar kelas XII yang disebut bridging. Menurut Nahdiana, melanjutkan tidaknya ke jenjang perguruan tinggi tetap jadi pilihan penerima KJP Plus. Tambahan bantuan diharapkan menstimulus peningkatan pendidikan warga miskin, baik dengan meningkatkan angka partisipasi perguruan tinggi maupun menurunkan angka putus sekolah.

Tidak boleh tunai

Nahdiana mengajak warga berpartisipasi mengawasi pelaksanaan KJP Plus. Pada program KJP lalu, tingkat penyalahgunaan diperkirakan sekitar 1 persen.

“Sistem KJP yang dulu ditentukan oleh toko dan belanja apa saja yang diperbolehkan masih banyak disalahgunakan untuk beli HP atau hal-hal di luar kebutuhan pendidikan. Sebaiknya dievaluasi dulu penyaluran bantuan yang dulu, bukan ditambah lagi,” kata Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia Abdullah Ubaid di Jakarta, Sabtu (25/11).

Tambahan bantuan itu akan sulit diawasi apabila disalurkan secara tunai tanpa syarat tambahan. Bantuan akan lebih tepat sasaran apabila dialihkan sebagai subsidi atau bantuan nontunai, salah satunya bantuan biaya transportasi. Pemerhati Pendidikan Doni Koesoema mengatakan, tujuan bridging dan bantuan anak tidak sekolah juga sangat rawan manipulasi data.

Menurut anggota Komisi E DPRD DKI, Belly Bilalusalam, Jumat lalu, KJP menyasar anak- anak dari keluarga berpenghasilan rendah. Kini, KJP Plus menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan anak-anak putus sekolah. Namun, DPRD menilai jumlah penerima berlebihan dan harus dikurangi.


Sekretaris Komisi E Veri Yonnevil mengatakan, KJP Plus tetap program nontunai. “Tak boleh ada pencairan tunai,” ujarnya. (HLN/IRE)


Integrasi Masih Terkendala Tiket OK Otrip Seharga Rp 5.000 Terbatas untuk 3 Jam Perjalanan Saja

JAKARTA, KOMPAS — Integrasi angkutan umum perkotaan dengan PT Transportasi Jakarta belum terwujud. Kendala utama adalah sulitnya pengusaha angkutan umum memenuhi modal awal untuk lolos mengikuti lelang yang disyaratkan Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Akibatnya, mekanisme realisasi janji kampanye untuk peningkatan layanan angkutan publik, OK Otrip, masih terus digodok.

Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, seluruh armada angkutan umum siap mengikuti OK Otrip. Namun, untuk itu, perlu dilakukan integrasi antara angkutan umum dengan PT Transportasi Jakarta agar armada transportasi reguler (non- transjakarta) bisa menerima anggaran pelayanan umum atau public service obligation (PSO).

“Tahun ini sebenarnya sudah ada program percontohan, angkot KWK digratiskan untuk melayani warga ke halte transjakarta. Tapi, masih menggunakan dana operasional transjakarta,” katanya di Jakarta, Rabu (22/11).

Untuk dapat melakukan integrasi, kata Shafruhan, para pengusaha angkutan umum tak sanggup memenuhi syarat. Sebab, hampir semua wadah angkutan umum merupakan usaha kecil dan menengah berbentuk koperasi. Salah satunya syarat integrasi, yaitu memenuhi jaminan pelaksanaan 20 persen dari kontrak. Dengan kontrak Rp 100 miliar, misalnya, pengusaha angkutan harus mempunyai jaminan pelaksanaan sebesar Rp 5 miliar.

Padahal, sistem integrasimutlak diperlukan untuk memperoleh dana PSO. “Sebab, dana PSO ini dari APBD, uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, memang ada syarat untuk mendapatkannya,” ujar Shafruhan.

Saat ini, katanya, pengusaha angkutan menunggu kebijakan khusus dari Pemerintah Provinsi DKI terkait kejelasan mekanisme dan aturan integrasi. Untuk dapat melakukan integrasi, syarat lelang dari Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah perlu diperlunak sehingga dapat merangkul para pengusaha angkutan kecil dan menengah.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, saat ini mekanisme integrasi masih dibahas. OK Otrip ini baru bisa berjalan


apabila ada intervensi pemerintah yang dasarnya subsidi atau pemberian PSO. Untuk itu, harus ada integrasi di seluruh bidang, termasuk integrasi rute bus transjakarta dan non-transjakarta.

Tahap pertama yang harus ditempuh adalah pengaturan ulang seluruh rute angkutan umum. Antarmoda tidak boleh bersinggungan rute layanan, batas maksimalnya 20 persen.

Untuk bus besar, sudah dilakukan penataan rute ulang dari 46 trayek menjadi 10 trayek. Untuk bus sedang, dari 92 trayek menjadi 46 trayek, sedangkan bus kecil atau angkot dari 156 trayek sudah menjadi 78 trayek.

Realisasi berjangka

Untuk realisasi, dibagi menjadi tiga tahap. Jangka pendek selama 100 hari, sementara jangka menengah selama tiga tahun: seluruh armada angkutan umum sudah terintegrasi dengan armada transjakarta. Adapun jangka panjang selama lima tahun, seluruh armada sudah dalam bentuk armada yang baru.

Untuk 100 hari ke depan, percontohan OK Otrip sudah dirancang di empat trayek. Empat trayek itu: di Grogol, Jakarta Barat, dengan mikrolet M25; Lebak Bulus di Jakarta Selatan; Marunda di Jakarta Utara; dan Duren Sawit di Jakarta Timur.

Andri Yansyah juga tengah membangun aplikasi sistem pembayaran dengan kartu. Enam bank sudah diundang untuk mendukung program OK Otrip ini, yaitu Bank DKI, Bank Mega, BNI, BRI, BCA, dan Bank Mandiri. Pulsa pada kartu pembayaran dari bank akan berkurang Rp 5.000 setiap perjalanan.

Setiap perjalanan ini diberi waktu tiga jam untuk dapat dibiayai dengan satu tarif tersebut. Setiap kartu dijatah dua kesempatan perjalanan seharga Rp 5.000. “Sistem pembayaran atau tapping seperti apa, juga masih dalam pembahasan,” kata Andri.

Percontohan ini diharap dapat diberlakukan mulai akhir Desember atau Januari 2018. (IRE)


Rusunami DP Rp 0 Bersyarat Mekanisme Sejumlah Program Unggulan Lain Belum Dijelaskan

JAKARTA, KOMPAS — Program rumah susun milik DP 0 rupiah— bukan rumah tapak— akan dibatasi untuk warga berpenghasilan tetap dengan jumlah tertentu. Program Dinas Perumahan dan Permukiman DKI itu masih disiapkan dan diluncurkan paling cepat akhir tahun ini.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan mengatakan, program DP Rp 0 (nol rupiah) direncanakan menyasar warga berpenghasilan bulanan tetap, tetapi dalam kategori penghasilan rendah. Warga yang berniat mengajukan minimal berpenghasilan tetap tiga kali dari cicilan rumah di bawah Rp 7 juta sebulan.

”Misalnya, cicilan satu bulan Rp 2,1 juta, maka penghasilan yang mengajukan minimal harus Rp 6,3 juta per bulan. Tetapi, kalau di atas Rp 7, sudah tidak bisa,” katanya di Jakarta, Sabtu (2/12).

Menurut Agustino, rumah susun milik (rusunami) ini berbeda konsep dengan rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Rusunawa menyasar warga miskin ataupun warga yang direlokasi. Untuk rusunawa, tidak ada syarat penghasilan tetap, tetapi unit tak bisa dimiliki.

Pemberlakuan syarat pendapatan itu dilakukan karena mekanisme pelunasan direncanakan bekerja sama dengan pihak bank. ”Tentunya bank tidak mau kalau sampai kredit macet. Jadi, harus ada syarat penghasilan,” katanya.

Syarat lain, KTP DKI Jakarta setidaknya lima tahun. Saat ini, seluruh mekanisme pembayaran serta pemasaran masih dibahas, termasuk penyiapan lahan dan pembentukan badan layanan umum daerah (BLUD) yang akan menanganinya.

Saat ini ada tiga calon lokasi program unggulan pasangan Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno itu. Salah satu lokasi sedang disiapkan Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI.

Lokasi masih menunggu pengadaan lahan karena cadangan lahan DKI Jakarta untuk membangun perumahan sudah habis. Tahun 2016-2017, terdapat 16 lokasi pembangunan Rusunawa Pemprov DKI Jakarta. Masifnya pembangunan membuat lahan yang tersedia habis digunakan.

”Terakhir pembangunan di Menteng dan Pulo Gadung. Tidak ada lagi lahan,” kata Agustino.


Dua lokasi lain direncanakan di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, dan di Yos Sudarso, Jakarta Utara. Meskipun berbeda, penyediaan perumahan di dua lokasi itu tetap berkoordinasi dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI.

Besaran anggaran

Anggaran pengadaan lahan Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta diusulkan Rp 800 miliar pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2018. Jumlah itu diperkirakan dapat memperoleh sekitar 160.000 meter persegi lahan.

Dengan penghitungan satu menara membutuhkan sekitar 5.000 meter persegi, jumlah itu hanya dapat digunakan untuk 32 menara. Satu menara bisa menampung sekitar 250 keluarga atau total 8.000 keluarga untuk seluruh lahan.

Namun, kata Agustino, tidak seluruh lahan akan digunakan untuk rusunami. Kebutuhan rusunawa DKI Jakarta juga masih sangat besar.

Saat ini sudah ada 12.000 permintaan rusunami dari masyarakat ke Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI. Adapun dari relokasi proyek Pembangunan Kawasan Pesisir Terpadu Ibu Kota Nasional (NCID) sudah ada kebutuhan untuk 150 keluarga.

Guna mencegah potensi rusunami menjadi ajang bisnis, penjualan tidak akan menggunakan harga pasaran, tetapi harga investasi. Kemungkinan rusunami yang disediakan bertipe 36. Namun, spesifikasi ini masih dalam pembahasan.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-P, William Yani, masih mempertanyakan kejelasan program Rumah DP 0 Rupiah tersebut. Menurut dia, program unggulan Anies-Sandiaga itu belum pernah dijelaskan rinci.

Demikian juga program-program lain, seperti OK Otrip dan Oke Oce. ”Pemerintah perlu menjelaskan, bagaimana mekanismenya, bagaimana akan dilaksanakan. Semua ini belum jelas,” katanya. (IRE)


OK OTRIP Diberlakukan 15 Januari, Sistem Masih Dimatangkan JAKARTA, KOMPAS — Program transportasi One Karcis One Trip (OK Otrip) diluncurkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno, Kamis (14/12). Program layanan transportasi Rp 5.000 sekali jalan ini bisa dinikmati pada 15 Januari 2018. Sejumlah konsep belum matang.

Uji coba mencakup empat trayek: Jelambar, Duren Sawit, Warakas, dan Lebak Bulus. Konsepnya mengintegrasikan layanan angkot, metromini, dan kopaja dengan transjakarta sehingga pengguna cukup membayar Rp 5.000 satu kali jalan dengan berbagai moda itu. Setiap perjalanan dengan satu tarif Rp 5.000 diberi batasan tiga jam.

Pada uji coba ini, 80 angkutan kota bergabung untuk empat trayek. Kapasitas tiap unit 10 orang. Saat peluncuran di Balai Kota, Anies dan sejumlah pejabat Pemprov DKI mencoba kartu OK Otrip pada mesin pembayaran yang terpasang di angkot M03 di halaman Balai Kota. Seusai uji coba, alat itu dilepas lagi karena baru untuk peluncuran.

Hingga kemarin, sejumlah detail sistem masih dimatangkan, di antaranya sistem pembayaran untuk pengemudi angkutan dan jam operasional.

Sopir M03 jurusan Kampung Melayu, Pasar Jatinegara, Kebon Nanas, yang datang saat peluncuran, Untung Sriyono (52), menunggu kejelasan sistem pembayaran bagi pengemudi. Ia belum tahu pendapatan yang akan ia peroleh. “Tunggu pengarahan dari Organda DKI,” katanya.

Untung ikut program itu karena berharap jadi bagian operasional transjakarta demi meningkatkan penghasilan. Ia berharap perekrutan oleh PT Transjakarta menambah penghasilan.

Selain sistem pembayaran ke pengemudi, Untung dapat info program OK Otrip hanya saat jam sibuk, pukul 05.00-09.00 dan 14.00-18.00. Ia juga belum paham mekanisme kerja alat pembayaran yang dipasang di angkot.

Waktu berlaku yang diterima Untung berbeda dengan penjelasan Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah yang menyatakan program OK Otrip sepanjang hari. Namun, dengan batasan waktu penggunaan tiga jam sekali tapping kartu bertarif Rp 5.000. Satu kartu dua kesempatan sehari.

Promosi

Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, kartu OK Otrip mulai disediakan di loket transjakarta, 22 Desember 2017. Kartu itu


berbeda dengan kartu sebelumnya. Pada mekanisme sebelumnya belum berlaku untuk sistem satu tarif untuk beragam moda.

Pada 22 Desember, sistem OK Otrip akan diujicobakan di empat rute itu yang terintegrasi dengan transjakarta. Namun, layanan baru berlaku 15 Januari yang diikuti uji coba tiga bulan. Itu akan diberlakukan tarif promosi Rp 3.500 sekali jalan hingga April.

Menurut Anies, dua tujuan program OK Otrip adalah melayani transportasi warga lebih murah dan mudah serta memastikan penyedia angkutan jalan tetap sejahtera. (IRE)


REPUBLIKA


Daftar Riwayat Hidup

Nama Lengkap : Kartika Sukmawati

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 6 Maret 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan Pesona Karawaci, B2 No 10, Kelapa Dua,

Tangerang

No. Telpon : 081957415898

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Citra Kasih, Tangerang. Tahun 2002-2004

2. SD Xaverius 3 Way Halim Bandar Lampung. Tahun 2004 – 2007

3. SMP Xaverius 2, Bandar Lampung. Tahun 2007 – 2010

4. SMA Xaverius Tanjung Karang, Bandar Lampung. Tahun 2010 – 2013

5. S1 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara. Tahun

2013- sekarang


LAMPIRAN - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5130/2/LAMPIRAN.pdf · pekerjaan yang tengah berlangsung di Ibu...

Documents

Transcript of LAMPIRAN - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5130/2/LAMPIRAN.pdf · pekerjaan yang tengah berlangsung di Ibu...