LAMPIRAN I PERATURAN ANGGOTA DEWAN … · CONTOH SURAT PERMOHONAN MENJADI BANK ACCD INDONESIA A....

of 31 /31
LAMPIRAN I PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/12/PADG/2017 TANGGAL 20 NOVEMBER 2017 TENTANG PENYELESAIAN TRANSAKSI PERDAGANGAN BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA MENGGUNAKAN RUPIAH DAN RINGGIT MELALUI BANK CONTOH SURAT PERMOHONAN MENJADI BANK ACCD INDONESIA A. Contoh surat Permohonan dari calon Bank ACCD Indonesia kepada Bank Indonesia Kepada Yth. Bank Indonesia Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Gedung C Lantai 5 Kompleks Perkantoran Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350 Perihal : Permohonan Sebagai Bank ACCD Indonesia Dengan ini kami mengajukan permohonan menjadi Bank Yang Ditunjuk Untuk Melaksanakan Transaksi Mata Uang (Appointed Cross Currency Dealer Bank - Bank ACCD) Indonesia dalam rangka pelaksanaan Local Currency Settlement (LCS) Rupiah dan Ringgit untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/11/PBI/2017 tentang Penyelesaian Transaksi Perdagangan Bilateral Menggunakan Mata Uang Lokal (Local Currency Settlement) Melalui Bank beserta peraturan pelaksanaannya. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengusulkan calon mitra Bank ACCD di Malaysia adalah [diisi dengan nama calon mitra di Malaysia]. Bersama dengan surat ini kami juga melampirkan surat permohonan [diisi dengan nama calon mitra di Malaysia] untuk menjadi Bank ACCD Malaysia kepada Bank Indonesia.

Embed Size (px)

Transcript of LAMPIRAN I PERATURAN ANGGOTA DEWAN … · CONTOH SURAT PERMOHONAN MENJADI BANK ACCD INDONESIA A....

  • LAMPIRAN I

    PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

    NOMOR 19/12/PADG/2017

    TANGGAL 20 NOVEMBER 2017

    TENTANG

    PENYELESAIAN TRANSAKSI PERDAGANGAN

    BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA

    MENGGUNAKAN RUPIAH DAN RINGGIT MELALUI

    BANK

    CONTOH SURAT PERMOHONAN MENJADI BANK ACCD INDONESIA

    A. Contoh surat Permohonan dari calon Bank ACCD Indonesia kepada Bank

    Indonesia

    Kepada Yth.

    Bank Indonesia

    Departemen Pengembangan Pasar Keuangan

    Gedung C Lantai 5

    Kompleks Perkantoran Bank Indonesia

    Jl. M.H. Thamrin No.2

    Jakarta 10350

    Perihal : Permohonan Sebagai Bank ACCD Indonesia

    Dengan ini kami mengajukan permohonan menjadi Bank Yang Ditunjuk

    Untuk Melaksanakan Transaksi Mata Uang (Appointed Cross Currency Dealer

    Bank - Bank ACCD) Indonesia dalam rangka pelaksanaan Local Currency

    Settlement (LCS) Rupiah dan Ringgit untuk memenuhi ketentuan dalam

    Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/11/PBI/2017 tentang Penyelesaian

    Transaksi Perdagangan Bilateral Menggunakan Mata Uang Lokal (Local

    Currency Settlement) Melalui Bank beserta peraturan pelaksanaannya.

    Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengusulkan calon mitra Bank

    ACCD di Malaysia adalah [diisi dengan nama calon mitra di Malaysia]. Bersama

    dengan surat ini kami juga melampirkan surat permohonan [diisi dengan nama

    calon mitra di Malaysia] untuk menjadi Bank ACCD Malaysia kepada Bank

    Indonesia.

  • 2

    Kami menyatakan kesiapan operasionalisasi untuk ditunjuk sebagai

    Bank ACCD Indonesia.

    Surat permohonan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

    dikemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami

    bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.

    Demikian agar maklum dan atas perhatiannya kami ucapkan terima

    kasih.

    Kota, Tanggal/Bulan/Tahun

    Hormat Kami,

    Tanda Tangan dan Cap Perusahaan

    Nama Jelas

    (Direktur/Pejabat yang berwenang)

    B. Contoh surat Permohonan dari calon Bank ACCD Malaysia kepada Bank

    Indonesia

    [DATE]

    Bank Indonesia

    Departemen Pengembangan Pasar Keuangan

    Gedung C Lantai 5

    Kompleks Perkantoran Bank Indonesia

    Jl. M.H. Thamrin No.2

    Jakarta 10350

    Dear Sir/Madam,

    APPLICATION FOR APPOINTMENT AS APPOINTED CROSS-CURRENCY

    DEALER UNDER RUPIAH-RINGGIT LOCAL CURRENCY SETTLEMENT

    FRAMEWORK

    With reference to the Framework to Facilitate the Use of Local

    Currencies for Trade and Investment Settlements between the Bank Indonesia

    (BI) and Bank Negara Malaysia (BNM), (insert Malaysian ACCDs name) would

  • 3

    like to participate in this framework as an Appointed Cross-Currency Dealer

    (ACCD).

    We therefore seek BIs consideration for (insert Malaysian ACCDs name)

    to be appointed as an ACCD under Bank Indonesia Regulation No.

    19/11/PBI/2017 regarding Local Currency Settlement for Bilateral Trade

    Through Bank. (insert Indonesian counterpart ACCDs name) will be (insert

    Malaysian ACCDs name)s counterparty bank in Indonesia under this

    framework.

    Thank you for your kind consideration.

    Yours sincerely,

    ((insert signees name))

    ((insert signees designation))

    C. Contoh surat permohonan dari calon Bank ACCD Indonesia kepada Bank

    Negara Malaysia

    [DATE]

    Mr./Mrs. (insert BNMs competent officer)

    Director

    Foreign Exchange Administration Department

    Bank Negara Malaysia

    Jalan Dato Onn

    50480 Kuala Lumpur

    Malaysia

    Dear Mr./Mrs. (insert BNMs competent officer),

    With reference to the Framework to Facilitate the Use of Local

    Currencies for Trade and Investment Settlements between the Bank Indonesia

    (BI) and Bank Negara Malaysia (BNM), (insert Indonesian ACCDs name) would

    like to participate in this framework as an Appointed Cross-Currency Dealer

    (ACCD).

  • 4

    We therefore seek BNMs consideration to grant (insert Indonesian

    ACCDs name) foreign exchange administration flexibilities to facilitate (insert

    Indonesian ACCDs name)s role as an ACCD. (insert Malaysian counterpart

    ACCDs name) will be (insert Indonesian ACCDs name)s partner bank in

    Malaysia under this framework.

    Thank you for your kind consideration.

    Yours sincerely,

    ((insert signees name))

    ((insert signees designation))

    ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

    PERRY WARJIYO

  • LAMPIRAN II

    PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

    NOMOR 19/12/PADG/2017

    TANGGAL 20 NOVEMBER 2017

    TENTANG

    PENYELESAIAN TRANSAKSI PERDAGANGAN

    BILATERAL ANTARA INDONESIA DENGAN

    MALAYSIA MENGGUNAKAN RUPIAH DAN RINGGIT

    MELALUI BANK

    CONTOH PENYELESAIAN TRANSAKSI RUPIAH ATAU VALUTA ASING

    TERHADAP RINGGIT SECARA NETTING ANTARA BANK ACCD INDONESIA DAN

    IMPORTIR/EKSPORTIR

    Importir B di Indonesia melakukan transaksi forward beli MYR/IDR

    dengan Bank A yang merupakan Bank ACCD Indonesia sebesar

    MYR10,000,000.00 (sepuluh juta ringgit Malaysia) pada kurs MYR/IDR 3,200

    dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan yang jatuh waktu pada tanggal 12

    September 2018. Pada tanggal 1 September 2018, Importir B memperoleh

    informasi bahwa pengapalan barang dari Malaysia mengalami keterlambatan,

    sehingga Importir B melakukan perpanjangan transaksi (rollover) dengan

    melakukan transaksi swap sell/buy sebesar MYR10,000,000.00 (sepuluh juta

    ringgit Malaysia) pada kurs spot MYR/IDR 3,190 dan kurs forward MYR/IDR

    3,240 dengan jangka waktu 1 (satu) bulan yang jatuh waktu pada tanggal 12

    Oktober 2018 dengan Bank A. Pada tanggal 12 September 2018, Importir B

    melakukan penyelesaian transaksi secara netting untuk perpanjangan

    transaksi, sehingga Importir B hanya menyerahkan dana sebesar

    Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang merupakan hasil perhitungan

    dari selisih kurs dengan nosional:

    = (3200-3190) x MYR10,000,000.00.

    Pada tanggal 12 Oktober 2018, transaksi forward MYR/IDR jatuh waktu,

    sehingga Importir B memperoleh dana sebesar MYR10,000,000.00 (sepuluh

    juta ringgit Malaysia) dan menyerahkan dana sebesar Rp32.400.000.000,00

    (tiga puluh dua miliar empat ratus juta rupiah).

  • 2

    Dalam melakukan perpanjangan transaksi, Importir B harus

    menyampaikan dokumen pendukung berupa bukti perubahan pengiriman

    barang dari eksportir di Malaysia, yang diserahkan paling lambat pada tanggal

    jatuh waktu perpanjangan transaksi.

    ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

    PERRY WARJIYO

  • LAMPIRAN III

    PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

    NOMOR 19/12/PADG/2017

    TANGGAL 20 NOVEMBER 2017

    TENTANG

    PENYELESAIAN TRANSAKSI PERDAGANGAN

    BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA

    MENGGUNAKAN RUPIAH DAN RINGGIT MELALUI

    BANK

    CONTOH PENYELESAIAN TRANSAKSI RUPIAH ATAU VALUTA ASING

    TERHADAP RINGGIT SECARA NETTING ANTARA BANK ACCD INDONESIA

    DENGAN BANK ACCD INDONESIA DAN/ATAU DENGAN BANK ACCD

    MALAYSIA

    Pada tanggal 12 Juni 2018, Bank A yang merupakan Bank ACCD

    Indonesia melakukan transaksi forward beli MYR/IDR sebesar

    MYR10,000,000.00 (sepuluh juta ringgit Malaysia) kepada Bank X yang

    merupakan Bank ACCD Malaysia dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan dan kurs

    MYR/IDR 3,200. Bank A melakukan pengakhiran transaksi (unwind) posisi

    forward dimaksud pada tanggal 12 Agustus 2018 melalui forward jual

    MYR/IDR sebesar MYR10,000,000.00 (sepuluh juta ringgit Malaysia) pada kurs

    MYR/IDR 3,150. Bank A dapat melakukan unwind atas transaksi forward yang

    dilakukan dengan Bank X dengan menyerahkan dana sebesar

    Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) pada tanggal jatuh waktu yang

    merupakan hasil perhitungan dari selisih kurs dengan nosional :

    = (3200-3150) x MYR10,000,000.00.

  • 2

    ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

    PERRY WARJIYO

  • LAMPIRAN IV

    PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

    NOMOR 19/12/PADG/2017

    TANGGAL 20 NOVEMBER 2017

    TENTANG

    PENYELESAIAN TRANSAKSI PERDAGANGAN

    BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA

    MENGGUNAKAN RUPIAH DAN RINGGIT MELALUI

    BANK

    CONTOH PENYELESAIAN TRANSAKSI RUPIAH ATAU VALUTA ASING

    TERHADAP RINGGIT ANTARA BANK ACCD INDONESIA DAN BANK ACCD

    MALAYSIA UNTUK KEPENTINGAN PELAKSANAAN SQUARING POSITION

    Pada tanggal 12 Juni 2018, Bank A yang merupakan Bank ACCD

    Indonesia melakukan pembelian MYR/IDR melalui transaksi forward untuk

    kepentingan pelaksanaan squaring position dengan Bank X yang merupakan

    Bank ACCD Malaysia sebesar MYR10,000,000.00 (sepuluh juta ringgit

    Malaysia) pada kurs MYR/IDR 3,200 dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan yang

    jatuh waktu pada tanggal 12 September 2018. Pada tanggal 10 Agustus 2018,

    Bank A melakukan percepatan penyelesaian transaksi (early termination)

    dengan melakukan transaksi swap sell/buy sebesar MYR10,000,000.00

    (sepuluh juta ringgit Malaysia) pada kurs spot MYR/IDR 3,190 dan kurs

    forward MYR/IDR 3,210 dengan jangka waktu 1 (satu) bulan yang jatuh waktu

    pada tanggal 12 September 2018 dengan Bank X.

    Pada tanggal 13 Agustus 2018, Bank A menyerahkan dana sebesar

    Rp31.900.000.000,00 (tiga puluh satu miliar sembilan ratus juta rupiah) dan

    memperoleh MYR10,000,000.00 (sepuluh juta ringgit Malaysia).

    Pada tanggal 12 September 2018, Bank A melakukan penyelesaian

    transaksi secara netting, sehingga Bank A menerima dana sebesar

    Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang merupakan hasil perhitungan

    dari selisih kurs dengan nosional:

    = (3210-3200) x MYR10,000,000.00.

  • 2

    ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

    PERRY WARJIYO

  • LAMPIRAN V

    PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

    NOMOR 19/12/PADG/2017

    TANGGAL 20 NOVEMBER 2017

    TENTANG

    PENYELESAIAN TRANSAKSI PERDAGANGAN

    BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA

    MENGGUNAKAN RUPIAH DAN RINGGIT MELALUI

    BANK

    CONTOH PERHITUNGAN POSISI TERBUKA TRANSAKSI RINGGIT TERHADAP

    RUPIAH ATAU VALUTA ASING

    Pada tanggal 20 Januari 2018, Bank A yang merupakan Bank ACCD Indonesia

    melakukan transaksi sebagai berikut:

    1. forward beli MYR/IDR sebesar MYR5,000,000.00 dari Eksportir A;

    2. spot beli MYR/IDR sebesar MYR4,000,000.00 dari Eksportir B;

    3. tod jual MYR/IDR sebesar MYR1,000,000.00 ke Bank B yang merupakan

    Bank ACCD Indonesia; dan

    4. forward jual USD/MYR sebesar MYR2,000,000.00 ke non-Bank ACCD.

    Pada tanggal 21 Januari 2018, Bank A melakukan transaksi sebagai berikut:

    1. spot jual MYR/IDR sebesar MYR4,000,000.00 dari Importir C;

    2. forward beli MYR/IDR sebesar MYR3,000,000.00 dari Bank B;

    3. tom jual USD/MYR sebesar MYR1,000,000.00 ke Bank C; dan

    4. spot beli MYR/IDR sebesar MYR5,000,000.00 dari Eksportir A.

  • 2

    Berdasarkan transaksi tersebut, maka Bank A memiliki posisi terbuka dari

    transaksi MYR sebagai berikut:

    Tanggal

    Transaksi

    Bank A Beli (melalui tod, tom,

    spot, dan forward) dari:

    Bank A Jual (melalui tod, tom,

    spot, dan forward) ke:

    Net

    Kumulatif

    Eksportir ACCD Non-

    ACCD

    Importir ACCD Non-

    ACCD

    20 Januari

    2018

    5,000,000 2,000,000 1,000,000

    4,000,000

    Posisi terbuka akhir hari: +10,000,000

    21 Januari

    2018

    Posisi terbuka dari hari sebelumnya: +10,000,000

    5,000,000 3,000,000 4,000,000

    1,000,000

    Posisi terbuka akhir hari: +15,000,000

    ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

    PERRY WARJIYO

  • LAMPIRAN VI

    PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

    NOMOR 19/12/PADG/2017

    TANGGAL 20 NOVEMBER 2017

    TENTANG

    PENYELESAIAN TRANSAKSI PERDAGANGAN

    BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA

    MENGGUNAKAN RUPIAH DAN RINGGIT MELALUI

    BANK

    DOKUMEN UNDERLYING TRANSAKSI

    A. Dokumen Underlying Transaksi yang bersifat final (firm commitment)

    antara lain terdiri atas:

    1. Letter of Credit (L/C) dan perubahan L/C, standby L/C, Trust receipt,

    atau letter of guarantee;

    2. dokumen yang bersifat tagihan atau yang menimbulkan kewajiban

    pembayaran, antara lain:

    a. invoice atau commercial invoice dengan masa berlaku sampai

    dengan tanggal jatuh waktu (due date) invoice atau commercial

    invoice dimaksud.

    Dalam hal invoice tidak memiliki tanggal jatuh waktu, maka

    tanggal penerbitan dapat dianggap sebagai tanggal jatuh waktu

    dan invoice tersebut dapat digunakan maksimal 3 (tiga) bulan

    sejak jatuh waktu.

    b. nota debit (debit note) yang informasi di dalamnya dapat

    diverifikasi; dan

    c. sales contract/kontrak penjualan yang memiliki masa berlaku

    dan nominal yang sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak;

    3. fotokopi Pemberitahuan Impor Barang (PIB); dan

    4. fotokopi Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

    B. Dokumen Underlying Transaksi berupa perkiraan (anticipatory basis)

    antara lain terdiri atas:

    1. proyeksi arus kas (cash flow) untuk kegiatan perdagangan barang

    dan jasa (ekspor-impor), yang disusun oleh nasabah dan

    ditandatangani oleh pejabat berwenang dari nasabah. Proyeksi

  • 2

    tersebut paling kurang berisi rincian secara bulanan mengenai

    penerimaan dan pengeluaran valuta asing secara gross;

    2. dokumen pembelian antara lain berupa purchase order yang telah

    dikonfirmasi oleh penjual dan selanjutnya dilengkapi dengan bukti

    pengiriman barang;

    3. proforma invoice; dan

    4. purchase agreement.

    ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

    PERRY WARJIYO

  • LAMPIRAN VII

    PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

    NOMOR 19/12/PADG/2017

    TANGGAL 20 NOVEMBER 2017

    TENTANG

    PENYELESAIAN TRANSAKSI PERDAGANGAN

    ANTARA BILATERAL INDONESIA DAN MALAYSIA

    MENGGUNAKAN RUPIAH DAN RINGGIT MELALUI

    BANK

    PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN

    1. Penyusunan dan Penyampaian Laporan

    a. Bank ACCD Indonesia menyusun laporan untuk LCS Rupiah dan

    Ringgit yang terdiri atas:

    1) Profil

    2) Formulir 1: Transaksi Valuta Asing

    3) Formulir 2: Posisi Terbuka Mata Uang Negara Mitra

    4) Formulir 3: Saldo SNA Mitra

    5) Formulir 4: Transfer Dana

    6) Formulir 5: Posisi Saldo dan Mutasi Sub SNA Mitra

    7) Formulir 6: Posisi Pembiayaan Perdagangan

    b. Laporan disusun secara lengkap dalam 1 (satu) berkas excel

    spreadsheet (*.xls atau *.xslx), yaitu 1 (satu) worksheet hanya terdiri

    atas 1 (satu) formulir.

    c. Dalam hal Bank ACCD Indonesia ditunjuk sebagai Bank ACCD untuk

    lebih dari 1 (satu) negara maka laporan terkait rupiah dan mata uang

    negara mitra disusun dalam 1 (satu) formulir sesuai dengan jenis

    laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

    Contoh:

    Bank ACCD Indonesia ditunjuk sebagai Bank ACCD bagi Malaysia dan

    Thailand maka data transaksi valas untuk kepentingan LCS Rupiah

    dan Ringgit dan data transaksi valas untuk kepentingan LCS Rupiah

    dan Baht digabungkan dalam 1 (satu) formulir.

    d. Berkas laporan tersebut di-compress dalam bentuk zip atau bentuk

    lain yang sejenis dan dilengkapi dengan password.

  • 2

    e. Dalam setiap menyampaikan Laporan, Bank ACCD Indonesia

    menyampaikan 2 (dua) email, meliputi:

    1) 1 (satu) email berisi berkas laporan; dan

    2) 1 (satu) email berisi password yang digunakan untuk membuka

    laporan.

    Kedua email tersebut menggunakan subject email yang sama, yaitu:

    LAPORAN ACCD

    Contoh:

    LAPORAN ACCD 999 201809

    f. Jika tidak ada transaksi atau posisi pada bulan laporan maka masing-

    masing formulir tetap dilaporkan berupa header (bagian heading dari

    masing-masing formulir).

    g. Dalam hal Bank ACCD Indonesia menyampaikan koreksi laporan

    terhadap formulir tertentu maka Bank ACCD Indonesia

    menyampaikan formulir yang dikoreksi tersebut secara lengkap,

    bersama dengan profil dalam satu berkas excel spreadsheet. Berkas

    koreksi tersebut disampaikan ke Bank Indonesia dengan tata cara

    sebagaimana dimaksud dalam huruf d dan huruf e.

    Contoh:

    Jika terdapat kesalahan pengisian pada salah satu baris formulir

    transaksi valuta asing maka Bank ACCD Indonesia harus

    menyampaikan kembali seluruh informasi dalam formulir transaksi

    valuta asing yang mencakup baris yang telah dikoreksi dan baris

    lainnya yang tidak dikoreksi. Formulir yang dikoreksi tersebut

    disampaikan bersama dengan profil dalam satu berkas excel

    spreadsheet.

    2. Template dan Spesifikasi Laporan

    2.1 Informasi Profil Bank ACCD Indonesia

    a. Template

    Nama Bank ACCD Indonesia

    Periode Data

    b. Penjelasan

    1) Nama Bank ACCD Indonesia diisi dengan nama Bank.

  • 3

    2) Periode Data diisi dengan bulan dan tahun data. Dituliskan dengan

    menggunakan format MM/YYYY, misalnya: 09/2018 untuk periode

    data September 2018.

    2.2 Formulir 1: Transaksi Valuta Asing

    Dalam formulir ini dilaporkan seluruh transaksi valuta asing yang

    dilakukan oleh Bank ACCD Indonesia untuk kepentingan pelaksanaan

    LCS Rupiah dan Ringgit.

  • 4

    a. Template

    Tanggal

    Transaksi

    (1)

    Negara

    Mitra

    (2)

    Jenis

    Transaksi

    (3)

    Nomor

    Referensi

    Transaksi

    (4)

    Tujuan

    Transaksi

    (5)

    Jenis

    Lawan

    Transaksi

    (6)

    Nomor

    Dokumen

    Underlying

    (7)

    Jangka

    Waktu

    Underlying

    (8)

    Nominal

    Underlying

    (9)

    Mata

    Uang

    Underlying

    (10)

    Keterangan

    (11)

  • 5

    b. Penjelasan

    1) Tanggal Transaksi diisi dengan tanggal terjadinya transaksi dan

    dituliskan dengan menggunakan format DD/MM/YYYY, misalnya:

    01/09/2018 untuk tanggal transaksi 1 September 2018.

    2) Negara Mitra diisi dengan

    MY Malaysia

    3) Jenis Transaksi diisi dengan jenis transaksi valuta asing, yaitu:

    1 TOD

    2 TOM

    3 SPOT

    4 Forward

    5 Swap

    4) Nomor Referensi Transaksi diisi dengan nomor referensi yang sama

    dengan nomor referensi transaksi terkait yang telah dilaporkan di

    Laporan Harian Bank Umum (LHBU) Form 201 TOD, TOM, SPOT

    atau Form 202 Forward, Swap, Option.

    5) Tujuan Transaksi diisi dengan:

    11 Ekspor Barang

    12 Ekspor Jasa

    13 Impor Barang

    14 Impor Jasa

    15 Pinjaman

    16 Adjust/Squaring Position

    17 Investasi

    18 Liquidity Management

    6) Jenis Lawan Transaksi diisi dengan:

    50 Eksportir/Importir Indonesia

    51 Bank ACCD Indonesia

    52 Bank ACCD Malaysia

    57 Non-Bank ACCD Malaysia

    58 Non-Bank ACCD Indonesia

    7) Nomor Dokumen Underlying diisi dengan nomor dokumen yang

    tercantum pada dokumen underlying. Jika nomor dokumen tidak

    tersedia maka dapat diisi dengan nomor unik dokumen yang

    tersimpan di database Bank ACCD Indonesia.

    8) Jangka Waktu Underlying diisi dengan jangka waktu berlakunya

    dokumen underlying dan diisi dalam satuan hari.

  • 6

    9) Nominal Underlying diisi dengan nominal sebagaimana tercantum

    dalam dokumen underlying dan dituliskan dalam satuan penuh.

    10) Mata Uang Underlying diisi dengan sandi mata uang yang

    tercantum dalam dokumen underlying.

    Kolom Nomor Dokumen Underlying (7), Jangka Waktu Underlying

    (8), Nominal Underlying (9), dan Mata Uang Underlying (10)

    dikosongkan jika transaksi valuta asing tersebut dilakukan tanpa

    underlying.

    11) Keterangan diisi dengan informasi tambahan terkait transaksi

    valuta asing tersebut, termasuk diisi dengan alasan jika transaksi

    tersebut merupakan penyelesaian transaksi.

  • 7

    2.3 Formulir 2: Posisi Terbuka Mata Uang Negara Mitra

    Dalam formulir ini dilaporkan posisi terbuka harian transaksi ringgit terhadap rupiah atau valuta asing.

    a. Template

    Tanggal

    (1)

    Mata

    Uang (2)

    Volume Beli (3)

    Volume Jual (4)

    Posisi

    Terbuka (5)

    Eksportir/ Importir

    Bank ACCD

    Indonesia

    Bank

    ACCD Negara Mitra

    Non-

    Bank ACCD

    Indonesia

    Non-Bank ACCD

    Negara Mitra

    Eksportir/ Importir

    Bank ACCD

    Indonesia

    Bank

    ACCD Negara Mitra

    Non-

    Bank ACCD

    Indonesia

    Non-Bank ACCD

    Negara Mitra

  • 8

    b. Penjelasan 1) Tanggal diisi tanggal posisi dengan menggunakan format

    DD/MM/YYYY, misalnya: 01/09/2018 untuk tanggal posisi 1

    September 2018.

    2) Mata Uang diisi dengan mata uang negara mitra, yaitu MYR.

    3) Volume Beli diisi dengan total volume beli dalam ringgit pada

    tanggal posisi berdasarkan lawan transaksi, yaitu:

    a) Eksportir atau Importir Indonesia;

    b) Bank ACCD Indonesia;

    c) Bank ACCD Negara Mitra

    Diisi dengan volume beli dengan Bank ACCD Malaysia;

    d) Non-Bank ACCD Indonesia; dan

    e) Non-Bank ACCD Negara Mitra

    Diisi dengan volume beli dengan non-Bank ACCD Malaysia.

    Jika tidak ada transaksi pembelian pada tanggal tersebut maka

    dikosongkan.

    4) Volume Jual diisi dengan total volume jual dalam ringgit pada

    tanggal posisi berdasarkan lawan transaksi, yaitu:

    a) Eksportir atau Importir Indonesia;

    b) Bank ACCD Indonesia;

    c) Bank ACCD Negara Mitra

    Diisi dengan volume jual dengan Bank ACCD Malaysia;

    d) Non-Bank ACCD Indonesia; dan

    e) Non-Bank ACCD Negara Mitra

    Diisi dengan volume jual dengan non-Bank ACCD Malaysia.

    Jika tidak ada transaksi penjualan pada tanggal tersebut maka

    dikosongkan.

    5) Posisi Terbuka diisi dengan posisi terbuka harian mata uang

    negara mitra terhadap rupiah dan valuta asing lainnya.

    2.4 Formulir 3: Posisi Saldo SNA Mitra

    a. Template

    Tanggal

    (1)

    Mata

    Uang

    (2)

    Nomor

    Rekening

    (3)

    Nama

    Pemilik

    Rekening

    (4)

    Jumlah

    Debit

    (5)

    Jumlah

    Kredit

    (6)

    Saldo

    (7)

    Suku

    Bunga

    (8)

  • 9

    b. Penjelasan

    1) Tanggal diisi tanggal posisi dengan menggunakan format

    DD/MM/YYYY, misalnya: 01/09/2018 untuk tanggal posisi 1

    September 2018.

    2) Mata Uang diisi dengan mata uang SNA Mitra, yaitu MYR.

    3) Nomor Rekening diisi dengan Nomor Rekening SNA Ringgit.

    4) Nama Pemilik Rekening diisi dengan Nama Pemilik Rekening SNA

    Ringgit.

    5) Jumlah Debit diisi dengan total mutasi debit yang terjadi pada SNA

    Ringgit pada tanggal posisi.

    6) Jumlah Kredit diisi dengan total mutasi kredit yang terjadi pada

    SNA Ringgit pada tanggal posisi.

    7) Saldo diisi dengan saldo SNA Ringgit di akhir hari pada tanggal

    posisi.

    8) Suku Bunga diisi dengan suku bunga yang diberikan pada SNA

    Ringgit.

  • 10

    2.5 Formulir 4: Transfer Dana

    a. Template

    Tanggal

    Transaksi

    (1)

    Jenis

    Transaksi

    (2)

    Mata

    Uang

    (3)

    Nomor

    SNA

    Mitra

    (4)

    Nama

    Pemilik

    SNA

    Mitra

    (5)

    Tujuan

    Transaksi

    (6)

    Jenis

    Investasi

    (7)

    Tenor

    (8)

    Volume

    Transaksi

    (9)

    Nomor

    Rekening

    Lawan

    Transaksi

    (10)

    Nama

    Pemilik

    Rekening

    Lawan

    Transaksi

    (11)

    Kode

    SWIFT

    Lawan

    Transaksi

    (12)

    Beneficiary

    (13)

    Keterangan

    (14)

  • 11

    b. Penjelasan

    1) Tanggal Transaksi diisi dengan tanggal terjadinya transfer dana

    dengan menggunakan format DD/MM/YYYY, misalnya:

    01/09/2018 untuk tanggal transaksi 1 September 2018.

    2) Jenis Transaksi diisi dengan:

    1 Transfer Masuk (incoming transfer)

    2 Transfer Keluar (outgoing transfer)

    3) Mata Uang diisi dengan mata uang negara mitra yaitu MYR.

    4) Nomor SNA Mitra diisi dengan nomor rekening SNA Ringgit.

    5) Nama Pemilik SNA Mitra diisi dengan nama lengkap pemilik SNA

    Ringgit.

    6) Tujuan Transaksi diisi dengan tujuan pelaksanaan transfer dana,

    yaitu:

    11 Ekspor Barang

    12 Ekspor Jasa

    13 Impor Barang

    14 Impor Jasa

    15 Pinjaman

    16 Adjust/Squaring Position

    17 Investasi

    18 Liquidity Management

    7) Jenis Investasi diisi dengan instrumen investasi, yaitu:

    171 Equity

    172 Debt

    179 Instrumen Keuangan Lainnya

    8) Tenor diisi dengan jangka waktu instrumen investasi dan diisi

    dalam satuan hari.

    Kolom Jenis Investasi (7) dan Tenor (8) hanya diisi jika kolom

    Tujuan Transaksi diisi Investasi.

    9) Volume Transaksi diisi dengan volume transaksi dalam satuan

    penuh.

    10) Nomor Rekening Lawan Transaksi diisi dengan nomor rekening

    lawan transaksi.

    11) Nama Pemilik Rekening Lawan Transaksi diisi dengan nama

    pemilik rekening lawan transaksi.

    12) Kode SWIFT Lawan Transaksi diisi dengan kode SWIFT lawan

    transaksi.

  • 12

    13) Beneficiary diisi dengan nama penerima transfer dana.

    14) Keterangan diisi dengan informasi tambahan mengenai transaksi

    transfer dana dimaksud, termasuk informasi tambahan mengenai

    jenis instrumen investasi.

  • 13

    2.6 Formulir 5: Saldo dan Mutasi Sub SNA Mitra

    a. Template

    Tanggal

    Transaksi

    (1)

    Mata

    Uang

    (2)

    Nomor

    Sub

    SNA

    Mitra

    (3)

    Nama

    Pemilik

    Sub

    SNA

    Mitra

    (4)

    Tujuan

    Transaksi

    (5)

    Jenis

    Dokumen

    Underlying

    (6)

    Nomor

    Dokumen

    Underlying

    (7)

    Jangka

    Waktu

    Dokumen

    Underlying

    (8)

    Nominal

    Dokumen

    Underlying

    (9)

    Mata Uang

    Dokumen

    Underlying

    (10)

    Debit

    (11)

    Kredit

    (12)

    Saldo

    (13)

    Ketera-

    ngan

    (14)

  • 14

    b. Penjelasan

    1) Tanggal Transaksi diisi dengan tanggal terjadinya penambahan

    dan pengurangan saldo Sub SNA atau tanggal posisi (jika pada

    tanggal tersebut tidak terdapat transaksi) dengan menggunakan

    format DD/MM/YYYY, misalnya: 01/09/2018 untuk tanggal

    transaksi 1 September 2018.

    2) Mata Uang diisi dengan mata uang negara mitra, yaitu MYR.

    3) Nomor Sub-SNA Mitra diisi dengan nomor rekening Sub-SNA

    Ringgit.

    4) Nama Pemilik Sub-SNA Mitra diisi dengan nama lengkap pemilik

    Sub-SNA Ringgit.

    5) Tujuan Transaksi diisi dengan tujuan transaksi, yaitu:

    31 Pembayaran Ekspor

    32 Penerimaan Impor

    33 Investasi

    34 Penjualan Devisa Hasil Ekspor

    39 Lainnya

    6) Jenis Dokumen Underlying diisi mengacu pada kolom Jenis

    Dokumen pada Laporan Harian Bank Umum (LHBU), khususnya

    Form 201 TOD, TOM, SPOT atau Form 202 Forward, Swap,

    Option, antara lain:

    001 Dokumen Penerimaan Impor Barang (PIB)

    002 Dokumen Penerimaan Ekspor Barang (PEB)

    003 Letter of Credit (L/C) dan Perubahan Letter of Credit (L/C)

    004 Invoice/commercial invoice

    028 Bill of Lading

    029 Purchase Agreement

    030 Sales Agreement/Sale Contract

    032 Wesel

    035 Nota debet (debit note)

    039 Dokumen proyeksi cashflow untuk kegiatan perdagangan

    internasional (ekspor-impor)

    040 Purchase order atau dokumen pembelian lain yang telah

    dikonfirmasi oleh penjual

    7) Nomor Dokumen Underlying diisi dengan nomor dokumen yang

    tercantum pada dokumen underlying.

  • 15

    Jika nomor dokumen tidak tersedia, maka dapat diisi dengan

    nomor unik dokumen yang tersimpan di database Bank ACCD

    Indonesia.

    8) Jangka Waktu Dokumen Underlying diisi dengan jangka waktu

    berlakunya dokumen underlying dan diisi dalam satuan hari.

    9) Nominal Dokumen Underlying diisi dengan nominal yang

    tercantum dalam dokumen underlying dan dituliskan dalam

    satuan penuh

    10) Mata Uang Dokumen Underlying diisi dengan sandi mata uang

    yang tercantum dalam dokumen underlying.

    11) Debit.

    12) Kredit.

    13) Saldo diisi dengan saldo akhir hari pada tanggal transaksi.

    14) Keterangan diisi dengan keterangan tambahan, misalnya tujuan

    transaksi.

  • 16

    2.7 Formulir 6: Posisi Pembiayaan Perdagangan

    a. Template

    Tanggal

    (1)

    Mata

    Uang

    (2)

    Nama

    Lawan

    Transaksi

    (3)

    Jenis

    Transaksi

    (4)

    Keterangan

    Jenis

    Transaksi

    (5)

    Sumber

    Dana

    (6)

    Jumlah

    (7)

    Suku

    Bunga

    (8)

    Keterangan

    (9)

  • 17

    b. Penjelasan

    1) Tanggal diisi dengan tanggal posisi dengan menggunakan format

    DD/MM/YYYY, misalnya: 01/09/2018 untuk tanggal posisi 1

    September 2018.

    2) Mata Uang diisi dengan mata uang negara mitra yaitu MYR.

    3) Nama Lawan Transaksi diisi dengan nama penerima

    (importir/eksportir) Pembiayaan Perdagangan.

    4) Jenis Transaksi diisi dengan jenis transaksi Pembiayaan

    Perdagangan, yaitu:

    21 Packing Credit

    22 Trust Receip

    23 Letter of Credit (L/C)

    24 Bank Guarantee

    29 Lainnya

    5) Keterangan Jenis Transaksi diisi dengan deskripsi jenis transaksi

    jika jenis transaksi diisi 29 Lainnya.

    6) Sumber Dana diisi dengan sumber pendanaan Pembiayaan

    Perdagangan yaitu:

    71 Dana milik Bank ACCD Indonesia

    72 Pinjaman dari Bank ACCD lain

    73 Transaksi rupiah atau valuta asing terhadap ringgit.

    7) Jumlah diisi dengan outstanding amount Pembiayaan Perdagangan

    dalam satuan penuh pada akhir Hari.

    8) Suku Bunga diisi dengan suku bunga Pembiayaan Perdagangan.

    9) Keterangan diisi dengan informasi tambahan terkait Pembiayaan

    Perdagangan.

    ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

    PERRY WARJIYO