LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

44
LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE xxiv

Transcript of LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Page 1: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

xxiv

Page 2: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

xxv

Page 3: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

LAMPIRAN B : TRANSKRIP WAWANCARA

KEPALA SEKOLAH TKIT ULIL ALBAB 6

Penulis : Assalamu’alaikum wr.wb. Ibu. Selamat pagi. Perkenalkan saya

Qonita Laila M dari universitas multimedia nusantara jurusan DKV 2017. Saat ini

sedang melakukan penelitian tugas akhir , mengenai media infromasi edukasi

interaktif mengenai huruf hijaiyah untuk anak usia dini. Pertama tama terimakasih

karna sudah berkenan dan sudah bisa meluangkan waktunya. Selanjutnya

mungkin boleh ibu memperkenalkan diri, dan profesinya?

Bu Tri Utami : Wa’alaikummusalam wr.wb. Selamat pagi mbak Qonita Laila

Masarah. Saya Ibu Tri Utami. Saya mengajar di TKIT Ulil Albab 6, Perworejo,

Jawa Tengah. Insyaallah bisa membantu apa yang menjadi penelitian mbak

Qonita.

Penulis : Baik Terimakasih Bu, mungkin langsung masuk kepertanyaan

saja. Sejak usia dini, sekolah berbasis Agama Islam biasa mengajarkan muridnya

mengaji atau mempelajari huruf hijaiyah. Sebenarnya apa fungsi dari

pembelajaran huruf hijaiyah itu dan mengapa dilakukan sejak usia dini?

Bu Tri Utami : Untuk anak usia dini, pengenalan atau pembelajaran huruf

hijaiyah, pada dasarnya dilakukan hanya pada sebatas pengenalan. Jadi kita tidak

memiliki target yang muluk-muluk kepada anak usia dini. Tetapi ketika anak

tersebut mempunyai kemampuan untuk bisa melanjutkan atau mengikuti. Maka

xxvi

Page 4: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

tidak ada buruknya jika melanjutkan. Jadi intinya, ini hanya pengenalan saja. Jadi

untuk pembelajaran selanjutnya, dilanjutkan pada pendidikan dasar.

Penulis : Baik, kemudian. Pada usia berapa murid diajarkan huruf hijaiyah

di sekolah ini?

Bu Tri Utami : Anak- anak diajarkan huruf hijaiyah, ketika usia PAUD, itu masih

pengenalan secara global. Artinya pengenalan bentuk huruf, jadi lewat peraga apa

yang menarik. Jadi bisa berbentuk balok huruf hijaiyah yang menarik atau

membentuk dengan plastisin huruf alif, ba, jadi hanya pengenalan atau visualisasi

yang menarik bagi anak. Sehingga dipikiran anak sudah terekam, tapi itu juga

tidak bisa dipaksakan. Artinya ketika anak mampu, akan dilanjutkan, tetapi ketika

anak tidak mampu, maka tidak akan dipaksakan. Bisa dimuali sejak usia 3 tahun,

kemudian pada usia 4 tahun, berubah metodenya yaitu dengan pengenalan melalui

kartu huruf. Kemudian untuk kelas TK besar, 5-6 tahun bisa menggunakan

klasikal. Jadi ada lembaran yang bisa dibaca bareng-bareng dan bila klasikalnya

sudah ok, bisa dilanjutkan dengan privat dalam bentuk buku. Untuk kurikulum

memang berbeda. untuk kelas bermain hanya mengenalkan, kemudian kelar A itu

pengenalan huruf, kemudian kelas B itu membaca 3 huruf, misalnya “ Aba, Ba,

Ababa”.

Penulis : Baik. Kemudian, cara pembelajaran seperti apa yang dilakukan di

sekolah ini dalam mengajarkan huruf hijaiyah?

xxvii

Page 5: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Tri Utami : Untuk kelas B, menggunakan Qira’ati. Ada Iqra, namun yayasan

menggunaka Qira’ati, metode praktis membaca Al-Qur’an yang diterbitkan dari

semarang oleh Pak Haji Salim Zarkasyi dan sudah dipakai secara nasional. Jadi

ada lembar klasikal yang dibuat dari Qira’ati, yang sebenarnya merupakan buku

Qira’ati yang di fotocopy secara besar. Jadi sebelum anak privat, anak - anak

bareng-bareng membaca dari lembar klasikal, baru nanti dilanjutkan masing-

masing anak melalui buku jilid.

Penulis : Baik, kemudian apakah ada kendala tertentu dalam mengedukasi

murid mengenai pembelajaran huruf hijaiyah?

Bu Tri Utami : Ada kendala, karena pengenalan huruf hijaiyah, tergantung dari

kemampuan masing-masing anak. Jadi ada anak usia 3 tahun yang sudah pintar

dan lancar. Namun ada juga yang melihat hurufnya saja sudah malas. Kemudian

ada yang di kelas B sudah lancar, ada yang di kelas B mengenal saja susah. Jadi

kita tidak ada paksaan. Kalau di kelas B seharusnya sudah membaca 2/3 huruf,

ternyata dia belum mampu, maka kita turunkan gradenya untuk gimana anak

mengenal satu huruf saja. Jadi memang dalam suatu pembelajaran ada kendala.

Kalau anaknya cerdas, dan dirumah ada respon dari orang tuanya untuk

mengulang. Itu insyaallah akan lancar, tapi kalau hanya mengandalkan sekolah

dan tidak pernah diulang, dia akan terbata bata.

xxviii

Page 6: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Penulis : Baik, kmudian adakah kendala dalam menggunakan media

pembelajaran?

Bu Tri Utami : Kalau kendala untuk kelas A dan bermain ada, karena daya

konsentrasinya rendah. Jadi mereka fokus 5-10 menit sudah hebat dan banyak

ilmu yang terserap, tapi karena mereka masih masa bermain, dan mengerjakan

sesuatu, masih masa mencoret dan seterusnya. Maka kendalanya adalah

konsentrasi yang rendah. Untuk kelas B, bisa kelihatan mana anak yang bisa

berjalan terus, mana anak yang stagnan dan mana anak yang masih susah untuk

memahami. Jadi kita harus punya trik yang menarik untuk anak-anak, bagaimana,

setelah membaca, kita berikan pujian dengan “bagus” “pintar””hebat”, jadi biar

mereka tertarik dengan pembelajaran.

Penulis : Baik, dalam mengajarkan huruf hijaiyah, hal atau informasi apa

saja yang diajarkan pada murid?

Bu Tri Utami : TK visualisasi, seperti mangkok ada titiknya itu huruf “ba”.

Kelas A lewat kartu huruf yang akan dibacakan berulang-ulang, kemudian kalau

anak belum hafal akan diulang pada satu huruf. Kelas B klasikal dan jilid secara

privat. Klasikal hanya membaca, untuk menulis biasanya, sambil menunggu

privat, anak-anak biasanya disuruh menulis dibuku kotak. Jadi itu fungsinya

dimana anak untuk mengenal. Karena ketika kita belajar sambil tangan coret-

coret. itu akan lebih mengena, jadi salah satu trik bagaimana anak mengenal

tambahan huruf yang diberikan dengan menulis. Jadi menulinsnya tidak pokok.

xxix

Page 7: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Hanya untuk mengingat. Tanda baca hanya mengajarkan fathah pada jilid satu.

Jadi yang “i” dan “u” belum ada. jadi Qira’ati ada 5 jilid. namun pada jilid satu

hanya pengenalan sampai pertengahan, itu masih belum ada harakat. Karena

memang metode pembacaannya beda dengan Iqro, kalau Qira’ati cara

membacanya lebih cepat.

Penulis : Baik, dari segala jenis pembelajaran baik baca, menulis dan

lainnya, pembelajaran apa yang paling diminati oleh murid?

Bu Tri Utami : Murid-murid paling senang belajar dengan menggunakan kartu,

Kalau kelas B menarik dengan cara memberikan pujian, karena anak-anak suka

diberikan pujian.

Penulis : Baik, dalam edukasi secara keseluruhan, murid biasa tertarik

belajar menggunakan media apa?

Bu Tri Utami : Karena masih di lingkungan agak desa, jadi video jarang, cuma

kita juga memperkenalkan tapi tidak terlalu sering, karena menyita waktu. Jadi

menggunakan kartu, klasikal. Kalau video pengenalan awal, saja karena

kekurangan IT dan tidak semanya ada lcd, bila menggunakan laptop anak akan

mengerubungi ketengah jadi tidak konsen.

Penulis : Di sekolah ini, selain pembelajaran huruf hijaiyah dalam

pembelajaran Al-Qur’an, apakah ada pembelajaran lain mengenai agama Islam?

xxx

Page 8: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Tri Utami : Ada, karena sekolah Islam terpadu. Kalau di TK biasa tidak ada

pengenalan huruf hijaiyah dan lain-lain, atau hanya sekedar mungkin, kenal saja.

Kalau kita menjurus bagaimana nanti anak-anak bisa membasa satu atau dua

huruf bersamaan. Kami ada Tahfizul Qur’an yaitu hafalan surat-surat pendek

cuma karena bukan TK khusus Tahfizul Qur’an. jadi satu semester hanya sekitar

satu surat. Karena waktunya dibagi untuk macem-macem. Kemudian ada hafalan

Haditz berhubungan dengan kehidupan sehari hari yang aplikatif, dan doa

keseharian, kemudian hafalan Asmaul husna dan alma’surat. tapi untuk asmaul

husna , walaupun sampai kelas B, kita belum pernah meluluskan sampai hafal 99,

maksimal sampai 50, kemudian ada sirah nabi-nabi yang Ulul azmi, meskipun

semua kita kenalkan. Tapi kita fokuskan kepada nabi-nabi yang memiliki nama

baik di sisi Allah, kemudian juga ada akidah akhlak. Bagaimana agar anak-anak

punya perilaku baik dan keyakinan kepada Allah, kemudian ada pembelajaran

wudhu dan juga shalat, setiap tahun ada manasik haji. Tetapi karena covid jadi

ditunda.

Penulis : Baik, untuk pertanyaan terakhir. Apakah ada pembelajaran

mengenai kisah nabi dan termasuk dalam materi kelas apakah pembelajaran

tersebut?

Bu Tri Utami : Pagi ada jam IMTAQ, jadi IMTAQ sudah pengenalan huruf

hijaiyah, sudah sirah, sudah apa, jadi IMTAQ menyangkup Asmaul husnah,

Haditz. Jadi kalau sirah paling sepekan sekali.

xxxi

Page 9: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

LAMPIRAN C : TRANSKRIP WAWANCARA

GURU MENGAJI TPA MUSOLA ARIFA’I

Penulis : Assalamu’alaikum wr.wb. Ibu. Selamat pagi. Perkenalkan saya

Qonita Laila M dari universitas multimedia nusantara jurusan DKV 2017. Saat ini

sedang melakukan penelitian tugas akhir , mengenai media infromasi edukasi

interaktif mengenai huruf hijaiyah untuk anak usia dini. Pertama tama terimakasih

karna sudah berkenan dan sudah bisa meluangkan waktunya. Selanjutnya

mungkin boleh ibu memperkenalkan diri, dan profesinya?

Bu Hikmah : Wa’alaikummusalam wr.wb. Nama saya Hikmatul Aini Maftuha.

Ngajar di TPA Musola Arifa’i, Bantul Yogyakarta. Sudah itu saja.

Penulis : Mungkin langsung masuk kepertanyaan, sebenarnya apa definisi

huruf hijaiyah?

Bu Hikmah : Huruf dasar penyusun dari kitab Al-Qur’an dan termasuk huruf

dasar dari bahasa Arab.

Penulis : Seberapa penting edukasi huruf hijaiyah (mengaji) bagi anak

sejak usia dini? Alasannya?

Bu Hikmah : Penting banget, karena sebagai umat Islam, kita harus bisa

membaca Al-Qur’an yang mana. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Jadi anak-

anak kalau tidak diajarkan huruf hijaiyah sejak kecil. Nanti mereka semakin

xxxii

Page 10: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

berumur, semakin besar, akan semakin sulit menerima. Yang mana kalau anak-

anak lebih mudah menyerap karena otaknya masih seperti sponge, sehingga

menerima dengan mudah. Asal mengajarkannya sesuai dengan usia mereka, tidak

dengan paksaan. Misalkan 3 tahun pakai metode apa yang seru dan asyik. Karena

semakin tua, seperti ada yang saya ajarkan ibu-ibu mengaji. Karena mereka tidak

belajar mengaji sejak kecil, mereka susah dan bingung menerima dalam

membedakan mana “ba” mana “ta” dan sebagainya. Jadi sebaiknya diajarkan

sejak kecil. Karena huruf hijaiyah rumit sekali dan susah dari pada huruf lainnya,

dia lebih rumit.

Penulis : Baik, usia berapa saka anak diajarkan huruf hijaiyah di TPA

Musola Arifa’i ini? dan biasa mulai belajar dari umur berapa?

Bu Hikmah : Usia 4 tahun mulai belajar huruf hijaiyah. Ada satu anak yang

dari usia 3 tahun. Tetapi rata-rata dimulai sejak usia 4 tahun.

Penulis : Baik, apakah pembelajaran huruf hijaiyah memiliki tahap

kategori sesuai usia? Dan pencapaian apa yang diharapkan pada masing-masing

kategori usia tersebut?

Bu Hikmah : Anak-anak dibawah lima tahun kita pakai kartu dan balok

hijaiyah. Karena kita menggunakan iqra, kalau terus-terusan menggunakan iqra,

anak-anak merasa bosan dan merasa kurang menarik. Jadi kita gunakan balok,

sambil bermain. Harapannya kalu dari balita, mereka sudah bisa mengenal huruf

xxxiii

Page 11: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

“alif” sampai “ya”. Nanti kalau sudah mengenal huruf dasar, baru mengenal

huruf sambung, dengan media lain mereka lebih cepat nempel materi sehingga

dapat melanjutkan ke jilid selanjutnya.

Penulis : Baik, apakah ada kendala tertentu dalam mengajarkan anak

mengenai pembelajaran huruf hijaiyah (mengaji)?

Bu Hikmah : Ada, anak-anak kurang fokus. Jadi masing-masing anak tingkat

fokusnya beda meskipun sama-sama 4 tahun. Kasusnya dalam menggunakan iqra

ketika diajarkan malah sambil nengak nengok ke teman atau sekelilingnya. Tidak

mau melihat Iqranya dan ada yang melihat Iqra tapi tidak mengeluarkan suara.

Memang tantangan dalam mengajarkan anak yang masih usia PAUD lebih

ketingkat fokus. Kedua, ada anak yang belum ngeh kalau disuruh menirukan

huruf. Kalau jilid dua kan sudah ada huruf sambung, misalnya “kahaba” mereka

hanya mengikuti “kaha ba” hanya banya saja yang diikuti. Jadi masih

mengajarkan bagaimana agar mereka lebih fokus. Salah satu caranya agar fokus

pakai flash card, tetapi karena banyaknya santri yang main, waktunya tidak bisa

lama. Tetapi karena pandemi waktunya terbatas hanya bisa 4-3 hari dalam satu

minggu. Jadi kita persingkat tidak bisa bermain lama-lama. Waktunya berkurang.

Penulis : Media apa saja yang digunakkan dalam mengajarkan huruf

hijaiyah?

xxxiv

Page 12: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Hikmah : Dalam mengajarkan kita tidak menggunakan Youtube atau video,

dulu sempat ada tetapi tidak di TPA hanya ketika di rumah saya. Melihat Youtube,

buku yang memiliki video animasi kita perlihatkan bahwa ini huruf “alif”. Tetapi

yang paling sering balok dan flash card.

Penulis : Adakah kendala dalam menggunakan media tersebut?

Bu Hikmah : Kenadala, karena yang menggunakan media hanya anak PAUD,

jadi terbatas di media. Saya hanya punya kartu, balok dan video. Selain itu

kendalanya anak-anak rebutan ingin asik sendiri, kayak balok disusun-susun.

Padahal untuk belajar, tapi diapakai untuk mainan. Jadi saya iniin “yaudah kamu

cari huruf ini, huruf “na”. Jadi cenderung lebih rebutan.

Penulis : Dalam mengajarkan huruf hijaiyah hal atau informasi apa saja

yang diajarkan pada anak?

Bu Hikmah : Mengaji Iqra, yang dipelajari dalam Iqra langsung ada harakatnya

pada jilid awal. “a” dengan “a (harakat)” jadi tidak pakai dieja. Langsung “a”,

“ba”. Cara pembacaan tanda baca justru dalam jilid 3. Kalau jilid satu bukan

pembelajaran ini “jim” tapi langsung “ja” kayak gitu. Kemudia mengajarkan

menulis juga, hanya saja tidak ditekankan hanya sesekali saat ada waktu dalam

satu hari ada membaca dan menulis. Membacanya yaitu sirah atau kisah dan

menulisnya itu apa saja dan menulis Arab. Karena disekolah sudah diajarkan jadi

di sini cuma sekedar melancarkan.

xxxv

Page 13: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Penulis : Dari segi anak, pembelajaran apa yang paling menarik minat

anak?

Bu Hikmah : Lebih suka belajar menggunakan media bagi anak usia dini.

Untuk anak SD membaca Iqra lebih menarik, dari pada menulis. Karena menulis

lebih boring. Tapi menggunakan games lebih menarik sih bagi semua usia.

xxxvi

Page 14: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

LAMPIRAN D : TRANSKRIP WAWANCARA

PSIKOLOG ANAK

Penulis : Assalamu’alaikum wr.wb. Ibu. Selamat pagi. Perkenalkan saya

Qonita Laila M dari universitas multimedia nusantara jurusan DKV 2017. Saat ini

sedang melakukan penelitian tugas akhir , mengenai media infromasi edukasi

interaktif mengenai huruf hijaiyah untuk anak usia dini. Pertama tama terimakasih

karna sudah berkenan dan sudah bisa meluangkan waktunya. Selanjutnya

mungkin boleh ibu memperkenalkan diri, dan profesinya?

Bu Farah : Selamat Malam. Assalamu’alaikum wr.wb. Nama saya Farah

Oktavia. Saya adalah Konsultan Psikologi dan juga terapis anak-anak

berkebutuhan khusus, di Rise Consulting dan Theraphy. Insyaallah saya akan

mencoba untuk menjawab beberapa pertanyaan yang mbak Qonita ajukan.

Penulis : Secara psikologi sebenarnya apa sih itu perkembangan anak dan

bagaimana pengaruhnya terhadap pendidikan anak?

Bu Farah : Perkembangan anak adalah masa dimana anak memasukisuatu

usia kronolgis dann ketika usia kronologis sudah melekat pada suatu anak. Maka

ada suatu tugas perkembangan anak yang harus ia jalani dari berbagai aspek, fisik,

psychosocial, emosi dan kognitif. Kaitannya dengan pendidikan, apabila ingin

mendidik anak-anak, maka kita harus sangat memperhatikan tahap perkembangan

dari usia anak tersebut. Karena akan berbeda-beda, misalnya pada saat

xxxvii

Page 15: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

perkembangan 0-2 tahun, kebutuhan dasarnya adalah, bagaimana ia mengenal

lingkungan terdekatnya, sehingga dapat bertambah kepercayaannya pada

lingkungan terdekatnya. Jadi dari situ dapat diketahui kalau deskripsinya ia butuh

kepercayaan, maka tugas utamanya adalah, bagaimana kita membangun

kepercayaan si anak. Tadi merupakan contoh psychosocial. Kalau dari segi

fisiknya, mungkin bisa melihat anak usia 0-2 tahun dipersiapkan untuk belajar

secara motorik kasar, seperti merangkak, duduk, dan juga berjalan. Maka

pendidikan yang diberikan adalah stimulasi-stimulasi, sehingga bisa memenuhi

tugas perkembangan tersebut. Penting sekali, ketika seseorang ingin mendidik

anak, penting untuk mengetahui perkembangan apa dan tahap usia anak tersebut,

dan perkembangan yang harus ia tuntaskan.

Penulis : Baik, apakah perkembangan anak memiliki pengelompokkan

menurut usia? dan yang biasa disebut anak usia dini itu masuk dalam kategori

yang mana?

Bu Farah : Ada, Kalau melihat Denver, bila ingin mengukur anak lewat alat

screen. Ada 4 yang ingin dilihat dari setiap tahap perkembangan anak, misalnya,

kemandiriannya, bahasa, motori kasar dan aspek sosial anak. Jadi sudah ada

tabelnya. Misalnya pada usia 2 tahun, misalnya bicaranya itu setidaknya sudah

bisa mengucapkan minimal lima kata yang bermakna. Jadi dari situ bisa dilihat

bahwa anak ini di usia 2 tahun sudah bisa mengucapkan 5 kata bermakna, maka

sudah tuntas tugasnya, tapi apa bila misalnya belum, kita harus mengurangi target

xxxviii

Page 16: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

pendidikannya dulu, misalnya mungkin cukup satu kata dulu yang bisa kita

bangun hingga dia benar-benar memahami makna tersebut hingga selanjutnya.

Jadi perlu sekali untuk mengetahui , keika pada tahap perkembangan anak itu

masih usia kronologis berapa, maka tugas perkembangan yang harus dia capai itu

apa saja. dan juga harus mengetahui karakteristik dari masing-masing

perkembangan anak. Jadi masing-masik berbeda. Artinya kalau fisik berbeda,

motorik kasar berbeda kemudian kognitif juga berbeda, masing-masng melalui

pendekatannya. Kalau kognitif dari Piaget, 0-2 tahun masih sensori motorik,

kemudian juga ada pra operasional, kemudian ada tahapann berfikir konkrit, dan

juga ada tahapan abstrak. Itu masing-masing ada stimulasinya. Seperti untuk umur

0-2 tahun kan sensori motorik , yang di stimulasi adalah bagaimana dia

memegang megang hal -hal yang mungkin lebih ke timbul, bagaimana anak bisa

mengetahui tekstur-tekstur yang kasar, lembut, kemudian cair, padat. karena

memang masih butuh mengenal lingkungan melalui inderanya. Kalau pra

operasional mulai menanamkan konsep, panjang, besar, kecil dan juga konsep

ada, hilang, buka tutup dan sebagainya. Jadi memang untuk memberikan

pendidikan pada anak kita harus tahu karakteristik dari usia perkembangan. Teori

Piaget ada 4, sensori motorik 0-2 tahun, pra operasional 2- usia TK , lima tahun,

kemudian konkrit usia SD, 7-11 tahun, kemudian abstrak dari SMP keatas. Jadi

anak-anak sudah bisa berpikir abstark jadi memang ketika SD, kita memberikan

contoh, konsep abstrak itu yang agak sulit buat mereka, sehingga harus

memberikan sifat yang lebih ke praktek, biar bisa melihat aslinya. itu

xxxix

Page 17: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

pembelajaran yang akan lebih mengena. Misalnya menghitung, akan lebih sulit

bagi seorang anak kalau hanya membayangkan secara abstrak, tapi bila kita

menghadirkan bendanya. misalnya lidi, batu atau media yang bersifat konkrit,

akan lebih memudahkan anak untuk lebih memahasi suatu konsep tertentu. Tapi

bila sudah melewati 12 tahun keatas, itu sudah bisa memahami konsep teori yang

tidak perlu praktrek lagi.

Penulis : Baik, kemudian dikatakan bahwa pendidikan anak usia dini

merupakan hal penting.alasannya kenapa, dan apakah benar pada rentang tersebut

anak mudah untuk menerima edukasi?

Bu Farah : Bisa, justru kalau dari ilmu neurologisnya, 2 tahun pertama otak

manusia sedang berkembang, maka stimulai yang banyak , sangat diperlukan.

Syaratnya harus interaktif, mereka membutuhkan bimbingan kelekat dengan

emosi, sangat diperlukan oleh anak usia dini, semakin interaktif dengan cara-cara

mnyenangkan. Akan semakin mudah bagi mereka untuk menangkap informasi

yang ingin kita sampaikan atau materi. Jadi metode sangat penting,pertama

metodenya harus interaktif, kemudian repetisi, menyenangkan.

Penulis : Baik, kemudian faktor-faktor apa saja yang biasa mempengaruhi

atau menjadi kendala pada saat anak melakukan penerimaan edukasi?

Bu Farah : Banyak faktor, harus dilihat dari perkembangan anak itu sndiri.

Dari tahap perkembangan anak, apakah ada keterlambatan. Kalau misalnya ada

xl

Page 18: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

keterlambatan bicara, akan sulit baginya untuk menerima informasi karena, dalam

perkembangan wicara, ada yang namanya kemampuan bahasa reseptif,

kemampuan menerima informasi. Ketika dia ada keterlambatan bicara, maka akan

terhambat menerima dan mengolah informasi. dan ketika seorang anak terlambat

bicara, maka anak akan memiliki keterlambatan emosi atau lebih mudah tantrum.

Karena ketika dia ingin mengatakan sesuatu, sulit bagi dia untuk

mengkomunikasikannya. Ia hanya menggunakan gestur. Ketika anak memiliki

keterlambatan maka anak akan lebih sulit dalam menerima pelajarandi PAUD atau

TK. Karena ada faktor gangguan bahasa, masuk ke gangguan kognitif, karena

tidak bisa menerima informasi dengan tepat, dan berpengaruh kepada gangguan

emosi karena tidak faham dan merasa gagal, maka akan lebih sulit menerima

informasi dilingkungannya. Kedua jika memiliki kerusakan syaraf maka akan

terjadi kemunduran juga dalam memperoleh informasi ataupun tahap

perkembangan bisa mundur. Kalau dari emosi atau psychosocial 0-2 tahun anak

mengalami trust dan mistrust, ketika berganti pengasuh, sering ditinggal ibu,

maka dia akan menganggap lingkungan insecure, maka yang terjadi pada

lingkungan malahan mistrust dan menjadikan anak takut dengan orang. diem atau

ketika di sekolah dia berbulan tidak mau masuk sekolah, maka akan

mempengaruhi dia dalam proses pembelajaran.

Penulis : Dalam proses pembelajaran, apakah ada waktu ideal atau tertentu

yang sebaiknya digunakan untuk belajar?

xli

Page 19: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Farah : Tergantung pada metodenya, kalau paper and pencil tidak bisa

lama. 15 menit cukup. tapi kalu metodenya sambil bermain, atau ada cerita dan

gambar menarik, itu bisa hingga sampai setengah jam. Namun sehabis itu tetap

harus diseling, tidak bisa satu jam full. Setengah jam sudah cukup baik, mereka

sudah bisa atensi, malah sebenarnya ada beberapa anak malah ketika usia dini,

ketika dia sudah bisa mulai belajar itu ketika usia 4 tahun sampai 3 tahun, ada

yang spentnya cuma 10 menit, memang setiap anak karakter berbeda beda,

apalagi dengan adanya gadget sekarang, spent atensi kpada materi itu lebih

pendek, paling hanya 10 menit atau lima menit tergantung anaknya masing-

masing. idealnya menurut saya itu seorang anak, mau diberikan materi itu paling

tidak usia 4 tahun, bila benar-benar materi pembelajaran. dan ketika dia diberikan

pembelajaran, spennya 30 menit secara intens dan sisanya ada selingan bermain,

dan untuk materi lain diberikan dengan cara yang lain. Jadi tidak dengan cara

monoton, karena akan mengalami kebosanan.

Penulis : Baik, pertanyaan terakhir. Dalam membuat media pembelajaran,

secara psikologi, apakah warna juga mempengaruhi proses belajar atau

penerimaan informasi bagi anak-anak?

Bu Farah : Sangat berpengaruh, karena warna yang menjadi daya tarik anak.

Visualnya masih sangat dominan dalam hal ini, kalau anak usia yang besar ketika

melihat teksbook menerima saja. Tapi untuk anak usia dini, buku gambar banyak

warna, cerita dan warna, menjadi stimulasi awal bagi mereka untuk mengtahui

xlii

Page 20: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

suatu materi dan informasi. Apalagi kalau kita melihat perkembangannya untuk

mengnal warna. Warna yang disarankan adalah tiga warna dasar yaitu merah, biru,

kuning, yang ingin kita berikan. Seperti pada salah satu kartu baca glen doman

menggunakan hanya warna merah, karena warna dasar, bukan hitam putih yang

diberikan. Jadi tiga dasar warna itu bisa diperkenalkan, kalau dari katu glen

doman itu sendiri sih warna merah dan kartunya besar-besar dengan tulisan besar,

sehingga secara visual, anak bisa melihat dengan jelas.

xliii

Page 21: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

LAMPIRAN E : TRANSKRIP WAWANCARA

KOORDINAT AL-QURAN TKIT ASY-SYUKRIYYAH

Penulis : Mungkin boleh menjelaskan sedikit mengenai lembaga

pendidikan TKIT Asy-Syukriyyah? Kan mungkin ada perbedaan dari TK pada

umumnya?

Bu Awal : Kalau TK Asy-Syukriyyah dengan TK-TK lain itu ada samanya

ada bedanya, kalau TKIT Asy-Syukriyyah itu memang agama menjadi program

unggulan. Jadi otomatis, salah satunya pembelajaran Al-Qur’an jadi kita mencari

cara bagaimana agar metode dan media bisa diterima dan pas dengan anak-anak.

Dan tidak semua anak-anak sama, disini ada 4 tingkat yaitu Toddler, PG, TK A

dan TK B. Meskipun kita menggunakan metode Usmani, tetapi untuk media kita

sesuaikan dengan anak. Jadi media disesuaikan dengan tahapan perkembangan

anak, yang menggunakan sentra. Jadi moving class berdasarkan sentranya, ada

sentra alam, sentra IMTAQ, sentra balok, dan lainnya ada 7 sentra. Setiap sentra

wali kelas mengajarkan program unggulan Al-Qur’an dan hafalan, doa juga hadits

Penulis : Untuk usia sendiri dari usia berapa anak mendaftar di TKIT ini?

Bu Awal : Toddler itu 2 - 2,9 tahun. PG itu 2,10 sampai 3,9 tahun. TK A itu

3,10 - 4,9 tahun. TK B itu 4,10 - 5,9 tahun. Tapi kadang ada anak yang usianya

ingin lebih dituakan seperti untuk masuk SD negeri, juga tidak masalah.

xliv

Page 22: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Penulis : Kemudian untuk SES atau tingkat ekonomi para pendaftar disini

itu tingkat apa ya bu?

Bu Awal : Rata-rata menengah atas, tetapi ada juga persentase kebawah

tetapi tidak banyak.

Penulis : Sebenarnya apa definisi huruf hijaiyah? Dan mengapa sudah

dilakukan sejak TK?

Bu Awal : Huruf hijaiyah itu mengajarkan huruf-huruf awal dalam

mengajarkan al-Qur’an. Dan

mengapa dilakukan sejak dini? Itu harus dibangun bagaimana agar anak usia dini

untuk cinta sama Al-Qur’an, gimana anak bisa cinta dengan Al-Qur’an bila tidak

dikenalkan. Dan cara mengenalkannya dengan huruf hijaiyah. Target kita sendiri

tidak muluk untuk TK B, hanya jilid satu. Jadi teknik pengajaran itu penting,

dikarenakan kalau hanya mengandalkan metode itu kurang pas, jadi biasa kita

combine dengan permainan pendamping Al-Qur’an.

Penulis : Apakah edukasi hijaiyah atau mengaji memiliki kurikulum pada

masing-masing tingkat kelas?

Bu Awal : UAda, pasti. Walaupun buku dan kalender usmani sama. Kita

biasa bagi berkelompok beda-beda. Misalnya Toddler, itu targetnya dalam satu

semester itu A-Ja. Berarti itu dibagi per minggunya dengan guru mengajarkan apa

xlv

Page 23: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

dulu. Kemudian kalau PG bagaimana? “Oh kalau PG itu dari halaman 1-15,

misalnya semester satu. Dan dalam prakteknya bisa lebih, atau malah ada yang

mentok, karena anak belum siap dengan metode ini. Itu tidak menjadi masalah

dan bisa dikejar di tingkat kelompok selanjutnya. Nah untuk kelompok A,

misalnya target anak baru yang tidak dari Play Group. Jadi sistemnya di Asy-

Syukriyyah kalau sudah dari PG dilanjutkan, sedangkan anak baru dari halaman 1

jilid satu misalnya 1-15, jadi sudah diatur sedemikian rupa agar jilid 1 sudah lulus.

Tapi “ada tidak yang tidak lulus?” ya ada, tetapi kami berusaha evaluasi. Baik

guru, metode atau media pembelajarannya.

Penulis : Pembelajaran seperti apa yang dilakukan melalui metode usmani?

Bu Awal : Jadi metode Usmani itu ada 5 langkah dimana pertama guru harus

nyanyi atau nasyid. Pelajaran satu kan mengenalkan hijaiyah abjad A, itu

pelajaran materi huruf lepas dan fathah, itu dengan nyanyi. Kemudian tahap

duanya pembelajaran huruf baca dari depan, yang ketiga membaca huruf dari

belakang. Kemudian keempat dari klasikal yang isinya sama dengan halaman

buku. Misalnya kelas mercurius, pembelajaran halaman berapa dua baris pertama,

nah klasikalnya jadi diajarkan hanya dua baris pertama saja. Nanti anak-anak pas

baca bisa baca dari buku karena sudah klasikal. Baru yang kelima itu Individu,

maju satu-satu. Tetapi bu gurunya sebelumnya sudah setting 3 permainan didepan,

seperti play doh, kartu hijaiyah. Nah misalnya sekarang yang maju iwan, nah

lainnya boleh pilih di permainan 1, 3 lagi di permainan 2 dan sisanya permainan

xlvi

Page 24: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

3. Itu sebagai contoh, untuk pelajaran kedua di buku Usmani juga melakukan 5

langkah. Tetapi di bab 2 saat pembelajaran bab sukun, sudah tidak bisa lagi

dengan 5 langkah. Itu sudah klasikal dan individu, karena sudah matang. Jilid dua

sudah pelajaran Al-Qur’an, kalau di Iqro Usmani 1 itu jilid 1-3, kalau jilid 2, 4-6.

Kalau anak cerdas biasa dicepatkan. Misalnya di rumah sudah belajar dengan

bundanya, biasa kita lewatkan.

Penulis : Dari masing-masing media yang digunakan adakah kelebihan

atau kekurangan maupun kendala dalam menggunakan media?

Bu Awal : Kesulitan, paling memang fokus pada kegiatan lain ada, sehingga

kesini belum siap Kalau kesulitan itu biasa anak masih belum bisa simbol-simbol

dan masih membutuhkan yang konkrit. Dari pengalaman saya, Ada anak dari TK

A, tetapi masih halaman 5 di TK B, jadi saya telaah, awalnya saya pakai metode

kartu yang lari mencari huruf. Kemudian saya pakai metode bunyi. Misalnya

“Alfad, ini huruf Ja, bu Awal punya gambar Jagung. Kalau bu Awal kasih Jagung,

berarti huruf Ja” dan semakin kesini kan sudah tidak menggunakan gambar, nah

ketika dia lupa huruf ja, saya hanya perlu menyebutkan jagung. Misalnya lupa

huruf Dho, itu donat. Jadi kalau lupa tinggal sebutkan. Dan alhamdulillah sehabis

itu cepat dan dalam dua bulan buku Usmani habis.Yang paling sulit dan susah itu

jilid 2 atau huruf sukun. Tapi kalau sudah sampai sukun ya Alhamdulillah karena

sudah lebih target karena target itu jilid 1. Nantinya bisa dilanjutkan ke SD dan

diulang, jadi tidak maksa. Anak kesulitan perubahan bunyi huruf, kalau di Usmani

xlvii

Page 25: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

biasanya kan kalau ada harakat “a”, “a” semua dulu , nanti baru “i”, “I” biasa

masih bisa mengikuti tetapi sehabis itu memang agak meleng sehingga

membutuhkan stimulus lebih. Tapi kalau sudah bisa itu semua dijilid satu, biasa

lanjut ke jilid 2, dan biasa kesulitan di tanda sukun. Kalau yang tanwin “an, in,

un”, melalui penelitian saya sebagai koordinator Qur’an dari hasil observasi setiap

tahunnya, memang kendalanya untuk jilid dua itu pada bagian tanda mati.

Terlebih lagi anak sedang fokus membaca bahasa Indonesia secara berbarengan.

Jadi memang ada kendala dibagian huruf mati.

Penulis : Yang membedakan dari metode Usmani dan media lain itu apa

saja?

Bu Awal : Sebelum Usmani TKIT pernah menggunakan Iqro, Qiraati dan

Yanbu’a. Setiap metode punya ciri khas masing-masing. Apalagi saya disini sudah

lama memegang bagian Qur’an. Jadi masing-masing metode punya kelebihan dan

kekurangan. Kalau di Iqro dia polanya terlalu lama dari jilid 1-6, dan sebenarnya

anak bisa lebih cepat, kemudian agak kaku perangkat medianya banyak diatur

oleh mereka, padahal kita membutuhkan sesuatu yang lebih kreatif. Kalau di

Qiraati itu enak jilid 1-6 itu penyusunan bukunya sistematis, kami kesulitan utnuk

mendapatkan buku, lalu untuk pengajaran harus syahadah, kalau gurunya

syahadah hanya jilid satu, maka hanya bisa mengajarkan jilid satu. Kalau bisanya

jilid dua ya hanya jilid satu dan dua. Harus ada yang bisa jilid 1- 6 atau buku

ghorib, kalau ingin mengajar semua. Terus kemudian bukunya susah dan hanya

xlviii

Page 26: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

fokus di satu tempat, dan cabangnya di Binong. Jadi dulu saya dari Asy-

Syukriyyah harus ambil ke Binong berapa ratus buku. Kalau Yanbu’a juga sama,

harus drop dari luar jawa,tidak jauh beda seperti Qira’ati. Ya kenapa harus

syahadah itu memang ada tujuannya agar bacaan bacaan terjaga. Tapi kalau

dengan sistem tersebut jadi tidak flexibel dan agak sulit, karena di Asy-

Syukriyyah misalnya pakai metode apa lalu kita combine. Misalnya kalau Qiraati

kan tidak semua guru bisa mengajarkan. Kalau Usmani semua guru bisa mengajar

karena masih jilid dasar, tapi untuk naik jilid harus tes ke koordinator Qur’an

seperti sistem di Qira’ati. Jadi tidak setiap wali kelas bisa menaikkan jilid anak.

Misalnya “ udah ni bu Awal” kemudian tapi bagi Bu Awal anak masih terbata jadi

belum, ulang lagi ya. Jadi ada pengujian dulu. Walaupun ke anak-anak kita tidak

bilang tes, bilangnya “Main yuk ke bu awal”. Jadi masing-masing punya

kelebihan dan kelemahan, kita lebih mengambil ke jalan tengahnya, supaya

belajar Al-Qur’an dini bisa menyenangkan dan suka. Kalau suka kan bisa cinta

dengan Al-Qur’an.

Penulis : Kemudian media apa yang paling disukai ?

Bu Awal : Play Doh suka, sebenarnya semua mainan anak suka, tapi dia

lebih ke, biasa kalau main itu terus bosen, jadi Bu Awal cari lagi mainan lain.

Makanya kita medianya ganti-ganti. Misalnya bosen play doh bu Awal buat dadu

hijaiyah. Dadunya kita kocok, keluar huruf apa, nanti dicari di flash card. Jadi

kalau sudah bosen kita harus buat. Kemarin saya membuat dadu, kemudian flash

xlix

Page 27: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

card simpel, dari huruf yang keluar kemudian disambungkan , misalnya keluar

huruf A dan so, disambungkan menjadi “Aso”.

Penulis : Dalam satu pelajaran biasa berapa menit?

Bu Awal : 45 menit, 10 anak dan biasa dibagi waktu.

Penulis : Kemudian kan dalam masa pandemi pembelajaran seperti apa

yang dilakukan saat ini dan apa bedanya dengan pembelajaran ketika offline?

Bu Awal : Pasti beda, beda banget. Kita tidak bisa ideal seperti offline.

Pembelajarannya kita kan ada home visit, biasanya seminggu sekali. Kemudian

Usmani dipegang oleh orang tua, misalnya anak baca halaman satu, kemudian kita

kontrol dan cek bacaannya. Dan khusus hari rabu kita ada belajar agama itu

ngulang-ngulang hafalan murojaah di zoom, bareng-bareng dan usmaninya. Tetapi

usmaninya klasikal. Bu Awal pakai kartu kata. “Anak-anak baca nih yang mana

sambil tunjuk”. Kalau tidak home visit, bu Awal video call atau guru lain. Video

call, selain pembelajaran yang lagi dibahas tema apa misalnya kapal laut, guru

juga harus mengajar usmani. Jadi anak baca, Bu Awal dari rumah. Misalnya “baca

nak, halaman berapa” “ halaman 3” itu dua baris saja, tidak lama-lama. Apalagi

anak TK, kalau yang tidak mau yasudah tidak usah. Karena anak TK tidak bisa

fokus lama untuk zoom maupun video call. Kalau zoom itu maksimal 30 menit,

kalau video call 15 menit. Jadi kita maksimalkan di 15 menit pertama.

l

Page 28: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

LAMPIRAN F : TRANSKRIP WAWANCARA

PSIKOLOG ANAK

FGD DENGAN ANAK

Penulis : Kalau belajar ngaji suka melakukan aktivitas apa?

Maryam : Suka menempel

Sahla : Mencontoh dan menulis di buku

Syaqila : Mengaji menggunakan Utsmani

Albi : Pakai puzzle dan mainan

Fisela : Baca buku

Penulis : Kalau belajar ngaji susah pada materi apa?

Maryam : A,I,U

Sahla : Ubutu, tanda baca yang monyong-monyong

Syaqila : Ubutu

Albi : Susah huruf kaf, lam, mim

Fisela : Engga tau

Penulis : Kalau belajar suka melakukan aktivitas apa?

Maryam : Mewarnai

Sahla : Mewarnai

Syaqila : Mewarnai

li

Page 29: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Albi : Mewarnai dan mengunting

Fisela : Gunting dan menempel

Penulis : Kalau gambar dari tiga ini adik suka yang mana?

Maryam : Ilustrasi

Sahla : Vector

Syaqila : Foto

Albi : Ilustrasi

Fisela : Vector

FGD DENGAN ORANG TUA

Penulis : Mungkin boleh memperkenalkan diri?

Bu Siti : Saya Siti ibu dari Maryam

Bu Karlina : Saya Karlina dipanggil tetap Karlina karena sudah ada Bu Lina

Bu Lina : Saya Lina

Bu Yuyun : Saya Yuyun

Bu Rika : Saya Rika

Penulis : Anak menerima edukasi huruf hijaiyah di sekolah apakah selain

itu ibu juga melakukan edukasi tambahan mungkin dirumah atau ditempat lain?

lii

Page 30: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Siti : Kalau dirumah iya, rutin, saya punya waktu khusus sehabis

maghrib, maryam bersama kakak-kakak kumpul dengan saya untuk belajar

sehabis maghrib. Setor hafalan

Bu Karlina : Biasa sehabis maghrib nyanyi-nyanyi lalu klasikal, baru tanya

jawab, selain utsmani ada hafalan juga. Mengulang yg disekolah

Bu Lina : Mungkin untuk waktunya sama ya, habis maghrib, jadi sudah

terbiasa pakai utsmani, untuk hafalan habis maghrib

Bu Yuyun : Pertama di rumah diajarkan, di sekolah juga. Awalnya ingin

dileskan tetapi karena kondisi seperti ini jadi belum.

Bu Rika : Edukasi huruf hijaiyah fisel di rumah

Penulis : Kemudian media apa yang digunakan dalam melakukan edukasi

hijaiyah untuk dirumah?

Bu Siti : Biasa sekedar mengulang, jadi pakai ini aja sih Usmani. Karena

disekolah biasa sudah menggunakan media-media. Jadi kalau Usmani, saat anak

belajar sudah ada hijaiyah, play doh dan lainnya sudah disekolah. Tapi kalau anak

ingin menulis ya kita kasih, menggunakan spidol. Mau mewarnai, kita buatkan

Bu Karlina : Paling menempel hijaiyah, kalau di sekolah pakai pohon, anak-

anak menyusun.

Bu Siti : Karna di sekolah anak sudah dapat banyak jadi ngulang usmani

saja, terlebih karena tidak banyak waktu dari maghrib sampai Isya.

Bu Lina : Saya juga sama

liii

Page 31: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Yuyun : Kalau saya hanya mengaji dan menulis saja

Bu Rika : Pakainya buku dan melalui televisi

Penulis : Aktivitas dan materi apa yang dilakukan atau pun diajarkan

mengenai hijaiyah atau mengaji?

Bu Siti : Kalau di sekolah kan melakukan 5 langkah pembelajaran

Bu Karlina : Sama makhorijul huruf

Bu Siti : Untuk bunyi hijaiyah tergantung, setiap anak klasikal rata-rata

banyak halaman berapa, jadi ikuti urutan. Ya, jadi misalnya sehari anak-anak dua

baris, tetapi tidak patok dua baris bisa lebih. Tetapi bila anak yang sulit hanya satu

baris. Itu belajar bunyi, makhorijul huruf bisa, melalui nyanyian.

Bu Lina : Masing-masing anak ikutin target

Bu Rika : Kalau hijaiyah sudah hafal lebih belajar metodenya

Penulis : Selama mengajarkan adakah kendala tertentu baik dalam

menyampaikan materi atau motivasi belajar itu sendiri?

Bu Siti : Kendala pasti ada, jadi anak-anak butuh sesuatu yang konkrit,

kan belajar ini belajar bunyi itu abstrak ya. Jadi di konkritkan pakai benda.

Misalnya huruf A, bendanya Ayam. Kalau Ba “baju”, jadi anak lebih mudah

mencerna. Kalau anak mentok, tinggal sebutkan baju, jadi anak tau itu “ba”. Jadi

harus disimbolkan

liv

Page 32: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Lina : Ada disimbolkan dengan gambar lainnya sehingga lebih cepat

dan harus ada gambar, seperti tadikan suka mewarnai ya.

Bu Yuyun : Kendalanya biasa belajar tergantung moodnya, kalau lagi bagus

cepat, tetapi kalau lagi nonton jadi susah, harus dirayu

Bu Rika : Anak mah kalau sudah badmood tidak mau, paling masalah

disitunya

Penulis : Kemudian media apa yang disukai oleh anak-anak dalam

pembelajaran?

Bu Siti : Banyak. Bisa play doh atau kartu. Jadi misalnya ini ada huruf

“A”, jadi membuat bentuk. Mengisi pola, mewarnai. Jadi tidak melulu menulis,

apalagi anak TK yang belum bisa menulis. Huruf hijaiyah itu susah. Jadi tidak

dipaksa, dan menggunakan media-media lainnya.

Bu Lina : Menulis, kolase, mengisi pola

Bu Yuyun : Puzzle

Bu Rika : Mewarnai dan belajar dengan dibimbing

Penulis : Kemudian mungkin kalau dilihat dari berbagai buku dipasaran

ada berbagai macam ya, anak-anak sendiri suka visual dengan gambar seperti

apa? (foto, ilustrasi, vector)

lv

Page 33: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Siti : Saya melihat lebih seperti menghubungkan gambar yang

mensimbolkan huruf hijaiyah dengan gambar-gambar jauh lebih mudah diterima

anak

Bu Karlina : Saya Karlina dipanggil tetap Karlina karena sudah ada Bu Lina

Bu Lina : Iya dengan bentuk. Anak memang lebih tertarik gambar

Bu Rika : Fisela suka yang ada gambarnya, kalau tulisan saja dia kurang

suka dan kalau gambar itu lebih cepat

Penulis : Dalam buku interaktif, materi apa yang diharapkan dapat

dipelajari anak atau membantu pembelajaran di sekolah?

• Membedakan huruf

• Membaca huruf

• Menulis Huruf

• Mengenai harakat

• Menyambungkan huruf

Bu Siti : Kalau dari pembelajaran mengikuti yang Usmani, sudah terbagi

dalam beberapa pelajaran, seperti mengenal huruf, harakat dan bentuk hurufnya.

Menggunakan berbagai media

Bu Lina : Iya dengan berbagai permainan, menggunakan puzzle, seperti

menyusun

lvi

Page 34: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Karlina : biasanya kalo disekolah, atau di rumah juga kita sediakan. Seperti

“ Mama aku mau nulis di kertas”, jadi nulis-nulis kemudian digunting, ditempel

untuk lebih kebentuk

Bu Rika : Paling menyambungkan huruf

Penulis : Dalam buku interaktif, interaktivitas seperti apa yang menarik

bagi anak-anak?

• Pop up

• Sumber : pribadi

• Buka tutup (lift a flap)

• Push and pull

• Trace and trail

• Touch and feel

• Wipe clean

• Coloring

• Sticker book

• Scratch and reveal

Bu Siti : Tergantung usianya, untuk paket buku menyentuh mungkin yang

todler dan TK A.

Bu Lina : Iya untuk menyentuh lebih ke tingkat awal

lvii

Page 35: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Bu Rika : ukanya kalau Fisela push and pull, bahkan karena suka sampai

dibawa tidur

Bu Siti : Mungkin untuk yang spidol wipe clean, bisa digunakan di TKB,

karena sudah mulai

bisa memegang pensil dan menulis

Semua : Jadi untuk anak TK A dan B, iya yang spidol dan menyentuh.

Melihat dari perkembangannya atau tahapan anaknya.

lviii

Page 36: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

LAMPIRAN G : TRANSKRIP WAWANCARA

BETA TEST

Aina

Penulis : Nama Adik siapa?

Aina : Aina

Penulis : Umur Adik berapa?

Aina : 5 Tahun

Penulis : Kalau menurut Aina, bukunya bagaimana kesannya?

Aina : Bagus

Penulis : Ngerti sama kata-kata atau disuruh apa engga di halaman ini

(mewarnai,menulis)?

Aina : Ngerti

Penulis : Ada aktivitas yang bingungin?

Aina : Ini (Aina menunjuk aktivitas maze)

Penulis : Dari semua aktivitas suka sama yang mana?

Aina : Aina suka yang menulis dan menyusun huruf dengan spinner

lix

Page 37: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Penulis : Bukunya menyenangkan tidak?

Aina : Iya

Penulis : Pakai buku gini jadi lebih pengen belajar tidak?

Aina : Iya

Penulis : Kalau kata adik gambarnya gimana?

Aina : Bagus

Penulis : Kalau warnanya sendiri gimana?

Aina : Bagus juga

Penulis : Karakternya bikin nyenengin belajar tidak? Atau tidak diperlukan?

Aina : Lebih suka ada karakter

Penulis : Dari dua yang biru merah dan warna-warni lebih suka yang mana?

Aina : Warna-warni

Fisela

Penulis : Nama Adik siapa?

Fisela : Fisela

lx

Page 38: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Penulis : Umur Adik berapa?

Fisela : 6 Tahun

Penulis : Kalau menurut Fisela, bukunya bagaimana kesannya?

Fisela : Bagus

Penulis : Ngerti sama kata-kata atau disuruh apa engga di halaman ini

(mewarnai,menulis, ada yang membingungkan?

Fisela : Engga ada

Penulis : Ada aktivitas yang bingungin?

Aina : Ini (Fisel menunjuk maze)

Penulis : Dari semua aktivitas suka sama yang mana?

Fisela : Suka yang menyusun huruf dan mencari huruf

Penulis : Bukunya menyenangkan tidak?

Fisela : Iya

Penulis : Pakai buku gini jadi lebih pengen belajar tidak?

Fisela : Iya

Penulis : Kalau kata adik gambarnya gimana?

lxi

Page 39: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Fisela : Keren

Penulis : Kalau warnanya sendiri gimana?

Fisela : Ok

Penulis : Karakternya bikin nyenengin belajar tidak? Atau tidak diperlukan?

Fisela : Suka ada karakter dan bantu

Penulis : Dari dua yang biru merah dan warna-warni lebih suka yang mana?

Fisela : Warna-warni

Kirana

Penulis : Nama Adik siapa?

Kirana : Kirana

Penulis : Umur Adik berapa?

Kirana : 4 Tahun

Penulis : Kalau menurut Kirana, bukunya bagaimana kesannya?

Kirana : Bagus

lxii

Page 40: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Penulis : Ngerti sama kata-kata atau disuruh apa engga di halaman ini

(mewarnai,menulis)?

Kirana : (Kirana belum bisa menulis, tetapi memahami apa yang harus dilakukan

pada halaman seperti mewarnai dan menulis)

Penulis : Ada aktivitas yang bingungin?

Kirana : (Menunjuk bacaan huruf sambung karena belum sampai situ)

Penulis : Dari semua aktivitas suka sama yang mana?

Kirana : Mewarnai

Penulis : Bukunya menyenangkan tidak?

Kirana : Iya

Penulis : Pakai buku gini jadi lebih pengen belajar tidak?

Kirana : Iya

Penulis : Kalau kata adik gambarnya gimana?

Kirana : Bagus

Penulis : Kalau warnanya sendiri gimana?

Kirana : Ok

lxiii

Page 41: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Penulis : Karakternya bikin nyenengin belajar tidak?

Kirana : (Menggangguk)

Penulis : Dari dua yang biru merah dan warna-warni lebih suka yang mana?

Kirana : Warna-warni

Alesa

Penulis : Nama Adik siapa?

Alesa : Alesa

Penulis : Umur Adik berapa?

Alesa : 4 Tahun

Penulis : Kalau menurut Alesa, bukunya bagaimana kesannya?

Alesa : Suka, karena bewarna warni

Penulis : Ngerti sama kata-kata atau disuruh apa engga di halaman ini

(mewarnai,menulis)?

Alesa : (Alesa belum bisa membaca, tetapi memahami apa yang dibacakan oleh

ibunya)

lxiv

Page 42: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Penulis : Dari semua aktivitas suka sama yang mana?

Alesa : Mewarnai

Penulis : Bukunya menyenangkan tidak?

Alesa : Iya

Penulis : Pakai buku gini jadi lebih pengen belajar tidak?

Alesa : Mau jadi semangat

Penulis : Kalau kata adik gambarnya gimana?

Alesa : Lucu

Penulis : Kalau warnanya sendiri gimana?

Alesa : Ok

Penulis : Karakternya bikin nyenengin belajar tidak?

Alesa : Iya

Penulis : Dari dua yang biru merah dan warna-warni lebih suka yang mana?

Alesa : Warna-warni

lxv

Page 43: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Rafi

Penulis : Nama Adik siapa?

Rafi : Rafi

Penulis : Umur Adik berapa?

Rafi : 6 Tahun

Penulis : Kalau menurut Rafi, bukunya bagaimana kesannya?

Rafi : Suka

Penulis : Ngerti sama kata-kata atau disuruh apa engga di halaman ini

(mewarnai,menulis)?

Rafi : Iya, paham (saat dibacakan ortu)

Penulis : Dari semua aktivitas suka sama yang mana?

Rafi : (menunjuk) Menulis, pop up dan tarik menarik

Penulis : Bukunya menyenangkan tidak?

Rafi : Iya

Penulis : Pakai buku gini jadi lebih pengen belajar tidak?

Rafi : Iya

lxvi

Page 44: LAMPIRAN A : FORM BIMBINGAN ONLINE

Penulis : Kalau kata adik gambarnya gimana?

Rafi : Lucu

Penulis : Kalau warnanya sendiri gimana?

Rafi : Suka

Penulis : Karakternya bikin nyenengin belajar tidak?

Rafi : Iya

Penulis : Dari dua yang biru merah dan warna-warni lebih suka yang mana?

Alesa : Warna-warni

lxvii