Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI -...

13
69 Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu Novel Aku Masenja bercerita tentang pengabdian dan perjuangan seorang guru muda bernama Rona Masenja. Masenja memang tergolong baru bergelut dalam dunia pendidikan. Pengalamannya menjadi guru SMP yang terletak di daerah perkebunan kelapa sawit di Padang Jaya - Bengkulu Utara merupakan pengalaman pertama kalinya mengajar. Ia mengamalkan ilmu yang telah didapatkannya dari dunia perkuliahan kepada siswanya dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Ia sadar bahwa menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa dan merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Masenja tahu bahwa tugas seorang guru bukan hanya mengajar, melainkan juga mengajarkan tentang pentingnya nilai-nilai pendidikan dan membina siswa agar selain menjadi orang yang pandai dalam berilmu, kelak siswanya juga menjadi orang yang mempunyai etika dan adab yang baik dalam menjalani kehidupan di dalam lingkungan masyarakat. Masenja merupakan seorang guru yang berpengetahuan luas. Saat kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program studi Pendidikan Matematika ia menjadi mahasiswa lulusan terbaik. Selain itu, di tengah permasalahan sulitnya mencari pekerjaan, Masenja justru lolos tes masuk pegawai negeri dengan mudah dan lulus murni tanpa kolusi, korupsi, dan nepotisme. Begitu pula saat mulai menjadi guru, meskipun tergolong guru baru ia dipercaya untuk menjadi wali kelas dan namanya mulai menjadi perhatian bagi guru lain terutama kepala sekolah karena kegigihan dan keberaniannya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang menimpa anak didiknya. Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siswanya, Masenja berusaha sebaik mungkin bersikap adil, tegas, dan bertanggung jawab. Terbukti saat peristiwa pencurian baju yang dilakukan oleh siswanya yang bernama Bunga Malasari, Masenja selaku wali kelas berusaha menyelesaikan persoalan ini dengan caranya sendiri secara tegas. Ia yakin bahwa cara yang ia lakukan adalah cara yang tepat, meskipun banyak guru yang tidak sependapat denganya. Semangatnya untuk berjuang menjadi sosok pendidik yang berkarakter tidak pernah goyah dan keteguhan hatinya tetap kuat untuk terus mendidik moral siswa dari perbuatan yang melanggar norma. Namun, beberapa bulan setelah selesai masa prajabatan, Masenja mendapat surat pindah. Ia dimutasi ke sebuah sekolah di Lais. Ia tak tahu kenapa secepat itu harus pergi meninggalkan sekolah yang sangat ia cintai. Padahal berada di daerah perkebunan dan mengajar di sana telah membuatnya merasa seperti pertama kali jatuh cinta. Ya, jatuh cinta kepada sekolah yang pertama kali mengajarkan arti menjadi guru sesungguhnya, terutama cintanya pada keindahan tanah perkebunan serta udara segar yang senantiasa menyejukkan hatinya. Masenja begitu berat harus meninggalkan sekolah ini. Namun, ini adalah perintah dari atasan dan sebagai pegawai negeri ia harus siap ditempatkan dimana saja. Meskipun tak ingin, Masenja akhirnya meninggalkan sekolah dan perkebunan kelapa sawit yang telah mengajarkan banyak hal kepada dirinya. KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Transcript of Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI -...

Page 1: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

69

Lampiran 1 :

Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu

Novel Aku Masenja bercerita tentang pengabdian dan perjuangan seorang

guru muda bernama Rona Masenja. Masenja memang tergolong baru bergelut dalam

dunia pendidikan. Pengalamannya menjadi guru SMP yang terletak di daerah

perkebunan kelapa sawit di Padang Jaya - Bengkulu Utara merupakan pengalaman

pertama kalinya mengajar. Ia mengamalkan ilmu yang telah didapatkannya dari

dunia perkuliahan kepada siswanya dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Ia

sadar bahwa menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa dan merupakan pekerjaan

yang sangat mulia. Masenja tahu bahwa tugas seorang guru bukan hanya mengajar,

melainkan juga mengajarkan tentang pentingnya nilai-nilai pendidikan dan membina

siswa agar selain menjadi orang yang pandai dalam berilmu, kelak siswanya juga

menjadi orang yang mempunyai etika dan adab yang baik dalam menjalani

kehidupan di dalam lingkungan masyarakat.

Masenja merupakan seorang guru yang berpengetahuan luas. Saat kuliah di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program studi Pendidikan Matematika ia

menjadi mahasiswa lulusan terbaik. Selain itu, di tengah permasalahan sulitnya

mencari pekerjaan, Masenja justru lolos tes masuk pegawai negeri dengan mudah

dan lulus murni tanpa kolusi, korupsi, dan nepotisme. Begitu pula saat mulai menjadi

guru, meskipun tergolong guru baru ia dipercaya untuk menjadi wali kelas dan

namanya mulai menjadi perhatian bagi guru lain terutama kepala sekolah karena

kegigihan dan keberaniannya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang

menimpa anak didiknya.

Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siswanya,

Masenja berusaha sebaik mungkin bersikap adil, tegas, dan bertanggung jawab.

Terbukti saat peristiwa pencurian baju yang dilakukan oleh siswanya yang bernama

Bunga Malasari, Masenja selaku wali kelas berusaha menyelesaikan persoalan ini

dengan caranya sendiri secara tegas. Ia yakin bahwa cara yang ia lakukan adalah cara

yang tepat, meskipun banyak guru yang tidak sependapat denganya. Semangatnya

untuk berjuang menjadi sosok pendidik yang berkarakter tidak pernah goyah dan

keteguhan hatinya tetap kuat untuk terus mendidik moral siswa dari perbuatan yang

melanggar norma.

Namun, beberapa bulan setelah selesai masa prajabatan, Masenja mendapat

surat pindah. Ia dimutasi ke sebuah sekolah di Lais. Ia tak tahu kenapa secepat itu

harus pergi meninggalkan sekolah yang sangat ia cintai. Padahal berada di daerah

perkebunan dan mengajar di sana telah membuatnya merasa seperti pertama kali

jatuh cinta. Ya, jatuh cinta kepada sekolah yang pertama kali mengajarkan arti

menjadi guru sesungguhnya, terutama cintanya pada keindahan tanah perkebunan

serta udara segar yang senantiasa menyejukkan hatinya. Masenja begitu berat harus

meninggalkan sekolah ini. Namun, ini adalah perintah dari atasan dan sebagai

pegawai negeri ia harus siap ditempatkan dimana saja. Meskipun tak ingin, Masenja

akhirnya meninggalkan sekolah dan perkebunan kelapa sawit yang telah

mengajarkan banyak hal kepada dirinya.

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 2: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

70

Lampiran 2 :

Tabel Klasifikasi Data Karakter Pendidik dalam Novel Aku Masenja Karya

Rumasi Pasaribu :

No Karakter Pendidik Kutipan Novel

1 Adil 1) Saat ini, aku sedang mencari sebuah kebenaran

pada murid yang diduga mencuri oleh kakak

kelasnya (AM: 22).

2) Ingin kubelai kepala mereka sebagai anakku

sendiri, sehingga aku mendapat energi luar biasa

untuk bertahan pada keputusanku, membela

mereka–tanpa terkecuali (AM: 35).

3) Aku memintanya menunggu sebentar dan

seorang siswa kuperintahkan memanggil Bunga

Malasari di kelasnya. Aku akan mempertemukan

mereka menanyakan kejujuran keduanya (AM:

64).

4) Ah, aku mematut-matut diri. Ini adalah tugas

untuk memberitahukan bahwa seluruh siswa

satu sekolah adalah saudara. Semua guru adalah

orang tua, dan semua siswa adalah anak. Orang-

orang yang berkumpul di sekolah adalah bapak

ibu serta anak-anaknya. Satu sekolah artinya

satu keluarga. Satu keluarga yang maha besar

(AM:175).

5) Aku meminta seluruh anak berdiri dan maju ke

depan kelas. Lima menit kemudian, aku

menggeledah tas, laci meja, dan pakaian anak-

anak. Mataku awas, mengamati tingkah anak

bila ada yang mencurigakan (AM: 204).

6) Semua tas ludes kusisir. Pakaian anak habis

kuraba, sebab siapa tahu ia masih menyimpan

uang beserta amplopnya. Laci-laci meja telah

kuperiksa, dan yang kutemukan hanya sampah-

sampah (AM:204).

7) Aku mesti membenahinya, membenahi seluruh

siswa di kelasku, sekaligus membenahi diriku

(AM: 226).

2 Percaya

danmenyayangi

siswanya

8) Namun aku mesti membela Bunga, anak

perempuan di depanku.Selain karena aku wali

kelasnya–kau tahu, seringkali menganggap

muridnya seperti anak kandung sendiri–terlalu

kejam rasanya menuduh seorang perempuan

yang kukenal polos dan pendiam ini sebagai

dalang kehilangan (AM: 18-19).

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 3: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

71

Lanjutan 1. Lampiran 2

9) “Ibu adalah ibumu di sekolah. Sebagai ibu, tentu

ibu akan menjaga dan membela anaknya. Jadi,

kau tak usah takut,” kupegang bahunya. Ia

menunduk (AM: 23).

10) “Ah, izinkan saya mendidiknya, Pak sekali saja.

Jika ia tetap mencuri, saya serahkan pada BK

atau kepolisian” (AM: 33).

11) Ingin kubelai kepala mereka sebagai anakku

sendiri, sehingga aku mendapat energi luar biasa

untuk bertahan pada keputusanku, membela

mereka–tanpa terkecuali (AM:35).

12) Tapi, hari ini, aku ingin lebih mengenal mereka,

mendekap mereka ke dalam hatiku. Ingin

kucoba menghafal nama-nama mereka, sebab

secara emosi anak-anak akan merasa dekat dan

diingat jika guru mengingat nama mereka

(AM:36).

13) “Tapi, untuk kasus Bunga Malasari, izinkan saya

membinanya. Perempuan yang mencuri karena

miskin, ini hal luar biasa dalam hidup saya, Bu.

Ini melanggar tradisi, kebiasaan. Apa yang

dilakukan dengan pakaian yang dicurinya? Ia

kenakan tanpa rasa jengah, malu, atau merasa

aneh meski sesungguhnya itu pakaian bekas

milik temannya. Dan pakaian lelaki pula! Ia

bagai mendapat baju baru, sebab meminta

ibunya mengganti baju lamanya tak punya uang.

Apa yang dilakukan dengan uang lima belas ribu

yang ia curi? Ia membeli beras. Apakah hati kita

tidak terketuk mendengarnya?” (AM: 44-45).

14) Aku istirahat beberapa jenak untuk

mengembalikan diriku pada kesadaran yang

sesungguhnya. Sebab tadi di dalam rapat aku

telah menghabiskan energiku untuk

menyelamatkan Bunga Malasari, meski ada

keraguan pada keputusanku. Aku telah terenyuh

pada ceritanya waktu itu, dan aku percaya. Maka

adakah yang lebih bijak dari keputusanku

sebagai wali kelas selain membinanya? (AM:

47).

15) Gadis tanggung itu mengangguk. Wajahnya

yang bulat tampak penuh begitu ia melebarkan

bibirnya. Kutepuk bahunya, menunjukkan

bahwa aku percaya padanya. Nanti akan kulihat

perkembangannya, batinku. Setelah itu,

kubiarkan gadis tanggung itu pamit dan berlalu

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 4: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

72

Lanjutan 2. Lampiran 2

meninggalkanku (AM: 70).

16) “Kamu berjanji tidak akan mengulangi kejadian

ini, Bunga?” tanyaku tiba-tiba, begitu aku

teringat tabiatnya yang buruk. Sudah beberapa

orang guru yang menyampaikan kebiasaan

mencuri Bunga Malasari sejak SD. Dan aku

mesti mengubahnya sesuai janjiku. Untuk itu

aku harus memantaunya selalu (AM: 70).

17) Tapi permohonan izin yang Alfi Rozaz

sampaikan pada wali kelasnya, adalah

segenggam kepercayaan yang mereka serahkan

ke tanganku. Dan entah tiba-tiba semangatku

bangkit. Rindu pada pergerakan di organisasi–

meski dulu tak sepenuhnya kugeluti sebab

sebagian aktivis abai pada perkuliahan–

membuatku ingin meletupkan semangat

pergerakan pada anak-anak (AM: 153).

18) “Dan melihat keberanian mereka demonstrasi

hari ini, saya justru salut, Bapak dan Ibu Guru.

Mereka calon pemimpin luar biasa. Yang hebat

dan pemberani. Jarang siswa SMP yang begini.

Maka tidak semestinya kita mematikan

semangat mereka untuk menyatakan kebenaran.

Bila disalahkan sekarang, barangkali akan

membuat mereka jadi penakut setelah dewasa

nanti. Efeknya fatal” (AM: 160).

19) Aku tonggak bagi anak-anakku. Dan aku telah

berjanji dalam hati sejak demonstrasi itu, aku

akan berada di depan, di tengah, sekaligus di

belakang mereka (AM:160).

20) “Tidak ada kesalahan dalam memperjuangkan

hak. Ibu akan membela kalian” (AM:163).

21) “Ibu bersama kalian. Ada juga guru yang lain,

Bapak Sanusi misalnya. Kalian tidak sendiri”

(AM: 163).

22) Dan entah, esok aku akan mencoba kata-

katanya. Mengabaikan segala yang membuatku

lelah. Mengabaikan jiwa-jiwa yang tetap

berpikir buruk tentangku. Mengabaikan derita

dan tentu melupakan kesedihan-kesedihan, juga

ketegangan agar aku dapat menghimpun anak-

anakku. Ya, aku masih memiliki anak-anak. Aku

bisa fokus. Dan aku bisa bergerak bersama

mereka (AM: 167).

23) Tiba-tiba pikiranku beralih pada muridku. Di

sekolahku banyak anak-anak karyawan

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 5: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

73

Lanjutan 3. Lampiran 2

perkebunan itu. Adakah salah satu atau lebih

yang menjadi korban kebakaran? (AM: 172).

24) Aku ke ruang kelas dan bertanya pada Bunga

Malasari–yang tengah duduk di kursinya dengan

wajah tenang. Ia membiarkan rambutnya yang

basah terurai. Ini yang kusukai dari anakku ini.

Ia selalu hadir pagi di sekolah, meski prestasinya

tak terlampau menonjol. Sejak kejadian

pencurian yang membuat keputusanku untuk

membelanya menjadi kontroversi dan kecaman

beberapa senior ia lebih terkendali. Ia hilangkan

keraguan, kecemasan, dan gelisahku padanya

setelah aku membulatkan tekad memaafkannya

(AM: 174).

25) Aku menghela. Kelas ini atau kelas yang lain

sama saja. Tetap kelas di sekolahku juga.

Artinya, seluruhnya adalah anak-anakku juga.

Siswa-siswaku semua. Maka duka ini, adalah

duka seluruhnya. Meski ada wali kelasnya yang

harus lebih peduli dibanding guru lain sepertiku

(AM: 174-175).

26) Lelaki tanggung itu tampak gugup dan bingung.

Matanya memerah. Beberapa butir air mata

keluar dari sudut matanya yang kecil. Aku

meraihnya. Memegang bahunya, untuk

memberikan kekuatan pada ketua kelasku itu. Ia

masih gemetar. Lelah. Dan wajahnya kusut

(AM: 178).

27) Sebersit rasa haru hadir dalam hatiku, sebab

telah menjadi tempat anakku mengadu. Ini

adalah salah satu kebanggaan seorang guru.

Menjadi ibu kedua setelah ibu kandungnya.

Tempat berbagi cerita dan melabuhkan harap

murid-muridnya (AM:178).

28) Tapi sungguh, aku tetap merasakan cemas dan

takut anak itu. Aku juga rasakan gelisahnya.

Aku ngeri membayangkan keberanian

mendemonstrasi guru itu dibabat habis melalui

sikap-sikap, kata-kata, dan peristiwa yang

meruntuhkan kepercayaan dirinya. Bisa jadi

setelah itu tak tersisa sedikit saja akar

keberanian agar ia dapat tumbuh suatu hari

nanti, meski dalam waktu yang lama. Alangkah

naas bila anak itu harus hidup dalam

kepengecutan dan persembunyian selamanya.

Aku tak rela, aku tak akan tega melihatnya (AM:

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 6: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

74

Lanjutan 4. Lampiran 2

185).

29) Anak itu harus mengembalikan keberaniannya

yang berserakan. Aku telah berjanji dalam hati

untuk membimbingnya, sama seperti

memimbing Bunga Malasari pada masa yang

memalukan dulu (AM: 186).

30) Aku telah memutuskan untuk mengunjungi anak

itu. Secara pribadi. Sebagai seorang ibu yang

peduli. Sebagai seorang teman yang pernah ia

jadikan tempat mengadu waktu itu (AM:186).

31) Tapi sunguh aku resah, sebab aku belum sempat

meredakan gelisah anak itu. Dan kini ia telah

meninggalkanku. Aku khawatir ia menjadi anak

yang akan membawa mimpi buruk ini sampai

dewasa nanti. Membuatnya menjadi pengecut,

menjadi pecundang. Bagaimanapun, aku turut

bertanggung jawab atas anak itu (AM: 189).

32) Ah, ketua kelas kepercayaanku dulu, yang selalu

menjadi tempat untuk meminta keterangan

tentang kawan-kawannya sudah tak ada. Ia telah

pindah sekolah ke Kabupaten, sementara

wakilnya kini naik jabatan menjadi ketua kelas.

Aku berdoa semoga mantan ketua kelas itu

dibebaskan dari rasa takut akibat kejadian-

kejadian yang telah menimpanya sejak

demonstrasi waktu itu (AM: 213).

33) Aku bagai ayam pesakitan di sekolah. Lagi-lagi

mataku berkabut. Namun kata-kata Kak Gadis,

bahwa ketika satu gundukan tanah di tamanmu

terserang penyakit, maka kau harus memelihara

tanaman di gundukan tanah yang lain. Dan

tanaman yang lain itu adalah anak-anak, siswa-

siswaku (AM: 214).

34) Aku diajarkan-Nya tentang menjaga „hati-hati‟

manusia yang masih remaja, masih murni, dan

belum terlampau penuh dengan kotoran. Hati

yang masih diisi sedikit tulisan, dan siap

menerima tulisan dari tangan orang-orang di

sekitarnya (AM: 224).

35) Aku mesti membenahinya, membenahi seluruh

siswa di kelasku, sekaligus membenahi diriku

(AM: 226)

36) Ya, aku kembali mendapat pelajaran bahwa

sesuatu–seseorang ataukah kenangan–akan

bertambah-tambah dicintai ketika kita merasa

kehilangan. Setiap kepergian selalu

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 7: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

75

Lanjutan 5. Lampiran 2

meninggalkan kesedihan dan duka (AM: 229).

3 Sabar dan rela

berkorban

37) Aku mengontrak sebuah rumah kos di pasar

Unit 6, Kecamatan Padang Jaya. Bersebelahan

dengan pemilik rumah yang bekerja sebagai

petani sawit, yang kebunnya searah dengan

sekolahku. Agak jauh dari sekolah memang, tapi

tak mengapa. Aku membawa sepeda motor

semasa kuliah dulu untuk menuju simpang jalan

sekolah, lalu menitipkannya pada sebuah rumah

kepala desa di sana. Lalu aku akan menunggu

angkutan desa berbentuk mobil kompong

menuju sekolah yang jaraknya sekitar lima kilo

(AM:28).

38) “Bapak tahu saya dihujat oleh bapak dan ibu

guru, serta siswa kelas 9, serta beberapa orang

tua siswa yang tahu kejadian itu, sebab

keputusan saya kemarin?” tanyaku perlahan,

nyaris tanpa suara. Bimbang sesungguhnya

mendera-deraku. Bimbang yang kerap hadir

dalam diri seorang perempuan yang

mengedepankan perasaan. Namun keputusanku

untuk tetap mempertahankan Bunga Malasari

dan membinanya, adalah logika yang

kudapatkan dari bergelut dengan ilmu dan

matematika (AM:33).

39) Kali ini darahku mendidih hingga hampir-

hampir aku menghardiknya dengan kasar. Tapi

mengingat janji pada diriku sendiri, janji pada

seluruh dewan guru, juga rasa malu yang mesti

kutanggung bila ternyata aku gagal–setelah aku

mati-matian membelanya–aku melunakkan

suaraku. Sekali ini! Tak ada salahnya kucoba

lagi! Dan bukankah berdakwah memang harus

ada yang dikorbankan? Kali ini, aku berkorban

perasaan, barangkali! (AM:55-56).

40) Aku harus kuat. Segalanya akan kuhadapi meski

seorang diri. Aku akan menemukan jalan untuk

keluar dari situasi ini. Ketegangan-ketegangan

ini, pasti akan berakhir. Aku menguatkan hatiku

yang sudah tak berbentuk lagi (AM: 114).

41) Aku tetap tenang. Aku tonggak bagi anak-

anakku. Dan aku telah berjanji dalam hati sejak

demonstrasi itu, aku akan berada di depan, di

tengah, sekaligus di belakang mereka.

Terkadang kegelisahan dan benturan-benturan

berulang membuat seseorang menjadi terbiasa

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 8: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

76

Lanjutan 6. Lampiran 2 Lanjutan 6 Lampiran 2

dan tak gubris. Aku telah kenyang dengan

ketegangan (AM: 160).

42) Dan akhir-akhir ini, pemahamanku tentang

kehidupan serta kehampaan yang kurasakan

membuatku mulai menyederhanakan jiwaku.

Aku telah belajar menerima segalanya sebagai

siklus yang harus kulewati, sebagaimana

ketegangan-ketegangan yang bermula di tahun

ini–setelah aku menjadi guru, seorang yang

mestinya memiliki sikap dan keteladanan lebih

dibandingkan profesi lain–yang satu persatu

kulalui. Semakin lama, aku yakin bahwa aku

akan semakin terbiasa dengan kondisi apa pun

(AM: 183).

43) Tapi sudahlah! Seperti yang telah kukatakan,

aku telah terbiasa dengan ketegangan dan

gelisah. Tak akan lagi kubiarkan ia merobek-

robek kesadaranku, jiwaku, dan hidupku. Sebab

segalanya adalah cara-Nya untuk membuatku

semakin bijak dan dewasa (AM: 185).

44) Lelaki tak boleh gentar, meski perempuan juga

mestinya tak boleh gentar dalam mengarungi

hidup. Sebab kesabaran dan kegigihan dalam

menjalani hidup tak pernah dibedakan antara

lelaki dan perempuan (AM: 186).

45) Tapi sungguh, aku tak memusuhi mereka. Kau

mestinya lebih paham, bahwa pertemuan dengan

berbagai manusia adalah proses mendewasakan

hidup. Tetap bersuka cita dengan apa yang

ditampakkan orang lain adalah tanda kearifan.

Ditambah lagi, sekolah adalah rumah kedua

setelah rumahku sendiri. Jadi aku mesti merasa

nyaman dengan situasi apa pun. Dan aku akan

terus belajar, meski satu waktu nanti, diam-diam

beberapa di antaranya bergerilya menghantamku

(AM: 195).

46) Aku mesti mengambil sikap, secepatnya. Dan

kecemasan-kecemasan yang mudah datang

menghampiriku sejak aku merasakan

ketegangan di sekolah beberapa waktu ini harus

kuminimalisir, sebab aku harus terbiasa dengan

berbagai keadaan. Aku telah memilih, dan aku

harus bertanggung jawab atas keputusanku (AM:

203).

4 Berwibawa 47) Kutanyakan lebih lanjut alasan ia mencuri

pakaian Farid. Kudapatkan jawabannya. Dengan

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 9: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

77

Lanjutan 7. Lampiran 2

susah payah ia menceritakan segalanya. Mataku

berkaca tanpa mampu kucegah. Hanya saja, aku

berkeras untuk tak terbawa emosi dan tetap

terlihat anggun di hadapannya. Namun tetap

saja, mendengar ceritanya aku meraung dalam

hati (AM: 24).

48) Mataku berembun. Namun rasa malu bila

tampak lemah dengan menangis membuatku

menahan-nahan perasaan sedihku. Aku harus

kuat (AM: 84).

49) Hari ini aku harus menjadi Rona Masenja yang

keras dan tegas. Sengaja kuhitamkan garis di

bawah mataku –yang kata ibu kecil dan sayu –

dengan eye liner untuk menunjukkan kesan

tegas dan sedikit sangar! (AM: 66).

50) Begitu tiba di depanku, ia mengulurkan tangan

kanannya dan mencium tanganku dengan takzim

(AM: 69).

51) Memasuki pekarangan sekolah, beberapa anak

yang berpapasan denganku menyambut

tanganku dan menciumnya dengan takzim.

Kuhadiahi mereka satu senyum, sehingga

segalanya menjadi lebih indah, hangat, dan

bersahabat (AM: 146).

52) “Bunga, adakah rumah temanmu yang menjadi

korban kebakaran di perumahan perkebunan?”

tanyaku begitu ia bergegas mencium tanganku

dengan takzim (AM: 174).

53) “Ibu,” panggilnya cepat dan khawatir. Ia

mengambil tanganku dan menciumnya (AM:

177).

54) Perlahan-lahan kulangkahkan kaki menuju

kelasku. Begitu melihatku, sontak anak-anak

menghampiri dan menyalami dengan takzim,

lalu kembali pada aktivitas mereka (AM: 212).

55) Seorang perempuan muda keluar menemuiku.

Wajahnya keras dan matanya bagai bara yang

diam-diam dapat memercikkan kilatan api.

Perawakannya besar tinggi dan tampak kokoh,

sebab kerap ke kebun memantu suaminya

membersihkan ilalang dan mengurus tanaman

yang jumlahnya puluhan hektare. Ia sedikit

ketus, kasar, dan tak bersahabat sebab ia

mengira aku adalah wartawan atau pihak

perkebunan yang ingin mencari berita,

mencerca, atau mengumpat suaminya. Tapi

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 10: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

78

Lanjutan 8. Lampiran 2

begitu menyadari bahwa aku adalah guru

anaknya, segala kekasaran dan kekerasan raib

bersama desah angin, dan wajahnya yang kaku

melunak, berganti menjadi gelisah dan takut

yang tampak kentara (AM: 187).

5 Bersikap baik

terhadap teman

sejawat

56) Kali ini aku agak kesal. Namun berbicara kasar

hanya akan membuat kami renggang.

Hubunganku dengannya sejak kasus Bunga

Malasari agak berjarak. Tapi bagaimanapun, aku

tetap menghargainya sebagai guru senior (AM:

81-82).

57) Sebelum pulang tadi, Bapak Sanusi

menghampiriku. Ia memberikan beberapa

nasihat, sebab ia ikut merasakan gelisah dan

ketakutanku. Di sekolah ini, selama beberapa

bulan aku di sini hanya beliau yang kerap

menjadi „guru‟ bagiku. Ia memperlakukanku

sebagai anak yang bebas, mandiri, yang sedang

bersemangat belajar menjadi guru yang benar-

benar guru. Dan aku pun telah menganggapnya

seperti Bapak. Bagiku ia panutan di sekolah

(AM: 87).

58) Empat belas hari mengikuti prajabatan, adalah

rehat yang paling ampuh untuk menyegarkan

jiwaku. Aku pulang ke rumah ibu siang itu juga,

setelah memberikan tugas untuk dua minggu

berikutnya pada siswa yang kutinggalkan,

mempersiapkan berkas-berkas keperluan

prajabatan, izin pada beberapa guru–termasuk

Mam Nina dan Ibu Yanusa meski enggan–serta

izin dengan kepala sekolah–meski dengan rasa

sedih dan kecewa (AM: 117).

59) Aku melakukan hal yang sama begitu

menjumpai guru-guru, kawan-kawanku

mengabdi–yang kadang-kadang marah, malu,

kecewa, sedih bila mengingat kejadian beberapa

minggu lalu saat aku tengah sendiri dan mengeja

diriku, mengejawantahi kata-kata Indar Astuti.

Senyum yang wajar, begitu kata kak Gadis, dan

senyum yang ikhlas menurutku. Kuharap ini

mampu memberi efek luar biasa atas

kesenjangan antarkami. Setelahnya kubagikan

oleh-oleh di atas meja-meja mereka,

menggunakan piring-piring keramik sekolah

yang tersususun di rak sudut ruang guru (AM:

146-147).

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 11: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

79

Lanjutan 9. Lampiran 2

60) Aku berusaha untuk berlaku seimbang dan

wajar, pada guru-guru di sekolah sejak

kedatanganku waktu itu (AM: 147).

61) Adu domba dan hasut membuat Ibu Trisna–guru

yang masih muda, guru yang lebih dulu tiga

tahun lebih cepat diangkat menjadi pegawai

dibanding diriku–menjadi buas dan sangar. Ia

mengumpat, marah pada anak-anakku, dan

bersumpah tak akan masuk ke kelas itu lagi.

Wajahnya kusut. Ia menatapku dengan tajam,

seakan hendak menerkam dan mencabik-cabik

kulit serta dagingku untuk dilahap, bagai macan

bertemu kambing hutan dalam keadaan lapar.

Aku tetap tenang dan menganggap

kemarahannya sebagai kewajaran. Aku tahu apa

yang ia rasa. Takut, cemas, gelisah, marah, tak

percaya, merasa asing, dan tak berarti, sama

seperti perasaanku yang dihantui demonstrasi

menuntut pelanggaran HAM sebulan lalu (AM:

161).

62) Setiap perubahan, memang mesti diikuti

pergolakan. Dan seperti yang pernah Ibu

sampaikan, kalian harus mampu melewatinya.

Kalian tidak usah khawatir. Semua guru di sini

adalah orang-orang berpendidikan. Ehm,

maksudnya, sebagai orang yang digugu dan

ditiru, mereka tidak akan seekstrim itu.Maksud

Ibu, mereka tidak akan sampai memukul, marah

terus-menerus, atau mengeluarkan kalian. Ini

hak kalian. Tidak ada kesalahan dalam

memperjuangkan hak. Ibu akan membela kalian.

Bila ada guru yang mengancam, kalian beritahu

Ibu. Tapi, itu tidak mungkin, sebab semua guru

di sini baik-baik (AM: 163).

63) Kuucap salam, lalu kuletakkan tas di atas meja

kerjaku. Selanjutnya kuhampiri Bapak Sanusi

dan kusapa ia (AM: 173).

64) Tiba-tiba Ibu Trisna sudah masuk ke ruang guru.

Aku masih melihat kilatan api di matanya, sejak

peristiwa demonstrasi itu hingga saat ini. Secara

pribadi aku telah meminta maaf, sebab sebagai

rekan kerja tentu aku tak ingin menjatuhkannya

di mata anak-anak (AM: 207).

6 Berpengetahuan luas 65) Namun keputusanku untuk tetap

mempertahankan Bunga Malasari dan

membinanya, adalah logika yang kudapatkan

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 12: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

80

Lanjutan 10. Lampiran 2

dari bergelut dengan ilmu dan matematika

(AM:33).

66) Rasanya baru kemarin aku kuliah keguruan,

menggali berbagai teori, serta menimba beragam

ilmu dengan dosen-dosen hebat yang kumiliki.

Aku telah belajar tentang disiplin dan ketegasan

dari Ibu Nurjanah, belajar keanggunan dan

kelembutan pada Ibu Yayah, juga belajar cerdas

dan kritis pada Bapak Harsyad. Kurasa sebagai

guru, teoriku telah matang (AM: 20).

67) Kau tahu, aku selalu sekolah di sekolah-sekolah

favorit, mendapat juara, dan menjadi mahasiswa

lulusan terbaik, yang membuat bapak dan ibu

menitikkan air mata begitu aku mendapat

piagam penghargaan dan foto bersama rektor

universitas ketika wisuda. Tak ada kebahagiaan

bagi orang tua selain melihat keberhasilan anak-

anaknya. Ditambah lagi beberapa bulan setelah

itu, aku lulus tes pegawai negeri. Dapatkah kau

bayangkan, di tengah isu KKN pada

pengangkatan pegawai di republik ini, sangat

mustahil rasanya aku lulus murni, ternyata aku

berhasil lulus tanpa korupsi, kolusi, juga

nepotisme? Takdir telah berjalan seperti yang

telah ditetapkan-Nya (AM:25).

68) Aku takkan pernah lupa ketika menggenggam

surat kabar yang berisi nama-nama peserta yang

lulus tes pegawai di Kabupaten Bengkulu Utara,

namaku tertera di sana (AM: 25-26).

69) Aku menjadi pegawai pemerintah, menjadi

seorang guru–sesuai dengan latar belakang

pendidikanku–di pedalaman satu-satunya

kabupaten yang menerima guru bidang studi

Matematika (AM: 26).

70) “Saya dengar kamu lulusan terbaik di kampus.

Dan prajabatan kali ini kamu adalah peserta

termuda,” entah kenapa, Ibu Indar mengatakan

hal itu ketika kami berada di kamar kelelahan

sepulang dari apel malam. Ia mengganti

batiknya dengan pakaian tidur. Sementara aku

baru saja selesai salat isya dan melepas

mukena.” (AM:121).

71) Kau tahu, setiap kita telah mendapatkan satu

ilmu baru, maka Tuhan akan segera menguji

kemampuan kita. Tuhan ingin kita segera

mempraktikkan apa yang kita dapatkan. Ia ingin

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 13: Lampiran 1 : Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasariburepository.ump.ac.id/4210/8/INDRI - LAMPIRAN.pdf · Sinopsis Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu . ... siswa agar

81

Lanjutan 11. Lampiran 2

tahu apakah kita telah matang dan bersiap

dengan materi hidup berikutnya (AM: 138).

72) Dan tentang pacar yang hampir kerap

ditanyakan pada setiap peserta lajang, aku hanya

mampu menggeleng, lalu menancapkan kuat-

kuat di dalam hati, bahwa aku telah membawa

lebih dari itu dari tempat prajabatan ini. Ilmu.

Ya, ilmu! (AM: 141).

73) Kuberitahu padamu, aku mengenal ilmu tentang

pelayanan prima dari tempat itu (AM: 142).

74) Dan lagi-lagi, aku telah diajarkan bahwa ilmu

pun bisa didapat dari pengalaman (AM: 151).

75) Aku mengingat-ingat ilmu yang kudapatkan di

masa prajabatan yang baru saja kutinggalkan

(AM: 153).

76) Aku mulai jatuh cinta, ketika Kak Gadis

mengajarkan tentang rasa syukur saat aku lulus

tes menjadi seorang guru, lebih dari setahun

yang lalu. Aku mulai jatuh cinta, ketika aku

menyadari bahwa aku adalah satu dari orang

yang beruntung itu, saat orang-orang berebut

menginginkan posisiku (AM:229).

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017