LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik...

181
LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 1

Transcript of LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik...

Page 1: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 1

Page 2: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 2

Suatu tata kepemerintahan yang baik membutuhkan adanya penerapan

prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Dalam rangka menerapakan

prinsip tersebut, Kementerian Hukum dan HAM RI berupaya melakukan suatu

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana telah

diarahkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi.

Adapun rangkaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

secara lengkap, meliputi : Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, serta Evaluasi dan

Pemanfaatan Informasi Kinerja. sekalipun belum terselenggara secara lengkap sistem akuntabilitas ini berjalan,

namun Sekretariat Kemenenterian Hukum dan HAM telah melaksanakan penyusunan rencana kerja, pengukuran

kinerja, dan pelaporan kinerja.

Dalam uraian laporan ini akan disampaikan rencana kerja dan pengukuran kinerja tahun 2009, laporan

ini disebut sebagai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). guna menerapkan pola/ sistem

pemerintahaan yang baik yang bermuara pada Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai cerminan kinerja yang

diwujudkan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Hukum dan HAM ini

menyajikan data capaian kinerja yang telah diwujudkan selama Tahun 2009, yang mencatat pencapaian sasaran

dari pelaksanaan tugas dan fungsi disamping juga mencatat beberapa ketidakberhasilan.

Laporan ini disajikan untuk memberikan gambaran terperinci tentang pelaksanaan tugas dan fungsi

dengan tetap memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan. Dengan harapan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan Kementerian Hukum dan HAM dapat memperoleh gambaran tentang

prestasi kerja yang telah diwujudkan oleh jajarannya. Dimasa mendatang Kementerian Hukum dan HAM akan

melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan pelaporan ini agar prinsip transparansi dan

akuntabilitas yang kita ingin wujudkan bersama dapat dicapai dan pada akhirnya dapat mewujudkan good

governance di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Tahun 2009 ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh jajaran organisasi dalam melakukan

berbagai langkah perbaikan yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja dimasa mendatang.

Jakarta, Maret 2009

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I

PATRIALIS AKBAR

KATA PENGANTAR

Page 3: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 3

Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia menyampaikan Laporan

Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) tahun 2009 yang menggambarkan tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan

program/kegiatan pada Tahun Anggaran 2009.

Kinerja Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2009 menjalankan rencana pembanguann jangka menengah

nasional (RPJMN) tahun 2005 – 2009 dan rencana strategi (Renstra) Kementerian Hukum dan HAM tahun 2009

– 2014. RPJMN menetapkan arah pembangunan yaitu membangun Indonesia di segala bidang untuk menciptakan

Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.

Sedangkan Renstra Kementerian menetapkan Visi yaitu mewujudkan kepastian hukum pada masyarakat dan Misi

utama yaitu melindungi hak asasi manusia.

Untuk mengukur kinerja organisasi, Kementerian Hukum dan HAM menetapkan indikator kinerja utama

yang mengangkat 3 (tiga) pilar pembangunan hukum dan HAM yaitu :

1. Penguatan dan Pengembangan struktur hukum meliputi mekanisme, kelembagaan dan aparatur hukum..

2. Pembangunan substansi hukum dengan penyusunan peraturan perundang-undangan yang harmonis.

3. Peningkatan Budaya Hukum Pada Masyarakat

Indikator kinerja yang menjadi dasar pengukuran capaian keberhasilan kinerja kementerian adalah

penjabaran dari hasil yang diharapkan oleh setiap satuan dan unit kerja yang secara fungsional berbeda satu

dengan yang lainnya. Kementerian Hukum dan HAM menjalankan multi fungsi yang bersinggungan dengan

masalah hukum dan HAM. Fungsi – fungsi yang berbeda tersebut terintegrasi oleh kata kunci dan fungsi pokok

yaitu pelayanan dan penegakkan hukum dan HAM sehingga berbagai fungsi itu dapat bernaung di bawah satu

atap Kementerian Hukum dan HAM.

Indikator kinerja kunci Kementerian Hukum dan HAM meliputi peran dan fungsi : pembentukan hukum,

penelitian dan pengembangan hukum, perencanaan hukum, pelayanan hukum di bidang administrasi,

keimigrasian dan hak kekayaan intelektual, penegakkan hukum di bidang HAM, HKI, Keimigrasian dan

pemasyarakatan serta pengawasan internal dan pengembangan di bidang aparatur Negara.

Secara rinci indikator kinerja Kementerian Hukum dan HAM menggambarkan kinerja sebagai berikut :

1. Terbentuknya citra positif Kementerian Hukum dan HAM di forum nasional dan internasional

Pencitraan lembaga pemerintah diberikan oleh masyarakat melalui lembaga sosial maupun media publik

yang menilai kinerja Kementerian. Pencitraan akan berdampak pada terbangunnya kepercayaan

masyarakat kepada pemerintah. Pada tahun 2009 Kementerian Hukum dan HAM mendapat penilaian positif

dalam akuntabilitas keuangan dari BPK sehingga termasuk dalam kualifikasi WTP (wajar tanpa

pengecualian).

2. Persentase perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukan secara tepat waktu dan

terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat

Penyusunan rencana yang tepat dan pelaksanaan perencanaan yang terarah dan sesuai dengan ketentuan

serta berada dalam pengendalian yang terus menerus oleh pimpinan yang bertanggungjawab akan

menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien serta menunjang penyampaian laporan kinerja yang akurat

dan akuntabel. Penyusunan laporan kinerja tahun 2009 mengalami peningkatan kualitas dari segi akurasi

IKHTISAR EKSEKUTIF

Page 4: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 4

data karena sumber data yang menyampaikan laporan mencapai 70 % dari seluruh unit eselon II yang ada

di jajaran Kementerian Hukum dan HAM.

3. Persentase lulusan yang meningkat kinerjanya di bidang kepemimpinan dan manajemen, teknis dan

fungsional pada unit kerja

4. Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis Pemasyarakatan

Lembaga pendidikan kedinasan yang dimiliki Kementerian Hukum dan HAM khususnya di bidang

pemasyarakatan dimaksudkan mendidik aparatur yang ahli dalam menjalankan tugas dan fungsi pembinaan

kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran hukum.

5. Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis Keimigrasian

Pendidikan kedinasan di bidang keimigrasian dimaksudkan mendidik aparatur agar ahli dalam menangani

masalah keimigrasian khususnya dalam mengantisipasi segala resiko yang diakibatkan dari lalu lintas orang

asing di wilayah Indonesia maupun kepergian WNI ke luar negeri sehingga segala kerugian dan bahaya yang

akan timbul dapat dicegah dan diatasi dengan cermat, tepat dan member kontribusi keamanan nasional dan

kesejahteraan masyarakat.

6. Persentase unit kerja yang memiliki SDM profesional sesuai kebutuhan dan kaderisasi yang

berkesinambungan

Pengelolaan SDM pada unit kerja berorientasi pada pencetakan kader pemimpin untuk melanjutkan

kepemimpinan lembaga di masa mendatang.

7. Persentase pencapaian standar pelayanan prima dalam bidang ketatausahaan dan kerumahtanggaan

Standar pelayanan prima dalam bentuk SOP belum dimilki oleh seluruh satuan kerja. Masih banyak unit

kerja yang melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan lama dan kebiasaan yang sudah

berjalan sebelumnya.

8. Persentase administrasi pelayanan jasa hukum badan hukum Perseroan Terbatas & badan hukum sosial

yang sesuai standar dengan data lengkap dan akuntabel.

Pelayanan jasa hukum di bidang administrasi dalam rangka memberikan staus badan hukum pada bidang

usaha (Perseroan Terbatas) maupun bidang social seperti yayasan, perkumpulan, partai politik dan badan

social lainnya. Peningkatan kualitas layanan dinikmati masyarakat manakala pelayanan kepada masyarakat

menggunakan system komputerisasi (DIAN dan SISMINBAKUM) sehingga masyarakat memperoleh pelayanan

yang lebih cepat, mudah, murah dan transparan.

9. Persentase pemohon yang memperoleh perlindungan hukum di bidang pidana sesuai standar

Permohonan masyarakat kepada Kementerian Hukum dan HAM khususnya bagi yang melakukan

pelanggaran hukum pidana untuk mendapat dukungan dalam pemeriksaan sebagai saksi ahli atau

memberikan pendapat hukum atas suatu keputusan hukum serta meneruskan permohonan grasi kepada

Presiden.

10. Persentase Peningkatan pelayanan dokumen perjalanan, visa dan fasilitasi keimigrasian

Dibandingkan tahun yang lalu, pelayanan keimigrasian pada tahun ini terjadi peningkatan khuusnya dalam

pelayanan pasor (ijin ke luar negeri) dan visa serta fasilitas keimigrasian lainnya. Hal ini menunjukkan

bahwa keuangan Negara meningkat dari pemasukan Negara bukan pajak yang bersumber dari pembayaran

biaya administrasi pelayanan keimigrasian yang disetorkan ke Negara.

11. Persentase peningkatan pelayanan pemberian izin tinggal dan status keimigrasian dengan waktu yang lebih

singkat dan berbiaya rendah.

Page 5: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 5

Dengan system komputerisasi dalam pemberian layanan keimigrasian telah menigkatkan kualitas layanan

yang lebih cepat, data yang lebih akurat dan terdetekdinya pelanggaran keimigrasian dengan lebih mudah

serta mengurangi biaya pelayanan yang berimplikasi kepada kepuasan masyarakat.

12. Persentase pengaduan pelanggaran bidang HKI yang dilakukan penyidikan

Adanya pelanggaran HKI terjadi ditengah masyarakat lebih disebabkan kurang dipahaminya hak

operorangan atas kekayan intelektual yang dimilki seseorang dan masih terbatasnya daya ekonomi

masyarakat dalam memberikan penghargaan terhadap daya intelektual seseorang dengan nilai yang

memadai. Pelanggaran HKI dideteksi melalui pemantauan di tempat penjualan barang-barang cetakan

maupun rpoduk yang memuat hak intelektual seseorang

seperti di mall, toko buku dan gallery.

13. Persentase UPT Pemasyarakatan yang aman dan tertib untuk menjamin kepastian hukum masyarakat

Beberapa UPT seperti Rutan dan Lapas yang dihuni oleh masyarakat yang melanggar hukum berupaya agar

tercipta situasi yang aman dan terkendali. Dari beberapa pelarian tahanan dan narapidan pada tahun 2009,

22 % diantarnya berhasil tertangkap kembali tetapi yang lain masih dalam pengejaran.

14. Persentase keberhasilan pengembangan dan implementasi perjanjian international yang mampu menjawab

kebutuhan masyarakat dan perkembangan global.

Sebagai anggota dari masyarakat internasional, Indonesia terikat dengan kesepakatan/konvensi

internasional yang akan mengembangkan nilai-nilai yang berlaku secara nasional. Sebagai lembaga

pemerintah di bidang hukum dan HAM maka terbentuknya perjanjian internasional akan berpengaruh pada

munculnya kebijakan nasional dan peraturan perundang-undangan yang akan diberlakukan.

15. Persentase produk penelitian, evaluasi dan pengembangan hak sipil dan politik, hak ekonomi dan social

bidaya, pengembangan transformasi konflik dan pengembangan hak – hak kelompok khusus yang mampu

menjawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan regional dan global serta digunakan sebagai bahan

rumusan kebijakan dan peraturan perundang-undangan.

16. Persentase anggota jaringan hukum yang terintegrasi secara online dalam jaringan informasi hukum

secara nasional dengan dukungan kepustakaan dan dokumentasi yang lengkap.

Perwakilan Kementerian Hukum dan HAM di setiap propinsi/daerah dimaksudkan agar kebutuhan dan

keberadaan seluruh rakyat Indonesia dapat terakomodir dalam penysunan perundang-undangan nasional

melalui suatu jaringan informasi hukum secara nasional.

17. Persentase pemetaan kebutuhan hukum baik di tingkat nasional maupun daerah secara terintegrasi dan

tepat waktu untuk jangka panjang, menengah dan tahunan

Pemetaan hukum dilakukan pada setiap daerah/wilayah/propinsi sebagai perwakilan Kementerian Hukum

dan HAM di daerah bertugas menyusun peta permasalahan hukum di masing-masing wilayah untuk

mengetahui permasalahan hukum yang terjadi di masyarakat dan mengetahui adanya kelemahan hukum

serta ketidaktersediaan hukum dalam penyelesaian masalah hukum untuk segera direncanakan dalam

pembentukan peraturan yang dibutuhkan dan terkait dengan masalah-masalah hukum tersebut.

18. Persentase pemetaan kemutakhiran substansi hukum, kelembagaan & budaya hukum nasional yang

disertai dgn rekomendasi yang diberikan.

Melalui kajian dan analisa hukum dilakukan pemetaan substansi hukum yang sesuai dengan perkembangan

yang ada dan dilakukan pembandingan atas kondisi dengan dasar-dasar hukum yang berlaku agar

rekomendasi yang diberikan dapat disusun dan dibuat kebijakan yang tepat.

Page 6: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 6

19. Persentase pemerintahan daerah yang memperoleh fasilitasi perancangan peraturan daerah sesuai

dengan rencana dan permohonan fasilitasi Peran Kementerian Hukum dan HAM sebagai fasilitator dalam

menghimpun dan mengakomodir informasi hukum dalam rangka pembentukan perundang-undangan yang

berasal dari aspirasi masyarakat melalui peraturan-peraturan daerah.

20. Persentase keberhasilan pengembangan dan implementasi perjanjian international yang mampu menjawab

kebutuhan masyarakat dan perkembangan global.

Sebagai lembaga pemerintah di bidang hukum dan HAM maka terbentuknya perjanjian internasional akan

berpengaruh pada munculnya kebijakan nasional dan peraturan perundang-undangan yang akan

diberlakukan.

21. Persentase produk penelitian, evaluasi dan pengembangan hak sipil dan politik, hak ekonomi dan social

bidaya, pengembangan transformasi konflik dan pengembangan hak – hak kelompok khusus yang mampu

menjawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan regional dan global serta digunakan sebagai bahan

rumusan kebijakan dan peraturan perundang-undangan.

22. Persentase anggota jaringan hukum yang terintegrasi secara online dalam jaringan informasi hukum

secara nasional dengan dukungan kepustakaan dan dokumentasi yang lengkap.

Kantor Perwakilan (kanwil) Kementerian Hukum dan HAM di setiap propinsi/daerah dimaksudkan agar

kebutuhan dan keberadaan seluruh rakyat Indonesia dapat terakomodir dalam penysunan perundang-

undangan nasional melalui suatu jaringan informasi hukum secara nasional.

23. Persentase pemetaan kebutuhan hukum baik di tingkat nasional maupun daerah secara terintegrasi dan

tepat waktu untuk jangka panjang, menengah dan tahunan

Pemetaan hukum untuk mengetahui permasalahan hukum yang terjadi di masyarakat dan mengetahui

ketidaktersediaan hukum dalam penyelesaian masalah hukum untuk segera direncanakan dalam

pembentukan peraturan yang dibutuhkan dan terkait dengan masalah-masalah hukum tersebut.

24. Persentase pemetaan kemutakhiran substansi hukum, kelembagaan, & budaya hukum nasional yang

disertai dgn rekomendasi yang diberikan.

Melalui kajian dan analisa hukum dilakukan pemetaan substansi hukum yang sesuai dengan perkembangan

yang ada dan dilakukan pembandingan atas kondisi dengan dasar-dasar hukum yang berlaku agar

rekomendasi yang diberikan dapat disusun dan dibuat kbijakan yang tepat.

25. Persentase pemerintahan daerah yang memperoleh fasilitasi perancangan peraturan daerah sesuai

dengan rencana dan permohonan fasilitasi

Peran Kementerian Hukum dan HAM sebagai fasilitator dalam menghimpun dan mengakomodir informasi

hukum dalam rangka pembentukan perundang-undangan yang berasal dari aspirasi masyarakat melalui

peraturan-peraturan daerah.

26. Jumlah kerjasama dalam dan luar negeri dalam rangka pemajuan HAM dan harmonisasi rancangan

peraturan perundang-undangan dalam perspektif HAM serta naskah akademik instrumen HAM

internasional.

27. Persentase permohonan pengharmonisasian rancangan peraturan perundang–undangan ditingkat pusat

yang diharmonisasikan

Kementerian Hukum dan HAM sebagai perpanjagan tangan pemerintah dalama menyusun perundang-

undangan nasional yang menciptakan hukum nasional yang tertib dan tidak saling bertentangan antar

peraturan yang berlaku.

Page 7: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 7

28. Persentase peraturan perundang-undangan yang diundangkan dan dipublikasikan secara tepat waktu demi

melindungi kepentingan nasional.

Untuk memasyarakatkan perundang-undangan yang telah disahkan oleh badan legislative, maka secara

formil perundang-undangan tersebut harus diundangkan dan dipublikasikan ke dalam Lembaran Negara.

untuk

diketahui oleh masyarakat luas untuk diketahui, dipatuhi dan dilaksanakan.

29. Persentase desa sadar hukum dan HAM serta Kabupaten/kota yang memiliki Kantor Pelayanan Hukum.

Dalam upaya memasayarakatkan nilai-nilai hukum dan HAM di seluruh wilayah Indonesia, maka dilakukan

penyuluhan hukum dan sosialisasi serta mengevaluasi tingkat kesadaran hukum masyarakat mulai di

tingkat desa, kabupaten samapi tingkat nasional.

30. Persentase hak cipta, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu dan rahasia dagang yang

memperoleh perlindungan hukum.

31. Persentase paten yang memperoleh perlindungan hukum

Dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat, maka hak paten yang dimilki baik

perorangan maupun lembaga harus dilindungi dari persaingan dan perdagangan internasional yang

bersifat global.

32. Persentase merek yang memperoleh perlindungan hukum

Dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat, maka kepemilikan merk baik

perorangan maupun lembaga harus dilindungi sehingga royalty atas kepemilikan hak paten dapat diterima

oleh orang.

33. Persentase K/L, pemprov, pemkab, dan pemkot yang telah mengikuti pelatihan HAM

Pimpinan daerah baik di tingkat kabupaten maupun propinsi harus memahami nilai-nilai HAM sebagai bekal

pengetahuan dan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan keputusan.

34. Jumlah K/L, Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota yang telah memperoleh Diseminasi HAM

Melalui diseminasi HAM maka warga masyarakat di seluruh Indonesia akan menghargai kepentingan orang

lain dan hak dasar hidup sehingga tidak melakukan kesewenang-wenangan terlebih kepada masyarakat

minoritas.

35. Persentase penyelesaian pengaduan kasus HAM dan pemetaan potensi pelanggaran HAM

Selama tahun 2009 telah diterima pengaduan dari masyarakat tentang pelanggaran HAM yang sebagian

sudah ditindaklanjuti berupa rekomendasi dan koordinasi antara Kementerian Hukum dan HAM dengan

lembaga/instansi lainnya.

36. Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan dan

pelayanan kesehatan sesuai standar

Pelayanan dan perawatan yang diberikan antara lain seperti pelayanan bantuan hukum, pelayanan

kesehatan dan kunjungan dari keluarga sebagai pemenuhan HAM kepada warga binaan.

37. Persentase anak dan klien pemasyarakatan yang memperoleh registrasi, pendidikan, pendampingan,

pembimbingan, pengawasan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel.

klien pemasyarakatan berada dalam Bapas, mendapatkan pembimbingan dan pendampingan khususnya

bagi klien anak yang akan bersidang di pengadilan anak sehingga dapat mengungkapkan peristiwa yang

dialaminya dengan mendapatkan bimbingan dari orang yang lebih dewasa dan mumpuni.

38. Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola secara tepat waktu dan

akuntabel. Pelaksanaan tugas dan fungsi RUPBASAN merupakan hasil kerja sama dari rangkaian penegak

Page 8: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 8

hukum mulai dari kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Keberhasilan kinerja lembaga ini akan menjamin

terlaksananya hukum secara benar dan transparan.

39. Persentase kelengkapan data dan informasi pemasyarakatan yang terintegrasi secara online, akuntabel

dan up-to-date serta terbangunnya citra positif PAS di mata masyarakat.

Pencitraan pemasyarakatan di masyarakat berawal dari informasi dan publikasi pelayanan dan peristiwa

yang terjadi di Lapas dan Rutan adalah tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku dan tidak merampas

rasa kedilan masyarakat.

40. Persentase tahanan dan narapidana yang memperoleh registrasi, pelayanan dan pembinaan secara tepat

waktu dan akuntabel

Page 9: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………… i

IKHTISAR EKSEKUTIF………………………………………………………………………………… ii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1

A Latar Belakang ...................................................................................................................................... 1

B Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kementerian Hukum Dan HAM RI .............................................. 1

C Struktur Organisasi ............................................................................................................................. 2

D Dasar Hukum Pelaksanaan Tugas Kelembagaan ......................................................................... 2 - 4

BAB II. RENCANA STRATEGIS ................................................................................................................................ 5

A Kondisi Umum ........................................................................................................................................ 5 - 8

B Visi, Misi, dan Tujuan Kementeian Hukum dan HAM ..................................................................... 8 - 9

C Arah Kebijakan dan Strategi .............................................................................................................. 9 - 32

BAB III PERENCANAAN KINERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM ........................................................ 33

A Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara .............................. 33

B Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur ........................................................... 33

C Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik ......................................................................... 34

D Program Perencanaan Hukum …....................................................................................................... 34

E Program Pembentukan Hukum ......................................................................................................... 34

F Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM ..................................................................... 34

G Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum ........................................................... 35

H Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan & Lembaga Penegak Hukum lainnya 35

I Program Penegakan Hukum dan HAM .......................................................................................... 36

J Program Peningkatan Kualitas Profesi Hukum .......................................................................... 36

K Program Pendidikan Kedinasan ...................................................................................................... 36

L Program Penguatan Kelembagaan Pengerusutamaan Gender dan Anak ............................ 36 - 40

BAB IV PENGUKURAN KINERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM TAHUN 2009 ................................. 41

A Capaian Kinerja Tahun 2009 ............................................................................................................. 41 - 40

B Indikator Pengukur Kinerja ................................................................................................................ 141 - 145

C Pengukur Pencapaian Sasaran (PPS) ............................................................................................. 145 - 150

Page 10: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 10

D Pengukur Kinerja Kegiatan (PKK) ....................................................................................................... 150 - 160

E Pengukur Akuntabilitas Keuangan ..................................................................................................... 160 - 162

F Evaluasi dan Analisa Akuntabilitas Kinerja ...................................................................................... 162 - 165

BAB V PENUTUP................................................................................................................................................. 166

A Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………….. 166 – 169

B Langkah-langkah Menghadapi Kendala …………………………………………………………………………......... 169

LAMPIRAN

Page 11: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 11

Sistem Pemerintahan dapat dikatakan baik apabila memenuhi unsur – unsur Tata laksana pemerintahan yang

baik yaitu meliputi : Partisipasi aktif, Tegaknya hukum, Transparansi, Responsif, Berorientasi akan musyawarah

untuk mendapatkan mufakat, Keadilan dan perlakuan yang sama untuk semua orang, Efektif dan ekonomis serta

dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel).

A. Latar Belakang

Dalam Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 1999 disebutkan bahwa dalam upaya mengurangi

penyalahgunaan wewenang dan pemberantasan korupsi, maka harus diupayakan perwujudan tata laksana

pemerintahan yang baik meliputi unsur transparansi dan akuntabilitas. Dan untuk memenuhi hal-hal

tersebut, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (sekarang) ditugaskan

Presiden untuk mengkoordinir penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

setiap akhir tahun anggaran.

LAKIP Kementerian Hukum dan HAM tahun 2009 disusun berdasarkan data dan laporan dari seluruh

unit jajarannya baik yang ada di pusat dan di daerah (kantor wilayah). LAKIP tersebut memuat tentang

penetapan rencana kerja tahunan yang ditetapkan pada awal tahun 2009, pelaksanaan rencana kerja

sepanjang tahun 2009 dan penilaian/pengukuran kinerja di akhir tahun anggaran 2009.

Setelah penyusunan LAKIP ini diharapkan nantinya Kementerian Hukum dan HAM dapat mengetahui

seberapa jauh keberhasilan yang dicapai dari rencana kerja dan sasaran/tujuan yang telah ditetapkan.

Selain itu juga dapat diketahui permasalahan, kendala dan hambatan – hambatan yang merintangi

tercapainya keberhasilan kinerja dan menjadi suatu pemikiran dalam penyusunan rencana kerja selanjutnya

di tahun – tahun yang akan datang.

Dengan kata lain, LAKIP ini disampaikan sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja yang telah

dilakukan sepanjang tahun 2009 yang juga telah menggunakan anggaran Negara dan memenuhi unsur

transparansi mengingat masyarakat saat ini sangat proaktif mengamati dan mengkritisi kinerja pemerintah

yang disebut sebagai pemegang roda pembangunan nasional.

B. Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kementerian Hukum Dan HAM RI

Sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 39 tahun 2008 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara menyebutkan bahwa :

Tugas Kementerian adalah menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu

Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya

2. Pengelola barang/kekayaan milik Negara yang menjadi tanggungjawabnya

3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya dan

4. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

BAB I

PENDAHULUAN

Page 12: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 12

Lebih jelas lagi dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.09-PR,07 tahun 2007 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Departemen Hukum dan HAM RI mengatur tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM

sebagai berikut :

Tugas Pokok

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan

sebagian tugas pemerintahan di Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Fungsi

1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di Bidang Hukum dan Hak

Asasi Manusia;

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; dan

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada

Presiden.

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.09-

PR.07.10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia tanggal 20 April 2007, struktur organisasi Kementerian Hukum dan HAM terdiri dari :

1. Sekretariat Jenderal;

2. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan;

3. Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum;

4. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan;

5. Direktorat Jenderal Imigrasi;

6. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual;

7. Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia;

8. Inspektorat Jenderal;

9. Badan Pembinaan Hukum Nasional;

10. Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia;

11. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan

12. Staf Ahli.

Secara rinci struktur organisasi Kementerian Hukum dan HAM dapat di lihat pada lampiran 1

D. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992

tentang Keimigrasian.

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995, tentang Pemasyarakatan

3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual

4. Keppres RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang RANHAM 2004-2009.

Page 13: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 13

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM R.I. Nomor : M.HH-01.OT.01.01 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Hukum dan HAM R.I. Nomor: M.09.PR.07.10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Departemen Hukum dan HAM R.I.

6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH. -01.PR.01.01 Tahun 2010 tentang Rencana Strategi

Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2010-2014;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang

Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor M.3819.KP.04.15 Tahun 2006 tentang Pola Karier PNS Kementerian

Hukum dan HAM Sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.KP.01.01

Tahun 2010.

9. Peraturan Menteri Hukum & HAM RI No: M.03-PW.03.10 Tahun 2007 tentang : Tata Cara Pemeriksaan,

Penjatuhan, dan Penyampaian Hukuman Disiplin.

10. Peraturan Menteri Hukum & HAM RI No: M.72.PR.09.02 Tahun 2007 tentang : Badan Pertimbangan

Hukuman Disiplin.

11. Keputusan Menteri Hukum & HAM RI No: M.515.KP.04.11 Tahun 2007 tentang : Pendelegasian Kewenangan

Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penandatanganan Keputusan Hukuman Displin.

12. Keputusan Menteri Hukum dan HAM nomor M.HH-14.KP.03.03 Tahun 2010 tentang pembentukan TIM Baperjakat

Kementerian Hukum dan HAM .

13. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.02-PK.04.10 Tahun 1991 tentang Pola Penyelenggaraan

Kelompok Belajar Paket A dan Kelompok Belajar Usaha Bagi Narapidanana

14. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01-PK.02.01 Tahun 1991 tentang Petunjuk Pemindahan

Narapidanana, Anak Didik dan Tahanan

15. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.03-PK.04.02 Tahun 1991 tentang Cuti Mengunjungi Keluarga

Bagi Narapidanana

16. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01-PK.01.10 Tahun 1999 tentang Asimilasi, Pembebasan

Bersyarat dan Cuti Menjelang Bebas

17. Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI Nomor M.02.PR.08-03 Tahun 1999 tentang

Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan

18. Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI Nomor M.09.HN.02-01 Tahun 1999 tentang

Pelaksanaan Keputusan Presiden RI Nomor : 174 Tahun 1999 tentang Remisi

19. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PK.04.10 Tahun 1998 tentang Tugas, Kewajiban dan

Syarat-syarat Bagi Pembimbing Kemasyarakatan

20. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.07.PL.03.05 Tahun 1987 tentang Tata Cara Pengadaan,

Penyimpanan, Penggunaan dan Pemeliharaan Senjata Api di Lingkungan Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan.

21. Peraturan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : E.PK.04.10-80 Tanggal : 21 September 2007

Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Hukum Dan HAM RI Nomor: M. 01. Pk. 04.10 Tahun

2007 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang

Bebas Dan Cuti Bersyarat.

22. Peraturan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: E. PK. 04.10-60 Tanggal 12 Juli 2007 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Perwalian Narapidana Dan Anak Didik Pemasyarakatan.

Page 14: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 14

23. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: M.01.PK.04-10 Tahun 2007 Tanggal 16 Agustus 2007

Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas

dan Cuti Bersyarat, terdapat hal-hal yang baru sehingga diharapkan dengan Peraturan Menteri

tersebut terjadi perubahan yang signifikan dalam proses pembinaan integrasi melalui pemberian

Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat,

24. Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Nomor: ITJ.OT.03.01-03 Tahun 2010

tentang Kode etik Aparat Pengawasan Intern Kementerian Hukum dan HAM;

25. Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Nomor: ITJ.OT.03.01-02 Tahun 2010

tentang Pedoman Audit Kinerja Program di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

26. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat juncto Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI

Nomor : M.11-HT.04.02.TH2004 tanggal 17 Desember 2004 tentang Persyaratan dan Tata Cara

mempekerjakan Advokat Asing serta Kewajiban Memberikan Jasa Hukum Secara Cuma-Cuma Kepada

Dunia Pendidikan dan Penelitian Hukum.

27. Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Nomor: ITJ.OT.03.01-01 Tahun 2010 tentang

Pedoman Audit Kinerja Pelayanan Publik di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

28. Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Nomor: ITJ.OT.03.01-05 Tahun 2010

tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Hukum dan HAM

29. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor: AHU-46.PR.01.02 Tahun 2009 tentang

Pelaksanaan Pembudayaan dan Pemasyarakatan Materi Pidana,

30. Peraturan Bersama Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 dan Nomor M.HH-02.HM.03.02 Tahun 2009 tentang

Penerbitan Paspor Biasa Bagi Jemaah Haji.

31. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.329.GR.01.06 Tahun 2009 Tanggal 02 April 2009

tentang Perubahan Atas Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10 Tahun

1995 tentang Tata Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, dan Gugurnya Izin Keimigrasian;

32. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-330.IZ.01.10 Tahun 2009 Tanggal 02 April 2009

tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-434.IZ.01.10 Tahun 2006

tentang Bentuk, Ukuran, Redaksi, Jenis dan Indeks serta Peneraan Visa;

33. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-331.IZ.01.10 Tahun 2009 Tanggal 02 April 2009

tentang Perubahan Atas Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-307.IZ.01.10 Tahun

1995 tentang Klasifikasi, Persyaratan dan Tata Cara Administrasi Visa.

34. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : M.HH-04.GR.01.06 Tahun 2009 Tanggal 29 Mei 2009

tentang Visa Tinggal Terbatas Kemudahan Bekerja Saat Berlibur.

35. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1228-GR.01.13 Tahun 2009 Tanggal 28 September

2009 tentang Alih Status Izin Tinggal Dinas menjadi Izin Tinggal Terbatas.

36. pelaksana pengelola keuangan telah diterbitkan Surat Edaran Sekretariat Jenderal Kementerian

Hukum dan HAM tanggal 9 Oktober 2008 Nomor SEK.KU.03.03-210 sebagai pedoman dalam pengusulan

pengelola keuangan untuk Kantor Wilayah/UPT Kementerian Hukum dan HAM dan Unit Pusat.

37. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-11.OT.01.01 Tahun 2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Rumah Detensi Imigrasi.

Page 15: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 15

Reformasi Birokrasi di lingkungan Instansi Pemerintah terus digerakkan dan didorong percepatannya dalam

rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik menyangkut aspek organisasi, sumber daya manusia , system dan

manajemen proses , serta focus pada pencapaian hasil yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

Menyadari bahwa kinerja lembaga Kementerian Hukum dan HAM merupakan instansi yang secara langsung

melayani masyarakat dan berhadapan dengan masalah-masalah hukum dan HAM, maka keberadaannya sangat

berperan dalam mewujudkan masyarakat yang aman, tertib, berkeadilan dan sejahtera.

Dalam menjalani peran dan fungsi di bidang hukum dan HAM terdapat banyak tantangan, kendala dan kondisi-

kondisi yang terus mengalami perubahan sesuai dengan terjadinya perubahan nilai-nilai social dalam

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dan sebagai lembaga pemerintah yang senantiasa mengikuti dan mengatasi perkembangan yang ada serta

memberikan respon terhadap penilaian/evaluasi dan aspirasi baik dari masyarakat maupun lembaga-lembaga

terkait dengan pelaksanaan tugas, maka pada tahun 2009 secara signifikan lembaga Kementerian Hukum dan

HAM melakukan pembenahan dan terobosan guna meningkatkan kinerja organisasi.

Pembenahan yang dilakukan diawali dari penyusunan rencana strategis organisasi yang lebih transparan dan

akuntabel yaitu berupa rumusan visi dan misi yang jelas serta lengkah strategi berupa kebijakan dan program

kerja yang terukur dan transparan dengan adanya target sasaran dan indikator kinerja yang lebih jelas.

A. Kondisi Umum

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri dari 756 satuan kerja yang meliputi 11 Unit Eselon I, 33

Kantor Wilayah, 5 Balai Harta Peninggalan, 108 Kantor Imigrasi, 13 Rumah Detensi Imigrasi, 18 Perwakilan RI

di Luar Negeri, 232 Lembaga Pemasyarakatan, 201 Rumah Tahanan Negara, 70 Balai Pemasyarakatan dan 61

Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara sebagaimana tertuang dalam peraturan perundang-undangan

setiap satuan kerja melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berbeda satu sama lain, namun dapat

diintegrasikan dalam satu bidang hukum dan hak asasi manusia yang meliputi pembinaan hukum nasional,

pembentukan hukum, pemajuan hak asasi manusia, administrasi hukum umum, pembinaan pemasyarakatan,

pembinaan hak kekayaan intelektual, peningkatan pelayanan dan pengawasan keimigrasian.

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahap pertama tahun 2004-2009

pembangunan bidang hukum mencapai berbagai kemajuan yang dapat diukur melalui penerapan prinsip-

prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan pengharmonisasian rancangan peraturan perundang-

undangan dengan peraturan perundangan-undangan yang lebih tinggi/sederajat, kepentingan umum,

prinsip-prinsip gender, keberpihakan pada kelompok miskin dan hak asasi manusia.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat telah dilakukan penerapan teknologi informasi

dan komunikasi serta perbaikan kerangka regulasi pelayanan badan hukum melalui sistem administrasi

badan hukum, pelayanan dan pengawasan keimigrasian melalui pembangunan dan pengembangan sistem

BAB II

RENCANA STRATEGIS

Page 16: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 16

informasi manajemen keimigrasian (SIMKIN), yang meliputi pembangunan dan pengembangan E-Office,

enhanced cekal, sistem penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) untuk mendukung penerbitan

E-Passport pada tahun 2010, pembangunan Border Control Management (BCM) yang terintegrasi serta

didukung oleh pembangunan Disaster Recovery Centre (DRC) dan pelayanan hak kekayaan intelektual melalui

pengembangan sistem otomasi. Pelaksanaan hak asasi manusia selama kurun waktu awal reformasi dapat

dilihat dari perkembangan pemajuan hak asasi manusia di Indonesia dengan mulai dilaksanakannya Kovenan

Internasional tentang hak ekonomi, sosial dan budaya 1966 serta Kovenan Internasional tentang hak sipil dan

politik 1966 yang merupakan instrumen hak asasi manusia Internasional utama bagi pemajuan dan

perlindungan hak asasi manusia di dunia yang telah diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005

tentang Pengesahan Internasional Covenant on Economic, Social and Cultural Rights dan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Internasional Covenant on Civil and Political Right.

Dalam mendorong pelaksanaan sistem peradilan khususnya dalam penanganan penghuni yang memiliki

potensi beresiko tinggi diperlukan pendekatan khusus sesuai kebutuhannya. Penghuni Lembaga

Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara yang beresiko tinggi adalah penghuni yang karena ideologinya,

keyakinannya, keadaan jiwanya, perilakunya, atau jenis penyakitnya mempunyai kecenderungan melakukan

perbuatan atau karena penyakitnya yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat. Selain

itu juga pada saat ini tingkat hunian cukup tinggi dan untuk menanggulangi tingginya tingkat hunian pada

lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara telah dilakukan upaya penanganan over kapasitas

melalui pembebasan bersyarat dan cuti menjelang bebas serta penambahan kapasitas hunian lembaga

pemasyarakatan dan rumah tahanan negara.

1. Potensi dan Permasalahan

Pembangunan hukum diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan; mengatur permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia

industri; serta menciptakan kepastian investasi, terutama penegakan dan perlindungan hukum.

Pembangunan hukum juga diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi

serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang terkait kolusi, korupsi,

nepotisme (KKN).

Pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaruan materi hukum, struktur hukum dan budaya hukum

dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi

sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan hak asasi

manusia (HAM), kesadaran hukum, serta pelayanan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran,

ketertiban dan kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan negara yang makin tertib, teratur, lancar,

serta berdaya saing global.

Kepastian hukum dapat dicapai melalui peraturan perundang-undangan yang jelas, tegas dan konsisten.

Pada saat ini masih terdapat substansi peraturan perundang¬undangan yang tidak sesuai dengan materi

muatan peraturan perundang-undangan. Hal ini mengakibatkan kurang sempurnanya kualitas peraturan

perundang-undangan yang berdampak meningkatnya jumlah revisi suatu peraturan perundang-

undangan, baik dalam bentuk amandemen maupun melalui pengujian peraturan perundang-undangan di

Mahkamah Konstitusi atau Mahkamah Agung. Kualitas peraturan perundang-undangan ditentukan antara

lain oleh dukungan pengkajian, penelitian dan penyusunan naskah akademik. Masalah terkait lainnya yang

merupakan isu-isu strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yaitu :

Page 17: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 17

2. Sistem – Manajemen dan Kelembagaan

a. Integrasi pelayanan terendah (penilaian dari Komisi Pemberantasan Korupsi);

b. Peringkat 64 dari 74 Kementerian Negara/Lembaga (penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara). Lambat dalam merespon sesuatu

hal (kurang responsif);

c. Ketatalaksanaan (SOP yang masih belum lengkap);

d. Information Technology yang masih belum terpadu;

e. Belum adanya grand design pembangunan hukum nasional;

f. Reformasi birokrasi belum berjalan;

g. Kurangnya koordinasi antar unit utama (eselon 1);

h. Belum terbentuknya Standart Operational Procedure pelayanan yang terintegrasi di pusat dan

daerah;

i. Belum terakomodasinya hasil penelitian dalam proses legislasi;

j. Masih tumpang tindih tupoksi;

k. Pengawasan lalu lintas manusia masuk Negara Kesatuan Republik Indonesia belum sepenuhnya

terawasi;

l. Standarisasi pelayanan belum secara utuh tertata;

m. Belum dipahaminya visi misi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; 1.14. Mekanisme penyusunan

anggaran cenderung kurang partisipatif;

n. Pelayanan jasa hukum belum secara optimal dinikmati masyarakat;

o. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia belum sebagai Law Centre; 1.17. Peran pengawasan

internal belum optimal;

p. Dipisahkannya secara tajam fungsi administrasi fasilitatif dan fungsi teknis substantif;

q. Kelembagaan pusat-daerah (hubungan tata kerja Pusat, Kantor Wilayah dan Satker);

r. Belum terbangunnya kelembagaan yang akuntabel dan profesional;

s. Belum berfungsi Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara dan Balai Pemasyarakatan secara

optimal.

3. Produk Hukum

a. Terdapat peraturan perundang-undangan peninggalan kolonial yang belum diganti;

b. Peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih;

c. Peraturan daerah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi/sederajat;

d. Peran Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam harmonisasi peraturan daerah

belum mempunyai dasar hukum yang j elas;

e. Belum terakomodasinya hasil penelitian dalam proses legislasi (hasil penelitian yang belum dijadikan

dasar kebijakan).

4. Masyarakat

a. Lemahnya penegakan hukum dan hak asasi manusia;

b. Pemahaman dan impelementasi hak asasi manusia belum merata;

c. Program peningkatan kesadaran hukum masih terbatas;

d. Belum meratanya pelayanan jasa hukum dan hak asasi manusia bagi rakyat;

Page 18: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 18

e. Pelaksanaan penyuluhan hukum dan hak asasi manusia belum terkoordinasi lintas sektor;

f. Tingkat pembajakan hak kekayaan intelektual sangat tinggi;

g. Rendahnya permohonan hak kekayaan intelektual– Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

5. Sumber Daya Manusia (termasuk manajemen sumber daya manusia):

a. Perlunya peningkatan sumber daya manusia dalam pendidikan dan pelatihan baik administrasi dan

teknis;

b. Kurangya kompetensi sumber daya manusia dalam pemeriksaan dan auditor pemeriksa;

c. Remunerasi (Sistem Penggajian/Pendapatan yang belum sesuai beban kerja); 4.4. Korupsi Kolusi

Nepotisme;

d. Pola karir belum berbasis hasil kerja;

e. Lemahnya disiplin pegawai;

f. Integritas pelayanan masih rendah;

g. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan yang belum berdayaguna, hasil guna dan tidak aplikatif

perilaku pegawai

B. VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

1. Visi dan Misi Kementerian/Lembaga.

Isu-isu strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai gambaran keadaan yang terus

menerus dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan sistem hukum nasional yang mencakup pembangunan

substansi hukum, penyempurnaan struktur hukum dan pelibatan seluruh komponen masyarakat yang

mempunyai kesadaran hukum tinggi untuk mendukung pembentukan sistem hukum nasional yang dicita-

citakan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan sistem hukum nasional sebagaimana yang dicita-citakan

adalah mewujudkan sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak asasi

manusia yang berdasarkan keadilan dan kebenaran. Berlandaskan hal tersebut maka dirumuskan visi

dan misi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yaitu :

Visi : Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum

Misi : Melindungi Hak Asasi Manusia

Tata Nilai : 1. Kepentingan Masyarakat;

2. Integritas;

3. Responsif;

4. Akuntabel;

5. Profesional;

2. Tujuan.

Tujuan merupakan penjabaran dari misi dan juga dimaksudkan sebagai kerangka dasar serta arah

pelaksanaan kebijakan dan kegiatan prioritas pembangunan.

Tujuan pembangunan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2010-2014 adalah:

a.Menciptakan Supremasi Hukum;

b.Memberdayakan Masyarakat untuk Sadar Hukum dan Hak Asasi Manusia;

Page 19: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 19

c.Memperkuat Manajemen dan Kelembagaan secara Nasional;

d.Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.

3. Sasaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai melalui

serangkaian kebijakan, program dan kegiatan prioritas agar penggunaan sumber daya dapat efisien dan

efektif. Sasaran pembangunan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2010-214 adalah :

a. Pembentukan peraturan perundang-undangan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan

perkembangan global secara tepat waktu;

b. Seluruh peraturan perundang-undangan di tingkat pusat maupun daerah harmonis dan melindungi

kepentingan nasional;

c. Seluruh pengawasan dan penindakan dilakukan secara konsisten untuk menjamin kepastian hukum;

d. Seluruh desa sadar hukum;

e. Seluruh masyarakat, terutama kelompok rentan dan minoritas memperoleh perlindungan dan

pemenuhan atas hak asasinya;

f. Hak kekayaan intelektual masyarakat menjadi produk bernilai ekonomi yang diakui secara

internasional;

g. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukan secara tepat waktu dan

terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

h. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai target kinerjanya dengan

administrasi yang akuntabel;

i. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Law Centre memiliki kantor pelayanan hukum

dan Hak Asasi Manusia di setiap kabupaten/kota;

j. Seluruh aparatur hukum dan hak asasi manusia memiliki kompetensi sesuai bidangnya dan

memperoleh pengembangan karir yang jelas;

k. Seluruh unit kerja memiliki sumber daya manusia profesional sesuai kebutuhan dan kaderisasi yang

berkesinambungan.

C. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2009-2014 ditetapkan agenda penegakan

hukum dan pemberantasan korupsi. Agenda dalam bidang hukum mencakup proses pembuatan undang-

undang, proses penjabarannya, proses pengawasan dan juga penegakan aturan hukum. Selama ini terus

dilakukan pembenahan pada substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum. Tumpang tindih dan

inkonsistensi peraturan perundang-undangan harus diperkecil, demikian juga hambatan pada

implementasi peraturan perundang-undangan harus dihilangkan, dan terus diupayakan perjanjian

ekstradisi dengan negara-negara yang berpotensi menjadi tempat pelarian pelaku tindak pidana korupsi

dan tindak pidana lainnya.

Penegakan hukum merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dan sangat penting dalam

menjaga sistem demokrasi yang berkualitas dan juga mendukung iklim berusaha yang baik agar kegiatan

Page 20: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 20

ekonomi dapat berjalan dengan pasti, aman dan efisien dalam rangka mencapai kesejahteraan rakyat.

Sasaran reformasi penegakan hukum adalah tercapainya suasana dan kepastian keadilan melalui

penegakan hukum dan terjaganya ketertiban umum. Sasaran tersebut tercermin dari persepsi

masyarakat pencari keadilan untuk merasakan kenyamanan, kepastian, keadilan, dan keamanan dalam

berinteraksi dan mendapat pelayanan dari para penegak hukum.

Berdasarkan keberhasilan pencapaian program pembangunan dalam lima tahun sebelumnya

(2004-2009), pemerintah akan melanjutkan pendekatan pembangunan kelembagaan dalam mewujudkan

visi dan misi pembangunan. Pendekatan yang bersifat kelembagaan ini dimaksudkan sebagai pendekatan

yang menyeimbangkan antara pentingnya proses yang berlandaskan pada tata kelola yang baik, bersih,

transparan, adil dan akuntabel dengan hasil yang baik dan efisien.

Visi dan misi pemerintah 2009-2014 dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam

sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat

keberhasilannya. Sebelas Prioritas Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2010-2014 diantaranya:

Prioritas 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

1. Substansi Inti Regulasi, percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangandi tingkat pusat dan daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasipembangunan diantaranya penyelesaian kajian 12.000 peraturan daerah selambat-lambatnya 2011;

1.1 Kegiatan Fasilitasi perancangan peraturan daerah;

SasaranMeningkatkan pemerintahan propinsi, kabupaten/kota yang dipetakan dan yangmempublikasikan perdanya dalam sistem informasi peraturan daerah;

Indikator 1. Persentase Pemerintahan Daerah yang dipetakan dan dipublikasikan peraturandaerahnya dalam sistem informasi peraturan daerah yang akuran dan uptudate;

2. Persentase Pemerintah Daerah di wilayah I, II, III yang memperoleh fasilitasiperancangan peraturan daerah.

Indikasi Pagu 9 Milyar

2. Substansi Inti Penegakan Hukum, peningkatan intergrasi dan integritas penerapan danpenegakan hukum oleh seluruh lembaga dan aparat hukum;2.1. Kegiatan Penyelenggaran Kegiatan di bidang Pengelolaan Benda Sitaan Negara danbarang Rampasan Negara;Sasaran Pengelolaan benda sitaan Negara dan barang rampasan Negara;

Indikator Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negarayangdikelola secara tepat waktu dan akuntabel;Indikasi Pagu 2 Milyar

2.2. Kegiatan Pembinaan Kegiatan di bidang Keamanan dan Ketertiban;

Sasaran Lapas ru tan memenuh i s tandar hun ian dan keamanan ,penanganan kasus NAPZA, penangan aduan masyarakat / tahanan;

Indikator 1. Persentase Lapas Rutan yang memenuhi standar hunian dan keamanan;2. Persentase Penanganan kasus penyebaran NAPZA, kejahatan tero rgan is i r ,

dan pe langgaran kode et i k pe tugas Pemasyarakatan di UPT PAS;3. Persentase Pengaduan Masyarakat maupun warga binaan

pemasyarakatan yang ditindaklanjuti secara cepat dan tepat.

Indikasi pagu 5,8 Milyar

Page 21: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 21

2.3. Kegiatan Penyelenggaran Kegiatan di Bidang Pelayanan Tahanan dan PembinaanNarapidana;Sasaran 1. Narapidana terserap di kegiatan kerja secara tepat dan

akuntabel;Indikator 1. Persentase tahanan dan narapidana yang teregistrasi dan terklarifikasisecara tepat dan akuntabel;Indikasi Pagu 3,4 Milyar

2.4. Kegiatan Pembinaan kegiatan di bidang Bimbingan kemasyarakatan dan Anak;

Sasaran Penyeleggaraan kegiatan bimbingan kemasyarakatan dan anak yangberkualitas;Indikator 1. Persentase anak didik pemasyarakatan;2. Persentase klien pemasyarakatan;Indikasi Pagu 7,1 Milyar

2.5. Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen;

Sasaran Peningkatan kualitas SDM hukum dan HAM;

Indikator Persentase peningkatan kinerja lulusan diklat kepemimpinan dan manajemen pada

unit kerja;Indikasi Pagu 38 Milyar

2.6. Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis;

Sasaran Peningkatan kualitas SDM hukum dan HAM;

Indikator Persentase peningkatan kinerja lulusan diklat di bidang teknis pada unit

kerjanya;Indikasi Pagu 37 Milyar

2.7. Kegiatan Penyelenggaraan diklat Fungsional dan HAM;

Sasaran Peningkatan kualitas SDM hukum dan HAM;

Indikasi Pagu 108,2 Milyar

2.10.

Kegiatan Pengawasan Inspektorat Khusus.

Sasaran Terlaksananya mekanisme pengaduan masyarakat yang responsif terhadapkinerja aparat Kemenkumham;Indikator Persentase pengaduan dan kasus yang dituntaskan secara tepat waktu;

Indikasi Pagu 19 Milyar

Page 22: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 22

Prioritas 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha

1. Substansi Inti Kepastian hukum, reformasi regulasi bertahap ditingkat nasional dan daerah sehingga

terjadi harmonisasi peraturan perundangundangan yang t idak men imbu lkan

ket idak je lasan dan inkonsistensi dalam implementasinya;

1.1. Kegiatan Perancangan Peraturan Perundang-Undangan;

SasaranPeningkatan kualitas RUU dan Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang di DPR serta tenaga fungsional perancang Perundang-undangan;

Indikator 1. Persentase yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan;

2. Persentase yang selesai dibahas di DPR secara tepat waktu;

3. Persentase tenaga fungsional perancang peraturan Perundangundangan yangmendapat kualifikasi dan promosi sesuai standar secara tepat waktu danakuntabel;

4. Persentase kelengkapan dokumen dan pustaka secara akurat dan up to date;

5. Pembenahan Peraturan Perundang-undangan di bidangPertanahan, tata ruang dan lingkungan hidup;

6. Peraturan Perundang-undangan dibidang Mekanismeperlindungan saksi dan pelapor;

7. Peraturan Perundang-undangan dibidang yang mendorong pemberantasan korupsi.

Indikasi Pagu 75,5 Milyar

1.2. Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;

Sasaran Meningkatkan keharmonisan rancangan peraturan Perundangundangan ditingkatpusat bidang politik, hukum, keamanan, keuangan, perbankan, industri,perdagangan, sumber daya alam, riset, teknologi, kesejahteraan rakyat yangharmonis.

Indikator1. Persentase dibidang Politik, Hukum dan Keamanan;2. Persentase dibidang Keuangan dan Perbankan;

3. Persentase dibidang Industri yang harmonis;4. Persentase dibidang kesejahteraan rakyat;

5. Pembenahan PeraturanPerundang-undangan dibidang Pertanahan, tataruang dan lingkungan hidup;

6. Peraturan Perundang-undangan dibidang Mekanisme7. perlindungan saksi dan pelapor;8. Peraturan Perundang-undangan yang mendorong

pemberantasan korupsi.

Indikasi Pagu 38,5 Milyar

Disamping sebelas prioritas nasional, untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional

juga melalui upaya pencapaian prioritas nasional lainnya di bidang politik, hukum dan

keamanan,di bidang perekonomian dan di bidang kesejahteraan rakyat diantaranya yaitu:

Page 23: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 23

Prioritas lainnya Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

1. Substansi Inti Pelaksanaan perlindungan saksi dan pelapor.

1.1. Kegiatan Perancangan Peraturan Perundang-undangan.

Sasaran Peningkatan kualitas RUU dan peraturan perundang-undangan di bawah UU di

DPR serta tenaga fungsional perancang peraturan perundang-undangan.

Indikator 1. Bidang politik, hukum & keamanan;2. Bidang keuangan dan perbankan;

3. Bidang industri dan perdagangan;4. Bidang kesejahteraan rakyat;5. Bidang pertanahan, tata ruang, dan lingkungan hidup;6. Peraturan Perundang-undangan di bidang mekanisme

perlindungan saksi dan pelapor;7. Peraturan Perundang-undangan dibidang yang mendorong pemberantasan

korupsi.

Indikasi Pagu 75 Milyar

2. Substansi Inti Pengembalian aset (asset recovery).

2.1. Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan.

Sasaran Meningkatkan keharmonisan rancangan peraturan perundangundangan

tingkat pusat bidang politik, hukum, keamanan, keuangan, perbankan,

industri, perdagangan, sumber daya alam, riset, teknologi, kesejahteraan rakyat

yang harmonis.

Indikator 1. Bidang politik, hukum & keamanan;2. Bidang keuangan dan perbankan;

3. Bidang industri dan perdagangan;4. Bidang kesejahteraan rakyat;5. Bidang pertanahan, tata ruang, dan lingkungan hidup;6. Peraturan perundang-undangan di bidang mekanisme

perlindungan saksi dan pelapor;7. Peraturan perundang-undangan di bidang yg mendorong

pemberantasan korupsi.

Indikasi Pagu 38,5 Milyar

3. Substansi Inti Penguatan Perlindungan HAM.

3.1. Kegiatan Kerjasama HAM.

Sasaran Peningkatan kerjasama dalam dan luar negeri dlm rangka pemajuan

HAM dan harmonisasi rancangan peraturan Perundang-

undangan dalam perspektif HAM serta Naskah Akademik (NA) instrument HAM

internasional.Indikator 1. Persentase harmonisasi rancangan peraturan perUUan dalam perspektif

HAM;

2. Jumlah analisis laporan pelaksanaan instrumentHAM

Internasional dan Naskah Akademik instrumentHAM

Internasional;

Indikasi Pagu 9 Milyar

Page 24: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 24

3.2. Kegiatan Penguatan HAM.

Sasaran Presentasi KL pemerintah propinsi dan kabupaten/ kota telah mengikuti

pelatihan HAM.

Indikator 1. Jumlah program pembelajaran HAM;2. Jumlah bahan ajar HAM;

3. Jumlah fasilitator pelatihan HAM;4. Jumlah pelatihan HAM;

5. Jumlah K/L atau daerah yg telah melaksanakan RAN HAM;6. Jumlah penyuluh HAM.

Indikasi Pagu 10 Milyar

3.3. Kegiatan Diseminasi HAM.

Sasaran Meningkatnya Kementerian/Lembaga, Pemerintah Propinsi dan Kab/Kota yang

telah memperoleh diseminasi HAM.

Indikator 1.Jumlah evaluasi dan pengembangan diseminasi HAM;2.Jumlah data HAM yg diolah dari K/L, Prov, Kab & Kota;3.Jumlah evaluasi dan laporan tentang HAM.

Indikasi Pagu 8 Milyar

3.4. Kegiatan Informasi HAM.

Sasaran Informasi yang dapat diakses dari K/L, Provinsi dan

Kabupaten/Kota tentang HAM.

Indikator 1. Jumlah akses jalur informasi HAM melalui penyediaan koneksi internet;2. Jumlah layanan informasi melalui media cetak

danelektronik.

Indikasi Pagu 7 Milyar

Prioritas lainnya Bidang Perekonomian

1. Substansi Inti Peningkatan pelayanan dan perlindungan TKI selama proses penyiapan

pemberangkatan dan kepulangan.

1.1. Kegiatan Pelayanan dokumen perjalanan visa dan fasilitas keimigrasian.

Sasaran Terselenggaranya akses pelayanan paspor yang mudah dan tidak duplikasi

Indikator 1. Pelayanan keimigrasian yang transparan;2. Persentase penerbitan visa yang memenuhi standar dengan data akurat;3. Persentase pemberian paspor TKI Timur Tengah yang memenuhi

standar;4. Jumlah dan jenis fasilitas keimigrasian yang

diberikanmemenuhi standar.

Indikasi Pagu 49,1 Milyar

Page 25: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 25

Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan menunjukkan kemajuan di berbagai bidang

kehidupan masyarakat meliputi bidang sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan

dan teknologi, politik, pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur.

Kebijakan pembangunan hukum, dalam rangka mendukung terwujudnya Indonesia yang sejahtera,

demokratis dan berkeadilan hukum diarahkan (1).untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan, mengatur permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi terutama

dunia usaha dan dunia industri, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi, terutama

penegakan dan perlindungan hukum; (2). untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana

korupsi serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang terkait dengan

korupsi, kolusi dan nepotisme; (3) untuk perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik dengan strategi

sebagai berikut :

I Prioritas Bidang Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

1. Fokus Prioritas 1 Peningkatan efektifitas peraturan perundang-undangan.

Sasaran Terwujudnya tertib peraturan perundang-undangan.

Indikator Terlaksananya akses terhadap keadilan di bidang politik legislasi.

Program Pembinaan Hukum Nasional

1.1 Kegiatan Penyelenggaraan pelayanan teknis, pengkajian dan penelitian serta

pertemuan ilmiah dalam rangka pengembangan Sistim Hukum Nasional;

Sasaran1. Tersedianya penelitian/kajian dan penyusunan Naskah Akademik yang

berkualitas dalam penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;2. Tersusunnya rekomendasi hasil penelitian di bidang

substansi hukum, kelembagaan hukum dan budaya hukum

dalam rangka pengembangan sistem hukum nasional.

Indikator 1. Tersusunnya rekomendasi hasil 60 kajian hukum,4 kajian konstitusi, 40penelitian hukum;

2. Tersedianya format naskah akademik yang memasukan unsur biayadan manfaat.

To ta l a lokas i

prioritas 2010-2014

40,9 Milyar

1.2 Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Teknis, Perencanaan

Pembangunan Hukum, Analisa dan Evaluasi dan Penyusunan

Naskah Akademik Peraturan Perundangundangan serta Kerjasama Bidang

Hukum dalam rangka pembinaan dan pengembangan sistem hukum nasional;

Sasaran Tersusunnya usulan RUU dan Raperda yang sesuai dengan prioritas

pembangunan;

Page 26: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 26

Indikator 1. Persentase pemetaan kebutuhan hukum baik ditingkat nasional maupun

daerah secara terintegrasi dan tepat waktu untuk jangka panjang,menengah dan

tahunan;

2. Tersusunnya Daftar RUU Prioritas Prolegnas Pemerintah sejumlah 247

dan 50 % inventarisasi Prolegda;

3. Tersedianya mekanisme Prolegnas dan Prolegda yang

mendukung perencanaan pembangunan nasional;

4. Persentase kesesuaian RUU yang dibahas

dengan

prioritas dalam Prolegnas.

Total alokasi

prioritas 20 10-

2014

30 Milyar

1.3 KegiatanPenye lenggaraan Pe layanan Tekn is , Pengembangan

Penyuluhan Hukum dan Pembudayaan Kesadaran Hukum Nasional.

Sasaran Meningkatnya peran masyarakat dalam proses Program Pembentukan Hukum

penyusunan peraturan perUUan.

Indikator1. Persentase keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan proses

pembentukan peraturan perundangundangan dan pemahaman dalampelaksanaannya;

2. Adanya forum komunikasi dan konsultasi penyusunan naskahakademik peraturan perundangundangan.

Total alokasi

prioritas 20 10-

2014

41,7 Milyar

Program Pembentukan Hukum.

1.4 Kegiatan Perancangan Peraturan Perundang-undangan.

Sasaran Peningkatan kualitas RUU dan peraturan perundangundangan

dibawah UU di DPR serta tenaga fungsional perancang peraturan

perundang-undangan.Indikator 1. Persentase rancangan peraturan perundang-undangandibawah UU yang mampu menjawab kebutuhan

masyarakat dan perkembangan;

2. Persentase penyelesaian pembahasan rancangan undangundang di DPRsecara tepat waktu;

3. Persentase tenaga fungsional perancang

peraturan

perundang-undangan yang mendapatkan kualifikasi dan

promosi sesuai standar secara tepat waktu

dengan

Page 27: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 27

4. Persentase kelengkapan dokumentasi dan pustaka bidang peraturanperundang-undangan secara akurat dan up to date;

5. Persentase penyelesaian peraturan perundang-undangandi bidang pertanahan, tata ruang dan lingkungan hidup;

6. Persentase peraturan perundang-undangan di bidangmekanisme perlindungan saksi dan pelapor;Jumlah peraturan perundang-undangan yang mendorong pemberantasankorupsi.

To ta l a lokas i prioritas

2010-2014

75 Milyar

1.5 Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan.

SasaranMeningkatkan keharmonisan rancangan peraturan

perundang-undangan tingkat pusat bidang politik, hukum,

keamanan, keuangan, perbankan, industri, perdagangan, sumber daya

alam, riset, teknologi, kesejahteraan rakyat yang harmonis

Indikator1. Persentase rancangan peraturan perundang-undangan tingkat pusat

bidang politik, hukum dan keamanan yang harmonis;

2. Persentase rancangan peraturan perundang-undangan tingkat pusat

bidang keuangan dan perbankan yang harmonis;

3. Persentase rancangan peraturan perundang-undangan tingkat pusat

bidang industri dan perdagangan yang harmonis;

4. Persentase rancangan peraturan perundang-undangan

tingkat pusat bidang kesejahteraan rakyat yang harmonis;

5. Persentase harmonisasi Peraturan Perundang-undangan di

bidang Pertanahan, tata ruang, dan Lingkungan Hidup;

6. Persentase harmonisasi Peraturan Perundang-undangan di

bidang mekanisme Perlindungan Saksi dan Pelapor;

7. Persentase harmonisasi Peraturan Perundang-undangan di

bidang yang mendorong pemberantasan korupsi.

Total alokasi

prioritas 20 10- 2014

38,5 Milyar

1.6 Kegiatan Fasilitasi perancangan peraturan daerah.

Sasaran Meningkatkan pemerintahan daerah (provinsi, kab/kota) yang di petakan

dan dipublikasikan peraturan daerahnya dalam sistem informasi peraturan

daerah yang akurat dan up to date.

Page 28: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 18

Indikator1. Persentase pemerintahan daerah (provinsi,kab/kota) yang dipetakan dan

dipublikasikan peraturan daerahnya dalam sistem informasi peraturan

daerah yang akurat dan up to date;

2. Persentase pemerintahan daerah di wilayah I yang

memperoleh fasilitasi perancangan peraturan daerah;

3. Persentase pemerintahan daerah di wilayahII yang memperoleh

fasilitas perancangan peraturan daerah;

4. Persentase pemerintahan daerah di wilayah III yang memperoleh

fasilitas perancangan peraturan daerah.

Total alokasi

prioritas 20 10- 2014

9 Milyar

2. Fokus Prioritas 2 Peningkatan Kinerja Lembaga di Bidang Hukum.

Sasaran Peningkatan kinerja lembaga di bidang hukum yang

mendukung penegakan rule of law di Indonesia.

Indikator 1. Penurunan tunggakan perkara;2. Tersedianya jumlah unit pengaduan masyarakat di tiap lembaga penegak

hukum;3. Terwujudnya lembaga peradilan yang dihormati dan disegani oleh setiap

warga negara dengan diterapkannya sistem peradilan yang sederhana, cepat

dan transparan.

Program Pembinaan Penyelenggaraan Pemasyarakatan.

2.1. Kegiatan Pembinaan Penyelenggaran Kegiatan di bidang Pengelolaan Benda Sitaan Negara

dan barang Rampasan Negara.

Sasaran Terkelolanya Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Perkara.

Indikator Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola

secara tepat waktu dan akuntabel.

Total alokasi

prioritas 20 10- 2014

2 Milyar

2.2. Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Kegiatan di bidang Keamanan dan Ketertiban

Sasaran Penye lenggaraan keg ia tan d i b idang keamanan dan kertertiban yang

berkualitas serta pengelolaan benda sitaan Negara dan barang rampasan

Negara

Indikator 1. Persentase lapas/rutan yang memenuhi standar hunian dan keamanan;2. Persentase enanganan kasus penyebaran NAPZA kejahatanterorganisirdan

pelanggarankodeetikpetugaspemasyarakatan di UPT PAS;3. Persentase pengaduan masyarakt maupun tahanna dan warga binaan

pemasyarakatan yang ditidaklanjuti secara cepat dan tepat.

Page 29: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 19

Tota l a lokas i prioritas

2010-2014

5,8 Milyar

2.3. Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan kegiatan di bidang Bimbingan kemasyarakatan dan

Anak

Sasaran Penyeleggaraan kegiatan bimbingan kemasyarakatan dan anak yang

berkualitas

Indikator1. Persentase anak didik pemasyarakatan yang memperoleh pendidikan dan

reintegrasi secara tepatwaktu dan akuntabel;2. Persentase anak didik pemasyarakatan yang memperloleh pendampingan

dan pembimbingan secara tepat dan akuntabel;3. Persentase klien pemasyarakatan yang memperoleh

pembimbingan dan pengawasan secara tepat dan

akuntabel;

4. Persentase anak didik pemasyarakatan dan klien pemasyarkatan yangmendapatkan litmas secara tepat dan akuntabel.

Total alokasi

prioritas 20 10- 2014

7,1 Milyar

2.4. Kegiatan Pembinaan Penyelenggaran Kegiatan di Bidang Pelayanan Tahanan dan

Pembinaan Narapidana.

Sasaran Terlaksananya pembinaan terhadap tahanan dan narapidana yang tepat dan

akuntabel.

Indikator 1. Persentase tahanan dan narapidana yang teregristasi dan terklasifikasi secaratepat dan akuntabel;

2. Persentase narapidana yang terserap di kegiatan kerja secara tepat danakuntabel;

3. Persentase narapidana yang memperoleh pembinaan

kepribadian secara tepat dan akuntabel.

Total alokasi

prioritas 20 10- 2014

3,4 Milyar

2.5. Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Kegiatan di bidang Kesehatan dan Perawatan

warga binaan pemasyarakatan.

Sasaran Penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan dan

perawatan yang berkualitas.

Indikator 1. Persentasetahanan narapidana dan anak didikpemasyarakatan yang memperoleh perawatan dan

pelayanan kesehatan sesuai standar kesehatan;

2. Penurunan jumlah penyakit menular ;3. Persentase bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi yang

memperoleh perlindungan secara tepat waktu dan akuntabel.

Total alokasi

prioritas 20 10- 2014

9,8 Milyar

Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Hukum dan HAM

2.6. Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen

Page 30: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 20

Sasaran Peningkatan kualitas SDM hukum dan HAM

Indikator Peningkatan kenerja lulusan diklat kepemimpinan dan

manajemen pada unit kerja

Indikasi Pagu 38 Milyar

2.7. Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis.

Sasaran Peningkatan kualitas SDM hukum dan HAM.

Indikator Persentase peningkatan kinerja lulusan diklat di bidang teknis pada unit

kerjanya.

Indikasi Pagu 37 Milyar

2.8. Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan HAM

Sasaran Peningkatan kualitas SDM hukum dan HAM

Indikator Peningkatan kinerja lulusan diklat di bidang fungsional dan HAM pada unit

kerjanya.

Indikasi Pagu 40,6 Milyar

2.9. Kegiatan Pendidikan Kedinasan.

Sasaran Peningkatan kualitas SDM hukum dan HAM.

Indikator Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis pemasyarakatan

Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis keimigrasian

Indikasi Pagu 50,2 Milyar

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya

2.10. Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Kepegawaian Kemenkumham

Sasaran Peningkatan kualitas SDM Kemenkumham

Indikator 1. Persentase unit kerja yang memiliki kaderisasiberkesinambungan dan pegawai yang memperoleh

Indikasi Pagu 108,2 Milyar

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kemenkumham2.11. Kegiatan Pengawasan Inspektorat khusus.

Sasaran Tersedianya mekanisme pengaduan masyarakat yang

responsif terhadap kinerja aparat.

Indikator Persentase pengaduan dan kasus yang dituntaskan secara tepat waktu.

Indikasi Pagu 19 Milyar

Program Peningkatan Pelayanan dan Pengawasan Keimigrasian.

Page 31: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 21

2.12. Kegiatan Pelayanan dokumen perjalanan visa dan fasilitas

keimigrasian.

Sasaran Peningkatan pelayanan dokumen perjalanan, visa dan

fasilitas keimigrasian.

Indikator

1. Biaya pelayanan keimigrasian yang transparan;2. Persentase penerbitan persetujuan visa yang memenuhi

standar dengan data akurat;3. Persentase kebijakan pemberian paspor RI yang

memenuhi standar dengan data akurat;4. Persentase pemberian paspor TKI Timur Tengah yang

memiliki standar;5. Jumlah dan jenis fasilitas keimigrasian yang diberikan memenuhi standar;6. Persentase kebijakan pemberian izin keimigrasian yang memenuhi standar

dengan data akurat.

Indikasi Pagu 35 Milyar

2.13. Kegiatan Persetujuan izin tinggal dan status keimigrasian.

Sasaran Peningkatan pelayanan pemberian izin tinggal dan status keimigrasian.

Indikator 1. Persentase persetujuan izin tinggal yang diterbitkan;2. Persentase persetujuan alih status yang diterbitkan sesuai standar;3. Jumlah persetujuan Surat Keterangan Keimigrasian (SKIM) dan

penelaahan status kewarganegaraan yang diterbitkan sesuai standar.

Indikasi Pagu 2, 9 Milyar

Program Administrasi Hukum Umum

2.14. Kegiatan Administrasi Badan Hukum

Sasaran Peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan jasa badan hukum PT dan

badan hukum sosial yang sesuai standar dan akuntabel serta berbasis IT dengan

waktu yang lebih singkat dan biaya rendah.

Indikator 1. Persentase administrasi pelayanan jasa hukum Perseroan Tertutup yang

sesuai standar dan akuntabel;

2. Persentase administrasi pelayanan jasa hukum PT, Lembaga

Keuangan dan fasilitas penanaman modal yang sesuai standar dan akuntabel;

3. Persentase administrasi pelayanan jasa hukum badan

hukum sosial yang sesuai standar dan akuntabel;

4. Persentase pengumuman dalam TBN secara tepat waktu

dan persentase layanan permohonan badan hukum

berbasis IT dengan data yang lengkap dan akurat;

5. Persentase penyelesaian gugatan masyarakat dan

pemberian pendapat hukum secara akuntabel.

Indikasi Pagu 127 Milyar

Page 32: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 22

Program Pembinaan Penyelenggaraan HKI.

2.15. Kegiatan Penyelenggaraan sistem Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak

Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang.

Sasaran Peningkatan kualitas sistem Hak Cipta, Design Industri, Design tata letak Sirkuit

Terpadu, dan Rahasia Dagang yang memperoleh perlindungan hukum dengan waktu

yang lebih singkat dan biaya rendah.

Indikator 1. Persentase pendaftaran hak cipta Design Industri, Design tata letakSirkitTerpadu, dan Rahasia Dagang;

2. Persentase admin i s t ras i ke lengkapan dokumen permohonan,mutasi dan lisensi hak cipta, hak tata letak sirkuit terpadu, desain industridan rahasia dagang yang sesuai standar;

3. Persentase administrasi klasifikasi dan penyelesaianpemeriksaan substantif desain industri yang sesuai

standar;

4. Persentase pengumuman desain industri dan penerbitan suratpendaftaran ciptaan, sertifikat desain tata letak sirkuit terpadu sertasertifikat dan perpanjangan desain industri yang sesuai standar;

5. Persentase pelayanan hukum di bidang hak cipta, desain industri, desain

tata letak sirkuit terpadu dan rahasia dagang yang sesuai standar.

Indikasi Pagu 8,6 Milyar

2.16. Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Paten.

Sasaran Peningkatan kualitas system paten yang memperoleh perlindungan hukum

dengan waktu yang lebih singkat dan biaya rendah.

Indikator 1. Persentase administrasi pemeriksaan substantif sesuai standar;2. Persentase administrasi penerbitan sertfikat paten dan pemeliharaan

sesuai standar;3. Persentase pelayanan hukum di bidang paten sesuai standar.

Indikasi Pagu 14 Milyar

2.17. Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Merek dan Indikasi Geografis.

Sasaran Peningkatan kualitas system Merek dan Indikasi geografis dengan waktu yang

lebih singkat dan biaya rendah.

Indikator1. Persentase pendaftaran hak merek dan indikasi geografi;2. Persentase admin i s t r as i ke lengkapan dokumen permohonan merek

dan indikasi geografis, perpanjangan, mutasi dan lisensi serta pengklasifikasianmerek sesuai standar;

3. Persentase administrasi pemeriksaan substantif merek;

4. Persentase administrasi pemeriksaan substantif indikasi geografi sesuaistandar;

5. Persentase penerbitan sertifikat merek dan indikasigeografis serta perpanjangan merek sesuai standar;

6. Persentase Pelayanan hukum di bidang merek.

Indikasi Pagu 17,4 Milyar

Page 33: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 23

2.18. Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Teknologi Informasi HKI.

Sasaran Peningkatan jumlah layanan HKI yang bisa diakses masyarakat secara on line

dengan sistem aplikasi dan basis data yang akurat.

Indikator1. Persentase unit kerja HKI yang terintegrasi dalam aplikasi sistem informasi HKI

yang terjamin keamanannya;2. Persentase unit kerja HKI dan kantor wilayah yang terintegrasi melalui sistem

jaringanterintegrasi Kemenkumham;3. Persentase jumlah dan jenis informasi HKI yang dapat diakses masyarakat

secara on line 24 jam dengan data yang up to date;4. Persentase kelengkapan dokumentasi HKI secara manual dan digital.

Indikasi Pagu 57,7 Milyar

3. Fokus Prioritas 3 Peningkatan Penghormatan terhadap HAM.

Sasaran Meningkatnya upaya pemenuhan dan perlindungan serta penegakan hak-hak

asasi manusia sesuai dengan hak-hak yang tercantum dalam ketentuan

peraturan perundangundangan yang berlaku.

Indikator Persentase kementerian/lembaga yang telah melaksanakan kebijakan

berdasarkan pendekatan HAM.

Program Perlindungan dan Pemenuhan HAM

3.1. Kegiatan Kerjasama HAM.

Sasaran Peningkatan kerjsama dalam dan luar negeri dlm rangka pemajuan HAM dan

harmonisasi rancangan peraturan perUUan dalam perspektif HAM serta

NA instrument HAM internasional.

Indikator1. Persentase harmonisasi rancangan peraturan per-UUan dalam perspektif

HAM;2. Jumlah analisis laporan pelaksanaan instrument HAM Internasional dan Naskah

akademik instrument HAM Internasional;3. Jumlah kerjasama luar negeri dalam rangka pemajuan HAM;4. Jumlah kerjasama dalam negeri dalam rangka

implementsi HAM/RANHAM.

Indikasi Pagu 9 Milyar

3.2. Kegiatan Penguatan HAM.

Sasaran Diterapkannya perspektif HAM dalam pelaksanaan kegiatan pada semua bidang

pembangunan.

Indikator 1. Persentase kementerian/lembaga yang telahmelaksanakan kebijakan yang berperspektif HAM;

2. Jumlah program pembelajaran HAM;3. Jumlah bahan ajar HAM;

4. Jumlah fasilitator pelatihan HAM;5. Jumlah pelatihan HAM.

Indikasi Pagu 10 Milyar

Page 34: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 24

3.3. Kegiatan Diseminasi HAM

Sasaran Meningkatnya Kementeri an/Lembaga, Pemerintah Propinsi dan

Kabupaten/Kota yang telah memperoleh diseminasi HAM.

Indikator 1. Jumlah K/L atau daerah yang telah melaksanakan RAN HAM;2. Jumlah penyuluh HAM;3. Jumlah evaluasi dan pengembangan diseminasi HAM.

Indikasi Pagu 8 Milyar

3.4. Kegiatan Informasi HAM

Sasaran Informasi yang dapat diakses dari K/L, Provinsi dan

Kabupaten/kota tentang HAM

Indikator1. Jumlah data HAM yang diolah dari KL propinsi dan kabupaten/kota;2. Jumlah evaluasi dan laporan tentang HAM;3. Jmlah akses jalur informasi HAM melalui penyediaan koneksi internet;4. Jumlah layanan informasi melalui media cetak dan elektronik.

Indikasi Pagu 7 Milyar

2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Pembangunan hukum diarahkan pada (1). Terwujudnya sistem hukum nasional yang mantap

bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang mencakup

pembangunan materi hukum, struktur hukum termasuk aparat hukum, sarana dan prasarana hukum;

(2). Perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran dan budaya hukum yang tinggi dalam rangka

mewujudkan negara hukum; serta penciptaan kehidupan masyarakat yang adil dan demokratis.

Pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaharuan hukum dengan tetap memperhatikan

kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan

kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan hak asasi manusia, kesadaran hukum, serta

pelayanan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran, ketertiban dan kesejahteraan dalam rangka

penyelenggaraan negara yang makin tertib dan teratur sehingga penyelenggaraan pembangunan nasional

akan makin lancar.

Dalam rangka mendukung pembangunan hukum dan mewujudkan visi dan misi Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia yang meliputi program pembangunan bidang pembinaan hukum nasional, pembentukan

hukum, pemajuan hak asasi manusia, administrasi hukum umum, pembinaan pemasyarakatan, pembinaan hak

kekayaan intelektual, peningkatan pelayanan dan pengawasan keimigrasian yang dijabarkan dalam program dan

kegiatan tahun 2010-2014 sesuai tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

sebagai berikut :

Page 35: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 25

1 Program Peningkatan Pelayanan dan Pengawasan Keimigrasian

Tujuan 1. Menciptakan supremasi hukum;

2. Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Sasaran1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mampu menjawab

kebutuhan masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu;2. Seluruh pengawasan dan penindakan dilakukan secara konsisten

untuk menjamin kepastian hukum;3. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan

dilakukan secara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan datayang akurat;

4. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yang akuntabel.

Kegiatan Prioritas 1. Pelayanan dokumen perjalanan visa dan fasilitaskeimigrasian

2. Persetujuan izin tinggal dan status keimigrasian.

Indikasi Pagu 37,9 milyar

Kegiatan Tupoksi Pelayanan Dokumen Perjalanan, Visa dan Fasilitas

Keimigrasian, Perumusan Kebijakan Teknis Dokumen

Perjalanan, Visa, Ijin Masuk, Izin Bertolak, dan Fasilitas

Ke im igras ian , Perse tu juan Iz in T ingga l dan Sta tus Keimigrasian,

Perumusan Kebijakan Teknis Izin Tinggal, Alih Status Keimigrasian, Status

Keimigrasian dan Surat Keterangan Keimigrasian Serta Izin Tinggal

Khusus/Darurat, PendeteksianPelanggaranAtauKejahatanKeimigrasian,

Perumusan Rancangan Kebijakan Teknis Intelejen

Keimigrasian, Penyidikan dan Penindakan Pelaku Tindak

Pidana Keimigrasian, Penyajian Data Jegah Tangkal,

Perumusan Kebijakan Teknis Penyidikan dan Penindakan

Keimigrasian, Kerjasama Luar Negeri Keimigrasian , Perumusan Kebijakan Teknis

Lintas Batas dan Kerjasama Keimigrasian Antar Negara dan Organisasi

Internasional, Aplikasi On Line 24 Jam, Perumusan Kebijakan Teknis Sistim

Informasi Keimigrasian, Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan

Pelaporan.

Indikator 1. Persentase hasil pengawasan yang ditindaklanjuti;2. Persentase target kinerja yang terpenuhi.

Indikasi Pagu 2.08 1,0 Milyar

2 Program Administrasi Hukum Umum.

Tujuan 1. Menciptakan supremasi hukum;2. Memberdayakan masyarakat untuk sadar hukum dan hak asasi

manusia3. Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Page 36: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 26

Sasaran

1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mampu menjawabkebutuhan masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu;

2. Seluruh masyarakat terutama kelompok rentan dan minoritas memperolehperlindungan dan pemenuhan atas hak asasinya;

3. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukansecara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

4. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yang akuntabel.

Kegiatan Prioritas Administrasi badan hukum

Indikasi Pagu 127 milyar

Kegiatan Tupoksi Administrasi Hukum Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional, Badan

Hukum, Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Indikator Persentase target kinerja yang terpenuhi.

Indikasi Pagu 381,6 Milyar

3 Program Pembinaan/Penyelenggaraan Hak Kekayaan Intelektual.

Tujuan 1. Menciptakan supremasi hukum;2. Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Sasaran

1. Seluruh pengawasan dan penindakan dilakukan secara konsisten untukmenjamin kepastian hukum;

2. Hak kekayaan intelektual masyarakat menjadi produk bernilai ekonomiyangdiakui secara internasional;

3. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian danpelaporan dilakukan secara tepat waktu dan terintegrasiserta berdasarkan data yang akurat;

4. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yang akuntabel

Kegiatan Prioritas1. Penyelenggaraan sistem Hak Cipta, Desain Industri,

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang;2. Penyelenggaraan sistem paten;3. Penyelenggaraan sistem merek dan indikasi geografis;4. Penyelenggaraan sistem teknologi infomrasi HKI.

Indikasi Pagu 97,7 milyar

Kegiatan Tupoksi

Penyelenggaraan Penyidikan Hak Kekayaan Intelektual,

Penyelenggaraan Sistem Hak Cipta, Desain Industri, DesainTata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang,Penyelenggaraan Sistem Paten, Penyelenggaraan Sistem

Merek dan Indikasi Geografis, Penyelenggaraan Kerjasama

dan Pengembangan Hak Kekayaan In te lek tua l , Penyelenggaraan

Sistem Teknologi Informasi Hak Kekayaan Intelektual, Dukungan Manajemen dan

Dukungan Teknis Lainnya.

Page 37: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 27

Indikator Persentase target kinerja yang terpenuhi.

Indikasi Pagu 400,9 Milyar

4 Program Pembentukan Hukum.

Tujuan 1. Menciptakan supremasi hukum;2. Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Sasaran1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mampu menjawab

kebutuhan masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu;2. Seluruh PeraturanPerundang-undangan di tingkat

nasional maupun daerah harmonis dan melindungi

kepentingan nasional;

3. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukansecara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

4. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yang akuntabel;

5. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Law Center

memiliki Kantor Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia di setiap

Kabupaten/Kota.

Kegiatan Prioritas 1. Perancangan peraturan perundang-undangan;2. Harmonisasi peraturan perundang-undangan; 3. Fasilitasiperancangan peraturan daerah.

Indikasi Pagu 122,5 milyar

Kegiatan Tupoksi Perancangan Peraturan Perundang-Undangan, Harmonisasi Peraturan

Perundang-Undangan, Publikasi, Kerjasama dan Pengundangan Peraturan

Perundang-Undangan, Litigasi Peraturan Perundang-Undangan, dan Fasilitasi

Perancangan Peraturan Daerah, Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya.

Indikator Persentase target kinerja yang terpenuhi.

Indikasi Pagu 236 Milyar

5 Program Pembinaan Hukum Nasional.

Tujuan1. Menciptakan supremasi hukum;2. Memberdayakan masyarakat untuk sadar hukum dan Hak Asasi Manusia;3. Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Sasaran 1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mampu menjawabkebutuhan masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu;

2. Seluruh desa sadar hukum;3. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukan

secara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;4. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai target

kinerjanya dengan administrasi yang akuntabel;5. Kemeterian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Law Center memiliki Kantor

Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia di setiap Kabupaten/Kota

Page 38: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 28

Kegiatan Prioritas 1. Penyelenggaraan Pelayanan Teknis, PerencanaanPembangunan Hukum, Analisa dan Evaluasi dan

Penyusunan Naskah Akademik Peraturan Perundangundangan serta

Kerjasama Bidang Hukum dalam rangka pembinaan dan

pengembangan sistem hukum nasional;

2. Penyelenggaraan pelayanan teknis, pengkajian danpenelitian serta pertemuan ilmiah dalam rangka

pengembangan Sistim Hukum Nasional;

3. Penyelenggaraan pelayanan teknis, pengembangan penyuluhan hukum dan

pembudayaan kesadarfan hukum nasional.

Indikasi Pagu 112,6 milyar

Kegiatan Tupoksi Penyelenggaraan Pelayanan Teknis, Pengkajian, Penelitian,Pertemuan Ilmiah Dalam Rangka Pengembangan SistemHukum Nasional, Perencanaan Pembangunan Hukum,Analisis dan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan,Peningkatan Program Legislasi Nasional dan ProgramLegislasi Daerah Penyusunan Naskah Akademis PeraturanPerundang-Undangan, Kerjasama Bidang Hukum,Dokumentasi Jaringan Informasi Hukum, Publikasi danPengolahan Data, Pengembangan Penyuluhan Hukum,Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya

Indikator Persentase target kinerja yang terpenuhi

Indikasi Pagu 23 9,8 milyar

6 Program Pembinaan Penyelenggaraan Pemasyarakatan.

Tujuan Menciptakan supremasi hukum;

Memberdayakan masyarakat untuk sadar hukum dan ham; 3. Memperkuatmanajemen dan kelembagaan nasional

Sasaran 1. Seluruh pengawasan dan penindakan dilakukan secara konsisten untukmenjamin kepastian hukum;

2. Seluruh masyarakat terutama kelompok rentan dan minoritas memperolehperlindungan dan pemenuhan atas hak asasinya;

3. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukansecara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

4. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yang akuntabel.

Kegiatan Prioritas1 . Pembinaan penye lengga raan keg ia tan d i b idang pengelolaan

benda sitaan negara dan barang rampasan negara;2 . Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang keamanan dan ketertiban;3 . Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan dan perawatan

warga binaan pemasyarakatan;4 . Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang pelayanan tahanan dan

pembinaan narapidana;5. Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang

bimbingan kemasyarakatan dan anak

Page 39: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 29

Indikasi Pagu 28,1 milyar

Kegiatan TupoksiPembinaan Narapidana dan Pelayanan Tahanan,

Pembimbingan Klien dan Anak, Pengelolaan Benda Sitaan

dan Barang Rampasan Negara, Pengendalian Dan

Pengamanan Pemasyarakatan, Kesehatan dan Perawatan

Warga Binaan Pemasyarakatan, Hubungan Masyarakat, Database dan Kerja

Sama, Dukungan Teknis, Administrasi dan Manajemen.

Indikator Persentase target kinerja yang terpenuhi

Indikasi Pagu 207, 2 Milyar

7. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Tujuan 1. Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional;2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.

Sasaran

1. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukansecara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

2. Seluruh aparatur hukum dan hak asasi manusia memiliki kompetensi sesuaidengan bidangnya dan memperoleh pengembangan karir yang jelas.

Kegiatan Prioritas

1. Penyelenggaraan Pendidikan dan PelatihanKepemimpinan dan Manajemen

2. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan teknis3. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan fungsional dan HAM;4. Penyelenggaraan Pendidikan Kedinasan.

Indikasi Pagu 165,8 Milyar

Kegiatan Tupoksi Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan dan Manajemen, Diklat Teknis,

Diklat Fungsional dan Hak Asasi Manusia serta Dukungan Manajemen dan

Dukungan Teknis Lainnya.

Indikator Persentase target kinerja yang terpenuhi.

Indikasi Pagu 4 12,5 Milyar

8. Program Perlindungan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia.

Tujuan1. Menciptakan supremasi hukum;2. Memberdayakan masyarakat untuk sadar hukum dan Hak Asasi Manusia;3. Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Sasaran 1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mampu menjawabkebutuhan masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu;

2. Seluruh masyarakat terutama kelompok rentan dan minoritas memperolehperlindungan dan pemenuhan atas hak asasinya;

3. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukansecara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

4. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yang akuntabel.

Page 40: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 30

Kegiatan Prioritas Kerjasama HAM,Penguatan HAM,Diseminasi HAM,Informasi HAM

Indikasi Pagu 34 M

Kegiatan Tupoksi Diseminasi Hak Asasi Manusia, Penguatan Hak Asasi

Manusia, Teknologi Informasi Hak Asasi Manusia, Harmonisasi dan Kerjasama

Hak Asasi Manusia, Pelayanan Komunikasi Hak Asasi Manusia, Dukungan

Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya.

Indikator Persentase peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang

berperspektif HAM.

Indikasi Pagu 150,9 Milyar

9. Program Peningkatan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Tujuan Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Sasaran 1. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporandilakukan secara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan datayang akurat;

2. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yang akuntabel.

Kegiatan Prioritas Pengawasan inspektorat khusus.

Indikasi Pagu 19 Milyar

Kegiatan Tupoksi Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah I, Pengawasan Kinerja Inspektorat

Wilayah II, Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah III, Pengawasan

Kinerja Inspektorat

Pengawasan Kinerja Inspektorat Khusus, Dukungan

Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya.

Indikator Persentase pengaduan dan kasus yang dituntaskan secara tepat waktu.

Indikasi Pagu 145,5 Milyar

10. Program Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Tujuan 1. Menciptakan Supremasi Hukum;2. Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Sasaran1. Pembentukan peraturan perUUan mampu menjawab kebutuhan

masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu;2. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan

dilakukan secara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan datayang akurat.

Kegiatan Tupoksi Penelitian, evaluasi dan pengembangan hak-hak sipil dan politik, hak-hak

ekonomi, sosial dan budaya, mediasi dan transformasi konflik, hak-hak

kelompok khusus, dukungan manajemen dan teknis lainnya.

Indikator Persentase target kinerja yang terpenuhi.

Indikasi Pagu 118,4 Milyar.

Page 41: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 31

11. Program Dukungan Mana jemen dan Tugas Tekn is La innya Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Kementerian Hukum dan HAM.

Tujuan Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Sasaran 1. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporandilakukan secara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan datayang akurat;

2. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yang akuntabel;

3. Seluruh unit kerja memiliki sumber daya manusiaprofesional sesuai kebutuhan dan kaderisasi yang

berkesinambungan.

Kegiatan Prioritas Pengelolaan dan pembinaan kepegawaian Kemenkumham.

Indikasi Pagu 108,2 Milyar

Kegiatan TupoksiPerencanaan, Penganggaran, Pelaksanaan dalam RangkaPengeluaranJangka Menengah dan Berbasis Kinerja,Pengelolaan Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran,Pengelolaan dan Pembinaan Kepegawaian, PengelolaanBarang Milik Negara, Hubungan Masyarakat dan Hubungan LuarNegeri,

Pelayanan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan,Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Pengelolaan PelayananDaktiloskopi, Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika, PengelolaanAdministrasi Pelayanan, Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia KantorWilayah,

(Pengelolaan Gaji/Honorarium/Tunjangan, Peningkatan kemampuan

penanggulangan permasalahan kesehatan pada warga binaan

pemasyarakatan, peningkatan hak pendidikan bagi anak didik Pemasyarakatan,

dan Penyediaan pemberian imbalan para pegawai teknis keimigrasian,

pemasyarakatan, teknis fungsional dan pegawai lainnya sejumlah + 40.505

pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan

kinerja/Remunerasi).

Indikator Persentase target kinerja yang terpenuhi.

Indikasi Pagu 17.847,2 Milyar

12. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia.

Tujuan Memperkuat manajemen dan kelembagaan nasional.

Sasaran 1. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukansecara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

2. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yang akuntabel;

3. Seluruh unit kerja memiliki sumber daya manusiaprofesional sesuai kebutuhan dan kaderisasi yang

berkesinambungan.

Page 42: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 32

Kegiatan TupoksiPemenuhan standar minimum pembiayaan pemeliharaan barang milik

negara/asset yang meliputi Kantor Wilayah, Lembaga Pemasyarakatan,

Rutan, Balai Pemasyarakatan, Rumah Penyimpanan Barang Sitaan

Negara, Balai Harta Peninggalan, Kanim, Rudenim, Atase Imigrasi

Perwakilan RepublikIndonesiadiLuarNegerisertakelengkapannya;

Pembangunan sarana dan prasarana pelayanan publik yang belum

tertampung dan teratasi dalam tahun anggaran 2007, 2008 dan 2009

antara lain penanggulangan over kapasitas, pembangunan kantor-kantor baru

di bidang Pemasyarakatan, Keimigrasian, dan pelayanan Hukum dalam rangka

melaksanakanamanatyangditetapkanperaturanperUUan;

Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana Satuan Kerja di

lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Indikator Persentase target kinerja yang terpenuhi.

Indikasi Pagu 3.892,0 Milyar

Page 43: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 33

Implementasi arah dan kebijakan lembaga melalui penetapan strategi secara komprehensif disusun

rencana kerja yang mendorong percepatan terwujudnya pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

Dalam penyusunan rencana kerja tahunan dipertimbangkan potensi dan keterbatasan anggaran yang

tersedia serta skala prioritas sebagaimana ditetapkan dalam RPJMN 2005 – 2009 untuk mengarahkan

pembangunan nasional yang berhasil.

Prioritas pembangunan bidang

hukum dan hak asasi manusia pada

tahun 2009 dititikberatkan pada

pembangunan substansi hukum

berupa penyusunan peraturan

perundang-undangan yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat dan

memenuhi rasa keadilan serta dapat

berlaku efektif pada masayarakat

sehingga supremasi hukum dapat

terwujudnyatakan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Rencana kerja Kementerian Hukum dan HAM tahun 2009 berupa 12 program utama yang masing-masing

melaksanakan kegiatan untuk mencapai sasaran sebagaiberikut :

1. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara.

Tujuan program ini adalah mencapai Aparatur yang bersih dan baik melalui pengawasan yang

handal dengan pelaksanaan kegiatan penyelenggara obyektif serta mendukung terwujudnya

pengawasan melekat.

Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya sistem pengawasan dan audit yang akuntabel

dilingkungan aparatur negara.

Kegiatan : Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Aparatur Negara

2. Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur

Tujuan program ini adalah meningkatkan sumber daya manusia dibidang hukum.

Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya aparatur negara yang profesional dan

berkualitas dalam melaksanakan pemerintahan umum dan pembangunan dalam kegiatan :

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara.

BAB III

RENCANA KINERJA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM TAHUN 2009

Page 44: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 34

3. Program Penerapan Kepemerintahan.yang baik

Tujuan program ini adalah :

- Meningkatkan pembinaan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan tugas dan

administrasi Kementerian.

- Tercapainya aparatur yang bersih dan baik melalui pengawasan yang handal dengan

pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan objektif.

Sasaran yang akan dicapai adalah :

- Terselenggaranya tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam melaksanakan

penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan.

- Terwujudnya sistem pengawasan yang akuntabel dilingkungan aparatur negara.

Kegiatan :

- Pembayaran Gaji, Honorarium dan Tunjangan

- Penyelenggaraan Operasional Perkantoran

- Perawatan Gedung

- Perawatan sarana dan Prasarana

4. Program Perencanaan Hukum

Tujuan program ini adalah untuk menciptakan persamaan persepsi dari seluruh pelaku

pembangunan khususnya dibidang hukum dalam menghadapi berbagai isu strategis dan global,

yang secara cepat perlu diantisipasi agar penegakan dan kepastian hukum tetap berjalan

secara berkesinambungan.

Sasaran yang akan dicapai adalah terjaminnya konsistensi seluruh peraturan perundang-

undangan ditingkat Pusat dan Daerah, dengan

Kegiatan sebagai berikut :

- Penyelenggaraan Program Legislasi Nasional (PROLEGNAS) ;

- Seminar Hukum dan HAM;

- Kerjasama Internasional;

- Analisa dan Evaluasi Hukum;

- Penyelenggaraan Koordinasi Perencanaan Pembangunan;

- Monitoring Pelaksanaan Rencana Kerja Kementerian;

- Penyelenggaraan Koordinasi Perencanaan Pembangunan.

5. Program Pembentukan Hukum

Tujuan program adalah menciptakan berbagai perangkat peraturan perundang-undangan yang

akan menjadi landasan hukum untuk berprilaku menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Sasaran program yang akan dicapai adalah terwujudnya tertib peraturan perundang-undangan.

Kegiatan :

- Penyusunan /Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan;

- Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;

- Pengkajian dan Penelitian Hukum dan HAM.

Page 45: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 35

6. Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM

Tujuan prorgam ini adalah menumbuhkembangkan serta meningkatkan kesadaran hukum dan

hak asasi manusia, bagi masyarakat termasuk para penyelenggara Negara agar mereka tidak

hanya mengetahui dan menyadari hak dan kewajibannya, tetapi juga mampu berprilaku sesuai

dengan kaidah hukum serta menghormati hak asasi manusia

Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya penyelenggaraan negara yang bersih serta

memberikan penghormatan dan perlindungan terhadap hukum dan HAM.

Kegiatan :

- Penyuluhan Hukum;

- Penyuluhan HAM.

7. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum

Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah dibidang hukum serta

memberikan bantuan kepada setiap warga negara dengan tidak membedakan warna kulit,

golongan, jenis kelamin, suku, etnis, agama dan golongan yang kurang mampu sehingga

pelayanan bagi masyarakat benar-benar diperoleh sebagaimana mestinya

Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya pelayanan publik dibidang hukum, mampu

menjangkau lapisan masyarakat dan terciptanya kesempatan yang sama bagi anggota

masyarakat dalam memperoleh keadilan

Kegiatan :

- Penyelenggaraan Pelayanan Keimigrasian;

- Penyelenggaraan Pelayanan HKI;

- Penyelenggaraan Pelayanan Jasa Hukum.

8. Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya

Tujuan program adalah memperkuat lembaga penegakan hukum, sebagai upaya mempercepat

pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap hukum.

Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya kemandirian lembaga penegak hukum dalam

upaya memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap hukum.

Page 46: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 36

Kegiatan :

- Pengadaan Tanah;

- Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Gedung dan Rumah Negara;

- Pengadaan/Peningkatan Sarana dan Prasarana;

- Penyelenggaraan Sistem Informasi.

9. Program Penegakan Hukum dan HAM

Tujuan program ini adalah melakukan tindakan preventif dan korektif terhadap penyimpangan

kaidah hukum, norma sosial dan pelanggaran hak yang terjadi dalam proses penyelenggaraan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sasaran yang akan dicapai adalah kembalinya kepercayaan masyarakat kepada hukum dengan

mengutamakan agenda penegakan hukum dan HAM.

Kegiatan :

- Penegakan Hukum;

- Penyelenggaraan/Pembinaan Pemasyarakatan;

- Pelaksanaan RANHAM.

10. Program Peningkatan Kualitas Profesi Hukum

Tujuan progam adalah meningkatkan kemampuan profesional aparat penegak hukum, petugas

pemasyarakatan, petugas keimigrasian, perancang perundang-undangan, Penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS), para praktisi hukum dan sebagainya.

Sasaran program yang akan dicapai adalah terwujudnya aparatur hukum yang profesional dan

berkualitas, cepat dan tanggap dalam mengantisipasi permasalahan hukum dan

penyelenggaraan pemerintahan.

Kegiatan : Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Hukum

11. Program Pendidikan kedinasan

Tujuan program ini adalah terciptanya tenaga ahli dibidang pemasyarakatan dan imigrasi yang

baik.

Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatkan kualitas SDM dibidang pemasyarakatan dan

imigrasi.

Page 47: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 37

Kegiatan :

- Penyelenggaraan Pendidikan Ilmu Pemasyarakatan;

- Penyelengg araan Pendidikan Ilmu Keimigrasian.

12. Program Penguatan Kelembagaan dan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Tujuan program ini adalah pengarusutamaaan gender dalam perencanan, kebijakan dan

program pembangunan hukum.

Sasaran yang akan dicapai adalah menguatnya sistem dan mekanisme kelembagaan dan

jaringan pengarusutamaan gender dan anak, tersusunnya kebijakan dan program pembangunan

yang responsif gender dan yang peduli anak.

Kegiatan : Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender dan Anak.

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM TAHUN 2009

NOPROGRAM

SASARAN KEGIATAN VOL ANGGARAN

1 PenerapanKepemerintahanyang Baik

Terselenggaranyatugas pimpinan danfungsi manajemendalammelaksanakanpenyelengaraankenegaraan dankepemimpinanserta terwujudnyasistem pengawasanyang akuntabel dilingkungan aparaturnegara.

Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan

Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

- Poliklinik/ obat-obatan

- Pengadaan pakaian dinas pegawai.

- Pengadaan toga/ pakaian kerja sopir/ pesuruh/ perawat/dokter/ satpam/ tenaga teknis lainnya.

- Penyelenggaraan perpustakaan/ kearsipan/ dokumentasi.

- Perawatan gedung kantor.

* Pemeliharaan gedung kantor

* Pemeliharaan halaman kantor

- Perbaikan peralatan kantor.

* Pemeliharaan instalasi

* Pemeliharaan komputer

* Pemeliharaan AC

* Pemeliharaan faximili

* Pemeliharaan peralatan kantor

* Pemeliharaan PLTD

- Pengadaan peralatan/ perlengkapan kantor.

- Perawatan kendaraan bermotor roda 4/ 6/ 10

* Roda 4- Perawatan kendaraan bermotor roda 2

* Roda 2- Langganan daya dan jasa

* Listrik

* Internet* Telepon* Gas dan air

- Jasa pos/ giro/ sertifikat

Pelayanan Publik Atau Birokrasi

- Pendidikan dan pelatihan prajabatan

- Pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian

13 bln

1Th

1 pkt

1 pkt

1 pkt

1.620.887.718

2.468.780.545

Page 48: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 38

- Pengambilan sumpah jabatan pejabat negara

- Rapat-rapat koordinasi/ kerja/ dinas/ pimpinan kelompok kerja/ konsultasi

- Kerja sama antar instansi pemerintah/ swasta/ lembaga terkait

- Iklan/ pengumuman/ pemberitahuan

- Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan

- Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan

- Percetakan/ penerbitan/ penggandaan/ laminasi

- Monitoring dan pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan

- Penyusunan program dan perhitungan anggaran

- Penyusunan RKA-KL, SRAA dan DIPA

- Pengelolaan Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP)

- Peningkatan pelayanan mutasi, pensiun dan pengadaan PNS

2 PembentukanHukum

Tersedianyaberbagai Peraturan

Perundang-undangan danyurisprudensidalam rangka

mengatur perilakuindividu dan

lembaga.

Pembinaan Dan Penyelenggaraan Administrasi Hukum

- Penelitian dan pengembangan hukum

- Sistem Jaringan Dokumentasi Informasi (SJDI) hukum

- Penyuluhan dan penyebaran informasi

- Koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan danbantuan hukum

33,683,516,000

3 KesadaranHukum danHAM

TerwujudnyapenyelenggaraanNegara yg bersihserta memberikanpenghormatan &

perlindunganterhadap Hukum &

HAM

Penyuluhan Hukum dan Koordinasi RANHAM

- Penyusunan/ perumusan sistem dan prosedur teknis

- Pameran/ visualisasi/ publikasi dan promosi

- Pembudayaan dan pemasyarakatan

- Penyelenggaraan ceramah/ diskusi/ seminar dan sarasehan

9,361,600,000

4 Pelayanan danBantuan Hukum

TerwujudnyaPelayanan Publik di

bidang Hukumyang mampumenjangkau

lapisan masyarakat& terciptanya

kesempatan ygsama bagi anggota

masyarakat dlmmemperoleh

keadilan

Pelayanan Publik atau Birokrasi

- Kerjasama antar instansi pemerintah/ swasta/ lembaga terkait

- Pendataan dan pengawasan orang asing

Pembinaan/ Penyelenggaraan Keimigrasian

- Pameran/ visualisasi/ publikasi dan promosi

- Pengurusan VISA/ Paspor

- Operasional pelayanan hukum

- Penyusunan program dan perhitungan anggaran

- Pelayanan ibadah haji

- Peningkatan kualitas pelayanan publik

- Optimalisasi penerimaan negara bukan pajak

175,521,298,800

5 PeningatanKinerjaLembagaPeradilan

Terwujudnyakemandirian

Lembaga penegakhukum dalam

upaya memulihkankembali

kepercayaanmasyarakat

terhadap hukumserta tersedianya

sarana danprasaranamobilisasipenunjang

pelaksanaan tugas.

Pembangunan/ Pengadaan/ Peningkatan Sarana dan Prasarana

- Administrasi kegiatan

- Pengadaan Tanah;Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Gedung dan Rumah Negara;Pengadaan/Peningkatan Sarana dan Prasarana;Penyelenggaraan Sistem Informasi.

Pembangunan sarana dan prasarana lingkungan gedung* Pembuatan pelataran parkir

- Pengadaan perlengkapan sarana gedung

* Pengadaan AC

* Pengadaan mesin foto copy

- Pengadaan meubelair

* Pengadaan meubelair

228,704,189,000

Page 49: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 39

- Pengadaan alat pengolah data

* Pengadaan komputer

- Pengadaan kendaraan bermotor roda-2, roda – 4

* Pengadaan kendaraan bermotor roda-2 berikut biaya surat danbiaya operasional

- Pengadaan peralatan kantor (inventaris kantor)

6 PenegakanHukum danHAM

Kembalinyakepercayaan

masyarakat kepadahukum denganmengutamakan

agenda penegakanhukum dan HAM

meliputipembeantasan

korupsi, antiterorisme,

pembasmianpenyalahgunaan

narkotika dan obatberbahaya.

- Pengadaan bahan makanan tahanan/ NAPI

- Penindakan pelanggaran HKI

- Pembinaan/ koordinasi dan konsultasi pengawasan

- Operasional pelayanan hukum- Pelaksanaan RANHAM dan

penindaklanjutan pengaduan kasus HAM- Pembinaan pemasyarakatan- Pengawasan dan penindakan

keimigrasian

92,006,165,000

7 Kualitas ProfesiHukum

Terwujudnyaaparatur hukum yg

profesional &berkualitas sertacepat & tanggap

dlm mengantisipasiberbagai

permasalahanhukum &

penyelenggaraanpembangunan

Pengembangan Kapasitas/ Kualitas SDM Aparatur

- Pendidikan dan pelatihan teknis

- Pendidikan dan pelatihan fungsional

25,696,000,000

8 PerencanaanHukum

Tersedianyakebijakan bahanhukum yg sesuaidgn aspirasi msy

pada saat inimaupun pada masa

yg akan datangmengandung

perlindungan &penghormatan thd

HAM sertamempunyai dayalaku yg efektif &efisien dlm msy

* Pembinaan Pemantauan dan Evaluasi

* Pembinaan/Penyusunan Program, Rencana Kerja dan Anggaran

* Perencanaan/Penyusunan/Pengembangan Program dan Sistem Prosedur- Penyelenggaraan Program Legislasi Nasional (PROLEGNAS) ;

- Seminar Hukum dan HAM;

- Kerjasama Internasional;

- Analisa dan Evaluasi Hukum;

- Penyelenggaraan Koordinasi Perencanaan Pembangunan;

- Monitoring Pelaksanaan Rencana Kerja Kementerian;

- Penyelenggaraan Koordinasi Perencanaan Pembangunan.

4,600,000,000

9 PeningkatanPengawasan &AkuntabilitasAparatur Negara

Terwujudnyasiatem

pengawasan ygakuntabel &

berkurangnyakorupsi di

lingk.aparaturnegara

* Penyelenggaraan Pengawasan & Pemeriksaan Aparatur Negara ( Internal )

15,281,400,000

Page 50: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 40

10 PengelolaanSumber DayaManusiaAparatur

Meningkatnyakualitas

pengelolaan &akurasi data SDM

aparatur,diterapkannya

secara bertahappembinaan karir yg

berdasarkanprestasi kerja

* Pengembangan Kapasitas / Kualitas SDM Aparatur

930,965,000

11 PendidikanKedinasan

Meningkatkankemampuan,ketrampilan &

profesionalismepegawai & calonpeg.negeri dlm

pelaksanaan tugaskedinasan yg

diselenggarakanmelalui pendidikan

profesi

: * Penyelenggaraan Pendidikan Ilmu Keimigrasian

- Penyelenggaraan Pendidikan Ilmu Pemasyarakatan

103,940,000

12 PenguatanKelembagaanPengarusutamaan Gender DanAnak

Tersusunnyakebijakan,

peraturan hukum &pembangunan yg

responsif gender &peduli anak serta

menguatnya sistemmekanisme

kelembagaan &jaringan

pengarusutamaangender & anak

* Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender

429.560.000

Page 51: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 41

A. Capain Kinerja Tahun 2009

Hingga kurun waktu 2009 berbagai kebijakan dan upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan

kualitas pelaksanaan tugas. Berbagai pencapaian telah berhasil direalisasikan seperti upaya peningkatan

kualitas pelayanan publik, dan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dengan melakukan

terobosan berupa penyusunan peta jabatan sebagi bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah kebutuhan

pegawai.dan dilakukan Uji Kepatutan/Fit and Proper Test serta memperbaharui pola karier dilingkungan

Kementerian Hukum dan HAM untuk menjamin obyektifitas dalam promosi jabatan khususnya jabatan Eselon

IIa dan Iib selain itu melalui pendidikan dan pelatihan teknis bertambah jumlah aparatur hukum yang

profesional di bidangnya seperti Jumlah pejabat fungsional peneliti bertambah 10 orang sehingga peneliti

pada saat ini yang telah dimiliki berjumlah 23 orang.

Upaya peningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan lembaga Kementerian Hukum dan HAM

ditunjukkan dengan hasil penilaian evaluasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan

Kementerian Hukum dan HAM mengalami peningkatan kualitas dibandingkan tahun – tahun sebelumnya.

Tahun 2007 kualifikasi Discleamer

Tahun 2008 kualifikasi Discleamer

Tahun 2009 kualifikasi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Untuk Laporan Kinerja (LAKIP) yang mendapat penilaian dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara juga mengalami peningkatan kualitas yaitu dengan semakin tertibnya unit organisasi Eselon II di

Pusat : (65 unit kerja) yang menyampaikan laporannya sebagai sumber data yang menunjang keakuratan

data laporan dalam penyusunan LAKIP Kementerian Hukum dan HAM tahun 2009 dibandingkan tahun

sebelumnya.

Tahun 2007 yang menyampaikan LAKIP : 6 unit kerja ( 10 % )

Tahun 2008 yang menyampaikan LAKIP : 36 unit kerja ( 55 % )

Tahun 2009 yang menyampaikan LAKIP : 48 unit kerja ( 73 % )

Dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi, Kementerian Hukum dan HAM secara responsive

menindaklanjuti setiap arahan dan saran serta hasil evaluasi baik dari masayarakat maupun lembaga-

lembaga terkait. Menindaklanjuti hasil evaluasi LAKIP dari MENPAN tahun 2008 dengan temuan bahwa

Perencanaan dan Evaluasi Kinerja kurang maksimal serta belum adanya indikator kinerja sebagai dasar

BAB IV

PENGUKURAN KINERJA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM TAHUN 2009

Page 52: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 42

pengukuran kinerja, maka pada tahun 2009 telah disusun rumusan rencana kerja yang baru dan lebih jelas

dengan disertai sasaran dan target capaian berikut indikator kinerja utama (IKU) yang digunakan untuk

mengukur capaian kinerja.

Lebih jelas diuraikan capaian hasil kinerja pada tahun 2009 menurut pelaksanaan program dan

kegiatan yang berjalan sebagai berikut :

1. Program Penerapan Kepemerintahan yang baik :

a. Penggunaan APBN tahun 2009 khusus Belanja pegawai digunakan untuk pembayaran gaji, dan

tunjangan pegawai dalam upaya mewujudkan kesejahteraan sebanyak 40.000 orang yang

melaksanakan tugas di seluruh unit kerja yang ada di Pusat maupun daerah di 11 unit eselon I, 33

kantor wilayah dan 735 satuan kerja..

b. Pelaksanaan tugas, pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaraan pelaksanaan

tugas dan fungsi Kementerian telah menghasilkan :

1) Perumusan kebijakan penerapan dan pengembangan sistem informasi Kementerian Hukum dan

HAM yang terintegrasi dalam arti manajerial dan operasional yang meliputi perumusan master

plan unit pusat, pemanfaatan jaringan Sekretariat Jenderal secara terintegrasi, penentuan flat

form database server, SOP pengelolaan E-Government, pemeliharaan perangkat

server/jaringan Pusat dan Kanwil; Pertemuan penerapan e-government pada Kanwil Sulsel,

Sumut, Sultra, Kalteng yang diikuti oleh masig-masing 30 orang peserta.

2) Pengopersaian jaringan situs (Website/Portal www.depkumham. go.id

3) Penyusunan Standar Biaya Khusus

4) Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM

5) Penyusunan RKAKL Kementerian Hukum dan HAM

6) Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan belanja modal ke 33

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM;

7) Menyusun Bahan Rapat Kerja Komisi III DPR-RI dengan Menteri Hukum dan HAM pada bulan

Pebruari, Juni, dan Nopember 2009;

8) Menyusun Laporan Kinerja Tahunan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Tahun 2009;

9) Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas (LPPT) Menteri Hukum dan HAM ;

10) Menyusunan Laporan Pemantauan dan Pelaporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan

II dan III Tahun 2009;

11) Penyusunan Laporan Perkembangan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN-PK)

Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2009;

12) Memantau, mengkoordinasikan, menghimpun, menyalurkan data dan informasi tentang Rapat

Kerja Menteri Hukum dan HAM RI dengan Komisi III DPRRI

13) Memantau, mengkoordinasikan, menghimpun, menyalurkan data dan informasi dari lembaga

Pemerintah dan Organisasi Kemasyarakatan sebagai bahan pengembangan hukum

14) Memantau, mengkoordinasikan, meliput, menghimpun hasil-hasil seminar, lokakarya,

simposium, diskusi, rapat kerja, konggres, munas yang diselenggarakan oleh organisasi

Page 53: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 43

kemasyarakatan dan organisasi profesi di bidang hukum sebagai bahan informasi bagi

pimpinan Kementerian Hukum dan HAM

15) Mengikuti pertemuan anggota Bakohumas dan menyelenggarakan Pertemuan Bakohumas

(Badan komunikasi Hubungan Masyarakat).

16) Menghadiri dan atau menjadi anggota tim dalam penyusunan draft perjanjian internasional yang

berhubungan dengan tugas Kementerian Hukum dan HAM RI.

17) Mengikuti dan menghadiri undangan, rapat, workshop, seminar tentang kegiatan yang berkaitan

dengan penyelenggaraan Hubungan Luar Negeri dan Pelaksanaan Hubungan Luar Negeri.

18) Melaksanakan koordinasi (dalam kesempatan terbatas) dalam penyelenggaraan Hubungan Luar

Negeri di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI,

19) Melaksanakan sosialisasi hubungan luar negeri ke Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

RI yang dilakukan secara bertahap

20) Melakukan pendampingan pada kunjungan para duta besar, pejabat setingkat menteri dan

organisasi internasional kepada Menteri Hukum dan HAM,

21) Pengumpulan bahan dari unit-unit Utama untuk penyajian berita melalui Majalah Hukum dan

HAM, media elektronik maupun secara langsung kepada masyarakat/wartawan dan mahasiswa

22) Liputan oleh TV maupun TVRI Swasta sebanyak 6 (enam) kali yang dilakukan oeh beberaapa TV

Swasta, seperti Indosiar, RCTI, ANTV,TPI, SCTV, Metro TV, TV 7, Global TV. Dalam acara “Kabinet

Indonesia Bersatu Menjawab” Di TVRI dan TV Swasta dan Talk Show dengan TV Swasta

23) Kliping berita media cetak

24) konfrensi pers/ Press Release

25) Menerbitkan Majalah Hukum dan HAM

26) Mengelola aplikasi serta counter berita dalam website situs [email protected].

27) Mengelola aplikasi Content Management Sistem (CMS)

28) Mengelola media online pada situs [email protected].

29) Pendokumentasian kegiatan penting yang diselenggarakan dalam pelaksanaan tupoksi

kementerian khususnya terkait aktivitas Menteri di pusat maupun di daerah.

c. Dalam rangka peningkatan akuntabilitas pemerintah khususnya dalam pengelolaan Harta Kekayaan

Negara dan Keuangan Negara telah dilakukan berbagai langkah dan upaya antara lain :

1. Pembinaan dan Pengembangan Sistem Aplikasi BMN

Sehubungan dengan pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada tahun 2009 telah dilaksanakan

kegiatan penerimaan, penyimpanan dan pemelihara barang-barang sesuai dengan peruntukan

unit Pusat maupun Daerah ;

Implementasi SABMN dilatarbelakangi oleh belum berjalannya implementasi SABMN secara

menyeluruh di setiap kantor/satuan kerja yang berada di lingkungan Kementerian Hukum dan

HAM dan telah dikeluarkannya versi baru yaitu aplikasi Simak BMN.

Disamping itu pelaksanaan penatausahaan BMN juga belum tertib dan belum ada keseragaman

pada unit-unit penatausahaan baik di tingkat Unit Penatausahaan Kuasa Pengguna Barang

(UPKPB) maupun di tingkat Unit Penatausahaan Penggunaan Barang Wilayah. Kegiatan ini antara

lain mencakup tugas-tugas :

Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Simak BMN.

Page 54: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 44

Memberikan solusi dan menerima masukan serta saran dari UPT dan Kanwil.

Melakukan verifikasi data dan pembinaan penatausahaan BMN.

Menyusun laporan hasil monitoring

2. Pengelolaan BMN.

Kegiatan Pengelolaan BMN dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi temuan pemeriksaan BPK

dan mendukung percepatan opini laporan keuangan. Kegiatan dilaksanakan menjelang waktu

pelaporan semester II 2009 dan dilaksanakan pada Kanwil NTB, NTT, Sulawesi Selatan dan

Kalimantan selatan.

3. Penataan Administrasi Sertifikasi Tanah

Terkait dengan pelaksanaan tukar menukar (ruilslag) selama tahun 2009 dapat disampaikan

sebagai berikut:

Proses Ijin prinsip/Ijin Pelaksanaan Menteri Keuangan RI.

a) Lembaga Pemasyarakatan Banda Aceh

b) Lembaga Pemasyarakatan Padang

c) Rumah Tahanan Negara Painan

d) Cabrutan Bagan Siapi-api

e) Rumah Tahanan Negara Surakarta

f) Eks. Lembaga Pemasyarakatan Semarang

g) Eks. Lembaga Pemasyarakatan Sragen

h) Tanah Lembaga Pemasyarakatan Ketapang

i) Tanah Lembaga Pemasyarakatan Kalabahi

j) Lembaga Pemasyarakatan Muara Tebo

k) Rumah DInas Kantor Imigrasi dan Bapas DI. Yogyakarta

Tahap Pelaksanaan / Kontrak :

a) Rutan Meuredeu

b) Kanim Langsa

c) Eks. LP Bengkalis

d) LP Sekayu

e) Rumah Dinas Rutan Trenggalek

f) Eks. Rutan Bangli

Penghapusan dengan tindak lanjut HIBAH :

a) Hibah tanah seluas 1.180,80 m² kepada Pemerintah Kota Tangerang guna pelebaran

jalan di Perintis Kemerdekaan Tangerang;

b) Tanah seluas 48.000 M² kepada Pemerintah Kota Tangerang guna Pasar Babakan

Tangerang (masih dalam proses).

Penghapusan dengan tindak lanjut / pengalihan status penggunaan yaitu :

Tanah seluas 6.690 M² kepada Kementerian Keuangan RI cq Kantor KPKNL (masih dalam

proses)

4. Pencetakan Buku Standardisasi.

Melaksanakan Sistem Pengendalian Intern dengan melalui:

Page 55: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 45

a) Menyusun buku saku penatausahaan BMN;

b) Menyusun draft kebijakan terkait penatausahaan BMN;

c) Memberikan penilaian atas kualitas Laporan BMN dan penghargaan dalam rangka

peringatan Hari Dharma Karyadhika Tahun 2009.

Pembinaan Dan Pengembangan Sistem Aplikasi BMN

Pembinaan dan pengembangan sistem aplikasi bidang BMN dilaksanakan dalam rangka

meningkatkan peran kegiatan penatausahaan BMN guna menghasilkan informasi aset di

lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dan sebagai solusi meningkatkan peran SDM dan

fungsi penerapan aplikasi BMN sebagaimana telah dituangkan dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 171.PMK/05/2007.

Kegiatan meliputi :

- Evaluasi penerapan aplikasi SABMN;

- Analisis kebutuhan informasi data BMN;

- Peremajaan perangkat keras;

- Instalasi dan pemasangan jaringan; dan

- Operasionalisasi pengolahan data aset.

5) Perbendaharaan dan TU Keuangan

Realisasi penerbitan Keputusan mengenai penunjukkan / pengangkatan Kuasa Pengguna

Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji/Penandatangan SPM, Bendahara

Pengeluaran, Bendaharawan Penerima dan Pemegang Uang Muka tahun anggaran 2009 telah

diselesaikan Kementerian Hukum dan HAM yang meliputi ;

a) Keputusan pengangkatan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat

Penguji/Penandatangan SPM, Bendaharawan Pengeluaran, Bendaharawan Penerima dan

Pemegang Uang Muka sebanyak 14 (empat belas) keputusan untuk unit lingkungan Eselon 1 (14

satuan kerja).

b) Keputusan pengangkatan Kuasa pengguna Anggaran, Pejabat pembuat Komitmen, Pejabat

Penguji/Penandatangan SPM, Bendaharawan Pengeluaran, Bendaharawan Penerima dan

pemegang Uang Muka secara kolektif 33 (tiga puluh tiga) Kantor Wilayah sebanyak 33

Keputusan untuk 735 satuan kerja.

c) Pengembalian Kerugian Negara tahun 2009 sebanyak 38 kasus senilai Rp.602.417.870

6) Pelaksanaan Anggaran

Sebagai gambaran pelaksanaan pekerjaan Bagian Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai

berikut :

Page 56: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 46

NO TUPOKSI PROGRAM KEGIATAN

Pembinaan dan

Pelaksanaan

Anggaran

Pendapatan

dan Belanja

Kementerian

-Penerapan

Kepemerintahan

yang baik

-Penegakan

Hukum

Penyelenggaraan Operasional Perkantoran :

1. Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran, Inventaris

data, pemutahiran data.

2. Pembinaan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

3. Mengajukan Surat usulan ABT, Revisi/ Pergeseran

Anggaran pada DIPA Kantor/UPT di lingkungan

Kementerian Hukum dan HAM kepada Ditjen

Anggaran dan DItjen Perbendaharaan

2. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara

a. Dalam Tahun Anggaran 2009 telah dilakukan Pemeriksaan Rutin berdasarkan PKPT (Program Kerja

Pengawasan Tahunan) dengan realisasi :138 Tim pada 337 UPT/Kantor, dan 2 Tim pada 4 Perwakilan di

Luar Negeri dengan rincian sebagai berikut :

No.OBYEK AUDIT

TARGET AUDIT REALISASI AUDIT

JumlahOA

Jumlah DanaOA yang

diaudit (Rp.)

JumlahOA

Jumlah DanaOA yang

diaudit (Rp.)KANTOR / UPT

1 2 3 4 5 6

1. PUSAT

a. BIDANG KEIMIGRASIAN

Ditjen Imigrasi 1 1

b.BIDANGHUKUM, HAM, HKI

Ditjen HKI 1 1

Ditjen AHU 1 1

c. BIDANG PEMASYARAKATAN

Ditjen Pemasyarakatan 1 1

Jumlah 4 4

2. DAERAH

a. BID. KEPEGAWAIAN

1 N A D 3 3

2 JAWA TENGAH 9 9

3 SULAWESI TENGGARA 3 3

4 SUMATERA BARAT 3 3

5 JAWA BARAT 3 3

6 D.I. YOGYAKARTA 3 3

7 SUMATERA UTARA 3 3

8 LAMPUNG 6 6

9 RIAU 3 3

10 JAWA TIMUR 3 3

11 MALUKU UTARA 3 3

12 KALIMANTAN TENGAH 3 3

13 BANTEN 3 3

14 DKI JAKARTA 3 3

15 SULAWESI TENGAH 3 3

Page 57: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 47

No.OBYEK AUDIT

TARGET AUDIT REALISASI AUDIT

JumlahOA

Jumlah DanaOA yang

diaudit (Rp.)

JumlahOA

Jumlah DanaOA yang

diaudit (Rp.)KANTOR / UPT

16 BENGKULU 3 3

17 SUMATERA SELATAN 3 3

18 KALIMANTAN BARAT 3 3

19 KALIMANTAN SELATAN 3 3

20 NUSA TENGGARA BARAT 3 3

21 BALI 3 3

22 SULAWESI UTARA 3 3

23 JAWA TIMUR 3 3

24 KALIMANTAN TIMUR 3 3

25 GORONTALO 3 3

26 SULAWESI BARAT 3 3

27 MALUKU 3 3

Sub Jumlah 90 90

b.BID. KEUANGAN DANPERLENGKAPAN

1 SUMATERA UTARA 3 3

2 LAMPUNG 3 3

3 SUMATERA SELATAN 3 3

4 JAWA TENGAH 7 7

5 SULAWESI SELATAN 6 6

6 N T T 3 3

7 PAPUA 3 3

8 KALIMANTAN TIMUR 3 3

9 JAWA TIMUR 9 9

10 KALIMANTAN TENGAH 3 3

11 N A D 3 3

13 JAMBI 3 3

14 JAWA BARAT 6 6

15 BALI 3 3

16 MALUKU UTARA 3 3

17 D.I. YOGYAKARTA 3 3

18 SULAWESI BARAT 3 3

19 BANTEN 3 3

20 PAPUA BARAT 3 3

21 SULAWESI TENGGARA 3 3

22 RIAU 3 3

23 DKI JAKARTA 3 3

24 KALIMANTAN SELATAN 3 3

25 BENGKULU 3 3

Sub Jumlah 88 88

c. BID. HUKUM, HAM, HKI

1 DKI JAKARTA 1 1

2 PAPUA 1 1

3 SULAWESI SELATAN 1 1

4 D.I. YOGYAKARTA 1 1

5 KALIMANTAN SELATAN 1 1

Page 58: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 48

No.OBYEK AUDIT

TARGET AUDIT REALISASI AUDIT

JumlahOA

Jumlah DanaOA yang

diaudit (Rp.)

JumlahOA

Jumlah DanaOA yang

diaudit (Rp.)KANTOR / UPT

6 KALIMANTAN BARAT 1 1

7 SUMATERA SELATAN 1 1

8 KALIMANTAN TENGAH 1 1

9 KEP. RIAU 1 1

10 JAWA BARAT 1 1

11 PAPUA BARAT 1 1

12 N T T 1 1

13 JAWA TENGAH 1 1

14 MALUKU UTARA 1 1

15 MALUKU 1 1

16 N A D 1 1

17 SUMATERA UTARA 1 1

18 SULAWESI TENGAH 1 1

19 JAWA TIMUR 2 2

20 SULAWESI TENGGARA 1 1

21 BANTEN 1 1

Sub Jumlah 22 22

d. BID. PEMASYARAKATAN

1 JAMBI 3 3

2 SUMATERA SELATAN 3 3

3 SUMATERA UTARA 3 3

4 JAWA TIMUR 12 12

5 KALIMANTAN SELATAN 3 3

6 JAWA TENGAH 6 6

7 KALIMANTAN TIMUR 6 6

8 D.I. YOGYAKARTA 3 3

9 SULAWESI UTARA 3 3

10 PAPUA 3 3

11 JAWA BARAT 6 6

12 SUMATERA BARAT 3 3

13 MALUKU UTARA 3 3

14 KALIMANTAN TENGAH 3 3

15 SULAWESI SELATAN 6 6

16 JAWA TENGAH 3 3

17 KEPULAUAN RIAU 3 3

18 SULAWESI TENGAH 3 3

19 N T T 3 3

20 MALUKU 3 3

21 BALI 3 3

22 N T B 3 3

Sub Jumlah 87 87

e. BID. KEIMIGRASIAN

1 KALIMANTAN BARAT 2 2

2 KEP. RIAU 4 4

3 RIAU 4 4

4 JAWA BARAT 2 2

Page 59: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 49

No.OBYEK AUDIT

TARGET AUDIT REALISASI AUDIT

JumlahOA

Jumlah DanaOA yang

diaudit (Rp.)

JumlahOA

Jumlah DanaOA yang

diaudit (Rp.)KANTOR / UPT

5 JAWA TENGAH 4 4

6 JAMBI 2 2

7 N A D 2 2

8 JAWA TIMUR 4 4

9 SUMATERA UTARA 4 4

10 KALIMANTAN TIMUR 2 2

11 GORONTALO 2 2

12 LAMPUNG 2 2

13 KALIMANTAN SELATAN 2 2

14 N T T 2 2

15 SULAWESI UTARA 2 2

16 MALUKU 2 2

17 SULAWESI SELATAN 2 2

18 PAPUA 2 2

Sub Jumlah 46 46

LUAR NEGERI 4 4

Jumlah Seluruhnya 341 341

b. Terhadap pemeriksaan rutin (berdasarkan PKPT) terdapat 1356 temuan dan dikelompokkan menurut

kondisi temuan, penyebab temuan dan rekomendasi temuan dengan rincian sebagai berikut :

1) Klasifikasi Kondisi Temuan APIP Pusat Berdasarkan PKPT Tahun 2009

NO KLASIFIKASI KONDISI TEMUAN KODEJUMLAH

KEJADIAN% NILAI (Rp)

1. Kejadian yang merugikan Negara 01 2 0,15 74.323.140,00

2. Kewajiban penyetoran kepada Negara 02 0 0,00 0,00

3. Pelanggaran peraturan perundang-undangan 03 616 45,43 0,00

4. Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang

telah ditetapkan04 28 2,06 0,00

5. Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan

anggaran05 92 6,78 0,00

6. Habatan kelancaran kegiatan 06 0 0,00 0,00

7. Hambatan kelancaran tugas pokok 07 189 13,94 0,00

8. Kelemahan administrasi 08 425 31,34 0,00

9. Ketidaklancaran pelayanan kepada

masyarakat09 0 0,00 0,00

10 Temuan audit lainnya 10 4 0.30 0,00

Jumlah 1356 100 74.323.140,00

Page 60: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 50

2) Rincian Kasifikasi Penyebab Temuan Hasil Audit APIP Pusat Berdasarkan PKPT

NO KLASIFIKASI PENYEBAB TEMUAN KODEJUMLAH

KEJADIAN%

KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN 100

1. Kelemahan dalam organisasi 101 76 5,60

2. Kelemahan dalam kebijakan 102 17 1,25

3. Kelemahan dalam perencanaan 103 270 19,91

4. Kelemahan dalam pembinaan personil 104 125 9,22

5. Kelemahan dalam prosedur 105 311 22,94

6. Kelemahan dalam pencatatan dan pelaporan 106 412 30,38

7. Kelemahan dalam reviu/pengawasan intern 107 109 8,04

SUB TOTAL KEJADIAN 1320

KELEMAHAN LAIN DILUAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN 200

1. Kelemahan eksternal hambatan kelancaran kegiatan 201 0 0,00

2. Kelemahan eksternal hambatan kelancaran tugas pokok 202 36 2,66

3. Kelemahan ketidaklancaran pelayanan aparatur pemerintah 203 0 0,00

SUB TOTAL KEJADIAN 36

TOTAL KEJADIAN 1356 100

3) Klasifikasi Rekomendasi Dari Temuan Audit Berdasarkan PKPT

NO KLASIFIKASI REKOMENDASI KODEJUMLAH

KEJADIAN% NILAI (Rp)

1. Rekomendasi bersifat finansial 1000 0 0,00 0,00

2. Rekomendasi bersifat dapat dinilai

dengan uang

20000 0,00 0,00

3. Rekomendasi bersifat hukuman 3000 0 0,00 0,00

4. Rekomendasi bersifat keputusan

pengadilan/arbitrase

40000 0,00 0,00

5. Rekomendasi bersifat penegakan aturan 5000 1347 99,34 74.323.140,00

6. Rekomendasi bersifat peningkatan

kehematan

60001 0,07 0,00

7. Rekomendasi bersifat peningkatan

efisiensi/produktifitas

70002 0,15 0,00

8. Rekomendasi bersifat peningkatan

efektifitas

80006 0,44 0,00

9. Rekomendasi peningkatan sistem

pengendalian intern

90000 0,00 0,00

Jumlah 1356 100 74.323.140,00

4) Hasil Yang Dicapai berdasarkan PKPT :

1) Telah ditindak lanjuti 560 temuan dengan nilai Rp.0,00 sehingga terdapat saldo sebanyak 796

temuan dengan nilai Rp. 74.323.140,00 seperti tampak pada tabel berikut ini:

Jumlah dan Klasifikasi Tindak Lanjut Hasil Audit Berdasarkan PKPT Tahun 2009

Page 61: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 51

NOREKOMEND

ASI KO

DE

Jum

lah

Ke

jad

ian

NILAI(Rp)

SELESAI BELUM SELESAITIDAK DAPAT DITINDAK LANJUTI

Jum

lah

Ke

jad

ian

NILAI (Rp)

BENTUKTINDAKLANJUT(KODE)

Jum

lah

Ke

jad

ian

NILAI (Rp)

Jum

lah

Ke

jad

ian

NILAI(Rp)

1

Kejadianyangmerugikannegara

01 0 0 0 0 0 0

2

Kewajibanpenyetorankepadanegara

02 1 74.323.140 0 0 1 74.323.140

3

Pelanggaran peraturanperundang-undangan

03 609 0 242 0 5000 367 0

4

Pelanggaran prosedurdan tatakerja yangtelahditetapkan

04 25 0 9 0 5000 16 0

5

Penyimpangan dariketentuanpelaksanaan anggaran

05 92 0 13 0 5000 79 0

6Hambatankelancarankegiatan

06 0 0 0 0 0 0

7Hambatankelancarantugas pokok

07 195 0 81 0 5000 114 0

8Kelemahanadministrasi

08 430 0 211 0 5000 219 0

9

Ketidaklancaranpelayanankepadamasyarakat

09 0 0 0 0 0 0

10Temuanlainnya

10 4 0 4 0 5000 0 0

JUMLAH 1356 74.323.140 560 0 796 74.323.140

2) Periode 01 Januari 2009 s/d 31 Desember 2009 terdapat tambahan temuan tahun

anggaran 2008 sebanyak 601 temuan dengan nilai Rp.135.837.000 dan tindak lanjut

sebanyak 544 temuan dengan nilai Rp.0, sehingga saldo temuan yang masih dipantau

sebanyak 551 dengan nilai Rp.264.565.200 seperti pada tabel berikut ini :

Page 62: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 52

Jumlah dan Klasifikasi Tindak Lanjut Hasil Audit Berdasarkan PKPT Tahun 2008

NO REKOMENDASI

KO

DE

Jum

lah

Ke

jad

ian

NILAI (Rp)

SELESAI BELUM SELESAI

TIDAK

DAPAT DI

TINDAK

LANJUTI

Jum

lah

Ke

jad

ian

NILAI (Rp)

BENTUK

TINDAK

LANJUT

(KODE)

Jum

lah

Ke

jad

ian

NILAI (Rp)

Jum

lah

Ke

jad

ian NILA

I

(Rp)

1

Kejadian yang

merugikan

negara

01 3 47.586.225 1 26.479.225 100 2 21.107.000 0 0

2

Kewajiban

penyetoran

kepada negara

02 7 155.816..450 3 18.772.250 100 4 137.044.200 0 0

3

Pelanggaran

peraturan

perundang-

undangan

03 640 106.414.000 530 0 50011

0106.414.000 0 0

4

Pelanggaran

prosedur dan

tata kerja yang

telah

ditetapkan

04 19 0 19 0 500 0 0 0 0

5

Penyimpangan

dari ketentuan

pelaksanaan

anggaran

05 46 0 21 0 500 25 0 0 0

6

Hambatan

kelancaran

kegiatan

06 72 0 67 0 500 5 0 0 0

7

Hambatan

kelancaran

tugas pokok

07 199 0 169 0 500 30 0 0 0

8Kelemahan

administrasi08 568 0 449 0 500

11

90 0 0

9

Ketidak

lancaran

pelayanan

kepada

masyarakat

09 7 0 7 0 500 0 0 0 0

10 Temuan lainnya 10 45 0 43 0 500 2 0 0 0

JUMLAH 160

6309.816.675 1309 45.251.475

29

7264.565.200 0 0

5) Pemeriksaan Khusus (Audit Non PKPT)

a. Dengan jumlah 38 Tim dan menghasilkan 177 temuan seperti tampak dalam tabel berikut ini :

Page 63: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 53

Klasifikasi Audit Non PKPT (Pemeriksaan Khusus)

NO JENIS AUDIT JUMLAH OAJUMLAH DANA OA YANG

DIAUDIT (Rp)

A. Audit Kinerja 0 0

B. Audit Investigatif 38 62.565.000

C. Audit dengan tujuan tertentu

lainnya0 0

Jumlah 38 62.565.000

b. Dengan jumlah 177 temuan dengan nilai Rp.62.565.000,- yang harus dipantau tindak lanjutnya

dan dikelompokkan menurut klasifikasi kondisi temuan, dengan rincian seperti tampak dalam

tabel berikut :Klasifikasi Kondisi Temuan APIP Pusat Berdasarkan Non PKPT

NO KLASIFIKASI KONDISI TEMUAN KODEJUMLAH

KEJADIAN% NILAI (Rp)

1. Penyalahgunaan Wewenang 01 0 0 0

2. Pelayanan Masyarakat 02 0 0 0,00

3. Korupsi/Pungli 03 0 0 0,00

4. Kepegawaian/Ketenagakerjaan 04 22 12,43 0,00

5. Pertanahan/Perumahan 05 0 0 0,00

6. Hukum/Peradilan 06 0 0 0,00

7. Kewaspadaan Nasional 07 0 0 0,00

8. Tatalaksana/Birokrasi 08 154 87,01 0,00

9. Lingkungan Hidup 09 0 0 0,00

10. Lain-lain 10 1 0,56 62.565.000

Jumlah 177 100 62,565.000

c. Hasil Yang Dicapai Non PKPT

Dari 177 temuan dan telah selesai dilanjuti 121 temuan dan terdapat saldo yang masih proses

sebanyak 56 temuan. Bentuk tindak lanjut dari pemeriksaan khusus adalah penegakan aturan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 maupun berupa Tuntutan Ganti

Rugi (TGR), seperti tampak dalam tabel berikut ini :

Jumlah dan Klasifikasi Tindak Lanjut Hasil Audit Berdasarkan Non PKPT Tahun 2009

NOREKOMENDASI K

OD

E

JML

STATUS PENYELESAIAN TINDAK LANJUT

KET

DA

LAM

PR

OSE

S

SELESAI

PP

30

/80

TP/T

GR

PID

AN

A

LAIN

BEN

AR

TID

AK

BEN

AR

SEB

AG

IAN

BEN

AR

1. Penyalahgunaan

Wewenang01 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Pelayanan Masyarakat 02 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Korupsi/Pungli 03 0 0 0 0 0 0 0 0

4. Kepegawaian

/Ketenagakerjaan04 22 14 8 0 0 19 0 0 3

5. Pertanahan /Perumahan 05 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6. Hukum /Peradilan 06 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 64: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 54

6) Kegiatan Pengawasan Lainnya

Tujuan kegiatan pengawasan lainnya dalam Tahun Anggaran 2009 :

a. Kegiatan Pemantauan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM terhadap hasil temuan

pemeriksaan Inspektorat Jenderal maupun hasil temuan pemeriksaan BPK dan BPKP dalam

rangka pembinaan dan evaluasi hasil pemeriksaan tindak lanjut, untuk dilakukan penertiban dan

penanganan tindak lanjut (juktip) dapat diterapkan secara efektif

b. Kegiatan reviu internal atas Laporan Keuangan 2009 Kementerian Hukum dan HAM untuk

mengantisipasi opini disclaimer :

1) Melakukan penandatanganan pakta integritas percepatan opini BPK.

2) Melakukan rapat koordinasi dan pembentukan tim terpadu.

3) Melakukan pembinaan SAI dan kegiatan rekonsiliasi aset BMN.

4) Melakukan pendampingan dalam penyusunan Laporan Keuangan yang bekerja sama dengan

BPKP.

5) Melakukan pendampingan dengan BPK dalam pemeriksaan Laporan Keuangan tahun 2009.

c. Kegiatan Pemeriksaan Serentak terhadap masalah-masalah yang sedang berkembang saat itu

(curren isue), diantaranya :

1) Pemeriksaan terhadap PNBP Visa on Arival;

2) Pemeriksaan terhadap penerimaan CPNS Kementerian Hukum dan HAM tahun 2009;

3) Pemantauan/evaluasi terhadap program kerja 100 hari Menteri Hukum dan HAM.

7) Hasil Temuan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-

RI) dan Hasil Tindak Lanjut Pengawasan Masyarakat Melalui Sekretariat Negara RI

a. Hasil Temuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Sampai dengan triwulan III Tahun 2009 berjumlah 244 kejadian, yang telah ditindak lanjuti (TL)

sebanyak 105 kejadian, jumlah temuan yang belum ditindaklanjuti (TPB) adalah 139 kejadian yang

dapat dikelompokkan seperti tampakdalam tabel berikut ini :

Saldo temuan pemeriksaan BPKP s/d 31 Desember 2009

No. Unit TP Nilai (Rp) TL Nilai (Rp) TPB Nilai (Rp)

Unit Pusat

1 Ditjen Imigrasi 44 366,388,832.00 0 0.00 44 366,388,832.00

2 Sekjen 6 25.496.426,00 5 25.496.426,00 1 0,00

3 Ditjen AHU 3 0,00 0 0,00 3 0,00

Jumlah 53 391.885.258,000 5 25.496.426,00 48 366.388.832,00

Perwakilan

1 NAD 2 2,187,000.00 2 2,187,000.00 0 0.00

2 Sumatera Utara 4 158.869.501.60 2 155.785.401.60 2 3.084.100.00

7. Kewaspadaan Nasional 07 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8. Tatalaksana /Birokrasi 08 154 41 113 0 0 154 0 0 0

9. Lingkungan Hidup 09 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Lain-lain 10 1 1 0 0 0 0 1 0 0

JUMLAH 177 56 121 0 0 173 1 0 3

Page 65: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 55

No. Unit TP Nilai (Rp) TL Nilai (Rp) TPB Nilai (Rp)

3 Sumatera Barat 4 14,469,610.00 3 0.00 1 14,469,610.00

4 Riau 3 16,517,750.00 1 0.00 2 16,517,750.00

5 Kepulauan Riau 1 0.00 1 0.00 0 0.00

6 Jambi 2 110,698,742.50 1 45,690,742.50 1 65,008,000.00

7 Bengkulu 5 23,235,433.13 4 19.535.433.13 1 3.700.000.00

8 Sumatera Selatan 16 420,553,469.10 7 101,114,681.20 9 319,438,787.90

9 Lampung 4 107,935,609.94 4 107,935,609.94 0 0,00

10 DKI Jakarta 37 460,503,155.76 4 298,960,690.38 33 161,542,465.38

11 Banten 2 4.500.000.00 1 4.500.000.00 1 0.00

12 Jawa Barat 17 625,511,324.86 7 192.730.289.61 10 432.781.035.25

13 Jawa Tengah 0 0.00 0 0.00 0 0.00

14 Yogyakarta 0 0.00 0 0.00 0 0.00

15 Jawa Timur 4 170,378,000.00 3 2,800,100.00 1 167,577,900.00

16 Kalimantan Barat 2 6,781,765.00 1 65,000.00 1 6,716,765.00

17 Kalimantan Tengah 0 0.00 0 0.00 0 0.00

18 Kalimantan Timur 8 0.00 3 0.00 5 0.00

19 Kepulauan Babel 0 0.00 0 0.00 0 0.00

20 Kalimantan Selatan 0 0.00 0 0.00 0 0.00

21 Sulawesi Utara 5 34.700.668.22 1 1.662.120.00 4 33,038.548.22

22 Gorontalo 6 67,334,652.00 5 57,534,652.00 1 9.800.000.00

23 Sulawesi Tengah 11 145,852,622.20 7 11,691,898.00 4 134,160,724.20

24 Sulawesi Tenggara 7 35,853,487.55 7 35,853,487.55 0 0.00

25 Sulawesi Selatan 4 22,207,591.71 4 22,207,591.71 0 0.00

26 Sulawesi Barat 0 0.00 0 0.00 0 0.00

27 Bali 2 0.00 2 0.00 0 0.00

28 NTT 25 124,104,939.37 25 124,104,939.37 0 0.00

29 NTB 0 0.00 0 0.00 0 0.00

30 Maluku 0 0.00 0 0.00 0 0.00

31 Maluku Utara 0 0.00 0 0.00 0 0.00

32 Papua 15 1,032.605.017.98 4 20.783.772.00 11 1.011.821.245.98

33 Irian Jaya Barat 5 0.00 1 0.00 4 0.00

Jumlah 191 3.584.800.340,92 100 1.205.143.408,99 91 2.379.656.931,93

Total Jumlah 244 3.976.685.598,92 105 1.230.639.834,99 139 2.746.045.763,93

b. Hasil Temuan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)

Sampai dengan Semester II Tahun 2009 sebanyak 103 temuan 220 Saran, 84 temuan 190 saran

telah selesai ditindak lanjuti dan 19 temuan 30 saran masih dalam proses penyelesaian dan

dipantau oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM seperti dalam tabel berikut ini :

Page 66: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 56

Saldo temuan pemeriksaan BPK s/d 31 Desember 2009

NO OBYEK PEMERIKSAAN

JUMLAH TL SELESAI DIPANTAU

KET

TEM

UA

N

SAR

AN

TEM

UA

N

SAR

AN

TEM

UA

N

SAR

AN

1.

Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2007 dan 2008 pada Kanwil

Papua

10 19 4 13 6 6

2.

Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2007 dan 2008 pada Kanwil

Lampung

4 9 4 9 0 0

3.

Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2007 dan 2008 pada Kanwil

Sumatera Selatan

5 13 5 13 0 0

4.

Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2007 dan 2008 pada Kanwil DKI

Jakarta

7 13 7 13 0 0

5.

Pelaksanaan anggaran kegiatan tahun

2006 dan 2007 dan pembinaan

kemandirian / keterampilan

narapidana serta kegiatan

penambangan batu kapur dengan PT

Holcim Indonesia Tbk

7 12 6 9 1 3

6

Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2008 pada Ditjen

Pemasyarakatan

7 7 7 7 0 0

7

Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2007 dan 2008 pada Kanwil

Sulawesi Utara

10 24 10 24 0 0

8

Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2007 dan 2008 pada Kanwil

Gorontalo

7 19 1 6 6 13

9

Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2008 dan 2009 pada Kanwil

Jawa Barat

14 36 11 33 3 3

10Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2008 pada Ditjen AHU7 22 3 17 4 5

11Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2008 pada Ditjen P P3 7 3 7 0 0

12Pelaksanaan Anggaran Kegiatan

Tahun 2008 pada Ditjen Imigrasi8 12 8 12 0 0

13 Laporan Keuangan 2008 (SPI) 10 18 10 18 0 0

14 Laporan Keuangan 2008 (Kepatuhan) 4 6 4 6 0 0

JUMLAH 103 217 83 187 20 30

Page 67: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 57

c. Hasil Tindak Lanjut Pengawasan Masyarakat Melalui Sekretariat Negara RI

Tindak Lanjut Penyelesaian Penanganan Pengaduan Masyarakat

Melalui Sekretariat Negara Republik Indonesia

NO.

URUT

NO & TGL

SURAT

AGENDA

a. PELAPOR

b. TERLAPOR

SUBSTANSI

PENGADUAN

MASYARAKAT

STATUS PENYELESAIAN

TINDAK LANJUTPENYELESAIAN

KETDALAM

PROSES

SELESAI

PP

30

/80

TP/T

GR

PID

AN

A

LAIN

-LA

IN

BEN

AR

TDK

BEN

AR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 B.2805/Setneg/D-

5/06/2009tanggal 5Juni 2009

a. Lusiana Trgn

b. Kepala KanwilSumateraUtara

DugaanTerjadinya KKNdalam usulanpromosi danmutasi jabatanstruktural padaKanwil Dep.Hukum danHAM SumateraUtara

X X

3. Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur

Sehubungan dengan adanya tuntutan dari berbagai pihak akan perlunya reformasi dalam birokrasi,

dimana Pegawai Negeri Sipil sebagai motor penggerak birokrasi maka untuk pengembangan sumber

daya manusia dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM perlu dilakukan kebijakan dan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Dalam penyusunan formasi penambahan pegawai baru, telah dilakukan penyusunan peta jabatan

sebagi bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah kebutuhan pegawai.

b. Untuk menjamin obyektifitas dalam promosi jabatan khususnya jabatan Eselon IIa dan IIb, telah

dilakukan Uji Kepatutan/Fit and Proper Test serta memperbaharui pola karier dilingkungan

Kementerian Hukum dan HAM sesuai dengan tuntutan dan perkembangan organisasi.

c. Untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme pegawai telah dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

1). Menyelenggarakan pendidikan program Sarjana dan Pasca Sarjana, baik yang dibiayai dari dana

Kementerian Hukum dan HAM maupun dari sponsor yang tidak mengikat, serta melakukan

kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi.

2). Mengirim peserta untuk mengikuti pendidikan/pelatihan ke luar negeri;

3). Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan, teknis maupun fungsional.

d. Untuk membina perkembangan mental, rohani dan kesehatan jasmani pegawai dilakukan bimbingan

rohani dan pelayanan kesehatan kepada pegawai.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka bidang Kepegawaian telah melaksanakan kegiatan sebagai

berikut:

1) Kegiatan Umum Kepegawaian

Page 68: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 58

Pelaksanaan Formasi dan Pengendalian Pangkat adalah sebagai berikut :

No Golongan Tahun 2009

1

2

3

4

III/b

III/a

II/c

II/a

68 orang

681 orang

701 orang

1.426 orang

Jumlah 2.876 orang

2) Kegiatan Pengembangan

Memproses usulan calon penerimaan tanda kehormatan Satya Lancana Karya Satya sebanyak

:

- Satya Lancana Karya Satya Pusat : 270 orang

- Satya Lancana Karya Satya Kanwil : 1.157 orang

Ujian Penyesuaian Ijazah dan Seleksi Diklat :

- Ujian Dinas TK I : 36 Orang

- Ujian Dinas TK II : 16 Orang

- Ujian Penyesuaian Ijasah S1 : 649 Orang

- Ujian penyesuaian Ijazah S2 : 36 Orang

- Seleksi Diklat PIM III : 118 Orang

- Seleksi Diklat Pim IV : 87 Orang

4) Kegiatan Pemberhentian, Pensiun Dan Disiplin Pegawai

Pegawai yang pensiun :

Pensiun Pegawai Gol IV/b ke Atas : 48 Orang

Pensiun Pegawai Gol IV/a Kebawah : 175 Orang

Pensiun Janda/Duda : 15 Orang

Menerbitkan Surat Keputusan Hukuman Disiplin :

Hukuman disiplin tingkat ringan : 3 SK

Hukuman disiplin tingkat sedang : 4 SK

Hukuman disiplin tingkat berat

- Penurunaan Pangkat selama 6 Bulan : 18 SK

- Penurunan Pangkat selama 1 tahun :105 SK

- Pembebasan Jabatan : 8 SK

- Pemberhentian dengan Hormat : 18 SK

- Pemberhentian dengan Tidak Hormat : 39 SK

Penguatan hukuman displin : - SK

Perubahan Hukuman disiplin : 1 SK

Pemberhientian sementara : 6 SK

Page 69: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 59

Pengaktifan kembali setelah putusan BAPEK : 1 SK

5) Kegiatan Bina Sikap Mental dan Kesehatan Pegawai

Penglepasan jama’ah calon Haji pegawai Kementerian Hukum dan HAM RI.

Menyelenggarakan Shalat Idul Fitri, Penerimaan dan Penyaluran Zakat, Shalat Idul Adha dan

Pemotongan Hewan Qurban.

Ceramah ramadhan ba’da dhuhur bekerjasama dengan masjid Husnul Khatimah Kementerian

Hukum dan HAM RI.

Menyiapkan program dan membantu pelaksanaan kegiatan buka puasa bersama setiap

ramadhan di Unit-unit Eselon I yang ada di lingkungan Kantor Kementerian Hukum dan HAM R.I

Jl. HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.

Menyelenggarakan buka puasa bersama di masjid Husnul Khatimah Kementerian Hukum dan

HAM RI.

Sosialisasi Membangun Kompetensi Spiritual dan Sosial Kepemimpinan Dengan Kecerdasan

Emosional Spiritual di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM R.I (80 Eselon III pada bulan

September 2006 dan 80 Eselon IV pada Juni 2007)

Melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan bagi pegawai dan keluarganya yang

dilaksanakan di Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi dan BKIA.

Pengadaan obat-obatan, baik keperluan Poliklinik Umum dan Poliklinik Gigi, dimana sumber dana

diperoleh dari Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Administrasi

Hukum Umum dan Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

Seminar Kesehatan dengan judul ‘’Waspada Sebelum Divonis Penyakit Jantung’’ bekerjasama

dengan Sea Quill November 2009

Seminar Kesehatan dengan judul ‘’Diabetes Serta Komplikasinya Pada Pria dan Wanita’’

bekerjasama dengan Sea Quill November 2009

Seminar Kesehatan dengan judul ‘’Kehidupan Seks Yang Sehat Diusia Menopause dan

Andropause Serta Gejala, Penanganan dan Pencegahan Rematik’’ bekerjasama dengan Bayer

Pemeriksaan laboratorium.

Pengurusan Kartu Asuransi Kesehatan.

4. Program Perencanaan Hukum

Dalam mellaksanakan program perencanaan hukum dilakukan beberapa kegiatan antara lain : melakukan

penelitian, study banding dan upaya-upaya pengembangan nilai dan implementasi Hak Asasi Manusia antara

lain :

Page 70: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 60

a. Penelitian, Evaluasi dan Pengembangan

0

5

10

15

2006 2007 2008 2009

Penelitian

Evaluasi

Pengembangan

b. Penyusunan 1 (satu) buku pedoman dengan judul “Pemenuhan Hak Atas Kesehatan bagi Lanjut Usia”.

Sampai dengan akhir tahun 2009 jumlah buku pedoman yang telah dihasilkan tampak dalam grafik di

bawah ini :Perbandingan Jumlah Buku Pedoman

0

1

2

3

4

5

2006 2007 2008 2009

c. Kegiatan LITBANG lainnya adalah sebagai berikut :

1) Rapat Koordinasi Teknis dengan tema “Peningkatan Penelitian dan Pengembangan melalui Program

Kemitraan dalam Pembangunan Hukum dan HAM” dengan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM

seluruh Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah/BAPPEDA seluruh provinsi di

Indonesia & Pusat Studi HAM dari berbagai perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di

Indonesia.

2) Telah membuat dan menerbitkan “Buku Pedoman Penelitian” sebagai acuan dalam melakukan

penelitian.

3) Berkaitan dengan hari HAM sedunia menyelenggarakan 2 (dua) kegiatan yaitu:

a). Seminar Sehari “Bung Hatta dan Perkembangan HAM di Indonesia” pada tanggal 9 Desember

2009.

b). Penganugerahan Bung Hatta Award untuk Hak Asasi Manusia yang diberikan kepada

Pemerintahan Daerah Kabupaten Jembrana – Bali pada tanggal 10 Desember 2009.

4) Bimbingan Teknis Penanganan HAM di Provinsi DKI Jakarta dengan sasaran sebagai berikut :

a). Tercapainya alih pengetahuan teknis prosedur pemajuan, penghormatan dan pemenuhan HAM

baik berdasarkan hak-hak Sipil dan Politik, hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, HAM Yang Berat

dan hak-hak Kelompok Rentan; dan

b). Terwujudnya upaya guna mendukung penegakan, pemajuan, perlindungan dan penghormatan HAM

bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Page 71: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 61

5) Bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah,

Provinsi Kalimantan Selatan, dan Provinsi Kalimantan Timur serta dengan Pusat Studi HAM

Universitas Surabaya di bidang penelitian, pengembangan dan evaluasi hak asasi manusia.

6) Mengikuti pertemuan Internasional, diantaranya :

a). Pertemuan dengan Presiden Dewan Pengungsi Australia (Australia);

b). Regional Consultation on a strategic framework for active healthy ageing in the South-East Asia

Region (WHO, Srilanka);

c). The 20th Anniversary of The UN Convention of The Rights of The Childs (Mesir);

d). Observation of The Assylum Mechanism in the Philipines (UNHCR, Philipina); dan

e). Using The Law and Legal Policy for Effective Responses to HIV and AIDS (IDLO, Australia).

7) Kegiatan Program Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa LPND dan LPD Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional yang menghasilkan 6 judul penelitian, yaitu :

a). Kajian Nuansa Substansi Disintegrasi Pada Buku-buku Pelajaran dan Bacaan yang Beredar di

Papua;

b). Pendidikan Berbasis Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan;

c). Sistem Intervensi Pendidikan Perdamaian Pada Mata Pelajaran Terkait Pada Jenjang Pendidikan

Dasar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;

d). Pemetaan Isu Disintegrasi di Papua dan Solusinya;

e). Pendidikan Berbasis Hak Asasi Manusia dan Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional : Studi

Pemetaan dan Pengembangan diberbagai SMU Unggulan; dan

f). Pengembangan Model Analisis Dampak HAM : Studi Kasus Lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo

– Jawa Timur.

8) Sebagai Ketua Forum Komunikasi KelitbanganFKK pada tahun 2009 mengadakan pertemuan berkala

dengan topik bahasan Balitbang menyongsong 2010-2014 dengan tujuan :

a). Optimalisasi potensi komunitas penelitian dan pengembangan dalam rangka mendukung

penelitian kemitraan DIKTI;

b). Isu perbatasan dan alur laut Kepulauan Indonesia : Pembangunan kawasan perbatasan di wilayah

utara NKRI;

c). Pola Konsentrasi Pembangunan Kesejahteraan Sosial;

d). Pengembangan kelembagaan Litbang mendukung peningkatan kemampuan IPTEK dan daya saing

nasional;

e). Optimalisasi Program Insentif Bagi Komunitas Litbang; dan

f). Aktualisasi Peran FKK dalam Pembangunan Wilayah Perbatasan.

g). Disamping itu FKK juga melakukan kegiatan penelitian bersama di daerah perbatasan di Propinsi

Nusa Tenggara Timur.

d. Pengumpulan Data (Rencana Judul-judul dan Rencana Pelaksana) Legislasi Nasional dan Bahan Forum

Dialog Nasional Hukum dan Non Hukum,

1) Melaksanakan kegiatan Dialog Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum Dalam Rangka Pembentukan

Sistem Hukum Nasional di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan tgl. 17 s/d 19 Desember 2009

Page 72: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 62

2) Pada tanggal 18 Juni 2009 bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI

Propinsi Kalimantan Selatan dan Universitas Lambung Mangkurat, melakukan kegiatan forum dialog

hukum, diantaranya :

a) Pengolahan dan Pemanfaatan Penelitian Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan, disampaikan oleh Sumijati Sahala, SH.,M.Hum,APU

b) Pengolahan dan Pemanfaatan Pengkajian Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan, disampaikan oleh Noor M. Aziz, SH.,MH,MM

c) Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengkajian Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Daerah di

Banjarmasin, Kalimantan Selatan, disampaikan oleh : H. Muhammad Effendi, SH.,MH

3) Melakukan kegiatan Forum Dialog Hukum tentang Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum Dalam

Pembentukan Sistem Hukum Nasional, yang dilaksanakan di Pekan Baru, pada tanggal 23 Juli 2009,

bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI Propinsi Riau dan Universitas

Riau. Adapun Judul-Judul penyajian pada forum dialog tersebut adalah :

1) Pengolahan dan Pemanfaatan Penelitian Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan, disampaikan oleh Mosgan Situmorang, SH.,MH

2) Pengolahan dan Pemanfaatan Pengkajian Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan, disampaikan oleh Noor M Aziz, SH.,MH,MM

3) Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengkajian Hukum dalam Pembentukan Daerah di

Pekanbaru,Riau,disampaikan oleh Sukanda Husen,S.H,LL.M.

4) Melaksanakan kegiatan pemaparan proposal penelitian sebagai berikut :

a) Judul Penelitian : ‘’Penelitian Hukum Tentang Perlindungan Kawasan Pantai Terhadap Kerusakan

Lingkungan’’.

b) Judul Penelitian : ‘’Penelitian Hukum Tentang Efektifitas Undang-Undang Money Laundering’’.

c) Judul Penelitian : ‘’Penelitian Hukum Tentang Aspek Hukum Pengembalian Bantuan Likuiditas

Bank Indonesia’’.

d) Judul Penelitian : ‘’Penelitian Hukum Tentang Dampak Penyuluhan Hukum Terhadap Tingkat

Kesadaran Hukum Masyarakat’’.

e) Judul Penilitian : ‘’Penelitian Hukum Tentang Ganti Rugi atas Tanah dan Bangunan Bagi

Kepentingan umum’’.

f) Judul Penelitian : ‘’Penelitian Hukum Tentang Penyerdehanaan Proses Peradilan’’.

g) Judul Penelitian : ‘’Penelitian Hukum Tentang Aspek Hukum Pemisahan Pembinaan dan

Pengawasan Perbankan’’.

5). Seminar Hukum Nasional Simposium tentang Menuju Surat Keterangan Waris Yang Bersifat Nasional

Bagi Warga Negara Indonesia di Jakarta tgl. 6 s/d 7 Mei 2009.

6). Lokakarya Penyelamatan Aset Negara Hasil Tindak Pidana Korupsi di Surakarta Jawa Tengah

7). Menyusun Rencana kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahun Anggaran 2010, dengan merekomendasikan

Tema-Tema Pertemuan Ilmiah sebagai berikut :

a) Simposium tentang Masalah Hukum Pemekaran Daerah;

b) Simposium tentang Masalah Hukum Holding BUMN Bidang Pertambangan;

c) Simposium tentang Aspek Hukum Reksadana Syariah.

Page 73: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 63

d) Seminar Hukum tentang Perlindungan Pengetahuan Tradisional;

e) Seminar tentang Aspek Hukum Perdagangan Manusia terutama Wanita dan Anak-anak;

f) Seminar Hukum tentang Perlindungan Hak-Hak Pribadi.

g) Seminar Hukum tentang Fungsi Sosial Rumah Sakit;

h) Seminar tentang Masalah Hukum Asuransi Syariah

i) Lokakarya tentang Standar Pelayanan Publik

8) Perencanaan Legiaslasi :

a) Menyusun daftar RUU Prioritas Tahun 2010 usulan Pemerintah.

b) Menyusun Rancangan Daftar RUU Tahun 2010 – 2014 (Prolegnas Jangka Menengah ) usulan

Pemerintah.

c) Monitoring perkembangan RUU Program Legislasi Nasional Tahun 2009 khususnya yang

diprakarsai oleh Pemerintah.

d) Menetapkan 153 RUU dalam Prolegnas 2009 – 2014 dengan data sebagai berikut :

Bidang POLHUKAM sebanyak 67 RUU

Bidang PEREKONOMIAN sebanyak 49 RUU

Bidang KESRA sebanyak 37 RUU

e) Kerjasama Pengembangan Hukum

Inventarisasi konvensi dari tahun 2000 – 2005

Inventarisasi permasalahan hukum tahun 2009 di seluruh provinsi

Mengkoordinasi kegiatan Forum Group Diskusi

Menyelenggarakan kursus bahasa Inggris.

f) Analisa Evaluasi dan Penyusunan Naskah Akademik

Mengevaluasi peraturan perundang-undangan (UU) yang terbit tahun 1995 – 2000

Menerbitkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI tentang Pedoman Penyusunan Naskah

Akademik.

Mensosialisasikan Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI tentang Pedoman Penyusunan

Naskah Akademik

g) Publikasi Hukum dan Pelayanan Teknis

Melaksanakan rangkaian proses kegiatan penerbitan yang meliputi pengumpulan bahan dan

pengkoreksian bahan yang diterbitkan dalam 25 judul hasil kegiatan BPHN, 2 nomor majalah

hukum nasional, satu nomor jurnal bahasa Inggris dan dua nomor jurnal penelitian.

Menjilid buku hasil kegiatan BPHN dan Peraturan Perundang-undangan.

h) Melaksanakan pengelolaan JDIH (Jaringan Dokumentasi, Informasi dan Perpustakaan Hukum)

dianggota jaringan (pusat dan daerah) sebagai berikut:

melakukan sosialisasi dan evaluasi JDIH

menyelenggarakan bimbingan teknis JDIH manual dan otomasi

menyelenggarakan pertemuan berkala dan rapat koordinator di jajaran Kementerian Hukum

dan HAM

melakukan pemetaan kondisi anggota jaringan yang didasarkan 5 (lima) aspek pengelolaan

JDIH

Page 74: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 64

5. Program Pembentukan Hukum

a. Kegiatan Perancangan Peraturan Perundang-Undangan

1) Pembahasan Rancangan Undang-Undang

a) RUU tentang Narkotika

b) RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

c) RUU tentang Lambang Palang Merah.

d) RUU tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

2) Pelaksanaan dan perkembangan kegiatan pembahasan RUU yang berasal dari DPR-RI :

a) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah

Konstitusi.

b) RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial.

c) RUU tentang Kekuasaan Kehakiman.

d) RUU tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan

Umum.

e) RUU tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara.

f) RUU tentang Perubahan Kedua atas Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

3) RUU yang menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan HAM yang telah disetujui, disahkan dan

diundangkan menjadi Undang-Undang :

a) RUU YANG BERASAL DARI PRESIDEN

- RUU tentang Pengesahan United Nations Convention Againts Transnational Organized Crime

(Konvensi PBB Menentang Kejahatan Transnasional Terorganisir).

- RUU tentang Pengesahan Protocol to Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Persons,

especially Women and Children, Supplementing The United Nations Convent Againts

Transnational Organized Crime (Protokol untuk Mencegah, Menindak, dan Menghukum

Perdagangan orang, terutama perempuan dan anak-anak, melengkapi Konvensi PBB

Menentang Kejahatan Transnasional Terorganisir)

- RUU tentang Pengesahan Protocol Against The Smuggling Of Migrants by Land, Sea and Air,

Supplementing The United Transnational Organized Crime (Protokol Menentang

Penyelundupan Migran melalui Darat, Laut dan Udara, melengkapi Konvensi PBB Menentang

Kejahatan Transnational Terorganisir).

- RUU tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

- RUU tentang Narkotika

b) RUU YANG BERASAL DARI DPR-RI

- RUU tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

- RUU tentang Kekuasaan Kehakiman

- RUU tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan

Umum

- RUU tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara

Page 75: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 65

- RUU tentang Perubahan Kedua atas Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

b. Pendokumentasian dan Perpustakaan, telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Melaksanakan penataan koleksi perpustakaan;

2) Melaksanakan penyusunan dan penataan peraturan perundang-undangan sebagai dokumentasi dan

bahan perpustakaan baik, buku-buku hukum maupun peraturan perundang-undangan yang berupa :

a) Buku-buku hukum yang telah diolah dengan sistem standar perpustakaan dan menggunakan

program khusus standar internasional (CDS/ISIS yang dibuat oleh UNESCO) sebanyak : 1600

judul;

b) Peraturan Perundang-undangan tingkat pusat dari tahun 1945 sampai dengan tahun 2009 diolah

dengan program yang sama sebanyak : 8078 Peraturan;

c) Peraturan Perundang-undangan dalam bentuk Lembaran Negara dan Tambahan Lembaran

Negara disusun menurut tahun peraturan dari tahun 1945-2003, dan Tahun 2007;

d) Peraturan Perundang-undangan dalam bentuk lembaran lepas dalam Tahun 2009, yang telah ada

antara lain, yaitu:

- Undang-Undang sebanyak : 27 buah.

- Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang : 3 buah.

- Peraturan Pemerintah sebanyak : 48 buah.

- Peraturan Presiden sebanyak : 33 buah

- Keputusan Presiden sebanyak : 12 buah.

- Intruksi Presiden sebanyak : 3 buah.

c. Kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan

Dalam kegiatan pengharmonisasian Rancangan Peraturan Perundang-undangan, seperti Rancangan

Undang-Undang (RUU), Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (RPERPPU),

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), Rancangan Peraturan Presiden (RPERPRES), memperhatikan 2

(dua) aspek penting, yaitu :

1) Pengharmonisasian yang berkenaan dengan konsepsi materi muatan peraturan perundang-undangan

mencakup :

a). Pengharmonisasian konsepsi materi muatan rancangan peraturan perundang-undangan dengan

Pancasila, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum Negara dan Pancasila juga

merupakan cita hukum.

b). Pengharmonisasian konsepsi materi muatan rancangan peraturan perundang-undangan secara

vertikal. Pengharmonisasian secara vertikal merupakan konsekuensi dari adanya jenis dan

hirarki

peraturan perundang-undangan.

c). Pengharmonisasian rancangan peraturan perundang-undangan dengan asas pembentukan dan

asas materi muatan peraturan perundang-undangan.

d). Pengharmonisasian materi muatan rancangan peraturan perundang-undangan secara horizontal

agar tidak tumpang tindih dan saling bertentangan, karena hal tersebut akan menimbulkan

ketidakpastian hukum dan ambiguitas dalam penerapannya.

Page 76: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 66

e). Pengharmonisasian materi muatan rancangan peraturan perundang-undangan dengan

konvensi/perjanjian internasional terutama yang telah diratifikasi oleh Negara Indonesia.

f). Pengharmonisasian rancangan peraturan perundang-undangan dengan teori hukum, asas hukum,

sistem hukum, pendapat para ahli yang terkait dengan peraturan perundang-undangan yang akan

disusun.

g). Pengharmonisasian rancangan peraturan perundang-undangan dengan yurisprudensi, terutama

terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi atau Mahkamah Agung atas permohonan pengujian

(judicial review) peraturan perundang-undangan.

h). Pengharmonisasian rancangan peraturan perundang-undangan dengan hukum yang tidak tertulis

dan norma-norma lainnya, seperti norma agama, kesusilaan, sopan santun, dan sebagainya

i). Pengharmonisasian rancangan peraturan perundang-undangan dengan rancangan peraturan

perundang-undangan lain dan antara pasal-pasal dalam rancangan peraturan perundang-

undangan itu sendiri

2). Pengharmonisasian Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang berkenaan dengan teknik

penyusunan Peraturan Perundang-undangan menyangkut kerangka peraturan perundang-undangan,

hal-hal khusus, ragam bahasa dan bentuk peraturan perundang-undangan, sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 2004.

Page 77: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 67

d. Kegiatan pengharmonisasian dari Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Tahun RUU RPERPU RPP RPERPRES RKEPPRES RINPRES RKEPPRES JML

2004 52 2 44 0 12 3 12 113

2005 31 4 90 41 0 0 0 166

2006 30 0 85 7 0 0 0 122

2007 26 2 119 9 0 0 0 156

2008 22 0 112 10 0 0 0 144

2009 18 0 150 6 1 0 1 175

TOTAL 179 8 600 73 13 3 13 876

e. Kegiatan pengharmonisasian yang sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Tahun

Jen

isP

UU

Jml

Sel

esai

Pro

ses

Dik

emb

alik

an %

sele

sai

%P

rose

s

%d

ikem

bal

ika

n %se

lesa

ike

selu

ruh

an

2009 RUU 18 9 6 3 50.0% 33.3% 16.7%

55.4%

1 Jan

s/d 31

Des

RPP 150 88 57 5 58.7% 38.0% 3.3%

PERPRES6 6

0.0%100.0

%0.0%

RKEPPRES1 0 1

0 0.0%100.0

%0.0%

JUMLAH

PERATURAN

P-UU-AN YANG

HARMONISASIKAN

175 97 70 8 55.4% 40.0% 4.6%

f. Kegiatan Publikasi, Kerjasama dan Pengundangan Peraturan Perundang-undangan :

1) Publikasi, telah menerbitkan Jurnal Legislasi Indonesia Volume 6 sebanyak 4 nomor dan

menyelesaikan terjemahan Peraturan Perundang-undangan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Inggris, yaitu :

a) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

2). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

beserta peraturan pelaksanaannya.

3). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.

4). Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Kewajiban Pembayaran Utang.

2) Kerja Sama, telah melaksanakan :

a). Sosialisasi Rancangan Undang-Undang sebanyak 6 kegiatan dari 8 kegiatan yang direncanakan.

b). Kerjasama antar negara/lembaga internasional di bidang hukum dan perundang-undangan dalam

bentuk pelatihan, lokakarya/seminar, penelitian di bidang perundang-undangan, studi banding

Page 78: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 68

maupun bentuk-bentuk lain yang disepakati kedua belah pihak (terlampir). Adapun lembaga

internasional tersebut : Attorney-General’s Department (AGD) Australia; Center for International

Legal Cooperation (CILC) Belanda dan National Legal Reform Program (NLRP) Belanda.

g. Pengundangan Peraturan Perundang-undangan, hasil yang dicapai :

1) Januari–Desember 2009 :

NO.

JENIS

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANJMLH JMLH TLN

JMLH

BN

1 Undang-Undang 52 52

2 PERPU 4 4

3 Peraturan Pemerintah 78 52

4 Peraturan Presiden 16 -

5 Peraturan Bank Indonesia 33 22

6 Peraturan BPK - -

7 Peraturan KAPOLRI - - 18

8 Peraturan Menteri Pertahanan - - 26

9 Peraturan Menteri Perindustrian - - 40

10 Peraturan Menteri Perdagangan - - 47

11 Peraturan Menteri Agama - - 39

12 Peraturan Menteri Kehutanan - - 71

13 Peraturan Menteri Hukum dan HAM - - 28

14 Peraturan Meneg Perumahan Rakyat - - 5

15 Peraturan Meneg Pemberdayaan Perempuan - - 5

16 Peraturan Kepala Sandi Negara - - 9

17 Peraturan Kepala BKPM - - 11

18 Peraturan Menteri ESDM - - 34

19 Peraturan Menteri Pertanian - - 29

20 Peraturan Menteri Keuangan - - 162

21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi - - 14

22 Peraturan Kepala Lembaga Perlindungan Saksi dan

Korban

5

23 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional 1

24 Peraturan Kepala PPATK 1

25 Peraturan Bersama Menteri Keuangan, Jaksa Agung,

Kepala Kepolisian Negara RI, dan Menteri Hukum dan

HAM RI.

- - 1

26 Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Hukum dan HAM RI

- - 1

27 Peraturan Bersama Menteri Kelautan dan Perikanan

dan Menteri Perdagangan

- - 1

28 Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Badan

Pertanahan Negara

1

JUMLAH 183 130 549

2) Kegiatan lainnya berupa :

a) Pengumuman Hak Angket DPR-RI yang sudah dumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 sebanyak 5 nomor.

Page 79: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 69

b) Hak Angket DPR RI terhadap Pelanggaran Hak Konstitusional Warga Negara Untuk

Memilihsebanyak 4 nomor.

c) Hak Angket DPR RI terhadap Pengusutan Kasus Bank Century sebanyak 6 nomor.

h. Sistem Informasi Peraturan Perundang-undangan, telah melaksanakan kegiatan :

1) Mengganti provider yang semula menggunakan provider Rajasa menjadi D-Net;

2) Melakukan updating data yang terdapat di dalam website Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-

undangan yaitu www.djpp.depkumham.go.id mengingat kegiatan pengundangan peraturan perundang-

undangan sejak tanggal 1 Maret 2007 telah berpindah dari Sekretariat Negara ke Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia.

i. Kegiatan Litigasi Perundang-undangan :

1) Pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi sampai dengan bulan Desember 2009 sebanyak 257 (dua

ratus lima puluh tujuh) perkara dengan rincian :

a). Permohonan tahun 2003 sebanyak 24 perkara;

b). Permohonan tahun 2004 sebanyak 27 perkara;

c). Permohonan tahun 2005 sebanyak 26 perkara;

d). Permohonan tahun 2006 sebanyak 31 perkara;

e). Permohonan tahun 2007 sebanyak 32 perkara;

f). Permohonan tahun 2008 sebanyak 39 perkara; dan

g). Permohonan tahun 2009 sebanyak 78 perkara.

2) Penanganan permohonan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang diterima Mahkamah Konstitusi pada tahun 2008 dan di putus pada tahun

Page 80: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 70

2009 sebanyak 8 (delapan).

3) Permohonan yang diterima Mahkamah Konstitusi pada periode Januari-Desember 2009 sebanyak 78

(tujuh puluh delapan) permohonan dengan rincian sebagai berikut :

a). Telah diputus oleh Mahkamah Konstitusi sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) permohonan.

b). Belum diputus oleh Mahkamah Konstitusi sebanyak 41 (empat puluh satu) permohonan.

j. Penanganan pengujian Undang-Undang terhadap UUD 1945 dan Sengketa Kewenangan Negara Januari –

Desember 2009, seperti tampak pada tabel di bawah ini :

Adapun kegiatan lainnya dari Penyiapan dan Pendampingan Persidangan diantaranya :

1). Menyusun keterangan pemerintah atas permohonan pengujian Undang-Undang yang dimohonkan

tahun 2009 sebanyak 29 (dua puluh sembilan) permohonan;

2). Menyampaikan keterangan pemerintah dan tambahan keterangan pemerintah secara tertulis dan

lisan disertai bukti-bukti yang relevan di persidangan Mahkamah Konstitusi RI, yaitu:

NOREGISTRASI PERKARA

1. 32/PUU-VI/2008 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu anggota

DPR, DPD dan DPRD

2. 46/PUU-VI/2008 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara

3. 50/PUU-VI/2008 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Infomasi dan

Transaksi Elektronik

4. 51,51,59/PUU-VI/2008 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

5. 53/PUU-VI/2008 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas

6. 54/PUU-VI/2008 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai

7. 56/PUU-VI/2008 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan

Umum Presiden dan Wakil Presiden

Page 81: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 71

8. 1/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan

Keempat Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

9. 2/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Infomasi dan

Transaksi Elektronik

10. 4/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu anggota

DPR, DPD dan DPRD

11. 5/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas

12. 6/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran

13. 7/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana

14. 8/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan

Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru

Provinsi Maluku

15. 9/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu anggota

DPR, DPD dan DPRD

16. 11/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Sisdiknas dan

Badan Hukum Pendidikan (BHP)

17. 12/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan

18. 16/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum dan Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah

19. 18/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Kabupaten Maybrat di Propinsi Papua Barat

20. 19/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

21. 22/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah

22. 24/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara

Pemilu, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

23. 25/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara

24. 100/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan

Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD

25. 101/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat

26. 105/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan

Umum DPR, DPD, dan DPRD

27. 117/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR,

DPD dan DPRD

28. 127/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 56 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Kabupaten Tambrauw Propinsi Papua Barat

29. 133/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Kegiatan lainnya Kerjasama Antar Lembaga diantaranya :

Koordinasi dan kerjasama dalam rangka pencarian masukan dari narasumber sebagai bahan

penyusunan keterangan pemerintah, yaitu :

Page 82: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 72

1) Melakukan persiapan forum konsultasi dengan berbagai universitas yaitu Universitas Padjajaran,

Universitas Hasanuddin, Universitas Brawijaya, Universitas Udayana dan Universitas Sriwijaya.

2) Melakukan koordinasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi

Bali dalam kegiatan Forum Kajian atas Putusan Mahkamah Konstitusi atas Pengujian Undang-

Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

k. Kegiatan Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah

1). Data resmi mengenai pembatalan Peraturan Daerah oleh Kementerian Dalam Negeri dalam kurun

waktu 2002 sampai dengan 2009, menunjukan angka 1123 Perda dengan rincian :

Tahun 2002 : 19 Peraturan Daerah;

Tahun 2003 : 105 Peraturan Daerah;

Tahun 2004 : 236 Peraturan Daerah;

Tahun 2005 : 126 Peraturan Daerah;

Tahun 2006 : 114 Peraturan Daerah;

Tahun 2007 : 173 Peraturan Daerah;

Tahun 2008 : 229 Peraturan Daerah;

Tahun 2009 : 121 Peraturan Daerah (*Oktober 2009)

2). Terinventarisirnya data Peraturan Daerah Tahun 2009 sebanyak 299 (dua ratus sembilan puluh

sembilan) perda dari 27 (dua puluh tujuh) Kabupaten/Kota;

3). Tersusunnya hasil kajian (pengolahan data) dari 299 (dua ratus sembilan puluh sembilan) Perda;

4). Terselenggaranya kegiatan Implementasi Perangkat Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan di 2 (dua) Provinsi yaitu : Ternate, Provinsi Maluku Utara dan di Kabupaten Polewali

Mandar, Provinsi Sulawesi Barat;

5). Perundang–undangan

6). Dari sejumlah 145 peraturan perundang–undangan yang mesti diselesaikan sudah selesai 65

peraturan perundang–undangan, 61 sedang dalam proses pembahasan dan 19 peraturan

perundang–undangan belum selesai atau sama dengan 22% peraturan perundang–undangan

belum selesai.

7). Pembahasan Rancangan Undang-Undang di DPR-RI berdasarkan skala prioritas Prolegnas 2007

adalah sebagai berikut :

8). RUU yang berasal dari pemerintah sebanyak 8 buah

9). RUU yang berasal dari DPR – RI sebanyak 2 buah

10). Pengharmonisasi peraturan perundang-undangan telah melakukan kegiatan, antara lain

meliputi :

11). Harmonisasi Rancangan Undang-Undang sebanyak 27 (dua puluh tujuh) buah, yaitu :

12). RUU yang telah selesai diharmonisasikan berjumlah : 11

13). RUU yang sedang dalam proses harmonisasi berjumlah : 14

14). RUU yang belum proses harmonisasi berjumlah : 2

15). Harmonisasi Rancangan Peraturan Pemerintah sebanyak 107 (seratus tujuh) buah, yaitu :

16). RPP yang telah selesai harmonisasi sebanyak : 49

17). RPP yang sedang proses harmonisasi sebanyak : 43

18). RPP yang belum proses harmonisasi sebanyak : 15

Page 83: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 73

19). Harmonisasi Rancangan Peraturan Presiden sebanyak 9 buah, yaitu

20). RPERPRES yang telah selesai harmonisasi sebanyak : 3

21). RPERPRES yang sedang proses harmonisasi sebanyak : 4

22). RPERPRES yang belum proses harmonisasi sebanyak : 2

23). Harmonisasi Rancangan Peraturan Pengganti Undang-Undang yang telah selesai

diharmonisasikan sebanyak : 2

24). Harmonisasi peraturan daerah telah melakukan koordinasi dengan 50 (lima puluh)

Kabupaten/Kota melalui kegiatan Inventarisasi dan Kajian Peraturan Daerah. Dalam kegiatan

tersebut telah diperoleh sebanyak 543 (lima ratus empat puluh tiga) Peraturan Daerah yang

akan dilakukan pengkajian terhadap peraturan daerah tersebut.

1) Peraturan Perundang-undangan yang sudah diundangkan berjumlah 119 nomor yang terdiri dari :No Jenis Peraturan Perundang-Undangan Jumlah

1. Undang - Undang 40 buah

2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang -

Undang

2 buah

3. Peraturan Pemerintah 53 buah

4. Peraturan Presiden 11 buah

5. Peraturan Bank Indonesia 11 buah

6. Peraturan BPK 2 buah

6. Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM

1) Ceramah Penyuluhan Hukum

Dalam rangka diseminasi / sosiologi / kampaye serta penyuluhan hukum maka dilaksanakan ceramah

hukum kepada masyarakat dengan materi sesuai dengan masalah-masalah aktual yang ada dalam

masyarakat, jumlah kegiatan ceramah untuk tahun 2009 diprogram sebanyak 40 (empat puluh)

kegiatan dan sampai dengan akhir tahun anggaran kegiatan tersebut sudah dilaksanakan sesuai

program.

Kegiatan ceramah ini dilaksanakan bekerjasama dengan instansi pemerintah maupun non pemerintah,

lembaga pendidikan, ormas dan instansi lainnya berdasarkan permintaan;

2) Temu Sadar Hukum

Kegiatan Temu Sadar Hukum (TSH) dalam tahun anggaran 2009 diprogramkan sebanyak 10 (sepuluh)

kegiatan dan sampai akhir tahun anggaran 2009 telah dilaksanakan semua sesuai program yaitu

sebanyak 10 (sepuluh) kegiatan.

3) Sosialisasi Perundang-Undangan

Kegiatan Sosialisasi Perundang-undangan tentang Undang-Undang Pemilu, Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi dan Budaya Hukum Kepada Masyarakat diprogramkan sebanyak 6 (enam) Daerah

Kanwil Kementerian Hukum dan HAM. Sampai dengan bulan Juni 2009 telah dilaksanakan 4 (empat)

Daerah yaitu Kanwil Kementerian Hukum dan HAM. Sampai dengan akhir tahun 2009 telah dilaksanakan

semua sesuai program yaitu 6 (enam) Daerah yaitu Kanwil Kementerian dan HAM.

4) Peresmian Desa Sadar Hukum

Kegiatan Peresmian Desa Sadar Hukum (DSH) pada tahun anggaran 2009 telah dilaksanakan di

Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diresmikan oleh Menteri Hukum dan HAM RI yang dalam hal ini

diwakili oleh Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Prof. Dr. Ahmad M. Ramli, S.H., M.H., FCB Arb.

Page 84: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 74

Pada tanggal 6 Desember 2009 pukul 10.00 WITA yang peresmiannya dilaksanakan di Kota Mataram

Propinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 19 Desa/Kelurahan Sadar Hukum.

5) Lomba Pengetahuan Hukum Antar Pelajar SMA Tingkat Pusat

Kegiatan Lomba Pengetahuan Hukum Antar Pelajar SMA Tingkat Pusat telah dilaksanakan sesuai

program. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 13 Agustus 2009 yang diikuti oleh 29

(dua puluh sembilan) regu. Sebagai juara pertama SAM 28 Jakarta, juara kedua SMA Mardiyuana

Bogor, juara ketiga SMA 81 Jakarta, dan juara harapan SMA Nusa Putra.

6) Duta Hukum

Menyadari bahwa untuk kampanye hukum saat ini memerlukan berbagai media agar mendapat

perhatian masyarakat, maka diperlukan tokoh yang menjadi perhatian dan idola masyarakat, sehingga

dipandang perlu menunjuk public figure yang memiliki kepedulian terhadap hukum sebagai duta hukum

Indonesia. Berdasarkan polling melalui website BPHN, tim pengamat dan berbagai data pendukung,

maka ditunjuk Sdri. ARTIKA SARI DEVI, SH. sebagai duta hukum nasional dengan pertimbangan

bahwa dari segi brain,beauty & behavior memenuhi syarat,memilki pendidikan hukum, memliki

kepedulian terhadap pembudayaan hukum karena yang bersangkutan adalah aktivis di berbagai

kegiatan hukum.

7) Media Cetak

Pembuatan dalam tahun anggaran 2009 kegiatan pembuatan desain diprogramkan sebanyak 2 (dua)

desain yang terdiri dari :

a) Pembuatan Modul Penyuluhan Hukum;

b) Desain poster dalam bentuk Kalender tahun 2010.

c) Pembuatan Modul Penyuluhan Hukum

Pembuatan modul penyuluhan hukum tahun anggaran 2009 diprogramkan sebanyak 500 (lima

ratus) eksemplar. Kegiatan tersebut sampai akhir tahun anggaran 2009 telah dilaksanakan

sesuai program.

d) Pembuatan Spanduk

Kegiatan pembuatan spanduk untuk tahun anggaran 2009 diprogramkan sebanyak 15 buah, dan

telah dilakanakan sesuai program.

e) Pembuatan Poster

Pembuatan poster dibuat dalam bentuk kalender tahun 2010, yang diprogramkan sebanyak

13.000 (tiga belas ribu) eksemplar. Sampai dengan akhir tahun anggaran telah dilaksanakan

sesuai program.

f) Pembuatan Banner

Pembuatan banner diprogramkan sebanyak 40 (empat puluh) buah. Kegiatan tersebut pada tahun

anggaran 2009 telah dilaksanakan sesuai program.

g) Pembuatan Baliho

Pembuatan baliho diprogramkan sebanyak 2 (dua) buah. Kegiatan tersebut pada tahun anggaran

2009 telah dilaksanakan sesuai program.

8) Media Elektronik

a) Fragmen/Sandiwara RRI

Page 85: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 75

Kegiatan fragmen / sandiwara RRI diprogramkan sebanyak 10 kegiatan. Kegiatan tersebut

sampai telah dilaksanakan sesuai dengan program.

b) Perbincangan/Dialog Interaktif di Televisi Swasta Kegiatan perbincangan/dialog interaktif di TV

Swasta diprogramkan sebanyak 10 kali kegiatan. Kegiatan tersebut sampai akhir tahun anggaran

2009 telah dilaksanakan sesuai dengan program.

c) Perbincangan Hukum di Televisi Republik Indonesia Kegiatan perbincangan hukum di TVRI telah

dilaksanakan sebanyak 7 (tujuh) kali kegiatan. Nama acara kegiatan tersebut adalah Obrolan

Hukum.

d) Pembuatan dan Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (PSA)

Pembuatan PSA di programkan 2 kali kegiatan, telah selesai dilaksanakan sesuai dengan

program dan telah ditayangkan pada bulan Juli 2009.

e) Kegiatan Dialog/Wawancara Penyuluhan Hukum melalui Radio Swasta Kegiatan Dialog /

Wawancara Penyuluhan Hukum melalui Radio Swasta diprogramkan sebanyak 10 (sepuluh)

kegiatan. Pada tahun anggaran 2009 kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan

program.

f) Kegiatan Dialog/Wawancara Penyuluhan Hukum melalui Radio Republik Indonesia.

Kegiatan Dialog/Wawancara Penyuluhan Hukum melalui Radio Republik Indonesia diprogramkan

sebanyak 10 (sepuluh) kegiatan. Pada tahun anggaran 2009 kegiatan tersebut telah dilaksanakan

sesuai dengan program.

g) Liputan Budaya Hukum di Metro TV

Kegiatan tersebut telah dilakukan liputan budaya hukum yang ditayangkan pada Metro TV dengan

tema ”Saatnya Hukum Bicara” yang ditayangkan pada tanggal 26 Oktober 2009.

9) Pameran

Kegiatan Pameran pada tahun 2009 diprogramkan sebanyak 2 (dua) kali kegiatan. Kegiatan Pameran

dilaksanakan di 2 (dua) tempat yaitu di Graha Pengayoman Kementerian Hukum dan HAM RI pada

tanggal 19 s/d 20 November 2009, dan di Purwakarta pada tanggal 20 Desember 2009.

10) Konsultasi Hukum

Konsultasi Hukum diberikan sebagai wujud kepedulian pemerintah dalam membantu masyarakat yang

bermasalah dengan hukum, kegiatan Konsultasi Hukum diprogramkan sebanyak 200 kasus, untuk

memudahkan masyarakat berkonsultasi atau meminta bantuan hukum maka pelaksanaannya dilakukan

dengan bekerjasama dengan FH. Univ. Muhammadiyah Jakarta sebanyak 25 kasus, FH. Universitas

Djuanda Bogor sebanyak 25 kasus, dan LBH-MK Kowani sebanyak 25 kasus sesuai dengan surat

perjanjian yang telah ditandatangani kedua belah pihak. Selain kerjasama dengan perguruan tinggi,

kegiatan konsultasi hukum juga dilaksanakan di BPHN (Badan Pembinaan Hukum Nasional) di ruang

konsultasi yang terletak di lantai 6 sebanyak 125 kasus. Masyarakat yang memerlukan konsultasi

mengenai masalah hukum bisa datang langsung ke Pusat Penyuluhan Hukum BPHN Kementerian Hukum

dan HAM R.I. Kegiatan Konsultasi Hukum pada tahun anggaran 2009 telah dilaksanakan sesuai dengan

program.

11) Penyuluhan dan sosialisasi HAM :

a) Capacity Building dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di bidang Hak Asasi Manusia;

Page 86: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 76

b) Capacity Building dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang HAM bagi

aparatur bidang HAM di daerah;

c) Capacity Building dalam rangka meningkatkan pemahaman dan wawasan di bidang HAM bagi

pegawai di lingkungan Ditjen. HAM.

d) Pameran dan visualisasi tentang Ditjen. HAM dalam display maupun secara visual.

Iklan layanan dan talkshow berkaitan dengan kegiatan HAM di radio.

12) Kegiatan Informasi Hak Asasi Manusia

Kegiatan Publisitas Media Elektronik, penyelenggaraan perpustakaan/ kearsipan/ dokumentasi yang

meliputi : pengelolaan perpustakan dan pengadaan buku, Publisitas Media Elektronik 3 Paket, serta

melalui media cetak berupa pembuatan DVD HAM Tematik, pencetakan jurnal HAM 2.000 Eks,

pencetakan poster 2000 Eks dan pencetakan leaflet 2000 Eks. Penyebaran Informasi HAM melalui

penerbitan Majalah Mediasi 4000 Eksemplar.

13) Kegiatan Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM) tahun 2009

a. Rapat koordinasi dengan anggota Pokja Pannas RANHAM 2004 – 2009.

b. Melakukan pelatihan-pelatihan HAM dan RANHAM di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota.

c. Sosialisasi RANHAM di Propinsi dan Kabupaten/Kota yang telah terbentuk.

d. Lokakarya/ Bimbingan Teknis/Pelatihan HAM Provinsi.

e. Rapat Koordinasi Teknis dengan para Gubernur dan Bupati/ Walikota.

f. Mendorong terbentuknya Pusat Studi HAM (PUSHAM) di Perguruan Tinggi.

g. Rapat Koordinasi dan Konsultasi untuk Panitia Pelaksana RANHAM Provinsi/ Kabupten/ Kota.

h. Persiapan ratifikasi terhadap instrumen HAM internasional (terlampir).

i. Persiapan Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan berkaitan dengan masih banyaknya Perda

yang dibatalkan oleh Menteri Dalam Negeri.

j. Diseminasi dan pendidikan Hak Asasi Manusia

k. Penerapan norma dan standar Hak Asasi Manusia

l. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan RANHAM

7. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum

1. Pelayanan administrasi hukum umum memberikan pelayanan hokum kepada masyarakat terkait

dengan registrasi dan legislasi status hokum perorangan maupun kelompok atau lembaga antara lain :

a. Pengesahan Badan Hukum, pelaksanaan tugas yang sudah dicapai selama bulan Januari-Desember

2009 adalah sebagai berikut :

1) Permohonan DIAN

a) Dian I (Pengesahan) = 30.203

b) Dian II (Persetujuan Perubahan AD) = 35.588

c) Dian III (Penerimaan Pemberitahuian A.D) = 1.674

d) Dian III (Penerimaan Pemberitahuan Perubahan DP) = 18.218

e) Dian III lain-lain = 2.617

f) Permohonan Data Perseroan = 102

g) Duplikat Perseroan Terbatas = 259

Page 87: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 77

2) Permohonan Yayasan

a) Pengecekan Nama Yayasan = 2.455

b) Pengesahan A.D. Yayasan = 4.622

c) Persetujuan Perubahan A.D. Yayasan = 31

d) Persetujuan Pemberitahuan A.D. Yayasan = 767

e) Duplikat Yayasan = 2

3) Permohonan Perkumpulan

a) Pengesahan A.D Perkumpulan = 137

b) Persetujuan Perubahan A.D. Perkumpulan = 26

c) Duplikat Perkumpulan = 0

b. Penerbitan Legal Opinion

Legal Opinion adalah pertimbangan hukum yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia berdasarkan permintaan Kementerian Keuangan cq. Direktorat Jenderal Pengelolaan

Hutang, sehubungan dengan salah satu persyaratan efektifnya perjanjian pinjaman atau hibah luar

negeri, guna pencairan pinjaman atau hibah tersebut. Permohonan Legal Opinion yang sudah

diselesaikan selama tahun 2009 sebanyak 74 permohonan.

1) Persetujuan Ijin Kerja Lawyer Asing

Adalah ijin Pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia kepada

kantor Advokat Indonesia sehubungan dengan rencana kantor tersebut mempekerjakan

Advokat Asing Selama kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2009 jumlah

permohonan persetujuan Lawyer Asing yang disetujui sebanyak 43 permohonan.

2) Permohonan Legalisasi

Legalisasi adalah mensahkan tanda tangan pejabat pemerintah atau pejabat umum yang

diangkat oleh pemerintah pada dokumen yang akan dibawa ke Luar Negeri. Dokumen dapat

dilegalisir apabila tanda tangan dari pejabat yang menandatangani dokumen yang akan

dilegalisasi telah sesuai dengan contoh tanda tangan dari pejabat tersebut yang tersimpan di

Direktorat Perdata Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. Permohonan legislasi yang

sudah selesai selama tahun 2009 sebanyak 51.608 pemohon.

3) Perubahan Nama

c. Tentang kenotariatan, pelaksanaan tugas yang sudah dicapai selama bulan Januari-Desember

2009 adalah sebagai berikut :

1) Pengangkatan Notaris = 462

2) Pindah Kedudukan/Wilayah Notaris = 137

3) Pemberhentian notaris = 66

4) Perpanjangan Jabatan Notaris = 69

5) Sertifikat Cuti Notaris = 454

6) Penambahan Nama dan Gelar dan Perubahan nama = 23

7) Surat pemberitahuan perubahan cap dan stempel notaris = 77

Selain hal di atas, Kenotariatan juga melakukan sosialisasi di Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan HAM Propinsi Bali.

Page 88: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 78

d. Harta Peninggalan, pelaksanaan tugas yang sudah dicapai selama bulan Januari-Desember 2009

adalah sebagai berikut :

1) Laporan data wasiat yang ada wasiat 4.074 dan telah selesai terdatfar

2) Laporan data wasiat Nihil sebanyak 73.915 surat.

3) Perbaikan laporan bulanan daftar wasiat sebanyak 149 permohonan.

4) Permohonan keterangan wasiat sebanyak 6.447 permohonan.

4) Afwezig yang diselesaikan 1 permohonan.

5) Onbeherde diselesaikan 0 permohonan.

6) Pemberian tanda terdaftar sebagai Kurator dan pengurus sebanyak 68.

Selain hal di atas, Harta Peninggalan juga melakukan sosialisasi Balai Harta Peninggalan di

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Propinsi Sumatera Utara (Medan).

e. Pendaftaran Fidusia, pelaksanaan tugas yang sudah dicapai selama bulan Januari-Desember 2009

adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendaftaran dan Pemrosesan

a)Penyelesaian permohonan Perubahan Sertifikat Fidusia = 100 berkas

b)Pencoretan Sertifikat Fidusia = 34 berkas

c)Penerbitan Sertifikat Pengganti = 0 berkas

2) Kegiatan Pemantauan dan Pembinaan Pelaksanaan Pendaftaran Jaminan Fidusia di Kantor

Pendaftaran Fidusia pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Propinsi Sumatera

Utara (Medan).

2. Bidang Pidana

a. Memberikan pendapat hukum tentang:

1) Dasar Hukum menimbang Tim Penelaahan Dan Pembahasan Tindak Pidana Informasi Elektronik

Dan Transaksi Elektronik Di Indonesia;

2) Penelaahan dan Pembahasan Penjatuhan Pelaksanaan Pidana Mati Di Pengadilan Negeri Pada

Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Jawa Timur Dan Propinsi Bali;

3) Penjelasan tentang Penyelesaian Permohonan Grasi yang belum diterbitkan Keputusan

Presiden Republik Indonesia;

4) Permohonan Pengembalian Tanah Ulayat Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat Tempatan;

5) Penyelesaian Tanah LP Abepura;

6) Keberatan atas pencemaran nama baik terdakwa dan permohonan persidangan bisa

diselenggarakan pada jam kerja normal;

7) Perihal Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Garapan;

8) Permohonan penjelasan mengenai merk & logo Dong Feng yang telah terdaftar di Negara

Korea;

9) Perihal permohonan informasi tentang pembebasan bersyarat;

10) Permohonan perkembangan Keputusan Grasi An. Terpidana Moch. Sholeh;

11) Permohonan Perlindungan Hukum dari oknum panitia Pembebasan Jalan Alternatif Lingkar

Nagreg;

Page 89: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 79

12) Permohonan Bantuan Hukum;

13) pengaduan Warga Negara Prancis Ibagnes Bruno Eugene;

14) Keberatan Keluarga Korban Pembunuhan a.n Almarhum Febry Ruata;

b. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Sumatera Selatan sehubungan dengan perkara tindak pidana membuat dan

menggunakan surat palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat (1) dan (2) Jo. Pasal 55, 56

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur

Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan u.b.

Direktur Reserse Kriminal tanggal 22 Januari 2008 Nomor AHU 3.AH.07.01-02 perihal Bantuan Ahli

Hukum Pidana;

c. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana pemalsuan surat dan

memberikan keterangan palsu kedalam akta otentik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 dan

266 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur

Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur

Reskrimsus tanggal 12 Pebruari 2009 Nomor AHU 3.AH.07.01-04 perihal Bantuan Ahli Hukum

Pidana;

d. Memberikan keterangan sebagai saksi ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur sehubungan dengan perkara tindak pidana penggelapan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 KUHP, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama

Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur

Perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

e. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana penipuan, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, berdasarkan surat Direktur

Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah

Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, No. AHU 3.AH.07.01-18 tanggal 24 April 2009, perihal Bantuan

Ahli Hukum Pidana;

f. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana penggelapan,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, berdasarkan surat

Direktur Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian

Daerah Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU 3.AH.07.01-20 tanggal 8 Mei 2009,

perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

g. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana penipuan dan atau

penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan atau Pasal 372 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi

Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU

3.AH.07.01-21 tanggal 8 Mei 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

Page 90: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 80

h. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana penipuan dan

penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum

Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU

3.AH.07.01-22 tanggal 8 Mei 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

i. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan sehubungan dengan perkara tindak pidana penipuan dan

penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum

Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU

3.AH.07.01-26 tanggal 27 Mei 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

j. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana perlindungan konsumen

dan atau Telekomunikasi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 jo UU RI No.8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen jo Kepmenperindag RI No.547/MPP/KEP/7/2002 tentang Pendaftaran

petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan/garansi berbahasa indonesia dan atau Pasal 32

jo Pasal 52 UU RI No.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, berdasarkan surat Direktur Pidana

atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro

Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, No. AHU 3.AH.07.01-28 tanggal 3 Juni 2009, perihal Bantuan Ahli

Hukum Pidana;

k. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan sehubungan dengan perkara tindak pidana penipuan dan

penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum

Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU

3.AH.07.01-26 tanggal 27 Mei 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

l. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana perlindungan konsumen

dan atau Telekomunikasi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 jo UU RI No.8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen jo Kepmenperindag RI No.547/MPP/KEP/7/2002 tentang Pendaftaran

petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan/garansi berbahasa indonesia dan atau Pasal 32

jo Pasal 52 UU RI No.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, berdasarkan surat Direktur Pidana

atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro

Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU 3.AH.07.01-28 tanggal 3 Juni 2009, perihal Bantuan

Ahli Hukum Pidana;

m. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana penipuan dan

penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum

Page 91: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 81

Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU

3.AH.07.01-29 tanggal 3 Juni 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

n. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana penipuan dan

penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum

Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU

3.AH.07.01-54 tanggal 17Juni 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

o. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana penipuan dan

penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum

Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU

3.AH.07.01-45 tanggal 24 Juli 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

p. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya sehubungan dengan perkara tindak pidana penggelapan dalam

Jabatan dan atau Pemalsuan dan atau Pencucian uang (money laundering) sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 374 KUHP dan atau Pasal 263 KUHP dan atau Pasal 3 dan 6 Undang-undang Nomor 15

tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 2003 Tentang

Pencucian Uang (Money Loundering), berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur

Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur

Reskrimsus, Nomor AHU 3.AH.07.01-57 tanggal 10 September 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum

Pidana;

q. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya, sehubungan dengan perkara tindak pidana PENGANCAMAN

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 369 KUHP Jo pasal 55, berdasarkan surat Direktur Pidana

atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro

Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU 3.AH.07.01-59 tanggal 09 Oktober 2009, perihal

Bantuan Ahli Hukum Pidana;

r. Membuat “Question List” sehubungan dengan permohonan ijin liputan Program “Halal” dari

Saudara Ika Sakti ONH Produser Madya PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) berdasarkan

surat No.551/DPRD-NDR/09 tanggal 19 Oktober 2009;

s. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya, sehubungan dengan perkara tindak pidana di bidang Informasi dan

Transaksi Elektronik dan atau fitnah melalui Hand Phone dengan cara mengirim SMS sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 311 KUHP dan atau Pasal 27 ayat 3 Jo pasal 45 ayat 1 UU RI No.11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, berdasarkan surat Direktur Pidana atas nama Direktur

Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur

Reskrimsus, Nomor AHU 3.AH.07.01-60 tanggal 05 Nopember 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum

Pidana;

Page 92: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 82

t. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya, sehubungan dengan perkara tindak pidana Penipuan dan atau

Penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan atau Pasa 372 KUHP berdasarkan

surat Direktur Pidana atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala

Kepolisian Daerah Metro Jaya u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU 3.AH.07.01-61 tanggal 05

Nopember 2009, perihal Bantuan Ahli Hukum Pidana;

u. Memberikan keterangan sebagai ahli hukum pidana di Direktorat Reserse Kriminal Khusus

Kepolisian Daerah Metro Jaya, sehubungan dengan perkara tindak pidana di bidang Telekomunikasi

dan Pemalsuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Jo Pasal 47 UU RI No. 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi dan Pasal 263 ayat (1), ayat (2) KUHP, berdasarkan surat Direktur Pidana atas

nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum kepada Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya

u.b. Direktur Reskrimsus, Nomor AHU.3.AH.07.01-64 tanggal 19 Nopember 2009, perihal Bantuan

Ahli Hukum Pidana.

1) Ektradisi dan Bantuan Hukum Timbal Balik

a) Sosialisasi Undang-undang Nomor 1 Tahun 2006 tentang Bantuan Timbal Balik Dalam

Masalah Pidana yang dilaksankan di Palembang Sumatera Selatan pada tanggal 5 Mei

2009 tempat pelaksanaan kegiatan di Hotel Sahid No. 1111 Palembang dan dihadiri 50

orang peserta terdiri dari Polri, Kejaksan Negeri, Pengadilan Negeri, Kanwil Dep.Hukum

dan HAM Sumatera Selatan, Akademisi serta LBH yang bertemakan “Dengan

Pembudayaan dan Pemasyarakatan Materi Undang-Undang Bantuan Hukum Timbal Balik

Meningkatkan Efektifitas Penegakan hukum”;

b) Pelaksanaan Kegiatan Pembudayaan dan Pemasyarakatan Materi Pidana di Nusa Tenggara

Timur Kupang pada tanggal 3 Juli 2009, materi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1979

tentang Ekstradisi;

c) Kegiatan Pembudayaan dan Pemasyarakatan Materi UU Nomor 1 Tahun 1979 tentang

Ekstradisi di Hotel Ambacang Padang, Sumatera Barat pada 11-13 Agustus 2009.

3. Kegiatan Tata Negara

a. Bidang Hukum Tata Negara, dari bulan Januari-Desember 2009 telah menyelesaikan :

1) Permohonan Pewarganegaraan RI (Naturalisasi/surat penegasan status kewarganegaraan

bagi orang-orang keturunan asing yang tidak memilki dokumen kewarganegaraan dan

kependudukan) dan telah mendapat Keputusan Menteri Hukum dan HAM sebanyak 33

Keputusan.

2) Penyelesaian status kewarganegaraan RI bagi warga negara Indonesia dan eks warga negara

Indonesia di Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu, Malaysia berdasarkan

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. M.HH-14.AH.10.03 Tahun 2009 Tanggal

3 Maret 2009. Telah diselesaikan dan mendapat pengesahan Menteri sebanyak 38.812

orang/pemohon.

3) Permohonan surat keterangan tentang kehilangan kewarganegaraan Indonesia/ Pelepasan

Kewarganegaraan RI menjadi Warga Negara Taiwan R.O.C. Telah diselesaikan dan mendapat

surat keterangan sebanyak 1.106 permohonan.

4) Permohonan pendaftaran partai politik sebagai badan hukum :

Page 93: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 83

Sisa permohonan pendaftaran tahun 2008 yang belum diselesaikan, sebanyak 91 partai politik,

ditambah dengan jumlah permohonan pendaftaran dari bulan Januari-Desember 2009,

sebanyak 2 partai politik, sehingga jumlah seluruhnya, sebanyak 93 partai politik.

Jumlah seluruh permohonan pendaftaran, sebanyak 93 partai politik tersebut belum dapat

diselesaikan karena belum memenuhi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai

Politik.

5) Permohonan pendaftaran perubahan AD & ART dan perubahan kepengurusan partai politik :

Jumlah permohonan pendaftaran dari bulan Januari-Desember 2009, sebanyak 9 permohonan,

dikurangi dengan 1 permohonan pendaftaran dicabut kembali, sehingga jumlah seluruh

permohonan pendaftaran, sebanyak 8 permohonan.

Jumlah seluruh permohonan pendaftaran, sebanyak 8 permohonan telah diselesaikan dan

mendapat pengesahan Menteri.

6) Surat-surat masuk lain berkaitan dengan partai politik :

Sisa surat-surat masuk yang belum diselesaikan tahun 2008, sebanyak 0 surat ditambah

dengan surat-surat masuk yang diterima dari bulan Januari-Desember 2009, sebanyak 123

surat, sehingga jumlah seluruhnya, sebanyak 123 surat.

Rincian penyelesaiannya, adalah sebagai berikut :

a) Telah ditelaah dan dijawab, sebanyak 66 surat,

b) Bersifat pemberitahuan, sebanyak 53 surat,

c) Sisanya sebanyak 4 surat masih dalam proses penyelesaian.

7) Permohonan salinan keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum partai politik yang

hilang atau rusak dari bulan Januari-Desember 2009 : nihil.

8) Permohonan salinan keputusan Menteri mengenai persetujuan perubahan AD & ART badan

hukum partai politik yang hilang atau rusak dari bulan Januari-Desember 2009 : nihil.

9) Menerima 11 gugatan dari partai politik di PTUN dan Pengadilan Negeri.

Rincian penyelesaiannya, adalah sebagai berikut:

a) Telah mendapat putusan hakim, sebanyak 8 gugatan

b) Masih dalam proses persidangan, sebanyak 3 gugatan

10) Mewakili Menteri Hukum dan HAM menyelesaikan gugatan dari partai politik di PTUN dan PN dari

bulan Januari-Desember 2009, sebanyak 3 panggilan sidang.

b. Pewarganegaraan, dari bulan Januari-Desember 2009 telah menyelesaikan :

1) Pemberian Kewarganegaraan sesuai Pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 jo

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2007 sebanyak 160 (seratus enam puluh) berkas yang

telah disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia.

2) Penyampaian pernyataan untuk menjadi Warga Negara Indonesia sesuai dengan ketentuan

Pasal 19 Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 jo Peraturan Pemerintah Nomor M.02-HL.05.06

Tahun 2006 Tanggal 26 September 2006, sebanyak 90 (Sembilan puluh) berkas).

3) Menyusun nama-nama orang yang memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia yang

telah diumumkan dalam Berita Negara sebanyak 244 (dua ratus empat puluh empat) orang,

Page 94: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 84

terdiri dari Pasal 8 sebanyak 171 (seratus tujub puluh satu) dan Pasal 19 sebanyak 73 (tujuh

puluh tiga).

c. Bukti Kewarganegaraan RI, kegiatan yang sudah dilaksanakan dari bulan Januari-Desember 2009,

diantaranya :

1) Memproses 2999 berkas permohonan pendaftaran memperoleh kewarganegaraan Republik

Indonesia berdasarkan pasal 41 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006, dimana dari bulan

Januari sampai dengan Desember 2009 sebanyak 2628 berkas, sisa permohonan tahun

lalu sebanyak 591 berkas, dan sisa permohonan yang belum diproses sebanyak 220

berkas.

2) Permohonan pendaftaran memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia

berdasarkan pasal 42 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 dari bulan Januari sampai

bulan Agustus 2009 sebanyak 126 berkas, sisa permohonan tahun lalu 47 berkas, yang

telah selesai diproses sebanyak 152 (seratus lima puluh dua) berkas dan sisa permohonan

sebanyak 21 berkas.

3) Sampai dengan bulan Agustus 2009 telah menyelesaikan Status Kewarganegaraan RI bagi

sebanyak 57.403 WNI dan eks WNI yang tidak jelas status kewarganegaraannya.

4. Kegiatan Hukum Internasional

a. Hukum Internasional Umum, kegiatan yang sudah dilaksanakan dari bulan Januari-Desember

2009, diantaranya :

1) Permintaan Bantuan Hukum (MLA) Ke Indonesia.

a) Permintaan MLA Pemerintah Polandia atas 3 orang tersangka Warga Negara Polandia

a.n.

Andrzed Kadaj, Kamil Malecki, Sukil Indani atas dugaan transfer hasil kejahatan senilai

Pln. 17.600.000,- ke sejumlah rekening di berbagai negara diantaranya Indonesia: masih

diproses di Subdit HIU, menunggu permintaan resmi dari Kementerian Luar Negeri.

b) Permintaan MLA Attorney Generals Chambers Malaysia for Recovery of stolen cars

from Batam sudah menerima proses informasi lanjutan dari Dirjen Bea Cukai,

Kementerian Keuangan dan telah diinformasikan lebih lanjut ke Pemerintah Malaysia.

c) Permintaan MLA Pemerintah Filipina kasus investor Warga Negara Filipina a.n. Gary

Damalerio sudah ditindaklanjuti dengan mengirim surat ke Polri.

d) Permintaan MLA Pemerintah Polandia kasus penipuan a.n. Panasonic Gobel Indonesia

sudah ditindaklanjuti dengan mengirim surat ke Polri, sampai saat ini belum ada surat

balasan.

e) Permintaan MLA Pemerintah Thailand a.n. Philip Morris Thailand atas dugaan telah

mengimpor rokok Marlboro dan L&M dari PT. Philip Morris di Indonesia periode Tahun

2000-2003 di bawah harga sebenarnya sudah ditindaklanjuti dengan mengirim surat

ke Polri, sampai saat ini belum ada surat balasan.

f) Permintaan MLA Pemerintah Perancis mengenai kasus penipuan terhadap Mutuelle

Centrale de Reassurance (MCR), sebuah perusahaan asuransi yang berkedudukan di

Paris, Perancis, sudah ditindaklanjuti dengan mengirim surat ke Kepolisian.

Page 95: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 85

g) Permintaan MLA dari Pemerintah Jerman (Move Orange), masih dalam proses telaahan

di Subdit HIU.

h) Permintaan MLA dari Pemerintah Belanda kasus Vervuren, Schinnel Semler, sudah

ditindaklanjuti dengan mengirim surat kepada Polri.

i) Permintaan MLA dari Pemerintah Republik Korea atas kasus Tindak Pidana a.n. Park

Yong Hwan, sudah tindaklanjuti dengan mengirim surat kepada Polri.

j) Permintaan MLA dari Pemerintah Belanda, kasus penipuan atau penggelapan dengan

tersangka Engbert Umberto Hagen dengan menyampaikan surat ke Deplu untuk

konfirmasi, karena permintaan belum diterima melalui saluran diplomatik.

k) Permintaan MLA dari Pemerintah Australia terkait kasus impor obat terlarang a.n.

John Michael Wilson, telaahan sudah ditindaklanjuti dengan mengirim surat ke POLRI.

l) Permintaan MLA dari Pemerintah Jerman untuk memohon keterangan saksi a.n. Rita

Andini, sudah dikirim ke Direktur konsep memorandum Direktur Hukum Internasional ke

Dirjen AHU.

m) Permintaan MLA dari Pemerintah Perancis atas dugaan penipuan yang dilakukan oleh

Myrna Constant, sudah ditindaklanjuti menyampaikan surat Direktur Perjanjian

Polkamwil Deplu kepada Pemerintah Perancis untuk memenuhi syarat MLA sesuai

dengan UU No. 1 Tahun 2006.

n) Permintaan MLA dari Pemerintah Inggris terhadap tersangka pelaku korupsi dan

persekongkolan oleh Innospec Limited. (Pimpinan perusahaan bernama Dr. David Peter

Turner), dengan melakukan pertemuan koordinasi dengan Komisi Pemberantasan

Korupsi tgl. 17 Desember 2009. Disepakati langkah koordinasi interdep.

o) Permintaan MLA dari Pemerintah Belanda terkait kasus perdagangan manusia,

eksploitasi dan penyelundupan manusia a.n. Kromodiredjo, Padmodikromo dkk, sudah

ditindaklanjuti dengan menyampaikan surat kepada Polri untuk proses pemeriksaan

saksi dan memperoleh dokumen-dokumen bukti di Indonesia.

p) Permintaan MLA dari Pemerintah Australia kasus obat terlarang a.n. Drago Popovic,

konsep surat tindak lanjut kepada Kepolisian.

2) Permintaan Bantuan Hukum (MLA) dari Indonesia ke Luar Negeri.

a) Permintaan MLA dari Indonesia ke Pemerintah Singapura atas nama Burhanuddin kasus

PT. Pertamina, sudah menyampaikan request resmi kepada Pemerintah Singapura dan

Malaysia.

b) Permintaan MLA dari Indonesia ke Pemerintah China atas kasus Shanghai Diesel

Engine/Dong Feng, sedang Penyiapan draft request ke China berdasarkan perjanjian.

c) Permintaan MLA dari Indonesia ke Pemerintah Singapura a.n. Adrian Herling Waworuntu,

sedang disusun surat untuk merespon pertanyaan ke Singapura.

d) Permintaan MLA ke Hongkong dari Wakapolri berkenaan dengan pemanggilan saksi

warga negara Hongkong a.n. Peng Yuen, masih Pending, karena dokumen tidak lengkap.

e) Permintaan MLA ke Pemerintah Belanda untuk kasus a.n. Maria Pauline Lumowa, Sudah

dikirim ke Belanda melalui saluran diplomatik.

Page 96: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 86

f) Permintaan bantuan pemblokiran harta kekayaan tersangka a.n. Irawan Salim di Jersey

dari Kapolri masih pending, karena dokumen tidak lengkap.

g) Permintaan MLA ke Pemerintah Hongkong a.n. Robert Tantular and others, sudah

dikirim surat Permintaan MLA ke Pemerintah Hongkong.

h) Permintaan MLA dari Mabes Polri ke Pemerintah Hongkong dan China, kasus money

laundering a.n. Adelin Lis alias Li Jiade, sudah menyampaikan surat ke Kapolri,

persyaratan belum lengkap.

i) Permintaan MLA dari Mabes Polri ke Pemerintah Persemakmuran Bahamas dalam

kasus Bank Century, sudah ditindaklanjuti Permintaan MLA ke Pemerintahan Bahamas.

3) Permintaan Ekstradisi ke Indonesia.

a) Permintaan ekstradisi dari Pemerintah Australia a.n. Hadi Ahmadi, sudah diekstradisi

ke Australia tgl 26 Mei 2009 berdasarkan Keppres No. 10 Tahun 2009 Tgl 20 April

2009.

b) Permohonan ekstradisi dari Kedubes Australia a.n. Amanullah Rezaie (Warga Negara

Afganistan) kasus people smugling, sudah ditindaklanjuti ke POLRI.

c) Permintaan ekstradisi Pemerintah Australia a.n. Timothy Geofrey Lee, sudah

ditindaklanjuti ke POLRI.

d) Permintaan ekstradisi Pemerintah Perancis a.n. Christian Burger, sudah diekstradisi ke

Perancis, 5 Agustus 2009 berdasarkan Keppres No. 16 Tahun 2009 Tgl. 19 Juni 2009.

e) Permintaan ekstradisi dari Pemerintah Korea a.n. Paik Bo Hyun, sudah diekstradisi ke

Korea, 12 Oktober 2009 dengan dasar Keppres No. 25 Tahun 2009 Tgl. 16 September

2009.

f) Permintaan ekstradisi dari Pemerintah Korea Selatan a.n. Yun Ik Joong (Warga Negara

Korea Selatan), sedang dalam proses telaahan di Sub Dit HIU.

g) Permintaan ekstradisi dari PemerintahTurki a.n. Hakan Urun, sudah ditindaklanjuti ke

POLRI.

h) Permohonan ekstradisi dan pengembalian paspor Belgia a.n. Mrs. Daphne M.A.

Mattheeusen dan putrinya, sudah dibuat surat tanggapan kepada Deplu.

i) Request for the provisional arrest of Sayed Omeid dari Kedubes Australia, sudah

dibuat surat tanggapan kepada Deplu.

j) Premtive arrest dari Pemerintah Brazil a.n. Ludek Hovork, sedang dalam proses

telaahan di Subdit HIU.

k) Permintaan Ekstradisi dari Pemerintah Australia kasus penipuan a.n. Robert James Mc.

Niece, sedang dimintakan pertimbangan KAPOLRI.

l) Permintaan Ekstradisi dari Pemerintah Australia a.n. Sayed Abbas, sedang dalam

proses telaahan di Subdit HIU.

m) Permintaan Ekstradisi dari Pemerintah Australia a.n. Zamin Ali, sedang dalam proses

telaahan di Subdit HIU.

n) Permintaan Ekstradisi dari Pemerintah Rumania a.n. Popa Nicolae, sudah dibuatkan

Memorandum Dirjen AHU kepada Menteri Hukum dan HAM RI.

Page 97: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 87

4) Permintaan Ekstradisi ke Luar Negeri.

a) Permintaan ekstradisi dari Indonesia kepada Pemerintah Australia a.n. Christopher

John James, sudah menyampaikan permintaan resmi kepada Australia.

b) Permintaan ekstradisi ke Pemerintah Belanda untuk kasus a.n. Maria Pauline Lumowa,

sudah dikirim ke Belanda melalui saluran diplomatik.

c) Permintaan ekstradisi dari Mabes POLRI ke Pemerintah Australia terhadap tersangka

kasus penggunaan akta autentik palsu a.n. Jason Surjana Tanuwidjaja, sudah dikirim ke

Australia.

d) Permintaan Ekstradisi Mabes Polri ke Pemerintah Kanada a.n. Irawan Salim & Rico

Hendrawan Imam Santoso kasus Bank Global, sudah dikirim ke Kanada.

e) Permintaan Ekstradisi dari Mabes Polri ke Pemerintah Hongkong a.n. Denly Wono,

sudah dikirim ke Hongkong.

f) Permintaan Ekstradisi Mabes Polri ke Pemerintahan Honkong a.n. Wing Laksono, sudah

mengirim permintaan provisional arrest ke Pemerintah Hongkong.

g) Permintaan Ekstradisi Mabes Polri ke Pemerintahan Australia a.n. Sofyan Sarabin,

Konsep surat ke POLRI.

5) Tanggapan dan Pendapat Hukum.

a) Membuat telaahan tentang keberatan Pemerintah Iran terhadap proses ekstradisi

dari Pemerintah Australia a.n. Hadi Ahmadi.

b) Menyusun tanggapan terhadap RUU Pengadilan HAM.

c) Membuat tanggapan ke Direktur Perdata tentang Yayasan Bulan Sabit Merah

Indonesia.

d) Membuat tanggapan Kasubdit Hukum Internasional Umum ke Direktur Hukum

Internasional terhadap bahan masukan untuk rencana pertemuan ke-7 RI-

Malaysia.

e) Membuat tanggapan terhadap draft MoU on Cooperation Between The Ministry of

Belarus and Department of Law And Human Right of Republic Indonesia.

f) Membuat tanggapan mengenai draft agreement on the transfer of offenders between

Pakistan-RI.

g) Membuat tanggapan untuk penyusunan LO pada Debt Nahire Swap-Tropical Forest

Conversation Agreement (DNS- TFCA) RI-AS.

h) Membuat surat tanggapan ke Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka

penyusunan legal opinion pada Debt for Nature Swa Tropical Fores Conservation

Agreement (DNS-TFCA) RI – AS.

i) Membuat telaahan permintaan ekstradisi dari Pemerintah Australia untuk tersangka

bernama Amanullah Rezaei.

j) Menyusun surat tanggapan atas proposal untuk mengadakan Agreement on TSP dari

Pemerintah Hong Kong SAR.

6) Perundingan, Perjanjian dan MoU Internasional

a) Pelaksanaan MoU antara Qatar Investment Autorithy dengan Pemerintah Indonesia.

b) Pelaksanaan MoU antara Republik Indonesia dengan Belanda.

Page 98: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 88

c) Penandatanganan MoU. Kerjasama bidang hukum antara Menteri Hukum dan HAM RI dan

Menteri Kehakiman Belanda di Jakarta, tanggal 23 Februari 2009.

d) Perundingan Ke-1 Pembentukan Perjanjian Bilateral Bantuan Hukum Timbal Balik (Mutual

Legal Assístance) dan Ekstradisi antara Republik Indonesia – Uni Emirat Arab di Abu

Dhabi, Uni Emirat Arab, tanggal 15-17 Juni 2009.

b. Hukum Ekonomi dan Kelembagaan Internasional

1) Program peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang bahasa Inggris

Hukum. Pada periode ini kelas Bahasa inggris hukum dilaksanakan setiap hari jumat.

2) Penelaahan dan pembahasan mengenai pedoman Delegasi Republik Indonesia pada Sidang

Tahunan Asian Africa Legal Consultative Organization (AALCO) ke 48 yang sedianya akan

dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di Malaysia.

3) Pemberian bimbingan/tanggapan/masukan atas surat permohonan dari instansi terkait

mengenai permasalahan yang berkenaan dengan tugas pokok dan fungsi Sub Direktorat

Hukum Ekonomi dan Kelembagaan Internasional, antara lain:

a) Telaahan atas faximili Kedutaan Besar RI di Wina mengenai penyampaian permintaan

masukan atas draft notes UNCITRAL mengenai Cooperation Commission and

Coordination in cross boarder insolvency proceeding;

b) Telaahan / pengumpulan bahan mengenai penegasan status Economic Research

Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) sebagai organisasi internasional melalui

pertukaran nota (exchange of note). Surat Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN,

Kementerian Luar Negeri Nomor. 139/EK/XII/2008/43;

c) Telaahan terhadap surat Duta Besar RI di Manila Nomor. RR-155/Manila/XII/08 perihal

permohonan bantuan penyelesaian kasus investor warga negara Filipna atas nama.

Gary Damalerio;

d) Telaahan dan konsep surat mengenai pembentukan Tim Penelaahan dan Pembahasan

Konvensi PBB mengenai Kontrak Jial Beli Barang Internasional (Convention on Contract

for the International Sales of Goods, CISG) 1980;

e) Menanggapi booklet hasil New Asian African Strategic Partnership (NAASP) Ministerial

Conference on Capacity Building for Palestine. Booklet Direktorat Jenderal Pasifik dan

Afrika;

f) Telaahan atas surat Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Nomor.

037/OT/I/2009/60 tanggal 20 January 2009 mengenai permintaan Delegasi RI pada

Sidang sesi ke-50 Working Group II Arbitration and Conciliation) di New York tanggal 9-

13 February 2009;

g) Menelaah hasil kunjungan Mr. Roderick M. Rijman, MA, MSC., tentang Financial Amount to

Justify a Further Visit to Indonesia;

h) Masukan/bahan press conference Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI mengenai

Tugas pokok dan fungsi Direktorat Hukum Internasional, khususnya Sub Direktorat

Hukum Ekonomi dan Kelembagaan Internasional serta kegiatan yang telah dilaksanakan

pada tahun 2008;

Page 99: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 89

i) Telaahan atas surat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Nomor. S-05/D-

VI.M.Ekoin/01/2009 tanggal 19 Januari 2009 perihal permintaan Delegasi RI untuk

APEC Indonesia Individual Action Plan Peer Review tanggal 13 Februari 2009 di

Singapura;

j) Telaahan faximili Kedutaan Besar RI di New Delhi Nomor. BB-012/New Delhi/I/09

perihal laporan pertemuan ke-2 Working Group on Investment dan pertemuan ke-3

Working Group on Services dalam kerangka ASEAN-India Free Trade Agreement tanggal

12 Januari 2009 di New Delhi 2009;

k) Telaahan berita faximili (brafax) Kedutaan Besar RI Nomor BB.022/Roma/I/09 tanggal

28 Januari 2009 perihal pembahasan tindak lanjut penyampaian Piagam Aksesi

Indonesia pada International Institute for The Unification of Private Law (Unidroit)

serta informasi lainnya yang terkait;

l) Tanggapan surat Duta Besar RI untuk Australia Nomor RR 031/Canberra/II/09 tanggal

26 Februari 2009 perihal laporan pertemuan bilateral Indonesia dan Australia –

combating People Smuggling Through Strong and Harmonious Legal Frameworks;

m) Telaahan/Ulasan tentang manfaat/pengaruh hukum intenasional terhadap dunia

investasi di Indonesia. Kajian mengenai ketentuan WTO/free trade. Surat dari Sesditjen

Administrasi Hukum Umum mengenai pelaksanaan Sidang Tahunan Dewan Gubernur

(ADB) ke-42 di Nusa Dua, Bali;

n) Kajian/masukan mengenai perkembangan ICC. Surat dari Kedutaan Besar RI di Belanda

Nomor. BB 112/Dennhag/Iv/09 tanggal 17 April 2009 mengenai kunjungan Presiden ICC

ke Indonesia pada tanggal 28-30 April 2009;

o) Telaahan/kajian atas surat Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional

Kementerian Luar Negeri tanggal 8 September 2009 perihal kunjungan Sekretaris

Jenderal UNIDROIT dan Pejabat UNCITRAL;

p) Telaahan atas surat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor. 208/A.I/2009

tanggal 16 Oktober 2009 perihal penyusunan daftar perjanjian dan persetujuan

internasional terkait bidang penanaman modal;

q) Telaahan/tindak lanjut atas surat Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian

Internasional Kementerian Luar Negeri Nomor 127/OT/OX/2009/60 tanggal 28

Oktober 2009 perihal kunjungan Sekretaris Jenderal UNIDROIT dan Pejabat UNCITRAL.

(telah disampaikan surat kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk

kesediaan waktunya menerima kunjungan tersebut);

r) Resume atas surat dari Kedutaan Besar/ Perutusan Tetap RI di Wina, Austria Nomor.

BB.585/Wina/XI/2009 tanggal 11 November 2009 tentang laporan sidang sesi ke-16

working group VI (Security Interest) United Nations Commissions on International

Trade Law yang dilaksanakan di Wina tanggal 1-6 November 2009;

s) Telaahan atas surat dari Konsulat Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia Nomor. RR-

68/Johorbaru/XI/09 tanggal 20 Oktober 2009 tentang metode penghitungan

overtime berdasarkan Akta Bekerja tahun 1955. (telaahan dikaitkan dengan kepentingan

Indonesia dan Tenaga Kerja Indonesia);

Page 100: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 90

t) Telaahan atas surat dari Kedutaan Besar/ Perutusan Tetap RI di Wina, Austria Nomor.

BB-603/Wina/XI/09 tanggal 11 November 2009 tentang laporan sidang sesi ke-37

working group V (Insolvency Law) United Nations Commissions on International Trade

Law yang dilaksanakan di Wina tanggal 9-13 November 2009. (telaahan sebagaimana

Direktorat HI terlibat/bertanggung jawab);

u) Resume atas surat dari Kedutaan Besar RI di Singapura Nomor. RR

139/Singapura/XI/09 tanggal 15 November 2009 tentang laporan kunjungan Presiden

RI ke Singapura tanggal 12 November 2009;

v) Telaahan/resume atas surat Kementerian Luar Negeri Nomor

134/OT/VIII/2009/30/30 tanggal 20-7-2009 mengenai laporan EPG Indonesia dengan

Malaysia, telah selesai dan di simpan;

w) Telaahan atas bahan dan materi yang berkaitan dengan kerjasama luar negeri dari Sub

Direktorat Hukum Ekonom dan Kelembagaan Internasional (kompilasi Direktorat Hukum

Internasional). Surat Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

telah selesai dan disampaikan;

x) Tanggapan atas surat Ditjen Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar

Negeri Nomor. 1084/OT/IX/2009/60 tanggal 8 September 2009 perihal rencana

kunjungan Sekretaris Jenderal UNIDROIT ke Indonesia. -Telah disampaikan surat

kepada Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Deplu;

y) Tanggapan atas surat Kedutaan Besar RI di Roma, Italia Nomor. BB.190/Roma/VIII/09

tanggal 5 September 2009 perihal penyampaian undangan pertemuan sesi ke 3 dari

UNIDROIT Committee of Government Expert on Prelimenary Draft Space Asset Protocol

di Roma, tanggal 7-11 Desember 2009

Pelayanan Jasa Hak Kekayaan Intelektual

a. Permohonan Pendaftaran Berdasarkan Jenis Ciptaan selama tahun 2009, tampak dalam tabel di

bawah ini :Tahun

Permohonan

Jenis Ciptaan Asal

Seni Ilmu

Pengetahuan

Sastra Program

Komputer

Luar

Negeri

Dalam

Negeri

2009 3735 817 57 440 40 5009

TOTAL 5049 5049

Pembanding

20083343 637 81 672 22 4711

TOTAL 4733 4733

%

Perbandingan

(+)111,7

%

(+)128,3 % (-)70,4 % (-)65,5 % (+) 181,8

%

(+)106,3 %

TOTAL % (+)106,7 % (+)106,7 %

Page 101: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 91

b. Permohonan Paten

No Uraian Paten Paten

Sederhana

Jumlah

DN PCT LN PCT DN LN

1. Penerimaan permohonan Paten

berdasarkan asal (Tahun 2009) 413 24 342 3761 247 42 4825

Tahun 2008 (pembanding) 375 12 469 4278 214 34 5382

% Perbandingan Tahun 2008 ke Tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 89,7 %

2. Permohonan Pemeriksa Substantif

Paten (Tahun 2009) 4153 281 4434

Tahun 2008 (pembanding) 4260 241 4501

% Perbandingan Tahun 2008 ke Tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 98,5 %

3. Hasil Pemeriksaan Substantif atas

Permohonan Paten (Diberi Paten)

Tahun 2009

102 - 2282 - 81 25 2490

Tahun 2008 (pembanding) 219 - 1944 - 69 204 2436

% Perbandingan Tahun 2008 ke Tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 102,2 %

4. Hasil Pemeriksaan Substantif atas

Permohonan Paten (Ditolak) Tahun

2009

14 - 50 - 24 8 96

Tahun 2008 (pembanding) 0 - 15 - 5 1 21

% Perbandingan Tahun 2008 ke Tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 457 %

5. Penerimaan Permohonan Paten Berdasarkan Negara (sebanyak 37 negara/ sudah

termasuk Indonesia dan Negara-negara lain) Tahun 2009

4825

Tahun 2008 (pembanding) : -

6. Penerimaan Permohonan Paten melalui Konsultan HKI (sebanyak 47 Konsultan,

ditambah Konsultan-konsultan lain) Tahun 2009

4824

Tahun 2008 (pembanding) : -

c. Permohonan Merek

No Uraian Baru PerpanjanganDi

daftarDitolak

Dome

stikAsing Jumlah

1. Penerimaan

Permohonan

Pendaftaran Merek

(Baru dan

Perpanjangan) Tahun

2009

45.029 11.190

- - - -

56.219

Tahun 2008

(pembanding)45.838 10.876

- - - - 56.714

% Perbandingan Tahun

2008 ke Tahun 2009

(-

)98,2%(+)102,9%

- - - -

(-)99,1%

2. Pendaftaran Dan

Penolakan Atas

Permohonan Tahun

2009

- -

25.08

7

9.102 - - -

Tahun 2008

(pembanding)- -

33.20

2

11.900 - - -

Page 102: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 92

% Perbandingan Tahun

2008 ke Tahun 2009 - -

(-

)75,6

%

(-)76,5%

3. Permohonan

Pendaftaran Dari

Dalam dan Luar Negeri

Tahun 2009

- -

- - 37.75

9

5.018 -

Tahun 2008

(pembanding)- -

- - 31.00

8

13.426 -

% Perbandingan Tahun

2008 ke Tahun 2009- -

- - (+)12

1%

(-)37% -

d. Permohonan Pendaftaran Desain Industri

No Rincian UKMNon

UKM

Dalam

Negeri

Luar

Negeri

Perora

-ngan

Badan

Hukum

Kua

sa

Tanpa

KuasaJumlah

1. PenerimaanPermohonanPendaftaranDesain Industri(UKM/Non UKM)Tahun 2009

244 3957 - - - - - - 4201

Tahun 2008(pembanding)

46 3820 - - - - - - 3866

2. PenerimaanPermohonanPendaftaranDesain Industri(Dalam Negaridan Luar Negeri)Tahun 2009

- - 3601 600 - - - - 4201

Tahun 2008(pembanding)

- - 2866 1000 - - - - 3866

3. Penerimaan Permohonan Pendaftaran Desain Industri (Luar Negeri) dari 15 Negara ditambahdengan Negara-negara lain Tahun 2009

609

4. PenerimaanPermohonanPendaftaranDesain Industri(Perorangan/Badan Hukum) Tahun2009

- - - - 2426 1775 - - 4201

Tahun 2008(pembanding)

- - - - 1755 2111 - - 3866

5. PenerimaanPermohonanPendaftaranDesain Industri(MelaluiKuasa/TanpaKuasa) Tahun2009

- - - - - - 2150

2051 4201

Tahun 2008(pembanding)

- - - - - - 2273

1593 3866

Page 103: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 93

e. Permohonan Pendaftaran Indikasi Geografis

f. Permohonan Pendaftaran HKI Melalui Kanwil Kementerian Hukum dan HAM RI pada Tahun 2009

mengalami penurunan sebesar 37% dibanding tahun 2008.NO

.PROVINSI

Bidang Hak Kekayaan IntelektualJumlah

HC Paten Merek DI IG

1 Aceh 2 2

2 Sumatera Utara

3 Sumatera Barat 2 2

4 Riau 1 1

5 Sumatera Selatan

6 Lampung

7 DKI Jakarta

8 Jawa Barat 26 2 28

9 Jawa Tengah 23 8 31

10 Jawa Timur 63 6 10 79

11 Kalimantan Barat

12 Kalimantan Selatan 15 15

13 Kalimantan Timur 8 8

14 Sulawesi Utara 1 1

15 Sulawesi Selatan 1 1

16 Bali 1 1

17 NTT

18 Maluku

19 Irian/Papua 2 2

20 Jambi

21 Bengkulu

22 DI. Yogyakarta 78 1 6 85

23 Kalimantan Tengah 6 6

24 NTB 8 2 5 15

25 Sulawesi Tenggara

26 Sulawesi Tengah 1 1

27 Banten

28 Gorontalo 2 2

29 Maluku Utara

30 Bangka Belitung 5 5

No UraianDalam Negeri Luar Negeri

2007 2008 2009 2007 2008 2009

1. Penerimaan Permohonan

Pendaftaran Indikasi Geografis

Tahun 2009

6 - 1 - 1 -

Jumlah 6 - 1 - 1 -

2. Pendaftaran Indikasi Geografis

Tahun 2009

- 1 1 - - -

Jumlah - 1 1 - - -

Page 104: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 94

NO

.PROVINSI

Bidang Hak Kekayaan IntelektualJumlah

HC Paten Merek DI IG

31 Kep. Riau 1 1

32 Sulawesi Barat

33 Irian Jaya Barat

Jumlah 244 10 31 1 286

Pembanding pada

Tahun 2008

171 12 476 115 0774

Perbandingan (+)142,7 % (-)83,3 % (-)100 % (-)27 % (+)100 % (-)37 %

Legislasi

Pada saat ini DJHKI mengelola 6 (enam) Undang-Undang di bidang HKI, yaitu:

a. Undang Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang;

b. Undang Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri;

c. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;

d. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten;

e. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek;

f. Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.

Sesuai dengan perjalanan waktu dan dalam rangka menghadapi perkembangan yang sangat cepat

serta menyesuaikan kebutuhan dan dinamika bidang HKI yang terus berkembang, selama tahun 2008

DJHKI menyiapkan perubahan (revisi) atas 4 (empat) dari 6 (enam) Undang-Undang di bidang HKI yang

telah

ada, yaitu Undang-Undang Hak Cipta, Undang-Undang Paten, Undang-Undang Merek dan Undang-

Undang Desain Industri. Selain revisi keempat Undang-Undang tersebut, DJHKI juga mengkoordinasikan

penyusunan dan pembahasan RUU tentang Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional.

Pelayanan Hukum di Bidang Keimigrasian :

a. Paspor

1) Guna memenuhi permintaan Acting Konsul Jenderal Kota Kinabalu Sabah Malaysia melalui

Berita Faksimili Rahasia Perwakilan Republik Indonesia Nomor RR-005/KOTA

KINABALU/I/2009 tanggal 21 Januari 2009 perihal permintaan Tenaga Bantuan dalam

rangka pelaksanaan program pemutihan TKI di Sabah Malaysia, Direktorat Jenderal Imgrasi

telah menugaskan personil bantuan ke Sabah Malaysia, dan sampai dengan bulan Desember

2009 telah mampu untuk meningkatkan penerbitan paspor TKI sebanyak 167.902 (27.000

paspor di Kota Kinabalu dan 140.902 paspor di Tawao) dari 217.367 TKI Bermasalah (77.24%).

Sedangkan sisa TKI-B sebanyak 49.465 (22.76%) diharapkan akan dapat dituntaskan pada TA

2010.

2) Sehubungan dengan Rencana Aksi Program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II, Direktorat

Jenderal Imigrasi memberikan pelayanan Paspor RI yang mudah, transparan dan tepat

waktu dari 7 (tujuh) hari menjadi 4 (empat) hari dan telah ditindaklanjuti dengan

diterbitkannya Surat Edaran Direktur Dokumen Perjalanan, Visa dan Fasilitas Keimigrasian

Page 105: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 95

Nomor IMI.2-UM.01.10-1.467 Tanggal 21 Desember 2009 tentang Perubahan Standar

Operasional Prosedur (SOP) Paspor RI, termasuk pelayanan bagi Tenaga Kerja Indonesia

bermasalah di luar negeri.

3) Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi bahwa mulai tahun 1430 Hijriyah / 2009

Masehi, jemaah haji dari seluruh negara termasuk Indonesia yang akan menunaikan ibadah

haji harus menggunakan paspor biasa (ordinary passport) yang berlaku secara

internasional. Dalam rangka memenuhi kebijakan penggunaan paspor biasa tersebut,

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang

Keimigrasian yang telah disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2009 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992, maka penerbitan Paspor Biasa bagi

Jemaah Haji Indonesia dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi yang didasari oleh

Peraturan Bersama Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 dan Nomor M.HH-02.HM.03.02 Tahun 2009

tentang Penerbitan Paspor Biasa Bagi Jemaah Haji.

b. Visa

Bahwa keberadaan orang asing dalam rangka melakukan pekerjaan yang mendesak dan apabila

tidak ditangani secara langsung dapat mengakibatkan kerugian fatal bagi perusahaan dan atau

masyarakat umum, masih menimbulkan perbedaan penafsiran dari para pelaksana di lapangan

yang dapat menimbulkan ketidakpastian terhadap keberadaan dan kegiatan selama berada di

Indonesia sehingga dapat berpengaruh terhadap kegiatan penanaman modal asing di Indonesia.

38. Pemberlakuan work and holiday visa antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah

Australia pada 1 Juli 2009 berdasarkan asas resiprositas yang telah didahului dengan

pembahasan bersama antara kedua belah pihak sejak bulan September 2008 telah difasilitasi

dengan terbitnya Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : M.HH-04.GR.01.06 Tahun

2009 Tanggal 29 Mei 2009 tentang Visa Tinggal Terbatas Kemudahan Bekerja Saat Berlibur.

39. Pelayanan pemberian Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK) sampai dengan 31 Desember

2009 mencapai jumlah 2.750.135 (dua juta tujuh ratus lima puluh ribu seratus tiga puluh

lima) orang, dengan rincian sebagai berikut:

a) 7 (tujuh) hari : 1.463.147 orang

b) 30 (tiga puluh) hari : 1.286.988 orang

c. Izin Tinggal dan Status Keimigrasian

Sejak tanggal 09 Agustus 1976 sampai dengan 01 Januari 2008 Kementerian Luar Negeri

dengan persetujuan Sekretariat Negara telah memberikan Izin Tinggal Dinas dengan merujuk

pada Surat Edaran Waseskab Nomor SE B-1296/Waseskab/8/1976 kepada Warga Negara

Asing (WNA) pemegang paspor biasa yang berada di Indonesia untuk dan dalam rangka:

a) tenaga ahli asing dalam rangka kerjasama bantuan program/teknik/proyek dari luar

negeri kepada Pemerintah Republik Indonesia;

b) staf non diplomatik pada perwakilan negara asing;

c) bekerja pada Non Government Organization (NGO) asing; atau

Page 106: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 96

d) pelajar/mahasiswa dalam rangka program Kemitraan Negara Berkembang (KNB).

8. Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum lainnya

Kegiatan Pengorganisasian

1) Penyempurnaan ORTA Kanwil (Lanjutan)

Telah dilakukan pembahasan dengan unit terkait, dengan masukan sebagai berikut :

a) Pada Divisi Administrasi

Usulan pemisahan Subbagian Kepegawaian dengan Tata Usaha;

Usul Peningkatan Subbagian Hubungan Masyarakat dan Laporan menjadi Bagian

Hubungan Masyarakat dan Protokoler terdiri dari :

- Subbagian Hubungan Masyarakat dan

- Subbagian Protokoler dan Hubungan Antar Lembaga

b) Pada Divisi Pemasyarakatan

Pada bidang Keamanan dan Ketertiban usul penambahan Subbidang Penegakan

Disiplin petugas-petugas Pemasyarakatan dan Bina Mitra.

Usul penambahan bidang Pembinaan Pelayanan, dan Pembimbingan Kemasyarakatan

dan Anak, terdiri dari :

- Subbidang Pembinaan Narapidana dan Pelayanan Tahanan;

- Subbidang Bimkemas dan Anak;

Bidang Pengendalian Kamtib dan Rupbasan, terdiri dari :

- Subbidang Pengendalian Kamtib dan Pelayanan Pengaduan; dan

- Subbidang Pengelolaan Basan/Baran.

c) Perlu ditinjau dan dikaji kembali untuk penetapan penggolongan Kantor Wilayah

(berdasarkan Tipe A dan Tipe B.

a) Telah dibentuk Rumah Detensi Imigrasi Pusat di Tanjung Pinang dengan Peraturan Menteri

Hukum dan HAM RI Nomor M.HH.11.OT.01.01 Tahun 2009 Tanggal 3 September 2009

b) Usul Pembentukan Baru Unit Pelaksanan Teknis Pemasyarakatan dan Kantor Imigrasi,

usul tersebut telah ditindaklanjuti dengan Surat Menteri Hukum dan HAM kepada MENPAN

dengan Nomor M.HH.PR.01.04.05 tanggal 17 Juli 2009.

Data-data UPT yang diusulkan Kementerian Hukum dan HAM pembentukan baru terdiri

dari :

Lapas Umum : 10 Unit

Lapas Wanita : 2 Unit

Lapas Narkotika : 5 Unit

Lapas Anak : 1 Unit

Rutan : 6 Unit

Rupbasan : 3 Unit

Bapas : 19 Unit

Kantor Imigrasi : 1 Unit

2) Evaluasi Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM

Page 107: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 97

Usul peningkatan bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data menjadi Pusat

Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika telah ditindaklanjuti dengan Surat

Menteri Hukum dan HAM kepada MENPAN dengan Nomor M.HH.OT.01.01-04 tanggal 26

Juni 2009 (menunggu pembahasan di MENPAN).

Usulan perubahan ORTA Biro Humas dan HLN, penambahan satu Bagian Pengelolaan

dan Pelayanan Informasi.

Usul perubahan tugas pokok dan fungsi pada Eselon III dan IV.

a) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan terdapat perbedaan yaitu pada

struktur dan nomenklatur, diantaranya :

Direktorat Publikasi Kerja Sama dan Pengundang Peraturan Perundang-undangan

Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan

b) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum

Usul Peningkatan Subdit Badan Hukum menjadi Direktorat Badan Hukum,

Usul pembentukan Direktorat Penyidikan

c) Inspektorat Jenderal

Usulan Perubahan ORTA pada Bagian LHP I dan LHP II pada Sekretariat Inspektorat

Jenderal.

Usul Perubahan dari Inspektorat Bidang menjadi Inspektorat Wilayah

d) Badan Pembinaan Hukum Nasional

Usulan Perubahan Nomenklatur pada masing-masing Pusat dan penambahan Eselon III

dan IV pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional dan Pusat

Perencanaan Hukum Nasional.

Kegiatan Ketatalaksanaan

1). Penyempurnaan Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi (BINDALMIN) Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia;

2). Pembahasan konsep Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

3). Perencanaan Sistem Operating Procedure (SOP) dalam rangka menunjang terwujudnya

Reformasi Birokrasi;

4). Penyempurnaan Uraian Jabatan Struktural Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat

Jenderal Imigrasi, Direktorat jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Inspektorat Jenderal dan

Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) serta beberapa Kantor Wilayah;

5). Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Analisis Jabatan di lingkungan Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia.

Analisis :

a). Penyempurnaan Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi (BINDALMIN) Tahap I

b). Penyempurnaan Uraian Jabatan Struktural

4). Kegiatan Peningkatan Budaya Kerja Aparatur Negara di lingkungan Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia dengan menindaklanjuti Keputusan dari MENPAN;

Page 108: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 98

Kegiatan pengkajian dan pengembangan kebijakan

a. Topik permasalahan penelitian dalam bentuk proposal yang dikaji dan dianalisa yaitu :

1) Bidang Pemasyarakatan = 2 Topik

2) Bidang Administrasi = 2 Topik

3) Bidang Keimigrasian = 2 Topik

4) Bidang Pelayanan Hukum = 2 Topik

5) Bidang HKI = 2 Topik

b. Menyiapkan proposal sebagai bahan penyelenggaraan Diskusi Panel dan Seminar

c. Melakukan perumusan masalah yang meliputi :

1) Bidang Pemasyarakatab

2) Bidang Administrasi

3) Bidang Keimigrasian

4) Bidang Pelayanan Hukum

5) Bidang HKI

d. Pengembangan dan Rekomendasi Kebijakan, kegiatan yang sudah dilaksanakan :

1) Pengkajian Kapasitas Kelembagaan ( Capacity Building).

Tema : Peningkatan kualitas SDM

2) Action Plan

a) Evaluasi penyelenggaraan sistem informasi manajemen Kementerian Hukum dan HAM

dalam rangka implementasi kerangka dasar E-Goverment (E-Govt)

b) Strategi pengawasan orang asing dalam perspektif kepentingan nasional

c) Peningkatan Pembinaan Narapidana melalui Optimalisasi Bulan Tertib Pemasyarakatan

3) Seminar tentang : Tuntutan pemenuhan kebutuhan biologis dalam kerangka proses

pembinaan narapidana dari aspek pemenuhan HAM ( Conjugal Visit).

4) Menyiapkan bahan sosialisasi baik dari hasil sementara penelitian maupun dari hasil

pengkajian melalui seminar terhadap topik-topik penelitian yang telah dilakukan, diantaranya :

a) Bidang Administrasi Sosialisasi, hasil penelitian : “Evaluasi Penyelenggaraan Sistem

Informasi Manajemen Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka implementasi

kerangka dasar E-Goverment (E-Govt)”.

b) Bidang Imigrasi Sosialisasi, hasil penelitian : “ Strategi Pengawasan Orang Asing Dalam

Perspektif Kepentingan Nasional”

c) Bidang Pemasyarakatan Sosialisasi, hasil penelitian “ Tuntutan Kebutuhan Biologis

Dalam Rangka Proses Pembinaan Narapidana Dari Aspek Pemenuhan HAM ( Conjugal

Visit)”.

Wilayah yang menjadi pilihan untuk dilakukan sosialisasi adalah :

- Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur

- Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Selatan

- Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan

d) Penyusunan Peraturan di Bidang Narkotika sebagai rujukan Panduan bagi Pembinaan

Narapidana Narkotika dilaksanakan oleh Tim Direktorat Bina Khusus Narkotika yang

Page 109: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 99

melibatkan oleh beberapa pihak sebagai kontributor seperti Kalapas/Karutan,

Widyaiswara dan Konsultan Mitra Lembaga Donor.

e) Rencana Aksi Nasional Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Depkumham Periode :

2010-2014 tentang Program Penanggulangan HIV-AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba di

UPT Pemasyarakatan

f) Modul Perkuliahan Akademi Ilmu Pemasyarakatan Tentang Narkoba dan Dampak

Penyalahgunaannya

g) Pedoman Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dbagi Petugas Lapas dan

Rutan Pedoman in bertujuan sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan Advokasi untuk

memberikan pemahaman kepada Petugas Lapas/Rutan agar peduli dan waspada

terhadap penyalahguna narkoba di lingkungannya.

h) Workshop penyusunan Pedoman Pembentukan Kelompok Dukungan Sebaya di Lapas

Draft pedoman ini diperuntukan bagi khususnya Lapas Narkotika dalam membentuk dan

mengembangkan kelompok dukungan sebaya di dalam Lapas.

i) Workshop Pertemuan Penetapan Penyusunan Rencana Kerja Tahunan di 7 (tujuh) Lapas

Model Penanggulangan HIV Komprehansif di 7 (tujuh) propinsi wilayah Jawa dan Bali

disertai dengan pedoman parameternya

j) Pedoman Pelaksanaan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pedoman strategis

operasional dalam pengelolaan dan pelaksanaan KIE untuk menurunkan tingkat

penularan HIV, peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di Lapas/Rutan

k) Workshop Tindak Lanjut PTRM Menentukan kegiatan prioritas dan ditetapkannya 6

(enam) Lapas/Rutan yang siap secara teknis dan manajemen untuk melakukan aktivasi

layanan PTRM, diantaranya adalah :

Lapas Klas I Cipinang

Lapas klas IIA Pemuda Tangerang

Lapas Klas I Madiun

Rutan Klas I Jakarta Pusat

Rutan Klas I Bandung

Rutan Klas I Surabaya

1) Penguatan Kelembagaan Bapas dengan peningkatan pemahaman Program kepada Kepala

Bapas

Kegiatan ini bertujuan agar mendapatkan kesepahaman tentang peran dan kegiatan Balai

Pemasyarakatan dalam rangka program penanggulangan HIV-AIDS komprehensif dan

berkesinambungan. Kegiatan ini dilaksanakan pada

2009 diikuti oleh 11 Bapas, antara lain:

1. Bapas Medan 7. Bapas Semarang

2. Bapas Pekanbaru 8. Bapas Surabaya

3. Bapas Jakarta Pusat 9. Bapas Denpasar

4. Bapas Jakarta Timur Utara 10. Bapas Makassar

5. Bapas Serang 11. Bapas Jogjakarta

6. Bapas Bandung

Page 110: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 100

l) Pedoman Pencatatan dan Pelaporan Program Penanggulangan HIV-AIDS dan Penyalahgunaan

Napza di UPT Pemasyarakatan

Sebagai salah satu baggian dalam penetapan 7 (tujuh) Lapas Model Penanggulangan HIV yang

komprehensif maka atas dukungan HCPI untuk pengadaan sarana Komputer bagi 7 Lapas

Model dan 7 Kantor Wilayah

m) Penguatan Pokja Lapas dan Rutan di 7 Propinsi Jawa – Bali, Terbentuknya 7 Pokja Lapas dan

Rutan

n) Pembentukan TIM AIDS berdasarkan SK Ka.kanwil/Ka.UPT

Saat ini telah terbentuk Tim AIDS di 91 Lapas, Rutan dan Bapas yang telah di kukuhkan dalam

Surat Keputusan Ka. Kanwil / Ka. UPT.

Peningkatan kerjasama antar lembaga baik di tingkat nasional, regional maupun internasional

1. Kerjasama Perbatasan

a) Penetapan Pos Lintas Batas Aruk dan Pos Lintas Batas Nanga Badau menjadi TPI Aruk,

di Sambas dan TPI Nanga Badau di Kapuas Hulu Kalimantan Barat yang ditetapkan

melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-03.GR.02.01 Tahun

2009 Tanggal 30 April 2009 sebagai upaya pemberdayaan kawasan

perbatasan antara RI dengan Malaysia.

b) Sidang Border Liaison Meeting ke-7 Republik Indonesia-Papua New Guinea tanggal 16

Desember 2009 di Hotel Sultan, Jakarta.

Anggota Delegasi RI bertemu pada hari Minggu 6 Desember 2009 untuk membahas hal-

hal yang akan disampaikan kepada delegasi PNG. Ditjen Imigrasi diwakili oleh kasi Linbat

Timor Leste dan PNG dan kasi wasdaskim Kanim Jayapura.

Permasalahan yang diangkat pada pertemuan tersebut adalah:

- perbaikan pilar batas;

- mercusuar;

- kemajuan Repatriasi Sukarela;

- pelintas Batas PNG yang bertempat tinggal di Distrik Yabanda Indonesia;

- Pembangunan jalan Mindiptana (RI) Dome (PNG) dan Sota (RI) Weam (PNG);

- Peninjauan kembali Special Arrangement on Traditional and Customary Border

Crossing ;

- Pengaturan pengunjung pada pasar Perbatasan Skouw;

- Penggunaan Kartu Lintas Batas;

- Pembukaan penerbangan langsung Merauke Daru;

- Pembangunan Pos Perbatasan di Waris dan Sota;

- Perbaikan Pagar perbatasan Skouw Wutung;

- Pembangunan Pos Perbatasan di Jeti Distrik Keerom;

- Visa Masuk pelabuhan laut ke Jayapura.

c) Pertemuan Joint Border Committee Ke-27 Republik Indonesia-Papua New Guinea pada

tanggal 17 Desember 2009 di Hotel Borobudur Jakarta.

Page 111: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 101

Joint Border Committee (JBC) RI-PNG adalah sebuah wadah yang menangani masalah

perbatasan RI-PNG. JBC membawahi 3 Joint Sub Committee, yaitu:

- Border Liaison Meeting (BLM), membahas hal teknis terkait kerjasama perbatasan

kedua negara. Diketuai oleh Wagub masing-masing negara,

- Joint Sub Committee on Security Matters (JSCSm) membahas permasalahan

terkait keamanan di perbatasan kedua negara termasuk kerjasama pertahanan.

Diketuai oleh Asop Mabes TNI,

- Joint Technical Sub Commitee on Survey and Demarcation of the Boundary and

Mapping (JTSC-SDM), membahas permasalahan terkait dengan pemetaan

perbatasan kedua negara termasuk pemeliharaan tanda-tanda batas antar negara.

Diketuai Dir. Wilayah Pertahanan, Dep. Pertahanan RI.

2) Kerjasama Bilateral

o Ditjen Imigrasi – Immigration and Checkpoint Authority (ICA) Singapore:

o Ditjen Imigrasi – Belanda:

o Ditjen Imigrasi – UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees),

tentang status pengungsi yang termasuk dalam Rencana Aksi Nasional Hak Azasi Manusia

(RANHAM); dan dalam penanganan pencari suaka dan pengungsi di Indonesia

o Ditjen Imigrasi – Philipina:

a) Pelaksanaan Maritime CIQS Preparatory Activity for the 7th ASEM conference on

Counter Terrorism

b) The 13th Meeting of the ASEAN Directors General of Immigration Departments and

Heads of Consular Divisions of the Ministries of Foreign Affairs (DGICM) pada tanggal

23 November 2009 di Manila, Philipina. Pertemuan merekomendasikan beberapa hal

antara lain :

- Indonesia telah meratifikasi ASEAN Framework Agreement on Visa Exemption

(Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN mengenai pembebasan Visa) pada tanggal 22

Mei 2009 melalui PP No. 19 tahun 2009;

- Rencana pelaksanaan The Ad-Hoc Technical Working group (ATWG) on the Financial

Reimburesement Procedures di Indoenesia adak dibicarakan dan didiskusikan

lebih kanjut oleh pihak Ditjen Protokol dasn Konsuler Kementerian Luar Negeri RI

bekerjasama dengan Dirjenim Depkumham RI.

- Ditjenim akan turut serta mendukung ASEAN Political Security Community (APSC)

yang direkomendasikan oleh Sekretariat ASEAN dengan misi untuk menciptakan

perdamaian antar negara anggota ASEAN, penegakan keadilan demokrasi dan

penciptaan lingkungan yang harmonis serta peningkatan kerjasama antar negara

anggota ASEAN dalam memerangi isu keamanan regional di bidang terorisme,

trafficking in person, drug trafficking dan perlindungan kedaulatan batas negara;

- Direktorat Jenderal Imigrasi perlu melakukan penelaahan lebih lanjut terkait

dengan skema Common ASEAN Visa (seruoa dengan Schengen Visa di UNI Eropa);

Page 112: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 102

- The Agreement on the privileges and Immunities of the Association of the

Southeast Asian Nations (ASEAN) telah ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri

negara anggota ASEAN di Cha-am Hua Hin pada tanggal 25 Oktober 200;

- Rencana penyelenggaraan the 14th DGICM Meeting akan dilaksanakan di Myanmar

pada bulan November 2010.

5) Ditjen Imigrasi – Australia:

Joint Presentation KJRI Sydney dan DIAC tentang Visa Tinggal Terbatas Kemudahan

Bekerja dan Berlibur pada tanggal 03 Juli 2009. Ditjen Imigrasi diwakili oleh Direktur

Lintas Batas dan Kerjasama Luar Negeri dan Kasubag TU. Tujuan sosialisasi ini untuk

menyambungkan komunikasi antara Ditjen Imigrasi sebagai pembuat kebijakan dan

Perwakilan Indonesia di Australia sebagai pelaksana kebijakan.

6) Ditjen Imigrasi – Singapura:

Pelaksanaan SOM II APEC Bussiness Mobility Group 2009 pada tanggal 02-03 Agustus

2009 di Singapura. Ditjen Imigrasi diwakili oleh Direktur Lintas Batas dan Kerjasama Luar

Negeri dan Pejabat Imigrasi. Forum ini membahas isu-isu terkait dengan pengamanan dan

fasilitasi pergerakan pelaku ekonomi negara-negara anggota APEC. Fungsi utama forum

ini adalah untuk pertukaran informasi mengenai perkembangan kebijakan keimigrasian

dari masing-masing ekonomi APEC.

7) Pertemuan Bilateral Tingkat Tinggi Direktur Jenderal Imigrasi dengan Delegasi Tingkat

Tinggi Australia pada tanggal 14 September 2009 bertempat di Ruang Adiwinata Lt. 8

Ditjenim.

Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Imigrasi, dan terdiri atas

Delegasi Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kementerian Luar Negeri RI. Pertemuan

Bilateral tersebut membahas topik-topik sebagai berikut:

a) Perkembangan terkini mengenai Tren dan Modus Operandi;

b) Pendekatan Kerjasama Whole of Government Approach;

c) Penanganan dan perawatan migrant non regular.

Peningkatan sarana dan prasarana hukum

1. Sistem Informasi Keimigrasian

a. Pemeliharaan Sistem e-Office Keimigrasian

Kegiatan pemeliharaan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menjamin agar sistem e-Office

yang telah terbangun di jajaran Direktorat Jenderal Imigrasi dapat berjalan lancar dalam

mendukung kinerja dan pelayanan keimigrasian khususnya bagi warganegara asing (WNA)

serta kegiatan fasilitatif pencatatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan manajemen

dokumen keimigrasian.

Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin maupun insidentil apabila timbul permasalahan yang

menyangkut teknis aplikasi, perangkat keras maupun jaringan komputer pada Kantor Pusat

Direktorat Jenderal Imigrasi, Divisi Keimigrasian di Kantor Wilayah dan Kantor Imigrasi.

b) Pengembangan Sistem e-Office Keimigrasian

Page 113: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 103

Pengembangan Sistem e-Office Keimigrasian pada dasarnya dilaksanakan selain sebagai

akibat adanya kebutuhan yang timbul oleh karena peningkatan pelayanan WNA di kantor

Imigrasi juga merupakan sebuah konsekuensi atas pemanfaatan teknologi informasi yang

telah diadopsi oleh Direktorat Jenderal Imigrasi. Pengembangan Sistem e-Office ini

merupakan kegiatan kelanjutan dari implementasi teknologi infromasi dan mikroelektronika

Direktorat Jenderal Imigrasi yang tergelar di Kantor Pusat, Divisi Keimigrasian, dan Kantor

Imigrasi.

Beberapa kegiatan dalam pengembangan e-Office keimigrasian antara lain :

1) Pembuatan sistem Identity Management (IdM)

Sistem IdM yang dibuat pada pengembangan e-Office ini bertujuan untuk melakukan

administrasi terhadap hak dan kewenangan kepegawaian untuk mengakses suatu

aplikasi serta melakukan inventarisasi atas status diri setiap pegawai yang ada di

lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi.

Pembuatan sistem Single Sign On (SSO) dan interface pada portal imigrasi,

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, layanan visa dan izin tinggal, penerbitan SPRI

serta penyidikan dan penindakan.

Sistem SSO adalah sistem yang akan mengatur proses identifikasi dan login seluruh

pegawai di lingkungan Ditjen Imigrasi, sehingga seorang petugas cukup melakukan 1

(satu) kali login untuk mengakses sistem-sistem yang telah dimiliki oleh Ditjen Imigrasi.

Sistem SSO ini akan terintegrasi langsung dengan sistem IdM untuk menentukan hak

akses seorang pegawai kapada Sistem.

2) Pembuatan modul interface dengan aplikasi BCM

Dengan implementasi proyek BCM, sistem akan memerlukan data dari Sistem Visa dan

Izin Tinggal untuk proses verifikasi pada lalu lintas WNA. Untuk itu diperlukan interface

yang dapat menyambungkan sistem e-Office ke sistem BCM melalui aplikasi Enterprise

Data Acces Services (EDAS) yang dibangun oleh programmer sistem BCM.

3) Pembuatan aplikasi Work and Holiday Visa (WHV)

Aplikasi WHV merupakan aplikasi baru sebagai bagian dari pelayanan izin keimigrasian

dalam Sistem e-Office Keimigrasian sebagai tindak lanjut dari Memorandum of

Understanding (MoU) antara Menteri Hukum dan HAM RI dengan Menteri Imigrasi dan

Kewarganegaraan Australia yang ditandatangani pada 3 Maret 2009.

Aplikasi Sistem WHV ini diimplementasikan di 6 (enam) TPI yaitu Soekarno Hatta

(Jakarta), Ngurah Rai (Bali) Polonia (Medan), Juanda (Surabaya) dan Batam Center

(Batam).

4) Penambahan perangkat di PUSDAKIM

Dengan bertambahnya sistem aplikasi yang tersimpan dalam PUSDAKIM berakibat pada

perlunya penambahan perangkat/modul agar dapat menunjang peningkatan kapasitas

fungsi dan kinerja PUSDAKIM sebagai pusat kendali seluruh kesisteman yang ada

didalamnya.

Penambahan perangkat yang dilakukan meliputi penambahan Power Distribution Unit

(PDU) beserta modul batere, penambahan Air Condition (AC) presisi, perangkat kamera

Page 114: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 104

Close Circuit Television (CCTV) pada Pusdakim dan ruang listrik, penambahan perangkat

server untuk mempercepat proses layanan serta sistem pengamanan jaringan terpadu

(Unified Threat Management).

5) Pemeliharaan Sistem Penerbitan SPRI

Untuk menjamin kelancaran Sistem Penerbitan SPRI yang telah dibangun sebelumnya

maka perlu untuk dilaksanakan kegiatan pemeliharaan atas sistem tersebut yang

meliputi pemeliharaan sistem aplikasi (software) dan pemeliharaan perangkat keras

(hardware) dimana kegiatan tersebut dilakukan secara rutin ataupun insidentil jika

timbul permasalahan.

Dalam aplikasi ini, setiap permasalahan dan tindaklanjut atas solusi/tanggapan yang

disampaikan dapat termonitor setiap saat.

6) Pengembangan Sistem Penerbitan SPRI

Kegiatan Pengembangan Sistem SPRI dilaksanakan mengingat adanya keperluan untuk

menerjemahkan setiap peraturan yang ada ke dalam aplikasi Sistem SPRI dan adanya

tujuan untuk menciptakan pelaksanaan pelayanan SPRI yang lebih cepat serta

terstandarisasi dengan baik serta mengikuti perkembangan teknologi yang ada.

Untuk pengembangan sistem SPRI, antara lain telah dilaksanakan :

a) Penambahan Perangkat di kantor Imigrasi dan PUSDAKIM

Sesuai kebutuhan yang meningkat, diadakan penambahan perangkat keras dan

software pendukungnya untuk peningkatan pelayanan di kantor Imigrasi berupa PC,

scanner, passport printer, passport/MRTD reader, mesin laminasi paspor, dan

lain-lain. Sedangkan di PUSDAKIM antara lain diadakan penambahan storage untuk

penyimpanan data aplikasi SPRI.

b) Pembuatan aplikasi untuk Divisi Keimigrasian pada Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan HAM

c) Pembuatan modul interface antara Sistem SPRI dengan aplikasi BCM

Sistem BCM memerlukan data dari Sistem SPRI untuk kegiatan pengecekan lalu

lintas WNI. Untuk itu diperlukan interface yang dapat menyambungkan sistem SPRI

ke sistem BCM melalui aplikasi Enterprise Data Acces Services (EDAS) yang

dibangun oleh programmer sistem BCM.

d) Pembangunan Ruang Key Management System (KMS)

Ruang KMS merupakan sarana yang akan dipergunakan untuk penerbitan paspor

elektronik (e-passport) sebagai kontrol bagi pemberian kewenangan dalam

memasukkan data pada chip yang akan terdapat pada paspor elektronik tersebut.

Pada Ruang KMS telah dipasang sarana berupa mesin pendingin (AC), CCTV untuk

monitoring dan alat pendeteksi kebakaran.

e) Pengadaaan Perangkat untuk Kanim Baru

Sistem SPRI telah terpasang di 107 kantor Imigrasi, dan tahun ini ditambah

perangkat untuk satu kantor Imigrasi baru yaitu Kantor Imigrasi Tobelo (Maluku

Utara). Perangkat yang dipasang di Kantor Imigrasi Tobelo meliputi seluruh jenis

Page 115: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 105

yaitu PC, document scanner, mesin printer paspor, MRTD scanner/reader, kamera,

finger scanner, dan lain-lain.

f) Pengadaan Mobile Unit

Mobile Unit merupakan perangkat yang dapat digunakan dalam pelayanan paspor

secara mobile untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di tempat yang jauh dari letak

Kantor Imigrasi dan pelayanan untuk orang sakit ataupun bagi V-VIP. Mobile unit

sangat bermanfaat seperti dalam pelayanan paspor untuk jamaah haji. Mobile Unit

terdiri dari laptop, kamera dan finger scanner.

g) Perubahan dan penyempurnaan aplikasi dalam rangka perubahan SOP (Standard

Operating Procedures) pelayanan SPRI yang lebih cepat dan akurat.

Kondisi yang terjadi di lapangan/daerah dan beberapa perkembangan atas

ketentuan/ peraturan yang berlaku mengakibatkan perlu adanya perubahan dan

penyempurnaan terhadap aplikasi Sistem Penerbitan SPRI. Perubahan yang telah

dibuat antara lain merubah alur proses pemindaian dokumen persyaratan paspor

tidak lagi di awal proses namun diubah menjadi di bagian tengah proses sebelum

proses pencetakan paspor.

7) Pemeliharaan Sistem Visa on Arrival (VoA)

Visa on Arrival (VoA) merupakan salah satu kemudahan dalam pemberian pelayanan

keimigrasian bagi warganegara asing pengguna fasilitas VoA dimaksud. Sistem VoA

merupakan sistem yang belum seci stand-alone untuk TPI kecil ataupun Local Area

Network (LAN) untuk TPI besar

8) Pengadaan Sistem Border Control Management (BCM), Cekal dan Penyidikan dan

Penindakan Keimigrasian

Pihak DIAC telah memfasilitasi pelaksanaan User Acceptante Test (UAT) Sistem BCM

yang dilakukan di Kantor SITA di Sydney- Australia pada tanggal 6 sampai dengan 11

Desember 2009. Selain pejabat Ditjen Imigrasi dan Tim TIK, UAT juga diikuti oleh

perwakilan dari Kantor Imigrasi Soekarno Hatta serta melibatkan In-house Consultant

dari IOM Jakarta.

Aplikasi Rudenim dibuat untuk kegiatan di Rumah Detensi Imigrasi sejak dari registrasi

hingga pemulangan deteni, sehingga memudahkan dan mempercepat proses

penanganan deteni serta pelaporannya.

9) Jasa Konsultasi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kegiatan ini merupakan sarana untuk mengetahui seluruh kesisteman dalam SIMKIM di

Direktorat Jenderal Imigrasi ditinjau dari berbagai perspektif sehingga didapat sebuah

hasil berupa gambaran utuh SIMKIM. Diharapkan melalui kegiatan ini Direktorat Jenderal

Imigrasi mendapat masukan atas hal-hal yang dibutuhkan untuk peningkatan dan

pengembangan kesisteman sebagai acuan/pedoman bagi pengembangan SIMKIM di

masa mendatang.

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi review atas desain SIMKIM yang telah ada, peninjauan

lapangan di Kantor Pusat dan beberapa Kantor Imigrasi, serta inventarisasi atas seluruh

kesisteman yang telah dibangun.

Page 116: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 106

10) Evaluasi Implementasi Pengembangan Teknologi Informasi dan Mikroelektronika

Evaluasi dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung ke Kantor Imigrasi dan TPI

termasuk di Divisi Keimigrasian pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM,

untuk mengetahui kondisi perangkat keras dan aplikasi yang ada serta penerapan

aplikasinya oleh masing-masing petugas di lapangan. Disamping itu juga dilakukan

peninjauan kondisi infrastruktur yang menyangkut kelistrikan, penempatan perangkat

keras seperti server, penangkal petir, dan pengamanan secara umum.

Kegiatan evaluasi ini telah dilaksanakan di 95 (sembilan puluh lima) lokasi kantor

Imigrasi di seluruh Indonesia dan juga Divisi Keimigrasian pada Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM RI. Evaluasi dilaksanakan oleh sebuah tim kecil terdiri dari

tiga orang yang pada umumnya adalah seorang pejabat struktural dan dua orang

pegawai teknis komputer (Tim Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian atau

Tim TIK).

Selain peninjauan lapangan, dalam kegiatan kunjungan tersebut juga diadakan diskusi,

dialog serta sosialisasi tentang berbagai hal menyangkut penerapan, pemeliharaan dan

pengamanan maupun rencana pengembangan SIMKIM yang akan berimplikasi terhadap

kegiatan di Kantor Imigrasi ataupun Divisi Keimigrasian. Diskusi/dialog dan sosialisasi

tersebut ditujukan untuk menambah pengetahuan petugas di lapangan mengenai

operasionalisasi perangkat dan aplikasi serta penanganan permasalahan.

11) Pembaharuan Format dan Desain Perdim dan Blanko Dokumen Keimigrasian (Dokim)

Kegiatan penggantian / perubahan dan desain beberapa blanko Dokumen Keimigrasian,

seperti blanko KITAS/KITAP, Stiker Visa, Pas Lintas Batas (PLB) dan Buku Pengawasan

Orang Asing (POA) ini ditujukan untuk menambahkan beberapa unsur pengaman berupa

bahan, kertas dan tinta dengan security fitur barcode hologram dan nomor perporasi.

Selanjutnya untuk tahap pengadaan blanko KITAS dan KITAP desain baru termasuk

perangkat pencetakan akan dilaksanakan tahun 2010.

12) Pengadaan tas pengiriman (seperti diplomatic bag) untuk pendistribusian Dokumen

Keimigrasian.

Untuk pembuatan desain dan pengadaan tas pengiriman dokumen keimigrasian telah

selesai dilaksanakan. Sedangkan penggunaannya, direncanakan baru mulai tanggal 26

Januari 2010 untuk pengiriman blanko dokumen keimigrasian (SPRI, SPLSP, Buku POA,

Buku PLB, Stiker Visa Perwakilan RI, Stiker Visa On Arrival (VOA), KITAS, KITAP, Formulir

Perdim untuk pelayanan WNI dan orang asing, A/D Card WNI, dan A/D Card WNA

keseluruh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Up. Divisi Keimigrasian dan

Voucher Visa On Arrival (VOA) kepada kantor pusat Bank BNI 46.

Di bidang Pemasyarakatan

1. Peningkatan Kapasitas hunian di lembaga pemasyarakatan

Upaya yang dilakukan Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka penanganan masalah over

kapasitas antara lain dengan menambah kapasitas hunian narapidana dan tahanan melalui

serangkaian pembangunan LAPAS/RUTAN sebagai berikut :

Page 117: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 107

1) Bangun Baru

Upaya meningkatkan kapasitas hunian dilakukan secara berkesinambungan untuk mengatasi

kondisi over kapasitas. Pembangunan baru lapas/rutan pada masa pembangunan tahun

2004-2009 telah mencapai 66 lapas/rutan dengan perkiraan peningkatan kapasitas

sebanyak 21.050 orang. Saat ini yang telah operasional penuh 22 UPT, operasional minimal 11

UPT dan yang belum operasional 33 UPT. Lahan untuk pembangunan lapas rutan tersebut

sebanyak 7 UPT merupakan asset Dep. Hukum dan HAM, 1 UPT melalui pengadaan dan sisanya

sebanyak 58 UPT adalah pemberian Pemerintah Daerah setempat. Peningkatan kapasitas

melalui pembangunan baru secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel

DATA PENINGKATAN KAPASITAS HUNIAN DENGAN PEMBANGUNAN BARU(PEMBANGUNAN 2004-2009)

NO WILAYAH/UPTRENCANA

KAPASITAS

TAHUNPEMBANGUNAN

TAHUN

OPERASIONAL

KET.

PNH MIN BLM

1 2 3 4 5 6 7 8

NAD

1 Lapas Narkotika Langsa 500 2006 √ Lahan pemberian Pemda

2 Rutan Bener Meriah 250 2009 √ Lahan pemberian Pemda

SUMATERA UTARA

3

Lapas Narkotika Pematang

siantar500 2008

√ Lahan pemberian Pemda

4 Lapas Langkat 300 2009 √ Lahan pemberian Pemda

SUMATERA BARAT

5 Lapas Narkotika Sawah Lunto 500 2008 √ Lahan pemberian Pemda

6 Lapas Lubuk Basung 350 2007 √ Lahan pemberian Pemda

7 Lapas Dharmasraya 350 2009 √ Lahan pemberian Pemda

KEPULAUAN RIAU

8 Lapas Narkotika Tanjung Pinang 500 2009 √ Lahan pemberian Pemda

BANGKA BELITUNG

9 Lapas Narkotika Pangkal Pinang 500 2009 √ Lahan pemberian Pemda

JAMBI

10 Lapas Sorolangun 350 2008 √ Lahan pemberian Pemda

11

Lapas Muara Sabak (Tanjung

Jabung Timur)350 2008

√ Lahan pemberian Pemda

12 Lapas Kuala Tungkal 300 2004 √ Lahan pemberian Pemda

1 2 3 4 5 6 7 8

SUMATERA SELATAN

13 Lapas Narkotika Lubuk Linggau 350 2004 √ Lahan pemberian Pemda

LAMPUNG

14 Lapas Way Kanan 350 2006 √ Lahan pemberian Pemda

15 Lapas Gunung Sugih 350 2006 √ Lahan pemberian Pemda

BANTEN

16 Rutan Tangerang 400 2005 √ Lahan pemberian Pemda

Page 118: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 108

17 Rutan Cilegon 300 2009 √ Lahan pemberian Pemda

DKI JAKARTA

18 Lapas Salemba 400 2006 √ Lahan Aset Depkumham

19 Rutan Cipinang 800 2006 √ Lahan Aset Depkumham

JAWA BARAT

20 Lapas Banjar 400 2007 √ Lahan pemberian Pemda

21 Lapas Narkotika Bandung 500 2005 √ Lahan pemberian Pemda

22 Lapas Cibinong 500 2005 √ Lahan pemberian Pemda

23 Lapas Anak Bandung 250 2009 √ Lahan Aset Depkumham

24 Lapas Wanita Bandung 350 2005 √ Lahan Aset Depkumham

JAWA TENGAH

25

Lapas Pasir Putih

Nusakambangan500 2005

√ Lahan Aset Depkumham

26 Lapas Narkotika Nusakambangan 500 2004 √ Lahan Aset Depkumham

27 Lapas Terbuka Nusakambangan 100 2004 √ Lahan Aset Depkumham

28 Lapas Slawi 350 2004 √ Lahan pemberian Pemda

29 Rutan Batang 300 2004 √ Lahan pemberian Pemda

DIY

30 Lapas Narkotika Jogjakarta 500 2006 √ Lahan pemberian Pemda

31 Rutan Jogjakarta300

2004 √ Lahan pemberian Pemda

JAWA TIMUR

32 Lapas Narkotika Madiun 500 2007 √ Lahan pemberian Pemda

KALIMANTAN BARAT

33 Rutan Landak 250 2004 √ Lahan pemberian Pemda

34 Rutan Bengkayang 250 2004 √ Lahan pemberian Pemda

35 Rutan Sambas 250 2005 √ Lahan pemberian Pemda

KALIMANTAN TENGAH

36 Lapas Narkotika Kasongan 500 2007 √ Lahan pemberian Pemda

37 Rutan Tamiyang Layang 250 2008 √ Lahan pemberian Pemda

KALIMANTAN SELATAN

38 Lapas Banjarbaru 350 2007 √ Lahan pemberian Pemda

39 Rutan Banjarmasin 350 2008 √ Lahan pemberian Pemda

40 LPKN Tanjung 250 2004 √ Lahan pemberian Pemda

41 Rutan Kandangan 200 2004 √ Lahan pemberian Pemda

KALIMANTAN TIMUR

42 Lapas Nunukan 350 2004 √ Lahan pemberian Pemda

43 Lapas Bulungan 350 2007 √ Lahan pemberian Pemda

44 Rutan Bontang 250 2008 √ Lahan pemberian Pemda

SULAWESI TENGAH

45 Cabrutan Leok 150 2005 √ Lahan pemberian Pemda

GORONTALO

46 Rutan Boalemo 250 2004 √ Lahan pemberian Pemda

47 Lapas Pohuwato 350 2008 √ Lahan pemberian Pemda

SULAWESI SELATAN

48 Lapas Wanita Sungguminasa 250 2004 √ Lahan pemberian Pemda

49 Lapas Narkotika Sungguminasa 350 2004 √ Lahan pemberian Pemda

SULAWESI TENGGARA

50 Rutan Unaaha 250 2004 √ Lahan pemberian Pemda

51 Lapas Bau-Bau 350 2004 √ Lahan pemberian Pemda

Page 119: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 109

BALI

52 Lapas Narkotika Bangli 500 2009 √ Pengadaan Lahan

NTB

53 Lapas Terbuka Mataram 100 2004 √ Lahan pemberian Pemda

NTT

54 Lapas Lembata 350 2007 √ Lahan pemberian Pemda

55 Lapas Wanita Kupang 250 2007 √ Lahan pemberian Pemda

56 Rutan Kupang 250 2007 √ Lahan pemberian Pemda

57 Lapas Terbuka Waikabubak 150 2004 √ Lahan pemberian Pemda

MALUKU

58 Lapas Piru 300 2006 √ Lahan pemberian Pemda

MALUKU UTARA

59 Lapas Ternate 350 2004 √ Lahan pemberian Pemda

60 Lapas Tobelo 350 2004 √ Lahan pemberian Pemda

61 Rutan Ternate 150 2008 √ Lahan pemberian Pemda

62 Lapas Jailolo 300 2006 √ Lahan pemberian Pemda

63 Rutan Weda 200 2009 √ Lahan pemberian Pemda

PAPUA

64 Lapas Narkotika Jayapura 350 2004 √ Lahan pemberian Pemda

PAPUA BARAT

65 Rutan Bintuni 200 2009 √ Lahan pemberian Pemda

66 Cabrutan Teminabuan 150 2008 √ Lahan pemberian Pemda

JUMLAH 21.050 22 11 33

2) Bangun Kembali

Peningkatan kapasitas hunian juga dilakukan dengan merenovasi bangunan Lapas/Rutan

yang sudah ada. Selama tahun 2004-2009 telah dilakukan pembangunan kembali lapas/rutan

sebanyak 24 lapas/rutan dengan perkiraan peningkatan kapasitas sebanyak 9.850 orang.

Saat ini yang telah operasional penuh 9 UPT dan yang belum operasional 15 UPT. Lahan untuk

pembangunan lapas rutan tersebut sebanyak 4 UPT merupakan asset Dep. Hukum dan HAM

dan sisanya sebanyak 20 UPT adalah pemberian Pemerintah Daerah setempat. Berikut

disajikan perkiraan peningkatan kapasitas hunian dengan melakukan pembangunan kembali,

sebagai berikut:

NO WILAYAH/UPTRENCANA

KAPASITASTAHUN

PEMBANGUNAN

TAHUNOPERASIONAL KET.

PNH MIN BLM

1 2 4 6 7 8 9

SUMATERA UTARA

1 Lapas Medan 1000 2004 √ Lahan Aset Depkumham

RIAU

2 Lapas Pekanbaru (Kulim) 500 2004 √ Lahan pemberian Pemda

SUMATERA SELATAN

3 Lapas Palembang (Merah Mata) 500 2004 √ Lahan pemberian Pemda

4 Lapas Muara Enim 400 2006 √ Lahan pemberian Pemda

BENGKULU

5 Lapas Bengkulu 500 2007 √ Lahan Pemberian Pemda

DKI JAKARTA

Page 120: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 110

6 Lapas Klas I Cipinang 1000 2004 √ Lahan Aset Depkumham

7 Rutan Jakarta Pusat 1000 2004 √ Lahan Aset Depkumham

JAWA BARAT

8 Lapas Sukabumi 400 2005 √ Lahan pemberian Pemda

9 Lapas Garut 300 2004 √ Lahan pemberian Pemda

JAWA TENGAH

10 Lapas Batu 500 2005 √ Lahan Aset Depkumham

11 Lapas Purwokerto 500 2009 √ Lahan pemberian Pemda

1 2 3 4 5 6 7 8

KALIMANTAN TIMUR

12

Lapas Samarinda (LKN

Samarinda) 500

2008

√ Lahan pemberian Pemda

SULAWESI UTARA

13 Rutan Amurang 250 2005 √ Lahan pemberian Pemda

14 Lapas Bitung 300 2004 √ Lahan pemberian Pemda

SULAWESI TENGAH

15 Lapas Luwuk 300 2008 √ Lahan pemberian Pemda

SULAWESI SELATAN

16 Lapas Anak Pare-pare 350 2007 √ Lahan pemberian Pemda

17 Rutan Makale 200 2008 √ Lahan pemberian Pemda

18 Rutan Sidrap 200 2005 √ Lahan pemberian Pemda

19 Rutan Sengkang 200 2005 √ Lahan pemberian Pemda

20 Rutan Selayar 200 2006 √ Lahan pemberian Pemda

21 Rutan Bantaeng 200 2008 √ Lahan pemberian Pemda

MALUKU

22 Cabrutan Saumlaki 150 2006 √ Lahan pemberian Pemda

23 Rutan Namlea 250 2006 √ Lahan pemberian Pemda

MALUKU UTARA

24 Cabrutan Labuha 150 2006 √ Lahan pemberian Pemda

JUMLAH 9850 9 0 14

Keterangan:

22.066 : prediksi jumlah penambahan kapasitas hunian pertahun.

500 : kapasitas hunian setiap lapas/rutan

100 : jumlah kebutuhan petugas setiap lapas/rutan.

Catatan: Upaya untuk melakukan prediksi sebagaimana diungkapkan diatas didasarkan pada

asumsi PB, CB, dan CMB rata-rata pertahun adalah 20.000 orang.

Rencana Pembangunan Baru Tahun 2010

Pada tahun 2010 akan dilakukan pembangunan 5 lapas/rutan baru dengan perkiraan peningkatan

kapasitas sebanyak 1.600 orang yang seluruh lahannya disediakan oleh Pemerintah Daerah setempat,

berikut ini rincian rencana pembangunan baru Lapas/Rutan tahun 2010 :

Page 121: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 111

DATA RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS HUNIAN

DENGAN PEMBANGUNAN BARU TAHUN 2010

NO WILAYAH/UPTRENCANA

KAPASITASTAHUN

PEMBANGUNAN

TAHUN

OPERASIONAL KET.

PNH MIN BLM

1 2 3 4 5 6 7 8

SUMATERA UTARA

1 Rutan Humbang Hasundutan 300

2010

Lahanpemberan

Pemda

RIAU

2 Lapas Palalawan 300

2010

Lahan pemberian

Pemda

LAMPUNG

3. Lapas Anak Bandar Lampung 200

2010

Lahan pemberian

Pemda

SULAWESI UTARA

4 Lapas Wanita Manado 300

2010

Lahan pemberian

Pemda

5 Lapas Narkotika Manado 500

2010

Lahan Pemberian

Pemda

JUMLAH 1.600 5

Untuk memperoleh keseimbangan antara kapasitas hunian dengan isi Lapas/Rutan diperlukan anggaran

yang sangat besar untuk pembangunan Lapas/Rutan guna menambah kapasitas. Sebagai alternatif

pemecahan masalah tersebut Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mengeluarkan kebijaksanaan dengan

mengurangi isi hunian Lapas Rutan melalui percepatan pemberian Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti

Menjelang Bebas (CMB), dan Cuti Bersyarat (CB) serta pemerataan isi hunian Lapas/Rutan melalui

pemindahan narapidana baik dalam satu wilayah maupun antar wilayah. Melalui kebijakan tersebut

diharapkan prosentase penambahan hunian minimal sama atau kurang dari prosentase penambahan

kapasitas.

9. Program Penegakan Hukum dan HAM

Di bidang HAM

Selama tahun 2009 pengaduan masyarakat atas permasalahan HAM yang dikomunikasikan sebanyak

636, sedangkan yang tidak dikomunikasikan sebanyak 44. Apabila diklasifikasikan atas permasalahan

HAM sebagian besar berkaitan dengan : a) Kasus pertanahanan; b) Diskriminatif; c) kekerasan/

penganiayaan; d) pengupahan; e) Hak atas rasa aman. Dari sejumlah kasus (680), telah dilakukan

penelaahan sejumlah 115, dan dikoordinasikan dengan instansi yang berwenang sejumlah 362. Dari

hasil koordinasi kasus-kasus tersebut ternyata pada posisi akhir Desember telah diselesaikan 74

sedangkan kasus yang tidak ditindaklanjuti 129.

Page 122: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 112

LAPORAN KEGIATAN RANHAM

No. Jumlah Institusi Pelaksana RANHAMPersentase Yang Sudah Mengirikan Laporan

Propinsi Kabupaten Kota K/L Pemerintah

1. 33 Propinsi, 277 Kabupaten, 71 Kota

dan 19 Kementerian/Lembaga

Pemerintah

100 % 68,40% 73% 46,34%

TOTAL 100 % 68,40% 73% 46,34%

Di bidang keimigrasian

dilaksanakan penegakkan hukum khususnya terkait dengan keberadaan dan lalu lintas orang yang ke

luar masuk wilayah NKRI.

1. Cegah Tangkal (Cekal)

a. Enhanced Cekal System (ECS) yang merupakan proyek bantuan Australia telah diserah

terimakan kepada Ditjen Imigrasi pada tanggal 06 Agustus 2008. Sistem ini telah

diintegrasikan dengan jaringan e-Office, sehingga seluruh Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan HAM serta Kantor Imigrasi dapat mengakses data Cegah Tangkal secara on line.

b. Data Cekal

Data Cekal periode Januari - Desember 2009 yaitu:

a) Pencegahan

- baru : 645 orang

- perpanjangan : 195 orang

- cabut/berakhir : 211 orang

- Penangkalanbaru : 517 orang

- perpanjangan : 224 orang

- cabut/berakhir : 68 orang

2. Penindakan Keimigrasian

1) Sebagai tindak lanjut atas Technical Cooperation Arrangement on Management Care of

Irregular Immigrant Project yang telah ditandatangani oleh Direktur Jenderal Imigrasi dan

Chief of Mission IOM Indonesia pada tanggal 26 Maret 2008, telah dibentuk Rumah Detensi

Imigrasi Pusat di Tanjung Pinang.

Rumah Detensi Imigrasi Pusat di Tanjung Pinang dibangun dengan kapasitas 600 deteni dan

saat ini menampung 143 orang deteni terdiri dari 117 orang imigran ilegal dan 26 orang

immigratoir.

2) Terkait dengan makin maraknya kedatangan imigran ilegal di berbagai wilayah Indonesia,

Direktorat Jenderal Imigrasi dalam menangani permasalahan tersebut harus didasarkan

kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan aspek-aspek

kemanusiaan.

Adapun data dan jumlah orang asing yang ditangani IOM dan UNCHR adalah sebagai berikut:

a) IOM : sebanyak 1110 WNA;

b) UNHCR : Pengungsi sebanyak 356 WNA, Pencari Suaka

Page 123: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 113

sebanyak 1606 WNA dan yang kembali ke negara asal secara

sukarela sebanyak 142 WNA.

3) Pendetensian

Orang asing yang dilakukan pendentesian pada ruang Detensi Imigrasi Ditjen Imigrasi dalam

rangka pemulangan/pengusiran ke negara asal atau ke negara ketiga, keadaan per 31

Desember 2009 terdapat 19 (sembilan belas) orang deteni dengan rincian: 5 (lima) orang

Warga Negara Afghanistan dan 14 (empat belas) orang Warga Negara Srilanka.

4) Pendeportasian

Jumlah orang asing yang dideportasi dari Direktorat Penyidikan dan Penindakan

Keimigrasian selama periode Januari - Desember 2009 adalah sebanyak 2.504 orang.

3. Intelijen Keimigrasian

1) Kegiatan Pelatihan

a) Laporan Mengikuti Program Pelatihan Bagi Penegak Hukum Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Perdagangan Orang.

b) Laporan Mengikuti Sosialisasi Pembinaan Kesadaran Bela Negara Bagi Aparat Penegak

Hukum dan Pelayanan Publik TA 2009.

c) Laporan mengikuti workshop “Immigration Intelligence Best Practice Exchange” di

Canberra dan Melbourne, Australia Tanggal 12-15 Mei 2009.

d) Mengikuti Pelatihan “CHECKPOINT COMPETENCIES PASSENGER CLEARANCE MODULE FOR

DIRECTORATE GENERAL IMMIGRATION” di Batam Dan Singapura, Tanggal 09 - 11 Juni

2009.

e) Mengikuti Pelatihan Defense Intelligence Research and Analysis Course (DIRAC) ke-8 TA

2009

f) Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Jaringan Intelijen Keimigrasian

Penegakkan hukum di bidang pemasyarakatan

Yaitu melayani dan menangani pembinaan di dalam Rutan, Lapas, dan Bapas kepada masyarakat yang

melakukan pelanggaran hokum serta pemeliharaan barang-barang rampasan Negara dari hasil

kejahatan/pelanggaran hokum di Rupbasan

Tabel

Data Hunian Lapas/Rutan

URAIANT a h u n

2005 2006 2007 2008 2009

Penghuni :

Tahanan Dewasa dan Pemuda 38.672 47.121 51.949 54.628 56.083

Tahanan Anak 1.610 1.582 2.360 2.966 2.188

Narapidana 50.770 62.189 71.507 75.447 79.023

Page 124: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 114

Anak Didik 1.801 1.852 2.179 2.944 3.540

Jumlah 92.853 112.744 127.995 135.985 132.372

Selisih Penambahan Penghuni 19.891 15.251 7.990 4.849

Kapasitas 68.141 76.550 86.550 88.599 90.853

Selisih Penambahan Kapasitas 8.409 10.000 2.049 2254

Over Kapasitas 36.194 41.445 47.386 41.519

Tabel di atas terlihat bahwa tingkat hunian Lapas/Rutan terus mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Rata-rata kenaikan jumlah penghuni dari tahun 2005 sampai dengan 2009 adalah 11,7%

bandingkan dengan rata-rata peningkatan kapasitas hunian yang dilakukan rata-rata sebesar 7,21%

dari data di atas diketahui bahwa rata-rata kenaikan jumlah penghuni ± 1½ kali lipat dari rata-rata

peningkatan kapasitas hunian. Sampai dengan bulan September 2009 over kapasitas di Lapas/Rutan

telah mencapai 56%.

Apabila dibandingkan antara kapasitas hunian tahun 2009 dengan jumlah narapidana dan tahanan

maka terdapat selisih sebesar 50.874 orang. Kondisi ini secara jangka pendek dapat diimbangi

dengan melaksanakan pemindahan narapidana dan tahanan dengan tetap memperhatikan

kepentingan pembinaan dan keamanan.

90.853

88.599

132.372

135.985

41.519

47.386

2009

2008

OVER

ISI

KAPASITAS

Sumber : Dit. Bina Reg-Sta 2009

Selanjutnya berkaitan dengan anak didik pemasyarakatan dapat dikemukakan data sebagai berikut:

TabelJumlah Anak Didik Pemasyarakatan

Jenis Pidana Des 2009

Anak Sipil -

Anak Negara 118

Anak Pidana terdiri dari : B.1 B.II.a B.II.b B.III

1.785

1.260

142

72

Jumlah 3.377

Page 125: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 115

Sumber : Dit. Bina Reg-Sta 2009

Data di atas menggambarkan bahwa jumlah anak pidana lebih banyak dari jumlah anak negara. Hal ini

menunjukkan bahwa hakim lebih banyak menjatuhkan sanksi pidana terhadap anak yang berhadapan

dengan hukum dari pada memberikan putusan berupa tindakan.

Tabel

Jumlah Tahanan Seluruh Indonesia

Menurut Tingkat Penahanan

Tingkat PenahananPemudaDewasa

Anak Jumlah

A.I (Kepolisian) 8.625 200 8.825

A.II (Kejaksaan) 14.219 574 14.793

A.III (Pengadilan Negeri) 24.936 815 25.751

A.IV (Pengadilan Tinggi) 1.160 60 1.220

A.V (Mahkamah Agung) 694 12 706

Jumlah 49.634 1.661 51.295

Sumber : Dit. Bina Reg-Sta

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah tahanan yang berada dalam penahanan pengadilan

negeri adalah paling banyak, yaitu 25.751 orang (tahanan dewasa, pemuda dan anak).

Selain tahanan yang berada pada Rutan/Cabang Rutan yang langsung berada di bawah

pengawasan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, terdapat pula tahanan yang berada di Cabang

Rutan pada Markas Kepolisian Negara Republik Indonesia (sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM

R.I Nomor : M.01.PR.07.03 tahun 2007), yaitu:

a. Cabang Rutan Jakarta Pusat :

1) Mabes Polri ; jumlah tahanan = 49 orang (per September 2009)

2) Mako Korpbrimob Polri Kelapa Dua ; jumlah tahanan = 4 orang

3) Kejaksaan Agung ; jumlah tahanan = 21 orang (per Oktober 2009)

4) Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Keputusan Menteri Kehakiman R.I Nomor : M.10-PR.07.03

Tahun 1996) ; jumlah tahanan = 10 orang

5) Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan R.I (Keputusan Menteri Hukum

dan HAM R.I Nomor : M.10-PR.07.03 tahun 2007) ; jumlah tahanan = tidak ada

Jumlah Narapidana Yang Dipidana Mati Dan Seumur Hidup

Seluruh Indonesia Tahun 2009

Jenis Pidana Jumlah 2009

Mati 101

Seumur Hidup 152

Jumlah 253

Page 126: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 116

Sumber : Dit. Bina Reg-Sta 2008

Jumlah 253 orang Narapidana yang di jatuhi hukuman Mati dan Seumur Hidup meliputi Warga Negara

Indonesia dan Warga Negara Asing, sebagian besar berasal dari kasus penyalahgunaan narkoba

sebagai pengedar dan kasus-kasus terorisme.Tabel

Jumlah Narapidana Bebas Karena Mendapat Remisi

NO URAIANTAHUN

2006 2007 2008 2009

1. Remisi Umum II 5.730 6.641 5.797 5.232

2. Remisi Khusus II(Hari Raya Idul Fitri)

2.402 2.373 1.880 1.793

3. Remisi Khusus II(Hari Raya Natal)

206 312 221 247

4. Remisi Khusus II(Hari Raya Nyepi)

17 16 5 12

5. Remisi Khusus II(Hari Raya Waisak)

24 32 8 17

6. Remisi Khusus II(Hari Raya Imlek)

0 0 7 0

JUMLAH 8.379 9.374 7.918 7.301

Pemberian remisi, selain untuk memberikan motivasi kepada narapidana/ anak pidana agar selalu

berkelakuan baik, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai, antara lain:

Pertama, pemberian remisi dapat menurunkan tingkat tekanan psikologis narapidana sehingga

diharapkan dapat mereduksi atau meminimalisi gangguan keamanan dan ketertiban di Lapas/ Rutan.

Kedua, pemberian remisi sebagai alat untuk mengingatkan narapidana agar senantiasa berkelakuan

baik sehingga tercipta pengkondisian perilaku yang berkesinambungan.

Ketiga, pemberian remisi khususnya kepada narapidana residivis memberikan kontribusi terciptanya

kondisi aman di dalam Lapas/ Rutan.

Keempat, pemberian remisi adalah salah satu refleksi perlindungan hak asasi manusia. salah satu

hak narapidana yang dijamin oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.Tabel

Rekapitulasi Tahanan dan Narapidana Warga Negara AsingSeluruh Indonesia Tahun 2009

Tahanan Narapidana Jumlah

144 427 571

Sumber : Dit. Bina Reg-Sta 2009

Sebagian besar Tahanan dan Narapidana Warga Negara Asing (WNA) berasal dari kasus

penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Keberadaan Tahanan dan Narapidana Warga

Negara Asing pada Lapas dan Rutan menimbulkan permasalahan tersendiri karena adanya

perbedaan kultur, sikap dan kebiasaan. Oleh karena itu, diharapkan adanya regulasi yang mengatur

penempatan Tahanan dan Narapidana Warga Negara Asing sehingga dapat membantu terciptanya

suasana yang kondusif di dalam Lapas dan Rutan.

Tahanan dan Narapidana kasus-kasus terorisme (122 orang) sebagian besar ditempatkan di Lembaga

Pemasyarakatan Klas I Cipinang, Jakarta. Kondisi ini sangat rawan mengingat Lembaga

Page 127: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 117

Pemasyarakatan Cipinang sudah mengalami over kapasitas, sehingga berpotensi munculnya gangguan

keamanan dan ketertiban.

Kegiatan Bimbingan Kemasyarakatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. M-09.PR.07.10 tahun 2007

tanggal 20 April 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

dinyatakan bahwa Direktorat Bina Bimbingan Kemasyarakatan, mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dibidang pelayanan dan penyuluhan, pembinaan,

pendidikan dan bimbingan tahanan dan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan kebijakan teknis

yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Pada tahun 2007, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

mengeluarkan beberapa kebijakan sebagai implementasi dari produk hukum.

Dengan telah dikeluarkannya Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : M.01.PK.04-10

Tahun 2007 Tanggal 16 Agustus 2007 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi,

Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat maupun Peraturan Menteri Nomor :

M.02. PK.04-10 Tahun 2007 Tanggal 16 Agustus 2007 Tentang Wali Pemasyarakatan, maka sebagai

tindak lanjut adalah :

Untuk mengimplementasikan kegiatan bimbingan kemasyarakatan, Dalam konteks pelayanan dan

bimbingan, data yang berhasil dihimpun adalah angka permintaan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas)

yang mengindikasikan bahwa tahapan dan proses pembinaan berjalan dengan baik. Matriks berikut ini

memperlihatkan rekapitulasi permintaan Litmas narapidana dan anak didik selama tahun 2009 pada

Lapas dan Rutan di seluruh Indonesia.

Tabel

Rekapitulasi Litmas dan Anak Didik Tahun 2009

No. Uraian LitmasDewasa Anak

Pria Wanita Pria Wanita

1.

2.

3.

Litmas Peradilan (PN)

Litmas LP Untuk :

a. Pembebasan Bersyaratb. CMKc. Asimilasi

Litmas : Pembinaan

a. Anak Negarab. Anak Sipilc. Anak Pidana

-

7587

40

109

-

-

-

-

438

5

25

-

-

-

2978

-

-

-

66

-

2043

28

-

-

-

1

-

-

Sumber : Dit. Bina Bimkemas, 2009

a. Pembinaan

1) Keagamaan

Kegiatan keagamaan bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan Warga Binaan Pemasyarakatan serta menyadari

Page 128: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 118

akibat dari perbuatan yang pernah dilakukannya. Matriks berikut ini adalah rekapitulasi

pembinaan mental keagamaan pada Lapas dan Rutan selama tahun 2008.

Tabel

Rekapitulasi Pembinaan Mental Rohani

bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan

Tahun 2009

No AgamaPenganut Peserta Kegiatan Guru Agama

Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita

1 Islam 71.725 3.602 58.010 3.102 628 2

2 Protestan 7.492 401 6.726 502 262 -

3 Khatolik 3.014 116 2.535 99 102 -

4 Hindu 812 74 679 83 15 -

5 Budha 1.034 34 382 16 11 1

Sumber : Dit. Bina Bimkemas, 2009

Untuk meningkatkan mutu/ kualitas pembinaan mental keagamaan khususnya Agama Islam,

diupayakan bahwa materi kelas pesantren dapat dilaksanakan pada seluruh Unit Pelaksana

Teknis (UPT) secara berkesinambungan, baik secara mandiri maupun melalui kerjasama

dengan pihak-pihak yang terkait. Selain itu diperlukan peningkatan kualitas SDM petugas

pembinaan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.

2) Olah Raga dan Kesenian

Kegiatan olah raga dan kesenian tersebut dilaksanakan agar para tahanan dan Warga Binaan

Pemasyarakatan tidak merasa jenuh dengan harapan akan dapat memulihkan kelelahan dan

memberikan rasa kebersamaan bagi mereka. Kegiatan tersebut dilakukan pada waktu

senggang/ santai setelah yang bersangkutan selesai melakukan pekerjaan. Namun,

pelaksanaan kegiatan olah raga dan kesenian secara umum masih belum berjalan secara

maksimal, salah satunya karena masih kurang baik kualitas maupun kuantitas tenaga-tenaga

pembinaan, khususnya olahraga dan kesenian.

Tabel

Rekapitulasi Rata-Rata Pembinaan Olah Raga Bagi Tahanan

dan WBP Seluruh Indonesia

Tahun 2009

Olah Raga Tahanan Narapidana Anak Didik Jumlah

Senam 24.172 23.388 3926 51.486

Volley 4.867 6.071 1201 12.139

Tenis Meja 3.420 3.668 927 8.015

Catur 3.833 1.806 719 6.358

Sumber : Dit. Bina Bimkemas, 2009

Page 129: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 119

TabelRekapitulasi Rata-Rata Pembinaan Kesenian bagi Tahanan

dan WBP Seluruh IndonesiaTahun 2009

Kesenian Tahanan Narapidana Anak Didik Jumlah

Seni Suara 557 916 81 1.554

Seni Musik 1.277 1.662 265 3.204

Seni Tari 249 100 13 362

Nonton TV 762 1.166 182 2.110

Sumber : Dit. Bina Bimkemas, 2009

3) Pendidikan

Kegiatan pendidikan bagi tahanan/narapidana dan anak didik dilakukan melalui pendidikan

formal yang yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), serta pendidikan non formal yang

diselenggarakan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan dalam bentuk kursus-kursus,

latihan keterampilan dan lain sebagainya.

Pada tahun 2007 ini, terdapat beberapa UPT Pemasyarakatan khususnya Lapas Anak, yang

telah mendapatkan bantuan dana operasional kegiatan dari Kementerian Pendidikan Nasional

(Direktorat Pendidikan Luar Sekolah).

Tabel

Jumlah Kelulusan Dalam Pendidikan Sekolah Selama Menjalani Menjadi Tahanan

Dan Warga Binaan Pemasyarakatan

Tahun 2009

NoJenis

Pendidikan

Lulus Tidak Lulus

Tahanan Napi Andik Tahanan Napi Andik

1. SD 1429 1063 2 347 395 -

2. SLTP 1162 764 1 323 284 -

3. SLTA 1853 1044 - 401 281 -

Sumber : Dit. Bina Bimkemas, 2008

Tabel

Jumlah Rata-rata WBP mengikuti Program Pendidikan, dan Guru

NoPendidikan,

Keadaan Murid dan Guru

Jumlah

Peserta Lulus Tidak Lulus

1

Pendidikan Paket :

a. Paket Ab. Paket Bc. Paket C

746

577

285

286

107

89

83

41

75

Jumlah 1608 482 199

2

Pendidikan Formal ;

a. SDb. SMP

490

398

Page 130: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 120

c. SLTAd. S1

200

97

Jumlah 1185 664 275

3

Keadaan Murid : Pria Wanita

a. SDb. SLTPc. SLTA

396

699

277

4

5

-

Jumlah 1372 9

4

Keadaan Guru Pria Wanita

a. SDb. SLTPc. SLTA

42

64

22

26

37

14

Jumlah 128 77

Tabel

Rekapitulasi Kegiatan Kepramukaan bagi Tahanan dan WBP

Seluruh Indonesia Tahun 2009

No Peserta Pria Wanita

1 Tahanan 489 6

2 Narapidana :

- Dewasa- Pemuda

924

108

22

1

3 Anak Didik :

- Anak Pidana- Anak Negara- Anak Sipil

91

-

-

98

-

-

Sumber : Dit. Bina Bimkemas, 2009

Sedangkan untuk kegiatan kepramukaan, selama tahun 2009 telah diadakan berbagai

kegiatan antara lain : Pendidikan Orientasi Kepramukaan bagi petugas Lapas/ Rutan

sebanyak 3 (tiga) kali; seluruh Lapas Anak telah melaksanakan koordinasi dengan Kwartir

Cabang (Kwarcab) setempat.

Tabel

Rekapitulasi Kegiatan Membaca di Perpustakaan

bagi Tahanan dan WBP Seluruh Indonesia Tahun 2009

No Perpustakaan Agama Pelajaran Cerita Majalah Lain-lain

1 Jenis Buku 17.693 12.672 13.836 10.551 8.577

2Koleksi yang

diberikan5 2 62 172 -

Sumber : Dit. Bina Bimkemas, 2009

Adapun kegiatan perpustakaan pada tahun ini yang sangat menonjol ialah pembenahan

perpustakaan di Lapas Anak Pria Tangerang dengan mengadopsi konsep Rumah Pintar

yang difasilitasi melalui kesepakatan bersama dengan Solidaritas Istri Kabinet Bersatu

Page 131: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 121

(SIKIB) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Kesepakatan bersama tersebut akan

berlangsung selama 5 tahun dan Lapas Anak Pria Tangerang dijadikan model

pengembangan kegiatan serupa bagi Lapas-Lapas lainnya khususnya Lapas Anak di

Indonesia.

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam mengelola perpustakaan di Lapas/ Rutan,

yakni: manajemen perpustakaan yang belum dikelola dengan baik; masih minimnya

prasarana dan sarana pendukung perpustakaan seperti ruangan dan buku-buku; Sumber

Daya Manusia (SDM) pengelola perpustakaan yang masih minim.

Tabel

Rekapitulasi Kegiatan Kejar Paket A dan B

bagi Tahanan dan WBP Seluruh Indonesia Tahun 2009

No Kejar PaketSekarang Baru

Pria Wanita Pria Wanita

1 A 1371 22 1369 14

2 B 815 6 868 7

3 C 110 28 125 7

Sumber : Dit. Bina Bimkemas, 2009

Kegiatan pendidikan non-formal melalui kejar paket merupakan upaya strategik yang dapat

menekan jumlah narapidana/tahanan yang buta huruf atau tidak mendapatkan

kesempatan

pendidikan pada jalur formal, sehingga setelah kembali ke masyarakat, warga binaan

pemasyarakatan dapat membawa bekal ijazah yang dapat dimanfaatkan untuk berperan

serta dalam pembangunan

b. Pembimbingan

Tabel

Data Capaian PB, CMB, dan CB

NO. URAIANTAHUN

2006 2007 2008 Des 09

1. Pembebasan Bersyarat 5.346 9.308 16.728 23.134

2. Cuti Menjelang Bebas 494 2.044 597 446

3. Cuti Bersyarat 0 1.962 3.447 7.460

4. Cuti Mengunjungi

Keluarga511 254 705 223

Jumlah 6.351 13.568 21.477 31.263

Sumber : Dit. Bina Bimkemas 2009

1) Latihan Kerja dan Produksi

Direktorat Bina Latihan Kerja dan Produksi melaksanakan tugas pokok dan fungsi

dalam rangka pengembangan program pembinaan khususnya keterampilan kerja dan

produksi yang ditujukan kepada narapidana. Hal ini dimaksudkan guna memberikan suatu

Page 132: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 122

usaha pemberian latihan kepada narapidana agar dapat mengaplikasikan bakat dan

minatnya selama menjalani masa pidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Program yang dilaksanakan meliputi program bimbingan latihan keterampilan dan

program kerjasama dengan mitra kerjasama. Jumlah UPT Pemasyarakatan yang

melaksanakan kegiatan kerja industri dan jasa sebanyak 166 UPT, kegiatan kerja pertanian

dan perkebunan sebanyak 98 UPT, serta kegiatan kerja perikanan dan peternakan

sebanyak 39 UPT. Jumlah UPT yang melaksanakan bimbingan keterampilan periode

Januari - Agustus 2009 sejumlah 227 UPT dengan melibatkan 28.640 WBP. Disamping

melaksanakan bimbingan keterampilan, beberapa UPT Pemasyarakatan juga melaksanakan

kegiatan produksi antara lain kegiatan produksi meubelair, kerajinan tangan, paving blok,

perbengkelan dan kegiatan jasa. Hingga Agustus 2009 sebanyak 129 UPT Pemasyarakatan

telah melaksanakan kegiatan produksi atau sebesar 30,64% dari total jumlah

Lapas/Rutan/Cabrutan yang operasional (421 UPT)

REKAPITULASI

BIMBINGAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DI UPT PEMASYARAKATAN

BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2009

No KANWIL

JML

UP

T

JML

AD

A

BIM

JML

LAP

NH

L

JML

TDK

LAP

JML

WB

P JENIS

BIMBINGAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 N.A.DARUSALAM 20 10 7 3 453 Perabotan rmh tangga, jahit

2 SUMATRA UTARA35 9 13 13 600

Pertuk. Kayu, cukur, jahit, batako,

bertani

3 SUMATRA BARAT20 4 7 9 179

Meubelair,cukur,bertani,jahit,

batako,kebun

4 RIAU9 5 3 1 134

Pertuk.

Kayu,cukur,bertani,berkebun,jahit

5 SUMATRA SELATAN17 6 2 9 288

Pertuk. Kayu,kebersihan lingk,

batako,tani

6 LAMPUNG12 6 2 4 380

Pertuk. Kayu, bertani, batako,

jahit,keraj.

7 DKI JAKARTA6 5 0 1 881

Sablon,jahit,cukur,bertani/kebun,me

ubelair

8 JAWA BARAT23 15 3 5 5041

Pertuk.kayu,las,jahit,bertani/kebun,k

esed

9 JAWA TENGAH

45 33 8 4 3800

Pertuk.kayu/meubelair,jahit,kesed,b

ertani/kebun

cukur,batako,bordir,sablon,las,kerja

batu akik

10 JAWA TIMUR

38 25 5 8 4806

Pertuk.kayu,cukur,kesed,keraj.tanga

n/batu

akik,jahit,bertani/kebun,sablon

11 KALIMANTANBARAT11 4 4 3 3119

Sablon,

jahit,las,Pertuk.kayu,bertani,cukur

Page 133: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 123

12 KALIMANTAN

SELATAN 11 7 2 2 1031

Pertuk.kayu,batako,jahit,berkebun,la

s,bordir,cuci mobil,sablon,kebersihan

Lp,elektronika

13 KALIMANTAN

TIMUR 9 4 3 2 325

Cuci

mobil/motor,batako,pertuk.kayu,jahi

t

14 SULAWESI UTARA13 4 5 4 1077

Batako,las,berkebun,meubelair,berke

bun,kesed

15 SULAWESI SELATAN24 16 3 5 1336

Pertuk.kayu,batako,jahit,las,berkebu

/tani,jahit

16 BALI10 7 2 1 203

Meubelair,jahit,sablon,batako,berke

bun,cukur,las

17 NTT15 12 2 1 1478

Pertuk.kayu,bertani/kebun,las,batak

o,bersih ktr

18 MALUKU 13 4 4 5 141 Tambal ban,Pertuk. Kayu,bertani

19 PAPUA9 0 1 8 0

Pertuk. Kayu,bertani,bersih

kantor/lingk./dapur

20 JAMBI8 5 1 2 492

Pertuk.kayui,berkebun,ternak

ayam/ikan, las

21 BENGKULU4 2 2 0 143

Meubelair,berkebun,ternak,batako,p

ot bunga

22 DI YOGYAKARTA7 5 1 1 610

Pertuk.kayu,jahit,las

listrik,bertani/kebun,batako

23 KALIMANTAN TNGH7 5 1 1 329

Meubelair,batako,jahit,bersihan

lingk,berkebun

24 NTB7 4 1 2 175

Pertuk.kayu,berkebun/tani,pres

ban,batako

25 SULAWESI

TNGGARA6 5 0 1 258

Pertuk.kayu,batako,cukur,bengkel,cu

ci motor

26 SULAWESI TENGAH10 3 3 4 229

Las,pertuk.kayu,kesed,cuci

motor/mbl,berkebun

27 MALIKU UTARA 7 1 2 4 18 Pertanian

28 BANTEN9 6 0 3 204

Batako,jahit,cukur,bertani,bengkel

las/mobil

29 BANGKA BELITUNG4 2 0 2 370

Batako,bertani,Las

listrik,pertuk,elektronika

30 GORONTALO2 1 0 1 29

Berternak,kesed,meubelair,kompor,b

erkebun

31 PAPUA BARAT5 2 0 3 120

Pertuk.kayu,berkebun,ukiran,kebersi

han rmh tgg

32 KEPULAUAN RIAU 10 7 1 2 358 Pertuk. Kayu (ukiran), bengkel las

33 SULAWESI BARAT4 3 0 1 60

Pertuk.kayu,bengkel,batako,cukur,ja

hit,cuci mbl

JUMLAH 430 227 93 110 28640

Rendahnya jumlah UPT yang melaksanakan kegiatan produksi disebabkan antara lain kurangnya

tenaga ahli/instruktur, sarana dan prasarana kegiatan bengkel kerja (peralatan dan ruang bengkel kerja)

yang kurang memadai serta kualitas hasil produksi yang kurang dapat bersaing. Jumlah UPT

Pemasyarakatan yang melaksanakan kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta sebanyak 26 UPT

di 16 propinsi.

Page 134: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 124

Kerjasama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan Partnership for Governance Reform

tentang Dukungan Terhadap Pelaksanaan Reformasi Lembaga Pemasyarakatan khususnya peningkatan

kapasitas sumber daya manusia terkait prinsip-prinsip Pemasyarakatan dan peningkatan partisipasi

publik. Kerjasama ini memfokuskan kegiatan pada 4 Lembaga Pemasyarakatan sebagai pilot project

meliputi : Lapas Klas II Banceuy, Lapas Wanita Semarang, Lapas Klas I Porong dan Lapas Anak Palembang.

Kegiatan Keamanan dan Ketertiban

Keamanan dan ketertiban merupakan syarat mutlak untuk terlaksananya program-program

pembinaan. Oleh karena itu suasana aman dan tertib di LAPAS/RUTAN/Cabang RUTAN, perlu

diciptakan.

- Penggunaan HT dimaksudkan untuk mendukung kegiatan pengamanan didalam UPT

Pemasyarakatan serta memudahkan untuk komunikasi dengan instansi terkait khususnya pihak

POLRI

- Senjata Api Bahu (panjang) dan Senjata Genggam (Laras Pendek), Senjata api yang sekarang

masih digunakan disejumlah RUTAN/LAPAS menggunakan senjata api dari PT. Pindad.Tabel

Data Penghuni yang Melarikan Diri dan Tertangkap Kembali

Keadaan Penghuni Narapidana Tahanan Jumlah

Melarikan diri 76 70 148

Tertangkap Kembali 15 8 23

Prosentase Tertangkap Kembali 20 % 13,85 % 16,52 %

Sumber : Dit. Bina Kamtib, Tahun 2009

Jumlah kejadian pelarian hingga akhir tahun 2009 adalah sebanyak sebanyak 71 kejadian. Modus

operandi pelarian yang paling banyak terjadi adalah memanjat tembok keliling dan saat proses

asimilasi. Setiap terjadi pelarian, pihak Lapas/Rutan/Cabrutan selalu berkoordinasi dengan pihak

kepolisian setempat serta melakukan pemeriksaan terhadap petugas yang sedang bertugas pada saat

kejadian.

Tabel

Gangguan Keamanan dan Ketertiban

Jenis Gangguan Kamtib Jumlah KasusJumlah yang

Terlibat

Perkelahian 2 12

Pemberontakan - -

Penganiayaan / kekerasan 1 7

Kerusuhan - -

Temuan hasil Penggeledahan ( hasil temuan berupa

narkoba)54 69

Penghuni keluar tanpa alasan yang jelas - -

Jumlah 57 80

Page 135: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 125

Hingga akhir tahun 2009 jumlah gangguan kamtib (berupa perkelahian dan penganiayaan) adalah

sebanyak 3 kejadian. Hasil penggeledahan yang berupa narkoba tercacat sebanyak 54 temuan.

Penggeledahan dilakukan secara insidentil dan rutin, baik oleh pihak Lapas / Rutan / Cabang Rutan

yang bersangkutan maupun bekerjasama dengan Kepolisian, BNN serta instansi terkait lainnya. Semua

hasil temuan penggeledahan berupa narkoba diserahkan kepada Polri untuk ditindak lanjuti. Penghuni

yang terlibat dalam kepemilikan narkoba tersebut sebanyak 69 orang terdiri dari tahanan 29 orang

dan 40 orang narapidana. Pengunjung yang terlibat sebanyak 20 orang serta 2 orang petugas. Seluruh

pihak yang terlibat juga diproses oleh pihak Kepolisian.

2) Perawatan

a. Pengawasan kesehatan dan makanan;

melakukan pendataan keadaan kesehatan narapidana, kegiatan donor darah, upaya rawat

inap, pendataan narapidana, tahanan dan klien bapas yang meninggal dunia serta

perhitungan biaya makan WBP/ tahanan seorang sehari.

TabelData –data Kondisi Kesehatan

Narapidana dan Tahanan tahun 2009

Jenis Penyakit Narapidana Tahanan Jumlah

Penyakit Kulit 4.836 1.789 6.625

Penyakit Pencernaan 3.240 1.716 4.956

Penyakit Kelamin 243 96 339

Penyakit Susunan Syaraf 651 292 943

Hepatitis 18 0 18

HIV/AIDS Positif 212 2 214

Penyakit Mata 292 163 455

Penyakit Pernafasan 5.468 2.785 8.253

Penyakit Jantung & Darah 615 313 928

Lain-lain 1.362 560 1.922

Gangguan jiwa 39 7 46

TBC 96 11 107

JUMLAH

Ket : Lain-lain : kecelakaan, malaria, gigi, beri-beri.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa penyakit yang paling banyak diderita penghuni

Lapas/Rutan adalah penyakit pernafasan. Jenis penyakit menular mendominasi keadaan

kesehatan para penghuni. Salah satu penyebab tingginya tingkat penyebaran penyakit

menular di Lapas / Rutan adalah over kapasitas yang dialami oleh hampir semua Lapas /

Rutan di Indonesia.

Tingkat kesehatan sangat berhubungan dengan tingkat kematian penghuni. Data di

bawah ini menunjukkan jumlah penghuni yang meninggal, yaitu:

Page 136: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 126

Tabel

Data Kematian Penghuni di Lapas/Rutan

Status Jumlah Kematian

Narapidana 514 orang

Tahanan 264 orang

Jumlah 778 orang

Sumber : Direktorat Bina Perawatan 2009

Penyebab kematian penghuni di Lapas/Rutan yang paling tinggi adalah penyakit

HIV/AIDS. Peningkatan ini mendorong pihak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan untuk terus

berusaha menanggulangi masalah-masalah kesehatan di Lapas/Rutan khususnya penularan

penyakit menular. Kerjasama dengan pihak luar seperti Kementerian Kesehatan dan LSM-LSM

yang berkaitan erat dengan penanggulangan HIV/AIDS atau penyakit-penyakit menular

lainnya merupakan salah satu upaya yang dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka

mengatasi berbagai masalah kesehatan di dalam Lapas/Rutan dan menekan jumlah kematian

penghuni.Tabel

Data Kematian Narapidana/tahanan

Berdasarkan masa inggal

No Masa Tinggal Jumlah

1 1 hari s/d 6 bulan 509 orang

2 7 bulan s/d 12 bulan 166 orang

3 > 1 tahun 103 orang

jumlah 778 orang

Dari data diatas dapat dilihat bahwa kematian narapidana/tahanan berdasarkan masa

tinggal yang terbanyak adalah antara 1 hari s/d 6 bulan, hal ini mengindikasikan bahwa

sebelum masuk kedalam Lapas/Rutan nerapidana/tahanan telah mengidap suatu penyakit.

Tabel

Data Kematian Narapidana/Tahanan

dan Faktor Penyebabnya

No Penyebab Kematian Napi/Tahanan

1 HIV-AIDS 221 Orang

2 TBC 131 Orang

3 Penyakit Pencernaan 93 Orang

4 Penyakit Pernafasan 134 Orang

5 Hepatitis 44 Orang

6 Susunan Syaraf 13 Orang

Page 137: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 127

7 Penyakit Jantung 85 Orang

8 Penyakit Diabetes 18 Orang

9 Ginjal 14 Orang

10 Perkelahian 4 Orang

11 Bunuh diri 16 Orang

12 Lain-lain 5 Orang

Jumlah 778 Orang

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa penyebab kematian yang tertinggi

adalah penyakit HIV-AIDS. Selanjutnya dapat disajikan data narapidana/tahanan yang

mendapatkan perawatan (rawat inap) baik yang di dalam lapas maupun di luar lapas.Tabel

Data Narapidana / Tahanan Yang dirawat Inap

No WBPRawat Inap

Dalam Lapas Luar Lapas

1. Narapidana 1.982 orang 619 orang

2. Tahanan 920 orang 223 orang

Jumlah 2.902 orang 842 orang

Sumber : Dit. Bina Perawatan (per 31 Agustus ’09)

Tingginya jumlah narapidana dan tahanan yang dirawat inap, baik di dalam maupun

diluar Lapas/Rutan mendorong Direktorat Jenderal Pemasyarakatan berusaha untuk terus

meningkatkan pelayanan kesehatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan adalah percepatan operasionalisasi Rumah Sakit Pemasyarakatan Cipinang.

Guna meningkatkan pelayanan kesehatan bagi para narapidana, anak didik, dan

tahanan telah dilakukan upaya peningkatan kualitas/mutu bahan makanan sesuai standar

dengan variasi menu makan untuk 10 hari. Pelaksanaan program ini telah dilaksanakan sejak

Januari 2008.

Bidang Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara

1) Hingga akhir Desember 2008 jumlah UPT Rupbasan yang telah operasional sebanyak 61 (enam

puluh satu) unit yang tersebar diseluruh Indonesia, dimana 58 (lima puluh delapan) unit

diantaranya sudah melaksanakan tugas pokok dan fungsi Rupbasan secara nyata dalam arti

sudah menjalankan fungsi penerimaan, penelitian jenis dan mutu serta penghapusan benda

sitaan dan barang rampasan negara, dan 3 (tiga) unit lainnya belum menyimpan basan dan

baran.

2) Sebagian UPT Rupbasan belum mempunyai gudang tempat menyimpan basan dan baran sesuai

dengan klasifikasi meliputi :

a). Gudang umum

b). Gudang berharga

c). Gudang berbahaya

Page 138: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 128

d). Gudang terbuka

e). Gudang hewan ternak.

3) Perawatan dan pemeliharaan basan dan baran pada Rupbasan masih dilakukan dengan

sederhana, hal itu dikarenakan belum adanya dana khusus untuk perawatan dan pemeliharaan

basan dan baran di Rupbasan (yang melekat pada DIPA masing-masing UPT).

4) Guna penambahan pengetahuan mengenai basan dan baran di Rupbasan, pihak Direktorat

Jenderal Pemasyarakatan menyelenggarakan Temu Konsultasi Aparat Penegak Hukum

khususnya bidang pengelolaan basan dan baran yang dititik beratkan pada :

a).Pengawasan, keselamatan dan pemeliharan basan dan baran;

b).Pemberdayaan petugas Rupbasan bidang penilaian jenis dan mutu basan dan baran;

c).Aparat penegak hukum bidang pengelolaan basan dan baran.

5) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan telah mengupayakan dan masih berjalan kesepakatan

bersama dengan aparat penegak hukum terkait dengan hal ini KPK (Komisi Pemberantas

Korupsi).

a) Meningkatnya kualitas hidup narapidana yang menjadi bekal bagi mereka untuk kembali

berinteraksi dengan masyarakat.

c. Pelayanan Klinis

1) Pelayanan Tes HIV lengkap di Lapas dan Rutan

Tersedianya klinik VCT merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam program

penanggulangan HIV-AIDS, sebagai pintu masuk bagi narapidana di Lapas/ Rutan untuk

mendapatkan informasi dan pelayanan lanjutan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kegiatan lanjutan ini dilaksanakan sejak Agustus 2008 s.d Maret 2010 ditargetkan 7,440

orang narapidana dan tahanan telah di VCT lengkap. Hingga November 2009 tercatat

sebanyak 3,094 orang yang telah di VCT lengkap dan ditemukan 679 orang positif HIV. Untuk

periode Okt s.d Nov 2009, tercatat 715 orang di tes dan ditemukan 72 orang positif HIV baru.

2) Pelaksanaan dan Aktivasi Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan cq. Drektorat Bina Khusus Narkotika bersama dengan

perwakilan Kementerian Kesehatan dan HCPI telah melakukan salah satu kegiatan Pertemuan

Pemantauan Program Penanggulangan HIV-AIDS dan Persiapan Layanan sebagai bagian dari

implementasi Program Perluasan Cakupan Layanan HIV di Lapas dan Rutan Wilayah Jawa –

Bali. Dalam kegiatan tersebut, salah satunya dirumuskannya rencana aktivasi layanan PTRM

di Lapas dan Rutan

Berdasarkan dari hasil beberapa kali pertemuan maka diputuskan untuk mengaktivasi 6

Lapas dan Rutan tambahan yang menyediakan akses Layanan PTRM selain 4 Lapas dan Rutan

yang saat ini sudah melaksanakan PTRM.

Periode Oktober s.d November 2009 telah di aktivasi 2 Lapas dan Rutan yang menyediakan

Layanan Terapi Rumatan Metadon yaitu Lapas Klas I Cipinang dan Lapas Klas IIA Pemuda

Tangerang. Saat ini tercatat 18 peserta aktif dari ke dua Lapas tersebut, sehingga total

peserta aktif terapi metadon dari 6 Lapas berjumlah 91 orang.

3) Rujukan Klinis

Page 139: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 129

Dukungan rujukan merupakan dukungan bagi pelaksanaan kegiatan merujuk WBP dan tahanan

untuk mengakses layanan kesehatan ke Rumah Sakit/PKM rujukan di 72 Lapas, Rutan dan

Bapas.

d. Operasionalisasi P4GN

1) Operasi Pemutusan Jaringan Penyalahgunaandan Peredaran Gelap Narkoba (penggeledahan)

di Lapas/Rutan. Kegiatan ini bertujuan memutus jaringan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkoba di Lapas/Rutan.

Dalam kurun waktu Tahun 2009, Direktorat Jenderal pemasyarakatan Ditjenpas bersama

dengan BNN telah melaksanakan serangkaian kegiatan Operasi Pemutusan Jaringan Narkoba,

yaitu Wilayah Tenggararong, Wilayah Padang, Wilayah Nusa Tenggara Timur, Wilayah Nangroe

Aceh Darussalam, Wilayah Surakarta-Jawa Tengah.

2) Advokasi Program P4GN kepada Petugas Pemasyarakatan

Advokasi P4GN dilaksanakan dalam rangka menambah pemahaman dan pengetahuan Petugas

Lapas dan Rutan dalam implementasi program P4GN khususnya terkait upaya pemutusan

jaringan peredaran narkoba (supply reduction) di Lapas dan Rutan. Pelaksanaan Advokasi,

yaitu Wilayah Bali 60 orang petugas, Wilayah Sumatera Utara 60 orang petugas, Wilayah

Kalimantan Timur 60 orang petugas, Wilayah Sulawesi Utara 60 orang petugas, Wilayah DI

Jogjakarta 60 orang petugas.

3) Operasional Pelayanan Hukum Petugas Lapas/Rutan

Pelayanan Hukum Petugas Lapas/Rutan bertujuan untuk memberikan pemahaman dan

informasi tentang mekanisme dan prosedur yang dilaksanakan pasca pelaksanaan operasi

pemutusan jaringan peredaran narkoba di Lapas/Rutan. Operasionalisasi Pelayanan Hukum

dilaksanakan pada :

a) Wilayah NTT, 26 s.d 28 Maret 2009, diikuti oleh Petugas Lapas sekitar wilayah Kupang.

b) Wilayah NTB, 12 s.d 15 April 2009, diikuti oleh Petugas Lapas sekitar wilayah Mataram.

c) Wilayah Aceh, 2 s.d 3 Mei 2009, diikuti oleh Petugas Lapas sekitar wilayah Aceh.

d) Wilayah Padang, 11 s.d 13 Mei 2009, diikuti oleh Petugas Lapas sekitar wilayah Padang.

4) Operasi Rajawali di 3 Wilayah Hukum Kanwil Kementerian Hukum dan HAM, dilaksanakan

dalam 2 (dua) wilayah regional, diantaranya :

a) Regional I dilaksanakan pada 29 Juli s.d 9 Agustus 2009, mencakup wilayah Sumatera

Utara, Kalimantan Barat, Bali, Jawa Timur, Banten. Kegiatan ini melibatkan 60 orang

petugas yang berasal dari Ditjenpas dan BNN.

b) Regional II dilaksanakan pada 30 November s.d 11 Desember 2009, mencakup wilayah

Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, dan Lampung. Kegiatan ini melibatkan 45 orang

petugas yang berasal dari Ditjenpas dan BNN.

5) Penyelidikan Jaringan Peredaran Gelap Narkoba, kegiatan ini bertujuan mengungkap jaringan

peredaran gelap narkoba yang terkait dengan Lapas dan Rutan di suatu wilayah tertentu.

a) Wilayah Palangkaraya, 22 s.d 24 Desember 2004

b) Wilayah Jambi, 23 s.d 25 Desember 2009

c) Wilayah Nusakambangan, 27 s.d 31 Desember 2009

d) Wilayah Palembang, 12 s.d 13 Januari 2010

Page 140: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 130

Penegakkan hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual

Komposisi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam menangani tindak pelanggaraan di bidang

HKI pada DJHKI dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum & HAM RI pada tahun 2009 tampak

dalam tabel di bawah ini :

NO Institusi Jumlah

1. Direktorat Jenderal HKI 36

2. Kanwil Depkumham DI Aceh 5

3. Kanwil Depkumham Propinsi Sumatera Utara 6

4. Kanwil Depkumham Propinsi Sumatera Barat 7

5. Kanwil Depkumham Propinsi Sumatera Selatan 6

6. Kanwil Depkumham Propinsi Riau 7

7. Kanwil Depkumham Propinsi Kepulauan Riau -

8. Kanwil Depkumham Propinsi Jambi 6

9. Kanwil Depkumham Propinsi Bengkulu 3

10. Kanwil Depkumham Propinsi Lampung 6

11. Kanwil Depkumham Propinsi Bangka Belitung 2

12. Kanwil Depkumham DKI Jakarta 11

13. Kanwil Depkumham Propinsi Jawa Barat 11

14. Kanwil Depkumham Propinsi Jawa Tengah 5

15. Kanwil Depkumham Propinsi Jawa Timur 2

16. Kanwil Depkumham DI Yogyakarta 4

17. Kanwil Depkumham Propinsi Banten 3

18. Kanwil Depkumham Propinsi Kalimantan Barat 4

19. Kanwil Depkumham Propinsi Kalimantan Selatan 6

20. Kanwil Depkumham Propinsi Kalimantan Timur 3

21. Kanwil Depkumham Propinsi Kalimantan Tengah 6

22. Kanwil Depkumham Propinsi Sulawesi Utara 9

23. Kanwil Depkumham Propinsi Sulawesi Selatan 7

24. Kanwil Depkumham Propinsi Sulawesi Tengah 7

25. Kanwil Depkumham Propinsi Sulawesi Tenggara 4

26. Kanwil Depkumham Propinsi Sulawesi Barat 1

27. Kanwil Depkumham Propinsi Gorontalo 1

28. Kanwil Depkumham Propinsi Bali 12

29. Kanwil Depkumham Propinsi NTB 4

30. Kanwil Depkumham Propinsi NTT 6

31. Kanwil Depkumham Propinsi Maluku 6

32. Kanwil Depkumham Propinsi Maluku Utara 1

33. Kanwil Depkumham Propinsi Papua 4

34. Kanwil Depkumham Propinsi Irian Jaya Barat -

Jumlah 201

Page 141: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 131

a. Penegakan hukum HKI pada 6 (enam) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM sepanjang

tahun 2009, tampak dalam tabel di bawah ini :No Kanwil Kegiatan Permasalahan

1 Sulawesi Selatan - Memantau pusatperbelanjaan danpertokoan,

- Monitoringpenindakanpelanggaran di bidangHKI

- Luas wilayah tidak ditunjangdengan anggaran

- Pihak kepolisian kurang koordinasidengan PPNS (hanya sebataspermintaan keterangan ahli saja)

2 Jawa Timur - Pemberianketerangan dengansaksi ahli

- Pemasangan spanduksosialisasi

- Kurang anggaran untukpelaksanaan penegakan hukum

3 Gorontalo - Pemasangan spanduk- Razia sofware

bajakan

- Dana operasional tidak mencukupi- Perlu ada penambahan PPNS- Kurang sarana dan prasarana- Kurang memahami tentang

software

4 Sumbar - Memantau pusatperbelanjaan danpertokoan,

- Pemasangan spanduk

sosialisasi

- Kurang anggaran untukpelaksanaan penegakan hukum

- Perlu ada penambahan PPNS- Kurang sarana dan prasarana

5 DKI - Memantau pusatperbelanjaan danpertokoan (5 wilayah)

- Kurang anggaran untukpelaksanaan penegakan hukum

6 Jawa Tengah - Meningkatkankesadaranmasyarakat di bidangHKI;

- Melakukan investigasidi wilayahperbelanjaan

- Kurang anggaran untukpelaksanaan penegakan hukum

- Perlu ada penambahan PPNS

b. Permintaan Banding, Saksi Ahli, Litigasi tampak dalam tabel di bawah ini :

Unit Banding Saksi Ahli Litigasi Jumlah

Merek 391 128 48 567

Paten 10 10 25 45

Hak Cipta, DI,

RD, DTLST- 115 12 127

10. Program Peningkatan Kualitas Profesi Hukum

Kegiatan pengembangan sumber daya manusia di bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam rangka

meningkatkan mutu profesionalitas, pengembangan wawasan serta ketrampilan Pegawai Negeri Sipil, guna

menunjang pelaksanaan tugas Unit Eselon I Kementerian Hukum dan HAM di :

1) Advokasi Program Perluasan Cakupan Layanan HIV kepada 7 orang Kepala Divisi

Pemasyarakatan dan 54 orang Kepala Lapas dan Rutan dan 7 orang Kadiv Pemasyarakatan di

7 Propinsi Wilayah Jawa dan Bali dukungan HIV Cooperation Program for Indonesia (HCPI).

Kegiatan dilaksanakan pada 4 s.d 6 Maret 2009, bertempat di Hotel Golden Boutique, Jakarta.

Page 142: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 132

2) Advokasi Program Penanggulangan HIV-AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan

Pemasyarakatan kepada 62 orang Kepala Lapas dan Rutan, 10 orang Kepala Bapas, dan 11

Kepala Divisi Pemasyarakatan dari 11 Propinsi dukungan Global Fund Ronde 8.

Pelaksanaan di Hotel Grand Jaya Raya Bogor, Tahap I : 7 s.d 9 Oktober 2009 dan Tahap II : 14

s.d 16 Oktober 2009. Berikut Lapas, Rutan dan Bapas dukungan Global Fund ronde 8 :

3) Pelatihan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Penanggulangan HIV dan Penyalahgunaan

Narkoba diperuntukkan bagi Petugas Pembinaan yang terdiri dari unsur Penyuluh, Penjangkau

dan Pre Release.

4) Sosialisasi Informasi HIV Dasar bagi petugas wilayah Bandung Raya pada 30 petugas Lapas

dan Rutan Wilayah Bandung Raya

5) Sosialisasi Monev dengan target 83 orang dari 72 Lapas, Rutan dan Bapas serta 11 Kanwil

Depkumham, dalam realisasinya dapat diikuti oleh 103 orang dari 91 Lapas, Rutan dan Bapas,

serta 12 Kanwil Depkumham.

Kegiatan dilaksanakan di Hotel IBIS Kemayoran Jak-Pus, 19 s.d 22 Oktober 2009

6) Pelatihan Konselor VCT

Pelatihan Konselor bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam

melakukan konseling secara profesional sehingga tersedianya konselor yang siap

memberikan layanan konseling dan mampu melakukan pendampingan serta rujukan klien.

Pelatihan konselor VCT dilakukan dalam 2 (dua) kegiatan yang didukung oleh HCPI dan Global

Fund Ronde 8.

a) 27 Petugas Lapas/Rutan Perluasan Layanan

25 Orang petugas berasal dari Lapas, PKM Rujukan dan Dinkes Prop. Jogjakarta

26 petugas berasal dari Lapas, PKM Rujukan dan Dinkes Prop. Jawa Barat

b) Pelatihan Konselor VCT diperuntukkan bagi Petugas Bidang Pembinaan dan Perawatan.

Tahap I diikuti oleh 26 orang dari 26 Lapas, Rutan dan Bapas.

Pelaksanaan di Hotel IBIS Kemayoran Jak-Pus, Tahap I : 6 s.d 12 Desember 2009

7) Kegiatan khusus Penyegaran Konselor VCT diperuntukkan bagi 28 orang Petugas Konselor

yang berasal dari 15 Lapas dan Rutan.

8) Pelatihan IMAI

Pelatihan IMAI bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Dokter dan

Perawat terkait dengan pelayanan CST berbasis pada pelayanan kesehatan setempat. Pada

tahun 2009 telah dilaksanakan 2 (dua) kegiatan :

a) Pelatihan I diperuntukkan bagi Lapas dan Rutan dukungan HCPI. Kegiatan dilaksanakan

pada 11 s.d 16 Mei 2009, diikuti oleh 34 Petugas, berasal dari 28 Lapas/Rutan, PKM dan

RS Rujukan.

b) Pelatihan IMAI diperuntukkan bagi petugas Dokter dan Perawat di Lapas dan Rutan

Dukungan Global Fund Ronde 8. Tahap I diikuti 59 orang yang berasal dari 34 LAPAS dan

RUTAN; Tahap II diikuti 68 orang yang berasal dari 29 LAPAS dan RUTAN. Realisasi

peserta Pelatihan melebihi dari target yang ditetapkan (124 orang) karena Pendanaan

yang masih dimungkinkan untuk pelaksanaannya.

Page 143: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 133

Pelaksanaan di Hotel IBIS Kemayoran Jak-Pus, Tahap I : 1 s.d 6 Oktober dan Tahap II : 6

s.d 12 Desember 2009

9) Mengerjakan SK Pengangkatan PPNS dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2009,

dan telah dikerjakan sebanyak 139 (seratus tiga puluh sembilan) surat keputusan dengan

jumlah keseluruhan permohonan yang telah diselesaikan sebanyak 1776 orang dengan perincian

yang diangkat sebanyak 1564 orang dan yang ditolak sebanyak 202 orang PPNS dari berbagai

Kementerian/Instansi yang membawahi PPNS dan melaksanakan mutasi pejabat PPNS

sebanyak 18 (delapan belas ) orang dari 4 (empat) instansi;

10) melaksanakan kegiatan diklat kepemimpinan untuk memenuhi kualifikasi jabatan struktural dan

kader pimpinan yang diikuti sebanyak 485 pegawai :

a) Diklat Kepemimpinan Tingkat II dengan peserta 45 orang

b) Diklat Kepemimpinan Tingkat III dengan peserta 160 orang

c) Diklat Kepemimpinan Tingkat IV dengan peserta 280 orang

11) Penyelenggaraan Program Rintisan Gelar dan Program Bantuan Mandiri BPSDM Hukum dan

HAM yang dimaksudkan untuk pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kualitas kinerja, pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.

Kerjasama tersebut dengan PTN : Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas

Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara. Adapun program studi yang diikuti diantaranya

Pelayanan Publik, Kriminologi, Bidang Hukum, Rencana Strategi, Kajian HAM, Kajian Imigrasi dan

program studi lainnya.REKAPITULASI PESERTA PROGRAM RINTISAN GELAR

No Program

Jumlah Mahasiswa

JumlahTh Th Th Th Th Th Th Th Th

01 02 03 04 05 06 07 08 09

A. PROGRAM S3 (DOKTOR) BANTUAN MANDIRI

1 S3 Ilmu Hukum 8 9 3 3 5 1 29

2 S3 Ilmu Kependidikan 0

3 S3 Ilmu Manajemen/Adminsitrasi 4 5 3 6 18

4 S3 Ilmu Pemerintahan 2 8 2 12

5 S3 Teknik Pertanian 1 1

6 Dokter Spesialis 1 1 2

7 S3 Psikologi 1 1 2

Jumlah 12 16 11 1 9 11 3 64

B PROGRAM S2 (MAGISTER) BANTUAN MANDIRI

1 S2 Ilmu Hukum 1 1 8 9 14 9 21 63

2 S2 Ilmu Administrasi 1 1 3 1 2 2 7 17

3 S2 Kriminologi 5 2 7

4 S2 Ekonomi 0

5S2 Farmasi, Teknik Kimia, dan 2 1 1 1 1 1

7Bio Teknologi

Page 144: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 134

6 S2 Komunikasi 1 1

7 S2 Komputer 1 1 2

8 S2 Hubungan Internasional 1 1

9 S2 Bimbingan & Konseling 1 1

10 S2 Sosiologi 1 1 2

Jumlah 7 3 4 15 10 18 14 30 101

C PROGRAM S2 (MAGISTER) PADA KANWIL

1 S2 Ilmu Hukum dan Administrasi 60 40 40 140

D PROGRAM RINTISAN GELAR

1 S2 Ilmu Hukum UI 29 40 40 40 40 30 219

2 S2 Ilmu Administrasi UI 30 39 40 40 8 25 182

3 S2 Psikologi Kriminal UI 30 30 60

4S2 Kajian Kebijakan dan Manaje-

30 30 23 83men Pemasyarakatan/Prison UI

5S2 Kajian Kebijakan dan Penegakan

30 30 60HAM UI

6 S1 Ekstensi Kriminologi Kriminal 40 40

7S1 Ekstensi Adm. Pelayanan Publik

UI47 40 87

8 D3 Adm. Perkantoran & Sekretaris 50 50

9 S2 Kriminologi UI 30 20 50

10 S2 Perencanaan Strategik UI 30 30 30 30 120

11 S2 Ilmu Hukum UNHAS 30 30 30 30 120

12 S2 Ilmu Administrasi UNHAS 30 30

13 S2 Kajian HAM UNHAS 30 30

14 S2 Ilmu Hukum UNPAD 30 30 30 30 120

15 S1 Adm. Pel. Publik FISIP UI 34 25 59

16 S1 Ilmu Hukum UI 15 15

17 S1 Ilmu Hukum UNPAD 30 60 60 150

18 S2 Ilmu Hukum USU 30 30

19 S2 Manajemen Publik USU 30 30

20 S2 Manajemen Sekuriti UI 22 22

21 S2 Kajian Keimigrasian 24 20 44

Jumlah 1.601

Jumlah Pertahun 59 188 264 272 306 305 290 159 63 1.906

JUMLAH SELURUH PESERTA PROGRAM RINTISAN GELAR & PROGRAM BANTUAN MANDIRI 1.906

Page 145: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 135

a. Bidang Kesekretariatan (Administrasi, Keuangan, Humas, Manajemen Termasuk Pengembangan

Teknologi Informasi)

Penyelenggaraan pelatihan Kehumasan, Programmer Komputer, Bendaharawan, Manajemen Konflik,

Administrasi Perkantoran, dan Manajemen Barang dan Jasa. Masing-masing pelatihan diikuti 40

peserta, sehingga total peserta dalam pelatihan tersebut sebanyak 200 orang pegawai.

b. Inspektorat Jenderal

Untuk peningkatan mutu, profesionalitas, efektivitas dan keberhasilan pengawasan sebagai auditor di

lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, BPSDM Hukum dan HAM menyelenggarakan pelatihan

fungsional Auditor Terampil bagi 30 orang pegawai.

c. Peraturan Perundang-undangan

Dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga fungsional perancang Undang-Undang, BPSDM

Hukum dan HAM menyelenggarakan Diklat Penyusunan dan Perancangan Undang-Undang (SUNCANG)

yang diikuti 180 0rang pegawai.

d. Imigrasi

Dalam rangka peningkatan kualitas petugas imigrasi, BPSDM Hukum dan HAM telah melaksanakan

Pelatihan Teknis Keimigrasian, Pelatihan Dasar Keimigrasian dan Pelatihan Dasar Kemimigrasian

Lanjutan. Masing-masing Diklat diikuti oleh 40 peserta, total peserta Diklat tersebut sebanyak 120

orang pegawai.

e. Pemasyarakatan

Untuk menunjang kualitas, kompetensi, mentalitas dan integritas petugas Pemasyarakatan di

LAPAS/RUTAN, BPSDM Hukum dan HAM telah melaksanakan Diklat Teknis : Pelatihan Narkoba

komprehensif (40 orang), Pelatihan Pembimbing Kemasyarakatan BAPAS (40 orang) dan Pelatihan

Dasar Pemasyarakatan (40 orang). Selain itu Pelatihan Usaha Kesehatan dan Perawatan di

LAPAS/RUTAN (40 orang), Pelatihan Polisi Khusus Pemasyarakatan (60 orang), Kursus Inteligen

Pemasyarakatan (65 orang), Pelatihan HAM bagi petugas LAPAS/RUTAN (40 orang) dan Pengelolaan

Barang Sitaan Negara (40 orang).

f. Hak Kekayaan Intelektual

Dalam peningkatan jumlah dan kualitas pemeriksa Paten, Merek, Desain Industri, BPSDM Hukum dan

HAM telah melaksanakan Pelatihan Dasar Pengenalan HKI (diikuti 33 orang pegawai) dan Pelatihan

pemeriksa khusus HKI (diikuti 30 orang pegawai).

g. Administrasi Hukum Umum

BPSDM Hukum dan HAM telah melaksanakan Pelatihan Kewarganegaraan (khusus bagi pegawai Divisi

Pelayanan Hukum Kanwil dengan jumlah peserta 40 orang pegawai.

h. BPHN

Dalam rangka peningkatan kinerja dan kualitas SDM di lingkungan BPHN, BPSDM Hukum dan HAM

telah melaksanakan Pelatihan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi (diikuti 40 orang

pegawai), Pelatihan Penyuluh Hukum bagi Pegawai Pusat (diikuti 40 orang pegawai), Pelatihan

Penyuluh Hukum bagi Divisi pelayanan Hukum Kanwil (diikuti 33 orang pegawai), Pelatihan Peneliti

Hukum (diikuti 25 orang pegawai) dan Pelatihan Pustakawan tk ahli (diikuti 40 orang pegawai).

i. Hak Asasi Manusia

Page 146: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 136

Dalam rangka meningkatkan kesadaran HAM Masyarakat di lingkungan Ditjen. HAM, BPSDM Hukum

dan HAM telah melaksanakan Pelatihan HAM (Aparat & Masyarakat) yang diikuti 40 orang pegawai

dan Pelatihan Training Of Trainer (TOT HAM) yang diikuti 40 orang pegawai.

j. Bidang perundang-undangan

Pembinaan dan Pengembangan Perancang Peraturan Perundang-undangan, telah melaksanakan

Pendidikan dan Pelatihan Penyusunan dan Perancangan (SUNCANG) Peraturan Perundang-

undangan, yang sudah dilaksanakan sebanyak 2 angkatan :

- Angkatan III pada tanggal 30 Juni - 11 Agustus 2009 dengan peserta 17 orang mewakili

Kanwil seluruh Indonesia, 1 orang mewakili Ditjen. HKI, 1 orang mewakili Ditjen. AHU, 1 orang

mewakili BPSDM, 1 orang mewakili Ditjen. HAM, 1 orang mewakili Ditjen.PP, 1 orang mewakili

Ditjen. PAS, 1 orang mewakili Pemkot Bitung, 1 orang mewakili Pemkab Kuningan dan 1 orang

mewakili BAPETEN.

- Angkatan IV pada tanggal 28 September - 12 Desember 2009 dengan peserta 18 orang

mewakili Kanwil seluruh Indonesia, 1 orang mewakili BPHN, 1 orang mewakili PPATK, 1 orang

mewakili DKP, 1 orang mewakili Setkab, 1 orang mewakili LIPI, dan 1 orang mewakili Depsos.

- Pelatihan Legal drafter

pelatihan Legal Drafter di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM telah memberikan

kesempatan kepada Kementerian/ LPND yang memiliki biro hukum untuk mengikuti

pelatihan tersebut dan pada tahun anggaran 2008 direncanakan dibuka 2 (dua) angkatan

sejumlah masing-masing 30 orang untuk menampung peserta dari Kementerian/ LPND dan

Biro Hukum pada pemerintah daerah.

k. Pelatihan Tim Building Pegawai BPSDM Hukum dan HAM

Untuk meningkatkan kerja sama pegawai dalam pengembangan organisasi di lingkungan BPSDM

Hukum dan HAM melaksanakan Capacity Building yang diikuti oleh 171 pegawai dan dilaksanakan pada

bulan 2009. Selain itu BPSDM melaksanakan Pelatihan & Penelitian Mandiri Widyaiswara dengan

tujuan meningkatkan kualitas dan kinerja Widyaiswara yang ada.

a) Pendidikan dan Pelatihan di Luar Negeri

- APCSS Advance Security Cooperation Course di Honolulu, Hawai: 01 orang

- English language training di University of Queensland

Gelombang I : 05 orang

Gelombang II : 05 orang

Gelombang III : 05 orang

- Beasiswa Australian Leadership Awards (ALA) dan Australia

Development Scholarship (ADS)

Beasiswa ALA yang di usulkan : 05 orang

Beasiswa ADS yang di usulkan : 21 orang

- Beasiswa tugas belajar di Ming Chuan University Taiwan : 01

orang

- Beasiswa tugas belajar di National Police University (NPU) Taiwan : 02 orang

- Beasiswa S2 Flinders University Adelalaide Australia : 03 orang

- Pelatihan Immigration Management di Republik Korea : 15 orang

Page 147: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 137

- Immigration Intelligence Best Practice Exchange oleh DIAC di Canberra,

Australia : 02 orang

- ILEA Bangkok Course Fraudulent Travel Documents (FTD) Course : 01 orang

- The National Development Course in Taiwan : 01 orang

b) Pelatihan di Dalam Negeri

- Kursus Bahasa Inggris di IALF Jakarta : 02 orang

- Pelatihan Pemeriksaan Dokumen dan Program Forensik : 02 orang

- Training on Passenger Clearance Module Immigration and Checkpoints

Authority : 07 orang

- DEA International Airport Interdiction Seminar : 04 orang

- The Fraudulent Document Examination Training sebagai

Co-Trainers : 02 orang

- Pelatihan Bagi Penegak Hukum Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang oleh ICITAP American Embassy

Gelombang I : 05 orang

Gelombang II : 05 orang

Gelombang III : 05 orang

Gelombang IV : 05 orang

- Pelatihan Manajemen Konflik oleh BPSDM Hukum dan HAM RI : 11 orang

- Workshop Pengembangan Sistem Kearsipan Berbasis T.I : 02 orang

- Maritime Workshop and Desktop Exercise Planning : 04 orang

- Pelatihan Rekonsiliasi BMN Tingkat Pusat : 01 orang

- Pelatihan Pustakawan Tk. Ahli di lingkungan Depkumahm : 01 orang

- Pelatihan Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa di lingkungan Kementerian

Hukum dan HAM RI : 01 orang

- Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Bendahara Pengeluaran : 01 orang

- Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengadaan Barang/Jasa : 02 orang

12) Peningkatan Kemampuan di Bidang Narkotika

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan wawasan serta

keterampilan para peserta di bidang narkotika dalam menghadapi tantangan dan hambatan

selama pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya.

Pelaksanaan kegiatan didukung oleh anggaran DIPA tahun 2009, yang dilaksanakan pada 23

s.d 27 Maret 2009 di Graha Transportasi Perhubungan Tugu, Cisarua Bogor dan praktek

lapangan langsung ke Unit Terapi & Rehabilitasi BNN di Lido Jawa Barat.

Kegiatan diikuti oleh 38 orang petugas berasal 35 Lapas dan Dit. Bina Khusus Narkotika,

antara lain : 1) LP Klas IIA Banda Aceh, 2) LP Klas IIB Kutacane, 3) LP Klas IIA Wanita Medan, 4)

LP Klas IIA Lubuk Pakam, 5) LP Klas IIA Bukit Tingi, 6) LP Klas IIA Batam, 7) LP Klas IIA Pangkal

Pinang, 8) LP Klas IIA Pekan Baru, 9) LP Klas IIA Jambi, 10) LP Klas IIA Muara Belian, 11) LP

Klas I Palembang, 12) LP Klas IIA Narkotika Bandar Lampung, 13) LP Klas IIA Serang, 14) LP

Klas IIB Purwakarta, 15) LP Klas I Semarang, 16) LP Klas IIA Purwokerto, 17) LP Klas IIA

Page 148: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 138

Narkotika Jogjakarta, 18) LP Klas IIB Sleman, 19) LP Klas I Malang, 20) LP Klas IIB Nunukan, 21)

LP Klas IIA Narkotika Tanjung, 22) LP Klas IIA Palangkaraya, 23) LP Klas IIB Pontianak, 24) LP

Klas IIB Karang Asem, 25) LP Klas IIA Narkotika Sungguminasa, 26) LP Klas IIA Manado, 27) LP

Klas IIA Palu, 28) LP Klas IIA Kendari, 29) LP Klas IIA Gorontalo, 30) LP Klas IIA Mataram, 31)

LP Klas IIB Waika Bubak, 32) LP Klas IIA Ternate, 33) LP Klas IIB Sorong, 34) LP Klas IIB

Merauke, 35) Dit. Bina Khusus Narkotika.

13) Bimbingan Teknis

Pelaksanaan Bimbingan Teknis diawali oleh Pembentukan Tim Bimbingan Pelaksanaan Teknis

Tingkat Propinsi (7 Propinsi Jawa – Bali) yang terdiri dari unsur Kanwil-Manajemen Program,

Medis (Dokter & Perawat), MK, Konselor

Selain pembentukan Tim Bimtek di 7 propinsi, Dit. Binsustik bekerjasama dengan HCPI

melaksanakan Review dan menetapkan tools atau pedoman dan mekanisme bimtek di Lapas

dan Rutan.

Tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan Bimtek yang dilakukan dalam 2 tahap

a) Tahap 1 : 28 Lapas dan Rutan di 7 propinsi

b) Tahap 2 : 12 Lapas dan Rutan di 4 propinsi

Sosialisasi hasil dan tindak lanjut Bimtek Tahap I

Dokumen rencana tindak lanjut Tim Bimtek, dengan kegiatan besar yang mencakup

revitalisasi Tim Bimtek Prop dan Tim AIDS, perluasan layanan Bimtek, perubahan mekanisme

Bimtek, Koordinasi Tim Bimtek sebagai upaya penguatan Pokja Wilayah

11. Program Pendidikan Kedinasan

a, Pendidikan kedinasan Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP)

telah dilaksanakan pendidikan satu tahun anggaran kepada 192 peserta didik, dan telah berhasil

menyelesaikan pendidikan 1 (satu) angkatan berjumlah 64 orang siswa.

b. Pendidikan kedinasan Akademi Ilmu Keimigrasian (AIM)

12. Program Penguatan Kelembagaan Pengerusutamaan Gender dan Anak

Pelaksanaan Kegiatan Tim KKG Bidang Hukum Tahun 2009 yang fokus kegiatannya berupa pertemuan

anggota Tim KKG Bidang Hukum Tahun 2009 yang juga merupakan para komponen perencana unit utama,

sangatlah diperlukan. Hal ini terkait dengan masih banyaknya para komponen perencana yang belum

paham konsep dasar gender. Oleh karenanya dalam pelaksanaan kegiatan ini materi yang disampaikan

oleh para narasumber, diawali dengan pembekalan sebagai pembuka wawasan para komponen perencana

tentang pengarusutamaan gender yang dilanjutkan dengan materi Penerapan Penyusunan Program

Pembangunan

Hukum berbasis ARG dan materi Gender Analysis Pathway.

Narasumber yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah Bapak Wawan Sunarya Kepala Sub Direktorat

Harmonisasi Kebijakan Penganggaran Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan dan Bapak

Rinusu Direktur Primacon Cipta Mandiri. Dari materi yang disajikan diharapkan :

Page 149: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 139

Dengan ARG akan terdapat cara pandang yang berbeda terhadap cara melaksanakan kegiatan;

Efisiensi dan efektifitas terhadap alokasi anggaran;

Terdapat perubahan terhadap sasaran dan cara pencapaian sasaran;

Adanya kesamaan terhadap hak menikmati hasil pembangunan antara pria dan wanita, miskin dan

kaya, desa dan kota dsb;

Meningkatnya kesetaraan gender;

Tersusunnya peraturan perundang-undangan yang berkeadilan gender;

Tersusunnya pengarusutamaan gender dalam perencanaan dan program pembangunan hukum yang

responsive gender;

Tersusunnya berbagai solusi permasalahan hukum yang tidak berkeadilan gender serta meningkatnya

kualitas penyuluh hukum yang sensitif gender;

Tersedianya data dan informasi terpilah jenis kelamin;

Tersedianya laporan dan dokumentasi berwawasan gender.

Peserta dan Tempat Penyelenggaraan

Peserta yang mengikuti kegiatan Tim PPTI Bidang Hukum tahun 2009 sebanyak 45 (empat puluh lima)

orang yang terdiri dari :

- 10 (sepuluh) orang Kepala Bagian PPL Unit Utama;

- 6 (enam) orang Pejabat Eselon III Sekretariat Jenderal’

- 5 (lima) orang Pejabat Eselon III Biro Perencanaan;

- 10 (sepuluh) Pejabat Eselon IV Biro Perencanaan;

- 14 (empat belas) Panitia Penyelenggara.

Tempat Penyelenggaraan dilaksanakan dalam 2 (dua) tempat yaitu :

- Ruang Rapat Bagian Pullahta Biro Perencanaan

- Hotel Puncak raya Cisarua Bogor.

B. Pelaksanaan Penyerapan Anggaran Tahun 2009

Pagu APBN Kementerian Hukum dan HAM dalam tahun 2009 sejumlah Rp.4.418.278.752.000 dan

penyerapan anggaran sampai bulan Desember 2009 sejumlah Rp.3.904.339.348.676,– atau 88.37%. Pagu

dan penyerapan APBN Kementerian Hukum dan HAM berdasarkan jenis belanja maupun program seperti

tampak pada tabel berikut :

a. Pagu dan Realisasi Menurut Jenis Belanja (dalam ribuan rupiah)No Jenis Belanja Pagu ( Rp ) Realisasi ( Rp ) %

1 Belanja Pegawai 1.611.890.289.000 1.603.791.140.454 99.5

2 Belanja Barang 2.073.458.659.000 1.626.613.125.432 78,45

3 Belanja Modal 732.929.804.000 673.935.082.790 91,95

Total 4.418.278.752.000 3.904.339.348.676 88,37

Page 150: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 140

b. Pagu dan Realisasi Menurut Program

Jenis Program Pagu Anggaran Realisasi %

Penerapan Kepemerintahan yang baik

Peningkatan Pengawasan dan

Akuntabilitas Aparatur Negara

Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Aparatur

Perencanaan Hukum

Pembentukan Hukum

Peningkatan Kesadaran Hukum dan

HAM

Peningkatan Pelayanan dan Bantuan

Hukum

Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan

dan Lembaga Penegak Hukum lainnya

Penegakan Hukum dan HAM

Peningkatan Kualitas Profesi Hukum

Pendidikan Kedinasan

Penguatan Kelembagaan

Pengerusutamaan Gender dan Anak

Rp. 2.472.869.106.000,-

Rp. 15.281.400.000,-

Rp. 18.333.000.000,-

Rp. 4.600.000.000,-

Rp. 41.545.074.000,-

Rp. 25.697.406.000,-

Rp. 317.733.619.000,-

Rp. 689.717.028.000,-

Rp. 778.464.992.000,-

Rp. 44.466.827.000,-

Rp. 9.070.300.000,-

Rp. 500.000.000,-

Rp. 2.271.716.813.868

Rp. 14.975.102.369

Rp. 14.628.572.520

Rp. 3.910.939.468

Rp. 32.900.818.395

Rp. 22.897.470.299

Rp. 212.956.760.485

Rp. 632.489.846.294

Rp. 649.328.351.136

Rp. 39.411.491.302

Rp. 8.668.374.300

Rp. 454.808.240

91,87%

98,00%

79,79%

85,02%

79,19%

89,10%

67,02%

91,70%

83,41%

88,63%

95,57%

90,96%

total Rp.4.418.278.752.000,- Rp.3.904.339.348.676,- 88,37%

c. Rincian Alokasi Anggaran Tingkat Pusat dan Daerah

d. Rincian Anggaran Menurut Unit Eselon I

No Unit Eselon I Definitif 2009

1. Sekretariat Jenderal 3.654.013.000,7

- Pusat 424.991.000,3

- Daerah 3.229.022.000,4

2. Inspektorat Jenderal 26.401.000,9

3. Ditjen Peraturan Perundang-undangan 31.570.000,9

4. Ditjen Administrasi Hukum Umum 44.904.000,3

5. Ditjen Pemasyarakatan 111.485.000,6

Unit/ Satuan Kerja 2009

PUSAT (15 Satker) 1.186.857.727.000

DAERAH (741 Satker) 3.204.543.738.000

Jumlah 4.391.401.465.000

Page 151: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 141

6. Ditjen Imigrasi 294.066.000,4

7. Ditjen Hak Atas Kekayaan Intelektual 63.699.000,1

8. Ditjen Hak Asasi Manusia 25.334.000,1

9. Badan Litbang HAM 20.418.000,4

10. Badan Pembinaan Hukum Nasional 42.703.000,6

11. Badan Pengembangan SDM, AKIP, AIM 76.802.000,9

Total 4.391.401.465.000

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Target PNBP tahun 2009 sejumlah Rp. 1.400.000.000.000 . Adapun pagu penggunaan PNBP

Kementerian Hukum dan HAM tahun 2009 dan realisasi penggunaannya menurut jenis belanja, program

mata anggaran sebagai berikut :

1. Menurut Mata AnggaranNo Jenis Mata Anggaran Penerimaan Target 2009

1 Pendapatan Penjualan Hasil Sitaan/Rampasan dan Harta Peninggalan 3.000.000

2 Penjualan lainnya 51.050.000

3 Penjualan aset lainnya yang berlebih/rusak/dihapuskan 22.700.000

4 Pendapatan sewa rumah dinas / rumah negeri 1.220.750.000

5 Pendapatan Surat Keterangan, visa, paspor, SIM, STNK dan BPKP 1.169.208.910.000

6 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang 3.876.420.000

7 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang 2.500.000.000

8 Pendapatan hak dan perijinan 208.709.143.000

9Pendapatan jasa tenaga, pekerjaan, informasi, penelitian teknologi,

pendapatan BPN443.000.000

10 Pendapatan jasa lembaga keuangan 2.116.500.000

11 Pendapatan uang pewarganegaraan 3.500.000.000

12 Pendapatan jasa lainnya 2.500.000.000

13 Penerimaan kembali belanja lainnya TAYL 2.851.527.000

2. Menurut Jenis PNBP

No Jenis Mata Anggaran Penerimaan Target 2009Realisasi s.d Des.

2009%

1 PNBP Keimigrasian (Ditjen Imigrasi dan Kanim) 1.169.208.910 1.062.697.455 90,89

2 PNBP Administrasi Hukum Umum 32.358.709 9000.935.737 281,02

3 PNBP Hak Atas Kekayaan Intelektual 135.000.000 178.663.946 132,34

4 PNBP Lainnya (Ditjen PAS dan BHP) 63.432.381 60.250.000 94,98

Jumlah 1.400.000.000 1.392.547.135 99,47

Page 152: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 142

B. Indikator Pengukuran Kinerja

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) :

No Tujuan/sasaran Indikator kinerja1 2 3 4

1. Seluruh perencanaan, pelaksanaan,pengendalian dan pelaporan dilakukansecara tepat waktu dan terintegrasiserta berdasarkan data yang akurat

Seluruh unit kerja memenuhi standarpelayanan prima dan mencapai targetkinerjanya dengan administrasi yangakuntabel

PENGUATAN DANPENGEMBANGANSTRUKTUR HUKUMMELIPUTI MEKANISME,KELEMBAGAAN DANAPARATUR HUKUM

Persentase pemerintahan daerah yangmemperoleh fasilitasi perancanganperaturan daerah sesuai denganrencana dan permohonan fasilitasiTerbentuknya citra positif KementerianHukum dan HAM di forum nasional daninternasionalPersentase perencanaan,pelaksanaan, pengendalian danpelaporan dilakukan secara tepatwaktu dan terintegrasi sertaberdasarkan data yang akuratPersentase pencapaian standarpelayanan prima dalam bidangketatausahaan dan kerumahtanggaanJumlah rekomendasi peningkatankinerja dan pelayanan KementerianHukum dan HAMPersentase administrasi pelayananjasa hukum badan hukum PerseroanTerbatas & badan hukum sosial yangsesuai standar dengan data lengkapdan akuntabel

Persentase pemohon yangmemperoleh legalitas di bidangkeperdataan sesuai standar

Persentase anggota jaringan hukumyang terintegrasi secara online dalamjaringan informasi hukum secaranasional dengan dukungankepustakaan dan dokumentasi yanglengkap

Page 153: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 143

No Tujuan/sasaran Indikator kinerja1 2 3 4

Seluruh pengawasan dan penindakandilakukan secara konsisten untukmenjamin kepastian hukum

Seluruh aparatur hukum memilikikompetensi sesuai bidangnya

Seluruh aparatur hukum memperolehpengembangan karir yang jelas

Seluruh unit kerja memiliki sumberdaya manusia profesional sesuaikebutuhan dan kaderisasi yangberkesinambungan

PENGUATAN DANPENGEMBANGANSTRUKTUR HUKUMMELIPUTI MEKANISME,KELEMBAGAAN DANAPARATUR HUKUM

Jumlah layanan HKI yang bisa di aksesmasyarakat secara on line dengansistem aplikasi dan basis data yangakuratJumlah informasi yang dapat diaksesdari K/L, Porvinsi dan Kab/ Kotatentang HAMPersentase Peningkatan pelayanandokumen perjalanan, visa dan fasilitasikeimigrasian

Persentase Jumlah aplikasi yang online 24 jam dan terintegrasi di seluruhDivisi Keimigrasian, Kantor Imigrasi,Rumah Detensi Imigrasi dan TempatPemeriksaan Imigrasi yang terukur

Persentase peningkatan pelayananpemberian izin tinggal dan statuskeimigrasian dengan waktu yang lebihsingkat dan berbiaya rendah

Persentase kerjasama luar negeribidang keimigrasian yang memilikiimplementasi konkrit dan terukur

Persentase anak dan klienpemasyarakatan yang memperolehregistrasi, pendidikan, pendampingan,pembimbingan, pengawasan danreintegrasi secara tepat waktu danakuntabel

Persentase unit kerja yang mencapaistandar pelayanan prima dan targetkinerjanya dengan administrasi yangakuntabel

- persentase pengaduan dan kasusyang dituntaskan secara tepat waktu

Persentase Pendeteksian pelanggaranatau kejahatan keimigrasian secaratepat waktu dan terukur

Persentase pengaduan pelanggaranbidang HKI yang dilakukan penyidikan

Persentase Pelaku tindak pidanakeimigrasian yang disidik dan ditindaksecara terukur

Persentase data cegah tangkal yangakurat dan up to date

Persentase UPT Pemasyarakatanyang aman dan tertib untuk menjaminkepastian hukum masyarakat

Page 154: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 144

Persentase lulusan yang meningkatkinerjanya di bidang kepemimpinandan manajemen pada unit kerja

Persentase lulusan yang meningkatkinerjanya di bidang teknis pada unitkerjanyaPersentase lulusan yang meningkatkinerjanya di bidang fungsional danHAM pada unit kerjanya

Persentase lulusan yang menguasaiilmu dan keahlian teknisPemasyarakatan

Persentase lulusan yang menguasaiilmu dan keahlian teknis Keimigrasian

Persentase unit kerja yang memilikiSDM profesional sesuai kebutuhan dankaderisasi yang berkesinambungan

2. Pembentukan peraturan perundang-undangan mampu menjawabkebutuhan masyarakat danperkembangan global secara tepatwaktu

Seluruh peraturan perundang-undangan di tingkat pusat maupundaerah harmonis dan melindungikepentingan nasional

Hak kekayaan intelektual masyarakatmenjadi produk bernilai ekonomi yangdiakui secara internasional

PEMBANGUNANSUBSTANSI HUKUMDENGAN PENYUSUNANPERATURANPERUNDANG-UNDANGAN YANGHARMONIS

Persentase keberhasilanpengembangan dan implementasiperjanjian international yang mampumenjawab kebutuhan masyarakat danperkembangan global

Persentase produk penelitian, evaluasidan pengembangan hak sipil danpolitik yang mampu menjawabkebutuhan masyarakat danperkembangan regional dan globalserta digunakan sebagai bahanrumusan kebijakan dan peraturanperundang-undangan.Persentase produk penelitian, evaluasidan pengembangan hak ekonomi,sosial & budaya yang mampumenjawab kebutuhan masyarakat danperkembangan regional dan globalserta digunakan sebagai bahanrumusan kebijakan dan peraturanperundang-undangan.Persentase produk penelitian, evaluasidan pengembangan transformasikonflik yang mampu menjawabkebutuhan masyarakat danperkembangan regional dan globalserta digunakan sebagai bahanrumusan kebijakan dan peraturanperundang-undangan.Persentase produk penelitian, evaluasidan pengembangan hak – hakkelompok khusus yang mampumenjawab kebutuhan masyarakat danperkembangan regional dan globalserta digunakan sebagai bahanrumusan kebijakan dan Per-UU-an

Page 155: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 145

Persentase pemetaan kebutuhanhukum baik di tingkat nasional maupundaerah secara terintegrasi dan tepatwaktu untuk jangka panjang,menengah dan tahunanPersentase pemetaan kemutakhiransubstansi hukum, kelembagaan, &budaya hukum nasional yang disertaidgn rekomendasi yang diberikan

Jumlah kerjasama dalam dan luarnegeri dalam rangka pemajuan HAMdan harmonisasi rancangan peraturanperundang-undangan dalam perspektifHAM serta naskah akademik instrumenHAM internasional

Pembentukan peraturan perundang-undangan mampu menjawabkebutuhan masyarakat danperkembangan global secara tepatwaktu

PEMBANGUNANSUBSTANSI HUKUMDENGAN PENYUSUNANPERATURANPERUNDANG-UNDANGAN YANGHARMONIS

Persentase kerjasama luar negeribidang keimigrasian yang memilikiimplementasi konkrit dan terukur

Persentase rancangan peraturanperundang–undangan yangmampu menjawab kebutuhanmasyarakat dan perkembanganglobal

Persentase permohonanpengharmonisasian rancanganperaturan perundang–undanganditingkat pusat yangdiharmonisasikan

Persentase peraturan perundang-undangan yang diundangkan dandipublikasikan secara tepat waktu demimelindungi kepentingan nasional

3. Seluruh desa sadar hukum

Hak kekayaan intelektual masyarakatmenjadi produk bernilai ekonomiyang diakui secara internasional

Seluruh masyarakat, terutamakelompok rentan dan minoritasmemperoleh perlindungan danpemenuhan atas hak asasinya

PENINGKATAN BUDAYAHUKUM PADAMASYARAKAT

Persentase desa sadar hukum danHAM serta Kabupaten/kota yangmemiliki Kantor Pelayanan Hukum

Persentase hak cipta, desainindustri, desain tata letak sirkuitterpadu dan rahasia dagang yangmemperoleh perlindungan hukum

Persentase paten yangmemperoleh perlindungan hukum

Persentase merek yangmemperoleh perlindungan hukum

Jumlah hak kekayaan intelektualmasyarakat menjadi produkbernilai ekonomi yang diakuisecara internasional

Page 156: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 146

Persentase desa sadar hukum danHAM serta Kabupaten/kota yangmemiliki Kantor Pelayanan Hukum

Persentase pemohon yangmemperoleh perlindungan hukumdi bidang pidana sesuai standar

Persentase masyarakat yangmemiliki status kewarganegaraandan instansi pemerintah yangmenerapkan hukum tata negarayang baik

Persentase administrasi danperumusan sidik jari yang akuratyang sesuai dengan peraturanyang berlaku

4. Seluruh desa sadar hukum

Hak kekayaan intelektual masyarakatmenjadi produk bernilai ekonomiyang diakui secara internasional

Seluruh masyarakat, terutamakelompok rentan dan minoritasmemperoleh perlindungan danpemenuhan atas hak asasinya

PENINGKATAN BUDAYAHUKUM PADAMASYARAKAT

Persentase K/L, pemprov, pemkab,dan pemkot yang telah mengikutipelatihan HAM

Jumlah K/L, Pemerintah Propinsidan Kabupaten/Kota yang telahmemperoleh Diseminasi HAM

Persentase penyelesaianpengaduan kasus HAM danpemetaan potensi pelanggaranHAM

Persentase tahanan, narapidanadan anak didik pemasyarakatanyang memperoleh perawatan danpelayanan kesehatan sesuaistandar

Persentase benda sitaan negaradan barang rampasan negara yangdikelola secara tepat waktu danakuntabel

Persentase kelengkapan data daninformasi pemasyarakatan yangterintegrasi secara online,akuntabel dan up-to-date sertaterbangunnya citra positif PAS dimata masyarakat

Persentase tahanan dannarapidana yang memperolehregistrasi, pelayanan danpembinaan secara tepat waktu danakuntabel

C. Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)

Untuk mengukur sejauh mana tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja

Tahun 2009, terlebih dahulu dijelaskan bahwa selain indikator kinerja utama yang menjadi dasar atau tolok

ukur capaian hasil kinerja, evaluasi atau pengukuran kinerja juga menggunakan metode penghitungan

kuantitatif berdasarkan data pilihan dari tiap indikator yang relevan dalam mencapai sasaran.

Pengukuran tingkat pencapaian sasaran program Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2009

Page 157: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 147

dilakukan dengan cara mengukur persentase pencapaian target atau realisasi dari indikator yang menjadi

elemen dalam pengukuran pencapaian sasaran kegiatan. Rincian tingkat capaian sasaran masing-masing

indikator kinerja sasaran sebagaiberikut :

Sasaran yang akan dievaluasi dalam sub bab ini adalah :

l. Pembentukan peraturan perundang-undangan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan

perkembangan global secara tepat waktu;

m. Seluruh peraturan perundang-undangan di tingkat pusat maupun daerah harmonis dan melindungi

kepentingan nasional;

n. Seluruh pengawasan dan penindakan dilakukan secara konsisten untuk menjamin kepastian hukum;

o. Seluruh desa sadar hukum;

p. Seluruh masyarakat, terutama kelompok rentan dan minoritas memperoleh perlindungan dan

pemenuhan atas hak asasinya;

q. Hak kekayaan intelektual masyarakat menjadi produk bernilai ekonomi yang diakui secara internasional;

r. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukan secara tepat waktu dan

terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

s. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai target kinerjanya dengan

administrasi yang akuntabel;

t. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Law Centre memiliki kantor pelayanan hukum dan

Hak Asasi Manusia di setiap kabupaten/kota;

u. Seluruh aparatur hukum dan hak asasi manusia memiliki kompetensi sesuai bidangnya

v. Seluruh aparatur hukum memperoleh pengembangan karir yang jelas;

w. Seluruh unit kerja memiliki sumber daya manusia profesional sesuai kebutuhan dan kaderisasi yang

berkesinambungan.

Pencapaian sasaran kinerja sepanjang tahun 2009 dapat dijelaskan sebagaiberikut :

Program utama sasarantarget realisasi Anggnaran

(ribu)jumlah satuan jumlah satuan1 2 3 4 5 6 7

Penerapan

Kepemerintahan

yang baik

1. Seluruh

perencanaan,

pelaksanaan,

pengendalian

dan pelaporan

dilakukan

secara tepat

waktu dan

terintegrasi

serta

berdasarkan

data yang

akurat

12

Lap.kinerjaLap.keuanganLap.pemberantasankorupsiLap.pelaksanaanpengarustamaangenderLap.bahan sidingcabinetLap.bahan rakerDPRLap.bahan pidatopresidenLap.pelaksanaanRANHAM

Lap/dokumen 12 Lap/dok 2.468.780.545

Page 158: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 148

Lap.PelaksanaanTugas MenteriLap.Monitoring danevaluasiDokumen RKAKLDokumen Renstra

2. Seluruh unit

kerja

memenuhi

standar

pelayanan

prima dan

mencapai

target

kinerjanya

dengan

administrasi

yang akuntabel

98

Memiliki SOP(standar

operasionalprosedur)

Unit eselon II 21 unit

Peningkataan

Pengawasan dan

akuntabilitas

aparatur negara

3.Seluruh

pengawasan

dan penindakan

dilakukan

secara

konsisten untuk

menjamin

kepastian

hukum

2581 Temuan/kasus 1414 Temuan/

kasus

15.281.400

Peningkatan

kualitas

profesi

aparatur

hokum

Pendidikan

kedinasan

4. Seluruh

aparatur

hukum (40.000

orang)

memiliki

kompetensi

sesuai

bidangnya

8.000 (20%)

Yang mengikuti

diklat teknis

aparatur 4.127 aparatur 44.466.827

80.64

Pengelolaan

sumber daya

manusia

5. Seluruh

aparatur

hukum

485

Mengikuti diklat pim

I-IV

Calon pejabat 109 Pejabat

Eselon II

dan es.I

18.333.000

Page 159: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 149

memperoleh

pengembangan

karir yang

jelas

6. Seluruh unit

kerja (98 unit

es.II) memiliki

sumber daya

manusia

profesional

sesuai

kebutuhan dan

kaderisasi

yang

berkesinambun

gan

33

Satuan kerja di

kantor wilayah

Unit es II 33 Unit es.II

Perencanaanhukum

7. Pembentukanperaturanperundang-undanganmampumenjawabkebutuhanmasyarakatdanperkembangan globalsecara tepatwaktu

145Dalam prolegnas2009-2014sebanyak 153 RUU

RUU 65 RUU 4.600.000

Page 160: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 150

Program utama sasaranTarget tahun 2009 Realisasi tahun 2009 Anggnaran

(ribu)jumlah satuan jumlah satuan

1 2 3 4 5 6 7

Pembentukan

hukum

8. Seluruhperaturanperundang-undangan ditingkat pusatmaupundaerahharmonisdanmelindungikepentingannasional

175 Perundang-

undangan

97 Perundan

g-

undangan

41.545.074

Pelayanan dan

bantuan hukum

9. hak kekayaanintelektualmasyarakatmenjadiprodukbernilaiekonomi yangdiakui secarainternasional

4434 Permohonan

hak paten

2490

(dikabul

kan)

Permohon

an hak

paten

317.779.619

Peningkatan

kesadaran

hukum dan ham

10. Seluruh desa(62.806)sadar hukum

628

(1%)

desa 25 desa 25.697.406

11. kementerian Hukumdan HakAsasiManusiasebagai LawCentrememilikikantorpelayananhukum danHak AsasiManusia disetiapkabupaten/kota ( 349kab/ kota )

34 Kota kabupaten 12 Kota

kabupate

n

Page 161: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 151

Program utama sasarantarget realisasi Anggnaran

(ribu)jjumlah satuan jumlah satuan

1 2 3 4 5 6 7

Penegakkan hokum

dan HAM

Peningkatan

kinerja lembaga

peradilan dan

lembaga penegak

hokum lainnya

Penguatan

pengarustamaan

gender

Seluruh

masyarakat,

terutama

kelompok rentan

dan minoritas

memperoleh

perlindungan dan

pemenuhan atas

hak asasinya

680

22.066

348

74

Pelaksana

RANHAM

Kasus

pengaduan

masyarakat

Penambaha

n penghuni

Lapas/ruta

n

Kabupaten

K/L

74

12.850

277

19

Kasus

ditindakl

anjuti

Penamb

ahan

kapasita

s hunian

lapas/r

utan

Kabupat

en

K/L

759.571.016

688.786.278

500.000

D. Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)

Pengukuran Kinerja Kegiatan Tahun 2009 dilakukan dengan cara mengukur persentase pencapaian target

atau realisasi dari indikator yang menjadi elemen.

Analisis dan evaluasi pengukuran kegiatan tahun 2009 dari program kerja yang telah ditetapkan oleh

Kementerian Hukum dan HAM beracuan pada kebijakan dan langkah-langkah strategi pelaksanaan

pembangunan, yaitu melalui:

program

kegiatan

uraianIndikatorkinerja

satuan target realisasi%

pencapaiantarget

1 2 3 4 5 6 7

Penerapan

kepemerintahan

yang baik

Belanja pegawaiTercapainyakesejahteraanpegawai

orang 40.000 40.000 100 %

Penyusunanlaporan dandokumen/publikasi

Terbentuknyacitra positifKementerianHukum dan HAMdi forum nasionaldan internasional

lap/dok 10 10 100 %

Page 162: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 152

Program

Kegiatan

UraianIndicatorKinerja

Satuan Target Realisasi%

PencapaianTarget

1 2 3 4 5 6 7

Penyusunan rencanakerja kementerian

Persentaseperencanaan,pelaksanaan,pengendalian danpelaporandilakukan secaratepat waktu danterintegrasi sertaberdasarkan datayang akurat

dokumen 2 2 100 %

Penyusunan dan

perumusan

tatalaksana

Persentasepencapaianstandar pelayananprima dalambidangketatausahaandankerumahtanggaan

Unit es II 98 21 12 %

Pengkajian dan

pengembangan

kebijakan

Jumlahrekomendasipeningkatankinerja danpelayananKementerianHukum dan HAM

rekomendas

i

12 12 100 %

Pengawasandanakuntabilitasaparaturnegara

Pemeriksaan dan

pengawasan rutin

Persentase unitkerja yangmencapai standarpelayanan primadan targetkinerjanya denganadministrasi yangakuntabel

Kasus

temuan

yang

ditindaklanj

uti

1356 560 41 %

Pemeriksaan khusus - persentasepengaduan dankasus yangdituntaskansecara tepatwaktu

Kasus

temuan

yang

ditindaklanj

uti

177 121 71,84 %

Page 163: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 153

Program

Kegiatan

Uraian Indicator Kinerja Satuan Target Realisasi%

PencapaianTarget

1 2 3 4 5 6 7

Peningkatankualitasprofessionalaparaturhukum

Penyelenggaraan

Diklat pimpinan

Persentase lulusanyang meningkatkinerjanya di bidangkepemimpinan danmanajemen padaunit kerja

orang 485 485 100 %

Penyelenggaraan

Diklat teknis

Persentase lulusanyang meningkatkinerjanya di bidangteknis pada unitkerjanya

orang 1981 1981 100 %

Penyelenggaraan

Diklat fungsional

Persentase lulusanyang meningkatkinerjanya di bidangfungsional dan HAMpada unit kerjanya

orang 365 365 100 %

Pendidikankedinasan

Pendidikan AKIP Persentase lulusanyang menguasaiilmu dan keahlianteknisPemasyarakatan

orrang 65 65 100 %

Pendidikan AIM Persentase lulusanyang menguasaiilmu dan keahlianteknis Keimigrasian

orang 60 60 100 %

Pengelolaansumber dayamanusia

Promosi, mutasi

dan penerimaan

CPNS

Persentase unitkerja yang memilikiSDM profesionalsesuai kebutuhandan kaderisasi yangberkesinambungan

Unit kerja 98 98 100 %

Page 164: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 154

Program

kegiatan

uraianIndikatorkinerja

satuan target realisasi%

capaiantarget

1 2 3 4 5 6 7

Perencanaan

hukum

Melakukan

penelitian,

evaluasi dan

pengembangan

Persentaseprodukpenelitian,evaluasi danpengembanganhak sipil danpolitik,ekonomi, sosial& budaya

transformasikonflik, hakkelompokkhusus,

di tingkat nasionalmaupun daerahsecaraterintegrasi dantepat waktuuntuk jangkapanjang,menengah dantahunan

Persentase

pemetaan

kemutakhiran

substansi

hukum,

kelembagaan,

& budaya

hukum nasional

yang disertai

dgn

rekomendasi

penelitian

propinsi

8

33

8

33

100 %

100 %

Page 165: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 155

Program

kegiatan

uraianIndikatorkinerja

satuan target realisasi

%capaia

ntarget

1 2 3 4 5 6 7

Perencanaanhukum

Kerjasama

dengan

lembaga

nasional dan

internasional

Jumlah kerjasamadalam dan luarnegeri dalamrangka pemajuanHAM danharmonisasirancanganperaturanperundang-undangan dalamperspektif HAMserta naskahakademikinstrumen HAMinternasional

Universitas

negeri di

daerah

4 4 100 %

Persentasekerjasama luarnegeri bidangkeimigrasianyang memilikiimplementasikonkrit danterukur

Badan

internasional

38 38 100 %

Persentasekeberhasilanpengembangandan implementasiperjanjianinternational yangmampu menjawabkebutuhanmasyarakat danperkembanganglobal

Badan/lembaga

internasional

4 4 100 %

Membangun

jaringan

informasi

dan

dokumentasi

hukum

Persentaseanggota jaringanhukum yangterintegrasisecara onlinedalam jaringaninformasi hukumsecara nasionaldengan dukungankepustakaan dandokumentasi yanglengkap

propinsi 33 33 100 %

Page 166: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 156

program

kegiatan

uraian Indicator kinerja satuan target realisasi%

pencapaiantarget

1 2 3 4 5 6 7

Pembentukanhukum

Menyusun RUU Persentaserancanganperaturanperundang–undangan yangmampu menjawabkebutuhanmasyarakat danperkembanganglobal

RUU 20 20 100 %

Mengundangkan

perundang-

undangan

Persentase peraturanperundang-undanganyang diundangkandan dipublikasikansecara tepat waktudemi melindungikepentingan nasional

UU 549 549 100 %

Mengharmonisasi

perundang-

undangan

Persentasepermohonanpengharmonisasianrancanganperaturanperundang–undangan ditingkatpusat yangdiharmonisasikan

RUU 175 97 55,42 %

Pelayanandan bantuanhukum

Memberikanpendapat hokumatas perkarapidana

Persentasepemohon yangmemperolehperlindunganhukum di bidangpidana sesuaistandar

perkara 14 14 100 %

Menjadi saksi ahlidalmpersidangan

perkara 22 22 100 %

Ekstradisi danbantuan hokumtimbale balik

kegiatan 3 3 100 %

Memberikantanggapan/pendapat hukum

masalah 10 10 100 %

Pengesahan

status WNI

Persentasemasyarakat yangmemiliki statuskewarganegaraandan instansipemerintah yangmenerapkanhukum tata negarayang baik

permohonan 38.812 38.812 100 %

Pelepasan status

WNI

permohonan 1.106 1.106 100%

Page 167: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 157

program

kegiatan

uraianIndicatorkinerja

satuan target realisasi%

pencapaiantarget

1 2 3 4 5 6 7

Pelayanandan bantuanhukumPelayanandan bantuanhukum

Merumuskan

sidik jari

Persentaseadministrasi danperumusan sidikjari yang akuratyang sesuaidenganperaturan yangberlaku

Sidik jari 5.000

Legislasi

badan hukum

Persentasebadan hokumyangmemperolehstatus badanhukum

Permohonan

Yg diproses

96.574 95.755 99 %

Memberikan

visa

PersentasePeningkatanpelayanandokumenperjalanan, visadan paspor

Permohonan

visa

2.750.185 2.750.185 100 %

Memberikan

Paspor TKI

paspor 217.367 167.902 77 %

Memberikanhak cipta

Persentase hakcipta, desainindustri, desaintata letak sirkuitterpadu danrahasia dagangyangmemperolehperlindunganhukum

Permohonan

yang

diproses

5.049 5.049 100 %

Memberikanhak patenkepada

Persentasepaten yangmemperolehperlindunganhukum

Permohonan

yang

diproses

4.825 4.825 100 %

Memberikan

perlindungan

merk

Persentasemerek yangmemperolehperlindunganhukum

Permohonan

yang

diproses

56.219 56.219 100 %

Page 168: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 158

Program

kegiatan

uraianIndikatorkinerja

satuan target realisasi%

pencapaiantarget

1 2 3 4 5 6 7

Peningkatankesadaranhukum danham

Pelatihan HAMkepada parapejabat Pemda

PersentaseK/L, pemprov,pemkab, danpemkot yangtelahmengikutipelatihanHAM

Pemda

kab/kota

Diseminasi HAM

kepada para

pejabat Pemda

Jumlah K/L,PemerintahPropinsi danKabupaten/Kota yang telahmemperolehDiseminasiHAM

propinsi 4 4 100 %

Penyuluhan

hukum

Persentasedesa sadarhukum danHAM

Kota/

kabupaten

40 40 100 %

Kosultasi hukum ksus 200 125 62 %

Penegakkanhokum danHAM

Penindakan

pelanggaran

keimigrasian

PersentasePendeteksianpelanggaranatau kejahatankeimigrasiansecara tepatwaktu danterukur

WNA 1.162 1.162 100 %

pendeportasian WNA 2.504 2.504 100 %

Penindakan

pelanggatan HKI

Persentasepengaduanpelanggaranbidang HKIyang dilakukanpenyidikan

perkara 739 739 100 %

Pendataan cegah

tangkal

Persentase datacegah tangkalyang akurat danup to date

orang 1.162 1.162 100 $

Penindakan atas

pengaduan

masyarakat

PersentasepengaduanmasyarakattentangpelanggaranHAM

kasus 680 551 81 %

Page 169: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 159

program

kegiatan

uraianIndikatorkinerja

satuan target realisasi%

pencapaiantarget

1 2 3 4 5 6 7

Penegakkanhokum dan HAM

Pembinaankeamanan danketertiban PAS

PersentaseUPTPemasyarakatan yang amandan tertibuntukmenjaminkepastianhukummasyarakat

Orang WBPlari

148 24 16,52 %

Penyelesaianpengaduan kasuspelanggaranHAM

Persentasepenyelesaianpengaduankasus HAMdanpemetaanpotensipelanggaranHAM

kasus 680 551 81 %

Pengelolaanperawatan danpelayanantahanan

Persentasetahanan,narapidanadan anakdidikpemasyarakatan yangmemperolehperawatandanpelayanankesehatansesuaistandar

nrang 58.271 58.007 99 %

Page 170: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 160

Program

kegiatan

uraian Indikator kinerja satuan target realisasi%

pencapaiantarget

1 2 3 4 5 6 7

Pengelolaanbenda sitaannegara

Persentasebenda sitaannegara danbarangrampasannegara yangdikelola secaratepat waktudan akuntabel

satker 61 58 95 %

Pembinaanpemasyarakatankepadanarapidana

Persentasetahanan dannarapidanayangmemperolehregistrasi,pelayanan danpembinaansecara tepatwaktu danakuntabel

orang 82.563 28.640 34 %

Pembimbinganklienpemasyarakatandi BAPAS

Persentaseanak dan klienpemasyarakatan yangmemperolehregistrasi,pendidikan,pendampingan,

klien 3.006 3.006 100 %

Peningkatan

kinerja

lembaga

peradilan dan

lembaga

penegak

hokum lainnya

Pengkajiankebijakan

Pengembangankebijakan

Jumlahrekomendasipeningkatankinerja danpelayananKementerianHukum dan HAM

rekomendasi

10

17

10

17

100 %

Pembangunan

baru dan rehab

gedung

lapas/rutan

Jumlah saranaprasaran yangmenunjangpelaksananhukum dan HAM

unit 100 74 74 %

Page 171: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 161

Program

kegiatan

uraian Indikator kinerja satuan target realisasi%

pencapaiantarget

1 2 3 4 5 6 7

Pengorganisasi

an unit kerja

sesuai tupoksi

Jumlah satuankerja/organisasiyang dibentuk dandikembangkan

satker 20 20 100 %

Pengembangan

system

pelayanan

keimigrasin

PersentaseJumlah aplikasiyang on line 24jam danterintegrasi diseluruh DivisiKeimigrasian,Kantor Imigrasi,Rumah DetensiImigrasi danTempatPemeriksaanImigrasi yangterukur

sistem 14 14 100 %

Penguatanpengarustamaan gender

Sosialisasi

gender

Persentase

pejabat yang

sensitive gender

pejabat 45 45 100 %

E. Pengukuran Akuntabilitas Keuangan

Untuk menjalankan roda organisasi Kementrian Hukum dan HAM telah dialokasikan anggaran pada Tahun

2009 sebesar Rp. 4.341.401.465.000,- dan pada akhir tahun anggaran dana tersebut yang dapat terserap

sebesar Rp. 3.750.492.579.000,- atau 85,41 % dengan rincian sebagai berikut :

Rincian alokasi anggaran dan rincian realisasi menurut jenis belanja, program dan unit eselon I seperti

tertera pada tabel :

Realisasi Menurut Jenis Belanja(dalam ribuan rupiah)

No Jenis Belanja Pagu Realisasi %

1 Belanja Pegawai 1.620.887.718 1.597.601.947 99,192 Belanja Barang 2.064.912.533 1.724.876.971 83.533 Belanja Modal 715.801.214 428.013.841 59,8

Total 4.341.401.465 3.750.492.579 85,41

Page 172: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 162

Realisasi Menurut Program(dalam ribuan rupiah)

No Program Pagu Realisasi %

1 Penerapan Kepemerintahan Yang Baik 2.468.780.545 2.204.056.846 89,28

2Peningkatan Pengawasan danAkuntabilitas Aparatur Negara

15.281.400 12.349.890 80,28

3Pengelolaan Sumber Daya ManusiaAparatur

18.333.000 14.808.914 80,78

4 Perencanaan Hukum 4.600.000 3.745.012 81.41

5 Pembentukan Hukum 41.545.074 33.410.561 80,42

6Peningkatan Kesadaran Hukum danHAM

25.697.406 20.946.320 81.91

7Peningkatan Pelayanan dan BantuanHukum

317.779.619 254.604.198 80,12

8Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilandan Lembaga Penegak Hukum Lainnya

688.786.278 552.108.435 80.16

9 Penegakan Hukum dan HAM 759.571.016 611.041.628 80,76

10 Peningkatan Kualitas Profesi Hukum 44.466.827 35.695.831 80,28

11 Pendidikan Kedinasan 9.070.300 7.314.674 80.64

12Penguatan KelembagaanPengarusutamaan Gender dan Anak

500.000 410.500 82,10

Jumlah 4.391.401.465 3.750.493.759 85.41

d. Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Target PNBP tahun 2009 Rp. 1.400.000.000,- dan realisasi sampai dengan akhir bulan Desember

2009 sejumlah Rp. 1.392.547.138,- atau 99,47 % dengan rincian menurut mata anggaran

penerimaan dan satuan kerja, sebagai berikut :(dalam ribuan rupiah)

No Jenis Mata Anggaran Penerimaan Target 2009 Realisasi s.d.Des 2009

%

1Penjualan Aset Rusak danDihapuskan 22.700 0 0

2 Sewa Rumah Dinas/ Rumah Negeri 1.220.750 1.197.120 98,06

3 Sewa Gedung dan Bangunan 3.876.420 3.624.500 93.5

4Pendapatan Surat Keterangan, VISAdan Paspor 1.164.208.910 1.062.697.455 90,89

5 Pendapatan Hak dan Perijinan 187.067.852 269.599.683 144,12

6 Pendapatan Jasa Tenaga Kerja 443.000 389.750 87.98

Page 173: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 163

7Pendapatan Lembaga Keuangan(Jasa Giro, Bendaharawan) 2.116.500 2.100.750 99.26

8 Pendapatan Anggaran Lainnya 36.043.868 52.937.880 146.87

Jumlah 1.400.000.000 1.392.547.138 99,47

2. Pengadan Barang Dan JasaAlokasi anggaran pengadaan barang dan jasa Departemen Hukum dan HAM terbesar padaProgram Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya sebesarRp. 668.776.278.000,- yaitu untuk keperluan pembangunan sarana dan prasarana/proyek fisikpada kantor/UPT daerah dan sampai dengan akhir bulan Desember 2009 anggaran yang sudahterserap sejumlah Rp. 552.108.435.000,- atau 80.16 %.

3. Alokasi Anggaran Belanja Tambahan (ABT)Pada tahun Anggaran 2009 alokasi Anggaran Belanja Tambahan (ABT) pada Kementerian Hukumdan HAM sejumlah Rp. 16.126.155.000,-

Rincian Tambahan Pagu Anggaran tersebut dialokasikan seperti tertera dalam tabel berikut :

No UnitJumlah(Rp.)

1 Ditjen. Administrasi Hukum Umum 9.922.640.000

2 Ditjen. Imigrasi 2.035.916.0003 Ditjen. Peraturan Perundang-Undangan 4.167.600.000

Total 16.126.155.000

F. EVALUASI DAN ANALISA AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam menmengevaluasi kinerja KKementerian Hukum dan HAM tahun 2009 selain membandingkan

capaian kinerja dengan rencana kerja lembaga juga menjadikan RPJMN sebagai tolok ukur capaian tujuan

program pembangunan hokum dan Ham yang telah dilaksanakan, rencana kerja merupakan pedoman

sebagao arah yang akan menuntun seluruh upaya dan kinerja yang terlaksana agar mendekati tujuan dan

sasaran serta target yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan organisasi serta perkembangan

situasi maupun perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar organisasi termasuk untuk

kepentingan nasional.

Dalam RPJMN yang menjadi sasaran atau agenda prioritas pembangunan adalah mewujudkan

masyarakat yang adil, aman , sejahtera dan demokratis. Khususnya dalam penegakkan hokum,

pemberantasan korupsi dan pengembangan sumber daya manusia. Sedangkan dalam Renstra Kementerian

Hukum dan HAM mengarahkan seluruh upaya dan kinerja kepada perwujudan kepastian hokum kepada

masyarakat.

Dari pengukuran pencapaian sasaran pada sub bab di atas diketahui bahwa sasaran yang dicapai adalah

sebagai berhkut :

Page 174: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 164

NO SASARANCAPAIAN

%

1Pembentukan peraturan perundang-undangan mampu menjawab kebutuhanmasyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu;

44,82

2Seluruh peraturan perundang-undangan di tingkat pusat maupun daerah harmonis danmelindungi kepentingan nasional; 55,42

3Seluruh pengawasan dan penindakan dilakukan secara konsisten untuk menjaminkepastian huku 54,78

4Seluruh desa sadar hukum

0,40

5 Seluruh masyarakat, terutama kelompok rentan dan minoritas memperolehperlindungan dan pemenuhan atas hak asasinya;

48,34

6 Hak kekayaan intelektual masyarakat menjadi produk bernilai ekonomi yang diakuisecara internasional;

56,15

7 Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukan secaratepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

100

8 Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai target kinerjanyadengan administrasi yang akuntabel;

12

9 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Law Centre memiliki kantorpelayanan hukum dan Hak Asasi Manusia di setiap kabupaten/kota;

35,29

10 Seluruh aparatur hukum dan hak asasi manusia memiliki kompetensi sesuai bidangnya 51,58

11 Seluruh aparatur hukum memperoleh pengembangan karir yang jelas; 22,47

12 Seluruh unit kerja memiliki sumber daya manusia profesional sesuai kebutuhan dankaderisasi yang berkesinambungan

100

Page 175: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 165

Capaian pelaksanaan program/kegiatan dan penggunaaan anggaran tahun 2009 :

NO PROGRAM

CAPAIAN

%

FISIK KEUANGAN

1 Penerapan Kepemerintahan Yang Baik 82 89,28

2 Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara 56,42 80,28

3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur 100 80,78

4 Perencanaan Hukum 100 81.41

5 Pembentukan Hukum 85,14 80,42

6 Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM 87 81.91

7 Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum 94 80,12

8Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak HukumLainnya

93 80.16

9 Penegakan Hukum dan HAM 85 80,76

10 Peningkatan Kualitas Profesi Hukum 100 80,28

11 Pendidikan Kedinasan 100 80.64

12 Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak 100 82,10

Dari pengukuran pencapaian sasaran dan pelaksanaan program/kegiatan beserta penyerapan anggarann dapat

diketahui bahwa :

1. Pencapaian sasaran kinerja kementerian dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi jika dirata-

rata memperoleh capaian sasaran sebesar 48 %

Dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa sasaran yang ditetapkan dalam kerangka dan rencana kerja

kementerian masih kurang berhasil, khususnya dalam pilar pembudayaan hukum dan HAM kepada

masyarakat.

Dalam RPJMN 2005 – 2009 ditetapkan bahwa arah pembangunan ditujukan untuk menciptakan Indonesia

yang aman dan damai, adil dan demokratis serta tingkat kesejahteraan meningkat.

Sesuai dengan tupoksi Kementerian Hukum dan HAM yaitu menyelenggarakan sebagian urusan

pemerintahan di bidang hukum dan HAM, maka diharapkan bahwa kinerja lembaga ini dapat mendukung

terwujudnya tujuan pembangunan tersebut.

Melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang berjalan sepanjjang tahun 2009 maka diketahui bahwa

sasaran pembangunan hukum dan HAM yaitu terwujudnya kepastian Hukum pada masyarakat baru

tercapai sekitar 48 %.

Tidak optimalnya pencapaian sasaran terutama pada peningkatan atau pengembangan budaya taat hukum

dan penghormatan kepada hak asasi manusia yang sangat rendah.

Apabila masyarakat mengetahui dan memahami serta menerima supremasi hukum, maka niscaya pola

pikir dan perilaku masyarakat akan mentaati hukum dan menghargai hak asasi sesamanya dan

berkuranglah

Page 176: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 166

pelanggaran hukum dan HAM serta terwujudlah kamanan dan kesejahteraan masyarakat.

2. Pilar pembentukan substansi hukum juga masih belum optimal tercapai dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat, hal ini disebabkan keterkaitan berbagai pihak dalam merumuskan dan merancang peraturan

perundang-undangan. Oleh karenanya segala upaya dan langkah harus terus ditingkatkan agar sasaran ini

dapat tercapai terutama dengan komitmen yang tinggi oleh semua pihak yang terkait dengan penyusunan

perundang-undangan baik lembaga pemerintah, masyarakat (LSM, ormas)maupun ahli-ahli hukum yang

peduli dan konsisten memperjuangkan rasa keadilan dan pemenuhan hak asasi manusia.

3. Pilar penguatan dan pengembangan struktur hukum terkait dengan pengembangan kelembagaan dan

paratur hukum sudah mulai meunjukkan keseriusan dalam mewujudkan aparatur hukum yang profesional

dan sumber daya manusia yang kompetan, dan pengorganisasian unit kerja yang proporsional dalam

melaksanakan fungsi dan perannya secara efektif dan efisien.

4. Penyerapan anggaran sebagaimana pada hasil pengukuran telah terealisasi sebesar 88 % sedangkan

pelaksanaan kegiatan yang terlaksana adalah 90 %.

Dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan yang berjalan selama tahun

2009 telah cukup efisien yaitu lebih besar capaian pelaksnaan kegiatan daripada penyerapan anggaran.

Page 177: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 167

A. Kesumpulan

Dari berbagai pelaksanaan seluruh program pada Tahun 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pencapaian sasaran : Pembentukan peraturan perundang-undangan mampu menjawab kebutuhan

masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu untuk mengetahui kebutuhan masyarakat

akan hokum yang mengatur perilaku dan melindungi kepentingan serta mengatur hak dan kewajiban

masyarakat dilakukan melalui penelitian, pengkajian, analisa, ko optimal karena unsure koordinasi dan

evaluasi dari masyarakat yang membutuhkan hukum dengan para ahli hokum sebagai nara sumber

perkembangan hokum nasional belum terjalin keseimbangan kordinasi dan informasi tentang masalah-

masalah hukum yang berkembang di tengah masyarakat. Sampai akhir tahun anggaran, pencapaian

sasarn ini masih belum diperoleh titik keseimbangan karena ahli-ahli hukum dan upaya mediasi bagi

pengembangan hukum nasional belum tercapai secara maksimal ketika kebutuhan hukum dapat

diakomodir melalui pembangunan jaringan dokumentasi dan informasi hukum dan peta permasalahan

hukum dan kemudian dibahan dalam forum terbuka serta media komunikasi dan konsultasi belum

menarik minat dan perhatian masyarakat maupun para ahli hukum.

2. Seluruh peraturan perundang-undangan di tingkat pusat maupun daerah harmonis dan melindungi

kepentingan nasional;

Hal ini ditunjukan dengan sejumlah peraturan perundang-undangan baru yang telah disahkan dan

dicatat dalam lembaran Negara dalam rangka mengatur hidup prilaku agar tertib, aman dan damai;

perundang-undangan yang diberlakukan sedapat mungkin akan berlaku efektif dalam mengatur

perilaku hidup as. pertanggungjawaban yang jelas dan tegas. Oleh karenanya pemberlakukan

peraturan perundang-undangan harus berlaku nasional dan universal tanpa intervensi yang

menghambat efektivitas hokum itu sendiri. Upaya harmonisasi perundang-undangan diperlukan

komitmen lembaga penyusun dan pembentuk perundang-undangan yang lebih mengedepankan

kepentingan nasional daripada kepentingan local atau kelompok dan kedaerahan. Capaian sasaran ini

sudah cukup menunjukkan peningkatan dan harus terus dikembangkan sehingga hokum berlaku secara

efektif dan memberikan kepastian kepada masyarakt.

3. Terwujudnya pelayanan publik di bidang hukum yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat

Pencapaian sasaran pelayanan publik di bidang hukum dan HAM dapat dinikmati masyarakat secara

luas melalui pelayanan cepat, tepat, mudah dan murah khususnya bagi warga masyarakat yang

berkepentingan mengurus perijinan dan legislasi dibidang keimigrasian, administari hukum, dan

penetapan hak kekayaan intelektual. Peningkatan pelayanan publik ini dimungkinkan dan terkait dengan

peningkatan sarana kerja dan system pelayanan serta kantor-kantor pelayanan yang siap memberikan

BAB V

PENUTUP

Page 178: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 168

pelayanan prima baik dari segi kuntitas maupun kualitas antara lain, penambahan gedung kantor/ pos

pelayanan, sarana perkantoran serta peningkatan kualitas SDM (petugas pelayanan public).

Hasil lain yang dicapai dari pelayanan publik adalah jumlah setoran PNBP ke kas Negara meningkat

dibandingkan tahun yang lalu.

3. seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukan secara tepat waktu dan

terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat;

Disadari bahwa pelaksanaan teknis operesional seluruh urusan di bidang hukum dan HAM tanpa

penataan manajemen dan administrasi yang handal akan menghambat pencapaian tujuan kinerja

kelembagaan/ kementerian secara utuh, serentak dan terpadu.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini sangat mendukung keberhasilan kinerja Kementerian dalam hal

penyusunan rencana kerja, pengendalian pelaksaan kinerja, penyampaian laporan kinerja, penyampaian

laporan keuangan dan penataan kelembagaan serta pengelolaan kepegawaian untuk menunjang

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi tiap-tiap unit/satuan kerja yang terdapat di lingkungan

Kementerian Hukum dan HAM.

4. Seluruh unit kerja memenuhi stanndar pelayanan prima dan mencapai target kinerjanya dengan

administrasi yang akuntabel;

Untuk menjamin kepastian hokum dalam pemberian pelayanan prima kepada masyarakt perlu adanya

satu ukuran dan aturan yang standar untuk diketahui dan berlaku sama bagi seluruh pelanggan.

Dengan pencapaian sasaran ini akan meningkatkan kepuasan dan kepastian tlayanan kepada

masyarakat. Capaian sasaran ini masih sangat rendah karena belum menjadi komitmen dan motivasi

kerja pelayan publik. Ke depan semakin kuatnya tekanan dan tuntutan masyarakat akarn pelayanan

prima dari aaparatur pemerintah, maka upaya dan langkah menuju sasaran ini menjadi prioritas yang

harus ditindaklanjuti.

5. Pencapaian sasaran : Terwujudnya aparatur hukum yang professional dan berkualitas dalam

melaksanakan pemerintahan umum dan pembangunan

Pencapaian sasaran ini secara tidak langsung ditunjukan dengan meningkatnya kualitas kinerja atau

hasil pekerjaan yang dilakukan oleh para aparatur di lingkungan kementerian hukum dan HAM. Hal ini

diketahui dari penilaian lembaga/ instansi luar yang memberikan penilaian positif atas kinerja

Kementerian Hukum dan HAM dan hasil-hasil yang diperoleh seperti setoran PNBP yang meningkat,

percepataan system pelayanan publik dan peningkatan kualifikasi atas laporan akuntansi Kementerian

Hukum dan HAM oleh BPK dan BPKP serta menurunya jumlah kasus pelanggaran hukum yang dilakukan

oleh aparatu di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

6. Seluruh aparatur hukum memperoleh pengembangan karir yang jelas; kepastian arah dan

pengembangan karir pegawai akan memberikan motivasi kerja yang positif dan spirit untuk mendorong

pelaksanaan tugas yang optimal. Harapan peningkatan kinerja organisasi merupakan implikasi dari

pengembangan karir yang jelas. Capaian sasaran ini ke depan atau tahun berikutnya sangat penting

menjadi perhatian organisasi.

Page 179: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 169

7. Seluruh unit kerja memiliki sumber daya manusia profesional sesuai kebutuhan dan kaderisasi yang

berkesinambungan.

Semakin professional sikap kerja aparatur akan menghasilkan kinerja yang semakin cepat, tepat dan

memuaskan bagi pihak yang menjadi stakeholder . kesungguhan lembaga/organisasi dalam

pembentukan sumber daya manusia yang profesional telah terlihat cukup baik terlebih dengan

partisipasi masyarakat dakam membentuk kualitas aparatur yang profesional.

8. Peningkatan kesadaran hokum masyarakat : menuju perwujudan seluruh desa sadar hokum merupakan

indikator bahwa masyarakat tahu , butuh dan melaksanakan hokum untuk mngangkat hakat dan

martabat diri sendiri dan sesamanya bahkan mendorong terciptanya kesejahteraan masyarakat.

Pembudayaan hokum kepada masyarakat yang sangat besar jumlahnya dan luas wilayah yang tersebar

di seluruh Indonesia merupakan beban berat namun sangat ideal untuk meletakkan hukum sebagai

landasan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya sekalipun capaian sasaran ini masih sangat

rendah,namun harus menjadi skala prioritas untuk rencana kerja tahun berikutnya.

9. Seluruh pengawasan dan penindakan dilakukan secara konsisten untuk menjamin kepastian hukum;

telah dilakukan melalui pemeriksa dan pengawasn internal serta PPNS di bidang HKI, keimigrasian dan

pemasyarakatan. Hasil penindakan yang konsisten berhasil menekan terjadinya pelanggaraan hokum

oleh pegawai serta meningkatnya keseriusan dalam menjalankan tugas secara transparan dan

akuntabel.

10. Seluruh masyarakat terutama kelompok rentan dan minoritas memperoleh perlindungan dan

pemenuhan atas hak asasinya; isu pemenuhan HAM yang mengglobal mendesak dan mendorong

pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang nelindungi hak asasi manusia khususnya kepada

masyarakat dari keompok rentan seperti narapidana, tahanan dan kelompok minoritas serta

masyarakat ekonomi lemah. Media penerimaan pengaduan masyarakat dan RANHAM sabgat efektif

dalam mendorong percepatan tercapainya sasaran ini.

11. Hak kekayaan intelektual masyarakat menjadi produk bernilai ekonomi yang diakui secara

internasional; Disadari bahwa hak kekayaan intelektu l berupa hak cipta, merk dan paten memiliki nilai

ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan martabat bangsa, maka pencapaian

sasaran ini harus terus diupayakan secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan terobosan –

terobosan kebijakan nasional yang melindungi kepentingan orang yang berhak atas karyanya

khususnya terkait dengan persaingan global dalam usaha/perindustrian dan pasar internasional.

12. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Law Centre memiliki kantor pelayanan hukum dan

Hak Asasi Manusia di setiap kabupaten/kota; pembangunan law centre idealnya didukung dengan sumber

dana yang memadai. Sekalipun pada saat ini masih berupa gagasan yang ideal dalam rangja

mendekatkan pelayanan hukum kepada masyarakat namun akan tercapai apabial anggaran tersedia.

Tetapi mengingnat penting dan strategisnya sasaran ini maka perlu terus diupayakan pada tahun-tahun

mendatang.

Page 180: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 170

Secara umum dapat disimpulkan bahwa capaian sasaran kinerja Kementerian Hukum dan HAM Tahun

2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelemnya yang dapat diamati dan dinikmati hasilnya

baik secara langsung ataupun tidak langsung oleh masyarakat, Instasnsi/ lembaga terkait hukum dan

HAM, dan forum-forum nasional, regional, maupun Internasional

B. Langkah-Langkah Menghadapi Kendala

Sebelum menguraikan langkah-langkah dalam mengantisipasi kendala yang dihadapi sepanjang

pelaksanaan tugas tahun 2009 terlebih dahulu diuraikan kendala sebagai berikut :

1. Belum sempurnanya kebijakan yang ditetapkan dalam rangka mengatur teknis operasioanal dalam

pelaksanaan yang bersifat mengikat atau memiliki kepastian dan disertai sanksi bagi pelanggar

terhadap keputusan tersebut.

2. Kurangnya komitmen penyelenggara tugas dan pejabat yang berwenang dalam mengambil keputusan

untuk kepentingan organisasi internal Kementerian Hukum dan HAM maupun kepentingan masyarakat

yang berhubungan langsung di bidang hukum dan HAM.

3. Masih kurangnya penguasaan pekerjaan dan keterampilan kerja aparatur dalam melaksanakan tugas,

fungsi dan perannya pada unit/ satuan kerja masing-masing.

4. Kurangnya koordinasi antara unit/ satuan kerja internal maupun instansi/ lembaga ekternal terkait

dengan pelaksanaan tugas dibidang hukum dan HAM

5. Terbatasnya alokasi anggaran dalam bidang hukum dan HAM mengingat posisi Kementerian Hukum dan

HAM sangat strategis dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Adapun langkah-langkah dalam mengantisipasi kendala-kendala yang dihadapai antara lain :

1. Medorong peningkatan peran penelitian dan pengkajian serta evalusi kebijakan serta perumusan

kebijakan terkait dengan pelaksanaan teknis operasional di berbagai bidang hukum dan HAM. Selama

ini bidang penelitian, evaluasi dan penyampaian pelaporan kurang mendapatkan perhatian dan tempat

untuk segera ditindak lanjut oleh pejabat berwenang dalam rangka menetapkan langkah strategis

guna memperbaiki dan mengingkatkan kinerja serta tidak mengulangi kesalahan/ kegagalan di masa

yang akan datang. Langkah konkrit yang perlu ditempuh antara lain : Membuka forum dialog yang

bersifat rutin atau insidentil (terjadi kasus tertentu) yang dihadiri oleh Penjabat Eselon I dan II secara

terbuka dan ilmiah serta oleh Menteri Hukum dan HAM dan para pakar/ ahli hukum maupun tokoh

masyarakat lainnya;

2. Memberikan reward kepada aparatur/ pegawai yang mampu mengemukakan ide gagasan yang

bermanfaat bagi organisasi Kementerian Hukum dan HAM dalam bentuk karya tulis ilmiah yang

dipublikasikan kepada organisasi Kementerian Hukum dan HAM maupun Masyarakat luas.

3. Mengantisipasi kendala tentang komitmen petugas dan pejabat dalam menjalankan tugas dapat

diantisipasi melalui : pembentukan mindset (pola pikir dan konsep hidup yang bertanggung jawab) yang

diikuti para petugas dan pejabat dengan penyelenggaraan pelatihan capacity building, seminar,

maupun ceramah-ceramah umum, agama, perbaikan system manajemen dan organisasi sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Page 181: LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik ...perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100850... · LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

LAKIP Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 171

4. Mengantisipasi kendala kurangnya penguasaan pekerjaan oleh para petugas dapat diatasi dengan cara

meningkatkan penguatan rentang kendali para pimpinan (pejabat structural) atas kinerja unit/ satuan

kerja dan staf pelaksana tugas di bawah kewenangannya untuk selalu dilakukan pengendalian, evaluasi

dan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga kinerja organisasi dapat

berjalan secara maksimal dan terus menerus mengalami peningkatan hasil dari tahun ke tahun.

5. Mengantisipasi kendala kurangnya koordinasi antar unit dalam mewujudkan kinerja organisasi

kementerin Hukum dan HAM yang utuh, serentak dan terpadu dimungkinkan apabila tiap unit (sub

organisasi) menyadari keterbatasan dan kekurangan yang tercitra oleh masyarakat tentang

Kementerian Hukum dan HAM merupakan beban dan tantangan bagi seluruh jajaran unit organisasi.

Maka seluruh gerak tiap unit saling memperhatikan, mendukung dan mendorong agar terjadi kesatuan

langkah yang serentak dan harmoni agar penilaian/ citra masyarakat melihat kinerja organisasi

Kementerian Hukum dan HAM secara utuh terwujud dalam satu penilaian positif. Hal ini dapat di

lakukan dengan cara : meningkatkan intensitas rapat koordinasi antar pimpinan unit/ satuan kerja,

menjalin hubungan dengan instansi/ lembaga terkait di bidang hukum dan HAM, ikut berperan aktif

dalam menyelenggarakan kegiatan yang berlatarbelakang Hukum dan HAM baik di lingkungan internal

maupun ekternal dari Lembaga Kementerian Hukum dan HAM.

6. Mengatisipasi kendala alokasi anggaran pada Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2009. Adapun

indikasi penyebab kurangnya anggaran yang dialokasikan berdasarkan system perencanaan anggaran

berbasis kinerja menuntut adanya pelaporan yang akuntabel dan akurat dalam menyampaikan dan

menguraikah hasil pekerjaan yang telah dicapai terkait dengan penggunaan anggaran Negara pada

tahun berjalan. Selama ini pelaporan keuangan dan kinerja Kementerian Hukum dan HAM yang

disampaikan kepada Bappenas, Menpan, Kemenkeu, dan BPK mendapat penilaian kurang maksimal dan

adanya penilaian negatif dari mayarakat (media public) maupun lembaga-lembaga independen lainnya.

Hal ini dapat diantisipasi dengan cara : menaikan citra positif tentang kinerja Kementerian Hukum dan

HAM baik melalui media publik, elektronik mapun forum-forum terbuka lainnya. Untuk itu, kedepan lebih

diintensifkan peran publikasi dan informasi dalam penataan sistem, mekanisme, dan kualitas materi

informasi yang akan disampaikan.