LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk...

68
1 DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2019

Transcript of LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk...

Page 1: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

1

DINAS KESEHATAN

PROVINSI MALUKU UTARA

LAPORAN

AKUNTABILITAS

KINERJA

INSTANSI

PEMERINTAH

LAKIP 2019

Page 2: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan

perkenaan-Nya Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara dapat menyelesaikan dan menyajikan

Laporan Kinerja Tahun 2019.

Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi

Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan mengacu pada petunjuk teknis perjanjian

kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu instansi pemerintah yang termuat dalam

PERMENPAN No. 53 Tahun 2014, juga sebagai dokumen yang mencerminkan akuntabilitas

dan diharapkan memberikan gambaran capaian kinerja Dinas Kesehatan.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan telah dijabarkan dalam Rencana

Strategis (RENSTRA) Tahun 2014– 2019 dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan.

Untuk mengetahui dan mengukur sampai sejauh mana pelaksanaan Renstra, maka

dilaksanakan analisis capaian kinerja program dan kegiatan yang dilaporkan dalam bentuk

Laporan Kinerja tahun 2020 dan merupakan bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan

kinerja aparatur khususnya kinerja Dinas Kesehatan. Penyusunan laporan ini telah

dilaksanakan secara maksimal, namun disadari masih terdapat kekurangan baik dari aspek

teknis penulisan maupun isi laporan, sehingga diperlukan koreksi dalam rangka perbaikan

laporan dimasa depan.

Apresiasi dan terima kasih kepada seluruh Bidang, Seksi, Program, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota yang telah bekerja secara maksimal dengan berbagai tantangan yang

dihadapi guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik diseluruh wilayah

Maluku Utara dalam mewujudkan Masyarakat Maluku Utara yang sehat mandiri dan

Berkeadilan.

Sofifi, Maret 2020

Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Maluku Utara

dr. Idhar Sidi Umar, M. Kes

NIP 19650208 199509 1 001

Page 3: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

1. BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum.. ...................................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan ..................................................................... 4

C. Visi, Misi dan Strategi Organisasi .................................................. 4

D. Gambaran Umum Organisasi ........................................................ 7

E. Isu Strategis ............................................................................... 11

F. Sistimatika Penulisan ................................................................... 19

2. BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Perjanjian Kinerja ......................................................................... 21

B. Indikator Kinerja .......................................................................... 21

3. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja ........................................................................... 25

a.1. Capaian Kinerja Organisasia .................................................. 25

a.2. Capaian Indikator Kinerja Sesuai Tugas Pokok ........................ 39

B. Realisasi Anggaran ...................................................................... 58

4. BAB IV P E N U T U P ....................................................................... 65

LAMPIRAN

Page 4: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

1

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM

Good governance merupakan syarat awal bagi setiap pemerintahan untuk

mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan pembangunan.

Sehubungan dengan itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem

pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur sehingga penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna,

berhasil guna dan bertangunggjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme.

Untuk mewujudkan good governance tersebut maka pemerintah

mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diikuti oleh Permenpan 53 tahun

2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja pelaporan kinerja dan tata cara

reviu atau atas laporan kinerja instansi pemerintah.

Regulasi tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan untuk mempertanggungjwabkan pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan

suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing–masing instansi.

Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan

masing–masing, laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah

yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah

(SAKIP).

Salah satu bidang pembangunan yang menyangkut pelayanan wajib dasar

adalah pembangungan dibidang kesehatan. Hakekat pembangunan kesehatan

adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi -tingginya bagi

Page 5: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

2

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial

dan ekonomis.

Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mencapai

misi organisasi secara terukur sesuai dengan target kinerja yang telah di tetapkan

dan dilaporkan merupakan akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas adalah salah satu

tonggak penting era reformasi. Undang–undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN menyatakan akuntabilitas

ini menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan

penyelenggaraan negara harus dapat dipertangunggjawabkan kepada

masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang– undangan yang berlaku.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan

fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintahan atau penggunaan

anggaran. Penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi

serta pengungkapan secara menandai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan memberikan gambaran pencapaian kinerja

Dinas Kesehatan dalam satu tahun anggaran beserta capaian hasil indikator

kinerja dari masing-masing bidang dalam lingkup DInas Kesehatan Provinsi

Maluku Utara yang merupakan tolok ukur keberhasilan dalam pelaksanaan

program kebijakan dan pengembangan kesehatan masyarakat.

Dalam pelayanan di bidang kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Utara mempunyai peraturan perundangan yang menjadi acuan bagi pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan yaitu :

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, tambahan lembaran negara RI

Nomor 5063)

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014

Nomor 244, tambahan lembaran negara RI Nomor 5587)

Page 6: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

3

3. Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014, tentang Aparatur Sipil Negara

Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 6 Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494)

4. Undang – undang Nomor 18 Tahun 2014, tentang Kesehatan Jiwa

5. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat (GERMAS).

6. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang

Standar Pelayanan Minimal.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, Tentang Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114 tambahan

lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887)

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2016 tentang

pedoman Teknis pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten

Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22)

10. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun

2017 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2018

tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal

12. Permenkes No.49 tahun 2016 tentang Program Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga

13. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas

14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2019 tentang

Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan (Diundangkan pada Berita Negara RI Tahun 2019

Nomor 68)

15. Peraturan Gubernur Provinsi Maluku Utara Nomor 38 Tahun 2016 tentang

kedudukan dan susunan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Utara

Page 7: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

4

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Laporan Kinerja ini merupakan bentuk pertangungjawaban

kinerja pada tahun 2019 dalam mencapai target dan sasaran program seperti yang

tertuang dalam rencana strategis dan ditetapkan dalam Penetapan Kinerja oleh

pejabat yang berwenang untuk memberikan informasi kinerja yang telah dan

seharusnya tercapai sebagai upaya yang telah dilakukan selama tahun anggaran.

C. VISI, MISI DAN STRATEGI ORGANISASI

1. Visi dan Misi

Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara tahun

2014-2019 hasil revisi yang disusun berdasarkan revisi RPJMD Provinsi Maluku

Utara tahun 2019 yang ditetapkan dalam Peraturan Daera (PERDA) Nomor 02

tahu5 tentang RPJMD Provinsi Maluku Utara 2014- 2019 bahwa visi Dinas

Kesehatan adalah ”Masyarakat yang Sehat dan Mandiri”. Visi yang di

maksudkan bahwa setiap penduduk mampu berpikir, bersikap dan bertindak

kreatif dalam mengatasi masalah kesehatannya dengan mengakses pelayanan

kesehatan atas kesadaran diri sendiri, bahkan diharapkan mampu

mempengaruhi lingkungannya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi

pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah di tetapkan. Dengan

pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang

berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberdaan dan peran instansi

pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan negara,sedangkan untuk

mewujudkan visi Dinas Kesehatan tersebut dilakukan melalui beberapa misi

yaitu:

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata dan berkeadilan

2. Menggerakkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

Page 8: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

5

2. Tujuan

Tujuan adalah pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk

mencapai misi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan

permasalahan pembangunan daerah. Sesuai misi Renstra Dinas Kesehatan

terdapat dua tujuan Dinas Kesehatan yaitu:

1) Terwujudnya upaya pelayanan kesehatan promotive, preventif, kuratif dan

rehabilitative untuk mendukung derajat kesehatan masyarakat

2) Terciptanya budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan–

pilihan, strategis pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan

tersebut. Sasaran adalah hasil yang di harapkan dari suatu tujuan yang di

formulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat

dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun kedepan. Untuk mewujudkan

pemeritahan yang efektif, transparan dan akuntabilitas serta berorientasi pada

hasil, sebagaimana yang telah di tetapkan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Maluku Utara Tahun 2014 – 2019.

Keterkaitan antara visi, misi tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan diuraikan

pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran

Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Mewujudkan

pelayanan

kesehatan

yang merata

dan

berkeadilan

Terwujudnya upaya

pelayanan kesehatan

promotive, preventif,

kuratif dan rehabilitative

untuk mendukung derajat

kesehatan masyarakat

Meningkatkannya

pelayanan

kesehatan dasar

dan rujukan

1. Angka

Kematian Ibu

2. Angka

Kematian bayi

3. Prevalensi

Balita Gizi

Buruk.

Page 9: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

6

a) Sasaran

Untuk meuwjudkan visi dan misi maka ditetapkan sasaran strategis Dinas

Kesehatan Provinsi Maluku Utara yang di gunakan untuk perbaikan dan

peningkatan akuntabilitas kinerja. Sasaran strategis yang merupakan

penjabaran Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat

2. Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular

3. Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan

4. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam upaya penyehatan

masyarakat

b) Kebijakan, Strategi dan Program

Strategi dan arah kebijakan dalam mencapai dan sasaran dalam rangka

pencapaian visi misi yang diuraikan dalam tujuan dan sasaran, penyusunan

strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah menjadi bagian penting yang

tidak terpisahkan. Strategi adalah langkah–langkah berisikan program–

program indikatif untuk mewujudkan visi misi sementara kebijakan adalah arah

atau tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.

Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Kesehatan merumuskan strategi dan

arah kebijakan perencanaan pembangunan daerah secara komprehensif untuk

mencapai tujuan dan sasaran Renstra dengan efektif dan efisein sebagai

berikut:

Tabel 1.2

Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan

Misi Tujuan Strategi Arah Kebijakan

Membangun

masyarakat

Maluku Utara

yang berkualitas

dan mandiri

Mewujudkan

Masyarakat Maluku

Utara yang

berkualitas dan

berdaya saing

Meningkatkan

Derajat Kesehatan

Masyarakat

1. Penguatan Pelayanan

Kesehatan

2. Penerapan Pendekatan

Keberlanjutan pelayanan

(continuum of care)

3. Intervensi berbasis resiko

Kesehatan

Page 10: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

7

Dengan mengacu pada sejumlah kebijakan tersebut diatas maka jabarkan

dengan berbagai program dan kegiatan. Program operasional yang dimaksud

merupakan proses penentuan atau penjabaran suatu kebijakan dalam rangka

pelaksanaan suatu rencana. Program Dinas Kesehatan terdiri atas :

1. Peningkatan Keselamatan Ibu dan Anak

2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan anak balita

3. Perbaikan Gizi Masyarakat

4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

5. Upaya Kesehatan Masyarakat

6. Obat dan Perbekalan Kesehatan

7. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

8. Standarisasi Pelayanan Kesehatan

9. Peningkatan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

10. Pengembangan lingkungan sehat

11. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

D. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagaimana tertera dalam Peraturan Gubernur Provinsi Maluku Utara

Nomor 38 Tahun 2016 tentang kedudukan dan susunan tugas dan fungsi Dinas

Kesehatan Provinsi Maluku Utara bahwa Dinas Kesehatan merupakan unsur

pelaksana Urusan Wajib Pemerintahan dibidang kesehatan. Dinas Kesehatan

dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan, berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi,

mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan

yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan dibidang Kesehatan

yang ditugaskan kepada Daerah. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan secara

garis besar terdiri atas 4 bidang dengan masing-masing bidang terdiri atas 3

seksi serta sekretariat yang juga terdiri atas 3 subag dengan uraian tugas dan

fungsi sebagaimana terlampir.

Page 11: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

8

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat

a. Subbag Umum dan Kepegawaian

b. Subbag Perencanaan dan Program

c. Subbag Keuangan dan Barang Milik Daerah

3. Bidang Kesehatan Masyarakat

a. Seksi Kesehatan Masyarakat dan Gizi

b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga

4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

a. Seksi Surveilans dan Imunisasi

b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan

Penyakit Jiwa

5. Bidang Pelayanan Kesehatan

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer

b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan

c. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional

6. Bidang Sumber Daya Kesehatan

a. Seksi Kefarmasian

b. Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

7. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Sumber Daya

Sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terdiri atas sumber daya manusia

serta asset. Berikut adalah gambaran sumber daya manusia pada Dinas

Kesehatan sebagai salah satu input dalam pelaksanaan tugas;

Page 12: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

9

Tabel 1.3

Data Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2019 Berdasarkan Jabatan Struktural

Sumber: Subag Umum dan Kepegawaian, Tahun 2019

Tabel 1.4

Data Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2019

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Subag Umum dan Kepegawaian, Tahun 2019

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara Nomor 38 Tahun

2016 tentang Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara,dan

Peraturan Gubernur Nomor 37 tahun 2017 tentang pembentukan ,kedudukan

dan susunan organisasi unit pelaksanan teknis daerah (UPTD) Laboratorium

Kesehatan pada Dinas Kesehatan Propinsi Maluku Utara mempunyai Struktur

Organisasi dengan susunan sebagai berikut :

No. JabatanStruktural Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Eselon 2 1 0 1

2. Eselon 3 1 3 4

3. Eselon 4 4 11 15

4. Jabatan Fungsional Umum 42 94 156

NO. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Magister 9 17 26

2. Sarjana 24 73 97

3. Diploma 8 12 18

4. SMA/SPK/SMK 6 6 12

5. SMP 1 0 1

TOTAL 48 108 156

Page 13: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

10

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara

RS SOFIFI

UPT LABKESDA

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SUBAG KEUANGAN DAN BMD

SUBAG PERENCANAAN DAN

PROGRAM

SUBAG UMUM &

KEPEGAWAIAN

SEKRETARIAT

BIDANG BINA PELAYANAN KESEHATAN

Seksi Yankes Primer

Seksi Yankes

Rujukan

Seksi Yankes Tradisional

BIDANG PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT

Seksi Pencegahan dan Pengendalian

Menular

Seksi Surveilans &

Imunisasi

Seksi PTM dan

Keswa

BIDANG SUMBER DAYA

KESEHATAN

Seksi Kefarmasian

Seksi Alat Kesehatan dan PKRT

Seksi Sumber Daya Manusia

RS Jiwa

BIDANG KESEHATAN

MASYARAKAT

Seksi Promkes&PemberdayaanMasyarakat

Seksi Kesmasy dan Gizi

Seksi Kesling dan Kesja Or

Page 14: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

11

E. ISU STRATEGIS

Potensi dan permasalahan termasuk isu strategis dalam pelaksanaan

pembangunan kesehatan di Maluku Utara akan menjadi input dalam mementukan

arah dan kebijakan strategis Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara.

Saat ini akses ibu hamil, bersalin dan nifas terhadap pelayanan kesehatan

cenderung membaik, akan tetapi Angka Kematian Ibu dan Anak masih cukup

tinggi. Kondisi ini kemungkinan disebabkan antara lain karena kualitas kesehatan

ibu hamil dan bersalin yang belum memadai, kondisi ibu hamil dengan komplikasi

dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu antara lain

hipertensi kehamilan, perdarahan post partum, serta penyabab lainnya. Penyebab

ini dapat diminimalisir dengan peningkatan kualitas ANC (Ante Natal care).

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat anatar

lain anemia, penyakit tidak menular, malaria, serta penyebab lainnya.

Status gizi balita masih memerlukan perhatian penting terlihat dari masih

tingginya angka Balita Stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak

balita (Bayi dibawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak

terlalu pendek untuk usianya.Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan

dan pada masa awal bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah

bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) n sangat pendek (saverely stunted)

adalah balita dengan Panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut

umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO – MGRS (Multicentre Growth

Reference Study) 2006. Penyebab stunting disebabkan oleh banyak factor multi

dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh factor gizi buruk yang dialami oleh ibu

hamil maupun balita. Factor penyebab Stunting di gambarkan sebagai berikut :

a) Praktek pengasuhan yang kurang bagus

b) Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC dan Post Natal

Care dan pemebrlajaran dini yang berkualitas.

c) Maih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi

d) Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

Page 15: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

12

Maluku Utara menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius

terhadap kualitas Sumber daya Manusia (SDM) salah satu masalah gizi yang

menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek

(Stunting). Hasil riset Kesehatan dasar tahun 2018 Prevalensi stunting di Maluku

Utara mencapai 30,4% sedangkan data E-PPGM Status Gizi TB/U (Stunting) 2019

15% hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sekitar 7931

anak mengalami stunting.

Dalam bidang pengendalian penyakit, trend penyakit tidak menular tampak

menunjukkan peningkatan persentase puskesmas yang melaksanakan

pengendalian PTM Terpadu. Jumlah puskesmas yang telah melaksanakan minimal

tata laksana penyakit hipertensi dan DM atau telah melakukan pembinaan

posbindu PTM di wilayahnya, dapat dilihat pada berikut ini:

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular Tahun 2019

Disisi lain penyakit-penyakit menular masih menunjukkan prevalensi yang

masih tinggi. Persentase kasus TB yang tata laksana sesuai standar diantara

semua kasus TBC yang di obati dan dilaporkan ( grafik 1.2) . Tahun 2019 capaian

indikator persentase kasus TBC yang ditatalaksana sesuai standar adalah sebesar

94% dari target 79%. Trend cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC

selama 5 tahun (2015-2019) menunjukan adanya peningkatan yaitu tahun 2015

sebanyak 1,848 kasus ( 100%) tahun 2016 sebanyak 1,810 sebanyak 2,076 kasus

0100200300400500600

8115

72 459

9941 14

83 74

533

57,86 24,19 49,62 17,65 3,5586,25 51,56 21,88

100 80,5640,65

Grafik 1.1. Jumlah dan Capaian Posbindu PTM Provinsi Maluku Utara Tahun 2019

Jumlah Posbindu Capaian

Page 16: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

13

(97%) tahun 2019 sebanyak 2,178 kasus (99%). Semakin meningkatnya

penemuan kasus TBC disertai dengan adanya perluasan jejaring DPM dan

penguatan survailans di rumah sakit dan klinik dengan melakukan penyisiran

kasus atau mopping up.

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Adapun hal – hal yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian target

kinerja program TBS sbb :

1. Adanya komitmen pemerintah daerah dalam program P2TBC,

2. Data penemuan dan pengobatan pada RS dan fasilitas kesehatan swasta

sebagaian besar telah terlaporkan dalam system pelaporan program TBC,

3. Keterlibatan kader kesehatan untuk program TB sudah berjalan denagn baik

di beberapa kab/ kota, Upaya skrining terduga TBC telah dilaksanakan dengan

adanya program PISPK dan beberapa kab/kota,

4. Perencanaan terpadu dan regulasi setiap jenjang untuk keberlangsungan

proram eliminasi TBC.

100 100

91

97

99

86

88

90

92

94

96

98

100

102

2015 2016 2017 2018 2019

Grafik 1.2. Persentase Kasus TB Yang Tata Laksana Sesuai Standar Diantara Semua Kasus TBC Yang Di Obati Dan Dilaporkan Tahun

2019

Page 17: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

14

Adapaun kendala – kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan

pengendalian TBC adalah sbb :

1. Kurangnya komiten pemerintah daerah (Provinsi & Kabupetan) dalam

mendukung program pengendalian TBC,

2. Pengobatan yang tidak tuntas sehingga resiko kematian semakin tinggi,

bebberapa fasilitas kesehatan tidak memberikan laporan hasil pengobatan

yang dijalani.

Rencana tindak lanjut yang perlu di lakukan adalah melakukan edukasi

kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat untuk memeriksakan diri sendini mungkin bila di temukan adanya

gejala- gejala awal TBC, Memperkuat jejaring internal dan eksternal fasilitas

kesehatan dalam penanganan pasien TBC, Memperkuat jejaring kemitraan

dengan lintas program,lintas sector, organisasi profesi agar memperoleh

dukungan dalam pelaksanaan program sesuai dengan tupoksi masing- masing.

Grafik 1.3. Presentase Kasus HIV Yang Diobati Tahun 2015-2019

Persentase kasus HIV yang diobati semua orang dengan positif HIV

dan masih dalam terapi pengobatan ARV. Setiap tahun terjadi peningkatan

jumlah kasus HIV yang diobati tapi tetap belum mencapai target yang di

tentukan, hal -hal yang mempengaruhi kegagalan pencapaian target kinerja

adalah; Akses terbatas ke layanan pengobatan HIV , baru 4 kabupaten kota yang

2015 2016 2017 2018 2019

Memenuhi syarat 493 685 837 989 1241

On ARV 99 150 234 325 454

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Jumlah Orang dengan HIV yang mendapat ARV dari ODHA yang memenuhi syarat ARV

37%

Page 18: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

15

dapat melakukan pengobatan ARV, Tidak tersedia tenaga pendamping untuk

membantu kepatruhan minum obat pada mereka yang terinfeksi HIV, dan

pemahaman petugas dalam menjalankan pelayanan terbatas. Kinerja indicator

persentase kasus HIV yang diobati sebesar 72,73% Jika dibandingkan antara

kinerja dengan capaian realisasi anggaran layanan pencegahan dan

pengendalian penyakit HIV/ AIDS sebesar 98,30% yang berarti terdapat

efisiensi sumber pembiyaan sebesar 25-3. Kendala – kendala yang di hadapi

dalam pelaksanaan pengendalian HIV adalah

1. Masih terbatas layanan perawatan dukungan dan pengobatan ( DPD)

2. Keterlambatan petugas dalam melakukan pencatatan dan pelaporan

3. Tenaga penjangkau dan pendamping hanya tersediah di 2 kab/ kota dari

10 kab/kota yang ada.

4. Belum ada system validasi data secara rutin sehingga pelapran bulanan

dari layanan baik lapotran IMS, KT & PDP belum akurat

Pengendalian dan pencegahan penyakit tidak terlepas dari upaya

survelians dan imunisasi. Pada tahun 2019 secara umum capaian Imunisasi dasar

lengkap pada balita telah mencapai 93 %.

Sumber : Seksi Surveilens & Imunisasi Tahun 2019

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2017 2018 2019

92 92,5 93

76,3 77 76

Grafik 1.4. Persentase Imunisasi Dasar Lengkap Provinsi Maluku Utara Tahun 2017-2019

Target Persentase IDL

Page 19: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

16

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dan masalah kesehatan

tidak terlepas dari upaya kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan serta

pemberdayaan masyarakat. Secara umum akses masyarakat terhadap sanitasi

sehat telah mulai membaik, tampak dari akses terhadap jamban dan air bersih

yaitu 73 % Upaya penyehatan lingkungan yang bersifat promotive, preventif

secara epidemiologi mampu memberikan kontribusi yang bermakna terhadap

kesehatan yaitu memberikan proteksi dan pencegahan terhadap resiko kejadian

penyakit yang berbasis lingkungan,apabila jangkauan programnya (aksebilitas)

memadai.

Pada tahun 2019 target Nasional indikator persentase TTU yang

memenuhi syarat kesehatan sebesar 58% dan target provinsi sebesar 95 %

sedangkan realisasi indicator Provinsi sebesar 67%. Itu berarti pada tahun 2019

realisasi indicator nasional yang ditetapkan, namun belum mencapai target

Provinsi. Data diatas menunjukan bahwa kabupaten kota yang cakupan TTU

memenuhi syarat paling rendah adalah kabupaten Halmahera Tengah hanya

49% dan yang paling tinggi di Kabupaten tinggi sebesar 92 % disusul kota

ternate 91%.

Target Kawasan Sehat sebesar 7 kab/ kota; Sedangkan realisasi

indikator tersebut sebesar 3 kab/ kota yaitu Kota Ternate, Kota Tidore dan Kab.

Halmahera Selatan atau sebesar 42,85%. Dari realisasi indikator tersebut belum

mencapai target indikator dengan capaian kinerja sebesar 90 %.

Lokus tatanan sehat meliputi Kabupaten/Kota Sehat, Pasar Sehat,

Pelabuhan/Bandara Sehat, Sekolah Sehat, Kantor Sehat. Kegiatannya tentu

meliputi pembinaan pada lokus-lokus yang tadi disebutkan, kesiapsiagaan dan

penanggulangan Bencana, serta kegiatan even-even khusus atau kesling

tertentu yang sebagian besar dari keseluruhan kegiatan tersebut berorientasi

pada pemberdayaan masyarakat. Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat

sendiri merupakan kegiatan pemerintah daerah yang ditujukan untuk

meningkatkan kondisi lingkungan di wilayahnya kearah yang lebih baik sehingga

masyarakatnya dapat hidup dengan aman, nyaman, bersih dan sehat.

Penyelenggaraan Kab/Kota Sehat adalah juga merupakan pelaksanaan berbagai

kegiatan dalam mewujudkan kab/kota sehat berbasis masyarakat yang

Page 20: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

17

berkesinambungan, melalui forum yang difasilitasi oleh pemerintah kab/kota.

Kab/kota yang menyelenggarakan kawasan sehat adalah kab/kota yang

menyelenggarakan pendekatan Kab/Kota Sehat dengan membentuk Tim

Pembina dan Forum Kab/Kota Sehat yang menerapkan minimal 2 Tatanan dari

9 Tatanan Kawasan Sehat yaitu : (1). Kawasan Permukiman, Sarana, dan

Prasarana Umum (2). Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib dan Pelayanan

Transportasi (3). Kawasan Pertambangan Sehat (4). Kawasan Hutan Sehat (5).

Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat (6). Kawasan Pariwisata Sehat (7).

Ketahanan Pangan dan Gizi (8). Kehidupan Masyarakat yang Mandiri (9).

Kehidupan Sosial yang Sehat.

Pada umumnya pekerja di sektor informal kurang memiliki kesadaran

dan pengetahuan akan bahaya di lingkungan kerja, metoda kerja, lingkungan

tempat kerja yang memenuhi standar kesehatan dan keamanan bekerja. Pada

umumnya sifat pekerjaan informal hanya berdasarkan perintah dan perolehan

upah. Hubungan yang ada hanya sebatas majikan dan buruh (tenagakerja),

dengan minimnya perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dimana

K3 merupakan salah satu bentuk perlindungan tenaga kerja di segala jenis

kegiatan usaha, baik formal maupun informal.

Pos UKK merupakan upaya pelayanan kesehatan kerja dasar bersumber

daya masyarakat dalam menjalankan kegiatannya meliputi upaya promotif,

preventif dan pengobatan sederhana yang bersifat pertolongan pertama pada

kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit. Pembinaan Puskesmas

terhadap Pos UKK dilakukan dengan mengirim tenaga pendamping yang dating

secara berkala. Jika peran Pos UKK dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan

masyarakat yang terhadap kesehatan, maka akan menjadi model bagi

perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja sektor informal

yang selama ini memang belum ada.

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas

pekerja, Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan dan Unit Pelaksana

Teknisnya, (Puskesmas) sebagai instansi pemerintah berkewajiban memberikan

pelayanan kesehatan pada masyarakat termasuk pekerja di sektor informal.

Upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat pekerja di sektor informal melalui

Page 21: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

18

pengembangan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat pekerja dalam bentuk

Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK). Sehubungan dengan hal tersebut diatas,

diperlukan peningkatan pengetahuan petugas dari setiap tingkatan untuk

mengetahui tugas dan tanggungjawab masing-masing dalam pembentukan dan

pembinaan Pos UKK.

Grafik 1.5.

Jumlah Pos UKK yang terbentuk di Wilayah Puskesmas Kab/kota

Tahun 2019

Pada Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa masih ada Puskesmas yg

belum membentuk Pos UKK di wilayahnya sampai akhir tahun 2019. Adapun

Kabupaten yang paling banyak membentuk Pos UKK di Wilayah Puskesmas

adalah Kabupaten Halmahera Timur sebanyak 12 Pos UKK di susul Kota Tidore

Kepulauan sebnyak 10 Pos, sedangkan yang paling sidikit membentuk adalah

Kabupaten Halmahera Tengah hanya 1 Pos UKK.

Untuk Pembentukan Pos UKK di Wilayah TPI/PPI dari 10 Kabupaten

masing-masing Kab/Kota memiliki 1 PPI/TPi namun sampai dengan akhir tahun

2019 Jumlah Pos UKK yang terbentuk didaerah PPI/TPI adalah 1 Pos UKK binaan

Puskesmas Kalumata/Kota Ternate yang terbentuk sejak tahun 2016 dengan

nama Pos UKK “Cakalang” keanggotaannya terdiri dari penjual ikan , buruh pikul

es, dan nelayan, jumlah anggota 100 orang ,kegiatan yang dilakukan berupa

Page 22: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

19

pemeriksaan kesehatan sebulan sekali dan Penyuluhan kesehatan oleh Tenaga

kesehatan dan pengelola Kesjaor Puskesmas Kalumata.

Melalui upaya promosi kesehatan telah dilakukan kampanye GERMAS

di seluruh kabupaten/kota, advokasi kebijakan sehat serta penggalangan

sectoral dalam mendukung kesehatan. Pada tahun 2019 dari 10 kabupaten/kota

telah mengeluarkan 18 kebijakan yang mendukung kesehatan dari 7

kabupatren/kota termasuk kebijakan tingkat provinsi. Pemberdayaan

masyarakat terlihat dari jumlah posyandu aktif serta desa siaga yang pada tahun

2019 Posyandu aktif mencapai 57,2% serta desa siaga mencapai 51,7%. Isu

strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas

penanganan, yaitu:

a. Peningkatan status kesehatan masyarakat dalam tahap kehidupan, mulai

dari bayi hingga lansia ( Continuum of Care )

b. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

c. Pencegahan penyakit menular maupun tidak menular

d. Gerakan Masyarakat SEHAT

e. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

f. Percepatan penurunan STUNTING

F. SISTEMATIKA

Sistematika penulisan laporan kinerja Dinas Kesehatan adalah sebagai

berikut :

a. Kata Pengantar

b. Daftar Isi

c. BAB I

Penjelasan umum organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara,

penjelasan aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issued) yang sedang dihadapi organisasi.

d. BAB II

Menjelaskan uraian ringkasan/ ikhtisar perjanjian kinerja Dinas Kesehatan

Provinsi Maluku Utara tahun 2019.

e. BAB III

Penyajian capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara untuk

Page 23: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

20

setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

pengukuran kinerja organisasi, dengan melakukan beberapa hal sebagai

berikut: Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target

jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis

organisasi; Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau

peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Analisis program/kegiatan

yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan

kinerja dan melakukan analisa realisasi anggaran.

f. BAB IV

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi

serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

g. LAMPIRAN

Formulir PK : Pengukuran Kinerja

Page 24: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

21

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara telah ditetapkan

dalam dokumen penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target

kinerja tertentu dengan didukung sumber daya yang tersedia. Terdapat dua

Perjanjian Kinerja yaitu Perjanjian Kinerja Eselon II dengan Gubernur serta

Perjanjian Kinerja antara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara dengan

Eselon III/IV lingkup Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara

Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan menjadi kesepakatan yang

mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sebagai upaya

mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat Maluku

Utara. Perjanjian penetapan kinerja tahun 2019 yang telah ditandatangani oleh

Pejabat Eselon II dan IV lingkup Dinas Kesehatan provinsi Maluku Utara berisi

Indikator Kinerja Program sesuai Bidang dan Seksi terkait.

B. Indikator Kinerja

Dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

ditandai dengan menurunnya Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka

Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular, Persentase

Fasilitas kesehatan yang terakreditasi, serta meningkatnya dukungan kebijakan

kesehatan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

Indicator kinerja dalam pencapaian target tersebut adalah sebagai berikut:

1. Angka Kematian Ibu

2. Angka Kematian Bayi

3. Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular meliputi Prevalensi TB, API Malaria

dan Prevalensi HIV

4. Angka Kesakitan Akibat Penyakit Tidak Menular

5. Jumlah fasilitas kesehatan terakreditasi

6. Jumlah kabupaten/kota memiliki kebijakan kesehatan

7. Persentase keluarga ber PHBS.

Page 25: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

22

1. Angka Kematian Ibu (AKI)

Menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan. AKI

merupakan salah satu indikator yang sangat sensitive karena dipengaruhi

berbagai factor yang sangat kompleks Angka Kematian ibu ( AKI ) merupakan

salah satu indicator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI

adalah resiko kematian ibu selama masa kehamilan,persalinan dan nifas atau

pengelolaannya tetapi bukan karna sebab- sebab lain seperti kecelakaan atau

terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk menilai program

kesehatan ibu, indicator ini juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat,

karna sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan baik dari sisi

aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi kecenderungan penurunan

kematian ibu selama lima tahun terakhir yaitu 2015 -2019 dari 297 menjadi 214

per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan

angka kematian ibu, namun belum mencapai target MDGs yang harus dicapai

yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 .

Angka kematian bayi secara umum merupakan indicator penting untuk

mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat kemajuan yang

dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyebab

kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB dengan

demikian, seperti halnya pada angka kematian neonatal, angka kematian

menjadi tolok ukur yang sensitive dari semua upaya intervensi yang dilakukan

oleh pemerintah khususnya bidang kesehatan.Sebagaimana AKI, Angka

Kematian Bayi (AKB) juga merupakan indicator sensitive yang mencerminkan

tingkat pembangunan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Salah satu

upaya kesehatan anak yaitu melalui penerapan pendekatan pelayanan

kesehatan terintegrasi dan berkesinambungan (Continuum of care). Telah

menunjukan hasil baik terlihat dari angka kematian bayi dari tahun ke tahun

yang menunjukan penurunan.

Page 26: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

23

Angka Kesakitan Akibat Penyakit menular pada Program P2 cukup banyak

namun pada indicator utama yang diwakilkan dengan penggambaran indiaktor

tiga jenis penyakit menular. pada tahun 2019 capaian indicator persentase

kasus malaria positif yang diobati sesuai standar adalah 100% Hal ini sdh

melewati target nasional 95%. Kinerja indicator persentase kasus positif

malaria yang diobati sesuia standar dari tahun ke tahun menunjukan trend

positif,hal ini dibuktikan dengan selalu naik capaian kinerja dari tahun 2015

sampai dengan tahun 2019.

Angka Kesakitan Akibat Penyakit Tidak Menular, yang digambarkan dari

persentasi desa yang memiliki Posbindu PTM. Keberadaan posbindu PTM di

suatu desa merupakan suatu upaya deteksi dini penyakit tidak menular pada

kelompok penduduk beresiko yang melibatkan peran serta masyarakat dengan

dukungan tenaga kesehatan.

Jumlah fasilitas kesehatan yang terakreditasi menggambarkan upaya

pemerintah untuk memenuhi hak dasar masyarakat melalui penyediaaan

pelayanan kesehatan yang bermutu, dari segi sarana maupun prasarana baik

pada pelayanan kesehatan primer maupun pelayanan kesehatan rujukan.

Jumlah kabupaten/kota yang memiliki kebijakan berwawasan kesehatan

menggambarkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan derejat kesehatan

yang setinggi-tingginya dengan mengerahkan seluruh sumber daya daerah.

semakin banyak kebijakan yang berwawasan kesehatan menunjukkan

tingginya komitmen pemerintah dearah dalam pembangunan kesehatan.

Ketujuh indicator diatas merupakan agregat dari seluruh indicator kinerja

program, namun selain itu masih terdapat indicator pendukung utama lainnya

pada bidang dan seksi yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara,

yang diharapkan memiliki daya ungkit dalam pencapaian program kesehatan.

Page 27: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

24

Tabel 2.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2014 -2019

No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kondisi

Awal

Target Kinerja Sasaran

Target

Akhir

Renstra

2015 2016 2017 2018 2019

1 Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya

peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat

Meningkatnya status kesehatan

dan gizi masyarakat

Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Bayi

330

20

306

13

306

13

306

13

306

13

306

13

306

13

2 Terwujudnya derajat kesehatan

masyarakat melalui upaya

pengendalian Penyakit

Menular dan Tidak Menular

Meningkatnya

Pengendalian

Penyakit Menular

dan Tidak Menular

Angka Kesakitan Akibat Penyakit

Menular:

- Prevalensi TB

- API Malaria

- Prevalensi HIV

Angka Kesakitan Akibat Penyakit

Tidak Menular :

- Persentase Desa yang memiliki

posbindu PTM

82

<1 0

0.012

2,8

150

<1 0

<0.5

10%

153

<1 0

<0.5

20%

199

<1 0

<0.5

30%

231

<1 0

<0.5

40%

257

<1 0

<0.5

50%

257

<1 0

<0.5

50%

3 Meningkatnya

Pemerataan dan

Mutu Pelayanan

Kesehatan

fasilitas Kesehatan Terakreditasi:

- Puskesmas terakreditasi

- RS Pemerintah terakreditasi

0

0

0

1

6

2

20

3

58

10

59

10

143

20

4 Meningkatkan

peran serta

masyarakat dalam

upaya penyehatan

masyarakat

- Kab/kota yang memiliki

kebijakan berwawasan

kesehatan

- Persentase Keluarga

menerapkan PHBS

-

20

2

25

2

40

2

60

3

70

3

80

12

80

Page 28: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

25

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja

A.1. Capaian Kinerja Organisasi

Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup

hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan

efisien. Diperlukan instrumen baru, pemerintahan yang baik (good governance)

untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Selain itu, budaya

organisasi turut mempengaruhi penerapan pemerintahan yang baik di

Indonesia. Pengukuran kinerja dalam penyusunan laporan akuntabilitas kinerja

dilakukan dengan cara membandingkan target kinerja sebagaimana telah

ditetapkan dalam penetapan kinerja pada awal tahun anggaran dengan

realisasi kinerja yang telah dicapai pada akhir tahun anggaran.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas

dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan

laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan

(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Berikut

gambaran pencapaian indicator kinerja pada masing-masing bidang dan seksi

dilingkup Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara:

A.1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Sebagaimana telah ditetapkan dalam pencapaian tujuan dan sasaran Dinas

Kesehatan maka pencapaian IKU dapat digambarkan melalui pencapaian 7

indikator berikut:

1. Angka Kematian Ibu

Pada tahun 2019 Kematian ibu sebanyak 35 kasus kematian atau AKI

sebanyak 223 per 100.000 kelahiran hidup dimana terlihat kecenderungan

penurunan kematian dibanding tahun 2018 sebanyak 45 kasus kematian

atau AKI sebesar 214 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu terjadi

diseluruh kabupaten/kota dengan jumlah kematian ibu tertinggi terjadi di

Page 29: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

26

Kabupaten Halmahera Selatan yaitu 9 kematian serta terendah di Kab.

Halmahera Tengah sebanyak 3 kematian ibu. Meskipun cenderung

menurun namun AKI di Maluku Utara masih cukup tinggi . Gambaran AKI

pada lima tahun terakhir disajikan pada gambar berikut:

Gambar diatas menunjukan masih cukup sulitnya menurunkan

kematian ibu. Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan serta

abortus dan penyebab lainnya. Hal tersebut disebabkan antara lain

kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan yang berkualitas masih

rendah, system pelayanan rujukan belum optimal, pendampingan pada ibu

hamil dan system control oleh tenaga kesehatan belum maksimal,

kurangnya kerja sama lintas sector dalam peningkatan kesehatan ibu hamil.

297

441

390

214 223

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9

G RAF IK 3 .1 . AN G K A K EMATIAN IBU PROV IN SI MALUK U UTARA TAHUN 2 0 1 5 - 2 0 1 9

Page 30: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

27

Tabel 3.1.

Faktor-faktor Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Maluku Utara

No

Kabupaten

/Kota

Jumlah Kematian

Ibu

Sebab Kematian Ibu

Perdarahan

Hipertensi dalam

kehamilan

Infeksi

Abortus

Partus

Lama

Lain-

lain

1 HALBAR 5 4 0 0 0 0 1

2 HALTENG 1 0 0 0 0 0 1

3 KEP.SULA 6 2 0 0 0 0 4

4 HALSEL 9 4 0 0 0 0 5

5 HALUT 2 2 0 0 0 0 0

6 HALTIM 6 4 0 0 1 0 1

7 MOROTAI 6 0 1 1 2 1 1

8 TALIABU 4 2 1 1 0 0 0

9 TERNATE 3 1 0 0 0 0 2

10 TIDORE

KEPULAUAN

3 2 0 0 0 0 1

TOTAL 45 21 2 2 3 1 16

Kegiatan yang dilaksanakan guna menurunkan angka kematian ibu pada tahun 2019

sebagai berikut :

a. Peningkatan SDM Kesehatan; sosialiasasi pengenalan deteksi dini resiko ibu

hamil resiko tinggi

b. Kemitraan lintas sector dan lintas program

c. Pemantapan system rujukan

d. Peningkatan kapasitas tenaga bidan dalam penanganan kegawatdaruratan maternal baik di tingkat puskesmas maupun tingkat rujukan

Page 31: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

28

Tabel 3.2

Analisis beberapa faktor upaya penurunan kematian IBU dan Rencana intervensi di Dinas K esehatan Provinsi Maluku Utara

No FAKTOR ANALISIS PENYEBAB INTERVENSI PROGRAM/KEGIATAN

1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan - Kualitas Pelayanan KIA yang masih

perlu di tingkatkan

- Alur Rujukan yang belum tersistem

dengan baik

- Kebijakan pemeriksaan bumil gratis

- Implementasi ANC Terpadu

- Tata laksana dan rujukan

2 Petugas Kompetensi petugas yang masih beragam - Kemitraan dengan Rumah Sakit dalam

rangka peningkatan kapasitas petugas

3 Faktor Ibu - Pengetahuan ibu tanda bahaya

kehamilan kurang

- Perbaikan gizi pada ibu hamil KEK

atau anemia

- Kunjungan rumah ibu hamil dan neonates

risiko tinggi

Page 32: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

29

2. Angka Kematian Bayi

Angka Kematian bayi adalah merupakan angka yang menunjukan

banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup

pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi

meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per 1000

kelahiran hidup). Faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian antara

lain pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan

program ibu dan anak, kondisi lingkungan dan social ekonomi.

Kematian bayi pada tahun 2019 sebanyak 205 kasus atau AKB sebesar

13 per 1000 kelahiran hidup. Tahun 2019, jumlah kematian ibu menurun

sebesar 47 kematian (202/100.000KH). meskipun terjadi penurunan AKI

yang cukup signifikan namun angka tersebut masih cukup tinggi

mengingat jumlah penduduk Maluku Utara yang relatif kecil, pencapaian

ini juga masih memberikan gap bila dibandingkan dengan seluruh sasaran

penduduk.Untuk kematian bayi pada tahun 2018 mencapai 292 kematian (

13 / 1000 KH) dan pada tahun 2019 menurun menjadi 276 kematian

(12/1000 KH). Hal tersebut menggambarkan masih tingginya kematian bayi

pada seluruh wilayah Maluku Utara.

Sumber : Seksi Kesehatan Masyarakat dan Gizi Tahun 2019

17

13

16

13 12

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2015 2016 2017 2018 2019

Grafik 3.2. Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Maluku Utara Tahun 2015 -2019

Page 33: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

30

Tabel 3.3. Faktor-faktor Penyebab Kematian Bayi di Provinsi Maluku utara

No Sebab Kematian 2015 2016 2017 2018 2019

1 Bayi Berat Lahir

Rendah

83 67 69 81 56

2 Asfiksia 96 58 68 60 52

3 Kelainan kongenital 19 17 15 19 14

Sumber : Seksi Kesehatan Masyarakat dan Gizi Tahun 2019

3. Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular meliputi Prevalensi TB,

API Malaria dan Prevalensi HIV

a. Prevalensi TB

Tahun 2019 capaian indicator persentase kasus TBC yang di

tatalaksana sesuai standar sebesar 94% dari target 79 %. Trend

cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC selama 5 tahun ( 2015-

2019) menunjukan adanya peningkatan yaitu tahun 2015 sebanyak

1,848 kasus(100%), tahun 2016 sebanyak 1,810 (100%) tahun 2017

sebanyak 1,978 (91%) tahun 2018 sebanyak 2,076 kasus (97%) tahun

2019 sebanyak 2,178 kasus (99%). Semakin meningkatnya penemuan

kasus TBC disertai dengan adanya perluasan jejaring DPM dan

penguatan survailans di rumah sakit dan klinik dengan melakukan

penyisiran kasus atau mopping up.

b. API Malaria

Angka Kesakitan Malaria Annual Paracite Indeks (API) Malaria

menggambarkan terkait angka kesakitan akibat penyakit malaria

disuatu daerah. hingga saat ini malaria masih menjadi masalah

kesehatan di Indonesia termasuk di Maluku Utara. Malaria masih

menjadi penyebab utama rawat inap dan kematian pada anak di

rumah sakit di daerah endemis malaria.

Pada bayi, malaria merupakan penyebab utama anemia berat,

dan berkontribusi menjadi salah satu penyebab utama stunting di

daerah endemis. Selain menyebabkan kesakitan, kematian dan

Page 34: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

31

gangguan pertumbuhan sejak janin, malaria juga menghambat

perkembangan anak termasuk fungsi koqnisi dikarenakan anemia

kronis, kerusakan otak. Sehingga secara tidak langsung kasakitan

akibat malaria merupakan salah satu factor pengambhat dalam

pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, khusunya

mewujudkan generasi emas 2045.

Pada tahun 2018 API Maluku Utara mencapai 0,9 per 1000

penduduk dengan jumlah 577 kasus, sedangkan pada tahuan 2019

API mencapai 0,43 per 1000 penduduk dengan jumlah 380 kasus

positif. Gambaran Kab/Kota tahun 2019 dapat dilihat pada gambar

1.1. Keberhasilan pencapaian program malaria adalah dengan

adanya eliminiasi malaria disuatu daerah. keberhasilan eliminasi

malaria ditandai dengan penvcapaian API kurang dari 0.1 per 1.000

penduduk.

Gambar 3.1. Capaian Program Malaria Provinsi Maluku Utara

Tahun 2019

Secara Nasional kasus malaria selama tahun 2005 s/d 2018

berdsarakan laporan rutin cenderung menurun pada tahun 2009

sebesar 1.85 perseribu penduduk menjadi 0,84 per 1000 penduduk

Page 35: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

32

pada tahun 2018 walaupun telah terjadi penurunan API secara

nasional. Di Maluku Utara, penyakit malaria masih menjadi

permasalahan dalam masyarakat karna banyaknya kasus import

yang dating dari luar provinsi Maluku Utara sehingga banyak terjadi

kasus introduced dari import menjadi indigionou (local).

Indikator API Maluku Utara berdasarkan laporan kasus

malaria tahun 2018 kab/kota angka API 0,9/1000 Penduduk dengan

jumlah kasus 577 kasus dan tahun 2019 angka API 0,5/1000

Penduduk dengan jumlah kasus 380 kasus positif gambaran ini

memberikan informasi dan kinerja selama ini. Sesuai indicator

RPJMN 2015-2019 Kab/kota yang mendapatkan sertifikat elimninasi

malaria dan kab /kota Angka API < 1 Per 1000 Penduduk. Sampai

tahun 2019 Provinsi Maluku Utara belum ada kab/kota yang

mendapatkan sertifikat eliminasi malaria sedangkan kab /kota < 1

Permil 9 Kab/kota

c. Prevalensi HIV.

Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah kasus HIV yang di obati

tetapi belum mencapai target yang telah ditentukan. Ada beberapa

hal yang mempengaruhi terjadinya kegagalan pencapaian target

kinerja adalah Akses terbatas ke layanan pengobatan HIV,baru 4

kabupaten yang dapat melakukan pengobatan ARV, tidak tersedianya

tenaga pendamping untuk membantu kepatuhan minum obat kepada

mereka yang terinfeksi HIV serta pemahaman petugas dalam

menjalankan pelayanan terbatas.

Page 36: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

33

Pencapaian penemuan kasus HIV AIDS mulai tahun 2004 – 2019

gambarkan dalam grafik berikut :

Grafik 3.3

Kasus HIV & Aids Terdaftar Per Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara Tahun 2004 – Agustus 2019

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Grafik 3.4.

Kasus Baru HIV & AIDS Per Kab/Kota Per Jan s/d Agustus 2019 Provinsi Maluku Utara

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

328193

35 11 15 23 15 19 4 2

645

385275

77 50 32 27 21 22 13 0

902

713

468

112 61 47 50 36 41 17 2

1547

HIV

0

50

100

150

200

250

58

39

91 3 7 4 5 2 0 0

128

2641

8 142 7 2 5 3 0 0

108

84 80

17 155

146 10 5 0 0

236

HIV AIDS Total

Page 37: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

34

4. Angka Kesakitan Akibat Penyakit Tidak Menular

Pengendalian PTM (Penyakit tidak menular) disesuaikan dengan

prioritas nasional melalui upaya promotive dan preventif guna

memperkuat kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kemanpuan

deteksi dan intervensi modifikasi factor resiko dengan menerapkan pos

pembinaan terpadu (POSBINDU) Pobindu PTM merupakan wujud serta

masyarakat dalam kegiatan deteksi dini. Pemantauan dan tidak lanjut dari

factor resiko penyakit tidak menular i secara mandiri dan

berkesinambungan. Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya

Kesehatan masyarakat (UKBM) yang selanjutnya berkembang menjadi

upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)

Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam

melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring terhadap factor resiko

PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksnakan secara terpadu rutin dan

periodik. Pada tahun 2019 dari 1.197 desa atau kelurahan di Maluku Utara

yang telah melaksanakan posbindu PTM hamper mencapai target

sebanyak 553 desa atau kelurahan yang memiliki posbindu aktif atau

sekitar 44,5%. Berikut gambaran distribusi Posbindu pada tahun 2019:

Tabel 3.4.

Disitribusi Posbindu Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Maluku Utara Tahun 2019

Page 38: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

35

5. Jumlah Fasilitas Kesehatan Terakreditasi

Peningkatan. Akses mutu pelayanan kesehatan di tingkat primer

adalah salah satu upaya akses masyarakat kepada fasilitas pelayanan

kesehatan (fasyankes ) adalah melalui pembangunan puskesmas dan

peningkatan sarana ,prasarana dan alat puskesmas yang ada sehingga

mampu menjadi puskesmas rawat inap. Untuk memenuhi tuntutan

pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berkualitas maka

kementerian kesesehatan melakukan akreditasi baik fasyankes primer

maupun rujukan secara berkala sehingga mutu pelayanan yang di hasilkan

diharapkan dapat terus ditingkatkan. sarana kesehatan primer dan sarana

kesehatan rujukan, roadmap tersebut menjabarkan rencana pelaksanaan

akreditasi sarana kesehatan termasuk penetapan sarana kesehatan yang

menjadi target akreditasi.

a. Jumlah puskesmas pada tahun 2019 sebanyak 147 terakreditasi

sebanyak 120 puskesmas. Pencapaian pada tahun 2019 puskesmas

yang telah di survai sebanyak 48 pkm. Puskesmas yang telah disurvei

dan dinyatakan lulus akrediatsi dengan berbagai strata antara lain

dinyatakan lulus 4 dasar puskesmas madya 32 puskesmas, utama 5

puskesmas dan paripurna 1 puskesmas

b. Untuk pelayanan kesehatan rujukan, dari 16 rumah sakit pemerintah

yang ada di Provinsi Maluku Utara, hingga tahun 2019 rumah sakit

semuanya telah diakreditasi sebanyak 13 rumah sakit yaitu Rumah

Sakit Umum Chasan Boesoirie, RSUD Tobelo dan RSU Soasio Tidore,

RSUD Jailolo, RSUD Weda,RSUD Sanana,RS Tentara, TNI AD,RSUD

Morotai,RS Bhayangkara Tk IV Ternate,RSU Maba RSUD Mabadan RS

Labuha RSU Bobong dan RSU Obi. Sementara untuk Rumah Sakit

swasta yang terakterdiasi ada empat yaitu RS Betesda, RS Prima RS

Muhamadyia dan RS Dharma ibu.

Page 39: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

36

1 KOTA TERNATE Keputusan Walikota Nomor 119.4/II.2/KT/2019 Kelompok Kerja Pasar Sehat

Keputusan Walikota Nomor 155/II.2/KT/2019 Strategi Akselarasi Gerakan Doti Sehat

Instruksi Walikota Nomor : 440/ 02/2019 Gerakan Masyarakat hidup sehat

2 KOTA TIDORE

KEPULAUAN Instruksi Walikota

Nomor: 443.42/1531/01/2019 Instuksi Walikota Tidore Kepulauan Pemberantasan

Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

3 KAB HALMAHERA BARAT Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2019 Kebijakan dan Strategi dalam Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga dan Sampah Sejenis sampah rumah

tangga lingkup pemerintah kabupaten halmahera

barat.

4 KAB HALMAHERA UTARA PERDA 04 tahun 2019 Pencegahan dan Penaggulangan HIV dan AIDS

5 KAB HALMAHERA

SELATAN

Keputusan Bupati/SK Nomor 203 Penetapan Desa Lokus Prioritas Penanganan

Stunting untuk Pemerataan Wilayah Stunting yang

tersebar di 19 Desa Tahun 2020

Keputusan Bupati/SK Nomor 93 Pembentukan Desa Binaan SKPD Dalam Intervensi

Stunting Fokus Penanganan Sesuai Binaan

Keputusan Bupati/SK Nomor 289 Peran Kepala Desa Dalam Penanganan Stunting

8 KAB PULAU MOROTAI

Keputusan Bupati Nomor 140/234/KPTS/PM/2019

Penetapan Desa Binaaan Bagi OPD di Kab Pulau

Morotai

Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2019 Percepatan Penurunan Stunting

7 KAB KEPULAUAN SULA Peraturan Bupati Nomor 27 tahun 2019 Peran Desa dalam Pencegahan Stunting

Surat Keputusan Bupati Nomor 121. A Tahun 2019 Tim Koordinasi Penanggulangan Stunting

8 PROVINSI MALUKU

UTARA

Peraturan GubernurNomor: 20/2019 Penetapan Kawasan Tanpa Rokok

Keputusan Gubernur

Nomor 486/KPTS/MU/2019

Pembentukan Forum Komunikasi GERMAS Prov

Malut

No KAB/KOTA/PROV Bentuk Kebijakan Nomor dan Tahun Uraian

6. Jumlah Kabupaten/Kota Memiliki Kebijakan Kesehatan

Komitmen pemerintah dalam pembangunan kesehatan salah

satunya dapat diliat dari keberpihakan pemerintah daerah dalam bidang

kesehatan yang diwujudkan dalam kebijakan yang dilakukan. Kebijakan

berwawasan kesehatan akan menjadi arah panduan dalam pelaksanan

pembangunan kesehatan dan tidak terlepas dari dukungan lintas sektor dan

para stakeholder lainnya. Pada tahun 2019 telah dilakukan upaya sosialisasi

dan advokasi kepada stakeholder dan pemangku kepentingan di seluruh

kabupatenkota guna mendapatkan dukungan dan peningkatan lintassektor

dalam pembangunan kesehatan. Pada tahun 2019, 7 Kabupaten/Kota telah

melaporkan sebanyak 13 kebijakan berwawasan kesehatan, serta untuk

tingkat provinsi Maluku Utara terdapat 2 kebijakan berwawasan kesehatan.

Berikut rincian kebijakan kesehatan tahun 2019 :

Tabel 3.5.

Kebijakan Berwawasan Kesehatan Provinsi Maluku Utara

Tahun 2019

Page 40: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

37

7. Persentase Keluarga Ber PHBS.

Pembinaan dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

khususnya pada Tatanan Keluarga sangat penting dalam pembudayaan

hidup sehat, mengingat peran keluarga yang sangat penting dalam

mewujudkan masyarakat sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran,

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri

di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan di masyarakat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga

yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu: (1) Persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi bayi ASI eksklusif, (3)

menimbang bayi dan balita, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci

tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat,

(7) memberantas jentik di rumah, (8) makan buah dan sayur setiap hari,

(9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, (10) tidak merokok di dalam

rumah. Untuk menilai keluarga yang telah ber PHBS dilakukan survey

PHBS pada tingkat rumah tangga dengan melihat 10 indikator PHBS

rumah tangga.

Gambar 3.3. Indikator PHBS Rumah Tangga

Sumber : Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2019

Page 41: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

38

Sejak tahun 2017 telah dimulai pelaksanaan Program Indonesia

Sehat Pendekatan Keluarga (PISPK). Pada PISPK dilakukan kunjungan

rumah untuk mengukur Indeks Kesehatan Keluarga (IKS) berdsarakan

12 indikator. Prinsip PISPK dan PHBS Rumah tangga sangat mirip

termasuk indicator yang digunakan. Dimana pada kedua program

tersebut dilakukan kunjungan rumah namun pada PISPK lebih

komprehensif karena melibatkan TIM pada kunjungan rumah serta

adanya intervensi berkelanjutan dengan mempertimbangkan bahwa

PISPK lebih komprehensif dalam penentuan keluarga sehat maka

puskesmas tidak lagi melaksanakan survey PHBS rumah tangga namun

lebih memusatkan sumber daya pada intervensi terhadap keluarga

yang telah dilakukan kunjungan rumah. Untuk itu maka keluarga yang

dikategorikan sehat berdasarkan indicator PISPK maka secara tidak

langsung juga merupakan keluarga yang telah ber PHBS.

IKS diagregasi dari 12 indikator yang diambil datanya dan hasilnya

dibagi menjadi 3, yaitu : 1) Keluarga Sehat, bila IKS > 0,800; 2)

Keluarga Pra Sehat, bila IKS = 0,500 0,800; 3) Keluarga Tidak Sehat,

bila IKS < 0,500. Berdasarkan pengertian tersebut maka pada tahun

2019, IKS Provinsi Maluku Utara masih berada di bawah 0,5 yang

berarti termasuk dalam kategori Keluarga Tidak Sehat. Berdasarkan

data PISPK jumlah keluarga dengan kategori sehat sebanyak 235.400

KK dari total kunjungan keluarga sebanyak 1.425.622 KK. Upaya untuk

meningkatkan capaian pada seluruh indikator IKS tentunya

memerlukan dukungan dan peran serta aktif dari banyak pemangku

kepentingan di luar Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara.

Page 42: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

39

A.2. Capaian Indikator Kinerja Sesuai Tugas Pokok

1. Indicator Kinerja Program Bidang Pelayanan Kesehatan

a. Program Pelayanan Kesehatan Primer

Pelayanan kesehatan primer adalah salah satu upaya dalam

program kesehatan yang bertujuan untuk menata sistem pelayanan

kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama agar dapat meningkatkan

akses dan kualitas layanan, salah satu upayanya ialah akreditasi.

Akreditasi adalah salah satu bentuk upaya peningkatan mutu fasilitas

pelayanan kesehatan termasuk untuk pelayanan kesehatan tingkat

pertama (FKTP). Faskes tingkat pertama atau faskes tingkat 1 adalah

tempat pertama yang harus didatangi masyarakat termasuk peserta BPJS

Kesehatan untuk berobat. Faskes tingkat 1 meliputi klinik kesehatan,

Puskesmas atau dokter umum. Faskes kesehatan tingkat pertama sering

juga disebut sebagai Faskes primer.

Keberhasilan pelaksanaan program kegiatan Akreditasi ditentukan

oleh konsisten dan kepatuhan petugas pada Standar Operasional

Prosedur dalam melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan. Artinya

sebaik apapun rencana dibuat jika tidak dilaksanakan secara konsisten

dan dipatuhi tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Untuk

menjamin konsistensi dan kepatuhan terhadap pelaksanaan rencana

dilakukan kegiatan pembinaan program yang dilakukan secara berjenjang

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan

Kementrian Kesehatan. Akreditasi puskesmas capaiannya tahun 2016

adalah 2 puskesmas, 2017 sebanyak 17 puskesmas, 2018 ialah 55

puskesmas dan 2019 yaitu 46 puskesmas dan 2 puskesmas yang re-

akreditasi. Sampai tahun 2019 dari 147 puskesmas untuk capaian

akreditasi puskesmas diperoleh 120 puskesmas yang telah akreditasi

dengan tingkatan dasar 45 puskesmas, madya 69 puskesmas, utama 7

pkm dan paripurna 1 puskesmas.

Page 43: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

40

b. Program Pelayanan Kesehatan Rujukan

Dalam indikator pelayanan kesehatan rujukan yang menjadi salah satu

item penilaian ialah akreditasi fasilitas kesehatan rujukan yaitu rumah

sakit. Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit

yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang

ditetapkan oleh Menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi

standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan. Dari 21 rumah sakit di

Provinsi Maluku Utara pada tahun 2017 sudah ada 4 rumah sakit yang

terakreditasi, 2018 sebanyak 6 rumah sakit dan tahun 2019 ialah 7 rumah

sakit, sehingga total rumah sakit terakreditasi sampai tahun ini sebanyak

17 rumah sakit. Berdasarkan tingkatannya rumah sakit dengan capaian

perdana 9 rumah sakit, dasar ialah 3 rumah sakit, madya yaitu 2 rumah

sakit dan paripurna sebanyak 3 rumah sakit.

c. Program Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komunitas

Secara umum seksi yankestrad telah melaksanakan tugas dalam

rangka mencapai tujuan dan sasaran dalam rangka mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategi (Renstra)

Kementerian Kesehatan tahun 2015 -2019 dalam bidang pelayanan

kesehatan tardisional, maka capaian indicator Puskesmas yang

menyelenggrakan kesehatan tradisional di tahun 2019 sebesar 89,09 %.

Angka capaian di tahun 2019 menunjukkan bahwa untuk mencapai

indicator kinerja seksi yankestrad menunjukan cenderung meningkat

sesuai target yang telah ditetapkan, hal ini di pengaruhi oleh sebagian

besar puskesmas yang telah dilatih baik penegtahuan maupun

ketrampilan.

Analisis dari kinerja masing indicator capaian dari puskesmas yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradidional dengan target

renstra sebesar 110 puskesmas telah mencapai sebesar 98 atau 89,09%.

Keberhasilan capaian indicator ini tidak terlepas upaya- upaya yang

dilakukan seperti advokasi, pelatihan sosialisasi, monitoring dan evaluasi

Page 44: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

41

serta bimbingan teknis secara rutin dan berkesinambungan baik pusat,

provinsi, kabupaten/ kota dan tak lupa pula lintas sector terkait

2. Indikator Kinerja Program Bidang Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit

a. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Salah satu indicator derajat Kesehatan masyarakat adalah angka

kesakitan dan kematian akibat penyakit, baik penyakit menular maupun

penyakit tidak menular. Untuk itu penting dilakukan upaya pengendalian

penyakit melalui upaya menurunkan inseden, prevalensi, morbidotas dan

morbilitas daru suatu penyakit hingga level yyang dapat di terima secara

local. Upaya pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit

menular dilakukan untuk melindungi masyarakat dari tertularnya

penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat atau meninggal dunia

serta mengurangi dampak social dan ekonomi akibat penyakit menular.

Tabel berikut menyajikan kondisi penaykit menular di provinsi Maluku

Utara tahun 2019

Jenis Penyakit 2019

TB Case Detection Rate/CDR (%) -

Success Rate /SR (%) -

Insiden Rate ( Per 100.000 penduduk) 175

DBD Kabupaten Kota dengan IR <49/100.000

penduduk

5

Malaria Annual Paracite Insidence(API)Malaria (Per

1000 penduduk)

< 1

HIV Insidence HIV (Per 1000 perseribu penduduk

yang tidak terinfeksi)

0,26

Kusta Prevalensi (per 100.000 penduduk)

7,85

Case Detektion Rate /CDR(%) -

Page 45: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

42

b. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

dan Kesehatan Jiwa

Tahun 2019 capaian indicator persentase puskesmas yang

melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) adalah sebesar

37,80% belum mencapai target, capaian tahun ini meningkat jika

dibandingkan dengan capaian 2 tahun kebelakang.

Hal yang mempengaruhi belum tercapainya target kinerja adalah

sebagaian besar puskesmas belum melakukan posbindu PTM di

wilayahnya.

c. Program Surveilans dan Imunisasi

Untuk program survailens dan imunisasi sasaran dan strategi

dilakukan analisis capaian kinerja per indicator diliat dari persentase anak

usia 0 – 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap meliputi 1 dosis

Hep pada usia 0-7 hari, 1 dosis BCG, 4 dosis polio 3 dosis DPT-HB ,serta

dosis campak selama kurun waktu 1 tahun. Capaian indicator dapat di

lihat pada grafik

3. Indikator Kinerja Program Bidang Kesehatan Masyarakat

a. Program Kesehatan Keluarga

Untuk Provinsi Maluku Utara, jumlah kematian ibu pada tahun 2018

mencapai 49 kematian (214/100.000 KH). Tahun 2019, jumlah kematian ibu

menurun sebesar 47 kematian (202/100.000KH). meskipun terjadi

penurunan AKI yang cukup signifikan namun angka tersebut masih cukup

tinggi mengingat jumlah penduduk Maluku Utara yang relatif kecil.,

pencapaian ini juga masih memberikan gap bila dibandingkan dengan

seluruh sasaran penduduk.. Untuk kematian bayi pada tahun 2018

mencapai 292 kematian ( 13 / 1000 KH) dan pada tahun 2019 menurun

menjadi 276 kematian (12/1000 KH). Hal tersebut menggambarkan masih

tingginya kematian bayi pada seluruh wilayah Maluku Utara. Capaian K4

Maluku Utara menurut Riskesdas 2018 hanya sebesar 44,5%.

Page 46: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

43

Upaya yang terus dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu

dan Bayi antara lain dengan meningkatkan akses untuk kesehatan ibu dan

calon ibu, peningkatan akses dan peningkatan upaya pemberdayaan

masyarakat. Hal ini juga sangat didukung terhadap pelayanan ibu hamil

saat K1 dan K4, serta pelayanan bayi saat KN1. Tantangan ke depan

adalah mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil dan

melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatan lingkungan yang mampu

melindungi bayi dari infeksi. Untuk usia di atas neonatal sampai satu tahun,

penyebab utama kematian adalah infeksi khususnya pnemonia dan diare.

Ini berkaitan erat dengan perilaku hidup sehat ibu dan juga kondisi

lingkungan setempat.

b. Program Gizi Masyarakat

Indikator persentase balita malnutrisi (gizi buruk) dan gizi kurang

memberikan gambaran tentang keadaan gizi balita. Balita gizi kurang

merupakan balita yang memiliki berat badan kurang -2 SD menggunakan

indeks berat badan menurut umur (BB/U). Kondisi ini diharapkan untuk

segera dapat diatasi dalam rangka mewujudkan pondasi sumber daya

manusia yang berkualitas. Balita yang mengalami gizi kurang berdasarkan

elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM)

tahun 2018 lebih tinggi (6 %) dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar

0,4 % berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG).

Indikator persentase bumil KEK menggambarkan risiko yang akan

dialami ibu hamil dan bayinya dalam masa kehamilan, persalinan dan pasca

persalinan. Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini,

selain masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi

juga menjadi persoalan yang harus kita tangani dengan serius. Selain

itu kita dihadapi dengan masalah stunting. Untuk Balita Stunting di

Maluku Utara Tahun 2019 berdasarkan data e-PPGBM sebesar 15%.

Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh

kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan

Page 47: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

44

kognitif tidak berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing

rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan. Program perbaikan gizi

masyarakat menjadi bagian utama dalam upaya peningkatan status

kesehatan khususnya pada kelompok rentan yaitu bayi, balita dan ibu.

Indikator program peningkatan gizi selain tertuang dalam rensta

Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Utara, Tabel dibawah ini menggambarkan indikator dan pencapaian untuk

program perbaikan gizi masyarakat.

Tabel 3.6.

Pencapaian Indikator Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2019

NO INDIKATOR TARGET 2019

CAPAIAN 2019

1 Persentase Ibu hamil KEK yang mendapat makanan

tambahan

95 96

2 Persentase Ibu hamil yang mendapat Tablet tambah

darah (TTD)

98 78

3 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang

mendapat ASI Ekslusif

50 60

4 Persentase bayi baru lahir mendapat insiasi Menyusu

Dini (IMD)

50 77

5 Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan

Tambahan

90 95

6 Persentase rematri yang mendapat tablet tambah

darah (TTD)

30 38

Sumber: Seksi Kesehatan Masyarakat dan Gizi Tahun 2019

Status gizi balita di nilai menurut 3 indeks yaitu berat badan menurut

umur ( BB/ U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan BB/ TB. Maluku

utara masih menghadapi permaslahan gizi yang berdampak serius terhadap

kualitas sumber daya manusia, salah satu maslah gizi yang menjadi

Page 48: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

45

perhatian utama saat ini adalah tingginya anak balita pendek ( Stunting)

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita ( bayi dibawah lima

tahun ) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek

untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi berusia 2 tahun.

Penyebab stunting disebabkan oleh faktor multi dan tidak hanya

disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialamioleh ibu hamil maupun anak

balita, intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi

prevalensi stunting ooleh karnanya perlu dilakukan pada 1.000 hari

pertama kehidupan (HPK). Beberapa faktor yang menjadi penyebab

stunting dapat digambarkan sebagai berikut :

- Praktek pengasuhan yang kurang baik

- Masih terbatasnya layana kesehatan termasuk layanan ANC- Ante Natal

Care ( pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan ) Post

Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas

- Masih kurangnya akses rumah tangga/ keluarga ke makanan yang

bergizi

- Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

Di Maluku utara sekitar 30,4 % anak balita mengalami stunting ( Riset

Kesehatan Daasar/Riskesdas 2018). Balita dan baduta yang mengalami

stunting akan mengalami tingkat kecerdasan tidak maksimal menjadikan

anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit di masa depat dan beresiko

pada menurunya produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi meningkatkan kemkiskinan dan

ketimpangan.

c. Program Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Olahraga

Upaya kesehatan lingkungan adalah pengendalian faktor-faktor risiko

lingkungan fisik, biologis, sosial yang dapat menimbulkan hal-hal yang

Page 49: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

46

merugikan kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Ruang lingkup yang

luas terkait dengan media lingkungan air, udara, makanan, tanah dan

limbah yang berada di tempat permukiman, tempat umum, tempat kerja,

dan kawasan. Kondisi yang dinamis dan melibatkan pemangku kepentingan

yang luas memerlukan koordinasi dan kerja sama semua pihak .

Permasalahan utama yang dihadapi dalam kinerja penyehatan

lingkungan pada umumnya adalah masih rendahnya jangkauan program

karena keterbatasan berbagai sumber daya yang tersedia, sehingga tingkat

proteksi terhadap risiko penyakit berbasis lingkungan juga masih rendah.

Dipedesaan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat perdesaan

adalah rendahnya akses terhadap kualitas lingkungan permukiman seperti

perumahan sehat, pelayanan air minum, pemanfaatan sarana jamban dan

kurangnya perhatian serta kepedulian terhadap kebersihan lingkungan,

sedangkan diperkotaan, sistem pelayanan kesehatan lingkungan seperti

pelayanan air bersih, pelayanan pembuangan sampah dan limbah baik

domestik maupun industri lebih berkembang di banding dengan perdesaan.

Meskipun pelayanannya lebih baik namun demikian penduduk perkotaan

lebih beresiko dari berbagai penyakit berbasis lingkungan akibat buruknya

kualitas lingkungan hidup seperti pencemaran ucara, kebisingan, radiasi,

kepenuhsesakan (over crowded) dan tingginya kejadian kecelakaan, baik

akibat masalah lalu lintas maupun akibat kecelakaan akibat kerja.

Upaya Penyehatan Lingkungan yang bersifat promotif, preventif

secara epidemiologi mampu memberikan kontribusi yang bermakna

terhadap kesehatan yaitu memberikan proteksi dan pencegahan terhadap

risiko kejadian penyakit yang berbasis lingkungan, apabila jangkauan

programnya (aksebilitas) memadai.

Page 50: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

47

c.1 Program Penyehatan Lingkungan

Grafik 3.5. Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan

Tahun 2019

Dari Grafik diatas terlihat bahwa Halmahera Selatan dan Kepulauan

Sula sudah 100% melakukan pengawasan terhadap sarana air minum yang

ada diwilayahnya, sementara capain terendah ada di Taliabu dan

Halmahera Timur yaitu 49 %. Secara keselruhan dalam prpvinsi Maluku

Utara capaiannya 73 %.

Dari Grafik diatas juga terlihat bahwa capaian hasil rekapitulasi e-

monev pengawasan kualitas air minum semua Kab/Kota sudah dapat

menginput data sarana air minum kedalam e-monev PKAM. Dalam

penginputan data ke e-monev PKAM sangat terasa sekali hampir semua

Kab/Kota mengalami kendala dengan masalah jaringan internet, terutama

bagi petugas kesehatan lingkungan puskesmas yang berada di kecamatan-

kecamatan. Masalah lain juga dalam penginputan data belum semua

petugas kesehatan lingkungan puskesmas tahu cara penginputan data baik

dengan menggunakan laptop maupun HP Android, sehingga ada beberapa

kab/kota yang datanya masih stagnan (hamper tidak pernah berubah).

Page 51: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

48

c.2 Program Sanitasi Dasar

Grafik 3.6.

Jumlah Desa/Kelurahan Melaksanaan STBM

Provinsi Malluku Utara Tahun 2019

Berdasarkan data diatas tergambar jumlah desa/ kelurahan yang

melaksanakan STBM tertinggi di Kota Ternate yaitu 77,92 % menyusul Kota

Tidore Kepulauan 77,53 % dan yang terendah adalah Kabupaten Pulau

Morotai 19,32 %. Adapun target indikator adalah 450 Desa/Kelurahan

c.3 Program Kawasan sehat / Kabupaten kota Sehat (KKS)

Lokus tatanan sehat meliputi Kabupaten/Kota Sehat, Pasar Sehat,

Pelabuhan/Bandara Sehat, Sekolah Sehat, Kantor Sehat. Kegiatannya tentu

meliputi pembinaan pada lokus-lokus yang tadi disebutkan, kesiapsiagaan

dan penanggulangan Bencana, serta kegiatan even-even khusus atau kesling

tertentu yang sebagian besar dari keseluruhan kegiatan tersebut berorientasi

pada pemberdayaan masyarakat. Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat

sendiri merupakan kegiatan pemerintah daerah yang ditujukan untuk

meningkatkan kondisi lingkungan di wilayahnya kearah yang lebih baik

sehingga masyarakatnya dapat hidup dengan aman, nyaman, bersih dan

sehat. Penyelenggaraan Kab/Kota Sehat adalah juga merupakan

pelaksanaan berbagai kegiatan dalam mewujudkan kab/kota sehat berbasis

Page 52: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

49

masyarakat yang berkesinambungan, melalui forum yang difasilitasi oleh

pemerintah kab/kota.

Kab/kota yang menyelenggarakan kawasan sehat adalah kab/kota

yang menyelenggarakan pendekatan Kab/Kota Sehat dengan membentuk

Tim Pembina dan Forum Kab/Kota Sehat yang menerapkan minimal 2

Tatanan dari 9 Tatanan Kawasan Sehat yaitu : (1). Kawasan Permukiman,

Sarana, dan Prasarana Umum (2). Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib dan

Pelayanan Transportasi (3). Kawasan Pertambangan Sehat (4). Kawasan

Hutan Sehat (5). Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat (6). Kawasan

Pariwisata Sehat (7). Ketahanan Pangan dan Gizi (8). Kehidupan Masyarakat

yang Mandiri (9). Kehidupan Sosial yang Sehat. Target Kawasan Sehat

sebesar 7 kab/ kota; Sedangkan realisasi indikator tersebut sebesar 3 kab/

kota yaitu Kota Ternate, Kota Tidore dan Kab. Halmahera Selatan Itu berarti

realisasi indikator tersebut belum mencapai target indikator dengan capaian

kinerja sebesar 90 %.

Grafik 3.7. Proporsi Realisasi Per Propinsi Indikator Jumlah Kab/Kota

yang Menyelenggarakan Tatanan Kawasan Sehat Tahun 2019

Dari ke tiga Kab/kota tersebut yang telah menerima penghargaan

Page 53: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

50

Swastisaba kategori Padapa adalah Kota Tidore Kepulauan pada tahun 2017

dan Kota Ternate pada tahun 2019, sedangkan Kabupaten Halmahera

Selatan baru sampai pada tahapan pembentukan Tim Pembina.

Upaya Kesehatan Olahraga adalah salah satu upaya kesehatan yang

lebih mengutamakan pendekatan promotif dan preventif tanpa mengabaikan

pendekatan kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan

dan kebugaran jasmani melalui kegiatan aktivitas fisik/latihan fisik olahraga

Kesehatan olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat. Laporan WHO pada tahun

2002 menunjukkan kasus kesakitan dan kematian akibat PTM terus

meningkat. PTM sangat erat kaitannya dengan gaya hidup (life style) seperti

pola makan tidak seimbang, kurang melakukan aktivitas fisik/latihan

fisik/olahraga dan kebiasaan merokok.

Menurut studi WHO menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-

menerus dalam bekerja merupakan 1 dari 10 penyebab kematian dan

kecacatan di dunia, setiap tahun lebih dari 2 juta kematian disebabkan

karena kurang melakukan aktivitas fisik. Beberapa negara, termasuk

Indonesia sekitar 60-85% orang dewasa kurang melakukan aktivitas fisik

untuk memelihara kebugaran jasmani mereka.

Program Kesehatan Kerja dan Olahraga yang dapat dibagi dalam 7

sub program yaitu :

1. Pembinaan Kesehatan pekerja

2. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Pekerja

3. Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan dan Lingkungan

Kerja

4. Keselamatan dan kesehatan Kerja

5. Pembinaan SDM dan Profesi Kesehatan Kerja

6. Pembinaan Kesehatan Olahraga Masyarakat

7. Pembinaan Kesehatan Olahraga Prestasi

Program kesehatan kerja dan olahraga bertujuan membangun

masyarakat yang sehat bugar produktif dan memiliki 7 indikator yaitu

1. Puskesmas yang melaksanakan Kesehatan kerja Dasar

Page 54: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

51

2. Puskesmas yang membina kelompok olahraga diwilayah kerjanya

3. Puskesmas Melaksanakan Kesehatan Olah Raga pada anak sekolah

4. Po UKK di wilayah TPI/PPI

5. Sarkes CTKI yang memenuhi standar

Program kesjaor merupakan implementasi program- program kesehatan

pada sasaran tertentu antara lain pekerja formal, pekerja informal, anak

sekolah lansia, TKI, dll.

d. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat merupakan

salah satu program pendukung utama dalam pelaksanaan program lainnya.

Program ini menitikberatkan pada kegiatan advokasi kebijakan dan

pemberdayaan masyarakat serta pelaksanaan penyampaian informasi

kesehatan melalui berbagai media termasuk kampanye Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat (GERMAS).

Program Nasional Gerakan Masyarakat Hidup Sehat melibatkan seluruh

komponen bangsa seperti pemerintah, swasta, akademisi, LSM dan sektor-

sektor lainnya agar dapat berperan dalam pembangunan kesehatan dengan

menekankan pada upaya promotive dan preventif. Program Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat bertujuan antara lain 1) Menurunkan beban

penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun

kecacatan; 2) Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas

penduduk; 3) Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena

meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan serta 4) Penguatan

sistem kesehatan; Pendekatan siklus hidup; Jaminan kesehatan nasional

(JKN) dan berfokus pada pemerataan layanan. Hal ini menunjukkan bahwa

arah kebijakan pembangunan kesehatan lebih mengedepankan upaya

promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan

rehabilitative.

Salah satu indicator dalam keberhasilan pemberdayaan masyarakat

bidang kesehatan adalah tercapaianya posyandu aktif. Posyandu adalah

Page 55: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

52

salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat. Keberadaan

posyandu sangat diperlukan dalam mendekatkan upaya promotif dan

preventif kepada masyarakat, utamanya terkait dengan upaya

peningkatan status gizi masyarakat serta kesehatan ibu. Posyandu secara

umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :

• Posyandu Pratama Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum

mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum

terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas yakni kurang dari

5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan

Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena

belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk

perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah

jumlah kader.

• Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan

utamanya masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat

dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan

dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta

lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu

• Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta

mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah

memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh

masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50%

KK di wilayah kerja Posyandu.

• Posyandu Mandiri

Page 56: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

53

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak

5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%,

mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah

memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola

masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat

tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi yang dilakukan bersifat

pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin

kesinambungannya.

Berdasarkan klasifikasi strata posyandu tersebut, yang masuk ke

dalam kategori posyandu aktif adalah Posyandu Purnama dan Posyandu

Mandiri. Capaian persentase posyandu aktif pada tahun 2019 mencapai

898 (57,2%) dibadingkan pada tahun 2018 mencapai 728 posyandu

(45,3%) dari target yang telah ditentukan sebesar 60%. Adapun

kabupaten/kota yang capaian posyandu aktif terbanyak pada tahun 2019

adalah Kab Pulau Morotai 96 posynadu (98%) dan Terendah adalah di

Kab Halmahera Timur sebanyak 7 posynadu (6%).

Grafik 3.8. Distribusi Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2019

Sumber : Seksi Promkes & Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2019

Page 57: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

54

Sumber : Seksi Promkes & Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2019

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai target tahun

2019

• Mendorong pembiayaan Penguatan Posyandu melalui berbagai

sumber pembiayaan seperti Dana Dekonsentrasi, Dana Alokasi

Khusus baik Fisik dan Non Fisik dan Dana Desa

• Penguatan Fungsi Pokjanal Posyandu di tingkat provinsi maupun

kabupaten/kota.

• Menguatkan koordinasi dan kemitraan dengan PKK baik di Provinsi,

Kabupaten/kota hingga ke kecamatan dan desa

• Melakukan pendampingan desa binaan serta penguatan peran desa

dalam bentuk forum pembangunan desa

9%

34%

44%

13%

Grafik 3.9. Persentase Posyandu Maluku Utara Menurut Strata

Tahun 2019

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

Page 58: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

55

Analisis keberhasilan pencapaian indikator

Beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi upaya pencapain kinerja

yaitu adalah :

• Dukungan Komitmen Pemerintah tingkat Pusat terhadap pemenuhan

kebutuhan melalui dukungan dana dekonsentrasi untuk

pengingkatan peran serta masyarakat melalui penguatan UKBM.

• Adanya dukungan TP PKK Provinsi dalam penguatan pembinaan

posyandu

• Adanya dukungan dana desa di beberapa kabupaten/kota untuk

penguatan fungsi posyandu

Analisis hambatan pencapaian indikator

Beberapa faktor penghambat yang mempengaruhi upaya pencapain

kinerja yaitu antara lain :

• Belum seluruh Puskesmas memiliki Petugas Promosi Kesehatan,

dimana Promosi Kesehatan merupakan salah satu Pelayanan Esensial

di Puskemas.

• Terbatasnya kapasitas pengelola promosi kesehatan di puskesmas

yang berpengaruh pada upaya-upaya pembinaan UKBM termasuk

posyandu.

• Peraturan yang berlaku terkait Pokjanal Posyandu baik di tingkat

pusat dan daerah adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Tahun 2007 Tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja

Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu perlu revisi untuk

mengakomodir perubahan strutur kelembagaan dan munculnya

peraturan atau perundangan baru.

• Sangat terbatasnya dana APBD baik Provinsi maupun kabupaten/kota

dalam penguatan UKBM

Page 59: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

56

Alternatif solusi

• Penguatan teknis dan pedampingan pelaksanaan kegiatan promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat oleh pengelola promkes

provinsi ke kabupaten/kota dan puskesmas.

• Mendorong Pemerintah Daerah Kab./Kota untuk pemenuhan tenaga

Promosi Kesehatan di Puskesmas baik melalui APBD maupun DAK

Non Fisik

• Mendorong upaya untuk Peningkatan Kapasitas Petugas Promosi

Kesehatan di Puskesmas terkait Pengelolaan Promosi Kesehatan di

Puskesmas

• Melakukan refreshing Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas

• Mendorong keswadayaan masyarakat dalam mendukung upaya

kesehatan di Posyandu dalam upaya meningkatkan strata

perkembangan Posyandu

4. Indicator Kinerja Program Bidang Sumber Daya Kesehatan

a. Program Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan penunjang medis

yang menjadi ujung tombak dari pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini

ketersediaan obat essensial dan vaksin di puskesmas dan Instalasi Farmasi

Kab/Kota harus di perhatikan ketersediaannya. Selain ketersediaan obat

esensial dan vaksin perlu di tingkatkan manajemen pengelolaan obat

public melalui kelengkapan sarana dan prasarana dalam menjamin kualitas

dan kuantitas obat selama penyimpanan sampai dengan kegiatan distribusi

obat, hal ini dapat dilakukan melalui penilaian 10 Instalasi Farmasi

Kab/Kota yang telah melaksanakan managemen pengelolaan obat dan

vaksin sesuai standar. Di tahun 2019 capaian 3 indikator kefarmasian

sebagai berikut :

1. Persentase ketersediaan Obat dan vaksin target nasional adalah 95 %

dan capaian Provinsi Maluku Utara 96.32%

2. Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kab/Kota yang menerapkan

Page 60: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

57

Aplikasi Elogistik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) target

nasional adalah 40% dan capaian provinsi Maluku Utara adalah 90,90%

3. Persentase Instalasi Farmasi Kab/Kota yang melakukan management

obat dan vaksin sesuai standar target nasional adalah 75% dan capaian

Provinsi Maluku Utara adalah 70%.

Selain kegiatan Tata kelola Obat public, kegiatan Pelaporan POR

(Peresepan Obat Rasional), Pelaporan NAPZA untuk layanan RS, PKM, dan

Apotek, Perijinan IRTP, dan Pembinaan PBF. Program kefarmasian

melaksanakan kegiatan kefarmasian melalui pengganggaran yang

bersumber APBD, APBN/DEKON, dan DAK Kefarmasian.

b. Program Alat Kesehatan dan PKRT

Pelaksanaan kegiatan Alat Kesehatan dan PKRT melaui

pengawasan dan penilaian Alkes di Provinsi Maluku Utara dengan melihat

jumlah PAK (Penyalur Alat Kesehatan) hanya ada 1 sarana milik swasta

dan sarana pemerintah berupa RS, Puskesmas, Instalasi Farmasi, dan

swalayan yang menjual PKRT. Sehingga kegiatan yang dapat dilaksanakan

saat ini hanya pengawasan alkes melalui uji sampling alkes yang di ambil

secara acak baik di PAK maupun di layanan pemerintah dan swalayan

sesuai Prosedur pengambilan sampling yang akan di kemas ulang tanpa

menghilangkan identitas alkes tersebut dan di kirim ke laboratorium yang

terakreditasi untuk dilakukan uji standar terhadap alkes tersebut apakah

Memenuhi Syarat (MS) atau Tidak Memenuhi Syarat (TMS).

c. Program Sumber Daya Manusia Kesehatan

Sumber daya manusia (SDM) Kesehatan adalah tenaga Kesehatan

(termasuk tenaga Kesehatan strategis) dan tenaga pendukung atau

penunjang Kesehatan terlibat dan bekerja mengabdikan diri dalam upaya

manajemen Kesehatan. Peran tenaga Kesehatan menjadi sangat penting

dalam implementasi system Kesehatan.

Dalam mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu maka perlu terus

dilakukan upaya penigkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan

Page 61: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

58

antara lain melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan. Pada tahun 2019

sebanyak 60 tenaga kesehatan melanjutkan pendidikan di jenjang starta

satu, strata dua dan stara tiga. Sedangkan sebanyak 130 orang tenaga

kesehatan telah mengikuti pelatihan guna meningkatkan kapasitas sesuai

bidang yang dilaksanakan.

B. Realisasi Anggaran

Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengendalikan bahwa focus

dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program / kegiatan yang

sudah di rencanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja

adalah orientasi untuk mendorong perubahan, dimana program / kegiatan dan

sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan

perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak

Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance dimana

salah satu pilarnya yaitu akuntabilitas, akan menunjukan sejauh mana sebuah

instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyedian

layanan public yang langsung bias dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karna itula

pengendalian dan pertanggungjawaban program / kegiatan menjadi bagian

penting dalam memastikan akuntabiltas kinerja pemerintah daerah kepada public

telah dicapai. Tabel berikut menggambarkan skala peringkat kinerja dikutip dari

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 yang juga digunakan

dalam penyusunan Laporan kinerja.

Tabel 3.7. Skala Nilai Peringkat Kinerja

No Intervensi Nilai

Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian

Realisasi Kinerja Ket

1 ➢ 90.1 Sangat Tinggi

2 75.1 < 90 Tinggi

3 65.1 < 75 Sedang

4 50.1 < 65 Rendah

Page 62: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

59

Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara menyelenggarakan pelayanan di bidang

Kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsi yang didukung peran aktif aparatur Dinas

untuk pencapaian dan perwujudan pembangunan bidang kesehatan yang berkualitas

di Provinsi Maluku Utara. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2014- 2019

menetapkan 2 (dua) tujuan, yaitu: Tujuan 1: Terwujudnya derajat kesehatan

masyarakat melalui upaya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan

sasaran: Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat; dan Tujuan 2:

Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pengendalian Penyakit

Menular dan Tidak Menular, dengan sasaran: a) Meningkatnya Pengendalian Penyakit

Menular dan Tidak Menular; b) Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan

Kesehatan; dan c) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam upaya penyehatan

masyarakat. Kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara dalam kurun

tahun 2015-2019 sesuai target-target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra

2014- 2019, sebagaimana tersaji dalam Tabel II.3. Indikator-indikator yang tersaji

dalam tabel tersebut mencakup indikator kinerja utama sebagaimana ditetapkan

dalam Renstra Dinas Kesehatan 2014-2019. Adapun Tabel II.4 menyajikan gambaran

Kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara dalam kurun tahun

2015-2019 sesuai target-target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra 2014-

2019, sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.8. Indikator-indikator yang tersaji dalam

indicator tersebut mencakup indikator kinerja utama sebagaimana ditetapkan dalam

Renstra Dinas Kesehatan 2014-2019. Adapun Tabel 3.9 menyajikan gambaran

realisasi anggaran program sesuai tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Maluku Utara sepanjang tahun 2015-2019. Khususnya pada

realisasi anggaran, rata-rata selama lima tahun terakhir mencapai 63,5 persen.

Meskipun realisasi atau tingkat serapan anggaran sangat rendah di tahun 2017

sebesar 29,4 persen, namun terus meningkat menjadi 79,5 persen pada 2018 dan

90,1 persen pada 2019. Adapun rata-rata pertumbuhan anggaran selama lima tahun

terakhir mencapai 34,4 persen sedangkan rata-rata pertumbuhan realisasi anggaran

mencapai 44,4 persen.

Page 63: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

60

Page 64: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

61

Tabel 3.8. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2015-2019

Tabel 3.9. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2015-2019

Page 65: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

62

Page 66: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

63

Page 67: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

64

Page 68: LAKIP 2019...Laporan Kinerja Tahun 2019. Tujuan penyusunan laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat selain sebagai amanah dalam Sistem Akuntabilitas

65

BAB IV

P E N U T U P

Laporan Kinerja (LKJ) pada tahun 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Utara telah bekerja secara maksimal untuk merealisasikan program dan kegiatan

dalam rencana kerja tahun 2020 untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran

sebagaimana tercantum dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara tahun

2015-2019, khususnya yang telah ditetapkan dalam kontrak penetapan kinerja tahun

20120

Capaian kinerja tersebut menggambarkan hasil kerja keras yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan pada tahun 2019 dengan menggunakan sumber dana APBD

sebagai penggerak utama pelaksanaan kegiatan disebabkan pada tahun 2019 hanya

beberapa kegiatan bersumber dana APBD yang dapat terlaksana akibat anggaran

APBD untuk sektor kesehatan tidak dapat terealisasi karena kendala dari ekternal

Dinas Kesehatan. Laporan kinerja ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

tentang pelaksanaan kinerja Dinas Kesehatan. Keberhasilan yang telah dicapai

maupun target yang belum tercapai pada tahun 2020 diharapkan dapat menjadi

parameter agar program/kegiatan dimasa mendatang dapat dilaksanakan secara

efektif dan efisien, dan mendapat perhatian untuk upaya percepatan di tahun 2020

dengan perencanaan program/kegiatan yang efektif dan efisien.

Selain itu dalam pelaksaan kegiatan sebaiknya koordinasi lintas SKPD sangat

diperlukan. Komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan bidang

kesehatan sebaiknya diikuti oleh komitmen dalam pelaksanaan anggaran, dimana

SKPD dengan tugas pelayanan wajib dasar telah ditetapkan mendapat anggaran

daerah akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak menjadi prioritas dalam penyediaan

anggaran.