LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

86
LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna bracteata DC. DAN Centrosema pubescens BENTH. PADA EX-BORROW PIT JABUNG TIMUR, JAMBI HILDA AULIA A24063473 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

Page 1: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

i

LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN

Mucuna bracteata DC. DAN Centrosema pubescens BENTH.

PADA EX-BORROW PIT JABUNG TIMUR, JAMBI

HILDA AULIA

A24063473

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

ii

RINGKASAN

HILDA AULIA. Laju Penutupan Tanah oleh Pertumbuhan

Mucuna bracteata DC. dan Centrosema pubescens BENTH. pada

Ex-Borrow Pit Jabung Timur, Jambi. (Dibimbing oleh HERDHATA

AGUSTA).

Kegiatan dilaksanakan di Jabung Timur, Jambi dimulai bulan Maret hingga

Juli 2010. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan

tanaman Mucuna bracteata pada tiga tingkat populasi dan untuk mengetahui

respon pertumbuhan Centrosema pubescens pada dua macam ukuran lubang

tanam. Penelitian terdiri dari dua percobaan, dimana masing-masing percobaan

menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor. Tanaman M. Bracteata

diberi perlakuan tingkat populasi tanaman, sedangkan tanaman C. Pubescens

diberi perlakuan ukuran lubang tanam. Tingkat populasi tanaman yang digunakan

pada percobaan pertama terdiri dari tiga taraf yaitu 715 tanaman/ha,

1 287 tanaman/ha, serta 3 003 tanaman/ha. Ukuran lubang tanam yang digunakan

pada percobaan kedua terdiri dari dua taraf yaitu ukuran (30 cm x 60 cm) dan

yang hanya ditugal.

Hasil penelitian pada percobaan M. Bracteata menunjukkan bahwa rata-

rata pertumbuhan tanaman M. Bracteata tidak berbeda pada setiap satuan

percobaan, akan tetapi jika dilihat berdasarkan kelompok pengamatannya,

pertumbuhan tanaman M. Bracteata pada ketiga tingkat perlakuan menunjukkan

respon pertumbuhan yang berbeda-beda pada setiap parameter pengamatan.

Pertumbuhan tanaman yang menggunakan tingkat populasi 3 003 tanaman/ha

memiliki nilai yang lebih tinggi daripada perlakuan tingkat populasi yang lainnya.

Percobaan tanaman C. Pubescens menunjukkan bahwa respon tanaman

dengan menggunakan ukuran lubang tanam (30 cm x 60 cm) memberikan jumlah

populasi yang lebih banyak dibandingkan tanaman yang hanya ditugal, akan tetapi

jika dilihat dari bentuk fisiologi daun tanaman C. pubescens terlihat bahwa

tanaman yang ditugal memiliki bentuk daun yang lebih lebar dibanding tanaman

yang menggunakan ukuran lubang tanam (30 cm x 60 cm).

Page 3: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

iii

LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN

Mucuna bracteata DC. DAN Centrosema pubescens BENTH.

PADA EX-BORROW PIT JABUNG TIMUR, JAMBI

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

HILDA AULIA

A24063473

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 4: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

iv

Judul : LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH

PERTUMBUHAN Mucuna bracteata DC. DAN

Centrosema pubescens BENTH. PADA EX-BORROW PIT

JABUNG TIMUR, JAMBI

Nama : HILDA AULIA

NRP : A24063473

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Herdhata Agusta

NIP : 19590813 198303 1003

Mengetahui

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito. Msc. Agr

NIP : 1961110 198703 1 003

Tanggal Lulus :

Page 5: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Probolinggo, Propinsi Jawa Timur pada tanggal

16 Desember 1988. Penulis merupakan anak kedua dari Bapak H. Abdul Kohar

(Alm) dan Ibu Hj. Sri Hartini.

Tahun 2000 penulis lulus dari SD Sukabumi 2 probolinggo, kemudian

pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTP 2 Probolinggo. Selanjutnya

penulis lulus dari SMAN 1 Probolinggo pada tahun 2006. Tahun 2006 penulis

diterima di IPB melalui USMI (Ujian Saringan Masuk IPB). Selanjutnya tahun

2007 penulis diterima sebagai Mahasiswi Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Penulis juga aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Tahun 2006/2007

sebagai Bendahara OMDA (Organisasi Masyarakat Daerah) Probolinggo, tahun

2007/2009 sebagai sekretaris OMDA Probolinggo. Tahun 2007/2008 sebagai

Bendahara UKM, Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB, Divisi Karnivora. Tahun

2007 penulis menjadi Bendahara Fieldtrip AGH 43.

Page 6: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah

memberi kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan

baik. Penelitian laju penutupan tanah oleh pertumbuhan Mucuna bracteata DC.

dan Centrosema pubescens BENTH. pada Ex-Borrow Pit dilaksanakan terdorong

oleh keinginan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman M. bracteata dan

C. pubescens terhadap laju penutupan tanah. Penelitian ini dilaksanakan di Jabung

Timur, Jambi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak. Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Herdhata Agusta selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan

skripsi ini.

2. Ir. Sofyan Zaman dan Ir. Is Hidayat Utomo selaku dosen penguji yang

telah memberikan saran dan masukan terhadap penulisan skripsi ini.

3. Bapak Bambang Soemantri, atas bimbingan statistika selama penelitian

berlangsung.

4. Bapak Udin, Bapak Otoh di Jambi yang membantu pengamatan di lapang

selama penelitian berlangsung.

5. Ibu Sri Hartini, Bapak Zainal Arifin, Bapak Romli, Bapak Zainur, atas doa

dan dukungannya selama ini.

6. Teman-teman anggota member Laboratorium Ekotoksikologi yang selalu

bisa memberi warna dalam memaknai hidup.

7. Febri, Eka, Ein, teh Didah, Thami, atas dukungan dan bantuannya selama

ini.

Penulis

31 Mei 2011

Page 7: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

vii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 Tujuan .......................................................................................................... 2

Hipotesis ...................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3

Mucuna bracteata DC ................................................................................. 3 Centrosema pubescens BENTH. ................................................................. 5

Warna dan Mineral Tanah ........................................................................... 6

METODOLOGI ............................................................................................... 8 Tempat dan Waktu ...................................................................................... 8

Bahan dan Alat ............................................................................................ 8 Metode Percobaan ....................................................................................... 8

Pelaksanaan Percobaan ................................................................................ 13

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 18 Hasil ............................................................................................................. 18

Pembahasan ................................................................................................. 36

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 47 Kesimpulan .................................................................................................. 47

Saran ............................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49

LAMPIRAN ..................................................................................................... 53

Page 8: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Sifat Fisik dan Kimia Tanah pada Lokasi Penelitian ........................... 19

2. Analisis Mineral Liat Tanah ................................................................. 20

3. Nilai Pengamatan Warna Tanah Pada Lokasi Penelitian ..................... 21

4. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 10 MST ...................... 25

5. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 10 MST

Berdasarkan Kelompok Mineral Tanah ............................................... 26

6. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 11 MST ...................... 27

7. Data pengamatan M. bracteata yang Berumur 11 MST

Berdasarkan Kelompok Mineral Tanah ................................................ 27

8. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 13 MST ...................... 28

9. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 13 MST

Berdasarkan Mineral Tanah ................................................................. 28

10. Data pengamatan M. bracteata yang berumur 15 MST ....................... 29

11. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 15 MST

Berdasarkan Kelompok Mineral Tanah ................................................ 30

12. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 17 MST ...................... 30

13. Data Pengamatan M. bracteata yang berumur 17 MST

Berdasarkan Kelompok Mineral Tanah ............................................... 31

14. Data Pertumbuhan Panjang Tanaman C. pubescens Pengaruh

Ukuran Lubang Tanam pada 8, 10, 12, dan 15 MST ........................... 32

15. Data Persentase Penutupan Tanah Tanaman C. pubescens

Pengaruh Ukuran Lubang Tanam pada 8, 10, 12, dan 15 MST ........... 33

16. Data Kadar Air Tanaman C. pubescens ............................................... 35

17. Data Kadar Air dan pH Tanah di Lokasi Penelitian ............................. 36

Page 9: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Proses Pembentukan Nodul Akar pada Tanaman Legum ........................... 4

2. Bagan Pembentukan Mineral Liat dalam Tanah ......................................... 7

3. Layout Penempatan M. bracteata pada Segiempat Kelapa Sawit ............... 10

4. Layout Percobaan Tanaman Mucuna bracteata .......................................... 11

5. Layout Percobaan Tanaman Centrosema pubescens .................................. 12

6. Data Curah Hujan Bulan Januari-Oktober 2010 ......................................... 18

7. Lokasi Awal Sebelum Penanaman LCC: (A) Lahan Gersang; ................... 19

8. Grafik Analisis X-Ray pada Kelompok Mineral T1 .................................... 22

9. Grafik Analisis X-Ray pada Kelompok Mineral T2 .................................... 22

10. Grafik Analisis X-Ray pada Kelompok Mineral T3 .................................... 23

11. Grafik Pertumbuhan Panjang C. pubescens Berdasarkan

Mineral Tanah pada: (A) Ukuran Lubang Tanam 30cm x 60 cm;

(B) Ditugal ................................................................................................... 33

12. Grafik Persentase Penutupan Tanah Tanaman C. pubescens Berdasarkan

Mineral Tanah pada: (A) Ukuran Lubang Tanam 30cm x 60 cm;

(B) Ditugal ................................................................................................... 34

13. Perkembangan Penutupan Tanah dengan Populasi 3 003 tan/ha

pada Kelompok Mineral T2 Saat Berumur: (A) 10 MST; (B) 15 MST ...... 39

14. Tanaman M. bracteata yang Merambat pada Tanaman Sawit .................... 40

15. Jumlah Daun tanaman M. bracteata pada Kisaran: (A) 3-15 Daun;

(B) 16-25 Daun; (C) 26-40 Daun ................................................................ 40

16. Tanaman C. pubescens dengan Ukuran Lubang Tanam:

(A) 30cm x 60cm; (B) Ditugal .................................................................... 42

17. Perambatan Tanaman C. pubescens ............................................................ 43

Page 10: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kriteria Kesuburan Tanah....................................................................... 54

2. Hasil Analisis uji Hsu Multiple Comparison to the Best

pada tanaman M. bracteata ..................................................................... 55

3. Sidik Ragam Pertumbuhan Tanaman M. bracteata Pengaruh

Tingkat Populasi Tanaman ..................................................................... 56

4. Hasil Analisis Korelasi Tanaman M. bracteata saat berumur

10, 11, dan 17 MST ................................................................................ 60

5. Sidik Ragam Pertumbuhan Tanaman C. pubescens Pengaruh

Ukuran Lubang Tanam ........................................................................... 62

6. Hasil Analisis Uji Lanjut Hsu Multiple Comparison to the Best pada

Tanaman C. pubescens Terhadap Panjang Tanaman dan Persentase

Penutupan Tanah. ................................................................................... 64

7. Kondisi Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 70

8. Data Pengamatan Tanaman M. bracteata Selama Penelitian ................. 71

9. Data Pengamatan Tanaman C. pubescens Selama Penelitian ................ 74

Page 11: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lahan kritis merupakan lahan yang telah mengalami kerusakan secara

fisik, kimia, dan biologis atau lahan yang tidak memiliki nilai ekonomis.

Berdasarkan data Badan Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Propinsi Jambi

tahun 2007 menyebutkan bahwa lebih dari 2.2 juta ha lahan di Jambi termasuk

dalam kategori lahan kritis. Lahan pada daerah Jabung Timur, Jambi juga

termasuk dalam kategori lahan kritis. Lahan tersebut merupakan lahan bekas

kegiatan Ex-Borrow Pit. Kendala fisik yang dapat ditimbulkan akibat adanya

lahan kritis yaitu struktur tanah rusak, tekstur kasar, peka terhadap erosi,

kemampuan memegang air rendah, sedangkan kendala kimia yang ditimbulkan

yaitu nilai pH dan kapasitas tukar kation yang rendah, kandungan unsur hara dan

bahan organik yang rendah serta kandungan logam berat yang tinggi pada tanah.

Perbaikan sifat fisik tanah pada lahan kritis diperlukan pengelolaan dan upaya

khusus, sehingga tanah dapat berfungsi kembali sebagai media tumbuh tanaman.

Cara yang paling tepat digunakan adalah meningkatkan persentase lahan yang

tertutupi oleh tanaman hingga mencapai 80% secara cepat, sehingga erosi dapat

dikurangi dan dihentikan untuk menjaga konservasi lingkungan.

Perbaikan kondisi tanah timbunan setelah penggalian dapat dilakukan

melalui beberapa langkah meliputi: menambahkan lapisan tanah yang baik, bahan

ameliorant dan pupuk, menanam tanaman penutup tanah jenis legum dan rumput,

serta melakukan pencucian garam-garam.

Bahan organik merupakan amelioran terbaik untuk memperbaiki sifat fisik

dan kimia tanah. Bahan organik dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk

mengikat atau menahan air, sebagai perekat dalam pembentukan dan pemantapan

agregat tanah. Bahan organik dapat berupa pupuk kandang, kompos, sekam,

maupun Legume Cover Crop (LCC) atau tanaman penutup tanah.

Penggunaan LCC merupakan salah satu cara yang tepat untuk

memperbaiki atau menjaga kesuburan tanah dengan menekan gulma yang ada,

mengurangi laju erosi, serta meningkatkan ketersediaan karbon dan nitrogen

Page 12: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

2

dalam tanah (Choudhary, 1993; Barthes, 2004). Pemilihan jenis tanaman penutup

tanah dan jenis tanaman pioner sangat menentukan keberhasilan rehabilitasi lahan.

Tanaman penutup yang baik adalah tanaman yang memiliki kriteria mudah

ditanam, cepat tumbuh dan rapat, bersimbiosis dengan bakteri ataupun fungi yang

menguntungkan, menghasilkan biomassa yang melimpah dan mudah

terdekomposisi, tidak berkompetisi dengan tanaman pokok serta tidak melilit

(Ambodo, 2008).

Tanaman legum yang dapat digunakan antara lain adalah

Centrosema pubescens dan Mucuna bracteata. Tanaman M. bracteata dikenal

sebagai tanaman yang sangat toleran dan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai

jenis tanah. Tanaman M. Bracteata yang ditanam dapat menggemburkan tanah,

sehingga untuk tanaman pokok selanjutnya tidak diperlukan pengolahan tanah

terlebih dahulu.

Tujuan

1. Mempelajari respon pertumbuhan tanaman Mucuna bracteata pada tiga tingkat

populasi tanaman.

2. Mempelajari respon pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens pada dua

macam ukuran lubang tanam.

Hipotesis

Respon yang diberikan tanaman Mucuna bracteata dan

Centrosema pubescens berbeda-beda pada berbagai perlakuan yang diberikan.

Page 13: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

3

TINJAUAN PUSTAKA

Mucuna Bracteata DC.

Tanaman M. bracteata merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan

yang pertama kali ditemukan di areal hutan Negara bagian Tripura, India Utara,

dan telah ditanam secara luas sebagai penutup tanah di Perkebunan Karet Kerala,

India Selatan. Tanaman ini pertama kali ditanam sebagai tanaman pakan hijau

(CSIR, 1962; Duke, 1981; Wilmot-Dear, 1984).

Mucuna bracteata memiliki daun trifoliat berwarna hijau gelap dengan

ukuran 15 cm x 10 cm. Helaian daun akan menutup apabila suhu lingkungan

terlalu tinggi (termonasti), sehingga sangat efisien dalam mengurangi penguapan

permukaan. Ketebalan vegetasi Mucuna bracteata dapat mencapai 40-100 cm dari

permukaan tanah. Harahap et al. (2008) menyatakan bahwa pada kultur teknis

yang standar, laju penutupan kacangan pada masa awal penanaman dapat

mencapai 2-3 m 2 per bulan. Penutupan areal secara sempurna dicapai saat

memasuki tahun ke-2 dengan ketebalan vegetasi berkisar 40-100 cm dan biomassa

berkisar antara 9-12 ton bobot kering per ha.

Hara nitrogen pada tumbuhan kacang-kacangan sebanyak 66% berasal dari

gas N2

hasil simbiosis dengan bakteri rhizobium. Fiksasi nitrogen yang dilakukan

oleh tanaman kacang-kacangan sering mengalami hambatan. Fiksasi nitrogen

dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti pH tanah, kandungan nutrisi yang

minimum, suhu yang terlampau ekstrim, kelebihan atau kekurangan kandungan

air dalam tanah (Vissoh, 2005).

Proses pembentukan bintil akar terjadi ketika bakteri rhizobium melekat

pada rambut akar (Gambar 1). Rambut akar akan memberikan respon dengan

membelokkan akar. Tahapan selanjutnya bakteri akan melakukan penetrasi

terhadap dinding sel dan melakukan interaksi dengan membran sel. Dinding sel

yang bersifat sintetis pada rambut akar mengarahkan pada kegiatan penetrasi.

Rambut akar tetap mengalami pertumbuhan dan dinding sel mulai membelah.

Page 14: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

4

\

9

Gambar 1. Proses Pembentukan Nodul Akar pada Tanaman Legum

(Ahmadjian, 1986)

Selama proses penetrasi berlangsung, hasil infeksi tersebut akan

membentuk suatu gumpalan seperti benang dan tumbuh pada lapisan korteks akar

dan inti sel mulai mengganda. Gumpalan pada lapisan korteks mengandung sel

rhizobium yang menyelimuti bahan-bahan kimia yang telah dilipatgandakan

(Ahmadjian dan Paracer, 1986).

Berdasarkan pengaruhnya terhadap kesuburan tanah ternyata tanaman

penutup tanah Mucuna bracteata memenuhi syarat sebagai tanaman penutup

tanah. Tanaman ini penghasil bahan organik yang tinggi dan akan sangat

bermanfaat jika ditanam di daerah yang sering mengalami kekeringan dan pada

daerah dengan kandungan bahan organik rendah. Subronto dan Harahap (2002)

menyatakan nilai nutrisi dalam jumlah serasah yang dihasilkan pada naungan

sebanyak 8.7 ton (setara dengan 236 kg NPKMg dengan 75-83% N), dan pada

daerah terbuka sebanyak 19.6 ton (setara dengan 513 kg NPKMg dengan

75-83% N). Tanaman Pueraria japonica hanya menghasilkan 4.8 ton serasah

yang ekuivalen dengan 173 kg (NPKMg). Kandungan C, total P, K tertukar dan

KTK dalam tanah yang ditumbuhi M. bracteata meningkat sangat tajam

dibanding dengan lahan vang ditumbuhi gulma.

Page 15: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

5

Centrosema pubescens BENTH.

Centrosema pubescens termasuk tanaman sub famili Papilionaceae dari

familia Leguminoceae. Spesies ini berasal dari Amerika Selatan. Tanaman ini

merupakan salah satu tanaman jenis legum yang paling luas penyebarannya di

kawasan tropis lembab. Tanaman C. pubescens mengalami introduksi pada

kawasan Asia Tenggara dari kawasan tropis Amerika sejak abad ke 19 atau lebih

awal. Saat ini tanaman C. pubescens dapat tumbuh alami di dataran-dataran

rendah di Jawa. Tanaman C. pubescens merupakan salah satu tanaman yang tahan

terhadap kekeringan. Reksohadiprodjo (1981) menyatakan bahwa tanaman

C. pubescens termasuk tanaman legum yang tahan terhadap kondisi kering dan

dapat ditanam pada naungan. Batang tanaman dapat mencapai 5 m dan agak

berbulu, berdaun tiga pada tangkainya, daun berbentuk elips agak kasar dan

berbulu lembut pada kedua permukaanya. Smith (1985) menambahkan bahwa

bunga tanaman C. Pubescens berbentuk kupu-kupu berwarna violet keputih-

putihan, panjang buah polong antara 9-17 cm berwarna hijau pada saat muda dan

berubah menjadi kecoklat-coklatan setelah tua.

Tanaman C. pubescens merupakan tanaman yang berumur panjang yang

bersifat merambat dan memanjat. Smith (1985) menambahkan bahwa tanaman ini

dapat tumbuh baik pada tanah asam dan tingkat drainase yang buruk.

Sarief (1986) menambahkan bahwa tanaman C. pubescens dapat tumbuh baik

pada berbagai tipe tanah. Tanaman C. Pubescens dapat tumbuh pada pH antara

4.5-8.0. Kisaran pH optimum yang dapat mendukung pertumbuhan nodul akar

adalah 5.5-6.0. Tanaman C. pubescens cukup toleran pada kadar Mangan (Mn) di

tanah yang tinggi, namun terdapat keterkaitan antara keracunan Mn dengan

tingkat pH rendah pada tanah-tanah asam. Maka hal ini dapat diperbaiki dengan

memperhatikan batasan kadar Mn dan pH tanah. Tanaman C. pubescens dapat

tumbuh baik bersama spesies tumbuhan lain di padang rumput atau sebagai

penutup tanah pada areal tanaman pertanian. Tanah yang kekurangan mineral

dapat diperbaiki dengan inokulasi benih dengan bradyrhizobium.

Page 16: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

6

Warna dan Mineral Tanah

Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang digunakan untuk

mendeskripsikan karakter tanah. Warna tanah tidak mempunyai pengaruh

langsung terhadap tanaman, tetapi secara tidak langsung akan berpengaruh

terhadap temperatur dan kelembapan tanah (Hardjowigeno, 2003).

Menurut Hardjowigeno (1995), warna tanah berfungsi sebagai penunjuk

dari sifat tanah. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan warna permukaan

tanah yaitu perbedaan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan

bahan organik, maka warna tanah semakin gelap. Hardjowigeno (2003),

menambahkan bahwa semakin gelap warna tanah maka semakin tinggi

produktivitasnya.

Jenis mineral merupakan salah satu penyebab dari warna tanah. Mineral

tanah adalah mineral yang terkandung di dalam tanah dan merupakan salah satu

bahan utama penyusun tanah. Mineral dalam tanah berasal dari pelapukan fisika

dan kimia dari batuan yang merupakan bahan induk tanah.

Menurut Sjarif (1991), mineral primer adalah mineral yang berasal

langsung dari batuan yang mengalami pelapukan. Mineral primer pada umumnya

mempunyai ukuran butir fraksi pasir dan debu (2.00-0.05 mm), sedangkan mineral

sekunder (mineral liat) adalah mineral hasil pembentukan baru atau hasil

pelapukan mineral primer yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang

komposisi maupun strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang terlapuk.

Mineral ini memiliki ukuran kurang dari 0.05 mm.

Semua mineral primer dan mineral liat akan berakhir pada pembentukan

liat kaolinit (Gambar 2). Pembentukan ilit yang mewakili hidrus mika dapat

didominasi proses alterasi. Ilit dapat berbentuk montmorillonit bila dijumpai

banyak kalium (K), dan illit juga dapat terbentuk dari kaolinit bila ada kelebihan

Kalium. Liat kaolinit terbentuk setelah mineral primer mengalami dekomposisi,

kation logam habis tercuci alumunium, dan silikat yang larut akan berkristalisasi

membentuk kaolinit.

.

Page 17: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

7

Bahan Induk (Alumunium Silikat Primer)

Mg.Ca. Fe 2 K. Na. Ca. Fe 3

Oksidasi

Oksidasi/Leaching

Montmorillonit

Leaching

-K + Mg Reduksi

+Mg

Hidrous Mika (illit) -K Kaolinit

+K

Gambar 2. Bagan Pembentukan Mineral Liat dalam Tanah (Milner, 1940)

Sarief (1986), menyatakan bahwa mineral kaolinit memiliki sifat

diantaranya: ditemukan pada tanah-tanah dengan pelapukan lanjut seperti tanah

oxisol, ultisol dan entisol. Termasuk dalam kategori mineral liat tipe 1:1 dimana

tiap gugus unit terdiri dari satu gugus Si tetrahedral dan 1 gugus Al-oktahedral.

Mineral kaolinit memiliki nilai KTK (Kapasitas Tukar kation) yang rendah yaitu

sebesar 3-5 me/100g.

Mineral illit merupakan saalh satu dari golongan mika dan termasuk dalam

jenis mineral liat bertipe 2:1. Memiliki nilai KTK pada kisaran 10-40 me/100g,

sedangkan mineral goetit merupakan hasil oksidasi dari besi. Mineral ini terbentuk

dari pelapukan yang cepat sebagai akibat dari pelapukan kaolinit.

Page 18: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

8

METODOLOGI

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di daerah Jabung Timur, Jambi. Lokasi penelitian

terletak pada ketinggian 31 m dpl. Penanaman M. bracteata dilakukan diantara

tanaman kelapa sawit dengan jarak tanam (90 cm x 90 cm x 90 cm). Penelitian

dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2010.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompos, urea,

kapur, KCL 1M, akuades, Centrocema pubescens dan Mucuna bracteata. Alat

yang digunakan dalam penelitian antara lain: pH meter, timbangan analitik, alat

tulis, GPS 76 CSX, dan kuadran.

Metode Percobaan

1. Percobaan Pertama (M. Bracteata)

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)

dengan satu perlakuan. Jumlah populasi tanaman yang digunakan adalah

715 tanaman/ha (tan/ha), 1 287 tan/ha serta 3 003 tan/ha. Penataan tanaman

M. Bracteata pada segiempat kelapa sawit dalam setiap satuan percobaan dapat

dilihat pada Gambar 3. Pengamatan di lapang menunjukkan bahwa terdapat

degradasi warna tanah pada lokasi penelitian, dimana secara visual lahan terbagi

menjadi tiga bagian yaitu lahan yang berwarna kemerahan (kelompok T1),

berwarna putih (kelompok T2), dan berwarna kecoklatan (kelompok T3).

Percobaan ini dilakukan pengulangan sebanyak sembilan kali, serta pada

setiap satuan percobaan masing-masing menggunakan dua satuan contoh,

sehingga terdapat 54 satuan pengamatan (Gambar 4). Pengamatan terdiri dari :

C1 = Populasi ke-1 (715 tan/ha) pada kelompok mineral liat T1

C2 = Populasi ke-1 (715 tan/ha) pada kelompok mineral liat T2

C3 = Populasi ke-1 (715 tan/ha) pada kelompok mineral liat T3

C4 = Populasi ke-2 (1 287 tan/ha) pada kelompok mineral liat T1

Page 19: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

9

C5 = Populasi ke-2 (1 287 tan/ha) pada kelompok mineral liat T2

C6 = Populasi ke-2 (1 287 tan/ha) pada kelompok mineral liat T3

C7 = Populasi ke-3 (3 003 tan/ha) pada kelompok mineral liat T1

C8 = Populasi ke-3 (3 003 tan/ha) pada kelompok mineral liat T2

C9 = Populasi ke-3 (3 003 tan/ha) pada kelompok mineral liat T3

Model statistika yang digunakan adalah:

Yij = µ + Pi + εij

Keterangan:

I = 1,2,3,dan j = 1,2,3,..,9

Yij = Nilai pengamatan faktor jumlah populasi tanaman sebagai taraf ke-i

serta pengulangan pada taraf ke-j

µ = Rataan umum

P i = Pengaruh perlakuan tingkat populasi tanaman

ε ij = Pengaruh acak yang menyebar normal

Data yang diuji dianalisis secara statistik dengan anova (analize of variance)

pada taraf 5 %. Jika hasil analisis menunjukkan hasil yang signifikan maka akan

dilakukan uji lanjut Hsu Multiple Comparison to the Best (MCB) pada taraf 5 %.

Prinsip kerja Hsu MCB method yaitu membandingkan nilai tengah perlakuan

hasil pengamatan dengan nilai tengah terbaik pada perlakuan yang lainnya.

2. Percobaan Kedua (C. Pubescens)

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak

kelompok (RAK) dengan satu perlakuan. Perlakuan lubang tanam yang dilakukan

adalah dengan menggunakan ukuran 30 cm x 60 cm serta perlakuan yang hanya

ditugal. Masing-masing ukuran lubang tanam memiliki kedalaman sebesar 20 cm.

Masing-masing ukuran lubang tanam memiliki kedalaman sedalam 20 cm. Setiap

satuan percobaan dilakukan pengulangan sebanyak sepuluh kali dengan masing-

masing menggunakan dua satuan contoh, sehingga terdapat 40 satuan pengamatan

(Gambar 5). Pengamatan terdiri dari :

P1 = Lubang tanam I (30 cm x 60 cm) pada kelompok mineral liat T1

P2 = Lubang tanam II (ditugal) pada kelompok mineral liat T1

Page 20: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

10

P3 = Lubang tanam I (30 cm x 60 cm) pada kelompok mineral liat T2

P4 = Lubang tanam II (ditugal) pada kelompok mineral liat T2

P5 = Lubang tanam I (30 cm x 60 cm) pada kelompok mineral liat T3

P6 = Lubang tanam II (ditugal) pada kelompok mineral liat T3

Model statistika rancangan yang digunakan adalah:

Yij = µ + L i + εij

Keterangan:

i = 1,2,3 dan j = 1,2,3,..,10

Y ij = Nilai pengamatan faktor jumlah populasi tanaman sebagai taraf

ke-i serta faktor pengulangan sebagai taraf ke-j

µ = Rataan umum

L i = Pengaruh perlakuan ukuran lubang tanam

ε ij = Pengaruh acak yang menyebar normal

Data yang diuji dianalisis secara statistik dengan menggunakan anova

(analize of variance) pada taraf 5 %, dan jika hasil analisis menunjukkan hasil

yang signifikan maka akan dilakukan uji lanjut Hsu Multiple Comparison to the

Best (MCB) pda taraf 5 %.

Gambar 3. Layout Penempatan M. bracteata pada Segiempat Kelapa Sawit

Page 21: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

11

Gambar 4. Layout Percobaan Tanaman Mucuna bracteata

T1 = Tanah dengan dominansi

mineral kaolinit

T2 = Tanah dengan dominansi

mineral kaolinit dengan

sedikit tambahan

mineral illit

T3 = Tanah dengan dominansi

mineral kaolinit serta

sedikit tambahan

mineral illit dan goetit

11

Page 22: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

12

Gambar 5. Layout Percobaan Tanaman Centrosema pubescens

T1 = Tanah dengan dominansi

mineral kaolinit

T2 = Tanah dengan dominansi

mineral kaolinit serta

sedikit mineral illit

T3 = Tanah dengan dominansi

mineral kaolinit serta

sedikit mineral illit dan

goetit

12

Page 23: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

13

Pelaksanaan Percobaan

1. Percobaan Pertama

Persiapan Lahan

Total lahan yang digunakan 2.3 ha yang tersebar menjadi kelompok T1,

T2, dan T3. Setiap satuan percobaan dilaksanakan diantara tanaman

kelapa sawit yang memiliki jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm. Tanaman

kelapa sawit tersebut kurang mengalami perawatan. Survey lahan dilakukan

sebelum penanaman dengan cara memasang ajir patokan sebagai penanda.

Penanaman

Media tanam yang digunakan pada saat penanaman awal adalah campuran

tanah topsoil sebanyak 1 kg, urea 50 kg/ha, kapur 10 kg/ha, serta kompos

sebanyak 4 ton/ha. Penanaman dilakukan diantara segiempat tanaman kelapa

sawit yang memiliki ukuran jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi penyiraman, penyulaman,

dan pemupukan tanaman. Penyiraman dilakukan setiap hari selama penelitian

berlangsung. Penyulaman dilakukan jika terdapat tanaman yang mati pada saat

penanaman awal. Pemupukan dilakukan saat tanaman berumur 9 MST,

20 MST, dan 28 MST.

Pengamatan

Pengamatan pada bulan pertama setelah penanaman dilaksanakan setiap

minggu terhadap semua tanaman. Pengamatan pada bulan kedua hingga bulan

keempat dilaksanakan dua minggu sekali. Masing-masing patokan percobaan

diambil dua tanaman contoh untuk semua satuan percobaan. Peubah yang

diamati meliputi :

Page 24: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

14

1. Kadar Air Tanah

Kadar air tanah dihitung dengan menimbang 5 g contoh tanah kering

udara dalam pinggang alumunium yang telah diketahui bobotnya.

Perhitungan kadar air dihitung saat tanaman berumur 15 MST. Contoh

tanah tersebut dipanaskan pada suhu 105°C selama 24 jam. Tanah yang

telah dipanaskan disimpan terlebih dahulu dalam eksikator hingga suhunya

mendingin kemudian ditimbang. Bobot yang hilang adalah bobot air.

Kadar Air = %10013

)13()12(X

MM

MMMM

Keterangan:

M1 = Berat cawan kosong

M2 = Berat cawan + tanah

M3 = Berat cawan + tanah setelah dioven

2. pH tanah

Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan pH(H2O).

Prosedur yang dilakukan yaitu dengan menggunakan rasio 1 : 2.5. Hal ini

berarti 10 g sampel tanah dimasukkan ke dalam botol dan dilarutkan

dengan 25 ml air aquades. Tanah dikocok selama 30 menit dengan

menggunakan mesin pengocok. Suspensi tanah diukur dengan pH meter

yang telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer pH 7.0 dan pH 4.0.

Perhitungan nilai pH dilakukan saat tanaman berumur 15 MST.

3. Persentase Penutupan Tanah (PPT)

Persentase penutupan tanah dilakukan dengan cara menghitung

seberapa besar LCC tersebut mampu menutupi bagian permukaan tanah

setiap minggu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan bantuan

kawat yang berukuran 1 m x 1 m. Setiap kawat yang digunakan terdapat

lubang-lubang kecil yang berukuran 10 cm x 10 cm. Lubang-lubang kecil

tersebut untuk mewakili jumlah yang tertutupi oleh tanaman M. bracteata.

% KPT = %100XB

A

Keterangan:

A = Jumlah lubang yang tertutupi oleh tanaman M. Bracteata

B = Jumlah lubang yang belum tertutupi oleh tanaman M. Bracteata

Page 25: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

15

4. Pertumbuhan LCC yang meliputi :

a. Jumlah sulur, dihitung berdasarkan jumlah sulur induk dan

cabang sulur anakan pada setiap minggu.

b. Panjang sulur, dihitung dari jumlah sulur yang terpanjang.

c. Jumlah daun, dihitung pada setiap tanaman pada setiap

minggunya

2. Percobaan Kedua

Persiapan Lahan

Total lahan yang digunakan 2.3 ha. Ukuran lubang tanam yang digunakan

bervariasi yaitu (30 cm x 60 cm) dan yang hanya ditugal. Masing-masing

ukuran memiliki kedalaman sebesar 20 cm. lubang tanam yang digunakan

diberi media tanam berisi campuran tanah topsoil sebanyak 1 kg, urea

50 kg/ha, kapur 10 kg/ha, serta kompos sebanyak 4 ton/ha.

Penanaman

Lahan yang telah diolah kemudian ditanami benih tanaman C. pubescens

secara bersamaan. Setiap lubang berisi 10 g benih tanaman C. pubescens.

Benih yang telah ditanami, diberi larutan soil cement dengan cara

disemprotkan pada lubang tanam tersebut.

Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyulaman, penyiraman,

dan penjarangan tanaman. Penyulaman dilakukan jika benih tanaman

C. Pubescens banyak yang mati saat penanaman awal. Penjarangan tanaman

C. Pubescens dilakukan pada bulan kedua sampai bulan keempat pengamatan.

Tujuan penjarangan agar jumlah tanaman C. pubescens pada setiap lubang

tanam memiliki jumlah tanaman yang sama. Pemupukan dilakukan saat

tanamanberumur 21 MST.

Page 26: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

16

Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan setiap dua minggu sekali selama penelitian

berlangsung. Masing-masing lubang tanam diambil dua tanaman contoh

kemudian dilakukan pengamatan untuk semua satuan percobaan. Peubah yang

diamati meliputi :

1. Kadar Air Tanah

Kadar air tanah dihitung dengan menimbang 5 g contoh tanah kering

udara dalam pinggang alumunium yang telah diketahui bobotnya.

Perhitungan kadar air tanah dilakukan saat tanaman berumur 15 MST.

Contoh tanah tersebut dipanaskan pada suhu 105°C selama 24 jam. Tanah

yang telah dipanaskan disimpan terlebih dahulu dalam eksikator hingga

suhunya mendingin kemudian ditimbang. Bobot yang hilang adalah bobot

air.

Kadar Air = %100)13(

)13()12(X

MM

MMMM

Keterangan:

M1 = Berat cawan kosong

M2 = Berat cawan + tanah

M3 = Berat cawan + tanah setelah dioven

2. pH tanah

Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan pH(H2O).

Prosedur yang dilakukan yaitu dengan menggunakan rasio 1 : 2.5.

Perhitungan nilai pH tanah dilakukan saat tanaman berumur 15 MST. Hal

ini berarti 10 g sampel tanah dimasukkan ke dalam botol dan dilarutkan

dengan 25 ml air aquades. Tanah dikocok selama 30 menit dengan

menggunakan mesin pengocok. Suspensi tanah diukur dengan pH meter

yang telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer pH 7.0 dan pH 4.0.

3. Persentase Penutupan Tanah (PPT)

Persentase penutupan tanah dilakukan dengan cara menghitung

seberapa besar LCC tersebut mampu menutupi bagian permukaan tanah

setiap minggu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kawat yang

berukuran 1 m x 1 m. Setiap kawat yang digunakan terdapat lubang-lubang

Page 27: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

17

kecil yang berukuran 10 cm x 10 cm. Lubang-lubang kecil tersebut untuk

mewakili jumlah yang tertutupi oleh tanaman M. bracteata.

% KPT = %100XB

A

Keterangan:

A = Jumlah lubang yang tertutupi oleh tanaman C. pubescens

B = Jumlah lubang yang belum tertutupi oleh tanaman C. pubescens

4. Pertumbuhan LCC yang meliputi :

a. Jumlah sulur, dihitung berdasarkan jumlah sulur induk dan

cabang sulur anakan setiap minggu.

b. Panjang sulur, dihitung dari jumlah sulur yang terpanjang

c. Kadar air tanaman, dihitung dengan mengeringanginkan bahan

tanaman terlebih dahulu kemudian tanaman di oven selama tiga

hari pada suhu 105°C

Page 28: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kondisi Umum

Penelitian dilaksanakan di Jabung Timur, Jambi dengan koordinat

S 01º14'44.3" dan E 103º31'19.1". Lokasi penelitian memiliki ketinggian 31 m

dpl. Luas area yang digunakan untuk penelitian 2.3 ha. Data curah hujan

diperoleh mulai bulan Januari 2010 hingga Oktober 2010. Curah hujan teringgi

terdapat pada bulan Maret sebesar 38.12 mm/bulan dengan jumlah hari hujan

16 hari/hujan (Gambar 6). Bulan Maret hingga Juni tingkat curah hujan di

lahan mengalami penurunan, hal ini disebabkan memasuki musim kemarau.

Gambar 6. Data Curah Hujan Bulan Januari-Oktober 2010

Tanah pada lokasi penelitian memiliki jenis tanah Oxisol dan

Inceptisol. Klasifikasi jenis tanah tersebut berdasarkan Peta Satuan Lahan

Tanah Lembar Jambi, Sumatera pada tahun 1990 dengan skala 1 : 250 000.

Berdasarkan peta tersebut, lokasi penelitian termasuk dalam kategori Idf 3.1

Page 29: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

19

yang memiliki arti bahwa lahan tersebut merupakan dataran tuf masam, tuf dan

batuan sedimen halus masam, berombak (lereng 3-8%). Gambar 7A dan

Gambar 7B menggambarkan bahwa tanah yang terdapat pada lokasi penelitian

sering mengalami longsor.

Gambar 7. Lokasi Awal Sebelum Penanaman LCC: (A) Lahan Gersang;

(B) Lahan Mengalami Longsor

Hasil analisis kimia (Tabel 1) tanah pada lokasi penelitian

menunjukkan bahwa kadar hara tergolong sangat rendah, pH tanah sangat

masam, KTK tanah tergolong sangat rendah, dan bahan organik tergolong

sangat rendah. Kriteria kesuburan tanah dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 1. Sifat Fisik dan Kimia Tanah pada Lokasi Penelitian

Sifat Fisik / Kimia Kelompok Kriteria**)

T1 T2 T3

Tekstur :

- Pasir (%) 33.70 1.50 60.9 T1 = Liat berdebu

- Debu (%) 45.80 50.70 8.80 T2= Lempung

- Liat (%) 20.50 47.80 30.3 T3= lempung liat berpasir

pH : H₂O 3.09 4.30 4.40 Sangat masam

C Organik (%) 0.06 0.06 0.04 Sangat rendah

N Total (%) 0.02 0.03 0.04 Sangat rendah

P tersedia (ppm) 1.92 1.71 3.49 Sangat rendah

Ca (cmol/kg) 0.11 0.13 0.62 Sangat rendah

Mg (cmol/kg) 0.01 0.04 0.06 Sangat rendah

K (cmol/kg) 0.27 0.44 0.27 Sedang

Na (cmol/kg) 1.10 1.07 1.64 Sangat tinggi

KTK (cmol/kg) 2.69 5.81 3.09 Sangat rendah

KB (%) 55.40 28.90 83.8 Sedang, Tinggi

Permeabilitas (cm/jam) 17.66 1.31 20.37 Rendah, Tinggi

Al dd (me/100g) 4.74 1.74 1.46 Tinggi

Keterangan: T1 = Dominan mineral kaolinit dan mineral illit(sangat sedikit); T2 = Dominan

mineral kaolinit dan illit (sedikit); T3 = Dominan mineral kaolinit dan

mineral illit dan goetit(sedikit)

Sumber:**) Pusat Penelitian Tanah Bogor, 1983

A B

Page 30: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

20

Analisis kimia dilaksanakan saat survey awal lokasi penelitian pada

bulan Januari 2010. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa status

kesuburan tanah tergolong sangat rendah, sehingga dalam pengelolaannya

diperlukan masukan hara yang tinggi diantaranya pemberian bahan organik,

pupuk nitrogen, fosfat, kalium, serta pemberian kapur. Hal ini berdasarkan

kriteria kesuburan tanah pusat penelitian tanah tahun 1983.

Hasil analisis mineral liat (Tabel 2) menunjukkan bahwa tanah pada

lokasi penelitian memiliki dominansi mineral kaolinit pada kelompok T1, T2,

dan T3. Kelompok T1 terdapat tambahan mineral illit yang sangat sedikit.

Kelompok T2 memiliki tambahan sedikit mineral illit, sedangkan pada

kelompok T3 terdapat tambahan sedikit mineral illit dan geotit.

Tabel 2. Analisis Mineral Liat Tanah

No Kelompok Mineral Tanah**)

Kaolinit Goetit Illit

1 T1 ( Kemerahan) + + + +

(+)

2 T2 (Putih) + + + +

+

3 T3 (Kecoklatan) + + + + + + Keterangan: ++++: Dominan +++: Banyak ++: Sedang +: sedikit (+): sangat sedikit

Sumber: **) Laboratorium Mineralogi, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian,

November 2010

Hasil pengamatan terhadap warna tanah pada lokasi penelitian

berdasarkan alat RGB Color Analyzer menunjukkan bahwa pada kelompok T1

memiliki warnam kemerahan dengan komponen R (Red), G (Green), dan B

(Blue) sebesar 243, 102, dan 143 (Tabel 3). Kelompok T2 memiliki warna

cenderung putih dengan nilai RGB sebesar (361, 319, 231), sedangkan pada

kelompok T3 memiliki warna kecoklatan dengan nilai RGB sebesar

(259, 107, 123).

Munsell Color Chart merupakan diagram warna tanah yang digunakan

untuk menentukan klasifikasi warna tanah. Munsell color chart disusun

menjadi 3 variabel yaitu hue, value, dan chroma. Hue adalah warna spektrum

yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan

tingkat kecerahan suatu warna. Semakin tinggi value maka semakin terang

warna suatu tanah. sedangkan chroma merupakan tingkat gradasi kemurnian

Page 31: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

21

dari warna tersebut. Semakin tinggi chroma maka semakin murni kemurnian

dari spektrum tersebut (Madjid, 2010). Berdasarkan hasil pengamatan

kelompok T1 memiliki warna tanah 5R 6/4 yang berarti bahwa memiliki nilai

hue = 5R, value = 5, dan chroma = 4 yang secara keseluruhan berwarna merah.

Tabel 3. Nilai Pengamatan Warna Tanah Pada Lokasi Penelitian

Kelompok RGB Color Analyzer Probe

Munsell

Color Chart

R G B Hue Sat Lum Hue Val Chr

T1

(Kemerahan) 243 102 143 0.024 0.342 0.176 5R 6 4

T2

(Putih) 361 319 231 0.027 0.219 0.289 7.5R 8 1

T3

(Kecoklatan) 259 107 123 0.019 0.356 0.186 7.5R 5 4

Keterangan: R= red; G= green; B= blue; Sat= saturation; Lum= lamination; Val= value;

Chr= chroma

Kelompok T2 memiliki warna tanah 7.5R 8/1 yang berarti pada

kelompok T2 memiliki nilai hue sebesar 7.5R, value sebesar 8, dan chroma

sebesar 1, dimana secara keseluruhan berwarna putih. Sedangkan pada

kelompok T3 memiliki warna tanah 7.5R 5/4 yang berarti pada kelompok T2

memiliki nilai hue sebesar 7.5R, value sebesar 5, dan chroma sebesar 4, dimana

secara keseluruhan berwarna coklat.

Sjarif (1991) menyebutkan bahwa puncak difraksi pada mineral illit

berada pada kisaran 9.9 o A-10.1 o A sedangkan untuk mineral kaolinit berada

pada puncak difraksi sebesar 7.15 o A. Berdasarkan grafik hasil x-ray tanah

pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa mineral kaolinit memiliki nilai

puncak difraksi antara 7.06-7.12 o A, mineral illit pada puncak difraksi 10.1 o A,

dan mineral goetit terdapat pada puncak difraksi 4.1 o A.

Gambar 8 menunjukkan grafik mineral liat pada kelompok T1. Hasil

grafik tersebut dapat dihitung besar nilai persentase pada masing-masing

mineralnya. Nilai persentase tersebut diperoleh dengan menghitung luas area

yang berasal dari jarak difraksi pada masing-masing mineral dibagi dengan

luas total grafik pada masing-masing kelompok. Nilai persentase untuk mineral

kaolinit sebesar 50.06% dan 3.24%.

Page 32: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

22

Gambar 8. Grafik Analisis X-Ray pada Kelompok Mineral T1

Kelompok mineral T2 memiliki dominansi mineral kaolinit dan sedikit

mineral illit. Besar persentase nilai mineral kaolinit dan mineral illit dapat

diperoleh dengan menghitung luas area panjang gelombang masing-masing

mineral dibagi dengan luas seluruh grafik pada kelompok T2. Gambar 9

menunjukkan grafik mineral liat pada kelompok T2. Nilai persentase mineral

kaolinit sebesar 31.24% dan mineral illit sebesar 7.56%

Gambar 9. Grafik Analisis X-Ray pada Kelompok Mineral T2

Page 33: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

23

Gambar 10 menunjukkan grafik mineral liat pada kelompok T3. Hasil

analisis kelompok T3 sedikit berbeda dengan hasil analisis mineral pada

kelompok T1 dan T2. Hal ini karena pada kelompok t3 terdapat sedikit

tambahan mineral illit dan goetit. Besar nilai persentase masing-masing

mineral yaitu mineral kaolinit sebesar 30.85%, mineral illit sebsar 2.01%, serta

mineral goetit sebsar 3.15%.

Gambar 10. Grafik Analisis X-Ray pada Kelompok T3

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi kegiatan penyiraman

dan pemupukan. Kegiatan penyiraman dilakukan pada saat awal penanaman.

Hal ini dikarenakan benih membutuhkan cukup air untuk proses pertumbuhan.

Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat tanaman berusia 9 MST,

20 MST, dan 28 MST. Pupuk yang diberikan saat pemupukan pertama

merupakan campuran antara pupuk urea 25 kg/ha, dolomite 100 kg/ha, kompos

200 kg/ha, dan KCL 25 kg/ha. Pupuk yang digunakan saat pemupukan kedua

adalah pupuk urea sebanyak 200 kg/ha.

Pertumbuhan Mucuna bracteata

Laju pertumbuhan tanaman merupakan laju perkembangan yang

progressif dari suatu organisme tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dapat

Page 34: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

24

dilihat dari pertumbuhan kuantitatif tanaman. Pertumbuhan kuantitatif yang

diamati meliputi panjang tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang. Kualitas

tanah juga berperan terhadap laju pertumbuhan tanaman. Kualitas tanah yang

diamati meliputi kadar air tanah serta tingkat kemasaman tanah (pH). Laju

pertumbuhan tanaman diamati pada setiap minggu. Pengamatan dilakukan saat

tanaman berumur 10 minggu setelah tanam (MST), 11 MST, 12 MST,

13 MST, dan 15 MST.

Hasil analisis anova menunjukkan bahwa perlakuan beberapa tingkat

populasi tanaman yang diberikan terhadap tanaman M. bracteata memberikan

respon yang sama terhadap parameter pertumbuhan tanaman pada setiap satuan

percobaan. Parameter pertumbuhan tersebut meliputi panjang tanaman,

persentase penutupan tanah, jumlah daun, jumlah cabang, pH tanah, serta kadar

air tanah. Akan tetapi, saat tanaman berumur 11 MST besar persentase

penutupan tanah pada perlakuan dengan tingkat populasi tanaman sebesar

3 003 tan/ha menunjukkan hasil yang terbaik berdasarkan uji Hsu Multiple

Comparison to the Best. Hasil analisis ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

Kelompok mineral tanah pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman M. bracteata. Hasil yang tidak berpengaruh ini

mengindikasikan bahwa nilai parameter pertumbuhan tanaman M. bracteata

tidak dipengaruhi oleh faktor kelompok mineral tanah. Hasil analisis anova

tanaman M. bracteata dapat dilihat pada Lampiran 3.

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa saat tanaman berumur

10 MST memiliki nilai korelasi yang positif, antara persentase penutupan tanah

dengan jumlah daun. Semakin tinggi nilai jumlah daun maka nilai penutupan

tanah juga meningkat (Lampiran 4). Saat tanaman memasuki umur 11 MST

pertumbuhan panjang tanaman dipengaruhi oleh kelompok mineral tanah.

Dapat diindikasikan bahwa salah satu kandungan mineral goetit yang terdapat

dalam karakterisasi mineral tanah mempengaruhi nilai panjang tanaman.

Pertumbuhan tanaman pada kelompok mineral T3 sedikit lebih baik daripada

tanaman pada kelompok mineral T1 dan T2. Hal ini karena kelompok T3

memiliki kandungan mineral goetit sebesar 3.15%, sedangkan pada kelompok

T1 dan T2 tidak terdapat adanya mineral goetit.

Page 35: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

25

Pengamatan Tanaman M. bracteata yang Berumur 10 MST

Tabel 4 merupakan data pengamatan tanaman M. bracteata saat

tanaman berumur 10 MST. Panjang tanaman pada populasi 3 003 tanaman/ha

(tan/ha) mencapai 46.17 cm dengan persentase penutupan tanah sebesar

16.61%. Panjang tanaman pada perlakuan 715 tan/ha mencapai 39.78 cm

dengan persentase penutupan sebesar 10.44%. Secara umum pertumbuhan

jumlah daun dan jumlah cabang akan berpengaruh terhadap besarnya nilai

penutupan tanah. Semakin tinggi nilai jumlah daun dan jumlah cabang, maka

besar penutupan tanah oleh tanaman juga semakin tinggi. Setiap perlakuan

populasi tanaman M. bracteata yang berumur 10 MST memiliki jumlah daun

dan jumlah cabang yang tidak jauh berbeda. Jumlah daun tanaman

M. bracteata berkisar antara 4-5 helai/cabang. Satu tanaman contoh memiliki

dua cabang. Perhitungan nilai kadar air tanah (KA) awal dan pH awal

dilakukan saat tanaman berumur 10 MST. Nilai KA tanah pada masing-masing

perlakuan populasi tanaman berkisar antara 18.26%-22.43% dan nilai pH

berkisar antara 4.58-4.78.

Tabel 4. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 10 MST

Populasi

(tan/ha)

Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan

Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(helai/cabang)

Jumlah

Cabang/

Tanaman

KA

awal

(%)

pH

awal

715 39.78 10.44 4.56 2.22 22.43 4.65

1 287 43.94 10.72 4.83 1.89 18.26 4.58

3 003 46.17 16.61 4.06 1.94 20.81 4.78

Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman di lapang berdasarkan

kelompok mineral tanah menunjukkan bahwa pada kelompok T3 tanaman

M. bracteata memiliki panjang sebesar 45.72 cm dengan persentase penutupan

tanah sebesar 11.89% (Tabel 5). Kelompok T1 memiliki panjang tanaman

sebesar 42.39 cm dengan nilai persentase penutupan tanah sebesar 13.17%,

sedangkan kelompok T2 memiliki panjang sebesar 41.78 cm dengan persentase

penutupan tanah sebesar 12.72%. Jumlah daun tanaman M. bracteata berkisar

antara 4-5 helai/cabang. Satu tanaman contoh memiliki 2 cabang.

Page 36: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

26

Tabel 5. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 10 MST

Berdasarkan Kelompok Mineral Tanah

Kelompok Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(helai/cabang)

Jumlah

Cabang/

Tanaman

T1 42,39 13.17 5.00 2.06

T2 41.78 12.72 4.28 1.83

T3 45.72 11.89 4.17 2.17 Keterangan: T1 (berwarna kemerahan) = Dominan mineral kaolinit dan mineral illit (sangat

sedikit); T2 (berwarna putih) = Dominan mineral kaolinit dan illit (sedikit); T3

(berwarna kecoklatan)= Dominan mineral kaolinit dan mineral illit dan

goetit(sedikit)

Pengamatan Tanaman M. bracteata yang Berumur 11 MST

Panjang tanaman M. bracteata yang berumur 11 MST pada perlakuan

tingkat populasi 3 003 tanaman/ha (tan/ha) mencapai 54.17 cm. Panjang

tanaman pada perlakuan tingkat populasi 715 tan/ha sebesar 47.92 cm,

sedangkan pada perlakuan 1 287 tan/ha memiliki panjang sebesar 50.22 cm

(Tabel 6). Saat tanaman berumur 11 MST terlihat bahwa pada parameter

persentase penutupan tanah dengan menggunakan tingkat populasi 3 003 tan/ha

memiliki pertumbuhan yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan populasi

715 tan/ha dan 1 287 tan/ha. Perlakuan dengan tingkat populasi 3 003 tan/ha

memiliki hasil yang lebih baik daripada perlakuan lainnya. Hal ini karena pada

perlakuan 715 tan/ha jika dibandingkan dengan perlakuan 3 003 tan/ha

menunjukkan hasil persentase penutupan tanah yang lebih baik pada perlakuan

3 003 tan/ha. Selanjutnya pada perlakuan 1 287 tan/ha dibandingkan dengan

perlakuan 3 003 tan/ha juga menunjukkan bahwa pada perlakuan 3 003 tan/ha

memiliki nilai persentase penutupan tanah yang lebih baik. Besar penutupan

tanah pada perlakuan 3 003 tan/ha sebesar 26.06% sedangkan pada perlakuan

715 tan/ha hanya sebesar 16.17%. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah

pertumbuhan tanaman C. pubescens memasuki masa optimum sehingga

tanaman tersebut sangat berpengaruh terhadap perhitungan nilai persentase

penutupan tanah pada tanaman M. bracteata. Rata-rata peningkatan jumlah

daun dan jumlah cabang pada tanaman M. bracteata tidak sebanyak pada

Page 37: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

27

peningkatan panjang dan penutupan tanah setiap minggunya. Rata-rata jumlah

daun hanya sebesar 2-3 daun/cabang.

Tabel 6. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 11 MST

Populasi

(tan/ha)

Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(helai/cabang)

Jumlah

Cabang/

Tanaman

715 47.92 16.17 b 6.33 2.89

1 287 50.22 15.17 b 7.11 2.39

3 003 54.17 26.06 a 6.67 2.94 Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang signifikan berbeda

berdasarkan uji Hsu Multiple Comparison to the Best pada taraf 5%

Hasil pengamatan tanaman M. bracteata yang berumur 11 MST

berdasarkan kelompok mineral tanah memiliki panjang tanaman mencapai

55.54 cm dengan persentase penutupan tanah sebesar 22.10% (Tabel 7).

Pertumbuhan panjang tanaman pada kelompok mineral T3 mencapai 49.54 cm

dengan nilai persentase penutupan tanah sebesar 15.25%. Pertumbuhan

panjang tanaman pada kelompok T2 mencapai 48.50 cm dengan persentase

penutupan tanah sebesar 18.30%.

Tabel 7. Data pengamatan M. bracteata yang Berumur 11 MST

Berdasarkan Kelompok Mineral Tanah

Kelompok Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(helai/cabang)

Jumlah

Cabang/

Tanaman

T1 52.09 21.89 7.67 3.33

T2 50.67 19.78 5.83 2.28

T3 49.61 15.72 6.61 2.61 Keterangan: T1 (berwarna kemerahan) = Dominan mineral kaolinit dan mineral illit (sangat

sedikit); T2 (berwarna putih) = Dominan mineral kaolinit dan illit (sedikit); T3

(berwarna kecoklatan)= Dominan mineral kaolinit dan mineral illit dan

goetit(sedikit)

Pengamatan Tanaman M. bracteata yang Berumur 13 MST

Pengamatan tanaman M. bracteata selanjutnya dilaksanakan dua

minggu sekali terhitung saat tanaman M. bracteata berumur 11 MST. Tabel 8

menunjukkan hasil pertumbuhan panjang tanaman M. bracteata saat berumur

Page 38: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

28

13 MST. Pertumbuhan tanaman M. bracteata pada perlakuan 715 tan/ha

mencapai 86.72 cm dengan persentase penutupan tanah sebesar 22.22%.

Pertumbuhan tanaman pada perlakuan 3 003 tan/ha mencapai 80.39 cm dengan

persentase penutupan tanah sebesar 34.22%. Sedangkan pada perlakuan

1 287 tan/ha memiliki panjang tanaman sebesar 87.06 cm dengan persentase

penutupan tanah sebesar 21.33%.

Tabel 8. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 13 MST

Populasi

(tan/ha)

Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(helai/cabang)

Jumlah

Cabang/

Tanaman

715 86.72 22.22 14.00 2.50

1 287 87.06 21.33 16.50 3.06

3 003 80.39 34.22 13.22 2.89

Secara umum pertumbuhan jumlah daun dan jumlah cabang akan

berpengaruh terhadap besarnya nilai penutupan tanah. Semakin tinggi nilai

jumlah daun dan jumlah cabang, maka besar penutupan tanah oleh tanaman

juga semakin tinggi. Saat tanaman berumur 13 MST jumlah daun terbanyak

sebanyak 17 daun/cabang terdapat pada perlakuan 1 287 tan/ha dengan jumlah

cabang sebanyak 3 cabang/ tanaman. Berdasarkan hasil pengamatan panjang

tanaman M. bracteata yang berumur 13 MST pada kelompok mineral T3

mencapai 104.28 cm dengan nilai persentase penutupan tanah sebesar 26.17%

(Tabel 9).

Tabel 9. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 13 MST

Berdasarkan Mineral Tanah

Kelompok Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(helai/cabang)

Jumlah

Cabang/

Tanaman

T1 90.94 27.83 17.11 3.17

T2 58.94 23.78 10.50 2.28

T3 104.28 26.17 16.11 3.00 Keterangan: T1 (berwarna kemerahan) = Dominan mineral kaolinit dan mineral illit (sangat

sedikit); T2 (berwarna putih) = Dominan mineral kaolinit dan illit (sedikit); T3

(berwarna kecoklatan)= Dominan mineral kaolinit dan mineral illit dan

goetit(sedikit)

Page 39: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

29

Panjang tanaman M. bracteata pada kelompok mineral T2 mencapai

58.94 cm dengan nilai persentase penutupan tanah sebesar 23.78%. Tabel 8

menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan panjang tanaman M. bracteata saat

berumur 13 MST ada yang mencapai panjang sebesar 1 meter.

Pengamatan Tanaman M. bracteata yang Berumur 15 MST

Tabel 10 menunjukkan pertumbuhan panjang tanaman M. bracteata

saat berumur 15 MST. Pertumbuhan tanaman M. bracteata pada perlakuan

715 tan/ha mencapai 112.11 cm dengan persentase penutupan tanah sebesar

34.89%. Pertumbuhan pada perlakuan tanaman 1 287 tan/ha mencapai panjang

131.39 cm dengan persentase penutupan tanah sebesar 28.33%, sedangkan

pertumbuhan pada perlakuan 3 003 tan/ha memiliki panjang 114.67 cm dengan

besar persentase penutupan sebesar 37.50%.

Tabel 10. Data pengamatan M. bracteata yang berumur 15 MST

Populasi

(tan/ha)

Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan

Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(helai/cabang)

Jumlah

Cabang/

Tanaman

KA

akhir

(%)

pH

akhir

715 112.11 34.89 19.28 3.78 14.85 5.41

1 287 131.39 28.33 21.44 3.94 14.24 4.95

3 003 114.67 37.50 21.00 4.00 14.93 4.20

Perhitungan nilai Kadar Air (KA) akhir dan pH akhir dilakukan saat

tanaman berumur 15 MST. Nilai KA pada setiap perlakuan memiliki rata-rata

yang sama dan tergolong rendah. Nilai KA hanya berkisar antara

14.24-14.93% sedangkan pH tanah berada pada kisaran angka 4-5.

Berdasarkan hasil analisis statistik, panjang tanaman M. bracteata pada

kelompok T3 saat berumur 15 MST mencapai 121.72 cm dengan persentase

penutupan tanah sebesar 28.89% (Tabel 11).

Page 40: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

30

Tabel 11. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 15 MST

Berdasarkan Kelompok Mineral Tanah

Kelompok Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(helai/cabang)

Jumlah

Cabang/Tanaman

T1 119.61 38.44 22.50 4.39

T2 116.83 33.39 18.50 3.28

T3 121.72 28.89 20.72 4.06 Keterangan: T1 (berwarna kemerahan) = Dominan mineral kaolinit dan mineral illit (sangat

sedikit); T2 (berwarna putih) = Dominan mineral kaolinit dan illit (sedikit); T3

(berwarna kecoklatan)= Dominan mineral kaolinit dan mineral illit dan

goetit(sedikit)

Panjang tanaman M. bracteata pada kelompok mineral T1 mencapai

119.61 cm dengan nilai persentase penutupan tanah sebesar 38.44%, sedangkan

pada kelompok mineral T2 panjang tanaman mencapai 116.83 cm dengan nilai

persentase penutupan tanah sebesar 33.39%

Pengamatan Tanaman M. bracteata yang berumur 17 MST

Panjang tanaman M. bracteata pada perlakuan 715 tanaman/ha (tan/ha)

mencapai 150.50 cm dengan nilai persentase penutupan tanah sebesar 41.00%.

Panjang tanaman M. bracteata pada perlakuan dengan tingkat populasi

1 287 tan/ha mencapai 171.67 cm dengan persentase penutupan tanah sebesar

36.33%, sedangkan panjang tanaman M. bracteata pada perlakuan 3 003 tan/ha

mencapai 141.11 cm dengan nilai persentase penutupan tanah sebesar 46.44%

(Tabel 12). Saat tanaman berumur 17 MST jumlah daun tanaman pada setiap

cabangnya telah mencapai pada kisaran 26-29 daun/cabang dengan jumlah

cabang sebanyak 5 cabang pada setiap satuan pengamatannya.

Tabel 12. Data Pengamatan M. bracteata yang Berumur 17 MST

Populasi

(tan/ha)

Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(daun/cabang)

Jumlah

Cabang/

Tanaman

715 155.50 41.00 27.89 4.44

1 287 171.67 36.33 29.00 4.33

3 003 141.11 46.44 26.56 4.61

Page 41: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

31

Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, panjang tanaman M. bracteata

yang berumur 17 MST pada kelompok mineral T3 mencapai 144.94 cm dengan

persentase penutupan tanah sebesar 35.78% (Tabel 13). Panjang tanaman

M. bracteata pada kelompok mineral T1 mencapai 173.06 cm dengan

persentase penutupan tanah sebesar 52.83%. Panjang tanaman pada kelompok

T2 mencapai 150.28 cm dengan persentase penutupan tanah sebesar 35.17%.

Saat tanaman berumur 17 MST, jumlah daun pada kelompok T3 mencapai 28

daun/cabang dengan jumlah cabang sebanyak 5 cabang. Kelompok T1

memiliki jumlah daun sebanyak 31 daun/cabang dengan jumalh cabang

sebanyak 5 cabang.

Tabel 13. Data Pengamatan M. bracteata yang berumur 17 MST

Berdasarkan Kelompok Mineral Tanah

Kelompok Panjang

(cm)

Persentase

Penutupan

Tanah

(%)

Jumlah

Daun

(helai/cabang)

Jumlah

Cabang/Tanaman

T1 173.06 52.83 31.00 5.06

T2 150.28 35.17 24.44 3.72

T3 144.94 35.78 28.00 4.61 Keterangan: T1 (berwarna kemerahan) = Dominan mineral kaolinit dan mineral illit (sangat

sedikit); T2 (berwarna putih) = Dominan mineral kaolinit dan illit (sedikit); T3

(berwarna kecoklatan)= Dominan mineral kaolinit dan mineral illit dan

goetit(sedikit)

Pertumbuhan Centrosema pubescens

Hasil anova (analize of variance) pada taraf 5 % menunjukkan bahwa pada

penelitian ini pengaruh kelompok mineral tanah tidak berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman C. pubescens. Akan tetapi pengaruh lubang tanam

tampak jelas memberikan perbedaan. Terlihat bahwa pertumbuhan tanaman

yang menggunakan ukuran lubang tanam 30 cm x 60 cm memberikan hasil

pertumbuhan yang jauh lebih baik dibanding tanaman yang hanya ditugal.

Pertumbuhan tanaman tersebut meliputi panjang tanaman dan persentase

penutupan tanah (PPT) saat tanaman berumur 8 MST, 10 MST, 12 MST, dan

15 MST. selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap kadar air dan pH

tanah. Hasil analisis ini dapat dilihat pada Lampiran 5.

Page 42: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

32

Panjang Tanaman

Pertumbuhan tanaman dengan menggunakan ukuran lubang tanam 30 cm

x 60 cm (P1) memiliki nilai pertumbuhan terbaik dibandingkan tanaman yang

menggunakan ukuran lubang tanam di tugal (P2). Hasil analisis uji lanjut

dapat dilihat pada Lampiran 6. Pertumbuhan tanaman pada perlakuan P1 saat

berumur 8 MST mencapai 66.25 cm sedangkan pada perlakuan P2 panjang

tanaman hanya 27.80 cm. Saat tanaman berumur 15 MST, pertumbuhan pada

perlakuan P1 telah mencapai panjang 97.50 cm sedangkan pada perlakuan P2

pertumbuhan tanaman masih mencapai 40.25 cm (Tabel 14).

Tabel 14. Data Pertumbuhan Panjang Tanaman C. pubescens Pengaruh

Ukuran Lubang Tanam pada 8, 10, 12, dan 15 MST

Perlakuan

Lubang Tanam

Panjang Tanaman (cm)

8 MST 10 MST 12 MST 15 MST

30 cm x 60 cm 66.25 a 76.15 a 89.55 a 97.50 a

Tugal 27.80 b 29.05 b 38.50 b 40.25 b Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang signifikan berbeda

berdasarkan uji Hsu Multiple Comparison to the Best pada taraf 5%

Berdasarkan kelompok mineral tanah terlihat bahwa pertumbuhan

panjang tanaman C. pubescens dengan menggunakan ukuran lubang tanam

30 cm x 60 cm pada kelompok mineral T2 dan T3 menunjukkan laju

pertumbuhan panjang yang sama yaitu pada kisaran 70-80 cm

saat tanaman berumur 8 MST (Gambar 11A). Memasuki umur 15 MST

pertumbuhan panjang tanaman dengan menggunakan ukuran lubang tanam

30 cm x 60 cm mencapai panjang 110 cm. Gambar 11 B terlihat bahwa grafik

pertumbuhan panjang tanaman dengan di tugal. Saat tanaman berumur 8 MST

panjang tanaman mencapai 36 cm pada kelompok T3. Memasuki umur

15 MST pertumbuhan panjang tanaman baru mencapai 45 cm pada kelompok

T1. Kelompok T3 memiliki nilai pertumbuhan yang konstan pada setiap

minggunya.

Page 43: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

33

Keterangan: T1 (berwarna kemerahan) = Dominan mineral kaolinit dan mineral illit (sangat

sedikit); T2 (berwarna putih) = Dominan mineral kaolinit dan illit (sedikit); T3

(berwarna kecoklatan)= Dominan mineral kaolinit dan mineral illit dan

goetit(sedikit)

Gambar 11. Grafik Pertumbuhan Panjang C. pubescens Berdasarkan Mineral

Tanah pada: (A) Ukuran Lubang Tanam 30 cm x 60 cm; (B)

Ditugal

Persentase Penutupan Tanah (PPT)

Persentase penutupan tanah merupakan besar persentase tanaman

C. pubescens yang dapat menutupi permukaan tanah pada setiap m². Tabel 15

menunjukkan laju penutupan tanah pada tanaman C. pubescens saat tanaman

berumur 8 MST, 10 MST, 12 MST, dan 15 MST. Tanaman yang ditanam

dengan menggunakan perlakuan lubang tanam berukuran 30 cm x 60 cm (P1)

memberikan hasil PPT terbaik dibanding tanaman yang menggunakan ukuran

lubang tanam ditugal (P2) pada setiap minggu pengamatan.

Tabel 15. Data Persentase Penutupan Tanah Tanaman C. pubescens

Pengaruh Ukuran Lubang Tanam pada 8, 10, 12, dan 15 MST

Perlakuan

Lubang Tanam

Persentase Penutupan Tanah (%)

8 MST 10 MST 12 MST 15 MST

30 cm x 60 cm 14.40 a 25.00 a 30.25 a 33.60 a

Tugal 6.80 b 13.65 b 14.80 b 16.65 b Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang signifikan berbeda

berdasarkan uji Hsu Multiple Comparison to the Best pada taraf 5%

A B

Page 44: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

34

Saat tanaman berumur 8 MST (Minggu Setelah Tanam) nilai persentase

penutupan tanah pada perlakuan P1 sebesar 14.40%, sedangkan tanaman yang

menggunakan perlakuan P2 memiliki besar persentase penutupan tanah hanya

sebesar 6.80%. Memasuki umur 15 MST persentase penutupan tanah pada

perlakuan P1 sebesar 33.60%, sedangkan nilai persentase tanaman pada

perlakuan P2 masih sebesar 16.65%.

Hasil perhitungan berdasarkan kelompok mineral tanah terlihat bahwa

persentase penutupan tanah pada tanaman C. pubescens dengan menggunakan

ukuran lubang tanam 30 cm x 60 cm saat tanaman berumur 8 MST berada pada

kisaran 10-20% pada masing-masing kelompok mineral (Gambar 12A).

Memasuki umur 15 MST, kelompok T1 memiliki besar penutupan tanah

sebesar 50%, kelompok T2 memiliki besar penutupan tanah sebesar 20%, dan

pada kelompok T3 besar penutupan tanah berada pada kisaran 13%.

Keterangan: T1 (berwarna kemerahan) = Dominan mineral kaolinit dan mineral illit (sangat

sedikit); T2 (berwarna putih) = Dominan mineral kaolinit dan illit (sedikit); T3

(berwarna kecoklatan)= Dominan mineral kaolinit dan mineral illit dan

goetit(sedikit)

Gambar 12. Grafik Persentase Penutupan Tanah Tanaman C. pubescens

Berdasarkan Mineral Tanah pada: (A) Ukuran Lubang Tanam

30 cm x 60 cm; (B) Ditugal

Gambar 12B merupakan grafik persentase penutupan tanah tanaman

C. pubescens yang menggunakan ukuran lubang tanam ditugal. Saat tanaman

berumur 8 MST nilai penutupan tanah berada pada kisaran 5-10%, sedangkan

A B

Page 45: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

35

saat tanaman berumur 15 MST nilai persentase penutupan tanah berada pada

kisaran 13-20%.

Kadar Air Tanaman

Hasil analisis anova menunjukkan bahwa pengaruh ukuran lubang

tanam terhadap nilai kadar air tanaman tidak memberikan pengaruh terhadap

besar atau kecilnya nilai kadar air tanaman. Meskipun tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap nilai kadar air tanaman, akan tetapi tanaman

yang menggunakan ukuran lubang tanam 30 cm x 60 cm (P1) memiliki nilai

kadar air yang sedikit lebih tinggi dibanding tanaman yang menggunakan

ukuran ditugal (P2). Nilai kadar air tanaman pada bagian akar sebesar 29.95%

untuk perlakuan P1, sedangkan pada perlakuan P2 sebesar 21.74% (Tabel 16).

Tabel 16. Data Kadar Air Tanaman C. pubescens

Perlakuan Lubang

Tanam

Kadar Air Tanaman (%)

Akar batang daun

30 cm x 60 cm 29.95 31.39 45.01

Tugal 21.74 21.85 24.18

Nilai kadar air tanaman pada bagian batang sebesar 31.39% untuk

perlakuan P1, sedangkan pada perlakuan P2 sebesar 21.85%. Nilai kadar air

tanaman pada bagian daun sebesar 45.01% untuk perlakuan P1, sedangkan

pada perlakuan P2 sebesar 24.18%. Semakin besar ukuran lubang tanam maka

semakin tinggi bobot brangkasan yang dihasilkan, hal ini karena semakin

banyak tanaman yang dihasilkan dibandingkan tanaman yang hanya

menggunakan ukuran lubang tanam ditugal.

Kadar Air (KA) Tanah dan pH Tanah

Pengukuran nilai KA dan pH tanah awal dilakukan saat tanaman

berumur 10 MST, sedangkan pengukuran KA dan pH tanah akhir dilakukan

pengujian saat tanaman berumur 15 MST. Nilai kadar air tanah pada lokasi

penelitian dapat dikatakan sangat rendah, karena nilai KA hanya berkisar

antara 13%-18% (Tabel 17).

Page 46: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

36

Tabel 17. Data Kadar Air dan pH Tanah di Lokasi Penelitian

Perlakuan

Lubang Tanam

Kadar Air Tanah (%) pH

awal akhir awal akhir

30 cm x 60 cm 18.61 13.66 4.40 4.68

Tugal 18.41 13.40 4.78 4.66

Nilai KA awal memiliki nilai yang lebih tinggi daripada KA akhir. Hal

ini dipengaruhi oleh pengambilan contoh tanah untuk perhitungan nilai KA

awal yang dilakukan pada musim penghujan, sedangkan pengambilan contoh

tanah untuk perhitungan KA akhir dilakukan pada musim kemarau.

Nilai pH tanah yang menggunakan ukuran lubang tanam 30 cm x 60 cm

maupun dengan ditugal memiliki nilai yang relatif sama. Tingkat kemasaman

tanah (pH) pada penelitian ini berdasarkan pada pH H₂O. Nilai pH tanah tidak

mengalami peningkatan selama beberapa minggu penanaman C. pubescens.

Nilai pH masih berkisar pada angka 4, meskipun tidak terjadi peningkatan yang

sangat jelas namun pH tanah tetap mengalami peningkatan nilai sedikit demi

sedikit. Akan tetapi tidak memperbaiki kondisi kimia tanah ke arah nilai yang

lebih baik.

Pembahasan

Pengaruh Tingkat Populasi Terhadap Pertumbuhan Mucuna bracteata

Legume Cover Crop (LCC) merupakan tanaman dari golongan

leguminose yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman penutup tanah karena

sifatnya yang dapat mengikat nitrogen dan mencegah erosi, memperbaiki sifat

fisik dan struktur tanah, meningkatkan kandungan bahan organik dan hara

tanah serta, menekan pertumbuhan gulma. Penanaman LCC dapat mengurangi

kehilangan nitrogen dalam tanah, sebagai contoh penanaman LCC disekitar

tanaman pokok dapat menekan tingkat populasi gulma yang ada (Kou and

Jellum, 2002; Bregkvist, 2003; Sainju et al., 2005).

Page 47: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

37

Tanaman penutup tanah memiliki beberapa fungsi diantaranya:

mengurangi kepadatan tanah (Cock, 1985), sebagai tempat menyimpan carbon

(Reicosky and Forcella, 1998), mempengaruhi hidrologi tanah dan menjaga

dari erosi yang disebabkan oleh air dan angin (Battany and Grismen, 2000),

meningkatkan laju infiltrasi air (Archer et al., 2002). Parkin et al., (2006)

menambahkan bahwa selain berfungsi dalam konservasi tanah salah satu

pengaruh penting dari LCC adalah tanaman tersebut dapat mengurangi

terlepasnya zat kontaminan dalam tanah. tanaman LCC berperan dalam

kegiatan fiksasi nitrogen. Tanaman ini juga dapat dijadikan sebagai tempat

menyerap kelebihan nitrogen di dalam tanah.

M. bracteata merupakan salah satu jenis LCC yang digunakan dalam

keperluan rehabilitasi lahan karena tanaman ini dapat bekerja memperbaiki

lahan dalam waktu yang singkat. Pada kegiatan reklamasi lahan ataupun

penanaman LCC pada area perkebunan, panjang tanaman merupakan salah satu

indikator pengamatan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pertumbuhan

tanaman M. bracteata tersebut.

Menurut Sitompul dan Guritno (1995) menyatakan bahwa panjang

tanaman merupakan salah satu ukuran yang paling sering diamati sebagai salah

satu indikator pertumbuhan maupun indikator mengukur pengaruh lingkungan

atau perlakuan yang digunakan karena tinggi tanaman merupakan ukuran

tanaman yang paling mudah untuk diamati.

Berdasarkan data analisis panjang tanaman, tanaman yang berumur

10 MST dan 11 MST memiliki pertumbuhan panjang tanaman yang lebih

tinggi untuk tingkat populasi 1 287 tan/ha, sedangkan pada tiga minggu

pengamatan terakhir yaitu saat tanaman berumur 13 MST, 15 MST, dan

17 MST memiliki pertumbuhan panjang tanaman yang lebih tinggi untuk

perlakuan 1 287 tan/ha. Hal ini diduga dipengaruhi saat tiga minggu

pengamatan terakhir tanaman yang menggunakan tingkat populasi sebesar

1 287 tan/ha memiliki ruang pergerakan untuk tumbuh dan menjalar masih

terlihat karena pada setiap satuan percobaan berisi 9 tanaman contoh, sehingga

peluang tanaman untuk terus berkembang masih tinggi. Hal ini berlaku pula

pada perlakuan dengan tingkat populasi 3 003 tan/ha untuk terus berkembang

Page 48: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

38

juga. Tingkat populasi yang cukup padat menyebabkan ruang pergerakan

tanaman menjadi tidak terkontrol. Hal ini memiliki arti bahwa perkembangan

tanaman M. bracteata saling tumpang tindih mengingat pada setiap perlakuan

berisi 21 tanaman contoh.

Persentase penutupan tanah merupakan salah satu parameter kegiatan

penanaman LCC dapat dikatakn berhasil. Semakin rapat populasi tanaman

dalam satuan percobaan maka besar penutupan tanah akan semakin tinggi.

Semakin tinggi nilai persentase PPT maka semakin besar permukaan tanah

yang telah tertutupi oleh tanaman tersebut. Nilai persentase penutupan tanah

pada penelitian ini tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh panjang tanaman. Hal

ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi nilai panjang suatu tanaman, belum

menentukan nilai persentase penutupan tanah tinggi. Salah satu faktor yang

mempengaruhi besarnya nilai penutupan tanah yang diperoleh yaitu tanaman

C. pubescens yang ikut ditanam sebagai tanaman penutup dalam kegiatan

reklamasi lahan, sehingga tanaman tersebut juga ikut andil dalam perhitungan

nilai PPT. Harahap et al., (2008) menyatakan bahwa laju penutupan kacangan

pada masa awal penanaman dapat mencapai 2-3 m 2 per bulan. Penutupan areal

secara sempurna dicapai saat memasuki tahun ke-2 dengan ketebalan vegetasi

berkisar 40-100 cm dan biomassa berkisar antara 9-12 ton bobot kering per ha.

Berdasarkan hasil pengamatan saat penelitian, tanaman yang berumur 17 MST

memiliki tingkat persentase penutupan tanah tertinggi hanya sebesar 36%.

Salah satu faktor yang menyebabkan hasil tersebut sangat berbeda karena tanah

pada lokasi penelitian termasuk dalam kategori tanah kritis dan tidak layak

untuk dilakukan penanaman (Lampiran 7).

Blanchart (2006) menyatakan bahwa tanaman pokok yang diberikan

perlakuan mucuna selama 3.5 bulan dapat meningkatkan kandungan C organik

di dalam tanah yang memiliki tekstur liat berpasir (pH 5-5.5), meningkatkan

ketersediaan unsur hara, meningkatkan agregat tanah dan mengurangi erosi.

Penanaman mucuna juga dapat meningkatkan jumlah kepadatan makrofauna

2-4 kali lebih banyak dibandingkan tanaman yang hanya diberi perlakuan

NPK.

Page 49: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

39

Tanaman M. bracteata dan tanaman C. pubescens dapat merambat

dengan cepat pada bagian-bagian yang kosong atau merambat pada pohon

kelapa sawit. Selain itu, tanaman tersebut dapat berkompetisi dengan gulma

yang terdapat pada lokasi. Tanaman M. bracteata dan tanaman C. pubescens

merupakan salah satu kombinasi penanaman dari jenis LCC yang dapat

diterapkan di lapang. Gambar 13 merupakan salah satu contoh perkembangan

penutupan tanah dengan populasi 3 003 tan/ha pada kelompok T2 saat tanaman

berumur 10 MST dan 15 MST.

Penanaman M. bracteata yang dilakukan dekat dengan perakaran sawit

dapat meningkatkan kesuburan tanah disekitar perakaran mengingat bahwa

tanaman LCC dapat mengikat N₂ di udara menjadi bentuk nitrat yang

diperlukan oleh tanaman. Perhitungan penataan maupun jumlah tanaman

M. bracteata tersebut tetap diperlukan, hal ini karena sifat tanaman tersebut

yang dapat memanjat dan merambat.

Gambar 13. Perkembangan Penutupan Tanah dengan Populasi 3 003 tan/ha

pada Kelompok Mineral T2 Saat Berumur: (A) 10 MST; (B) 15

MST

Gambar 14 di bawah ini terlihat bahwa tanaman M. bracteata hampir

menutupi seluruh permukaan dari tanaman sawit, dan dalam kurun waktu

beberapa bulan ke depan tanaman tersebut dapat menutupi seluruh permukaan

pohon sawit.

A B

Page 50: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

40

Gambar 14. Tanaman M. bracteata yang Merambat pada Tanaman Sawit

Nilai persentase pertumbuhan tanaman selain dipengaruhi oleh panjang

tanaman dan laju penutupan tanah juga dipengaruhi oleh jumlah daun dan

jumlah cabang. Pertambahan jumlah cabang dan jumlah daun erat kaitannya

dengan pertumbuhan panjang tanaman. Semakin tinggi nilai panjang suatu

tanaman maka semakin besar nilai jumlah daunnya. Laju penambahan panjang

tanaman maupun PPT yang lebih tinggi tidak sebanding dengan laju

penambahan jumlah daun dan jumlah cabang. Satu tanaman contoh memiliki

jumlah daun sebanyak 3-5 daun setiap minggu, sedangkan laju penambahan

jumlah cabang hanya sebanyak 1 cabang setiap 2 minggu. Perbandingan

jumlah daun pada tanaman M. bracteata dapat dilihat pada Gambar 15. Jumlah

satu daun pada tanaman M. bracteata terdiri dari 3 helai daun, hal ini

mengingat tanaman M. bracteata merupakan tanaman berjenis daun three

foliate.

(A) (B) (C)

Gambar 15. Jumlah Daun tanaman M. bracteata pada Kisaran: (A) 3-15

Daun; (B) 16-25 Daun; (C) 26-40 Daun

Page 51: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

41

Gambar 15 A merupakan jumlah daun pada kisaran 3-15 daun, Gambar

15b merupakan jumlah daun tanaman M. bracteata pada kisaran 16-25 daun,

sedangkan pada Gambar 15 C merupakan jumlah daun pada kisaran 26-40

daun.

Berdasarkan data hasil penelitian tanaman M. bracteata dengan jumlah

populasi 1 287 tan/ha dapat direkomendasikan untuk kegiatan reklamasi pada

tanah T2. Tanaman M. bracteata dengan jumlah populasi 715 tan/ha dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan reklamasi pada kelompok T1 dan T3. Hal ini

berdasarkan pertimbangan perkembangan pertumbuhan panjang tanaman. Nilai

persentase penutupan tanah yang diperoleh tidak dimasukkan sebagai bahan

pertimbangan karena data yang diperoleh berdasarkan data perambatan dari

tanaman M. bracteata dan C. pubescens.

Rekomendasi secara umum kegiatan penanaman yang memanfaatkan

tanaman M. bracteata sebagai tanaman penutup pada perkebunan-perkebunan

dapat memanfaatkan jumlah populasi M. bracteata sebanyak 715 tan/ha.

Pemilihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional

baik biaya produksi maupun biaya pemeliharaan pada perkebunan, sedangkan

penanaman pada lahan yang kritis dapat memanfaatkan jumlah populasi

tanaman sebanyak 1287 tan/ha. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi apabila

terdapat beberapa tanaman yang mati saat di lapang.

Hairiah and Noordwijk (1986), menyatakan tanaman M. bracteata

merupakan salah satu tanaman perintis yang tidak hanya dapat tumbuh subur

pada tanah pemukiman (pH 6), akan tetapi tanaman ini juga dapat tumbuh pada

tanah masam dan tidak subur seperti pada daerah Nigeria Selatan (pH 4.3).

Ile et al., (1996) menambahkan bahwa tanaman mucuna berpotensi untuk

meningkatkan hasil produksi jagung selanjutnya pada tanah masam ultisol

(pH 4.3). Tanaman M. bracteata memiliki korelasi positif terhadap hasil

produksi jagung, akan tetapi dalam penerapannya harus disertai dengan

pengapuran.

Page 52: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

42

Pengaruh Ukuran Lubang Tanam Terhadap Pertumbuhan

Centrosema pubescens

Secara umum teknik prosedur di lapang tidak bisa diabaikan begitu

saja. semua prosedur-prosedur mulai dari bibit tanaman yang digunakan, dosis

pupuk yang diaplikasikan, hingga ukuran lubang tanam harus sesuai dengan

standar operasional yang berlaku. Lubang tanam merupakan salah satu faktor

yang akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan tanaman. Jika ukuran

lubang tanam tidak sesuai dengan standar maka hasil pertumbuhan suatu

tanaman menjadi tidak optimal. Gambar 16 menunjukkan bahwa pertumbuhan

tanaman C. pubescens pada bagian A merupakan tanaman yang menggunakan

ukuran lubang tanam 30 cm x 60 cm, sedangkan Gambar 16B merupakan

tanaman yang ditanam hanya dengan ditugal. Gambar 16A menunjukkan

bahwa tanaman sudah memiliki banyak cabang dan tanaman telah merambat

menutupi permukaan tanah, sedangkan Gambar 16B menunjukkan bahwa

pertumbuhan tanaman tersebut terhambat, akan tetapi dilihat dari segi fisiologi

tanamannya, bentuk daun pada Gambar 16B lebih baik dibandingkan pada

Gambar 16A.

Gambar 16. Tanaman C. pubescens dengan Ukuran Lubang Tanam:

(A) 30cm x 60cm; (B) Ditugal

Salah satu faktor yang menyebabkan tingkat pertumbuhan vegetatif

tanaman C. pubescens memiliki perkembangan yang baik dengan

menggunakan lubang tanam berukuran 30 cm x 60 cm daripada hanya dengan

ditugal karena dengan menggunakan ukuran lubang tanam, benih tanaman

masih memiliki ruang untuk tumbuh. Sedangkan jika menggunakan tugal,

A B

Page 53: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

43

ruang benih untuk tumbuh sangat terbatas mengingat dalam satu lubang tanam

rata-rata jumlah benih yang dimasukkan berkisar antara 50-100 benih

C. pubescens.

Gambar 17A menunjukkan bahwa tanaman C. pubescens dapat

merambat ke segala arah pada kondisi lahan yang datar. Bagian B terlihat

bahwa tanaman C. pubescens dapat memanjat pada lereng-lereng dan pada

akhirnya dapat menutupi permukaan lereng sehingga dapat mengurangi

terjadinya longsor. Mengingat kondisi area penelitian merupakan bekas

penambangan yang sering terjadi longsor.

Gambar 17. Perambatan Tanaman C. pubescens: (A) Lahan Datar;

(B) Bagian Lereng

Tampobolon (1993) menyatakan bahwa agar pertumbuhan tanaman

sentro dapat tumbuh optimum di lapang dosis pupuk N yang dapat digunakan

adalah sebesar 75 kg N/ha. selain itu disebutkan bahwa saat tanaman berumur

4 bulan besar penutupan tanah tanaman sentro dapat mencapai 84.6%. Nilai ini

hampir sama dengan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa saat tanaman berumur 3 bulan

atau 12 MST besar penutupan yang dihasilkan tanaman sentro sebesar 88.90%.

Sutaedi (2005) menyatakan bahwa tanaman Centrosema pubescens

dapat tumbuh baik pada musim kemarau maupun musim penghujan. Saat

musim kemarau tanaman memiliki panjang sebesar 33.33 cm, sedangkan pada

musim hujan tanaman Centrosema pubescens memiliki panjang tanaman

sebesar 23.33 cm.

A B

Page 54: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

44

Pengaruh Kelompok Mineral Terhadap Pertumbuhan Mucuna bracteata

dan Centrosema pubescens

Berdasarkan hasil pengamatan di lapang terhadap laju pertumbuhan

tanaman baik tanaman M. bracteata dan C. pubescens pada setiap minggunya

dapat terlihat bahwa pertumbuhan tanaman pada tanah T3 dan T1 lebih baik

daripada pada tanah T2. Sedangkan jika dilihat berdasarkan hasil analisis

anova dan manova, kelompok mineral tanah tidak berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman M. bracteata dan C. pubescens.

Terlepas dari hasil analisis statistik untuk kelompok mineral tersebut,

salah satu faktor yang menyebabkan nilai kelompok T1 dan T3 memiliki nilai

pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan kelompok T2 adalah nilai tingkat

permeabilitas tanah pada kedua tanah tersebut lebih baik daripada pada tanah

T2. Pada tanah T1 memiliki tingkat permeabilitas sebesar 17.66 cm/jam, tanah

T3 sebesar 20.37 cm/jam, sedangkan pada tanah T2 nilai permeabilitas tanah

hanya sebesar 1.31 cm/jam. Tingginya tingkat permeabilitas akan berpengaruh

terhadap besarnya laju infiltrasi tanah. Semakin tinggi laju infiltrasi memiliki

arti bahwa kemampuan air untuk meresap ke dalam tanah semakin tinggi.

Mengingat bahwa air merupakan salah satu faktor penting yang sangat

dibutuhkan oleh tanaman. Hardjowigeno (1995) menyatakan bahwa air

diperlukan tanaman untuk membuat karbohidrat di daun, menjaga hidrasi

protoplasma, serta sebagai pengangkut serta mentranslokasikan makanan-

makanan dan unsur hara.

Simatopang (2005) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang

dengan dosis minimal 10 ton/ha dapat menurunkan besarnya aliran permukaan.

Hal ini karena pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik tanah terutama

struktur tanah sehingga permeabilitas tanah dapat meningkat dan aliran

permukaan dapat diminimalisir.

Tanah merupakan sumber unsur hara bagi tanaman, selain itu tanah

juga berperan sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah

tersimpan, serta merupakan tempat unsur-unsur hara dan air ditambahkan

(Arsyad, 2005). Namun tanah menjadi tidak berfungsi saat mengalami

kerusakan. Hilangnya beberapa unsur hara dari daerah perakaran menyebabkan

Page 55: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

45

merosotnya kesuburan tanah. Hal ini dapat mengakibatkan tanah menjadi tidak

mampu mendukung pertumbuhan tanaman dan produktifitasnya menjadi

sangat rendah.

Lahan pada lokasi penelitian merupakan salah satu contoh dari tanah

yang mengalami kerusakan atau tergolong kategori lahan kritis. Salah satu

contoh pentingnya adalah laju pertumbuhan M. bracteata dan C. pubescens

pada lokasi penelitian tidak menunjukkan hasil yang maksimal dibandingkan

dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Mengingat bahwa baik tanaman

M. bracteata maupun C. pubescens merupakan salah satu jenis tanaman LCC

yang memiliki daya berkecambah yang tinggi serta toleran terhadap musim

kemarau maupun kelembapan tinggi.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan lahan pada lokasi

penelitian termasuk dalam jenis lahan kritis. Pertama adalah tanah pada lokasi

penelitian memiliki dominansi mineral kuarsa 90% pada fraksi pasir serta

mineral kaolinit 90% pada fraksi liat (Lampiran 7). Dominansi kedua mineral

menunjukkan bahwa tanah tersebut sangat miskin hara potensial. Unsur hara

makro merupakan unsur hara yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang

besar. Berdasarkan hasil analisis kimia terlihat bahwa kandungan unsur hara

makronya tergolong sangat rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan

hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman hanya bergantung dari

kegiatan pemupukan mengingat bahwa hara yang tersedia dalam tanah

tergolong sangat rendah atau hampir mendekati tidak ada sama sekali.

Faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak maksimal

adalah reaksi tanah (pH). Reaksi tanah adalah suatu ciri atau parameter yang

menunjukkan keadaan masam-basa dalam tanah. Menurut Syarief (1986),

reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman.

Reaksi tanah yang netral, berada pada pH 6.5-7.5 memiliki kandungan unsur

hara yang optimum. Kondisi pH tanah yang kurang dari 6.0 menyebabkan

ketersediaan unsur molibdinum, fosfor, kalium, belerang, kalsium, dan

magnesium menurun dengan cepat. Tanah pada lokasi penelitian memiliki pH

yang sangat masam yaitu berkisar antara 3.9-4.4.

Page 56: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

46

Menurut Buckman dan Brady (1974), nilai pH dibawah 5.0–5.5 unsur

Al, Fe, dan Mn menjadi larut dalam jumlah yang banyak sehingga

menyebabkan tanaman mengalami keracunan. Akan tetapi berdasarkan hasil

penelitian Vlamis (1953), menyatakan bahwa meskipun nilai pH rendah,

pertumbuhan tanaman tidak akan terhambat apabila kandungan Al rendah.

Sebaliknya pertumbuhan akan terhambat apabila Al cukup tinggi. Berdasarkan

hasil penelitian kandungan Al pada lokasi penelitian sangat tinggi. Pada tanah

T1 kandungan Al sebesar 47.4 ppm, Tanah T2 sebesar 17.4 ppm, sedangkan

pada tanah T3 sebesar 14.6 ppm. Salah satu cara yang dapat mengendalikan

kelarutan Al adalah melalui pengapuran. Menurut Kamprath (1970),

rekomendasi yang dapat diberikan untuk kegiatan pengapuran sebesar 1 x Al-

dd. Nilai ini berdasarkan pada nilai rekomendasi untuk tanaman yang toleran

terhadap Al. Berdasarkan perhitungan kebutuhan kapur yang diperlukan untuk

kelompok T1 adalah sebesar 4.74 ton CaCO 3 /ha, kelompok T2 sebesar

1.74 ton CaCO 3 /ha, serta pada kelompok T3 sebesar 1.46 ton CaCO 3 /ha.

Besar pertumbuhan tanaman selain dipengaruhi oleh unsur hara dan pH

juga dipengaruhi oleh Kapasitas Tukar Kation (KTK). Supardi (1983)

menyatakan bahwa kapasitas tukar kation merupakan kemampuan ion

H

untuk menggantikan kation-kation yang diperlukan oleh tanaman. Suatu

tanah yang mengandung KTK tinggi memerlukan pemupukan kation tertentu

dalam jumlah banyak agar dapat tersedia bagi tanaman. Sebaliknya pada tanah-

tanah yang ber-KTK rendah tidak dianjurkan diberikan dalam jumlah banyak

karena kationnya akan mudah tercuci. Tanah pada lokasi penelitian memiliki

nilai KTK yang tergolong sangat rendah. Salah satu cara yang digunakan untuk

meningkatkan nilai KTK tanah adalah meningkatkan kadar bahan organik

tanah.

Page 57: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

47

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan respon pertumbuhan

tanaman M. bracteata pada ketiga tingkat populasi tanaman menunjukkan hasil

yang sama pada setiap satuan pengamatannya, anak tetapi jika dilihat

berdasarkan kelompok pengamatannya respon tanaman pada ketiga tingkat

populasi berbeda-beda. Tanaman dengan populasi 3 003 tan/ha menunjukkan

hasil yang lebih baik dibandingkan tanaman dengan tingkat populasi 715 tan/ha

dan 1 287 tan/ha. Respon tanaman yang diamati meliputi panjang tanaman,

persentase penutupan tanah, jumlah daun, dan jumlah cabang.

Hasil pengamatan terhadap tanaman C. pubescens menunjukkan bahwa

respon tanaman dengan menggunakan ukuran lubang tanam 30 cm x 60 cm

memberikan jumlah populasi yang lebih banyak dibandingkan tanaman yang

hanya ditugal, akan tetapi jika dilihat dari bentuk fisiologi daun tanaman centro

terlihat bahwa tanaman yang ditugal memiliki bentuk daun yang lebih lebar

dibanding tanaman yang menggunakan ukuran lubang tanam 30cm x 60cm.

Saran

Tanaman M. bracteata sangat baik dimanfaatkan untuk kegiatan

revegetasi lahan atau dimanfaatkan sebagai tanaman penutup pada beberapa

perkebunan. Kegiatan revegatasi lahan pada tanah yang kritis dapat

memanfaatkan penggunaan populasi tanaman M. bracteata sebanyak

1 287 tan/ha. Hal ini dapat dilakukan sebagai antisipasi jika terdapat tanaman

yang mati saat berada di lapang. Pemanfaatan tanaman M. bracteata pada

lahan yang belum kritis atau sebagai penutup tanah pada perkebunan-

perkebunan dapat memanfaatkan jumlah populasi sebanyak 715 tan/ha sebagai

efisiensi biaya pemeliharaan diperkebunan.

Hasil penelitian terhadap tanaman C. pubescens dapat disarankan

penggunaan kedua ukuran lubang tanam tersebut dapat tetap dipertahankan,

dengan syarat pemenuhan kebutuhan hara tanaman harus tetap tercukupi. Salah

Page 58: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

48

satu cara dengan dilakukan pemupukan yang lebih intens, mengingat lahan

pada lokasi penilitian sangat minim unsur hara dalam tanah. Pemupukan yang

dapat dilakukan yaitu dengan pemberian pupuk kandang atau kompos.

Page 59: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

49

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadjian, V and S. Parace. 1986. Symbiosis. An Introduction to Biological

Associations. University Press of New England. Hanover and London.

198p.

Ambodo. A.P. 2008. Rehabilitasi Pasca Tambang Sebagai Inti dari Rencana

Penutupan tambang. Makalah Seminar dan Workshop Reklamasi dan

Pengelolaan Kawasan Pasca Penutupan Tambang. Pusdi Reklatam.

Bogor

Archer, N., T. Hess, and J. Quinton. 2002. Below ground relationshimof soil

texture, roots, and hydraulic conductivity in two phase mosaic

vegetation in Southeast Spain. J. Arid Environ 52:535-553.

Arsyad, S. 2005. Konservasi Tanah dan Air. Bogor. IPB Press

Baets, S.D., J. Poesen, J. Meersmans, and L. Serlet. 2011. Cover crops and their

erosion reducing effect during concentration. Catena: 237-244.

Balai Penelitian Tanah. 2005. Analisis Kimia Tanah: Tanaman, Air, dan Pupuk.

Departemen Pertanian. Bogor.

Battany, M., and M. E. Grismen. 2000. Rainfall runoff and erosion in Napa

valley vineyard: effect of slope cover and surface roughness. Hydroll,

Process 14: 1289-1304.

Barthes, B., A. Azontonde., E. Blanchart., G. Girardin., R. Oliver. 2004. Effect

of legume cover crop (Mucuna pruriens var Utilis ) on soil carbon in an

ultisol undermaize cultivation in Southren Benin, Soil Use

Manag.20:231-239.

Bergkvist, G. 2003. Biomass and N uptake of relay cropped mixtures and pure

crops of while clover and perennial ryegrass and their effect on soil

mineral nitrogent subsequent crop in perennial clovers and ryegrasses

as under storey crops in cereal, Doctoral thesis. Swedish University of

Agricultural Science.

Bergkvist,G., M. Steinberg., and J. Wetterlind. 2010. Clover crops under sown

in winter wheat increase yield of subsequent spring barley-effect on N

dose and companion grass. Field Crops Research 120(2010): 292-298.

Blanchart, E., C. Villenave., A. Viallatoux, C. Girardin, and A. azontonde. 2006.

Long term effect of a legume cover crop (Mucuna pruriens var Utilis)

on the communities of soil macrofauna and nematofauna, under maize

cultivation in Southern Benin. European Journal of Soil Biology 42:

S136-S144

Page 60: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

50

Breland, T. A. 1994. Enhanced mineralization and denitrification as a result of

heterogenous distribution of clover residues in soil. Plant soil 166:1-12.

Buckman, H. O., and N. C. Brady. 1974. The Nature and Properties of Soil. Mc

Millan Pub, Inc. New York. 639p.

Carsky, R. J., M. Becker., and S. Hausery. 2001. Mucuna cover crop fallow

systems: potential and limitations. Soil Science Society of America

special Publication no. 58: 111-135.

Cheriachangel, M. 1998. The Introduction and establishment of a new

leguminous cover crop. mucuna bracteata under oil palm in Malaysia.

The Planter. Kuala Lumpur. 74: 359-368.

Choudhary, M. A., C. J. Baker. 1993. Conservation tillage and seed in systems

in South Pacific. Soil Till. Res. 27: 183-302.

CSIR (Council of Scientific and Industrial Research). 1962. The wealth of India:

a dictionary of Indian raw materials and industrial product. CSIR. New

Delhi, India.

Cock, G. J. 1985. Soil structural condition of vineyards under two soil

management system. Aust. J. exp. Agric 25: 450-454.

Duke, J. F. 1981. Handbook of Legumes of World Economic Importance.

Plenum Press. New York. NY. USA.

Franchis, G. S. 1995. Management practices for minimizing nitrate leaching

after ploughing temporary leguminous pastures in Canterbury. NZ. J.

Contom Hydrol, 20: 313-327.

Harahap, I. Y., C. H. Taufik., G. Simangunsong, dan R. Rahutomo. 2008.

Mucuna bracteata pengembangan dan pemanfaatannya di perkebunan

kelapa sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit., Medan.

Hardjowigeno, S.1995. Ilmu Tanah. Jakarta. Akademika Pressindo.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta. Akademika

Pressindo.

Hairiah, K., and R. Noordwijk. 1986. Root studies on a tropical ultisol in relation

to nitrogen management. Report of field work at the International

Institute Tropical Agriculture high rain fall station at onne. Institute

Voor Bodemvrucht Baarheid, p 7-86.

Ile, E., M. K. Hamanida, K. Zufa, and J. Henrot. 1996. Note on effect of a

Mucuna pruriens var Utilis corp on the growth of maize (Zea mays) on

Page 61: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

51

an acid ultisol in Southeastern Nigeria. Field Crops Research 48:

135-140.

Kamprath, E. J. 1970. Soil Acidity and Liming. Soil Science 10: 471-522.

Kou, S., and Jellum, E.J. 2002. The influrnce of winter cover crops and residue

management on nitrogen avaibility and corn. Agron. J. 94: 505-508.

Madjid, A. 2010. Dasar-dasar ilmu tanah, bahan kuliah online http:// www.docstoc.com. [31 Mei 2011]

Mathews, C. 1998. The introduction and establishment of a new leguminous

cover crop, Mucuna bracteata under oil palm in Malaysia. The palnter,

Kuala Lumpur: 359-368.

Milner, H. B. 1940. Sedimentary Petrography. Thomas Murby and Co.

Noderman Pub. Co. 215 London.

Odhiambo, J. J. O., and A. A. Bomke. 2001. Grass and legume cover crop effect

on dry matter and nitrogen accumulation. Agron. J. 93: 229-307.

Pandiangan, S. P. 2008. Evaluasi koro benguk (Mucuna pruriens) sebagai

tanaman revegetasi pasca penambangan batubara. Kalimantan Timur.

[Skripsi]. Fakultas Pertanian. Departemen Agronomi dan Hortikultura.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Parkin, T. B., T. C. Kaspar, and J. W. Singer. 2006. Cover crop effect on the fate

of N following soil application of swine manure. Plant Soil 289:

141-152.

Preston, S. 2003. Overview of cover crops and green manures. http://

www.attra.ncat.org [ 12 Mei 2011].

Reksohadiprodjo, S. 1981. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak

Tropika. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajahmada

Yogyakarta.

Reicosky, D. C., and F. Forcella. 1998. Cover crops and soil quality interaction

in agroecosystems. J. Soil Water Conserv. 53: 224-229.

Sainju, U. M., Whitehead, W. F., B. P. Singh. 2005. Biculture legume cereal

cover crop for enhanced biomass yield and carbon and nitrogen. Agron.

J.97: 1403-1412.

Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.

Bandung. 182 hal.

Sjarif, S. 1991. Metode Analisis Mineral Liat. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Page 62: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

52

Simatopang, P. 2005. Pengaruh pupuk kandang dan penutup tanah terhadap erosi

pada ultisol kebun Tambunan A DAS Wampu, Langkat. Jurnal Ilmiah

Pertanian Kultura. Vol 40.

Sitompul, S. M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gajah

Mada University Press. Yogyakarta. 412 hal.

Smith, A. C. 1985. Flora Vitensis Nova; A New Flora of Fiji. Lawai. Kauai.

Hawai National Tropical Botanical Garden. Hawai Vol 3. 232p.

Subronto, dan I. Y. Harahap. 2002. Penggunaan kacangan penutup tanah

Mucuna bracteata pada pertanaman kelapa sawit. Warta PPKS 2002,

vol 10:1-6.

Supardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor. Faultas Pertanian, Ilmu Tanah.

Sutedi, E., B. Risdiono, and S. Yuhaneni. 2005. Karakterisasi leguminosa

centrosema. Prosiding seminar nasional teknologi peternakan dan

veteriner. Balai Penelitian Ternak Bogor. Vol 2: 886-889

Tampubolon, B. H. 1993. Pemanfaatan Lahan Berpenutup Tanah Calopogonium

caeruleum HEMSL. Dan Centrosema pubescens BENTH. untuk

Budidaya Tanaman Jagung (Zea Mays L.). Tesis. Program Pasca

Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Vissoh. P et al. 2005. Experiences with M. bracteata in West Africa.

International Development Research Centre. 36p.

Vlamis, J. 1953. Acid soil infertility as related to soil solution-phased effect. Soil

Science 75: 383-394.

Wilmot-Dear. C.M. 1984. A revision of M. bracteata (Leguminose-Phaseoleae)

in China and Japan. Kew Bulletin. 39(1): 23-65.

Page 63: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

53

LAMPIRAN

Page 64: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

54

Lampiran 1. Kriteria Kesuburan Tanah

Sifat Sangat

Masam masam

Agak

masam netral Agak alkalis alkalis

pH H2O <4.5 4.5-5.5 5.6-6.5 6.6-7.5 7.6-8.5 >8.5

Ket: Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (Pusat penelitian Tanah, 1983)

Sifat Tanah Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

C (%) <1.00 1.00-

2.00

2.01-

3.00

3.01-5.00 >5.00

N (%) <0.10 0.10-

0.20

0.21-

0.50

0.51-0.75 >0.75

C/N <5 5-10 11-15 16-25 >25

P2O 5 HCL (mg/100g) <10 10-20 21-40 41-60 >60

P2O 5 Bray 1 (ppm) <10 10-15 16-25 26-35 >35

P2O 5 Olsen (ppm) <10 10-25 26-45 46-6- >60

K2O HCL 25% (mg/100g) <10 10-20 21-40 41-60 >60

KTK (cmol(+)/kg) <5 5-16 17-24 25-40 >40

Susunan Kation:

K (cmol(+)/kg) <0.1 0.1-0.2 0.3-0.5 0.6-1.0 >1.0

Na (cmol(+)/kg) <0.1 0.1-0.3 0.4-0.7 0.8-1.0 >1.0

Mg (cmol(+)/kg) <0.4 0.4-1.0 1.1-2.0 2.1-8.0 >8.0

Ca (cmol(+)/kg) <2 2-5 6-10 11-20 >20

KB (%) <20 20-35 36-50 51-70 >70

Alumunium (%) <10 10-20 21-30 31-60 >60

Page 65: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

55

Lampiran 2. Hasil Analisis uji Hsu Multiple Comparison to the Best pada tanaman

M. bracteata

Panjang Tanaman M. bracteata (11 MST)

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Source DF SS MS F P

populasi 2 652 326 2,65 0,091

Error 24 2954 123

Total 26 3606

S = 11,09 R-Sq = 18,08% R-Sq(adj) = 11,26%

Individual 95% CIs For Mean Based on

Pooled StDev

Level N Mean StDev ---------+---------+---------+---------+

1 9 16,17 10,72 (----------*----------)

2 9 15,17 5,97 (----------*----------)

3 9 26,06 14,79 (----------*----------)

---------+---------+---------+---------+

14,0 21,0 28,0 35,0

Pooled StDev = 11,09

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Family error rate = 0,05

Critical value = 2,01

Intervals for level mean minus largest of other level means

Level Lower Center Upper --------+---------+---------+---------+-

1 -20,39 -9,89 0,61 (--------*--------)

2 -21,39 -10,89 0,00 (--------*--------)

3 -0,61 9,89 20,39 (--------*--------)

--------+---------+---------+---------+-

-12 0 12 24

Page 66: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

56

Lampiran 3. Sidik Ragam Pertumbuhan Tanaman M. bracteata Pengaruh Tingkat

Populasi Tanaman

Panjang Tanaman

10 MST sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 1966.296296 245.787037 0.68 0.6992 43.75424

Populasi 2 189.351852 94.675926 0.26 0.7714

galat 16 5741.981481 358.873843

Galat umum 26 7897.629630

11 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 3334.333333 416.791667 0.81 0.6059 44.74471

Populasi 2 178.388889 89.194444 0.17 0.8429

galat 16 8259.44444 516.21528

Galat umum 26 11772.16667

12 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 5567.574074 695.946759 0.65 0.7271 57.43587

Populasi 2 146.129630 73.064815 0.07 0.9344

galat 16 17160.03704 1072.50231

Galat umum 26 22873.74074

13 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 19338.50000 2417.31250 1.48 0.2409 47.75331

Populasi 2 254.00000 127.00000 0.08 0.9257

galat 16 26189.16667 1636.82292

Galat umum 26 45781.66667

15 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 20454.00000 2556.75000 1.38 0.2781 36.08777

Populasi 2 1973.38889 986.69444 0.53 0.5977

galat 16 29700.77778 1856.29861

Galat umum 26 52128.16667

17 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 18044.01852 2255.50231 0.44 0.8805 45.876

Populasi 2 4206.12963 2103.06481 0.41 0.6710

galat 16 82266.3704 5141.6481

Galat umum 26 104516.5185

Persentase Penutupan Tanah

10 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 306.8518519 38.3564815 0.72 0.6704 57.87447

Populasi 2 218.3518519 109.1759259 2.06 0.1605

galat 16 849.814815 53.113426

Galat umum 26 1375.018519

11 MST*

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 1702.962963 212.870370 2.72 0.0420 46.22821

Populasi 2 652.074074 326.037037 4.17 0.0349

Page 67: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

57

Lanjutan Lampiran 2

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK % galat 16 1251.259259 78.203704 Galat umum 26 3606.296296

12 MST* sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 754.833333 94.354167 0.82 0.5996 48.63270

Populasi 2 1524.222222 762.111111 6.59 0.0082

galat 16 1850.111111 115.631944

Galat umum 26 4129.166667

13 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 836.3518519 104.5439815 0.55 0.8044 53.30031

Populasi 2 932.7407407 466.3703704 2.44 0.1187

galat 16 3055.259259 190.953704

Galat umum 26 4824.351852

15 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 739.5185185 92.4398148 0.18 0.9899 66.88295

Populasi 2 401.4629630 200.7314815 0.40 0.6781

galat 16 8067.870370 504.241898

Galat umum 26 9208.851852

17 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 3429.185185 428.648148 0.70 0.6852 59.85031

Populasi 2 460.962963 230.481481 0.38 0.6912

galat 16 9756.53704 609.78356

Galat umum 26 13646.68519

Jumlah Daun

10 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 33.07407407 4.13425926 1.87 0.1364 33.17708

Populasi 2 2.79629630 1.39814815 0.63 0.5441

galat 16 35.37037037 2.21064815

Galat umum 26 71.24074074

11 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 71.29629630 8.91203704 1.61 0.1987 35.10136

Populasi 2 2.74074074 1.37037037 0.25 0.7837

galat 16 88.5925926 5.5370370

Galat umum 26 162.6296296

12 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 100.3518519 12.5439815 0.58 0.7823 50.36249

Populasi 2 0.9074074 0.4537037 0.02 0.9794

galat 16 347.9259259 21.7453704

Galat umum 26 449.1851852

13 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 473.3518519 59.1689815 1.50 0.2322 43.06253

Page 68: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

58

Lanjutan Lampiran 2

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

Populasi 2 52.7962963 26.3981481 0.67 0.5254

galat 16 630.203704 39.387731

Galat umum 26 1156.351852

15 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 406.3518519 50.7939815 0.92 0.5262 36.13686

Populasi 2 23.5740741 11.7870370 0.21 0.8102

galat 16 884.425926 55.276620

Galat umum 26 1314.351852

17 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 680.9074074 85.1134259 0.89 0.5497 35.25667

Populasi 2 26.9629630 13.4814815 0.14 0.8703

galat 16 1538.703704 96.168981

Galat umum 26 2246.574074

Jumlah Cabang

10 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 5.40740741 0.67592593 1.49 0.2364 33.36979

Populasi 2 0.57407407 0.28703704 0.63 0.5440

galat 16 7.25925926 0.45370370

Galat umum 26 13.24074074

11 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 12.01851852 1.50231481 2.01 0.1123 31.57383

Populasi 2 1.68518519 0.84259259 1.13 0.3490

galat 16 11.98148148 0.74884259

Galat umum 26 25.68518519

12 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 8.24074074 1.03009259 0.67 0.7070 46.01414

Populasi 2 0.90740741 0.45370370 0.30 0.7469

galat 16 24.42592593 1.52662037

Galat umum 26 33.57407407

13 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 8.90740741 1.11342593 0.75 0.6479 43.24125

Populasi 2 1.46296296 0.73148148 0.49 0.6193

galat 16 23.70370370 1.48148148

Galat umum 26 34.07407407

15 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 30.18518519 3.77314815 1.51 0.2310 40.51197

Populasi 2 0.24074074 0.12037037 0.05 0.9532

galat 16 40.09259259 2.50578704

Galat umum 26 70.51851852

17 MST

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 22.46296296 2.80787037 0.85 0.5723 40.64511

Page 69: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

59

Lanjutan Lampiran 2

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

Populasi 2 0.35185185 0.17592593 0.05 0.9481

galat 16 52.64814815 3.29050926

Galat umum 26 75.46296296

Kadar Air Tanah

awal

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 318.6300741 39.8287593 0.79 0.6173 34.59278

Populasi 2 79.6108963 39.8054481 0.79 0.4701

galat 16 804.518170 50.282386

Galat umum 26 1202.759141

akhir

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 334.3526074 41.7940759 0.77 0.6315 50.09966

Populasi 2 2.5481185 1.2740593 0.02 0.9767

galat 16 864.881748 54.055109

Galat umum 26 1201.782474

pH Tanah

awal

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 0.65340741 0.08167593 0.89 0.5440 6.619837

Populasi 2 0.13942963 0.06971481 0.76 0.4828

galat 16 1.46317037 0.09144815

Galat umum 26 2.25600741

akhir

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 8 4.96171852 0.62021481 1.37 0.2811 12.97422

Populasi 2 0.96605185 0.48302593 1.07 0.3673

galat 16 7.24328148 0.45270509

Galat umum 26 13.17105185

Page 70: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

60

Lampiran 4. Hasil Analisis Korelasi Tanaman M. bracteata saat berumur 10, 11,

dan 17 MST

10 MST

tanah pjg1 ppt1 daun1 cbg1

tanah Pearson Correlation 1 .721 -.866 -.866 .a

Sig. (2-tailed) .488 .333 .333 .

N 3 3 3 3

pjg1 Pearson Correlation 1 -.971 -.971 .a

Sig. (2-tailed) .154 .154 .

N 3 3 3

ppt1 Pearson Correlation 1 1.000**

.a

Sig. (2-tailed) .000 .

N 3 3

daun1 Pearson Correlation 1 .a

Sig. (2-tailed) .

N 3

cbg1 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

11 MST

tanah pjg2 ppt2 daun2 cbg2

tanah Pearson Correlation 1 -1.000**

-.982 -.500 -.866

Sig. (2-tailed) .000 .121 .667 .333

N 3 3 3 3

pjg2 Pearson Correlation 1 .982 .500 .866

Sig. (2-tailed) .121 .667 .333

N 3 3 3

ppt2 Pearson Correlation 1 .327 .756

Sig. (2-tailed) .788 .454

N 3 3

daun2 Pearson Correlation 1 .866

Sig. (2-tailed) .333

N 3

cbg2 Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N

Page 71: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

61

Lanjutan Lampiran 4.

17 MST

tanah pjg5 ppt5 daun5 cbg5

tanah Pearson Correlation 1 -.938 -.840 -.500 .000

Sig. (2-tailed) .226 .365 .667 1.000

N 3 3 3 3

pjg5 Pearson Correlation 1 .976 .770 .348

Sig. (2-tailed) .139 .440 .774

N 3 3 3

ppt5 Pearson Correlation 1 .890 .542

Sig. (2-tailed) .302 .635

N 3 3

daun5 Pearson Correlation 1 .866

Sig. (2-tailed) .333

N 3

cbg5 Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N

Korelasi mineral goetit terhadap parameter pertumbuhan tanaman M. bracteata

goetit pjg1 ppt1 daun1 cbg1

goetit Pearson Correlation 1 1.000**

-1.000**

-.500 .a

Sig. (2-tailed) .000 .000 .667 .

N 3 3 3 3 3

pjg1 Pearson Correlation 1 -1.000**

-.500 .a

Sig. (2-tailed) .000 .667 .

N 3 3 3

ppt1 Pearson Correlation 1 .500 .a

Sig. (2-tailed) .667 .

N 3 3

daun1 Pearson Correlation 1 .a

Sig. (2-tailed) .

N 3

cbg1 Pearson Correlation .a

Sig. (2-tailed)

N

Page 72: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

62

Lampiran 5. Sidik Ragam Pertumbuhan Tanaman C. pubescens Pengaruh Ukuran

Lubang Tanam

Panjang Tanaman

8 MST* sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 4044.612500 449.401389 0.43 0.8861 68.54592

Populasi 1 7392.012500 7392.012500 7.11 0.0257

Galat 9 9351.11250 1039.01250

Galat umum 19 20787.73750

10 MST*

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 5246.80000 582.97778 0.52 0.8299 63.83371

Populasi 1 11092.05000 11092.05000 9.84 0.0120

Galat 9 10146.45000 1127.38333

Galat umum 19 26485.30000

12 MST*

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 7801.36250 866.81806 0.56 0.8003 61.50238

Populasi 1 13030.51250 13030.51250 8.40 0.0176

Galat 9 13954.86250 1550.54028

Galat umum 19 34786.73750

15 MST*

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 12157.81250 1350.86806 0.86 0.5840 57.39021

Populasi 1 16387.81250 16387.81250 10.49 0.0102

Lanjutan Lampiran 5

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

Galat 9 14061.81250 1562.42361

Galat umum 19 42607.43750

Keterangan: * signifikan pada taraf 5%

Persentase Penutupan Tanah

8 MST*

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 412.0500000 45.7833333 1.61 0.2437 50.26039

Populasi 1 288.8000000 288.8000000 10.17 0.0110

Galat 9 255.4500000 28.3833333

Galat umum 19 956.3000000

10 MST*

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 2263.012500 251.445833 3.45 0.0396 44.17894

Populasi 1 644.112500 644.112500 8.84 0.0156

Galat 9 656.012500 72.890278

Galat umum 19 3563.137500

12 MST*

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 4175.362500 463.929167 3.12 0.0526 54.11760

Populasi 1 1193.512500 1193.512500 8.03 0.0196

Galat 9 1337.362500 148.595833

Galat umum 19 6706.237500

Page 73: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

63

Lanjutan Lampiran 5

15 MST*

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 4503.312500 500.368056 3.01 0.0581 51.31624

Populasi 1 1436.512500 1436.512500 8.64 0.0165

Galat 9 1496.112500 166.234722

Galat umum 19 7435.937500

Keterangan: * signifikan pada taraf 5%

Kadar Air Tanaman

akar

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 1696.902220 188.544691 1.24 0.3774 47.72381

Populasi 1 337.348980 337.348980 2.22 0.1707

Galat 9 1369.514320 152.168258

Galat umum 19 3403.765520

batang

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 743.6090050 82.6232228 0.23 0.9790 71.80592

Populasi 1 555.5634050 555.5634050 1.58 0.2406

Galat 9 3166.837045 351.870783

Galat umum 19 4466.009455

daun

sumber Db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 5202.773220 578.085913 0.72 0.6833 81.86027

Populasi 1 2169.444500 2169.444500 2.70 0.1345

Galat 9 7219.22900 802.13656

Galat umum 19 14591.44672

Kadar Air Tanah

awal

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 650.6632450 72.2959161 7.27 0.0034 17.00353

Populasi 1 0.0832050 0.0832050 0.01 0.9291

galat 9 89.4948450 9.9438717

Galat umum 19 740.2412950

akhir

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 350.9880050 38.9986672 4.40 0.0189 21.99314

Populasi 1 0.3406050 0.3406050 0.04 0.8489

galat 9 79.7328450 8.8592050

Galat umum 19 431.0614550

pH tanah

awal

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 1.12100500 0.12455611 11.47 0.0006 2.347715

Populasi 1 0.02812500 0.02812500 2.59 0.1420

galat 9 0.09772500 0.01085833

Galat umum 19 1.24685500

Page 74: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

64

Lanjutan Lampiran 5

akhir

sumber db JK KT Fhit Pr > F KK %

ul 9 0.84172000 0.09352444 4.81 0.0142 2.988029

Populasi 1 0.00288000 0.00288000 0.15 0.7093

galat 9 0.17502000 0.01944667

Galat umum 19 1.01962000

Lampiran 6. Hasil Analisis Uji Lanjut Hsu Multiple Comparison to the Best pada

Tanaman C. pubescens Terhadap Panjang Tanaman dan Persentase

Penutupan Tanah.

Panjang Tanaman

8 MST

Source DF SS MS F P

lubang tanam 1 7392 7392 9,93 0,006

Error 18 13396 744

Total 19 20788

S = 27,28 R-Sq = 35,56% R-Sq(adj) = 31,98%

Individual 95% CIs For Mean Based on

Pooled StDev

Level N Mean StDev -----+---------+---------+---------+----

1 10 66,25 32,52 (--------*--------)

2 10 27,80 20,76 (--------*--------)

-----+---------+---------+---------+----

20 40 60 80

Pooled StDev = 27,28

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Family error rate = 0,05

Critical value = 1,73

Intervals for level mean minus largest of other level means

Level Lower Center Upper +---------+---------+---------+---------

1 0,00 38,45 59,61 (------------*------)

2 -59,61 -38,45 0,00 (------*------------)

+---------+---------+---------+---------

-60 -30 0 30

Page 75: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

65

Lanjutan Lampiran 6

10 MST

Source DF SS MS F P

lubang tanam 1 11092 11092 12,97 0,002

Error 18 15393 855

Total 19 26485

S = 29,24 R-Sq = 41,88% R-Sq(adj) = 38,65%

Individual 95% CIs For Mean Based on

Pooled StDev

Level N Mean StDev ------+---------+---------+---------+---

1 10 76,15 35,28 (------*-------)

2 10 29,05 21,59 (-------*------)

------+---------+---------+---------+---

25 50 75 100

Pooled StDev = 29,24

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Family error rate = 0,05

Critical value = 1,73

Intervals for level mean minus largest of other level means

Level Lower Center Upper +---------+---------+---------+---------

1 0,00 47,10 69,78 (------------*------)

2 -69,78 -47,10 0,00 (------*------------)

+---------+---------+---------+---------

-70 -35 0 35

12 MST

Source DF SS MS F P

lubang tanam 1 13031 13031 10,78 0,004

Error 18 21756 1209

Total 19 34787

S = 34,77 R-Sq = 37,46% R-Sq(adj) = 33,98%

Individual 95% CIs For Mean Based on

Pooled StDev

Level N Mean StDev ----+---------+---------+---------+-----

1 10 89,55 40,01 (--------*--------)

2 10 38,50 28,58 (--------*---------)

----+---------+---------+---------+-----

25 50 75 100

Page 76: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

66

Pooled StDev = 34,77

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Family error rate = 0,05

Critical value = 1,73

Intervals for level mean minus largest of other level means

Level Lower Center Upper +---------+---------+---------+---------

1 0,00 51,05 78,01 (------------*------)

2 -78,01 -51,05 0,00 (------*------------)

+---------+---------+---------+---------

-80 -40 0 40

15 MST

Source DF SS MS F P

lubang tanam 1 16388 16388 11,25 0,004

Error 18 26220 1457

Total 19 42607

S = 38,17 R-Sq = 38,46% R-Sq(adj) = 35,04%

Individual 95% CIs For Mean Based on

Pooled StDev

Level N Mean StDev -----+---------+---------+---------+----

1 10 97,50 44,67 (--------*-------)

2 10 40,25 30,30 (-------*--------)

-----+---------+---------+---------+----

30 60 90 120

Pooled StDev = 38,17

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Family error rate = 0,05

Critical value = 1,73

Intervals for level mean minus largest of other level means

Level Lower Center Upper -------+---------+---------+---------+--

1 0,00 57,25 86,85 (----------*-----)

2 -86,85 -57,25 0,00 (-----*----------)

-------+---------+---------+---------+--

-50 0 50 100

Page 77: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

67

Lanjutan Lampiran 6

Persentase Penutupan Tanah

8 MST

Source DF SS MS F P

lubang tanam 1 288,8 288,8 7,79 0,012

Error 18 667,5 37,1

Total 19 956,3

S = 6,090 R-Sq = 30,20% R-Sq(adj) = 26,32%

Individual 95% CIs For Mean Based on

Pooled StDev

Level N Mean StDev ---+---------+---------+---------+------

1 10 14,400 7,989 (---------*---------)

2 10 6,800 3,216 (---------*---------)

---+---------+---------+---------+------

4,0 8,0 12,0 16,0

Pooled StDev = 6,090

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Family error rate = 0,05

Critical value = 1,73

Intervals for level mean minus largest of other level means

Level Lower Center Upper --------+---------+---------+---------+-

1 0,000 7,600 12,322 (----------*------)

2 -12,322 -7,600 0,000 (------*----------)

--------+---------+---------+---------+-

-7,0 0,0 7,0 14,0

10 MST

Source DF SS MS F P

lubang tanam 1 644 644 3,97 0,062

Error 18 2919 162

Total 19 3563

S = 12,73 R-Sq = 18,08% R-Sq(adj) = 13,53%

Individual 95% CIs For Mean Based on

Pooled StDev

Level N Mean StDev ----+---------+---------+---------+-----

1 10 25,00 15,95 (---------*----------)

2 10 13,65 8,36 (----------*----------)

----+---------+---------+---------+-----

8,0 16,0 24,0 32,0

Page 78: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

68

Pooled StDev = 12,73

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Family error rate = 0,05

Critical value = 1,73

Intervals for level mean minus largest of other level means

Level Lower Center Upper --------+---------+---------+---------+-

1 0,00 11,35 21,23 (--------*--------)

2 -21,23 -11,35 0,00 (--------*--------)

--------+---------+---------+---------+-

-12 0 12 24

12 MST

Source DF SS MS F P

lubang tanam 1 1194 1194 3,90 0,064

Error 18 5513 306

Total 19 6706

S = 17,50 R-Sq = 17,80% R-Sq(adj) = 13,23%

Individual 95% CIs For Mean Based on

Pooled StDev

Level N Mean StDev -------+---------+---------+---------+--

1 10 30,25 23,39 (----------*-----------)

2 10 14,80 8,08 (-----------*----------)

-------+---------+---------+---------+--

10 20 30 40

Pooled StDev = 17,50

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Family error rate = 0,05

Critical value = 1,73

Intervals for level mean minus largest of other level means

Level Lower Center Upper ---------+---------+---------+---------+

1 0,00 15,45 29,02 (---------*--------)

2 -29,02 -15,45 0,00 (--------*---------)

---------+---------+---------+---------+

-15 0 15 30

Page 79: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

69

Lanjutan Lampiran 6

15 MST

Source DF SS MS F P

lubang tanam 1 1437 1437 4,31 0,052

Error 18 5999 333

Total 19 7436

S = 18,26 R-Sq = 19,32% R-Sq(adj) = 14,84%

Individual 95% CIs For Mean Based on

Pooled StDev

Level N Mean StDev ------+---------+---------+---------+---

1 10 33,60 24,40 (---------*---------)

2 10 16,65 8,45 (---------*---------)

------+---------+---------+---------+---

12 24 36 48

Pooled StDev = 18,26

Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best)

Family error rate = 0,05

Critical value = 1,73

Intervals for level mean minus largest of other level means

Level Lower Center Upper ---------+---------+---------+---------+

1 0,00 16,95 31,11 (----------*-------)

2 -31,11 -16,95 0,00 (-------*----------)

---------+---------+---------+---------+

-16 0 16 32

Page 80: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

70

Lampiran 7. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Page 81: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

71

Lampiran 8. Data Pengamatan Tanaman M. bracteata Selama Penelitian

ulangan perlakuan 10 MST 11 MST 12 MST 13 MST 15 MST 17 MST

Panjang Tanaman (cm)

1 K1 33,5 58,5 76,5 117,5 141,5 180

1 K2 46,5 47 46,5 52,5 95 170

1 K3 53,5 52,5 66 105 105 120

2 K1 43 39 42,5 90 142,5 237,5

2 K2 41,5 40 42 97,5 130 230

2 K3 37,5 76 75 92 115 105

3 K1 38 39 30 85 95 120

3 K2 26,5 36,5 47,5 65 110 210

3 K3 61,5 80 79 114 142,5 185

4 K1 36,5 52,5 41,5 44 97,5 105

4 K2 83,5 105 126,5 170 175 185

4 K3 58,5 66 69,5 73 210 275

5 K1 35,5 32 30 32,5 53,5 135

5 K2 22 20,5 21 22,5 62,5 72,5

5 K3 18 33,5 28,5 30 60 100

6 K1 70 80,5 111,5 113,5 175 180

6 K2 35 27,5 26 28 165 240

6 K3 17 38,5 17 17 53 60

7 K1 37 28 37 76,5 73 88

7 K2 25,5 33,5 62 137,5 170 125

7 K3 61,5 71 105,5 166 184 240

8 K1 38 62,5 60 126,5 127,5 259

8 K2 70 72 77 84 100 132,5

8 K3 37,5 19,5 13 47,5 60 65

9 K1 26,5 39,5 66 95 103,5 95

9 K2 45 70 94 126,5 175 180

9 K3 70,5 50,5 48,5 79 102,5 120

Persentase Penutupan Tanah (%)

1 K1 18 20,5 27 29 61,5 80

1 K2 12,5 13 14,5 16 18,5 21,5

1 K3 8 12,5 15,5 16,5 20,5 22,5

2 K1 9 16,5 19,5 54 64 100

2 K2 13 17,5 17,5 22,5 42,5 81,5

2 K3 10 17 18,5 15 16,5 21,5

3 K1 12 39,5 7 17 19 30

3 K2 9 14 25,5 27,5 50 60

3 K3 27 46,5 52 53 53,5 58,5

4 K1 6 7,5 7 7 12 17,5

4 K2 16,5 16 18,5 21 25 26

4 K3 36,5 32,5 34,5 37,5 45 62,5

5 K1 8 7 15 17 80 25

Page 82: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

72

Lanjutan Lampiran 8

ulangan perlakuan 10 MST 11 MSt 12 MST 13 MST 15 MST 17 MST

5 K2 7 8,5 12 14 16 17,5

5 K3 8 11 13 17 20 35

6 K1 13,5 21 23,5 23,5 20 36,5

6 K2 7 22,5 19 20 24 27,5

6 K3 12 52 52,5 57 58,5 69

7 K1 7,5 5,5 7 10 11,5 12,5

7 K2 5 6,5 13 16 16,5 23

7 K3 23,5 26,5 49 49,5 57,5 67,5

8 K1 13,5 19 18 23,5 27 37,5

8 K2 19,5 25 25 27,5 30 35

8 K3 8,5 19,5 34 36 36 40

9 K1 6,5 9 18 19 19 30

9 K2 7 13,5 16 27,5 32,5 35

9 K3 16 17 25 26,5 30 41,5

Jumlah Daun (Helai/cabang)

1 K1 4,5 6,5 7,5 16 20,5 25

1 K2 7,5 12 14 15 18,5 39,5

1 K3 5,5 9 11 20,5 26,5 29

2 K1 3,5 4,5 11 19 29 42,5

2 K2 5,5 6,5 7,5 21 29,5 33,5

2 K3 4,5 10,5 14 21 23,5 23

3 K1 5 6,5 7 11 11,5 19

3 K2 3,5 5 7,5 15,5 21 35

3 K3 5,5 8,5 14 15 22,5 32,5

4 K1 6 7,5 8,5 9 13,5 18,5

4 K2 9,5 11,5 14 26,5 28 33

4 K3 4,5 7,5 10,5 11,5 32,5 37,5

5 K1 4 3,5 5,5 6,5 18,5 24

5 K2 4,5 5 5,5 8,5 8 11,5

5 K3 1,5 2,5 3 3,5 12,5 17,5

6 K1 4 8 19,5 21,5 31 38

6 K2 2,5 4,5 4 4,5 15,5 28,5

6 K3 2 2,5 3 3 7 11,5

7 K1 5,5 7 8 13 14,5 14,5

7 K2 3 5,5 7 13 18 22

7 K3 4,5 9,5 13,5 23 27,5 32,5

8 K1 3 6,5 6,5 15,5 18,5 48,5

8 K2 4,5 8,5 13,5 20 28 28

8 K3 5 3,5 3 4,5 15 28,5

9 K1 5,5 7 11 14,5 16,5 21

9 K2 3 5,5 11,5 24,5 26,5 30

Page 83: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

73

1 K1 1,5 2 2 2,5 2,5 3

1 K2 2 3 2,5 2,5 3,5 6

1 K3 1,5 2 3 3,5 6 6

2 K1 2 4,5 4,5 4 8 6

2 K2 2 2,5 2 3,5 5 5

2 K3 3 4,5 3,5 3 3,5 5

3 K1 2,5 4 2 1,5 3 2

3 K2 2,5 3 3,5 4,5 4,5 6,5

3 K3 1,5 4,5 4 3,5 3,5 6

4 K1 2 2,5 2 2 3,5 3,5

4 K2 3,5 3,5 3,5 4 5,5 5,5

4 K3 2 2,5 3,5 3,5 6,5 6,5

5 K1 1,5 2 1,5 1,5 1,5 4

5 K2 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 2

5 K3 2 2 2 2 2,5 2,5

6 K1 1,5 3,5 4 4 5 5

6 K2 1,5 1,5 1 1 2,5 3

6 K3 1 1,5 1 1 1 1,5

7 K1 2,5 2 2 2,5 2,5 4,5

7 K2 1 1,5 1,5 2,5 3,5 2

7 K3 2 4 4 4,5 5 5

8 K1 4 2 2,5 2,5 4,5 8,5

8 K2 2 3 4,5 4,5 5 4,5

8 K3 2,5 2 1 1 2,5 3,5

9 K1 2,5 3,5 2,5 2 3,5 3,5

9 K2 1 2 3 3,5 4,5 4,5

9 K3 2 3,5 4,5 4 5,5 5,5

Ulangan Perlakuan

Kadar Air (%)

Ulangan Perlakuan

pH Tanah

Awal akhir Awal akhir

1 K1 20,00 17,44 1 K1 4,59 4,80

1 K2 28,21 25,93 1 K2 4,21 4,50

1 K3 32,94 18,60 1 K3 4,66 4,76

2 K1 15,05 12,36 2 K1 5,2 4,80

2 K2 22,34 24,39 2 K2 4,55 4,73

2 K3 27,59 8,70 2 K3 4,78 5,37

3 K1 20,00 10,99 3 K1 4,89 4,69

3 K2 20,22 19,05 3 K2 4,91 4,51

3 K3 21,65 6,32 3 K3 4,18 5,14

4 K1 28,09 11,11 4 K1 4,66 6,22

Lanjutan Lampiran 8

ulangan perlakuan 10 MST 11 MST 12 MST 13 MST 15 MST 17 MST

9 K3 3,5 6,5 9 17 22 27

Jumlah Cabang/Tanaman

Page 84: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

74

Lanjutan Lampiran 9

Ulangan Perlakuan

Kadar Air (%)

Ulangan Perlakuan

pH Tanah

awal akhir awal akhir

4 K2 17,02 17,44 4 K2 4,14 4,57

4 K3 22,99 20,00 4 K3 4,27 4,49

5 K1 26,14 21,69 5 K1 4,55 4,67

5 K2 10,99 6,25 5 K2 4,22 5,46

5 K3 20,83 15,91 5 K3 4,73 6,31

6 K1 28,89 5,21 6 K1 4,66 6,63

6 K2 19,75 5,26 6 K2 4,51 6,13

6 K3 9,57 17,05 6 K3 4,24 4,88

7 K1 14,89 21,43 7 K1 4,33 6,58

7 K2 21,35 19,32 7 K2 4,47 4,65

7 K3 13,48 11,11 7 K3 4,48 6,45

8 K1 35,06 25,00 8 K1 4,56 4,81

8 K2 10,00 4,17 8 K2 5,32 5,12

8 K3 22,62 22,09 8 K3 4,48 4,89

9 K1 13,73 8,42 9 K1 4,43 5,47

9 K2 14,43 6,38 9 K2 4,85 4,84

9 K3 15,63 14,61 9 K3 4,47 4,55

Keterangan: K1 = Populai 715 tan/ha; K2 = Populasi 1 287 tan/ha; K3 = Populasi 3 003 tan/ha

Lampiran 9. Data Pengamatan Tanaman C. pubescens Selama Penelitian

Ulangan Perlakuan 8 MST 10 MST 12 MST 15 MST

Panjang Tanaman (cm)

1 L1 41 42 42 42

1 L2 24 39 64 66,5

2 L1 98 99 125 131

2 L2 26 19 19,5 19,5

3 L1 91,5 116 105 110

3 L2 34,5 34 47,5 55

4 L1 71,5 92,5 130 137,5

4 L2 29 32,5 32,5 32,5

5 L1 64 57,5 62,5 67,5

5 L2 8 10,5 28 29,5

6 L1 20,5 30 30 31

6 L2 14 15 15,5 15

7 L1 83 84,5 92,5 96

7 L2 16,5 11,5 11,5 11,5

8 L1 36 44 100 146

8 L2 49,5 50 87,5 92,5

9 L1 36 58,5 58,5 61,5

9 L2 73 74,5 74,5 76

Page 85: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

75

Lanjutan Lampiran 9

Ulangan Perlakuan 8 MST 10 MST 12 MST 15 MST

10 L1 121 137,5 150 152,5

10 L2 3,5 4,5 4,5 4,5

Ulangan Perlakuan 8 MST 10 MST 12 MST 15 MST

Persentase Penutupan Tanah (%)

1 L1 26 27 28,5 31

1 L2 5 10 12,5 14

2 L1 16,5 19 26,5 30

2 L2 4,5 12 13,5 15,5

3 L1 16 40 42,5 47,5

3 L2 4 6,5 9,5 11

4 L1 21,5 61,5 90 95

4 L2 12 35 36 38

5 L1 9 23,5 24,5 27,5

5 L2 8 14 14 19

6 L1 5 8,5 8,5 9,5

6 L2 2 4 5 5

7 L1 20,5 22,5 27,5 32,5

7 L2 8,5 11,5 13,5 15

8 L1 7 22,5 28 31

8 L2 5 12,5 13 15

9 L1 2,5 5,5 6,5 8

9 L2 8 15 15 17

10 L1 20 20 20 24

10 L2 11 16 16 17

Kadar Air Tanaman (%)

Ulangan perlakuan akar batang daun

1 L1 38,76 28,92 25,27

1 L2 46,79 22,02 29,58

2 L1 29,41 29,63 24,05

2 L2 19,33 20,00 21,68

3 L1 23,64 33,51 99,94

3 L2 16,38 15,15 11,43

4 L1 23,08 33,90 19,40

4 L2 19,63 7,02 24,82

5 L1 30,00 34,17 22,07

5 L2 23,16 21,95 18,55

6 L1 15,38 16,67 30,15

6 L2 18,49 30,88 45,04

7 L1 25,48 30,44 99,92

7 L2 23,81 18,75 24,58

Page 86: LAJU PENUTUPAN TANAH OLEH PERTUMBUHAN Mucuna ...

76

Lanjutan Lampiran 9

Ulangan perlak akar batang daun

8 L1 29,17 64,29 20,00

8 L2 17,58 8,00 32,95

9 L1 70,59 27,78 89,70

9 L2 15,96 4,76 20,70

10 L1 14,04 14,63 19,63

10 L2 16,28 60,00 12,50

Ulangan perlakuan

Kadar Air (%) pH Tanah

awal akhir awal akhir

1 L1 17,65 17,05 4,31 5,01

1 L2 21,91 19,53 4,45 4,69

2 L1 21,26 17,97 4,05 4,21

2 L2 16,22 15,38 3,95 4,00

3 L1 25,64 14,18 4,34 4,79

3 L2 19,16 17,69 4,39 4,61

4 L1 30,23 17,83 4,21 4,57

4 L2 26,32 21,95 4,29 4,75

5 L1 8,51 4,08 4,34 4,53

5 L2 6,02 8,63 4,45 4,60

6 L1 22,45 15,38 4,56 4,60

6 L2 22,67 11,68 4,40 4,87

7 L1 16,91 13,64 4,36 4,74

7 L2 22,53 15,04 4,39 4,75

8 L1 17,51 15,91 4,41 4,69

8 L2 23,86 9,29 4,53 4,65

9 L1 14,48 7,04 4,77 4,95

9 L2 14,29 11,11 4,86 4,76

10 L1 11,46 10,95 4,66 4,70

10 L2 11,83 6,34 5,05 4,87

Keterangan: L1 = ukuran lubang tanam 30cm x 60cm; L2 = Ukuran Ditugal