Labview
-
Upload
febrilia-ramadani -
Category
Documents
-
view
51 -
download
10
description
Transcript of Labview
-
1
PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS P-2 PRAKTIKUM SIMULASI PENGENDALIAN SUHU PADA PCT 13 DENGAN LABVIEW 2012
Disusun Oleh : Febrilia Ramadani 2412100032 Asisten Pembimbing
Afif Rachman A. 2411100052
S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015
-
i
PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS P-2 PRAKTIKUM SIMULASI PENGENDALIAN SUHU PADA PCT 13 DENGAN LABVIEW 2012 Disusun Oleh : Febrilia Ramadani 2412100032 Asisten Pembimbing Afif Rachman A. 2411100052 S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015
-
ii
ABSTRAK
Perangkat lunak yang berhubungan dengan sistem
pengendalian, salah satunya adalah Labview. Perangkat lunak
Labview ini dapat digunakan untuk sistem pengendalian pada
sebuah plant jika sudah diintegrasi dengan hadware National
Instument Field Point. Untuk itu maka di dalam praktikum ini
akan mempelajari tentang Labview agar dapat mengendalikan
sebuah plant yaitu PCT 13 untuk pengendalian suhu. Percobaan
dilakukan dalam simulasi dan real plan. Dari praktikum yang
telah dilaksanakan dengan menggunakan simulasi, didapatkan
hasil bahwa nilai parameter PID yang memiliki respon sistem
terbaik adalah dengan menggunakan parameter Kc = 48, Ti = 21,
Td = 2.64. Kemudian pada percobaan secara real plan,
didapatkan respon yang terbaik yaitu menggunakan nilai Kc=20,
Ti=0.05, dan Td=0.02 untuk set point sebesar 40oC, menggunakan
Kc=21, Ti=0.05, dan Td=0.01 untuk set point sebesar 45oC dan
pada set point 50oC parameter yang menghasilkan respon yang
baik dengan menggunakan Kc=25, Ti=0.08, dan Td=0.01
Kata Kunci : LabVIEW, Pengendalian, PID, real plan
-
iii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi
kita Muhammad SAW.
Dalam Laporan praktikum yang berjudul Simulasi Pengendalian Suhu Pada PCT 13 dengan Labview 2012 ini membahas mengenai pengendalian suhu pada plant PCT 13
menggunakan software Labview 2012. Kami berharap laporan ini
nantinya dapat bermanfaat bagi pembacanya.Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada asisten praktikum
yang telah membimbing kami selama praktikum maupun dalam
penyusunan laporan ini.
Kami mengetahui masih terdapat banyak kesalahan dalam
penyusunan laporan. Oleh karena itu kritikdan saran sangat kami
butuhkan sebagai perbaikan dalam penyusunan laporan praktikum
berikutnya.
Surabaya, 22 April 2015
Hormat Kami,
Penulis
-
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................... i
Abstrak .................................................................................... ii
Kata Pengantar ........................................................................ iii
Daftar Isi ................................................................................. iv
Daftar Gambar ......................................................................... v
Daftar Tabel ............................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................... 2
1.4 Sistematika Laporan ................................................... 2
BAB II DASAR TEORI ........................................................ 3
2.1 Labview 2012 ............................................................. 3
2.2 Mode Control .............................................................. 7
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ........................... 13
3.1 Alat dan Bahan ........................................................... 13
3.2 Prosedur Percobaan .................................................... 13
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............. 15
4.1 Analisa data ................................................................ 15
4.2 Pembahasan ................................................................ 21
BAB V PENUTUP ................................................................. 23
5.1 Kesimpulan ................................................................. 23
5.2 Saran ........................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA.25 LAMPIRAN
-
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Blok Diagram Pengendalian Suhu ..................... 3
Gambar 2.2 Font Panel dan Diagram Blok ............................ 4
Gambar 2.3 Tool Pallete ........................................................ 5
Gambar 2.4 Control Pallete PID Labview ............................. 6
Gambar 2.5 PID Advanced .................................................... 7
Gambar 3.1 (a) Tampilan awal Labview ............................... 13
Gambar 3.1 (b) Tampilan Font Panel dan Diagram Blok ...... 13
Gambar 3.2 Tampilan front panel temperature and level
control simulation using Compact Fieldpoint ..... 14
Gambar 3.3 Tampilan awal LabVIEW untuk PID gains and
Process Flow Chart ............................................. 14
Gambar 4.1 Respon P controller Kc = 80 .............................. 15
Gambar 4.2 Respon PI controller Kc = 32, Ti = 33.6 ............ 16
Gambar 4.3 Respon PID controller Kc = 48, Ti = 21,
Td = 2.64 ............................................................. 16
Gambar 4.4 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=20, Ti=0.05, dan Td=0.02 ................ 17
Gambar 4.5 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=19, Ti=0.05, dan Td=0.02 ................ 17
Gambar 4.6 G18rafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.06, dan Td=0.02 ................ 18
Gambar 4.7 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.06, dan Td=0.02 ................ 18
Gambar 4.8 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.06, dan Td=0.01 ................ 19
Gambar 4.9 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.05, dan Td=0.01 ................ 19
Gambar 4.10 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.05, dan Td=0.01 ................ 20
Gambar 4.11 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=25, Ti=0.05, dan Td=0.01 ................ 20
Gambar 4.12 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=25, Ti=0.08, dan Td=0.01 ................ 21
-
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Efek PID pada system lup tertutup ......................... 11
-
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan
perkembangan industri yang semakin pesat khususnya dalam
dunia industri. Sekumpulan komponen yang terdapat dalam
kegiatan industri menghasilkan berbagai macam sistem seperti
control, monitoring, dan proses agar menghasilkan suatu produk
yang dapat dimanfaatkan. Sistem pengendalian adalah suatu
proses atau pengendalian terhadap suatu atau beberapa besaran
sehingga berada pada suatu harga atau range tertentu. Hampir
semua proses dalam dunia industri membutuhkan peralatan-
peralatan otomatis untuk mengendalikan parameter parameter prosesnya. Banyaknya peralatan-peralatan otomatis
membutuhkan keahlian dalam mengendalikan dan
mengoperasikan dengan sebuah perangkat lunak yang terhubung
dengan computer.
Perangkat lunak yang berhubungan dengan sistem
pengendalian, salah satunya adalah Labview. Perangkat lunak
Labvew ini dapat digunakan untuk sistem pengendalian pada
sebuah plant jika sudah diintegrasi dengan hadware National
Instument Field Point. Untuk itu maka di dalam praktikum ini
akan mempelajari tentang Labview agar dapat mengendalikan
sebuah plant.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari praktikum ini adalah
a. Bagaimana cara konfigurasi hardware National Instrument Field Point yang digunakan untuk
mengendalikan besarnya suhu pada PCT 13?
b. Bagaimana cara pemograman Labview 2012? c. Bagaimana peran mode Kontrol PID secara Real Time?
-
2
1.3 Tujuan Tujuan dari praktium ini adalah
a. Dapat mengetahui konfigurasi hardware National Instrument Field Point yang digunakan untuk
mengendalikan besarnya suhu pada PCT 13.
b. Dapat mengetahui cara pemrogramman Labview 2012. c. Dapat mengetahui peran mode Kontrol PID secara Real
Time.
1.4 Sistematika Laporan Dalam penyusunan laporan praktikum ini terdiri atas lima
bab yaitu :
a. Bab I berisi latar belakang, tujuan, rumusan masalah, dan sistematika dalam membuat laporan praktikum ini.
b. Bab II berisi teori penunjang yang diambil dari jurnal atau buku yang dapat dijadikan landasan teori dalam
melakukan praktikum ini.
c. Bab III berisi metodologi percobaan yang terdiri atas peralatan praktikum dan prosedur praktikum ini, beserta
penjelasan singkatnya.
d. Bab IV berisi analisa percobaan dan pembahasan
praktikum.
e. Bab V adalah bab terakhir yang berisi kesimpulan dari
praktikum dan saran untuk praktikum supaya praktikum
berikutnya berjalan lebih baik.
-
3
BAB II
DASAR TEORI
Pengendaian suhu aliran fluida dengan menggunakan
software LABVIEW 2012 akan di intergrasi dengan hardware
National Instrument Field Point yang digunakan sebagai
interface antara LABVIEW 2012 dengan plant yang akan
dikendalikan yaitu PCT 13. Diagram block dari sistem
pengendalian laju aliran (flow) dengan menggunakan LABVIEW
2012 dapat dilihat pada dibawah ini:
Gambar 2.1 Blok diagram sistem pengendalian suhu
2.1 Labview 2012
Labview adalah sebuah software pemrograman buatan
national instrument dengan konsep yang berbeda seperti
bahasa pemrograman lainnya yaitu: C++, Matlab, atau visual
basic, tetapi mempunyai fungi yang sama. Bahasa pemrograman
labview berbasis pada grafis atau blok diagram sementara yang
lain menggunakan basis text. Labview bekerja mempunyai dua
bagian yaitu: front panel digunakan sebagai user interface yang
akan mensimulasikan panel untuk instrument dan block
diagram digunakan sebagai source code dibuat dan berfungsi
sebagai instruksi untuk front panel[1].
Labview
Transmitter
r
PCT 13
Tref Tout
-
4
Gambar 2.2 Font panel dan diagram blok
Menu bar pada front panel labview.
fungsi dari masing-masing bagian adalah:
a. Run : mengeksekusi VI sampai process selesai b. Run continuously : mengeksekusi VI secara kontinu, setelah
satu proses selesai maka VI kembali dieksekusi sampai abort
ditekan.
c. Abort : menghentikan eksekusi. d. Pause : menghentikan eksekusi sementara e. Highlight : melihat alur dari jalan program secara berlaha
pada front panel.
f. Start single stepping: mengeksekusi VI per step g. Align object : mengatur tampilan obejk h. Distribute objek : mengatur tampilan beberapa objek i. Recorder : mengatur tampilan beberapa objek yang saling
bertumpukan
j. Icon : gambar yang ditampilkan VI tersebut bila dijadikan sub VI
-
5
2.1.1 Tool Pallete
Dalam membuat suatu VI ada beberapa tools yang
harus dipakai dan masing mempunyai kegunaannya:
Gambar 2.3 Tool pallete
1. Operate value: mengubah nilai parameter dari suatu objek 2. Connect wire : menghubungkan beberapa objek dengan kabel 3. Set/clear breakpoint : membuat atau menghilangkan sebuah
breakpoint
4. Probe data : membuat sebuah probe yang berfungsi untuk monitoring data
5. Object Pop Up: menu yang berhubungkan dengan objek tersebut tersebut atau memunculkan daftar objek
6. Position /size/select: memindahkan, mengubahkan ukuran atau memilih suatu objek
7. Edit text : mengedit atau membuat tulisan. 8. Scroll window : memindahkan sudut pandangan pada layar 9. Get color : mengambil sampel warna 10. Set color : mengubah warna dan suatu objek.
2.1.2 Control Palette
Dalam pemrograman berbasis grafis, hal yang perlu
dilakukan untuk membuat suata program adalah menaruh
beberapa fungsi dan kemudian menghubungkan dengan kabel
pada bagian diagram. Fungsi-fungsi tersebut terletak pada
control palette. Banyak fungsi yang terletak dalam control palette
bervariasi tergantung pada seberapa lengkap LABVIEW yang
-
6
diinstall. Pada praktikum ini menggunakan control & simulation,
PID palette yang digunakan untuk membuat kontrol PID
pada front panel LABVIEW[1].
Gambar 2.4 Control panel PID labview
Dalam praktikum ini hanya menggunakan PID
advanced, sebagai kontroler fungsi PID lanjut (PID Advanced)
menerapkan sebuah fungsi kontroller PID dalam bentuk
penjumlahan, contohnya adalah P, I dan D dijumlahkan, dengan
parameter pengendalian Kc, Ti dan Td. (Lebih tepatnya, bentuk
penjumlahan akan membentuk sebuah fungsi pengendali PID
ideal. Bentuk penjumlahan lain adalah betuk parallel dengan
parameter pengendali Kc, Ki = Kc/Ti dan Kd = Kc*Td). Fungsi
pengendali PID ini menerapkan anti-wind up dan dapat dipasang
pada modus manual. Pilihan yang tersedia adalah gain yang non-
linier, dan bobot setpoint yang dikurangi dalam jumlah yang
proporsional. Fungsi pengendali ini tidak memiliki fliter low
pass pada penggunaan derivatif. (Pada penerapan, fungsi
pengendali lanjut selalu digunakan, dikarenakan oleh kurangnya
pilihan mode manual).
-
7
Gambar 2.5 PID Advanced (DBL)
2.2 Mode Controller
Controller merupakan peralatan utama dalam pengendalian
suatu variabel proses. Pada controller ini terjadi proses
pengolahan sinyal input pengendalian dari transmitter.
Controller akan membandingkan sinyal input dengan setting
value yang kita kehendaki. Apabila sinyal input terlalu besar
dari setting value yang diberikan maka controller akan berusaha
memperkecilnya begitu pula sebaliknya. Besarnya koreksi dari
kesalahan input tergantung dari mode controllernya. Mode
controller tersebut terdiri dari mode proportional, mode
integral, mode derivatif dan kombinasinya. Adapun macam dari
aksi pengontrolannya, yaitu
a. Pengontrol On/Off Aksi pengendalian dari controller ini hanya mempunyai
dua kedudukan, maksimum atau minimum, tergantung dari
variable terkontrolnya, apakah lebih besar atau lebih kecil
dari set poin.
b. Pengontrol PID Pengontrol PID adalah pengontrol konvensional yang
banyak dipakai dalam dunia industri. Pengontrol PID akan
memberikan aksi kepada Control Valve berdasarkan besar
error yang diperoleh. Suhu fluida yang diinginkan disebut dengan
Set Point. Error adalah perbedaan dari Set Point dengan suhu air
aktual. Persamaan Pengontrol PID adalah :
-
8
Keterangan :
mv(t) adalah output dari pengontrol PID atau Manipulated
Variable
Kp adalah konstanta Proporsional
Ti adalah konstanta Integral
Td adalah konstanta Detivatif
e(t) adalah error (selisih antara set point dengan level aktual)
Persamaan Pengontrol PID diatas dapat juga dituliskan
sebagai berikut :
Dengan
Untuk lebih memaksimalkan kerja pengontrol diperlukan
nilai batas minimum dan maksimum yang akan membatasi nilai
Manipulated Variable yang dihasilkan.
c. Pengontrol Proporsional Pengontrol proporsional memiliki keluaran yang
sebanding/proporsional dengan besarnya sinyal kesalahan (selisih
antara besaran yang diinginkan dengan harga aktualnya).
Ciri-ciri pengontrol proporsional :
1. Jika nilai Kp kecil, pengontrol proporsional hanya mampu melakukan koreksi kesalahan yang kecil, sehingga
akan menghasilkan respon sistem yang lambat (menambah
rise time).
2. Jika nilai Kp dinaikkan, respon/tanggapan sistem akan semakin cepat mencapai keadaan mantapnya (mengurangi
rise time).
-
9
3. Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga yang berlebihan, akan mengakibatkan sistem bekerja tidak
stabil atau respon sistem akan berosilasi.
4. Nilai Kp dapat diset sedemikian sehingga mengurangi steady state error, tetapi tidak menghilangkannya.
d. Pengontrol Integral Pengontrol Integral berfungsi menghasilkan respon sistem
yang memiliki kesalahan keadaan mantap nol (Error Steady State
= 0 ). Jika sebuah pengontrol tidak memiliki unsur integrator,
pengontrol proporsional tidak mampu menjamin keluaran sistem
dengan kesalahan keadaan mantapnya nol. Keluaran pengontrol
ini merupakan hasil penjumlahan yang terus menerus dari
perubahan
masukannya. Jika sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan,
maka keluaran akan menjaga keadaan seperti sebelum terjadinya
perubahan masukan. Sinyal keluaran pengontrol integral
merupakan luas bidang yang dibentuk oleh kurva kesalahan /
error.
Bila nilai e(t) naik 2 kali, maka laju perubahan u(t) terhadap
waktu menjadi 2 kali lebih cepat. Bila e(t) tetap, maka nilai u(t)
akan tetap seperti semula.
Ciri-ciri pengontrol integral :
1. Keluaran pengontrol integral membutuhkan selang waktu tertentu, sehingga pengontrol integral cenderung
memperlambat respon.
2. Ketika sinyal kesalahan berharga nil, keluaran pengontrol akan bertahan pada nilai sebelumnya.
3. Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran akan menunjukkan kenaikan atau penurunan yang dipengaruhi
oleh besarnya sinyal kesalahan dan nilai Ki.
4. Konstanta integral Ki yang berharga besar akan mempercepat hilangnya offset. Tetapi semakin besar nilai
konstanta Ki akan mengakibatkan peningkatan osilasi dari
sinyal keluaran pengontrol.
e. Pengontrol Derivatif
-
10
Keluaran pengontrol diferensial memiliki sifat seperti halnya
suatu operasi derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan
pengontrol akan mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan
cepat. Ketika masukannya tidak mengalami perubahan, keluaran
pengontrol juga tidak mengalami perubahan, sedangkan apabila
sinyal masukan berubah mendadak dan menaik (berbentuk fungsi
step), keluaran menghasilkan sinyal berbentuk impuls. Jika sinyal
masukan berubah naik secara perlahan (fungsi ramp), keluarannya
justru merupakan fungsi step yang besar magnitudenya sangat
dipengaruhi oleh kecepatan naik dari fungsi ramp dan factor
konstanta Kd.
Ciri-ciri pengontrol derivatif :
1. Pengontrol tidak dapat menghasilkan keluaran jika tidak ada perubahan pada masukannya (berupa perubahan sinyal
kesalahan)
2. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan pengontrol tergantung pada nilai
Kd dan laju perubahan sinyal kesalahan.
3. Pengontrol diferensial mempunyai suatu karakter untuk mendahului, sehingga pengontrol ini dapat menghasilkan
koreksi yang signifikan sebelum pembangkit kesalahan
menjadi sangat besar. Jadi pengontrol diferensial dapat
mengantisipasi pembangkit kesalahan, memberikan aksi
yang bersifat korektif dan cenderung meningkatkan stabilitas
sistem.
4. Dengan meningkatkan nilai Kd, dapat meningkatkan stabilitas sistem dan mengurangi overshoot.
Berdasarkan karakteristik pengontrol ini, pengontrol
diferensial umumnya dipakai untuk mempercepat respon awal
suatu sistem, tetapi tidak memperkecil kesalahan pada keadaan
tunaknya. Kerja pengontrol diferensial hanyalah efektif pada
lingkup yang sempit, yaitu pada periode peralihan. Oleh sebab itu
pengontrol diferensial tidak pernah digunakan tanpa ada kontroler
lainnya.
-
11
Efek dari setiap pengontrol Proporsional, Integral dan
Derivatif pada sistem lup tertutup disimpulkan pada table berikut
ini :
Tabel 2.1 Efek PID pada system lup tertutup Respon
Lup
Tertutup
Rise
Time Overshoot
Settling
Time
Steady-State
Error
Proporsion
al
Menurun
kan
Meningkat
kan
Perubahan
Kecil
Menurunkan/
mengurangi
Integral Menurun
kan
Meningkat
kan
Meningkat
kan Mengeliminasi
Derivatif Perubaha
n Kecil
Menurunk
an
Menurunk
an
Perubahan
kecil
2.2.1 Pengontrol PID
Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing
pengontrol P, I dan D dapat saling menutupi dengan
menggabungkan ketiganya secara paralel menjadi pengontrol
proporsional plus integral plus diferensial (pengontrol PID).
Elemen-elemen pengontrol P, I dan D masing-masing secara
keseluruhan bertujuan :
mempercepat reaksi sebuah sistem mencapai set point-nya
menghilangkan offset
menghasilkan perubahan awal yang besar dan mengurangi overshoot.
Karakteristik pengontrol PID sangat dipengaruhi oleh
kontribusi besar dari ketiga parameter P, I dan D. Penyetelan
konstanta Kp, Ki dan Kd akan mengakibatkan penonjolan sifat
dari masing-masing elemen. Satu atau dua dari ketiga konstanta
tersebut dapat disetel lebih menonjol disbanding yang lain.
Konstanta yang menonjol itulah akan memberikan kontribusi
pengaruh pada respon sistem secara keseluruhan.
-
12
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Peralatan Percobaan
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum sebagai
berikut :
a. Labview 2012 dan hardware NationalInstrument Field Point
b. Satu set PCT 13 + kabel penghubung LM35
c. Rangkaian Triac
d. Pompa sirkulasi air dingin
3.2 Prosedur Percobaan
Langkah-langkah percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Labview 2012 diklik, kemudian blank VI di klik untuk membuat front panel dan block diagram
Gambar 3.1 (a) Tampilan awal LabVIEW (b) Tampilan front
panel & block diagram
b. Kemudian akan muncul tampilan Front Panel secara lengkap seperti pada gambar dibawah ini.
-
14
Gambar 3.2 Tampilan front panel temperature and level control
simulation using Compact Fieldpoint
Gambar 3.3 Tampilan awal LabVIEW untuk PID gains and
Process Flow Chart
c. Power supply dinyalakan untuk pompa dan heater d. Set point temperature diatur sesuai yang diinginkan e. Tuning pengendalian dilakukan pada temperature f. Respon sistem di amati dan di catat. (waktu dan temperature) g. Pengambilan data dan tuning dilakukan sebanyak 5 kali
-
15
15
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data Pada praktikum kali ini dilakukan dengan simulasi
menggunakan Labview dengan menggunakan metode Zieger
Nichole. Data hasil dari simulasi tersebut dapat diperoleh sebagai
berikut :
4.1.1 Data Simulasi Labview Metode Zieger Nichole Pada dimulasi menggunakan Labview ini dicarai
terlebih dahulu nilai Kc yang menghasilkan repon yang
memiliki amplitude tetap, dan diberilah nilai Kc sebesar 80
sehingga menghasilkan respon seperti pada Grafik 4.1
berikut.
Gambar 4.1 Respon P controller Kc = 80
Dari nilai Kc yang sudah didapatkan kemudian dapat
dicari parameter-parameter seperti Kp, Ti dan Td
-
16
Gambar 4.2 Respon PI controller Kc = 32, Ti = 33.6
Gambar 4.3 Respon PID controller Kc = 48, Ti = 21, Td =
2.64
4.1.2 Data Real Plan Pada subbab ini ditampilkan grafik serta screenshot
ketika proses tunning P, PI, maupun PID di software
LabView. Dari hasil Percobaan tersebut dapat diperoleh
Grafik seperti pada gambar-gambar berikut ini.
-
17
Set Point 40 oC
Gambar 4.4 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=20, Ti=0.05, dan Td=0.02
Gambar 4.5 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=19, Ti=0.05, dan Td=0.02
-
18
Gambar 4.6 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.06, dan Td=0.02
Set point 45 oC
Gambar 4.7 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.06, dan Td=0.02
-
19
Gambar 4.8 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.06, dan Td=0.01
Gambar 4.9 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.05, dan Td=0.01
-
20
Set Point 50oC
Gambar 4.10 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=21, Ti=0.05, dan Td=0.01
Gambar 4.11 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=25, Ti=0.05, dan Td=0.01
-
21
Gambar 4.12 Grafik dan proses tunning PID di labview pada
kondisi Kc=25, Ti=0.08, dan Td=0.01
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu menetukan nilai Kp, Ti, dan Td pada
pengendalian suhu. Metode yang digunakan pada saat simulasi
berupa tuning Ziger Nicol dan Trial and Error. Percobaan yang
dilakukan pada metode Ziger Nicol dengan cara menggunakan
rumus empiris dengan mencari Kp terlebih dahulu agar respon
yang diberikan memiliki satu gelombang yang sesuai, lalu dipakai
selanjutnya untuk memperoleh nilai Kp, Ti dan Td sesuai respon
yang diinginkan. Metode Trial and Error dilakukan dengan cara
mencoba coba Kp, Ti dan Td agar mendapat respon yang baik,
dimana setpoint dan data keluaran hanya memiliki kurang dari 5
% error steady-state. Selain error steady-state yang diperhatikan,
waktu dari overshoot untuk kembali mendekati setpoint. Pada
percobaan menggunakan metode Ziger Nicole hasil respon yang
palin baik didapatkan dengan menggunakan parameter Kc = 48,
Ti = 21, Td = 2.64.
-
22
Percobaan pada plant sesungguhnya yang menggunakan
temperature dan level kontrol, dilakukan tiga kali pengambilan
data dari setpoint yang berbeda. Setpoint yang diatur adalah suhu
dengan 40,45 dan 50 derajat. Dari ketiga percobaan dengan
setpoint yang berbeda, untuk mencapai error steady-state yang
rendah, maka memberikan Kp yang nilainya kecil dengan Ti dan
Td juga bernilai kecil. Kemudian pada percobaan secara real
plan, didapatkan respon yang terbaik yaitu menggunakan nilai
Kc=20, Ti=0.05, dan Td=0.02 untuk set point sebesar 40oC,
menggunakan Kc=21, Ti=0.05, dan Td=0.01 untuk set point
sebesar 45oC dan pada set point 50oC parameter yang
menghasilkan respon yang baik dengan menggunakan Kc=25,
Ti=0.08, dan Td=0.01
-
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali adalah
sebagai berikut :
1. dari praktikum yang telah dilaksanakan dengan menggunakan simulasi, didapatkan hasil bahwa nilai parameter PID yang
memiliki respon sistem terbaik adalah dengan menggunakan
parameter Kc = 48, Ti = 21, Td = 2.64.
2. pada percobaan secara real plan, didapatkan respon yang terbaik yaitu menggunakan nilai Kc=20, Ti=0.05, dan Td=0.02
untuk set point sebesar 40oC,
3. pada percobaan secara real plan, didapatkan respon yang terbaik yaitu menggunakan Kc=21, Ti=0.05, dan Td=0.01
untuk set point sebesar 45oC dan
4. pada percobaan secara real plan pada set point 50oC parameter yang menghasilkan respon yang baik dengan menggunakan
Kc=25, Ti=0.08, dan Td=0.01
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya
adalah sebagai berikut :
a. praktikan diajari mengenai konfigurasi hardware dan software yang digunakan
b. seharusnya Plant dan konfigurasi Labview dan hardware National Instrument sudah selesai agar praktikan dapat
langsung mengambil data.
-
24
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
25
DAFTAR PUSTAKA
[1] Asisten Praktikum SPO, 2015. Praktikum Simulasi Pengendalian Suhu Pada PCT 13 Dengan Labview 2012. Laboratorium Rekayas Instrumentasi dan Control, Jurusan
Teknik Fisika, FTI-ITS. Surabaya.
-
Lampiran
Tugas Khusus Resume Journal
Judul : Direct synthesis Method Based kontroler Design for Cold Rolling Mill
Penulis : S.Umamaheswari, Dr.V.Palanisamy, dan
Dr.M.Chidambaram
Penerbit : International Journal of Control and Automation
Vol. 3, No. 2, June, 2010
I. Resume
Latar Belakang
Web guide pada proses cold rolling mill (CRM) memiliki
fungsi utama untuk mengatur (adjustment) garis tengah gulungan
pada garis tengah dengan proses. Proses yang cepat dapat
mengakibatkan simpangan yang besar antara posisi tengah
gulungan dengan garis proses. Untuk mengendalikan web guide,
maka diperlukan kontroler berupa hydraulic driver atau electrical
kontroler. Metode Direct Synthesis (DS) akan dibandingkan
dengan metode tuning PID kontroler yang umum yaitu metode
Zieger-Nichols (Z-N) dan Internal Model Control (IMC).
Metode Penelitian
Model sistem web guide menggunakan hubungan geometris
pemandu dengan menghiraukan massa dan stiffnes dari web
digunakan untuk membuat 3 model plant. Ketiga model plant
dibuat masing-masing berdasarkan nilai minimum, maksimum,
dan rerata dari nilai interval alami dari variabel yang berkaitan.
Model tersebut diberi pendekatan FOPTD (first-order plus time
delay) dengan sistem integrator menggunakan metode Sundaresan
dan Krishnamurthy. Pada penelitian ini, metode yang diusulkan
oleh Seshagirirao et. al digunakan untuk merancang PID kontroler
untuk sistem FOPTD ditambah Integrator dan dibandingkan
dengan yang sesuai model asli dan metode IMC dan Ziegler-
Nichols. Metode direct synthesis digunakan untuk pelacakan set-
point, metode desain kontroler sederhana dengan hanya satu
kontroler dalam umpan balik tunggal digunakan (IFOPTD)
-
27
integrator ditambah FOPTD. Namun, dengan kontroler
konvensional, mungkin ada masalah seperti overshoot yang besar
dan waktu penyelesaian yang lama.
Hasil dan Diskusi
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh nilai ISE dan IAE
dari ketiga metode pada ketiga model sebagai berikut:
Proses Kontroler ISE IAE
Model 1 DS 0.177 33.2
IMC 190.3 480
Z-N 0.83 143.9
Model 1 DS 0.73 143.9
IMC 245 629
Z-N 57.61 174
Model 1 DS 0.396 87.29
IMC 176.8 456
Z-N 20.51 874.8
Kesimpulan Model matematika dari web guide sistem CRM disetel (tune)
menggunakan PID kontroler dengan metode DS dan
dibandingkan dengan IMC dan ZN. Kinerja kontrol yang kuat
dicapai dengan metode Direct Synthesis. Kontroler yang
dirancang pada model reduced(Rmodel) menggunakan DS
bekerja dengan baik untuk semua sistem asli dan memberikan
kinerja yang kuat.
II. Pembahasan Dari hasil penelitian pada jurnal di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa lontrol PID Direct Synthesis merupakan salah
satu metode tuning PID yang dapat menjejaki/tracking model
pada respons sistem closed-loop yang diinginkan. Metode ini
menggunakan strategi teknik penempatan pole (pole placement)
dan domain frekuensi, seperti halnya spesifikasi gain margin dan
phase margin. Hal ini sangat berbeda dengan metode tuning
-
Ziegler-Nichols atau dengan metode tuning Cohen-Coon yang
mendapatkan parameter-parameter PID-nya berdasarkan kurva
reaksi transient atau osilasinya.