LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR ... - ti.sttqgresik.ac.id · LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR PROGRAM...
Transcript of LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR ... - ti.sttqgresik.ac.id · LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR PROGRAM...
MODUL PRAKTIKUM SISTEM MANUFAKTUR
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
SEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDIN
GRESIK
2017/2018
NAMA :
NIM :
DOSEN PEMBIMBING
SOFIYANURRIYANTI., ST.,M.T
Kelompok :
1. NAMA (NIM)2. NAMA (NIM)3. NAMA (NIM)
MODUL PRAKTIKUMSISTEM MANUFAKTUR
4. NAMA (NIM)5. NAMA (NIM)6. NAMA (NIM)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRILABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
SEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN PELAJARAN 2017 – 2018
LAPORAN PRAKTIKUMSISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
SEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDIN
TAHUN PELAJARAN 2017 – 2018
MODUL 1
PERENCANAAN PRODUKSI
Dosen Pembimbing
SOFIYANURRIYANTI, ST., MT
Kelompok :
1. Nama (NIM)2. Nama (NIM)3. Nama (NIM)4. Nama (NIM)5. Nama (NIM)
LAPORAN PRAKTIKUMSISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
SEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDIN
TAHUN PELAJARAN 2017 – 2018
MODUL 2
PERAMALAN DAN MPS, MRP
Dosen Pembimbing :
SOFIYANURRIYANTI, ST., MTKelompok :
1. Nama (NIM)2. Nama (NIM)3. Nama (NIM)4. Nama (NIM)5. Nama (NIM)
LAPORAN PRAKTIKUMSISTEM MANUFAKTUR
MODUL 3
PERANCANGAN FASILITAS
Dosen Pembimbing :
SOFIYANURRIYANTI, ST., MT
Kelompok :
1. Nama (NIM)2. Nama (NIM)3. Nama (NIM)4. Nama (NIM)5. Nama (NIM)
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
SEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDIN
TAHUN PELAJARAN 2016 – 2017
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM
SISTEM MANUFAKTUR
Kelompok :Nama Kelompok :
1. Nama (NIM)2. Nama (NIM)3. Nama (NIM)4. Nama (NIM)5. Nama (NIM)
Dosen Pembimbing : Sofiyanurriyanti, S.T., M.TNo Hari/ Tanggal Catatan Tanda Tangan
AsistenPraktikum
Tanda TanganDosen
Pembimbing
ID CARD PRAKTIKUM SISTEM MANUFAKTUR
PRAKTIKUM
SISTEM MANUFAKTUR 2017
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
PRAKTIKAN
FOTO
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
1
MODUL 1PERENCANAAN PRODUKSI
I. LATAR BELAKANG
Pada saat ini perkembangan teknologi produksi meningkat cepat, akan tetapi elemen
manusia masih saja merupakan komponen kerja yang signifikan dalam sistem produksi. Pada
mulanya dalam proses produksi barang dan jasa, manusia belum memikirkan cara-cara yang
efisien dalam pembuatannya, karena barang dan jasa tersebut hanya mampu untuk mencukupi
kebutuhannya sendiri. Dengan mempelajari sistem ekonomi maka perlu memikirkan bagaimana
cara mengelola faktor-faktor yang terbatas sehingga para konsumen dapat puas menerima produk
yang dibuat. Dengan demikian prinsip-prinsip ekonomi dapat berperan, dengan menggunakan
biaya produksi yang terbatas untuk mencapai hasil yang maksimum, atau dengan kata lain
dengan biaya yang seminim mungkin kita dapat menghasilkan produk semaksimal mungkin,
itulah prinsip ekonomi yang kita harus terapkan.
Dalam langkah perancangan suatu sistem produksi, maka salah satu tugas pokok yang
harus dilaksanakan adalah menetapkan secara rinci dan spesifik langkah-langkah operasional
dalam proses transformasi input menjadi finished goods output yang dikehendaki. Sasaran pokok
dari efektifitas adalah mencari, mengembangkan dan menerapkan metode kerja yang lebih
efektif dan efisien dengan tujuan akhir adalah waktu penyelesaian pekerjaan lebih singkat dan
hasil produk yang cukup baik.
1.1 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum sistem manufaktur, antara lain:
1. Menganalisa metode kerja dengan menggunakan alat berupa peta-peta kerja dan seven
tool untuk mengindentifikasi elemen-elemen kerja yang tidak produktif.
2. Mampu menghitung waktu standart dari suatu system kerja dengan menggunakan metode
pengukuran langsung.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
2
3. Mengetahuai Dimensi Produk serta mengetahui urutan perakitan komponen –komponen
yang membentuk produk
4. Mengetahuai kebutuhan mesin dan penggaraannya serta memperkirakan kebutuhan bahan
baku (dengan mempertimbangkan efisiensi di tiap operasi/pemeriksaan)
5. Mengetahui keterkaitan antara komponen dengan rakitan bagian dari keseluruhan proses
rakitan
6. Mengetahui urutan waktu komponen bergabing bersama dan Melakukan perbaikan cara
kerja
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI SISTEM MANUFAKTUR
Sistem Manufaktur merupakan suatu integrasi dari keseluruhan kegiatan dan proses
dalam dunia industri, mulai dari perancangan sistem produksi, perancangan fasilitas produksi
(line balancing), sampai dengan proses pengendalian produksi dan pengelolaan persediaan
(Production Planning & Inventory Control).
2.2 PERANCANGAN SISTEM KERJA (WORK DESIGN)
Perancangan kerja (work design) bertujuan untuk menentukan metode terbaik dalam
melaksanakan operasi-operasi kerja yang diperlukan dalam proses produksi. Langkah
perancangan kerja pada hakikatnya merupakan tahapan paling kritis pada saat perancangan
sistem produksi yang baru. Lebih lanjut, pengembangan teknologi baik yang perangkat keras
maupun lunak yang dapat mengurangi biaya produksi, introduksi produk-produk baru dan
kebutuhan untuk bisa mengantisipasi lingkungan industri yang dinamis serta suasana kompetisi
yang semakin ketat, membuat perancangan kembali tata cara dan prosedur kerja menjadi suatu
upaya yang vital, penting dan bernilai strategis dalam meraih performance sistem produksi yang
lebih baik lagi.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
3
Secara garis besar, maksud dan tujuan melakukan perancangan kerja (work design atupun
redesign) adalah untuk meningkatkan produktivitas performan kerja dari seluruh sistem produksi
yang dicapai melalui :
1. Pengembangan tata cara kerja (work methods) lebih efektif dan efisien terutama ditujukan
untuk aktivitas operasional yang diperlukan dalam proses produksi. Disisi lain tentu saja
harus dihindari aktivitas operasional yang tidak bermanfaat, non produktif ataupun tidak
berkaitan langsung dengan proses pemberian nilai tambah.
2. Pengaturan kondisi lingkungan kerja yang lebih ergonomis sehingga mampu memberikan
kenyamanan dalam arti fisik maupun sosial psikologis.
3. Pemanfaatan dan pendayagunaan secara maksimal semua potensi sumber daya manusia
secara terorganisasi malalui analisis jabatan secara tepat. Disini harus ada kesesuaian antara
kemampuan dan pengalaman seseorang dengan spesifikasi dan persyaratan jabatan yang
menjadi landasan keberhasilan pelaksanaan aktivitas- aktivitas operasional nantinya.
Langkah perancangan kerja biasanya dilaksanakan melalui dua tahap yaitu :
1. Langkah studi dan analisa tata cara kerja (methods study atau job design)
2. Langkah pengukuran kerja (work measurement atau time study).
Dalam studi mengenai tata cara kerja, disini aktivitas- aktivitas operasional yang
diperlukan akan dianalisa secara seksama untuk menentukan secara lebih detail lagi komponen
tugas-tugasnya. Proses analisa tugas-tugas ini akan melihat bagaimana pola hubungan kerja
antara manusia-mesin, lingkungan fisik kerja dalam sebuah stasiun kerja yang ada sehingga akan
diperoleh kondisi kerja yang maju serta mampu meningkatkan efektifitas maupun efisiensi kerja.
Seberapa jauh tata cara kerja yang sudah dirancang baik dan seberapa banyak upaya perbaikan
sudah dicapai.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
4
2.3 ANALISA KERJA DAN PRINSIP PRINSIP EKONOMI GERAKAN
Pengertian dari analisa operasi kerja adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk
menganalisa suatu operasi kerja baik yang menyangkut suatu elemen-elemen kerja yang bersifat
produktif atau tidak dengan tujuan untuk menperbaiki metode kerja yang selama ini telah
diaplikasikan. Kegiatan ini merupakan suatu aktivitas dari analisa/telaah metode didalam usaha
menaikkan jumlah produk persatuan waktu dan tentu saja mengurangi unit cost. Langkah awal
yang harus diambil dalam analisa operasi kerja ini adalah dengan mendapatkan seluruh data yang
berhubungan dengan seluruh kegiatan operasi, fasilitas yang dipergunakan untuk pelaksanaan
kerja, waktu penyelesaian untuk masing-masing elemen kerja, gerakan perpindahan atau
transportasi, aktivitas inspeksi, dan lain sebagainya yang keseluruhannya terdapat dalam aliran
proses. Untuk pelaksanaan aktivitas analisa operasi kerja tersebut maka perlu adanya pendekatan
sebagai berikut :
2.4 GERAKAN GERAKAN KERJA MANUAL (THERBLINGS)Bila kita mengamati suatu pekerjaan yang berlangsung hal yang sudah pasti terlihat
adalah gerakan-gerakan yang membentuk kerja tersebut. Untuk mempermudah menganalisa
terhadap gerakan-gerakan yang akan dipelajari diperlukan untuk mengenal terlebih dahulu
gerakan-gerakan kerja yang membentuk kerja tersebut. Gerakan dasar kerja therblighs ini
menguraikan gerakan kerja dalam 17 gerakan dasar. Gerakan ini mempermudah penganalisaan
terhadap gerakan yang akan dipelajari. Sebagian besar elemen-elemen dasar therblighs
merupakan gerakan tangan yang biasa terjadi apabila suatu pekerjaan bersifat manual. Suatu
pekerjaan dapat diuraikan menjadi beberapa elemen gerakan yang mana studi dilakukan guna
mendapatkan rangkaian gerakan yang lebih efisien.
Macam-macam gerakan Therblighs meliputi :
1. Mencari (search)
Mencari adalah elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu
objek.gerakan kerja dalam hal ini dilakukan oleh mata.gerakan dimulai pada saat mata
bergerak mencari objek dan berakhir bila objek tersebut sudah ditemukan.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
5
2. Memilih (select)
Memilih adalah elemen yang merupakan gerakan kerja untuk memilih suatu objek diantara
dua atau lebih objek yang sama lainnya. Elemen ini dimulai pada saat tangan dan mata
mulai bergerak memilih dan berakhir bila objek yang dikehendaki sudah diketemukan.
Elemen memilih biasanya mengikut langsung elemen mencari (search).
3. Memegang (grasp)
Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari tangan
objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Elemen ini biasanya didahului oleh
gerakan menjangkau dan dilanjutkan dengan gerakan membawa. Memegang adalah
termasuk elemen therbligs yang diklasifikasikan sebagai elemen gerakan efektif yang
biasanya dapat dihilangkan akan tetapi dalam beberapa hal bisa diperbaiki.
4. Menjangkau / membawa tanpa beban (transport empty)
Menjangkau adalah elemen gerak therblighs yang menggambarkan gerakan tangan
berpindah tempat tanpa beban baik gerakan menuju atau mengetahui objek atau lokasi
tujuan lain dan berakhir segera di saat tangan berhenti bergerak setelah mencapai objek
tujuan.
5. Membawa dengan beban (transport loaded)
Membawa adalah merupakan gerak perpidahan tangan hanya, saja disini tangan bergerak
dalam kondisi membawa beban. Elemen gerakan ini diawali dan diakhiri pada saat yang
sama dengan elemen gerakan menjangkau hanya saja disini tangan dalam kondisi
membawa beban.
6. Memegang untuk memakai (hold)
Memegang adalah elemen gerakan dimana tangan memegang objek tanpa menggerakkan
objek tersebut. Elemen memegang untuk memakai adalah elemen therblighs yang efektif
yang bisa dihilangkan dari siklus kerja yang ada dengan jalan memberi peralatan
pembantu untuk memegang objek.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
6
7. Melepas (release load)
Melepas adalah Merupakan elemen gerak melepas yang terjadi pada saat tangan operator
melepaskan kembali terhadap objek yang dipegang sebelumnya. Dengan demikian elemen
gerak ini diawali sesaat jari-jari tangan membuka lepas dari objek yang dibawa dan
berakhir secara begitu semua jari jelas tidak menyentuh atau memegang objek lagi.
8. Mengarahkan (position)
Mengarahkan adalah elemen gerakan yang terdiri dari menempatkan objek pada lokasi
yang dituju secara tepat. Gerakan mengarahkan ini biasanya didahului oleh elemen gerakan
dan diikuti oleh gerakan merakit atau melepas. Gerakan dimulai sejak tangan
memegang/mengontrol objek tersebut kearah lokasi yang dituju dan berakhir pada saat
gerakan berakhir atau melepas/memakai dimulai.
9. Mengarahkan awal (pre position)
Mengarahkan awal adalah merupakan elemen kerja yang mengarahkan objek pada suatu
tempat sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan obyek tersebut dengan mudah
akan bisa di pegang dan mudah dibawa kearah tujuan yang di kehendaki.
10. Memeriksa (inspect)
Memeriksa adalah elemen kerja yang menjamin bahwa objek telah memenuhi persyaratan
kualitas yang ditetapkan. Gerakan kerja dilaksanakan dengan pengecekan secara rutin oleh
operator selam proses kerja berlangsung. Elemen berupa gerakan melihat seperti
memeriksa warna, meraba seperti memeriksa obyek kerja untuk dibandingkan dengan
standart yang ada.
11. Merakit (assembly)
Merakit adalah elemen gerakan yang menghubungkan dua objek atau lebih menjadi satu ke
satuan. Elemen kerja ini merupakan elemen therblighs yang efektif yang tidak dapat di
hilangkan sama sekali tapi dapat diperbaiki. Merakit biasanya dapat didahului oleh gerakan
therblig yang lain bisa berupa berupa elemen gerakan mengarah atau membawa dan diikuti
oleh gerakan melepas.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
7
12. Mengurai rakit (diassembly)
Mengurai rakit adalah gerakan memisahkan dua objek yang tergabung menjadi objek yang
terpisah.gerakan mengurai rakit biasanya diawali oleh elemen memegang dan dilanjutkan
dengan membawa atau melepas .
13. Memakai (use)
Memakai adalah elemen gerakan dimana salah satu atau kedua tangan digunakan untuk
memakai atau mengontrol suatu obyek untuk tujuan tertentu selama kerja berlangsung.
Lama waktu yang digunakan untuk gerakan ini tergantung pada jenis pekerjaan atau
kecakapan operator untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
14. Keterlambatan yang tidak terhindarkan (unavoidable delay)
Kondisi keterlambatan kerja disini diakibatkan oleh hal-hal diluar control operator dan
merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung. Kondisi ini
menimbulkan waktu mengganggur selama siklus kerja berlangsung, baik yang dialami oleh
satu atau dua tangan operator
15. Keterlambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay)
kegiatan ini menunjukkan situasi yang tidak produktif yang dilakukan operator (merokok,
ngobrol, mandar mandir tanpa tujuan jelas, dan lain lain) sehingga
perbaikan/penanggulangan yang perlu dilakukan lebih ditujukan kepada operatornya
sendiri tanpa harus merubah proses operasi kerjanya .
16. Merencanakan (plan)
Merencanakan adalah merupakan proses mental dimana operator berhenti sejenak bekerja
dan memikirkan untuk menentukan tindakan apa yang dilakukan selanjutnya. Elemen kerja
ini bisa terjadi pada saat siklus kerja berlangsung, akan tetapi umumnya sering bisa
dijumpai pada pekerja–pekerja baru. Cara memperbaikinya akan memberi pelatihan yang
cukup.
17. Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome fatique)
Istirahat adalah elemen tidak terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi akan berlangsung
secara periodik. Waktu untuk memulihkan kondisi badan dari kelelahan fisik akibat kerja
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
8
berbeda-beda, tidak saja tergantung karakteristik pekerjaan yang ada tetapi juga tergantung
individu pekerjaannya untuk memperbaiki elemen-elemen therblighs yang diklasifikasikan
sebagai nilai bisa dilaksanakan dengan memperhatikan factor-factor ergonomic yang
secara signifikan berpengaruh besar terhadap performs kerja manusia.
2.5 PETA KERJA GUNA AKTIVITAS KERJAPeta kerja atau sering disebut peta proses (process chart) merupakan alat komunikasi
yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai tahap akhir,
melalui peta proses ini kita mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki metode kerja ini antara lain bisa dilihat seperti :
1. Benda kerja, berupa gambar kerja, jumlah, spesifikasi material, dimensi ukuran
pekerjaan, dan lain-lain.
2. Macam proses yang dilakukan, jenis dan spesifikasi mesin, peralatan produksi, tooling
dan lain lainnya.
3. Waktu operasi (waktu standart) untuk setiap proses atau elemen kegiatan disamping total
waktu penyelesaian
4. Kapasitas mesin ataupun kapasitas kerja lainya yang dipergunakan, dan lain lainnya.
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan secara sistematis dan
jelas (biasanya kerja produksi). Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap suatu
peta kerja, maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses
produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan, antara lain:
menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi dengan
operasi lainya, menemukan suatu urutan-urutan kerja/proses produksi yang lebih baik,
menentukan mesin yang lebih ekonomis, menghilangkan waktu menunggu antara operasi,
dan sebagainya.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
9
Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditunjukkan untuk mengurangi biaya
produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk
menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja.
Disamping itu juga merupakan alat yang penting guna menetapkan urutan proses yang
seharusnya dilaksanakan dan menetapkan lokasi, mesi, serta personil yang diperlukan untuk
masing-masing langkah pekerjaan tersebut.
2.6 MACAM – MACAM PETA KERJA
1. Peta kerja guna menganalisa proses kerja keseluruhan, meliputi:
a) Peta proses operasi (Operation process chart)
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
10
b) Peta proses produk banyak (Multi product process chart)
c) Peta aliran proses (Flow process chart)
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
11
d) Diagram aliran (Flow diagram)
2. Peta kerja guna menganalisa proses kerja setempat, meliputi:
a. Sistem Kerja Manual – seorang pekerja melakukan satu atau lebih aktivitas kerja tanpa
alat bantu mekanik-elektrik, tetapi menggunakan hand tools.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
12
b. Sistem Mesin dan Pekerja – seorang pekerja mengoperasikan peralatan yang
menggunakan sumber energi untuk pergerakannya.
c. Sistem Otomasi – sebuah proses yang dilakukan mesin tanpa partisipasi langsung dari
operator.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
13
d. Peta kelompok kerja (Gang process chart)
e. Peta tangan kiri dan tangan kanan (Left and right process chart)
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
14
2.7 BILL OF MATERIAL (BOM)
Produk akhir yang terdiri dari daftar item, bahan, atau material yang dibutuhkan untuk
merakit atau memproduksi produk akhir. Bill of Material Tree (BOM Tree) adalah sebuah
diagram pohon yang merepresentasikan komponen, sub-assembly dan komposisi dari sebuah
produk dengan informasi jumlah kebutuhan masing – masing komponen di produk tersebut.
2.8 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI (Stop Watch Time Sudy)
Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop watch time study) ini pertama kali
diperkenalkan oleh Frederick W taylor. Metode ini diaplikasikan untuk pekerjaan yang
berlangsung singkat dan berulang-ulang. Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku
untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan yang mana waktu ini dipergunakan sebagai standart
penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja.
Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan
jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan
tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati dan supervisor yang
ada.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
15
b. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti layout,
karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan, dan lain-lain.
c. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-
batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.
d. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan
elemen-elemen kerja tersebut.
e. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus
kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak. Test pula keseragaman
data yang diperoleh.
f. Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang
diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap
elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator. Untuk elemen
kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin maka performance dianggap normal
(100%).
g. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance yang ditujukan oleh operator
tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal.
h. Tetapkan waktu longgar (Allowance time) guna memberikan fleksibilita. Waktu longgar
yang akan dibberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan personil
yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material, dan lain-lainya.
i. Tetapkan waktu kerja baku (standar time) yaitu jumlah total antara waktu normal dan
waktu longgar.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
16
2.9 PERHITUNGAN WAKTU STANDART
Waktu penyelesaian untuk suatu operasi termasuk allowance. Waktu ini hanyalah waktu
yang diperlukan oleh operator untuk menyelesaikan pekerjaan dengan normal. Allowance
diperlukan dalam perhitungan waktu baku, dimana untuk menghitung waktu standart dengan
rumus.
Rasio untuk menghitung indeks performance rating atau rating factor dapat dirumuskansebagai berikut:
Dimana :
R = PA
R = Indeks performance atau rating factor
P = predetermined time untuk elemen kerja yang diamati (menit)
A = rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur (menit)
1. Waktu normal = waktu pengamatan x Rating Faktor %a. 100 %
2. Waktu longgar = personal needs + fatique + delay
3. Menghitung waktu penyelesaian normal ( WN )
Waktu Normal = Waktu Observasi rata-rata x performance rating
4. Menghitung waktu baku atau standartStandart time = normal time x % allowance atau
Standart time = normal time x100%
100% %allowance
output s tan dart waktu
1
s tan dart(unit / jam)
5. Mencari rumus produktivitas keluaran berupa unit adalah:
Pi Total output yang dihasilkan selama periode t i (unit)
Total input yang dihasilkan selama periode t i (Rp)
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
17
6. Perhitungan prodektivitas dengan keluaran financial
Ci Total biaya yang dikeluarkan selama periode t i (Rp)
Total ouput yang dikeluarkan selama periode t i (unit)
7. Total biaya input yang dikeluarkan selama periode ti (Rp)Dimana rumus dibawah ini dengan formulasi untuk mrengukur produktivitas kerja dari
tenaga kerja manusianya, operator mesin :
Pr oduktivitas
Total keluaran yang dihasilkan
Tenaga ker ja Jumlah tenaga ker ja yang diper ker jakan
Total
Partial
Pr oduktivitas Hasil Total
Masukan Total
Pr oduktivitas Hasil Partial
Masukan Partial
8. Pengukuran produktifitas secara umum diformulasikan :
Pr oduktifitas output
inputmeasurable inputinvisible
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 PERALATAN DAN BAHAN PRAKTIKUM
Pada Praktikum Sistem Manufaktur ini pratikan diminta untuk membuat produk berupa
“Kerajinan Stik dengan beragam motif bentuk” dengan spesifikasi (bentuk, ukuran, bahan dan
peralatan) dengan metode kerja yang ditentukan.
Ada 5 departemen akan melakukan operasi dalam pelaksanaan praktikum ini. Setiap
departemen akan melakukan operasi sesuai dengan fungsinya dan dibagian layout yang
tertentu. Praktikum ini merupakan simulasi dasar dari kondisi produksi dilapangan sebenarnya.
Dari simulasi dasar ini, kemudian dicari/ditentukan metode kerja yang akan menghasilkan
produktifitas yang optimal. Bahan dan peralatan yang akan dipakai dalam praktikum sebagai
berikut :
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
18
a. Bahan yang diperlukan :
1. Stick Es Krim.2. Lem Rajawali3. Lem (G).4. Cat Kayu.5. Accesiories.
6. Pita.7. Tali / Benang Woll.8. Kain Flanel.9. Isi Lem Tembak.10. Plastik Pembungkus.
b. Peralatan yang diperlukan :
1. Penggaris 5. Stopwatch / HP
2. Pensil atau Ballpaint 6. Kabel Roll
3. Gunting 7. Kuas
4. Cutter 8. Lem Tembak
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUMPada pelaksanaan praktikum ini, setiap kelompok akan di gabung menjadi satu shift
untuk dijadikan satu line produksi. Seperti yang dijelaskan diatas, ada lima departemen yang
akan dioperasikan, yaitu:
1. Departemen Alas
2. Departemen Tutup
3. Departemen Perakitan I
4. Departemen Finishing
5. Departeman Inspeksi
Untuk masing – masing line produksi, tiap departemen terdiri dari dua orang yaitu, satu
orang sebagai operator dan satu orang sebagai rater (pencatat waktu) jumlah produk yang akan
dibuat adalah 2 produk perkelompok. Sistem operasi–operasi yang dilakukan operator pada tiap
departemen adalah :
1. Departemen Alas(Bahan : Stik Es Krim, Kuas)
(Peralatan : cutter, bollpoint, penggaris)
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
19
Cara Kerja :
a. Membuat komponen – komponen produk berupa rangka alas dengan menempelkan
stik es krim serta melakukan ukuran pada produk tersebut.
b. Membuat pola dengan ukuran masing masing (disesuaikan kelompok), setelah
mendapatkan gambar pola selanjutnya gunting pola yang selesai di gambar.
c. Melakukan pengecatan sesuai dengan keinginan warna kelompok masing – masing.
d. Material handling hasil proses komponen alas menuju ke departeman perakitan I, dimana
batch size untuk satu kali material handling adalah : rangka alas atas masing – masing satu
buah.
2. Departemen Tutup
(Bahan : Kain Flanel, Accesiories, Pita)
(Peralatan : Bulpoint, Gunting, Lem Tembak)
Cara Kerja :
a. Memotong kain flanel sesuai dengan ukuran model, tulisan yang sudah di bentuk,
menggunakan bulpoin, penggaris serta melakukan pemotongan.
b. Menambahkan hiasan accesioris, dan pita pada stik es krim tersebut sesuai hiasan yang di
inginkan kelompk masing - masing.
3. Departemen Perakitan I
(Bahan : Lem, Tali)
(Peralatan : Penggaris, Cutter, Gunting, Cat Kayu, Kuas)
Cara Kerja :
a. Menempelkan hasil dari pemotongan kain flanel (Departemen Tutup) tersebut pada rangka
alas pada stik es krim.
b. Perakitan tali serta melakukan ukuran pada tali yang akan di ikatkan ke produk stick es krim
sesuai kebutuhan panjangnya.
c. Material handling hasil proses komponen perakitan I menuju ke departemen finishing,
dimana batch size untuk satu kali material handling.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
20
4. Departemen Finishing
(Bahan : Lem, Tali)
(Peralatan : Cutter,Tembak, Gunting, Cat Kayu, Kuas)
Cara Kerja :
a. Pemasangan tali pada produk stik es krim yang telah jadi, dari Departemen Perakitan I.
b. Melakukan pengecekan dan pembersihan pada produk berupa (kotoran, warna dan
pemasangan tali) yang nantinya akan masuk ke ahapan Departemen Inspeksi.
c. Material handling pada departemen inspeksi, tiap kali melakukan material handling adalah
1 buah produk jadi.
5. Departemen Inspeksi
(Bahan Plasik / Pembungkus dan Pengamatan secara visual)
(Peralatan : Gunting)
Cara Kerja :
a. Melakukan identifikasi terhadap kecatatan produk jadi sebelum dilakukan pembungkusan
serta mengetahui Harga Pokok Produksi (HPP).
b. Melakukan pengemasan / pembungkusan serta menambahakan lebel harga pada produk jadi
stik es krim, sebelum nantinya produk akan dipasarkan.
Keterangan : = rute/ jalur penyaluran
Departemen Alas Departemen Tutup
DepartemenPerakitan 1
DepartemenFinishing
DepartemenAlas
DepartemenPerakitan I
DepartemenTutup
DepartemenFinishing
DepartemenInspeksi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
21
Pa
Gam
Gambar : Stik Papan Nama
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
22
CONTOH
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
23
MODUL IIPERAMALAN DAN MPS, MRP
I. PENDAHULUAN
Pada modul 2 ini berisi mengenai peramalan permintaan pada produk. Salah satu hal
yang penting dengan melakukan perencanaan produksi. Perencanaan produksi dilakukan
berdasarkan dengan melakukan forecasting atau peramalan. Peramalan merupakan tahapan awal
dari keseluruhan perencanaan produksi. Adanya ketidakpastian dari permintaan konsumen di
masa yang akan datang menyebabkan aktivitas peramalan sangat dibutuhkan sebagai inputan
bagi proses perencanaan produksi. Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah
variable atau kumpulan variable untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Proses
peramalan dilakukan pada level agregat (part family).
Apabila data yang dimiliki adalah data item maka akan dilakukan agregasi terlebih
dahulu. Dalam proses produksi penjadwalan merupakan salah satu bagian yang penting. Yang
mana di dalam penjadawalan produksi akan memberikan informasi mengenai, kapan, berapa dan
apa yang diproduksi. Metode yang digunakan untuk merancang penjadwalan produksi adalah
master production scheduling (MPS).
Sedangkan dalam proses Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu
teknik perhitungan yang menkonversikan MPS produk akhir ke dalam penjadwalan secara detail
mengenai raw materials atau komponen – komponen yang dibutuhkan oleh produk akhir
tersebut. MRP memberikan informasi raw materials atau komponen apa yang dibutuhkan,
berapa banyak jumlahnya dan kapan komponen – komponen tersebut harus di order dari
supplier.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
24
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Paktikum pada modul 2 praktikum sistem manufaktur antara lain :
1. Mampu memprediksi kebutuhan atau permintaan (demand) yang akan diperlukan dalam
proses produksi.
2. Memahami tahapan dalam berbagai metode peramalan
3. Mampu menentukkan metode peramalan yang tepat
4. Mahasiswa mampu memahami penyusunan MPS sebagai perencanaan level dua
5. Memahami teknik disagregasi family dari rencana Aggregate menjadi MPS item produk
6. Mampu menentukkan kebutuhan pada saat memenuhi permintaan produk yang
dijadwalkan berdasarkan dari MPS yang sudah direncanakan
7. Menjadwalkan pesanan produksi dan pembelian untuk item-item MPS
8. Menentukkan kebutuhan minimal setiap item dengan menentukkan secara tepat system
penjadwalan
9. Menentukkan pelaksanaan rencana pemesanan dengan memberikan kapan pemesana atau
pembatalan suatu pesana yang dilakukan.
10. Menentukkan penjadwalan ulang atau pembatalan suatu jadwal yang sudah direncanakan
1.3 ASUMSI DATA PERMINTAAN DAN PENJUALAN
Dalam melakukan peramalan tentunya sangat dibutuhkan data historis permintaan dan
penjualan. Oleh karena itu pada penelitian ini data yang didapatkan dari random yang dilakukan
dari permintaan dan penjualan pembuatan kerajinan stik dari es cream dengan bermacam
variasi model bentuk. Data penjualan bisa diperoleh dari hasil wawancara atau data historis.
Data permintaan dan penjualan berupa data periodik (data bulanan atau mingguan atau tahunan)
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
25
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI PERAMALAN (FORECASTING)
Peramalan adalah proses untuk memperkiraan berapa kebutuhan dimasa yang akan
datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas dan waktu yang akan datang
yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas dan waktu yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
Dalam suatu perusahaan ramalan dibutuhkan untuk memberikan informasi kepada
pimpinan sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan dalam berbagai kegiatan seperti
peramalan produksi, peramalan bahan baku, peramalan anggaran biaya, peramalan pemasaran.
2.2 METODE PERAMALAN
Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk peramalan. Secara umum metode
peramalan dapat diklasifikasikan dalam dua kategori antara lain :
1. Metode Kualitatif
Merupakan metode yang biasanya digunakan jika data yang ada tidak cukup
representative untuk meramalkan masa yang akan datang (long term forecasting) seperti
metode eksploratif dan metoda normatif.
2. Metode Kuantitatif
Metode ini yang digunakan jika data yang tersedia cukup banyak dan secara ilmiah
metode ini dapat dipertanggung jawabkan. Terdapat macam model peramalan yang
tergolong metode kuantitaf seperti metoda deret waktu (time series), metoda explanatory
atau metoda kausal (hubungan sebab akibat).
2.3 MODEL PERAMALAN TIME SERIES
Metode Deret Waktu (Time Series) merupakan metode suatu peramalan nilai – nilai masa
depan yang didasarkan pada nilai – nilai masa lampau suatu variable atau kesalahan masa
lampau. Model time series biasanya lebih sering digunakan untuk suatu peramalan / prediksi.
Metode kuantitatif yang paling sering digunakan dan ada beberapa metode antara lain :
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
26
1. Single Moving Average
Rata-rata bergerak tunggal (Single Moving Average) adalah suatu metode peramalan
yang dilakukan dengan mengambil sekelompok nilai pengamatan, mencari nilai rata-rata
tersebut sebagai ramalan untuk periode yang akan datang.
=
Rata – rata = …. (1)
Rata – rata = …. (2)
2. Metode Expnential Smoothing
Metode exponential smoothing merupakan metode peramalan yang cukup baik untuk
peramalan jangka panjang dan jangka menengah, terutama pada tingkat operasional suatu
perusahaan, dalam perkembangan dasar matematis dari metode smoothing (forcasting by
Makridakis, hal 79-115) dapat dilihat bahwa konsep. Metode exponential telah
berkembang dan menjadi metode praktis dengan penggunaan yang cukup luas, terutama
dalam peramalan bagi persedian.
Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)Dimana :
Ft : Nilai ramalan untuk periode waktu ke-t
Ft-1 : Nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu, t-1
At-1 : Nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu, t-1
α : Konstanta pemulusan
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
27
3. Weighted Moving Average
4. Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD)
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa
memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan
kenyataannya. Secara metematis, MAD dirumuskan sebagai berikut (Nasution dan
Prasetyawan, 2008 : 34):
MAD =
Atau
MAD = α5. Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE)
MSE merupakan metode alternatif dalam suatu metode peramalan. Pendekatan ini
penting karena tekhnik ini menghasil kankesalahan yang moderat lebih di sukai oleh suatu
peramalan yang menghasilkan kesalahan yang sangat besar. MSE dihitung dengan
menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya
dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, MSE dirumuskan sebagai berikut
(Nasution dan Prasetyawan, 2008 : 34):
MSE =
Atau
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
28
MSE = α …. (4)
6. Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute Percentage Error = MAPE).
MAPE merupakan ukuran kesalahan relativ. MAPE biasanya lebih berarti dibandingakan
MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan
actual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Secara matematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut (Nasution dan
Prasetyawan, 2008 : 35):
MAPE = …. (5)
Atau
MAPE = α ×100 %
2.4 Komponen Deret Berkala Time Series
Pola data time series dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok antara lain :
a. Trend (kecenderungan) T
Merupakan sifat dari permintaaan masa lalu terhadap, waktu kejadian, permintaan
cenderung naik, turun, konstan.
b. Season (Musiman) S
Fluktuasi permintaan produk dapat naik atau turun disekitar garis trend dan biasanya
berulang setiap tahun (misalnya kuartalan, bulanan, mingguan dan lainnya). Pola
musiman dapat dilihat pada plot data terkadang naik dan terkadang turun dalam jangka
waktu atau periode tertentu. Panjang periode musiman dapat dilihat dari jarak periode
antar puncak atau lembah plot time series.
c. Cycle (Siklus)
Permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodic biasanya
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
29
dari sau tahun. Datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti
yang berhubungan dengan siklus bisnis.
d. Random / Variasi acak /Stationer (R)
Permintaan suatu produk dapat mengikuti pola bervariasi secara acak / stationer. Nilai
data berfluktasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Data yang stasioner mempunyai
rata-rata (mean) dan varians yang konstan dari waktu ke waktu. Untuk dapat
menentukkan apakah suatu data time series stationer atau tidak dapat dilihat dari plot.
Bila data tidak menunjukkan adanya kenaikan atau penurunan dari waktu ke waktu
maka data telah stasioner.
Contoh Model Time Series :
Gambar 1. Model Gambar Time Series
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
30
Data time series merupakan data yang dikumpulkan, dicatat atau diobservasi sepanjang
waktu secara berurutan. Periode waktu observasi dapat berbentuk tahun, kuartal, bulan, minggu
dan dibeberapa kasus dapat juga hari atau jam. time series dianalisis untuk menemukan pola
variasi masa lalu yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan nilai masa depan dan
membantu dalam manajemen operasi serta membuat perencanaan. Menganalisis time series
berarti membagi data masa lalu menjadi komponen-komponen dan kemudian
memproyeksikannya ke masa depan Analisis time series dipelajari karena dengan mengamati
data time series akan terlihat empat komponen yang mempengaruhi suatu pola data masa lalu
dan sekarang, yang cenderung berulang dimasa mendatang.
2.5 MASTER PRODUCTION SCHEDULING (MPS)Pada Dasarnya jadwal produksi Pada dasarnya jadwal produksi induk (Master
ProductionSchedule) merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir darisuatu perusahaan
industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan
periode waktu.
MPS mendisagregasikan dan mengimplementasikan rencanaproduksi. Apabila rencana
produksi yang merupakan hasil dariproses perencanaan produksi (aktivitas Agregat Planing)
dinyatakandalam bentuk agregat, MPS dinyatakan dalam bentuk konfigurasispesifik dengan
nomor – nomor item yang ada dalam BOM (Bills Of Materials).
2.6 Manufacturing lead time (MLT)
Manufacturing lead time (MLT) adalah waktu normal yang dibutuhkan untuk
memprodukai item produk dalam jumlah tertentu. MLT terdiri dari lima elemen, yaitu :
1. Queue Time, waktu yang dihabiskan suatu objek kerja untuk menunggu di work center
sebelum proses dimulai (waktu antrian). Waktu antrian ini terjadi dikarenakan work center
sibuk.
2. Setup Time, waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan work center untuk beroperasi.
3. Run Time/Process Time, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses di work center.
4. Wait Time, adalah waktu yang dihabiskan oleh suatu objek kerja untuk menunggu proses di
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
31
work center selanjutnya. Waktu tunggu ini terjadi bisa disebabkan oleh setup time di work
center tersebut cukup lama.
5. Move Time, waktu yang dibutuhkan suatu objek kerja untuk berpindah dari work center
satu ke work center selanjutnya.
Dengan demikian MLT adalah penjumlahan dari kelima elemen waktu tersebut.
Contoh Perhitungan MLT :
An order for 100 of a product is processed on work centers A and B. The setup time onA is 30 minutes, and run time is 10 minutes per piece. The setup time on B is 50 minutes,and the run time is 5 minutes per piece. Wait time between the two operations is 4hours. The move time between A and B is 10 minutes. Wait time after operation B is 4hours, and the move time into stores is 15 minutes. There is no queue at eitherworkstation. Calculate the total manufacturing lead time for the orderWork center A operation time = 30 + (100 x 10) = 1030 minutesWait time = 240 minutesMove time from A to B = 10 minutesWork center B operation time = 50 + (100 x 5) = 550 minutesWait time = 240 minutesMove time from B to stores = 15 minutes +Total Manufacturing Lead Time
= 2085 minutes= 34 hours, 45 minutes
2.7 Master Production Scheduling (MPS)
Master Production Scheduling (MPS) adalah suatu metode penjadwalan yang dapat
mendefinisikan mengenai apa yang akan diproduksi, kapan melakukan produksi dan berapa
banyak jumlah produk yang diproduksi. MPS merupakan salah bentuk disaggregate planning
dan implementasi dari perencanaan produski.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
32
MPS berfungsi sebagai jadwal produksi dan pembelian order untuk item – item MPS,
sebagai input untuk MRP, dasar untuk memperhitungkan sumber daya yang dibutuhkan, dan
sebagai dasar untuk membuat keputusan perjanjian kepada customers. Dalam melakukan MPS
dibutuhkan data masukan sebagai berikut :
1. Perencanaan produksi :: MPS harus sesuai dengan perencanaan produksi yang telah dibuat.
2. Data permintaan :: peramalan penjualan, order dari customer, safety stock, dan kebutuhangudang
3. Status inventori
4. Kebijakan order
Gambar 2. Product level VS Production Planning
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
33
Contoh Tabel MPS
Tabel Contoh Tabel MPS
For periods 6, 7, and 8 the net requirements is= Demand + Safety stock – Starting projected available balance= (5 + 8 + 4) + 3 – 4= 16
This will be the planned order to be received in period 6 and to be released in period*Planned order diganti dengan planned production
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
34
2.8 MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik perhitungan yang
menkonversikan MPS produk akhir ke dalam penjadwalan secara detail mengenai raw materials
atau komponen – komponen yang dibutuhkan oleh produk akhir tersebut. MRP memberikan
informasi raw materials atau komponen apa yang dibutuhkan, berapa banyak jumlahnya dan
kapan komponen – komponen tersebut harus di order dari supplier.
Data – data yang dibutuhkan sebelum melakukan material requirement planning (MRP)
adalah :
a. Hasil dari master production scheduling (MPS)
b. Bill of material :: jumlah kebutuhan masing – masing komponen pada satu produk jadi.
c. Data inventory master file.
Gambar 3. Skema Penggunaan Material Requirements Planning
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
35
Contoh perhitungan MRP adalah sebagai berikut.
Tabel 1 ContohTabel MRP
Zero-LevelWeek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross requirements 50 150 50 100 100On hand 400 400 400 350 350 350 200 200 200 150 50 50 50Net requirements -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- 50Planned order receipts 50Planned order releases 50Lead time = 3 weeks
Level 1Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross requirements 50 200On hand 50 50 50 100 100 100 100 100 100 100 50 100Net requirements 150Planned order receipts 50Planned order releases 250Lead time = 4 weeks
Net requirements for planning period =gross requirements for planning period - planned on hand at planning period
Planned on hand at planning period =current on hand +scheduled receipts prior to planning period – scheduled
requirements prior to planning period
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
36
2.9 Input perencanaan kebutuhan material, antara lain:
1. Jadwal I nduk Produksi
2. Status Persediaan Menggambarkan semua status semua item yang ada dalam persediaan.
Setiap item persediaan harus diidentifikasi dengan jelas jumlahnya karena transaksi-
transaksi ynag terjadi, misalnya penerimaan, pengeluaran, produk cacat dan persediaan
pengaman.
3. Struktur Produk atau Bill of Materilas
2.10 Langkah-langkah dalam proses pengolahan MRP, antara lain :
1. NETTING ( Perhitungan kebutuhan bersih)
Kebutuhan bersih (NR) dihitung sebagai bnilai dari kebutuhan kotor (GR) minus Jadwal
penerimaan (SR) minus persediaan yang ada ditangan (OI). Kebutuhan bersih dianggap
nol bila NR lebih kecil atau sama dengan nol.
2. LOTTING (Penentuan ukuran lot)
Langkah ini bertujuan menentukan besarnya pesanan individu yang optimal berdasarkan
hasil dari perhitungan kebutuhan bersih.
3. OFFSETTING (penentuan waktu pemesanan)
Langkah ini bertujuan supaya kebutuhan komponen dapat tesedia tepat pada saat yang
diperlukan dengan memperhatikan lead time pengadaan komponen tersebut.
4. EXPLOSION
Langkah ini merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk komponen pada level
yang lebih rendah dari struktur produk yang tersedia. Adapun Teknik penentuan ukuran
lot, antara lain:
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
37
MODUL IIIPERANCANGAN FASILITAS
3.1 LATAR BELAKANG
Pada tahap sebelumnya perencanaan fasilitas bertujuan untuk memberikan gambaran
yang jelas kepada stakeholder mengenai kebutuhan mesin dan material untuk dapat
menghasilkan produk (kapasitas produksi yang dibutuhkan). Modul ini merupakan modul
terakhir dari praktikum Sistem Manufaktur. Pada modul ini akan dilakukan perancangan tata
letak fasilitas dengan mempertimbangkan aspek stakeholder serta aspek penunjang tata letak
fasilitas lainnya.
Pada modul modul sebelumnya telah merencanakan sistem produksi, permintaan
produksi, menentukkan jumlah material yang dibutuhkan, mengetahui keterkaitan antara
komponen suatu produk, bahan, aktivitas.
3.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Pada modul ini bertujuan yaitu :
1. Membuat Perancangan Struktur Organisasi
2. Membuat Activity Relationship Chart (ARC)
3. Membuat Activity Relationship Diagram (ARD)
4. Melakukan perhitungan ongkos produksi atau HPP
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
38
3.3 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi digunakan untuk mengetahui jumlah departemen yang diperlukan,
uraian pekerjaan masing-masing jabatan, jumlah pegawai yang diperlukan, dan pangkat atau
golongan dari masing-masing jabatan. Pembuatan struktur organisasi dan perencanaan sumber
daya manusia ini
1. Departemen Produksi, Keuangan, Pemasaran harus ada dalam struktur organisasi,
departemen lain dapat ditambahkan jika diperlukan.
2. Deskripsi tugas (job description) masing-masing bagian harus jelas dan spesifik.
3. Sebaiknya Struktur Organisasi dibuat “ramping” dan hemat tenaga kerja
3.4 Activity Relationship Chart (ARC)
Activity Relationship Chart (ARC) adalah salah satu teknik untuk merencanakan
keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan. Manfaat ARC yaitu:
Menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya serta alasannya.
Memperoleh suatu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya. ARC menggunakan ukuran
kualitatif untuk menilai hubungan antar fasilitas. Ukuran kualitatif ini dinilai melalui huruf-huruf
yang tercantum pada tabel huruf beserta artinya pada ARC dibawah ini.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
39
No.TINGKAT
KEPENTINGAN KODE WARNA
1 Mutlak Penting A MERAH2 Sangat Penting E KUNING3 Penting I HIJAU4 Biasa / Cukup O BIRU5 Tidak Penting U PUTIH6 Tidak Diinginkan X COKLAT
Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk merancang tata letak fasilitas. Pada
perancangan tata letak fasilitas ini hanya digunakan metode activity relationship chart (ARC).
ARC adalah teknik kualitatif yang sederhana dalam merencanakan tata letak fasilitas atau mesin.
Berdasarkan derajat hubungan aktivitas dari masing-masing fasilitas atau mesin tersebut.
Prosedur pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) sebagai berikut :
1. Identifikasi semua fasilitas kerja / departemen / mesin dan ukurannya
2. Definisikan kriteria hubungan antar fasilitas kerja
3. Tentukan nilai hubungan antar fasilitas
4. Plot hasil perumusan nilai hubungan dalam ARC.
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
40
Keterangan :A= Bagian/DepartemenB= Derajat KedekatanC= Alasan penetapan derajat hubungan
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
41
Kode Alasan Kedekatan
Untuk setiap tingkat kepentingan, harus dijabarkan alasan-alasan yang melatarbelakangi alasan
penentuan tingkat kepentingan tersebut, yang dicantumkan dalam ARC dalam bentuk kode 1,2,3,
dan seterusnya. Misalkan, kode alasan yang digunakan adalah seperti tabel dibawah :
3.5 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
Harga pokok penjualan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual atau harga perolehan dari bahan yang dijual. Biaya yang akan diperhitungkan
ke dalam harga pokok hendaknya dapat diduga sebelumnya sebelum proses produksi.
Metode penentuan harga pokok produksi dalam memperhitungkan unsur – unsur biaya
kedalam harga pokok produksi :
a. Full CostingMerupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variable maupun tetap ditambah
dengan biaya non produksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum).
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
4239
Contoh 1.
Biaya bahan baku xxxBiaya tenaga kerja langsung xxxBiaya overhead pabrik variabel xxxBiaya overhead pabrik tetap xxx + Harga
pokok produksi xxxBiaya administrasi dan umum xxxBiaya pemasaran xxx +
Biaya komersil xxx ±
Total harga pokok produk xxx
b. Variabel Costing
Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produks yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel
ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi
dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan
biaya administrasi dan umum tetap).
Contoh 2.Biaya bahan bakuBiaya tenaga kerja langsungBiaya overhead pabrik variabel
xxx xxx xxx +
Harga pokok produksi variabelBiaya pemasaran variabel xxx
xxx
Biaya administrasi dan umum variabelBiaya komersil
xxx +xxx +
Total biaya variabelBiaya overhead pabrik tetap xxx
xxx
iaya pemasaran tetapBiaya admistrasi dan umum tetap
xxxxxx +
Total biaya tetapTotal harga pokok produk xxx
xxx +
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTURPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRISEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDINTAHUN AJARAN 2017-2018
43
DAFTAR PUSTAKA
Apple, James M., Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Penerbit ITB, Bandung, 1990.
Askin, R.G., J.B. Goldberg, Design and Analysis of Lean Production System, John Wiley &
Sons, 2002
Bauer A., Bowden R., Browne J., Duggan J., and Lyons G., 1994, Shop Floor Control Systems:
From Design to Implementation, Chapman & Hall, UK.
Baker, K.R., 1974, Introduction to Sequencing and Scheduling, John Wiley, New York.
Bedworth, DD and Bailey.J.E., 1987, Intregrated Production Control System, p. 217 – 233, John
Wiley and sons Inc, Canada.
Groover, Mikell P., Automation, Production Systems, and Computer Integrated Manufacturing
Third Edition, Prentice Hall, 2008.
Jenny, Perancangan Perangkat Lunak Tata Letak Fasilitas yang Memperhatikan Fungsi
Departemen Fungsi Departemen dan Menghasilkan Keluaran Tata Letak Berbentuk
Gambar Dua Dimensi (AutoCAD),Tugas Sarjana, ITB, 1997.
Tompkins, James A., et al., Facilities Planning, John Wiley & Sons, Canada, 1996
Sipper & Bulfin Jr., Production Planning, Control, and Integrations, McGraw Hill, 1997
Schonberger, R. J., Japanese Manufacturing Techniques, Macmillan, 1982