Laboratorium Kimia Organik Merupakan Tempat Kegiatan Pengujian Oleh Mahasiswa Teknik Kimia...

3
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI KEGIATAN PRAKTIKUM ANALISIS SPOT TEST DENGAN KOAGULASI MENGGUNAKAN POLIALUMINIUM KLORIDA Eti Rohaeti, Trie Nenny Febriyanti, Irmanida Batubara Departemen Kimia FMIPA-IPB Bogor Pemanfaatan Biji Alpukat sebagai koagulan Alami untuk Pengolahan Limbah Laboratorium Kimia Organik Buah alpukat merupakan salah satu jenis buah-buahan yang digemari masyarakat Indonesia. Malang merupakan salah satu sentra produksi buah alpukat yang utama sehingga populasi buah tersebut cukup tinggi. Namun, biji alpukat yang terdapat pada buah alpukat hanya dibuang sebagai limbah. Hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sebenarnya, biji alpukat memiliki banyak kandungan yang dapat dimanfaatkan. Menurut Winarti dan Purnomo (2006) dalam penelitiannya, biji alpukat mengandung kadar pati sebesar 80.1%. Pati tersusun dari amilopektin dan amilosa yang memiliki berat molekul tinggi sehingga dapat menstabilkan partikel koloid. Polimer alami tersebut dapat digunakan sebagai koagulan alami. Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan air untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap (Sutresno, 2006). Dengan kata lain, pati merupakan koagulan alami yang baik (Periodicals, 2008). Laboratorium kimia organik merupakan tempat kegiatan pengujian oleh mahasiswa teknik kimia. Aktifitas pengujian di laboratorium yang cukup padat menyebabkan volume air limbah yang dihasilkan cukup banyak. Karakteristik air limbah laboratorium dapat dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sebagian besar unsur-unsur berbahaya yang terdapat pada air limbah laboratorium adalah logam berat Besi (Fe), Mangan (Mn), Krom (Cr), dan Merkuri (Hg). Hal tersebut menyebakan dampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan alternatif pengolahan limbah untuk menghindari pencemaran lingkungan sehingga air limbah dapat memeuhi syarat baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut: pH dengan kadar maksimum 6-10, Biological Oxygen Demand

description

,

Transcript of Laboratorium Kimia Organik Merupakan Tempat Kegiatan Pengujian Oleh Mahasiswa Teknik Kimia...

Page 1: Laboratorium Kimia Organik Merupakan Tempat Kegiatan Pengujian Oleh Mahasiswa Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang Untuk Memperoleh Data Hasil Uji Yang Akurat Dan Valid

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI KEGIATAN PRAKTIKUM ANALISIS SPOT TEST DENGAN KOAGULASI MENGGUNAKAN POLIALUMINIUM KLORIDA Eti Rohaeti, Trie Nenny Febriyanti, Irmanida Batubara Departemen Kimia FMIPA-IPB Bogor

Pemanfaatan Biji Alpukat sebagai koagulan Alami untuk Pengolahan Limbah Laboratorium Kimia Organik

Buah alpukat merupakan salah satu jenis buah-buahan yang digemari masyarakat Indonesia. Malang merupakan salah satu sentra produksi buah alpukat yang utama sehingga populasi buah tersebut cukup tinggi. Namun, biji alpukat yang terdapat pada buah alpukat hanya dibuang sebagai limbah. Hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sebenarnya, biji alpukat memiliki banyak kandungan yang dapat dimanfaatkan.

Menurut Winarti dan Purnomo (2006) dalam penelitiannya, biji alpukat mengandung kadar pati sebesar 80.1%. Pati tersusun dari amilopektin dan amilosa yang memiliki berat molekul tinggi sehingga dapat menstabilkan partikel koloid. Polimer alami tersebut dapat digunakan sebagai koagulan alami. Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan air untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap (Sutresno, 2006). Dengan kata lain, pati merupakan koagulan alami yang baik (Periodicals, 2008).

Laboratorium kimia organik merupakan tempat kegiatan pengujian oleh mahasiswa teknik kimia. Aktifitas pengujian di laboratorium yang cukup padat menyebabkan volume air limbah yang dihasilkan cukup banyak. Karakteristik air limbah laboratorium dapat dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sebagian besar unsur-unsur berbahaya yang terdapat pada air limbah laboratorium adalah logam berat Besi (Fe), Mangan (Mn), Krom (Cr), dan Merkuri (Hg). Hal tersebut menyebakan dampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan alternatif pengolahan limbah untuk menghindari pencemaran lingkungan sehingga air limbah dapat memeuhi syarat baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut: pH dengan kadar maksimum 6-10, Biological Oxygen Demand (BOD) sebesar 100 mg/mL, dan Total Suspended Solid (TSS) sebesar 100 mg/mL.

Metode IPAL yang umum digunakan adalah secara kimiawi dengan penambahan koagulan kimia Aluminium Sulphate dan Polyaluminium Chloride (PAC). Keunggulan yang dimiliki kedua bahan tersebut adalah dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas, air limbah tidak menjadi keruh bila pemakaiannya berlebihan, dan lebih cepat membentuk flok (Tchobanoglous, dkk, 2003, 267). Menurut Eti Rohaeti (2010) dalam penelitiannya tentang “PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI KEGIATAN PRAKTIKUM ANALISIS SPOT TEST DENGAN KOAGULASI MENGGUNAKAN POLIALUMINIUM KLORID”, menunjukkan hasil penurunan warna pada air limbah serta kadar logam Ni, Cr, dan Pb secara cepat. Namun, penurunan warna dan kadar logam belum memenuhi batas baku mutu air limbah. Selain itu, menghasilkan banyak lumpur yang perlu ditangani, diolah, dan dibuang. Senyawa alum juga dapat memicu penyakit Alzheimer dan memiliki sifat neurotoksisitas (Campbell, 2002).

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengatasi kekurangan tersebut maka digunakan suatu koagulan alami sebagai alternatif. Koagulan alami yang digunakan adalah biji alpukat. Protein yang terkandung dalam biji alpukat diharapkan dapat berperan sebagai polielektrolit alami yang kegunaannya sama dengan koagulan kimia.

Page 2: Laboratorium Kimia Organik Merupakan Tempat Kegiatan Pengujian Oleh Mahasiswa Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang Untuk Memperoleh Data Hasil Uji Yang Akurat Dan Valid

Berdasarkan permasalahan diatas, kami melakukan penelitian terhadap pemanfaatan biji alpukat sebagai alternatif bahan koagulan alami untuk proses pengolahan limbah laboratorium kimia organik.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana cara pemanfaatan biji alukat sebagai alternatif bahan koagulan untuk proses pengolahan limbah lab kimor?2. BAgaimana pengaruh dosis penambahan biji alpukat sebagai koagulan alami terhadap analisa pH, kadar BOD, dan kadar TSS imbah labor kimor?3. Berapakah dosis penggunaan biji alpukat sebagai koagulan alami yang optimal utuk memeprbaiki kualitas air limbah sehingga sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003?1.3 Tujuan Penelitian

5.1 Latar BelakangKkklll

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk