Labor Union
description
Transcript of Labor Union
1
Labor Union
Labor Economics SeriesAndri Wijanarko
2
MOVIE :
https://www.youtube.com/watch?v=DUwkBgPjzqA
3
MOVIE :
http://www.youtube.com/watch?v=xk__EI-1ApM&NR=1&feature=endscreen
4
Kasus Ketenagakerjaan
5
Pemogokan di Indonesia (2004)
10
11
12
20
10
12
9
12
7
9
0 5 10 15 20
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Jumlah Kasus
6
Pemogokan di Indonesia (2004)
4789
4913
5049
8654
4213
5315
3987
4250
3110
3812
0 3000 6000 9000
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Tenaga Kerja yang Terlibat
7
Pemogokan di Indonesia (2004)
49154
50112
51764
94513
46714
48765
44324
46146
32132
35156
0 25000 50000 75000 100000
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Jam Kerja yang Hilang
8
Pemogokan di Indonesia (2011)
9
Marsinah(10 April 1969 – 8 Mei 1993)
10
11
Labor Union
Serikat Pekerja merupakan suatu organisasi yang memperhatikan perbaikan kondisi kerja.
Pendapat Pendukung :
12
Labor Union
Pekerja memaksimalkan pemenuhan kebutuhan
Keinginan Pelaku Ekonomi
Firms memaksimalkan profit
13
Labor UnionANGGOTA SERIKAT PEKERJA
(% Nonagricultural Workers Unionized)
NEGARA 1970 1979 1987Amerika Serikat PerancisJepangSwitzerlandCanada
5122353132
2528323436
1728283336
InggrisFinlandiaDenmarkSwedia
51566679
58848689
50859596
14
Labor Union
Tujuan• Meningkatkan upah • Memperbaiki kondisi lingkungan kerja
Cara :• Collective Bergaining• Pergerakan sosial• Legislatif / political action
15
DETERMINANTS OF UNION MEMBERSHIP
Pekerja akan bergabung dengan labor union apabila upah yang ditawarkan memberikan “Utility” lebih baik.
16
MOVIE
http://www.youtube.com/watch?v=A2Rwq6dnqTs
17
The Decision to Join a Union
18
The Decision to Join a Union
Hours of Leisure
Hours of Work
Non Unions firms :Upah w* Budget line ATWorks h* atau h* = T – L)Indifference Curve U
0
0
T
Dollars
T
A
Kondisi awalWage = w* U
L*
h*
B
Wage naikWage = wu
Probability 1Labor Demand : Inelastic
U1
h1
U0
h0
Probability 2Labor Demand : Elastic
P
P1
P1
19
The Demand for and Supply of Union Jobs
• Union organizer dapat menjanjikan upah yang lebih tinggi
• Smaller employment loss • Biaya rendah (contoh : iuran)
Pekerja akan mendukung “unionization” apabila
The Demand for union job
20
The Demand for and Supply of Union Jobs
• Bergaining power dengan pihak management
• Peningkatan manfaat untuk anggota• Proses pengorganisasian union• Program kerja union
Tawaran Labor Union
The Supply for union jobs
21
Labor UnionANGGOTA SERIKAT PEKERJA TAHUN 2001 (%)
GenderMenWomen IndustryAgricultutalMiningConstructionManufacturingTrasportationTradeFinanceServicesGovernment
15.111.7
1.912.318.414.623.54.72.15.93.4
RaceWhiteBlackHispanic OccupationManagerial, ProffesionalTechnical, SalesServiceProduction, CraftOperators, LaborersFarming
13.1 17.011.3
12.88.913.321.519.94.6
22
Anggota Serikat Pekerja
• Selandia Baru : Berkurang 20 % dalam waktu 8 tahun
• Indonesia – Tahun 2002 : 55 ribu– Tahun 2005 : 32 ribu
23
Monopoly Unions
24
Monopoly Unions
Asumsi• Unions utility tergantung pada
Upah (w) dan Employment (E) • Firm Profit-maximazing
Competitive, yaitu firm tidak dapat mempengaruhi harga.
• Union meminta kenaikan upah menjadi wM dan firm menurunkan jumlah pekerja menjadi EM Union move first.
25
The Behavior of Monopoly Unions
Dollar
Employment
D
WM
EM
UW*
Competitive Wage
E*
Increase Wage
Employer cuts back employment
M
Inelastic
U’
M’
D’
The Union could demand a higher wage and get more utility.
26
Unions and Resource Allocation
Monopoly unionsm is inefficient because unions reduce the total value of labor’s contribution to national income.
27
Unions and Labor Market Efficiency
SECTOR 2Non Union Employment
SECTOR 1Union Employment
0 H
0H
D1
D2
W*
C
E1
E2
Wu
A
B
D
A’
D’G
E’1
E’2
E
Deadweight Loss
F
28
Union Wage Gap
29
Union Wage Gap
0
5
10
15
20
25
30
35
40
1920-24
1925-29
1930-34
1935-39
1940-44
1945-49
1950-54
1955-59
1960-64
1965-69
1970-74
1975-79
1980-84
1985-89
1990-94
Wage Gap between Union and Nonunion Workers
30
The Exit-Voice Hypothesis
31
The Exit-Voice Hypothesis
• Tanpa union : Pekerja tidak dapat menyampaikan aspirasi sehingga pilihannya : “Exit”
• Pengaruh union pada : Produktifitas pekerja, perpindahan pekerja (Labor turnover) dan kepuasan kerja.
• Union berperan sebagai penyampai aspirasi pekerja (Voice)
32
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2000TENTANG
SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH
33
Pasal 1Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya;
UU No. 21 Tahun 2000
34
2. Serikat pekerja/serikat buruh di perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh di satu perusahaan atau di beberapa perusahaan;
3. Serikat pekerja/serikat buruh di luar perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh yang tidak bekerja di perusahaan;
UU No. 21 Tahun 2000
35
Pasal 5
(1) Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.
(2) Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang pekerja/buruh.
UU No. 21 Tahun 2000
36
Pasal 25(1) Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan berhak:
a. membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;
b. mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial
UU No. 21 Tahun 2000
37
c. mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan;
d. membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh;
e. melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
UU No. 21 Tahun 2000
38
Pasal 28Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankanatau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan cara:
a. melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan sementara, menurunkan jabatan, atau melakukanmutasi;
UU No. 21 Tahun 2000
39
b. tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;
c. melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;
d. melakukan kampanye anti pembentukan serikat pekerja/serikat buruh.
UU No. 21 Tahun 2000
40
Pasal 43(1) Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dikenakan sanksi pidana paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.
UU No. 21 Tahun 2000
41
Terima kasih…