labirinitisd

32
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Labirinitis adalah sebuah inflamasi pada labirin yang terletak pada telinga sebelah dalam. 1,2 Salah satu fungsi dari telinga dalam adalah untuk mengatur keseimbangan. Bila fungsi ini terganggu secara klinis, akan terjadi gangguan keseimbangan dan pendengaran yang menghilang secara tiba – tiba dan dapat mengenai satu telinga atau keduanya. Etiologi labirinitis kebanyakan disebabkan oleh bakteri atau virus. Labirinitis yang disebabkan oleh proses autoimunne menyebabkan proses iskemia pada pembuluh darah yang bisa mengakibatkan disfungsi yang menyerupai labirinitis akut. 2 Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh komplikasi intratemporal dari radang telinga tengah. 1,2 Penderita otitis media kronik yang kemudian tiba-tiba mendapat serangan vertigo, muntah dan kehilangan pendengaran harus waspada terhadap timbulnya labirinitis supuratif. Bakteri masuk ke dalam melalui kanalikuli di dalam tulang, 1

description

dasdsd

Transcript of labirinitisd

Page 1: labirinitisd

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Labirinitis adalah sebuah inflamasi pada labirin yang terletak pada telinga

sebelah dalam.1,2 Salah satu fungsi dari telinga dalam adalah untuk mengatur

keseimbangan. Bila fungsi ini terganggu secara klinis, akan terjadi gangguan

keseimbangan dan pendengaran yang menghilang secara tiba – tiba dan dapat

mengenai satu telinga atau keduanya. Etiologi labirinitis kebanyakan disebabkan oleh

bakteri atau virus. Labirinitis yang disebabkan oleh proses autoimunne menyebabkan

proses iskemia pada pembuluh darah yang bisa mengakibatkan disfungsi yang

menyerupai labirinitis akut.2

Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh komplikasi intratemporal dari radang

telinga tengah.1,2 Penderita otitis media kronik yang kemudian tiba-tiba mendapat

serangan vertigo, muntah dan kehilangan pendengaran harus waspada terhadap

timbulnya labirinitis supuratif. Bakteri masuk ke dalam melalui kanalikuli di dalam

tulang, hematogen atau limfogen. Paling sering melalui destruksi tulang oleh

kolesteatom dan merusak labirin vestibuler. Bila mengenai seluruh labirin disebut

labirinitis umum dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat. Jika infeksinya

terbatas akan menimbulkan labirinitis lokal dengan gejala vertigo yang ringan.1

Klasifikasi labirinitis terdiri dari labirinitis sirkumkripta, labirinitis difusa yang

terdiri dari serosa dan purulen, dan labirinitis laten.2

Labirinitis virus biasanya mengenai usia 30-60 tahun dan ini jarang diamati

pada anak-anak. Meningogenic supurative labirinitis biasanya mengenai anak-anak

yang berusia lebih dari 2 tahun. Otogenic supurative labirinitis dapat diamati pada

1

Page 2: labirinitisd

orang-orang dari segala usia. Serouse labirinitis lebih umum dalam anak kelompok

usia, dimana sebagian besar kedua kasus akut dan kronis otitis media diamati.2

Data epidemiologi labirinitis masih kurang, namun dari beberapa referensi

didapatkan penyebab terbanyak adalah virus. Prevalensi orang dengan pendengaran

yang hilang secara tiba-tiba diperkirakan 1 kasus di 10.000 orang. Satu studi yang

melaporkan bahwa 37 pasien 240 menyajikan dengan vertigo posisional disebabkan

oleh labirinitis virus.2

2

Page 3: labirinitisd

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Anatomi dan Fisiologi Telinga

2.1.1 Anatomi

Telinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan.

Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. 1,3

Gambar 1. Telinga normal

3

Page 4: labirinitisd

A. Telinga Luar

Telinga luar terdiri atas aurikula, meatus akustikus eksternus dan membrane

timpani. Aurikulum disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit tipis

yang melekat erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa lembar

otot lurik yang pada manusia rudimenter.1,3

Meatus akustikus eksternus berbentuk tabung dengan panjangnya kira-kira 2,5-

3 cm, manakala diameternya bervariasi yaitu lateral biasanya lebih lebar dari medial.

Meatus akustikus eksternus tediri dari dua bagian yaitu bagian lateral dan medial.

Bagian lateral adalah pars kartilagenus yaitu 1/3 luar merupakan lanjutan dari

aurikulum, mempunyai rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumenalis serta kulit

melekat erat dengan perikondrium. Bagian medial adalah pars osseus yaitu 2/3 medial

merupakan bagian dari os temporalis, tidak berambut, ada penyempitan istmus yaitu

kira-kira 5 mm dari membrane timpani.1,3

Membran timpani memisahkan meatus akustikus eksternus dan telinga tengah.

Membrane timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga

dengan diameter kira-kira 1 cm. Bagian atas disebut pars flaksida sedangkan bagian

bawah pars tensa. Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan

epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia. Pars tensa

mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan

sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler dibagian

dalam. Serat inilah yang menyebabkan reflek cahaya, reflek cahaya terletak di

kuadran anterior inferior. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane

timpani disebut umbo. Membrane timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik

garis searah dengan prosessus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu

di umbo, sehingga didapatkan bagian superior – anterior, superior- posterior, inferior

– anterior, inferior – posterior, untuk menyatakan letak perforasi membrane timpani.1,3

4

Page 5: labirinitisd

B. Telinga Tengah

Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruangan yang terisi udara yang

terletak dibagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan disebelah

posterior dengan ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring

melalui tuba eustachius. Epitel yang melapisi rongga timpani dan setiap bangunan

didalamnya merupakan epitel selapis gepeng atau kuboid rendah, tetapi dibagian

anterior pada celah tuba eustachius epitelnya selapais silindris bersilia.1,3

Di bagian dalam rongga ini terdapat tiga jenis tulang pendengaran yaitu : tulang

maleus, inkus, stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak, tanpa rongga sum-

sum tulang. Tulang maleus melekat pada membrane timpani. Tulang maleus dan inkus

tergantung pada ligament tipis diatap ruang timpani. Lempeng dasar stapes melekat

pada tingkat celah oval (fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada dua otot kecil yang

berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. Otot tensor timpani terletak dalam

saluran diatas tuba auditiva, tendonnya berjalan mula-mula kearah posterior kemudian

mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari

dinding medial ke lateral untuk berinsersi kedalam gagang maleus. Tendon otot

stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk pyramid dalam dinding posterior dan

berjalan anterior untuk berinsersi kedalam leher stapes. Otot-otot ini berfungsi

protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi.1,3

C. Telinga Dalam

Telinga dalam adalah suatu system saluran dan rongga didalam pars petrosum

tulang temporalis. Telinga dalam dibentuk oleh labirin tulang (labirin osseosa) yang

didalamnya terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan perilimfe

sedangkan labirin membranasea berisi cairan endolimfe.1,3

Labirin tulang terdiri atas tiga komponen yaitu : kanalis semisirkularis,

vestibulum, koklea tulang. Labirin tulang ini disebelah luar berbatasan dengan

5

Page 6: labirinitisd

endosteum, sedangkan dibagian dalam dipisahkan dari labirin membranasea yang

terdapat didalam labirin tulang oleh ruang perilimfe yang berisi cairan endolimfe.

Vestibulum merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan dengan

rongga timpani melalui suatu membrane yang dikenal sebagai fenestra ovale. Ke

dalam vestibulum bermuara tiga buah kanalis semisirkularis yaitu kanalis

semisirkularis anterior, kanalis semisirkularis posterior dan kanalis semisirkularis

lateral yang masing-masing saling tegak lurus. Setiap saluran semisirkularis

mempunyai pelebaran atau ampula. Walaupun ada tiga saluran tetapi muaranya

hanya lima karena ujung posterior saluran posterior yang tidak berampula menyatu

dengan ujung medial saluran anterior yang tidak berampula dan bermuara kedalam

bagian medial vestibulum oleh krus komunne. Kearah anterior rongga vestibulum

berhubungan dengan koklea tulang dan fenestra rotundum. Koklea merupakan tabung

berpilin mirip rumah siput. Bentuk keseluruhannya mirip kerucut dengan dua tiga-

perempat putaran. Sumbu koklea tulang disebut mediolus. Tonjolan tulang yang

terjulur dari modiolus membentuk rabung spiral dengan suatu tumpukan tulang yang

disebut lamina spiralis. Lamina spiralis ini terdapat pembuluh darah dan ganglion

spiralis, yang merupakan bagian koklear nervus akustikus. 1,3

Labirin membranasea terletak didalam labirin tulang, merupakan suatu system

saluran yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Labirin

ini dipisahkan dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan perilimf. Pada

beberapa tempat terdapat lembaran –lembaran jaringan ikat yang mengandung

pembuluh darah melintasi ruang perilimf untuk menggantung labirin membranasea.

Labirin membranasea terdiri atas duktus semisirkularis, membranasea, ultrikulus,

sakulus dan duktus koklearis. 1,3

2.1.2 FISIOLOGI

A. Pendengaran

6

Page 7: labirinitisd

Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi tekanan vibrasi udara tertentu

dan menginterpretasikannya sebagai bunyi. Telinga mengkonversi energi gelombang

tekanan menjadi impuls saraf, dan kortek cerebri mengkonversi impuls ini menjadi

bunyi. Bunyi memiliki frekuensi, amplitude dan bentuk gelombang. Frekuensi

gelombang bunyi adalah kecepatan osilasi gelombang udara per unit waktu. Telinga

manusia dapat menangkap ferkuensi yang berfariasi dari sekitar 20 – 18000 Hertz

(Hz). Satu hertz adalah satu siklus per detik. Amplitudo adalah ukuran energi atau

intensitas fluktuasi tekanan. Gelombang bunyi dengan amplitude yang berbeda di

interpretasikan sebagai perbedaan dalam kekerasan. Ukuran bunyi dalam decibel

(dB).1,2,3

Gelombang bunyi ditangkap oleh aurikulum dan di transmisikan ke dalam

meatus akustikus eksternus kemudian bergerak menuju kanalis akustikus internus

kearah membrane tympani. Gelombang bunyi menyebabkan vibrasi membrane

tympani.Sifat membrane adalah aperiodis yang tidak memiliki frekuensi alaminya

sendiri tetapi mengambil karakteristik vibrasi yang terjadi.1,3

Getaran tersebut menggetarkan membrane tympani di teruskan ke membrane

tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran

melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane

timpani dengan fenestra ovale, Muskulus stapedius dan tensor timpani berkontraksi

secara reflektori sebagai respon terhadap bunyi yang keras. Kontraksi akan

menyebabkan membrane timpani menjadi tegang osikular lebih kaku dan dengan

demikian mengurangi transmisi suara.1,2,3

Eneregi getar yang telah di amplifikasikan ini diteruskan ke stapes yang akan

menggerakan fenestra ovale sehingga perilimf pada skala vestibuli bergerak. Getaran

menggerakan membrane reissner mendorong endolimf sehingga akan menimbulkan

gerakan relative antara membrane basilaris dan membrane tektorial. Proses ini

merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan defleksi seterosilia sel-sel

rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari

7

Page 8: labirinitisd

badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel-sel rambut, sehingga

melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi

pada saraf auditorius, lalu di lanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks

pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.1,3

B. KESEIMBANGAN

Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan disekitarnya

tergantung pada input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin, organ visual dan

proprioseptife reseptor keseimbangan terjadi dari macula yaitu reseptor

keseimbangan statis yang terdapat di utrikulus dan sakulus manakala krista ampularis

yaitu reseptor keseimbangan dinamis yang terdapat pada kanal semisirkular, bereaksi

terhadap gerakan rotasi pada sumbu bidang.1,2,3

Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan

cairan endolimf di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk. Tekukan

silia menyebabkan permeabilitas membrane sel berubah, sehingga ion kalsium akan

masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses depolarisasi dan akan

merangsang pelepasan neurotransmitter eksitator yang selanjutnya akan meneruskan

impuls sensorik melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas

silia terdorong kea rah berlawanan, maka terjadi hiperpolarisasi. 1,3

Organ vestibuler berfungsi sebagai transduser yang mengubah energy mekanik

akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimf di dalam kanalis semisirkularis

menjadi energy biolistrik, sehingga dapat memberi informasi mengenai perubahan

posisi tubuh akibat percepatan linier atau percepatan sudut. Dengan demikian dapat

member informasi mengenai semua gerak tubuh yang sedang berlangsung.1,2,3

2.2 Labirinitis

A. Definisi

8

Page 9: labirinitisd

Labirinitis adalah infeksi pada telinga dalam (labirin) yang disebabkan oleh

bakteri atau virus. Labirinitis merupakan komplikasi intratemporal yang paling sering

dari radang telinga tengah.1,2,3

B. Epidemiologi

Labirinitis lebih sering terjadi setelah infeksi telinga tengah, meningitis, atau

infeksi saluran pernafasan atas. Hal ini juga dapat terjadi setelah trauma, tumor, atau

setelah menelan zat-zat beracun. Hal ini dianggap lebih umum pada wanita daripada

laki-laki. Viral labirinitis adalah bentuk paling umum labirinitis.4 Viral labirinitis

biasanya diamati pada orang dewasa berusia 30-60 tahun dan jarang diamati pada

anak-anak.2 Hal ini dapat dilakukan perbandingan laki-laki banding perempuang 2:1

sekitar dekade 4. Pada era pasca antibiotic, labirinitis bacteria jarang ditemukan.

Biasanya terlihat pada anak-anak dibawah 2 tahun ketika anak-anak paling banyak

resiko meningitis.4

C. Etiologi

a. Berikut adalah virus dan bacteria yang berpotensi menyebabkan labirinitis :

Cytomegalovirus

Mumps virus

Rubella virus

Parainfluenza virus

Influenza virus

Adenovirus

Varicella-zooster virus

Herpes Simplex virus

S. Pneumonia

N. Meningitidis

Mycobacteria tuberculosis

Bacteriodes species

9

Page 10: labirinitisd

Moraxella cattarhalis

b. Zat-zat toksik dan obat-obatan

D. Klasifikasi

Labirinitis dapat disebabkan oleh virus, bacterial, zat-zat toksik dan obat-

obatan. Labirinitis yang diakibatkan oleh bacterial terdapat dalam dua bentuk

labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Labirinitis serosa dapat

berbentuk labirinitis serosa difusa dan labirinitis serosa sirkumskripta. Labirinitis

supuratif dibagi dalam labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif kronik

difus.1,2,3

a. Labirinitis Viral 1,3

Etiologi

Infeksi saluran pernafasan atas, factor congenital yaitu infeksi campak dan

rubella pada trimester pertama atau infeksi cytomegalovirus pada kontraksi

uterus setelah persalinan yang menyebabkan kokleolabirinitis. Infeksi virus

ini menjalar secara hematogen ke telinga dalam.

Gejala Klinis

Menyebabkan gejala vertigo, mual, muntah, selama beberapa hari dan

minggu. Labirinitis viral bersifat tidak episodic dan tidak ada gejala

gangguan pendengaran.

Terapi

Vestibular supresent (diazepam)

Komplikasi

Komplikasi seperti hidrops endolimfatik dan penyakit Meniere’s.

Prognosis

Prognosis baik karena biasanya terjadi pada usia muda dan jika terapi yang

diberikan adekuat. Vertigo boleh sembuh dalam jangka masa satu minggu

10

Page 11: labirinitisd

tetapi gangguan keseimbangan akan tetap bertahan selepas beberapa bulan

jika terdapat stress.

b. Labirinitis Bakterial

Labirinitis Serosa Difus

Etiologi

Labirinitis serosa difus seringkali terjadi sekunder dari labirinitis

sirkumskripta atau dapat terjadi primer pada otitis media akut dengan atau

tanpa kolesteatoma dan reaktivasi otomastoiditis kronis. Masuknya toksin

bacteria dan zat-zat yang diproduksi secara difus melalui membrane

fenestra ovale dan fenestra rotundum. Infeksi tersebut mencapai endosteum

melalui saluran darah. Selain itu, labirinitis serosa sering terjadi pada

operasi telinga dalam misalnya pada stapedektomi. Labirinitis serosa difus

ini adalah proses inflamasi yang steril.4

Pemeriksaan

Kelainan patologi yaitu inflamasi non purulen pada labirin. Pemeriksaan

histologik pada potongan labirin menunjukkan infiltrasi seluler awal

dengan eksudat serosa atau serofibrin.5

Gejala Klinis

Gejala dan tanda serangan akut labirinitis serosa difus adalah vertigo

spontan dengan derajat ringan-sedang dan nistagmus rotator, biasanya

kearah telinga yang sakit. Terdapat juga tuli sensorineural yang bersifat

sementara. Kadang-kadang disertai mual dan muntah, biasanya tidak berat.2

Terapi

Pengobatan pada stadium akut yaitu pasien harus tirah baring total. Harus

diberikan antibiotika yang tepat dengan dosis yang adekuat untuk

mengeradikasi bacteria penyebab. Selain itu, untuk mengurangi gejala

11

Page 12: labirinitisd

gangguan keseimbangan diberikan sedative ringan. Pada stadium lanjut dari

otitis media akut diperlukan dreanase telinga tengah dan mastoidektomi

sederhana.6

Prognosis

Prognosis labirinitis serosa baik, dalam arti menyangkut kehidupan dan

kembalinya fungsi labirin secara lengkap. Tetapi tuli saraf temporer yang

berat dapat menjadi tuli saraf yang permanen bila tidak diobati dengan

baik.

Labirinitis Supuratif Akut Difus

Etiologi

Labirinitis supuratif akut difus dapat merupakan kelanjutan dari labirinitis

serosa yang infeksinya masuk melalui fenestra ovale dan fenestra

rotundum. Pada banyak kejadian, labirinitis ini terjadi sekunder dari otitis

media akut maupun kronik atau mastoiditis. Pada beberapa kasus abses

subdural atau meningitis, infeksi dapat menyebar ke dalam labirin dengan

atau tanpa terkenanya telinga tengah, sehingga menjadi labirin supuratif.

Bakteria secara langsung masuk ke dalam membrane dan erosi tulang

labirin.4

Pemeriksaan

Pada pemeriksaan histologik didapatkan infiltraasi labirin oleh sel-sel

leukosit polimorfonuklear dan destruksi struktur jaringan lunak. Sebagian

dari tulang labirin nekrosis dan terbentuk jaringan granulasi yang dapat

menutup bagian tulang yang nekrotik tersebut. Keadaan ini akan

menyebabkan osifikasi labirin.5

Gejala klinis

12

Page 13: labirinitisd

Labirinitis supuratif akut difu, ditandai dengan tuli total pada telinga yang

sakit diikuti dengan vertigo yang berat, mual, muntah, dam mistagmus

spontan kearah telinga yang sehat. Selama fase akut, posisi pasien sangat

khas. Pasien akan berbaring pada sisi yang sakit, jadi kearah komponen

lambat nistagmus. Posisi ini akan mengurangi perasaan vertigo. Jika fungsi

koklea hancur, akan mengakibatkan tuli saraf total permanen.2

Terapi

Diperlukan tirah baring total selama fase akut, yang dapat berlangsung

sampai 6 minggu. Perbaikan terjadi bertahap, mulai dari hari pertama.

Sedative ringan diperlukan pada periode awal Fenobarbital 32mg yang

diberikan 3 kali sehari.6

Dosis antibiotik yang adekuat harus diberikan selama suatu periode baik

untuk mencegah komplikasi intracranial, maupun untuk mengobati

labirinitisnya. Harus dilakukan kultur untuk identifikasi kuman dan untuk

tes sensitivitas kuman. Antibiotik penisilin harus segera diberikan sebelum

hasil tes resistensi didapa, jika alergi terhadap penisilin dapat diberikan

tetrasiklin, dengan dosis tinggi secara parenteral. Respon klinik lebih utama

dari tes sensivitas kuman dalam menentukan jenis antibiotik.6

Drenase, atau membuang sebagian labirin yang rusak, dilakukan apabila

terdapat komplikasi intracranial dan tidak member respon terhadap

pengobatan dengan antibiotik.6

Labirinitis Kronik (Laten) Difus

Etiologi

Labirinitis supuratif stadium kronik atau laten dimulai, segera setelah gejala

vestibuler akut berkurang. Hal ini dimulai dari 2-6 minggu sesudah awal

periode akut.4

Pemeriksaan

13

Page 14: labirinitisd

Pemeriksaan patologi menunjukkan telinga dalam hampir seluruhnya terisi

oleh jaringan granulasi setelah 10 minggu serangan akut. Jaringan granulasi

secara bertahap berubah menjadi jaringan ikat dengan permulaan

kalsifikasi. Pembentukan tulang baru dapat mengisi penuh ruangan-ruangan

labirin dalam 6 bulan sampai beberapa tahun. Tes kalori tidak

menimbulkan respon disisi yang sakit.5

Gejala klinis

Terjadi tuli total disisi yang sakit. Vertigo ringan, nistagmus spontan

biasanya kearah telinga yang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan.4

Terapi

Terapi lokal ditujukan kesetiap infeksi yang mungkin ada. Drenasi labirin

dilakukan apabila terdapat suatu fokus infeksi di labirin atau daerah

perilabirin telah menjalar atau dicurigai menyebar ke struktur intrakranial

dan tidak memberi respon terhadap terapi antibiotik.5

Labirinitis Toksik

Labirinitis toksik dapat disebabkan oleh keracunan zat-zat toksik seperti arsen,

zink, kuinin, dan pemakaian obat antibiotik yang ototoksik seperti streptomisin,

aminoglikosida, dan dihydrostreptomisin. Gejala yang timbul seperti vertigo,

tinnitus , dan tuli.2

E. Patofisiologi Alat Vestibuler

Rangsangan yang normal akan selalu menimbulkan gangguan vertigo, misalnya

pada tes kalori. Rangsangan abnormal dapat pula menimbulkan gangguan vertigo bila

terjadi kerusakan pada sistem vestibulernya, misalnya orang dengan paresis kanal akan

merasa terganggu bila naik perahu. Rangsangan normal dapat pula menimbulkan

vertigo pada orang normal, bila situasinya berubah, misalnya tanpa ruangan tanpa

bobot.3

14

Page 15: labirinitisd

Sistem vestibuler sangat sensitive terhadap perubahan konsentrasi O2 dalam

darah, oleh karena itu perubahan aliran darah yang mendadak dapat menimbulkan

vertigo.Vertigo tidak akan timbul bila hanya pada perubahan konsentrasi O2 saja, tetapi

harus ada faktor lain yang menyertainya, misalnya skeloris pada salah satu dari arteri

auditiva interna, atau salah satu arteri tersebut terjepit. Dengan demikian bila ada

perubahan konsentrasi O2, hanya satu sisi saja yang mengadakan penyesuaian,

akibatnya terdapat perbedaan elektro potensial antara vestibuler kanan dan kiri.

Akibatnya akan terjadi serangan vertigo.3

Perubahan konsentrasi O2 dapat terjadi, misalnya pada hipertensi,

spondiloartrosis servikal. Pada kelainan vasomotor, mekanisme terjadinya vertigo

disebabkan oleh karena terjadi perbedaan perilaku antara arteri auditiva interna kanan

dan kiri, sehingga menimbulkan perbedaan potensial antara vestibuler kanan dan kiri.3

F. Manifestasi Klinis

Vertigo (perubahan posisi)

Penurunan fungsi pendengaran secara tiba-tiba tipe koklear (unilateral atau

bilateral, ringan sampai berat, reversible)

Gangguan keseimbangan

Nistagmus spontan

Tinitus

Otorrhea

Mual, muntah

Demam 1,2,3

Gejala klinis mula-mula hanya terdapat gangguan keseimbangan dan tuli

saraf ringan. Pada keadaan yang lebih lanjut terdapat vertigo yang berat yang

disertai nausea, dan muntah, dan terdapat nistagmus horizontal.3

G. Prosedur Diagnostik

Gambaran Klinis

15

Page 16: labirinitisd

1. Anamnesis 1,2,3

Perjelas apa yang pasien maksud dengan vertigo, apakah berpengaruh

terhadap perubahan posisi secara cepat, onset, apakah sering timbul, berapa

lama apabila keluhan vertigo muncul (durasi), aktivitas atau saat tertentu

yang membuat keluhan muncul, tingkat keparahan sehingga kegiatan sehari-

hari terganggu.

Terkait dengan gejala diatas (tinnitus, gangguan pendengaran tiba-tiba, sakit

kepala, penglihatan ganda, mati rasa, kesulitan menelan.)

Gejala penyerta : mual, muntah, demam, nyeri pada telinga.

Kebiasaan pribadi yang rutin dilakukan yang kira-kira terkait dengan

keluhan penyakit (minum obat-obatan yang bersifat ototoksik dalam jangka

waktu lama dan berlebihan, peminum alkohol.)

2. Pemeriksaan Fisik THT2

Pemeriksaan Otologik

Melakukan pemeriksaan eksternal untuk tanda-tanda mastoiditis, selulitis.

Memeriksa telinga kanal otitis eksterna, ottorhea, atau vesikel

Pemeriksaan telinga menyeluruh dengan otoscope atau mikroskop

memungkinkan diagnosis otitis media dan koleosteatom. Apabila ditemukan

ottorhea, harus menentukan akut atau kronis otitis media dengan mucus

membrane.

Pasien yang datang dengan keluhan kesulitan berjalan (keseimbangan)

biasanya setelah mendapatkan serangan akut, dengan didapatkan nistagmus

(gerakan bolak-balik mata yang involunter) (+)

Lakukan tes Romberg dan tes keseimbangan lainnya (disdiadokinesis, tes

jalan ditempat, Tes Nylan Barani), biasanya pasien tidak dapat berjalan lurus

atau tidak mampu mempertahankan posisi seimbang dalam jangka waktu

yang ditentukan.

16

Page 17: labirinitisd

Pada tes fistula dengan menekan tragus atau memompa balon Siegel makan

penderita akan merasa pusing atau rasa berputar, kadang-kadang dengan

pemberian obat tetes telinga akan menimbulkan keluhan vertigo.

Tes menggunakan garpu tala untuk mengetahui kualitas pendengaran (Tes

Rinne, Tes Weber, Tes Schwabach) untuk membedakan tuli konduktif, tuli

sensorineural dan tes berbisik untuk mengetahu kuantitas pendengaran. Pada

tes garpu tala maka akan didapatkan tuli saraf.

Harus tidak ada bukti defisit neurologis lain seperti kelemahan ekstremitas

atas atau ekstremitas bawah, kelemahan pada wajah.

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Radiologi

Pada radiologik selain tanda-tanda mastoiditis juga tampak fistel labirin pada

kanalis semisirkularis horizontal.1

2. CT – Scan

Pertimbangan dilakukannya CT – Scan pada kasus labirinitis, sebaiknya

dilakukan sebelum pengambilan sampel LCS pada yang dicurigai meningitis

akibat infeksi labirinitis yang berkelanjutan atau infeksi intrakranial yang

meluas ke telinga dalam. CT – Scan juga berguna untuk membantu

mengesampingkan mastoiditis sebagai sebuah penyebab yang potensial. CT –

Scan tulang temporal akan membantu dalam pengelolaan pasien dengan

kolesteatom dan labirinitis.

CT – Scan noncontrast adalah yang terbaik untuk menggambarkan fibrosis, dan

kalsifikasi dari labirin membranous pada orang dengan labirinitis kronis.2

3. MRI

MRI dapat digunakan untuk membantu mencegah neuroma akustik, stroke,

abses otak atau hematoma epidural sebagai potensi penyebab vertigo dan

kehilangan pendengaran. Koklea depan dan kanal-kanal semisirkular

17

Page 18: labirinitisd

meningkatkan pada t1 weighted postcontrast gambar pada orang dengan akut

dan subakut labirinitis. Temuan ini sangat spesifik dan berkolerasi dengan

subjektif penilaian, dan beberapa pasien mengalami perbaikan dalam tekhnik

MRI ini dan dapat dijadikan studi pilihan untuk dicurigai labirinitis.2,3

I. Diagnosis Banding

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Vestibular neuritis

Meniere Disease

J. Komplikasi

Kehilangan pendengaran secara permanen

Gangguan Keseimbangan

K. Penatalaksanaan

Terapi lokal harus ditujukan ke setiap infeksi yang mungkin ada. Pemberian

antibiotic jika labirinitis disebabkan oleh infeksi bakteri. Beberapa obat antivirus

mungkin berguna jika kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus. Obat-obatan

antiemetic dan obat penenang atau hypnotics membantu mengontrol gejala dan

membantu agar pasien tetap tenang selama serangan vertigo berlangsung.

Antihistamin dapat diberikan jiak kondisi berhubungan dengan alergi. Pasien

mungkin perlu istirahat di tempat tidur selama beberapa hari, cukup minum dan

membatasi sedikit aktivitas fisik yang berat untuk mempertahankan hidrasi dan

mencegah terjadinya vertigo.1,2,3

Drainase bedah atau eksenterasi labirin tidak diindikasikan, kecuali suatu fokus

di labirin atau daerah perilabirin telah menjalar atau dicurigai menyebar ke struktur

intrakranial dan tidak memberi respon terhadap terapi antibiotik. Bila ada indikasi

dapat dilakukan mastoiditis. Bila dicurigai ada fokus infeksi dilabirin atau di os

petrosus, dapat dilakukan drainase labirin dengan salah satu operasi labirin. Setiap

sekuestrum yang lepas harus dibuang, harus dihindari terjadinya trauma N VII. Bila

18

Page 19: labirinitisd

saraf fasial lumpuh, maka harus dilakukan dengan kompresi saraf tersebut. Bila

dilakukan operasi tulang temporal, maka harus diberikan antibiotik sebelum dan

sesudah operasi. Jika kehilangan pendengaran secara permanen maka alat bantu

dengar akan bermanfaat.1,2,3

L. Prognosis

Pemulihan spontan umumnya terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa

minggu. Fungsi labirin dapat kembali normal tergantung pada kecepatan dan

keefektifan dari pengobatan yang didapat. Gejala vertigo yang berat biasanya akan

hilang dalam beberapa hari sampai 3 minggu, tetapi gangguan keseimbangan

mungkin bertahan selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan, terutama

bila melakukan gerakan-gerakan cepat. Setelah gejala labirinitis telah diselesaikan,

maka resiko terjadinya kekambuhan labirinitis akan sama dengan individu yang

belum pernah menderita labirinitis. Kekambuhan yang terjadi biasanya lebih ringan.

Pada umumnya, prognosis jangka panjang untuk pasien labirinitis baik dan sebagian

besar pasien sembuh sempurna.1,2,3

Dalam beberapa kasus, pendengaran dapat menyebabkan kerusakan yang parah

pada labirin, yang mengakibatkan hilangnya pendengaran secara permanen. Bahkan

ketika terjadi kerusakan permanen, otak masih dapat beradaptasi dengan cukup baik

untuk mengatasi gejala dalam periode hari atau bulan.1,2,3

19

Page 20: labirinitisd

BAB III

KESIMPULAN

Labirinitis adalah infeksi telinga dalam (labirin) yang disebabkan oleh bakteri

atau virus. Labirinitis merupakan komplikasi intratemporal yang paling sering dari

radang telinga dalam. Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut

labirinitis umum, dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan

labirinitis yang terbatas (labirinitis sirkumskripta) menyebabkan terjadinya vertigo

saja dan tuli saraf saja. Labirinitis terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang

perilimfa. Terdapat dua bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis

supuratif. Labirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan labirinitis

serosa sirkumskripta. Labirinitis supuratif dibagi dalam bentuk labirinitis supuratif

akut difus dan labirinitis supuratif kronik difus. Gejala klinis yaitu gangguan

vestibular, vertigo, nistagmus, mual, muntah, serta gangguan fungsi pendengaran

sensorineural. Terapi local harus ditujukan ke setiap infeksi yang mungkin ada.

Drainase bedah atau eksenterasi labirin tidak diindikasikan, kecuali suatu focus di

labirin atau daerah perilabirin telah menjalar atau dicurigai menyebar ke struktur

intrakranial dan tidak memberi respon terhadap terapi antibiotik. Bila ada indikasi

dapat dilakukan mastoidektomi. Terapi dilakukan secara pengawasan yang ketat dan

20

Page 21: labirinitisd

terus menerus untuk mencegah terjadinya progresifitas penyakit dan kerusakan

vestibulokoklea yang permanen.

21