LABIRINITIS

40
LABIRINITIS 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Labirintitis adalah sebuah inflamasi pada labirin yang terletak pada telinga sebelah dalam 1,2 . Salah satu fungsi dari telinga dalam adalah untuk mengatur keseimbangan. Bila fungsi ini terganggu secara klinis, akan terjadi gangguan keseimbangan dan pendengaran yang menghilang secara tiba - tiba dan dapat mengenai satu telinga atau keduanya. Etiologi labirintitis kebanyakan disebabkan oleh bakteri atau virus 2, . Labirintitis yang disebabkan oleh proses autoimmune menyebabkan proses iskemia pada pembuluh darah yang bisa mengakibatkan disfungsi yang menyerupai labirintitis akut . Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh komplikasi intratemporal dari radang telinga tengah 1,2 . Penderita Otitis Media Kronik yang kemudian tiba- tiba mendapat serangan vertigo, muntah dan kehilangan pendengaran harus waspada terhadap timbulnya labirintitis supuratif. Bakteri masuk kedalam labirin melalui kanalikuli di dalam tulang, hematogen atau limfogen. Paling sering melalui destruksi tulang oleh kolesteatom dan merusak labirin vestibuler. Bila mengenai seluruh labirin disebut labirintitis umum dengan gejala vertigo 1 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KL RSUD Dr. RM Djoelham Binjai

description

jhxuh

Transcript of LABIRINITIS

Page 1: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Labirintitis adalah sebuah inflamasi pada labirin yang terletak pada telinga sebelah

dalam1,2. Salah satu fungsi dari telinga dalam adalah untuk mengatur keseimbangan. Bila

fungsi ini terganggu secara klinis, akan terjadi gangguan keseimbangan dan pendengaran yang

menghilang secara tiba - tiba dan dapat mengenai satu telinga atau keduanya. Etiologi

labirintitis kebanyakan disebabkan oleh bakteri atau virus 2,. Labirintitis yang disebabkan oleh

proses autoimmune menyebabkan proses iskemia pada pembuluh darah yang bisa

mengakibatkan disfungsi yang menyerupai labirintitis akut .

Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh komplikasi intratemporal dari radang telinga

tengah 1,2. Penderita Otitis Media Kronik yang kemudian tiba- tiba mendapat serangan vertigo,

muntah dan kehilangan pendengaran harus waspada terhadap timbulnya labirintitis supuratif.

Bakteri masuk kedalam labirin melalui kanalikuli di dalam tulang, hematogen atau limfogen.

Paling sering melalui destruksi tulang oleh kolesteatom dan merusak labirin vestibuler. Bila

mengenai seluruh labirin disebut labirintitis umum dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf

berat. Jika infeksinya terbatas akan menimbulkan labirintitis lokal dengan gejala vertigo yang

ringan 1.

Kalsifikasi labirintitis terdiri dari labirintitis sirkumkripta, labirintitis difusa yang

terdiri dari serosa dan purulen dan labirintitis laten 2.

Labirintitis virus biasanya mengenai usia 30-60 tahun dan ini jarang diamati pada

anak-anak 2. Meningogenic suppurative labirintitis biasanya mengenai anak-anak yang berusia

lebih dari 2 tahun 2. Otogenic suppurative labirintitis dapat diamati pada orang-orang dari

segala usia2. Serouse labirintitis lebih umum dalam anak kelompok usia, di mana sebagian

besar kedua kasus akut dan kronis otitis media diamati2.

1 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 2: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

Data epidemiologi labirintitis masih kurang, namun dari beberapa referensi didapatkan

penyebab terbanyak adalah virus. Prevalensi orang dengan pendengaran yang hilang secara

tiba-tiba diperkirakan 1 kasus di 10.000 orang. Satu studi yang melaporkan bahwa 37 pasien

240 menyajikan dengan vertigo posisional disebabkan oleh labirintitis virus 2.

2 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 3: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. ANATOMI DAN HISTOLOGI TELINGA

2.1.1 Anatomi

Telinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan. Telinga

terdiri atas 3 bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam .1,3

A. Telinga Luar

Telinga luar terdiri atas aurikula,meatus akustikus eksternus dan membran timpani.

Aurikulum disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit tipis yang melekat

erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa lembar otot lurik yang

pada manusia rudimenter1,3.

Meatus akustikus eksternus berbentuk tabung dengan panjangnya kira-kira 2,5- 3 cm

manakala diameternya bervariasi yaitu lateral biasanya lebih lebar dari medial.Meatus

akustikus eksternus terdiri dari dua bagian yaitu bagian lateral dan medial.Bagian lateral

adalah pars kartilagenus yaitu 1/3 luar merupakan lanjutan dari aurikulum, mempunyai

rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumenalis serta kulit melekat erat dengan

3 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 4: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

perikondrium.Bagian medial adalah pars osseus yaitu 2/3 medial merupakan bagian dari

os temporalis, tidak berambut, ada penyempitan di istmus yaitu kira-kira 5 mm dari

membaran timpani1,3.

Membran timpani memisahkan meatus acusticus externus dan telinga tengah.Membran

timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dengan diameter

kira-kira 1 cm. Bagian atas disebut pars flaksida sedangkan bahgaian bawah pars

tensa.Pars flaksida hanya berlapis dua , yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang

telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia.Pars tensa mempunyai satu lapis

lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang

berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler dibagian dalam. Serat inilah yang

menyebabkan refleks cahaya.Refleks cahaya terletak dikuadran anterior inferior.Bayangan

penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani disebut umbo.Membran timpani

dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah dengan prosessus longus maleus dan

garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian superior-

anterior,superior-posterior, inferior-anterior serta inferior-posterior, untuk menyatakan

letak perforasi membran timpani1,3.

B. Telinga Tengah

Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang terletak

di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah posterior dengan

ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring melalui tuba Eustachius.

Epitel yang melapisi rongga timpani dan setiap bangunan di dalamnya merupakan epitel

selapis gepeng atau kuboid rendah, tetapi di bagian anterior pada pada celah tuba

Eustachius epitelnya selapis silindris bersilia1,3.

4 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 5: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

Di bagian dalam rongga ini terdapat tiga jenis tulang pendengaran yaitu tulang maleus,

inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum

tulang. Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan inkus

tergantung pada ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes melekat pada

tingkap celah oval (fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada dua otot kecil yang

berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. Otot tensor timpani terletak dalam

saluran di atas tuba auditiva, tendonya berjalan mula-mula ke arah posterior kemudian

mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari dinding

medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang maleus. Tendo otot stapedius berjalan

dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk

berinsersi ke dalam leher stapes. Otot-otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam

getaran-getaran berfrekuensi tinggi1,3.

C. Telinga Dalam

Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum tulang

temporalis. Telinga dalam di bentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa) yang di da-lamnya

terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan perilimf sedangkan labirin

membranasea berisi cairan endolimf1,3.

5 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 6: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

Labirin tulang terdiri atas tiga komponen yaitu kanalis semisirkularis, vestibulum, dan

koklea tulang. Labirin tulang ini di sebelah luar berbatasan dengan endosteum, sedangkan

di bagian dalam dipisahkan dari labirin membranasea yang terdapat di dalam labirin tulang

oleh ruang perilimf yang berisi cairan endolimf.Vestibulum merupakan bagian tengah

labirin tulang, yang berhubungan dengan rongga timpani melalui suatu membran yang

dikenal sebagai fenestra ovale. Ke dalam vestibulum bermuara tiga buah kanalis

semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis anterior, posterior dan lateral yang masing-

masing saling tegak lurus. Setiap saluran semisirkularis mempunyai pelebaran atau

ampula. Walaupun ada tiga saluran tetapi muaranya hanya lima karena ujung posterior

saluran posterior yang tidak berampula menyatu dengan ujung medial saluran anterior

yang tidak bermapula dan bermuara ke dalam bagian medial vestibulum oleh krus

kommune. Ke arah anterior rongga vestibulum berhubungan dengan koklea tulang dan

fenestra rotundum.Koklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siput. Bentuk

keseluruhannya mirip kerucut dengan dua tiga-perempat putaran. Sumbu koklea tulang di

sebut mediolus. Tonjolan tulang yang terjulur dari modiolus membentuk rabung spiral

dengan suatu tumpukan tulang yang disebut lamina spiralis. Lamina spiralis ini terdapat

pembuluh darah dan ganglion spiralis, yang merupakan bagian koklear nervus akustikus1,3.

Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu sistem saluran

yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Labirin ini dipisahkan

dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan perilimf. Pada beberapa tempat

terdapat lembaran-lembaran jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah melintasi

6 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 7: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

ruang perilimf untuk menggantung labirin membranasea.Labirin membranasea terdiri atas

duktus semisirkularis membranasea,ultrikulus, sakulus dan ductus koklearis1,3.

2.1.2 Fisiologi

A. Pendengaran

Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi tekanan vibrasi udara tertentu dan

menginterpretasikannya sebagai bunyi. Telinga mengkonversi energi gelombang tekanan

menjadi impuls syaraf, dan korteks serebri mengkonversi impuls ini menjadi bunyi.Bunyi

memiliki frekuensi, amplitude dan bentuk gelombang. Frekuensi gelombang bunyi adalah

kecepatan osilasi gelombang udara per unit waktu. Telinga manusia dapat menangkap

frekuensi yang bervariasi dari sekitar 20 sampai 18,000 Hertz (Hz). Satu hertz adalah satu

siklus per detik.Amplitudo adalah ukuran energi atau intensitas fluktuasi tekanan.

Gelombang bunyi dengan amplitude yang berbeda diinterpretasikan sebagai perbedaan

dalam kekerasan.Ukuran bunyi dalam decibel (dB) 1,2,3.

Gelombang bunyi ditangkap oleh aurikulum dan ditransmisikan ke dalam meatus

aukustikus eksternus kemudian bergerak menuju kanalis akustikus eksternus ke arah

membran timpani.Gelombang bunyi menyebabkan vibrasi membran timpani. Sifat

7 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 8: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

membrane adalah aperiodis yang tidak memiliki frekuensi alaminya sendiri tetapi

mengambil karakteristik vibrasi yang terjadi1,3.

Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui

rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit

tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membaran timpani dengan fenestra

ovale.Muskulus stapedius dan tensor timpani berkontraksi secara reflektorik sebagai

respons terhadap bunyi yang keras.Kontraksi akan menyebabkan membran timpani

menjadi tegang osikular lebih kaku dan dengan demikian mengurangi transmisi suara1,2,3.

Energi getar yang telah diamplifikasikan ini diteruskan ke stapes yang akan

menggerakan fenestra ovale sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak.Getaran

mennggerakkan membrana Reissner mendorong endolimfa sehingga akan menimbulkan

gerakan relatif antara membran basilaris dan membran tektoria.Proses ini merupakan

rangsangan mekanik yang menyebabkan defleksi seterosilia sel-sel rambut, sehingga kanal

ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermutan listrik dari badan sel. Keadaan ini

menimbulkan proses depolarisasi sel-sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke

dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan

ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran(area 39-40) di lobus temporalis1,3.

8 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 9: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

B. Keseimbangan

Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya

tergantung pada input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin, organ visual dan

proprioseptif. Reseptor keseimbangan terdiri dari macula yaitu reseptor keseimbangan

statis yang terdapat di utrikulus dan sakulus manakala krista ampularis yaitu reseptor

keseimbangan dinamis yang terdapat pada kanal semisrkular, bereaksi terhadap gerakan

rotasi pada sumbu bidang1,2,3.

Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan cairan

endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk. Tekukan silia

menyebabkan permeabilitas membran sel berubah, sehingga ion kalsium akan masuk ke

dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses depolarisasi dan akan merangsang

penglepasan neurotransmitter eksitator yang selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris

melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia terdorong ke

arah berlawanan, maka terjadi hiperpolarisasi1,3.

Organ vestibuler berfungsi sebagai transduser yang mengubah energi mekanik akibat

rangsangan otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis semisirkularis menjadi energi

biolistrik, sehingga dapat memberi informasi mengenai perubahan posisi tubuh akibat

percepatan linier atau percepatan sudut. Dengan demikian dapat memberi informasi

mengenai semua gerak tubuh yang sedang berlangsung1,3.

2.1.3 Labirinitis

A. Definisi

Labirinitis adalah infeksi pada telinga dalam (labirin) yang disebabkan oleh bakteri

atau virus. Labirinitis merupakan komplikasi intratemporal yang paling sering dari radang

telinga tengah1,2,3.

B. Epidemiologi

Labirinitis lebih sering terjadi setelah infeksi telinga tengah, meningitis , atau infeksi

saluran pernafasan atas. Hal ini juga dapat terjadi setelah trauma, tumor, atau setelah

menelan zat-zat beracun. Hal ini dianggap lebih umum pada wanita dari pada laki-

laki.Viral labirinitis adalah bentuk paling umum labirinitis.4 Viral labirinitis biasanya

9 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 10: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

diamati pada orang dewasa berusia 30-60 tahun dan jarang diamati pada anak-anak.[3] Hal

ini dapat dilakukan perbandingan laki-laki banding perempuan 2:1 sekitar dekade

empat.Pada era pasca-antibiotik, labirinitis bakteria jarang ditemukan.Biasanya terlihat

pada anak-anak di bawah 2 tahun ketika anak-anak paling banyak resiko meningitis.4

C. Etiologi 

a) Berikut adalah virus dan bakteria yang berpotensi menyebabkan labirinitis:

Virus Bakteria

• Cytomegalovirus

• Mumps virus

• Rubella virus

• Parainfluenza virus

• Influenza virus

• Adenovirus

• Varicella-zooster virus

• Herpes simplex virus

• S.pneumonia

• N.meningitidis

• Mycobacteria tuberculosis

• Bacteroides species

• Proteus species

• Moraxella catarrhalis

• Streptococus species

• Staphylococus species

b) Zat - zat toksik seperti dan obatan-obatan.

D. Klasifikasi

Labirinitis dapat disebabkan oleh virus, bacterial,zat-zat toksik dan obat-obatan.

Labirinitis yang di sebabkan oleh bakterial terdapat dalam dua bentuk labirinitis, yaitu

labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Labirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis

10 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 11: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

serosa difus dan labirinitis serosa sirkumskripta. Labirinitis supuratif dibagi dalam

labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif kronik difus1,2,3.

a) Labirinitis Viral 1,3

Etiologi: 

Infeksi saluran pernafasan atas, faktor kongenital yaitu infeksi campak dan rubella

pada trimester pertama atau infeksi cytomegalovirus pada kontraksi uterus setelah

persalinan yang menyebabkan kokleolabirinitis. Infeksi virus ini menjalar secara

hematogen ke telinga dalam.

Gejala klinis:

Menyebabkan gejala vertigo,mual, muntah selama beberapa hari dan minggu.

Labirinitis viral bersifat tidak episodik dan tidak ada gejala gangguan pendengaran

Terapi:

Vestibular suppresent ( diazepam)

Komplikasi:

Komplikasi seperti hidrops endolimfatik dan penyakit Meniere’s.

Prognosis:

Prognosis baik karena biasanya terjadi pada usia muda dan jira terapi yang diberikan

adekuat.Vertigo boleh sembuh dalam jangka masa satu minggu tetapi gangguan

keseimbangan akan tetap bertahan selepas beberapa bulan jika terdapat stress.

b) LABIRINITIS BAKTERIAL

LABIRINITIS SEROSA DIFUS

Etiologi

Labirinitis serosa difus seringkali terjadi sekunder dari labirinitis sirkumskripta atau

dapat terjadi primer pada otitis media akut dengan atau tanpa kolesteatoma dan

reaktivasi otomastoiditis kronis.Masuknya toksin bakteria dan zat-zat yang

diproduksi secara difus melalui membran fenestra ovale dan fenestra

rotundum.Infeksi tersebut mencapai endosteum melalui saluran darah. Selain itu,

labirinitis serosa sering terjadi pada operasi telinga dalam misalnya pada

stapedektomi. Labirinitis serosa difus ini adalah satu proses inflamasi yang steril. 4

11 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 12: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

Pemeriksaan

Kelainan patologi yaitu inflamasi non purulen pada labirin. Pemeriksaan histologik

pada potongan labirin menunjukkan infiltrasi seluler awal dengan eksudat serosa

atau serofibrin.5

Gejala klinis

Gejala dan tanda serangan akut labirinitis serosa difus adalah vertigo spontan dengan

derajat ringan- sedang dan nistagmus rotatoar, biasanya ke arah telinga yang sakit.

Terdapat juga tuli sensorineural yang bersifat sementara.Kadang-kadang disertai

mual dan muntah, biasanya tidak berat.2

Terapi

Pengobatan pada stadium akut yaitu pasien harus tirah baring total.Harus diberikan

antibiotika yang tepat dengan dosis yang adekuat untuk mengeradikasi bakteria

penyebab.Selain itu utuk mengurangi gejala gangguan keseimbangan diberikan

sedatif ringan.Pada stadium lanjut dari otitis media akut diperlukan dreanase telinga

tengah dan mastoidektomi sederhana.6

Prognosis

Prognosis labirinitis serosa baik, dalam arti menyangkut kehidupan dan kembalinya

fungsi labirin secara lengkap. Tetapi tuli saraf temporer yang berat dapat menjadi

tuli saraf yang permanen bila tidak diobati dengan baik.

LABIRINITIS SUPURATIF AKUT DIFUS

Etiologi

Labirinitis supuratif akut difus dapat merupakan kelanjutan dari labirinitis serosa

yang infeksinya masuk melalui fenestra ovale dan fenestra rotundum Pada banyak

kejadian, labirinitis ini terjadi sekunder dari otitis media akut maupun kronik atau

mastoiditis.Pada beberapa kasus abses subdural atau meningitis, infeksi dapat

menyebar ke dalam labirin dengan atau tanpa terkenanya telinga tengah, sehingga

menjadi labirin supuratif.Bakteria secara langsung masuk ke dalam membran dan

erosi tulang labirin.4

12 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 13: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

Pemeriksaan 

Pada pemeriksaan histologik didapatkan infiltrsi labirin oleh sel-sel leukosit

polimorfonuklear dan destruksi struktur jaringan lunak.Sebagian dari tulang labirin

nekrosis, dan terbentuk jaringan granulasi yang dapat menutup bagian tulang yang

nekrotik tersebut.Keadaan ini akan menyebabkan osifikasi labirin.5

Gejala klinis

Labirinitis supuratif akut difus , ditandai dengan tuli total pada telinga yang sakit

diikuti dengan vertigo yang berat, mual, muntah, dan nistagmus spontan ke arah

telinga yang sehat. Selama fase akut, posisi pasien sangat khas.Pasien akan

berbaring pada sisi yang sakit, jadi ke arah komponen lambat nistagmus.Posisi ini

akan mengurangi perasaan vertigo.Jika fungsi koklea hancur, akan mengakibatkan

tuli saraf total permanen. 2

Terapi

Diperlukan tirah baring total selama fase akut, yang dapat berlangsung sampai 6

minggu.Perbaikan terjadi bertahap, mulai dari hari pertama.

 Sedatif ringan diperlukan pada periode awal.Fenobarbita 32 mg(1/2 gram) yang

diberikan 3 kali sehari.6

Dosis antibiotika yang adekuat harus diberikan selama suatu periode baik untuk

mencegah komplikasi intrakranial, maupun untuk mengobati labirinitisnya. Harus

dilakukan kultur untuk identifikasi kuman dan untuk tes sensitivitas kuman.

Antibiotika penisilin harus segera diberikan sebelum hasil tes resistensi didapat, jika

alergi terhadap penisilin dapat diberikan tetrasiklin, dengan dosis tinggi secara

parenteral. Respons klinik lebih utama dari tes sensivitas kuman dalam menentukan

jenis antibiotika.6

Drenase, atau membuang sebagian labirin yang rusak, dilakukan bila terdapat

komplikasi intrakranial dan tidak memberi respon terhadap pengobatan dengan

antibiotika. 6

Otitis media akut + labirinitis serosa :

• Antibiotik intravena

• Miringotomi

13 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 14: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

Otitis media supuratif kronis +kolesteatoma

• Pembedahan mastoid dan telinga tengah

Otitis media supuratif kronis dari otitis

• Mastoidektomi atau labirinektomi darurat untuk menghentikan komplikasi ke

Intracranial

Labirirnitis sekunder+ meningitis primer

• Manajamen meningitis primer

Prognosis

Prognosis baik pada labirinitis supuratif akut difus tanpa komplikasi.

LABIRINITIS KRONIK (LATEN) DIFUS

Etiologi

Labirinitis supuratif stadium kronik atau laten dimulai, segera sesudah gejala

vestibuler akut berkurang.Hal ini mulai dari 2-6 minggu sesudah awal periode akut. 4

Pemeriksaan

Pemeriksaan patologi menunjukkan telinga dalam hampir seluruhnya terisi oleh

jaringan granulasi setelah 10 minggu serangan akut.Jaringan granulasi secara

bertahap berubah menjadi jaringan ikat dengan permulaan kalsifikasi.Pembentukan

tulang baru dapat mengisi penuh ruangan-ruangan labirin dalam 6 bulan sampai

beberapa tahun.Tes kalori tidak menimbulkan respons di sisi yang sakit. 5

Gejala klinis

Terjadi tuli total di sisi yang sakit.Vertigo ringan nistagmus spontan biasanya ke

arah telinga yang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan .4

Terapi

Terapi lokal ditujukan ke setiap infeksi yang mungkin ada.Drenase labirin dilakukan

apabila terdapat suatu fokus infeksi di labirin atau daerah perilabirin telah menjalar

atau dicurigai menyebar ke struktur intrakranial dan tidak memberi respons terhadap

terapi antibiotika. 5

Labirinitis toksik

14 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 15: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

Labirinitis toksik dapat disebabkan oleh keracunan zat-zat toksik seperti arsen, zink,

kuinin dan pemakaian obat antibiotik yang ototoksik seperti streptomicin,

aminoglikosida, dan dihydrostreptomicin.Gejala yang timbul seperti vertigo, tinitus dan

tuli.2

E. PATOFISIOLOGI ALAT VESTIBULER

Rangsangan normal akan selalu menimbulkan gangguan vertigo, misalnya pada tes

kalori. Rangsangan abnormal dapat pula menimbulkan gangguan vertigo bila terjadi

kerusakan pada sistem vestibulernya, misalnya orang dengan paresis kanal akan merasa

terganggu bila naik perahu. Rangsanga normal dapat pula menimbulkan vertigo pada

orang normal, bila situasinya berubah, misalnya dalam ruang tanpa bobot.

Sistem vestibuler sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi O2 dalam darah, oleh

karena itu perubahan aliran darah yang mendadak dapat menimbulkan vertigo. Vertigo

tidak akan timbul bila hanya pada perubahan konsentrasi O2 saja, tetapi harus ada faktor

lain yang menyertainya, misalnya sklerosis pada salah satu dari arteri auditiva interna, atau

salah satu arteri tersebut terjepit. Dengan demikian bila ada perubahan konsentrasi O2,

hanya satu sisi saja yang mengadakan penyesuaian, akibatnya terdapat perbedaan elektro

potensial antara vestibuler kanan dan kiri. Akibatnya akan terjadi serangan vertigo.

Perubahan konsentrasi O2 dapat terjadi, misalnya pada hipertensi, spondiloartrosis

servikal. Pada kelaianan vasomotor, mekanisme terjadinya vertigo disebabkan oleh

karena terjadi perbedaan perilaku antara arteri auditiva interna kanan dan kiri, sehingga

menimbulkan perbedaan potensial antara vestibuler kanan dan kiri 3.

15 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 16: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

Bagan 1.1 Patofisiologi labirintitis (wordpress.com/2009/10/12/kasus)

16 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 17: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

F. Manifestasi Klinis

Vertigo ( perubahan posisi )

Penurunan fungsi pendengaran secara tiba- tiba tipe koklear ( unilateral atau bilateral,

ringan sampai berat, reversible )

Gangguan Keseimbangan

Nistagmus spontan

Tinitus

Otorrhea

Mual, Muntah

Demam

Flu like sindrome 1,2,3

Gejala klinis mula-mula hanya terdapat gangguan keseimbangan dan tuli saraf ringan.

Pada keadaan yang lebih lanjut terdapat vertigo yang berat yang disertai nausea, dan muntah,

dan terdapat nistagmus horizontal 2.

No sponteous nystagmus Sponteous nystagmus

Posture and balance control negative Posture and balance control positive

Nausea vomiting Sweating, tachycardia Nausea, vomiting, sweating,

anxiety

GI disorder Chest pain Anxiety „Harmonic” vestibular sy

„Dysharmonic” vestibular sy

Internal medicine

Angina, MI Loss of hearing, tinnitus

Numbness,

double vision, dysarthria

Cardiology Psychiatry Vestibular neuronitis, Meniére disease

Brainstem infarct

Otology Neurology

Tabel 1.1 Pembagian vertigo (http://aurelthedoctor.blogspot.com/)

G. PROSEDUR DIAGNOSTIK

17 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 18: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

Gambaran Klinis

1. Anamnesis 1,2,3

• Perjelas apa yang pasien maksud dengan vertigo, apakah berpengaruh terhadap

perubahan posisi secara cepat, onset, apakah sering timbul, berapa lama apabila

keluhan vertigo muncul (durasi), aktivitas atau saat tertentu yang membuat keluhan

muncul, tingkat keparahan sehingga kegiatan sehari- hari terganggu.

• Terkait dengan gejala diatas ( tinnitus , gangguan pendengaran tiba- tiba ( tuli

sensori neural), sakit kepala , penglihatan ganda , mati rasa , kesulitan menelan )

• Gejala penyerta : mual, muntah, demam nyeri pada telinga

• Kebiasaan pribadi yang rutin dilakukan yang kira- kira terkait dengan keluhan

penyakit ( minum obatan- obatan yang bersifat ototoksik dalam jangka waktu lama

dan berlebihan, peminum alkohol.

Apabila sifat episodik : Perjelas urutan dari peristiwa , kegiatan awal yang memicu

timbul gejala, tingkat keparahan , amnesia dan sebagainya

2. Pemeriksaan Fisik THT 2

Pemeriksaan Otologik

• Melakukan pemeriksaan eksternal untuk tanda-tanda mastoiditis, selulitis.

• Memeriksa telinga kanal otitis externa, otorrhea, atau vesikel.

• Pemeriksaan telinga menyeluruh dengan otoscope atau mikroskop memungkinkan

diagnosis otitis media dan cholesteatoma. Apabila ditemukan otorrhoea (telinga

discharge) harus menentukan akut atau kronis otitis media dengan mukus membran.

• Pasien yang datang dengan kesulitan berjalan ( keseimbngan) biasanya setelah

mendapatkan serangan akut, dengan didapatkan Nistagmus ( gerakan bolak – balik

bola mata yang involunter) (+).

• Lakukan tes Romberg dan tes keseimbangan lainnya (disdiadokinesis, tes jalan

ditempat, Tes Nylan Barani), biasanya pasien tidak dapat berjalan lurus atau tidak

mampu mempertahankan posisi seimbang dalam jangka waktu yang ditentukan.

18 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 19: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

• Pada Tes fistula dengan menekan tragus atau memompa balon Siegel maka penderita

akan merasa pusing atau rasa berputar, kadang- kadang dengan pemberian obat tetes

telinga akan menimbulkan keluhan vertigo.

• Tes menggunakan garpu tala untuk mengetahui kualitas pendengaran ( Tes Rinne,

Tes Weber, Tes Schwabach) untuk membedakan tuli konduktif, tuli sensorineural

dan Tes berbisik untuk mengetahui kuantitas pendengaran. Pada tes garpu tala maka

akan di dapatkan Tuli saraf.

• Harus tidak ada bukti defisit neurologis lain seperti kelemahan ekstremitas atas atau

ekstremitas bawah, kelemahan pada wajah.

• Fungsi cerebellar harus diperiksa oleh meminta pasien untuk melakukan tunjuk jari

untuk hidung, tumit - tumit, dan gerakan cepat bolak-balik.

19 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 20: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Radiologi

Pada radiologik selain tanda- tanda mastoiditis juga tampak fistel labirin pada kanalis

semisirkularis horizontal 1.

2. CT- Scan

Pertimbangan dilakukannya CT-Scan pada kasus labirintitis, sebaikanya dilakukan

sebelum dilakukan pengambilan sampel LCS pada yang dicurigai meningitis akibat infeksi

labirintitis yang berkelanjutan atau infeksi intrakranial yang meluas ke telinga dalam. CT-

Scan juga berguna untuk membantu mengesampingkan mastoiditis sebagai sebuah penyebab

yang potensial . CT-Scan tulang temporal akan membantu dalam pengelolaan pasien dengan

cholesteatoma dan labirintritis. CT-Scan noncontrast adalah yang terbaik untuk

menggambarkan fibrosis dan kalsifikasi dari labirin membranous pada orang dengan

labirintritis kronis atau labirintritis ossificans 2 .

Labyrinthitis ossificans in a 10-year-old girl (Hb SS) with SNHL in the right ear. (a) Axial high-resolution temporal bone CT image shows partial obliteration of the right lateral semicircular canal (arrow). (b) Axial high-resolution T2-weighted DRIVE MR image shows the right lateral semicircular canal (arrow). The areas of high signal intensity normally seen in the canal are absent.

20 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 21: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

3. MRI

MRI dapat digunakan untuk membantu mencegah neuroma akustik, stroke, abses otak

atau hematoma epidural sebagai potensi penyebab vertigo dan kehilangan pendengaran.

Koklea, depan dan kanal-kanal semicircular meningkatkan pada t1 weighted postcontrast

gambar pada orang dengan akut dan subacute labirintritis. Temuan ini sangat spesifik dan

berkorelasi dengan subjektif penilaian objektif dan beberapa pasien mengalami perbaikan

dalam teknik MRI ini dan dapat dijadikan studi pilihan untuk dicurigai labirintritis 2,3 .

TES LAIN

1. Audiometry

Pemeriksaan audiometric berguna untuk memeriksa jenis dan tingkat keparahan

pendengaran dan juga menentukan kira- kira organ yang berpengaruh terhadap gangguan.

Kehilangan Pendengaran dalam kasus ini adalah jenis sensorineural. Namun, pasien dengan

kelaianan malformasi telinga dalam (yaitu, perbesaran vestibular aqueduct) mungkin akan

mempunyai gejala klinis yang sama 2.

Pengujian vestibular dengan electronystagmography, test rotary kursi, dan

membangkitkan vestibular potensi myogenic tidak ditunjukkan dalam pengaturan akut.

Namun, tes ini dapat memberikan informasi tambahan pada kompensasi vestibular dan lesi,

pengujian setelah pasien telah pulih dari tahap akut labirintritis 2.

2. Pengujian Vestibular

Tes kalori dan electronystagmogram dapat membantu dalam mendiagnosa kasus-kasus

sulit dan mendirikan prognosis untuk pemulihan.

Orang dengan labirintritis virus memiliki nistagmus dengan respon kalori vestibular

hipofungsi.

Orang dengan suppurative labirintritis (bakteri) memiliki nistagmus dan respons kalori

absen di sisi yang terpengaruh.

Orang dengan serous labirintritis (bakteri) biasanya memiliki hasil electronystagmogram yang

normal, tetapi mereka mungkin memiliki penurunan respons kalori di telinga. Namun,

21 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 22: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

kehadiran efusi telinga tengah dapat meredam respon kalori dan menyebabkan menemukan

positif palsu 2.

I. DIAGNOSIS BANDING 2,4

• Benign paroxysmal positional vertigo

• Vestibular neuritis

• Meniére disease

• Perilymph fistula

J. KOMPLIKASI 1

Kehilangan pendengaran secara permanen, labirintitis yang tidak mendapatkan

pengobatan akan menjadi bertambah buruk dan gejala- gejalanya menjadi menetap

akibat kerusakan permanen pada organ telinga dalam (mengalami pembengkakan,

pembentukan jaringan ikat sehingga akan mengganggu proses pendengaran secara

keseluruhan telinga, kehilangan pendengaran permanen.

Gangguan Keseimbangan, Akibat tidak diobati secara tepat dan tuntas,

komplikasinya dapat juga mempengaruhi pusat keseimbangan secara permanen,

seperti dijelaskan sebelumnya organ vestibuler mengalami peradangan hebat dan terus-

menerus sehingga akan terbentuk jaringan granulasi sehingga menghambat

kemampuan koklea dalam mempertahan tubuh agar dapat tetap seimbang 7,8,9.

22 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 23: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

K. PENATALAKSANAAN

Terapi lokal harus ditujukan ke setiap infeksi yang mungkin ada. Pemberian antibiotik

jika labyrinthitis disebabkan oleh infeksi bakteri. Beberapa obat antivirus mungkin berguna

jika kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus. obat-obatan antiemetik dan obat penenang atau

hypnotics membantu mengontrol gejala dan membantu agar pasien tetap tenang selama

serangan Vertigo berlangsung. Antihistamin dapat diberikan jika kondisi berhubungan dengan

alergi. Obat yang menghambat aksi sistem saraf simpatik (anticholinergics) juga dapat

diberikan. Individu mungkin perlu istirahat di tempat tidur selama beberapa hari, Cukup

minum dan membatasi sedikit aktivitas fisik yang berat untuk mempertahankan hidrasi dan

mencegah timbulnya keluhan vertigo 1,2,3.

Drainase bedah atau eksenterasi labirin tidak di indikasikan, kecuali suatu fokus di

labirin atau daerah perilabirin telah menjalar atau dicurigai menyebar ke struktur intrakaranial

dan tidak memberi respons terhadap terapi antibiotika. Bila ada indikasi dapat dilakukan

mastoidektomi. Bila dicurigai ada fokus infeksi dilabirin atau di os petrosus, dapat dilakukan

drainase labirin dengan salah satu operasi labirin. Setiap sekuestrum yang lepas harus

dibuang, harus dihindari terjadinya trauma N VII. Bila saraf fasial lumpuh, maka harus

dilakukan dengan kompresi saraf tersebut. Bila dilakukan operasi tulang temporal, maka harus

diberikan antibiotika sebelum dan sesudah operasi. Jika kehilangan pendengaran secara

permanen maka alat bantu dengar akan bermanfaat 1,2,3.

L. PENCEGAHAN

Menghindari paparan alergen

Menghindari paparan asap rokok (tidak merokok)

Menghindari konsumsi alkohol secara berlebihan

Mengindari taruma kepala atau telinga yang menyebabkan kerusakan pada telinga

dalam

Hindari makanan yang diproses setengah matang

Hindari dan lebih berhati - hati infeksi saluran nafas atas dan sinusitis yang berulang-

ulang

23 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 24: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

M. PROGNOSIS 1,2,3

Pemulihan spontan umumnya terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.

Fungsi labirin dapat kembali normal tergantung pada kecepatan dan keefektifan dari

pengobatan yang didapat. Gejala vertigo yang berat biasanya akan hilang dalam beberapa hari

sampai 3 minggu, tetapi gangguan keseimbangan mungkin bertahan selama beberapa minggu

atau bahkan berbulan-bulan, terutama bila melakukan gerakan-gerakan cepat. Setelah gejala

labyrinthitis telah diselesaikan, maka resiko terjadinya kekambuhan labirintitis akan sama

dengan individu yang belum pernah menderita labirintitis. Kekambuhan yang terjadi biasanya

lebih ringan. Pada umumnya, prognosis jangka panjang untuk pasien labyrinthitis baik dan

sebagian besar pasien sembuh sempurna.

Dalam beberapa kasus, peradangan dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada labirin,

yang mengakibatkan hilangnya pendengaran secara permanen. Bahkan ketika terjadi

kerusakan permanen, otak masih dapat beradaptasi cukup baik untuk mengatasi gejala dalam

periode hari atau bulan.

Prevalensi terjadinya tuli sensorineural yang terjadi tiba-tiba pada labyrinthitis adalah 10 dari

100.000 individu (Strasnick). Pada pembedahan (myringotomy), hanya dibutuhkan sayatan

kecil di gendang telinga untuk menghindari penumpukan tekanan cairan di telinga, atau jika

penyisipan grommet di gendang telinga (myringotomy tabung) diperlukan untuk memperbaiki

kondisi, hasilnya biasanya sangat baik, dan penyembuhan lengkap terjadi, jika perdengaran

sudah kembali normal dalam waktu satu bulan. Komplikasi dari operasi yang mungkin terjadi

adalah perdarahan, infeksi dan hilangnya pendengaran 1,2,3.

24 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 25: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

BAB III

PENUTUP

Labirintitis adalah infeksi pada telinga dalam ( labirin ) yang disebabkan oleh bakteri

atau virus. Labirintitis merupakan komplikasi intratemporal yang paling sering dari radang

telinga tengah. Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum

(general), dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan labirinitis yang terbatas

(labirinitis sirkumskripta) menyebabkan terjadinya vertigo saja atau tuli saraf saja. Labirinitis

terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa. Terdapat dua bentuk labirinitis,

yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Labirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis

serosa difus dan labirinitis serosa sirkumskripta. Labirinitis supuratif dibagi dalam bentuk

labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif kronik difus. Gejala klinis yaitu

ganguan vestibular, vertigo, nistagmus, mual, muntah serta ganguan fungsi pendengaran

sensorineural. Terapi lokal harus ditujukan keseiap infeksi yang mungkin ada. Drainase bedah

atau eksenterasi labirin tidak di indikasikan, kecuali suatu fokus di labirin atau daerah

perilabirin telah menjalar atau dicurigsi menyebar ke struktur intrakaranial dan tidak memberi

respons terhadap terapi antibiotika. Bila ada indikasi dapat dilakukan mastoidektomi. Terapi

dilakukan secara pengawasan yang ketat dan terus menerus untuk mencegah terjadinya

progresifitas penyakit dan kerusakan vestibulokoklea yang permanen .

25 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai

Page 26: LABIRINITIS

LABIRINITIS 2013

DAFTAR PUSTAKA

1. Efianty A.S,Nurbaiti I,Jenny B,Ratna D.R: Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT,Edisi

6:FKUI;2007.hal118-137

2. Gulya AJ. Infections of the labyrinth. In: Bailey BJ, Johnson JT, Pillsbury HC, Tardy ME,

Kohut RI, eds. Head and Neck Surgery-Otolaryngology. Vol 2. Philadelphia, Pa: JB

Lippincott; 1993 available at https://profreg.medscape.com

(Accessed Augustus 16, 2010.)

3. Adams GL, Boies LR, Higler PA. Boies: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. ECG: Jakarta;

1997. hal: 219-224

4. Woolley AL, Kirk KA, Neumann AM Jr, McWilliams SM, Murray J, Freind D. Risk factors

for hearing loss from meningitis in children: the Children's Hospital experience. Arch

Otolaryngol Head Neck Surg. May 1999.

5. Schraff SA, Schleiss MR, Brown DK, Meinzen-Derr J, Choi KY, Greinwald JH, et al.

Macrophage inflammatory proteins in cytomegalovirus-related inner ear injury.

Otolaryngol Head Neck Surg. Oct 2007.

6. Kuhweide R, Van de Steene V, Vlaminck S, Casselman JW. Ramsay Hunt syndrome:

pathophysiology of cochleovestibular symptoms. J Laryngol Otol. Oct 2002

26 Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu THT-KLRSUD Dr. RM Djoelham Binjai