Lab Pakan kiPer kuaLitas -...

44
PERAN DAN KONTRIBUSI PAKAN DALAM PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PERANAN LABORATORIUM DALAM ERA PERDAGANGAN GLOBAL Volume 6, No. 1, Juni 2019 LAB PAKAN KIPER KUALITAS ISSN 9772685170002

Transcript of Lab Pakan kiPer kuaLitas -...

Page 1: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

PERAN DAN KONTRIBUSI PAKAN DALAM PEMBANGUNAN

PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PERANAN LABORATORIUM DALAM

ERA PERDAGANGAN GLOBAL

Volume 6, No. 1, Juni 2019

Lab Pakan kiPer kuaLitas

ISSN 9772685170002

Page 2: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

PENERBITDirektorat Pakan

PENANGGUNG JAWABDirektur Pakan

REDAKTURKoordinator Pengawas Mutu Pakan

KONTRIBUTORKasubdit Bahan PakanKasubdit Pakan HijauanKasubdit Pakan Olahan

Kasubdit Mutu, Keamanan dan Pendaftaran pakan

KETUAKasubbag Tata Usaha

SEKRETARISElly Dianita Sari, S.Pt, MBA

EDITORIr. Triastuti Andajani, M.SiRoy Malindo, S.pt, M.Si

REDAKSI PELAKSANAHesty Natalia, S.Pt, MP

Rofiqoh Nurul Huda, S.PtAris Syukur Subagio, S.Pt, M.Si

Dwi Lestari, S.Pt, M.SiSilvia Wisnu K, S.pt

Kesturi Pandanwangi, S.Pt

LAY OUT/DESIGN GRAFISR. Gilar Gautama, S.Pt

PEMBANTU UMUMNentin Surtini, S.Si

Mastina Rafidah, A.MdSukandiSumarna

ALAMATDirektorat Pakan

Gedung C, lantai 8Jl. Harsono RM No. 3, Pasar Minggu

Jakarta 12550e-mail redaksi:

[email protected]. (021)7815686, 78833804,

Fax (021)7815686

Daftar IsIRedaksional 1

Media Infofeed menerima tulisan dengan ketentuan sebagai berikut:1. Tulisan bersifat orisinil, aktual dan

informatif, diketik rapi 2 spasi.2. Panjang tulisan 2 halaman (maksimal

7000 karakter termasuk spasi) ukuran kertas a4.

3. Foto pendukung minimal 2 buah (high resolusi).

4. Redaksi berhak menyunting tulisan sepanjang tidak merubah isinya.

5. sumbangan tulisan beserta foto dan gambar dapat disampaikan dalam bentuk soft copy melalui e-mail ke redaksi.

ToPik UTaMa

laPoRan UTaMa

laPoRan

inFo

2Peran Dan Kontribusi Pakan Dalam Pembangunan Peternakan Dan Kesehatan HewanPeranan Laboratorium Dalam Era Perdagangan Global

n

4n

6Masterlab Asia Milik PT Trouw Nutrition Indonesia sebagai Customer Service Laboratory yang Komprehensif

n

810

Laboratorium Pengujian Pakan Sebagai Kiper Kualitas Pakan yang Beredar

Pelayanan Pengujian Balai Pengujian Mutu Dan Sertifikasi Pakan Tahun 2018

n

n

12

16

Profil Laboratorium Pakan Daerah

Peran UPT Pengujian Mutu Produk Peternakan Dalam Menjamin Kualitas Dan Keamanan Pakan Di Provinsi Sulawesi Selatan

n

14Profil Balai Pengujian Mutu Dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan (BPMKP/BP)Cikole Lembang Jawa Barat

n

n

n

n

n

182022

Laboratorium Pakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

Selayang Pandang Laboratorium Pakan Ternak Kalbar

Laboratorium Pakan Blitar Siap Melayani Sepenuh Hati Dengan Cepat, Tepat Dan Akurat

nnnn

n

2426272830

nnnnnn

323436373840

Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan Dan Bahan PakanMenjaga Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Petugas Laboratorium PakanTepung Ikan Berkualitas Menjamin Mutu PakanPengujian NDF menggunakan Fibretherm dari GerhardtTips Untuk Memilih Peralatan Pengujian Laboratorium PakanPengujian di Laboratorium

SALAM REDAKSI

Para Pembaca INFOFeed yang berbahagia....

inFoFeed kali ini merupakan edisi awal ditahun keenam dalam penerbitannya. Berbagai dinamika selalu menjadi warna tersendiri demi usaha kami untuk menyajikan berbagai informasi dan isu aktual tentang pakan kepada pembaca inFoFeed yang setia.

Pakan selalu menjadi isu yang hangat. apabila kita berbicara tentang pengembangan peternakan maka aspek yang akan disebut-sebut adalah pakan, pakan, pakan dan pakan. Hal ini menandakan bahwa perhatian kita harus fokus pada ketersediaan dan kualitas pakan untuk memenuhi kebutuhan produksi dan produktivitas ternak.

dengan berbagai artikel yang kami sajikan pada edisi kali ini maka besar harapan kami dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan laboratorium pakan dalam menjaga mutu dan keamanan pakan.

dan pada akhirnya, semoga para pembaca inFoFeed dapat mengambil manfaat dan memperluas pengetahuan dari berbagai informasi mengenai keamanan pakan yang redaksi sajikan pada edisi kali ini.

akhir kata, salam sukses untuk kita semua!

Tim Redaksi

Kementan Tetapkan Jenis Komoditas Tanaman Binaan BaruPertemuan Pimpinan Laboratorium Pakan DaerahUji Profisiensi: Apa Dan Mengapa? Pestisida, Antara Dibutuhkan Dan DihindariThe Codex Code of Practice on Good Animal Feeding Cara Pemberian Pakan Yang Baik Berdasarkan “Codex Code” (CAC/RCP 54-2004)

Page 3: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Pembangunan Peternakan mendukung ketahanan Pangan nasional

Oleh : Ir. RR. Sri Widayati, MMA - Direktur Pakan

redaksional

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 1

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,SobatPakan, Alhamdulillah kita panjatkan rasa

syukur kepada Ilahi atas terbitnya kembali Infofeed setelah sekian lama vakum. Tentunya ini adalah hasil kerja keras kita bersama melalui Direktorat Pakan bersama para Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) Pusat dan daerah menghadirkan kembali majalah Infofeed sebagai referensi informasi seputar pakan dan dinamikanya.

Dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan nasional, pembangunan pertanian utamanya sub sektor peternakan berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan melalui penyediaan protein hewani asal ternak. Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat di negara-negara berkembang, setiap 1% peningkatan pendapatan diasumsikan akan meningkatkan 2% belanja pangan untuk konsumsi protein asal ternak. Peningkatan konsumsi protein asal ternak ini tentunya harus diikuti oleh peningkatan populasi ternak dan peningkatan produksi pakan dalam proses produksi dan reproduktivitas ternaknya.

Dalam upaya peningkatan produksi dan reproduksi ternak, ketahanan pakan nasional menjadi salah satu terobosan untuk mendukung terjadinya lompatan peningkatan populasi ternak dan peningkatan skala usaha melalui penyediaan pakan dengan jaminan ketersediaan bahan pakan, kualitas dan distribusi.

Seiring dengan upaya peningkatan produksi pakan, aspek mutu pakan menjadi perhatian utamanya bagi industri pakan, mengingat mutu berperan penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas produk. Selain aspek mutu, fokus perhatian ditujukan kepada aspek keamanan pakan karena akan berpengaruh langsung terhadap keamanan produk pangan asal ternak. Aspek mutu dan keamanan pakan perlu diperhatikan karena konsumen mendambakan produk pangan hasil ternak (daging, susu, telur) sebagai sumber protein hewani yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Tentunya untuk menjamin mutu dan keamanan pakan, perlu dipastikan agar bahan pakan dan pakan yang beredar terjamin kualitas dan keamanannya. Peranan laboratorium pengujian yang terakreditasi menjadi semakin penting karena memiliki kompetensi memberikan pengakuan atas mutu dan keamanan suatu produk. Peranan laboratorium tersebut di ilustrasikan

layaknya “kiper” yang bertugas menjaga agar pakan yang beredar merupakan pakan berkualitas. Produk pangan asal ternak yang dihasilkan perlu dipastikan keamanannya sejak dari proses produksi sampai dengan penanganan pasca panen. Hal ini sebagaimana telah diterapkan dengan ketat di negara-negara benua Eropa dan Amerika. Tuntutan terhadap mutu suatu produk pangan asal ternak di era perdagangan global sekarang ini sudah semakin kuat dengan munculnya slogan-slogan antara lain: “Safe Feed Safe Food”; “Safe Feed For Safe Food”; “From Farm To Fork” dan “Safe From Farm To The Table”.

Kemampuan penyediaan pakan berkualitas juga menjadi penentu kesuksesan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) dan pemberdayaan masyarakat melalui Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) Berbasis Pertanian. Pemberian pakan sesuai kebutuhan ternak akan memberikan dampak pada performans ternak sehingga siklus produksi dan reproduksinya berjalan normal untuk dihasilkan bibit dan hasil ternak (daging, telur dan susu) berkualitas. Pemenuhan Hijauan Pakan Ternak (HPT) menjadi salah satu kegiatan yang terintegrasi pada Program Upsus Siwab. Demikian halnya pada Program Bekerja, penyediaan pakan menjadi faktor penentu keberhasilan Rumah Tangga Miskin Pertanian (RTMP) memelihara ternak ayam/itik tumbuh dan berkembang populasinya sekaligus meningkatkan konsumsi gizi, pendapatan dan pengembangan usaha.

Infofeed edisi ini menyajikan beragam artikel tentang peran Laboratorium Pakan Sebagai Kiper Kualitas. Ada beberapa artikel diantaranya : Peran dan Kontribusi Pakan Dalam Pembangunan Peternakan Dan Kesehatan Hewan, Peranan Laboratorium Dalam Era Perdagangan Global, Masterlab Asia Milik PT Trouw Nutrition Indonesia sebagai Customer Service Laboratory yang Komprehensif, Laboratorium Pengujian Pakan Sebagai Kiper Kualitas Pakan yang Beredar, Pelayanan Pengujian Balai Pengujian Mutu Dan Sertifikasi Pakan Tahun 2018, Profil Laboratorium Pakan Daerah dan informasi tentang pakan lainnya.

Semoga informasi yang tersaji dalam edisi ini bisa memberi manfaat bagi para pembaca infofeed dan memperluas pengetahuan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Page 4: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

PERAN DAN KONTRIBUSI PAKAN DALAM PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Oleh : Dr. drh. I Ketut Diarmita, MP

topik utama

INFOVolume 6 no. 1 Juni 20192

Penyelenggara fungsi peternakan dan kesehatan hewan (PKH), baik di Pusat, UPT, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, memahami bahwa pakan merupakan faktor stategis dalam budidaya peternakan. Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup (feed security) dan yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan (feed safety) menentukan kinerja produksi dan produktivitas ternak.

Tentang jaminan mutu dan keamanan pakan telah diamanatkan dalam Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan No 18 Tahun 2009 Jo UU No 41 Tahun 2014, yang dalam operasionalisasinya diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian, antara lain Peraturan Menteri Pertanian

No. 22 Tahun 2017 tentang pendaftaran dan peredaran pakan, serta Kepmentan No 240 Tahun 2003 tentang Cara Pembuatan Pakan yang Baik dan Kepmentan No 65 Tahun 2007 tentang Pengawasan Mutu pakan (dalam proses revisi). Selain itu pakan yang diproduksi dan diedarkan harus memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM).

Laboratorium yang terakreditasi menjadi unit penting yang berperan dalam pengujian mutu dan keamanan pakan. Sampai saat ini terdapat 8 (delapan) laboratorium pakan Pemerintah, yang tersebar di 6 (enam) provinsi. Lima diantaranya sudah terakreditasi yaitu Laboratorium Pakan di

Page 5: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Jawa Barat (Bekasi dan Cikole); Kalimantan Barat (Pontinak); Sulawesi Selatan (Makassar), Jawa Timur (Surabaya dan Kabupaten Blitar). Dua laboratorium sisanya masih dalam proses pembinaan untuk diakreditasi. Utamanya laboratorium pada Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) Bekasi yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Ditjen PKH, selain melaksanakan fungsi pengujian, melakukan sertifikasi pakan, juga sebagai laboratorium referensi dalam pengujian pakan dan sebagai penyelenggara uji profisiensi dalam pengujian pakan.

Sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat baik produsen maupun konsumen pakan untuk mendapatkan pakan yang aman dan berkualitas, semakin tinggi pula tuntutan pelayanan terhadap laboratorium pakan untuk memperoleh hasil uji yang cepat dan akurat. Hal ini muncul sebagai konsekuensi logis atas semakin berkembangnya industri peternakan, utamanya perunggasan yang diikuti oleh berkembangnya industri pabrik pakan baik sekala kecil, sedang maupun besar. Pada industri pakan berskala besar, umumnya telah dilengkapi dengan devisi penelitian dan pengembangan (researce and development) termasuk kelengkapan sarana prasarana pengujian mutu pakan yang canggih. Sehingga untuk

berlangsungnya pelaksanaan fungsi Pemerintah dalam hal pengawasan atas mutu dan keamanan pakan, seharusnya laboratorium pakan Pemerintah selain terakreditasi juga harus didukung oleh sumber daya yang berkualitas utamanya SDM serta sarana dan prasarana laboratorium.

Untuk terwujudnya laboratorium pakan berkualitas dengan layanan profesional, Pemerintah Pusat yang didukung oleh Pemerintah Daerah bersama-sama menguatkan peran laboratorium tersebut. Bukan hanya dengan penyediaan anggaran Pemerintah namun yang lebih penting adalah dukungan kesungguhan personil pengelola laboratorium (termasuk para pengawas mutu pakan/Wastukan) dalam memberikan pelayanan prima. Sebagai contoh di salah satu laboratorium pakan, petugasnya tidak hanya memberikan layanan pengujian namum juga menyediakan layanan konsultasi terkait penyusunan formulasi pakan kepada para pelangganya. Selanjutnya sinergi yang terbangun semakin baik antara petugas dan pelanggan diharapkan akan menciptakan ketergantungan yang saling membutuhkan untuk menguatkan, sekaligus hal ini juga menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan Pemerintah melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak/PNBP atau Pendapatan Asli Daerah/PAD.

Jayalah Peternakan Indonesia

topik utama

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 3

Page 6: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Peranan Laboratorium DaLam era PerDagangan gLobaL

Oleh : Dr. Fajarina Budiantari, S.TP, M.SiDirektur Akreditasi Laboratorium Komite Akreditasi Nasional – Badan Standardisasi Nasional

topik utama

Kualitas barang dan jasa pada proses perdagangan global merupakan hal yang penting, selain harga, kesesuaian produk dan jasa dengan standar yang telah ditetapkan yang juga menjadi perhatian utama. Oleh karenanya peran laboratorium dalam proses pengendalian mutu dan penjaminan mutu dari produk yang dihasilkan menjadi sangat penting. Data yang dihasilkan dari laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi harus valid dan dapat dipercaya sehingga pengambilan keputusan yang terkait dalam perdagangan menjadi tepat.

Banyak negara bergantung pada proses yang disebut akreditasi laboratorium sebagai sarana untuk menentukan

kompetensi teknis laboratorium. Akreditasi menggunakan kriteria dan prosedur khusus yang dikembangkan untuk menentukan kompetensi teknis. Kriteria untuk laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi adalah berdasarkan standar yang diterima secara internasional yaitu standar ISO/IEC 17025 General requirements for the competence of testing and calibration laboratories. Badan akreditasi menggunakan standar tersebut secara khusus untuk menilai faktor yang relevan dengan kemampuan laboratorium pada proses menghasilkan data pengujian yang tepat dan akurat.

Faktor yang relevan tersebut antara lain: kompetensi teknis personil, pemilihan metode verifikasi dan validasi, ketertelusuran metrologi, kalibrasi dan pemeliharaan peralatan, kondisi fasilitas dan lingkungan, pengambilan contoh, penanganan barang uji dan/atau kalibrasi, serta pemastian keabsahan hasil.

Sesuai Undang-Undang Nomor 20 tahun 2014 mengenai

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, lembaga yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang akreditasi lembaga penilaian kesesuaian (dalam hal ini termasuk akreditasi laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi) di Indonesia adalah Komite Akreditasi Nasional (KAN). Komite Akreditasi Nasional pada saat ini (Mei 2019) telah melakukan akreditasi terhadap 1315 laboratorium pengujian dan 278 laboratorium kalibrasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17025 (merupakan adopsi dari ISO/IEC 17025). Laboratorium pengujian dan kalibrasi tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk berbagai macam lingkup akreditasi (www.kan.or.id).

Komite Akreditasi Nasional (KAN) menerapkan standar ISO/IEC 17011 Conformity assessment-requirement for accreditation bodies accrediting conformity assessment bodies dan saat ini KAN telah menandatangani perjanjian saling pengakuan/MRA (Mutual Recognition Arrangement) dengan organisasi regional APAC (Asia Pacific Accreditation

Data Lingkup Laboratorium Kalibrasi

INFOVolume 6 no. 1 Juni 20194

Page 7: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

topik utama

Cooperation) sekaligus organisasi internasional ILAC (International Laboratory Accreditation Cooperation), antara lain skema akreditasi laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi.

Hal ini menunjukkan bahwa laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi yang diakreditasi oleh KAN diakui hasil pengujian dan/atau kalibrasinya oleh badan akreditasi di negara lain yang juga menandatangani perjanjian saling pengakuan tersebut. APAC memililki 46 Full Members yang sampai saat ini telah mengakreditasi lebih dari 50.000 laboratorium.

Komite Akreditasi Nasional (KAN), sebagai salah satu anggota APAC, harus selalu mengikuti perkembangan akreditasi di tingkat internasional. Standar ISO/IEC 17025 yang baru telah terbit per November 2017. Standar ISO/IEC 17025:2017 ini telah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 17025:2017. Standar ini menggantikan standar ISO/IEC 17025:2005 yang telah diadopsi menjadi SNI ISO/IEC 17025:2008.

Terkait hal tersebut, maka laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi yang telah

diakreditasi oleh KAN harus menyesuaikan terhadap standar terbaru tersebut. Ketentuan APAC dan ILAC menyatakan bahwa semua laboratorium yang diakreditasi oleh badan akreditasi penandatangan MRA harus telah mengacu ISO/IEC 17025:2017 selambat-lambatnya pada tanggal 20 November 2020.

Komite Akreditasi Nasional (KAN) menerapkan standar ISO/IEC 17011 Conformity assessment-requirement for accreditation bodies accrediting conformity

assessment bodies dan saat ini KAN telah menandatangani perjanjian saling pengakuan/MRA (Mutual Recognition Arrangement) dengan organisasi regional APAC (Asia Pacific Accreditation Cooperation) sekaligus organisasi internasional

ILAC (International Laboratory Accreditation Cooperation), antara lain skema akreditasi laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi.

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 5

Data Lingkup Laboratorium Penguji yang Diakreditasi KAN

050

100150200250300350

kehutanan

elektrote

knika

Mekanika

Petern

akan

konstruks

i

kesehata

n

Perikanan

Pertanian

energi

Pangan

lingku

ngan

Teknologi k

husus d

an ..

294 263

169 161

97 93 77 55 51 27 21 18

Sebaran Laboratorium Kalibrasi Diakreditasi KAN di Indonesia

0,44%

0,44% 0,44% 0,44%1% 1%

1%1% 1%

1%

2%2%

2%

6%

10%

11%

3%3%

24%

28%

sulawesi selatansulawesi Tengahkalimantan Timurkalimantan Tengahkalimantan selatan

kalimantan BaratBaliJawa Timurdi JogjakartaJawa Tengah

Jawa Baratdki JakartaBantenRiaulampung

Jambikep. Riausumatera selatansumatera Baratsumatera Utara

Page 8: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

topik utama

Laboratorium pengujian merupakan salah satu bagian penting dalam bisnis peternakan maupun industri pakan ternak. Untuk itu perlunya keberadaan sebuah laboratorium pengujian yang memadai dan handal menjadi hal yang sangat penting untuk mendukung bisnis tersebut. Baik dalam aspek pengontrolan kualitas bahan baku pakan maupun dalam hal pengendalian mutu pakan yang akan dikonsumsi oleh ternak.

Laboratorium Masterlab Asia adalah laboratorium pengujian pakan dan komponennya yang telah berdiri di Indonesia sejak tahun 20018 dibawah naungan PT. Trouw Nutrition Indonesia, yang merupakan perusahaan global dalam penyedia solusi nutrisi ternak asal Belanda. Salah satu fungsi dari Masterlab Asia ini adalah melayani analisa

pengujian kepada konsumen PT. Trouw Nutrition Indonesia yang berada diwilayah Indonesia dan Asia Pacific.

Lokasi Masterlab Asia terletak di Kawasan Industri MM2100, Cibitung, dan merupakan laboratorium pengujian yang telah mendapatkan sertifikat akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak tahun 2015 yang lalu. Dan bahkan saat ini, laboratorium Masterlab Asia sedang melakukan proses pembaharuan akreditasi menggunakan standar versi yang terbaru yaitu SNI ISO/IEC 17025:2017.

Pakan dan komponennya yang diuji di Masterlab Asia meliputi pengujian terhadap sample bahan pakan, pakan jadi serta sampel air. Adapun jenis pengujian yang dapat dilakukan

di laboratorium Masterlab Asia meliputi pengujian fisik, kimia dan mikrobiologi, seperti pengujian homogenitas, vitamin, logam berat (Mercury, Cadmium, Lead, dll), mineral lainnya seperti, Copper, Zinc, Iron, Sodium, Calcium, dll, Mikrobiology seperti Salmonella, E.coli, yeast dan mold, total bakteria, pegujian tingkat kualitas minyak (FFA, DOBI,dll) , pengujian kualitas air (Kesadahan, Chlorine, Nitrite, dll), pengujian mycotoxin (Aflatoxin, Ochratoxine, Zearalenon, dll) serta pengujian proximate.

Dalam melakukan pengujian-penguian tersebut, Masterlab Asia didukung dengan peralatan laboratorium yang modern, seperti Near Infra Red (NIR), Ultra High Performance Liquid Chromatography (uHPLC), Atomic Absorption

INFOVolume 6 no. 1 Juni 20196

masterLab asia miLik Pt trouw nutrition inDonesia sebagai Customer serviCe Laboratory yang komPrehensif

Oleh : Muhammad Tohir, Laboratory Manager

Page 9: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

topik utama

Spectrophotometer (AAS) dan Vapor Hydrate System, serta peralatan pendukung untuk pengujian microbiology dan mycotoxin lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, laboratorium Masterlab Asia juga dilengkapi dengan peralatan laboratorium yang mobile artinya pengujian dapat dilakukan di lapangan (ditempat konsumen). Disamping itu, Masterlab Asia memiliki karyawan laboratorium yang berkualitas dan berpengalaman, serta telah dibekali pelatihan yang sesuai dengan bidang pengujian laboratorium.

Dari berdirinya hinggga sekarang, Masterlab Asia mendapat dukungan penuh dari Masterlab Pusat yaitu Masterlab Netherland yang berkedudukan di Boxmeer, Belanda. Masterlab Asia mendapatkan bimbingan teknis dan mutu dari Masterlab Netherlands, yang merupakan salah satu laboratorium nutrisi hewan, makanan, dan farmasi terbaik di Eropa. Dukungan yang diberikan oleh Masterlab Netherland antara lain program Ring Test yang dilaksanakan setiap tahun, program Kontrol Mutu (QC) dalam rangka memastikan kualitas hasil

pengujian yang akurat dan program lainnya.

Mengingat pentingnya peran laboratorium Masterlab Asia didalam industri peternakan, maka Masterlab Asia secara terus menerus meningkatkan kemampuan serta memodernisasi perlengkapan pengujian di laboratorium agar kualitas serta lingkup pengujian dan pelayanan laboratorium dapat dipertahankan sebagai yang paling konprehensif di Indonesia. Sehingga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggannya.

fungsi dari Masterlab Asia ini adalah melayani

analisa pengujian kepada konsumen PT. Trouw Nutrition

Indonesia yang berada diwilayah

Indonesia dan Asia Pacific

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 7

Page 10: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Oleh : Ir. Triastuti Andajani, M.Si & Kesturi Pandanwangi, S.Pt

INFOVolume 6 no. 1 Juni 20198

Laboratorium Pengujian Pakan sebagai kiPer kuaLitas Pakan yang bereDar

Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan pangan, termasuk pangan asal hewan (daging, susu dan telur) juga semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan daging, susu dan telur oleh perusahaan peternakan ataupun peternak yang semakin meningkat tersebut berdampak pada kebutuhan pakan juga semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya produksi pakan dan berkembangnya investasi dalam pembuatan pabrik pakan baru di dalam negeri.

Peningkatan produksi pakan terlihat juga dari meningkatnya jumlah pabrik pakan yang cukup signifikan pada 5 tahun terakhir (2015-2019). Pada tahun 2015 jumlah pabrik pakan skala besar tercatat 78 buah dan pada tahun 2019 menjadi 92 buah (meningkat 18%), belum terhitung pabrik pakan skala menengah kecil yang khusus memproduksi pakan ruminansia baik milik koperasi persusuan ataupun milik perorangan. Potret ini menunjukkan bahwa usaha dibidang pakan masih terus menggeliat dan harus diantisipasi pengawasannya di lapangan, baik dari aspek produksi maupun peredarannya agar konsumen pakan terlindungi dan ternak mendapat asupan pakan yang berkualitas.

Pentingnya Mutu dan Keamanan PakanJika anda memberi pakan pada ternak atau menjual

pakan komersial (konsentrat atau hijauan) kepada peternak, maka anda akan sangat bergantung pada mutu serta keamanan pakan/hijauan yang akurat agar mendapatkan hasil terbaik bagi ternak anda dan menghindari keluhan dari pelanggan anda sehingga investasi dari produksi pakan dan tanaman hijauan yang dikelola akan lebih menguntungkan. Kita mengetahui bahwa pakan merupakan kontributor terbesar dari biaya produksi suatu usaha budidaya ternak, oleh karenanya mempertahankan mutu dan keamanan dari pakan yang diproduksi, diberikan atau

yang dijual secara komersial sangatlah penting dan harus menjadi perhatian utama dari pelaku usaha.

Di Indonesia, mutu dan keamanan dari pakan yang beredar secara komersial dan digunakan oleh konsumen (peternak atau perusahaan peternakan) dijamin dengan adanya nomor regristrasi pendaftaran pakan atau biasa disebut dengan Nomor Pendaftaran Pakan (NPP) yang diterbitkan oleh Menteri Pertanian. Regulasi yang mengatur persyaratan dan tatacara mendapatkan NPP adalah Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 22/Permentan/PK.110/6/2017 tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan. Regulasi ini bertujuan untuk menjamin mutu dan keamanan setiap jenis pakan yang diproduksi dengan maksud untuk diedarkan secara komersial atau diperdagangkan. Dengan mempunyai NPP

topik utama

Page 11: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 9

maka setiap produsen pakan berkewajiban menjaga dan memelihara mutu dan keamanan pakan yang diproduksi sesuai dengan standard mutu dan keamanan pakan yang dicantumkan dalam label NPP tersebut.

Peran Laboratorium Pakan Sebagai Kiper Kualitas Pakan

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang definisi dari kata “Kiper” adalah “penjaga gawang (pada permainan sepak bola dan sebagainya)”, yang bertugas menjaga gawang ketika pertandingan dengan maksud agar gawangnya tidak kebobolan, karena jika bola lawan masuk dalam gawangnya maka Tim tersebut akan kalah. Dalam kaitan menjaga kualitas pakan, maka Laboratorium Pakan dapat dianalogikan sebagai penjaga gawang kualitas dan keamanan pakan sebelum pakan tersebut dapat diperjualbelikan kepada masyarakat. Maka betapa pentingnya peran dari laboratorium pakan tersebut sebagaimana pentingnya tugas kiper dalam sebuah tim sepakbola.

Dalam Pasal 2 Permentan 22 tahun 2017 tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan disebutkan bahwa pakan yang beredar wajib memiliki NPP yang dapat diperoleh setelah memenuhi semua persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Persyaratan teknis dimaksud salah satunya adalah adanya sertikat mutu dan keamanan pakan yang diterbitkan oleh laboratorium yang melakukan proses pengujian mutu dan keamanan pakan. Oleh karena itu peran laboratorium pengujian sangat penting dalam proses untuk memperoleh NPP.

Sertifikat mutu dan keamanan pakan yang diterbitkan oleh lembaga pengujian mutu dan keamanan pakan yang terakreditasi menjadi dasar pemerintah dalam menjamin pakan yang beredar di masyarakat. Karena dalam sertifikat tersebut telah

diuji kandungan nutrisi dari tingkat cemaran yang aman yang terkandung dalam pakan yang akan diedarkan. Nutrisi yang diuji adalah kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, abu, kalsium (Ca) dan Fosfor (P), sedangkan untuk ambang batas cemaran yang memperlihatkan aspek keamanan pakan adalah kandungan aflatoksin dalam pakan tersebut.

Laboratorium Pakan Masa DepanData GPMT menyebutkan bahwa produksi pakan

tahun 2018 sebesar 19,4 juta ton, sedangkan tahun 2019 diperkirakan meningkat menjadi 20,3 juta ton. Dengan melihat perkembangan jumlah penduduk Indonesia, maka diprediksi bahwa kebutuhan pangan asal hewan meningkat, demikian juga kebutuhan berbagai jenis pakannya. Pemerintah tentu saja harus mempersiapkan semua kebutuhan laboratorium pakan untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan pengujian pakan, mulai dari jumlah dan kompetensi SDM pengelola dan SDM penguji, kebutuhan sarana dan prasarana pengujian seperti bahan kimia, peralatan laboratorium, melengkapi seluruh metode pengujian dan sebagainya.

Dengan keberadaan 14 laboratorium yang ada saat ini, meskipun belum semua terakreditasi masih sangat diperlukan dukungan Pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar keberadaan laboratorium dapat dipertahankan dan ditingkatkan perannya supaya pelayanan pengujian dapat menjadi lebih baik dan lebih cepat.

Sedangkan untuk proses pendaftaran pakan, Pemerintah telah meningkatkan kecepatan waktu pelayanan dan efisisensi melalui pelayanan sistem daring (online) sehingga dapat terwujud pelayanan pemerintah yang baik atau good governance. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) atau disebut Padu Satu telah memudahkan pelaku usaha dalam mengoptimalkan memproses pendaftaran pakan.

topik utama

Page 12: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201910

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pertanian No. 59/Permentan/OT.140/5/2013 tanggal 24 Mei 2013, Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) yang merupakan unit kerja eselon 3, dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang dibantu oleh Kepala Subbagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan Teknik, dan Kepalan Seksi Penyiapan Sampel dan Kelompok Jabatan Fungsional. BPMSP didukung oleh 63 pegawai terdiri dari PNS (41 orang), CPNS (1 orang) tenaga kontrak (20 orang) dan THL dokter hewan (1 orang).

PELAYANAN PENGUJIANBPMSP Bekasi mempunyai tugas melaksanakan

pemeriksaan, pengujian dan sertifikasi mutu dan keamanan pakan, serta memilki 15 fungsi. Salah satu fungsi BPMSP yaitu penyebaran informasi dan dokumentasi hasil pengujian mutu dan keamanan pakan. Pada tahun 2018 BPMSP menerima 880 permintaan pengujian dimana permintaan tertinggi terjadi di bulan April (114) yang di dominasi dari Dinas Peternakan Provinsi/Kabupaten dalam rangka pengawasan pakan/bahan pakan yang beredar di wilayahnya. Permintaan pengujian terendah terjadi di bulan Juni (40 permintaan), hal ini karena memasuki masa libur Idul Fitri. Gambaran perkembangan sampel pengujian BPMSP sebagaimana Grafik-1 berikut :

PENERIMAAN SAMPEL PENGUJIANPenerimaan sampel tahun 2018 sebanyak 3888

buah, dengan penerimaan terbesar pada bulan April yaitu sebanyak 588 sampel. Hal ini berarti berbanding lurus dengan jumlah permintaan pengujian serta penerimaan sampel terendah terjadi pada bulan Septembe, sebagaimana terlihat pada Grafik-2 dibawah ini.

PARAMETER PENGUJIAN SAMPELParameter pengujian yang dilakukan oleh

BPMSP padatahun 2018 tercatat sebanyak 27.464

parameter, periode tertinggi yaitu bulan April (4224)serta parameter pengujian terendah terjadi pada bulan September (1162). Paramater pengujian yang dilakukan sesuai permintaan yaitu Proksimat (air/ bahan kering, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar), Kalsium, Fosfor, Gross Energy, NaCl, TDN, BETN, ADF, NDF, Aflatoksin Elisa, Aflatoksin HPLC, Asam Amino, T2 toksin, Fumonisin, Okratoksin, Zearalenon, Magnesium, Kalium, Fe, Mn, Zn, Cu, Karbohidrat, Kalium, Na, Pb, Cu, Cd, Urea, Tertasiklin, TVBN, Urea dan uji spesies sapi (MBM)

PENERBITAN SERTIFIKAT HASIL PENGUJIAN Berdasarkan Permentan No. 22/Permentan/

PK.110/06/2017 tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan, maka pakan yang dibuat untuk diedarkan wajib memiliki NPP (Nomor Pendaftaran Pakan). Salah satu persyaratan diterbitkannya NPP adalah adanya sertifikat mutu dan keamanan pakan yang diterbitkan oleh Laboratorium Pakan yang terakreditasi.

Pada tahun 2018 BPMSP telah menerbitkan 288 sertifikat mutu dan keamanan. Sertifikat tersebut diterbitkan setelah pakan diuji dan memenuhi beberapa parameter pengujian sesuai dengan Standar Nasional Indonesia(SNI). Grafik-4 dibawah ini memperlihatkan jumlah Sertifikat yang diterbtkan BPMSP padatahun 2018

Jika dilihat dari tujuan pelanggan melakukan pengujian mutu dan keamanan bahan pakan/pakan di BPMSP maka dapat dibagi menjadi beberapa tujuan :

1. Untuk kegiatan survei mutu dan keamanan pakan, pengujian homogenitas dan stabilitas, uji banding dan uji profisiensi.

2. Persyaratan ekspor dan impor dilakukan oleh pelaku usaha.

3. Pembuktian dari kasus adanya kematian ternak

PeLayanan Pengujian baLai Pengujian mutu Dan sertifikasi Pakan tahun 2018

Oleh : Imbuh Budi Wibowo, S.Pt - Wastukan Pertama BPMSP

topik utama

Page 13: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 11

Grafik-1. Permintaan Pelanggan BPMSP, 2018

Grafik-2 : Penerimaan Sampel BPMSP, 2018

Grafik-3. Parameter Pengujian Sampel, 2018

Grafik-4. Sertifikat Mutu dan Keamanan Pakan 2018

yang mendadak di suatu wilayah berdasarkan rekomendasi dokter hewan yang melakukan bedah bangkai.

4. Persyaratan dalam penerbitan NPP.

5. Pengawasan yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi/Kabupaten.

6. Pengecekan kualitas pakan yang di produksi oleh perusahaan peternakan maupun peternak yang akan diberikan ke ternaknya.

7. Persyaratan pengadaan pakan pada program Kementerian Pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota.

8. Bahan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir

(TAF)

Pada tahun 2018 BPMSP telah

menerbitkan 288 sertifikat mutu

dan keamanan. Sertifikat tersebut

diterbitkan setelah pakan diuji dan

memenuhi beberapa parameter pengujian

sesuai dengan Standar Nasional

Indonesia(SNI). Grafik-4 dibawah

ini memperlihatkan jumlah Sertifikat yang diterbtkan

BPMSP padatahun 2018

topik utama

Page 14: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Laboratorium pakan daerah merupakan laboratorium yang dimiliki Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk pengawasan mutu pakan di daerah. Laboratorium Pakan Daerah di arahkan pada aspek pelayanan pengujian, manajemen mutu, SDM, sarana dan prasarana laboratorium, dengan tujuan meningkatkan kompetensinnya untuk mendukung dan membantu laboratorium pakan nasional, Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan Ternak (BPMSP).

BPMSP telah mampu menguji hampir seluruh permintaan layanan pengujian, sementara Laboratorium Pakan Daerah diharapkan paling kurang mampu menguji terhadap pengujian kadar air, protein kasar, lemak kasar, abu, kalsium (Ca),

phosfor (P) dan aflatoksin total. Selain pengujian diatas juga diharapkan dapat menguji terhadap Neutral Detergent Fiber (NDF), Total Digestible Nutrient (TDN), pengujian asam amino dan kadar urea.

Direktorat Pakan sebagai pembina memberi dukungan berupa pendampingan dan dukungan dana Tugas Pembantuan (TP) melalui pelayanan pengujian laboratorium pakan daerah dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Diharapkan juga dukungan dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan, memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan pengawasan mutu dan keamanan pakan. (TAF)

Oleh : Dwi Sudiyati,Wastukan Muda Direktorat Pakan

topik utama

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201912

PROFIL LABORATORIUM PAKAN DAERAH

Page 15: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Saat ini terdapat 8 (delapan) Laboratorium Pakan Daerah yaitu :

NO NAMA KANTOR ALAMAT TELEPON/FAX

AKREDITASI ISO/IEC 17025

1

Balai Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan (BPMKP/BP) - Cikole Lembang.Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Jl. Raya Tangkuban Parahu KM.22 Cikole Lembang 40791

022- 2787172 18 Mei 2016

2 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

Jl. Jend. Gatot Subroto,Ungaran

024-6921023024-6921397 -

3Laboratorium Pakan Ternak Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

Jl. A Yani No.202 Surabaya

031-8292545/ 8280445031-8291853

19 November 2018

4Laboratorium Pakan UPT Balai Pengembangan Peternakan Dinas Pertanian Provinsi Banten

Jl. Syech Nawawi Albantani Curug Serang Banten

0254-79163770254-7916921 -

5

Unit Pembibitan dan Pakan Ternak UPT Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat

Jl.Adi Sucipto No.48 Pontianak

0561-5843940561-736144 Juli 2015

6

UPTD Pengujian Mutu Produk Peternakan (UPTD-PMPP)Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan

Jl.Daeng Ngeppe No.12 Makassar 0411-878767 Maret 2018

7Laboratorium Pakan Dinas Peternakan, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang

Jl.Letjen Suprapto No.7 Ungaran

024-6921408024-6921420 -

8Laboratorium Pakan Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar

Jl.Cokroaminoto No.22 Blitar 0342-801136 7 September 2018

topik utama

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 13

Page 16: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Oleh: Verra Octaviani, S.Pt - Wastukan Ahli Pertama, BPMKP/BP Cikole Lembang

laporan utama

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201914

ProfiL baLai Pengujian mutu Dan keamanan Pakan/bahan Pakan (bPmkP/bP)CikoLe Lembang, jawa barat

SEJARAH & LANDASAN HUKUM- Tahun 2002 : Berdiri Balai Pengujian Mutu dan

Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole Lembang pada awalnya bernama Balai Pengujian Sarana Produksi Peternakan (BPSPP), berdasarkan Perda No. 5 tahun 2002 tentang perubahan Perda No. 15 Tahun 2000 tentang Dinas daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sesuai dengan SK Gubernur Jawa Barat No. 54 Tahun 2002, BPSPP memiliki kewenangan melaksanakan pengujian mutu pakan ternak dan obat hewan dari kabupaten/Kota se Jawa Barat.

- Tahun 2009 : Nomenklatur Balai berubah menjadi Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) Cikole Lembang sesuai dengan Pergub Jawa Barat No. 113 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT dan Badan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja UPTD di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sesuai Pergub Jawa Barat No. 51 Tahun 2010, yang selanjutnya diubah sesuai Pergub Jawa Barat No. 36 tahun 2015. Adapun Tugas Pokok, Fungsi, rincian Tugas Unit dan Tatakerja UPTD di Lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan diatur dalam Pergub Jawa Barat No : 89 Tahun 2016

- Tahun 2017 : Nomenklatur Balai berubah menjadi Balai Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan (BPMKP/BP) Cikole Lembang sesuai dengan hasil evaluasi Kemendagri tentang UPTD di tingkat Provinsi. Organisasi dan Tata Kerja UPT dan Badan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat diatur kembali dalam Pergub Jawa Barat No. 69 Tahun 2017, sedangkan Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tatakerja UPTD di Lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan diatur dalam Pergub Jawa Barat No : 81 Tahun 2017.

- BPMKP/BP memperoleh sertifikat ISO/IEC 17025:2017 pada 18 Mei 2016 dan berlaku sampai dengan 17 Mei 2020 serta Surat Keputusan Nomor LP-1005-IDN, pada tanggal 18 Mei 2016 dengan 8 jenis Ruang Lingkup Uji yang terakreditasi yaitu: Kadar air, Kadar Abu, Kadar Protein Kasar, Lemak Kasar, Serat Kasar, Kalsium, Fosfor dan Gross Energy. Re-akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dilaksanakan pada 31 Oktober

2018 dan BPMKP/BP berhasil mempertahankan status Akreditasi ISO/IEC 17025:2017 (surat Kan tanggal 14 Januari 2019).

TUGAS POKOK & FUNGSI BPMKP/BP Tugas pokok BPMKP/BP Cikole adalah

menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional bidang pengujian mutu pakan ternak, meliputi penyiapan sampel dan pengujian. Sedangkan fungsi nya adalah 1. penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan

teknis pengelolaan pengujian mutu dan keamanan pakan/bahan pakan

2. penyelenggaraan pengelolaan pengujian mutu dan keamanan pakan/ bahan pakan meliputi penyiapan sampel dan pengujian;

3. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Balai; dan

4. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

VISI, MISI, MOTTO & MAKLUMAT LAYANANVisi BPMKP/BP Cikole adalah : Menjadi Laboratorium

Pengujian Pakan Daerah Yang Profesional Dan Terdepan Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Ternak Di Jawa Barat Tahun 2023”.Misi yang dibangun oleh Balai :1. Meningkatkan Kualitas Sdm Penguji Mutu Pakan

Dan Pendukungnya2. Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Pengujian3. Meningkatkan Pelayanan Dan Jejaring Kerja

Motto BPMKP/BP “Akurat, Cepat Dan Tanggap”Untuk memberikan pelayanan yang prima, maka

seluruh pegawai BPMKP/BP Cikole menyatakan Maklumat Layanan sebagai berikut : “dengan ini kami menyatakan, sanggup menyelenggarakan pelayanan pengujian mutu dan keamanan pakan/bahan pakan sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan, dan apabila tidak menepati janji ini, kami siap menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.”

STRUKTUR ORGANISASI BPMKP/BPJumlah SDM di BPMKP/BP Cikole Lembang

seluruhnya ada 22 orang terdiri dari pejabat struktural (4), Penguji/penyelia (7), penerima dan penyiapan sampel (4),staf ketatausahaan (3) dan personel pendukung (4).

Page 17: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Struktur organisasi dan manajemen ISO 17025:2017

laporan utama

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 15

STANDAR WAKTU DAN TARIF PENGUJIAN BPMKP/BP CIKOLE

Per Sampel

No Jenis PengujianWaktu

Penyelesain (Hari Kerja)

Tarif **)(Rp 000)

1. Pengujian Proksimat1) Kadar Air 1 152) Kadar Abu 2 213) Kadar Protein 1 754) Kadar Lemak 1 755) Serat Kasar 3 50

2. Pengujian Mineral1) Mineral Kalsium 5 552) Mineral Phospor 3 35

3. Pengujian Proksimat dan Mineral 21 3254. Gross Energy 2 505. Aflatoksin 2 475

Catatan : 1. Waktu Penyelesaian Pengujian dapat berubah sesuai jumlah

sampel yang diuji dan apabila melebihi kapasitas peralatan laboratorium

2. **) Tarif berdasarkan PERDA No. 19 Tahun 2014

PELAYANAN PUBLIK BPMKP/BP dalam pemberian pelayanan publik

mengacu pada standar ISO/IEC 17025:2017. Adapun jenis pelayanan yang dilaksanakan oleh Balai adalah :

1. Pelayanan pengujian mutu pakan. Pengambilan sampel pengujian dilakukan secara

aktif (active service) dengan cara pengambilan sampel ke lapangan, maupun secara pasif yaitu menerima sampel yang berasal dari peternak, kelompok ternak, agen pakan/distributir, poultry shop, koperasi, produsen/pabrik pakan.

Hasil pengujian laboratorium bahan pakan maupun pakan, disampaikan kepada pelanggan dalam bentuk Lembar Hasil Pengujian (LHP) yang dilengkapi dengan SNI atau Persyaratan Teknis Minimal mutu pakan. Hasil tersebut juga disampaikan kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat cq. Bidang Produksi Peternakan, sebagai bahan untuk melakukan pengawasan serta sebagai dasar untuk membuat kebijakan pengembangan mutu pakan di Jawa Barat. BPMKP/BP Cikole Lembang juga membantu UPTD Perbibitan yang ada dibawah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat untuk menguji mutu bahan baku/pakan yang digunakan.

2. Pelayanan Sertifikasi Pelayanan sertifikasi dilaksanakan setiap hari kerja

sesuai dengan permintaan dari pemohon.3. Pelayanan magang/praktek kerja BPMKP/BP juga menerima pihak-pihak yang akan

melakukan magang atau praktek kerja di Balai.

Pelayanan untuk masyarakat tidak mampu atau peternak kecil dan pelayanan aktif yang dilakukan oleh Balai bersifat non-komersial (tidak dipungut biaya), namun bagi pelaku usaha peternakan, perorangan, lembaga/instansi, berdasarkan Perda Provinsi Jawa Barat nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah diperlakukan secara komersial.

Bagi seluruh pelanggan, apabila ingin mengirimkan sampel untuk diuji dapat menemui bagian penerimaan sampel pada setiap hari kerja senin-jumat, jam 08.00-15.30 WIB. Sedangkan proses pengujian dilaksanakan pada jam 07.30-16.00 WIB.

SARANA PRASARANA BPMKP/BP BPMKP/BP memiliki sarana dan prasarana yang

cukup memadai, terdiri dari : tanah seluas 1300 m², yang dipergunakan untuk bangunan kantor serta laboratorium seluas 401,33 m² serta laboratorium untuk pengujian proksimat, mineral (kalsium & fosfor), gross energy dan aflatoksin

Sedangkan alat laboratorium yang dimiliki oleh BPMKP/NP : Grinder (Blender obat), Neraca analitik, Desikator, Oven, Inkubator, Tanur, Digester, Distillation unit, Fat extractor, Crude fiber extractor, pH meter, Buret, Spectrophotometer, NIR System, Stirrer, shaker, hotplate, dryer, vaccuum dry, fume hood, Bombcalorimeter, water chiller circulation,

aquadestilator, digester+scrubber, grinder, microplate reader, centrifuge, AAS Flame.

SKEMA PENGUJIAN PAKAN TERNAK DI BPMKP/BP

PENANGANAN PENGADUANBagi para pelanggan yang ingin mengajukan complain (pengaduan), dapat mengisi form pengaduan dan menyerahkan ke Bagian Adminitrasi BPMKP/BP melalui email : [email protected] atau website : www.dkppjabarprov.go.id atau telepon/fax No. 2787172

Page 18: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Laboratorium memiliki fungsi yang strategis dalam suatu organisasi, fungsi laboratorium salah satunya sebagai ruang dalam melaksanakan riset dan penelitian ilmiah yang bertujuan untuk meneliti, membandingkan dan merekomendasikan hasil dari sebuah pengujian. Dalam bidang pakan, laboratorium digunakan untuk melakukan pengujian mutu dan keamanan pakan yang di produksi dan akan diedarkan untuk digunakan sebagai pakan.

Di Indonesia telah berdiri beberapa laboratorium pakan, salah satu diantaranya terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Daerah yang berada dibawah kendali seksi pelayanan pengujian mutu pakan dan bahan pakan, Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan yaitu UPT Pengujian Mutu Produk Peternakan atau UPT- PMPP. UPT ini memiliki fungsi pengujian pakan dalam rangka pelaksanaan pengawasan mutu dan keamanan pakan di Provinsi Sulawesi selatan

SEJARAH DAN VISI UPT-PMPPSejarah berdirinya UPT-PMPP Provinsi

Sulawesi Selatan cukup dinamis dimana dalam perkembangannya banyak mengalami perubahan-perubahan :- Tahun 2001 berdasarkan SK Gubernur Provinsi

Sulawesi Selatan Nomor 133 Tahun 2001 berdiri UPTD Pengujian dan Sertifikasi Produk-Produk Peternakan (UPTD PSP3).

- Tahun 2007 berdasarkan PP Nomor 41, UPTD PSP3 berubah menjadi UPTD Pengujian Mutu Produk Peternakan (UPTD-PMPP).

- Tahun 2017 itu juga UPTD PMPP berubah lagi menjadi UPT Pengujian Mutu Produk Peternakan (UPT-PMPP) berdasarkan Pergub Sulawesi Selatan Nomor 31 tahun 2017.

- Tahun 2018 kelembagaan UPT mengalami perubahan yang didasarkan pada ketentuan pasal 8 ayat (14) tahun 2016 tentang pembentukan sarana dan susunan perangkat daerah. Seksi pengujian non produk pangan hewani berubah menjadi seksi pelayanan pengujian mutu pakan dan bahan pakan dan lebih familiar disebut dengan laboratorium pakan daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Dengan Visi “Mewujudkan produk hewan yang higienis, aman bagi konsumen serta pakan dan bahan pakan yang berkualitas melalui pemeriksaan dan pengujian”, jajaran UPT-PMPP berkomitmen untuk senantiasa melaksanakan peran dalam menjamin kualitas dan keamanan pakan yang diproduksi dan diedarkan diwilayah provinsi Sulawesi Selatan dengan mengedepankan integritas dan profesionalisme yang tertuang dalam Motto “ Kompeten, Akuran dan terpercaya”

PELAYANAN PENGUJIAN UPT-PMPP yang telah terakreditasi ISO/IEC ISO/

IEC 17025:2017 sebagai laboratorium penguji pada tahun 2017 dan SNI/ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu sejak tahun 2016 memberikan pelayanan pengujian analisis proximat (air, abu, protein, serat, lemak), mineral (kalsium, phosphor) dan gross energy. Dalam 3 tahun terakhir,

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201916

Oleh : Andi Muhammad Rusyidi,S.Pt - Wastukan Ahli Pertama

PERAN UPT PENGUJIAN MUTU PRODUK PETERNAKAN DALAM MENJAMIN KUALITAS DAN KEAMANAN PAKAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

laporan utama

Page 19: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Laboratorium ini telah melakukan pegujian sebanyak 1600 sampel aktif dan 707 sampel pasif.

Pelayanan UPT-PMPP diharapkan menjadi lebih baik dan profesional dengan telah dterimanya penghargaan Piagam Abdi Bakti Tani tahun 2014 dan tahun 2016 sebagai unit pelayanan publik bidang pertanian tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik. Tentunya dengan berbagai prestasi tersebut UPT-PMPP akan senatiasa berbenah diri dan terus melakukan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mewujudkan UPT-PMPP menjadi laboratorium pakan milik Pemerintah yang mengaplikasikan prinsip Good Governance.

Permasalahan yang berpotensi menurunkan kualitas pelayanan publik, seperti kurangnya jumlah personel (7 orang : 1 Kepala Seksi, 5 Analis/Penguji dan 1 Penyelia) dibandingkan dengan jumlah sampel yang harus diuji diharapkan dapat segera diatasi oleh Manajemen UPT-PMPP dan Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan untuk tetap dapat memberikan pelayanan pengujian yang prima.

TANTANGAN, PELUANG DAN PROGRAM JANGKA PANJANG

Data menunjukkan jumlah investasi pabrik pakan dan peternakan komersial di Provinsi Sulawesi semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga produksi pakan dan pakan yang diperjual-belikan

baik di dalam Provinsi maupun lintas Provinsi juga diprediksi akan semakin meningkat. Hal ini menjadi peluang bagi UPT-PMPP untuk dapat semakin berperan sebagai laboratorium pengujian mutu dan keamananan pakan, namun sekaligus tantangan untuk dapat memberikan pelayanan yang baik dan profesional.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 Tahun 2017, semua pakan yang diproduksi dan diedarkan harus terdaftar dan memiliki Nomor Pendaftaran Pakan (NPP). Untuk menerbitkan NPP dibutuhkan sertifikat hasil pengujian mutu dan keamanan pakan yang dilakukan oleh Laboratorium Pakan yang terakreditasi, termasuk UPT-PMPP. UPT-PMPP telah melakukan berbagai upaya dalam bentuk pengawasan, pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap seluruh produk pakan yang diproduksi dan diperdagangkan akan selalu dilaksanakan agar kekhawatiran dan keresahan masyarakat peternak kita terhadap rendahnya kualitas pakan dapat diatasi dengan cepat.

Program Jangka Panjang UPT-PMPP menjadi Laboratorium Pakan yang dapat melayani pengujian pakan khususnya di Indonesia Bagian Timur perlu dukungan dari berbagai pihak, baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat.

Dukungan diperlukan terutama dalam melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana Laboratorium serta penambahan jumlah dan peningkatan kualitas SDM pengelola Laboratorium. Jayalah laboratorium pakan Indonesia.

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 17

laporan utama

Page 20: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Laboratorium Pakan ini mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pengawasan mutu dan keamanan pakan baik di tingkat produsen pakan, agen/distributor, peternak dan UPT Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Melaksanakan pelayanan pengujian pasif untuk masyarakat umum serta pengujian mutu dan kemanan pakan untuk sertifikasi pakan sebagai syarat teknis memperoleh Nomor Pendaftaran Pakan (NPP). Laboratorium ini didukung dengan SDM yang kompeten dan professional dengan latar belakang Magister Agribisnis, Sarjana Peternakan, Dokter Hewan, Sarjana Informatika dan Analis Kimia.

Pada tanggal 19 November 2018 Laboratorium Pakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur telah memperoleh akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 sebagai laboratorium penguji dengan nomor akreditasi “LP-1267-IDN”.

Motto Laboratorium Pakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Cepat, Akurat dan Terpercaya ; Visi : Menjadi Pusat layanan Laboratorium Pakan Terpercaya Di Jawa Timur n dan Misi : Memberikan pelayanan prima kepada pelanggan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM secara berkelanjutan, meningkatkan sarana dan prasarana, meningkatkan

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Nomor : 188.4/312/122.2/2019 tentang Unit Kerja Laboratorium Pakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019, bahwa Laboratorium Pakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur merupakan unit kerja yang membantu sebagian tugas Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam pelayanan pengujian mutu dan kemanan pakan.

kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Pemerintah dan Swasta.

Pelayanan Pengujian Laboratorium Pakan Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Timur menggunakan metode uji berdasarkan Association of Official Analytical Chemists (AOAC) dan Standar Nasional Indonesia untuk pengujian proksimat, kalsium dan fosfor dalam pemberian pelayanan pengujiannya berupa :

1. Pengujian mutu pakan meliputi kadar air, kadar abu, protein kasar, serat kasar, lemak kasar, kalsium, fosfor, urea dan aNDF.

2. Pengujian kemanan pakan meliputi aflatoksin total (lateral flow strip), aflatoksin (elisa), melamin (elisa), MBM (test kit) dan T2 Toksin (Elisa).

Untuk menjamin mutu hasil pengujian yang telah dilakukan, Laboratorium Pakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur antara lain melakukan verifikasi dan validasi metode, menggunakan kontrol sampel sesuai dengan komoditas pakan yang diuji, kalibrasi eksternal, pengecekan antara, uji profisiensi dan evaluasi ketidakpastian pengukuran.

Kontrol sampel yang digunakan yaitu untuk komoditas pakan non ruminansia menggunakan pakan ayam broiler starter (BR1),

komoditas pakan ruminansia menggunakan pakan konsentrat sapi perah laktasi (KSP4), komoditas hijauan menggunakan rumput odot, komoditas bahan pakan asal tumbuhan menggunakan Soy Bean Meal (SBM), komoditas bahan pakan asal hewan menggunakan Meat and Bone Meal (MBM), komoditas feed suplement mineral menggunakan premix dan probiotik menggunakan dry yeast.

Guna memberikan jaminan keamanan bagi produsen pakan yang melakukan pengujian mutu dan keamanan pakan, maka digunakan kertas security untuk laporan hasil pengujian(LHP) dan

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201918

LABORATORIUM PAKAN DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUROleh : Ir. Agustina Istiani, M. Agr dan Tim Lab Pakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

laporan utama

Page 21: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

sertifikat mutu dan keamanan pakan.

Kinerja Laboratorium Pakan Jawa Timur

Pengujian sampel pasif sertifikasi hingga saat ini sebanyak 126 jenis sampel, antara lain PT. Cargill Indonesia Beji-Pasuruan, PT. Cargill Indonesia Kraton-Pasuruan, PT. Pakindo Jaya Perkasa Sidoarjo, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Krian-Sidoarjo, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Sepanjang-Sidoarjo, PT. Yongbee Indonesia Jember, PT. New Hope Jatim Sidoarjo, PT. New Hope Jatim Mojokerto, PT. Malindo Feedmill Tbk Gresik, PT. Gold Coin Indonesia Surabaya. Sedangkan jumlah sertifikat yang sudah diterbitkan oleh Laboratorium

Pakan sebanyak 10 lembar Status akreditasi SNI ISO/

IEC 17025:2008 ternyata berdampak positif terhadap kinerja Pendapatan Asli Daerah (PAD), sampai pertengahan Mei 2019 telah mencapai sebesar Rp. 93.960.000,- (127 %) dari target PAD Rp. 73.750.000,-

Rencana Kegiatan Prioritas 2019

1. Meningkatkan pelayanan pemberian sertifikat mutu pakan sebagai syarat teknis pengajuan Nomor Pendaftaran Pakan (NPP)

2. Penambahan ruang lingkup akreditasi antara lain Urea, aNDF, Ca (AAS) dan Aflatoksin.

3. Melakukan verifikasi dan evaluasi mutu dan keamanan pakan serta manajemen

laboratorium pakan di tingkat produsen.

4. Melaksanakan verifikasi dan evaluasi mutu dan keamanan pakan di tingkat Kabupaten/Kota dan UPT Se-Jatim.

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 19

laporan utama

Visi Menjadi Pusat layanan

Laboratorium Pakan Terpercaya Di Jawa Timur

MisiMemberikan pelayanan prima

kepada pelanggan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM secara berkelanjutan, meningkatkan

sarana dan prasarana, meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Pemerintah dan

Swasta

Page 22: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Laboratorium Pakan Ternak Provinsi Kalimantan Barat merupakan Laboratorium daerah pertama di Indonesia yang terakreditasi ISO/IEC 17025:2008 pada tahun 2015, yang seiring dengan pergantian tahun disusul oleh beberapa laboratorium daerah lain seperti Cikole, Sulsel, Jatim dan Blitar. Alhamdulillah status akreditasi dapat dipertahankan hingga dilakukan reakreditasi pada awal tahun 2019.

Laboratorium Pakan Ternak Prov. Kalbar berperan sebagai garda terdepan dalam pengujian mutu pakan di Provinsi Kalimantan Barat yang luasnya satu setengah kali pulau Jawa dan juga berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia. Pakan yang beredar di Kalimantan Barat selalu diawasi oleh Pengawas Mutu Pakan Kalbar dengan diujikan di Laboratorium Pakan Ternak Prov. Kalbar.

Laboratorium Pakan Ternak Prov. Kalbar didukung oleh SDM yang handal (UNIBRAW, UNPAD, UGM, IPB, UNTAN) dan berpengalaman di dalam bidang pengujian mutu pakan guna menjamin hasil pengujian yang mana SDM ini tiap tahunnya diikutkan pada magang/pelatihan untuk meng-update ilmu. Laboratorium Pakan Ternak Prov. Kalbar menggunakan metode uji yang telah dibakukan secara internasional yaitu Assosiation Off Analytical Communities 2012. Sampel yang

diujikan di Laboratorium ini akan selesai sebelum 14 hari kerja, sesuai dengan motto kami Pengujian Tepat Hasil Tepat Waktu.

Hingga saat ini, parameter pengujian yang masuk pada ruang lingkup akreditasi yaitu uji kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, dan kadar serat kasar. Pada tahun ini, saat re-akreditasi, Laboratorium Pakan Ternak Prov. Kalbar sudah mengajukan penambahan ruang lingkup yaitu uji kalsium dan juga gross energy.

Dalam perjalanannya, Laboratorium Pakan Ternak selalu mengikuti uji profisiensi yang diadakan oleh Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) dan hasilnya inlier. Hasil yang Inlier disertai dengan status akreditasi tidak menjadikan Laboratorium Pakan Ternak Prov. Kalbar puas dengan hasil yang didapat, akan tetapi akan terus melakukan continuous improvement dengan menambah ruang lingkup pengujian. Tahun ini Laboratorium Pakan Ternak Kalbar mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang digunakan untuk menambah alat baru yaitu Elisa Reader yang digunakan untuk uji Mikotoksin dan AAS (Atomic Absorption Spektrophotometry) yang digunakan untuk uji logam. Hal ini sesuai dengan visi yang dipunyai yaitu Menjadi Laboratorium Pakan Ternak yang Terdepan. (TAF)

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201920

SELAYANG PANDANG LABORATORIUM PAKAN TERNAK KALBAROleh : Hartanti Ayu Wulandari,S.Pt

laporan utama

Page 23: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 21

8. UJI GROSS ENERGI TERAKREDITASI (METODE PARR 6400)

RUANG LINGKUP PENGUJIAN  

 Tarif Uji Rp 15.000,00

 

 Tarif Uji Rp 70.000,00

Tarif Uji Rp 15.000,00

Tarif Uji Rp 55.000,00

1. UJI AIR TERAKREDITASI (AOAC 2012 METODE 930.15)

3. UJI PROTEIN KASAR TERAKREDITASI (AOAC 2012 METODE 2001.11)

7. UJI FOSFOR TERAKREDITASI (AOAC 2012 METODE 927.02)

2. UJI ABU TERAKREDITASI (AOAC 2012 METODE 942.05)

5. UJI SERAT KASAR TERAKREDITASI (AOAC 2012 METODE 978.10)

4. UJI LEMAK KASAR TERAKREDITASI (AOAC 2012 METODE 2003.06)

6. UJI KALSIUM TERAKREDITASI (AOAC 2012 METODE 965.17)

 

 

   Tarif Uji Rp 40.000,00

 

   Tarif Uji Rp 40.000,00

alat ini juga digunakan untuk pengujian ndF & adF

   Tarif Uji Rp 45.000,00

laporan utama

Page 24: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Oleh : Nuraini Nadzifah, S.Pt

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat peternak di Kabupaten Blitar dan sekitarnya tentang kebutuhan uji kualitas pakan (analisa pakan), maka Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar melalui Laboratorium Pakan memberikan fasilitas pelayanan pengujian pakan kepada peternak khususnya dan masyarakat pada umumnya.

SISTEM MANAJEMEN MUTULaboratorium Pakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) berdasarkan Standar Internasional tentang persyaratan kompetensi laboratorium ISO/IEC 17025:2005 (SNI ISO/IEC 17025:2008) pada tanggal 07 September 2018.

PELAYANAN PUBLIKLaboratorium Pakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, memberikan pelayanan pengujian mutu pakan. Pelayanan dilaksanakan sebagai operasionalisasi fungsi pengawasan terhadap pakan yang beredar di Kabupaten Blitar, dan pelayanan atas permintaan masyarakat baik itu perorangan (peternak/ pedagang) ataupun badan hukum (KUD/ pabrik pakan).

PERSONILLaboratorium Pakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar didukung personil terlatih dengan kualifikasi pendidikan yang mendukung dalam pelaksanaan manajemen laboratorium diantaranya: 1 orang Kepala Dinas, 1 Orang Kepala Bidang, 1 orang Kasi Pakan Ternak dan 4 orang staf yang terlibat langsung dalam proses pengujian maupun administrasi. Program pelatihan bagi personil merupakan kegiatan yang secara rutin direncanakan dan dilaksanakan baik berupa inhouse training maupun pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga lain. Pelatihan personil ini diharapkan semakin meningkatkan kemampuannya dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan pengujian yang sesuai standar.

SARANA DAN PRASARANA PENGUJIANHasil pengujian yang tepat dan akurat salah satu faktor penentunya adalah dari sarana dan prasarana pengujian. Sarana dan prasarana pengujian yang dimaksud diantaranya adalah dari bahan dan peralatan pengujian yang sesuai standar. Pengadaan bahan pengujian dilaksanakan dengan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan masing- masing pengujian. Peralatan yang digunakan untuk pengujian secara periodik di lakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai program yang direncanakan.

KETENTUAN PENGUJIAN1. Alur Penerimaan Sampel

a. Contoh (sampel) ± 250 gram, dikirim/diantar langsung ke Laboratorium Pakan.

a) Alamat Laboratorium Pakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Jln. Cokroaminoto No. 22, Blitar 66112. Telp. (0342) 801136

b) Pada hari kerja Senin sampai Kamis jam 07.00-15.30 WIB dan hari Jum’at jam 07.00-15.00 WIB;

b. Sampel diidentifikasi;

c. Persiapan pengujian;

d. Dilakukan pengujian;

e. Analisa hasil pengujian;

f. Pengesahan hasil analisa;

g. Penyerahan ke konsumen.

2. Lama dan Biaya PengujianBesarnya biaya pengujian tergantung dari jenis pengujian, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 02 Tahun 2018 tentang Retribusi Jasa Usaha (Retribusi Pemakaian Alat-alat dan Bahan Pemeriksaan Sampel Pakan dan Spesimen Penyakit Hewan Veteriner.

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201922

LABORATORIUM PAKAN BLITAR SIAP MELAYANI SEPENUH HATI DENGAN CEPAT, TEPAT DAN AKURAT

laporan utama

Page 25: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

No Jenis Pengujian Lama Waktu (Hari Kerja) Tarif (Rp/Sampel)

1. Protein Kasar 4 50.000,-

2. Kadar Abu 5 75.000,-

3. Kadar Air/Bahan Kering 5 25.000,-

4. Serat Kasar 7 15.000,-

5. Lemak Kasar 6 75.000,-

6. Gross Energy 4 75.000,-

7. Kalsium (Ca) 6 60.000,-

8. Phospor (P) 6 60.000,-

9. Total Digestibel Nutrien (TDN) 8 15.000,-

10. Total Volatile Basic Nitrogen (TVBN) 4 50.000,-

11. Aflatoksin 5 300.000,-Keterangan:

1. Lama waktu pengujian dapat berubah sewaktu-waktu jika sudah ada antrian atau ada permasalahan teknis.

2. Setiap pembayaran harus diberikan tanda terima pembayaran (kwitansi).

3. Tarif dapat berubah sewaktu- waktu sesuai keputusan yang berlaku.

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 23

laporan utama

Page 26: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

laporan

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201924

Regulasi terkait jenis tanaman yang menjadi binaan Direktorat Jenderal Peternakan da Kesehatan Hewan tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 141 Tahun 2019, tanggal 25 Februari 2019. Regulasi ini merupakan revisi dari Kepmentan No. 511 Tahun 2006 jo Kepmentan No. 3599 Tahun 2009 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura yang di dalamnya belum secara eksplisit mengatur peran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) sebagai pembina komoditas tanaman. Ditetapkannya Kepmentan 141 tahun 2019 sekaligus mencabut Kepmentan Nomor 511 Tahun 2006 tersebut.

Sebanyak 75 jenis tanaman pakan ternak (TPT) yang meliputi 43 jenis rumput dan 32 jenis leguminosa/ kacang-kacangan pakan ternak ditetapkan sebagai binaan Ditjen PKH, disamping ditetapkan pula 138 jenis komoditas tanaman binaan Ditjen Perkebunan, 31 jenis komoditas binaan Ditjen Tanaman Pangan, dan 325 jenis tanaman binaan Ditjen Hortikultura. Regulasi pendukung Kepmentan 141 tengah disiapkan untuk memberikan jaminan hukum bagi pelaku usaha dalam memproduksi dan mengedarkan TPT, serta menetapkan persyaratan dan prosedur pelaksanaan sertifikasi TPT serta pemasukan/pengeluaran benih TPT.

(TAF)

Rumput Bermuda

Kementan tetapKan Jenis Komoditas tanaman Binaan Baru

Oleh : Elly Dianita Sari, S.Pt, MBA; Wastukan Muda – Direktorat Pakan

kacang Pinto Germany Grass Rumput atratum lamtoro Gung

Page 27: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

laporan

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 25

Jenis TPT binaan Ditjen PKH

No Nama Indonesia Nama LatinI Rumput Pakan Ternak Gramineae

Burgundy Grass Pennisetum alopecuroidesDeschampsia/Tufted Hairgrass Deschampsia cespitosaGrinting Cynodon dactylonMillet Panicum miliaceumRumput Aleman/Germany Grass Echinochloa polystachyaRumput Atratum Paspalum atratumRumput Australia/Dallis Grass Paspalum dilatatumRumput Bangbang Andropogon nodosusRumput BB, Palisade Grass Brachiaria brizanthaRumput BD Brachiaria decumbensRumput Benggala Panicum maximumRumput BH Brachiaria humidicolaRumput Bintang/Stargrass Cynodon plectostachyusRumput Black Oat Avena StrigosaRumput BM/Kolonjono/Para Grass Brachiaria muticaRumput Buffel Cenchrus ciliarisRumput Gajah Af. Nusantara Pennisetum purpureum cv AfrikaRumput Gajah Hw. Nusantara Pennisetum purpureum cv HawaiiRumput Gajah Lokal Pennisetum purpureumRumput Gajah Taiwan Pennisetum purpureum cv TaiwanRumput Gajah Thailand Pennisetum purpureum cv ThailandRumput Gamba Andropogon gayanusRumput Guenarum Paspalum guenarumRumput Karpet Axonopus fissifoliusRumput Kikuyu Pennisetum clandestinumRumput Kumpai/Bantalaki Hymenachne amplexicaulisRumput Meksiko Euchlaena mexicanaRumput Mulato Brachiaria hybrid cv MulatoRumput Odot/gajah mini Pennisetum purpureum cv MottRumput Pait/Buffalo Grass Paspalum conjugatumRumput Pangola Digitaria decumbensRumput Paspalum Barbatum Paspalum barbatumRumput Pencasilan/Compatidor/Bahia Grass Paspalum notatumRumput Raja Pennisetum hybridRumput Raja Nusantara Pennisetum purpurhoides Rumput Rhodes Chloris gayanaRumput Ruzi Brachiaria ruziziensisRumput Setaria Gajah Setaria splendidaRumput Setaria/Golden Timothy Setaria spachelataRumput Steno Stenotaphrum secundatumSpear Grass/Andropogon Andropogon contortusTall Fescue Festuca arundinacea cv Scherb

II Kacang-kacangan TPT LeguminosaA Herba (Merambat)

Alfalfa Medicago sativa LAlisicarpus Alysicarpus vaginalisAmiga stylo Stylosanthes hamataArahis glabrata Arachis glabrataCenturion Centro Centrosema pascuorumKacang Biduk / Lab Lab Dolichos LablabKacang Burgundy/Burgundy bean. Macroptilium bracteatumKacang Pinto Arachis pintoiKudzu Pueraria trilobaSiratro Macroptilium atropurpureumStilo guianensis Stylosanthes guianensisStilo humilis Stylosanthes humilisStilo scabra Stylosanthes scabraWhite clover Trifolium repens

B PerduCodariocalik/Telegraph Plant Codariocalyx motorius/Desmodium gyransDesmodium Desmodium rensoniiHahapaan Flemingia congestaLamtoro mini Desmanthus virgatus Pok Kepokan Flemingia macrophylaSanagiri/Codario Codariocalyx gyroides

C Pohon Akasia Acacia villosaBunut Ficus poacelli / Ficus virensGamal Gliricidia sepiumJayanti Sesbania sesbanKaliandra Calliandra calothyrsusLamtoro Gung Leucaena leucocephalaLamtoro Tarramba Leucaena leucocephala cv TarrambaNila/Indigofera zollingeriana Indigofera zollingerianaTagasaste/Tree Lucerne Chamaecytisus palmensisTayuman Bauhinia purpureaTrichantera Trichantera giganteaTuri Sesbania grandifloraWynn Cassia Chamaecrista rotundifolia

lamtoro Gung

Page 28: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

pertemuan pimpinan LaBoratorium paKan daeraH

Oleh : Mirsya Maisarah Hasibuan, S.Pt, Wastukan Muda BPMSP

Pengujian mutu dan keamanan pakan penting dilakukan sebelum pakan diperjualbelikan secara komersial oleh produsen pakan. Sebagai mandat dari Pasal 2 dan 5 dari Permentan Nomor 22/Permentan/PK.110/6/2017 tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan, yang menyatakan bahwa pengujian mutu dan keamanan pakan dapat dilakukan oleh lembaga pengujian mutu dan keamanan pakan maka Pemerintah terus mendorong daerah agar membentuk Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) laboratorium pakan. Sedangkan Pasal 1, butir ke-6 disebutkan bahwa lembaga pemerintah yang dapat melakukan pelayanan pengujian mutu dan keamanan pakan untuk menerbitkan sertifikat mutu dan keamanan pakan adalah laboratorium milik pemerintah atau pemerintah daerah yang terakreditasi. Upaya mendorong pengembangan laboratoriu pakan daerah yang terakreditasi bertujuan agar laboratorium pakan milik Kementerian Pertanian yaitu Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) dapat didukung tugas dan fungskinya oleh laboratorium pakan daerah.

Saat ini Pemerintah telah mempunyai 14 laboratorium pakan, 1 milik Pemerintah Pusat yaitu BPMSP dan 13 lainnya adalah UPTD milik Pemerintah Daerah. BPMSP telah terakreditasi ISO/IEC 17025:2017 dan memiliki fungsi teknis sebagai laboratorium yang melakukan bimbingan teknis dan pembinaan untuk menambah jejaring laboratorium pakan yang terakreditasi. Laboratorium Pakan Daerah terus bebenah dan melakukan perbaikan dan pengembangan, baik secara fisik maupun cakupan layanan pengujiannya. Saat ini, selain BPMSP, 5 laboratorium pakan daerah telah terakreditasi (Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat dan Kabupaten Blitar) sedangkan laboratorium lainnya masih terus didorong ke arah akreditasi. Laboratorium pakan daerah yang telah terakreditasi dapat menerbitkan sertifikat mutu dan keamanan pakan.

Dalam rangka koordinasi dan konsolidasi laboratorium pakan milik Pemerintah pusat dan daerah, BPMSP melaksanakan pertemuan pimpinan laboratorium pakan daerah yang dilaksanakan pada tanggal 4-6 Maret 2019 di Hotel Grand Inna Medan dengan mengambil tema “Optimalisasi peran laboratorium pakan daerah dalam sertifikasi mutu dan keamanan pakan”. Selain untuk koordinasi dan konsolidasi, pertemuan juga bertujuan untuk memotivasi laboratorium-laboratorium pakan daerah agar dapat segera terakreditasi ISO/IEC 17025:2017 sehingga dapat membantu BPMSP dalam melaksanakan layanan pengujian mutu dan keamanan pakan sesuai aturan yang berlaku.

Hadir pada acara tersebut perwakilan dari Direktorat Pakan, BPMSP Bekasi, Laboratorium Pakan Daerah Provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Banten, Kepulauan Riau, Lampung, Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Utara) serta Laboratorium Pakan Kabupaten (Blitar dan Semarang).

Dari Ke-14 Laboratorium diatas ada 6 laboratorium yang telah terakreditasi, yaitu BPMSP Bekasi, Laboratorium Pakan Daerah (Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat dan Kabupaten Blitar). Jadi, selain BPMSP Bekasi, maka ke-5 laboratorium pakan daerah tersebut dapat menerbitkan sertifikat mutu dan keamanan pakan.

Pertemuan menghadirkan beberapa narasumber yaitu Direktur Pakan yang memaparkan tentang kebijakan dan program pengembangan pakan serta dukungan Direktorat Pakan terhadap pengembangan laboratorium daerah tahun 2019. Feed security yaitu menjamin ketersediaan pakan unggas dan pakan ruminansia dan feed safety dengan meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pakan yang diproduksi dan yang diedarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu program yang harus dilakukan adalah melalui pengembangan mutu dan keamanan pakan yang hanya bisa diketahui dengan pengujian di laboratorium.

Pemahaman tentang ISO/IEC 17025: 2017, disampaikan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang diwakili Ibu Herlin Rosdiana tentang Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium ISO/IEC 17025:2017. Manfaat akreditasi laboratorium adalah untuk memastikan dan meningkatkan kompetensi laboratorium sesuai dengan ISO/IEC 17025, meningkatkan kepercayaan pengguna jasa laboratorium terhadap validitas hasil pengujian/kalibrasi, hasil pengujian/kalibrasi diakui oleh partner Mutual Recognition Arrangement (MRA) regional maupun internasional.

Pemahaman tentang Permentan 22/2017, disampaikan oleh Ibu Junaida Kepala BPMSP tentang peranan laboratorium pakan dalam rangka penerapan Permentan 22/2017. Permentan 22/2017 mengatur tentang tata cara pendaftaran pakan yang didalamnya diatur tentang tata cara pengujian mutu dan keamanan pakan. Oleh karena pengujian mutu dan keamanan pakan memerlukan peranan laboratorium yang terakreditasi sehingga terjamin hasil uji yang akurat hingga berdampak pada kualitas pakan nasional.

Beberapa materi lainnya juga disampaikan pada pertemuan tersebut yaitu : Aplikasi Pengujian Mutu Pakan di BPMSP Bekasi, Pengendalian Ketidaksesuaian Pengujian serta paparan dari masing-masing laboratorium pakan daerah tentang perkembangan laboratorium pakan di daerahnya masing-masing. Kunjungan lapang dilaksanakan ke Laboratorium Pakan daerah Sumatera Utara dan Laboratorium BBPOM Medan.

Kita berharap agar pertemuan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta dan dapat terus meningkatkan layanan pengujian dalam pelaksanaan implementasi Permentan No. 22 tahun 2017 yang lebih baik serta jejaring kerja terus dibangun demi mewujudkan jaminan mutu dan keamanan pakan nasional. (TAF)

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201926

laporan

Page 29: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

uJi proFisiensi: apa dan menGapa?

Oleh : Bondan, Wastukan Pertama BPMSP

Bagi beberapa orang yang sehari-hari berkecimpung dalam kegiatan laboratorium mungkin tidak asing dengan Uji Profisiensi. Uji profisiensi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja laboratorium. Uji profisiensi atau Proficiency Test adalah uji banding antar beberapa laboratorium telah digunakan secara luas untuk sejumlah tujuan dan penggunaannya meningkat secara internasional. Berdasarkan SNI/ISO 17043:2010 tujuan umum uji profisiensi adalah : (a). Evaluasi kinerja laboratorium dalam pengujian atau pengukuran tertentu dan pemantauan kinerja laboratorium berkelanjutan. (b). Identifikasi permsalahan di laboratorium serta inisiasi tindakan untuk peningkatan yang, misalnya, dapat berkaitan dengan prosedur pengujian atau pengukuran, efektivitas pelatihan dan penyeliaan atau kalibrasi peralatan yang kurang memadai. (c).Penetapan efektivitas dan kesebandingan metode uji atau pengukuran. (d). Peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium. (e). Identifdikasi perbedaan antar laboratorium. (f). Edukasi bagi laboratorium yang berpartisipasi berdasarkan hasil uji banding. (g). Validasi klaim ketidakpastian. Tujuan utama uji profisiensi adalah untuk mengevaluasi unjuk kerja masing-masing laboratorium peserta dengan cara uji banding antar laboratorium. Selain itu, hasil uji kegiatan Uji Profisiensi juga merupakan salah satu persyaratan agar laboratorium untuk mengajukan akreditasi SNI/ISO/IEc 17025:2017 tentang laboratorium akreditasi serta untuk mempertahankan akreditasi telah dicapai.

Kegiatan uji profisiensi biasa diikuti oleh laboratorium yang memiliki lingkup komoditi yang sama. Para peserta laboratorium peserta melaksanakan suatu pengujian terhadap contoh uji yang sama dan hasilnya dibandingkan terhadap hasil dari laboratorium lain. Contoh uji yang telah homogen didistribusikan kepada laboratorium peserta kemudian seluruh laboratorium menganalisis contoh tersebut secara serentak dan hasilnya kemudian dikumpulkan untuk diolah secara statistika. Kegiatan uji profisiensi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan provider/penyelenggara yang disebut Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) yang mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Tugas dari PUP adalah sebagai penyelenggara kegiatan uji profisiensi dimulai dari penyebaran undangan dan pendaftaran calon

peserta sampai dengan pengolahan data serta penyampaian hasil perhitungan secara statistik.

Balai Pengujian Mutu Dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) adalah salah satu PUP yang terakreditasi oleh KAN dengan dengan Nomor Akreditasi : PUP 004 IDN masa berlaku akreditasi sampai dengan 20 Maret 2019. BPMSP merupakan satu-satunya Lembaga PUP dengan Komoditi Bahan Pakan dan Pakan Ternak. Setiap tahun PUP BPMSP melakukan uji profisiensi dengan komoditi bahan pakan dan pakan ternak dengan peserta berbagai Laboratorium terdiri atas: Laboratorium Pakan Daerah miliki dinas Kabupaten/Kota maupun Provinsi, Laboratorium milik pabrik pakan di Indonesia serta Laboratorium Swasta maupun BUMN.

Hasil kegiatan UP yang dilakukan oleh PUP BPMSP ini dapat menjadi salah satu syarat dalam mengajukan akreditasi parameter pengujian. Sampel uji pada kegiatan UP ini juga dapat menjadi bahan acuan yang memiliki nilai uji. (TAF)

Tahapan kegiatan uji profisiensi yang dilakukan oleh PUP BPMSP

a. penetapan bahan uji meliputi: bahan yang digunkan, jumlah sampel, peralatan, asal sampel, dan penanganan, pengemasan dan penyimpanan bahan uji

b. pengambilan contoh yang dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh yang telah tersertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Personil

c. Penanganan Sampel meliputi pengecilan partikel, pengemasan dan penyimpanan

d. Uji Homogenitas Sampel Uji Profisiensie. Pengiriman Sampel kepada peserta uji

profisiensif. Pengujian yang dilakukan oleh peserta

uji profisiensi (pengujian dilakukan secara serentak oleh para peserta)

g. Pengumpulan data hasil uji oleh peserta kepada PUP BPMSP

h. Uji Stabilitas Sampel Uji Profisiensii. Pengolahan data secara statisik oleh

kelompok tenaga ahli PUP BPMSPj. Laporan hasil pengolahan data yang dilakukan

oleh kelompok tenaga ahli PUP BPMSP.

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 27

laporan

Page 30: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Oleh : Dr. Agus Susanto, Wastukan Madya Direktorat Pakan

pestisida, antara diButuHKan dan diHindari

“Jika kau menanam padi, maka rumput juga akan tumbuh” begitu peribahasa yang sering kita dengar, tetapi selain sebagai peribahasa kalimat tersebut dapat menggambarkan fenomena alam memang seperti itu adanya. Setiap budidaya pertanian baik tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan pasti bertemu dengan hama, baik yang berwujud jamur, rumput (gulma), bekicot, serangga, rodentia dan sebagainya. Keberhasilan pengendalian hama merupakan salah satu kesuksesan dalam pertanian karena hama dapat menurunkan produksi bahkan menggagalkan produksi pertanian.

Manusia mampu mengendalikan hama dalam area luas dimulai sejak ditemukannya pestisida dari bahan kimia Dichloro Diphenyl Trietana (DDT) oleh Paul Herman Muller. DDT sangat ampuh membasmi serangga, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian dan pengendalian penyakit yang dibawa oleh serangga. Pantaslah Herman Muller dianugerahi hadiah Nobel atas penemuan DDT.

Kehadiran pestisida sangat bermanfaat dalam meningkatkan produksi pertanian, bahkan jadi program unggulan untuk peningkatan produksi, seperti pada program panca usaha tani. Peranan pestisida selain untuk meningkatkan produksi pertanian dapat juga untuk program pencegahan dan pengendalian penyakit pada ternak maupun manusia. Namun di sisi lain penggunaan pestisida dengan tidak bijaksana atau tidak tepat guna akan menimbulkan kerugian maupun kerusakan. Sisi gelap pestisida pernah dialami di India yakni di daerah Kerola, pengendalian hama menggunakan pestisida “Endosulfan”. Sifat endosulfan dapat menguap dan berpindah cepat dalam jarak jauh, sehingga mencemari sumur atau sumber air, makanan, minuman dan sebagainya, maka endosulfan mencemari minuman dan makanan dan masuk dalam tubuh manusia yang menyebabkan gangguan reproduksi, gangguan syaraf, gangguan hormon, cacat lahir, kelumpuhan, oedema otak dan sebagainya, sehingga di wilayah tersebut banyak ditemukan orang sakit dan cacat.

PESTISIDA DALAM PAKAN/BAHAN PAKANBahan pakan ternak memiliki resiko tercemar

pestisida karena bahan pakan banyak yang berasal dari hasil budidaya pertanian maupun hasil sampingnya. Apabila dalam budidaya pertanian

tercemar pestisida maka racun tersebut ada dalam hasil pertanian dan hasil sampingnya. Apabila bahan pakan yang tercemar pestisida dimakan ternak maka mengganggu kesehatan ataupun kematian dari ternak. Kasus keracunan pada sapi pernah dilaporkan oleh Sani dan Indraningsih (2005, JITV) sapi yang dipelihara di kegiatan usaha pertanian terpadu antara padi dan ternak yang dimulai pada Tahun 2000 di daerah Sukamandi Jawa Barat. Tahun 2002 dilakukan pengamatan pada sapi peranakan ongole (PO) dengan gejala klinis kekejangan, kerusakan bola mata dan beberapa mengalami kematian. Hasil pengamatan bahwa sapi PO jumlah 6 dari 12 ekor mengalami gangguan mata berupa hiperlakrimasi cairan serous, keburaman kornea mata dan kebutaan serta dua ekor diantaranya mengalami kekurusan, lemah, sulit berdiri dan gangguan mata yang parah. Analisa pakan jerami mengandung residu pestisida Organoklorin 14,41 ppm dan organopospat 2,84 ppm.

Penggunaan pestisida harus bijaksana dan tepat guna, hamanya dapat dibasmi tetapi tidak menimbulkan dampak negatif bagi ternak, manusia dan lingkungannya. Monitoring pengujian residu pestisida pada pakan dilakukan supaya dapat diidentifikasi pakan yang memiliki kadar residu yang di atas batas maksimum residu, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dari kematian ternak karena keracunan pestisida. Untuk mendukung kegiatan tersebut dibutuhkan laboratorium pakan yang kompeten untuk menguji pestisida.

REGULASI TENTANG PESTISIDASehubungan pestisida memiliki sifat racun

terhadap hama tetapi jika dilakukan tidak tepat sasaran dapat meracuni lingkungan, ternak dan manusia, maka perlu dilakukan pengaturan (regulasi) pestisida. Pengaturan pestisida dapat berupa penarikan jenis pestisida dari peredaran, pelarangan jenis pestisida tertentu, penetapan batas maksimal residu (BMR) pestisida pada komoditi, pembatalan suatu penetapan BMR, pedoman pengujian pestisida dan sebagainya. Regulasi yang diambil dalam penggunaan pestisida sangat dinamis, awalnya diijinkan pada masa berikutnya dilarang, seperti DDT dan Endosulfan. DDT awalnya menjadi program untuk mengendalikan serangga, namun terbukti menyebabkan kemandulan pada burung, dan menyebabkan kerusakan keanekaragaman

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201928

laporan

Page 31: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

teknologihayati, maka berdasarkan konvensi Stockholm, pada tahun 1960 DDT dilarang digunakan. Di India Endosulfan juga dilarang, karena merupakan pestisida yang toksisitas akut, bioakumulasi dan mempunyai sifat dalam merusak endokrin dan telah menimbulkan gangguan saraf, gangguan hormon, keturunan yang cacat dan lainnya.

CODEX COMMITTEE ON PESTICIDE RESIDUES (CCPR)

Organisasi dunia yang mengatur dan menetapkan BMR agar pangan, pakan dan lingkungan tidak tercemar pestisida serta untuk menjaga kesehatan manusia, kesehatan ternak, adalah Codex Committee on Pesticide Residues (CCPR) yang merupakan salah satu komisi dalam organisasi Codex Alimentarius Commission (CAC).

CCPR secara rutin melakukan Sidang untuk mereview perkembangan teknologi dan batas ambang cemaran pestisida. Pada tahun 2019 dilakukan Sidang ke 51 di China pada tanggal 8-13 April 2019. Pertemuan dipimpin oleh Dr Xiongwu Qiao (Professor/Counsellor of the People’s Government of Province Shanxi, Shanxi Academy of Agricultural Sciences, China) serta dihadiri delegasi sekitar 300 orang perwakilan dari 49 negara anggota, 1 organisasi anggota (Europeon Union) dan 12 organisasi internasional. Agenda sidang terdiri dari 17 agenda. Indonesia mengirimkan delegasi RI (Delri) sebanyak 4 orang yang dipimpin oleh Dr. Asep Nugraha Adiwinata (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian, Kementan) dengan anggota delegasi terdiri dari Dr. Elisabeth Srihayu Hersanti (Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Kementan), Dr. Agus Susanto (Direktorat Pakan, Ditjen PKH, Kementan)

dan Novianti Wulandari, S.Si, ME (Kementerian Pedagangan).

Hasil sidang CCPR menyetujui untuk mengajukan draft batas maximum residu 30 jenis pestisida pada pangan dan pakan serta mengajukan draft Codex Maximum Residu Limit (CLx) 22 pestisida untuk dicabut dalam Sidang CAC ke 42. Klasifikasi pangan dan pakan (CXM 4-1989) telah dilakukan revisi yakni Klasifikasi D (Processed food Commodities of plant origin): Sidang CCPR menyetujui prinsip untuk pemindahan beberapa komoditi klas D ke klas C, yakni komoditi yang digunakan untuk pangan tidak dimasukan dalam group pakan.

CCPR menyetujui untuk melanjutkan electronic Working Group (EWG) Revisi klasifikasi dengan ketua Amerika serikat dan wakil ketua Belanda untuk membuat TOR: melanjutkan revisi klas C, mengeluarkan silage dan fodder dari group grasses, melanjutkan revisi klas D, melanjutkan pemindahan beberapa komoditi dari klas D ke dalam klas C, membuat Tabel tanaman yang tergolong dalam klas C dan klas D dan melanjutkan pembahasan tentang edible animal tissues (termasuk edible offal) dengan berkolaborasi dengan EWG dari Codex Committee on Residues of Veterinary Drugs in Foods (CCRVDF) serta revisi pedoman penggunaan spektrofotometri-massa untuk identifikasi, konfirmasi dan penetapan secara kuantitatif residu pestisida (ketua Iran dan wakil ketua Kostarika). EWG juga akan membahas kemungkinan penggabungan dari guideline 56 dan 90. Terkait demgan permasalahan dan tantangan dalam penggunaan Certified Reference Material (CRM) yang digunakan dalam pengujian residu pestisida, CCPR meminta India untuk menyiapkan bahan diskusi terkait hal tersebut yang akan dibahas pada sidang CCPR selanjutnya. (TAF)

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 29

laporan

Page 32: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

laporan tHe Codex Code oF praCtiCe on Good animaL FeedinG Cara pemBerian paKan YanG BaiK BerdasarKan “Codex Code” (CaC/rCp 54-2004)PART-1

BAGIAN-1 : PENDAHULUAN1. Code of Practice (Pedoman Pelaksanaan)

ini dimaksudkan untuk membentuk sistem keamanan pakan bagi ternak penghasil pangan yang mencakup seluruh rantai pangan, dengan mempertimbangkan aspek yang relevan terkait kesehatan hewan dan lingkungan untuk meminimalkan risiko terhadap kesehatan manusia (konsumen). Pedoman Pelaksanaan ini diterapkan sebagai tambahan pada prinsip-prinsip kebersihan pangan (food hygiene) yang telah ditetapkan oleh Codex Alimentarius Commission 1) dengan mempertimbangkan aspek-aspek khusus pada pemberian pakan ternak.

BAGIAN-2 : TUJUAN DAN RUANG LINGKUP2. Tujuan dari Pedoman Pelaksanaan ini adalah

untuk membantu memastikan keamanan pangan untuk konsumsi manusia melalui kepatuhan terhadap tatacara pemberian pakan yang baik di tingkat petani dan praktek tatacara pembuatan pakan yang baik (GMP) mulai dari proses pengadaan, penanganan, penyimpanan, pembuatan dan distribusi pakan dan bahan pakan yang memproduksi pangan.

3. Pedoman Pelaksanaan ini berlaku untuk produksi dan penggunaan semua bahan pakan yang ditujukan untuk pakan ternak dan bahan pakan di semua tingkatan baik yang diproduksi secara industri atau di peternakan. Pedoman Pelaksanaan ini juga berlaku pada pola penggembalaan, pola free-range (umbaran), produksi pakan hijauan dan perikanan (akuakultur).

4. Masalah-masalah kesejahteraan hewan selain dari aspek keamanan pangan yang terkait dengan kesehatan hewan tidak tercakup dalam Pedoman Pelaksanaan ini. Kontaminan yang berasal dari lingkungan harus dipertimbangkan karena tingkat kontaminan semacam itu, yang terdapat dalam bahan pakan dan pakan dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan konsumen yang mengkonsumsi pangan asal hewan.

5. Secara keseluruhan, sistem keamanan pakan membahas masalah kesehatan hewan dan lingkungan, selain masalah kesehatan manusia,

namun dalam Pedoman Pelaksanaan ini, dalam memenuhi amanat dari Codex dalam perlindungan konsumen, hanya akan membahas masalah keamanan pangan. Meskipun demikian, upaya terbaik telah dilakukan untuk memastikan bahwa rekomendasi dan penerapan dari Pedoman Pelaksanaan ini tidak akan merugikan aspek kesehatan hewan yang lebih umum dan aspek lingkungan dari pemberian pakan.

BAGIAN-3 : PENGERTIAN (DEFINISI)6. Definisi dalam Pedoman Pelaksanaan ini:

Pakan: setiap bahan tunggal atau ganda, apakah diproses, setengah diproses, atau mentah yang dimaksudkan untuk diberikan secara langsung kepada ternak yang memproduksi pangan.

Bahan Pakan: bagian komponen dari setiap kombinasi atau campuran yang membentuk pakan, apakah itu memiliki atau tidak memiliki nilai gizi dalam pakan, termasuk imbuhan pakan (feed additive). Bahan pakan dapat berasal dari tumbuhan, hewan atau hewan air/akuatik, atau bahan organik atau non-organik lainnya.

Imbuhan Pakan (Feed Additive) 2): setiap bahan yang sengaja ditambahkan yang tidak terdapat pada pakan itu sendiri, memiliki atau tidak memiliki nilai gizi, yang mempengaruhi karakteristik pakan atau produk hewan.

Pakan untuk Pengobatan (Medicated Feed): setiap pakan yang mengandung obat hewan sebagaimana didefinisikan dalam Codex Alimentarius Commission Procedural Manual

Zat yang Tidak Diinginkan (Undesirable Substances): kontaminan dan zat lain yang ada dalam bahan pakan dan/atau pakan yang merupakan risiko bagi kesehatan konsumen, termasuk keamanan pangan terkait masalah kesehatan hewan

BAGIAN-4 : PRINSIP UMUM DAN PERSYARATAN7. Pakan dan bahan pakan harus diperoleh dan dijaga

dalam kondisi stabil sehingga melindungi pakan dan bahan pakan dari kontaminasi oleh hama atau oleh kontaminan kimia, fisik, mikrobiologi atau zat

Oleh : Ir. Triastuti Andajani, M.Si

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201930

Page 33: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

yang tidak diharapkan lainnya selama produksi, penanganan, penyimpanan dan transportasi. Pakan harus dalam kondisi baik dan memenuhi standar kualitas yang diterima umum. Apabila diperlukan, maka dapat diikuti pedoman tatacara pertanian yang baik (GAP), tatacara pembuatan pakan yang baik (GMP) dan, jika telah diterapkan Analisis Bahaya dan Prinsip Pengendalian Kritis (HACCP) 3) untuk mengendalikan bahaya yang mungkin terjadi pada pangan. Sumber-sumber potensial kontaminasi dari lingkungan harus dipertimbangkan.

8. Pihak-pihak yang memproduksi bahan pakan atau pakan, yang menggunakan ternak untuk digunakan sebagai pangan dan yang menghasilkan produk-produk ternak perlu bekerjasama untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan tingkat risikonya terhadap kesehatan konsumen. Kerjasama tersebut diperlukan untuk pengembangan dan pemeliharaan dari manajemen risiko yang tepat dan pelaksanaan pemberian pakan yang aman.

1.1 Bahan Pakan9. Bahan pakan harus diperoleh dari sumber yang

aman dan dilakukan analisis risiko terhadap proses atau teknologi dari mana bahan-bahan tersebut berasal yang sampai saat ini dari aspek keamanan pangan tidak dilakukan evaluasi. Prosedur yang digunakan harus konsisten dengan dokumen Prinsip Kerja : Analisis Risiko untuk Aplikasi (the Working Principles for Risk Analysis for Application) 4) dalam Kerangka Codex Alimentarius. Khusus produsen imbuhan pakan (feed additives) harus memberikan informasi yang jelas kepada penggunanya tentang cara penggunaan yang benar dan aman. Pemantauan bahan pakan harus mencakup inspeksi dan pengambilan sampel serta analisis untuk zat yang tidak diinginkan dengan menggunakan protokol berbasis risiko (risk-based protocols). Bahan pakan harus memenuhi standar yang dapat diterima dan, jika berlaku, juga harus memenuhi standar untuk kandungan patogen, mikotoksin, pestisida serta zat yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi konsumen.

4.2 Pelabelan10. Pelabelan harus jelas dan informatif tentang

bagaimana pengguna harus menangani, menyimpan, dan menggunakan bahan pakan dan pakan. Pelabelan harus konsisten dengan persyaratan perundang-undangan dan harus menjelaskan tentang pakan tersebut serta memberikan instruksi bagaimana menggunakannya. Pelabelan atau dokumen

yang menyertainya harus berisi, jika perlu:

• informasi tentang spesies atau kategori ternak yang dimaksudkan untuk pakan tersebut;

• tujuan pemberian pakan;• daftar bahan pakan, termasuk referensi yang

tepat untuk zat aditif, dalam urutan proporsi yang menurun;

• informasi kontak pabrikan atau pendaftar;• nomor registrasi jika tersedia;• arah dan tindakan pencegahan untuk

digunakan;• jumlah;• tanggal pembuatan;• tanggal kadaluarsa atau “digunakan sebelum”.

11. Sub-bagian ini tidak berlaku untuk pelabelan bahan pakan dan pakan yang berasal dari bioteknologi modern 5).

4.3 Penelusuran/penelusuran produk dan penyimpanan catatan bahan pakan dan pakan

12. Penelusuran produk bahan pakan dan pakan, termasuk imbuhan pakan (additives), harus diaktifkan (enable) dengan penyimpanan catatan yang tepat untuk penarikan produk yang tepat waktu dan efektif, atau untuk penarikan produk jika diketahui dan diidentifikasi terjadi efek yang merugikan pada kesehatan konsumen.

Rekaman tentang produksi, distribusi, dan penggunaan bahan pakan dan pakan harus dipelihara dan tersedia, untuk memfasilitasi penelusuran dan bahan pakan yang tepat ke sumber langsung sebelumnya dan melacak ke depan untuk penerima berikutnya jika diketahui atau kemungkinan merugikan. Identifikasi terjadinya efek pada kesehatan konsumen 6)

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 31

laporan

Page 34: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

info

Proses Perumusan standar nasional indonesia (sni) Pakan dan Bahan Pakan

Oleh : Usman Ali,S.Pt - Wastukan Muda Direktorat Pakan

Mengapa Standar Diperlukan ?Standar suatu produk (barang/jasa) diterbitkan dengan tujuan untuk meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup dan membantu kelancaran perdagangan serta mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan. Di Indonesia Standar Nasional diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses, sistem dan atau personel.

Bagaimana Proses Pengembangan Standar Nasional Indonesia ?Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia, dimana proses perumusannya diatur dalam Peraturan Badan Standarisasi Nasional Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Indonesia. Perumusan SNI mencakup proses mengumpulkan, mengolah, dan merumuskan serta memvalidasi data sampai menjadi Rancangan Akhir SNI. Perumusan SNI dilaksanakan oleh Komite Teknis (KT) atau Sub Komite Teknis (SKT) dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dengan mengacu pada ketentuan dalam peraturan BSN.

Ada 6 (enam) prinsip dasar yang harus diterapkan dalam proses perumusan SNI yaitu:

1. Transparan bagi semua pihak yang berkepentingan untuk mengetahui program pengembangan SNI serta memberikan kesempatan yang sama bagi berminat untuk berpartisipasi.

2. Konsensus dan tidak memihak, memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang memilki kepentingan untuk mengutarakan pandangannya serta mengakomodasikan pencapaian kesepakatan oleh pihak-pihak tersebut secara konsensus dan tidak memihak kepada pihak tertentu.

3. Efektif dan relevan, harus mengupayakan agar hasilnya dapat diterapkan secara efektif sesuai dengan konteks keperluannya.

4. Koheren, sejauh mungkin mengacu kepada satu standar internasional yang relevan dan menghindarkan duplikasi dengan kegiatan perumusan standar internasional agar hasilnya harmonis dengan perkembangan internasional.

5. Dimensi pengembangan, mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan termasuk usaha kecil dan menengah serta kebutuhan daerah.

Tahapan perumusan SNI Bahan Pakan/Pakan Ternak, dilaksanakan sebagai berikut:

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201932

Page 35: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

info

1. Penyusunan konsep. Konsep awal disusun oleh konseptor SNI.

2. Rapat teknis. Dilaksanakan oleh Sub Komite Teknis (SKT) Pakan Ternak. Rapat dihadiri oleh Konseptor, Anggota SKT, pihak terkait, BSN dan Tenaga Pengendali Mutu apabila diperlukan. Rapat teknis dilakukan minimal 1 kali, namun jika diperlukan dapat dilakukan lebih dari 1 kali pertemuan. Dokumen yang dihasilkan disebut dengan Rancangan Stadar Nasional Indonesia 1 (RSNI1) atau RSNI2 jika dilakukan 2 pembahasan.

3. Rapat Konsensus. Dilaksanakan oleh Sekretariat SKT Pakan Ternak dan wajib dihadiri oleh Ketua SKT, 2/3 dari anggota SKT (termasuk Ketua), Tenaga Ahli Standarisasi (TAS) sebagai pengendali mutu. Dokumen yang dihasilkan adalah RSNI3 dan diserahkan ke Badan Standarisasi Nasional (BSN).

4. Jajak Pendapat (e-balloting). Dilakukan oleh BSN melalui media elektronik. Peserta yang mengikuti jajak pendapat adalah SKT Pakan Ternak dan Masyarakat Standarisasi Nasional (MASTAN).

5. Pembahasan Hasil Jajak Pendapat oleh BSN. Jika tidak ada tanggapan dari masyarakat maka dikeluarkan dokumen RSNI4 dan dilanjutkan menjadi Rancangan Akhir SNI (RASNI), namun apabila ada masukan perbaikan dari masyarakat maka dokumen harus diperbaiki dan dilakukan jajak pendapat ulang ke masyarakat.

6. Jajak Pendapat Ulang. Dilakukan oleh BSN melalui media elektronik. Dokumen hasil jajak

pendapat ulang adalah RSNI5 dan dilanjutkan menjadi dokumen Rancangan Akhir SNI (RASNI).

7. Pembahasan RSNI hasil kaji ulang. Dilaksanakan oleh BSN dengan perserta adalah Konseptor, SKT Pakan Ternak dan pemangku kepentingan lainnya. Dokumen RSNI hasil kaji ulang adalah RSNI6.

8. Penyempurnaan RSNI4/RSNI5/RSNI6 untuk penetapan

9. Penetapan SNI hingga publikasi informasi penetapan SNI dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) bulan. BSN menetapkan RASNI menjadi SNI tanpa melakukan perubahan, dengan menerbitkan Surat Keputusan Kepala BSN dan disampaikan kepada Sekretariat SKT Pakan Ternak.

Berapa waktu dibutuhkan untuk pengembangan sebuah SNI ?Proses pengembangan sebuah SNI tergantung dari beberapa hal. Apabila SNI yang dikembangkan mengikuti alur sebagaimana disebutkan diatas (jalur normal), maka dibutuhkan waktu sekitar 13 bulan. Jika penetapan SNI hanya mengadopsi dari standar lain misal ISO (adopsi identik) maka diperlukan waktu 8 bulan, sedangkan jika ada keperluan mendesak harus dikeluarkan SNI makan dibutuhkan waktu 7 bulan dan jika hanya untuk mengamandemen hanya dibutuhkan waktu 6 bulan saja.

Untuk menjaga keaslian dan hak cipta, maka hasil perumusan SNI hanya ditayangkan di media publikasi resmi BSN. KT ataupun SKT Pakan Ternak berhak mendapatkan akses informasi perumusan SNI sesuai ruang lingkup kerja melalui website BSN.

Dengan penerapan SNI ada jaminan mutu dan keamanan yang dapat meyakinkan konsumen atas suatu produk tertentu. Idealnya setiap SNI dilakukan pembaruan setiap 5 (lima) tahun sekali, namun karena proses pembentukan maupun revisinya memerlukan waktu yang relatif lama, maka belum semua SNI pakan atau bahan pakan yang telah berumur lebih dari 5 (lima) tahun dilakukan pembaruan. (TAF)

Alur proses pengembangan SNI

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 33

Page 36: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

menjaga kesehatan dan keselamatan kerja Petugas laBoratorium PakanLaboratorium adalah ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan peralatan dan bahan untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, atau pengujian. Laboratorium pakan merupakan tempat pengujian bahan pakan, pakan dan hijauan pakan.

Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya baik dari bahan kimia maupun peralatan yang digunakan apabila analis tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaannya, sehingga petugas laboratorium harus memahami resiko kemungkinan kecelakaan dan bahaya yang disebabkan oleh resiko pekerjaan serta melaksanakan secara disiplin SOP keamanan laboratorium dengan kesadaran dan kemauan untuk menjaga dan melindungi diri.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dalam upaya mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja yang ruang lingkupnya telah berkembang sampai kepada keselamatan dan kesehatan masyarakat secara nasional. Oleh karena itu dalam kondisi apapun K3 wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan standar baik nasional maupun internasional. Pelaksanaan K3 adalah upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau membebaskan pekerja dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Regulasi yang mengatur K3 adalah keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993 tentang Pola Gerakan Nasional Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Golongan dan Penyimpanan Bahan KimiaSetiap personel yang terlibat didalam

laboratoriumharusmempunyai pengetahuan tentang karakteristik bahan kimia yang secara umum dibagi menjadi 10 (sepuluh) golongan berikut ini :

1. Bahan kimia beracun. Berbahaya bagi kesehatan manusia dan dapat menyebabkan kematian apabila terpapar kedalam tubuh karena tertelan, terhirup atau kontak lewat kulit pada dosis tertentu. Contoh : arsentriklorida, merkuri klorida, kaliumsianida, hidrogensulfida, metanol

2. Bahan kimia korosif. Dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh.

Contoh : Klor, belerang dioksida, asam klorida, asamsulfat, soda api (NaOH) dengan kadar>2 %

3. Bahan kimia mudah terbakar. Mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Contoh : fosfor putih, hidrida,asetilen, CaC2, Ca3P2, eter, alkohol, aseton, benzena, logamnatrium

4. Bahan kimia mudah meledak. Bahan kimia yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya. Contoh : dinamit, 2,4,6-trinitrotoluen (TNT), 2,4 dinitrotoluena, dibenzoilperoksida

5. Bahan kimia oksidator. Menghasilkan oksigen sehingga dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.Contoh : Hidrogen peroksida, kalium klorat, kalium permanganat, asamnitrat, ammonium nitrat

6. Gas bertekanan. Gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan. Contoh : Gas yang terdapat pada jalur perpipaan

7. Bahan kimia berbahaya. Adalah bahan kimia yang apabila terjadi kontak/inhalasi/oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan pada tingkat tertentu. Contoh: Piridyn, etilenglikol, diklorometan

8. Bahan kimia karsinogenik. Menyebabkan karsinogenik, teratogenik, mutagenik, toksisitas sistemik terhadap organ spesifik, sistem reproduksi, gangguan saluran pernafasan dan organ vital lainnya apabila terpapar pada jangka pendek, menengah, panjang atau berulang.Contoh : benzena, benzidin, asbestos, naftilamin, senyawanikel, vinyl klorida, warfarin.

9. Bahan kimia berbahaya untuk lingkungan. Dapat merusak/menyebabkan kematian ikan/organisme akuatik lain, merusak lapisan ozon, dan bersifat persisten terhadap lingkungan.Contoh : tributiltimahklorida, tetraklorometan, petroleum benzena, klorofluorokarbon (CFC),PCBsCo

Oleh : Suhayati, Wastukan Muda BPMSP

info

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201934

Page 37: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

10. Bahan kimia yang menyebabkan iritasi. Apabila terjadi kontak secara langsung/terus menerus dengan kulit/selaput lendir dapat menyebabkan iritasi/peradangan. Contoh : ammonia, benzylklorida, kalsium klorida, isopropilamina, asam dan basa encer

Pada petunjuk pelaksanaan K3 di laboratorium terdapat beberapa aturan dalam penyimpanan bahan kimia. Berikut beberapa aturan yang harus ditaati dalam penyimpanan bahan kimia.

1. Gudang tempat penyimpanan bahan kimia harus memiliki sistem sirkulasi udara dan vetilasi yang baik, suhu ruangan harus terjaga dan aman dari gangguan biologis.

2. Tata letak dan pengaturan penempatan bahan kimia harus mempertimbangkan pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari adanya bahaya reaktifitas, penyusunan tidak melebihi batas maksimum untuk mencegah roboh, lorong tetap aman dan akses jalan tidak terhalang oleh benda apapun.

3. Bahan kimia dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan agar ditempatkan pada tempat yang sejuk, tidak lembab, dan aman dari sumber panas.

4. Kebersihan dan kerapian harus terjaga dan dilakukan penataan secara periodik

5. Sarana K3 harus selalu tersedia

6. Adanya pembatasan akses pada gudang bahan kimia. Selain petugas yang ditunjuk dilarang memasuki gudang tempat penyimpanan, dan petugas tersebut harus memakai alat pelindung diri (APD) yang dipersyaratkan ketika memasuki gudang penyimpanan.

7. Petugas dilarang makan dan minum ditempat penyimpanan bahan kimia

8. Apabila terdapat kecelakaan kerja, tindakan P3K harus dilakukan oleh orang yang berpengalaman. Segera hubungi tim medis untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Kecelakaan Kerja dan Bagaimana Menjaga K3Personel yang melakukan kegiatan di laboratorium

harus mengenali beberapa jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium, antara lain:

1. Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca dan/atau tertusuk oleh benda-benda tajam.

2. Terbakar, disebabkan tersentuh api atau benda panas, dan oleh bahan kimia.

3. Terkena racun (keracunan), disebabkan karena bekerja menggunakan zat beracun yang secara tidak sengaja dan/atau kecerobohan masuk ke dalam tubuh. Perlu diketahui bahwa beberapa jenis

zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit.

4. Terkena zat korosif seperti berbagai jenis asam, misalnya asam sulfat pekat, asam format, atau berbagai jenis basa.

5. Terkena kejutan listrik pada waktu menggunakan listrik bertegangan tinggi.

Untuk menjaga K3, laboratorium harus menyediakanalat keselamatan kerja yang terdiri dari:

1. APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung tangan, masker, alas kaki

1) Perlindungan tubuh, untuk melindungi tubuh dari tumpahan bahan kimia, api, serpihan pecahan, kontaminasi. Petugas laboratorium pakan bisa menggunakan jas laboratorium sebagai pelindung tubuh.

2) Perlindungan tangan, untuk melindungi tangan dari temperatur ekstrim, terpotong, tertusuk, terpapar zat kimia, infeksi kulit, sakit, dan kontaminasi. Perlindungan tangan dapat menggunakan sarung tangan dari bahan karet, kain, kulit, latex, nitrile, vinyl, dan PVC.

3) perlindungan wajah dan mata, untuk melindungi mata dari tumpahan atau percikan bahan kimia, uap kimia dan radiasi. Perlindungan mata dapat menggunakan kaca mata tahan asam dan basa, kacamata anti radiasi, goggle atau apabila diperlukan menggunakan face shield.

4) Perlindungan pernafasan dari kontaminasi bahan kimia yang paling banyak masuk lewat pernafasan, sehingga petugas laboratorium harus melindungi pernafasannya dengan menggunakan masker yang terbuat dari bahan yang mampu menahan bahan kimia tidak terhirup kedalam tubuh.

5) Perlindungan kaki dengan menggunakan alas kaki yang mampu melindungi kaki dari tumpahan dan ceceran bahan kimia maupun benturan.

2. APAR (Alat pemadam kebakaran) berikut petunjuk penggunaan

3. Perlengkapan P3K4. Sarana instalasi pengolahan limbah

Kecelakaan di laboratorium dapat dihindari dengan bekerja secara berdisiplin, memperhatikan dan mewaspadai hal-hal yang yang dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan, dan mempelajari serta mentaati aturan-aturan yang dibuat untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kecelakaan. Aturan-aturan tersebut perlu dicetak dan ditempel di tempat tempat yang strategis di dalam dan di luar laboratorium agar mudah terbaca oleh seluruh personel laboratorium. (TAF)

info

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 35

Page 38: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Berdasarkan data dari laboratorium pakan ternak Provinsi Kalimantan dari tahun 2016 sd tahun 2018, bahan pakan berupa tepung ikan di Kota Pontianak ternyata belum memenuhi standart mutu bahan pakan tepung ikan bahkan untuk kualitas mutu tepung ikan kualitas 3 menurut standart Nasional Indonesia sekalipun. Rata2 tepung ikan yang beredar di kota Pontianak mengandung Protein Kasar 32,05% dengan kadar abu 31,92%

Tepung ikan sangat memegang peranan penting dalam komponen penyusun protein dari suatu jenis pakan ternak terutama unggas. Nilai kadar proteinnya yang sangat tinggi membuat tepung ikan merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan.

Tepung ikan sendiri dalam penyusunan formulasi pakan memiliki batas tertentu tergantung komoditas ternaknya tidak melebihi dari angka 5 % untuk unggas.

Tepung ikan memiliki kadar mineral yang sangat tinggi sehingga untuk kadar calsiumnya pun cukup tinggi, kadar abu yang tinggi dalam pakan perlu perhatian dalam pencampuran pakan.

Tepung ikan terbuat dari kepala ikan, ikan rucah dan dari limbah ikan. Kualitas tepung ikan yang baik selain memiliki daya simpan yang baik dengan kadar air dibawah 14%, terbuat dari bahan baku yang baik, juga tidak terkontanminasi oleh bahan baku yang bukan ikan, memiliki kandungan protein yang tinggi dan bebas atau sedikit mengandung kontaminan seperti;

cangkang, sampah plastik, karang atau limestone dan lain-lain. Kalimantan Barat peredaran tepung ikan hanya terdapat di Kabupaten / kota pesisir pantai atau dekat dengan sentra perikanan tangkap seperti : Pontianak, Singkawang, Sambas, Kubu Raya, Kayong Utara dan Ketapang. Kota

Pontianak merupakan daerah yang selalu ada untuk penjulan tepung ikan.

Namun tepung ikan yang beredar masih memiliki kualitas yang masih rendah, sehingga peternak harus berhati hati dalam membelinya, dan apabila dalam mencampur pakan harus mengetahui nilai nutrisinya.

KUALITAS TEPUNG IKAN YANG BEREDAR DI KOTA PONTIANAK RENDAH

Data yang diambil dari beberapa sampling yang masuk ke Laboratorium Pakan Ternak UPT. Pembibitan Ternak dan Pakan Ternak Dinas Pangan Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat dari tahun 2016-2018 memiliki kualitas protein kasar yang rendah, tercantum dalam tabel dibawah ini

Melihat data tersebut diatas berdasarkan SNI, tepung ikan yang beredar di kota Pontianak untuk kategori 3 saja belum memenuhi standart. Dilihat hasil pengujian ini maka tepung ikan ini kemungkinan dibuat dari bahan yang tidak murni ikan namun tercampur oleh bahan2 yang bukan ikan dan proporsinya lebih dari 25% sehingga kualitasnya sangat tidak baik. Untuk itu dianjurkan kepada peternak yang membuat pakan sendiri agar dapat mengujikan tepung ikan yang digunakan sebagai campuran pakan ke laboratorium Pakan Ternak DINAS DPPKH Provinsi Kalbar.

Tepung Ikan Berkualitas Menjamin Mutu Pakan

Berdasarkan standar nasional indonesia Bahan Baku Pakan Tepung ikan dibagi Menjadi 3 kategori

Mutu abu & max Pk % Min Ca % Max1 20 65 2,5 - 52 25 55 2,5 - 63 30 45 2,5 - 7

(data lab.pakan ternak 2016)

air abu Pk lk sk

19,28 34,85 34,16 4,20 6,15

33,08 25,39 32,63 3,46 2,50

27,46 35,35 30,51 1,73 5,02

info

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201936

 

Oleh : Pintaka Suprihatin, S.PT (Wastukan Pertama KALBAR)

Page 39: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

Pengujian NDF menggunakan Fibretherm dari Gerhardt

Oleh: Verra Octaviani, S.Pt - Wastukan Ahli Pertama, BPMKP/BP Cikole Lembang

Balai Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan (BPMKP/BP) Cikole Lembang sebagai Laboratorium Pakan Daerah memiliki 9 (sembilan) parameter pengujian mutu dan keamanan pakan yaitu kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, serat kasar, kalsium, fosfor dan gross energy serta pengujian aflatoksin dengan metode Elisa Reader. Semua metode pengujian di BPMKP/BP Cikole Lembang diadopsi dari metode referensi yaitu AOAC, SNI dan lain-lain.

BPMKP/BP terus melakukan perbaikan pelayanan pengujian, khususnya pelayanan pengujian untuk pakan ternak ruminansia, oleh karenanya pada awal tahun 2017, BPMKP/BP menambah 1 (satu) lagi parameter pengujian yaitu NDF (Neutral Detergent Fiber). Metode pengujian NDF yang menjadi referensi yang dipilih oleh BPMPT Cikole Lembang yaitu metode: German Official Method, 1988.

Karakteristik Pakan RuminansiaIntake pakan ruminansia dikontrol oleh faktor-

faktor yang tidak selalu sama seperti halnya pada non-ruminansia. Ruminansia mampu memakan bahan pakan kaya serat kasar dan mampu memecahnya menjadi produk yang dapat diasimilasi di dalam rumen. Produk asimilasi tersebut kemudian diabsorpsi dan beredar di dalam darah yang selanjutnya akan mempengaruhi konsumsi pakan.

Sebagian besar dinding sel tumbuhan tersusun atas karbohidrat struktural. Komponen-komponen sel tumbuhan beragam dan dipengaruhi oleh tingkat kematangan, kondisi iklim, sinar dan fertilisasi. Sel tumbuhan mengandung lemak, gula, asam organik dan bahan-bahan yang larut dalam air seperti protein terlarut, pati, senyawa nitrogen non protein dan pectin. Rumput tropika memiliki lebih banyak lignin daripada rumput di daerah beriklim sedang. Jerami dan sekam mempunyai kandungan lignin yang sangat tinggi yaitu lebih dari 10%.

Analisis SeratKandungan serat dalam dinding sel tumbuhan

dapat diekstraksi dengan metode Pepsin Hidrocloric Acid atau Neutral Detergent Fiber (NDF). Perbedaan kedua metode ini yaitu teknik NDF dapat melarutkan pectin dan sebagian silica, sedangkan Pepsin Hidrocloric Acid tidak mencakup cutin, silica dan

bahan-bahan nitrogen terikat. Beberapa protein terikat dengan fraksi lignin kasar sebagai akibat adanya air dan pemanasan pada reaksi pencoklatan non-enzimatis atau reaksi Maillard. Sumber nitrogen lainnya terikat lainnya adalah bahan-bahan yang menyerupai kulit yang memiliki susunan antara protein dan tannin. Artefaet lignin sebagai hasil reaksi Maillard banyak terdapat pada hijauan pakan yang telah diproses melalui pemanasan untuk membuat hay, silase, pellet dan lain-lain.

Persamaan di bawah ini memberikan perbedaan komponen-komponen pada NDF dan ADF.

NDF = ADF + Hemiselulosa

ADF = Lignin + Selulosa + Silica + Substansi nitrogen terikat + Pektin

Selulosa, Hemiselulosa dan Pectin dapat dicerna dengan baik, sedangkan lignin tidak dapat dicerna sama sekali. ADF mengandung 15 % pentosan yang disebut “micellar pentosan” yang kurang dapat dicerna dibandingkan KH jenis lainnya. Lignin mempengaruhi proses pencernaan hanya jika berada dalam dinding sel. Hal inilah yang menyebabkan rumput dengan kandungan lignin rendah tetapi mempunyai lebih banyak dinding sel, kurang dapat dicerna dibandingkan legum yang mempunyai lignin dua kali lebih banyak.

Hal ini disebabkan karena legum mempunyai kandungan dinding sel yang lebih rendah dari rumput-rumputan (graminae). Lignin mengurangi kecernaan karbohidrat melalui pembentukan ikatan hidrogen pada sisi kritis sehingga membatasi aktivitas selulase. Kutin dengan struktur non aromatic merupakan komponen lain dinding sel yang mencegah proses pencernaan oleh mikroba.

Analisis Neutral Detergent Fiber (NDF) Analisis NDF di BPMKP/BP Cikole mengacu

pada German Official Method: Methodenbuch des Verbandes Deutscher Landwitsschaftlicher Untersuchungs-und Forschungsanstalten, Band III, Bestimmung der Neutral-Detergentien-Faser (NDF), 1988.

Komponen yang tidak dielusi oleh NDS disebut sebagai Neutral detergent Fiber (NDF). Pada pakan hiajuan, kadar NDF mengindikasikan kadar selulosa,

info

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 37

Page 40: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

tiPs untuk memilih Peralatan Pengujan laBoratorium Pakan

Pentingnya Mutu dan Keamanan PakanPasal 22 ayat (22) Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan juncto Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyatakan bahwa pakan yang dibuat untuk diedarkan secara komersial harus memenuhi standar atau persyaratan teknis minimal dan keamanan pakan, serta memenuhi ketentuan cara pembuatan pakan yang baik yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Konsekuensi dari adanya Pasal tersebut adalah bahwa pakan yang di produksi oleh unit pengolah pakan atau pabrik akan dan kemudian diperjualbelikan (diedarkan) harus diawasi untuk memastikan bawa pakan tersebut telah sesuai mutu dan keamanannya dengan standar yang ada. Untuk memastikannya maka pakan harus diujikan ke laboratorium pengujian pakan. Demikian penting tugas dan fungsi Laboratorium Pengujian Pakan dalam mendukung fungsi pengawasan peredaran pakan di masyarakat penggunanya, baik itu peternak maupun perusahaan peternakan karena mereka menggunakan pakan untuk memproduksi pangan manusia (daging, telur dan susu).

Laboratorium Pengujian PakanLaboratorium pakan sebagaimana laboratorium

pengujian lainnya diharapkan menerapkan Good Laboratory Practice (GLP atau praktek laboratorium yang baik dan benar). GLP adalah alat manajemen untuk pengelolaan laboratorium guna menghasilkan data hasil uji yang akurat, dapat dipercaya dan sesuai dengan kaidah hukum. Pendekatan GLP melalui penerapan sistem manajemen mutu (SMM) laboratorium, dan pengakuan formal terhadap penerapan SMM tersebut melalui pemberian akreditasi (Akreditasi ISO/IEC SNI 17025: 2008

Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi ) oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Faktor-faktor dalam GLP yang menentukan akurasi dan validitas pengujian yang dilakukan laboratorium antara lain personil, kondisi lingkungan, peralatan, kalibrasi peralatan, metode pengujian, ketertelusuran pengukuran, metode sampling dan penanganan sampel serta jaminan mutu hasil uji.

Peralatan laboratorium merupakan salah satu faktor dalam GLP yang menentukan akurasi dan validitas pengujian, oleh sebb itu pemilihan peralatan laboratorium yang tepat akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kualitas layanan pengujian. Manajemen dan penanggungjawab laboratorium harus memiliki pedoman dalam melakukan pemilihan peralatan laboratorium yang akan digunakan.

Tips memilih peralatan pengujian pakanBagaimana cara menentukan/memilih peralatan

pengujian agar peralatan tidak sering rusak dan tidak dimanfaatkan dengan optimal dan dapat digunakan untuk mendukung aktivitas di laboratorium ?

Berikut ini adalah TIPS nya :

1. Pilih alat sesuai kebutuhan !

Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi teknis yang sesuai dengan kebutuhan laboratorium misalnya : jenis pengujian, jumlah sampel yang dapat diuji, karakteristik sampel. Kebutuhan ini juga perlu mempertimbangkan apakah untuk penambahan parameter pengujian ataukah untuk mendukung dan mengoptimalkan parameter pengujian yang sudah ada.

2. Alat harus sesuai dengan kondisi ruangan dan fasilitas yang tersedia.

Pastikan bahwa alat yang dipilih memiliki spesifikasi teknis yang sesuai dengan kondisi

Oleh : Tita Mahargya R, S.Pt, MM - Wastukan Ahli Muda Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

info

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201938

Page 41: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

ruangan yang ada (luas, suhu dan tingkat kelembaban serta kebersihan ruangan) serta menyesuaikan dengan ketersediaan listrik dan air yang ada di laboratorium.

3. Pertimbangkan dengan ketersediaan personil/analis !

Sebelum memilih alat yang akan dibeli, perlu dipertimbangkan jumlah dan kompetensi personil/analis yang ada untuk mengoperasikan peralatan tersebut.

4. Perhatikan dengan cermat bagaimana karakteristik alat.

Apakah alat tersebut memerlukan perawatan khusus, kapan periode kalibrasi, bagaimana tingkat kompleksitas dan kesulitan mengoperasikannya, bagaimana tingkat kepekaan/sensitivitas alat, di cek apakah diperlukan pengaman alat seperti: UPS atau stabilizer, bagaimana tingkat ketelitian alat, apakah alat tersebut tergantung pada ketersediaan reagen/bahan kimia dari jenis/merk tertentu ?

5. Pastikan siapa pemasok/vendor alat.

Yang perlu diperhatikan adalah kualitas dan harga alat yang ditawarkan, apakah merupakan produksi dari produsen alat yang cukup handal/sudah dikenal, bagaimana jaminan dan pelayanan purna jual/after sales service yang diberikan vendor seperti pelatihan instalasi dan mengoperasikan alat, spare part, teknisi untuk maintenance dan service perbaikan kerusakan alat, bagaimana cara kalibrasi alat.

Penggunaan alat :

1. Setiap peralatan harus dipergunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang disediakan oleh produsen alat (manual book).

2. Peralatan wajib dipelihara dan dirawat secara rutin oleh personil/analis laboratorium yang ditugaskan melalui buku/form yang berfungsi sebagai history catatan pemeliharaan alat.

3. Pengenalan mengenai instrumentasi tidak hanya menyangkut alat ujinya saja (hardware), akan tetapi penanggungjawab laboratorium dan analis perlu menguasai metode pengujian dan trouble shootingnya (mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap alat).

Apa saja jenis peralatan utama dan pendukung pengujian laboratorium pakan ?

Tabel dibawah ini dapat dijadikan pedoman menetapkan/memilih peralatan laboratorium

pengujian pakan

No Jenis Parameter Uji Alat Uji

1 Kadar Air - Oven - Desikator- Neraca digital

2 Kadar Abu - Tanur / Furnace- Desikator- Neraca digital

3 Protein Kasar - Distillation Unit - Digestor

Lemari Asam Neraca digital Buret digital Bottle Top Dispenser

4 Lemak Kasar - Extraction Unit Oven Neraca digital

- Desikator

5 Serat Kasar - Fiber Extraction Unit Desikator Neraca digital Oven Furnace

6 Kalsium - Neraca digital- Bottle Top Dispenser- Buret digital- Hot plate- AAS

7 Phosphor Spektrofotometer UV/VIS

8 Makro Mineral AAS

9 Gross Energy Bomb Calorimeter

10 Vitamin, mikotoksin HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

11 Asam amino UPLC (Ultra Performance Liquid Chromatography)

12 Pengaman Alat Uji UPS (Uninterruptible power supply)

info

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 39

Page 42: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

info

Pengujian di laBoratoriumOleh : Nentin Surtini, Wastukan Penyelia Direktorat Pakan

Pada jaman sekarang ini, kehadiran sebuah laboratorium tidak bisa ditinggalkan karena dari sebuah laboratorium akan dihasilkan data hasil pengujian suatu barang. Produk yang dihasilkan oleh laboratorium disebut laporan hasil pengujian (LHP), jadi produk yang dihasilkan laboratorium dalam bentuk jasa bukan barang. Angka-angka yang tertulis di LHP memberikan informasi kandungan zat yang diukur oleh laboratorium (analit) yang dapat digunakan oleh pelanggan untuk kepentingan perdagangan, penelitian, formulasi dan sebagainya. Jenis pengujian dapat dikelompokan dalam organoleptik, gravimetri, volumetri dan instrumentasi.

Pengujian OrganoleptikPengujian organoleptik adalah pengujian dengan

menggunakan pancaindera baik hidung, lidah, mata, kulit dan telinga yang dilakukan oleh personel yang telah tersertifikasi untuk melakukan suatu jenis pengujian yang tergolong organoleptik. Kompetensi personel ini menjadi syarat untuk mengeluarkan hasil pengujian. Pengujian organoleptik seperti pengujian warna, bau, ras dan sebagainya, Mutu hasil pengujian organoleptik selain ditentukan oleh kompetensi personel pengujinya, ditentukan pula oleh metode atau teknik pengujian dan persyaratan kondisi lingkungan tempat pengujiannya. Ketersediaan tempat yang bersih, terkontrol suhu dan kelembaban, kecukupan sumber cahaya dan sebagainya merupakan persyaratan uji organoleptik.

Pengujian dengan metode GravimetriGravimetri merupakan pengujian yang menetapkan

hasil pengujian dengan menimbang zat yang diuji (analit) dengan menggunakan neraca analitik. Tersedianya neraca analitik yang memiliki tingkat ketelitian sesuai dengan kadar analit yang diukur merupakan kebutuhan wajib yang harus tersedia untuk mengasilkan hasil uji yang akurat. Neraca analitik harus mampu memberikan berat zat yang diukur dibandingkan dengan berat sampel sehingga menghasilkan perbandingan sehingga menghasilkan satuan pengujian seperti persen (gram/100 gram) ppm (mg/Kg), ppb (µg/Kg). Untuk mendapatkan analit dilakukan pemisahan analit dengan bagian sampel yang tidak diukur (matriks). Pemisahan analit dengan matriks dapat menggunakan energi panas, ekstraksi dan sebagainya. Sebagai contoh pengujian berbasis gravimetri adalah pengujian kadar air, untuk mengukur kadar air sampel dipanaskan dengan oven pada suhu + 100⁰C, supaya air menguap dari sampel

sehingga diperoleh sampel yang tidak mengandung air. Pembandingan berat air yang menguap dengan berat sampel awal akan diperoleh hasil pengujian kadar air.

Pegujian dengan metode Titrimetri (Analisis Volumetri)

Titrimetri adalah metode analisis kimia kuantitatif yang menentukan konsentrasi analit dengan mereaksikan dengan larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan baku) melalui titrasi. Penetapan konsentrasi analit ditentukan melalui pengukuran volume larutan penitrasi (titran) yang digunakan untuk titrasi pada saat titik akhir reaksi kimia. Oleh karena pengukuran volume memainkan peran kunci dalam titrasi, metode ini dikenal juga dengan istilah analisis volumetri. Untuk pengujian titrimetri selain dibutuhkan buret, erlemeyer, statif dan klem, juga harus tersedia bahan kimia (larutan standar) yang digunakan untuk melakukan titrasi. Jenis Titrasi ada beberapa macam antara lain titrasi asam-basa, titrasi redoks, titrasi pengendapan, titrasi kompleksometri dan titrasi potensiometri. Contoh pengujian titrasi adalah pengujian protein kasar metode Kjeldahl, pengujian dilakukan dengan mengukur kadar Nitrogen (N) dalam sampel melalui titrasi asam basa.

Pengujian dengan menggunakan InstrumentasiPengujian menggunakan instrumentasi adalah

pengujian yang menggunakan instrumen analisis seperti Spektrofotometer dan Kromatografi. Prinsip spektrofotometer adalah sampel apabila ditembus gelombang Elektromagnetik (GEL) pada panjang gelombang tertentu maka intensitas GEL sebelum dan sesudah melewati sampel akan berubah. Intensitas GEL setelah melewati sampel akan mengalami penurunan karena sebagian GEL akan terserap oleh sampel (absorbansi). Besar kecilnya absorbansi akan memberikan informasi kadar analit pada sampel. Instrumen kromatografi adalah instrumen untuk menganalisis dengan metode kromatografi, yaitu suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan bantuan detektor molekul yang terpisah dapat diukur konsentrasinya. (TAF)

INFOVolume 6 no. 1 Juni 201940

Page 43: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

INFOVolume 6 no. 1 Juni 2019 41

Selayang Pandang

Page 44: Lab Pakan kiPer kuaLitas - pakan.ditjenpkh.pertanian.go.idpakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2019/08/final...Proses Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan

keMenTeRian PeRTanian RidiRekToRaT JendeRal PeTeRnakan dan keseHaTan HeWandiRekToRaT Pakan