Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 ·...

18

Transcript of Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 ·...

Page 1: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita
Page 2: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, sebagaimana

yang telah diatur dan diubah dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, bahwa:

Kutipan Pasal 113

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi seba gai mana dimaksud

dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara

paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,- (seratus juta

rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta

melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud da lam Pasal 9 ayat (1) huruf

c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,- (lima

ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta

melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf

a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana

penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,- (satu

miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dila ku kan dalam

bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau

pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,- (empat miliar rupiah).

Page 3: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

Islam Dalam Arus Sejarah Indonesia

Jajat Burhanudin

Page 4: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

ISLAM DALAM ARUS SEJARAH INDONESIA Edisi Pertama

Copyright © 2017

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

ISBN 978-602-422-065-515 x 23 cmxvi, 496 hlm

Cetakan ke-1, Maret 2017

Kencana. 2017.0778

PenulisJajat Burhanudin

Desain SampulIrfan Famhi

Penata LetakSuwito

PercetakanPT Fajar Interpratama Mandiri

PenerbitK E N C A N A

Jl. Tambra Raya No. 23 Rawamangun - Jakarta 13220 Telp: (021) 478-64657 Faks: (021) 475-4134

Divisi dari PRENADAMEDIA GROUPe-mail: [email protected]

www.prenadamedia.comINDONESIA

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun,

termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit.

Page 5: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses penulisan buku ini, saya perlu mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada beberapa pihak. Di tempat pertama, saya sangat berterima kasih kepada Taufik Abdullah dan Azyumardi Azra, yang menjadi tempat bertanya untuk berbagai isu penting menyangkut sejarah Islam Indonesia. Perlu disebut di sini beberapa nama lain: Muc-hlis PaEni (MSI), Susanto Zuhdi (UI), Oman Fathurahman dan Saiful Umam (PPIM UIN Jakarta); semuanya menjadi mitra diskusi dan juga berbagi informasi terkait subjek yang ditulis.

Saya juga sangat berterima kasih kepada Pascasarjana UIN Jakarta, khususnya Masykuri Abdullah selaku direktur dan Didin Saefudin serta J.M. Muslimin sebagai deputi direktur. Mereka telah berjasa menyedia-kan ruang kerja untuk penulisan sebagian naskah buku ini. Juga saya per-lu mencatat kawan baik saya Yusuf Rahman yang sama-sama berkantor di pascasarjana.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada jajaran pimpinan (Sukron Kamil selaku dekan) dan rekan-rekan dosen di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta yang tidak saya sebut satu per satu. Juga per-lu disebut di sini teman-teman Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), khususnya Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih, dan Bondan Kanumayoso.

Page 6: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

vi

ISLAM DALAM ARUS SEJARAH INDONESIA

Penghargaan yang tulus juga saya haturkan pada Idris Thaha di PPIM UIN Jakarta yang telah membantu komunikasi dengan pihak Prenada selaku penerbit, Indi Nausuf yang telah membaca draf dan mengoreksi salah ketik naskah buku ini, dan juga Haidar Baqir dan Ahmad Baiquni di Penerbit Mizan yang telah mengizinkan saya untuk memuat sejumlah bagian dari buku saya sebelumnya untuk diterbitkan ulang di buku ini.

Akhirnya, saya ingin berterima kasih yang sangat besar kepada istri tercinta  Inel  Martinelis, dan kedua anak kami, Nataya dan Ranggai.

Jakarta, 2017

Page 7: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

KATA PENGANTAR

Islam dalam Arus Sejarah Indonesia. Diberi judul demikian, pemba-hasan buku ini memang menempatkan Islam dalam proses sejarah masyarakat dan wilayah yang kini disebut Indonesia. Tentu saja,

Islam hanya satu dari banyak unsur yang terlibat dalam proses sejarah yang panjang. Begitu pula umat Muslim hanya satu dari sekian penganut agama yang hidup dan telah memberi warna dalam sejarah Indonesia. Hanya saja, pilihan yang diambil untuk isi buku ini memang menyang-kut sejarah Islam dan kaum Muslim. Dan pilihan tersebut berangkat dari kesadaran akademik untuk merumuskan suatu wilayah kajian—jauh dari pemikiran bahwa “yang lain”, yang tidak dipilih untuk dibahas dalam buku ini, tidak memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia.

Jika demikian halnya, seraya mengakui prinsip keragaman dalam historiografi, izinkan saya menjelaskan beberapa alasan penting menem-patkan Islam sebagai subjek pembahasan dalam buku ini. Dalam sejarah Indonesia, tidak diragukan lagi bahwa kehadiran Islam telah memberi sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo-nesia. Salah satu aspek menonjol untuk ditekankan di sini adalah sejak awal kehadirannya di bumi Nusantara Islam telah meletakkan landasan kukuh bagi satu proses komunikasi dan interaksi sosiokultural di antara berbagai masyarakat di wilayah-wilayah yang tersebar di berbagai pu-

Page 8: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

viii

ISLAM DALAM ARUS SEJARAH INDONESIA

lau. Islamisasi, yang berlangsung sejalan dengan meningkatnya jaringan dagang Asia, telah membuat masyarakat Nusantara terhubungkan satu sama lain, dengan melibatkan tidak saja transaksi ekonomi dan diploma-si politik semata-mata, tapi yang terpenting juga tali agama Islam.

Hal ini bisa dilihat mulai dari jejak langkah ulama dalam proses isla-misasi, di mana ulama dari suatu wilayah telah berjasa mengislamkan wi-layah lain; aliansi politik yang terjalin antar-kerajaan yang bersyarat kon-versi keagamaan sang raja ke Islam; hingga hubungan guru-murid yang membuat islamisasi bisa menjangkau wilayah geografis makin luas. Pada titik ini, Islam tampil sebagai satu kekuatan pengikat yang menyatukan berbagai kelompok masyarakat yang beragam, yang melampaui perbe-daan-perbedaan terkait identitas lokal-primordial. Lebih dari itu, peran Islam di atas selanjutnya diperkuat dengan setidaknya dua aspek beri-kut yang masih terkait dengan agama: bahasa Melayu dan tulisan Jawi. Dua aspek tersebut telah berperan penting menghubungkan komunitas Muslim Nusantara; dan peran tersebut terus berlanjut setelah jaringan dagang Asia berakhir menyusul kedatangan bangsa Eropa di Nusantara.

Sejak abad ke-17, bahasa Melayu dan aksara Jawi menjadi media eks-presi Islam, di samping tentu saja alat komunikasi politik dan perdagang-an. Banyak kitab ditulis dalam bahasa Melayu dengan tulisan jawi. Dan kitab-kitab tersebut beredar melampaui batas-batas geografis domisili penulisnya, dan menjadi bahan bacaan komunitas Muslim yang tersebar di berbagai wilayah. Bahasa Melayu berikut kitab Jawi telah berasa besar dalam pembentukan apa yang disebut sebagai ecumene Islam Nusanta-ra. Dengan bahasa Melayu, masyarakat Muslim yang tersebar di berbagai wilayah di Nusantara dihubungkan satu sama lain. Dan, diperkuat mela-lui kitab Jawi, hubungan tersebut berada dalam satu tema yang berasal dari pesan universal Islam. Proses inilah yang secara perlahan dan me-laui lorong sejarah yang panjang menjadi basis pembentukan apa yang di kemudian hari disebut sebagai kebangsaan (nationhood).

Dalam kaitan inilah perkembangan Islam Indonesia telah mela-hirkan apa yang oleh Taufik Abdullah (2015 [I]: 84) disebut sebagai “ja-ringan ingatan kolektif.” Proses konversi keagamaan telah menorehkan jaringan-jaringan hubungan antar-daerah di Nusantara, dan telah mele-takkan landasan kukuh bagi berfungsinya Islam sebagai kekuatan penya-tu bagi masyarakat beraneka ragam yang mendiami wilayah yang kemu-dian menjadi negara-bangsa Indonesia. Bersamaan dengan itu, Islam di Indonesia juga memperlihatkan wataknya yang khas, yang berbeda dari

Page 9: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

KATA PENGANTAR

ix

peradaban Islam di wilayah-wilayah lain di dunia—yakni Arabia, Turki, Persia, Afrika Hitam, Anak Benua India, Sino-Islam, dan Eropa termasuk Amerika. Dan kekhasan ini meliputi semua aspek kehidupan, mulai dari aspek spiritual, intelektual, hingga budaya material (Azra 2012 [3]: 1-2).

Perlu ditegaskan di sini, penjelasan di atas tentu saja merupakan ar-gumen di balik pembahasan buku ini yang memilih Islam sebagai subjek kajian. Ada banyak penjelasan lain dari periode berbeda yang bisa me-nunjukkan bukti besarnya kontribusi Islam dalam sejarah Indonesia. Se-bagai suatu argumen kajian, pejelasan di atas tentu bukan hipotesis un-tuk dibuktikan dalam pembahasan buku ini. Juga bukan tujuan buku ini untuk menghadirkan tesis baru dalam kajian Islam Indonesia. Apa yang dihadirkan di sini adalah narasi—dan dalam beberapa hal tentu saja ana-lisa—sejarah Islam di Tanah Air. Dengan demikian, buku ini memberikan prioritas pada deskripsi sejarah yang perinci, sehingga bisa menyediakan pembaca informasi sejarah Islam yang memadai.

Sebagaimana tampak dalam daftar isi, pembahasan buku ini dibagi ke dalam empat bagian utama. Bagian pertama, berjudul “Negeri di Ba-wah Angin”, membahas proses awal islamisasi yang terkait erat dengan perdagangan laut dan pembentukan kerajaan. Hubungan ketiga aspek tersebut—Islam, perdagangan dan politik—tampil sebagai satu ciri utama proses historis Islam di kerajaan masa prakolonial, yang secara tradisi-onal disebut “negeri di bawah angin”. Berkembang dalam suasana kos-mopolitan di pusat-pusat dagang di wilayah pantai, islamisasi juga ber-barengan dengan proses transformasi sosial dengan terbentuknya jenis manusia baru yang sarat dengan nilai-nilai kosmopolit dari kota-dagang di Nusantara. Di sinilah kita mengenal antara lain sistem ekonomi ber-basis modal begerak, sistem bunga, dan sejumlah unsur lain yang sangat sulit ditemukan dalam moda ekonomi tradisional-agraris di pedesaan.

Bagian kedua berisi pembahasan menyangkut perkembangan per-adaban Islam. Masih terkait “negeri di bawah angin, perlu dijelaskan bahwa kerajaan-kerajaan Islam Nusantara menjadi basis bagi lahirnya peradaban Islam. Hal ini terkait dengan sikap penguasa yang memberi-kan fasilitas kepada para ulama untuk berada di lingkungan istana—seba-gai imam shalat, guru agama, penasihat raja, dan ahli hukum—untuk me-lahirkan karya-karya intelektual keagamaan mereka di berbagai bidang. Lima aspek dikaji di bagian ini, yakni pemikiran dan tradisi politik, dan intelektualisme Islam dengan titik fokus pada sufisme dan neosufisme yang menjadi pemikiran Islam arus utama pada periode ini. Berikutnya

Page 10: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

x

ISLAM DALAM ARUS SEJARAH INDONESIA

adalah lembaga dan praktik hukum Islam, yang memang berkembang karena terkait kepentingan pihak kerajaan untuk membuat lingkungan yang tertib dan teratur. Aspek yang tidak kalah pentingnya adalah bahasa Melayu, tulisan Jawi, dan tradisi sastra. Semua aspek peradaban tersebut telah berjasa meletakkan landasan kuat bagi proses pembentukan sistem sosial-politik dan budaya, di mana Islam menduduki posisi sentral di da-lamnya. Lebih penting lagi, aspek-aspek peradaban di atas terus mengin-spirasi proses perkembangan wacana intelektual dan sosial di Indonesia bahkan hingga kini.

Potret negeri di bawah angin di atas mulai menghadapi tantangan baru menyusul kehadiran Barat di Nusantara, mulai dari VOC hingga pemerintah kolonial Belanda di bumi Indonesia. Dan hal itu pula yang menjadi inti pembahasan buku ini di bagian berikutnya. Satu hal penting untuk ditegaskan di sini adalah, meski kerajaan-kerajaan maritim di wila-yah pantai runtuh, Islam Indonesia menyaksikan satu pusat baru perkem-bangan Islam yang berpusat di institusi-instusi baru non-kerajaan, yang dibangun ulama independen di pesantren di Jawa dan lembaga serupa di Minangkabau dan Aceh, surau dan dayah. Karena itu, selain pergumulan Islam dan kolonialisme, bagian ini juga menyajikan pembahasan tentang apa yang disebut di sini sebagai “revivalisme” yan berlangsung di tengah tekanan kuat kolonial Belanda. Revivalisme ini tumbuh sejalan dengan intensifnya jaringan dengan pusat Islam di Timur Tengah, Mekkah, dan Madinah, khususnya melalui komunitas Jawi (Asia Tenggara, lebih khu-susnya Nusantara) yang tinggal dan belajar di Mekkah.

Bersamaan dengan itu, Mekkah pada saat yang sama juga dianggap sebagai pusat konspirasi internasional melawan kolonialisme. Hal ini tentu beralasan. Pada abad ke-19 terjadi sejumlah pemberontakan yang diinspirasi sentimen antikolonial yang diperkenalkan mereka yang me-miliki pengalaman Mekkah, khususnya haji. Untuk itu, usaha penaklu-kan dilakukan secara sistematis oleh pihak Belanda, termasuk dengan melibatkan para sarjana yang melakukan kajian tentang Islam dan Mus-lim di Hindia Belanda. Dalam konteks ini, menyusul penetrasianya di te-ngah masyarakat, kolonialisme telah menjadi satu faktor penting dalam perkembangan sejarah Islam Indonesia.

Pada awal abad ke-20, yang menjadi substansi pembahasan bagian keempat, pengaruh kolonialisme bahkan makin kuat. Kebijakan Politik Etis telah melahirkan perubahan sosial-budaya khususnya di wilayah perkotaan, di mana gagasan kemajuan (progress) muncul menjadi waca-

Page 11: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

KATA PENGANTAR

xi

na umum. Proses perubahan juga berlagsung dalam jaringan intelektual Islam, dari Mekkah ke Kairo, Mesir, di mana mereka mulai belajar ten-tang pembaruan Islam, yang juga menyuarakan perlunya menciptakan kemajuan bagi kaum Muslim. Hal inilah yang kemudian melahirkan ge-lombang pembaruan Islam, sebagai lapisan baru sejarah Islam di atas la-pisan lama yang telah berakar kuat dalam tradisi Islam yang berkembang di dunia pesantren. Suasan modern awal abad ke-20 telah memfasilitasi dua lapisan di atas tampil sebagai gerakan Islam modern, diwakili oleh masing-masing Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Dan gerakan ter-sebut terus berkembang mewarnai corak Islam Indonesia hingga masa sekarang ini.

Jika kita kembali ke judul buku, pembahasan buku ini tentu saja be-lum selesai. Perkembangan setelah berdirinya dua organisasi Islam mo-dern ini, yang menuju kemerdekan Indonesia, belum dibahas sama se-kali. Begitu pula dinamika yang berlangsung setelahnya di mana Muslim Indonesia terlibat dalam suatu pergumulan untuk merumuskan negara-bangsa Indonesia dan selanjutnya perumusan apa itu Islam Indonesia. Biarlah itu menjadi agenda penulisan berikutnya. Bagian penutup buku ini baru berupa refleksi dan hanya menyentuh aspek tertentu dalam di-namika pemikiran dan gerakan Islam Indonesia.

Page 12: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita
Page 13: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................vDAFTAR ISI ................................................................................xi

BAB 1 AWAL KEHADIRAN ...........................................................1

BAB 2 PERDAGANGAN DAN PEMBENTUKAN KERAJAAN ........11A. Samudera Pasai dan Malaka: Dua Kerajaan Islam Pertama di

Nusantara ................................................................................. 12B. Pertumbuhan Kerajaan: Sumatera ........................................... 21C. Pertumbuhan Kerajaan: Jawa ................................................... 26D. Pertumbuhan Kerajaan: Maluku Utara ..................................... 29E. Pertumbuhan Kerajaan: Sulawesi ............................................ 33F. Pertumbuhan Kerajaan: Kalimantan......................................... 34

BAB 3 MUNCULNYA “MASYARAKAT BARU” .............................39A. Suasana Sosial-Ekonomi dan Agama Baru .............................. 39B. Kasus Melayu ........................................................................... 47C. Pembentukan Ecumene Islam .................................................. 52

BAB 4 DIPLOMASI DAN HEGEMONI ........................................59A. Kehadiran Orang Eropa ke Nusantara ..................................... 60

Page 14: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

xiv

ISLAM DALAM ARUS SEJARAH INDONESIA

B. Diplomasi Politik dan Perdagangan .......................................... 67C. Membangun Hegemoni ............................................................ 76

BAB 5 PEMIKIRAN POLITIK: ISLAM BERORIENTASI KERAJAAN ...............................85

A. Legitimasi Islam untuk Politik Kerajaan ................................... 86C. Islamisasi Politik Kerajaan: Teks .............................................. 98D. Islamisasi Politik Kerajaan: Diskursus .................................... 101E. Ulama dan Raja ...................................................................... 106

BAB 6 SUFISME: ARUS UTAMA PEMIKIRAN ISLAM ..............109A. Ashab al-Jawiyyin di Mekkah: Beberapa Hal tentang Jaringan

Ulama Nusantara-Timur Tengah ............................................ 114B. Sufisme:MemperkuatKedudukanRaja ................................. 120

BAB 7 LEMBAGA DAN PRAKTIK HUKUM ..............................129A. Ulama di Kerajaan .................................................................. 132B. Kadi dan Syaikhul Islam ......................................................... 135C. Penghulu dan Pakih Najmuddin ............................................. 138D. Daeng te Kaliya, Parewa Sara,

dan Babato Akhirat ................................................................. 145E. Praktik-praktik Hukum Islam: Beberapa Contoh ................... 148

BAB 8 BAHASA MELAYU DAN TULISAN JAWI ........................159A. Kerajaan Samudera Pasai: Basis Perkembangan

Awal Bahasa Melayu ............................................................... 160B. Melayu Pra-Klasik: Perkembangan di Abad Ke-15 ................. 168C. Konsolidasi sebagai Lingua Franca: Perkembangan

Bahasa Melayu di Abad Ke-16 dan 17 .................................... 171D. Perkembangan Bahasa Melayu Abad Ke-18 dan 19 ............... 180F. Perkembangan Bahasa Melayu di Nusantara ......................... 182

BAB 9 TRADISI SASTRA ..........................................................187A. Perkembangan Awal ............................................................... 187B. Islam dan Tradisi Sastra Baru ................................................ 200C. Palembang dan Banjarmasin: Pusat Perkembangan

Sastra Melayu Abad Ke-18 ..................................................... 209C. Riau: Pusat Perkembangan Sastra Melayu Abad Ke-19 ......... 212

Page 15: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

DAFTAR ISI

xv

BAB 10 PERUBAHAN LANSKAP POLITIK NEGERI DI BAWAH ANGIN DAN AWAL PERSENTUHAN DENGAN HEGEMONI BARAT ...................................................219

A. Suasana yang Berubah ........................................................... 219B. Munculnya Lanskap Baru ....................................................... 226C. Kasus Khusus di Jawa ............................................................. 232D. Membangun Ranah: Ulama Jawa dan Pesantren ................... 237E. Surau: Pengalaman Minangkabau .......................................... 240F. Dayah di Aceh ......................................................................... 243

BAB 11 ISLAM DAN KOLONIALISME: PERGUMULAN AWAL .................................................247

A. VOCdanUsahaKodifikasiHukumIslam ............................... 248B. Transisi ke Negara Kolonial ................................................... 251C. Negara Kolonial ...................................................................... 254C. Penghulu:ProfilSosial-Intelektual ......................................... 257D. Haji dan Respons Kolonial ..................................................... 261E. Terbentuknya Komunitas Jawi di Mekkah .............................. 263F. Ulama Jawi di Mekkah: Nawawi Banten

dan Mahfudz Termas .............................................................. 267

BAB 12 ISLAM DAN KOLONIALISME: BENTURAN DAN PENAKLUKAN ................................273

A. Revivalisme dan Radikalisme Islam ....................................... 273B. Aktivisme Antikolonial: Beberapa Contoh .............................. 274C. ArusRadikaldalamNeosufisme ............................................. 280E. Proyek Belanda tentang Islam dan Muslim:

SUATU Misi ke Mekkah .......................................................... 283F. K.F. Holle ................................................................................ 289G. Snouck Hurgronje .................................................................. 292H. Orang Arab di Nusantara: Gambaran Umum ......................... 297I. Said Oesman dan Orang Arab ................................................ 300

BAB 13 ULAMA, PESANTREN, DAN KAUM SANTRI ...............305A. Menghubungkan Mekkah dengan

Lingkungan Pesantren: Khalil Bangkalan dan Saleh Darat.... 308B. Asnawi Kudus dan Tradisi Lisan dalam Pengajaran Islam ..... 312C. Percetakan dan Penerbitan Kitab ........................................... 315D. Transmisi dan Pembentukan Diskursus Islam

Berorientasi Fikih ................................................................... 319

Page 16: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

xvi

ISLAM DALAM ARUS SEJARAH INDONESIA

E. Vernakularisasi Islam: Ulama dan Tradisi Syarah .................. 324F. Ulama dan Pembentukan Kaum Santri................................... 327G. Makna Islam bagi Praktik-praktik Ritual ................................ 332

BAB 14 MUNCULNYA ARENA BARU: HINDIA BELANDA MODERN DAN JARINGAN YANG BERUBAH ...............337

A. Hindia Belanda yang Tengah Berubah ................................... 337B. Ide Kemajuan .......................................................................... 341C. Islam dalam Diskursus Kemajuan........................................... 345D. Komunitas Jawi yang Berubah dan Tampilnya

Akhmad Khatib ....................................................................... 350E. Membuka Gerbang Reformisme ............................................. 352F. Kairo: Kota Modern dan Reformisme Islam ........................... 357G. Al-Afgani, ‘Abduh, dan Rida .................................................... 360H. Dari Mekkah ke Kairo: Pencarian Otoritas Keagamaan

yang Baru ............................................................................... 366I. Komunitas Jawi di Kairo ......................................................... 371

BAB 15 REFORMISME ISLAM: WACANA DAN GERAKAN .......379A. Menghubungkan Reformisme Kairo ke Asia Tenggara:

Thaher Djalaluddin dan al-Imam ............................................ 379B. Memperkenalkan Budaya Cetak dan Modernitas .................. 383C. Al-Munir dan Kaum Muda Sumatra Barat .............................. 386D. Munculnya Organisasi-organisasi Islam Modern ................... 389E. Reformisme Islam Bergerak: Diskursus ................................. 393F. Sekolah ................................................................................... 397G. Media Cetak (Majalah dan Koran) .......................................... 400H. Meningkatkan Reformisme:

Penerbitan Buku-buku Islam .................................................. 404I. Reformisme Islam dan Terciptanya Ruang Publik .................. 407J. Kepemimpinan dan Suara Islam Baru: Sebuah Contoh ......... 410

BAB 16 ULAMA DAN PEMBENTUKAN ISLAM TRADISIONAL ............................................................415

A. Menghubungkan Ulama dengan Modernitas: Hasjim Asj’ari dan Wahab Chasbullah .................................... 415

B. Nahdlatul Ulama (NU): Lembaga Modern Muslim Tradisionalis ........................................................................... 421

C. Kaum tua Sumatera Barat dan Jawa Barat ............................ 427D. Pembentukan Islam Tradisional: Ahlussunah Waljama’ah ..... 432

Page 17: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita

DAFTAR ISI

xvii

E. Praktik-praktik Ritual: Beberapa Contoh ............................... 438F. Kitab Kuning ........................................................................... 441G. Modernisasi Pembelajaran Pesantren: ................................... 446

BAB 17 ISLAM DAN NEGARA-BANGSA INDONESIA: SEBUAH REFLEKSI ....................................................449

DAFTAR PUSTAKA...................................................................465TENTANG PENULIS ................................................................495

Page 18: Kutipan Pasal 113repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38703... · 2018-03-19 · sumbangan sangat berarti bagi proses perkembangan masyarakat Indo- ... Di sinilah kita