kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

download kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

of 23

Transcript of kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    1/23

    HIDDEN CURRICULUM: PARADIGMA

    PENDIDIKAN PESANTREN MODERN

    Disusun Untuk Mengikuti Lomba Karya Ilmiah Yang Diadakan

    Oleh CIOS (Centre for Islamic and Occidental Studies)

    Dosen Wali: Drs. Sutrisno Ahmad

    Oleh:

    Muhammad Ismail

    28.1.2.6720

    Program Studi : (A2)

    INSTITUT STUDI ISLAM DARUSSALAM

    KAMPUS BARU SIMAN

    1429/2008

    DAFTAR ISI HAL

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    2/23

    A. Pendahuluan..1

    B. Kurikulum Pendidikan..

    21. Pengertian Kurikulum

    22. Hidden Curriculum.

    4C. Pesantren Modern...

    61. Pengertian Pesantren Modern.

    62. Kurikulum Pesantren Modern.

    8a. Isi Kurikulum .

    9b. Strategi Kurikulum ...

    10c. Full Day School

    10d. Penerapan Profesionalisme DalamPesantrenModern 11

    I. Pengertian Profesionalisme. 11II. Guru Atau Pengasuh 12

    D. Penutup.15E. Daftar Pustaka..

    16

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    3/23

    A. PENDAHULUAN

    Kenapa pesantren mampu bertahan hingga saat ini?,mungkin seakan-akan pertanyaan ini hanya mengada-ada, tetapitidak menutup kemungkinan para peneliti pendidikan pesantrenkhususnya, juga memiliki pertanyaan yang sama. Sejakdilancarkannya modernisasi pendidikan islam dalam duniamuslim1, tidak banyak lembaga pendidikan islam yang mampuuntuk bertahan seperti Pesantren. Kebanyakan lembaga-lembagapendidikan mengalami transformasi menjadi lembaga pendidikan

    umum.Pesantren telah eksis ditengah masyarakat selama enam

    abad (mulai abad ke-15 hingga sekarang) dan sejak awalberdirinya, pesantren telah menawarkan pendidikan kepadamereka yang masih buta huruf. Disamping itu Pesantren jugapernah menjadi satu-satunya institusi pendidikan milikmasyarakat pribumi yang memberikan kontribusi sangat besardalam membentuk masyarakat melek huruf(literacy) dan melekbudaya (cultural literacy)2. Pesantren sebagai lembagapendidikan yang berorientasi masa depan tentu memliki tujuan,

    kurikulum, visi dan misi dalam usaha membentuk bangsa yanglebih beradab. Adapun tujuan yang dicanangkan oleh pesantren

    1Munculnya modernisme islam, didorong adanya kesadaran akan kemunduran umat islamyang disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang meninggalkan ajaran utamanya (Al-Qurandan As-Sunnah), (Mukti Ali), oleh karena itu ajakan modernisme islam yang paling lantang adalahmari kita kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah semurni-murninya. (Jalaluddin Rahmat,

    Prof. Dr. Nurcholish Majid, Jejak Pemikiran Dari Pembaharu Sampai Guru,Yogyakarta: PustakaPelajar, 2003, Cet. III, Hal.22(

    2Prof. Dr. Mujamil Qomar, M. Ag, Pesantren Dari Transformasi

    Metodologi Menuju Demokratisasi Isntitusi, Jakarta: Erlangga, 2005.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    4/23

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    5/23

    Hal ini mengakibatkan, tingkat aksesibilitas anak negeriterhadap pendidikan yang bermutu sangatlah rendah,sementara, kualitas pembelajaran secara umum tidak kianmeningkat karena kesejahteraan guru pun tidak berlangsung

    membaik, tapi satu hal yang terpenting dari itu semua adalahbagaimana cara yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikandalam menempuh taraf pendidikan yang lebih memadai sepertimeningkatkan cara pengembangan kurikulum dengan baik danbenar.

    3. Pengertian kurikulum

    Istilah kurikulum5 berasal dari bahasa Latin yaitucurriculum, pada awalnya kurikulum mempunyai pengertian arunning course, dalam bahasa Perancis yakni couriesberarti

    to run / berlari. Pada tahun 1955 istilah kurikulum barudigunakan itu pun hanya sebatas dalam bidang olah raga saja,dalam kamus Webster dikatakan yaitu sebagai suatu alat yangmembawa orang dari start sampai finish, sedangkan dalam studikependidikan islam istilah kurikulum menggunakan kata manhajyang berarti sebagai jalan yang terang atau jalan yang dilaluioleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya. Istilah itukemudian digunakan untuk sejumlah mata pelajaran (courses)yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar penghargaandalam dunia pendidikan yang dikenal dengan ijazah6,sebagaimana yang telah banyak dikenal oleh masyarakat

    kebanyakan.Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan

    pengaturan komponen-komponen pendidikan dan pengajaranyang sistematis7. Para pemikir pendidikan memiliki ragam dalammenentukan jumlah komponen tersebut, sebagaimana Soetopodan Soemanto (1993:26-38) membagi komponen kurikulumdalam lima komponen yaitu : tujuan, isi dan struktur program,organisasi dan strategi, sarana, dan evaluasi, yang manadigunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajarmengajar (KBM) pada sekolah yang bersangkutan untukmencapai tujuan pendidikan tertentu.

    5Dalam bahasa Yunani kurikulum diartikan sebagai jarak yang harusditempuh oleh pelari. sehingga kurikulum dalam pendidikan dapat diartikansebagai sejumlah pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh anakdidik. (K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M, A, Gontor & Pembaharuan Pendidikan

    Pesantren, Jakarta: PT. Raja Grofindo Persada, 2005, Hal 78(

    6Drs. Abdullah Idi, M, Ed, op. cit. Hal.3-4

    7K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren, Pengalaman

    Pondok Modern Gontor, Ponorogo: Trimurti Press, 2005, Hal. 141

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    6/23

    Kurikulum pendidikan islam bersumber dari tujuanpendidikan islam8. Tujuan pendidikan islam memiliki perbedaanyang mendasar dengan tujuan pendidikan lainnya, misalnyatujuan pendidikan menurut paham Pragmatism yang menitik

    beratkan pada pemanfaatan hidup manusia di dunia, yang telahmenjadi standard ukurannya sangat relative dengan bergantungpada kebudayaan atau peradaban manusia. Disamping itupaham pragmatism juga lebih mengedepankan prospekpekerjaan dari pada peningkatan etika beragama.

    Pendidikan di Indonesia memiliki rancangan kurikulum yangdigunakan sebagai acuan untuk mengatur pendidikan nasional(kurikulum nasional)9. Kurikulum nasional disusun sesuai dengan jenjang pendidikannya masing-masing dengan selalumemperhatikan: Peningkatan iman dan takwa, Peningkatan

    akhlak yang mulia, Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minatpeserta didik, Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, danDinamika perkembangan global.

    Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh Djojonegoro(1995:2), yaitu ada tiga aspek pengembangan oleh pendidikannasional, yaitu:

    1. Aspek spiritual dan imtaq (keimanan, ketaqwaan,berbudi pekerti luhur)

    2. Aspek budaya (kepribadian yang mantap dan

    mandiri, tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan)3. Aspek kecerdasan (cerdas, kreatif, trampil, disiplin,etos kerja, professional, produktif).

    dalam konteks pengembangan kurikulum seperti diatasharus selalu memelihara dan mengembangkan fitrah manusiaserta sumber daya manusia yang bertujuan terbentuknya

    8Dasar kehidupan adalah pandangan hidup, T.S. Elit (lihat Du

    Bois,1979:14) menyatakan bahwa pendidikan yang amat penting itutujuannya harus diambil dari pandangan hidup. Al-Attas menghendaki tujuanpendidikan islam adalah membentuk manusia yang baik, Marimba (1964:39)berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah terbentuknya kepribadianmuslim, menurut Al-Abrasyi (1974:15) tujuan akhir pendidikan islam adalahmanusia yang berakhlak mulia. Dengan mengutip surat At-Takwir ayat 27, Jalalmenyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua manusia, jadi menurutislam pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi hamba yangselalu beribadah kepada allah SWT. (Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam

    Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. VII, hal.46(

    9Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasisesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.(UU RI.No.20, tahun 2003, bab

    X, pasal, 36(

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    7/23

    manusia seutuhnya yang sesuai dengan bimbingan nilai-nilaiilahiyyah10.

    Selain dari pada itu, ada beberapa prinsip yang perlu

    diperhatikan dalam pengembangan kurikulum11

    , yaitu:1. Fleksibelitas program, artinya dalam pembuatan

    program harus memperhatikan kondisi anak dari segimanapun.

    2. Berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai, tujuandalam belajar pendidikan islam adalah mendekatkan dirikepada allah swt.

    3. Kontinuitas, dalam pembuatan kurikulum harusbersifat berkesinambungan, yaitu, saling adanya keterkaitanantara ilmu yang satu dengan yang lainnya.

    Kurikulum tidak hanya meliputi semua kegiatan yangdirencanakan saja melainkan juga merupakan tindakan-tindakanyang terjadi tanpa perencanaan terlebih dahulu12 yang disebutdengan the hidden curriculum. Kurikulum tersebut memangtidak terencana tapi memiliki pengaruh yang besar dalam prosespembentukan pribadi seseorang, dalam hal ini lembaga sekolahumum khususnya di Indonesia kurang begitu memperhatikannya,dikarenakan pertemuan tatap muka antara guru dan muridhanya sebatas pembelajaran dikelas saja, yang selanjutnyabukan merupakan tanggung jawab seorang guru lagi. Disinilah

    sebenarnya letak kurikulum tersembunyi itu. Untuk lebih jelasnyapenulis akan membahas tentang kurikulum tersebut.

    4. Hidden Curriculum

    Kurikulum tersembunyi (the hidden curriculum) adalahkurikulum yang tidak direncanakan13. Hilda Taba mengatakanbahwa curriculum is a plan for learning, yaitu aktifitas danpengalaman anak di sekolah harus direncanakan agar menjadikurikulum, menurut Nasution (1993:11) kurikulum sebenarnyamencakup pengalaman yang direncanakan tetapi juga yang tidak

    direncanakan yang disebut dengan hidden curriculumseperti,cara anak menjawab, mencontek, sikap terhadap asatidz(guru),disiplin dalam belajar, membina mental diri, dan masih banyak

    10Prof. Dr. Ahmadi, Ideology Pendidikan Islam:Paradigma Humanism-Teosentris,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005

    11K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M, A, op.cit, hal. 81-82

    12bahwa tujuan terbesar bukanlah pengetahuan melainkan tindakan.(Herbert Spenser, Sosiolog Inggris, 1820-1950(

    13

    Drs. Abdullah Idi, M, Ed, op. cit. hal. 10.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    8/23

    hal lainnya. Dalam hal selanjutnya kurikulum dapat dipandangsebagai ideal / real curriculum, potential / actual, dan jugadisebut hidden curriculum14.

    Diantara macam-macam kurikulum pendidikan adalahkurikulum formal, informal, dan non formal. Kurikulum formalmencakup kegiatan di kelas dan bersifat terencana, Kurikulumnon formal terdiri atas aktifitas-aktifitas yang juga direncanakanakan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademisdikelas, dan keberadaan kurikulum ini dipandang sebagaipelengkap (suplemen) kurikulum formal. Disamping kurikulum-kurikulum tersebut, terdapat juga kurikulum tersembunyi (hiddencurriculum), sebagaimana yang telah disebutkan diatas.Kurikulum ini antara lain berupa aturan-aturan tak tertulisdikalangan siswa. Seddan (1983) dalam Print (1995:10)

    menyatakan bahwa15:.the hidden curriculum refers to the outcomes, which

    are not explicitly intended by educators. These outcomes aregenerally not explicitly intended because they are not stated byteachers in their oral or written list of objectifies, nor are theyincluded in educational statement of in intent such as syllabus,school policy documents or curriculum projects.....

    Hal ini menunjukkan bahwa hidden curriculum tidakdirencanakan oleh sekolah dalam menjalankan berbagai

    programnya serta tidak ditulis dan dibicarakan oleh parapendidik (guru). Kurikulum ini murni usaha anak didik(santri/murid) dalam mengembangkan potensi dalam dirinya baikitu berkonotasi positif maupun negative. Dalam hal ini muridberperan sebagai perencana dan pelaku yang berhak akan masadepan yang dia inginkan, dengan kata lain murid sebagaipenentu keberhasilan dalam hidupnya.

    Hidden curriculum dapat didefinisikan sebagai kurikulumyang berorientasi masa depan. Sebab bila dikaitkan dengankurikulum pendidikan islam16 terdapat kesamaan dalam segi

    tujuannya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdullah Idiyaitu kurikulum pendidikan islam merupakan rencana kegiatanbukan aktivitas. Jadi segala yang dialami oleh anak didik dengan

    14Prof. Dr. S. Nasution, M.A, Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1991, Cet. IV, Hal. 1.

    15Drs. Abdullah Idi, M, Ed, op. cit, hal. 6.

    16Kurikulum pendidikan islam mengandung makna sebagai suatu rangkaian program yangmengrahkan kegiatan belajar mengajar yang terencana dengan sistematis dan berarah tujuan,dalam definisi luas, maka kurikulum pendidikan islam berisikan materi yang untuk pendidikan

    seumur hidup (long life education).Ibid, hal. 117.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    9/23

    adanya perencanaan terlebih dahulu dan dapat berpengaruhterhadapnya itulah yang dinamakan dengan kurikulum.

    Dalam konteks kurikulum ini (hidden curriculum) ada satu

    lembaga pendidikan yang secara tidak langsung telahmelakukannya sejak awal mula berdirinya hingga saat ini dalamlembaga pendidikan islam yaitu Pesantren. Sebagai satu-satunyalembaga pendidikan islam yang tulen / asli milik Indonesia yangmengedepankan pendidikan agama hingga saat ini masihmampu bertahan ditengah-tengah arus globalisasi danmodernisasi pendidikan. Dalam dunia pesantren terdapat manhajyang lebih memprioritaskan terbentuknya para ulama-ulamamasa depan.

    Pesantren adalah system pendidikan yang tumbuh dan

    lahir dari kultur Indonesia yang bersifat indigenous17

    . Pada awalmulanya pesantren berbentuk pengajian yang diadakan dirumahkyai yang mana selanjutnya disebut dengan pesantren salafiah,seiring dengan berkembangnya peradaban dunia pada akhirnyaterjadilah perubahan menjadi pesantren modern, seperti PondokModern Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Al-IshlahLamongan, Pondok Pesantren Darul Ulum, dan masih banyak lagiyang lainnya.

    Untuk lebih spesifik lagi penulis akan menguraikan tentangpengertian Pesantren Modern dan kurikulum-kurikulumnya yang

    mana dapat menjadikan pesantren survive hingga saat ini.C. PESANTREN MODERN

    Pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikandan pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dandidukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifatpermanen. Dengan adanya definisi ini maka pesantren kilat ataupesantren ramadhan yang diadakan disekolah-sekolah umummisalnya, tidak termasuk dalam pengertian ini18. Dalam bab iniakan dibahas tentang pesantren modern.

    1. PengertianPesantren Modern

    Pesantren berasal dari akar kata santri, yang menurut Johns berasal dari bahasa Tamil satri yang berarti gurumengaji. Sedangkan menurut C. C. Berg, berasal dari bahasaindia shastri, yang berarti buku suci, buku agama atau bukuilmu pengetahuan. Sedangkan menurut Robson santri berasal

    17Prof. Dr. Mujamil Qomar, M, Ag, op. cit, hal.82

    18

    Ibid,hal, 2

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    10/23

    dari bahasa Tamil sattiriartinya orang yang tinggal disebuahrumah miskin atau bangunan secara umum19.

    Dalam decade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan

    islamisasi dan re-islamisasi dikalangan umat islam Indonesia.Istilah yang lebih popular untuk mengambarkan kecenderungantersebut adalah santrinisasi yang berasal dari katasantrinization-bentuk bahasa Inggris dari istilah Jawa- santriyang berarti mereka yang berasal dari pesantren , atau disebutjuga dengan mereka yang taat menjalankan agama islam20.

    Pondok berarti tempat menumpang sementara, pesantrenberarti tempat para santri, sedangkan santri berarti pelajar yangmenuntut ilmu agama islam21. Di jawa tempat ini disebutpondok atau pesantren atau pondok pesantren. Tidak ada

    perbedaan yang berarti antara sebutan pondok atau pesantren ,karena keduanya merujuk pada satu pengertian yang sama.Sebutan Pondok Tebuireng, Pondok Termas, Pondok Krapyak, atauPesantren Tebuireng, Pesantren Termas atau Pesantren Krapyaktidak menunjukkan perbedaan makna.

    Secara definitif, KH. Imam Zarkasyi mengartikan pesantrensebagai lembaga pendidikan agama islam dengan systemasrama atau pondok, dimana kyai sebagai figur sentralnya,masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya dan pengajaranagama islam sebagai kegiatan utamanya. Maka, kyai, santri,

    masjid, pondok atau asrama, dan pendidikan agama islam adalahunsur terpenting dalam pesantren22.

    Hingga saat ini pesantren masih disebut-sebut sebagaigudang kitab Al-Dirasah Al-Islamiyah, dan juga sering disebutsebagai pusat kajian islam, disamping sebagai basis dakwah danpendidikan islam. Disamping itu, lembaga-lembaga pendidikanyang ada saat ini, baik sekolah-sekolah yang didirikan olehBelanda dan pondok pesantren itu sendiri, timpang dalam materipengajarannya23. Yang mana disatu sisi mementingkan materiagamanya (pondok pesantren) dan disisi lain mementingkan

    19Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren(Jakarta: LP3ES, 1984, Hal.18)dalam KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, Ma, Op. Cit, Hal.59

    20istilah santri dan abangan, serta priyayi-elite birokrasi jawa kuno-dipopulerkan oleh Clifford Geertz melalui karyanya religion of java (New York:Free Press, 1960). Prof. Dr. Azzumardi Azra, M, A, Pendidikan Islam, Tradisi Dan

    Modernisasi Menuju Millennium Baru, Ciputat: Logos, 1999, Hal. 69

    21K.H. Imam Zarkasyi, teks sambutan dalam acara pertemuansilaturrahmi halal bi halal IKPM cabang Jakarta, 1984.

    22KH. Imam Zarkasyi, Dari Gontor Merintis Pesantren Modern, Ponorogo:

    Gontor Press, 1996, Hal. 56.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    11/23

    materi umumnya (sekolah Belanda). Sehingga pada akhirnyananti akan terjadi, yang lulus dari sekolah umum tidak tahu akanilmu agama dan yang sekolah di pesanten kurang tahu tentangilmu umum, oleh karena itu perlu adanya integrasi pengetahuaan

    supaya tidak terjadi berat sebelah.Di negeri muslim, seperti mesir dan india, telah muncul

    semangat modernisasi lembaga pendidikan yang dianggap tidaklagi mampu merespon perubahan zaman24. Modernisasipendidikan islam dapat dilacak akarnya dalam gagasanmengenai modernisasi pemikiran dan kelembagaan islam secarakeseluruhan. Gagasan ini berpijak pada suatu kenyataan bahwakebangkitan islam di era modern mempersyaratkan adanyamodernisasi pendidikan islam, yakni dalam rangkamemberdayakan masyarakat muslim dalam menghadapi

    tantangan dunia modern disegala bidang kehidupan.Modernisasi pendidikan tradisional islam di Indonesia lahir

    seiring dengan dikampanyekannya etische politiec (politik etik)oleh Belanda. Kebijakan politik pendidikan kolonial itusesungguhnya diinspirasi oleh Inggris yang ketika itumencanangkan pendidikan bumi putra di bumi-bumipendudukannya, seperti india, dan juga mesir. Pencananganpolitik etik dalam bidang pendidikan ini menghasilkan suatusystem pendidikan modern yang menjadi pangkal systempendidikan umum di tengah kita sekarang ini, yakni, system

    pendidikan yang berada dibawah departemen pendidikannasional.

    Salah satu pemikiran modernis Indonesia adalahintrospektif atau kritis kedalam, namun mereka (pemikirmodernis) sering juga melakukan cara shock terapy ataukejutan25. Kejutan tersebut adalah berupa tindakan pengajaransecara spontanitas yang dilakukan oleh suatu lembagapendidikan, pengajaran dipondok pesantren modernmenggunakan system klasikal, sebagaimana diterapkan disekolah-sekolah umum atau madrasah-madrasah. Denganmeninggalkan system sorogan ala pesantren tradisional,pesantren modern melakukan alat bantu kapur dan papan tulis,guru pun mengajar dengan berdasi dan berpantalon. Inilah yangdisebut dengan cara yang berciri modern.

    23Manajemen pesantren, op.cit, hal. 51

    24Ibid, hal, 46.

    25lihat, M. Dawam Rahardjo, Intelektual Inteligensia, dalam buku Islam

    Dan Benturan Antar PeradabanKarya Dr. Zubaidi, M, Ag, M. Pd, Hal. 155.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    12/23

    Sama halnya dengan penggunaan bahasa dalampembelajaran pesantren modern, yang mana sangatlah pentingdigunakan untuk memahami berbagai jenis kitab yang berbahasaasing (Bahasa Arab dan Bahasa Inggris) bukan hanya kitab-kitab

    kuning (klasik). Demikian pula dengan pelajaran Bahasa Inggrisyang diajarkan dengan metode Berlitz, dalam pesantren modernpara santri diajari bagaimana cara untuk dapat berbicara secaraaktif dalam Bahasa Inggris disamping membaca dan menulis.

    Adapun hal-hal yang bersifat modern selain yang telahdisebutkan diatas, yaitu26:

    1. Cara berpakaian ketika masuk kelas, tapi mesti pakaisepatu serta kemeja dimasukkan.

    2. Keadaan kelas diatur secara rapi.

    3. Disiplin dalam masuk kelas.4. Bertingkah sopan santun.5. Meninggalkan tingkah laku pondok yang kurang baik.6. Bahasa asing sebagai bahasa interaksi dan sebagai

    bahasa pengantar mengajar.

    2. Kurikulum Pesantren Modern

    Education is the best means of creating a new generationof young men and woman who will not lose touch with their owntradition but who will not at the same time become intellectuallyretarded or educationally backward or unaware of developmentsin any branch of human knowledge. Unfortunately such a systemof educaton is not yet prevalent in any of the muslim countries.(Husayn And Ashraf, 1979:16)

    Tujuan termasuk kunci keberhasilan pendidikan, disampingfaktor-faktor lainnya, yaitu: adanya pendidik, peserta didik, alatpendidikan, dan lingkungan pendidikan. Oleh Hiroko Horokhosi,yang melihat pesantren kemudian merumuskan tentang tujuanterbentuknya dari segi otonomi, yakni pesantren bertujuan untuk

    melatih para santri memiliki kemandirian, berbeda denganManfred Ziemek yang merumuskan bahwa tujuan pesantrenadalah membentuk kepribadian, memantapkan akhlak danmelengkapinya dengan pengetahuan27.

    Kurikulum bukanlah sekedar susunan mata pelajarandidalam kelas, tetapi merupakan seluruh program pendidikanbaik yang terencana maupun yang tidak direncanakan (hidden

    26dalam buku K.H. Imam zarkasyi dimata umat

    27

    Prof. Dr. Mujamil Qomar, M, Ag, op. cit, hal. 4

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    13/23

    curriculum). Ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajarandipesantren modern bukanlah tujuan yang berdiri sendiri,melainkan dipersatukan secara integral dengan tujuanpendidikan pesantren secara keseluruhan, tujuan pesantren pada

    umumnya yaitu mencetak ulama yang intelek bukan intelekyang sekedar tahu agama, disamping itu pesantren jugabertujuan membentuk manusia yang alim, shaleh dan bergunauntuk masyarakat dan bangsa.

    Dalam seluruh bentuk kegiatan di pondok modern yangbersistem madrasah dan berjiwa pesantren ini saling terkait dansaling mendukung, sebagaimana prinsip integrasi28 yaitusemua yang ada dipondok ini sengaja diciptakan untukpendidikan. Begitu juga dengan al-muhafadzah ala al-qadimal-shalih wa al-akhdzu bi al-jadiid al-ashlah (memelihara nilailama yang baik dan mengambil nilai yang baru yang lebih baik).

    Mengutip dari ungkapan KH. Imam Zarkasyi29, pondok ataupesantren adalah tempat menggembleng bibit umat. Ini terjadisejak 1000 tahun yang lalu, baik di Indonesia maupun diluarIndonesia, maka dari itu, tempat pendidikan pemuda-pemudayang berupa pondok ini sudah ada di Indonesia sebelum adanyasekolah-sekolah ala Barat, untuk itu pendidikan di pondok itulahyang sebenarnya disebut dengan pendidikan Nasional, yangtulen ataupure national.

    Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh lembagapesantren adalah dari segi penerapan system asrama. Asramamemberikan berbagai manfaat antara lain: interaksi antaramurid dengan guru bisa berjalan secara intensif, memudahkancontrol terhadap kegiatan murid, pergesekan sesama murid yangmemiliki kepentingan sama dalam mencari ilmu, menimbulkanstimulus/rangsangan belajar dan memberi kesempatan dalampembiasaan30.

    a. Isi kurikulum

    Kurikulum pesantren modern bersifat aksademik, yangdibagi menjadi beberapa bidang studi. Yakni, pertama, BahasaArab, meliputi, Al-Imla, Al-Insya, Tamrin Al-Lughah, Al-Muthallaah, Al-Nahwu, Al-Sharf, Al-Balaghah, Tarikh Al-Adab,

    28KH. Imam Zarkasyi, teks sambutan dalam acara pertemuansilaturrahmi halal bi halal IKPM cabang Jakarta, Jakarta, 1984, dari Gontor

    merintis pesantren modern, op. cit, hal. 67

    29Pidato Pj. Rector Pada Pembukaan Perguruan Tinggi Darussalam,1963, Dalam buku Dari Gontor Merintis Pesantren Modern, op. cit, Hal. 43.

    30

    Prof. Dr.Mujamil Qomar, M, Ag, op .cit, Hal. 83]

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    14/23

    Dan Al-Khatt Al-Arabi, yang mana semuanya itu disampaikandengan menggunakan Bahasa Arab. Kedua, Diratsah Islamiyah,yang meliputi, Al-Quran, Al-Tajwid, Al-Tauhid, Al-Tafsir, Al-Hadits,Musthalah Al-Hadits, Al-Fiqh, Ushul Al-Fiqh, Al-Faraid, Tarikh Al-

    Islam. Ketiga, Bahasa Inggris, meliputi, Reading andComprehension, Grammer, Composition, dan Dictation. Keempat,Ilmu Pasti mencakup Berhitung dan Matematika, Kelima, IlmuPengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

    Yang menonjol dari hal kurikulum ini adalah sepertipemahaman pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor (KH.Imam Zarkasyi) terhadap konsep ilmu. Ia menangkap bahwaislam tidak memisahkan pengetahuan agama dan pengetahuanumum31. Maka dalam menggambarkan porsi materi pelajarandalam kurikulum pesantren modern yang diterapkannya [KMI], ia

    menyatakan 100% agama dan 100% umum. Ini berarti bahwailmu pengetahuan umum itu sebenarnya adalah bagian dari ilmupengetahuan agama, dan sama pentingnya, latar belakangpemikirannya ini berangkat dari kenyataan bahwa sebabterpenting kemunduran umat islam adalah kurangnya ilmupengetahuan umum pada diri mereka.

    Tidak banyak lembaga pendidikan yang menerapkankurikulum seperti yang disebutkan diatas. Lain dari pada itumaraknya pendidikan yang hanya mengambil setengahkurikulum agama dan setengah kurikulum umum kemudian

    diterapkan dalam sekolah-sekolah yang pada akhirnya dapatmenimbulkan disintegrasi pendidikan.

    Adapun pandangan pendidikan dalam lembaga lain sepertikebanyakan diterapkan pada saat ini yaitu32:

    Madrasah dengan 70% kurikulum pesantren + 30%kurikulum sekolah umum.

    Sekolah islam dengan 30% kurikulum pesantren +70% kurikulum sekolah umum.

    b. Strategi kurikulum

    Pembahasan ini meliputi, Metode, Kaidah-Kaidah, Langkah-Langkah, Evaluasi, dan Supervise dalam pengajaran. Pertama,Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalammenyampaikan pelajaran seperti, metode ceramah, latihan,tanya jawab, penugasan, dan praktek. Sebagaimana falsafah

    31dari Gontor merintis pesantren modern, op. cit, hal. 51.

    32Prof. Dr. Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema

    Insani Press, 1995, Hal, 184.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    15/23

    Pondok Modern Darussalam Gontor : al-kalimah al-wahidah fialfi jumlah khoirun min alfi kalimah fi jumlatin wahidah yangartinya, mengetahui satu kata dan mampu meletakkan dalamseribu kalimat sempurna, lebih baik dari pada mengetahui seribu

    kata, tetapi hanya dapat meletakkannya masing-masing dalamsatu kalimat sempurna. Kedua, Kaidah pembelajaran kurikulum. Yang mana dalam memberi materi harus dimulai dari materiyang mudah dan sederhana. Ketiga, Langkah-langkah mengajar,yang meliputi sebelum dan sedang mengajar. Kelima, Evaluasi,evaluasi digunakan sebagai sarana perbaikan dan koreksi untukyang lebih baik.

    c. Full Day School

    Istilah pondok disebut juga dengan asrama. Dalam bahasa

    arab disebut funduq atau penginapan33. Dengan demikianpondok adalah tempat tinggal santri. Dalam pondok pesantrenadanya penerapan full day school dalamartian segala yangdilihat, didengar, dan diperhatikan santri dipondok merupakanaktifitas pendidikan. Selain itu penerapan jiwa keikhlasan,uswatun hasanah, serta disiplin ilmu menjadi kunci dari semuakegiatan di pesantren. Adapun aktifitas-aktifitas dalam pesantrendapat dirincikan sebagai berikut:

    NO. JAM KEGIATAN

    1 04.00-05.30 Bangun tidur Shalat subuh berjamaah Mambaca Al-Quran

    Penambahan kosa kata bahasaarab maupun inggris

    2 05.30-06.00 Olahraga Mandi

    Kursus-kursus bahasa. Kesenian,

    keterampilan dll.3 06.00-06.45 Makan pagi Persiapan masuk kelas

    4 07.00-12.30 Masuk kelas pagi5 12.30-14.00 Keluar kelas

    Shalat Dzuhur berjamaah Makan siang

    33Fakultas Tarbiyah,At-Tadib, Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 3 No. 2, Gontor, Syaban

    1428,

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    16/23

    Persiapan masuk kelas sore

    6 14.00-15.00

    Masuk kelas sore.7 15.00-15.45 Shalat Ashar berjamaah Membaca al-quran

    8 15.45-16.15 Aktifitas bebas9 16.45-17.15 Mandi dan persiapan ke masjid

    untuk jamaah Maghrib10 17.15-18.30 Shalat Magrib berjamaah

    Membaca Al-Quran11 18.30-19.30 Makan malam

    12 19.30-20.00

    Shalat isya berjamaah13 20.00-22.00 Belajar malam bersama14 22.00-04.00 Istirahat dan tidur

    Strategi pembelajaran bahasa:

    N

    o

    Istilah

    Indonesia

    Istilah Arab Istilah Inggris

    1. Mendengar Al-Istima Listening2. Berbicara Al-Muthalaah Speaking3. Membaca Al-Qiraah Reading4. Menulis Al-Kitabah Writing

    d. Penerapan Profesionalisme dalam Pesantren

    Modern

    I. Pengertian profesionalisme

    Untuk meningkatkan mutu pendidikan memerlukan

    sekurang-kurangnya dua syarat yang tidak boleh tidak dipenuhi,pertama, penguasaan teori pendidikan modern, yaitu teori yangislami dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kedua,ketersediaan dana yang cukup34. Pesantren sebagai lembagayang memiliki kurikulum pendidikan haruslah menguasai danjuga mampu mengaplikasikan teori pendidikan dalam mendidiksantri.

    34Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2007, Cet. VII, Hal. 107.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    17/23

    Salah satu bentuk teori islami adalah profesionalismeseorang guru / asatidz. (Dr. Ahmad Tafsir.113). Yakni kemampuanpara pengajar (asatidz / asatidzah) dalam megaplikasikan suatukurikulum yang telah tersusun. Dalam lingkungan pesantren

    khususnya pesantren modern sudah banyak yangmenerapkannya, seperti dalam Pondok Modern DarussalamGontor ketika memilih pengajar terlebih dahulu untuk memenuhikwalifikasi yang diperlukan, baik dari segi dzikir maupun pikir35,supaya meteri yang ada dapat dijabarkan secara menyeluruh.

    Secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaanyang memerlukan pendidikan lanjutan dalam science danteknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untukdiimplementasikan dalam berbagai bentuk kegiatan yangbermanfaat, dalam aplikasinya menyangkut aspek-aspek yang

    lebih bersifat mental daripada yang bersifat manual work36.Orang yang profesional adalah orang yang memilliki profesi.Sedangkan profesi itu sendiri ialah merupakan panggilan hidupdan keahlian, seperti yang dikatakan oleh Waterink. Guru yangprofesional adalah guru yang sadar akan menjadi pendidik danmemiliki dasar utama yaitu, "Rouping" ataupanggilan hatinurani37.

    Suatu bidang disebut profesi apabila memiliki cirri-ciri yakni"dedikasi" dan "keahlian". Menurut Mukhtar Luthfi dariUniversitas Riau (lihat mimbar,3,1984:44), seorang disebutmemiliki profesi bila ia memenuhi kriteria sebagai berikut: 1)memiliki keahlian, 2) merasa bahwa itu adalah merupakanpanggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu, 3) siap mengabdiuntuk masyarakat bukan untuk diri sendiri, 4) memiliki anak didikyang jelas, yaitu orang yang membutuhkan layanan. Darikriteria-kriteria diatas jelaslah bahwa profesionalisme seorangguru tidak dapat dianggap remeh dalam proses peningkatanmutu pendidikan.

    II. Guru Atau Pengasuh

    Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses belajarmengajar. Yang mana terdapat guru sebagai pengajar ataupendidik dan siswa sebagai objek yang memerlukan pendidikanuntuk berkembang lebih maju. Dalam hal pesantren pendidikdinamakan dengan pengasuh atau asatidz / asatidzah sedangkan

    35Hamid Fahmi Zarkasyi, Mohd. Fauzi Hamat, Metodologi Pengkajian Islam,Pengalaman Indonesia-Malaysia, Surabaya: Institute Studi Islam Darussalam, 2008, Hal. 351.

    36Sudirman, A, M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, Cet.VII, 2000, Hal. 131.

    37

    Ibid, hal. 135.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    18/23

    murid adalah santri-santri yang siap mendapatkan pendidikandalam lingkungan asrama.

    Pengertian yang terkandung dalam istilah "guru" dalam

    situasi yang tidak resmi adalah orang yang dalam dirinyamemiliki atau dapat mewujudkan pengetahuan tertentu, baikketerampilan atau keyakinan38. Seorang guru baik pria maupunwanita dipandang sebagai manusia yang memikul tanggung jawab profesi penuh atas pendidikan anak-anak dan kaumremaja yang sedang menuntut ilmu di bangku sekolah39. Gurumemang memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar,sebab tanpa adanya guru, murid akan enggan untuk belajar dilingkungan sekolah atau pesantren.

    Proses belajar mengajar memiliki tujuan ideal yaitu agar

    bahan yang dipelajari dapat dikuasai sepenuhnya oleh murid. Halseperti ini disebut dengan "mastery learning" atau belajar tuntas,artinyapenguasaan penuh. Tujuan tersebut dapat dicapai apabilaguru mampu meninggalkan kurva normal sebagai patokankeberhasilan mengajar40, sebagaimana tugas guru yaitumenciptakan suasana dan fasilitas yang sebaik-baiknya agarproses belajar dapat dilaksanakan dengan baik41. Seorang guruhendaknya dapat memahami setiap perilaku siswa karena ituakan lebih memudakan dalam proses mengajar, tetapi saat ini

    kebanyakan guru hanya memperhatikan materi pembelajaranyang cocok untuk diberikan kepada siswa bukan memikirkanbagaimana metode penyampaian yang tepat kepada siswa.

    Dalam konsep guru ini pesantren modern lebih seringmenyebutnya sebagai pengasuh atau asatidz. Selain itupesantren modern seperti PMDG juga memiliki falsafah:

    ... ....

    metode itu lebih penting dari pada materi, dan guru lebihpenting dari pada metode, tapi yang paling penting adalah jiwa

    38Guru juga biasanya memberikan penilaian suatu tindakan terpuji ila bila suatupengetahuan itu disebarkan juga kepada orang lain. Norman, M, Goble,Perubahan Peranan Guru,

    Jakarta: PT. Gunung Agung, 1983, hal.45

    39Ibid, hal.108.

    40Prof. Dr. S. Nasution, MA,Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara,1995, Hal. 36

    41

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    19/23

    pengajar itu sendiri. Disinilah keserasian antara konsepWeterink dengan konsep pesantren modern, seperti yangdisebutkan diatas yaitu pengasuh harus memiliki dasar utamayang dinamakan dengan roupingatau kesadaran diri, hal inilah

    yang disebut dengan jiwa mudarris.

    Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Dr. Ahmad Tafsirdalam bukunya 'Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam' yaitu,untuk menguasai pemikiran manusia, kuasailah sekolah. Sebabkarena inilah yang menjadi bahaya apabila orang islammenyekolahkan anaknya ke sekolahan katolik, begitu jugadengan sebaliknya. Dari sinilah guru harus benar-benarmemahami peranannya sebagai seorang pendidik atau pengasuhbukan sekedar sebagai pengajar, dengan adanya pendidikan dipesantren akan dapat mempermudah dalam proses

    mencerdaskan ummat, oleh karena itu untuk menjadi seorangpemgasuh haruslah cakap dan berkepribadian baik.

    Mengutip dari Ahmadu Bello University di Nigeria yangmenerapkan carapendekatan supaya dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya. Pada tahun 1972 telahdiperkenalkan pendidikan yang terdiri dari tiga bagian, tahappertama, meliputi persiapan profesi selama sepuluh mingguuntuk mengikuti kuliah diperguruan tinggi. Tahap kedua, satutahun penuh mengajar di sekolah dan selama itu paramahasiswa selalu mendapat pengawasan tapi mempunyai statusdan kondisi sebagai guru biasa. Dan tahap ketiga, kursus sepuluhmingu di Universitas untuk memperoleh ijaza selama lima belasbulan setelah pendaftaran pertama42.

    Guru yang berkompeten adalah guru yang mahir dalambidangnya masing-masing. Untuk saat ini, yang dibutuhkanbukanlah guru-guru yang memiliki sertifikat banyak atau seorangsarjana, tetapi alangkah baiknya jika seorang guru itu pahamakan profesinya sebagai guru dan benar-benar tahu apa yangharus ia lakukan sebagai guru dalam mendidik siswa yang

    sedang berkembang43

    , yang mana diperlukan tenaga ahli yangdapat mengerti dan memahami tingkah laku siswa tersebut.

    42Para calon harus mengikuti tiga komponen yang terpisah, yaitu: teori, praktek, mengajardan studi riset. Noman. M, Goble, Perubahan Peranan Guru, Jakarta: PT. Gunung Agung, 1983,

    hal.164

    43Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagaiakibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van dan Daele"perkembangan berarti perubahan secara kualitatif". Ini berarti perkembangan bukan sekedar

    penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuanseseorang melainkan suatu proses integrasi dari bentuk struktur dan fungsi yang kompleks.

    Elizabeth, B, Hurlock,Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1991, Edisi V, Hal. 2

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    20/23

    Orang tua disebut juga sebagai guru, bahkan orang tuaitulah yang harus lebih profesional dalam mendidik, orang tuaharus dapat menanamkan jiwa yang baik dalam diri anak sejakpertama ia lahir hingga remaja. Seperti yang diungkapkan oleh

    Bijau, "Banyak ahli psikologi anak yang mengatakan bahwatahun-tahun prasekolah, sekitar dua sampai lima tahun adalahsalah satu tahapan yang penting"44, ini menandakan, sebelumseorang anak dibawa ke bangku sekolah orang tua harus lebihdulu mendidiknya guna menjadikan anak tersebut berpendidikanyang lebih baik. Dalam pesantren peranan orang tua digantikanoleh para pengasuh karena pesantren bersifat asrama.

    D. PENUTUP

    Dari paparan diatas dapat diambil kesimpulan, secara garisbesar, ada tiga hal yang menjadikan pondok pesantren tetapistiqomah dan konsisten.Aspek pertama, yaitu, nilai, system, danmateri pendidikan pondok pesantren. Nilai-nilai pondok terletakpada jiwa pondok itu sendiri sehingga dapat mencerminkanhakikat pondok tersebut. Aspek kedua adalah system asramayang penuh dengan disiplin. System asrama ini mendukungterciptanya keterpaduan tripusatpendidikan: pendidikan sekolah(formal), pendidikan keluarga (informal), dan pendidikan

    masyarakat (nonformal). Aspek ketiga adalah materi, materiyang ada dalam pondok pesantren adalah mempresentasikankurikulum yang ada, yaitu, kurikulum yang merupakanperpaduan antara ilmu agama (revealed knowledge) dankawniyah (acquired knowledge). Jadi dalam pesantren telahterjadi intregasi ilmu. Disamping itu adanya hidden curriculumyang diterapkan oleh masing-masing santri juga dapatmenunjang mutu pendidikan mereka,

    44Periode itu adalah periode dimana diletakkan dasar struktur perilaku yang kompleks

    yang dibentuk dalam kehidupan seorang anak.Ibid, hal.5-6

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    21/23

    Selain dari pada itu, dalam proses pengembanganpendidikan, pesantren lebih mengedepankan pendidikannya kearah tujuan pokok pendidikan pesantren, yaitu Tafaqquh Fi ad-Diin, dengan mengedepankan uswatun hasanah, pendidikan

    mental, attitude, dan disiplin, guna mencetak ulama yangintelek dan tokoh masyarakat dengan menerapkan systembelajar yang efektif dan efesien.

    E. DAFTAR PUSTAKA

    A, M, Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.

    Raja Grafindo Persada, 2000, Cet.VII.Amir Feisal, Prof. Dr, Jusuf, Reorientasi Pendidikan Islam,

    Jakarta: Gema Insani Press, 1995.Djohar, H, Ms, Prof, Dr, Pendidikan Strategic, Yogyakarta: Kurnia Kalam

    Semesta, 2003.Goble, Norman, M, Perubahan Peranan Guru, Jakarta: PT. Gunung

    Agung, 1983.Hurlock, Elizabeth, B, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1991,

    Edisi V.

    Idi, M.Ed, Drs, Abdullah, Pengembangan Kurikulum TeoriDan Praktik, Jakarta: Gaya Media, 1999.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    22/23

    Imam Zarkasyi, Dari Gontor Merintis Pesantren Modern,Ponorogo: Gontor Press, 1996,

    Madjid, Nurkholish, Dr, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah PotretPerjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997, Cet. VII.

    Mastuhu, M. Me, Prof, Dr, Menata Ulang Pemikiran SistemPendidikan Nasional Dalam Abad 21, Yogyakarta: Safiria InsaniaPress, 2003.

    Nasution, MA, Prof, Dr, Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara,1995.

    Nasution, MA, Prof, Dr, Pengembangan Kurikulum,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991, Cet. IV

    Noman. M, Goble, Perubahan Peranan Guru, Jakarta: PT. Gunung Agung,1983.

    Prof. Dr. Mujamil Qomar, M. Ag, Pesantren DariTransformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Isntitusi, Jakarta:Erlangga, 2005.

    Rahim, Dr, Husni,Arah Baru Pendidikan Islam Di Indonesia,Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001.

    Rahmat. Prof. Dr, Jalaluddin, Et. Al, Prof. Nurcholish Madjid, Jejak Pemikiran Dari Pembaharu Sampai Guru Bangsa,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, Cet. II.

    Tafsr, Dr. Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, Cet.VII.Tilaar, H. A. R., M, Sc, Ed, Prof, Dr, Paradigma Baru Pendidikan

    Nasional, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, Cet. I.

    Zarkasyi, MA, K.H. Abdullah Syukri, Manajemen Pesantren,Pengalaman Pesantren Pondok Modern Gontor, Gontor: TrimurtiPress, 2005, Cet. II

    Zarkasyi, MA, K.H. Abdullah Syukri,, Gontor &Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jakarta: PT. GrafindoPersada, 2005.

  • 8/14/2019 kurikulum tersembunyi: paradigma pendidikan pesantren

    23/23