Kurikulum Program Pas - pasca.unand.ac.id profil dan kurikulum...Nomenklatur mata kuliah...

51
KURIKULUM PRODI S2 PWD Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Keputusan Rektor No. 1373/XIII/A/Unand-2013 PROGRAM PASCASARJANA (PPs) UNIVERSITAS ANDALAS

Transcript of Kurikulum Program Pas - pasca.unand.ac.id profil dan kurikulum...Nomenklatur mata kuliah...

Kurikulum Prodi S2 PWD

i

KURIKULUM

PRODI S2 PWD Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

Keputusan Rektor No. 1373/XIII/A/Unand-2013

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

UNIVERSITAS ANDALAS

Kurikulum Prodi S2 PWD

ii

Kurikulum Prodi S2 PWD

iii

KATA PENGANTAR

Program Studi Strata-2 Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD), Program Pascasarjana (PPs) Universitas Andalas, merupakan program magister interdisiplin yang menghasilkan kompetensi lulusan sebagai ilmuwan analis, perencana dan praktisi di bidang pemba-ngunan wilayah dan pedesaan. Perubahan lingkungan strategis pem-bangunan, yang menuntut pergeseran paradigma dan praksis pemba-ngunan yang inklusif dan adaptif, memerlukan dilakukannya penye-suaian kurikulum pada Prodi S2 PWD. Buku kecil ini adalah Buku Kurikulum dimaksud yang berguna sebagai acuan dalam proses pendidikan, bagi mahasiswa, staf pengajar ataupun tenaga kepen-didikan di Prodi S2 PWD.

Berbeda dengan sebelumnya, buku kurikulum sekarang ini dirancang dengan format yang telah mengkombinasikan pembukaan pemusatan-pemusatan program yang relevan. Kepada seluruh staf pengajar Prodi S2 PWD dan semua pihak yang telah menyum-bangkan gagasan dan sarannya, serta kepada tim yang telah bekerja keras merampungkan penyusunan buku ini, diaturkan terima kasih. Mudah-mudahan buku ini bisa dimanfaatkan dengan semestinya.

Padang, 31 Oktober 2013 Ketua Prodi S2 PWD Dr.Ir. Endry Martius, M.Sc.

Kurikulum Prodi S2 PWD

iv

DAFTAR ISI

Hal.

Kata Pengantar ...................................................................... iiii

Daftar Isi ................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN ..................................................... 1

II. KONSTRUKSI KEILMUAN PWD ...................... 2

(a) Interdisiplineritas ................................................... 2

(b) Tubuh Pengetahuan PWD..................................... 5

III. PROFIL, KOMPETENSI DAN CAPAIAN BE-LAJAR ..........................................................................

10

IV. KURIKULUM ............................................................ 12

(a) Tujuan ..................................................................... 12

(b) Acuan Kurikulum .................................................. 13

(c) Proses Belajar ......................................................... 13

(d) Mata Kuliah dan Sinopsis .................................... 14

(e) Tata Perkuliahan .................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 38

TENAGA DOSEN PRODI S2 PWD .............................. 43

Kurikulum Prodi S2 PWD

1

I. PENDAHULUAN

Kurikulum Program Studi (Prodi) S2 PWD Program Pasca-sarjana (PPs) Universitas Andalas telah beberapa kali mengalami perubahan dari aslinya tahun 1985 pada program aliansi antara Universitas Andalas (Unand) dan Institut Pertanian Bogor (IPB)—berupa Kegiatan Pengumpulan Kredit (KPK). Tahun 1995 dilakukan penyesuaian kurikulum dengan mewajibkan mata kuliah ‘Koperasi’ yang nomenklaturnya diubah jadi ‘Sistem Organisasi Ekonomi Sosial Pedesaan’ pada tahun 1996, dan bertahan hingga tahun 1999. Kurikulum PWD 1985-1999 ini merupakan kompilasi mata-mata kuliah disiplin ilmu ekonomi dan disiplin sosiologi-antropologi yang ke dalamnya diselipkan substansi kajian pembangunan.

Perubahan kurikulum PWD yang signifikan terjadi tahun 1999. Substansi kajian pembangunan mendapat porsi yang semakin besar dan dieksplisitkan pada sejumlah mata kuliah. Penyesuaian terjadi lagi tahun 2005. Nomenklatur mata kuliah ‘Sosiologi Pedesaan’ diubah jadi ‘Perubahan Sosial’. Setelah itu, pengembangan kurikulum sema-kin penting seturut pertumbuhan prodi yang dimekarkan menjadi sejumlah konsentrasi/pemusatan. Sejak tahun 2007, Prodi PWD mulai mengembangkan dan mengoperasikan pemusatan selain PWD yang asli, yaitu: (i) ‘Pemusatan Politik Lokal dan Otonomi Daerah (POLOKDA)’; (ii) ‘Pemusatan Pembangunan Agribisnis’; dan (iii) ‘Pemusatan Managemen Pembangunan Masyarakat’ (MPM). Pengem-bangan prodi ini terus berlanjut dalam hal penambahan dan penye-suaian pemusatan.

Banyak yang terjadi setelah itu, terutama konteks. Pengertian pembangunan pada tataran filsafat dan teori secara umum mungkin masih tetap terpakai, namun lingkungan dan cara-cara (konsep, model dan metoda preskriptif) dalam pembangunan jelas berubah atau sudah baru. Kompetensi yang dibutuhkan dalam pembangunan sudah harus dikembangkan agar sesuai dengan kebaruan tersebut. Kon-struksi Kurikulum Prodi S2 PWD 2013 ini adalah untuk menjawab tantangan dimaksud. Ide dasar kurikulum ini diarsiteksikan berda-

Kurikulum Prodi S2 PWD

2

sarkan sejumlah konsensus, yaitu tentang: (i) konstruksi keilmuan PWD; (ii) profil dan kompetensi lulusan Prodi S2 PWD; dan (iii) kurikulumnya. Buku kecil ini merupakan rangkuman arsiteksi dimak-sud, berupa naskah kurikulum.

II. KONSTRUKSI KEILMUAN PWD

Konstruksi keilmuan pembangunan wilayah dan pedesaan bisa dilihat setidaknya dari dua hal, cara berpikir interdisiplineritas dan tubuh pengetahuan dari pembangunan wilayah dan pedesaan.

(a) Interdisiplineritas

Prodi S2 PWD merupakan lanjutan linear dari program-program sarjana multidisiplin, atau juga lanjutan nonlinear dari pro-gram-program sarjana monodisiplin, khususnya yang berasal dari rumpun ilmu sosial. Prodi S2 PWD ini termasuk program inter-disiplin lantaran cara ilmu pengetahuan yang dikembangkannya dalam dan untuk memahami realitas tidak terfragmentasi atau terspesialisasi secara monodisiplineritas.

Eksistensi Prodi S2 PWD terhubung dengan keniscayaan glo-balisasi yang telah membawa kehidupan dan aksi pembangunan sema-kin kompleks dan saling terkait, sementara pengetahuan sebaliknya tumbuh dan berkembang seolah tak berelevansi dengan hal tersebut, berjalan dengan irama dan kemauannya sendiri. Secara bersamaan, kebiasaan para ilmuwan pembangunan tampaknya sedang bermasalah karena bukannya mereka menguasai (mastering) ilmunya dengan kebe-basan penuh ketika memecahkan masalah, melainkan malah dengan mudah tertawan untuk mereduksi realitas demi membenarkan disiplin atau spesialisasi ilmunya masing-masing. Sehubungan dengan ini, Prodi S2 PWD menjadi wahana bagi tumbuh dan berkembangnya cara berpikir dan kompetensi interdisiplin (interdisiplineritas), tempat terjadinya pesemaian crossculture fertilization ilmu pengetahuan dan kajian pembangunan wilayah dan pedesaan, yang menopang kerja-sama untuk mencapai situasi yang saling melengkapi “contraria sunt

Kurikulum Prodi S2 PWD

3

complementa”.1 Lulusan Prodi S2 PWD bukan sekedar seorang yang secara mandiri menimbang fenomena dengan peralatan yang diyakini-nya super akurat, lalu mengambil kesimpulan dengan menafikan apa yang tak bisa dijangkau oleh peralatan yang dimilikinya.

Fokus keilmuan Prodi S2 PWD adalah pada pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang pembangunan wilayah dan pedesaan untuk menguasai lebih banyak potensi alami sehingga lebih efektif lagi dalam memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia. Namun perlu dicatat bahwa upaya mendapatkan pengetahuan harus dibeda-kan dengan upaya memanfaatkan pengetahuan untuk maksud merumuskan suatu solusi. Implikasinya, kegiatan keilmuan di Prodi S2 PWD dalam hal memakai pengetahuan merupakan bagian dari berbagai proyek humanitarian dari berbagai aspek sosial, ekonomi, dan politis secara saling bertalian. Hanya saja, dalam pendalaman pengetahuan, dan agar bisa bertindak semakin spesialistis, ilmuwan biasanya terpacu untuk mengusahakan pengetahuan menjadi suatu (mono)disiplin tersendiri yang mandiri. Akibatnya, metode keilmuan yang teramat teknis dan praktis yang berinduk pada ilmu fisika seringkali malah diakui sebagai “the generalized scientific method” yang semata-mata diterapkan saja pada pembangunan wilayah dan pedesaan, ketimbang diarahkan kepada inti masalah kehidupan sosial. Soalnya sekarang adalah bahwa masalah-masalah riil yang sedang dihadapi harus dipahami dan dipecahkan dalam keterkaitannya dengan keseluruhan yang meliputinya (Joesoef, 2011).

Pembidangan masalah bisa saja dilakukan melalui penalaran ilmiah, seperti yang umum dalam cara berpikir monodisiplineritas tertentu untuk pendalamannya. Tapi, pemecahan masalah itu tidak dengan sendirinya merupakan monopoli teknis dan idiil dari mono-disiplin yang bersangkutan. Masalah-masalah pembangunan umum-

1 Oleh Tim Editor buku “Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban” (2006), situ-asi macam ini pula yang sepertinya diperlukan dalam memahami realitas pertanian dan untuk memperoleh cara berpikir yang tepat bagi upaya pembangunan pertanian di Indonesia.

Kurikulum Prodi S2 PWD

4

nya tidak akan berurusan dengan disiplin ilmu tertentu saja, melain-kan harus dipecahkan dengan pendekatan berbagai bidang ilmu atau secara interdisiplin. Bila pengkotak-kotakan pengetahuan tak terhin-darkan demi menghormati kedaulatan dari penalaran khas setiap disiplin ilmiah, maka dalam memecahkan suatu masalah haruslah ditempuh cara pendekatan yang bebas dari pembatasan sekat-sekat spesialisasi keilmuan. Dengan kata lain, sikap ilmuwan harus lepas dari kurungan disiplin spesialistis yang fatalistik dan harus berani beralih ke cara berpikir interdisiplineritas.

Interdisiplineritas yang tumbuh dan dikembangkan di Prodi S2 PWD bukan sekedar tahapan multidisiplineritas murni, melainkan pada tahapan krosdisiplineritas dan/atau bahkan sampai pada transdisiplineritas. Multidisiplineritas hanya merupakan tahapan cara berpikir yang menerapkan beberapa ilmu pengetahuan yang berbeda untuk menggarap berbagai aspek berlainan dari masalah praktis yang sama. Pertalian cara berpikirnya terjadi pada ruang aksiologi yang tipis, yaitu hanya untuk memecahkan masalah praktis yang sama. Krosdisiplineritas merupakan tahapan cara berpikir di mana salah satu disiplin ilmiah (antara ilmu sosial, ekonomi atau politik) mendominasi ilmu pengetahuan yang lainnya yang turut membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Selain pada ruang aksiologi, pertalian cara berpikirnya terjadi pula pada ruang epistemologi, yaitu dengan terjadinya pengakuan bahwa disiplin ilmiah yang dominan itu diakui lebih mendekati inti masalah. Selanjutnya, transdisiplineritas adalah tahapan cara berpikir yang meleburkan semua disiplin ilmiah. Pele-buran itu terjadi secara keseluruhan pada semua ruang (ontologi, epistemologi dan aksiologi), yaitu menjadi satu keterpaduan penger-tian ilmiah yang relatif sempurna untuk memecahkan masalah yang menjadi kepedulian. Namun, dengan peleburan semua disiplin ini bukan berarti Prodi S2 PWD menafikan spesialisasi. Spesialisasi yang spesifik justru semakin dibutuhkan, yaitu spesialis dalam konstruksi PWD secara keseluruhan, “a specialist in the construction of the whole” (lihat Joesoef, 2011).

Kurikulum Prodi S2 PWD

5

(b) Tubuh Pengetahuan PWD

Prodi S2 PWD dirancang untuk menumbuhkan kesadaran akademik lulusan (magister) terhadap isu-isu atau masalah-masalah kemiskinan, keterbelakangan dan eksklusi sosial di tengah masyarakat melalui kajian pembangunan wilayah dan pedesaan sehingga terinformasi dan sekaligus dapat mengambil peran positif dalam pembangunan di Indonesia. Kajian pembangunan wilayah dan pedesaan (PWD) merupakan aktivitas pengembangan tubuh penge-tahuan (body of knowledge) tentang intervensi terkait dengan relasi-relasi subyektif umat manusia dalam pengelolaan sumberdaya dan ling-kungan: untuk mencapai idealita (realitas idaman) kehidupan masyarakat tertentu, terutama yang di wilayah pedesaan, yang lebih baik dan layak; bebas dari aktualita (realitas aktual) kemiskinan, keterbelakangan dan penindasan; dan dengan transformer (realitas teknologi) yang ditentukan oleh itikad (good will) yang berbasis pada kesadaran moralitas (moral obligation and deliberation) dan bersarang pada sistem nilai dan budaya. Artinya, intervensi tersebut tidak boleh dibiarkan berbasis kepada kesadaran praktikal semata, namun mesti pada kesadaran diskursif (discursive consciousness) yang berlapis kesa-daran praktikal (Giddens, 1984).

Pembangunan berbasis kesadaran diskursif merupakan upaya sadar mengolah struktur—strukturasi, dan struktur di sini dipahami sebagai skemata praktik sosial yang berulang dan terpola dalam lintas ruang dan waktu (Giddens, 1979).2 Ruang dan waktu bukanlah arena

2 Herry-Priyono (2002) menegaskan bahwa struktur bagi Giddens bukan ‘peran-sosial’ dalam fungsionalisme Parsons, bukan ‘kode-tersembunyi’ strukturalisme Levi-Strauss, dan bukan ‘keunikan situasional interaksionisme-simbolis Goffman. Sementera itu, strukturasi merupakan kontrol terhadap struktur pembangunan yang berkenaan dengan tiga hal. Pertama adalah kontrol terhadap struktur penanda (signification) yang berhubungan dengan skemata simbolik, penyebutan dan wacana pembangunan wilayah dan pedesaan; kedua kontrol terhadap struktur penguasaan (domination) yang mencakup skemata penguasaan atas orang (politik pembangunan) dan penguasaan atas barang (ekonomi pembangunan); dan ketiga kontrol terhadap

Kurikulum Prodi S2 PWD

6

atau panggung aksi pembangunan, melainkan harus menjadi unsur konstitutifnya (lihat Giddens, 1981). Tanpa ruang dan waktu, tidak ada tindakan dan karenanya akan menjadi bagian integral dalam pembangunan. Strukturasi berguna untuk mengatasi penjajahan objek sosial terhadap subjek—atau supaya tidak terjadi gagasan yang memberi prioritas pada struktur dengan merelativisir aktor. Harap-annya bukan untuk menafikan bingkai struktural yang menggagas para pelaku dan tindakannya secara spontan (tanpa naskah), atau menisbikan kapasitas bebas para pelaku—seperti pada sosok ‘Menteri Penerangan’, di zaman orde baru, yang baru dapat dan selalu bertindak atas petunjuk Bapak (Herry-Priyono, 2002).

Dalam kajian PWD, aktivitas pengembangan tubuh pengetahuan sesungguhnya merupakan turunan generik pembangunan yang diupa-yakan supaya bisa masuk ke konteks atau dimensi inklusif wilayah dan pedesaan. Konteks dan dimensi yang pertama, yaitu wilayah atau kawasan, menyangkut keperluan untuk mengakomodasi kedudukan Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelago) yang merupakan wilayah geografis (kawasan dan manusia), yang berada pada kawasan beriklim muson tropis dengan penduduk atau masyarakatnya yang amat majemuk dari segi etnis, adat dan budaya. Seharusnya kondisi demikian merupakan potensi dan nilai lebih bagi Indonesia untuk maju, namun nyatanya malah tidak atau belum ditemukan relevan-sinya. Konteks dan dimensi yang kedua, yaitu pedesaan, menyangkut keperluan untuk mengakomodasi fenomena dikotomi desa dan kota yang dinilai telah memperburuk fakta kemiskinan, keterbelakangan dan ketertindasan (warga) pedesaan.3 Dengan begitu, berdasarkan

struktur pembenaran (legitimation) yang menyangkut skemata peraturan normatif yang terungkap dalam tata hukum pembangunan. 3 Taraf hidup warga desa umumnya masih rendah dan/atau memburuk. Gejala ini diiringi dengan kecenderungan bahwa sejumlah sumberdaya lokal dan modal sosial masyarakat belum terpakai atau diabaikan (under-utilization), sementara sumberdaya-sumberdaya tertentu yang langsung bernilai komersial malah terkuras (over-exploitation) (Osmet, 2012).

Kurikulum Prodi S2 PWD

7

konsepsi Sen (1999 dan 1987), pembangunan dalam hal ini bisa diartikan sebagai memerdekakan warga pedesaan (lihat juga Osmet, 2012). Lalu, secara keseluruhan, PWD sendiri bisa diartikan sebagai pembangunan inklusif dan sekaligus berkelanjutan yang akan menga-komodasi segala kemajemukan yang melekat pada dimensi wilayah dan pedesaan.

Keilmuan PWD tidak boleh dikonstruksi secara spekulatif, baik dari segi fundamental tentang itikad yang menyangkut sistem, spirit atau paradigma dan nilai-nilainya ataupun dari segi fungsional tentang struktur.4 Itikad harus absah (valid) karena adanya kemungkinan terpengaruh oleh intersubjektivitas pembangunan—kepentingan dan preferensi dalam konteks yang digerakkan oleh kekuatan atau eko-nomi pasar. Sementara itu, struktur harus teruji (verified) karena pembangunan sebagai skemata praktik sosial adalah suatu tekno-krasi—atau tindakan rasional turunan dari itikad yang absah (lihat Habermas, 1981 dan 1979).

Konstruksi PWD dengan tindakan rasional yang diturunkan dari itikad yang absah dinilai andal (reliable) dan berkekuatan (authoritative) secara keilmuan, dan ini bisa diraba secara ontologis, epistemologis dan aksiologis. Secara ontologis, konstruksi PWD akan bersifat komprehensif, utuh dan interdisiplin, baik dalam cakupan formal (minat kajian) ataupun dalam cakupan substansial (pokok kajian). Minat kajian PWD terletak pada perubahan wilayah dan masyarakat pedesaan pada tatanan komprehensif dan utuh, serta multi dan lintas sektor atau bidang, yang antara lain meliputi bidang pangan dan pertanian, kesehatan, pendidikan, teknologi, sumberdaya alam,

4 Sistem di sini merujuk pada sub-subsistem pola pikir (budi), sosial-institusi dan lingkungan fisik-kebendaan (dan artifak). Subsistem budi menyangkut green paradigm yang mengandung nilai-nilai keadilan dan kerakyatan (holistik; humanistik; dan ekual/inklusif); Subsistem sosial-institusi menyangkut green institution yang mengan-dung nilai-nilai social innovation and entrepreneurship (mandiri/otonomi, efisien dan efektif; dan deliberative); Subsistem lingkungan fisik-kebendaan menyangkut green environment yang mengandung nilai-nilai keberlanjutan (integrated; reliable; dan resilient).

Kurikulum Prodi S2 PWD

8

sumberdaya manusia dan seterusnya. Pokok kajian PWD menyangkut rumusan interdisiplin pembangunan (sosial, ekonomi, politik, budaya dan seterusnya) untuk mencapai tujuan-tujuannya. Secara episte-mologis, konstruksi PWD langsung merupakan pengendalian supaya PWD itu absah itikadnya dan teruji strukturnya—sehingga dengan begitu akan bersangkut paut dengan dimensi ideologi, teori dan metoda preskriptif yang harus menampung kemajemukan nilai-nilai budaya, kepentingan, preferensi, opini dan aspirasi masyarakat dalam arti seluas-luasnya (lihat Habermas, 2007).

Selanjutnya, secara aksiologis, konstruksi PWD merupakan ga-gasan untuk menciptakan PWD yang bernilaiguna ilmu dan bernilai-guna praksis. Supaya bernilaiguna ilmu, PWD harus bisa ditampilkan sebagai konsep yang berbasis pada kesadaran unitas bersifat episte-mologis yang menyangkut asumsi atau pandangan tentang sistem-sistem realitas, ideasionalitas, teleologis, adaptabilitas dan akuntabilitas (al-Faruqi, 1997 dan 1995). Sebagai sistem realitas, PWD harus tampil sebagai konsep yang bisa dijelaskan dalam rumusan terpisah antara dua kategori generik, yaitu manusia (dan ling-kungannya) serta Pen-cipta (lihat al-Faruqi, 1995). PWD ditentukan oleh keyakinan tentang posisi manusia dalam kategorikal sebagai makhluk ‘predestinasi’ (su-dah mempunyai nasib tetapi diberi pilihan untuk menyikapi), dan se-kaligus juga ‘providensi’ (mempunyai rencana) terhadap kehendak Pencipta; Sebagai sistem ideasionalitas, PWD merupakan konsep yang mengandung asumsi-asumsi posisional dari realitas-realitas. Konsep tersebut harus bisa menjelaskan secara baik tentang posisi realitas aktual (aktualita) sebagai titik berangkat (titik-tolak), realitas idaman (idealita) sebagai arah orientasi (titik-tarik), dan realitas teknologi (trasformer) sebagai mesin pengubah aktualita jadi idealita (al-Faruqi, 1995); Sebagai sistem teleologis, PWD merupakan konsep yang harus bisa menunjukkan adanya tujuan setiap tindakan—dalam pengertian bersifat purposif, bergerak dan berperilaku sebagaimana rancangan yang ditetapkan padanya (al-Faruqi, 1995). Dengan demikian, konsep tersebut tidak boleh sebagai sebuah ‘spekulasi’ (kebetulan dan acak),

Kurikulum Prodi S2 PWD

9

diciptakan secara “sempurna” dengan ukuran yang sesuai untuk men-capai tujuan tertentu. Atau, ini berarti bahwa PWD harus bisa dipa-hami sebagai sebuah kosmos, suatu ciptaan yang bertatanan, bukan sebuah khaos (lihat von Bertanlanffy, 1988); Sebagai sistem adaptabi-itas, PWD merupakan konsep yang harus bisa dijelaskan dapat terjadi, sebagai penserasian realitas, dalam ruang dan waktu; mengandung asumsi-asumsi tentang kemampuan manusia dan keterolahan alam-lingkungan (al-Faruqi, 1995). Oleh sebab itu, sebagai subyek, manusia harus mempunyai kapasitas, kapabilitas dan oportunitas mengubah diri, orang sekitar, alam dan lingkungannya, untuk mencapai tujuan-tujuan pembangun-an. Sebaliknya, sebagai obyek, maka manusia dan lingkungan harus memiliki kapasitas dan oportunitas keterolahan (malleability) atau untuk menerima tindakan mengubah manusia. Sifat keterolahan ini mesti bisa ditransformasi untuk dapat menerima per-ubahan secara esensi, struktur, kondisi maupun relasi, sesuai dengan kehendak dan tujuan PWD; Sebagai sistem akuntabilitas, PWD adalah konsep yang harus bisa menjelaskan adanya kandungan inheren tanggungjawab dan peng-adil-an. Manusia harus bertang-gungjawab karena menjadi subyek yang mengubah alam-lingkungan (al-Faruqi, 1995). Dan pertanggungjawaban itu hanya mungkin apabila dileng-kapi dengan peng-adil-an (perhitungan) yang menjadi syarat imperatif moral dalam PWD (lihat juga Rawls, 1972 dan Rasuanto, 2005).

Supaya bernilaiguna praksis, konteks ruang (spasial) dan waktu (temporal) yang tepat tidak hanya diletakkan pada PWD—namun sekalian harus menjadi unsur konstitutifnya (lihat Giddens, 1981). Dalam konteks ruang, sebagaimana sudah disampaikan sebelumnya Indonesia adalah negara kepulauan muson-tropis dengan karakter geografis dan klimatologis yang bervariasi antar kawasan dan dihuni oleh penduduk atau etnik yang majemuk secara sosial, ekonomi dan budaya.5 Dalam konteks waktu, Indonesia adalah negara merdeka

5 Kondisi ini lain dibandingkan dengan di negara-negara kontinental ataupun negara kepulauan di kawasan subtropis yang karakter geografis dan klimatologisnya relatif uniform dan dihuni oleh komunitas uniter dari segi sosial, ekonomi dan budaya.

Kurikulum Prodi S2 PWD

10

yang tumbuh dari perjalanan sejarah terkolonisai yang panjang dan unik. Dalam hal tersebut misalnya tumbuh proses format demokrasi yang merupakan unifikasi atau sebaliknya juga ketegangan antara modernitas dan tradisi, atau antara teori-teori besar dalam pemba-ngunan6, yang semuanya secara umum berpengaruh pada jatidiri dan kearifan masyarakat. Semua yang bersangkut-paut dengan konteks ruang dan waktu ini haruslah terakomodasikan dalam paradigma, perspektif, konsep dan metoda preskriptif pembangunan dan kebijak-an publik tersendiri yang mungkin bersifat unik tanpa harus meng-hilangkan ciri generic sebagai pijakan untuk mengembangkan teori-teori yang relevan.7

III. PROFIL, KOMPETENSI DAN CAPAIAN BELAJAR

Sesuai UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi dan PerPres 8/2012 tentang KKNI, telah ditetapkan profil, kompetensi dan capaian belajar pada Prodi S2 PWD. Profil lulusan Prodi S2 PWD

6 Teori-teori besar itu antara lain teori Negara Kesejahteraan yang mengedepankan bahwa Negara berperan besar serta dianggap bertanggungjawab untuk menjamin standar hidup minimum setiap warga; teori Pasar (khususnya yang Neoliberal) yang mengasumsikan perlunya pengurangan peran/intervensi negara dan membiarkan mekanisme pasar bekerja secara sempurna untuk mendistribusikan manfaat pemba-ngunan; dan teori Partisipasi dan Pemberdayaan, yang meyakini kemampuan masya-rakat sipil untuk mentransformasi diri untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya (Triwibowo dan Bahagijo, 2006). 7 Setiap setting sosio-ekonomi-politik-budaya mengandung benefits (b), costs (c), opportunities (o) dan risks (r). Kelembagaan tersedia untuk mengatur bagaimana b dihasilkan dan didistribusikan dan bagaimana o, c dan r yang diperlukan untuk menghasilkan b dan/atau menentukannya didistribusikan. Perubahan akan memicu perubahan kelembagaan dan akan berlanjut dengan perubahan pola distribusi b dan c, termasuk juga o dan r. Transformasi perekonomian (produksi, konsumsi dan perdagangan) akan mengubah distribusi b, c, o dan r. Pembangunan wilayah dan pedesaan adalah perubahan terencana. Bagaimana pembangunan sejauh ini merubah distribusi b dan c, dan bagaimana pula sebaiknya b dan c didistribusikan? Basic assumption: wealth (economic) and power (politic) are inseparable. Oleh sebab itu, politik akan menentukan bentuk-bentuk kelembagaan distribusi b, c, o dan r.

Kurikulum Prodi S2 PWD

11

adalah sebagai ilmuwan yang secara kategoris meliputi ilmuwan analis, ilmuwan praktisi dan ilmuwan perencana di bidang PWD.8 Dengan begitu maka lulusan diharapkan berkompetensi: (1) menganalisis perkembangan (pengembangan konsep) ilmu pengetahuan ataupun teknologi yang konvergen yang bermakna bagi pembangunan wilayah dan pedesaan di Indonesia; (2) memecahkan permasalahan wilayah dan pedesaan secara interdisiplin melalui riset dan pengembangan berdasarkan kaidah keilmuan; dan (3) mengembangkan kinerja dalam karir sebagai ilmuwan PWD dengan menunjukkan ketajaman analisis permasalahan secara komprehensif, utuh dan bertanggungjawab. Sejalan dengan itu, performa lulusan diharapkan bisa pula langsung terpakai bagi implementasi program-program pembangunan yang sudah terbagi dalam tiga pengelompokan (kluster): (1) kluster berbasis pasar, bagi komunitas produktif yang mandiri dan berkapasitas seba-gai pemain pasar; (2) kluster berbasis pemberdayaan, bagi komunitas produktif tetapi masih memerlukan pendampingan dalam menuju kemandirian; (3) kluster berbasis perlindungan dan jaminan sosial, bagi komunitas miskin yang secara sosial juga amat rentan sehingga membutuhkan kebijakan-kebijakan sosial.

Selanjutnya, capaian belajar dari Prodi S2 PWD terbagi dalam hal kemampuan kerja dan penguasaan pengetahuan. Dalam hal kemam-puan kerja, capaian belajar yang diharapkan adalah: 1. Mampu melakukan pendalaman keilmuan dalam bidang pem-

bangunan wilayah dan pedesaan melalui kontribusi saintifik dalam bentuk karya ilmiah dan publikasi yang teruji, original dan diakui atau terakreditasi;

8 Sebagai ilmuwan analis, lulusan diharapkan bisa terlibat dalam melakukan assess-ment, evaluasi dan audit terhadap pembangunan wilayah dan pedesaan; Sebagai ilmuwan praktisi, lulusan diharapkan bisa bekerjasama (bermitra) dan ikut melaku-kan advokasi dan pendampingan dalam pembangunan wilayah dan pedesaan; Seba-gai ilmuwan perancang (perencana), lulusan diharapkan akan berinovasi dan aktif melalukan riset dan menyusun perencanaan pembangunan wilayah dan pedesaan.

Kurikulum Prodi S2 PWD

12

2. Mampu berkontribusi menyusun rancangan atau perencanaan pembangunan wilayah dan pedesaan berdasarkan identifikasi dan pemetaan masalah sosial kemasyarakatan—kemiskinan, keterbe-lakangan dan eksklusi ataupun kesenjangan sosial— yang muncul sebagai fenomena lokal, nasional ataupun global;

3. Mampu berkontribusi menyusun peta jalan riset interdisiplin pem-bangunan wilayah dan pedesaan, mengelola dan mendiseminasikan manfaat risetnya hingga mempunyai manfaat keilmuan dan praksis.

Dalam hal penguasaan pengetahuan, capaian belajar yang diha-rapkan adalah: 1. Menguasai teori dan konsep pembangunan wilayah dan pedesaan

serta mampu memetakan manifestasinya dalam praktik implemen-tasinya;

2. Menguasai perkembangan sistem pengetahuan, otoritas dan aspek-aspek yang mempengaruhi pembangunan wilayah dan pedesaan sehingga dapat berperan sebagai ilmuwan analis, ilmuwan praktisi dan/atau ilmuwan perencana yang andal di bidangnya.

IV. KURIKULUM

(a) Tujuan

Tujuan kurikulum versi baru ini adalah untuk: 1. Meningkatkan laju angka lulusan magister PWD yang lebih relevan

dan berkompeten bagi kemaslahatan masyarakat dan daya saing bangsa;

2. Menyerap potensi dosen berbagai bidang ilmu (multi disiplin), khususnya yang berasal dari internal Universitas Andalas, serta meningkatkan pendayagunaan aset-aset fisik dan sumberdaya aka-demik PWD;

3. Mengakomodasi pemekaran Prodi S2 PWD agar tumbuh berkem-bang dengan lebih banyak pemusatan (konsentrasi) sesuai dengan kebutuhan;

Kurikulum Prodi S2 PWD

13

4. Menjadi dasar bagi fasilitasi penyelenggaraan pelayanan prima akademik di PPs Universitas Andalas secara umum dan di Prodi S2 PWD khususnya secara transparan dan bertanggungjawab.

(b) Acuan Kurikulum

Kurikulum Prodi S2 PWD ini mengacu pada hal berikut: 1. UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi; 2. Kualifikasi pendidikan berdasarkan Peraturan Presiden 8/2012

tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); 3. Konsep KBK yang diatur oleh regulasi perundang-undangan yang

sudah ada; 4. Kedudukan dan orientasi Prodi S2 PWD sebagai prodi interdi-

siplin; 5. Kedudukan dan orientasi setiap Pemusatan pada Prodi S2 PWD

(berdasarkan hasil diskusi, gagasan, Direktur PPs Unand tentang pengembangan Pemusatan-Pemusatan di Prodi S2 PWD).

(c) Proses Belajar

Proses belajar di Prodi S2 PWD diretas melalui jalur kon-vensional dan jalur khusus (yang akan dirancang terpisah). Proses belajar ini dijalankan selama 4 (empat) semester dengan tahapan: (1) seleksi, (2) perkuliahan matrikulasi, kelas dan studio, (3) kolokium, (4) riset, (5) seminar, dan (6) ujian akhir.

Seleksi mahasiswa diselenggarakan sebelum memasuki awal semester-1 belajar. Kandidat mahasiswa diterima setelah memenuhi syarat akademik dan administratif dan lulus tes penilaian akademik dan tes tofl. Proses seleksi dan penetapan lulus seleksi calon ma-hasiswa dilakukan oleh kepanitian yang dibentuk secara khusus untuk tujuan dimaksud.

Proses berikutnya, mulai perkuliahan sampai ujian akhir, diren-canakan diselesaikan dalam periode waktu 4 semester, selama 2 tahun untuk periode normal dan/atau bisa selama 18 bulan untuk periode yang diakselerasi. Proses belajar ini sepenuh di bawah kendali prodi

Kurikulum Prodi S2 PWD

14

dan difasilitasi oleh instansi PPs dengan fasilitas perpustakaan univer-sitas, ruang kelas, ruang studio dan jaringan internet. Administrasi akademik untuk kelangsungan proses belajar dilayani oleh Prodi dan Peminatan sesuai dengan tatakelola yang berlaku.

(d) Mata Kuliah dan Sinopsis

Kuliah Prodi S2 PWD berbobot setara dengan 42 sks setelah program sarjana, di luar kuliah matrikulasi. Taksonomi mata kuliah terbagi ke dalam 2 (dua) ranah, yaitu pada prodi 21 SKS dan pada pemusatan 21 SKS. Mulai tahun ajaran baru pada Semester Gasal 2013/2014 telah dijalankan 4 (empat) pemusatan, yaitu: (i) Pemusatan Pengembangan Ekonomi Pedesaan (PEP), hasil rekonstruksi dari Pemusatan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD); (ii) Pemusatan Pembangunan Masyarakat (PM), hasil rekonstruksi dari Pemusatan Manajemen Pembangunan Masyarakat (MPM); (iii) Pemusatan Otonomi Daerah dan Pelayanan Publik (ODPP), hasil rekonstruksi dari Pemusatan Politik Lokal dan Otonomi Daerah (Polokda); dan (iv) Pemusatan Penyuluhan Pembangunan (PP) yang benar-benar baru.

Masing-masing Pemusatan mempunyai ciri sendiri-sendiri. Pemusatan PEP berorientasi pada pengembangan kapasitas lokal dalam (1) mendayagunakan sumberdaya lokal untuk pengembangan perekonomian pedesaan yang saling bertautan dan saling mendukung sambil (2) menangkap peluang-peluang ekonomi ekstra lokal yang dimungkinkan oleh proses integrasi pasar yang dipicu pembangunan infrastruktur. Integrasi pasar dianggap tidak terhindarkan dan penting guna menjamin kesinambungan, terutama pada tahap lanjut, proses pembangunan desa. Pada tahap-tahap awal proses pembangunan, penguatan kapasitas lokal yang didukung langkah-langkah protektif penting agar integrasi pasar tidak malah menghambat atau meng-hancurkan perekonomian desa.

Pemusatan PM berorientasi pada pengembangan manajemen intervensi dalam memperbaiki situasi sosial-ekonomi masyarakat yang

Kurikulum Prodi S2 PWD

15

berbasis pada upaya penguatan civic leaders, aktivis, dan formasi modal sosial. Kompleksitas dalam masyarakat tidak bisa ditangani dalam dimensi manajerial melalui pembangunan yang berpusat pada birokrasi, melainkan harus berpusat pada komunitas atau masyarakat sendiri melalui penguatan kapasistas dan sistem kepemimpinannya. Hak, nilai dan keyakinan dalam masyarakat harus dihormati karena menentukan keputusan, kapasitas, proses pembelajaran mereka. Dengan begitu, lingkungan strategis bagi pembangunan ekonomi, pengembangan kapasitas, pengelolaan aset dan daya juang masyarakat (komunitas) lebih mungkin diharapkan.

Pemusatan ODPP dilatari oleh masalah: (a) konsep dan pemahaman tentang otonomi daerah yang masih simpang siur; (b) perkembangan pelayanan publik belum sesuai dengan harapan; (c) efektivitas dan efisiensi institusi pemerintah (birokrasi) dalam pelayanan publik masih rendah; (d) provisi layanan pokok seperti pangan, pendidikan, kesehatan, akses terhadap air bersih dan sanitasi masih menjadi soal serius; (e) pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya lokal masih belum optimal untuk mencapai tujuan pembangunan; (f) keterlibatan masyarakat masih rendah. Otonomi daerah pada hakikatnya untuk mempercepat tercapainya tujuan-tujuan pembangunan dan demokrasi dengan cara mendekatkan pemerintah untuk memberi pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan akan lebih merata dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemberian, pelim-pahan dan penyerahan sebagian tugas-tugas kepada pemerintah daerah akan lebih mendekati tujuan penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih adil dan makmur.

Pemusatan ODPP berorientasi pada perbaikan performa pelayanan publik oleh pemerintah daerah yang berbasis pada prinsip demokrasi, kemandirian (otonomi) dan tatakelola yang prima. Orientasi ini penting mengingat manajemen pelayanan publik yang cenderung diwarnai oleh kebijakan, dan khususnya tentang proses pengambilan keputusannya yang memperlihatkan gejala yang masih

Kurikulum Prodi S2 PWD

16

diskriminatif, dominatif, eksploitatif dan bahkan dependent. Asumsi: dinamika politik sumberdaya lokal mempengaruhi pembangunan.

Pemusatan PP amat perlu sehubungan dengan pergeseran para-digma ke pembangunan berkelanjutan dan inklusif. Pergeseran para-digma ini berimplikasi pada perubahan konsepsi dan praktek penyu-luhan yang semakin mengutamakan pendekatan pembelajaran dan pendidikan orang dewasa. Pemusatan PP ini berorientasi pada perba-ikan dan pengembangan proses pembelajaran masyarakat yang bersinergis (konvergen) dalam rangka meningkatkan kapasitas sum-berdaya manusia dan kelembagaan masyarakat untuk pembangunan. Orientasi ini diharapkan akan mendorong berlangsungnya humani-tarian learning; teaching for social justice; convergent learning and extension.

Rekonstruksi kurikulum Prodi S2 PWD mengkombinasikan muatan keilmuan PWD dan muatan untuk memenuhi orientasi setiap Pemusatan, serta sesuai dengan regulasi dan perundang-undangan yang berlaku. Muatan keilmuan PWD itu merupakan kombinasi kompetensi yang kategorinya sebagai berikut: (i) basis dan kaidah ilmiah atau keilmuan PWD (A); (ii) analisis—identifikasi dan pemetaan—masalah pembangunan wilayah dan pedesaan (B); (iii) solusi teoritis dan konseptual—perancangan dan/atau perencanaan—untuk menjawab masalah wilayah dan pedesaan (C); dan (iv) instru-mentasi ilmiah bagi pembangunan wilayah dan pembangunan (D). Sejalan dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT), seluruh muatan keilmuan itu dibagi ke dalam mata kuliah (MK) di PWD yang meliputi MK Umum dan MK Utama (termasuk tesis dan kewajiban menulis artikel “terakreditasi” yang diolah dari hasil penelitian tesis), serta MK Matrikulasi. MK Umum merupakan mata kuliah yang diran-cang di ranah prodi. MK Utama terbagi menjadi yang dirancang dalam ranah prodi dan yang dirancang dalam ranah pemusatan. MK Matrikulasi merupakan mata kuliah yang diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang tidak sebidang. Struktur MK disusun untuk memenuhi semua kategori kompetensi dengan muatan keilmuan yang

Kurikulum Prodi S2 PWD

17

relevan, yang diambil dan merujuk pada berbagai sumber sekunder (kepustakaan), sebagaimana bisa dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Struktur mata kuliah pada Prodi S2 PWD

KODE NAMA MK SKS KONTEN MK

1 2 3 4

MK Matrikulasi 6

PWD 501

PERUBAHAN SO-SIAL (pengantar un-tuk memahami social development)

2

B+C 1) Struktur sosial 2) Kultur masyarakat 3) Perubahan sosial 4) endogenous dan exogen-ous factors dlm perubaan

PWD 502

DASAR-DASAR ILMU EKONOMI (pengantar untuk memahami economic development)

2

B+C 1) Ekonomi mikro 2) Ekonomi makro 3) Pembangunan eko-nomi (pertumbuhan: pendapatan dan dispa-ritas ekonomi)

PWD 503

STATISTIKA (pene-rapan statistika pada kajian pembangunan)

2

D 1) Deskriptif 2) Bi dan multivariate analyses 3) Penerapan dan penggunaan software

MK Umum 6

PWD 511

FILSAFAT ILMU (basis berpikir ilmiah dan keilmuan dan kai-dah-kaidah kerjanya)

3

A 1) Hakikat ilmu 2) Struktur dan anatomi ilmu 3) Landasan dan para-digma keilmuan 4) Perspektif dan pen-dekatan utama keilmuan 5) Taksonomi kerangka kerja ilmiah: deduktif-induktif; tesis-antitesis-sintesis; dekonstruksi-rekonstruksi 6) Paradigma penelitian

Kurikulum Prodi S2 PWD

18

Tabel 1 (sambungan-1)

1 2 3 4 5

PWD 512

METODE PENELI-TIAN (bagaimana pe-nelitian ilmiah untuk tesis kajian pemba-ngunan wilayah dan pedesaan harus dila-kukan)

3

A 1) Metode penelitian: perumusan masalah, de-sain dan proses peneli-tian dan analisis 2) Protokol dan instru-mentasi penelitian 3) Konstruksi dan kuali-fikasi Tesis S2 (Master)

MK Utama (Prodi S2 PWD) 15

PWD 521

TEORI PEMBA-NGUNAN DESA INKLUSIF (pema-haman teori dan kon-sep pembangunan, pembangunan perta-nian dan pembangun-an desa)

3

B+C 1) Grand theories of development (inclusive mainstream, radical, sustainable and inclusive development 2) Pembangunan per-tanian 3) Exogenous, endogenous, and neo-endogenous rural development 3) Kasus-kasus pemba-ngunan desa berbasis pertanian

PWD 522

EKONOMI POLI-TIK PEMBANGUN-AN PEDESAAN (identifikasi masalah dan implikasi pemba-ngunan di pedesaan)

3

B 1) Ekonomi politik: rational choice 2) Pasar (mekanisme pasar) dan negara (etatisme) 3) Menilai kinerja eko-nomi: bagaimana B, C, O, R didistribusikan dan dampak lingkungannya 4) Analisis ekonomi politik pembangunan desa 5) Kasus-kasus ekonomi politik pembangunan desa

Kurikulum Prodi S2 PWD

19

Tabel 1 (sambungan-2) 1 2 3 4 5

PWD 523

MANAJEMEN PEM-BANGUNAN (bagai-mana stakeholders pwd berperan dalam tek-nokrasi blueprint pem-bangunan desa)

3

B 1) Sistem dan manaje-men pengetahuan (blueprint) 2) Teknokrasi 3) Kelembagaan pem-bangunan wilayah dan pedesaan (bagaimana stakeholders berperan): masyarakat dan organi-sasi lokal; pemerintah dan birokrasi; lembaga parastatal; LSM

PWD 524

KEBIJAKAN PU-BLIK (pemahaman tentang bagaimana tangan negara dalam mempengaruhi proses pembangunan)

3

B 1) Normativitas dalam kebijakan publik (efisi-ensi, keadilan, fairness, dan keberlanjutan) 2) Lingkup: provisi, produksi dan konsumsi 3) Tipologi: distributive, regulatory, constituent,and miscellaneous policies 4) Policy processes 5) Kasus-kasus kebijak-an publik relevan

PWD 525

PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PEDESAAN (menjauhkan praktek pembangunan wilayah dan pedesaan dari spe-kulasi, dengan berda-sar pengetahuan pres-kriptif)

3

C 1) Teori dan konsep pe-rencanaan (blueprint planning; synoptic planning; incrementalism; mixed scanning model; transactive planning; advocacy planning; bargaining model; commu-nicative approach) 2) Sinergisitas wilayah —dark side of planning 3) Teknik Perencanaan 4) Ide dasar dan praktik perencanaan Indonesia

Kurikulum Prodi S2 PWD

20

Tabel 1 (sambungan-3)

1 2 3 4 5

MK Utama (Pemusatan PENGEMBANGAN EKO-NOMI PEDESAAN)

21

PWD 531

PENGEMBANGAN KAPASITAS LOKAL (dan developing an enabl-ing setting) (strategi pe-ngembangan ekonomi desa)

3

C 1) Strategi pengem-bangan ekonomi desa (pertanian+non perta-nian) 2) Pemberdayaan dan pengorganisasian 4) Pengembangan enabling setting 5) Kasus-kasus kontem-porer

PWD 532

PENGELOLAAN SUMBERDAYA LOKAL (pengem-bangan kelembagaan lokal untuk pengelo-laan sumberdaya lokal yang berkelanjutan)

3

C 1) Konsep sumberdaya dan pengelolaannya 2) Market-Govt-LocOrg 3) Traditional local management 4) Community based resource management 5) Cultural approach to sustainable management 6) Masalah collective action: free riding, rent seeking, prisoners’ dilemma, tragedy of the commons

PWD 533

EKONOMI REGI-ONAL (pengembang-an peralatan untuk menilai ekonomi kewi-layahan)

3

B+C 1) Dimesi ruang dan waktu (organisasi tata ruang) perekonomian 2) Teori lokasi 3) Konsep ruang dan wilayah perencanaan: homogen, nodal dan aglomerasi, administrasi 4) Model: ekonomi ba-sis; input-output; anali-sis shift-share

Kurikulum Prodi S2 PWD

21

Tabel 1 (sambungan-4)

1 2 3 4 5

5) Landuse (rural and urban) development 6) Analisis: policy impact (interindustry; ecological; spacial data) 3) Liberalisasi pasar: integrasi ekonomi

PWD 534

MANAJEMEN RISI-KO EKONOMI DAN PERLIN-DUNGAN SOSIAL (pemahaman terhadap mitigasi dan ameliorasi risiko dan perlindung-an sosial—lokal dan nasional)

3 C+D 1) Manajemen risiko: a. Tipe risiko: pasar dan non-pasar b. Analisis, penilaian/ pengukuran risiko c. Penanganan risiko

2) Sistem perlindungan dan jaminan sosial 3) Kebijakan social

PWD 535

STUDIO PERENCA-NAAN & INSTRU-MENTASI ANALI-SIS PENGEM-BANGAN EKONO-MI PEDESAAN

3 C+D 1) Peralatan analisis dan perencanaan:

a. musyawarah: FGD b. RRA, PRA, Log-frame, Stakeholder ana-lysis, SWOT, ZOPP c. Analisis usaha/ kelayakan

2) Analisis kebijakan pembangunan desa 3) Tinjauan terhadap rencana tata ruang, pembangunan dan lingkungan hidup 4) Manajeman data eko-nomi pedesaan 5) Studium general (se-minar, pameran dan eksebisi) perencanaan pengembangan ekonomi desa

Kurikulum Prodi S2 PWD

22

Tabel 1 (sambungan-5)

1 2 3 4 5

PWD 526

TESIS

6

(PWD 526) GLADIKARYA (Pe-ngembangan Ekonomi Pedesaan)

2

A+B+C+D

1) Pemilihan kasus-kasus pengembangan ekonomi desa (kebijak-an, program, proyek): exo-, endo-, dan neo-endogenous development 2) Pembahasan teoritis dan konseptual menge-nai pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi (program dan proyek) pengembangan ekonomi desa 3) Observasi lapangan terbimbing praktek-praktek pengembangan ekonomi desa (pembangunan inklusif) 4) Analisis studio ter-bimbing tentang kasus-kasus atau praktek-praktek pengembangan ekonomi desa dan sektor primer

Kolokium 1 A+B+C+D

-

Riset dan Artikel 2 A+B+C+D

-

Seminar Hasil Penelitian

1 A+B+C+D

-

Ujian Akhir - A+B+C+D

-

Kurikulum Prodi S2 PWD

23

Tabel 1 (sambungan-6)

1 2 3 4 5

MK Utama (Pemusatan PEMBANGUNAN MA-SYARAKAT)

21

PWD 541

TEORI PEMBA-NGUNAN MASYA-RAKAT (teori dan pemahaman dasar ten-tang pembangunan masyarakat dan kait-annya dengan pem-bangunan secara luas)

3

C 1) Filosofi, teori, pende-katan dan model pemb. masyarakat

a. Teori Negara (Welfare State)

b. Teori pasar (liberal-isme dan neoliberal-isme)

c. Pendekatan pemba-ngunan (berpusat) masyarakat: Con-sensus building (social contract and delibera-tion); Capacity building (knowledge, network, social capital)

2) Keterkaitan pemba-ngunan masy. dengan pembangunan wilayah, daerah dan nasional 3) Kasus pembangunan masyarakat agraris (tin-jauan analisis model pembangunan)

PWD 542

KELEMBAGAAN DAN KEPEMIM-PINAN PEMBA-NGUNAN MASYA-RAKAT (teori dan konsep kelembagaan masyarakat dan pe-ngembangannya)

3

C 1) Teori kelembagaan dan kepemimpinan 2) Prinsip, tipologi, peran dan kinerja bbg kelembagaan masy., khususnya pada masy. agraris (akuntabilitas, fairness, effectivity, efficiency, sustainability)

Kurikulum Prodi S2 PWD

24

Tabel 1 (sambungan-7)

1 2 3 4 5

3) Pengembangan ke-lembagaan masyarakat 4) Tipologi (kepemim-pinan) dalam masyarakat

a. Kepemimpinan efektif dan desen-tralisasi otoritas

b. Kerjasama 5) Koperasi dalam pem-bangunan masyarakat

PWD 543

MANAJEMEN PEMBANGUNAN BERBASIS MASYA-RAKAT (konsep, ma-najemen dan strategi dan teknik pemba-ngunan berbasis sum-berdaya masyarakat)

3

B+C

1) Konsep, manajemen dan strategi pemba-ngunan berbasis (sum-berdaya) masyarakat 2) Kerjasama masyara-kat dan dinamika ke-lompok 3) Program pemba-ngunan masyarakat 4) Strategi dan metoda pengendalian sosial 5) Pengukuran kinerja kegiatan pembangunan masyarakat 6) Pendampingan dan advokasi

PWD 544

PERLINDUNGAN WARGA DAN KER-JA SOSIAL (konsep, strategi dan teknik perlindungan warga dan kerja sosial)

3

C+D

1) Hak-hak warga dan kewajiban negara 2) Sistem dan mekanis-me perlindungan warga, kerja sosial dan CSR 3) Strategi perlindungan warga, kerja sosial dan CSR sebagai pendekat-an pembangunan masyarakat

Kurikulum Prodi S2 PWD

25

Tabel 1 (sambungan-8)

1 2 3 4 5

4) Proses dan metoda perlindungan warga, kerja sosial dan CSR 7) Pengukuran kinerja pemberdayaan, bantuan sosial dan CSR 8) Analisis praktek

PWD 545

STUDIO PERENCA-NAAN & INSTRU-MENTASI ANALISIS PEMBANGUNAN MASYARAKAT

3

D

1) Peralatan analisis dan perencanaan a. Musyawarah dan

FGD b. RRA, PRA,

Logframe, Stakeholder analysis, SWOT, ZOPP, dll.

c. Analisis usaha/ kelayakan

2) Analisis kebijakan pembangunan masy.

3) Manajemen data pembangunan masy.

4) Studium general pe-rencanaan pemba-ngunan masy.

PWD 526

TESIS

6

(PWD 526) GLADIKARYA (Pembangunan Masyarakat Desa)

2

A+B+C+D

1) Pemilihan kasus pemb. berbasis masy. (kebijakandan program) 2) Pembahasan pelak-sanaan dan monev (program dan proyek) pembangunan masy. 3) Observasi lapangan terbimbing 4) Analisis studio terbimbing

Kurikulum Prodi S2 PWD

26

Tabel 1 (sambungan-9)

1 2 3 4 5

Kolokium 1

A+B+C+D

-

Riset dan artikel 2 A+B+C+D

-

Seminar Hasil Penelitian

1 A+B+C+D

-

Ujian Akhir - A+B+C+D

-

MK Utama (Pemusatan ODPP)

21

PWD 551

DEVOLUSI PE-MERINTAHAN DAN OTDA (pemahaman dasar tentang otonomi daerah dan lembaga serta jaringan penye-lenggaran pelayanan publik yang paralel dengan fungsi-fungsi pemerintahan yang terdesentralisasi dan otonom)

3

C

1) Konsep (dan sistem) devolusi pemerintahan dan otda

a. Desentralisasi-sub-sidiaritas; dekon-sentrasi; medebewind

b. Reformasi birokra-si, good governance and clean government

2) Tata pemerintahan lokal dalam otda

a. Konsep pemerin-tahan lokal: (i) pro-vince, region, depart-ment, county, prefecture, district, city, township, town, borough, parish, municipality, shire, village; (ii) nagari, banjar, desa, kejru-eng, dusun, dst.

b. Instansi parastatal: Perum Bulog, PT ASKES, dll.

Kurikulum Prodi S2 PWD

27

Tabel 1 (sambungan-10)

1 2 3 4 5

3) Otda dan konflik: kerangka teori dan pe-mahaman konflik; dan manajemen konflik dalam otda

PWD 552

SISTEM PELAYAN-AN PUBLIK (teori dan konsep pelayan publik serta pelaku utama pembangunan (pemerintah, pasar dan masyarakat sipil) dalam pelayanan publik

3

C

1) Sistem (dan model) pelayanan publik 2) Pandangan politik tentang peran pasar, negara dan masyarakat 3) Perubahan paradig-ma pelayan publik:

a. Paradigma mono-poli ke paradigma kompetisi

b. Pardigma “no public choice” ke paradigma “public choice”

4) Perubahan peran sektor publik dan swasta pelayanan publik (priva-tisasi, nasionalisasi) 5) Partisipasi publik dan birokratisme pemba-ngunan 6) Standar dan optimali-sasi pelayanan publik

PWD 553

POLITIK LOKAL DAN PENGELO-LAAN SUMBER-DAYA PUBLIK (konsep dan teknik optimalisasi tatakelola sumberdaya publik berbasis stabilitas tatanan politik lokal)

3

B+C

1) Tatanan politik pe-nguasaan sumberdaya publik (signifikasi, dominasi, legitimasi) 2) Struktur hak dan kewajiban dalam masy. 3) Kebijakan, regulasi dan pemanfaatan sumberdaya lokal

Kurikulum Prodi S2 PWD

28

Tabel 1 (sambungan-11)

1 2 3 4 5

4) Kearifan dan tatake-lola sumberdaya lokal 5) Ekses dan resolusi (mediasi, advokasi dan pendampingan) 6) Kasus-kasus

PWD 554

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PE-LAYANAN PUBLIK (konsep dan teknik penyelenggaraan pe-layanan publik yang efisien, efektif dan sekaligus berkeadilan dan akuntabel)

3

C+D 1) Sektor pelayanan pu-blik: pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan 2) Karakteristik barang dan sumberdaya publik (non-rivalrous, non-exclud-able) 3) Tipologi pelayanan:

a. Cakupan dan bi-dang pelayanan

b. Mekanisme pela-yanan

c. Model pelayanan (universal; korpo-rasi; residual; minimal)

d. Bantuan sosial 4) Analisis mekanisme pelayanan

a. Relasi pasar dan politik

b. Relasi sektor privat-publik

3) Manajemen pela-yanan dalam Tradi-tional Public Adm

4) Manajemen pela-yanan dalam New Public Administration (NPA) 5) Praktek pelalayan publik: kasus-kasus

Kurikulum Prodi S2 PWD

29

Tabel 1 (sambungan-12)

1 2 3 4 5

PWD 555

STUDIO PEREN-CANAAN & IN-STRUMENTASI ANALISIS PELA-YANAN PUBLIK

3

D

1) Peralatan analisis dan perencanaan

a. Musyawarah dan FGD

b. RRA, PRA, Logframe, Stakeholder analysis, SWOT, ZOPP, dll.

2) Analisis usaha/ke-layakan 3) Analisis kebijakan pelayanan publik 4) Manajemen data pelayanan publik 5) Studium general (seminar, pameran, eksabisi) perencanaan pelayanan publik

PWD 526

TESIS 6

(PWD 526) GLADIKARYA (Op-timalisasi Pelayanan Publik)

2

A+B+C+D

1) Pemilihan kasus pe-layanan publik (kebijak-an, program, proyek) 2) Pembahasan pelaksa-naan dan monev (pro-gram dan proyek) pela-yanan publik 3) Observasi lapangan terbimbing 4) Analisis studio ter-bimbing

Kolokium 1 A+B+C+D

-

Riset dan Artikel 2 A+B+C+D

-

Kurikulum Prodi S2 PWD

30

Tabel 1 (sambungan-13) 1 2 3 4 5

Seminar Hasil Penelitian

1 A+B+C+D

-

Ujian Akhir -

A+B+C+D

-

MK Utama (Pemusatan PENYULUHAN PEMBA-NGUNAN)

21

PWD 561

PENYULUHAN PEMBANGUNAN (teori dan pemaham-an dasar tentang pe-nyuluhan pembangun-an dan kaitannya de-ngan pertanian dan pedesaan)

3

C

1) Paradigma, teori dan sistem penyuluhan

a. Pergeseran paradig-ma pembangunan masy. dan konsepsi penyuluhan pemb.

b. Teori komunikasi; Teori Belajar; Teori perilaku

2) Kemandirian masya-rakat pedesaan sebagai tujuan penyuluhan

a. Konsep pemberda-yaan masyarakat

b. Pembelajaran dan pengembangan ka-pasitas

3) Strategi, pendekatan dan metode pegajaran dan pelatihan vs. mana-jemen pengetahuan 4) Pengalaman dan praktek penyuluhan

a. Tinjauan thd meto-de tetesan minyak

b. Dari pendekatan individu ke kelom-pok

Kurikulum Prodi S2 PWD

31

Tabel 1 (sambungan-14)

1 2 3 4 5

PWD 562

PEMBELAJARAN MASYARAKAT PE-DESAAN PARTISI-PATIF (teori dan pe-mahaman dasar ten-tang pembelajaran masyarakat pedesaan yang partisipatif dan konvergen)

3

C 1) Paradigma dan teori pembelajaran dan pen-didikan orang dewasa 2) Manajemen penge-tahuan dan penyadaran masyarakat 3) Proses pembelajaran sinergis dan partisipatif (konvergen)

a. Konsepsi manaje-men pengetahuan: siklus penciptaan, berbagi dan aplikasi pengetahuan

b. Model belajar indi-vidual dan organi-sasional

c. Manajemen penge-tahuan organisasi pembelajaran

4) Kurikulum pembe-lajaran partisipatif 5) Kasus-kasus pembe-lajaran masyarakat per-tanian dan pedesaan

PWD 563

MANAJEMEN KE-LOMPOK DAN OR-GANISASI-SOSIAL (teori dan pemahaman dinamika kelompok dan organisasi-sosial untuk penyuluhan dan pembelajaran masya-rakat)

3

B+C 1) Wahana dan mana-jemen pembelajaran masy. 2) Tipologi dan analisis dinamika kelompok dan organisasi-sosial

a. Kerjasama sebagai inti kelembagaan

b. Kinerja kelembaga-an/organisasi

3) Penguatan solidaritas dan voluntarisme masy.

Kurikulum Prodi S2 PWD

32

Tabel 1 (sambungan-15)

1 2 3 4 5

4) Kepemimpinan ke-lompok dan organisasi sosial 5) Pendampingan dan advokasi

PWD 564

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PENYULUHAN (efisiensi, efektifitas pendayagunaan sum-berdaya untuk keber-lanjutan penyuluhan di pedesaan)

3

C+D

1) Perubahan peran dan fungsi penyuluh dalam pembangunan (pendam-ping) 2) Tatanan sumberdaya publik (signifikasi, do-minasi, legitimasi) untuk penyuluhan 3) Kebijakan dan pe-manfaatan sumberdaya penyuluhan (sumber-daya manusia, sarana-prasarana dan keuangan) 4) Kearifan dan tata-kelola sumberdaya untuk keberlanjutan penyuluhan 5) Kasus-kasus: praktek pendayagunaan sum-berdaya dalam program penyuluhan (LaKu-Bimas; SLPHT; FEATI; PRIMATANI; dst.)

PWD 565

STUDIO PERENCA-NAAN & INSTRU-MENTASI ANALI- SIS PENYULUHAN PEMBANGUNAN DI PEDESAAN

3

D

1) Peralatan analisis dan perencanaan dan pro-grama penyuluhan a. Musyawarah dan

FGD b. RRA, PRA, Log-frame,

Stakeholder analysis, SWOT, ZOPP, dll.

Kurikulum Prodi S2 PWD

33

Tabel 1 (sambungan 16)

1 2 3 4 5

c. Analisis usaha/ke-layakan

2) Analisis kebijakan dan programa penyu-luhan 3) Manajemen data penyuluhan 4) Studium general pe-rencanaan dan programa penyuluhan

PWD (526)

TESIS 6

(PWD 526) GLADIKARYA (Pe-nyuluhan Pembangun-an di Pedesaan)

2

A+B+C+D

1) Pemilihan kasus pe nyuluhan di pedesaan (kebijakan, program, programa, kegiatan) 2) Pembahasan tentang pelaksanaan dan monev (berbagai tipe dan pro-gram) penyuluhan di pedesaan 3) Observasi lapangan terbimbing 4) Analisis studio ter-bimbing

Kolokium 1 A+B+C+D

-

Riset dan artikel 2 A+B+C+D

-

Seminar Hasil Penelitian

1 A+B+C+D

-

Ujian Akhir - A+B+C+D

-

Kurikulum Prodi S2 PWD

34

(e) Tata Perkuliahan

Perkuliahan Prodi S2 PWD berlangsung secara reguler selama 4

(empat) semester. Susunan mata kuliahnya dapat dilihat sebagaimana

pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Tata Perkuliahan Prodi S2 PWD

No Kode Mata kuliah SKS Ket.

1 2 3 4 5

P R A S E M E S T E R (MATRIKULASI)

1 PWD 501 PERUBAHAN SOSIAL 2 B+C

2 PWD 502 DASAR-DASAR ILMU EKONO-MI

2 B+C

3 PWD 503 STATISTIKA 2 B+C

SEMESTER I

1 PWD 511 FILSAFAT ILMU 3 A

2 PWD 521 TEORI PEMBANGUNAN DESA INKLUSIF

3 B+C

3 PWD 522 EKONOMI POLITIK PEDESA-AN

3 B

4 PWD 523 MANAJEMEN PEMBANGUNAN 3 C

S E M E S T E R II

1 PWD 512 METODE PENELITIAN 3 A

2 PWD 524 KEBIJAKAN PUBLIK 3 B

3 PWD 525 PERENCANAAN PEMBANGUN-AN WILAYAH DAN PEDESAAN

3 C

Kurikulum Prodi S2 PWD

35

Tabel 2 (sambungan-1) 1 2 3 4 5

4

PWD 531 PENGEMBANGAN KAPASITAS LOKAL

3 C

PWD 541 PEMBANGUNAN MASYARA-KAT

3 C

PWD 551 DEVOLUSI PEMERINTAHAN DAN OTDA

3 C

PWD 561 PENYULUHAN PEMBANGUN-AN

3 C

S E M E S T E R III

Pemusatan PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN

1 PWD 532 PENGELOLAAN SUMBERDAYA LOKAL

3 C

2 PWD 533 EKONOMI REGIONAL 3 B+C

3 PWD 534 MANAJEMEN RESIKO EKO-NOMI DAN PERLINDUNGAN SOSIAL

3 C+D

4 PWD 535 STUDIO PERENCANAAN & INSTRUMENTASI ANALISIS PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN

3 D

5 PWD 526 GLADIKARYA (PENGEMBANG-AN EKONOMI PEDESAAN)

2 A+B+C+D

Pemusatan PEMBANGUNAN MASYARAKAT

1 PWD 542 KELEMBAGAAN DAN KEPE-MIMPINAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT

3 C

2 PWD 543 MANAJEMEN PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT

3 B+C

Kurikulum Prodi S2 PWD

36

Tabel 2 (sambungan-2) 1 2 3 4 5

3 PWD 544 PEMBERDAYAAN MASYARA-KAT DAN KERJA SOSIAL

3 C+D

4 PWD 545 STUDIO PERENCANAAN & INSTRUMENTASI ANALISIS PEMBANGUNAN MASYARA-KAT DESA

3 D

5 PWD 526 GLADIKARYA (PEMBANGUN-AN MASYARAKAT DESA)

2 A+B+C+D

Pemusatan OTONOMI DAERAH DAN PELAYANAN PUBLIK

1 PWD 552 SISTEM PELAYANAN PUBLIK 3 C

2 PWD 553 POLITIK LOKAL DAN PENGE-LOLAAN SUMBERDAYA PU-BLIK

3 B+C

3 PWD 554 MANAJAMEN DAN ADMINIS-TRASI PELAYANAN PUBLIK

3 C+D

4 PWD 555 STUDIO PERENCANAAN & INSTRUMENTASI ANALISIS PELAYANAN PUBLIK

3 D

5 PWD 526 GLADIKARYA (OPTIMALISASI PELAYANAN PUBLIK)

2 A+B+C+D

Pemusatan PENYULUHAN PEMBANGUNAN

1 PWD 562 PEMBELAJARAN MASYARA-KAT PEDESAAN PARTISIPATIF

3 C

2 PWD 563 MANAJEMEN KELOMPOK DAN ORGANISASI-SOSIAL

3 B+C

3 PWD 564 PENGELOLAAN SUMBERDAYA PENYULUHAN

3 C+D

Kurikulum Prodi S2 PWD

37

Tabel 2 (sambungan-3) 1 2 3 4 5

4 PWD 565 STUDIO PERENCANAAN & IN-STRUMENTASI ANALISIS PE-NYULUHAN PEMBANGUNAN DI PEDESAAN

3 D

5 PWD 526 GLADIKARYA (PENYULUHAN PEMBANGUNAN DI PEDESAAN)

2 A+B+C+D

S E M E S T E R IV

1 PWD 526 KOLOKIUM 1 A+B+C+D

RISET DAN ARTIKEL 2 A+B+C+D

SEMINAR 1 A+B+C+D

UJIAN AKHIR - A+B+C+D

Catatan: Dengan seizin Ketua Prodi S2 PWD dan difasilitasi oleh Pembimbing, mahasiswa bisa menyelesaikan tugas-tugas kolokium, riset, artikel dan seminar pada

Semester III.

Kurikulum Prodi S2 PWD

38

KEPUSTAKAAN

______(Tim Editor). 2006. Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

al-Faruqi, Ismail Raji. 1997. The Cultural Atlas of Islam. New York: Macmillan, 1986, Chapter 14: “The Essence of Islamic Civilization,” (terjemahan oleh Lintang Lazuardi, UNISIA, No. 35/XX/III/1997, hal. 24-42).

al-Faruqi. Ismail Raji. 1995. Al Tawhid: Its Implications for Thought and Life. Herndon, Virginia: International Institute of Islamic Thought.

Arifin, Bustanul. 2007. Diagonosis Ekonomi Politik Pangan dan Pertanian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Arifin, Bustanul. 2001. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia: Telaah Struktur, Kasus, dan Alternatif Strategi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Babu, Suresh C. dan Sanyal, Prabuddha. 2009. Food Security, Poverty and Nutrition Policy Analysis: Statistical Methods and Applications. New York: Academic Press.

Buchanan, M. James. 1990. “The Domain of Constitutional Economics.” Constitutional Political Economy, Vo. 1., No., 1. 1990.

Burian, Richard M. 2005. The Epistemology of Development, Evolution and Genetics (Selected Essays). Cambrige-New York-Melbourne-Madrid-Cape Town-Singapore-Sao Paulo: Cambridge University Press.

Christenson, James A dan Robinson, JR., Jerry W. 1989. Community Development in Perspective. Iowa: Iowa State University Press.

Crocker, David A. 2008. Ethics of Global Development: Agency, Capability, and Deliberative Democracy. Cambrige-New York-Melbourne-Madrid-Cape Town-Singapore-Sao Paulo: Cambridge University Press.

Denzin, Norman K. dan Lincoln, Yvonna S—eds. 1994. Handbook of Qualitative Research. Thousand Oaks-London-New Delhi: SAGE Publi-cations.

Ellis, Frank dan Freeman, H. Ade—eds. 2005. Rural Livelihoods and Poverty Reduction Policies. London-New York: Routledge.

Fischer, Frank; Miller, Gerald J.; Sidney, Mara S.—eds. 2007. Handbook of Public Policy Analysis: Theory, Politics, and Methods. Boca Raton-London-New York: CRC Press.

Kurikulum Prodi S2 PWD

39

Friedmann, John. 1987. Planning in the Public Domain, from Knowledge to Action. Princeton-New Jersey: Princeton University Press.

Giddens, Anthony. 1979. Central Problems in Social Theory. London: Macmillan.

Giddens, Anthony. 1981. Contemporary Critique of Historical Materialism. London: Macmillan.

Giddens, Anthony. 1998. The Constitution of Society. Cambridge: Polity Press. Giddens, Anthony. 1998. The Third Way: The Renewal of Social Democracy.

Cambridge: Polity Press. Guha-Khasnobis dkk.—eds. 2007. Food Security: Indicators, Measurements, and

the Impact of Trade Openness. Oxford: Oxford University Press. Harris, Jonathan M., dkk.—eds. 2001. A Survey of Sustainable Development:

Social and Economic Dimensions. Washington-Covelo-London: Island Press.

Habermas, Jurgen. 2007. Ruang Publik, Sebuah Kajian tentang Kategori Masya-rakat Borjuis (terjemahan: The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry into a Category of Bourgeois Society). Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana.

Habermas, Jurgen. 1981. The Theory of Communicative Action, Vol. 1 & 2. Boston: Beacon Press.

Habermas, Jurgen. 1979. Communication and the Evolution of Society. Boston: Beacon Press.

Hausman, Daniel M., dan McPherson, Michael S. 2006. Economic Analysis, Moral Philosophy and Public Policy. Cambirdge-New York-Melbourne-Madrid-Cape Town-Singapore-Sao Paulo: Cambridge University Press.

Healey, Patsy. 1997. Collaborative Planning: Shaping Places in Fragmented Societies. Hamspire, England: Plagrave Macmillan.

Herry-Priyono. B. 2001. Anthony Giddens: Suatu Pengantar. Jakarta: Kepus-takaan Populer Gramedia.

Hill, Michael dan Hupe, Peter. 2002. Implementing Public Policy: Governance in Theory and in Practice. London-Thousand Oaks-New Delhi. SAGE Publications.

Ife, Jim. 1995. Community Development: Creating community alternatives—vision, analysis and practice. Melbourne: Longman Australia Pty Ltd.

Joesoef, Daoed. 2011. 10 Wacana tentang Aneka Masalah Kehidupan Bersama. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Kurikulum Prodi S2 PWD

40

Johnson, Glenn L. 1986. Research Methodology for Economists: Philosophy and Practice. New York: Macmillan Publishing Company.

Kuhn, Thomas S. 1996. The Structure of Scientific Revolution, 3 rd Ed. Chicago and London: University of Chicago Press.

Kuntowijoyo, 1997. Identitas Politik Umat Islam. Bandung: Penerbit Mizan. Kuntowijoyo. 1991. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Pener-

bit Mizan Levi-Faur, David dan Vigoda-Gadot, Eran. 2004. International Public Policy

and Managemant: Policy Learning Beyond Regional, Cultural, and Political Boundaries. New York: Marcel Dekker.

McGregor, Andrew. 2008. Southeast Asian Development. London-New York: Earthscan.

Moran, Michael; Rein, Martin; Goodin, Rebert E.—eds. 2006. The Oxford Handbook of Public Policy. Oxford: Oxford University Press.

Morse, Stephen. 2004. Indices and Indicators in Development: An Unhealthy Obsession with Numbers? London-Stirling, VA.: Earthscan Publications Ltd.

Norton, Roger D. 2004. Agricultural Development Policy: Concepts and Experiences. West Sussex: FAO and John Wiley & Sons, Ltd.

Nussbaum, Martha. 2001. Upheavals of Thought: The Intelligence of Emotions. Cambridge University Press.

Nussbaum, Martha. 2000. Women and Human Development. Cambridge: Cambridge University Press.

Nussbaum, Martha dan Sen, Amartya (eds.). 1993. The Quality of Life. Oxford: Clarendon Press.

Olson, Jr., Mancur. 1975. The Logic of Collective Action: Public Goods and The Theory of Groups. Harvard Economic Studies 124.

Osmet. 2012. “Langkah afirmatif pro-petani.” Seminar Dwimingguan Prodi Agribisnis, Fak. Pertanian Unand, 31 Maret 2011.

Ostrom, Elinor; Schroeder, Larry; Wynne, Susan. 1993. Institutional Incentives and Sustainable Development: Infrastructure Policies in Perspective. Boulder-San Fransisco-Oxford: Westview Press.

Pieterse, Jan Nederveen. 2001. Development Theory, Deconstructions/Reconstruct-ions. London-Thousand Oaks-New Delhi: SAGE Publications.

Rao, Vijayendra dan Walton, Michael—eds. 2004. Culture and Public Action. California: Stanford Social Science.

Kurikulum Prodi S2 PWD

41

Rasuanto, Bur. 2005. Keadilan Sosial: Pandangan Deontologis Rawls dan Habermas, Dua Teori Filsafat Politik Modern. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Rawls, John. 2007. Lecturers on the History of Political Philosophy. Cambridge-Massachusetts: Harvard University Press.

Rawls, John. 1972. A Theory of Justice. Oxford: Clarendon Press. Ruttan, Vernon W.—ed. 1994. Agriculture, Environment, and Health: Sustainable

Development in the 21st Century. London: University of Minnesota Press. Salkind, Neil J., dkk.—eds. 2006. Encyclopedia of Human Development.

Thousand Oaks-London-New Delhi: SAGE Publications. Sen, Amartya. 1999. Development as Freedom. New York: Oxford University

Press. Sen, Amartya. 1987. On Ethics and Economics. Oxford: Blackwell. Sen, Amartya; Muellbauer, Kanbur, Ravi; Hart, Keith; dan Williams,

Bernard. 1987. The Standard of Living, ed. Geoffrey Hawthorn. Cam-bridge: Cambridge University Press.

Shaw, D. John. 2007. World Food Security: A History since 1945. New York: Palgrave Macmillan.

Simon, David—ed. 2006. Fifty Key Thinkers on Development. London-New York. Routledge.

Skocpol, Theda. 1977. “Wallerstein’s World Capitalist System: A Theoretical and Historical Critique”, dalam The American Journal of Sociology. March.

Stiglitz, Joseph E. 2002. Globalization and Its Discontents. New York-London: W.W. Norton and Company.

Stiglitz, Joseph E. 2000. Economics of the Public Sector (3th edition). New York-London: W.W. Norton & Company.

Thomas, Alan dan Mohan, Giles—eds. 2007. Reserach Skills for Policy and Development: How to find out fast. Los Angeles-London-New Delhi-Singapore: The Open University and SAGE Publications.

Triwibowo, Darmawan dan Bahagijo, Sugeng. 2006. Mimpi Negara Kesejah-teraan: Peran Negara dalam Produksi dan Alokasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: LP3ES dan Perkumpulan PraKarsa.

Tropman, John E.; Erlich, John L.; Rothman, Jack. 1994. Strategies of Community Intervention.

Ul Haq, Mahbub. 1999. “Human Rights, Security and Governance,” dalam World Apart: Human Security and Global Governance. London: IB Tauris.

Kurikulum Prodi S2 PWD

42

Ul Haq, Mahbub. 1995. Reflection on Human Development. New York-Oxford: Oxford University Press.

Ul Haq, Mahbub dan Burki, S.J. 1980. Meeting Basic Needs: An Overview. Washington, DC.: World Bank.

von Bertalanffy, Ludwig. 1988. General System Theory: Foundations, Development, Applications (revised edition). New York: George Braziller.

von Mises, Ludwig. 2002 (First Published 1933). Epistemological Problems of Economics (3th edition). Alburn, Alabama: Ludwig von Mises Institute.

Watoly, Aholiab. 2013. Sosio-Epistemologi: Membangun Pengetahuan Berwatak Sosial. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Willis, Katie. 2005. Theories and Practices of Development. London-New York: Routledge.

Yustika, Ahmad Erani. 2006. Ekonomi Kelembagaan: Definisi, Teori, dan Strategi. Malang: Bayumedia Publishing.

*****

Kurikulum Prodi S2 PWD

43

TENAGA DOSEN PRODI S2 PWD

No Nama Bidang Studi

1 2 3

1 Adrimas, SE., MA., Ph.D., Prof.

Ekonomi Pembangunan; Perencanaan Pembangunan

2 Afrizal, M.A., Ph.D., Prof. Sosiologi; Manajemen Konflik; Kajian Desentralisasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah; Konflik Agraria

3 Ardinis Arbain, M.Sc., Ph.D. Kebijakan dan Pengelolaan Lingkungan; Ekologi Pedesaan; AMDAL

4 Asdi Agustar, Ir., M.Sc., Ph.D., Prof.

Filsafat Ilmu; Pembangunan Masyarakat; Pengelolaan Lingkungan; Sinergisitas Perencanaan Pedesaan; Studium General Perencanaan dan Pembangunan

5 Asmawi, M.Si., Dr. Pendidikan Masyarakat; Penyuluhan Pembangunan

6 Asrinaldi, S.Sos., M.Si., Ph.D. Ilmu Politik; Kebijakan Publik

7 Azwar, S.Sos., M.Si., Dr. Sosiologi; Analisis Kebijakan Publik

8 Djaswir Zein, Ir., Dr. Ekonomi Pertanian; Koperasi

9 Elfindri, SE., M.A., Ph.D., Prof. Ekonomi Sumberdaya Manusia; Kajian Galciltas; Pembangunan Komunitas Nelayan; Kebijakan Fiskal dan Pemba-ngunan

10 Edi Indrizal, S.Sos., M.Si. Kajian Aspirasi dan Opini Sosial; Politik Lokal; Local Governance

11 Endry Martius, Ir., M.Sc., Dr. Filsafat Sosial; Kajian Interdisiplin; Kebi-jakan Publik; Sistem Perencanaan Publik; Teknologi dan Pembangunan Inklusif; Perlindungan Sosial

12 Eri Gas Ekaputra, Ir., MS., Dr. Sistem dan Teknologi Pertanian; Kajian Teknologi Tepat Guna

13 Erwin, M.Si., Dr. Antropologi Budaya; Perubahan Sosial; Kajian Kebencanaan; Perencanaan Sosial

Kurikulum Prodi S2 PWD

44

1 2 3

14 Faidil Tanjung, Ir., M.Si., Dr. Ekonomi Regional; Ekonomi Pemba-ngunan; Ekonomi Infrastruktur

15 Fasbir M. Noor Sidin, SE., M.SP., Dr., Prof.

Ekonomi Wilayah dan Kota; Perencanaan Wilayah dan Kota; Pembangunan Perkotaan; Pembangunan Perumahan Rakyat

16 Fuad Madarisa, Ir., M.Sc. Penyuluhan Pertanian; Manajemen Inovasi; Studium General Penyuluhan Pertanian

17 Helmi, Ir., M.Sc. Dr., Prof. Pembangunan Pertanian; Kebijakan Pembangunan; Manajemen Pembangunan Daerah; Technopreneurship

18 Heri Bachrizal Tanjung, Ir., M.Si.

Penyuluhan Pertanian; Pengelolaan Organisasi Masyarakat; Dinamika Kelompok dan Pembelajaran Masyarakat

19 Ifdal, Ir., M.Sc., Dr. Manajemen Pembangunan; Manajemen Aset dan Pengetahuan; Social Enterpreneurship; Otonomi Daerah dan Pelayanan Publik; Filsafat Ilmu

20 Ira Wahyuni Syarfi, Ir., M.Si., Dr.

Perubahan Sosial; Pembangunan Perkebunan; Politik Pertanian

21 Jafrinur, Ir., M.SP., Dr. Ekonomi Pangan; Perencanaan Wilayah; Studium General Perencanaan dan Pembangunan Daerah

22 Jhon Farlis, Ir., M.Sc. Konsolidasi Pembangunan Investigatif; Advokasi Kebijakan dan Pendampingan Masyarakat; Konflik Masyarakat

23 Kardiman, Ir., MS., Dr. Perdagangan Internasional; Pembangunan Agribisnis

24 Mahdi, SP., M.Si., Ph.D. Analisis Kelembagaan Lokal; Pengelolaan Sumberdaya Alam; Livelihood dan Agribisnis

Kurikulum Prodi S2 PWD

45

1 2 3

25 Mayestri, M.Si., Ph.D. Statistika Terapan; Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

26 Melinda Noer, Ir., M.Sc., Dr., Prof.

Perencanaan Partisipatif; Pembangunan Daerah; Studium General Perencanaan dan Instrumentasi Pembangunan Nagari (Desa)

27 Nofialdi, Ir., M.Si., Dr. Teknologi Industri; Manajemen Agribis-nis; Ekonomi Manajerial; Perencanaan Strategik; Technopreneurship

28 Nursyirwan Effendi, Dr.rer.soz., Prof.

Antropologi Ekonomi; Kajian Pasar; Kajian Gender

29 Osmet, Ir., M.Sc. Dr. Pembangunan Pertanian Inklusif; Ekonomi Politik; Kebijakan Pertanian; Pengelolaan Sumberdaya Publik

30 Rahmat Syahni, Ir., MS., M.Sc., Ph.D., Prof.

Statistika Sosial-Ekonomi; Pembangunan Daerah

31 Rudi Febriamansyah, Ir., M.Sc., Ph.D., Prof.

Pembangunan Wilayah dam Pedesaan; Capacity Building; Perubahan Iklim; Kajian Gender

32 Rusda Khairati, Ir., M.Si., Dr. Ekonomi Pertanian; Statistika

33 Santosa, Ir., M.Si., Dr., Prof. Statistika Terapan; Teknologi Pertanian

34 Sri Zulchairiyah, M.Si., Dr. Ilmu Politik; Administrasi Publik

35 Syafrizal, SE., MA., Ph.D., Prof. Ekonomi Regional; Pembangunan Wilayah

36 Syafruddin Karimi, SE., M.A., Ph.D., Prof.

Ekonomi Internasional; Ekonomi Kerakyatan

37 Werry Darta Taifur, SE., M.A., Ph.D.

Ekonomi Pembangunan; Kajian Kemiskinan

38 Yonariza, Ir., M.Sc., Ph.D., Prof. Pengelolaan Sumberdaya Alam (Kehu-tanan); Ekologi Manusia; Land tenure; Pembangunan Sosial

39 Yuerlita, S.Si, M.Si., Ph.D. Manajemen Sumberdaya Alam; Kajian Gender dalam Pembangunan

Kurikulum Prodi S2 PWD

43