Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

35
Kurikulum 2013: Sebuah Tinjauan Kritis Dipresentasikan di Forum Cendekia Pendidikan Indonesia East Lansing, Sabtu, 6 April 2013. Michigan State University Iwan Syahril 1 Saturday, April 6, 13

Transcript of Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Page 1: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kurikulum 2013: Sebuah Tinjauan Kritis

Dipresentasikan di Forum Cendekia Pendidikan IndonesiaEast Lansing, Sabtu, 6 April 2013.

Michigan State University

Iwan Syahril

1Saturday, April 6, 13

Page 3: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kurikulum 2013: Apa, Mengapa, Bagaimana?

• Zaman berubah, kurikulum berubah pula. Yang dibutuhkan kreatifitas, penguatan penalaran, bukan hafalan. (bagaimana kurikulum yang lalu - KTSP, KBK, CBSA?).

• Prestasi siswa Indonesia terkebelakang - TIMSS (Third International Math and Science Study) dan PISA (Program for International Student Assessment).

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

3Saturday, April 6, 13

Page 4: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Source: Jalal, F., Samani, M., Chang, M. C., Stevenson, R., Ragatz, A. B., & Negara, S. D. (2009). Teacher certification in Indonesia: A strategy for teacher quality improvement. Jakarta, Indonesia: Ministry of National Education of Indonesia and

The World Bank.

4Saturday, April 6, 13

Page 6: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kurikulum 2013: Apa, Mengapa, Bagaimana?

• “Bagaimana caranya membangun kreativitas? Tentu ada berbagai pendekatan yang bisa membangun kreativitas itu. Caranya, mulai kecil siswa kita biasakan untuk memanfaatkan inderawinya. Ajak mereka mengamati. Jadi, bukan main di wilayah kosong. tapi perlu masuk ke wilayah riil sehingga setiap kejadian terekam. Misalnya, apa yang ada di bulan sana? Kita ajak anak-anak melihat melalui teropong. Contoh lainnya sel. Kita bisa pakai mikroskop. Baru mereka bisa mengerti apa itu sel.”

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

Pendekatan Pengajaran: Authentic & Experiential

Learning

6Saturday, April 6, 13

Page 7: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kurikulum 2013: Apa, Mengapa, Bagaimana?

• “Mengamati saja belum cukup. Anak harus dikembangkan kemampuan untuk bertanya. Karena dari bertanya itulah muncul rasa penasaran intelektual. Itu saja belum cukup. Siswa perlu kita ajari untuk berkemampuan mempresentasikan, mengkomunikasikan sesuatu, baik tertulis ataupun lisan. Oleh karena itu kita ajari bagaimana memformulasikan persoalan. Oleh karena itu, struktur mata pelajarannya pun juga berubah.” 

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

Pendekatan Pengajaran:Inquiry-based Learning

7Saturday, April 6, 13

Page 8: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kurikulum 2013: Apa, Mengapa, Bagaimana?• “Struktur mata pelajarannya kita tata

lagi. Pendekatannya pun kita ubah. Objek pembelajarannya kita tentukan. Pasti tentang fenomena alam, fenomena sosial, fenomena budaya. Pendekatannya perlu diubah terutama untuk anak-anak SD. Anak SD belum bisa berpikir spesialis. Tidak usah anak SD, S1 saja masih belum spesialis. Doktor baru bisa tajam. Maka, anak-anak SD itu kita bangun kekuatan fondasi generiknya. Maka, pendekatan yang kita lakukan di pelajaran SD adalah tematik integratif. Kita menggunakan tema yang berintegrasi dengan berbagai macam. Misalkan tema hari ini tentang sungai, besok ganti jadi energi atau laut, gunung, apa saja. Di situ ada pelajaran tentang PPKN, matematika, kita integrasikan.”

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

Integrated Learning

8Saturday, April 6, 13

Page 9: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kurikulum 2013: Apa, Mengapa, Bagaimana?

• “...anak sekolah SD nanti tidak membawa buku matematika atau buku bahasa Indonesia. Mereka akan membawa buku dengan tema-tema tertentu. Hari ini misalnya tentang lingkungan. Jadi pelajarannya tentang lingkungan. Jadi, berhari-hari bawa buku tentang itu saja. Di buku itu ada matematikanya, ada bahasa Indonesianya, ada pelajaran IPA-nya. Itu menarik buat siswa. Belajar jadi hidup.  Jadi, mata pelajaran di SD nanti apa saja? Agama, PPKN, bahasa Indonesia, matematika, seni dan budaya, olahraga dan pendidikan kesehatan. Itu mata pelajarannya. Tetapi meskipun ada nama-nama mata pelajaran itu, pendekatannya tidak belajar sendiri-sendiri. Diintegrasikan.”

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

Buku Pelajaran

9Saturday, April 6, 13

Page 10: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kurikulum 2013: Apa, Mengapa, Bagaimana?

• Biasa saja. Secara teknis biasa. Guru menjelaskan. Tapi, selalu pendekatannya adalah observasi sehingga tidak harus di dalam kelas. Anak-anak bisa diajak keluar kelas.  

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

Proses Belajar di Kelas

10Saturday, April 6, 13

Page 11: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Penting & Genting!Argumen Bonus

demografi

The demographic dividend is a window of opportunity in the development of a society or nation that opens up as fertility rates decline when faster rates of economic growth and human development are possible when combined with effective policies and markets.... With fewer younger dependents, due to declining fertility and child mortality rates, and fewer older dependents, due to the older generations having shorter life expectancies, and the largest segment of the population of productive working age, the dependency ratio declines dramatically leading to the demographic dividend. Combined with effective public policies this time period of the demographic dividend can help facilitate more rapid economic growth and puts less strain on families.

Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Demographic_dividend

11Saturday, April 6, 13

Page 12: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Penting & Genting!Argumen Bonus demografi

“Indonesia faces a demographic dividend that started in 2010 and will last until 2050. The demographic dividend is expected to peak in 2025. This will create a window of opportunity for Indonesia to reach a higher potential economic growth and welfare status, since the proportion of the population at a productive age exceeds that of a non-productive age.” ( Razali Ritonga  is the director of population and labour force statistics at Indonesia’s Central Statistics Agency)

Source: How to reap Indonesia's demographic dividend - Columnist - New Straits Times http://www.nst.com.my/opinion/columnist/how-to-reap-indonesia-s-demographic-dividend-1.151685#ixzz2Ph3uZS9X

12Saturday, April 6, 13

Page 13: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Penting & Genting!Argumen Bonus demografi

“Based on data from the Coordinating Ministry for the Economy, the nation will have its lowest ‘dependency ratio’ by 2025. By that year, it is predicted that for every 100 working people, there will be 32 unemployed people depending on them. That would be a massive improvement over Indonesia’s dependency ratio in the 1970s, when there were 100 working people feeding 72 unemployed people. According to those projections, the demographic dividend will pay off partly by virtue of the fact that in 14 years’ time, 70 percent of Indonesia’s population will be between 15 and 64 years old, their most productive years.”

Source: http://www.thejakartaglobe.com/editorials/editorial-seize-the-demographic-dividend-invest-in-hr/465479

13Saturday, April 6, 13

Page 14: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 1: Rekam Jejak Kurikulum terhadap Peningkatan Kualitas?

Bagaimana dampak kurikulum-kurikulum sebelumnya? Apa yang sudah baik, apa yang belum?

14Saturday, April 6, 13

Page 15: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Hasil Studi Terkini tentang Performa Sistem

Pendidikan Global

“When you look at both [Korea and Finland], you find nothing in common at first,” says Professor Schleicher, “but then find they are very similar in outlook.” One element of this is the importance assigned to teaching and the efforts put into teacher recruitment and training. As discussed above, the practices of the two countries differ markedly, but the status which teaching achieves and the resultant high quality of instruction are similar. Professor Schleicher adds that both systems also have a high level of ambition for students and a strong sense of accountability, but again these are “articulated differently. In South Korea, accountability is exam driven; in Finland, it is peer accountability, but the impact is very similar.”

Finally, there are cultural parallels. The two societies are highly supportive of both the school system itself and of education in general. Of course, other countries are also highly supportive of education, but what may set Finland and South Korea apart is that in both, ideas about education have also been shaped by a significant underlying moral purpose.

Source: http://thelearningcurve.pearson.com/the-report/towards-an-index-of-education-outputs

It is NOT about the curriculum!

15Saturday, April 6, 13

Page 16: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 2: Isi kurikulum (1).Kerancuan Disiplin Ilmu?

• Pencampuradukkan kompetensi disiplin ilmu dan kompetensi karakter.

• Dalam setiap mata pelajaran nilai-nilai moral dan karakter dapat diterapkan, namun seharusnya tidak menjadi bagian dari kompetensi disiplin ilmu yang bersangkutan. Kompetensi disiplin ilmu dijelaskan sesuai dengan landasan filosofis dan tradisi keilmuan disiplin yang bersangkutan, tidak asal–asalan menambahkan kompetensi saja.

• Seharusnya kementerian pendidikan dan kebudayaan mempelajari dengan benar bagaimana pendidikan moral dan karakter dilakukan di negara-negara yang sudah berhasil melakukannya. Apa mereka melakukannya seperti yang dirancang di kurikulum 2013?

16Saturday, April 6, 13

Page 17: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

What Works in Character Education: Research-based Evidence

Tips for practitioners to make character education more effective!

• Ongoing teacher professional development.• Peer interaction learning strategies. • Direct teaching (Explicit).• Social-emotional skill training.• Make the agenda explicit.• Parent and community involvement.• Peer and adult role models.• Integration into the academic curriculum.• Multi-strategy approach.

17Saturday, April 6, 13

Page 19: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Asumsi Pendidikan Karakter - Penambahan Kuantitas akan Membawa

Peningkatan Kualitas?

• Berkaca dari pengalaman sebelumnya ini sebuah asumsi yang problematik.

• Di kurikulum 1975, 1984, 1994, ada banyak mapel moral dan karakter seperti: Pendidikan Agama (baru muncul di tahun 1973 karena alasan politik - persepsi bahaya komunis!), Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Ilmu Pengetahuan Sosial, Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) setiap tahun (ditambah program2 BP7 - Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan P4).

• Jika Agama dan PMP merah, tidak naik kelas.

19Saturday, April 6, 13

Page 20: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Asumsi Pendidikan Karakter - Penambahan Kuantitas akan Membawa

Peningkatan Kualitas?

• Jika asumsi tsb benar, maka rentetan dan tuntutan semua mata pelajaran ini: 1) Pendidikan Agama, 2) Pendidikan Moral Pancasila (PMP), 3) Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB), 4) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), 5) Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), telah menghasilkan generasi yang jujur, anti korupsi, dan penuh integritas saat ini. Kenyataannya tidak demikian. Kenapa?

• “Kebodohan adalah mengulangi kegagalan yang sama dan mengharapkan hasil yang berbeda!”

20Saturday, April 6, 13

Page 21: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 2: Isi kurikulum (2).Peleburan IPA & IPS?

• Kenapa IPA dan IPS?

• Jika 10 mapel, masing-masing 5 kompetensi, sekarang 5 mapel dengan 10 kompetensi, apa yang berubah?

• Pembelajaran integratif jauh lebih kompleks. Interdisipliner. Koneksi bukan hanya di dalam ilmu ybs tetapi juga antar ilmu.

• Dibutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam: memahami kompleksitas konsep, menyusunnya ke dalam pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Yang sederhana saja (mapel terpisah) masih sulit, apalagi yang kompleks!

“Jadi, mata pelajaran di SD nanti apa saja? Agama, PPKN, bahasa Indonesia, matematika, seni dan budaya, olahraga dan pendidikan kesehatan. Itu mata pelajarannya. Tetapi meskipun ada nama-nama mata pelajaran itu, pendekatannya tidak belajar sendiri-sendiri. Diintegrasikan.”Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-

mendikbud-kurikulum-2013-3

21Saturday, April 6, 13

Page 22: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 2: Isi kurikulum (3).Kompetensi, Isi, Proses, Evaluasi?

Kurikulum = Standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar kelulusan (SNP, PP 19/2005).

Kurikulum = pengetahuan, keterampilan, & karakter.

Harus ada unsur produktif, inovatif, kreatif, afektif.

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

22Saturday, April 6, 13

Page 23: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 2: Isi kurikulum (3).Kompetensi, Isi, Proses, Evaluasi?

Kurikulum = Standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar kelulusan (SNP, PP 19/2005).

Kurikulum = pengetahuan, keterampilan, & karakter.

Harus ada unsur produktif, inovatif, kreatif, afektif.

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

23Saturday, April 6, 13

Page 24: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 2: Isi kurikulum (3).Kompetensi, Isi, Proses, Evaluasi?

Kurikulum = Standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar kelulusan (SNP, PP 19/2005).

Kurikulum = pengetahuan, keterampilan, & karakter.

Harus ada unsur produktif, inovatif, kreatif, afektif.

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

24Saturday, April 6, 13

Page 25: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 2: Isi kurikulum (3).Kompetensi, Isi, Proses, Evaluasi?

Kurikulum = Standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar kelulusan (SNP, PP 19/2005).

Kurikulum = pengetahuan, keterampilan, & karakter.

Harus ada unsur produktif, inovatif, kreatif, afektif.

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

25Saturday, April 6, 13

Page 26: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 2: Isi kurikulum (3).Kompetensi, Isi, Proses, Evaluasi?

Kurikulum = Standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar kelulusan (SNP, PP 19/2005).

Kurikulum = pengetahuan, keterampilan, & karakter.

Harus ada unsur produktif, inovatif, kreatif, afektif.

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

26Saturday, April 6, 13

Page 27: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 2: Isi kurikulum (3).Kompetensi, Isi, Proses, Evaluasi?

Kurikulum = Standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar kelulusan (SNP, PP 19/2005).

Kurikulum = pengetahuan, keterampilan, & karakter.

Harus ada unsur produktif, inovatif, kreatif, afektif.

Source: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/wawancara-mendikbud-kurikulum-2013-3

27Saturday, April 6, 13

Page 28: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 3: Reformasi Guru. Sebuah langkah mundur?

• “Kurikulum 2013 meringankan beban guru karena guru tidak perlu membuat silabus.” ~Prof. Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.

• Sebuah langkah mundur dalam reformasi pendidikan yang bertentangan dengan reformasi peningkatan kualitas guru yang sedang dilakukan.

• Guru harusnya terus diberdayakan dan dilatih untuk mampu berpikir, berinovasi dan berkreatifitas dalam mengajar.

• Argumen guru menjadi lebih baik dengan menggunakan silabus yang siap pakai menunjukkan asumsi bahwa guru tidak mampu dan tidak dipercaya sebagai seorang profesional.

• Jika memang masih banyak terjadi guru tidak dapat menyusun silabus, yang perlu dilakukan justru meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatihan dan pendidikan guru.

28Saturday, April 6, 13

Page 29: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 4: Keadilan Sosial.Sekolah Marginal Semakin Tertinggal?

• Sekolah yang berakreditasi bagus akan didahulukan karena mereka lebih siap. Sebuah langkah yang sebenarnya logis. Sayangnya, langkah ini akan semakin memurukkan sekolah-sekolah yang sudah tertinggal.

• Jika benar kurikulum 2013 ini bagus, maka sekolah yang sudah maju akan semakin maju karena mereka didahulukan dalam menerapkan kurikulum ini, dan sekolah yang tertinggal akan semakin tertinggal karena mereka tidak menjadi prioritas.

• Ini mirip dengan logika pemilihan sekolah-sekolah RSBI dimana sekolah-sekolah yang sebenarnya sudah unggul terpilih menjadi sekolah RSBI. Sekolah-sekolah ini kemudian mendapat dana RSBI dan boleh menggalang dana tambahan dari orang tua disamping dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sementara sekolah-sekolah non RSBI hanya boleh mengandalkan dana BOS, tak boleh ada pungutan.

• Praktik seperti ini tidak sesuai dengan prinsip keadilan sosial.

29Saturday, April 6, 13

Page 30: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 5: Kurikulum, Perekonomian dan Bonus Demografi?

• Amerika sebagai negara dengan kekuatan perekonomian terbesar selama beberapa dekade terakhir.

• Kurikulum di Amerika untuk satu tingkatan pendidikan ada puluhan ribu; beragam, terkesan berserakan (sistem desentralisasi, otonomi lokal/distrik).

• Jika asumsi bonus demografi dan perekonomian benar, apakah keberantakan kurikulum di AS sebuah paradoks?

30Saturday, April 6, 13

Page 31: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Profesor Yong Zhao: Ada kesamaan nilai di sistem pendidikan AS yang sangat beragam bentuknya itu...secara historis sistem pendidikan di AS secara umum menekankan pada: pentingnya penghargaan terhadap minat dan bakat individu, passion, rasa ingin tahu dan percaya diri, serta keberanian mengambil resiko. Inilah yang mendorong kemudian menciptakan lahirnya kreatifitas, inovasi dan kemampuan kewirausahaan (enterpreneurship) – modal utama dalam memenangkan persaingan global.

31Saturday, April 6, 13

Page 32: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kritik 6: Tergesa-gesa dan Penuh Tanda Tanya!

Beberapa indikator...

• Tidak adanya dokumen final resmi kurikulum pada saat sosialisasi mulai dilakukan.

• Anggaran kurikulum yang berubah-ubah.

• Asumsi satuan buku dari 42 ribu per buku kemudian menjadi 8 ribu per buku sesudah mendapat kritik.

• Pelatihan guru masal dalam waktu singkat hanya beberapa bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai.

32Saturday, April 6, 13

Page 33: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Agenda reformasi pendidikan lainnya yang lebih penting dan genting

daripada perubahan kurikulum

• Peningkatan kualitas rekrutmen, pendidikan, dan pelatihan guru.

• Perbaikan sarana dan prasarana sekolah terutama sekolah non unggulan yang termaginalkan oleh proyek RSBI.

• Pembentukan budaya profesional yang penuh integritas di seluruh jajaran birokrasi dan praktisi pendidikan nasional.

33Saturday, April 6, 13

Page 34: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Siapa yang sebenarnya diuntungkan dengan kurikulum 2013 ini? Guru, siswa, orang tua, penguasa, pendidikan Indonesia, masa depan bangsa, atau hanya pihak-pihak yang mendapat kucuran dana dari “proyek” (?) kurikulum ini?

34Saturday, April 6, 13

Page 35: Kurikulum 2013 Sebuah Tinjauan Kritis-Forum Cendekia Pendidikan Indonesia-Michigan State University

Kurikulum 2013: Sebuah Tinjauan Kritis

Forum Cendekia Pendidikan Indonesia

Sabtu, 6 April 2013

Michigan State University

35Saturday, April 6, 13