Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

234
KETENTUAN UMUM DAN TATACARA PERPAJAKAN (UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 28 Tahun 2007) Oleh DR.H.M.HARY DJATMIKO,SH.,MS

Transcript of Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Page 1: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KETENTUAN UMUM DAN TATACARA PERPAJAKAN

(UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 28 Tahun

2007)

Oleh DR.H.M.HARY DJATMIKO,SH.,MS

Page 2: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

DEFINISI PAJAK

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.(Pasal 1 angka 1 UU KUP)

Page 3: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Fase timbulnya hak dan

kewajiban

Fase self assessm

ent

Fase Pengaw

asan

Fase Sengketa

Fase Penyelesaian

Sengketa

Pengadilan Pajak

BerlakunyaUU

Hak dankewajiban

Ber-NPWP& PKP

Menyampai-kan SPT

Diperiksa ?

Tidak

Pemeriksaan

KetetapanPajak

Setuju?

Ya

Tidak

Keberatan

Surat Kep.Keberatan

Setuju?

Ya

Tidak

BANDING

PUTUSANBANDING

Ya

SELESAI

5 Th

Pembukuan

Page 4: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

I

NPWP dan PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK

Page 5: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor

Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya

diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. (Pasal 2 angka 1 UU KUP)

Sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam UU PPh 1984 dan

perubahannya.

Persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh

penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan

sesuai UU PPh 1984 dan perubahannya

Kewajiban mendaftarkan diri tsb berlaku pula thd wanita kawin yg dikenai pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan

perjanjian pemisahan penghasilan & harta. Wanita kawin selain tsb di atas dapat mendaftarkan diri untuk

memperoleh NPWP atas namanya sendiri agar wanita kawin tsb dapat melaksanakan hak & memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari

hak & kewajiban perpajakan suaminya.

Page 6: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEWAJIBAN MELAPORKAN USAHA

Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan

usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk

dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.(Pasal 2 angka 2 UU KUP)

orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang

dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang,

melakukan usaha perdagangan,

memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan

jasa dari luar daerah pabean.

(Pasal 1 angka 4 UU KUP)

Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan

Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak

Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena

Pajak. (Pasal 1 angka 15 UU PPN)pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah

peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp600juta.{Kep. Menkeu No:571/KMK.03/2003}

Page 7: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KETENTUAN MENGENAI JANGKA WAKTU PENDAFTARAN

Jangka waktu pendaftaran dan pelaporan serta tata cara pendaftaran dan pengukuhan termasuk penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak diatur dengan atau berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan.(Pasal 2 angka 5 UU KUP)

Sebelumnya diatur dengan Keputusan Dirjen Pajak

Page 8: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

(Pasal 1 angka 5 UU KUP)

terdiri dari 15 (lima belas) digit, yaitu 9 (sembilan) digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 (enam) digit berikutnya

merupakan Kode Administrasi Perpajakan.

01.234.567.8 – 999 . 000

Kode WP Kode KPP

Kode cbg

Page 9: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

Khusus untuk Wajib Pajak berstatus cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak pisah harta diberikan NPWP dengan aturan sebagai

berikut :

a) Kode WP sama dengan kode WP pusat, kode WP domisili atau kode WP suami.

b) Kode Administrasi perpajakan: 3 (tiga) digit pertama merupakan kode KPP dimana WP mendaftar dan 3 (tiga) digit terakhir menunjukkan kode urutan cabang.

Kep-161/PJ/2001

Lama

Page 10: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

JANGKA WAKTU PENDAFTARAN DIRI

BADAN

Orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

wajib mendaftarkan diri

kepadanya

diberikan NPWP

Orang pribadi yg tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, apabila jumlah penghasilannya s/d suatu bulan yg disetahunkan telah melebihi PTKP setahun

wajib mendaftarkan diri

kepadanya

diberikan NPWP

WAJIB PAJAK

paling lama 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan

paling lama pada akhir bulan berikutnya

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008

saat pendirian, atau saat usaha atau pekerjaan bebas

nyata-nyata dimulai

Pekerjaan bebas : pekerjaan yg dilakukan oleh orang pribadi yg mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yg tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.

Page 11: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOHUdin bersama rekan-rekannya bermaksud mendirikan sebuah Yayasan di bidang pendidikan. Akte pendirian dibuat dihadapan Notaris pada tanggal 20 Mei 2008 dengan nama Yayasan Bhakti Utama. Kegiatan usaha baru benar benar dilaksanakan secara aktif pada 1 November 2008.

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai

dijalankan.Saat usaha mulai dijalankan adalah saat yang terjadi lebih dulu

antara saat pendirian dan saat usaha nyata-nyata mulai dilakukan.

Saat usaha mulai dijalankan Yayasan Bhakti Utama adalah tanggal

20 Mei 2006.Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama

tanggal 20 Juni 2006.

Page 12: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOHUdin, seorang bujangan (TK/-) mulai bekerja pada tanggal 1 April 2008 sebagai karyawan pada sebuah perusahaan swasta nasional dengan penghasilan neto sebulan sebesar Rp2.000.000,00.

Karena Udin belum menikah dan tidak mempunyai tanggungan maka PTKP setahun adalah

Rp13.200.000,00.Asumsi penghasilan neto Udin tetap, maka pada bulan ke-7

(Oktober 2008) penghasilan neto Udin adalah Rp14.000.000,00 telah melebihi PTKP.

Udin wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah bulan memperoleh penghasilan yang

jumlahnya telah melebihi PTKP setahun, yaitu paling lambat akhir bulan November 2008.

Page 13: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOHSeno, bujangan (TK/-) adalah pengangguran. Namun Seno

memiliki deposito dengan bunga per bulan sebesar Rp2.000.000,00. Bunga tersebut mulai diperoleh sejak bulan

Februari 2008. Atas penghasilan bunga tersebut telah dipotong PPh yang bersifat Final oleh bank.

Bagaimana kewajiban NPWPnya?

Page 14: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

JANGKA WAKTU PELAPORAN USAHA

BADAN

Orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

yang memilih sebagai PKP

Sebagai PENGUSAHA

yang menyerahkan

BKP/JKP

WAJIB PAJAK

wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP sebelum melakukan

penyerahan BKP dan/ atau JKP

PENGUSAHA KECIL Tidak memilih sebagai

PKP sampai dengan suatu bulan dalam suatu tahun buku OMSET BKP &/ JKP> batasan yang

ditentukan sebagai Pengusaha Kecil

wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP paling lama

akhir bulan berikutnya

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008

Page 15: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT Pluto adalah perusahan yang mengelola rumah makan

berdasarkan perjanjian franchise dengan pemilik merk “Kentucky Fried Chicken” di USA. Akte pendirian dibuat di hadapan Notaris pada tanggal 10 Januari 2008. Usaha mulai aktif dijalankan pada tanggal 1 Maret 2008 dan rumah makan mulai dibuka tanggal 1

April 2008.

PT Pluto adalah Wajib Pajak badan dan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat 1 bulan setelah tanggal

10 Januari 2008.

PT Pluto adalah PENGUSAHA, karena dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan usaha perdagangan dan memanfaatkan

barang tidak berwujud (franchise) dari luar Daerah Pabean.

Namun PT Pluto bukan PENGUSAHA KENA PAJAK karena yang diserahkan adalah makanan minuman di rumah makan (bukan

Barang Kena Pajak)

PT Pluto tidak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Page 16: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT Yupiter adalah pedagang besar komputer. Akte pendirian dibuat

dihadapan Notaris pada tanggal 10 Mei 2008. Usaha mulai aktif dijalankan yaitu dengan mulai menjual komputer pada tanggal 1

Juni 2008.

PT Yupiter adalah Wajib Pajak badan dan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat 10 Juni 2008.

PT Yupiter adalah PENGUSAHA, karena dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan usaha perdagangan.

PT Yupiter adalah PENGUSAHA KENA PAJAK karena yang diserahkan adalah komputer yang merupakan Barang Kena Pajak

PT Yupiter wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebelum melakukan penyerahan BKP, yaitu sebelum tanggal 1 Juni 2008 (bersamaan dengan

kewajiban mendaftarkan diri).

Page 17: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohMisalkan PT Yupiter tersebut dalam tahun buku 2009 omset

penjualan komputernya tidak lebih dari Rp600juta.

PT Yupiter merupakan PENGUSAHA KECIL dan dengan permohonan, pengukuhan PKP dapat dicabut.

Setelah pengukuhan PKP dicabut, apabila sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku OMSET BKP dan atau JKP lebih

dari Rp600juta

PT Yupiter wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir masa pajak berikutnya

Page 18: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

NPWP dan PKP JABATAN

Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau mengukuhkan Pengusaha

Kena Pajak secara jabatan, apabila Wajib Pajak tidak melaksanakan kewajiban mendaftarkan

diri dan atau Pengusaha Kena Pajak tidak melaporkan usahanya.

Dapat dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh Dirjen Pajak ternyata

orang pribadi atau badan atau Pengusaha tersebut telah memenuhi syarat untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 2 angka 4 UU KUP

Page 19: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Kewajiban Perpajakan untuk NPWP dan PKP JABATAN

Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang diterbitkan NPWP dan/atau yang dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan dimulai

sejak saat Wajib Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum diterbitkannya Nomor Pokok

Wajib Pajak dan/atau dikukuhkannya sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 2 angka 4a UU KUP

Misalnya terhadap Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan pada tahun 2008 dan ternyata Wajib Pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan terhitung sejak tahun 2003, kewajiban perpajakannya timbul terhitung sejak tahun 2003.

Terhadap kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat NPWP dan pengukuhan PKP secara jabatan dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan paling lama 24 bulan

dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB.

(Pasal 13 ayat 2 UU KUP)

Page 20: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI

pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal WPtempat

kedudukan Wajib Pajak

Ditetapkan oleh Dirjen Pajak

Bagi WP tertentu

KPP BUMN, KPP PMA, KPP Badan & Orang

Asing, KPP Perusahaan Masuk Bursa, KPP WP

Besar(Kep-67/PJ./2004 jo

Per-91/PJ/2005)

WP BadanWP Orang Pribadi

Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak berada dalam

dua atau lebih wilayah kerja KPP, Direktur Jenderal Pajak dapat

menetapkan KPP tempat Wajib Pajak terdaftar

&/tempat kegiatan usaha, apabila WP OP melakukan kegiatan usaha

Page 21: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI

pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat kedudukan Wajib Pajak badan/ tempat

tinggal WP orang pribadi

tempat kegiatan usaha apabila WP OP melakukan

kegiatan usaha/ kantor cabang

Untuk kewajiban perpajakan:

- PPh badan/PPh Orang Pribadi (PPh Pasal 25 dan 29)- PPh Pot Put - PPN dan PPnBM

Untuk kewajiban perpajakan:

- PPh Pot Put - PPN dan PPnBM

Kewajiban pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN dan PPnBM terutang dapat dilakukan secara terpusat (sentralisasi) apabila memenuhi persyaratan tertentu. Sedangkan untuk PPh

Pasal 21 dan Pasal 26 tidak dapat dilakukan pemusatan pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak terutang.

(SE-23/PJ.43/2000)

Page 22: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI

Bagi WP OP yang berstatus sebagai karyawan

Di KPP Domisili Melalui KPP Lokasi

Diproses sesuai ketentuan yang berlaku.

KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan

usaha Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah terdaftar.

KPP lokasi mengirimkan permohonan pendaftaran ke

KPP Domisili.

NPWP diberikan oleh KPP Domisili.

Kep-338/PJ/2001

Page 23: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

TEMPAT PELAPORAN KEGIATAN USAHA

pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

Ditetapkan oleh Dirjen Pajak

PKP tertentu

KPP BUMN, KPP PMA, KPP Badan & Orang Asing, KPP Perusahaan Masuk Bursa, KPP WP Besar

(Kep-67/PJ./2004 jo Per-91/PJ/2005)

tempat kegiatan usaha Wajib

Pajak

Page 24: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEWAJIBAN MEMILIKI NPWP BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

Yang dimaksud dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan grosir dan atau eceran barang-barang konsumsi melalui tempat usaha/gerai (outlet) yang tersebar di beberapa lokasi, tidak termasuk perdagangan kendaraan dan

restoran.

Kep-171/PJ./2002

Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP bagi setiap

tempat usaha/gerai (outlet) di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat usaha/gerai (outlet) tersebut

(KPP lokasi) dan di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak (KPP domisili).

Lama

Page 25: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SANKSI BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI DAN MELAPORKAN KEGIATAN

USAHA

Setiap orang yang dengan sengaja : a. tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok

Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan

sebagai Pengusaha Kena Pajak; b. menyalahgunakan atau

menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; sehingga dapat

menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling

singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(Pasal 39 angka 1 UU KUP)

PidanaAdministrasi

Dirjen Pajak menerbitkan NPWP dan atau mengukuhkan

PKP secara jabatanTerhadap kekurangan pembayaran

pajak sebagai akibat NPWP dan pengukuhan PKP secara jabatan

dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan paling lama 24

bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya

Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan

diterbitkannya SKPKB.(Pasal 13 ayat 2 UU KUP)

apabila WP tidak melaksanakan kewajiban mendaftarkan diri

dan atau PKP tidak melaporkan usahanya

Page 26: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMINDAHAN WAJIB PAJAK

Dalam hal WP terdaftar pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja

KPP lain

Wajib Pajak wajib mengajukan permohonan pindah dengan menyampaikan surat pernyataan pindah beserta

persyaratannya.

Ke KPP Lama Ke KPP Baru

KPP Lama menerbitkan Surat Pindah paling lama

pada hari kerja berikutnya, untuk

diberikan ke KPP baru

KPP Baru menerbitkan Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar

paling lama pada hari kerja berikutnya

atau setelah menerima Surat PindahKep-161/PJ./2001

Lama

Page 27: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMINDAHAN WAJIB PAJAK

Dalam hal surat pernyataan pindah berisikan pernyataan pindah sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka

KPP lama menerbitkan Surat Pindah paling lama pada hari kerja berikutnya setelah menerima surat pernyataan pindah beserta persyaratannya secara lengkap dari PKP atau pemberitahuan

adanya surat pernyataan pindah dari KPP baru

KPP baru menerbitkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan bila diperlukan sekaligus menerbitkan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah menerima Surat Pindah dari KPP lama

KPP lama menerbitkan Surat Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak setelah diterimanya tembusan Surat

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang diterbitkan oleh KPP baru paling lama pada hari kerja berikutnya.

Kep-161/PJ./2001

Lama

Page 28: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGHAPUSAN NPWPPenghapusan NPWP dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak apabila:

a. Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh WP dan/atau ahli warisnya apabila WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;

b. WP badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;

c. WP bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau

d. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP dari WP yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

(Pasal 2 angka 6 UU KUP)Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus

memberikan keputusan atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk WP orang pribadi atau 12 (dua belas)

bulan untuk WP badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

(Pasal 2 angka 7 UU KUP)

Termasuk wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan

Page 29: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENCABUTAN PKP

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak.(Pasal 2 angka 8 UU KUP)

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permohonan pencabutan

pengukuhan PKP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

(Pasal 2 angka 9 UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008:> PKP pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan

Pajak lain;> Sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang jumlah peredaran dan/atau penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas jumlah peredaran dan/atau penerimaan brruto untuk

Pengusaha Kecil

Page 30: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

II

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Page 31: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data

dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya,

serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba

rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut .(Pasal 1 angka 29 UU KUP)

Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau

penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang termasuk penghasilan yang bukan

objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.

(Pasal 28 angka 9 UU KUP)

Page 32: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

YANG WAJIB PEMBUKUAN

Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, kecuali

yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan

menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan

Neto

Pasal 28 angka 1 dan 2 UU KUP

Page 33: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

YANG TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI WAJIB MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan

Penghasilan Neto. (Pasal 14 ayat 2 UU PPh)

Wajib Pajak orang pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah), boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan

Neto, dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.

Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Pasal 28 angka 2 UU KUP)

Mulai tahun pajak 2007 diubah menjadi kurang dari Rp1,8 milyar dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.03/2007.

1

2

Page 34: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WP Orang Pribadi yang tidak memilih menyelenggarakan pembukuan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang menghitung penghasilan neto usaha

atau pekerjaan bebasnya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto

wajib memberitahukan mengenai penggunaan Norma Penghitungan kepada Direktur Jenderal

Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal tahun pajak yang bersangkutanPemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan

Penghasilan Neto yang disampaikan dalam jangka waktu tersebut dianggap disetujui kecuali berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Wajib Pajak Orang Pribadi tidak memenuhi persyaratan untuk menggunakan Norma

Penghitungan Penghasilan NetoWajib Pajak Orang Pribadi yang tidak memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan jangka waktu tersebut

dianggap memilih menyelenggarakan pembukuanSE-02/PJ.43/2001

Page 35: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KETENTUAN MENGENAI PEMBUKUAN

harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang

sebenarnya; ayat 3harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh

Menteri Keuangan;ayat 4

diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas; ayat 5

Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal

Pajak;ayat 6Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan

dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang;ayat 7

Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak

setelah mendapat izin Menteri Keuangan; ayat 8

Pasal 28 UU KUP1

2

3

4

5

6

Page 36: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PRINSIP TAAT ASAS

prinsip yang sama digunakan dalam metode pembukuan dengan tahun-

tahun sebelumnya, untuk mencegah penggeseran laba atau rugi

misalnya dalam penerapan : Stelsel pengakuan penghasilan; Tahun buku; Metode penilaian persediaan; Metode penyusutan dan

amortisasi

Page 37: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

STELSEL AKRUAL DAN STELSEL KAS

Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan

diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya itu

dibayar tunai.Stelsel kas adalah suatu metode yang

penghitungannya didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang dibayar secara tunai.

Menurut stelsel ini, penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan, bila benar-benar telah diterima tunai dalam

suatu periode tertentu, serta biaya baru dianggap sebagai biaya, bila benar-benar telah dibayar tunai dalam suatu

periode tertentu.

Page 38: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

STELSEL KAS UNTUK PENGHITUNGAN PPh

Pemakaian stelsel kas murni dapat mengakibatkan penghitungan yang mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu besarnya penghasilan dari tahun ke tahun dapat disesuaikan

dengan mengatur penerimaan kas dan pengeluaran kas.

Oleh karena itu untuk penghitungan Pajak Penghasilan dalam memakai stelsel kas harus memperhatikan hal-hal antara lain

sbb:

Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam menghitung harga pokok penjualan harus

diperhitungkan seluruh pembelian dan persediaan.

Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan hanya dapat dilakukan melalui penyusutan

dan amortisasi.Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat asas

(konsisten).

stelsel campuran

Page 39: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH (Per. Menkeu No: 196/PMK.03/2007)

Dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak:

Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing

Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan Pemerintah RI sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan pertambangan selain pertambangan minyak dan gas bumi;

Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pertambangan minyak dan gas bumi;

bentuk usaha tetap

WP yg mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar negeri;

Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang memerlukan reksadana dalam denominasi satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Badan Pengawas Pasar Modal –Lembaga Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pasar modal;

Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri, yaitu perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau dikuasasi oleh perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai hubungan istimewa.

Page 40: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH (Per. Menkeu No: 196/PMK.03/2007)

Izin tertulis dapat diperoleh WP dengan mengajukan surat permohonan kepada Kepala Kanwil, paling lambat 3 (tiga)

bulan: sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan

menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar AS tersebut dimulai; atau

sejak tanggal pendirian bagi WP baru untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak pertama.

Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan atas permohonan dimaksud paling lama 1 (satu) bulan

sejak permohonan dari WP diterima secara lengkap;

Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar AS oleh WP harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan, kecuali bagi WP dalam rangka Kontrak Karya atau WP dalam rangka Kontraktor

Kontrak Kerja Sama;

Apabila jangka waktu tsb telah lewat dan belum ada keputusan maka permohonan dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah

atas nama Menkeu menerbitkan keputusan pemberian izin.

Page 41: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KETENTUAN MENGENAI PENCATATAN

harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang

sebenarnyaharus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh

Menteri Keuangan

Pasal 28 UU KUP

Pencatatan terdiri dari data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan

bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan

atau yang dikenakan pajak yang bersifat final

1

2

3

Page 42: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENYIMPANAN DOKUMEN

Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat

kedudukan Wajib Pajak badan.

Pasal 28 angka 11 UU KUP

Kurun waktu 10 (sepuluh) tahun penyimpanan buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan adalah sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai batas daluwarsa penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan. Penyimpanan buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk yang diselenggarakan secara program aplikasi on-line harus dilakukan dengan memperhatikan faktor keamanan, kelayakan, dan kewajaran penyimpanan.

Page 43: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SANKSI BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

ADMINISTRASI PIDANAapabila kewajiban sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28 (Pembukuan) atau Pasal 29

(Pemeriksaan) tidak dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

berupa kenaikan sebesar :50 % dari PPh yang tidak atau kurang

dibayar;100 % dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut,

tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau dipungut

tetapi tidak atau kurang disetorkan;100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang

dibayar

Pasal 13 (1) d jo Pasal 13 (3) UU KUP

Pasal 39 ayat 1 UU KUPSetiap orang yang dengan sengaja:

f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar atau tidak

menggambarkan keadaan yg sebenarnya; g. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak

memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya; h. tidak menyimpan buku, catatan, atau

dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan

yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 28 ayat (11); sehingga dapat menimbulkan kerugian pd pendapatan negara

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2

(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang

tidak atau kurang dibayar.

Page 44: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

III

SURAT PEMBERITAHUAN(SPT)

Page 45: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SPT

SPT Masa SPT Tahunan

yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak, terdiri dari:

PPh Pasal 21 dan Pasal 26 PPh Pasal 22 PPh Pasal 23 dan Pasal 26 PPh Pasal 25 PPh Pasal 4 ayat 2 PPh Pasal 15 PPN (Form 1107)PPN bagi Pemungut (Form 1107 PUT)

yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak

meliputi:

-SPT Tahunan PPh WP Badan (SPT 1771 dan SPT 1771$)-SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi (SPT 1770, 1770S dan 1770SS)-SPT Tahunan PPh Pasal 21 (1721) -SPT Tahunan Pembetulan

surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. (Pasal 1

angka 11 UU KUP)

Definisi SPT

Page 46: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta

menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur

Jenderal Pajak. {Pasal 3 ayat 1 UU KUP}Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara

biasa, dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau digital, yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

{Pasal 3 ayat 1b UU KUP}

Kewajiban penyampaian SPT

Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan

mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain

Rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat 1b UU KUP)

Wajib Pajak mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat 2 UU KUP)

SPT

Page 47: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas, dan

menandatanganinya.{Pasal 4 ayat (1) UU tentang KUP}

Surat Pemberitahuan WP badan harus

ditandatangani oleh pengurus atau direksi.

(Pasal 4 ayat 2 UU KUP)

yaitu yang tercantum namanya

dalam susunan pengurus yang

tertera dalam akte pendirian maupun akte perubahan

Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk

mengisi dan menandatangani Surat Pemberitahuan, surat kuasa khusus tersebut

harus dilampirkan pada Surat Pemberitahuan. (Pasal 4 ayat 3 UU KUP)

harus memenuhi syarat sbb:-memiliki NPWP;-telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak terakhir;-menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; dan-memiliki Surat Kuasa Khusus dari WP yang memberi kuasa dengan format terlampir.

Penandatangan SPTSPT

(PMK:22/PMK.03/2008)

Dalam hal seorang kuasa bukan konsultan pajak dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat brevet atau ijazah pendidikan formal di bidang perpajakan yg diterbitkan oleh perguruan tinggi negeri atau swasta dg status terakreditasi A, sekurang-kurangnya DIII;Dalam hal konsultan pajak dibuktikan dg kepemilikan Surat Izin Praktik yg diterbitkan Dirjen Pajak dan dilengkapi dg Surat Pernyataan sbg Konsultan Pajak.

Page 48: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN

Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan apabila:

Surat Pemberitahuan tidak ditandatangani;

Surat Pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen sebagaimana diatur Peraturan Menteri Keuangan ;

Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak telah ditegur

secara tertulis; atau

Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.

SPT Tahunan Pajak PPh WP yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilampiri dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. (Ps. 4 angka 4 UU KUP)

Penjelasan: SPT yang dianggap tidak disampaikan tersebut dianggap sebagai data perpajakan.

Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik tetapi tidak dilampirkan pada SPT, SPT dianggap tidak lengkap dan tidak jelas, sehingga SPT dianggap tidak disampaikan.

{Pasal 4 angka 4b UU KUP}

Dalam hal WP menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk mengisi dan menandatangani SPT, surat kuasa khusus tersebut harus dilampirkan pada SPT. (Ps. 4

angka 3 UU KUP)

{Pasal 3 ayat (7) UU KUP}

ab

c

d

Page 49: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CARA PENYAMPAIAN SPT

Disampaikan Secara langsung

diberi bukti penerimaan oleh petugas yang

ditunjuk Disampaikan melalui

pos tercatat tanda bukti bukti pengiriman surat

Disampaikan melalui jasa ekspedisi atau

jasa kurir

tanda bukti bukti pengiriman surat

e-Filing melalui ASP (Penyedia Jasa Aplikasi)

kepada WP diberikan Bukti Penerimaan Elektronik

SPT

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007

Page 50: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT{Pasal 3 ayat 3 UU KUP}

untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak;

untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah

akhir Tahun Pajak; atau untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir

Tahun Pajak.

Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 (satu) Surat Pemberitahuan

Masa. (Pasal 3 ayat 3a)WP dengan

kriteria tertentu dan tata cara pelaporannya diatur dengan

atau berdasarkan

Peraturan Menteri

Keuangan.

antara lain WP usaha kecil dapata. menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 untuk beberapa

Masa Pajak sekaligus dgn syarat pembayaran seluruh pajak yg wajib dilunasi menurut SPT Masa tsb dilakukan sekaligus paling lama dalam Masa Pajak yang terakhir; dan/atau

b. menyampaikan SPT Masa selain huruf a untuk beberapa Masa Pajak sekaligus dgn syarat pembayaran untuk masing-masing Masa Pajak dilakukan sesuai batas waktu untuk Masa Pajak ybs.

Page 51: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Sanksi karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian SPT

ADMISNISTRASI PIDANA

Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya atau batas waktu

perpanjangan penyampaian SPT, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp500.000,00 untuk SPT Masa

PPN, Rp100.000,00 untuk SPT Masa lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP badan serta sebesar Rp100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP

orang pribadi. (Pasal 7 UU KUP)

Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan setelah ditegur

secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran; maka jumlah pajak yang kurang dibayar/disetor ditagih dengan SKPKB ditambah sanksi administrasi

berupa kenaikan sebesar 50% untuk PPh, 100% untuk PPh PotPut, 100% untuk PPN dan PPnBM. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

Setiap orang yg karena kealpaannya: a. tidak menyampaikan SPT; atau b. menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yg isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada

pendapatan negara dan perbuatan tsb merupakan perbuatan setelah perbuatan yg pertama kali

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, didenda paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1

tahun. (Pasal 38 UU KUP)

Setiap orang yg dgn sengaja: c. tidak menyampaikan SPT; d. menyampaikan SPT dan/atau keterangan yg

isinya tidak benar atau tidak lengkap; sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dipidana dgn pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali

jumlah pajak terutang yg tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yg tidak atau

kurang dibayar. (Pasal 39 UU KUP)

SPT

Page 52: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PIDANA KEALPAAN TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

Setiap orang yang karena kealpaannya: a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun. (Pasal 38 UU KUP)

Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya

tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada

pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh Wajib

Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.

(Pasal 13A UU KUP)

Page 53: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

YANG TIDAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA KARENA TIDAK MEMENUHI

KEWAJIBAN PENYAMPAIAN SPT (Pasal 7 ayat 2 UU KUP)

SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dikenakan sanksi administrasi berupa denda Rp500.000,00 untuk SPT Masa PPN, Rp100.000,00 untuk SPT Masa lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00 untuk SPT Tahunan PPh

WP badan serta sebesar Rp100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP orang pribadi. (Pasal 7 UU KUP Perubahan)

tidak dilakukan terhadap

a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia; b. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang tidak tinggal lagi di Indonesia;d. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan; atauh. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Page 54: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Hak WP berkaitan dengan penyampaian SPT

Memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT;

(Pasal 3 ayat 4 UU KUP)

Membetulkan SPT;(Pasal 8 ayat 1 dan ayat 6 UU KUP)

Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT;

(Pasal 8 ayat 3 dan ayat 4 UU KUP)

SPT

1

2

3

Page 55: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Memperpanjang Jangka Waktu Penyampaian SPT

Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain

kepada Direktur Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

(Pasal 3 ayat (4) UU KUP)

Apabila WP baik orang pribadi maupun badan ternyata tidak dapat menyampaikan SPT dalam jangka waktunya karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan laporan keuangan, atau sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi

batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang telah ditentukan, WP dapat memperpanjang penyampaian SPT Tahunan PPh dengan cara

menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain misalnya dengan pemberitahuan secara elektronik kepada Dirjen Pajak.

SPT

Pemberitahuan harus disertai dengan penghitungan sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak

sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan. (Pasal 3 ayat 5 UU KUP)

Page 56: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Akibat administratif penundaan penyampaian SPT

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian Surat Pemberitahuan dan ternyata penghitungan sementara

pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang atas kekurangan pembayaran pajak tersebut, dikenai

bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari saat berakhirnya batas waktu penyampaian Surat

Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b dan huruf c sampai dengan tanggal dibayarnya

kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 19 ayat 3 UU KUP)

SPT

Page 57: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOHPT ABC setelah menyampaikan pemberitahuan tertulis

menunda jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2008 (Tahun Takwim) sampai dengan tanggal 30 Juni

2009 dengan perhitungan sementara pajak terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak Rp80juta. Kekurangan

pajak (PPh Pasal 29) sebesar Rp20juta dilunasi pada tanggal 25 April 2009.

PT ABC menyampaikan SPT sesungguhnya pada tanggal 30 Juni 2009 dengan jumlah pajak yang terutang sebesar Rp120juta. Kekurangan pembayaran dilunasi tanggal 28

Juni 2004.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenakan bunga sebesar:

2% x 2 x Rp20.000.000,00 = Rp800.000,00Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 28 Juni 2009 = 2 bulan.

Page 58: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Membetulkan SPTWajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak

belum melakukan tindakan pemeriksaan. (Pasal 8 ayat 1 UU KUP Perubahan)

Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar,

pembetulan Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua) tahun sebelum daluwarsa penetapan.

(Pasal 8 ayat 1a UU KUP Perubahan)

Pasal 13 angka (1) “Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,

bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak

dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar…”

pada saat Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan kepada

Wajib Pajak, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota

keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak.

Page 59: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Akibat administratif pembetulan SPT Tahunan

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir

sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. (Pasal 8 ayat 2 UU KUP)

CONTOH

PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada tanggal 20 Februari 2010, yang semula menyatakan jumlah pajak terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah pajak terutang sebesar Rp130juta dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar

Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2010.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar:2% x 10 x Rp30.000.000,00 = Rp6.000.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 20 Februari 2010 = 10 bulan.

Page 60: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Akibat administratif pembetulan SPT Masa

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,

kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)

bulan. (Pasal 8 ayat 2a UU KUP)

CONTOH

PT ABC membetulkan sendiri SPT Masa PPN Masa Januari 2008 pada tanggal 20 November 2008, yang semula menyatakan jumlah Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp100juta dan kredit pajak Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp130juta dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar

Rp30juta dibayar pada tanggal 18 November 2008.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar:2% x 10 x Rp30.000.000,00 = Rp6.000.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak 16 Februari 2008 – 18 November 2008 = 10 bulan.

Page 61: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Membetulkan SPT Tahunan karena kompensasi kerugian (Pasal 8 ayat 6 UU KUP)

Wajib Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan Tahunan yang telah disampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima surat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan

Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak

sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam Surat

Pemberitahuan Tahunan yang akan dibetulkan tersebut, dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima surat ketetapan

pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum

melakukan tindakan pemeriksaan.

Dalam hal WP membetulkan SPT lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan atau WP tidak mengajukan pembetulan sebagai akibat adanya surat

ketetapan pajak, SK Keberatan, SK Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam SPT Tahunan PPh, Dirjen Pajak akan memperhitungkannya dalam menetapkan

kewajiban perpajakan WP.

Page 62: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOH 1

PT A menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00, Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun 2007 sebesar Rp150.000.000,00 (-)Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00

Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari 2010 diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp70juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:

Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00, Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007sebesar Rp 70.000.000,00 (-)Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang semula Rp50juta (Rp200juta - Rp150juta) setelah

pembetulan menjadi Rp130juta (Rp200juta - Rp70juta)

Page 63: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOH 2

PT B menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00, Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun 2007 sebesar Rp200.000.000,00 (-)Penghasilan Kena Pajak Rp 100.000.000,00

Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari 2010 diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar

Rp250juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:

Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00, Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007 sebesar Rp250.000.000,00 (-)Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang semula Rp100juta (Rp300juta – Rp200juta) setelah

pembetulan menjadi Rp50juta (Rp300juta – Rp250juta)

Page 64: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran

yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah

pajak yang kurang dibayar. {Pasal 8 angka 3 UU KUP}

”Setiap orang yang karena kealpaannya: a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar ...”

Page 65: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat

mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat

mengakibatkan: a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau

lebih kecil; b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar; c. jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau d. jumlah modal menjadi lebih besar atau

lebih kecil dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan.

(Pasal 8 ayat 4 UU KUP)Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh

Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan.

(Pasal 8 ayat 5 UU KUP)

Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Page 66: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WAJIB PAJAK TERTENTU YANG DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25.

Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas.

Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh maupun SPT Masa PPh Pasal 25.

WP Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana

dimaksud dalam UU PPh.

PMK NO.183/PMK.03/2007

Page 67: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

IV

PEMBAYARAN PAJAK

Page 68: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SARANA PEMBAYARAN/PENYETORAN PAJAK

Surat Setoran Pajak (SSP)

adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara

melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

(Pasal 1 angka 14 UU KUP)

Surat Setoran Pajak berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh Pejabat

kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi, yang ketentuannya

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

(Pasal 10 ayat 1a UU KUP)

Page 69: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

JATUH TEMPO PEMBAYARAN PAJAKMenteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis

pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak.(Pasal 9 ayat 1 UU KUP)

Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Pajak

Penghasilan disampaikan. (Pasal 9 ayat 2 UU KUP)

Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan

Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam

jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. (Pasal 9 ayat 3 UU KUP)

1

2

3

Dirjen Pajak atas permohonan WP dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

paling lama 12 (dua belas) bulan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 9

ayat 4 UU KUP)

Bagi WP usaha kecil dan WP di daerah tertentu, jangka waktu pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diperpanjang paling lama menjadi 2 (dua) bulan yang ketentuannya diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.(Pasal 9 ayat 3a UU KUP)

Page 70: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Sanksi administrasi untuk keterlambatan pembayaran/ penyetoran pajak terutang pada suatu

masa pajakPembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan

yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari

bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 9 ayat 2a UU KUP)

Contoh:Angsuran masa PPh Pasal 25 Tahun 2008 sejumlah Rp10juta per bulan. Angsuran Masa Pajak Mei Tahun 2008 dibayar tanggal 18 Juni 2008 dan dilaporkan tanggal 19 Juni 2008. Tanggal 15 Juli 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak. Sanksi bunga dalam STP dihitung 1 (satu) bulan = 1x 2% x

Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00

Page 71: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Sanksi administrasi untuk keterlambatan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT

Tahunan PPhAtas pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung mulai dari berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1

(satu) bulan.

(Pasal 9 ayat 2b UU KUP)Contoh:

SPT Tahunan PPh Badan PT ABC yang melaporkan PPh terutang sebesar Rp100juta dengan kredit pajak sebesar Rp80juta disampaikan tanggal 10

Mei 2009. Pajak yang kurang dibayar sebesar Rp20juta dibayar pada tanggal 9 Mei 2009.

Disamping dikenai sanksi administrasi karena terlambat menyampaikan SPT, atas keterlambatan pembayaran pajak yang kurang dibayar tersebut dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% dengan masa 1 bulan (1 Mei

2009 – 9 Mei 2009):1x 2% x Rp20.000.000,00 = Rp400.000,00

Page 72: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Sanksi administrasi karena pajak yang masih harus dibayar dalam SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan

Banding atau Putusan PK tidak/kurang dibayar

Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan

Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa, yang

dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)

bulan.

(Pasal 19 ayat 1 UU KUP)

Page 73: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOH

Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp10.000.000,00 yang diterbitkan tanggal

7 Oktober 2008, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2008. Jumlah pembayaran sampai dengan tanggal 6 November 2008

Rp6.000.000,00.Pada tanggal 1 Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan perhitungan sebagai berikut:Pajak yang masih harus dibayar =Rp10.000.000,00Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan=Rp 6.000.000,00 (-)Kurang dibayar =Rp 4.000.000,00

Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp4.000.000,00) =Rp80.000,00

Dalam hal terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana tersebut, Wajib Pajak membayar Rp10.000.000,00 pada tanggal 3

Desember 2008 dan pada tanggal 5 Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi administrasi berupa bunga dihitung sebagai

berikut:Pajak yang masih harus dibayar =Rp10.000.000,00Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan=Rp10.000.000,00 (-)Kurang dibayar =Rp 0,00

Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp10.000.000,00)=Rp200.000,00

Page 74: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Sanksi administrasi karena mengangsur atau menunda pembayaran pajak

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak

yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 19 ayat 2 UU KUP)

Contoh:Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp1.120.000,00 yang

diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2009 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1 Februari 2009. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan (dimulai tgl 28 Februari 2009) dengan jumlah yang tetap sebesar Rp224.000,00.

Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dihitung sbb:angsuran ke-1 : 2% x Rp1.120.000,00 = Rp22.400,00.angsuran ke-2 : 2% x Rp896.000,00 = Rp17.920,00.angsuran ke-3 : 2% x Rp672.000,00 = Rp13.440,00.angsuran ke-4 : 2% x Rp448.000,00 = Rp8.960,00.angsuran ke-5 : 2% x Rp224.000,00 = Rp4.480,00.

Apabila Wajib Pajak di atas diperbolehkan untuk menunda pembayaran pajak sampai dengan tanggal 30 Juni 2009. Sanksi administrasi berupa bunga atas penundaan pembayaran Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut sebesar 5 x 2% x Rp1.120.000,00 = Rp112.000,00.

Page 75: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Sanksi pidana tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling

banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(Pasal 39 ayat 1 huruf i UU KUP)

Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila

seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya

menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

(Pasal 39 ayat 2 UU KUP)

Page 76: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

V

PEMERIKSAAN PAJAK

Page 77: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGERTIAN, TUJUAN, dan RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN

Pasal 1 angka 25 UU KUP

adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

PENGERTIAN PEMERIKSAAN

untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

TUJUAN PEMERIKSAAN

Ruang Lingkup pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa Masa

Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan.

RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN Per. Menkeu Nomor 199/PMK.03/2007

Meliputi standar umum, standar pelaksanaan Pemeriksaan, dan standar pelaporan hasil Pemeriksaan. (Per. Menkeu Nomor 199/PMK.03/2007)

Page 78: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEWENANGAN dan TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK

Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Peraturan Menkeu Nomor 199/PMK.03/2007 tanggal 28 Desember 2007

KEWENANGAN

TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK

(Pasal 29 ayat 1 UU KUP)

(Pasal 31 UU KUP)

1

Tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di antaranya mengatur tentang

pemeriksaan ulang, jangka waktu pemeriksaan, kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak, dan hak Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan.

2

Page 79: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Kriteria dilakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan WP

Per. Menkeu Nomor 199/PMK.03/2007

mengajukan permohonan

pengembalian kelebihan

pembayaran pajak sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17B UU KUP

HARUS DILAKUKAN DAPAT DILAKUKANdalam hal

WP

Surat Ketetapan Pajak harus diterbitkan paling

lama 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan diterima secara lengkap, kecuali sedang dilakukan

pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana

di bidang perpajakan.

dalam hal WP

a. menyampaikan SPT yang menyatakan lebih bayar, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;

b. menyampaikan SPT yang menyatakan rugi;

c. tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran;

d. melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau

e. menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko (risk based selection) mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan WP yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan.

Page 80: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

JENIS PEMERIKSAANPer. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

PEMERIKSAAN LAPANGAN

Pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat

Jenderal Pajak

Pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan, tempat kegiatan

usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal WP, atau tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen

Pajak

PEMERIKSAAN KANTOR

Dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)

bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 6 (enam)

bulan yg dihitung sejak tanggal WP datang memnuhi panggilan

dalam rangka Pemeriksaan Kantor s/d tanggal Laporan Hasil

Pemeriksaan

Dilakukan dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 8 (delapan) bulan yg

dihitung sejak tanggal Surat Perintah Pemeriksaan s/d tanggal Laporan Hasil

Pemeriksaan

Apabila ditemukan transfer pricing /transaksi khusus lainnya yang

berindikasi ada rekayasa, pemeriksaan diubah menjadi Pemeriksaan Lapangan

Apabila ditemukan transfer pricing /transaksi khusus lainnya yang berindikasi ada rekayasa,

Pemeriksaan Lapangan dilaksanakan paling lama 2 (dua) tahun

Dalam hal pemeriksaan terhadap permohonan lebih bayar (Pasal 17B) maka harus memperhatikan jangka waktu penerbitan skp

Page 81: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEWENANGAN PEMERIKSAANPer. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

a. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen

yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan

dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang

diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib

Pajak, atau objek yang terutang pajak;

b. Mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara

elektronik;

c. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang

bergerak dan/atau tidak bergerak yang diduga atau

patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau

catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau

pencatatan, dokumen lain, uang, dan/atau barang yang

dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang

diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib

Pajak, atau objek yang terutang pajak;

Page 82: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEWENANGAN PEMERIKSAANPer. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

d. Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan, antara lain berupa:1) menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib

Pajak apabila dalam mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan peralatan dan/atau keahlian khusus;

2) Memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang bergerak dan/atau tidak bergerak; dan/atau

3) Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dalam hal jumlah buku, catatan, dan dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa ke kantor Direktorat Jenderal Pajak;

e. Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak;

f. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak; dan

g. Meminta keterangan dan/atau buku yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui kepala unit pelaksana Pemeriksaan.

Page 83: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEWENANGAN PEMERIKSAANPer. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

Dalam PEMERIKSAAN KANTOR untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

a. Memanggil WP untuk datang ke kantor Direktorat Jenderal

Pajak dengan menggunakan surat panggilan;

b. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang

menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, termasuk data yang

dikelola secara elektronik, yang berhubungan dengan

penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas

Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;

c. Meminta kepada WP untuk memberi bantuan guna kelancaran

Pemeriksaan;

d. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;

e. Meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan

Publik melalui WP; dan

f. Meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak

ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP yang diperiksa

melalui kepala unit pelaksana Pemeriksaan.

Page 84: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK YANG DIPERIKSAWajib Pajak yang diperiksa

wajib:a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan lain yang diperlukan.

Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain tersebut wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permintaan disampaikan.

Pasal 29 UU KUP

Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, WP terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban untuk merahasiakan itu

ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.

Dalam hal WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tidak memenuhi ketentuan tersebut sehingga

tidak dapat dihitung besarnya penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak tersebut dapat dihitung secara jabatan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Page 85: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Pemeriksaan untuk tujuan lain

Ruang lingkup Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dapat meliputi

penentuan, pencocokan, atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan.

Dilakukan dengan kriteria antara lain:

Per. Menkeu No. 199/PMK.03/2007

a. pemberian NPWP secara jabatan;b. Penghapusan NPWP;c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP;d. WP mengajukan keberatan;e. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan

Penghasilan Neto;f. Pencocokan data dan/atau alat keterangan;g. Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil;h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN;i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;j. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu

kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; dan/ atau

k. Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda.

Page 86: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Produk pemeriksaan untuk tujuan

menguji kepatuhan

SKPKB

Pokok Pajak

>Kredit Pajak

SKPLB

Pokok Pajak

<Kredit Pajak

SKPN

Pokok Pajak

=Kredit Pajak

SKPKBT

Ada data baru & utang pajak

STP Sanksi adm.

BUKTI PERMULAAN

KETETAPAN

Page 87: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SANKSI ADMINISTRASI BERKAITAN DENGAN PEMERIKSAAN

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, atas jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB

ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat)

bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB. (Pasal 13 ayat 2 UU KUP)

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya

dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen) atas jumlah kekurangan

pembayaran pajak dalam SKPKB ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui

besarnya pajak yang terutang, atas jumlah pajak dalam SKPKB ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar: a. 50% (dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu

Tahun Pajak; b. 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang

disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor; atau c. 100% dari PPN Barang dan Jasa dan PPnBM yang

tidak atau kurang dibayar. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

1

Page 88: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SANKSI WP MENOLAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN

SANKSI ADMINISTRASI

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutangAtas pajak yang kurang bayar,

dikenakan

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. {Pasal 13 (3)}

sengaja

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

SANKSI PIDANA

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun

dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara

jabatan.

Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang

melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,

terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 UU KUP

2

Page 89: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

WP TIDAK MEMPERLIHATKAN/MEMINJAMKAN BUKU

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. {Pasal 13 (3) UU KUP}

sengaja

Atas pajak yang kurang bayar

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan. SANKSI PIDANA

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun

dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang

melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,

terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 UU KUP

3

Page 90: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. {Pasal 13 (3) UU KUP}

sengaja

Atas pajak yang kurang bayar

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan. SANKSI PIDANA

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun

dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang

melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,

terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 UU KUP

4

Page 91: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WP tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran

pemeriksaansehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang

terutang

SANKSI ADMINISTRASIberupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;

b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan;

c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 ayat 3 UU KUP}

Atas pajak yang kurang bayar

Dapat juga meminta bantuan polisi setelah dilakukan penyegelan.

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

5

Page 92: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;

b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan;

c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.

WP tidak memberikan keterangan yang diperlukan

Atas pajak yang kurang bayar

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan

6

Page 93: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

VI

PENETAPAN DAN KETETAPAN

Page 94: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENETAPAN

Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan

pajak.

(Pasal 12 ayat 1 UU KUP)

Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

(Pasal 12 ayat 2 UU KUP)

Page 95: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENETAPAN

PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh selama tahun 2008 dan kredit pajaknya

dalam SPT PPh badan Tahun 2008, dengan perincian sbb:

Penghasilan Neto:Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

perpajakan

Pembayaran oleh WP tanpa didahului dengan surat ketetapan pajak, yaitu melalui pemotongan/pemungutan pihak

ketiga dan dibayar sendiri.

Page 96: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KETETAPAN

Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang.

(Pasal 12 ayat 3 UU KUP)

KETETAPAN Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain

Surat Ketetapan Pajak

Page 97: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha

perdagangan barang-barang elektronik. PT XYZ melaporkan seluruh penghasilan yang diperoleh selama tahun 2008 dan kredit pajaknya

dalam SPT PPh badan Tahun 2008, dengan perincian sbb:

Penghasilan Neto:Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa pajak yang dihitung dan dilaporkan PT XYZ dalam SPT PPh Tahun 2008

tidak benar, misalnya pembebanan biaya ternyata melebihi yang sebenarnya sehingga PPh terutang kurang

dilaporkan.

maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan besarnya pajak yang terutang sebagaimana

mestinya menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Surat Ketetapan

Pajak

Page 98: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SURAT KETETAPAN PAJAK

Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,

Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.

(Pasal 1 angka 15 UU KUP)

Page 99: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah

pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi

administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

(Pasal 1 angka 16 UU KUP)

JUMLAH POKOK PAJAKRp10.000.000,00

JUMLAH KREDIT PAJAK Rp 6.000.000,00

JUMLAH KEKURANGAN PEMBAYARAN POKOK PAJAK Rp 4.000.000,00

BESARNYA SANKSI ADMINISTRASI Rp 2.000.000,00

JUMLAH PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR Rp 6.000.000,00

Page 100: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPKBDalam jangka waktu 5 (lima tahun) setelah saat terutangnya pajak

atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar dalam hal-hal sebagai berikut :

a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

b. apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan

pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;

c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak

seharusnya dikenai tarif 0 % (nol persen);

d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yg terutang.

Pasal 13 (1) UU KUP

e. apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (4a).

Page 101: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPKB

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

Pasal 13 (1) huruf aUU KUP

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat)

bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai

dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. {Pasal 13 (2) UU KUP}

Contoh: SPT PPh badan Tahun 2008 (Tahun Takwim) dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 20 Desember 2009.

31/12/08

Berakhirnya tahun

pajak

1/1/09 20/12/09

Terbit SKPKB

12 bulan

a

Page 102: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha

perdagangan barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2008 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2009, dengan

perincian sbb:

Penghasilan NetoRp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2009.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto seharusnya adalah Rp1.100.000.000,00 sehingga PPh terutang

seharusnya adalah Rp312.500.000,00.

DJP menerbitkan SKPKB tanggal 10

Oktober 2009

Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00

Sanksi administrasi (bunga 10 bulan) Rp 6.000.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 36.000.000,00

Page 103: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPKB

apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah

ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;

Pasal 13 (1) huruf b UU KUP

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;

b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor; atau

c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

b

Page 104: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT ABC adalah WP badan yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

Sampai dengan tanggal 30 April 2009, PT ABC belum menyampaikan SPT Tahunan PPh badan tahun 2008. Oleh KPP

diterbitkan Surat Teguran pd tgl 20 Mei 2009 agar menyampaikan SPT dimaksud paling lambat tgl 3 Juni 2009. PT ABC baru

menyampaikan SPT tersebut tgl 5 Juni 2009, dengan perincian sbb:

Rugi(Rp200.000.000,00)

PPh terutang Rp --

Kredit Pajak Rp --

Pajak yang kurang dibayar Rp --Apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata menunjukan laba neto sebesar Rp100juta sehingga PPh terutang seharusnya adalah

Rp12.500.000,00.

DJP menerbitkan SKPKB tanggal 10 Desember

2009

Jumlah Pokok Pajak Rp12.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp --

Jumlah Kekurangan Pokok PajakRp12.500.000,00

Sanksi administrasi (50%) Rp 6.250.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayarRp18.750.000,00

Page 105: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPKB

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif 0 % (nol persen);

Pasal 13 (1) huruf c UU KUP

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :

… c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau

kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

c

Page 106: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT PQR adalah pabrikan tekstil yang sudah dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak, melaporkan SPT Masa PPN Desember 2008 dengan rincian sbb:

Pajak KeluaranRp200.000.000,00

Pajak MasukanRp230.000.000,00

Kurang/(Lebih) bayar(Rp30.000.000,00)

Atas kelebihan tersebut dikompensasikan ke Masa Januari 2009.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, Pajak Keluaran adalah sebesar Rp220juta sehingga terdapat jumlah yang tidak

seharusnya dikompensasi,DJP

menerbitkan SKPKB tanggal 10 Desember

2009

Jumlah Pokok Pajak Rp220.000.000,00

Jumlah Kredit Pajak (Rp230.000.000,00)

Jumlah Lebih bayar (Rp10.000.000,00)

Dikompensasikan ke Masa Jan’09 Rp 30.000.000,00

Jumlah kekurangan Pokok Pajak Rp 20.000.000,00

Sanksi adm. Pasal 13 (3) c (100%) Rp 20.000.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 40.000.000,00

Page 107: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPKB

apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya

pajak yang terutang.

Pasal 13 (1) huruf d UU KUP

Ketentuan mengenai

PEMBUKUAN

Kewajiban WP ketika dilakukan pemeriksaan

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;

b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan;

c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.

{Pasal 13 (3) UU KUP}

d

Page 108: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha

perdagangan barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2008 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2009, dengan

perincian sbb:

Penghasilan NetoRp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 202.500.000,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2009.

Apabila ketika dilakukan pemeriksaan ternyata PT XYZ tidak meminjamkan buku2, catatan2 serta dokumen yang menjadi dasar pengisian SPT sehingga pajak

terutang tidak dapat dihitung. Berdasarkan data yang ada DJP menetapkan Penghasilan Neto sebesar Rp1,1milyar.

DJP menerbitkan SKPKB tanggal 10

Oktober 2009

Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00

Sanksi adm. Pasal 13 (3) huruf a (50%) Rp 15.000.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 45.000.000,00

Page 109: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPKB

apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara

jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a).

Pasal 13 (1) huruf eUU KUP

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah

dengan sanksi administrasi berupa bunga

sebesar 2 % (dua persen) per bulan paling lama

24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat

terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar.

{Pasal 13 (2) UU KUP}

e

Page 110: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohCV PQR adalah pengusaha di bidang perdagangan barang elektronik yang mulai berusaha sejak awal Januari 2007, tetapi belum mendaftarkan diri sampai dengan tanggal 10 Oktober 2009 ketika Dirjen Pajak menerbitkan NPWP secara jabatan.

Berdasarkan data yang ada, diperoleh penghasilan neto selama tahun 2007 adalah sbb:

Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak Rp 0,00

Pajak yang kurang dibayar Rp 282.500.000,00

Atas kekurangan pembayaran PPh badan tahun 2007 sebagai akibat penerbitan NPWP secara jabatan, Dirjen Pajak dapat

menerbitkan SKPKB. Misalkan diterbitkan tgl 10 Oktober 2009 maka SKPKB tersebut adalah sbb:

Jumlah Pokok PajakRp282.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp 0,00

Jumlah Kekurangan Pokok PajakRp282.500.000,00

Sanksi administrasi (bunga 22 bulan)Rp124.300.000,00

Jumlah pajak yang masih harus dibayarRp406.800.000,00

Page 111: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

DALUWARSA PENERBITAN SKPKB

(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,

bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar…”

Pasal 13 UU KUP

(4) Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan menjadi pasti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah saat

terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, tidak diterbitkan surat

ketetapan pajak.(5) Walaupun jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) telah lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48 % dari jumlah pajak yg tidak atau kurang dibayar, apabila Wajib Pajak

setelah jangka waktu tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat

menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yg telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 112: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

31/12/2008

Saat terutang

PPh badan tahun

pajak 2008 dengan tahun

takwim

1/1/2009

31/12/2013

jangka waktu 5 (lima) tahun Dirjen

Pajak dapat menerbitkan SKPKB

1/1/2014

SKPKB tetap dapat diterbitkan apabila WP

melakukan tindak pidana yang

menimbulkan kerugian negara berdasarkan

putusan hakim

dengan sanksi adm.

bunga 48%

contoh

Page 113: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas

jumlah pajak yang telah ditetapkan.

(Pasal 1 angka 17 UU KUP)

JUMLAH PAJAKRp10.000.000,00

JUMLAH PAJAK YANG TELAH DITETAPKAN Rp 6.000.000,00

TAMBAHAN JUMLAH PAJAK Rp 4.000.000,00

BESARNYA SANKSI ADMINISTRASI Rp 4.000.000,00

TAMBAHAN JUMLAH PAJAK YANG MASIH

HARUS DIBAYAR Rp 8.000.000,00

Page 114: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPKBT

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat

terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabila

ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan.

Pasal 15 UU KUP

ayat 1

termasuk data baru

adalah data yang semula

belum terungkap

sudah pernah diterbitkan

surat ketetapan

pajak

Apabila skp terdahulu terbit berdasarkan pemeriksaan maka dilakukan pemeriksaan ulang. Apabila skp terbit berdasarkan

keterangan lain maka dilakukan pemeriksaan, bukan pemeriksaan

ulang

Page 115: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

DATA BARU

Yang dimaksud dengan data baru adalah data atau keterangan mengenai segala sesuatu yang diperlukan

untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak belum

diberitahukan pada waktu penetapan semula, baik dalam Surat Pemberitahuan dan

lampiran-lampirannya maupun dalam pembukuan perusahaan yang diserahkan pada waktu

pemeriksaan.

(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)

Page 116: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

DATA BARU

Selain itu, yang termasuk dalam data baru adalah data yang semula belum terungkap, yaitu data yang:

a. tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan beserta lampirannya (termasuk laporan keuangan); dan/atau

b. pada waktu pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan data dan/atau memberikan keterangan lain secara benar, lengkap, dan terinci sehingga tidak memungkinkan

fiskus dapat menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan benar dalam menghitung jumlah

pajak yang terutang.

Walaupun Wajib Pajak telah memberitahukan data dalam Surat Pemberitahuan atau mengungkapkannya pada waktu pemeriksaan, tetapi apabila memberitahukannya atau mengungkapkannya dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat fiskus

tidak mungkin menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang secara benar sehingga jumlah pajak yang terutang ditetapkan kurang dari yang seharusnya, hal

tersebut termasuk dalam pengertian data yang semula belum terungkap.

(Penjelasan Pasal 15 UU KUP)

Page 117: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Data yang semula belum terungkap

misalnya

Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan tertulis adanya biaya iklan Rp10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya tersebut terdiri dari Rp5.000.000,00 biaya iklan di media

masa dan Rp5.000.000,00 sisanya adalah sumbangan atau hadiah.

Apabila pada saat penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan perincian tersebut sehingga fiskus tidak melakukan koreksi atas pengeluaran berupa

sumbangan atau hadiah, sehingga pajak yang terutang tidak dapat dihitung secara benar, maka data mengenai

pengeluaran berupa sumbangan atau hadiah tersebut adalah tergolong data yang semula belum terungkap.

Page 118: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Data yang semula belum terungkap

misalnya

Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan disebutkan pengelompokan harta tetap yang disusutkan tanpa

disertai dengan perincian harta pada setiap kelompok yang dimaksud, demikian pula pada saat pemeriksaan untuk

penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan perincian tersebut, sehingga fiskus tidak dapat meneliti kebenaran

pengelompokan dimaksud.Dalam pengelompokan tersebut sesungguhnya terdapat

kesalahan, misalnya harta yang seharusnya termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan kelompok 3 namun

dikelompokkan ke dalam kelompok 2.Oleh karena pada saat penetapan semula Wajib Pajak

tidak mengungkapkan perincian yang dimaksud maka tidak dilakukan koreksi atas kesalahan pengelompokan harta tersebut, dan sebagai akibatnya pajak yang terutang tidak dapat dihitung secara benar. Apabila kemudian diketahui adanya kesalahan, maka data pengelompokan

harta tersebut adalah data yang semula belum terungkap.

Page 119: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Data yang semula belum terungkap

misalnya

Pengusaha Kena Pajak melakukan pembelian sejumlah barang dari Pengusaha Kena Pajak lain dan atas pembelian tersebut oleh Pengusaha Kena Pajak penjual diterbitkan Faktur Pajak. Barang-barang tersebut sebagian digunakan untuk kegiatan

yang mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usahanya dan sebagian yang lain tidak mempunyai hubungan langsung. Seluruh Faktur Pajak tersebut dikreditkan sebagai

Pajak Masukan oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli.Apabila pada saat penetapan semula Pengusaha Kena

Pajak tidak mengungkapkan perincian penggunaan barang tersebut dengan benar sehingga tidak dilakukan koreksi atas pengkreditan Pajak Masukan tersebut, dan sebagai

akibatnya PPN yang terutang tidak dapat dihitung secara benar, maka apabila kemudian diketahui adanya data atau keterangan tentang kesalahan mengkreditkan Pajak Masukan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha dimaksud, data atau keterangan tersebut merupakan data yang semula belum terungkap.

Page 120: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

Kenaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dikenakan apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan itu diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak

sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.

ayat 2

ayat 3

Page 121: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohTerhadap SPT PPh Pasal 23 Masa Desember 2008 a/n PT FGH telah dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 10 Oktober

2009 dengan perincian sbb:

Jumlah Pokok Pajak Rp100.000.000,00

Jumlah Kredit Pajak Rp 90.000.000,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 10.000.000,00

Sanksi adm. bunga Pasal 13 (2) Rp 2.000.000,00

Jumlah yang masih harus dibayar Rp 12.000.000,00

Pada bulan Mei 2010 ditemukan data baru berupa objek PPh Pasal 23 yang belum dipotong oleh PT FGH dan seharusnya dilaporkan

dalam SPT Masa Desember 2008 dengan jumlah pokok pajak Rp20juta. Sehingga seharusnya jumlah pokok pajak pada Masa

Des’08 adalah Rp120juta.DJP

menerbitkan

SKPKBT tanggal 25 Mei 2010

Jumlah PajakRp120.000.000,00Jumlah Pajak yang telah ditetapkanRp100.000.000,00Tambahan Jumlah Pajak Rp 20.000.000,00Besarnya sanksi administrasi (100%) Rp 20.000.000,00Tambahan jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 40.000.000,00

Page 122: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

DALUWARSA PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa

Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka

penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.

Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, dalam

hal Wajib Pajak setelah jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan

kerugian pada pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

ayat 1

ayat 4

Page 123: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

31/12/2008

Saat terutang

PPh badan tahun

pajak 2008 dengan tahun

takwim

1/1/2009

31/12/2013

jangka waktu 5 (lima) tahun Dirjen Pajak dapat

menerbitkan SKPKBT setelah dilakukan

pemeriksaan apabila atas PPh badan tahun pajak

2008 yang sudah diterbitkan skp ditemukan

data baru

1/1/2014

SKPKBT tetap dapat diterbitkan apabila WP

melakukan tindak pidana yang

menimbulkan kerugian negara berdasarkan

putusan hakim

dengan sanksi adm.

bunga 48%

contoh

Page 124: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR (SKPLB)

PAJAK YANG TERUTANGRp10.000.000,00

JUMLAH KREDIT PAJAKRp16.000.000,00

JUMLAH KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAKRp6.000.000,00

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah

kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

(Pasal 1 angka 19 UU KUP)

Page 125: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.

ayat 1

Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak, setelah meneliti kebenaran pembayaran pajak, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar

apabila terdapat pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

ayat 2

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil pemeriksaan

dan/atau data baru ternyata pajak yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayaran pajak

yang telah ditetapkan.

ayat 3

Page 126: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila

jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.

untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang, untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang.

untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.

SKPLB tersebut diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT yang disampaikan WP yang menyatakan kurang bayar, nihil, atau lebih bayar yang tidak disertai dengan permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Apabila WP setelah menerima SKPLB dan menghendaki pengembalian kelebihan pembayaran pajak, wajib mengajukan permohonan

tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).

Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN, jumlah pajak yang terutang dihitung dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN tersebut

ayat 1

Page 127: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha

perdagangan barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2008 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2009, dengan

perincian sbb:

Penghasilan NetoRp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak (Rp 202.500.000,00)

Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00

Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2009.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto seharusnya adalah Rp900.000.000,00 sehingga PPh terutang

seharusnya adalah Rp252.500.000,00.

DJP menerbitkan SKPLB

Pajak Yang Terutang Rp252.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak(Rp282.500.000,00)

Jumlah Kelebihan Pembayaran Pajak (Rp 30.000.000,00)

Page 128: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP

Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak, setelah meneliti kebenaran pembayaran pajak, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila terdapat pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang, yang ketentuannya diatur dengan

atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau

pemungutana. Terlalu besar dipotong/dipungut; b. Seharusnya tidak dipotong/tidak

dipungutdan pajak yang salah dipotong/dipungut tsb telah disetorkan dan dilaporkan, WP yang melakukan pemotongan/pemungutan atau PKP yang melakukan pemungutan tidak dapat meminta kembali pajak yang salah dipotong atau dipungut tsb.

Per. Menkeu No. 190/PMK.03/2007

PPh yang salah dipotong atau dipungut tsb dapat diminta kembali oleh Wajib Pajak yang dipotong/dipungut dengan surat permohonan, sepanjang

belum dikreditkan.PPN dan PPnBM yang salah dipungut tsb dapat diminta kembali oleh PKP

yang dipungut dengan surat permohonan, sepanjang belum dikreditkan atau belum dibebankan sebagai biaya.

Jangka waktu paling lama 3 bulan sejak surat permohonan diterima

Pengembalian dapat dilakukan melalui WP/PKP yang memotong/memungut, dalam hal: a) tidak memiliki NPWP; b) subjek pajak luar negeri; atau c) terdapat kesalahan penerapan ketentuan oleh pemotong/pemungut.

ayat 2

Page 129: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN)

POKOK PAJAKRp10.000.000,00

JUMLAH KREDIT PAJAKRp10.000.000,00

PAJAK NIHIL Rp --

Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama

besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

(Pasal 1 angka 18 UU KUP)

POKOK PAJAK Rp --

JUMLAH KREDIT PAJAK Rp --

PAJAK NIHIL Rp --

Page 130: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SKPN Pasal 17A UU KUP

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil

apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau

tidak ada pembayaran pajak.

untuk Pajak Penghasilan, jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak

terutang dan tidak ada kredit pajak;

untuk Pajak Pertambahan Nilai, jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak

tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang

dan tidak ada pembayaran pajak.

Page 131: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT JKL adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha industri

garmen menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2008 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2009 yang menyatakan rugi, dengan perincian

sbb:

Rugi NetoRp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp --

Kredit Pajak Rp --

Pajak yang kurang/(lebih) dibayar Rp NihilApabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata rugi neto seharusnya adalah Rp400.000.000,00 dan PPh terutang tetap

nihil.

DJP menerbitkan SKPN

Pokok Pajak Rp --

Jumlah Kredit Pajak Rp --

Pajak Nihil Rp --

Page 132: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)

Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga

dan/atau denda.

(Pasal 1 angka 20 UU KUP)

Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak.

(Pasal 14 angka 2 UU KUP)

sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa.

Page 133: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN STP Pasal 14 (1) UU KUP

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila :

Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga;

dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;

a

b

c

pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984 dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran;PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak; atau

PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU PPN 1984 dan perubahannya.

d

e

f

g

Page 134: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan pajak

Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling

lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya

pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai

dengan diterbitkannya STP.

(Pasal 14 ayat (3) UU KUP)

a

b

serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

menilai kelengkapan pengisian Surat

Pemberitahuan dan lampiran-

lampirannya termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan dan

penghitungannya.

Page 135: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPPh Pasal 25 Tahun 2008 setiap bulan sebesar

Rp100.000.000,00 jatuh tempo tiap tanggal 15. Bulan Juni 2008, dibayar tepat waktu sebesar Rp40.000.000,00.

Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan kurang dibayar sebesar Rp60juta.Atas kekurangan PPh Pasal 25 tersebut diterbitkan

STP pada tanggal 18 September 2008 dengan penghitungan sbb:

Kekurangan bayar PPh Pasal 25 bulan Juni 2008Rp60.000.000,00Bunga = 3 x 2% x Rp60.000.000,00 Rp 3.600.000,00Jumlah yang harus dibayarRp63.600.000,001 Juli 2008 – 18 September 2008 = 3 bulan

Page 136: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohSPT Tahunan PPh tahun 2008 (tahun takwim) yang

disampaikan pada tanggal 31 Maret 2009 setelah dilakukan penelitian ternyata terdapat salah hitung yang

menyebabkan PPh kurang bayar sebesar Rp1.000.000,00.

Atas kekurangan PPh tersebut diterbitkan STP pada tanggal 12 Juni 2009 dengan penghitungan sbb:

- Kekurangan bayar PPhRp1.000.000,00- Bunga = 6 x 2% x Rp1.000.000,00= Rp 120.000,00- Jumlah yang harus dibayar Rp1.120.000,001 Januari 2009 – 12 Juni 2009 = 6 bulan

Page 137: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi berupa bunga

Pasal 8 ayat 2 KUP: dalam hal WP membetulkan sendiri SPT Tahunan yg mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar;

Pasal 9 ayat 2a KUP : pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo;

Pasal 19 ayat 1 KUP: dalam hal jumlah pajak yang masih harus dibayar menurut ketetapan, pada saat jatuh tempo tidak atau kurang dibayar;

Pasal 19 ayat 2 KUP: dalam hal WP diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

Pasal 19 ayat 3 KUP: dalam hal WP diperbolehkan menunda penyampaian SPT Tahunan yang penghitungan sementara pajak yang terutang kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang.

Pasal 9 ayat 2b KUP : pembayaran atau penyetoran kekurangan pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh dilakukan setelah tanggal jatuh tempo penyampaian SPT Tahunan

Pasal 8 ayat 2a KUP: dalam hal WP membetulkan sendiri SPT Masa yg mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar;

Pasal 14 ayat 1 huruf g: PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU PPN 1984 dan perubahannya.

Page 138: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOH

PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada tanggal 20 Februari 2010, yang semula menyatakan jumlah pajak terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah pajak terutang sebesar Rp130juta dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar

Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2010.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga sesuai dengan Pasal 8 ayat 2 UU KUP sebesar:2% x 10 x Rp30.000.000,00 = Rp6.000.000,00

Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2009 – 20 Februari 2010 = 10 bulan.

DJP menerbitkan STP untuk menagih sanksi administrasi

berupa bunga tersebut

Page 139: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

surat untuk melakukan tagihan sanksi administrasi berupa denda

Terhadap Pengusaha atau PKP tsb, selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar

Pengenaan Pajak. (Pasal 14 ayat 4 UU KUP)

Pasal 7 ayat 1 KUP yaitu sanksi administrasi berupa denda apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya;

Pasal 14 ayat 1 huruf d: pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau

membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;

Pasal 14 ayat 1 huruf e: pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984 dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan

dilakukan oleh PKP pedagang eceran;Pasal 14 ayat 1 huruf f: PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak; atau

Page 140: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPengusaha Kena Pajak A pada tanggal 30 Mei 2008 menyerahkan Barang Kena Pajak dengan harga jual Rp10juta kepada Pengusaha Kena Pajak B. Pelunasan dilakukan oleh A pada tanggal 2 Juli 2008

dan bersamaan dengan itu PKP A menerbitkan Faktur Pajak Standar tertanggal 2 Juli 2008.

DJP menerbitkan STP

2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00

PKP A terlambat membuat Faktur Pajak Standar yang seharusnya paling lambat tanggal 30 Juni 2008.

Apabila keterlambatan tersebut diketahui DJP misal melalui pemeriksaan, maka PKP A dikenai sanksi

administrasi berupa denda sebesar 2% x DPP

Page 141: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN STP Pasal 14 (1) UU KUP

Terhadap Pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak tersebut masing-masing, selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi administrasi

berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak.

(Pasal 14 ayat 5 UU KUP)

e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 1984 dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran;

Merupakan Faktur Pajak Sederhana

berdasarkan RUU Perubahan ketiga PPN (yang belum berlaku)

Catatan

Page 142: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN STP Pasal 14 UU KUP

Terhadap Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dikenai sanksi administrasi

berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak sampai dengan tanggal penerbitan Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari

bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 14 ayat 5 UU KUP)

Pasal 14 ayat 1 huruf g:PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) UU PPN 1984 dan perubahannya.

Merupakan RUU PPN Perubahan ketiga yang belum diberlakukan!!!

Catatan

Page 143: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

VIIPermohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak(RESTITUSI)

Page 144: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

DALAM SURAT PEMBERITAHUAN

PAJAK YANG TERUTANG < KREDIT PAJAKKredit Pajak untuk PPh adalah pajak yang dibayar sendiri oleh WP (+) pokok pajak yang terutang dalam STP karena PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar (+) pajak yang dipotong atau dipungut (+) ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri (-) pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.

Kredit Pajak untuk PPN adalah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan setelah dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau setelah dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan.

TERDAPAT PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA

TIDAK TERUTANG

Pajak yang telah dibayar oleh WP yang bukan merupakan objek pajak yang terutang atau kesalahan pemotongan atau pemungutan yang mengakibatkan pajak yang dipotong atau dipungut lebih besar daripada pajak yang seharusnya dipotong atau dipungut berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan atau bukan merupakan objek pajak. (PMK No. 190/PMK.03/2007)

Permohonan restitusi dilakukan melalui SPT

Pembayaran dapat diminta kembali dengan mengajukan

permohonan.

Pasal 17B, Pasal 17C, dan Pasal 17D UU KUP Pasal 17 ayat 2 UU KUP

Page 145: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Permohonan RESTITUSI dalam SPT

SELAIN WP dgn kriteria tertentu dan WP yg

memenuhi persyaratan tertentu;

(Pasal 17B)

WP YANG MEMENUHI PERSYARATAN

TERTENTU (Pasal 17D)

PEMERIKSAAN

Surat Ketetapan Pajak

PENELITIAN

Surat Keputusan Pengembalian

Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP)

paling lambat 12 bulan sejak surat permohonan diterima, harus

diterbitkan:

tidak berlaku thd WP yg sedang dilakukan pemeriksaan bukti

permulaan.

paling lambat: 3 bulan sejak permohonan diterima untuk PPh

dan 1 bulan untuk PPN, diterbitkan

Apabila setelah lewat jangka waktu tsb Dirjen Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan restitusi dianggap dikabulkan dan SKPLB harus diterbitkan dalam waktu paling lambat 1 bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir.

WP DENGAN KRITERIA

TERTENTU (Pasal 17C)

serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian SPT dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya.

Page 146: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Permohonan RESTITUSI oleh WP SELAIN WP dgn kriteria tertentu dan WP yg memenuhi persyaratan

tertentu;

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, selain permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak dari Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D, harus menerbitkan surat ketetapan pajak paling lama 12 (dua belas) bulan

sejak surat permohonan diterima secara lengkap.

Ketentuan ini tidak berlaku terhadap Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.

Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan tersebut, tidak dilanjutkan dengan penyidikan; dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan

dengan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan; atau dilanjutkan dengan penyidikan dan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan, tetapi diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap, dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan SKPLB, kepada WP diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24

(dua puluh empat) bulan, dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan saat diterbitkan SKPLB, dan bagian dari

bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 17B UU KUP)

Page 147: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WP dengan kriteria tertentu

meliputi:

a. tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan; b. tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,

kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan

d. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

WP tsb tidak dapat diberikan pengembalian pendahuluan pembayaran pajak apabila:

(Pasal 17C UU KUP)

a. thd WP tsb dilakukan tindakan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;

b. terlambat menyampaikan SPT Masa untuk suatu jenis pajak tertentu 2 (dua) Masa Pajak berturut-turut;

c. terlambat menyampaikan SPT Masa untuk suatu jenis pajak tertentu 3 (tiga) Masa Pajak dalam 1 (satu) tahun kalender; atau

d. terlambat menyampaikan SPT Tahunan. {Pasal 17C angka 6 UU KUP}

{Pasal 17C angka 2 UU KUP}

Page 148: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WP yang memenuhi persyaratan tertentu (Pasal 17D UU KUP)

a. WP orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

b. WP orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu;

c. WP badan dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu; atau

d. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa PPN dengan jumlah penyerahan dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu.

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2007

Page 149: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WP yang memenuhi persyaratan tertentu (Pasal 17D UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2007

WP orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih

bayar sampai dengan jumlah tertentu;

b

Jumlah peredaran usaha yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh sama dengan batasan peredaran usaha WP

Orang Pribadi yang diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma

penghitungan penghasilan neto;

1

Jumlah lebih bayar menurut SPT Tahunan PPh kurang dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);atau

2

Jumlah lebih bayar menurut SPT Tahunan PPh paling banyak 0,5% (setengah persen) dari jumlah peredaran

usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1)

3

Peredaran usaha kurang dari Rp1,8 milyar.(Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.03/2007)

Page 150: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WP yang memenuhi persyaratan tertentu (Pasal 17D UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2007

WP badan dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah

tertentu;

c

Jumlah peredaran usaha yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima

milyar rupiah);dan

Jumlah lebih bayar menurut SPT Tahunan PPh kurang dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)

1

2

Page 151: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WP yang memenuhi persyaratan tertentu (Pasal 17D UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.03/2007

Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa PPN dengan jumlah penyerahan dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu.

d

Jumlah peredaran yang tercantum dalam SPT Masa PPN untuk suatu Masa Pajak paling banyak

Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah);dan

Jumlah lebih bayar menurut SPT Masa PPN paling banyak Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)

1

2

Page 152: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMERIKSAAN TERHADAP WP DENGAN KRITERIA TERTENTU DAN WP YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa

kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.

(Pasal 17C angka 5 UU KUP dan Pasal 17D angka 5)

WP DENGAN KRITERIA TERTENTU

WP YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU

DJP DAPAT MELAKUKAN PEMERIKSAANterhadap

Page 153: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT DEF adalah WP badan selain WP dengan kriteria tertentu dan WP yang

memenuhi persyaratan tertentu. PT DEF menyampaikan SPT Tahunan 2008 pada tanggal 30 April 2009 yang menyatakan lebih bayar dengan rincian

sbb:

Penghasilan NetoRp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak (Rp 482.500.000,00)

Pajak yang lebih dibayar (Rp 200.000.000,00)

Atas kelebihan tersebut WP mengajukan permohonan restitusi melalui SPT yang disampaikan tersebut.

Terhadap SPT Tahunan PPh Tahun 2008 atas nama PT DEF, DJP harus melakukan pemeriksaan dan paling lambat tanggal 29 April 2010

(12 bulan sejak SPT diterima secara lengkap) harus sudah menerbitkan skp. Surat ketetapan pajak yang diterbitkan dapat

berupa SKPKB, SKPN, atau SKPLB.

Apabila sampai dengan tanggal 29 April 2010 DJP belum menerbitkan surat ketetapan pajak maka permohonan restitusi

dianggap dikabulkan dan paling lambat tanggal 30 Mei 2010 harus diterbitkan SKPLB.

Page 154: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

ContohPT LMN adalah WP badan yang ditetapkan DJP sebagai WP dengan kriteria tertentu. PT LMN menyampaikan SPT Tahunan 2008 pada tanggal 30 April

2009 yang menyatakan lebih bayar dengan rincian sbb:

Penghasilan NetoRp1.000.000.000,00

PPh terutang Rp 282.500.000,00

Kredit Pajak (Rp 482.500.000,00)

Pajak yang lebih dibayar (Rp 200.000.000,00)

Atas kelebihan tersebut WP mengajukan permohonan restitusi.

Setelah dilakukan penelitian diterbitkan SKPPKP pada tanggal 20 Juli 2009 dengan jumlah restitusi sesuai permohonan.

DJP menerbitkan SKPKB

Apabila misalnya DJP melakukan pemeriksaan pada tanggal 10 Agustus 2009 dan ditemukan ketidakbenaran sehingga PPh terutang menjadi

Rp312.500.000,00.Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00

Jumlah Kredit Pajak (482,5juta – 200juta)Rp282.500.000,00

Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00

Sanksi adm. Pasal 17C (5) (100%) Rp 30.000.000,00

Jumlah yang masih harus dibayar Rp 60.000.000,00

Hal yang sama berlaku bagi WP yang memenuhi persyaratan tertentu.

Page 155: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Orang pribadi yang bukan subjek pajak dalam negeri yang melakukan pembelian Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang tidak

dikonsumsi di daerah pabean dapat diberikan pengembalian Pajak Pertambahan Nilai yang telah dibayar, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

Pasal 17E

Page 156: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

VIII

PENAGIHAN PAJAK

Page 157: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

OBJEK PENAGIHAN PAJAK berdasarkan UU KUP

Jumlah pajak yang masih harus

dibayar

STPSKPKBSKPKBT

Tambahan jumlah pajak yang masih

harus dibayar

SK PembetulanSK Keberatan

Putusan BandingPutusan PK

yang tidak dibayar oleh

Penanggung Pajak sesuai

dengan jangka waktu

ditagih dengan Surat Paksa

tidak atau kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo

pembayaran tidak atau kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo

penundaan pembayaran

tidak memenuhi angsuran pembayaran pajak

Pasal 20 angka 1 UU KUP

Page 158: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENANGGUNG PAJAKorang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak

dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

(Pasal 1 angka 28)

a. badan oleh pengurus; b. badan yang dinyatakan pailit oleh

kurator; c. badan dalam pembubaran oleh orang

atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan;

d. badan dalam likuidasi oleh likuidator;e. suatu warisan yang belum terbagi

oleh salah seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya atau yang mengurus harta peninggalannya; atau

f. anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan oleh wali atau pengampunya.

(Pasal 32 ayat 1 UU KUP)

kecuali apabila dapat membuktikan dan meyakinkan Dirjen Pajak bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang terutang tersebut. (Pasal 32 ayat 2 UU KUP)

Page 159: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOH

Udin (WP orang pribadi) menyampaikan SPT Tahunan untuk tahun 2008 tepat pada waktunya yang disertai dengan setoran akhir. Pada tanggal 10 Oktober 2009 dikeluarkan SKPKB yang menunjukkan kekurangan pajak yang terutang sebesar Rp1.000.000,00. Atas kekurangan tersebut ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan. SKPKB diterbitkan dengan penghitungan sebagai berikut :

1. Pajak yang terutangRp1.725.000,00

2. Kredit Pajak : Rp 725.000,00

3. Pajak yang kurang dibayarRp1.000.000,00

4. Bunga 10 bulan =2% X 10 X Rp1.000.000,00 Rp 200.000,00

5. Pajak yang masih harus dibayarRp1.200.000,00

harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan yaitu sampai dengan tgl 9 November 2009.

Apabila sampai dengan tanggal 9 November 2009 SKPKB tersebut belum dilunasi oleh Penanggung Pajak maka

dilakukan penagihan dengan Surat Paksa.

Page 160: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOH

Apabila sampai dengan tanggal 25 Januari 2010 SKPKB tersebut belum dilunasi oleh PT ABC maka dilakukan

penagihan dengan Surat Paksa.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2008 atas nama PT ABC, pada tanggal 20 September 2009 diterbitkan SKPKB

dengan perincian sbb:Pajak kurang bayar Rp1.200.000,00Bunga 9 bulan (Pasal 13 ayat 2) Rp 216.000,00Pajak yang masih harus dibayar Rp1.416.000,00SKPKB tersebut harus sudah dilunasi paling lambat tanggal 19 Oktober 2009. Oleh KPP diberikan penundaan sampai dengan tanggal 25 Januari 2010.

Page 161: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

BUNGA PENAGIHAN

Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta

Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo

pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) per bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal

pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)

bulan.

(Pasal 19 angka 1 UU KUP)

Page 162: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

CONTOH

Misalkan WP melunasi SKPKB tersebut tanggal 25 Oktober 2009.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT PPh Badan Tahun 2008 atas nama PT ABC, pada tanggal 20 September 2009 diterbitkan SKPKB

dengan perincian sbb:Pajak kurang bayar Rp1.200.000,00Bunga 9 bulan (Pasal 13 ayat 2) Rp 216.000,00Pajak yang masih harus dibayarRp1.416.000,00SKPKB tersebut harus sudah dilunasi paling lambat tanggal 19 Oktober 2009.

Bunga Penagihan: 2% x 1 x 1.416.000,00 = Rp28.320,00

Ditagih dengan Surat Tagihan Pajak (STP)

Page 163: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS

tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal

jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak, dan Tahun Pajak.

dilakukan apabila

a. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu;

b. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia;

c. terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha, atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya;

d. badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau e. terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga

atau terdapat tanda-tanda kepailitan.

Pasal 20 ayat 2 UU KUP

Page 164: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(Pasal 20 ayat 3 UU KUP)

UU Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah

dengan UU Nomor 19 Tahun 2000

Page 165: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

HAK MENDAHULUNegara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-

barang milik Penanggung Pajak.

Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai kreditur preferen yang dinyatakan mempunyai hak mendahulu atas barang-barang milik Penanggung Pajak yang akan

dilelang di muka umum. Pembayaran kepada kreditur lain diselesaikan setelah utang pajak dilunasi.

Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa bunga,

denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak.

ayat (1)

ayat (2)

Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali terhadap:

a. biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu brg bergerak dan/atau brg tidak bergerak;

b. biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud; dan/atau

c. biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.

ayat (3)

Dalam hal WP dinyatakan pailit, bubar, atau dilikuidasi maka kurator, likuidator, atau orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan

pemberesan dilarang membagikan harta WP dalam pailit, pembubaran atau likuidasi kepada pemegang saham atau kreditur lainnya sebelum

menggunakan harta tsb untuk membayar utang pajak WP tsb.

ayat (3a)

Pasal 21 UU KUP

Page 166: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

DALUWARSA HAK MENDAHULU

Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang

harus dibayar bertambah.

ayat (4)

Perhitungan jangka waktu hak mendahulu ditetapkan sebagai berikut:

a. dalam hal Surat Paksa untuk membayar diberitahukan secara resmi maka jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihitung sejak pemberitahuan Surat Paksa; atau

b. dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau persetujuan angsuran pembayaran maka jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut dihitung sejak batas akhir penundaan diberikan.

ayat (5)

Pasal 21 UU KUP

Page 167: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK

Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa

setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.

(Pasal 22 ayat 1 UU KUP)

Daluwarsa penagihan pajak 5 (lima) tahun dihitung sejak Surat Tagihan Pajak dan surat ketetapan pajak diterbitkan.Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan pembetulan, keberatan, banding atau Peninjauan Kembali, daluwarsa penagihan pajak 5 (lima) tahun dihitung sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan

Kembali.

Page 168: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

TERTANGGUHNYA DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK

Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 5 (lima) tahun apabila:

Dirjen Pajak menerbitkan dan memberitahukan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak yang tidak melakukan pembayaran utang pajak

sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Dalam hal seperti itu, daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak tanggal

pemberitahuan Surat Paksa tersebut.

Wajib Pajak menyatakan pengakuan utang pajak dengan cara mengajukan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang

pajak sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran. Dalam hal seperti itu, daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak tanggal

surat permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak diterima oleh Direktur Jenderal Pajak.

Terdapat SKPKB atau SKPKBT yang diterbitkan terhadap WP karena WP melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dan tindak

pidana lain yang dapat merugikan pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Dalam hal seperti itu, daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak tersebut.

Terhadap Wajib Pajak dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan, daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak

tanggal penerbitan Surat Perintah Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

Pasal 22 ayat 2 UU KUP

Page 169: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

IX

SENGKETA PAJAK

Page 170: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SENGKETA PAJAK

Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan

perpajakan, termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

(Pasal 1 angka 5 UU Pengadilan Pajak)

Catatan: Penyelesaian sengketa pajak hanya dilakukan melalui Banding atau Gugatan di Pengadilan Pajak

Page 171: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SENGKETA PAJAKPembetulan suatu keputusan

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi Pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak

Keberatan

Gugatan

Banding

Peninjauan Kembali (PK)

Penyelesaian di Direktorat

Jenderal Pajak “sebelum” ke

Pengadilan Pajak

Penyelesaian di Pengadilan Pajak

Penyelesaian di Mahkamah Agung, “setelah” di

Pengadilan Pajak

Pengurangan/Pembatalan STPPembatalan hasil pemeriksaan dan SKP-nya

Page 172: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN

Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Direktur Jenderal Pajak dapat membetulkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat

Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan

Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga, yang dalam penerbitannya

terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-

undangan perpajakan. yaitu kekeliruan dalam penerapan tarif, kekeliruan penerapan

persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto, kekeliruan

penerapan sanksi administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak Kena

Pajak (PTKP), kekeliruan penghitungan PPh dalam tahun

berjalan, kekeliruan pengkreditan pajak.

yaitu antara lain kesalahan

penulisan nama, alamat, NPWP,

nomor ketetapan pajak, jenis pajak, masa atau tahun pajak dan tanggal

jatuh tempo.

yaitu kesalahan yang berasal

dari penjumlahan

dan atau pengurangan

dan atau perkalian dan

atau pembagian suatu bilangan.

Pasal 16 UU KUP ayat (1)

Page 173: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan

diterima, harus memberi keputusan atas permohonan pembetulan yang diajukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(Pasal 16 ayat 2)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat, tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu

keputusan, permohonan pembetulan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. (Pasal 16 ayat 3)

Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis

mengenai hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (Pasal 16 ayat

4)

Page 174: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi

berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut

dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;

(Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP)Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan diterima, harus

memberi keputusan atas permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau

mengabulkan sebagian permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Page 175: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Sanksi administrasi yang dapat dikurangkan atau dihapuskan yang dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya meliputi sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan/atau kenaikan, yang tercantum dalam:

Surat Tagihan Pajak; Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB); atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT).

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang tercantum dalam SKPKB atau SKPKBT, hanya dapat

dilakukan dalam hal surat ketetapan pajak tersebut:A> tidak diajukan keberatan;B> diajukan keberatan tetapi telah dicabut oleh Wajib

Pajak; atauC> diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

Page 176: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan

Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yang pertama dikirim;

a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) STP, SKPKB atau SKPKBT;

b) Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan memberikan alasan yang mendukung permohonannya;

c) Permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat WP terdaftar;

d) WP telah melunasi pajak yang terutang; dane) Surat permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam

hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP, surat permohonan tsb harus dilampiri dgn surat kuasa khusus.

Page 177: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

Dirjen Pajak secara jabatan dapat mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi dalam Surat Tagihan

Pajak yang diterbitkan sebagai akibat dari:

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi tersebut dilakukan apabila diterbitkan SK Pembetulan, SK Pengurangan/Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak

benar, atau SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali, yang mengakibatkan pajak yang masih

harus dibayar berkurang atau dibatalkan.

diterbitkannya surat ketetapan pajak karena Pengusaha Kena Pajak tidak membuat faktur pajak; dan

penerapan ketentuan Pasal 19 ayat 1 UU KUP (bunga penagihan terlambat melunasi utang pajak)

Page 178: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau

membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar.(Pasal 36 ayat 1 huruf b)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi

keputusan atas permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau

mengabulkan sebagian permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Page 179: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR

Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal:

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;b) Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;c) Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut

penghitungan WP disertai dgn alasan yg mendukung permohonannya;

d) Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dane) Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP

surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan;

Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan dlm jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yg pertama dikirim;

- Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan;

- Wajib Pajak mengajukan keberatan tetapi kemudian mencabut pengajuan keberatan tersebut; atau

- WP mengajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Page 180: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau

membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yang tidak benar.

(Pasal 36 ayat 1 huruf c)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, harus memberi keputusan atas permohonan

yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau

mengabulkan sebagian permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Page 181: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan;

Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan dlm jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yg pertama dikirim;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

> 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;> Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;> Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut penghitungan WP disertai dgn alasan yg mendukung permohonannya; > Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan> Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Page 182: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat membatalkan hasil

pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: 1. penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau 2. pembahasan akhir

hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak. (Pasal 36 ayat 1 huruf d)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 1 (satu) kali. (Pasal 36 ayat 1b)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, harus memberi keputusan atas permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat

1c)

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau

mengabulkan sebagian permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Page 183: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

Pembahasan akhir hasil pemeriksaan dianggap telah dilaksanakan apabila pemeriksa pajak telah memberikan kesempatan untuk hadir kepada WP dlm rangka pembahasan akhir dan WP tidak menggunakan

hak tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditentukan;

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008

Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal: - tidak diajukan keberatan; - diajukan keberatan tetapi telah dicabut oleh WP; atau - diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

> 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;> diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;> mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut penghitungan WP disertai dgn alasan yg mendukung permohonannya;> Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan> Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Page 184: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEBERATANWajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu:

a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;d. Surat Ketetapan Pajak Nihil;e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga

berdasarkan ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan.

Pasal 25 ayat 1 UU KUP

DALAM HAL

Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau

pemungutan pajak tidak sebagaimana mestinya.

Keberatan yang diajukan adalah mengenai materi atau isi dari ketetapan pajak, yaitu jumlah rugi berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan, jumlah besarnya pajak, atau pemotongan atau

pemungutan pajak.

Penjelasan UU KUP

Keberatan diajukan oleh Wajib Pajak dengan menyampaikan surat keberatan. (PMK 194/2007)

Yang dimaksud dengan "suatu"

adalah 1 (satu)

keberatan harus diajukan terhadap 1 (satu) jenis pajak dan 1 (satu) Masa Pajak atau

Tahun Pajak.

Page 185: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau

jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (ayat 2)

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali

apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (ayat 3)

Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. (ayat 4)

Keberatan diajukan atas suatu SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.(ayat 1)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar

paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan

disampaikan. (ayat 3a)Catatan: Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak ditambah

sanksi administrasi

Pasal 25 UU KUP

Surat keberatan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus. (PMK

194/2007)

Page 186: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Hak WP lainnya berkaitan dengan pengajuan keberatan

Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk keperluan pengajuan keberatan, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-

hal yang menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, atau pemotongan atau pemungutan pajak.(Pasal 25 ayat 6 UU KUP)

Dirjen Pajak wajib memberi keterangan yang diminta oleh WP dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permintaan WP diterima. (PMK 194/2007)

Dalam hal surat keberatan yang disampaikan oleh WP belum memenuhi persyaratan, WP dapat menyampaikan perbaikan surat keberatan dengan

melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi sebelum jangka waktu 3 bulan terlampaui. (PMK 194/2007)

Dalam hal WP menyampaikan perbaikan surat keberatan, tanggal penyampaian perbaikan surat keberatan merupakan tanggal surat keberatan diterima. (PMK 194/2007)

Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis. (Pasal 26 ayat 2 UU KUP)

WP dapat mencabut pengajuan keberatan yang telah disampaikan sepanjang Surat Pemberitahuan Untuk Hadir belum disampaikan kepada

WP. (PMK 194/2007) WP tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan skp yang tidak

benar. (PMK 194/2007)

Sebelum menerbitkan Surat Keputusan Keberatan, Dirjen Pajak harus menyampaikan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir kpd WP guna memberi

keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatannya. (PMK194/2007)

Page 187: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK AKIBAT PENGAJUAN KEBERATAN

Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak. (Pasal 25 ayat 7)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu pelunasan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) atau ayat (3a) atas jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan. (Pasal 25

ayat 7 UU KUP (baru))

Dalam hal keberatan WP ditolak atau dikabulkan sebagian, WP dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima

puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum

mengajukan keberatan. (Pasal 25 ayat 9 UU KUP (baru))

Dalam hal WP mengajukan permohonan banding, sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (9)

tidak dikenakan. (Pasal 25 ayat 10 KUP (baru))

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19)

tidak diberlakukan.

Satu bulan sejak tanggal diterbitkan SKPKB atau

SKPKBT

DIUBAH

Page 188: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Contoh:Setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT PPh badan tahun 2008 atas nama PT ABC diterbitkan SKPKB tertanggal 10 Oktober 2009 dengan rincian sbb:Jumlah Pokok Pajak Rp120.000.000,00Jumlah kredit pajak Rp100.000.000,00Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak Rp 20.000.000,00Besarnya sanksi administrasi (2% x 10 bulan) Rp 4.000.000,00Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 24.000.000,00Misalkan dalam pembahasan akhir, PT ABC hanya menyetujui jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak sebesar Rp5.000.000,00.

Dalam hal PT ABC mengajukan keberatan maka PT ABC wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar yang telah disetujui yaitu sebesar Rp6juta

{Rp5juta + (20% x Rp5juta)} sebelum surat keberatan disampaikan. Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat mengajukan keberatan yaitu

sebesar Rp18juta, tertangguh sampai dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan SK Keberatan.

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta tidak diberlakukan.

Misalkan keberatan PT ABC ditolak dengan SK Keberatan tanggal 20 Februari 2009, maka atas jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan

dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi administrasi berupa denda

sebesar 50% atau Rp9juta.

Jatuh tempo tanggal 19 Maret 2009

Page 189: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PEMBUKTIAN DALAM KEBERATAN

Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses

keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan

belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan

lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatannya. (Pasal 26A ayat 4 UU KUP)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

ayat (1) huruf b dan huruf d, Wajib Pajak yang bersangkutan harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut. (Pasal 26 ayat 4 UU KUP)

Atas SKPKB yang diterbitkan karena SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan setelah ditegur

secara tertulis tidak disampaikan sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran dan SKPKB yang

diterbitkan karena kewajiban pembukuan (Pasal 28) dan kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan (Pasal 29) tidak

dipenuhi.

Page 190: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap

pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat

keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. (Pasal 26 ayat 1 UU KUP)

Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatan dapat berupa mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar. (Pasal 26 ayat 3 UU KUP)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang

diajukan tersebut dianggap dikabulkan. (Pasal 26 ayat 5 UU KUP)

Dirjen Pajak wajib menerbitkan Surat Keputusan Keberatan sesuai dengan keberatan Wajib Pajak. (PMK 194/2007)

Page 191: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

BANDING

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).

{Pasal 27 ayat 1}

Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam bahasa

Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan salinan Surat

Keputusan Keberatan tersebut.{Pasal 27 ayat 3}

Page 192: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK AKIBAT PENGAJUAN BANDING

Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.

(Pasal 27 ayat 5)

DIHAPUS

Dalam hal WP mengajukan banding, jangka waktu pelunasan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), ayat (3a), atau Pasal 25 ayat (7), atas jumlah pajak yang belum dibayar pada

saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

(Pasal 27 ayat 5a UU KUP (baru))

Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, WP dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar

sebelum mengajukan keberatan. (Pasal 27 ayat 5d UU KUP (baru))

Jangka waktu 1 bulan sejak

terbit SKPKB, SKPKBT.

Tertangguh 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat

Keputusan Keberatan

Sanksi administrasi berupa denda 2% per

bulan (Pasal 19) tidak diberlakukan.

Page 193: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Contoh:Misalkan PT ABC pada contoh sebelumnya mengajukan banding, maka kekurangan pembayaran pajak (Rp18juta), tertangguh sampai dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta tidak diberlakukan.

Misalkan permohonan banding PT ABC ditolak dengan Putusan Banding tanggal 20 Agustus 2009, maka atas jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi administrasi

berupa denda sebesar 100% atau Rp18juta.

Jatuh tempo tanggal 19 September 2009

Page 194: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PUTUSAN BANDING

Putusan badan peradilan pajak bukan merupakan keputusan tata usaha negara.

{Pasal 27 ayat 2 UU KUP (lama)}

Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh

Wajib Pajak.(Pasal 1 angka 31 UU KUP)

Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan pengadilan khusus di lingkungan peradilan

tata usaha negara.{Pasal 27 ayat 2 UU KUP (baru)}

DIUBAH

Catatan: Sesuai dengan UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dalam penjelasan Pasal 15 ayat 1 yang menyatakan

bahwa: “Yang dimaksud dengan “pengadilan khusus” dalam ketentuan ini antara lain … pengadilan pajak di lingkungan

peradilan tata usaha negara.”

Page 195: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

GUGATANGugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap :a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan

Penyitaan, atau Pengumuman Lelang;b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak; c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan

perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;

d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak

Pasal 23 UU KUP

Selain keputusan

berupa SKPKB, SKPKBT,

SKPLB, SKPN dan SK

Keberatan

Termasuk SK Pembetulan yang berkaitan dengan STP dan SK Pengurangan Sanksi Administrasi atau Penghapusan Sanksi Administrasi yang berkaitan dengan STP yang sebelumnya diatur dalam ayat tersendiri.

Page 196: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

XIMBALAN BUNGA

Page 197: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Timbulnya IMBALAN BUNGA (1)Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangka waktu 1 (satu) bulan,

Pemerintah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas keterlambatan pengembalian

kelebihan pembayaran pajak, dihitung sejak batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir sampai dengan saat dilakukan pengembalian kelebihan.

Pasal 11 ayat 3 UU KUP

diajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sehubungan dengan diterbitkannya SKPLB atas SPT yg tidak LB {Pasal 17 ayat (1)};

diterbitkannya SKPLB akibat pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang {Pasal 17 ayat (2)};

diterbitkannya SKPLB atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dalam SPT {Pasal 17B};

diterbitkannya Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak atas WP dengan kriteria tertentu {Pasal 17C} atau WP yang memenuhi persyaratan tertentu {Pasal 17D};

diterbitkannya SK Keberatan, SK Pembetulan, SK Pengurangan Sanksi Adm, SK Penghapusan Sanksi Adm, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, SK Pembatalan Ketetapan Pajak atau SK Pemberian Imbalan Bunga, atau diterimanya Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yg menyebabkan kelebihan pembayaran pajak.

Satu bulan sejak

Batas waktu penerbitan SPMKP (Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak)

(PMK 195/2007)

Page 198: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Timbulnya IMBALAN BUNGA (2)

Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar terlambat diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dihitung sejak berakhirnya jangka

waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.

Pasal 17B ayat 3 UU KUP

Apabila setelah melampaui jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak (selain

WP dengan kriteria tertentu dan WP yang memenuhi persyaratan tertentu) diterima secara lengkap, Dirjen Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak

dianggap dikabulkan dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar harus diterbitkan paling lama 1 (satu) bulan setelah jangka waktu

tersebut berakhir. (Pasal 17B ayat 1 dan 2 UU KUP)

a. Jangka waktu 12 bulan berakhir untuk SKPLB;b. Jangka waktu 3 bulan berakhir untuk SKPPKP PPh;(???)c. Jangka waktu 1 bulan berakhir untuk SKPPKP PPN;(???)sampai dengan tanggal penerbitan SKPLB atau SKPPKP. (PMK 195/2007)

Page 199: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Timbulnya IMBALAN BUNGA (3)

Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1a) tidak

dilanjutkan dengan penyidikan; dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan; atau dilanjutkan dengan penyidikan dan

penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan, tetapi diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan dalam hal kepada WP diterbitkan SKPLB, kepada WP

diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak

berakhirnya jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan saat diterbitkan SKPLB,

dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. Pasal 17B ayat 4 UU KUP

Ketentuan mengenai keharusan Dirjen Pajak menerbitkan surat ketetapan pajak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak (selain WP dengan kriteria tertentu dan WP yang memenuhi persyaratan tertentu) diterima secara lengkap, tidak berlaku terhadap

Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.(Pasal 17B ayat 1 dan 1a UU KUP)

Page 200: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Timbulnya IMBALAN BUNGA (4)

Apabila pengajuan keberatan, permohonan banding, atau permohonan peninjauan kembali dikabulkan sebagian atau

seluruhnya, selama pajak yang masih harus dibayar sebagaimana dimaksud dalam SKPKB, SKPKBT, SKPN, dan

SKPLB yang telah dibayar menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan pembayaran dimaksud

dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh

empat) bulan dengan ketentuan sebagai berikut:

untuk SKPKB dan SKPKBT dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali; atau

untuk SKPN dan SKPLB dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali.

Pasal 27A ayat 1 UU KUP

a

b

Page 201: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Timbulnya IMBALAN BUNGA (5)

Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga diberikan atas Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, atau Surat

Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya menyebabkan kelebihan

pembayaran pajak dengan ketentuan sebagai berikut:

untuk SKPKB dan SKPKBT dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak;

untuk SKPN dan SKPLB dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak; atau

Pasal 27A ayat 1a UU KUP

a

b

untuk Surat Tagihan Pajak dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dgn diterbitkannya SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak.

c

Page 202: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Timbulnya IMBALAN BUNGA (6)

Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga diberikan atas pembayaran lebih sanksi

administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) dan/atau bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) berdasarkan Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi

sebagai akibat diterbitkan Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan

Peninjauan Kembali yang mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan Wajib Pajak.

Pasal 27A ayat 2 UU KUP

PKP tidak membuat atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;PKP tidak mengisi faktur pajak secara lengkap;PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak.

Bunga Penagihan

2% X DPP

Page 203: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tata cara penghitungan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dan pemberian

imbalan bunga diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. {Pasal 27A ayat 3 UU KUP}

Tata cara penghitungan dan pemberian imbalan bunga

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.03/2007 tentang Tata Cara

Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga

Page 204: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

IMBALAN BUNGAImbalan bunga diberikan kepada Wajib Pajak dalam hal terdapat:

a. keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) KUP;

b. keterlambatan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat (3) KUP;

c. Kelebihan pembayaran pajak karena tertangguh akibat pemeriksaan bukti permulaan (Pasal 17B ayat 4 UU KUP);

d. kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan atau permohonan banding atau peninjauan kembali diterima sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (1) KUP; atau

e. Kelebihan pembayaran pajak karena SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat (1a) UU KUP; atau

f. kelebihan pembayaran sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4) dan atau Pasal 19 ayat (1) berdasarkan SK Pengurangan Sanksi Administrasi atau SK Penghapusan Sanksi Administrasi sebagai akibat diterbitkan SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan WP, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (2) KUP.

PMK Nomor 195/PMK.03/2007

Page 205: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Yang tidak diberikan IMBALAN BUNGA berdasarkan PP 80 tahun 2007

Page 206: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Yang tidak diberikan IMBALAN BUNGA berdasarkan PP 80 tahun 2007

Page 207: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Yang tidak diberikan IMBALAN BUNGA berdasarkan PP 80 tahun 2007

Page 208: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Yang tidak diberikan IMBALAN BUNGA berdasarkan PP 80 tahun 2007

Page 209: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

XITindak Pidana di

Bidang Perpajakan

Page 210: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak pidana di bidang perpajakan

Suatu perbuatan

Memenuhi perumusan yang diberikan dalam

KETENTUAN PIDANA

Diputuskan oleh HAKIM PIDANA

KUHPidanaUU KUP, UU Bea

Materai, UU PBB, UU PPSP

UU Tindak Pidana Ekonomi, UU Tindak Pidana Korupsi

Diajukan penuntutan oleh JAKSA setelah proses

PENYIDIKAN

Page 211: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Perumusan TINDAK PIDANA

KUHPidana

UU KUP, UU Bea Materai, UU PBB, UU

PPSP

UU Tindak Pidana

Ekonomi, UU Tindak Pidana

Korupsi

Ketentuan Pidana Umum

Mengatur tindak pidana umum dalam

Ketentuan Pidana Khusus

Mengatur tindak pidana

khusus

Tindak pidana khusus adalah tindak pidana yang diatur tersendiri dalam undang-undang khusus, yang memberikan peraturan khusus tentang cara penyidikannya, tuntutannya, pemeriksaannya maupun sanksinya yang menyimpang dari

ketentuan yang dimuat dalam KUHP yang lazimnya lebih ketat dan lebih berat (Rochmat Soemitro).

Page 212: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak Pidana dalam UU KUP

Setiap orang yang karena kealpaannya: a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun.

Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya

tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada

pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak

tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua

ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. (Pasal 13A UU

KUP)

Pasal 38 UU KUP

Page 213: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak Pidana dalam UU KUP

Setiap orang yang dengan sengaja : a. tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP; b. menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP; c. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; d. menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap; e. menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29; f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya; g. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain; h. tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (11); atau i. tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pasal 39 ayat (1) UU KUP

Page 214: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak Pidana dalam UU KUP

Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila

seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 ayat (2) UU KUP

Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau

Pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, atau menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar

atau tidak lengkap, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan

pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah

restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah

restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan.

Pasal 39 ayat (3) UU KUP

Page 215: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak Pidana dalam UU KUP

Setiap orang yang dengan sengaja:a. menerbitkan dan/atau menggunakan faktur pajak, bukti

pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya; atau

b. menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun serta denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 (enam) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak.

Pasal 39A UU KUP

Page 216: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak Pidana dalam UU KUP

(1)Pejabat yang karena kealpaanya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

(2)Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(3)Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannya dilanggar.

Pasal 41 UU KUP

Page 217: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak Pidana dalam UU KUP

Setiap orang yang wajib memberikan keterangan atau bukti yang diminta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35

tetapi dengan sengaja tidak memberi keterangan atau bukti, atau memberi keterangan atau bukti yang tidak benar dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp25.000.000,00

(dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 41A UU KUP

Apabila dalam menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperlukan keterangan atau bukti dari bank, akuntan publik, notaris, konsultan pajak, kantor

administrasi, dan/atau pihak ketiga lainnya, yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang dilakukan

pemeriksaan pajak, penagihan pajak, atau penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan, atas permintaan tertulis dari

Direktur Jenderal Pajak, pihak-pihak tersebut wajib memberikan keterangan atau bukti yang diminta.

(Pasal 35 ayat (1) UU KUP)

Page 218: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak Pidana dalam UU KUP

Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit

penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan dipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).

Pasal 41B UU KUP

Page 219: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak Pidana dalam UU KUP

Setiap orang yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah).

Pasal 41C UU KUP

Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain, wajib memberikan data dan informasi yang

berkaitan dengan perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur dengan

Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2).

Ayat 1

Ayat 2Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan tidak

terpenuhinya kewajiban pejabat dan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Page 220: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Tindak Pidana dalam UU KUP

Setiap orang yang dengan sengaja tidak memberikan data dan informasi yang diminta oleh Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat (2)

dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan atau denda paling banyak

Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 41C UU KUP

Setiap orang yang dengan sengaja menyalahgunakan data dan informasi perpajakan sehingga menimbulkan kerugian kepada negara dipidana dengan pidana kurungan paling

lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Dalam hal data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi, Direktur Jenderal Pajak

berwenang menghimpun data dan informasi untuk kepentingan penerimaan negara yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2).

Ayat 3

Ayat 4

Page 221: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

Daluwarsa Tindak Pidana dalam UU KUP

Pasal 40 UU KUP

Tindak pidana di bidang perpajakan tidak dapat dituntut setelah

lampau waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, berakhirnya Masa Pajak,

berakhirnya Bagian Tahun Pajak, atau berakhirnya Tahun Pajak yang

bersangkutan.

Page 222: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PERUMUSAN TINDAK PIDANA DALAM KUHP

KUHP Pasal 421: Seorang pejabat yang dengan menyalahgunakan kekuasaan memaksa seseorang untuk melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun

delapan bulan.KUHP Pasal 423: Seorang pejabat yang, dengan maksud untuk

menguntungkan diri sendiri atau orang lain serta melawan hukum dengan menyalahgunakan kekuasaannya, memaksa

seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk

mengerjakan sesuatu bagi diri sendiri, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun. KUHP Pasal 335: (1)   Diancam dengan pidana penjara paling

lama satu tahun atau denda paling banyak tiga ratus rupiah:Ke-1: barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan

sesuatu, dengan memakai kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakukan yang tidak menyenangkan, atau dengan

memakai ancaman kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakukan yang tidak menyenangkan, baik terhadap

orang itu sendiri maupun orang lain.Ke-2: barang siapa memaksa orang lain supaya melakukan,

tidak melakukan atau membiarkan sesuatu dengan ancaman pencemaran atau pencemaran tertulis.

Page 223: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PERUMUSAN TINDAK PIDANA DALAM KUHP

KUHP Pasal 209: (1)   Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga

ratus rupiah:Ke-1: barang siapa memberi atau menjanjikan sesuatu benda

kepada seseorang pejabat dengan maksud supaya digerakkan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;Ke-2: barang siapa memberi sesuatu kepada seorang pejabat karena atau berhubung dengan sesuatu yang bertentangan

dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.

KUHP Pasal 418: Seorang pejabat yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa itu diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau menurut pikiran orang yang memberi hadiah atau janji-janji itu ada hubungannya dengan jabatannya, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun enam bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.

KUHP Pasal 372: Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam, karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah.

Page 224: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PERUMUSAN TINDAK PIDANA DALAM UU tentang PEMBERANTASAN TINDAK

KORUPSI

Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

Pasal 3 UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001

Page 225: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PERUMUSAN TINDAK PIDANA DALAM UU tentang PEMBERANTASAN TINDAK

KORUPSI Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana

penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling

sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah):

Pasal 12 huruf a dan huruf b UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001

Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga

bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;

Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena

telah melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;

a

b

Page 226: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PERUMUSAN TINDAK PIDANA DALAM UU tentang PEMBERANTASAN TINDAK

KORUPSI

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun

dan atau pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut

diberikan karena kekuasaannya atau kewenangan yang berhubungan dengan

jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut

ada hubungan dengan jabatannya.

Pasal 11 UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001

Page 227: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PERUMUSAN TINDAK PIDANA DALAM UU tentang PEMBERANTASAN TINDAK

KORUPSI Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana

penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling

sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah):(e) pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan

maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;

(g) pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah-olah

merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;

Pasal 12 huruf (e) dan huruf (g) UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001

Page 228: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KETENTUAN MENGENAI PEGAWAI PAJAK DALAM UU KUP

(1) Pegawai pajak yang karena kelalaiannya atau dengan sengaja menghitung atau menetapkan pajak tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya dengan sengaja bertindak di luar kewenangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dapat diadukan ke unit internal Departemen Keuangan yang berwenang melakukan pemeriksaan dan investigasi dan apabila terbukti melakukannya dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 36A

Page 229: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KETENTUAN MENGENAI PEGAWAI PAJAK DALAM UU KUP

(3) Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya terbukti melakukan pemerasan dan pengancaman kepada Wajib Pajak untuk menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 368 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

(4) Pegawai pajak yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima pembayaran, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan perubahannya.

(5) Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik secara perdata maupun pidana, apabila dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pasal 36A

Page 230: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENYIDIKANPenyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan

oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan

tersangkanya. {Pasal 1 angka 31 UU KUP}

Penyidik adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

{Pasal 1 angka 32 UU KUP}

Page 231: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

KEWENANGAN PENYIDIKAN

Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil

tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik tindak pidana

di bidang perpajakan.

Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan

hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia

sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Dalam rangka pelaksanaan kewenangan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyidik dapat

meminta bantuan aparat penegak hukum lain.

Pasal 44 UU KUPAyat 1

Ayat 3

Ayat 4

Page 232: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WEWENANG PENYIDIKAN

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;

Pasal 44 ayat 2 UU KUP

Page 233: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

WEWENANG PENYIDIKAN

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk

kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 44 ayat 2 UU KUP

Page 234: Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1

PENGHENTIAN PENYIDIKAN

Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) menghentikan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf j dalam hal tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut

bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan, atau penyidikan dihentikan karena peristiwanya telah daluwarsa, atau tersangka

meninggal dunia.

Pasal 44A UU KUP

Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan

penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal

surat permintaan. hanya dilakukan setelah WP melunasi utang pajak yang tidak atau

kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau

yang tidak seharusnya dikembalikan.

Pasal 44B ayat 1 dan 2 UU KUP