Kumpulan Wasiat Nasehat

73
1 KUMPULAN WASIAT Dan NASEHAT

description

Kumpulan Wasiat Nasehat diantaranya wasiat nasehat umur, teman, ilmu dan lain-lain.

Transcript of Kumpulan Wasiat Nasehat

Page 1: Kumpulan Wasiat Nasehat

1

KUMPULAN WASIAT Dan NASEHAT

Page 2: Kumpulan Wasiat Nasehat

2

DAFTAR ISI

Wasiat Nasehat 3

Wasiat Nasehat Umur 5

Wasiat Nasehat Hati 8

Wasiat Nasehat Bid’ah 12

Wasiat Nasehat Ujub dan Tawadhu 13

Wasiat Nasehat Ilmu 14

Wasiat Nasehat Zuhud 20

Wasiat Nasehat Teman 22

Wasiat Nasehat Zikir 24

Wasiat Nasehat Sombong 33

Wasiat Nasehat Nafsu dan Dunia 35

Wasiat Nasehat A’mal 43

Wasiat Nasehat Ulama 51

Wasiat Nasehat Amar Ma'ruf Nahi Munkar 53

Wasiat Nasehat Tobat 55

Wasiat Nasehat Prilaku Manusia 56

Wasiat Nasehat Menolong Orang 68

Wasiat Nasehat Salafuna Soleh 69

Page 3: Kumpulan Wasiat Nasehat

3

Wasiat Nasehat

Pemimpin.

“Pilar kepemimpinan itu ada lima : perkataan yang benar, menyimpan rahasia, menepati

janji, senantiasa memberi nasihat dan menunuaikan amanah.”

( Imam Syafi‟i )

“Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki jabatan, karena kalau engkau telah

mendudukinya, maka tidak ada kesempatan bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya.”

( Imam Syafi‟i )

Harga Diri

“Di antara orang yang tidak mempunyai harga diri adalah mereka yang dengan

mudahnya memberitahukan usianya kepada orang lain, karena kalau usianya lebih

muda, tentu mereka akan menganggapnya rendah dan jika usianya lebih tua, tentu

mereka akan beranggapan bahwa ia sudah pikun.”

( Imam Syafi‟i )

“Peranti terbentuknya harga diri itu ada empat : kemuliaan akhlak, kedermawanan, sikap

santun dan ibadah ( yang istiqamah ).”

( Imam Syafi‟i )

“Barangsiapa yang menghargai dirinya melebihi kapasitasnya, maka Allah swt akan

mengembalikannya kepada nilai sesungguhnya dalam dirinya.”

( Imam Syafi‟i )

Syukur

”Hakikat Syukur adalah mengakui dengan penuh ketundukan terhadap nikmat si

Pemberi nikmat, mempersaksikan karunianya dan memelihara kehormatannya dengan

menyadari, sesungguhnya bahwa kita tidak akan sanggup untuk bersyukur dalam artian

yang sebenarnya.”

”Orang miskin yang sabar karena Allah swt menghadapi kemiskinannya adalah lebih

baik daripada orang kaya yang bersyukur kepadanya. Orang Miskin yang bersyukur

adalah lebih baik dari kedua orang di atas. Sedangkan Orang Miskin yang sabar dan

bersyukur adalah lebih baik dari mereka semua. Tidak ada yang sabar menjalani Ujian,

kecuali orang yang tahu akan hakikat ujian tersebut.”

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir al-Jailany )

Page 4: Kumpulan Wasiat Nasehat

4

Adab

"Ucapan dibagi menjadi empat :

1. Ucapan yang bermanfaat tetapi berakibat buruk. Sebaiknya engkau diam dan tidak

mengucapkannya agar selamat.

2. Ucapan yang tidak bermanfaat dan tidak berakibat buruk, jika engkau diam dan tidak

mengucapkannya, maka tubuh dan lisanmu tidak akan lelah.

3. Ucapan yang tidak bermanfaat dan berakibat buruk, maka seorang yang berakal

akan diam menghindari keburukan yang akan membebaninya.

4. Ucapan yang bermanfaat dan tidak berakibat buruk, maka engkau wajib menyebar

luaskannya.

( Syekh Ibrahim bin Adham )

"Di zaman ini, hanya sedikit orang yang menunjukkan adab luhur dalam majlis. Jika ada

seseorang yang datang, mereka berdiri dan bersalaman atau menghentikan bacaan,

padahal orang itu datang ke majlis tersebut tidak lain untuk mendengarkan. Oleh

karenanya, banyak aku jumpai orang di zaman ini, jika datang seseorang, mereka

berkata, "silahkan kemari" dan yang lain mengatakan juga "silahkan kemari" sedang

orang yang duduk di samping mengipasinya.

Gerakan-gerakan dan kegaduhan yang mereka timbulkan menghapus keberkahan

majelis itu sendiri. Keberkahan majlis bisa diharapkan, apabila yang hadir beradab dan

duduk di tempat yang mudah mereka capai. Jadi keberkahan majlis itu pada intinya

adalah adab, sedangkan adab dan pengagungan itu letaknya di hati. Oleh karena itu,

wahai saudara-saudarku, aku anjurkan kepada kalian, hadirilah majlis-majlis khoir (baik).

Ajaklah anak-anak kalian kesana dan biasakan mereka untuk mendatanginya agar

mereka menjadi anak-anak yang terdidik baik, lewat majlis-majlis yang baik pula!"

(Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf).

Page 5: Kumpulan Wasiat Nasehat

5

Wasiat Nasehat ( Umur )

“Siapa yang menginginkan khusnul khotimah dipenghujung umurnya, hendaknya ia

berprasangka baik kepada manusia.”

( Imam Syafi‟i )

"Renungkanlah pendeknya umurmu. Andaikata engkau berumur seratus tahun

sekalipun, maka umurmu itu pendek jika dibandingkan dengan masa hidupmu kelak

di akhirat yang abadi, selama-lamanya. Coba renungkan, agar dapat beristirahat (

pensiun )selama dua puluh tahun, dalam satu bulan atau setahun engkau sanggup

menanggung berbagai beban berat dan kehinaan di dalam mencari dunia. Tetapi

mengapa engkau tidak sanggup menanggung beban ibadah selama beberapa hari

demi mengharapkan kebahagiaan abadi di Akhirat nanti?

Jangan panjang angan-angan, engkau nanti akan berat untuk beramal. Yakinilah

bahwa tak lama lagi engkau akan mati. Katakan dalan hatimu :

Pagi ini aku akan beribadah meskipun berat, siapa tahu nanti malam aku mati.

Malam ini aku akan sabar untuk beribadah, siapa tahu besok aku mati.

Sebab, kematian tidak datang pada waktu, keadaan dan tahun tertentu. Yang jelas

ia pasti datang.

Oleh karena itu, mempersiapkan diri menyambut kedatangan maut lebih utama

daripada menpersiapkan diri menyambut dunia. Bukankah kau menyadari betapa

pendek waktu hidupmu di dunia ini? Bukankah bisa jadi ajalmu hanya tersisa satu

tarikan dan hembusan napas atau satu hari?

Setiap hari lakukanlah hal ini dan paksakan dirimu untuk sabar beribadah kepada

Allah swt. Andaikata engkau ditakdirkan untuk hidup selama lima puluh tahun dan

kau biasakan dirimu untuk sabar beribadah, nafsumu tetap akan berontak, tetapi

ketika maut menjemput kau akan berbahagia selama-lamanya.

Tetapi, ketika engkau tunda-tunda dirimu untuk beramal, dan kematian datang di

waktu yang tidak kau perkirakan

( Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )

"Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk

memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu

dengan Allah 'Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak

mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa

mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu.

Page 6: Kumpulan Wasiat Nasehat

6

Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak

mendukung lagi.

Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu dengan

banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat

kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah

yang paling mudah.

Rasulullah saw bersabda :

Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt.

Bacalah secara berkesinambungan doa' dan dzikir apapun yang mudah bagimu.

Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena

kebaikannya. Ia akan mengaruniamu…..

( Ibnu 'Atha illah Askandari )

"Ketahuilah, sebuah umur yang awalnya disia-siakan, seyogyanya sisanya

dimanfaatkan. Jika seorang ibu memiliki sepuluh anak dan sembilan diantaranya

meninggal dunia. Tentu ia akan lebih mencintai satu-satunya anak yang masih hidup

itu. Kamu telah menyia-nyiakan sebagian besar umurmu, oleh karena itu jagalah

sisa umurmu yang sangat sedikit itu.

Demi Allah, sesungguhnya umurmu bukanlah umur yang dihitung sejak engkau lahir,

tetapi umurmu adalah umur yang dihitung sejak hari pertama engkau mengenal

Allah swt.

( Ibnu 'Atha illah Askandari )

"seseorang yang telah mendekati ajalnya ( berusia lanjut ) dan ingin memperbaiki

segala kekurangannya di masa lalu, hendaknya dia banyak membaca dzikir yang

ringkas tetapi berpahala besar. Dzikir semacam itu akan membuat sisa umur yang

pendek menjadi panjang, seperti dzikir yang berbunyi :

Maha suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya, ( kalimat ini kuucapkan

) sebanyak jumlah ciptaan-Nya, sesuai dengan yang ia sukai, seberat timbangan

Arsy-Nya dan setara dengan jumlah kata-kata-Nya.

Jika sebelumnya kau sedikit melakukan shalat dan puasa sunah, maka perbaikilah

kekuranganmu dengan banyak bershalawat kepada Rasulullah saw. Andaikata

Page 7: Kumpulan Wasiat Nasehat

7

sepanjang hidupmu engkau melakukan segala jenis ketaatan dan kemudian Allah

swt bershalawat kepadamu sekali saja, maka satu shalawat Allah ini akan

mengalahkan semua amalmu itu. Sebab, engkau bershalawat kepada Rasulullah

sesuai dengan kekuatanmu, sedangkan Allah swt bershalawat kepadamu sesuai

dengan kebesaran-Nya. Ini jika Allah swt bershalawat kepadamu sekali, lalu

bagaimana jika Allah swt membalas setiap shalawatmu dengan sepuluh shalawat

sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits Shahih?

Betapa indah hidup ini jika kau isi dengan ketaatan kepada Allah swt, dengan

berdzikir kepada-Nya dan bershalawat kepada Rasulullah saw."

( Ibnu 'Atha illah Askandari )

Page 8: Kumpulan Wasiat Nasehat

8

Wasiat Nasehat ( Hati )

"Hati dan jasad adalah seperti seorang tuna netra ( orang buta ) dan seorang lumpuh

memasuki sebuah kebun. Si lumpuh berkata kepada sang tuna netra, "Aku bisa

melihat buah-buahan yang ada di kebun ini tetapi tidak dapat memetiknya, karena

aku lumpuh. Kau tidak dapat melihatnya, tetapi kau tidak lumpuh. Gendonglah aku."

Sang tuna netra menggendong si lumpuh, dan memetik buah-buahan tersebut,

kemudian mereka memakannya.

Ruh dan jasad bekerja sama untuk berbuat maksiat kepada Allah swt, maka

keduanya layak mendapat siksa."

( Sayyidina Salman Al-Farisi )

“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang

suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu

memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam

keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan

adalah merupakan martabat yang tinggi.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai

pemberi kabar cabangnya.”

( Imam Syafi‟i )

"Doa' kalian tidak terkabul karena hati kalian telah mati, dan penyebab matinya hati

kalian adalah sepuluh Hal :

1. Kalian mengenal Allah swt, tetapi tidak memenuhi hak-haknya.

2. Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi tidak mengikuti sunah-

sunahnya.

3. Kalian membaca Al-Qur'an , tetapi tidak mengamalkan isinya.

4. Kalian menikmati berbagai karunia Allah swt, tetapi tidak bersyukur kepadanya.

5. Kalian nyatakan setan sebagai musuh, tetapi tidak menentangnya.

6. Kalian nyatakan surga itu benar-benar ada, tetapi tidak beramal untuk

memperolehnya.

7. Kalian nyatakan neraka itu ada, tetapi tidak berusaha untuk menghindarinya.

8. Kalian nyatakan kematian itu pasti datang, tetapi tidak bersiap-siap untuk

menyambutnya.

Page 9: Kumpulan Wasiat Nasehat

9

9. Sejak bangun tidur kalian sibuk meneliti dan memperbincangkan aib (

keburukan ) orang lain dan melupakan aib ( keburukan ) kalian sendiri.

10. Kalian kuburkan mereka yang meninggal di antara kalian, tetapi tidak pernah

memetik pelajaran darinya.

( Syekh Ibrahim bin Adham )

“Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan

hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT

mengetahui di manapun kalian berada.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt

adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu

dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking

yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular

dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?

Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu

adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai,

dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.

Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian

dan ia produksi madu yang enak.

Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal

yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla.

Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak

akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang

waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau

tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat

kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau

merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit

ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun

tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang.

Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh

hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan

karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan

Page 10: Kumpulan Wasiat Nasehat

10

majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat,

jangan berkata :

Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat

dan tidak mampu meninggalkannya.

Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa

jadi besok tepat sasaran."

( Ibnu 'Atha illah Askandari )

"Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat

mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati.

Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan,

pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain

sebagainya.

Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-

Qur'an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala,

pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan

biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu

dan hikmahmu."

( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya

mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang

membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor

tidak dapat menampung karunia Allah swt.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hati manusia seperti Baitul Ma‟mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf

mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap

bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang

dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan

mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia

titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-

bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan

Page 11: Kumpulan Wasiat Nasehat

11

diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku,

seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum

membersihkan hatinya!“

( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini ( sambil menunjuk

ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya

dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup; namun jika tidak dihuni atau

dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak

terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan

kelalaian dan maksiat adalah perusak hati.“

( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

Page 12: Kumpulan Wasiat Nasehat

12

Wasiat Nasehat ( Bid'ah )

“Bid‟ah itu terbagi menjadi dua macam : segala sesuatu yang baru dan tidak

sejalan dengan kitab, sunnah, atsar, ijma‟ itu merupakan bid‟ah dhalalah ( bid‟ah

yang sesat ). Sementara jika sesuatu yang baru itu tidak berseberangan dengan Al-

Qur‟an, hadits, atsar dan ijma‟, maka sesuatu yang baru itu disebut bid‟ah hasanah

( bid‟ah yang baik ).”

( Imam Syafi‟i )

“Ikutilah Sunnah rasul dengan penuh keimanan, jangan mengerjakan bid‟ah,

patuhlah selalu kepada Allah swt dan Rasulnya, janganlah melanggar. Junjung

tinggi tauhid, jangan menyukutukan Allah swt, selalu sucikan Allah swt, dan jangan

berburuk sangka kepadanya. Pertahankanlah kebenarannya, jangan ragu

sedikitpun. Bersabarlah selalu, jangan menunjukkan ketidak sabaran.

Beristiqomahlah dengan berharap kepadanya; bekerja samalah dalam ketaatan,

jangan berpecah belah. Saling mencintailah, dan jangan saling mendendam.”

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir al-Jailany )

“Sesungguhnya terlalu memfasih-fasihkan bacaan adalah bid‟ah. Andaikata salaf

membaca Al-Qur‟an seperti mereka yang suka memfasih-fasihkan bacaannya,

tentu mereka tidak dapat menghatamkan Al-Qur‟an dalam semalam.”

“Imam Ghazali juga pernah berkata bahwa hudhur dan khusyu‟ dalam membaca Al-

Qur‟an tidak mungkin dapat dirasakan oleh orang yang membaca Al-Qur‟an dengan

terlalu memfasihkan huruf dan memberi tekanan berlebihan pada tasyhid-

tasyhidnya. Andaikata kalian curahkan seluruh konsentrasi kalian untuk

merenungkan makna rahmat, pujian, rububiyyah, kekuasaan Allah SWT ( al-Malik)

penghambaan, permohonan, permohonan hidayah, shirotol mustaqim yang ada

dalam Fatihah, maka itu lebih baik.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Atthas dahulu melarang seseorang bergaul

dengan Ahli bid‟ah, orang-orang yang aqidahnya menyimpang dan orang-orang

yang merendahkan kaum sholihin, Para Wali dan Ulama. Jika melewati tempat

yang ada orang-orang yang memiliki salah satu sifat di atas, beliau menutupi

kepalanya dan berjalan dengan cepat.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

Page 13: Kumpulan Wasiat Nasehat

13

Wasiat Nasehat ( Ujub & Tawadhu )

“Jika rasa ujub menghinggapi aktifitasmu, maka lihatlah keridhaan siapa yang kau

harapkan, pahala mana yang kau suka, sanksi mana yang kau benci. Maka jika

engkau memikirkan satu di antara kedua hal ini, niscaya akan hadir di depan

matamu apa yang sudah kamu lakukan.”

( Imam Syafi‟i )

”Bagaimana cara membebaskan diri dari „Ujub ( merasa bangga terhadap diri

sendiri )?”

”Pandanglah segala sesuatu sebagai pemberian Allah swt, ingatlah bahwa Dia lah

yang memberikan taufiq kepada kita sehingga dapat melakukan kebaikan, dan

buanglah perasaan bahwa kita telah berbuat sesuatu. Kalau sudah demikian,

niscaya kita akan selamat dari penyakit tersebut.”

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir al-Jailany )

“Tawadhu‟ adalah perkara yang sangat diidam-idamkan. Orang yang paling tinggi

kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukannya sendiri. Akan tetapi

tawadhu‟ dihadapan orang yang tidak bisa menghargai orang lain merupakan bentuk

kezhaliman terhadap diri sendiri.”

( Imam Syafi‟i )

“Hendaklah kamu bertawadhu dan tidak menonjolkan diri. Jauhilah sikap takabur

dan cinta kedudukan.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

Page 14: Kumpulan Wasiat Nasehat

14

Wasiat Nasehat ( Ilmu )

o "Ilmu itu luas, sedangkan umur kita pendek, oleh karena itu, pilihlah ilmu yang

sangat kamu butuhkan bagi agamamu dan tinggalkan yang lain.

Perumpaan seorang Mukmin di dunia ini adalah seperti seorang pasien di tangan

perawatan dokternya. Ketika si pasien menginginkan sesuatu, sang dokter

melarangnya, setelah dia sembuh, barulah sang dokter mengizinkannya. Begitu

seorang Mukmin, terkadang ia menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain tetapi

Allah swt tidak mewujudkan keinginannya tersebut hingga dia meninggal dunia dan

masuk surga. ( sebab kalau diberikan di dunia, akan membuat dia tersesat )

( Sayyidina Salman Al-farisi )

o “Ilmu dan Iman akan memudahkan orang untuk selalu Taqorrub ( mendekatkan diri)

kepada Allah swt.”

( Imam Hasan Basri )

o “Seseorang yang mencoba melakukan apa-apa yang dilarang Allah swt selain dosa

syirik, masih lebih daripada dia berfikir dengan pandangan ilmu kalam.”

( Imam Syafi‟i )

o “Tujuan dari ilmu adalah mengamalkannya, maka ilmu yang hakiki adalah yang

terefleksikan dalam kehidupannya, bukannya yang bertengger di kepala.”

( Imam Syafi‟i )

o “Tidak ada satupun ilmu yang ingin aku pelajari setelah aku memahami tentang

masalah halal dan haram, kecuali ilmu kedokteran, tapi mengapa kita jauh

terbelakang dibanding dengan orang-orang nasrani?”

( Imam Syafi‟i )

o “Cukuplah ilmu itu menjadi keutamaan bagi seseorang, ia bangga manakala disebut

sebagai orang berilmu. Ia juga disebut bodoh manakala meninggalkan bagian dari

pengetahuannya, dan jika kata bodoh itu ditujukan kepadanya, tentu ia akan marah.”

( Imam Syafi‟i )

o “Barangsiapa yang ingin menjadi seorang pemimpin, niscaya kedudukan yang

didambakannya itu akan meninggalkannya, dan jika ia telah menduduki jabatan,

maka ia akan ditinggalkan banyak ilmu.”

( Imam Syafi‟i )

o “Dasar ilmu adalah kemantapan dan buahnya adalah keselamatan. Dasar Wara‟ (

menjaga diri dari sesuatu yang meragukan ) adalah Qona‟ah ( menerima karunia

Page 15: Kumpulan Wasiat Nasehat

15

Allah swt dengan dada yang lapang ) dan buahnya adalah ketenangan batin. Dasar

Kesabaran adalah keteguhan hati dan buahnya adalah kemenangan. Dasar suatu

Aktifitas adalah Taufiq ( pertolongan Allah swt ) dan buahnya adalah kesuksesan.

Dasar Tujuan akhir dari segala Perkara adalah Shidiq ( benar ).”

( Imam Syafi‟i )

o “Orang yang mengkaji ilmu faraid, dan sampai pada puncaknya, maka akan tampil

sebagai sosok orang yang ahli berhitung. Adapun ilmu hadits, itu akan tampak nilai

keberkahan dan kebaikannya pada saat tutup usia. Adapun ilmu fiqih merupakan

ilmu yang berlaku bagi semua kalangan baik muda maupun yang tua, karena fiqih

merupakan pondasi dasar dari segala ilmu.”

( Imam Syafi‟i )

o “Seorang bijak menulis kepada seorang bijak lainnya : “wahai saudaraku, engkau

telah dianugerahi ilmu, maka janganlah kamu kotori ilmumu dengan gelapnya dosa,

sehingga kamu berada dalam kegelapan di saat para ahli ilmu berjalan dengan suluh

ilmunya.”

( Imam Syafi‟i )

o “Barangsiapa menghendaki akhirat, maka hendaknya ia ikhlas dalam mencari ilmu.”

( Imam Syafi‟i )

o “Tidak ada orang yang mencari ilmu yang disertai dengan kemalasan; dan kekayaan

menjadikan seseorang beruntung, namun keberuntungan itu akan melekat dalam diri

orang yang senantiasa mencari ilmu dengan disertai semangat yang tinggi dan

prihatin serta bersanding selalu dengan Ulama.”

( Imam Syafi‟i )

o “Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan ketabahan.”

( Imam Syafi‟i )

o “Barangsiapa mempelajari Al-Qur‟an, maka mulia nilainya. Barangsiapa berbicara

tentang fiqih, maka akan berkembang kemampuannya. Barangsiapa menulis hadits,

maka akan kuat hujjahnya. Barangsiapa mengkaji bahasa, maka akan lembut

tabiatnya. Barangsiapa mengkaji ilmu hitung, maka akan sehat pikirannya.

Barangsiapa tidak menjaga jiwanya, maka ilmunya tidak akan berguna baginya.”

( Imam Syafi‟i )

o “Pondasi dasar adalah Al-Qur‟an dan as-Sunnah. Jika tidak didapati dari keduanya,

maka Qiyaslah berlaku. Jika hadits itu shahih, itulah yang disebut sunnah. Ijma‟ itu

lebih bisa dipertanggung jawabkan daripada hadits ahad. Yang diambil dari hadits itu

Page 16: Kumpulan Wasiat Nasehat

16

adalah teksnya, namun jika hadits tersebut mengandung banyak penafsiran, maka

carilah yang mendekati makna teksnya.”

( Imam Syafi‟i )

o “Mencari ilmu lebih utama daripada shalat sunnah. Mempelajari hadits itu lebih baik

daripada shalat tathawwu.”

( Imam Syafi‟i )

o “Ilmu terbagi dua ; ilmu kesehatan dan ilmu agama. Yang dimaksud dengan ilmu

agama disini adalah ilmu fiqih, sementara ilmu kesehatan adalah ilmu kedokteran.”

( Imam Syafi‟i )

o “Pelajarilah dengan teliti suatu pengetahuan, agar engkau tidak kehilangan

kedalaman arti kandungannya.”

( Imam Syafi‟i )

o “Tak pantas, siapapun mengatakan halal dan haram kecuali berlandaskan pada

pengetahuan. Dan ilmu itu adalah apa yang yang tertulis dalam Al-Qur‟an, hadits,

ijma‟ ataupun qiyas. Dari dasar inilah kesemuanya akan terungkap maknanya.”

( Imam Syafi‟I )

o “Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan ilmu kepadamu, pasti kusuapi

engkau dengan ilmu.”

( Imam Syafi‟I )

o “Aku akan merasa bahagia, jika semua orang mempelajari ilmu ini, dan sama sekali

tidak menyandarkannya padaku.”

( Imam Syafi‟I )

o “Betapa aku senang, jika semua ilmu yang aku ketahui dimengerti oleh semua

orang, maka dengannya aku mendapat pahala, meskipun mereka tidak memujiku.”

( Imam Syafi‟i )

o “Menuntut ilmu membutuhkan tiga hal : memiliki keterampilan, umur ( waktu ) yang

panjang dan mempunyai kecerdasan.”

( Imam Syafi‟i )

o “Jika kalian melihat kitab yang didalamnya ada catatan tambahan dan perbaikan,

maka lihatlah kebenaran yang ada didalamnya.”

( Imam Syafi‟i )

o “Mereka yang menguasai bahasa arab adalah jin yang berupa manusia, mereka

melihat apa yang tidak dilihat orang lain.”

( Imam Syafi‟i )

Page 17: Kumpulan Wasiat Nasehat

17

o “Sesungguhnya akal itu punya batas maximal, sebagaimana mata juga mempunyai

batas pandang maximal.”

( Imam Syafi‟i )

o “Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus disertai dengan ilmu; dan

siapa menghendaki akherat, juga harus dengan ilmu.”

( Imam Syafi‟i )

o ”Setelah semua kegelisahan itu, perhatianku ku pusatkan pada jalan sufi. Ternyata

jalan ini tidak akan dapat ditempuh kecuali dengan ilmu dan amal. Langkahnya

harus menempuh tanjakan-tanjakan batin dan penyucian diri untuk mengkondisikan

kesiapan batin, kemudian mengisinya dengan zikir kepada Allah SWT.””Bagiku, ilmu

lebih mudah daripada amal. Maka aku pun segera memulai perjalanan spiritualku

dengan mempelajari ilmu para sufi terdahulu, membaca karya-karya mereka. Antara

lain Quth al-Qulib karya Abu Thalib Al-Makki dan karya-karya Haris Al-Muhasibi.

Juga ucapan-ucapan Junaid Al-Bagdadi, Asy-Syibli, Abu Yazid Al-Busthami “

( Imam Hujjatul Islam Abu hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )

o "Kalian menghadiri majelis ilmu hanya untuk mencari jalan keluar bagi permasalahan

duniawi kalian, bukan untuk mengobati penyakit hati. Kalian tidak mendengarkan

nasihat para penceramah, tetapi meneliti kesalahan mereka, kemudian menghina

dan mentertawakannya, kalian juga bermain-main dalam majelis. Sesungguhnya

kalian sedang mempertaruhkan diri kalian kepada Allah swt yang Maha Agung dan

Maha Mulia. Segeralah bertobat, jamgan mencontoh musuh-musuh Allah 'Azza wa

jalla. Berusahalah untuk mengambil manfaat dari apa yang kalian dengar."

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )

o "Barang siapa duduk dalam majelis ilmu bersama seorang yang berilmu, tetapi tidak

mampu menghapal sedikitpun ilmu yang disampaikan disana, maka dia telah

mendapatkan tujuh kemuliaan :

1. Dia mendapatkan pahala yang disediakan bagi penuntut ilmu.

2. Selama duduk dalam majelis itu, dia terhindar dari perbuatan dosa.

3. Rahmat Allah swt menghampirinya ketika dia keluar dari rumah menuju majelis

itu.

4. ketika orang-orang yang berada dalam majelis ilmu tersebut memperoleh

rahmat, maka dia juga akan memperoleh bagian darinya.

5. Selama dia mendengarkan kajian di majelis itu, dia tercatat sebagai seorang

yang sedang beribadah kepada Allah swt.

Page 18: Kumpulan Wasiat Nasehat

18

6. ketika dia sedih karena kurang mampu memahami kajian yang disampaikan,

maka kesedihannya itu menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah

swt.

7. Di majelis itu dia akan melihat kemuliaan seseorang yang berilmu dan kehinaan

seorang pendurhaka. Akhirnya dia akan menyukai ilmu dan membenci

perbuatan fasik.

( Syekh Abul Laits )

o “Keridhoan Allah swt dan Rasulnya terletak pada muthalaah( mempelajari dan

memperdalam ) Al qur‟an dan hadits serta kitab-kitab agama islam.”

o ( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

o “Orang yang bahagia adalah orang yang disenangkan oleh Allah tanpa alasan

tertentu dan orang yang sengsara adalah orang yang disengsarakan Allah tanpa

sebab tertentu. Demikianlah menurut ilmu hakikat. Sedangkan menurut ilmu syariat;

orang yang bahagia adalah orang yang oleh Allah diberi kesenangan dengan

melakukan berbagai amal saleh, dan orang yang disengsarakan oleh Allah dengan

meninggalkan amal-amal saleh dan melanggar syariat agama.”

o ( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

o “Sumber-sumber ilmu tidak akan berkurang sedikitpun dari generasi terkemudian,

akan tetapi pada umumnya mereka datang dengan membawa wadah yang bocor,

sehingga tidak memperoleh ilmu kecuali sedikit.”

o ( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

o “Camkanlah, jangan sampai kalian tidak mempelajari ilmu bahasa, Nahwu dan

shorof. Karena ilmu bahasa merupakan dasar dan perantara kalian untuk memahami

semua ilmu.”

o ( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

o “Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang tidak akan meninggalkanmu di dunia

maupun di akhirat. Ilmu adalah Alat. Meskipun ilmu itu baik, tapi hanyalah alat,

bukan tujuan. Ilmu digunakan hanya untuk mencapai tujuan. Ilmu harus diiringi adab,

akhlaq danniat-niat saleh. Ilmu demikian inilah yang dapat mengantarkan seseorang

kepada maqam-maqam yang tinggi.”

o ( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

o “Pelajarilah ilmu, tanamkan dalam hati niat untuk mengamalkannya, maka Allah swt

akan mengembalikan semua yang hilang dari kalian.”

o ( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

Page 19: Kumpulan Wasiat Nasehat

19

o “Jika kau membaca sesuatu dan tidak dapat memahaminya, atau hatimu tidak hadir

sewaktu membacanya, maka ulangilah lagi di waktu yang lain. Sebab setiap waktu

memilki rahasia yang berbeda.”

o ( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

o "Saat-saat ini aku jarang melihat santri-santri atau siswa-siswa madrasah yang

menghargai ilmu. Banyak aku lihat mereka membawa mushaf atau kitab-kitab ilmu

yang lain dengan cara tidak menghormatinya, menenteng atau membawa

dibelakang punggungnya. Lebih dari itu mereka mendatangi tempat-tempat

pendidikan yang tidak mengajarkan kepada anak-anak kita untuk mencintai ilmu tapi

mencintai nilai semata-mata. Mereka diajarkan pemikiran para filosof dan budaya

pemikiran-pemikiran orang Yahudi dan Nasrani."

o ( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

o "Apa yang akan terjadi pada generasi remaja masa kini? Ini tentu adalah tanggung

jawab bersama. Al-Habib Ali pernah merasakan kekecewaan yang sama seperti

yang aku rasa. Padahal di zaman beliau, aku melihat kota Seiwun dan Tarim sangat

makmur, bahkan negeri Hadramaut dipenuhi dengan para penuntut ilmu yang

beradab, berakhlaq, menghargai ilmu dan orang 'Alim. Bagaimana jika beliau

mendapati anak-anak kita disini yang tidak menghargai ilmu dan para Ulama?

Niscaya beliau akan menangis dengan air mata darah. Beliau menambahkan bahwa

aku akan meletakkan para penuntut ilmu di atas kepalaku dan jika aku bertemu

murid yang membawa bukunya dengan rasa adab, ingin rasanya aku menciun

kedua matanya."

( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

o "Aku teringat pada suatu untaian mutiara nasihat Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-

Aththas yang mengatakan; Ilmu adalah alat, meskipun ilmu itu baik ( hasan ), tapi

hanya alat bukan tujuan, oleh karenanya ilmu harus diiringi adab, akhlaq dan niat-

niat yang sholeh. Ilmu demikianlah yang dapat mengantakan seseorang kepada

maqam-maqam yang tinggi."

( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

Page 20: Kumpulan Wasiat Nasehat

20

Wasiat Nasehat ( Zuhud )

o Orang Zuhud itu mempunyai tiga Syarat :

1. Sedikit sekali menggemari dunia, sederhana dalam menggunakan segala

miliknya, menerima apa yang ada, juga tidak merisaukan segala sesuatu yang

tidak ada, akan tetapi giat dalam bekerja, karena bekerja adalah mencari rizki,

sedangkan mencari rizki, suatu kewajiban.

2. pujian dan celaan adalah hal yang sama, tidak bergembira bila mendapat pujian,

juga tidak bersedih jika mendapat celaan atau hinaan.

3. mengutamakan ridho Allah swt dari pada ridho manusia atau merasa tenteram

jiwanya bersama Allah swt dan merasa bahagia sebab dapat mentaati semua

tuntutannya.

( Imam Hasan Basri )

o Engkau harus berlaku Zuhud, sesungguhnya zuhudnya orang yang zuhud itu lebih

baik dari perhiasan yang ada pada tubuh wanita yang menawan.

( Imam Syafi‟i )

o “Siapa yang merasa bahwa dalam dirinya terkumpul dua cinta, cinta dunia dan cinta

kepada penciptanya, maka ia telah berdusta.”

( Imam Syafi‟i )

o “Ketahuilah bahwa orang yang jujur kepada Allah swt, ia akan selamat. Barangsiapa

yang bersemangat dengan agamanya, ia pun akan selamat dari kerusakan, dan

barangsiapa yang berlaku zuhud dengan urusan dunianya, niscaya kelak pahala

Allah swt, akan nampak indah di matanya.”

( Imam Syafi‟i )

o “Berlakulah zuhud dalam menjalani hidup di dunia, dan cintailah kehidupan akhirat

dan barangsiapa harum bau ( badan )nya, maka kecerdasannya akan semakin

bertambah.

( Imam Syafi‟i )

o “Sangat jauh jika bermaksud memaknai sehat atau kenyang tanpa mengalami

sendiri rasa sehat atau kenyang. Mengalami mabuk lebih jelas daripada hanya

mendengar tentang arti mabuk, meskipun yang mengalaminya mungkin belum

pernah mendengar teori mabuk. Maka mengetahui arti dan syarat-syarat zuhud tidak

sama dengan bersifat zuhud.”

( Imam Hujjatul Islam Abu hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )

Page 21: Kumpulan Wasiat Nasehat

21

o "Kehidupan seorang muslim tidak dapat dicapai dengan sempurna, kecuali mengikuti

jalan Allah SWT yang dilalui secara bertahap. Tahapan-tahapan itu antara lain :

tobat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat dan ridha. Karena itu seseorang

yang mempelajari tasawuf wajib mendidik jiwa dan akhlaknya. Sementara itu, hati

adalah cermin yang sanggup menangkap makrifat. Dan kesanggupan itu terletak

pada hati yang suci dan jernih."

( Imam Hujjatul Islam Abu hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )

o ”Tidaklah keabadian itu melainkan dengan perjumpaan dengan Allah swt,

sedangkan perjumpaan dengan Allah swt itu adalah seperti kedipan mata, atau lebih

cepat dari itu. Di antara ciri orang yang akan berjumpa dengan tuhannya adalah

tidak terdapat sesuatu yang bersifat fana pada dirinya sama sekali. Sebab

keabadian dan fana adalah dua sifat yang saling bertolak belakang.”

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir al-Jailany )

o ”Makhluk adalah tabir penghalang bagi dirimu, dan dirimu adalah tabir penghalang

bagi tuhanmu. Selama kamu melihat makhluk, selama itu pula kamu tidak melihat

dirimu, selama itu pula kamu tidak melihat tuhanmu.”

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir al-Jailany )

o “Dalam segala hal aku selalu mencukupkan diri dengan kemurahan dan karunia

Allah SWT. Aku selalu menerima nafkah dari khazanah kedermawanannya.”

“Aku tidak pernah melihat ada yang benar-benar memberi, selain Allah SWT. Jika

ada seseorang memberiku sesuatu, kebaikannya itu tidak meninggikan

kedudukannya di sisiku, karena aku mrnganggap orang itu hanyalah perantara saja,”

( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

o “Cabutlah ketajaman dari sarung pedang tabiatmu yang membelah akar cinta dari

asalnya. Taburilah tanah dengan benih pohon-pohon kezuhudan, hingga

menghasilkan qurb ( kedekatan ) kepada Allah swt, air telaga dari celah wishal (

persatuan dengan Allah swt ), dan pengetahuan pada puncak tujuan.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

Page 22: Kumpulan Wasiat Nasehat

22

Wasiat Nasehat ( Teman )

“Sabar adalah mahkota, kesetiaan adalah harga diri, memberi adalah kenikmatan,

banyak bicara adalah membual ( omong kosong ), tergesa-gesa adalah kebodohan,

kebodohan adalah aib, berlebih-lebihan ( dalam berkata ) adalah kebohongan,

berteman dengan orang yang ahli berbuat hina adalah kejahatan dan berteman

dengan ahli kefasikan adalah pusat prasangka buruk.”

( Imam Husein bin Ali Bin Abu Thalib Ra )

“Janganlah kamu merasa tidak suka berteman dengan seseorang, meskipun kamu

telah mengira bahwa orang ini tidak akan bermanfaat bagi dirimu, karena

sesungguhnya kamu tidak tahu kapan kamu akan membutuhkan temanmu itu.

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Wahai putraku janganlah engkau berteman dengan orang fasik, karena

sesungguhnya dia akan menjualmu dengan sesuap makanan atau lebih sedikit lagi

dari hal itu yang ia belum memperolehnya, dan janganlah berteman dengan orang

bakhil ( pelit ) karena sesungguhnya dia akan mentelantarkanmu di dalam apa yang

dia miliki, sedangkan engkau sangat membutuhkannya, serta janganlah kanu

berteman dengan seorang pembohong, karena sesungguhnya dia adalah seperti

fatamorgana, ia membuat sesuatu yang jauh nampak dekat dihadapanmu dan

membuat sesuatu yang dekat nampak jauh dari dirimu, demikian juga orang yang

tolol, karena sesungguhnya ia ingin menguntungkan dirimu ( tapi karena

ketololannya ) maka ia malah menyengsarakan dirimu, dan jangan pula dengan suka

memutuskan tali persaudaraan, karena dia adalah orang yang mendapat laknat di

dalam kitabullah, dengan firmannya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa

akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?

Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah swt, maka Allah swt menulikan

telinga mereka dan membutakan penglihatan mereka.” (Q.S.- Muhammad :22-23 )

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Seburuk-buruknya seorang teman ialah yang hanya menemanimu ketika kamu kaya

dan meninggalkanmu ketika kamu miskin.”

( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

"Jika engkau berteman dengan para pecinta dunia, mereka akan menyeretmu untuk

mencintai dunia. Jika engkau berteman dengan para pecinta Akhirat, maka mereka

akan membawamu untuk mencintai Allah swt.

Page 23: Kumpulan Wasiat Nasehat

23

Rasulullah saw bersabda :

Seseorang akan dikumpulkan sesuai dengan agama temannya, oleh karena itu,

setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan sebagai

teman. ( HR. tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dengan matan berbeda ).

Sebagaimana ketika akan makan engkau memilih makanan yang enak dan tidak

berbahaya dan juga ketika akan menikah kau pilih wanita cantik, maka ketika akan

berteman pilihlah orang yang dapat menunjukkan kepadamu jalan menuju keridhaan

Allah swt.

Ketahuilah, sesungguhnya kamu memiliki tiga teman :

1. Harta, ia akan meninggalkanmu saat kau mati.

2. Keluarga, mereka akan meninggalkanmu sendirian di dalam kubur.

3. Amal, ia tidak akan pernah meninggalkanmu.

Oleh karena itu, pilihlah teman yang tidak akan meninggalkanmu sendirian di dalam

kubur dan akan akan selalu menghiburmu ( yaitu amal shaleh )."

( Ibnu Atha illah Askandari )

Page 24: Kumpulan Wasiat Nasehat

24

Wasiat Nasehat ( Zikir )

"Duhai Anakku! Gunakan kedua matamu untuk memilih majelis. Jika kau lihat ada

sekelompok orang berzikir kepada Allah swt, maka duduklah bersama mereka. Jika

engkau seorang yang berilmu, ilmumu akan bermanfaat. Jika kau seorang yang

bodoh, mereka akan mengajarimu. Disamping itu siapa tahu Allah swt sedang

memandang mereka dengan penuh kasih saying sehingga engkau pun memperoleh

rahmat-Nya.

Jika engkau melihat sekelompok orang tidak berzikir kepada Allah swt, maka jangan

duduk bersama mereka. Jika kau seorang berilmu, maka ilmumu tidak akan

bermanfaat. Jika kau seorang yang bodoh, mereka akan membuatmu tersesat.

Disamping itu bisa jadi Allah swt sedang memandang mereka dengan murka

sehingga kau pun ikut dimurkai."

( Lukmanul Hakim kepada putranya )

"Duhai Anakku! Jadikanlah ketaatan kepada Allah swt sebagai perdagangan yang

kau harapkan keuntungannya di Dunia dan Akhirat. Imam adalah perahu yang

membawa daganganmu, tawakal kepada Allah swt adalah layarnya, Dunia adalah

lautannya, hari-hari yang akan kau lewati adalah ombaknya, amal shaleh adalah

barang dagangan yang kau harapkan keuntungannya, ibadah sunah adalah hadiah

yang akan membuatmu dimuliakan, semangat adalah angin yang mendorongnya,

penolakan terhadap keinginan hawa nafsu adalah pelabuhannya, kematian adalah

pantainya dan Allah swt adalah Pemilik dan Tempat kembali perdanganmu itu.

Pedagang yang paling mulia, paling dekat dan paling dicintai Allah swt adalah dia

yang paling banyak dagangannya, paling suci niatnya dan paling baik hadiahnya.

Pedang yang paling dibenci Allah swt adalah dia yang paling sedikit dagangannya,

paling buruk hadiahnya dan paling busuk hadiahnya. Semakin baik perdanganmu,

maka semakin besar keuntunganmu. Semakin tulus hadiahmu, maka semakin mulia

dirimu."

( Lukmanul Hakim kepada putranya )

"Hapalkanlah lima hal ini, andaikata kalian menunggang onta untuk

mendapatkannya, maka hingga onta itu kurus, kalian tidak akan memperolehnya :

1. Seorang Hamba hendaknya tidak berharap kecuali kepada Allah swt Tuhannya.

2. Seorang hamba hendaknya hanya takut akan dosa-dosanya.

3. Seorang yang bodoh hendaknya tidak merasa malu untuk bertanya.

Page 25: Kumpulan Wasiat Nasehat

25

4. Seorang yang berilmu ketika ditanya tentang sebuah persoalan dan tidak

mengetahui jawabannya, hendaknya tidak malu untuk mengatakan, "Allah swt

yang Maha Mengetahui."

5. Bagi Iman, sabar ibarat kepala sebuah tubuh, sehingga tidak ( sempurna ) iman

seseorang yang tidak memiliki kesabaran.

( Sayyidina Imam Ali bin Abu Thalib KW )

“Sabar adalah mahkota, kesetiaan adalah harga diri, memberi adalah kenikmatan,

banyak bicara adalah membual ( omong kosong ), tergesa-gesa adalah kebodohan,

kebodohan adalah aib, berlebih-lebihan ( dalam berkata ) adalah kebohongan,

berteman dengan orang yang ahli berbuat hina adalah kejahatan dan berteman

dengan ahli kefasikan adalah pusat prasangka buruk.”

( Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib Ra )

“Sesungguhnya petir dapat menyambar seorang mukmin atau bukan, tetapi tak akan

menyambar orang yang berzikir.”

( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Tak ada ibadah yang lebih utama daripada menjaga perut dan kemaluan.”

( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Jika engkau menginginkan suatu kenikmatan dapat terus engkau nikmati,

perbanyaklah mensyukurinya. Jika engkau merasa rezeki lambat datang,

perbanyaklah Istighfar. Jika engkau ditimpa kesedihan, perbanyaklah membaca LA

HAULA WA LA QUWWATA ILLA BILLAH. Jika engkau takut, ucapkanlah

HASBUNALLAH WA NI‟MAL WAKIIL. Jika engkau kagum terhadap sesuatu,

ucapkanlah MASYA ALLAH, LA QUWWATA ILLA BILLAH. Jika engkau dikhianati,

bacalah WA UFAWWIDU AMRII ILALLAH, INNALLAHA BASHIRUN BIL „IBAAD.

Jika engkau ditimpa kesumpekan, ucapkanlah LA ILAAHA ILLA ANTA SUBHANAKA

INNII KUNTU MINADZ DZAALIMIIN.”

( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Ilmu dan Iman akan memudahkan orang untuk selalu Taqorrub ( mendekatkan diri)

kepada Allah swt.”

( Imam Hasan Basri )

“Yang paling nampak pada diri manusia adalah kelemahannya, maka barangsiapa

melihat kelemahan dirinya sendiri, ia akan menggapai keistiqamahan terhadap

perintah Allah swt.”

( Imam Syafi‟i )

Page 26: Kumpulan Wasiat Nasehat

26

“Andaikan semua manusia memikirkan kandungan isi surah al-Ashr, tentu mereka

akan merasa cukup dengannnya.”

( Imam Syafi‟i )

Kenyang itu akan membuat badan jadi berat, mengeraskan hati, menghilangkan

kecerdasan, mengajak tidur dan melemahkan ibadah.

( Imam Syafi‟i )

”Hendaklah engkau membawa bekal taqwa dan hendaklah yang menjadi cintamu

yaitu keakhiratan”.

( Imam Ahmad bin Hanbal )

”Nak, berniatlah yang baik, maka engkau akan tetap baik selama berniat baik!”

( Imam Ahmad bin Hanbal )

“Kehidupan seorang muslim tidak dapat dicapai dengan sempurna, kecuali mengikuti

jalan Allah SWT yang dilalui secara bertahap. Tahapan-tahapan itu antara lain :

tobat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat dan ridha. Karena itu seseorang

yang mempelajari tasawuf wajib mendidik jiwa dan akhlaknya. Sementara itu, hati

adalah cermin yang sanggup menangkap makrifat. Dan kesanggupan itu terletak

pada hati yang suci dan jernih.”

( Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )

“cara memperoleh Semangat” ( untuk beribadah ) ?

”Caranya adalah dengan menelanjangi ( membebaskan ) diri dari kecintaan terhadap

dunia, mempertautkan jiwa hanya dengan akherat, menyatukan kehendak hati

dengan kehendak Allah swt dan membersihkan batin dari ketergantungan kepada

makhluk.”

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir al-Jailany )

“Ketuklah pintu zikir dengan hasrat dan sikap sangat membutuhkan kepada Allah

swt melalui kontemplasi, menjauhkan diri segala hal selain Allah swt. Lakukanlah

dengan menjaga rahasia batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan

jiwa, sehingga kalian memilki kekayaan rohani. Tuntaskan lisanmu dengan berzikir,

hatimu untuk tafakur dan tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dengan demikian

kalian bisa tergolong orang-orang saleh.”

( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

“Manakala zikir terasa berat di lisanmu, sementara pintu kontemplasi tertutup,

ketahuilah bahwa hal itu semata-mata karena dosa-dosamu atau kemunafikan

Page 27: Kumpulan Wasiat Nasehat

27

dalam hatimu. Tak ada jalan bagimu kecuali bertobat, memperbaiki diri, hanya

menggantungkan diri kepada Allah swt dan ikhlas beragama.”

( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

“Barangsiapa yang menginginkan keridhaan Allah, hendaklah mendekatkan diri

kepada Allah swt, karena keajaiban dan kelembutan Allah terdapat pada akhir

malam.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Siapapun dengan penuh kesungguhan hati mendekatkan diri kepada Allah swt,

maka terbukalah Khazanah Allah swt.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Diantara waktu yang bernilai tinggi, merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi,

diantara zuhur dan „Asar, Magrib dan Isya dan tengah malam terakhir sampai Ba‟da

Subuh.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan

dicapai melalui ingat mati, kubur dan bangkai.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Meninggalkan dan menjauhi Ghibah adalah Raja atas dirinya, menjauhi namimah

(mengadu domba) adalah Ratu dirinya, baik sangka kepada orang lain adalah

wilayah dirinya, duduk bercampur dalam majlis dzikir adalah keterbukaan hatinya.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang Roja‟ ( mengharap Ridho Allah ) adalah orang yang banyak melakukan

ibadah”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang mulia adalah yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dan ridho

Allah swt yang didambakan hidupnya.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Setiap wadah memercikan apa yang ditampungnya.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Barangsiapa tidak bermujahadah pada masa bidayahnya, ia tidak akan mencapai

puncak. Dan barangsiapa tidak bermujahadah, ia tidak akan bermusyahadah; {“Dan

orang-orang yang bersungguh-sungguh (bermujahadah) di jalan kami, niscaya akan

kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. : Al-Ankabut,29 : 69”}”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

Page 28: Kumpulan Wasiat Nasehat

28

“Berbagai hakikat terhijab dari hati, karena perhatian kepada selain Allah.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Waktumu yang paling bermanfaat adalah disaat kamu fana‟ dan waktumu yang

paling sia-sia adalah disaat kamu menyadari dirimu.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Ketahuilah oleh kalian sesungguhnya Allah swt bertajalli ( mengagungkan dirinya )

di hati para kekasihnya; para kaum Arifin, karena mereka menghapus selainnya di

hati mereka dan mereka menghilangkan selain Allah swt dalam pandangan mereka

terhadap semesta dan pada setiap kejadiannya bahwa semuanya adalah semata-

mata ciptaan Allah swt, dan mereka melalui siang, pagi serta sore hari selalu dalam

keadaan taat kepadanya; mereka selalu beribadat serta berharap dan takut

kepadanya; serta selalu ruku‟ dan bersujud kepadanya, mereka selalu dalam

keadaan bahagia dan gembira serta ridho dengan segala ketentuan Qadha dan

Qadar yang telah ditentukan Allah swt atas mereka; berkata Nabi Ayyub as :”Bila

mana aku hendak memilih di antara dua perkara, maka aku akan memilih perkara

yang ada Ridho Allah swt didalamnya karena hanya hal itulah yang mendatangkan

kemaslahatan bagiku” Berkata kaum „Arifin : “Kalau sekiranya kedua mataku melihat

selain Allah, maka akan ku butakan, kalau sekiranya ke dua telingaku mendengar

selain Allah, maka akan ku tulikan, dan bilamana lidahku berkata yang tidak

diperintahkan Allah, maka akan ku potong”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Sesungguhnya Bala‟ yang menimpamu pada saat lupamu, bila engkau

menyadarinya adalah merupakan jalanmu untuk kembali mengenal Allah swt dan

kembali mendekatkan dirimu kepadanya pada saat engkau meminta bala tersebut

dihilangkannya, dan bala‟ sesungguhnya adalah bilamana engkau melupakan Allah

swt dan engkau lupa bahwa dirimu selalu faqir kepadanya.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Ketahuilah oleh kalian; Ma‟rifat kepada Allah swt adalah dengan kejelasan dan

bukan dengan tersamar, dan bilamana seorang hamba diberinya ma‟rifat

kepadanya, maka ia pasti akan melihat semua amal yang dicintai oleh Rasulullah

saw.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Sesungguhnya derajat yang tertinggi dalam maqom sabar adalah menahan diri dari

pada mengadu kepada selain Allah swt.”

Page 29: Kumpulan Wasiat Nasehat

29

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Alangkah entengnya musibah dalam agama menurut kalian, padahal kalian tidak

pernah menyatakan belasungkawa andaikata aku terlambat sholat berjama‟ah.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Bila waktu Sholat telah tiba, tinggalkanlah semua kegiatanmu, sebab Allah SWT

lebih pantas diperhatikan daripada yang lain.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Setiap orang yang telah menghatamkan bacaan Al-Qur‟an yang ditujukan bagi

arwah-arwah orang-orang yang telah wafat, hendaknya ia membaca Tahlil ( Laa

ilaha illallah ) sebanyak orang yang ia kehendaki, kemudian dilanjutkan

Subhaanallahi Wabihamdihi sebanyak orang yang ia kehendaki; lalu membaca Laa

illaha illallah Muhammadur Rasulullah sebanyak 3X dengan memanjangkan

bacaannya; lalu Sholawat sebanyak 3X ( Allahumma Sholi „Alaa Habibika Sayyidina

Muhammadin Wa Aalihi Wa Sohbihi Wasallim ), Lalu hendaknya ia mengucapkan Ya

Rasulullah alaika salam Ya Rasulullah salaamun fi salamin „alaika sebanyak 3X;

Lalu membaca Al Fatihah 1 X, Al Ikhlas 11 X, Al Falaq 1 X, An Naas 1 X, ayat kursi 1

X, Akhir surat Al Baqarah 1 X dan Al Qadr 1 X dengan niat menghadiahkan

pahalanya kepada arwah yang dituju.

Habib Umar menganjurkan murudnya membaca Istigfar dan Al Hamdulillah

sebanyak mungkin setelah membaca maulud.

Memperbanyak baca Istigfar dan Sholawat, karena keduanya adalah sebaik-baik

dzikir yang dapat menolong kesulitan di masa kini.

Habib Abdullah berkata :”jika engkau mengucapkan 11 X tiap hari bacaan ini, berarti

engkau telah menjalankan apa yang pernah diajarkan Habib Umar

(Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allaa ilaaha illa anta, Astagfiruka Wa

Atuubu ilaika Wa asaluka an Tusholliya Wa Tusallima ala Abdika Wa Rasuulika

Sayyidina Muhammadin Wa „ala Aalihi Afdola Wa Adwama aslima ma Shollait Wa

sallamta alaa Ahadin min „Ibaadikal Mustafin. )”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Andaikan aku kuasa dan mampu, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum faqir

miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh kaum Mukminin yang

lemah.” “Dengan sesuap makanan tertolaklah bencana.”

( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

Page 30: Kumpulan Wasiat Nasehat

30

“Kekerasan hati dan kelalaian telah mengalahkanku, sehingga tidak tersisa lagi

padaku selain tawakal kepada Allah SWT, dan pada sifat-sifatnya yang pengasih

dan penyayang. Adapun amalan-amalanku buruk. Jika ada amalku yang baik, itu

berkat kemurahan, dan karunia Allah SWT belaka.”

( Al „arif billah Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahr Al-Jufri )

"Ukurlah dirimu dengan shalat. Jika ketika shalat engkau tidak memikirkan segala

sesuatu selain Allah swt, maka berbahagialah. Tetapi, jika tidak demikian, maka

tangisilah dirimu setiap kali kau gerakkan kakimu menuju shalat.

Pernahkah engkau melihat seorang kekasih tidak ingin bertemu kekasihnya? Allah

Ta'ala mewahyukan :

إ

Sesungguhnya shalat akan mencegah dari ( perbuatan-perbuatan ) keji dan

mungkar. ( Al-Ankabut, 29 : 45 )

Barangsiapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah swt, maka ia perhatikan

bagaimana shalatnya, ia kerjakan dengan tenang dan khusyuk, atau dengan

tergesa-gesa dan lalai. Jika shalat tersebut ternyata kau lakukan dengan lalai dan

tergesa-gesa, maka taburkanlah pasir ke wajahmu.

Seseorang yang duduk bersama penjual parfum akan mencium aroma wanginya.

Sedangkan shalat adalah sebuah ibadah yang seakan-akan kita sedang duduk

bersama Allah swt. Jika engkau duduk bersama Allah swt, tetapi tidak memperoleh

apa-apa, itu tandanya dalam hatimu terdapat penyakit, entah itu kesombongan,

berbangga diri atau ketidak sopanan.

Allah swt mewahyukan :

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi

tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. ( Al-A'raf, 7 : 146 ).

Selepas shalat ia tidak pantas bergegas ( tergesa-gesa ) untuk meninggalkan tempat

shalatnya. Akan tetapi, hendaknya dia berdzikir kepada Allah swt dan beristigfar

memohon ampun kepada-Nya atas segala kekurangan yang ia lakukan di dalam

shalatnya. Berapa banyak shalat yang tidak layak untuk diterima Allah swt, tetapi

setelah engkau beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas shalat tersebut, Allah

swt kemudian menerimanya. Dahulu Rasulullah saw selepas shalat beristigfar

sebanyak tiga kali."

( Ibnu Atha illah Askandari ).

Page 31: Kumpulan Wasiat Nasehat

31

"Sesungguhnya orang yang bermaksiat kepada Allah adalah dia yang tidak

mengenal siksa-Nya, dan orang yang tidak taat kepada-Nya adalah dia yang tidak

mengetahui pahala yang IA sediakan.

Andaikata mereka melihat siksa neraka, tentu mereka tidak akan lalai. Dan

andaikata mereka melihat berbagai kenikmatan yang disediakan Allah swt bagi

penghuni surga, tentu sekejap pun mereka tidak akan meninggalkan ibadah."

( Ibnu Atha illah Askandari ).

“Jadikanlah Al-Qur‟an dan zikir kepada Allah swt bacaan sehari-harimu.

Bertafakurlah terhadap nikmat Allah swt. Jika mungkin, setiap waktu hanya ada

antara dirimu dan Allah swt, dan pada saat itu telitilah diri sendiri. Rasulullah saw

bersabda, “Telitilah dirimu, sebelum kalian diteliti.” Seseorang yang meneliti dirinya

di dunia, perhitungan baginya akan lebih ringan di Akherat kelak.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Kerjakanlah segala perintah Allah swt dan tinggalkanlah larangan-Nya. Jangan

sampai Allah swt melihatmu melakukan apa yang dilarang-Nya, atau kehilangan-Mu

pada perintahnya. Bangkitlah untuk memenuhi hak Allah swt. Bersemangatlah

melakukan sesuatu yang membuat para salaf Mulia.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Yang selalu memperlambat terkabulnya doa‟ seorang hamba adalah karena

harapan yang rendah : mengharapkan sesuatu dari mahluk. Angkatlah

pandanganmu secara keseluruhan kepada zat yang dibutuhkan semua

mahluk….maka akan tampak tanda-tanda terkabulnya doa‟.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Jika kau membaca ayat sajdah dan pada saat itu kau berada di tempat yang tidak

layak untuk sujud; maka bayangkanlah seakan-akan dirimu berada di tempat yang

mulia, seperti Masjidil Haram atau Masjid-masjid lainnya. Setelah itu sujudlah

dengan hatimu. Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam bukunya yang berjudul Al-

Ghunyah mengatakan :”Jika kau berdiri mengerjakan sholat, maka bayangkanlah

seakan-akan kau sedang menghadap Ka‟bah dan saksikanlah Ka‟bah itu dengan

hatimu. Niscaya kau akan meningkat ke maqom yang lain,”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Kerjakanlah shalat karena Allah swt memerintahkannya. Jadikanlah makna segala

sesuatu sebagai tujuanmu. Jangan jadikan cara pengucapan huruf ( makhraj )dan

sejenisnya sebagai pusat perhatianmu dalam sholat. Tapi amati dan renungkan (

Page 32: Kumpulan Wasiat Nasehat

32

tadabbur ) makna ayat yang kau baca. Apa yang menghalangimu untuk

merenungkan makna basmalah, arti rahmat ayat pertama dan makna syukur.

Renungkan tentang Pemberi nikmat dan Pemelihara alam, makna rahmat di ayat ke

tiga, makna raja dan penguasa, makna ibadah, pertolongan, hidayah, shirotol

mustaqim dan orang-orang yang berjalan diatasnya, yaitu orang-orang yang telah

diberi nikmat oleh Allah swt. Renungkan tentang orang-orang yang berpaling, yakni

orang-orang yang dimurkai Allah swt.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika seseorang ingin memperoleh rasa takut kepada Allah swt, maka hendaknya ia

melihat orang yang memilki rasa takut. Jika ingin khusyu‟ maka hendaknya ia

melihat orang yang khusyu‟. Manusia adalah magnet untuk dirinya dan orang lain.

Manusia biasanya mencuri watak orang yang dilihatnya.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Sholatlah di belakang orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, dan

sholatkanlah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah. (Hadits)”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika seseorang senantiasa taat, maka Allah swt akan memberinya rejeki. Allah swt

tidak akan membiarkannya begitu saja tanpa harta. Allah swt telah memberi kalian

rejeki, tapi kalian menghambur-hamburkan rejeki itu bukan pada tempatnya.

Tunaikanlah kewajiban zakat, janganlah kalian kurangi.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika dalam hatimu terlintas bisikan buruk atau ajakan untuk bermaksiat, angkatlah

kepalamu ke langit lalu ucapkan :”Allah….. dengan satu nafas. Perbuatan ini akan

membakar dan menghapus dengan seketika bisikan-bisikan buruk dalam hati.

Hikmah dari menengadahkan kepala ke langit adalah karena setan tidak dapat

mendatangi manusia dari atas kepalanya. Allah Ta‟ala berfirman : “Kemudian Saya

(iblis) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan

dari kiri mereka.(QS Al-A‟raf, 7:17). Allah swt tidak mengatakan bahwa iblis akan

mendatangi mereka dari atas.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas selalu membaca surat Al-Waqiah di waktu Ashar.

Beliau berkata :”Sayyidil Wujud (Nabi Muhammad saw) lah yang memerintahkanku

untuk membacanya di waktu Ashar.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

Page 33: Kumpulan Wasiat Nasehat

33

Wasiat Nasehat ( Sombong )

“Tidaklah hati seseorang dimasuki unsur sifat sombong, kecuali akalnya akan

berkurang sebanyak unsur kesombongan yang masuk atau bahkan lebih.”

( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Takabur ( sombong ) adalah akhlak tercela.”

( Imam Syafi‟i )

“Rendah hati adalah akhlaqnya mulia, sedang kesombongan adalah kebiasaan

orang tercela. Rendah hati akan menumbuhkan kecintaan dan lapang dada

menerima pemberian Allah swt akan melahirkan ketenangan jiwa.”

( Imam Syafi‟i )

Saudaraku! Kuperingatkan kau agar tidak sombong. Ingatlah bahwa Allah swt

senantiasa mengawasimu. Oleh karena itu jangan sekali-kali menghina seseorang

atau menolak kebenaran yang disampaikan kepadamu. Allah swt murka kepada

seseorang yang bersikap demikian dan ia akan merendahkan mereka yang

menyombongkan diri. Bagaimana kau dapat menghina seorang Muslim, padahal kau

tidak pernah tahu bagaimana akhir usiamu dan usianya kelak. Di samping itu kau

juga tidak menhetahui, kelak engkau akan masuk mana, surga atau neraka?

Jika mau bersikap jujur, maka yang paling pantas untuk kau hina adalah dirimu

sendiri. Sudahkah kau teliti keburukan-keburukan dirimu dan kekotoran jiwamu yang

tidak diketahui orang lain, sehingga kau sucikan hati orang lain dank au cela dirimu

sendiri?

Sesungguhnya kau dilarang untuk memuliakan dan menyucikan dirimu sendiri.

Perbuatan ini haram bagimu, jika kau lakukan, kelak di hari kiamat kau akan berada

di bawah telapak kaki orang-orang yang kau hina di dunia. Renungkanlah ini dan

memohonlah kepada Allah swt untuk menolongmu menghapuskan kesombongan

dari hatimu. Semoga Allah swt melindungi kita semua dari sifat sombong ini.

( Syekh Harits Al-Muhasibi )

"Jika seorang hamba sombong, merasa mulia dan berbangga diri dengan

ibadahnya, kemudian dia menuntut orang lain untuk memenuhi hak-haknya dan ia

sendiri tidak berusaha memenuhi hak mereka, maka orang seperti ini dikhawatirkan

akan meninggal dengan cara yang buruk ( Suul khatimah ), semoga Allah swt

melindungi kita darinya.

Page 34: Kumpulan Wasiat Nasehat

34

Jika seorang hamba berbuat maksiat, tetapi engkau perhatikan dia menangis, sedih,

hatinya hancur, merasa hina dan merendahkan diri kepada orang-orang yang

shaleh, mengunjungi mereka dan mengakui dirinya penuh kesalahan, maka orang

yang seperti ini memiliki peluang untuk meninggal dengan cara yang baik ( Husnul

Khatimah )."

( Ibnu 'Atha illah Askandari )

Page 35: Kumpulan Wasiat Nasehat

35

Wasiat Nasehat ( Nafsu dan Dunia )

"Ketahuilah! Sesungguhnya kalian akan mati dan setelah itu dibangkitkan. Kalian

akan dimintai pertanggung jawaban atas semua amal kalian, serta mendapatkan

balasan yang setimpal. Karena itu jangan tertipu kehidupan dunia. Kehidupan dunia

ini penuh ujian, bersifat sementara dan sarat dengan tipu daya. Semua yang berada

di dalamnya akan musnah. Para penghuninya pun saling berebut untuk

memperolehnya.

Ketahuilah! Kalian beserta segala perhiasan kehidupan dunia akan mengalami hal

yang sama dengan mereka yang terdahulu, orang-orang yang lebih panjang

umurnya dan lebih megah rumahnya. Sekarang jasad mereka telah menjadi tulang

belulang, rumah mereka kosong. Mereka berada di kubur yang letaknya dekat dan

penghuninya terasingkan. Mereka digerogoti oleh cacing, tertimbun oleh bebatuan

dan pasir.

Bayangkan kalian kelak akan menjadi seperti mereka, tubuh kalian hancur dan

sendiri di kubur. Apa yang akan terjadi dengan kalian jika kiamat tiba, semua yang

dikubur dibangkitkan dan segala rahasia yang tersembunyi dalam dada dibongkar,

pada saat itulah setiap jiwa akan memperoleh balasan sesuai dengan perbuatannya

selama hidup di dunia."

( Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib )

Setiap hari bumi berseru kepada manusia dengan sepuluh kalimat :

1. "Hai anak cucu Adam, kau berjalan di atasku, tetapi tempat kembalimu adalah di

dalam perutku."

2. "Kau bermaksiat kepada Allah swt di atasku, dan kelak kau akan disiksa di

dalam perutku."

"Kau tertawa di atasku, dan kau akan menangis di dalam perutku."

3. "Kau bersenang-senang di atasku, dan kau akan bersedih di perutku."

4. "Kau kumpulkan harta di atasku, dan kau akan menyesalinya di perutku."

5. "Kau makan yang haram di atasku, dan di perutku kau akan menjadi santapan

cacing-cacing di tanah."

6. "Kau berjalan sombong di atasku, dan kau akan dihinakan di perutku."

7. "Kau berjalan senang di atasku, dan kau akan masuk ke dalam perutku dalam

keadaan sedih."

Page 36: Kumpulan Wasiat Nasehat

36

8. "Kau berjalan di atasku dengan bercahayakan matahari, rembulan dan lampu,

tetapi kau akan tinggal di perutku dalam kegelapan."

9. "Kau berjalan di atasku menuju keramaian, dan akan mendatangi perutku

sendirian."

( Sayyidina Anas bin Malik ra )

"Bilamana rizki adalah bagian yang sudah ditentukan, maka sedikitnya keserakahan

seseorang dalam berusaha adalah lebih baik.

Bilamana harta benda dihimpun hanya untuk ditinggalkan, maka apakah gunanya

seseorang pelit terhadap sesuatu yang pasti ia tinggalkan,”

( Imam Husein bin Ali Bin Abu Thalib Ra )

“Wahai nafsu hentikanlah kecondonganmu kepada dunia dan kecenderungan untuk

meramaikannya, tidaklah engkau menjadikan sebagai pelajaran terhadap para

pendahulumu yang telah ditelan bumi serta para sahabatmu yang telah membuatmu

bersedih karena kepergiannya, demikian juga kawan-kawanmu yang telah berpindah

kedalam tanah, mereka sekarang telah berada di dalam perut bumi, dibalik

permukaannya, kebaikan-kebaikan mereka ikut lebur menyatu didalamnya , sudah

berapa banyak manusia – manusia yang telah dibinasakan ole kekejaman masa dari

abad kea bad, serta berapa banyak manusia-manusia yang telah dirusak oleh bumi

dengan bencana-bencananya, lalu mereka ditenggelamkan di dalam gumpalan

tanahnya, dari berbagai jenis manusia yang pernah engkau ajak bergaul dan

kemudian mereka kamu antarkan ke dalam kuburnya.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Semoga Allah SWT melindungi kami dan kalian dari tipu daya orang-orang zalim,

kedzaliman para penghasut dan paksaan para pemaksa. Wahai orang-orang

Mukmin, janganlah kalian tertipu oleh para thagut, penguasa zalim, pencari dunia

yang hatinya dirasuki kecintaan kepada dunia, dan selalu menginginkan kenikmatan

tiada nilai serta kelezatan dunia yang cepat berlalu. Aku bersumpah demi jiwaku,

dimasa lalu, kalian telah melewati beberapa kejadian dan melalui beberapa fitnah

dengan selamat, sementara kalian selalu menjauh dari orang-orang sesat, para

pembuat bid‟ah dan perusak di muka bumi. Maka kini mohonlah pertolongan Allah

SWT dan kembalilah taat kepada Allah SWT dan kepada Wali Allah SWT yang lebih

layak daripada para penguasa.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

Page 37: Kumpulan Wasiat Nasehat

37

“Betapa banyak manusia yang telah ditipu oleh dunia dari mereka yang justru

mendiaminya, dan betapa banyak manusia yang telah dibanting oleh dunia dari

mereka yang justru menempatinya, lalu dunia itu tidak mau mengangkatnya lagi dari

keterpelesetannya, tidak menyelamatkannya dari kebinasaannya, tidak

menyembuhkan dari kepedihannya, tidak membebaskannya dari penyakitnya dan

tidak melepaskannya dari penderitaannya.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Hidup di dunia sebaiknya tidak mewah atau sebaiknya selalu prihatin dan bersedih,

sebab kita hidup di dunia ini bagaikan hidup di panggung sandiwara, yang nantinya

akan diminta pertanggung jawabannya di Akhirat kelak. Dan hidup kita ini dipagari

oleh kematian yang mana seorangpun tidak ada yang tahu kapan saatnya ajal itu

akan tiba. Kehidupan orang beriman hanya untuk beribadah kepada Allah swt

semata, sebagai bekal hidup di akhirat kelak; bukan untuk berfoya-foya atau

bersenang-senang”.

( Imam Hasan Basri )

“Hidup di dunia bagaikan ular berbisa yang lembut sentuhannya dan racunnya akan

mematikan. Berhati-hatilah untuk hidup di dunia yang penuh pesona, rayuan dan

godaan.”

( Imam Hasan Basri )

“Dunia adalah tempat yang licin nan menggelincirkan, rumah yang hina, bangunan-

bangunannya akan runtuh, penghuninya akan beralih ke kuburan, perpisahan

dengannya adalah sesuatu keniscayaan, kekayaan di dunia sewaktu-waktu bisa

berubah menjadi kemiskinan, bermegah-megahan adalah suatu kerugian, maka

memohonlah perlindungan Allah swt, terimalah dengan hati yang lapang segala

karunia-Nya. Jangan terpesona dengan kehidupanmu di dunia sehingga

meninggalkan kehidupan Akhirat. Ketahuilah, sesungguhnya hidupmu di dunia akan

sirna, dindingnya juga miring dan hancur, maka perbanyaklah perbuatan baik dan

jangan terlalu banyak berangan-angan.”

( Imam Syafi‟i )

“Kalau aku melihat orang yang suka mengikuti hawa nafsunya, walaupun ia berjalan

di atas air, aku tidak akan menemuinya.”

( Imam Syafi‟i )

Page 38: Kumpulan Wasiat Nasehat

38

“Mencari-cari kelebihan materi di dunia adalah hukuman yang Allah swt timpakan

kepada ahli Tauhid.”

( Imam Syafi‟i )

“Seorang hamba yang terjatuh pada perbuatan dosa selain dosa syirik itu lebih baik

daripada ia terkungkung oleh hawa nafsunya.”

( Imam Syafi‟i )

“Barangsiapa yang dirinya terkalahkan oleh kuatnya syahwat dunia, maka ia akan

senantiasa menjadi budak ahli dunia; dan barangsiapa yang qana‟ah ( menerima

karunianya dengan lapang dada ) maka akan hilang ketundukannya pada dunia.”

( Imam Syafi‟i )

“Tabir penutup kalbumu tak akan tersibak selama engkau belum lepas dari alam

ciptaan; tidak berpaling darinya dalam keadaan hidup selama hawa nafsumu belum

pupus; selama engkau melepaskan diri dari kemaujudan dunia dan akhirat; selama

jiwamu belum bersatu dengan kehendak Allah swt dan cahayanya. Jika jiwamu

bersatu dengan kehendak Allah swt dan mencapai kedekatan denganNya lewat

pertolonganNya. Makna hakiki bersatu dengan Allah swt ialah berlepas diri dari

makhluq dan kedirian; serta sesuai dengan kehendaknya tanpa gerakmu; yang ada

hanya kehendaknya. Inilah keadaan fana dirimu; dan dalam keadaan itulah engkau

bersatu denganNya; bukan dengan bersatu dengan ciptaannya. Sesuai Firman Allah

swt :”Tak ada sesuatupun yang serupa dengannnya. Dan dialah yang Maha

Mendengar dan Maha Melihat”

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Al-Jailany )

"Hai orang-orang yang lalai! Secara terang-terangan engkau menentang Allah swt

yang Maha Benar dengan bermaksiat kepada-Nya tetapi merasa aman dari siksa-

Nya? Ketahuilah tak lama lagi rasa aman itu akan berubah menjadi ketakutan, masa

luangmu menjadi kesempitan, kesehatanmu menjadi sakit, kemuliaanmu menjadi

kehinaan, kedudukanmu menjadi rendah, kekayaanmu menjadi kemiskinan.

Ketahuilah! Rasa aman dari siksa Allah 'Azza wa jalla yang akan kau peroleh di hari

kiamat sesuai dengan rasa takutmu kepada-Nya di dunia ini. Sebaliknya,

ketakutanmu di hari kiamat, sesuai dengan rasa amanmu ( dari siksa Allah swt ) di

dunia.

Sayangnya! Engkau tenggelam di dunia dan terperosok ke lembah kelalaian,

sehingga cara hidupmu seperti hewan. Yang kalian ketahui hanya makan, minum,

menikah dan tidur. Keadaan kalian ini tampak nyata bagi orang-orang yang berhati

Page 39: Kumpulan Wasiat Nasehat

39

suci.

Rasa rakus terhadap dunia, keinginan untuk mencari dan menumpuk-numpuk harta

telah memalingkan kalian dari jalan Allah 'Azza wa jalla dan pintu-Nya.

Hai yang ternoda karena ketamakannya, andaikata kau bersama penghuni bumi

bersatu untuk mendatangkan sesuatu yang bukan bagianmu, maka kalian semua

tidak akan mampu mendatangkannya. Oleh karena itu tinggalkanlah rasa tamak

untuk mencari sesuatu ( rezeki ) yang telah ditetapkan untukmu, maupun yang tidak

ditetapkan untukmu. Apakah pantas bagi seorang yang berakal untuk menghabiskan

waktunya memikirkan sesuatu yang telah selesai pembagiannya….?

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )

“Peraslah jasadmu dengan mujahadah ( memerangi hawa nafsu dunia ) sehingga

keluar minyak kemurnian.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang sengsara adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya Barangsiapa

mengenal dirinya, ia tidak akan melihat selain Allah swt. Barangsiapa tidak

mengenal dirinya, ia tidak akan melihat Allah swt.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Dan orang yang bahagia adalah orang yang melawan hawa nafsunya, berpaling

dari alam untuk menghadap kepada penciptanya, dan melewatkan waktu pagi dan

sore dengan meneladani sunah nabinya.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Kesuksesanmu adalah ketika kamu membenci nafsumu dan kehancuranmu adalah

saat kamu meridhainya. Karena itu, bencilah nafsumu dan jangan meridhainya,

niscaya kamu akan berhasil meraih segala cita-citamu, Insya Allah.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Dunia adalah anak perempuan Akhirat, barangsiapa telah menikahi seorang

perempuan, haram memperistri ibunya.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Janganlah terlalu peduli dengan dunia dan penghuninya dan janganlah merasa iri

pula dengan pakaian atau makanan yang dimiliki oleh penghuninya.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

"Jika kau ingin bermaksiat kepada Allah swt, maka lakukanlah di tempat dimana DIA

tidak melihatmu dan dengan kekuatan yang tidak berasal dari-Nya, dan kedua hal ini

Page 40: Kumpulan Wasiat Nasehat

40

mustahil dapat kamu lakukan, sebab semua yang kau gunakan untuk bermaksiat

adalah nikmat-Nya.

Kau gunakan nikmat yang IA anugerahkan untuk bermaksiat kepada-Nya. Bahkan

kau sangat ahli bermaksiat dalam berbagai bidang. Terkadang engkau menggunjing,

terkadang mengadu domba dan terkadang memandang yang haram. Ibadah yang

kau bangun selama tujuh puluh tahun kau robohkan dalam sekejap.

Hai penghancur ketaatan, Allah swt menjadikanmu miskin adalah agar kau berdoa'

dan memohon kepada-Nya.

Hai orang yang menenggelamkan nafsunya dalam berbagai keinginan jahat dan

maksiat, andai saja kau beri nafsumu hal-hal yang mubah ( tidak berdosa dan tidak

berpahala). Mengapa engkau tidak mencintai DIA yang ketika kau berbuat buruk

kepada-Nya, justru memberimu berbagai nikmat dan bermurah kepadamu?"

( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya

mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang

membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Jika tak ada ketamakan, dan tak ada satu mahluk pun keluar dari lingkaran jejak

nabi saw, tidak akan ada manusia mengejar dunia yang fana ini atau berpaling dari

kebahagiaan akhirat yang kekal.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Janganlah kau putuskan kehadiranmu di tempat-tempat yang baik karena alasan

kesibukan dunia. Hati-hatilah, karena itu merupakan tipu daya setan. Hadirkanlah

Allah swt ketika sendirian. Sembahlah Dia, seakan melihatnya; dan jika tidak

melihatnya, sesungguhnya Dia melihatmu.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Tutuplah mata dari perhiasan dunia dan segala kenikmatan fana yang dimiliki

budak-budaknya serta kenikmatan yang akan terputus. Sesungguhnya semuanya

seperti kau saksikan bahwa dunia ini cepat berpindah dan dekat kefanaannya.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Orang yang lalai mengira bahwa dirinya mencapai kelezatan dunia tanpa

mengetahui bahwa sebenarnya kemanisan dunia bercampur dengan kepahitannya.

Sedangkan kehidupan indah yang sebenarnya adalah berpaling dari dunia,

Page 41: Kumpulan Wasiat Nasehat

41

kemudian masuk ke hadirat yang Maha Kaya dengan sifat faqir, miskin, lalu memetik

sesuatu yang indah dari tempat itu.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Setiap kebajikan terasa berat bagi “NAFS”. Tapi jika dipaksakan, ia akan terbiasa

dan dapat mengerjakannya dengan mudah. Sebagian orang jika melihat “NAFS”nya

benci pada perbuatan baik, ia mengikuti “NAFS”nya dan cenderung kepadanya. Ia

selalu berbuat demikian, hingga tidak mampu lagi berbuat baik. Akhirnya, hatinya

menjadi keras. Sebenarnya jika hati mau menghadap Allah swt, Allah swt akan

menghadap kepadanya. Jika berpaling, Allah swt pun akan berpaling darinya. Sifat

“NAFS” adalah suka menentang dan mudah bosan. Jika kau membiasakannya

dengan kebaikan, ia akan menjadi baik; tapi jika kau membiasakannya dengan

keburukan, ia akan menjadi buruk.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Manusia hendaknya menyibukkan “NAFS”nya dengan amal-amal yang bermanfaat

baginya. “NAFS” akan terbiasa dengan apa yang dibiasakan kepadanya. Orang

yang terbiasa banyak bicara, menghadiri majelis yang penuh kelalaian dan

permainan, maka hatinya merasa berat untuk membaca Al-Qur‟an.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor

tidak dapat menampung karunia Allah swt.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hati manusia seperti Baitul Ma‟mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf

mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap

bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Di dunia ini manusia harus memiliki empat sifat :

1. Sabar terhadap yang dibenci dan disukai.

2. Melayani dengan baik dan memuaskan hati(jabr) orang yang baik maupun jahat.

3. Memiliki akal yang dapat membedakan segala sesuatu.

4. Memilki niat saleh dalam semua hal agar tercapai keinginannya.

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Orang –orang di Zaman akhir ini lebih mengutamakan harta mereka dibanding diri

mereka sendiri. Mereka kikir dan tidak memperdulikan apa yang menimpa mereka.

Mereka abaikan Hak Allah swt, Allah swt pun lalu menundukkan mereka di bawah

Page 42: Kumpulan Wasiat Nasehat

42

kekuasaan orang yang tidak mengasihi mereka. Adapun orang-orang terdahulu,

mereka menjadikan harta mereka sebagai perisai dan pelindung dari segala

bencana.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

Page 43: Kumpulan Wasiat Nasehat

43

Wasiat Nasehat ( A'mal )

"Amal yang sangat utama adalah cinta dan benci karena Allah Ta'ala." (H.R Abu

Dawud dan Abu Zar)

"Tiada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam ( bukan Arab ), dan tiada

kelebihan orang Ajam atas orang Arab kecuali taqwanya.

( Al-Hadits )

”Orang beriman yang bergaul dengan masyarakat dan sabar menanggung

gangguannya, lebih baik daripada orang yang tidak bergaul dengan masyarakat dan

tidak pula sabar menghadapi gangguannya.”

( HR Ibnu Majah dan Ahmad )

"Kebaikan bukanlah memiliki harta melimpah dan anak banyak. Akan tetapi,

kebaikan adalah jika amalmu banyak, ilmumu luas dan engkau tidak

menyombongkan diri kepada orang lain dengan ibadahmu kepada Allah swt. Jika

berbuat baik, engkau segera bersyukur kepada Allah swt dan jika berbuat buruk

segera memohon ampun kepada-Nya. Di dunia ini tidak ada kebaikan, kecuali bagi

orang berikut :

1. seorang yang banyak berbuat dosa kemudian bertobat dan memperbaiki segala

kesalahannya.

2. seorang yang senantiasa bergegas untuk melakukan berbagai amal kebajikan

( Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib kw )

“Ada 4 perkara yang barangsiapa memilikinya, niscaya imannya menjadi sempurna,

dosa-dosanya diampuni dan ia akan berjumpa dengan tuhannya dalam keadaan

ridlo kepadanya, yaitu barangsiapa yang mau menepati karena Allah swt, terhadap

apa yang diwajibkan Allah swt atas dirinya untuk para manusia, lisannya selalu

berkata jujur kepada para manusia dan ia bersikap malu terhadap segala perbuatan

jelek menurut pandangan Allah swt dan para manusia, serta ia selalu berbudi pekerti

yang baik kepada para keluarganya.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Amal yang paling utama disisi Allah swt adalah sesuatu yang dilakukan menurut

sunnah Rasulullah saw.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

Page 44: Kumpulan Wasiat Nasehat

44

“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang

suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu

memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam

keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan

adalah merupakan martabat yang tinggi.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Pekerjaan terberat itu ada tiga ; Sikap dermawan di saat dalam keadaan sempit;

Menjauhi dosa di kala sendiri; Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.”

( Imam Syafi‟i )

“Kebaikan itu ada di lima perkara : kekayaan hati, bersabar atas kejelekan orang

lain, mengais rezeki yang halal, taqwa, dan yakin akan janji Allah swt.”

( Imam Syafi‟i )

“Tidak ada seorangpun yang hidup dengan tanpa adanya orang yang dicintai dan

orang yang dibenci, kalau memang demikian realitasnya, maka hendaknya ia

senantiasa bersama orang-orang yang taat kepada Allah swt.”

( Imam Syafi‟i )

“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai

pemberi kabar cabangnya.”

( Imam Syafi‟i )

“Jikalau seseorang dari kalian berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai

keridhaan setiap orang, niscaya ia tidak akan menemukan jalannya; maka

hendaklah seorang hamba mengikhlaskan amalannya ke haribaan Allah swt.”

( Imam Syafi‟i )

“Tidak ada yang tahu tentang riya, kecuali orang yang ikhlas.”

( Imam Syafi‟i )

“Keutamaan itu ada empat :

Pertama : hikmah, dan penopangnya adalah pemikiran.

Kedua : iffah ( menjaga harga diri ), dan penopangnya adalah syahwat.

Ketiga : kekuatan, penopangnya adalah kemarahan.

Keempat : adil, penopangnya adalah kekuatan jiwa.

( Imam Syafi‟i )

“Barangsiapa yang tidak dimuliakan karena ketaqwaannya, maka dia tidak memiliki

harga diri.”

( Imam Syafi‟i )

Page 45: Kumpulan Wasiat Nasehat

45

“Barangsiapa berhias diri dengan kebatilan, maka Allah swt akan membuka penutup

kejelekannya.”

( Imam Syafi‟i )

“Orang yang selalu menjaga dirinya akan senantiasa bersungguh-sungguh.”

( Imam Syafi‟i )

"Empat hal berikut mebghapus agama kalian :

1. Kalian tidak mengamalkan apa yang kalian ketahui.

2. Kalian mengamalkan apa yang tidak kalian ketahui.

3. Kalian tidak mau mempelajari apa yang tidak kalian ketahui, maka selamanya

kalian bodoh.

4. Kalian mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak mereka ketahui.

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )

“Kembalilah dari menentang Allah swt, maka engkau menjadi Ahli Tauhid.

Berbuatlah sesuai dengan rukun-rukun Syara‟, maka engkau menjadi Ahli Sunah.

Gabungkanlah keduanya, maka engkau menuju kesejatian.”

( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

“Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara ( tidak berbicara yang jelek didalam

bertafakur tentang Ilahi dan ciptaannya terkandung banyak rahasia.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Jangan kau abaikan sedekah pada setiap hari sekalipun sekecil atom; perbanyaklah

baca Al qur „an setiap siang dan malam hari.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Ciri-ciri orang yang bahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya, banyak

ilmu dan amal serta baik perangi maupun tingkah lakunya.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang berakal adalah yang diam (tidak bicara sembarangan)”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang takut pada Allah swt adalah orang yang banyak sedih (merasa

bersalah)”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Berbagai hakikat tidak akan diperoleh kecuali dengan meninggalkan berbagai

penghalang.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

Page 46: Kumpulan Wasiat Nasehat

46

“Dalam Qanaah terdapat ketenteraman dan keselamatan; dalam tamak terdapat

kehinaan dan penyesalan.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Orang yang arif melihat aib-aib dirinya; sedang orang yang lalai melihat aib-aib

orang lain.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Orang yang arif adalah yang mengenal dirinya, sedangkan orang jahil adalah yang

tidak mengenal dirinya.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Beristiqamahlah kalian dalam setiap amal, karena para Ahli kasyaf sekalipun semua

bermohon kepada Allah swt agar mereka diberikan kekuatan dalam beristiqamah

agar mereka tidak jatuh dalam keadaan terhijab darinya.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Tentang Sabda Rasulullah SAW : “Seseorang adakalanya beramal kebajikan-

kebajikan sampai antara ia dengan surga hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam

ketentuan Ilahi, ia ditetapkan sebagai penghuni neraka, sehingga ia melakukan

perbuatan-perbuatan amal penghuni neraka, sampai ia masuk neraka. Seseorang

adakalanya beramal kejahatan-kejahatan sampai antara ia dengan neraka hanya

tinggal sejengkal, tetapi dalam ketetapan Ilahi, ia ditetapkan sebagai calon penghuni

surga, maka ia beramal penghuni surga, sampai ia masuk surga.”

Pendapat Habib Umar Al Attas tentang sabda Nabi SAW diatas :

“Seseorang yang selalumengerjakan amalan ahli surga, kebanyakannya akan

masuk ke dalam surga; sebab perbuatan lahiriyah adalah lambing perbuatan

batiniyah, jika ia masuk ke dalam neraka, maka hal itu jarang sekali. Hal itu seperti

orang yang jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi, tentunya orang itu tidak akan

berbahaya. Demikian pula seorang yang melakukanamal-amal ahli neraka,

kebanyakannya ia akan masuk ke dalam neraka; tetapi jika ia masuk ke dalam

surga, maka hal itu jarang sekali terjadi. Hal itu seperti orangyang jatuh dari puncak

gunung, kebanyakan akan wafat”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Seorang yang melakukan amal kebajikan tetapi ia suka makan yang diharamkan,

maka ia seperti seorang yang mengambil air dari tempayan yang datar, tidak akan

memperoleh pahala sedikitpun.

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

Page 47: Kumpulan Wasiat Nasehat

47

“Hendaknya orang-orang yang menghendaki keselamatan Akhirat meninggalkan

tidurnya, demi untuk mendapatkan siraman rahmat di malam hari.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

Kebanyakan orang, jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan

sabar; mereka sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah SWT. Tetapi jika

diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa bahwa gangguan-gangguan itu

sebenarnya juga qodho dan qodar Allah SWT, mereka lupa bahwa sesungguhnya

Allah SWT hendak menguji dan menyucikan jiwa mereka.

Rasulullah bersabda :

“Besarnya pahala tergantung pada beratnya ujian. Jika Allah SWT mencintai suatu

kaum, ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh

keridhoannya; barang siapa tidak ridho, Allah SWT akan murka kepadanya.” ( HR

Thabrani dan Ibnu Majah )

( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

“Sesungguhnya aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak

menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapapun dari mereka.

Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai kemegahan dan

kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun sahara. Itulah keinginanku; itulah

yang kudambakan. Namun, aku menahan diri tidak melaksanakan keinginanku agar

masyarakat dapat mengambil manfaat dariku.”

( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

"Engkau hendaknya berpikir untuk melakukan amal sebaik mungkin, bukan

sebanyak mungkin. Banyak amal jika tidak dilakukan dengan baik adalah seperti

pakaian yang banyak jumlahnya, tetapi harganya murah harganya. Sedangkan

sedikit amal tetapi berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sedikit

pakaian tetapi mahal harganya.

Amal yang berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sebuah intan

berlian, kecil bentuknya tetapi mahal harganya. Orang yang menjadikan hatinya

selalu ingat kepada Allah swt dan berjuang untuk melindungi hatinya dari pengaruh

hawa nafsu, maka itu lebih utama daripada banyak melakukan shalat dan puasa

sunah ( tetapi hatinya dikuasai hawa nafsu ).

Orang yang melakukan shalat dengan hati lalai adalah seperti seseorang yang

menghadiahkan seratus peti kosong kepada seorang raja, tentunya sang raja akan

marah dan selalu mengingat perbuatan buruknya ini.

Page 48: Kumpulan Wasiat Nasehat

48

Sedangkan orang yang shalat dengan hati yang hadir ( khusyuk ), adalah seperti

seorang yang menghdiahkan sebutir intan berlian seratus dinar kepada seorang raja,

sang raja pun akan mengingat dan memujinya selalu."

( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Tak ada derajat yang lebih tinggi daripada prasangka baik. Karena di dalam

prasangka baik terdapat keselamatan dan keberuntungan. Didalam keluasan rahmat

Allah swt sirnalah amalmu seperti amal setiap mahluk. Di dalam rahasia Allah swt

swt, yang dititipkan pada mahluk-Nya, terdapat sesuatu yang mengharuskan untuk

berkeyakinan bahwa semua mahluk adalah Aulia.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Keteguhan yang sempurna berbeda-beda. Keteguhan dalam perkataan berbeda

dengan keteguhan dalam perbuatan. Keteguhan perbuatan berbeda dengan

keteguhan dalam beramal. Keteguhan dalam beramal berbeda dengan keteguhan

dalam mencari. Keteguhan dalam mencari berbeda dengan keteguhan dalam apa

yang dicari. Sedangkan hakikatnya, secara utuh dan merupakan kedudukan yang

terakhir, adalah tidak memalingkan pandangan dari Allah swt sekedip mata pun,

bahkan yang lebih cepat dari itu.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Amal dan niat saleh akan menyebabkan timbulnya kewibawaan pada diri

seseorang. Ia akan tampak beda dengan orang lain, ucapannya didengar dan

bermanfaat. Sebaliknya, amal dan niat buruk akan menyebabkan pelakunya

diselimuti kegelapan”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Barang siapa mengerjakan segala sesuatu dengan sempurna, maka Allah SWT

akan menyempurnakan urusannya. Dan barang siapa mengerjakan segala sesuatu

sembarangan, maka Allah SWT pun akan mengabaikan urusannya.”

Rasulullah bersabda :

“Sesungguhnya jika ada seorang hamba mengerjakan sebuah amal, Allah SWT

senang jika ia mengerjakan secara sempurna”( HR.Abu Ya‟la)

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Manusia punya dua sayap yang dapat ia gunakan untuk terbang ke tempat yang

mulia, yaitu Niat dan Himmah ( semangat, tekad ). Sedangkan penghuni zaman ini

berpijak pada salah satu diantara keduanya. Ada yang memiliki niat, tapi tidak

memiliki himmah. Ada yang himmahnya besar, tapi belum memiliki niat. Jika

Page 49: Kumpulan Wasiat Nasehat

49

seseorang punya niat, kemudian memperoleh himmah, maka Allah swt akan

memperhatikannya dan akan menyampaikannya pada tujuan. Niat itu sebelum

himmah dan himmah sebelum amal.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Thoriqoh salaf Alawiyin adalah zhohirnya Ghazaliah dan bathinnya Syazaliah. Jika

seseorang berkonsentrasi pada amal, maka ia akan mengerjakan amal tanpa ruh.

Namun, jika ia meninggalkan amal dan banyak berharap kepada Allah swt, ia akan

miskin amal saleh.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Barang siapa mendahulukan ikhlas sebelum amal, maka ia tidak akan bisa beramal.

Tapi hendaknya ia beramal, kemudian menuntut dirinya untuk ikhlas. Seseorang

tidak seharusnya menuntut kesempurnaan, baik dari dirinya sendiri maupun orang

lain. Sebab jika ia menuntut kesempurnaan dari dirinya, ia tidak akan beramal. jika ia

menuntut kesempurnaan dari orang lain, ia tidak akan memandang mulia seorang

pun, ia bahkan akan memandang rendah semua orang.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Orang yang berharta, hendaknya banyak berderma dan bersedekah di jalan Allah

swt. Yang berilmu, hendaknya mencurahkan semua tenaganya untuk mengajar.

Yang mempunyai kedudukan, hendaknya berusaha mendamaikan orang-orang yang

dizalimi. Yang berdagang dan menekuni pekerjaan lainnya, hendaknya jujur kepada

kaum muslimin dan melakukan pekerjaannya dengan sempurna.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan

orang yang disempitkan rezekinya hendaknya memberi nafkah dari harta yang

diberikan Allah swt kepadanya. Allah swt tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan (sekedar) apa yang Allah swt berikan kepadanya. Allah swt kelak akan

memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(QS Ath-Thalaq, 65:7).

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hanya prasangka baik kepada Allah swt dan hamba-hambanyalah yang dapat

membuka pintu-pintu kebajikan.

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Dua hal yang tidak ada sebuah kebaikan pun yang dapat mengungguli keduanya,

yaitu prasangka baik kepada Allah swt dan prasangka baik kepada makhluk Allah

swt. Dan dua hal yang tidak ada sebuah keburukan yang dapat mengunggulinya,

Page 50: Kumpulan Wasiat Nasehat

50

yaitu prasangka buruk kepada Allah swt dan prasangka buruk kepada makhluk Allah

swt.” (Al-Hadits)

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika kau memandang seorang yang saleh dan istiqomah, khusyu‟ dan wara‟, lalu

kau bandingkan akhlaqmu dengan akhlaqnya. Amalmu dengan amalnya,

keadaanmu dengan keadaannya; maka kau akan mengetahui aib dan

kekuranganmu. Setelah itu akan mudah bagimu untuk memperbaiki ucapan dan

perbuatanmu yang salah, lahir maupun batin. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk

bergaul dengan orang-orang yang saleh dan mulia, serta dilarang bergaul dengan

selain mereka. Sebab watak seseorang akan mencuri watak orang lain. Jika tidak

kau temukan teman duduk yang saleh, pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan

semua prilaku kaum sholihin.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Ada dua orang yang tidak boleh kau pegang pendapatnya, yaitu orang yang selalu

mengikuti kata hatinya dan orang yang tidak melaksanakan pendapatnya sendiri.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

"wahai Sadara-saudaraku, dengarkanlah apa yang dikatakan Habib Ali! Beliau

meminta kepada kita untuk selalu meluangkan waktu menghadiri majlis-majlis

semacam ini ( ta'lim, Zikir )! Ketahuilah bahwa menghadiri suatu majlis yang mulia

akan dapat menghantarkan kita kepada suatu derajat yang tidak dapat dicapai oleh

banyaknya amal kebajikan yang lain. Simaklah apa yang dikatakan guruku tadi!"

( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

Page 51: Kumpulan Wasiat Nasehat

51

Wasiat Nasehat ( Ulama )

Orang-orang yang menjadi pimpinan para manusia adalah orang-orang yang

bermurah hati dan bertaqwa, sedangkan di Akhirat nanti, yang mulia adalah orang-

orang ahli agama, ahli keutamaan dan orang ahli ilmu yang bertaqwa, karena

sesungguhnya Ulama adalah Ahli waris Para Nabi.

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Jika aku melihat seseorang yang ahli hadits, seakan-akan aku melihat seseorang

dari sahabat Nabi saw. Mereka telah menjaga untuk kita keaslian sunnah Nabi

Muhammad saw, maka mereka berhak mendapat pujian dari kita. Dan fiqih adalah

tuannya ilmu, karena dengannnya hadits dapat dipahami.”

( Imam Syafi‟i )

“Satu hal yang dapat menyia-nyiakan orang yang berilmu dan yang dapat

menghilangkan posisinya sebagai seorang „alim adalah ketika ia tidak mempunyai

kawan.”

( Imam Syafi‟i )

“Jangan sekali-kali kamu tinggal di suatu Negara atau tempat yang yang disana tidak

ada orang yang ahli dibidang fiqih sebagai tempat kamu untuk menanyakan masalah

agama, dan juga tidak ada dokter yang dapat menjelaskan kondisi kesehatanmu.”

( Imam Syafi‟i )

“Kesia-siaan seorang Alim adalah ketika dia tidak mempunyai kawan, dan kesia-

siaan seorang yang bodoh adalah pikirannya yang dangkal. Dan yang lebih sia-sia

dari keduanya adalah seorang yang punya kawan namun tak berakal.”

( Imam Syafi‟i )

“Kepandaian itu ada dalam masalah agama, bukan dalam masalah keturunan, kalau

saja kepandaian diukur dalam masalah keturunan, maka tak ada satu orang pun

yang cakap seperti Fatimah putri Rasulullah saw dan putri-putri beliau yang lain.”

( Imam Syafi‟i )

“Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas ilmunya. Tiada seorang alim pun

yang ia takuti kecuali kepada Allah swt. Yang merasa aman akan marah Allah swt,

dialah si-jahil. Yang merasa takut akan marah Allah swt, dialah si-arif.”

( Imam Syafi‟i )

Page 52: Kumpulan Wasiat Nasehat

52

“Tiada aib dalam diri Para Ulama yang lebih buruk dari kesenangan mereka

terhadap apa yang Allah swt perintahkan kepada mereka untuk berlaku zuhud

terhadapnya.”

( Imam Syafi‟i )

“Setiap orang yang berbicara dengan berlandaskan pada Al-Qur‟an dan Al-Hadits

itulah orang orang yang bersungguh-sungguh, sementara orang yang berbicara

dengan tanpa landasan dari keduanya itu merupakan bualan saja.”

( Imam Syafi‟i )

“Pesona para ulama adalah jiwa yang mulia dan sebagai penghias pengetahuan

yang dimilikinya adalah wara‟ ( menjauhkan diri dari sesuatu yang belum jelas ) dan

berlaku bijak.”

( Imam Syafi‟i )

“Suatu keharusan bagi orang yang „alim adalah zikir dari setiap aktifitasnya yang

dengannya akan terjalin komunikasi antara dirinya dengan Allah swt.”

( Imam Syafi‟i )

“Kefaqiran Ulama adalah ikhtiar ( usaha ) dan kefaqiran orang-orang bodoh adalah

goncangan jiwanya.”

( Imam Syafi‟i )

“Hendaklah ada bersama ahli fiqih seorang yang bodoh, sehingga ia dapat memberi

pelajaran kepadanya.”

( Imam Syafi‟i )

“Tingkat tertinggi para Ulama adalah ketaqwaan, perhiasan mereka adalah akhlaq

mulia dan pesona mereka adalah jiwa yang agung.”

( Imam Syafi‟i )

Page 53: Kumpulan Wasiat Nasehat

53

Wasiat Nasehat ( Amar Ma'ruf Nahi Munkar )

“Orang yang tidak memerintah terhadap kebaikan dan mencegah kemungkaran

adalah seperti orang yang mencampakkan Kitabullah di belakang punggungnya.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Siapa yang memberi nasehat saudaranya di tempat yang sunyi, maka ia telah

melakukan perbaikan pada dirinya, dan siapa yang memberi nasehat saudaranya di

tempat keramaian, sesungguhnya ia membuka aib dan menghianatinya.”

( Imam Syafi‟i )

“Barangsiapa terkumpul dalam dirinya tiga sifat, maka imannya telah sempurna :

orang yang menyeru kepada kebaikan dan dia juga melaksanakannya, melarang

pada perbuatan buruk dan dia tidak melakukannya serta menjaga aturan-aturan

yang telah Allah swt tetapkan.”

( Imam Syafi‟i )

"Berbicara tentang nasihat, kulihat diriku tak pantas untuk memberikannya. Sebab,

nasihat seperti zakat, nishabnya adalah kemampuan untuk memetik nasihat itu bagi

dirinya sendiri. Seseorang yang belum mencapai nishab, bagaimana ia akan

mengeluarkan zakat ? Dan seorang yang tak memiliki cahaya, bagaimana dapat

dijadikan sebagai alat penerang oleh orang lain? Bagaimana bayangan akan lurus

jika kayunya bengkok ? Allah swt mewahyukan kepada 'Isa bin Maryam AS :

"Nasihatilah dirimu, jika kau mampu memetik nasihat, maka nasihatilah orang lain.

Jika tidak, maka malulah kepada-Ku".

( Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )

"Anakku! Pertama-tama nasihatilah dirimu, kemudian nasihatilah orang lain.

Perhatikanlah dirimu, jangan mengurusi orang lain, jangan mengurusi orang lain

selama dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki. Sungguh celaka,

engkau mengaku tahu cara menyelamatkan orang lain! Engkau buta, bagaimana

dapat menuntun orang lain? Hanya yang memiliki penglihatan tajamlah yang mampu

menuntun umat manusia. Hanya seorang perenang handallah yang mampu

menyelamatkan mereka dari samudera ganas. Hanya orang yang mengenal Allah

swt lah yang dapat mengembalikan manusia ke jalan-Nya. Seseorang yang tidak

mengenal-Nya, bagaimana dapat menuntun manusia ke jalan-Nya?"

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )

Page 54: Kumpulan Wasiat Nasehat

54

“Jangan berselisih dengan anakmu dan jangan pula bersikap keras kepadanya. Ajak

dan perintahkan untuk berbuat kebaikan. Jika ia tidak patuh, jauhilah dia dengan

santun dan penuh perhatian.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Ajaklah orang awam kepada syariat dengan bahasa syariat; ajaklah ahli syariat

kepada tarekat ( thariqah ) dengan bahasa tarekat; ajaklah ahli tarekat kepada

hakikat ( haqiqah ) dengan bahasa hakikat, ajaklah ahli hakikat kepada Al-Haq

dengan bahasa Al-Haq, dan ajaklah ahlul Haq kepada Al-Haq dengan bahasa Al-

Haq.”

( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

“Aku wasiatkan kepada kalian agar selalu ingat kepada Allah swt. Semoga Allah swt

menganugerahkan keberkahan kepada kalian dalam menegakkan agama terhadap

istri, anak dan para pembantu rumah tanggamu. Hati-hatilah, jangan menganggap

remeh masalah ini, karena seseorang kadang-kadang mendapat musibah dan

gangguan disebabkan oleh orang-orang di bawah tanggungannya, yaitu istri, anak

dan pembantu. Sebab dia adalah pemegang kendali rumah tangga.”

( Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi )

Page 55: Kumpulan Wasiat Nasehat

55

Wasiat Nasehat ( Tobat )

Sesungguhnya Allah swt menyukai seseorang yang telah berbuat dosa, lalu

bertobat.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Keseimbangan Tobat dan Ibadah akan menimbulkan perilaku yang baik yang

mendapat Ridho dari Allah swt. Sebab dengan Tobat, kita akan menyadari akan

semua kesalahan yang pernah kita lakukan, dan dengan Tobat pula dapat

meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah swt.”

Sesuai sabda Rasulullah saw :

“Apabila Allah swt menghendaki seseorang menjadi baik, maka dia membuatnya

menyadari akan kesalahan-kesalahannya.”

( Imam Ja‟far Shodiq )

"suatu perbuatan paling berbahaya yang harus kamu waspadai adalah dosa-dosa

kecil. Sebab, ketika berbuat dosa besar, engkau menyadari bahayanya dan segera

bertobat. Tetapi, terhadap dosa-dosa kecil, engkau seringkali meremehkannya dan

tidak bertobat darinya. Engkau seperti seorang diselamatkan oleh Allah swt dari

kejaran seekor harimau ( pemisalan dosa besar ), tetapi kemudian bertemu dan

diterkam oleh lima puluh ekor srigala ( pemisalan dosa kecil ).

Allah Ta'ala mewahyukan :

Kalian menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah swt

adalah besar. ( An-Nur, 24 : 15 ).

Dosa besar jika disandarkan pada kemurahan Allah swt menjadi kecil. Sedangkan

dosa-dosa kecil jika kau lakukan secara terus-menerus menjadi dosa besar. Racun

meskipun sedikit mampu membunuh. Dosa kecil itu ibarat percikan-percikan api.

Percikan api kadang mampu membakar sebuah kota. Dan pada hakikatnya api yang

berkobar berasal dari percikan-percikan api kecil.

( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Orang yang bertaubat adalah yang menyesali perbuatannya, menjauhi

pendengaran yang tidak bermanfaat, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.”

( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

Page 56: Kumpulan Wasiat Nasehat

56

Wasiat Nasehat ( Perilaku Manusia )

"Tiga kelompok manusia yang membuatku heran hingga tertawa :

1. Orang yang senantiasa mengangan-angankan dunia, padahal kematian selalu

mengejarnya.

2. Orang yang lalai, padahal semua perbuatannya tidak akan dilalaikan ( akan

dibalas )

3. Orang yang tertawa, padahal dia tidak tahu, Allah swt yang Maha memelihara

alam semesta, murka atau ridha kepadanya.

( Sayyidina Salman Al-Farisi )

“Bilamana dirimu digigit oleh kekejaman masa, maka janganlah kamu mengadu

kepada manusia. Dan janganlah kamu meminta selain kepada Allah Tuhan yang

Maha penolong, yang Maha Tahu dan yang Maha Benar. Karena seandainya kamu

hidup dan kamu telah berkeliling dari belahan barat sampai kebelahan timur, maka

tentu kamu tidak menemukan seorangpun yang mampu membuat orang lain

bahagia atau sengsara.”

( Imam Husein bin Ali Bin Abu Thalib Ra )

“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemulyaan dan orang yang

suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu

memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam

keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan

adalah merupakan martabat yang tinggi.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Kenalkanlah rasa kasih sayang dalam hati saudaramu dengan cara

memperkenalkannya terlebih dahulu didalam hatimu.”

( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Wahai putraku, hindarilah sifat malas dan bosan, karena keduanya kunci

keburukan. Sesungguhnya jika engkau malas, tidak akan banyak melaksanakan

kewajiban. Jika engkau bosan, tak akan tahan dalam menunaikan kewjiban.”

( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

"Duhai Anakku! Barangsiapa merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah

swt, maka dia kaya. Barangsiapa suka memandang harta orang lain, dia akan mati

miskin. Barangsiapa tidak ridha dengan apa yang telah diberikan Allah swt

kepadanya, maka dia telah menentang keputusan-Nya ( qadha ). Barangsiapa

Page 57: Kumpulan Wasiat Nasehat

57

memandang remeh kesalahannya, maka dia akan memandang besar kesalahan

orang lain. Barangsiapa memandang besar kesalahannya, maka dia akan

memandang remeh kesalahan orang lain.

Duhai Anakku! Barangsiapa membuka aib orang lain, maka aib keturunannya akan

tersingkap. Barangsiapa menghunus pedang seorang yang bengis, maka dia akan

terbunuh darinya. Barangsiapa menggali lubang untuk mencelakakan saudaranya,

maka dia sendiri yang akan terjerumus ke dalamnya. Barangsiapa memasuki

tempat-tempat yang biasa dikunjungi orang-orang bodoh, maka dia akan

direndahkan. Barangsiapa bergaul dengan Ulama, dia akan dimuliakan. Dan

barangsiapa memasuki tempat-tempat kemaksiatan, maka dia akan dituduh berbuat

maksiat."

( Imam Ja'far Ash-Shodiq )

Yang menyebabkan Agama itu rusak adalah hidup tamak, sedangkan yang

menyebabkan Agama itu baik adalah hidup wara‟

( Imam Hasan Basri )

Saudaraku! Kuperingatkan kau agar tidak sombong. Ingatlah bahwa Allah swt

senantiasa mengawasimu. Oleh karena itu jangan sekali-kali menghina seseorang

atau menolak kebenaran yang disampaikan kepadamu. Allah swt murka kepada

seseorang yang bersikap demikian dan ia akan merendahkan mereka yang

menyombongkan diri. Bagaimana kau dapat menghina seorang Muslim, padahal kau

tidak pernah tahu bagaimana akhir usiamu dan usianya kelak. Di samping itu kau

juga tidak menhetahui, kelak engkau akan masuk mana, surga atau neraka?

Jika mau bersikap jujur, maka yang paling pantas untuk kau hina adalah dirimu

sendiri. Sudahkah kau teliti keburukan-keburukan dirimu dan kekotoran jiwamu yang

tidak diketahui orang lain, sehingga kau sucikan hati orang lain dank au cela dirimu

sendiri?

Sesungguhnya kau dilarang untuk memuliakan dan menyucikan dirimu sendiri.

Perbuatan ini haram bagimu, jika kau lakukan, kelak di hari kiamat kau akan berada

di bawah telapak kaki orang-orang yang kau hina di dunia. Renungkanlah ini dan

memohonlah kepada Allah swt untuk menolongmu menghapuskan kesombongan

dari hatimu. Semoga Allah swt melindungi kita semua dari sifat sombong ini.

( Syekh Harits Al-Muhasibi )

Page 58: Kumpulan Wasiat Nasehat

58

“Menghindarkan telinga dari mendengar hal-hal yang tidak baik merupakan suatu

keharusan, sebagaimana seseorang mensucikan tutur katanya dari ungkapan

buruk.”

( Imam Syafi‟i )

Kedermawanan dan kemuliaan adalah dua hal yang dapat menutupi aib.

( Imam Syafi‟i )

“Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau

segala rintangan.”

( Imam Syafi‟i )

“Menganggap benar dengan hanya satu pandangan merupakan suatu bentuk

ketertipuan. Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih selamat daripada

berkelebihan dan penyesalan. Melihat dan berpikir, keduanya akan menyingkap

keteguhan hati dan kecerdasan. Bermusyawarah dengan orang bijak merupakan

bentuk kemantapan jiwa dan kekuatan mata hati. Maka, berpikirlah sebelum

menentukan suatu ketetapan, atur strategi sebelum menyerang, dan

musyawarahkan terlebih dahulu sebelum melangkah maju ke depan.”

( Imam Syafi‟i )

“Keluarga manapun yang wanita-wanitanya tidak pernah bertemu dengan laki-laki

yang bukan anggota keluarga, dan laki-lakinya tidak pernah bertemu dengan wanita-

wanita yang bukan dari keluarganya, niscaya akan ada dari anak-anak mereka yang

bodoh.”

( Imam Syafi‟i )

“Keridhaan semua manusia adalah satu hal yang mustahil untuk dicapai, dan tidak

ada jalan untuk terselamatkan dari lidah mereka, maka lakukanlah apa yang

bermanfaat untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya.”

( Imam Syafi‟i )

“Barangsiapa yang dipancing untuk marah, namun ia tidak marah, maka dia tak

ubahnya keledai, dan barangsiapa yang diminta keridhaannya namun tidak ridha,

maka dia adalah syetan.”

( Imam Syafi‟i )

“Terimalah dariku tiga hal :

a. Jangan berbicara panjang lebar tentang sesuatu yang tidak baik perihal Sahabat

Rasulullah saw, karena kelak Rasulullah saw nantinya yang akan menjadi

seterumu.

Page 59: Kumpulan Wasiat Nasehat

59

b. Janganlah kamu sibukkan dirimu dengan ilmu kalam, sesungguhnya aku telah

melakukan kajian dengan ahli ilmu kalam dan mereka telah melakukan ta‟thil (

meniadakan sifat Allah swt ).

c. Dan jangan menyibukkan dirimu dalam nujum ( ramalan dengan bintang ).

( Imam Syafi‟i )

“Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang lain akan mendatangkan musuh, dan

terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan yang tidak baik, maka posisikan

dirimu di antara keduanya.”

( Imam Syafi‟i )

“Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan

berfikir.”

( Imam Syafi‟i )

“Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat

kedudukan dirinya, dan manusia yang paling banyak memiliki kelebihan adalah

mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya.”

( Imam Syafi‟i )

“Jika engkau mendengar sesuatu yang engkau benci tentang sahabatmu, maka

jangan tergesa-gesa untuk memusuhinya, memutus tali persahabatan, dan kamu

menjadi orang yang telah menghilangkan suatu keyakinan dengan keraguan. Tetapi

temuilah dia! Dan katakan kepadanya, “Aku mendengar kamu melakukan ini dan

itu….?” Tentunya dengan tanpa memberitahukan kepadanya siapa yang memberi

informasi kepadamu. Jika ia mengingkarinya, maka katakan kepadanya, “Kamu lebih

jujur dan lebih baik”, cukup kalimat itu saja dan jangan menambahi kalimat apapun.

Namun jika ia mengakui hal itu, dan ia mengemukakan argumentasinya akan hal itu,

maka terimalah.”

( Imam Syafi‟i )

“Sesungguhnya Hasad itu terlahir dari suatu kehinaan, lekatnya tabiat, perubahan

struktur tubuhnya, runtuhnya temperatur tubuh dan lemahnya daya nalarnya.”

( Imam Syafi‟i )

“Orang yang paling Zhalim adalah mereka yang melakukan kezhaliman itu pada

dirinya sendiri. Bentuk kezhaliman itu adalah :

• orang yang bersikap tawadhu‟ ( rendah hati ) di depan orang yang tidak

menghargainya.

• menumpahkan kasih sayangnya kepada orang yang tidak ada nilai manfaat.

Page 60: Kumpulan Wasiat Nasehat

60

• mendapat pujian dari orang yang tidak dikenalnya.

( Imam Syafi‟i )

“Siapa yang menginginkan khusnul khotimah dipenghujung umurnya, hendaknya ia

berprasangka baik kepada manusia.”

( Imam Syafi‟i )

“Bersihkan pendengaran kalian dari hal-hal yang tidak baik, sebagaimana kalian

membersihkan mulut kalian dari kata-kata kotor, sesungguhnya orang yang

mendengar itu tidak jauh berbeda dengan yang berucap. Sesungguhnya orang

bodoh itu melihat sesuatu yang paling jelek dalam dirinya, kemudian ia berkeinginan

untuk menumpahkannya dalam diri kalian, andaikan kalimat yang terlontarkan dari

orang bodoh itu dikembalikan kepadanya, niscaya orang yang mengembalikan itu

akan merasa bahagia, begitu juga dengan kehinaan bagi orang yang

melontarkannya.”

( Imam Syafi‟i )

“Tidak termasuk saudaramu orang yang senang mencari muka di hadapanmu.”

( Imam Syafi‟i )

“Tidak ada seorangpun yang hidup dengan tanpa adanya orang yang dicintai dan

orang yang dibenci, kalau memang demikian realitasnya, maka hendaknya ia

senantiasa bersama orang-orang yang taat kepada Allah swt.”

( Imam Syafi‟i )

“Karakter umum manusia adalah pelit, termasuk hal yang menjadi kebiasaannya

adalah apabila ada orang yang mendekatinya, maka ia akan menjauhinya, dan

apabila ada orang yang menjauh darinya, iapun akan mendekati orang itu.”

( Imam Syafi‟i )

“Janganlah kamu berkonsultasi kepada orang yang di rumahnya tidak terdapat

makanan, karena hal tersebut menandakan tidak berfungsinya akal mereka.”

( Imam Syafi‟i )

“Bukanlah orang yang berakal itu manakala dihadapkan kepadanya perkara yang

baik dan perkara yang buruk, lantas ia memilih yang baik, akan tetapi dikatakan

orang berakal apabila dihadapkan kepadanya dua hal yang buruk lantas ia memilih

yang paling ringan keburukannya di antara keduanya.”

( Imam Syafi‟i )

Page 61: Kumpulan Wasiat Nasehat

61

“Perdebatan dalam agama akan mengeraskan hati dan menimbulkan rasa dendam “

( Imam Syafi‟i )

“Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui.

Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan semakin mantap, dan

dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu.

Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya karena ( sulitnya ) ia belajar,

dan tidak menyukai pelajaran.”

( Imam Syafi‟i )

“Sejelek-jelek bekal menuju ke alam akhirat adalah permusuhan dengan

sesamanya.”

( Imam Syafi‟i )

“Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang lain akan mendatangkan musuh, dan

terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan yang tidak baik, maka posisikan

dirimu di antara keduanya.”

( Imam Syafi‟i )

“Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan

berfikir.”

( Imam Syafi‟i )

“Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat

kedudukan dirinya, dan manusia yang paling banyak memiliki kelebihan adalah

mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya.”

( Imam Syafi‟i )

“Jika engkau mendengar sesuatu yang engkau benci tentang sahabatmu, maka

jangan tergesa-gesa untuk memusuhinya, memutus tali persahabatan, dan kamu

menjadi orang yang telah menghilangkan suatu keyakinan dengan keraguan. Tetapi

temuilah dia! Dan katakan kepadanya, “Aku mendengar kamu melakukan ini dan

itu….?” Tentunya dengan tanpa memberitahukan kepadanya siapa yang memberi

informasi kepadamu. Jika ia mengingkarinya, maka katakana kepadanya, “Kamu

lebih jujur dan lebih baik”, cukup kalimat itu saja dan jangan menambahi kalimat

apapun. Namun jika ia mengakui hal itu, dan ia mengemukakan argumentasinya

akan hal itu, maka terimalah.”

( Imam Syafi‟i )

Page 62: Kumpulan Wasiat Nasehat

62

“Sesungguhnya Hasad itu terlahir dari suatu kehinaan, lekatnya tabiat, perubahan

struktur tubuhnya, runtuhnya temperatur tubuh dan lemahnya daya nalarnya.”

( Imam Syafi‟i )

“Orang yang paling Zhalim adalah mereka yang melakukan kezhaliman itu pada

dirinya sendiri. Bentuk kezhaliman itu adalah :

- orang yang bersikap tawadhu‟ ( rendah hati ) di depan orang yang tidak

menghargainya.

- menumpahkan kasih sayangnya kepada orang yang tidak ada nilai manfaat.

- mendapat pujian dari orang yang tidak dikenalnya.

( Imam Syafi‟i )

“Siapa yang menginginkan khusnul khotimah dipenghujung umurnya, hendaknya ia

berprasangka baik kepada manusia.”

( Imam Syafi‟i )

“Bersihkan pendengaran kalian dari hal-hal yang tidak baik, sebagaimana kalian

membersihkan mulut kalian dari kata-kata kotor, sesungguhnya orang yang

mendengar itu tidak jauh berbeda dengan yang berucap. Sesungguhnya orang

bodoh itu melihat sesuatu yang paling jelek dalam dirinya, kemudian ia berkeinginan

untuk menumpahkannya dalam diri kalian, andaikan kalimat yang terlontarkan dari

orang bodoh itu dikembalikan kepadanya, niscaya orang yang mengembalikan itu

akan merasa bahagia, begitu juga dengan kehinaan bagi orang yang

melontarkannya.”

( Imam Syafi‟i )

“Tidak termasuk saudaramu orang yang senang mencari muka di hadapanmu.”

( Imam Syafi‟i )

“Barangsiapa benar dalam berukhuwah dengan saudaranya, maka kekurangannya

akan diterima, kelemahannya akan ditutup dan kesalahan-kesalahannya dimaafkan.”

( Imam Syafi‟i )

“Barangsiapa mengadu domba untuk kepentinganmu, maka dia akan mengadu

domba dirimu; dan barangsiapa menyampaikan fitnah kepadamu, maka ia akan

memfitnahmu.”

( Imam Syafi‟i )

Page 63: Kumpulan Wasiat Nasehat

63

“Barangsiapa jika engkau menyenangkannya, dia berkata : pada dirimu ada yang

bukan milikmu. Begitu juga ketika kau membuatnya marah, dia berkata : pada dirimu

ada yang bukan milikmu.”

( Imam Syafi‟i )

“Tak akan sempurna ( akal ) seorang laki-laki, kecuali dengan empat hal; beragama,

amanah, pemeliharaan dan penjagaan diri, serta ketenangan dan ketabahan.”

( Imam Syafi‟i )

“Sebaik-baik harta simpanan adalah taqwa, dan sejelek-jeleknya adalah sikap

permusuhan.”

( Imam Syafi‟i )

“Siasat manusia jauh lebih dahsyat dari siasat binatang.”

( Imam Syafi‟i )

“Orang yang berakal adalah mereka yang dapat menjaga dirinya dari segala

perbuatan tercela.”

( Imam Syafi‟i )

“Tiada kebahagiaan yang menyamai persahabatan dengan saudara yang satu

keyakinan, dan tiada kesedihan yang menyamai perpisahan dengan mereka.”

( Imam Syafi‟i )

“Berapa banyak orang yang telah berbuat kebajikan kepadamu yang membuatmu

terbelenggu dengannya, dan berapa banyak orang yang memperlakukanmu dengan

kasar dan ia memberi kebebasan kepadamu.”

( Imam Syafi‟i )

“Barangsiapa yang ditertawakan karena suatu masalah, maka ia tidak akan pernah

melupakan masalah tersebut.”

( Imam Syafi‟i )

“Jika terdapat banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, maka mulailah dari yang

terpenting dan mendesak.”

( Imam Syafi‟i )

“Barangsiapa menyimpan rahasianya, maka kebaikan ada di tangannya.”

( Imam Syafi‟i )

"Barangsiapa hendak mengetahui aib-aibnya, maka ia dapat menempuh empat jalan

berikut :

1. Duduk dihadapan seorang guru yang mampu mengetahui keburukan hati dan

berbagai bahaya yang tersembunyi didalamnya. Kemudian ia memasrahkan

Page 64: Kumpulan Wasiat Nasehat

64

dirinya kepada sang guru dan mengikuti petunjuknya dalam bermujahadah

membersihkan aib itu. Ini adalah keadaan seorang murid dengan syeikhnya dan

seorang pelajar dengan gurunya. Sang guru akan menunjukkan aib-aibnya dan

cara pengobatannya, tapi di zaman ini guru semacam ini langka.

2. Mencari seorang teman yang jujur, memiliki bashiroh ( mata hati yang tajam ) dan

berpegangan pada agama. Ia kemudian menjadikan temannya itu sebagai

pengawas yang mengamati keadaan, perbuatan, serta semua aib batin dan

zhohirnya, sehingga ia dapat memperingatkannya. Demikian inilah yang dahulu

dilakukan oleh orang-orang cerdik, orang-orang terkemuka dan para pemimpin

agama.

3. Berusaha mengetahui aib dari ucapan musuh-musuhnya. Sebab pandangan

yang penuh kebencian akan berusaha menyingkapkan keburukan seseorang.

Bisa jadi manfaat yang diperoleh seseorang dari musuh yang sangat

membencinya dan suka mencari-cari kesalahannya adalah lebih banyak dari

teman yang suka bermanis muka, memuji dan menyembunyikan aib-aibnya.

Namun, sudah menjadi watak manusia untuk mendustakan ucapan musuh-

musuhnya dan mengangnya sebagai ungkapan kedengkian. Tetapi, orang yang

memiliki mata hati jernih mampu memetik pelajaran dari berbagai keburukan

dirinya yang disebutkan oleh musuhnya.

4. Bergaul dengan masyarakat. Setiap kali melihat perilaku tercela seseorang,

maka ia segera menuduh dirinya sendiri juga memiliki sifat tercela itu. Kemudian

ia tuntut dirinya untuk segera meninggalkannya. Sebab, seorang Mukmin adalah

cermin bagi mukmin lainnya. Ketika melihat aib orang lain ia akan melihat aib-

aibnya sendiri.

( Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )

Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik

darimu. Ucapkan dalam hatimu :

"Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah swt jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku"

jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :

"Anak ini belum bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan diriku telah banyak

bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku."

Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :

"Dia telah beribadah kepada Allah swt jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik

dariku."

Page 65: Kumpulan Wasiat Nasehat

65

Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :

"Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan

yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia

mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku."

Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah ( dalam hatimu ) :

"Orang ini bermaksiat kepada Allah swt karena dia bodoh ( tidak tahu ), sedangkan

aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu

bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku."

Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah ( dalam hatimu ) :

"Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk

agama islam dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat

buruk."

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Al-Jailany )

“Barangsiapa diam, ia akan selamat dan barangsiapa berbicara ia akan menyesal.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Barangsiapa tidak memelihara waktunya, ia tidak akan selamat dari bencana.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Barangsiapa bergaul dengan orang baik, ia akan memperoleh berbagai

pengetahuan dan asrar, dan barangsiapa bergaul dengan orang-orang jahat, ia akan

memperoleh aib dan siksa neraka.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Berprasangka baiklah kepada sesama hamba Allah, sebab buruk sangka timbul

karena tiadanya taufiq. Ridhalah selalu pada qodho, bersikap sabarlah, walaupun

musibah yang kamu alami teramat besar. Firman Allah : Sesungguhnya hanya

orang-orang yang bersabarlah yang akan dibalas dengan pahala tanpa batas. ( Az

Zumar, 39 :10 )”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Dan tinggalkanlah hal-hal yang tidak ada manfaatnya bagimu, dan benahilah dirimu

lebih dahulu.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Barang siapa yang tidak meninggalkan kebiasaannya untuk merokok sampai 40

hari sebelum matinya, maka ditakutkan ia akan mati dalam keadaan Su‟ul

Khatimah.”

( Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim )

Page 66: Kumpulan Wasiat Nasehat

66

“Perhatikan kebiasaan baik yang engkau inginkan, wafat dalam kebiasaan itu,

karena itu tetaplah dalam kebiasaan itu, dan perhatikanlah kebiasaan buruk yang

engkau tidak inginkan wafat dalam kebiasaan seperti itu, karena itu jauhilah

kebiasaan itu.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Jika engkau melihat seseorang selalu berkelakuan baik, maka yakinlah engkau

orang itu teguh agamanya.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Bersabar itu akibatnya adalah positif. Allah SWT akan selalu memberi akibat positif

bagi seorang yang bersabar, alhamdulillah apa yang dikehendaki Allah SWT pasti

akan ditentukan dan apa yang akan dilaksanakan Allah SWT, maka akan

terlaksana.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Yang dikatakan orang baik adalah seorang yang telah melewati pintu surga sampai

masuk kedalamnya.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Kedzaliman kaum penguasa terhadap rakyatnya akan menambah kebajikan bagi

rakyat negeri itu, baik di dalam masalah dunianya, maupun akheratnya, yang

demikian itu sama halnya dengan sebuah sumur, makin banyak diambil airnya,

maka sumur itu makin banyak memancarkan air; sebaliknya jika sumur itu tidak

diambil airnya, maka tidak akan bertambah airnya sedikitpun, mungkin airnya akan

menjadi busuk, karena air didalamnya tidak pernah bergerak.”

( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Wahai saudaraku, berprasangka baiklah kepada Allah swt, wujudkanlah kebenaran

janji-Nya, dan rasakanlah kebesaran rahmat-Nya. Cukuplah bagi kita firman Allah

swt, seperti disabdakan Rasulullah saw, “Aku bersama prasangka hamba-Ku

terhadap-Ku, maka berprasangkalah kepada-Ku sesukamu.”

( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Setiap orang memiliki 360 urat. Ada urat yang akan mendorongnya untuk berbuat

kebaikan, dan ada yang akan menggerakkannya untuk berbuat kejahatan. Jika

melihat orang saleh, urat-urat kebaikan akan menggerakkannya untuk berbuat baik.

Jika melihat orang durhaka, maka urat-urat keburukannya akan menggerakkannya

untuk berbuat jahat.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

Page 67: Kumpulan Wasiat Nasehat

67

“Orang yang mudah iri, menyangka bahwa semua orang iri; orang yang suka

bermaksiat menyangka bahwa semua orang suka bermaksiat; dan orang yang saleh

menyangka semua orang gemar berbuat kebaikan.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Segala kesedihan yang dapat hilang dengan uang, bukanlah kesedihan.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

Page 68: Kumpulan Wasiat Nasehat

68

Wasiat Nasehat ( Menolong Orang )

“Kebutuhan orang-orang kepada kalian adalah merupakan nikmat-nikmat Allah swt

untuk kalian; maka janganlah bosan terhadap nikmat-nikmat Allah swt itu sehingga

ia akan pergi menjauhkan diri.”

( Imam Husein bin Ali Bin Abu Thalib Ra )

“Orang yang berkeperluan tidaklah berarti memuliakan dirinya dengan tidak meminta

kepadamu, maka dari itu muliakanlah dirimu dengan tidak menolak permintaannya.”

( Imam Husein bin Ali Bin Abu Thalib Ra )

“Pertolongan adalah zakatnya muru‟ah.”

( Imam Syafi‟i )

"Berpuasalah! Tetapi ketika berbuka jangan lupakan faqir miskin. Berilah mereka

sedikit makanan yang kau gunakan untuk berbuka. Jangan makan sendiri, sebab

orang yang makan sendiri dan tidak memberi makan orang lain, dikhawatirkan kelak

akan menjadi miskin dan hidup susah.

Perut kalian kenyang, tetangga kalian kelaparan, tetapi kalian mengaku sebagai

Mukmin. Iman kalian tidaklah sah, jika kalian memiliki banyak makanan sisa,

keluarga kalian telah makan, tetapi kalian tolak seorang peminta yang berdiri di

depan pintu kalian, sehingga ia pergi dengan tangan hampa.

Jika ini kalian lakukan, ketahuilah, tak lama lagi kalian akan mengetahui berita

kalian, kalian akan menjadi sepertinya, kalian akan diusir sebagaimana kalian

mengusir peminta itu ketika kalian mampu memberinya.

Sungguh celaka dirimu, mengapa engkau tidak segera bangun dan memberikan

sesuatu yang kau miliki dengan tanganmu sendiri. Andaikata kalian mau bangun dan

memberinya sesuatu, maka kalian telah melakukan dua kebaikan, yaitu

merendahkan diri kepada sang peminta dan berderma kepadanya. Lihatlah Nabi kita

Muhammad saw, beliau berderma kepada peminta, memerah susu onta dan

menjahit pakaian beliau dengan kedua tangan beliau sendiri. Bagaimana kalian

berani mengaku sebagai pengikut beliau saw, perbuatan beliau saw. Kalian hanya

pandai mengaku, tetapi tidak memiliki bukti….!"

( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )

Page 69: Kumpulan Wasiat Nasehat

69

Wasiat Nasehat ( Salafus Sholeh )

“Takutlah kalian kepada firasat seorang mukmin. Sesungguhnya seorang mukmin

dapat melihat dengan cahaya Allah.”

( Hadits )

“Dahulukanlah perintah Allah SWT dan ketaatan kepada orang yang telah diwajibkan

oleh Allah SWT dari segala sesuatu dan selamanya dalam semua urusan.

Janganlah kalian mendahulukan ketaatan kepada para thagut yang tertipu oleh

dunia yang semu, daripada ketaatan kepada Allah SWT. Berhati-hatilah, jangan

bergaul dengan para pendosa dan orang-orang yang tercemar maksiat. Berhati-

hatilah bekerja sama dengan orang-orang zalim dan berdekatan atau berhubungan

dengan orang-orang fasik. Waspadalah fitnah mereka dan menjauhlah dari mereka.

Ketahuilah, barang siapa menentang para wali Allah SWT, mengikuti agama selain

agama Allah SWT, dan mengabaikan perintah dan larangan Wali Allah SWT, ia akan

masuk neraka, dan tertimpa kobaran api yang menyala-nyala.”

( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Siapa yang tidak mengucapkan Ash- Shiddiq dibelakang nama Abu Bakar, Allah swt

tidak akan membenarkan ucapannya.”

( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Sesungguhnya aku berlepas diri dari orang yang membenci Abu Bakar Ash Shiddiq

dan Umar bin Khattab. Seandainya berkuasa, aku akan mendekatkan diri kepada

Allah dengan menumpahkan darah orang-orang yang membenci mereka. Demi

Allah, sesungguhnya aku mencintai mereka dan senantiasa memohonkan ampun

mereka. Tidak seorangpun dari ahli baitku, kecuali ia mencintai mereka.”

( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Jika engkau menginginkan bagian dari anugerah para wali, berpalinglah dari

manusia kecuali dia menunjukkanmu kepada Allah swt dengan cara yang benar dan

tidak bertentangan dengan Al Qur‟an dan Sunah.”

( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

“Seandainya kalian mengajukan permohonan kepada Allah swt, sampaikan lewat

Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali. Kitab Ihya Ulumuddin Al Ghazali

mewariskan Ilmu; sedangkan Qutub Qulub Al Makki mewariskan cahaya kepada

kalian.”

( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

Page 70: Kumpulan Wasiat Nasehat

70

“Alangkah mudah bagi seorang Arifbillah untuk membimbing orang jahil, kadangkala

kebahagiaan abadi dapat diraih hanya lewat sekilas pandangannya.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Derajat paling tinggi disisi para Auliya Allah swt yang utama, adalah Tawadhu dan

Khumul ( menutupi keistimewaan diri ).”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Ridhalah atas maqam apapun yang Allah berikan kepadamu. Seorang Sufi berkata,

“selama lebih 40 tahun aku tidak pernah merasa benci pada maqam yang Allah

berikan kepadaku.”

( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Di antara hal yang mendorongku untuk menulis buku ini (Al-Qirthos fi Manaqibil

„Atthas) adalah apa yang disebutkan pengarang kitab A‟malut Tarikh : Barang siapa

menulis seorang wali Allah SWT maka kelak di hari kiamat ia akan bersamanya. Dan

barang siapa membaca nama seorang wali Allah SWT dalam kitab Tarikh dengan

rasa cinta, maka ia seakan-akan menziarahinya. Dan barang siapa menziarahi wali

Allah SWT, maka semua dosanya akan diampuni Allah SWT, selama ia tidak

mengganggu seorang muslim pun dalam perjalanannya.”

( Habib Ali bin Hasan Al-„Atthas )

“Di dunia ini aku tidak pernah iri kepada seorang wali, raja atau lainnya; aku hanya iri

kepada orang yang mengikuti salaf dan meneladani Nabi saw. Kebaikan terletak

dalam mengikuti Salafus Saleh, mempelajari buku-buku mereka, dan meneladani

ibadah, adab, akhlaq dan perilaku mereka. Orang yang mengikuti salaf tidak akan

salah dan lelah.

( Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-„Aththas )

“Ikutilah Salaf! Barang siapa ingin beribadah kepada Allah swt, hendaknya bertanya

bagaimana cara Salaf beribadah. Barang siapa ingin mengajar atau belajar,

memberi manfaat atau mengambil manfaat, maka hendaknya ia bertanya

bagaimana cara Salaf melakukan semua itu, dan tidak mengikuti jalan pikirannya

sendiri.”

( Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-„Aththas )

“Musibah pertama yang menimpa masyarakat adalah peremehan mereka terhadap

usaha menghafal Al-Qur‟an. Musibah kedua adalah berpalingnya mereka dari buku-

buku Salaf.”

( Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-„Aththas )

Page 71: Kumpulan Wasiat Nasehat

71

“Setiap zaman ada 124.000 wali dan setiap wali mewarisi hal dari Nabi SAW. Di

antara mereka ada yang tahu dirinya wali, tapi ada juga yang tidak tahu.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika kau memandang seorang yang saleh dan istiqomah, khusyu‟ dan wara‟, lalu

kau bandingkan akhlaqmu dengan akhlaqnya. Amalmu dengan amalnya,

keadaanmu dengan keadaannya; maka kau akan mengetahui aib dan

kekuranganmu. Setelah itu akan mudah bagimu untuk memperbaiki ucapan dan

perbuatanmu yang salah, lahir maupun batin. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk

bergaul dengan orang-orang yang saleh dan mulia, serta dilarang bergaul dengan

selain mereka. Sebab watak seseorang akan mencuri watak orang lain. Jika tidak

kau temukan teman duduk yang saleh, pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan

semua prilaku kaum sholihin.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

"Aku teringat pada suatu kalam seorang shaleh yang mengatakan; Tidak ada yang

menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan mereka mengkaji buku-buku

sejarah Kaum Sholihin dan berkiblat pada buku-buku modern dengan pola pikir

moderat. Wahai saudara-saudarku! Ikutilah jalan orang-orang tua kita yang sholihin,

sebab mereka adalah orang-orang suci yang beramal ikhlas. Ketahuilah Salaf kita

tidak menyukai ilmu kecuali yang dapat membuahkan amal sholeh."

( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

Page 72: Kumpulan Wasiat Nasehat

72

Wasiat Nasehat ( Karomah )

“Jika engkau melihat seseorang berjalan di atas air dan bisa terbang di udara, maka

janganlah kehebatan itu menjadikan kalian lengah dan terheran-heran kepadanya

sampai kamu mengetahui secara persis atas apa yang di kerjakannya itu

berlandaskan pada Al-Qur‟an dan as-sunnah.”

( Imam Syafi‟i )

“Jika Kasyaf bertentangan dengan Al Qur‟an dan Sunah, tinggalkanlah Kasyaf dan

berpeganglah pada Al Qur‟an dan Sunah. Katakan pada dirimu : Sesungguhnya

Allah swt menjamin keselamatan saya dalam kitabnya dan sunah Rasulnya dari

kesalahan, bukan dari Kasyaf, Ilham, maupun Musyahadah sebelum mencari

kebenarannya dalam Al Qur‟an dan Sunah terlebih dahulu.”

( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

”Karomah yang paling besar ialah istiqamah dalam beribadah kepada Allah SWT.”

“Jangan heran pada orang yang bisa berjalan sangat cepat di bumi, atau bisa

terbang di udara, atau berjalan di atas air. Karena sesungguhnya setan juga bisa

melakukannya.”

( Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Jufri )

Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas (kepada salah seorang muridnya):

“Insya Allah ucapanku yang kau tulis dan kumpulkan akan memberikan manfaat

yang besar. Dan usahamu ini lebih bermanfaat dan langgeng daripada mencatat

karomah-karomah yang terjadi. Karomah yang berlangsung hanya saat itu saja dan

akan dilupakan dengan berjalannya waktu. Namun, manfaat ucapanku ini Insya

Allah Ta‟ala akan abadi. Orang yang menghargai ucapanku belum datang, mereka

adalah orang-orang masa depan.”

( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

Page 73: Kumpulan Wasiat Nasehat

73

Sumber :

http://wasiatnasehat.blogspot.com

Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam buku ini, mohon Untuk kritik,

saran dan bias kirim ke :

[email protected]

Semoga Bermanfaat