Kumpulan Tugas Teknologi Produksi (Edy Utomo, ST)

67
KUMPULAN TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL Dikerjakan Oleh : Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013 NRP. 1113200077 EDY UTOMO

description

Kumpulan tugas Teknologi Produksi Kapal, di Fakultas Teknologi Kelautan, Jurusan Teknik Perkapalan, Institute Teknologi Sepuluh Nopember.

Transcript of Kumpulan Tugas Teknologi Produksi (Edy Utomo, ST)

KUMPULAN TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL Dikerjakan Oleh : Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013

NRP. 1113200077 EDY UTOMO

HOME WORK. 1 TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL “KLASIFIKASI JENIS KAPAL” Dikerjakan Oleh : Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013 Kelompok : 1 • Adi Kurniawan Yusim, NRP 1113200039 • Erifive Pranatal, NRP 1113200004 • Edy Utomo, NRP 1113200077

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

1

A. Jenis Kapal Berdasarkan Bahan Pembentuknya

KLASIFIKASI JENIS KAPAL

Klasifikasi atau pembagian jenis kapal dibagi berdasarkan 3 tinjauan, diantaranya yaitu

Jenis kapal berdasarkan bahan pembentuknya, Jenis kapal berdasarkan penggeraknya, dan

Jenis kapal berdasarkan fungsi kapal itu sendiri. Berikut ini akan diberikan penjelasan

tentang pembagian jenis kapal berdasarkan tinjauannya masing-masing.

Bahan untuk membuat kapal bermacam-macam adanya dan tergantung dari tujuan

serta maksud pembuatan kapal tersebut. Tentunya pemilihan bahan yang paling ekonomis

sesuai dengan keperluan kapal. Berikut ini jenis kapal berdasarkan bahan pembentuknya : 1. Kapal Kayu (timber ship)

Kapal kayu adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari

material kayu, kapal dengan material kayu biasanya sering dijumpai pada kapal-

kapal tradosional.

Gambar diatas merupakan jenis kapal dengan material pembentuknya adalah

kayu, kapal dengan jenis ini biasanya terbatas pada kapal-kapal sedang dan kecil.

Kapal kayu yang banyak dijumpai di kawasan nelayan tradisional sebagai kapal

penangkap ikan, kayu yang digunakan harus memenuhi standar kelas awet dan

kekuatannya yang telah ditaur oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Demikian juga

proses pembuatan kapal kayu dan perawatan harus memenuhi standar dari BKI.

Syarat kayu untuk konstruksi sebuah kapal adalah sebagai berikut :

• Kualitas yang baik

• Tidak ada celah, atau pecah-pecah

• Tidak berlubang pada lingkaran tahun

• Harus tahan terhadap air, cuaca, jamur, serangga

• Tidak mudah lengkung

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

2

• Tidak mudah dimakan binatang laut 2. Kapal fiberglass (fiberglass ship)

Gambar diatas merupakan salah satu kapal dengan material penyusunnya

adalah fiberglass. Kapal fiberglass adalah kapal yang seluruh bdan kapal dibuat dari

fiberglass, kapal jenis ini juga msih tergolong pada kapal-kapal kecil, terutama pada

kapal penangkap ikan, keperluan olahraga dan lain-lain. Pembuatan kapal fiberglass

lebih mudah, konstruksi sederhana, kapal dapat dibuat secara seri dan lebih ringan

dari kayu, kapal fiberglass perawatannya juga lebih sederhana karena tahan

terhadap korosi, tidak ada sambungan, tidak ada penyusutan dan tidak ada

binatang laut yang menempel.

3. Kapal Baja (Steel Ship)

Kapal baja adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dai baja.

Pada umumnya kapal baja selalu menggunakan system las, sedangkan pada kapal-

kapal sebelum perang dunia II masih digunakan konstruksi keeling.

Kapal baja pertama yang menggunakan system konstruksi las adalah kapal

Liberty, yang dipakai pada waktu perang dunia II. Pada waktu itu masih banyak

kelemahan-kelemahan pada system pengelasan, sehingga sering dijumpai

keretakan-keretakan pada konstruksi kapalnya.

Dengan adanya kemajuan-kemajuan dalam teknik pengelasan dan teknologi

pembuatan kapal, kelemahan-kelemahan itu jarang dijumpai lagi.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

3

Gambar diatas adalah Kapal Liberty yang merupakan kapal baja pertama yang

menggunakan konstruksi sambungan las pertama. Keuntungan system las adalah

bahwa pembuatan kapal menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan konstruksi

keeling. Disamping pada konstruksi las berat kapal secara keseluruhan menjadi

lebih ringan.

4. Kapal ferro cement

Kapal ferro cement adalah kapal yang dibuat dari bahan semen yang diperkuat

dengan besi beton / baja sebagai tulang-tulangnya. Karena membutuhkan teknologi

yang tinggi kapal jenis ini masih sangat terbatas.

Gambar diatas adalah kapal yang terbuat dari bahan dasar semen, fungsi

tulangan beton pada kapal ini sangat menentukan karena tulangan yang akan

manyanggah seluruh gaya-gaya yang bekerja pada kapal, selain hal tersebut

tulangan beton juga digunakan sebagai tempat perletakan campuran semen

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

4

sehingga menjadi satu kesatuan yang benar-benar homogeny, artinya bersama-

sama bias menahan gaya yang datang sari segala arah.

Ferrocement adalah suatu tipe dinding tipis beton bertulang yang dibuat dari

mortar semen hidrolis diberi tulangan dengan wiremash yang menerus dan lapisan

yang rapat serta ukuran kawat relative kecil. Terdapat perbedaan antara

ferrocement dengan beton bertulang yaitu berdasarkan sifat fisiknya ferrocement

lebih tipis memiliki tulangan yang terdistribusi pada setiap ketebalannya, dengan

system penulangan dua arah dan komposisi campuran yang digunakan hanya pada

material agregat halus dan semen. Berdasarkan sifat mekaniknya ferrocement

dengan menggunakan tulangan 2 arah memiliki kuat tarik dan lentur yang tinggi,

disamping memiliki rasio tulangan yang tinggi proses retak dan perluasan retak

yang berbeda pada beban tarik, daktalitas meningkat seiring dengan peningkatan

rasio tulangan anyam, memiliki kekedapan air yang cukup baik, ketahanan terhadap

beban-beban kejut , namun lemah terhadap temperature yang tinggi.

Penggunaan kapal ferrocement di Indonesia kurang diminati oleh para nelayan

Indonesia dikarenakan faktor kekhawatiran tenggelam karena faktor berat. Jika

kapal baja yang memiliki berat jenis 7,849 g/m3 dibandingkan dengan kapal yang

terbuat dari beton bertulang murni dengan berat jenis 2,4 g/cm3, tentu saja dapat

disimpulkan bahwa kapal dengan bahan pembentuknya adalah beton memiliki berat

yang lebih kecil. Jika dibandingkan dengan kapal yang terbuat dari kayu dengan

berat jenis kayu maksimal adalah 1,28 g/cm3 maka diantara kapal kayu dengan

kapal yang terbuat dari semen akan menghasilkan perbandingan berat kurang lebih

1 : 2. Namun jika berat jenis kayu dibandingkan dengan berat jenis beton ringan

(tanpa menggunakan agregat halus) dengan berat

jenis berkisar 1,20 g/cm3 tentu saja akan

menghasilkan perbandingan berat mendekati 1 :

1, namun hal ini perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut untuk mengetahui efektifnya fungsi kapal

bekerja jika dengan menggunakan teknologi beton

ringan sebagai pengganti material kayu,

mengingat bentuk fisik dari beton ringan non agregat halus lebih kasar, sehingga

akan mengakibatkan terjadinya efek resistance yang lebih besar.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

5

B. Jenis Kapal Berdasarkan Alat Penggeraknya

Kapal yang merupakan alat transportasi memiliki penggerak untuk dapat melakukan

pelayaran, setiap penggerak kapal bermacam-macam sehingga mempengaruhi klasifikasi

dari kapal tersebut sesuai dengan tujuananya masing-masing. Adapun jenis kapal

berdasarkan alat penggeraknya adalah sebagai berikut :

1. Kapal dengan menggunakan alat penggerak layar.

Kapal dengan menggunakan alat penggerak layar ini sangat dipengaruhi oleh

kecepatan angin. Kapal ini biasanya hanya terbatas pada kapal-kapal ukuran

terntentu / kapal kecil, dan terdapat pada kapal-kapal latih dan kapal barang. Karena

ketergantungan terhadap alam, maka beberapa kapal jenis ini juga ada yang

dilengkapi dengan motor untuk keperluan olah gerak pelabuhan, jika sudah ditengah

laut maka layar baru depergunakan.

2. Kapal dengan menggunakan alat penggerak padle wheel.

Kapal dengan menggunakan alat penggerak padle whel, pada prinsipnya adalah

gaya tahanan air yang menyebabkan / menimbulkan gaya dorong kapal (seperti

dayung). Paddle wheel dipasng sikir

dan kanan kapal dan gerak putarnya

dibantu oleh mesin. Umumnya

digunakan di daerah yang mempunyai

perairan yang tenang misalnya di

danau, sungai sebagai kapal-kapal

wisata atau pesiar.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

6

3. Kapal dengan menggunakan alat penggerak jet propulsion.

Kapal dengan menggunakan alat penggerak jet propulsion pada prinsipnya

adalah air dihisap melalui saluran di muka lalu didorong ke belakang dengan pompa

hingga menimbulkan implus (jet air ke belakang). System ini banyak kita jumpai

pada tug boat tetap fungsinya untuk mendorong bukan menarik.

Penggerak ini juga sering dijumpai pada jet ski, yang memberikan daya dorong

sehingga dapat melakukan perjalanan di permukaan air.

4. Kapal dengan menggunakan alat penggerak propeller (baling-baling).

Kapal dengan penggerak propeller ini menggunakan alat penggerak berupa

propeller (baling-baling). Kapal ini bergerak karena berputarnya baling yang

dipasang di belakang badan kapal sehingga menimbulkan daya dorong. Alat

penggerak inilah yang pada umumnya digunakan pada saat sekarang.

Kapal-kapal masa sekarang ini sebagian besar menggunakan alat

penggeraknya adalah propeller.

C. Jenis Kapal Berdasarkan Mesin Penggerak Utamanya.

Kapal dapat bergerak dengan adanya mesin penggerak, mesin penggerak utama atau

mesin induk kapal banyak jenisnya, biasanya faktor ekonomis dan faktor-faktor desain akan

menentukan mesin jenis apa yang cocok untuk dipasang pada sebuah kapal. Jenis-jenis

yang biasa dipakai dalam mesin utama kapal antara lain :

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

7

1. Steam Reciprocating Engine

Steam reciprocating engine adalah kapal yang menggunakan mesin uap torak

sebagai mesin utamanya, biasanya yang dipakai adalah triple expansion engine

(bersilinder tiga) atau double compound engine.

Keuntungan menggunakan jenis mesin ini adalah : mudah pemakaian dan

pengontrolan, mudah berputar balik (reversing) dan mempunyai kecepatan putar

yang sama dengan perputaran propeller. Sedangkan kerugiannya adalah

konstruksinya berat dan memakan banyak tempat serta pemakaian bahan bakar

yang sangat besar.

2. Steam turbine

Steam turbine adalah kapal yang menggunakan mesin turbin uap dimana tenaga

yang dihasilkan oleh mesin jenis ini sangat rata dan uniform, pemakaian uap sangat

efesien baik pada tekanan tinggi ataupun rendah.

Mesin jenis ini mempunyai kelemahan yang utma

adalah tidak dapat berputar balik (non reversible)

sehingga diperlukan reversing turbine yang

tersendiri khusus untuk keperluan tersebut, putarannya sangat tinggi sehingga reduction

propeller gear sangat diperlukan untuk membuat

perputaran propeller jangan terlalu tinggi. Kelebihan

dari mesin jenis ini adalah vibration sangat kecil dan

pemakaian bahan abakar lebih kecil kalau

dibandingkan dengan mesin uap torak. Mesin semacam ini dapat dibuat bertenaga

sangat besar, oleh karena itu digunakan untuk kapal yang membutuhkan tenaga

besar.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

8

3. Turbine Electric Drive

Beberapa kapal yang modern memakai system dimana suatu turbin memutarkan

sebuah elektrik generator, sedangkan propeller digerakkan oleh suatu motor yang

terpisah tempatnya dengan mempergunakan aliran listrik dari generator tadi. Disini

revering turbine yang tersendiri dapat dihapuskan dengan memakai sistem ini

sangat mudah operasi mesin-mesinnya.

4. Internal Combustion Engine

Mesin ini biasa disebut mesin pembakaran dalam atau motor bensin, mesin ini

paling sesuai untuk tenaga kecil (motor temple atau out board motor). Sedangkan

tenaga yang lebih besar dipakai mesin diesel yang dibuat dalam suatu unit yang

besar untuk kapal-kapal yang berkecepatan rendah dan sedang.

Keuntungan Internal combustion engine dapat langsung diputar balik dan dapat

dipakai dengan cara kombinasi dengan beberapa unit kecil. Untuk tenaga yang

sama, jika dibandingkan dengan mesin uap akan lebih kecil ukurannya. Dengan

adanya kemajuan dalam pemakaian turbo charger untuk supercharging maka

beratnya pun dapat diperkecil dan penghasilan tenaga dapat dilipat gandakan.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

9

5. Gas turbine.

Gas turbine prinsipnya adalah suatu penggrak yang mempergunakan udara

yang dimampatkan (dikompresikan) dan dinyalakan dengan menggunakan bahan

bakar yang disemprotkan dan kemudian setelah terjadi peledakan udara yang

terbakar akan berkembang. Kemudian campuran gas yang dihasilkan itu yang

dipakai untuk memutar turbine. Gas yang telah terpakai memutar turbine itu

sebelum dibuang masih dapat dipakai untuk heat exchangers sehingga

pemakaiannya dapat seefektif mungkin. Type mesin ini yang sebetulnya adalah

kombinasi dari Free Piston Gas Fier dan gas turbine belum banyak dipakai oleh

kapal-kapal dagang. Research mengenai mesin ini masih banyak dilakukan. 6. Nuclear Engine

Nuclear Engine ini walaupun tenaganya cukup besar akan tetapi memerlukan

pertimbangan-pertimbangan khusus seperti penggunaan ruang yang luas, jumlah

tenaga kerja yang cukup banyak, resiko keselamatan dan lain-lain. Nuclear Engine

ini hanya dipakai pada kapal-kapal besar non komersil seperti kapal induk, kapal

perang sehingga kapal yang memakainya masih terbatas.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

10

D. Jenis Kapal Berdasarkan Fungsinya

Kapal dibuat pasti untuk melakukan suatu kegiatan pelayaran dengan tujuannya

masing-masing, sehingga kapal diciptakan berdasarkan fungsinya masing-masing. Berikut

ini akan diterangkan jenis kapal berdasarkan fungsinya masing-masing.

1. Kapal-kapal niaga

Kapal niaga adalah kapal yang tugasnya untuk muatan dan dalam kegiatan

berdagang atau berniaga, adapun jenis kapal niaga antara lain sebagai berikut :

a. Kapal Barang (Cargo Ship)

Cargo Ship yaitu kapal dengan muatan barang, pada dasarnya sebelum

kapal tersebut direncanakan untuk dibangun ditentukan terlebih dahulu jenis

barang yang diangkut. Hal ini penting ditentukan sehubungan dengan besarnya

ruangan yang dibutuhkan di dalam kapal untuk mengangkut barang dalam

satuan berat yang sudah ditentukan oleh pemesanan. Kalau kapal yang

direncanakan untuk mengangkut bermacam-macam muatan (general) maka

kapal tersebut dinamakan General Cargo.

b. Kapal Barang Penumpang (Cargo Passanger Ship)

Kapal Barang Penumpang (Cargo Passenger Ship) yaitu kapal dengan

muatan barang dan penumpang, untuk membatasi istilah kapal barang

penumpang dan kapal penumpang barang pada umumnya selalu

membingungkan. Maka dapat dipakai suatu ketentuan, bahwa jika kapal

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

11

tersebut terutama digunakan untuk mengangkut barang disamping muatan

penumpang disebut kapal barang penumpang. Sedangkan jika kapal tersebut

digunakan terutama untuk mengangkut penumpang disamping muatan barang

yang dibawanya maka disebut kapal penumpang barang. Apabila kapal

mengankut penumpang lebih dari 12 orang maka kapal tersebut harus

menggunakan persyaratan keselamatan pelayaran sebagai kapal penumpang.

Kapal penyebrangan atau kapal Ferry adalah termasuk kapal penumpang

barang. Kapal enyebarangan fungsinya adlah untuk menghubungkan selat

sebagai penyambung perhubungan darat yang terputus karena adanya selat.

Oleh karena itu kapal penyebrangan dilengkapi dengan tempat fasilitas

kendaraan, missal : mobil, truck, bus dan bahkan sarana tempat gerbong

kereta api.

Salah satu jenis kapal ferry adalah kapal

Roro yang berarti roll on – roll off. Oleh

karena itu kapal ini dilengkapi dengan pintu

rampa yang dihubungkan dengan moveble

bridge atau dermaga apung ke dermaga.

Kapal Roro selain digunakan untuk

mengangkut truk juga digunakan untuk

mengankut mobil penumpang, sepeda

motor serta penumpang jalan kaki.

Angkutan ini merupakan pilihan popular

antara Jawa dengan Sumatera.

Gambar diatas adalah salah satu kapal ferry saat melakukan mobilisasi

muatan dari dermaga ke dalam lambung kapal. c. Kapal Penumpang (Passanger Ship)

Passanger Ship yaitu kapal yang khusus mengangkut penumpang, jenis

kapal ini ada yang besar dan ada yang kecil. Kapal penumpang kecil

kebanyakan digunakan untuk pesiar antar pulau yag tak begitu jauh menyusuri

pantai / sungai yang menghubungkan antar kota sebagai komunikasi transport.

Kapal penumpang besar biasanya dipakai untuk pelayaran antar pulau yang

jauh atau antar benua untuj tourist dan lain-lain. Kapal ini biasanya dilengkapi

dengan akomodasi penumpang yang lebih baik dan fasilitas rekreasi misalnya

kolam renang, bioskop dan tempat-tempat relaks lainnya. Selain itu kapal

penumpang dilengkapi dengan alat keselamatan pelayaran yang lebih lengkap,

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

12

dibandingkan dengan kapal-kapal lainnya misalnya sekoci penolong, baju

penolong dan perlengkapan keselamatan lainnya. Semua kapal penumpang

kecuali kapal penumpang cepat biasanya selalu membawa sedikit muatan

barang.

Gambar diatas adalah Kapal penumpang saat ini dengan masa lampau,

dengan perkembangan teknologi kapal penumpang diciptakan lebih kokoh

daripada teknologi sebelumnya.

d. Kapal Pengangkut Kayu (Timber Carrier atau Log Carrier)

Kapal pengangkut kayu yaitu kapal yang berfungsi mengankut kayu dengan

segala bentuknya. Umumnya sebagai muatan kayu yang diangkut diletakkan di

atas geladak dan jumlah muatan digeladak kurang lebih 30% dari seluruh

muatan yang diangkut. Oleh karena itu konstruksi dari dek/geladaknya harus

dipasang perlengkapan untuk keperluan itu. Kayu yang diangkut di atas

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

13

geladak dan diikat kuat dapat menambah daya apung cadangan, sehingga

lambung timbul kapal pengangkut kayu relative lebih kecil dibandingkan kapal

barang. Oleh karena itu dikatakan bahwa kapal pengankut kayu dianggap

mempunyai free board khusus. Dalam menentukan stabilitas harus dianggap

muatan geladak yang diikat dengan kuat merupakan satu bagian dari badan

kapal.

e. Kapal Tangki (Tanker Ship)

Kapal Tangki, yaitu kapal dengan muatan bahan cair, dimana muatan ini

mempunyai sifat khusus yang menjadi perhatian untuk membuat

konstruksinya. Mengingat sifat zat cair yang selalu mengambil posisi yang

sejajar dengan garis air, pada waktu kapal mengalami keolengan dan hal ini

terjadi pada tangki-tangki yang tak diisi penuh. Oleh karena itu kapal tanker

pada umumnya dilengkapi dengan pompa dan instalasi pipa untuk bongkar dan

muat minyak dari kapal dan ke kapal. Lambung timbul umumnya lebih kecil

dibandingkan dengan kapal barang biasa untuk ukuran kapal yang relative

sama. Letak kamar mesin selalu di belakang dimaksu untuk menghindari

bahaya kebakaran. f. Kapal Peti Kemas (Container Ship)

Container Ship yatu kapal yang mengangkut barang yang sudah diatur di

dalam peti kemas. Muatan peti kemas disamping di dalam palkah juga

diletakkan di atas geladak dengan pengikatan yang kuat, sehingga peti kemas

tersebut tidak bergeser dari tempatnya semula pada saat berlayar.

Dengan adanya muatan diatas geladak maka harus diperhatikan mengenai

stabilitas kapal. Yang perlu diperhatikan ialah periode keolengan jangan

sampai terlalu lincah, sebab membahayakan container yang ada diatas dek,

lebih-lebih apabila system peningkatnya kurang sempurna. Konstruksi peti

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

14

kemas dibuat sedemikian rupa sehingga barang-barang yang ada didalamnya

terjamin keamanan dari kerusakan dan lain-lain

Kapal pengangkut peti kemas (container ship) harus mempunyai fasilitas

khusus peti kemas, baik alat bongkar muatan maupun peralatan lainnya.

Disamping itu kapal jenis ini juga direncanaka sedemikian rupa sehingga

mempunyai ruangan dengan parallel middle body yang lebih panjang

dibandingkan dengan kapal-kapal jenis lainnya. Dengan parallel middle body

yang lebih panjang maka akan berpengaruh terhadap tata letak dan kapasitas

dari muatan peti kemas yang mempunyai ukuran yang sudah standar secara

internasional. g. Kapal Curah (Bulk Carier)

Bulk Carier yaitu kapal yang mengangkut muatan tanpa pembungkusan

tertentu, berupa biji-bijian yang dicurahkan langsung ke dalam palkah kapal.

Ditinjau dari jenis muatannya ada beberapa macam yaitu sebagai berikut :

• Kapal pengangkut biji tambang yaitu kapal yang mengankut muatan curah

berupa biji-bijian hasil tambang misalnya biji besi, chrom, mangan, bauxite

dan sebagainya.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

15

• Kapal pengangkut biji tumbuh-tumbuhan yaitu kapal yang mengangkut

muatan curah berupa biji-bijian hasil tumbuhan, misalnya jagung, bulgur,

beras, kedele dan lain-lain.

• Kapal pengangkut batu bara atau sering disebut Collier yaitu kapal yang

mengangkut muatan curah berupa batubara, cokes atau coal.

Kapal pengangkut muatan curah umumnya dibuat single deck da system

bongkar muatnya dilakukan dengan system isap untuk grain carrier. Tetapi

untuk ore atau coal dipakai grab (bucket) & conveyor. Khusus ore carrier

biasanya mempunyai double bottom tank top yang tinggi dengan maksud untuk

mempertinggi letak titik berat muatan, sehingga memperbaiki rolling periode

kapal, lagi pula gerak kapal tidak terlalu kaku. Pada bulk carrier umumnya letak

kamar mesin di belakang dengan maksud untuk mempermudah system

bongkar muat.

h. Kapal pendingan (Refrigated Cargo Vessels)

Kapal jenis ini khusus digunakan untuk pengangkutan muatan yang perlu

didinginkan gunanya untuk mencegah pembusukan dan kerusakan muatan.

Ruang muat dilengkapi dengan system isolasi dan system pendingin.

Umumnya muatan dingin hanya diangkut pada satu jurusan saja. Adapun jenis

muatannya adalah buah-buahan, sayur-sayuran, daging beku, ikan, udang dan

lain-lainnya. Meskipun ruang muat sudah dilengkapi dengan instalasi pendingin

untuk mengawetkan muatan, tetapi kecepatan kapal masih relative lebih cepat

dibandingkan dengan kapal-kapal pada umumnya. Misalnya kapal pengangkut

buah-buahan kecepatan dinas antara 18-21 Knots.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

16

i. Kapal Pengangkut Ternak

Karena muatannya adalah ternak, maka kapal jenis ini harus menyediakan

fasilitas yang diperlukan untuk ternak tersebut misalnya tempat makan, tempat

kotoran yang dengan mudah dapat dibersihkan.

Gambar diatas adalah Kapal pengankut ternak, dimana diatas geladak kapal

dibangun untuk menyusun muatan ternak yang diangkut, sehingga mudah

untuk melakukan pembersihan terhadap ruang kapal.

2. Kapal – Kapal Khusus

Kapal khusus adalah Kapal yang mempunyai tugas khusus, artinya bukan

semata-mata untk pengangkutan atau berniaga, kapal ini disebut juga sesuai

dengan tugas pekerjaan yang dilaksanakan, antara lain kapal-kapal khusus adalah

sebagai berikut :

a. Kapal Keruk

Kapal keruk berfngsi memperdalam kolam pelabuhan, alur pelayaran,

sungai dan lain-lainnya dan juga menyediakan tanah untuk reklamasi rawa-

rawa (untuk perluasan daerah menjadi daratan). Pemakai tyoe-type keruk

tergantung dari jenis tanah galian. Beberapa type-type kapal keruk sebagai

berikut :

• Plain Suction Dredger

Pengerukan dengan cara menghisap

dengan pipa isap. Jenis yang modern

mempunyai water jet disekeliling ujung

pipa yang gunanya untuk

menghancurkan material yang keras

dengan menyemprotkan air dengan

tekanan tinggi.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

17

• Cutter Suction Dredger

Pada prinsipnya sama dengan

jenis di atas hanya dilengkapi dengan

cutter (alat penghancur) di ujung pipa

isap sehingga mengeruk tanah galian

yang agak keras.

• Grab Dredger

Sangat baik digunakan untuk

beroperasi di sekitar Graving dock,

dermaga dan bagian-bagian sudut dari

kade, karena alat ini merapat sampai ke

tepi. Daya penggaliannya tergantung dari

berat Grab bucket, tetap hasil

kerusakannya tidak rata sehingga sukar

untuk menentukan dalamnya penggalian.

• Bucket Dredger

Penggerukan tanah galian

dengan menggunakan timba.

Sangat sesuai pada segala jenis

galian baik tanah padat maupun

batu-batuan, tetapi bukan tanah

padas yang keras.

• Dipper Dredger

Dipergunakan untuk pekerjaan

penggalian yang sukar dan ada

rintangan, dimana jenis kapal keruk yang

lain tidak mampu mengerjakannya.

Sesuai dengan pekerjaan jenis tanah

yang keras dengan ukuran yang besar.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

18

b. Kapal Tunda (Tug Boat)

Tug boat merupakan kapal yang fingsinya menarik atau mendorong kapal-

kapal lainnya. Dibedakan atas beberapa jenis antara kapal tunda samudera, kapal

tunda pelabuhan dan lain-lain.

c. Kapal Penangkap Ikan

Kapal yang fungsinya untuk menangkap ikan, kapal-kapal ikan dimana operasi

penangkapanya agak jauh dari pengkalannya, yang berhari-hari memerlukan waktu

dalam operasinya biasanya dilengkapi dengan kotak ikan yang di dinginkan,

sehingga ikan-ikan hasil tangkapan tidak cepat menjadi busuk, bahkan untuk kapal-

kapal ikan yang modern dilengkapi dengan pabrik ikandalam kaleng.

d. Kapal Pemadam Kebakaran (Fireboat)

Kapal ini berfungsi membantu

memadamkan kebakaran pada kapal lain

atau kebakaran pada dermaga pelabuhan.

Operasinya biasanya dilakukan disekitar

pelabuhan.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

19

e. Kapal Peneliti (Research Vessel)

Kapal peneliti ini berfungsi mengadakan penelitian di lautan, kapal tersebut

dilengkapi dengan peralatan-peralatan penelitian. f. Kapal Rumah Sakit (Hospital Ship)

Kapal ini berfungsi sebagai pelayanan kesehatan maka kapal ni dilengkapi

dengan beberapa peralatan kedokteran dan alat-alat kesehatan lainnya, disamping

itu juga terdapat beberapa paramedic dan dokter yang melengkapi kapal tersebut

untuk menjalankan fungsi kapal dengan baik.

g. Kapal Perang (War Ship)

Kapal ini memiliki fungsi sebagai

kapal untuk berperang atau menjaga

keamanan pada suatu daerah

perairan (laut), dikarenakan fungsinya

maka perencanaan dan konstruksi

kapal ini lebih ditekankan pada segi

kekuatan dan bukan segi ekonomis,

disamping hal tersebut kapal jenis ini

dilengkapi dengan alat-alat navigasi yang modern dan lengkap yang beberapa hal

tidak terdapat pada kapal jenis-jenis lainnya.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

20

h. Kapal Selam

Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya

digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Sebagian besar Angkatan Laut

memiliki dan mengoperasikan Kapal selam sekalipun jumlah dan populasinya

masing-masing Negara berbeda. Selain digunakan untuk kepentingan militer, Kapal

selam juga digunakan untuk Ilmu pengetahuan laut dan air tawar dan untuk

bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelam manusia.

Kapal selam sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu kapal selam berdasarkan

tenaga penggeraknya dan kapal selam berdasarkan fungsinya.

Berdasarkan tanaga penggeraknya kapal selam terdiri dari 3 jenis kapal yaitu,

Kapal selam diesel elektrik, kapal selam ini merupakan kapal selam yang

menggunakan system penggerak kapal selam tertua dan masih digunakan sampai

saat ini, yang kedua adalah Kapal selam Nuklir, kapal selam ini menggunakan

reactor air bertekanan PWR (Pressurizer Water Reactor) sebagai sumber tenaga

memutar turbin utama yang menggerakkan baling-baling serta motor elektrik

pengisi baterai yang menghasilkan listrik untuk

berbagai keperluan, yang ketiga Kapal Selam

Engineless, Kapal selam jenis ini sering disebut

sebagai Bathysphere. Bisanya kapal ini digunakan

pada penelitian, untuk dapat digunakan udara

dipompa masuk pleh kru diatas kapal selam agar

penyelam atau peneliti dapat tinggal lebih lama

dibawah air untuk melakukan penelitian. Gambar

disamping adalah bentuk Kapal Bathysphere yang

digunakan sebagai alat penelitian dibawah laut.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

21

i. Kapal Amphibi

Kapal amphibi dengan jenis LCAC (Landing Craft, Air Cushioned) adalah kelas

kapal hovercraft / kapal bantalan udara yang digunakan sebagai kapal pendaratan

oleh Angkatan Laut. Kapal ini mengangkut system senjata, peralatan, kargo dan

personel elemen serang Pasukan Marinir dan Darat baik dari kapal ke pantai dan

menyebrangi pantai.

Kapal ini dioperasikan dengan lima awak. Sebagai tambahan untuk pendaratan

pantai, LCAC dapat digunakan untuk transport personel, pendukung evakuasi,

pembuka jalur, operasi ranjau dan pengiriman peralatan perang mariner dan

persenjataan khusus. Empat mesin utama semuanya digunakan untuk mengangkat

dan untuk propulsi utama. LCAC model pengangkut dapat mengangkut 180

pasukan bersenjata lengkap. Kapasitas kargonya 1809 kaki persegi. Level

kebisingan dan debu sangat tinggi dalam pengoperasian LCAC. Selain melakukan

mobilisasi di permukaan air kapal ini juga dapat melakukan perjalanan di bagian

darat.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Kla

sifik

asi T

ipe

Kap

al

22

1.

SUMBER

http://artikelengineering.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-kapal.html

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal

3. http://www.forumbebas.com/thread-51445.html

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_selam

5. http://mik-news.blogspot.com/2010/04/kapal-peneliti-as-akan-ke-maluku.html

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_Ro-Ro

7. https://www.google.com/

HOME WORK. 2 TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL “SISTEM PERMESINAN KAPAL” Dikerjakan Oleh : Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013 Kelompok : 1 • Adi Kurniawan Yusim, NRP 1113200039 • Erifive Pranatal, NRP 1113200004 • Edy Utomo, NRP 1113200077

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

1

BAB. 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan program yang diterapkan oleh Direktorat Perguruan Tinggi akan

adanya Program Magister untuk merekrut tenaga pengajar di Universitas atau perguruan

tinggi terluar dan tertinggal, sehingga banyak calon tenaga pengajar yang melaksanakan

pendidikan jenjang magister yang tidak sesuai dengan dasar keilmuan yang didapatkan

pada tingkat Strata 1. Misalnya mahasiswa yang memiliki basic dari MIPA – FISIKA yang

kemudian melanjutkan jenjang Magisternya ke Sistem Perkapalan. Dikarenakan hal diatas,

maka diperlukannya perubahan pola belajar dan mengajar yang diterapkan melalui

pelaksanaan PRA MAGISTER SAINSTEK.

Dalam tugas ini akan dijelakan beberapa pembelajaran yang perlu diketahui dalam

Sistem Perkapalan terutama yaitu Sistem Permesinan Kapal dengan tujuan sederhana agar

Mahasiswa mampu melakukan penyesuaian untuk dapat meneruskan pendidikan kejenjang

selanjutnya. Penyelesaian tugas ini dilaksanakan berkelompok dengan melakukan

rangkuman dari berbagai sumber yang didapatkan yang kemudian akan dibahas dalam

bentuk perkuliahan.

Sistem permesinan kapal adalah satu bagian ilmu yang dipelajari dalam Sistem

Perkapalan. Sistem perkapalan memfokuskan bidang keahliannya pada kemampuan dalam

merancang system propulsi kapal, system pembangkit tenaga, system transmisi tenaga,

system pengendalian dan monitoring, system permesinan bantu untuk kapal dan bangunan

laut.

1.2. Manfaat dan Tujuan Didasari pada tingkat pemahaman yang masih sangat minimal yang dimiliki oleh

Mahasiswa yang melakukan transsisi pemindahan Jurusan yang tidak sesuai dengan dasar

keilmuaannya, maka penyelesaian tugas ini memiliki Manfaat dan Tujuan diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui tentang Sistem Permesinan pada

kapal.

2. Mahasiswa yang memiliki dasar keilmuan yang bukan dari Teknik Perkapalan

maupun Sistem Permesinan Kapal, dapat menimbulkan rasa percaya dirinya

untuk dapat melakukan penyesuaian pada bidan Perkapalan.

3. Mahasiswa dapat menambahkan pengetahuan yang belum didapatkan

sebelumnya dengan menyelesaikan tugas ini dengan jujur dan semata-mata

untuk belajar.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

2

BAB. 2 PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Dan Garis Besar Mesin-Mesin Kapal

Untuk menjalankan sebuah kapal dibutuhkan alat pendorong dan tenaga penggerak.

Pemakaian dayung untuk menjalankan kapal telah dikenal sejak lama dan kinipun

digunakan pada kapal kecil seperti sampan atau sekoci. Dayung disini merupakan alat

pendorong dan tenaga manusia adalah tenaga penggeraknya. Tetapi dengan tenaga

manusia sebagai penggerak maka ukuran dan jangkauan pelayaran kapal menjadi sangat

terbatas. Munculnya kapal layar yang menggunakan angin yang bertiup pada layar sebagai

penggerak memungkinkan ukuran kapal yang lebih besar dan jangkauan pelayarannya lebih

jauh.

Cristoper Columbus dan prestasi Ferdinan Magellan mengelilingi dunia telaksana

dengan menggunakan kapal layar. Dalam abad ke-18, perkembangan-perkembangan

menakjubkan membawa kapal layar sampai kepuncak kejayaanya. Akan tetapi pada

permulaan abad ke-19 kapal-kapal yang dijalakan dengan mesin uap berangsur-angsur

mulai menggantikan kapal-kapal layar, dan hingga sampai saat ini kapal-kapal dijalankan

dengan mesin pendorong. Pada tahun 1769, James Watt menciptakan mesin uap yang dikenal sebagai The Watt

Type Single Actuating Engine (Mesin Uap Torak Tunggal Tipe Watt) yang kemudian dipakai

sebagai sumber tenaga didarat dan selanjutnya dikembangkan sebagai mesin penggerak

kapal laut. Salah satu usaha tersebut dilakukan oleh Robert Fulton pada tahun 1807 dimana

ia memasang mesin uap torak (steam reciprocating engine) pada kapal Clermont yang

panjangnya 40 meter dan berhasil menjalankan kapal itu dengan memutar kincir (paddle

wheel). Kapal Clermont dimanfaatkan sebagai kapal penumpang dan dinyatakan sebagai

kapal uap pertama. Meskipun Fulton memasang mesin Watt langsung pada kapal tanpa

perubahan yang berarti, mesin itu kemudian diperbaiki bentuk dan cara kerjanya sehingga

sesuai penggunaan dikapal, dengan demikian Mesin kapal terjadi.

Meningkatnya keampuan mesin uap torak mendesak penggunaan kapal layar dan

mencapai kejayaannya pada awal abad ke-20. Salah satu kepal yang dibuat pada waktu itu

dengan ukuran besar dan kemampuan 43.000 Horse Power dan mencapai kecepatan 24

knot. Setelah itu mesin uap torak lambat laun berkurang karena berkembanya turbine uap

(steam turbine) dan mesin diesel (diesel engine) sehingga mesin uap torak tidak terpakai

lagi. Pada tahun 1894, C A Parsons membuat kapal turbine 42 ton, panjangnya 30,3 meter

dan melengkapinya dengan turbine uap yang dirancangnya sendiri. Kapal itu berhasil

mencapai kecepatan 34,5 knot. Ditambah dengan menggunakan gigi reduksi (reduction

gear) maka turbine uap semakin berhasil sebagai mesin pendorong (propulsion engine).

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

3

Pada tauhun 1893 mesin diesel diciptakan oleh Rudolf Diesel yang pada tahun 1898

berhasil mengembangkan menjadi mesin praktis yan pertama. Setelah tahun 1910, mesin

diesel mulai digunakan untuk kapal-kepal samudera (ocean going vessel). Demikian kapal

motor terjadi, sejak itu kemajuan pesat terjadi pada mesin diesel dan sekarang dibuat

sebagai model tenaga berkisar dari 30 sampai 27.000 Horse Power. Keuntungan hemat

dalam pemakaian bahan bakar menyebabkan mesin diesel digunakan secara luas pada

berbagai jenis kapal, sehingga menguguki tempat pertama diantara mesin-mesin kapal.

2.2. Perlengkapan dan Pengaturan Mesin Kapal Mesin Kapal dalah sebuah istilah yang mencakup seluruh perlengkapan mekanis yang

dibutuhkan dalam pelayaran, disamping mesin yang dibutuhkan langsung sebagai

pendorong, kapal juga dilengkapi dengan alatalat tambahan yang dibutuhkan bagi kegiatan-

kegiatan lain. Adapun perlengkapan-perlengkapan mekanis yang dibutuhkan dalam

pelayaran sebagai berikut :

1. Mesin induk (Main Engine)

Mesin induk adalah mesin penggerak utama yang berfungsi untuk

membangkitkan tanaga penggerak untuk dapat mendorong kapal atau memutar

propeller.

2. Mesin Bantu (Auxiliary Engine)

Mesin bantu adalah mesin-mesin yang membantu kerja dari mesin induk selama

pelayaran dan semua mesin untuk kegiatan bongkar muat, dalam hal ini tidak

termasuk ketel uap.

3. Ketel (Boiler)

Ketel adalah tenaga pesawat untuk membangkitkan uap yang digunakan untuk

menghasilkan tenaga penggerak, ketel juga digunakan sebagai sumber panas untuk

pemanasan. 4. Poros (Shaft) dan Baling-baling (Propeller)

Shaft memiliki fungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari mesin induk ke

Propeller dimana tenaga gerak tersebut dirubah menjadi tenaga pendorong.

5. Sistem penataan pipa (Pipe Lines)

Peralatan yang terdiri dari pipa-pipa dan katup-katup untuk mengalirkan uap, air

laut, air tawar, minyak dan cairan-cairan lainnya.

6. Perlengkapan komunikasi, Radio dan alat-alat ukur (Comunication equipment and

meter)

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

4

2.3. Pengenalan Mesin Penggerak Kapal Mesin penggerak kapal merupaka suatu alat atau mesin yang digunakan sebagai

motor penggerak kapal, sehingga kapal dapat bergerak dari tempat yang satu ketempat

yang lain. Terdapat beberapa tipe mesin penggerak kapal, diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Reciprocating Steam Engine Reciprocating Steam Engine hingga tahun 1910-an mendominasi dunia Ship

Propulsion, keunggulannya adalah terletak pada pengaturan beban, khususnya untuk

arah reversed (arah mundur) yang mana Reciprocating Steam Engine memberikan

kemudahan serta lebih efisien pada range kecepatan rotasi tertentu agar match dengan kinerja screw propeller. Kelemahannya Reciprocating Steam Engine adalah

pada instalasinya yang relative berat, kebutuhan space yang besar, output power per

cylinder-nya masih sangat terbatas. Selain itu, steam tidak dapat bekerja secara efektif

pada tekanan relative rendah. Serta kebutuhan fuel consumption yang tinggi, sebagai

gambaran bahwa untuk triple-ekpansion engine maka memerlukan superheated steam

yang mengkonsumsi bahan bakar hingga ± 0m70 kg/kWh.

Gambar diatas adalah bentuk Reciprocating Steam Engine, dengan

menggunakan tiga slinder (Triple Expansion Engine).

2. Marine (Steam) Turbines

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

5

Marine (Steam) Turbines adalah mesin penggerak kapal yang pertama diinstal

oleh Sir Charles Parsons ke Kapal Turbini pada tahun 1894, dengan kecepatan

mencapai 34 knots. Kemudian turbines mengalami kemajuan pesat hingga paga tahun

1906, yang mana diaplikasikan sebagai tenaga penggerak untuk kapal perang HMS. Dreadnought dan kapal Atlantic Liner Mauretania. Kebutuhan bahan bakar (fuel

consumption) secara rata-rata untuk sauatu Large Turbine adalah 0,30 kg/kWh.

Namun demikian, keunggulan segi ekonomis tersebut mengalami suatu tantangan dari

sisi Non-Revisible dan Rotational Speed, yang mana memerlukan pertimbangan teknis

lebih lanjut. Untuk kepentingan reverse diperlukan adanya reversing turbines yang

secara terpisah diinstal ke system. Sementara itu untuk mengatasi rotational speednya

yang relative tinggi, maka diperlukan adanya mechanical geared untuk menurunkan

putaran output turbines khususnya untuk alat gerak kapal berjenis screw propeller,

sehingga hal itu menyebabkan terjadinya power loss berkisar 2 hingga 4%. Penurunan

putaran turbines (rpm) ke propeller shaft (poros propeller), dapat juga diatasi dengan

merancang electric diriven, yaitu dengan meng-couple secara lansung antara turbine

dengan generator yang mana keduanya sama-sama memiliki operasional yang lebih

efesien bila dalam kondisi putaran tinggi.

Kemudian, generator men-supply listrik ke electric motor yang dihubungkan

dengan poros propeller. Hal ini memberikan kelonggaran pada masalah lay-out engine

room yang mana pengaruh hubungan poros secara langsung dari turbine ke propulsor

dapat dieleminasi. Turbo-electric Drive juga memberikan keuntungan terhadap

pengurangan untuk reversed gear mechanism serta fleksibilitas dalam operasinya.

Namun demikian, power loss akibat transmisi tenaga serta investment perlu

dipertimbangkan.

3. Internal Combustion Engines

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

6

Mesin penggerak kapal yang digunakan dalam propulsi kapal, pada umumnya

adalah Receprocating Engines yang beroperasi dengan prinsip-prinsip diesel

(Compression Ignation) yang mana kemudian dikenal dengan nama Diesel Engines.

Berbagai ukuran huntuk Diesel Engines ini kemudian dibuat, mulai dari kebutuhan

untuk pleasure boats hingga memberikan lebih dari 2500 Kw/Cylinder, maka output

power bisa mencapai 20.000 kW untuk 12 cylinders (40,200 HP). Torsi yang

diproduksi oleh Diesel Engine dibatasi oleh maximum pressure dari masing-masing

silindernya. Sehingga, ketika engine memproduksi maximum torque, maka artinya,

maksimum power hanya dapat dicapai pada kondisi maximum RPM. Diesel Engine

secara konsekuensi, mungkin memproduksi power sedemikian hingga proporsional

dengan RPM untuk masing-masing throttle settingnya. Pembatasan ini kemudian

menyebabkan masalah tersendiri didalam melakukan matching antara Diesel Engine

dan Propeller.

Internal Combustion Engine ini biasa disebut mesin pembakaran dalam atau

motor bensin, mesin ini paling sesuai untuk tenaga kecil (motor temple atau out board

motor). Sedangkan tenaga yang lebih besar dipakai mesin diesel yang dibuat dalam

suatu unit yang besar untuk kapal-kapal yang berkecepatan rendah dan sedang.

Keuntungan Internal combustion engine dapat langsung diputar balik dan dapat

dipakai dengan cara kombinasi dengan beberapa unit kecil. Untuk tenaga yang sama,

jika dibandingkan dengan mesin uap akan lebih kecil ukurannya. Dengan adanya

kemajuan dalam pemakaian turbo charger untuk supercharging maka beratnya pun

dapat diperkecil dan penghasilan tenaga dapat dilipat gandakan.

4. Gas Turbine

Mesin penggerak kapal ini juga telah dikembangkan dalam dunia ship propulsion

yang mana bahan bakar (fuel) dibakar melalui proses udara yang dikrompesikan, dan

gas panas hasil pembakaran tersebut digunakan untuk memutar turbine. Gas turbine

pada umumnya diaplikasikan pada dunia kedirgantaraan, dan perkembangannya

sangat tergantung pada teknologi metal yang mampu menahan terhadap tekanan dan

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

7

temperature yang tinggi. Keunggulan dari gas turbine ini terletak pada ukuran dan

kapasitas power yang dihasilkan dibandingkan dengan tenaga penggerak lainnya.

Selain itu, kesiapannya untuk beroperasi pada kondsi full load sangat cepat, yaitu

berkisar 15 menit untuk warming-up period. Marine Gas Turbine sangat jarang

dijumpai pada kapal-kapal niaga, hal ini disebabkan karena operasi dan investasinya

yang relative mahal. Sehingga paling banyak dijumpai pada kapal-kapal perang jenis

frigates, destroyers, patrol crafts, dan sebagainya. Instalasinya pun kadang

merupakan kombinasi dengan tipe permesinan yang lainnya, yakni Diesel Engines.

Beragam macam dari tipe marine engines, tidak semuanya di-rate pada basis yang

sama, sabagai missal, Steam Reciprocating Engines selalau di-rate dalam bentuk

Indicated Power (PI) Internal Combustion Engines dalam bentuk Indicated Power, atau

juga, Brake Power (PB) dan Turbine dalam bentuk Shaft Power (PS). Bentuk Horse

Power masih tetap digunakan sampai saat ini, dimana untuk 1 HP = 0,7457 Kw,

sedangkan dalam English units 1 HP = 550 ft-lb / sec. Indicated Power diukur di dalam

cylinders, yang artinya ada suatu instruments yang bertugas merekam secara kontinu

tekanan uap gas.

2.4. Engine Room Construction Engine room adalah kompartemen yang sangat penting pada sebuah kapal. Di tempat

inilah terdapat mesin penggerak kapal yang biasanya denamakan mesin induk atau mesin

utama. Di kamar mesin pula terletak sumber tenaga untuk membangkitkan listrik yang

berupa generator listrik kapal, pompa-pompa dan bermacam-macam peralatan kerja yang

menunjang pengoperasian kapal. Konstruksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya

beban-beban tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utma dan mesin

lainnya. Situasi umum didalam kamar mesin dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar di atas menunjukkan kondisi di dalam kamar mesin, dengan mesin utama

menggerakkan baling-baling tunggal. Untuk poros antara yang melalui ruang muat, dibuat

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

8

terowongan poros baling-baling di bagian bawah ruang muat. Selain itu ada lagi tipe kapal

yang mempunyai kamar mesin langsung di belakang, maksudnya tanpa ruang palka di atara

kamar mesin dengan ceruk buritan. Kamar mesin ditengah jarang sekali digunakan. Berikut

ini adalah gambar posisi kamar mesin yang terletak dibagian belakang.

Gambar diatas menunjukan letak kamar mesin dengan posisi mesin berada di

belakang badan kapal. Kamar mesin kapal-kapal besar biasanya lebih dari dua lantai. Pada

lantai pertama atau lantai alas dalam terletak mesin utama dan pada lantai kedua terletak

generator pembangkit tenaga listrik. Jumlah generator lebih dari satu, dan umumnya dua

atau tiga. Hal tersebut dimaksudkan sebagai cadangan, jika salah satu generatornya rusak

atau sedang dalam perbaikan. Terdapat beberapa bagian dalam Engine Room Construction

diantaranya sebagai berikut :

1. Wrang pada Kamar Mesin Wrang pada kamar mesin pada umumnya dipasang secara melintang. Ada

kalanya dikamar mesin dipakai konstruksi dasar ganda. Hal tersebut mengingat ruang-

ruang yang tersedia di antara wrang dapat dimanfaatkan sebagai tangki-tangki, seperti

tangki bahan bakar dan minyak pelumas. Tetapi, dalam hal ini tidak berarti konstruksi

alas tunggal sama sekali tidak dipakai. Di antara penumpu bujur pondasi mesin,

modulus penampang Wrang alas boleh diperkecil sampai 40%. Tinggi pelat bilah

wrang alas di sekitar fondasi mesin sedapat mungkin diperbesar, artinya tidak terlalu

kecil jika dibandingkan dengan tinggi wrang. Tinggi wrang alas yang disambung ke

gading-gading sarang harus dibuat sama dengan tinggi penumpu bujur pondasi. Tebal

pelat tegak wrang alas tidak wrang alas tidak boleh kurang dari persamaan berikut :

Dimana :

h = 55 B – 45 (mm).

B = Lebar kapal (m). ; dengan h minimum = 180 mm.

t = h/100 + 4 (mm)

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

9

Pada dasar ganda, lubang-lubang peringan di sekitar fondasi mesin dibuat sekecil

mungkin. Bila lubang peringan ini berfungsi pula sebagai jalan masuk orang, harus

diperhitungkan dengan besar badan orang rata-rata. Tepi lubang peringan sebaiknya

diberi pelat hadap atau bidang pelatnya diperlebar dengan penguat – penguat, bila

tinggi lubang peringan lebih besar dari ½ kali tinggi wrang. Dasar ganda dalam kamar

mesin harus dipasang wrang alas penuh pada setiap gading-gading. Tebal wrang di

kamar mesin diperkuat sebesar (3,6 + N/500)% dari wrang di ruang muat. Minimal 5%

maksimal 15% dan N adalah daya mesin (kW). Penumpu samping yang membujur di

bawah pelat hadap fondasi yang dimasukkan kedalam alas dalam harus setebal

penumpu bujur di atas alas dalam .

Gambar diatas menunjukan perletakan Wrang, yang difungsikan sebagai bagian

landasan plat pondasi mesin di dalam Engine Room.

2. Fondasi Kamar Mesin Fondasi kamar mesin merupakan suatu pengikat agar mesin tersebut tetap tegak

dan tegar pada posisi yang telah ditetapkan atau supaya mesin menjadi satu kesatuan

dengan kapalnya sendiri. Pemasangan fondasi mesin dibuat sedemikian rupa

sehingga kelurusan sumbu poros mesin dengan poros baling-baling tetap terjamin.

Hubungan antara mesin utama, fondasi mesin dan wrang.

Kekakuan fondasi mesin dan konstruksi dasar ganda dibawahnya harus

mencukupi persyaratan. Hal ini dimaksudkan agar deformasi kostruksi masih dalam

batas-batas yang diizinkan. Mulai dari tahap perencanaan dan pembuatan fondasi

mesin harus dipikirkan penyaluran gaya-gayanya, baik kearah melintang maupun kea

rah membujur kapal. Ketebalan pelat penumpu bujur fondasi tidak boleh kurang dari :

t = N/15 + 6 (mm), untuk N < t = N/750,

jika pada setiap sisi motor dipasang dua penumpu bujur, tebal penumpu bujur tersebut

dikurangi 4 mm, tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin harus disesuaikan dengan

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

10

tinggi fondasi dan tipe mesin yang dipakai, sehingga pengikatan dan kedudukan mesin

dapat dijamin sempurna. Tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin harus sisesuaika

dengan tinggi fondasi dan tipe mesin yang dipakai, sehingga pengikatan dan

kedudukan mesin dapat dijamin sempurna. Tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin

harus disesuaikan dengan tinggi fondasi dan tipe mesin yang dipakai, sehingga

pengikatan dan kedudukan mesin dapat dijamin sempurna. Tebal pelat hadap paling

sedikit harus sama dengan diameter baut pas, penampang pelat hadap tidak boleh

kurang dari :

F1 = N/15 + (30 cm²), untuk N 750 kW.

F2 = N/75 + (70 cm²), untuk N > 750 kW.

Penumpu bujur fondasi mesin harus ditumpu oleh wrang. Untuk pengikatan dengan

las, pelat hadap dihubungkan dengan penumpu bujur dan penumpu lintang dengan

kampuh K, hal tersebut jika penumpu bujur lebih dari 15 mm.

3. Gading dan Senta di Kamar Mesin Perencanaa dan pemasangan gading-gading di kamar mesin pada pokoknya

sama dengan pemasangan pada bagian-bagian kapal lainnya. Jadi, untuk perhitungan

gading-gading di kamar mesin masih menggunakan peraturan gading-gading di ruang

muat. Oleh karena kamar mesin merupakan tempat khusus yang mendapat beban

tambahan, antara lain bangunan atas atau rumah konstruksi khusus yang dapat

menyalurkan beban-beban tersebut. Konstruksi tersebut berupa perbanyakan gading-

gading besar atau sarang dan senta lambung. Gading-gading besar dipasang di

kamar mesin dan ruang ketel, bila ada ruang ketel. Adapun pemasanganya ke atas

sampai ke geladak menerus teratas. Jika tinggi sisi 4 m, jarak rata-rata gading besar

adalah 3,5 m dan jika sisi 14 m, jarak rata-rata gading sebesar 4,5 m. Gading-gading

besar dipasng pada ujung depan dan ujung belakang mesin motor bakar, jika motor

bakar mempunyai daya mesin sampai kira-kira 400 kW. Dan jika motor bakar, berdaya

kuda antara 400 – 1500 kW, dipasang sebuah gading besar tambahan pada

pertengahan panjang motor. Untuk tenaga yang lebih besar lagi dayanya, minimal

ditambah 2 buah gading besar lagi.

Jika motor bakar dipasng di buritan kapal,harus dipasng senta di dalam kamar

mesin, sejarak 2,6 m. letak senta diusahakan segaris dengan senta di dalam ceruk

buritan, jika ada, atau gading-gading besar tersebut harus diperkuat. Jika tinggi

sampai geladak yang terendah kurang dari 4 m, minimum dipasng sebuah senta.

Ukuran senta tersebut sama dengan ukuran gadin besar. Untuk menentukan modulus

penampang gading-gading besar, ukuran penampangnya tidak boleh kurang dari :

W = K 0,8 e l Ps (cm³)

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

11

Dimana :

e = Jarak anatar gading besar (m)

I = Panjang yang tidak ditumpu (m)

Ps = Beban pada sisi kapal (Kn/m²)

Momen kelembaman atai momen inersia gading-gading besar tidak boleh kurang dari :

J = H (4,5 H – 3,75) c 102 (cm4), untuk 3 m H 10 m.

J = H (7,25 H – 31) c 102 (cm4), untuk H> 10 m.

c= 1 + (Hu – 4) 0,07

dimana :

Hu = Tinggi sampai geladak terbawah (m)

Adapun pelat bila gading-gading besar dihitung dengan rumus sebagai berikut :

H = 50 H (mm), dengan h minimum = 250 mm.

t = h (mm), dengan t minimum = 8,0 mm.

Kapal-kapal dengan tinggi kurang dari 3 m harus mempunyai gading-gading besar

dengan ukuran tidak boleh kurang dari 250 kali 8 mm dan luas penampang pelat

hadapnya mninimum 12 cm².

4. Selubung Kamar Mesin Dengan proses pembangunan kapal, sewaktu bangunan atas dan rumah geladak

belum dipasang, mesin utama sudah harus dimasukkan. Untuk memasukkan mesin ke

dalam kamar mesin, dibuat lubang khusus di atas kamar mesin yang berupa bukaan

dan dinamakan selubung kamar mesin. Bukaan di atas kamar mesin dan kamar ketel

tiak boleh lebih besar dari kebutuhan yang ada. Dan, kebutuhan di sekitar selubung

tersebut harus diperhatikan cukup tidaknya komponen konstruksi melintang yang

dipasang. Pada ujung-ujung harus dibundarkan dan jika perlu diberi penguatan-

pengutan khusus.

Note Difinition : 1. Pondasi mesin 2. Mesin utama 3. Dinding selubung kamar mesin 4. Jendela atas 5. Cerobong asap 6. Sekat depan kamar mesin 7. Sekat belakang kamar mesin 8. Pipa gas buang 9. Pelat alas 10. Geladak utama 11. Geladak kimbul 12. Geladak sekoci

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

12

Menurut BKI, tinggi selubung diatas geladak / tidak boleh kurang dari 1,8 m

dengan catatan L tidak melebihi 75 m dan tidak kurang dari 2,3 m. jika L sama dengan

125 m atau lebih, harga-harga diantaranya diperoleh interpolasi. Ukuran-ukuran

penegar, tebal pelat dan penutup selubung yang terbuka sama dengan untuk sekat

ujung bangunan atas dan untuk rumah geladak. Ketinggian selubung di atas geladak

bangunan atas sedikitnya 760 mm, sedangkan ketebalan pelatnya boleh 0,5 mm lebih

tebal dan perhitungan di atas dengan jarak penegar satu sama lain, yaitu 750 mm.

ketinggian bilah 75 mm dan ketebalan penegar harus sama dengan tebal pelat

selubung. Pada selubung kamar mesin dan ketel yang berada dibawah geladak

lambung timbul atau di dalam bangunan atas tertutup, tebal pelatnya harus 5 mm. Jika

terletak di dalam ruang muat, tebalnya 6,5 mm. Pemasangan pelat ambang tersebut

harus diteruskan sampai ke pinggir bawah balok geladak. Jika selubung kamar mesin

diberi pintu, terutama di atas geladak terbuka dan di dalam bangunan atas yang

terbuka, bahan pintu tersebut harus dibuat dari baja. Pintu tersebut harus diberi

penguat dan engsel yang baik, dan dapat dibuka atau ditutup dari kedua sisi dan

kedap cuaca dengan pengedap karet atau pasak putar. Persyaratan lain untuk pintu

ini mempunyai tinggi ambang pintu 600 m di atas geladak posisi 1 (di atas geladak

lambung timbul) dan 380 mm di atas geladak posisi 2 (di atas geladak bangunan

atas). Pintu tersebut harus mempunyai kekuatan yang sama dengan dinding selubung

tempat pintu dipasang.

5. Terowongan Poros Pada kapal – kapal yang mempunyai kamar mesin tidak terletak di belakang,

poros baling-baling akan melewati ruangan di belakang kamar mesin tersebut. Untuk

melindungi poros baling - baling diperlukan suatu ruangan yang disebut Terowongan

Poros (Shaft Tunnel). Terowongan poros dibuat kedap air dan membujur dari sekat

belakang kamar mesin sampai sekat ceruk buritan. Ukuran terowongan harus cukup

untuk dilewati orang. Hal ini supaya orang masih dapat memeriksa, memperbaiki, dan

memeliharanya. Ada dua tipe terowongan poros yang sering digunakan, yaitu

terowongan yang berbentuk melengkung dan yang berbentuk datar sisi

atasnya. inding-dinding terowongan poros dibuat dari pelat dan diperkuat dengan

penegar-penegar. Sesuai dengan ketentuan dari BKI, tebal dinding terowongan dibuat

sama dengan tebal pelat kedap air dan ukuran penegar juga dibuat sama dengan

prenegar sekat kedap air. Apabila dinding terowongan digunakan sebagai tangki,

ukuran pelat dan penegar harus memenuhi persyaratan untuk dinding tangki. Tipe

terowongan yang mempunyai atap melengkung mempunyai konstruksi yang lebih kuat

dibandingkan dengan tipe terowongan datar, sehingga tebal pelat dapat dikurangi

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

13

sampai 10% dari ketentuan. Penegar penegar atap dibuat mengikuti kelelengkungan

atap dan disambung lurus dengan penegar dinding terowongan. Pada tipe terowongan

poros atap datar, penegar-penegar dinding terowongan dengan pelat lutut. Jarak

penegarpenegar trowongan poros pada umunnya dibuat sama dengan jarak gading

atau wrang.

Pada bagian atas terowongan poros dapat pula dipasang papanpapan pelindung

yang berguna untuk menahan kerusakan yang di akibatkan oleh muatan.

Terowongan poros dapat juga dimanfaatkan untuk penempatan instalasi pipa. Pipa-

pipa tersebut diletakkan di bawah tempat untuk berjalan di dalam terowongan poros.

Di terowongan ini terdapat pula pintu kedap air, yaitu untuk menghubungkan

terowongan dengan kamar mesin. 6. Ukuran Kamar Mesin

Beberapa definisi yang perlu diketahui pada bagian ukuran kamar mesin yaitu

sebagai berikut :

Panjang Kamar Mesin, sebagai dasar pertimbangan pemasangan mesin

kapal dan perlengkapan kapal satu hal penting pada tahap awal perancangan

adalah menentukan panjang kamar mesin, karena ukuran ini menentukan

panjang kapal secara keseluruhan, yang selanjutnya juga mempengaruhi

bentuk kapal, performance, struktur dan sebagainya. Diluar pertimbangan

kemudahan akses dan perawatan, panjang kamar mesin sebaiknya sependek

mungkin, karena makin panjang kamar mesin, makin besar berat konstruksi

dan makin kecil kapasitas / ruang muat.

Tinggi Kamar Mesin, Engine casing harus dibuat cukup tinggi untuk

perawatan dan overhaul mesin induk secara periodic diadakan perawatan

dan penggantian sehingga perlu untuk dikeluarkan, untuk keperluan piston ini

dibutuhkan ruang yang cukup tinggi engine casing harus cukup menunjang

pekerjaan ini.

7. Layout Kamar Mesin Seperti yang telah disebutkan pada halaman sebelumnya bahwa sangat penting

membuat layout perencanaan awal untuk menentukan akibat dari pemilihan tenaga

penggerak terhadap konfigurasi atau susunan ruang untuk permesinan. Untuk

merencanakan kamar mesin seluruh kebutuhan system harus ditentukan secara

detail. Di dalam pertimbangan perancangan kamar mesin bukan hanya

meminimumkan volume ruang mesin atau panjang kamar mesin namun harus di

pertimbangkan pencapaian layout yang rational untuk mesin utama dan mesin bantu.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

14

Juga harus dipertimbangkan kemunkinan untuk pemasangan, pengoperasian,

perawatan praktis, reparasi maupun penggantian.

2.5. Pemasangan Posisi Mesin Induk Pada kapal engan kamar mesin berada di belakang, posisi mesin induk harsu

diusahakan sejauh mungkin kebelakang untuk memperkecil panjang kamar mesin. Hal-hal

yang harus diperhatikan untuk menetapkan posisi mesin induk adalah seperti berikut :

1. Tempat untuk intermediate shaft (poros antara). Poros propeller harus dicabut dan diperiksa secara periodic, karena itu dibelakang

mesin induk harus ada tempat yang cukup untuk mencabutnya. Jarak antara ujung

belakang poros engkol mesin dan ujung depan tabung poros (stren tube) harus lebih

panjang dari penjang poros propeller. Biasanya diberikan margin sebesar 500-1000

mm.

2. Tempat untuk lewat dan perapian. Di sisi-sisi ujung belakang mesin induk harus ada tempat yang cukup untuk orang

lewat maupun penempatan perapian di bawah floor.

3. Tempat untuk pengencangan baut pengikat. Disekitar baut pengikat dan baut pas mesin induk harus tersedia ruang bebas

agar orang bias mengencangkan dan memeriksa baut pengikat mesin induk dengan

leluasa. Karena itu tempat diatas baut-baut tersebut juga harus bebas dari perapian.

Biasanya sisi dalam dari blok side girder pada bagian bawah floor jga harus bebas.

4. Tempat untuk membuka tutup poros engkol (deksel). Kedua sisi mesin induk pada ketinggian lfoor harus bebas dari penempatan

peralatan untuk memudahkan pembukaan deksel. Biasanya tempat sekitar 600 mm di

sekeliling mesin induk pada ketinggian floor dianggap cukup sekaligus untuk jalan

ABK. 5. Grating mesin induk.

Untuk memudahkan perawatn dan pengawasan grating mesin induk tidak boleh

dipotong. Kalau hal itu terpaksa dilakukanm misalnya untuk memudahkan

pengangkatan peralatan dari floor ke atas, sebaiknya hal itu hal tersebut

dikonsultasikan kepihak produsen mesin. Lebar engine casing sebaiknya cukup untuk

memasukkan mesin induk lengkap dengan gratingnya.

6. Pengikatan bagian atas mesin induk. Untuk tipe mesin tertentu seperti Mitsub, W I90GFCA dan L80GFCA, harus dibuat

sejumlah alat pengikat. Untuk ini balok grating mesin dihubungkan dengan balok

pengikat ke struktur kapal. Jumlah balok pengikat yang dibuat harus dengan

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

15

persetujuan pihak produsen mesin. Karena fungsi pengikat (top bracing) ini untuk

menghilangkan getaran, maka struktur kapal tempat pengikat ini harus betul-betul

rigid. Karena itu juga sebaiknya platform kapal dibuat pada ketinggian grating mesin

induk. Dalam merancang perletakan tangga, perpipaan, ducting ventilasi dll. Harus

diperhatikan adanya batang-batang pengikat ini.

7. Manifold gas buang. Manifold gas buang mesin induk setelah turbocharger harus diikat pada struktur

kapal dengan penyangga yang kuat. Penyangga ini harus begitu kuat sehingga

mampu menahan getaran yang kuat serta tahan terhadap ekspansi termal akibat

temperature gas buang yang tinggi. Struktur kapal tempat enyangga ini tentu saja

harus sama kuat dengan penyangganya. Untuk mengatasi tegangan akibat ekspansi

termal, pada pipa gas buang harus dipasang beberapa expansion joint. Pada tehap

awal perancangan, penempatan dan pengikatan pipa gas buang ini harus dirancang

sebaik baiknya. Pengaturannya harus sedemikian sehingga kerugian tekanan bias

diperkecil dengan cara :

Sedikit mungkin jumlah bengkokan.

Radius belokan tidak lebih kecil dari diameter pipa.

Total panjang pipa harus sependek mungkin.

Sudut persilangan harus seruncing mungkin.

2.6. Bagian-bagian Engine Room Engine room yang merupakan ruangan khusus dikapal yang didalamnya dipasang

mesin-mesin yang dibutuhkan untuk operasi kapal, serta muatanya termasuk untuk

penunjang kehidupan awak kapal dan orang-orang diatas kapal. Terdapat beberapa bagian

di dalam engine room, diantaranya sebagai berikut :

1. Ruang Kontrol Mesin (Engine Control Room), salah satu ruangan didalam

kamar mesin dimana semua alat-alat control mesin-mesin yang beroperasi

dipasang, termasuk system control energy listrik, agar pengawasan terhadap

mesin-mesin lebih efektif dan efesien.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

16

2. Mesin Induk (Main Propulsion Engine), suatu instalasi mesin yang terdiri dari

berbagai unit/system pendukung dan berfungsi untuk menghasilkan daya dorong

terhadap kapal sehingga kapal dapat berjalan maju atau mundur.

3. Mesin-mesin bantu (Auxiliary Engines), unit-unit dan instalasi-instalasi

permesinan yang dibutuhkan untuk membantu pengoperasian kapal, termasuk

untuk mesin induk, operasi muatan, pengemudian, navigasi, dan lain-lain,

termasuk, tetapi tidak terbatas pada mesin-mesin dibawah ini. 4. Mesin Generator (Generator Engine), suatu instalasi mesin / unit penggerak

generator atau pembangkit tenaga listrik, merupakan salah satu mesin bantu yang

paling penting dikapal untuk menghasilkan tenaga / energi listrik. Jenis mesin ini

biasanya mesin Diesel, kecuali dikapal yang menggunakan uap sebagai energy

panasnya, mesin ini digerakkan dengan turbin uap. 5. Generator, bagian yang menjadi satu dengan mesin generator yang mampu

membangkitkan energy atau arus listrik yang dibutuhkan untuk operasi kapal

seperti menjalankan motor-motor listrik untuk mesin kemudi, pompa, kompresor

udara, dan lain-lain serta penerangan, pemanas dan lain-lain. 6. Pompa-pompa (Pumps), alat untuk memindahkan zat cair seperti air tawar, air

laut, bahan bakar dan lain-lain, yang biasanya dilengkapi dengan system

perpipaan, termasuk katup isap, katup tekan dan katup-katup lain, saringan,

tangki-tangki, alat-alat pengaman dan lain-lain. Jenis-jenis pompa antara lain

sebagai berikut :

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

17

Pompa Pendingin Air Tawar (Fresh Water Cooling Pump), untuk

memindahkan sekaligus men-sirkulasikan air tawar melalui berbagai katup,

saringan dan lain-lain, berfungsi untuk mendinginkan blok silinder/badan

mesin penggerak akibat terjadinya pembakaran didalam silinder mesin.

Pompa Pendingin Air Laut (Sea Water Cooling Pump), yang menghisap

air laut diluar kapal dan mensirkulasikannya untuk mendinginkan air tawar,

minyak lumas dan lain-lain agar temperaturnya tetap pada temperature yang

dikehendaki. Setelah digunakan, air laut ini kembali dibuang ke laut. Pompa Servis Umum (General Service Pump), unit pemindah air laut yang

mempunyai fungsi ganda, artinya bias digunakan untuk berbagai keperluan

seperti pendingin air tawar, minyak lumas, juga untuk mengalirkan air laut

untuk pemadam kebakaran, dan lain-lain. Pompa Minyak Lumas (Lube Oil Pump), unit pemindah minyak lumas yang

dibutuhkan untuk melumasi bagian-bagian mesin yang saling bergesekan,

sekaligus menyerap panas yang ditimbulkan akibat gesekan tersebut. Minyak

lumas ini disirkulasikan melalui unit pendingin agar temperature tidak melebihi

ketentuan. Pompa Bahan Bakar (Fuel Oil Pump), terdiri dari berbagai unit, misalnya

pompa transfer untuk memindahkan bahan bakar dari satu tangki ke tangki

lain, atau pompa booster untuk mengalirkan bahan bakar ke unit-unit

separator, atau ke mesin-mesin dimana bahan bakar ini akan dibakar didalam

silinder. Pompa Ballast (Ballast Pump), pompa yang digunakan untuk mengisi dan

mengosongkan air laut ked an dari tangki-tangki balas di kapal. Tangki-tangki

ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan kapal agar tegak dan tidak miring,

atau untuk memperbaiki stabilitas kapal agar nilai GM-nya tetap positif,

terutam sewaktu kapal dalam pelayaran tanpa muatan.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

18

Pompa Got (Bilge Pump), salah satu pompa yang fungsinya untuk

membuang air berminyak (oil water) yang ada di got (bilge) kamar mesin.

Pompa ini harus dilengkapi unit separator air berminyak (oily water

separator), agar cairan yang dibuang kelaut mengandung minyak tidak lebih

dari 15 ppm. Pompa Sanitair (Sanitary Pump), baik untuk air tawar maupun air laut, yaitu

pompa untuk menyalurkan air tawar maupun air laut ke system sanitair kapal,

yaitu ke kamar-kamar mandi dan WC. 7. Kompresor Udara (Air Compressor), unit yang berfungsi menyediakan udara

dengan tekanan tertentu, biasanya antara 20-30 bar, untuk berbagai kebutuhan,

terutama untuk start mesin induk. 8. Botol Udara (Air Bottle), unit penyimpanan udara bertekanan tinggi. 9. Mesin Pendingin (Refrigerator), suatu instalasi permesinan yang terdiri dari

kompresor, Media pendingin, Kondensor, Katup ekspansi, Evaporator dan lain-

lain yang ditujukan untuk mendinginkan satu ruangan atau lebih ruangan untuk

menyimpan bahan makanan diatas kapal. 10. Mesin AC, suatu instalasi permesinan seperti mesin pendingin, tetapi tujuannya

mendinginkan ruangan-ruangan seperti salon, kabin-kabin awak kapal, dan lain-

lain agar suhunya rendah dan nyaman. 11. Pemindah Panas (Heat Exchanger), terdiri dari, pendingin (Cooler) untuk Udara,

Air Tawar, Minyak Lumas, dan lain-lain yaitu unit yang berfungsi menurunkan

temperature suatu zat yang menjadi akibat operasi mesin, agar temperaturnya

konstan dan tidak melebihi ketentuan. Di unit ini selalu ada zat yang akan

didinginkan dan zat atau media pendingin yang biasanya terdiri dari air laut. 12. Pemanaa (Heater), untuk Bahan bakar, Minyak lumas, Air Tawar, dan lain-lain

yaitu peralayan untuk memanaskan suatu zat, misalnya bahan bakar agar

kekentalannya turun, atau untuk memanaskan ruangan dimusim dingin dan lain-

lain. 13. Kondensor (Condenser), yang pada dasarnya berfungsi untuk merubah bentuk

zat dari uap atau gas menjadi bentuk cair. Unit ini biasanya terdapat pada turbin

uap dan mesin pendingin. 14. Ketel Uap (Steam Boiler), instalasi yang berfungsi untuk merubah air (tawar)

menjadi uap yang mempunyai tekanan lebih dari 1 bar. Uap ini digunakan untuk

berbagai kebutuhan seperti menjalankan mesin atau turbin uap, media pemanas

berbagai zat atau ruangan-ruangan akomodasi diwaktu musim dingin atau

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

19

didaerah dingin. Bahkan sering digunakan didapur untuk keperluan berbagai alat

pemanas makanan / minuman. 15. Ketel Gas Buang (Exhaust Gas Boiler), yang terdapat pada kapal-kapal yang

menggunakan mesin Diesel sebagai mesin induknya. Sewaktu mesin induk jalan,

untuk menghemat bahan bakar, maka pemanasan air untuk dijadikan uap

dilakukan dengan memanfaatkan panas gas buang mesin induk yang tidak

terpakai lagi. 16. Mesin-mesin Dek (Deck Machineries), unit-unit atau instalasi permesinan yang

dibutuhkan untuk operasi kapal, termasuk sewaktu berlayar dilaut, maupun

selama operasi muatan di pelabuhan. Unit-unit ini dioperasikan oleh awak kapal

bagian dek, namun perawatan dan perbaikannya dibawah jawab awak kapal

mesin. 17. Mesin Kemudi (Steering Gear), instalasi penggerak daun kemudi untuk

merubah arah . haluan kapal. Unit mesinya terletak diburitan, diatas batang

kemudi, namun dapat dioperasikan dari anjungan melalui unit telemotor.

18. Mesin Jangkar (Windlass), unit mesin yang berada dihaluan kapal, untuk

menurunkan dan menaikkan jangkar sewaktu berlabuh diluar pelabuhan. 19. Mesin Kapstan (Penarik tali tambat), unit yang dibutuhkan untuk menggulung

dan atau mengulur tali tambat, sewaktu kapal akan sandar atau lepas dari

dermaga. 20. Mesin Pengangkat Muatan (Crane), unit-unit mesin untuk mengangkat muatan

keatas kapal dan memasukkannya kedalam palka (ruang muat kapal) atau

menaikkan muatan jika akan dibongkar ke dermaga.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

20

21. Pembangkit Air Tawar (Fresh Water Generator), suatu unit pembangkit air

tawar atau merubah air laut menjadi air tawar dengan cara menguapkan air laut

kemudian diembunkan sehingga menjadi air tawar. 22. Pemisah Zat Cair (Separator), terdiri dari : Pemisah Bahan Bakar (Fuel Oil

Separator), suatu unit permesinan yang gunanya untuk memisahkan bahan bakar

dengan zat-zat lain, terutama air dan endapan-endapan yang terkandung didalam

bahan bakar sehingga bahan bakar yang akan disuplai ke mesin tetap murni dan

bersih. 23. Pemisah Minyak Pelumas (Lube Oil Separator), unit pemisah minyak lumas,

biasanya hanya untuk minyak lumas mesin induk, agar terpisah dari air dan

kotoran-kotoran lain, sehingga kualitas minyak lumas tetap terjaga. 24. Pembersih Bahan Bakar (Purifier), hampir sama dengan separator bahan bakar,

tetapi disini fungsinya untuk memisahkan bahan bakar dengan air dan zat-zat lain

yang tidak diinginkan. 25. Penjernih (Clarifier), untuk bahan bakar yang fungsinya hampir sama dengan

separator, hanya disini bahan bakar akan dijernihkan dan dipisahkan dari

endapan-endapan atau lumpur-lumpur yang belum dapat dipisahkan oleh purifier.

Biasanya unit ini dipasang seri dengan purifier untuk menghasilkan bahan bakar

yang benar-benar murni dan jernih. 26. Separator Air Berminyak (Oily Water Separator), untuk memisahkan air got

kamar mesin dari kandungan minyak akibat kebocoran minyak yang jatuh ke got

kamar mesin. Sesuai peraturan MARPOL, air yang dibuang ke laut tidak boleh

mengandung minyak lebih dari 15 ppm. 27. Pembakar (Incinerator), suatu unit yang digunakan untuk membakar sampah-

sampah dan minyak-minyak kotor yang tidak boleh dibuang ke laut sesuai

peraturan yang tercantum didalam MARPOL. 28. Instalasi Pembuang Kotoran (Sewage Plant), digunakan untuk menampung

dan kemudian membuang ke laut, kotoran-kotoran manusia setelah diberi bahan

penetral. 29. Main Switch Board (Papan Penghubung Induk), suatu unit system listrik kapal

yang biasanya dipasang di ruang control, dimana arys listrik dari setiap generator

dikontrol dan didistribusikan keseluruh bagian kapal yang perlu melalui papan-

papan distribusi. 30. Lo Cooler Lub Oil Cooler, adalah suatu alat yang digunakan untuk

mendinginkan Oli yang keluar dari Mesin Induk atau Mesin bantu dengan

pendingin Air Laut.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

21

31. Distribution Board (Papan Distribusi), bagian system distribusi dari main

switchboard yang ditempatkan diberbagai lokasi untuk memudahkan kontral

pemakaian arus listrik. Dari sini arus listrik didistribusikan lagi ke unit-unit yang

memerlukan melalui kotak-kotak distributor. 32. Distribution Box (Kotak Distribusi), bagian dari papan distribusi, biasanya

dilengkapi dengan switch-switch untuk starter jika arus listriknya digunakan untuk

menjalankan motor listrik. 33. Motor Listrik (Electric Motor), Suatu unit penggerak dengan energy listrik untuk

menggerakkan alat-alat tertentu seperti pompa, kompresor, separator dan lain-

lain. 34. Mesin-mesin Darurat (Emergency Engines) Generator darurat (Emergency

Generator), yang digunakan jika tiba-tiba terjadi black out akibat tidak

berfungsinya generator. Generator ini bekerja secara otomatis atau manual dan

dapat juga digantikan dengan system baterai (accumulator) yang bekerja secara

otomatis. Generator darurat dapat distart dengan tangan atau dengan baterai. 35. Kompresor Udara Darurat (Emergency Air Compressor), yang akan

difungsikan jika kompresor udara rusak dan tidak dapat difungsikan karena tidak

ada arus listrik yang menggerakkan motornya. Kompresor ini dijalankan dengan

mesin tersendiri dan dapat distart dengan tangan. Dengan banyaknya bagian-bagian yang penting dalam pengoperasian kapal dapat

dibayangkan besarnya Engine Room yang dibutuhkan untuk dapat mendukung operasional

kapal berdasarkan fungsinya masing-masing.

Gambar diatas menunjukkan keadaan engine room, dan mean engine yang besar,

sehingga dapat disimpulkan kebutuhan ruang mesin harus dapat disesuaikan dengan

penggunaan mesin berdasarkan fungsional kapal yang beroperasi.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Sis

tem

Per

mes

inan

Kap

al

22

BAB. 3 PENUTUP

3.1. Penutup

Sistem Perkapal dengan banyaknya bagian didalamnya, termasuk system permesinan

kapal, yang memiliki hal-hal kompleks untuk dipelajari, membuat kami selaku penyusun

dengan keterbatasan wawasan tentang system permesinan kapal yang sangat minimal.

Berdasarkan hal yang tersebutkan di atas, kami sebagai penulis mengharapkan saran

dan masukkan yang bersifat membangun demi perbaikan ilmu yang kami pelajari dan

dapatkan, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan yang

tertuang dalam penulisan artikel tentang system permesinan ini. Akhir kata kami ucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga apa yang telah kami susun dapat

bermanfaat.

3.2. Pustaka http://www.maritimeworld.web.id/2011/03/apa-saja-yang-ada-di-dalam-kamar-

mesin.html

http://syahrirqoim.blogspot.com/2012/04/pengenalan-mesin-penggerak-kapal.html

http://ashariteknikataruna.blogspot.com/2013/02/yang-ada-di-dalam-kamar-mesin-

kapal.html

http://somasloy.blogspot.com/2013/02/sistem-permesinan-kapal.html

https://www.google.com/

HOME WORK. 3 TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL “PERBEDAAN GALANGAN KAPAL” “ BUMN & SWASTA” Dikerjakan Oleh : Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013

NRP. 1113200077 EDY UTOMO

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ i BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Pokok Pembahasan ............................................................................... 2

1.3. Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 2

BAB. 2 PEMBAHASAN 2.1. Indonesia Sebagai Negara Bahari ......................................................... 3

2.2. Galangan Kapal ...................................................................................... 5

2.3. Galangan Kapal BUMN .......................................................................... 8

2.4. Galangan Kapal Swasta ......................................................................... 10

2.5. Perbedaan Galangan Kapal BUMN dengan Swasta ............................. 12

BAB. 3 PENUTUP 3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 14

3.2. Penutup ................................................................................................... 14

DOKUMENTASI KUNJUNGAN KULIAH TAMU PADA GALANGAN KAPAL ............................. 15

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

1

BAB. 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia yang merupakan daerah kepulauan yang luas dan merupakan

sebuah bangsa Maritim yang besar, dengan potensi kekayaan sumber daya alam

bahari yang besar dapat meningkatkan pembangunan dan kemajuan sebuah

bangsa yang pesat. Dengan kondisi geografis perairan Indonesia yang begitu

sangat menjanjikan tersebut, kemajuan teknologi sangatlah berperan penting

dalam pengelolaan sumber daya alam terutama sumber daya maritim. Industri-

industri yang dibangun di Indonesia kini selangkah demi selangkah mencapai

tingkat perbaikan begitu juga dengan adanya Industri Maritim, baik dalam sektor

Perikanan, Kelautan maupun Teknologi Transportasi Perkapalan.

Industri Perkapalan yang merupakan ujung tombak kemajuan Negara

Indonesia, yang berperan untuk melakukan berbagai macam distribusi kebutuhan

Masyarakat dari daerah-daerah maju menuju daerah-daerah terpencil, seperti

pendistribusian bahan pangan, kebutuhan tekstil, bahan bakar, bahan tambang

yang tidak mungkin di distribusikan dengan menggunakan jalur udara. Maka

Industri Perkapalan sangatlah diperlukan untuk menangani permasalahan-

permasalahan kemajuan suatu daerah.

Selain dari hal-hal yang bersifat pemenuhan kebutuhan masyarakat di

seluruh pulau-pulau Nusantara, permasalahan pertahanan juga sangat

mempengaruhi kekuatan suatu bangsa, terutama pada pertahanan daerah

perairan Indonesia yang memiliki panjang garis pantai 95.181 Km, berdasarkan

hal tersebut kebutuhan kapal-kapal perang untuk mengamankan wilayah

perairan Indonesia sangat-sangat dibutuhkan untuk menjaga pemanfaatan

sumber daya maritim Indonesia dari pihak asing.

Berdasarkan hal-hal yang dijelaskan diatas, maka Industri Perkapalan

sangat-sangat perlu mendapatkan perhatian dari seluruh pihak di Indonesia,

terutama pada terbatasnya kapal-kapal produksi dalam negeri yang dikelola oleh

Industri Galangan Kapal, yang sebenarnya anak bangsa mampu menciptakan

kapal-kapal buatan dalam negeri. Dalam penulisan tugas ini, akan dijelaskan

beberapa hal perbedaan dan kondisi-kondisi pada galangan-galangan kapal

yang dikelola oleh Badan Usaha Miliki Negara dan Swasta. Pada tugas ini tidak

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

2

bertujuan mendeksripsikan perbedaan galangan kapal BUMN dan Swasta yang

bersifat menjustifikasi, namun bertujuan untuk penambahan wawasan bagi para

peserta didik untuk dapat meningkatkan pemahaman pada mata kuliah Teknologi

Produksi Kapal, yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Pra-Magister Sanistek 2013.

1.2. Pokok Pembahasan Dalam penulisan tugas ini, mencakup beberapa pembahasan yang

diangkat berdasarkan topik pembahasan yang diberikan kepada penulis.

Beberapa hal yang akan dibahas diantaranya adalah menceritakan tentang

bagaimana kondisi galangan kapal yang dikelola oleh BUMN dan Swasta, serta

perbedaan-perbedaan dari kedua sistem galangan tersebut.

Sebagai bahan peninjauan, dalam tugas ini akan memberikan deksripsi

pada galangan kapal PT. PAL Indonesia yang dikelola oleh BUMN dan PT. ASSI

(Adiluhung Saranasegara Indonesia) yang dikelola oleh Swasta, berdasarkan

tinjauan atau kuliah tamu yang dilaksanakan Mahasiswa Pra-Magister Sainstek

ke galangan-galangan terebut pada tanggal 06 Januari 2014.

1.3. Tujuan dan Manfaat Berdasarkan tingkat pemahaman yang sangat minimal dari penulis, yang

bukan merupakan lulusan perkapalan murni, maka penulisan tugas ini memiliki

tujuan dan manfaat sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengenal apa yang dimaksud dengan galangan kapal

dan seberapa pentingnya Industri galangan kapal untuk Negara Bahari

seperti Indonesia.

2. Mahasiswa yang dasar keilmuannya bukan dari bidang perkapalan dapat

mempelajari secara spesifik dan mandiri tentang galangan kapal yang

merupakan aspek penting dalam dunia kemaritiman.

3. Mahasiswa mampu membangun rasa cinta terhadap dunia kemaritiman

Indonesia yang merupakan faktor terpenting dari adanya sumber daya

alam bahari yang melimpah.

4. Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam dan perbedaan teknologi

yang digunakan pada setiap galangan kapal yang berbeda yang dikelola

oleh BUMN dan Swasta.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

3

BAB. 2 PEMBAHASAN

2.1. Indonesia Sebagai Negara Bahari Indonesia merupakan Negara Maritim terbesar di dunia, hal ini ditunjukkan

dengan wilayah geografis Indonesia yang 2/3 wilayahnya merupakan lautan.

Indonesia merupakan Negara maritime atau kepulauan terbesar di dunia, antara

pulau satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh lautan, tapi bukanlah menjadi

penghalang bagi setiap suku bangsa di Indonesia untuk saling berhubungan

dengan suku-suku di pulai lainnya. Sejak zaman bahari, pelayaran dan

perdagangan antar pulau telah berkembang dengan menggunakan macam tipe

perahu tradisional, nenek moyang penduduk Indonesia merupakan pelaut-pelaut

yang handal yang menjelajahi lautan untuk mengadakan kontak secara sosial,

ekonomi, budaya dan interaksi dengan pihak luar.

Pada zaman bahari telah menjadi Trade Mark bahwa bangsa Indonesia

merupakan Negara maritim. Indonesia merupakan Negara maritim yang

mempunyai banyak pulau, luasnya laut menjadi modal utama untuk membangun

bangsa Indonesia, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa lagu “Nenek

Moyangku Seorang Pelaut” hanya selogan biasa, namun merupakan bukti nyata

yang disampaikan oleh nenek moyang penduduk Indonesia kepada generasi-

generasi penerus bangsa untuk tetap menjaga sumber daya lautan yang begitu

luas dengan kekuatan bahari yang diwariskan kepada generasi-generasi bangsa.

Indonesia yang memiliki wilayah laut yang begitu luas, yang dijadikan

sebagai ladang mata pencaharian, tempat untuk menggalang kekuatan,

mempunyai armada laut yang kuat berarti bisa mempertahankan sebuah Negara

dari serangan luar. Laut memang menjadi suatu yang sangat-sangat penting

sejak zaman dahulu sampai sekarang. Dengan mengoptimalkan potensi laut

menjadikan bangsa Indonesia maju karena Indonesia mempunyai potensi yang

sangat besar untuk mengembangkan laut. Laut akan memberikan manfaat yang

sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian serta

pertahanan bangsa Indonesia.

Berdasarkan sejarah kemaritiman Indonesia, kejayaan bangsa bahari

Indonesia sudah lahir sebelum kemerdekaan, hal ini dibuktikan dengan adanya

temuan-temuan situs prasejarah di gua-guan Pulau Mina, Seram dan Arguni

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

4

yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, hal ini menggambarkan bahwa

nenek moyang bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut. Selain hal tersebut

juga ditemukannya kesamaan benda-benda sejarah antara Suku Aborigin di

Australia dengan di Jawa yang menandakan nenek moyang bangsa Indonesia

sudah melakukan hubungan dengan bangsa lain yang tentunya menggunakan

kapal-kapal layar.

Kerajaan Sriwijaya (683 M – 1030 M) memiliki armada laut yang kuat,

menguasai jalur perdagangan laut dan memungut cukai atas penggunaan laut.

Pengaruhnya meliputi Asia Tenggara yang mana hal ini dikuatkan oleh catatan

sejarah terdapat hubungan yang erat dengan Kerajaan Campa yang terletak di

antara Kamboja dan Laos. Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah bersama

kerajaan lainnya seperti Kerajaan Tarumanegara telah membangun Candi

Borobudur yang pada relief dindingnya dapat terlihat gambar perahu layar

dengan tiang-tiang layar yang kokoh dan telah menggunakan layar segi empat

yang lebar. Kerajaan Majapahit (1293 M – 1478 M) yang juga berkembang

mejadi kerajaan maritim terbesar yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang

luas meliputi wilayah Nusantara. Dengan kekuatan armada lautnya, Patih Gajah

Mada mampu berperang untuk memperluas wilayah kekuasaan, sekaligus

menanamkan pengaruh, melaksanakan hubungan dagan dan interaksi budaya.

Bukti-bukti sejarah ini tidak bisa dielakkan lagi bahwa kejayaan bahari bangsa

Indonesia sudah bertumbuh sejak dahulu.

Namun seiring dengan berjalannya perkembangan zaman kejayaan bahari

bangsa Indonesia semakin lama semakin tersisih, hal ini merupakan kejadian

yang sangat ironis. Sebuah bangsa yang memiliki sejarah bahari yang cukup

kuat sekarang kekayaan bahari harus diperankan oleh pihak-pihak asing.

Setidaknya berdasarkan sumber-sumber yang didapatkan terdapat dua sebab

terjadinya hal tersebut, yaitu praktek kebaharian colonial Belanda pada masa lalu

dan kebijakan pembangunan bahari pada masa rezim Orde Baru.

Pada masa kolonial Belanda sekitar abad ke-18, masyarakat Indonesia

dibatasi berhubungan dengan laut, misalnya larangan berdagang selain dengan

pihak Belanda. Akibatnya budaya bahari bangsa Indonesia memasuki masa

suram. Kondisi ini terus berlanjut dengan minimnya keberpihakan rezim Orde

Baru untuk membangun kembali Indonesia sebagai bangsa bahari. Akibatnya,

dalam era kebangkitan Asia Pasifik, pelayaran nasional Indonesia kalah bersaing

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

5

dengan pelayaran asing akibat kurangnya investasi. Pada era kolonialisme

terjadi pengikisan semangat bahari bangsa Indonesia yang dilakukan oleh

colonial dengan menggenjot masyarakat Indonesia untuk melakukan aktivitas

agraris untuk kepentingan kolonial dalam perdagangan rempah-rempah ke

Eropa.

Saat ini merupakan tugas bagi seluruh komponen bangsa Indonesia untuk

mengembalikan kejayaan bahari bangsa Indonesia, dengan perkembangan Ilmu

teknologi dan Pengetahuan yang sangat pesat dan sumber daya manusia

bangsa Indonesia yang memiliki potensi yang sangat besar, diyakini dapat

mengembalikan kejayaan bahari bangsa, jika seluruh komponen bekerja dengan

tekun, giat dan jujur tidak mementingkan kepentingan diri sendiri maupun

golongan tertentu untuk meraih suatu keuntungan. Namun untuk mewujudkan hal

tersebut tidaklah mudah perlu kerjasama antar setiap aspek yang berperan

dalam perkembangan kemaritiman Indonesia, terutama pada aspek Industri

Perkapalan yang merupakan ujung tombak dari kembalinya kejayaan bahari

bangsa Indonesia.

Sebuah kutipan yang didapatkan dari hasil kuliah tamu yang dilakukan

Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013 disebuah galangan kapal terbesar

Indonesia, “Indonesia Merupakan Bangsa Bahari yang kuat bukan sebuah Bangsa Agraris. Karena Kekuatan Laut Indonesia merupakan Perekat Persatuan dan Kesatuan Setiap Suku Bangsa dari Pulau-pulau Indonesia”.

Dalam penulisan tugas ini saya mengajak seluruh pihak yang membaca dan

telah mendeklarasikan dirinya untuk terjun kedalam kehidupan maritim Indonesia

untuk mari bekerja dan menuntut ilmu dengan jujur dan keikhlasan bukan menitik

beratkan pada sebuah penghasilan pribadi, demi tercapainya kembali kejayaan

bahari bangsa Indonesia. Jaya Di Laut, Sejahtera Di Darat itulah Indonesia.

2.2. Galangan Kapal Galangan kapal (Shipyard) adalah sebuah tempat yang dirancang untuk

memperbaiki dan membuat kapal. Galangan kapal juga didefinisikan sebuah

tempat diperairan yang fungsinya untuk melakukan proses pembangunan kapal

(New Building) dan perbaikan kapal (Ship Repair) dan juga melakukan

pemeliharaan (Maintainance). Proses pembangunannya meliputi desain,

pemasangan gading awal, pemasangan plat lambung, instalasi peralatan,

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

6

pengecekan, test kelayakan, hingga klasifikaasi oleh class yang telah ditunjuk.

Sedangkan untuk proses perbaikan / pemeliharaan bisanya meliputi perbaikan

konstruksi lambung, perbaikan propeller sterntube, perawatan main engine dan

peralatan lainnya.

Terdapat beberapa jenis-jenis galangan kapal yang difungsikan

diantaranya adalah Building dock shipyard, Repair dock shipyard, Building and

repair shipyard.

1. Building dock shipyard.

Building dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya dalam ruang

lingkup pembangunan kapal baru (New Buiding).

2. Repair dock shipyard.

Repair dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya dalam ruang

lingkup perbaikan kapal (Repair) dan Pemeliharaan kapal (Maintenance).

3. Building and Repair shipyard.

Tempat yang dapat igunakan dalam ruang lingkup baik pembangunan

kapal baru dan repair atau maintance.

Secara umum galangan berisi beberapa fasilitas yang digunakan untuk

memfasilitasi aliran material dan perakitan. Kebanyakan galangan memerlukan

ketersediaan daratan (land) dan perairan (waterfront) sebagai kebutuhan

produksi. Menurut storch, dkk (1995), fitur-fitur penting yang harus dimiliki galangan

antara lain :

1. Lokasi Daratan dan Perairan.

Lokasi daratan digunakan untuk penegakan blok kapal dan untuk

persiapan peluncuran kapal ke air. Lokasi perairan sebagai tempat

penambatan kapal baik dalam pengerjaan maupun yang siap untuk

diserahkan ke pemilik.

2. Dermaga.

Dermaga untuk penambatan kapal dan sebagai tempat untuk melanjutkan

pekerjaan instalasi setelah kapal diluncurkan.

3. Bengkel/Stasiun Kerja.

Bengkel atau stasiun kerja adalah tempat untuk mengerjakan berbagai

macam pekerjaan baik untuk pembangunan baru maupun repair.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

7

4. Peralatan Penanganan Bahan (Material Handling Equipment).

Umumnya peralatan penanganan bahan di kategorikan dalam empat

group, yaitu ban berjalan (conveyor), alat angkat (crane and hoists),

kendaraan industri dan container.

5. Gudang, pemanduan dan area kerja luar gedung (blue sky).

6. Kantor, kantin dan klinik.

Seperti halnya sebuah perusahaan jasa konstruksi, galangan kapal juga

diatur dalam sebuah organisasi manajemen, dimana sistem pelaksanaan kerja

suatu galangan diterapkan dengan adanya kepemimpinan atas yang diturunkan

ke bagian aspek-aspek dan diteruskan ke tenaga kerja untuk menghasilkan

suatu produk kapal.

Indonesia yang kini telah berbenah untuk menghidupkan kembali Industri

Maritim dalam lingkup peningkatan produksi transportasi perkapalan sudah

memiliki banyak galangan kapal yang dikelola dengan manajemen pemerintah

pusat dalam hal ini merupakan BUMN dan galangan kapal yang dikelola dengan

manajemen Swasta.

Dengan adanya pola sistem pengaturan manajemen ini tentu saja memiliki

perbedaan-perbedaan yang sangat signifikan dari galangan kapal yang dikelola

oleh BUMN dengan galangan kapal yang dikelola oleh Swasta, baik dari segi

besarnya fasilitas tempat galangan, produk-produk yang dihasilkan, sistem

ketenaga kerjaan yang digunakan dan hal-hal lainnya. Namum setiap galangan

memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan pembangunan Indonesia

dari sektor jasa perkapalan untuk menunjang proses-proses pembangunan sosial

di seluruh kawasan Indonesia yang merupakan jajaran kepulauan.

Dalam penulisan tugas ini akan dimuat tentang beberapa perbedaan

sederhana antara galangan kapal yang dikelola oleh BUMN dan galangan kapal

yang dikelola oleh Swasta, berdasarkan hasil dari pengamatan penulis selama

melaksanakan kunjungan kuliah atau kuliah tamu ke galangan-galangan yang

dikelola oleh BUMN dan galangan kapal yang dikelola oleh pihak Swasta.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

8

2.3. Galangan Kapal BUMN Galangan kapal BUMN merupakan perusahaan galangan kapal yang

dimiliki oleh Negara atau suatu perusahaan yang dikelola oleh pemerintah.

Dalam hal ini dapat juga diartikan awal mula perusahaan galangan kapal BUMN

ini dibentuk menggunakan modal dari pemerintah, sehingga perusahaan

galangan kapal BUMN ini diwajibkan memberikan kontribusi untuk meningkatkan

devisa Negara dari sektor produksi-produksi kapal.

Manajemen kepemimpinan dalam galangan kapal BUMN ini di pimpin oleh

direktur utama yang bertugas mengambil keputusan dan kebijakan-kebijakan

dalam proses berjalannya sebuah galangan, namun tetap harus melalui instruksi

dan perintah dari pemerintah pusat dalam hal ini adalah pihak Kementerian

Badan Usaha Milik Negara. Dalam sebuah peraturan yang diterapkan, suatu

galangan BUMN diwajibkan dapat membantu berbagai macam kebutuhan

pemerintah untuk kemajuan pembangunan baik secara khusus dan umum.

Contohnya pada pembangunan armada-armada kapal perang yang dibangun

oleh PT. PAL Indonesia untuk meningkatkan perangkat pertahanan laut

Indonesia yang bekerja sama dengan PT.PINDAD untuk unit-unit persenjataan

dalam armada kapal tersebut.

Dalam penulisan ini akan diberikan sebuah contoh perusahaan BUMN

yang bergerak pada bidang industri perkapalan yaitu PT. PAL Indonesia.

PT. PAL Indonesia (Persero), bermula dari sebuah galangan kapal yang

bernama MARINE ESTABLISHMENT (ME) dan diresmikan pleh pemerintah

Belanda pada tahun 1839. Pada mas pendudukan Jepang, Perusahaan ini

beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan , Pemerintah

Indonesia menasionalisasi Perusahaan ini dan merubah namanya menjadi

Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal 15 April 1980, Pemerintah

merubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan

Terbatas sesuai dengan akta No. 12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro,

SH.

PT. PAL Indonesia (Persero) dengan kegiatan utamanya memproduksi

kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan

kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan.

Kemampuan rancang bangun yang menonjol dai PT. PAL Indonesia telah

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

9

memasuki pasaran Internasional dan kualitasnya telah diakui dunia, Kapal-kapal

PT. PAL Indonesia telah dapat melayari perairan di seluruh dunia.

Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT. PAL

Indonesia telah berhasil menciptakan berbagai macam produk-produk kapal,

diantaranya seperti Produk-produk Kapal Niaga, Kapal Cepat Kapal Khusus,

Produk Jasa Harkan, Rekayasa Umum, Pengembangan SDM, Pegembangan

Masyarakat di Lingkungan.

Teknologi-teknologi yang digunakan oleh PT. PAL Indonesia ini sudah

cukup sangat berkembang bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan

galangan kapal yang lainnya. Dikarenakan PT. PAL Indonesia merupakan

perusahaan milik Negara, sehingga semua komponen peralatan kerja yang

digunakan harus lebih baik dalam menunjang kinerja perusahaan.

Gambar 2.1 : Kunjungan Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013 ITS di PT. PAL Indonesia (Persero)

Gambar 2.2 : Divisi Produksi Kapal Perang di PT. PAL Indonesia (Persero)

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

10

2.4. Galangan Kapal Swasta Galangan kapal Swasta merupakan perusahaan galangan kapal dimana

seluruh sistem manajemen pengelolaan dalam perusahaan ini dikuasai

sepenuhnya oleh perorangan, maupun kelompok yang tidak ada campur tangan

pemerintah.

Manajemen kepemimpinan tertinggi dari perusahaan galangan kapal

swasta ini langsung dipimpin oleh direktur utama beserta jajaran-jajaran

pendukungnya baik dalam pengambilan sebuah keputusan dan pengambilan

kebijakan dalam melaksanakan fungsinya sebagai perusahaan industri

perkapalan. Dikarenakan terbatasnya hal-hal yang bersifat investasi dalam

pembangunan sebuah produksi sebuah perusahaan galangan kapal swasta

dapat dikatakan tangguh jika dapat membangun dan membesarkan nama

perusahaan dari hasil-hasil kerja produk yang diciptakan. Maka tidak menutup

kemungkinan sebuah perusahaan galangan kapal swasta banyak mengalami

kerugian jika tidak benar-benar menjalankan fungsinya sebagai perusahaan

industri kemaritiman.

Dalam penulisan tugas ini memberikan sebuah contoh perusahaan

galangan kapal swasta yang sangat-sangat baik dalam mempertahankan

eksistensinya sebagai perusahaan yang bergerak dalam Industri Perkapalan,

dengan adanya gejolak permasalahan negeri ini. PT. Adiluhung Saranasegara

Indonesia adalah salah satu perusahaan galangan kapal swasta yang besar dan

mampu bertahan hingga saat ini.

Gambar 2.3 : Kunjungan Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013 ITS di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

11

PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia merupakan bagian dari fasilitas

perawatan PT. Dharma Lautan Utama (DLU MAINTENANCE FACILITY),

sebagai dukungan terhadap layanan prima PT. Dharma Lautan Utama kepada

pelanggan guna memberikan jaminan kualitas pelayaran yang lebih baik selain

sebagai penunjang sistem transportasi laut. Merupakan suatu realita bahwa

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara Kelautan yang lebih

dari 60% wilayahnya terdiri dari lautan dengan lebih dari 17.400 pulau yang

dihubungkan 8.500 kapal. Sedangkan Perusahaan Galangan Kapal di Indonesia

saat ini berjumlah tidak lebih dari 1% dari jumlah kapal yang ada. Sehingga, hal

ini akan menyulitkan kapal di dalam melaksanakan pengedokan, dimana secara

regulasi kapal-kapal diwajibkan untuk melaksanakan pengedokan. Hal ini

menjadi suatu inspirasi PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia memberikan

dukungan terhadap perawatan (maintenance) transportasi laut secara nasional.

Dan dipercaya untuk melaksanakan pembangunan kapal-kapal oleh

Departermen Perhubungan.

Selain menunjang sektor maritim, berkaitan dengan letak geografis

galangan yang berada di wilayah Madura, PT. Adiluhung Saranasegara

Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam menunjang pertumbuhan

infrastrujtur di Madura. Dengan didukung oleh tenaga-tenaga professional,

Perguruan Tinggi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Biro Klasifikasi

(BKI), Depertermen Perindustrian dan Asosiasi Iperindo dapat membuat

keyakinan yang optimis dari PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia dalam

menghasilkan produk yang berkualitas.

Gambar 2.3 : Kegiatan produksi yang dilakukan di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

12

2.5. Perbedaan Galangan Kapal BUMN dengan SWASTA. Secara umum galangan kapal yang dikelola oleh pihak BUMN dengan

yang dikelola oleh Swasta sangatlah memberikan perbedaan, baik dari sistem

manajemen yang diterapkan maupun dari fasilitas-fasilitas penunjang yang

digunakan di dalam galangan untuk menunjang sistem pekerjaan yang dilakukan.

Pada sistem manajemen pengolahan, dari pihak galangan kapal yang

dikelola oleh BUMN seluruh keputusan bergantung pada pemerintah melalui

kementerian BUMN sehingga memberikan manajemen yang diatur tertib oleh

pemerintah, dan sebuah perusahaan galangan kapal yang dikelola oleh BUMN

diwajibkan untuk dapat membantu peningkatan devisa Negara, selain dari hal

tersebut sebuah penunjukkan langsung juga dapat dilakukan pemerintah kepada

sebuah perusahaan galangan kapal yang dikelolanya untuk membantu dalam

beberapa sektor yang penting, seperti misalnya PT. PAL Indonesia (Persero)

yang ditunjuk sebagai satu-satunya perusahaan galangan kapal dalam negeri

yang memproduksi armada kapal perang untuk kepentingan pertahanan NKRI.

Berbeda dengan manajemen pengolahan sistem perusahaan dari galangan

Swasta, dimana pemilik perusahaan memiliki kewenangan untuk menentukan

dan memutuskan pola dan sistem manajemen yang diterapkan pada perusahaan

tersebut, yang tentu saja selain agar dapat membesarkan perusahaannya juga

untuk membantu menangani permasalahan dalam industri kemaritiman

Indonesia, seperti contohnya pada PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia yang

merupakan perusahaan galangan kapal swasta yang sampai sekarang ini masih

menjalankan produksi-produksi kapal dari Departermen Perhubungan.

Selain dari perbedaan pola manajemen organisasi yang diterapkan pada

perusahaan galangan kapal BUMN dan Swasta, masih terdapat beberapa hal-hal

yang dapat menjadi perbedaan yang secara signifikan dapat dilihat diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan besarnya wilayah kerja. Hal ini merupakan bagian yang sangat

signifikan yang dapat dilihat, sebuah galangan kapal yang dikelola oleh

BUMN yang mendapatkan sokongan dana operasional dari Pemerintah

tidak menutup kemungkinan memiliki wilayah yang lebih besar

dibandingkan dengan galangan-galangan swasta, akan tetapi tidak

menutup kemungkinan pada suatu galangan swasta untuk melakukan

pembesaran wilayah kerjanya bergantung pada kekuatan financial dan

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

13

manajemen pengolahan etos kerja yang baik, sehingga dapat

menghasilkan produksi kapal yang baik.

2. Perbedaan pada input jumlah produksi, dikarenakan kondisi wilayah yang

terbatas yang dimiliki oleh perusahaan galangan swasta sehingga sangat

sukar untuk melakukan produksi yang jauh lebih besar dibandingkan

dengan galangan kapal yang dikelola oleh BUMN yang sudah memiliki jam

kerja yang baik.

3. Perbedaan pada ukuran kapal yang diproduksi, dikarenakan keterbatasan

wilayah dan fasilitas, biasanya galangan kapal swasta hanya mengerjakan

pembangunan kapal-kapal yang ukurannya jauh lebih kecil jika

dibandingkan dengan kapal-kapal yang biasa dibuat oleh galangan-

galangan kapal yang dikelola oleh BUMN.

4. Perbedaan pada fasilitas-fasilitas alat-alat pendukung produksi yang

digunakan, pada sebuah galangan kapal BUMN yang memiliki bantuan

dana operasional dari Pemerintah dapat memberikan peningkatan

pelayanan dikarenakan teknologi peralatan yang digunakan sudah

berkembang, baik dari segi peluncuran kapal, hingga metode-metode yang

digunakan untuk menyatukan blok-blok kapal yang dibangun, berbeda

pada kondisi peralatan pendukung yang dimiliki oleh galangan kapal

swasta yang harus melakukan manuver manajemen keuangannya untuk

dapat menggunakan paralatan dengan teknologi canggih, akan tetapi tidak

menutup kemungkinan suatu galangan kapal swasta mampu

menggunakan peralatan-peralatan serta menciptakan fasilitas-fasilitas

pembangunan kapal jauh lebih baik dari galangan kapal BUMN.

Berdasarkan pengamatan yang dilihat oleh penulis tugas ini, beberapa hal-

hal diatas merupakan beberapa perbedaan yang dapat dilihat secara singkat

setelah melaksanakan tinjauan atau kuliah tamu ke galangan-galangan kapal

yang dikelola oleh BUMN dan galangan kapal yang dikelola oleh pihak Swasta.

Pada suatu titik tujuan yang sama, baik galangan kapal yang dikelola oleh

pihak BUMN dan pihak Swasta sama-sama memiliki tujuan untuk

mengembangkan dan menjayakan Industri Kemaritiman Indonesia yang

merupakan sebuah bangsa bahari peninggalan nenek moyang Indonesia.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

14

BAB. 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil tinjauan ke galangan-galangan kapal BUMN dan

Swasta, yang memiliki iktikad baik untuk memajukan Industri Perkapalan di

Nusantara untuk mewujudkan pembangunan Nasional yang merata sampai

diseluruh penjuru Indonesia. Dapat ditarik suatu kesimpulan dengan harapan

Indonesia yang bergantung pada Transportasi Laut yaitu Kapal, maka

keterbatasan untuk pelayanan terhadap kapal-kapal tersebut harus diatasi

dengan adanya galangan-galangan baru yang dibuat didaerah-daerah

perbatasan Indonesia dengan tujuan semata-mata untuk memajukan Industri

Kemaritiman agar tidak hilang, karena maerupakan suatu tonggak kemajuan

bangsa.

3.2. Penutup. Semoga penulisan tugas ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi

kepada seluruh pembaca, bukan untuk melakukan perbedaan yang dapat

menjustifikasi pihak-pihak yang terkait, namun untuk kemajuan pendidikan dan

perkembangan teknologi dalam industri perkapalan dikedepannya nanti. Kepada

Dosen pengasuh mataka kuliah Teknologi Produksi Kapal, Pihak-pihak galangan

kapal PT.PAL Indeonesia (Persero) dan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia,

penulis mengucapkan terima kasih atas ketersediannya memberikan

kesempatan kepada penulis dan rekan-rekan penulis untuk berkunjung dan

menimba ilmu secara singkat. Apabila terdapat kata-kata yang salah dalam

penulisan tugas ini saya selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

15

DOKUMENTASI KUNJUNGAN KULIAH TAMU PADA GALANGAN KAPAL

Pertemuan Dengan Badan Diklat PT. PAL Indonesia

Foto bersama Staf Diklat PT. PAL Indonesia dengan Mahasiswa Pra-Magister Sainstek ITS 2013

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

16

Tinjauan Lapangan di Bengkel Reparasi PT. PAL Indonesia

Tinjauan Lapangan di Bengkel Produksi Kapal Perang PT. PAL Indonesia

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

17

Penyerahan Kenang-kenangan Kepada Direktur PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia

Tinjauan Lapangan di Bengkel Produksi Bangunan Baru PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia

Teknik Produksi Kapal Pra Sainstek 2013

Gal

anga

n K

apal

BU

MN

& S

WA

STA

18

Tinjauan Lapangan di Bengkel Produksi Bangunan Baru PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia

Foto Bersama Staf PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia dengan Mahasiswa Pra-Magister Sainstek ITS 2013