Kumpulan Puisi Puisiku

60
ِ يمِ ح ٱلرِ نٰ ـَ مۡ ح ٱلرِ ٱِ مۡ سِ بKUMPULAN PUISI JEMBATAN PELANGI BERBUNGA LAYU Faisal Rahman Abdurahim Facebook : [email protected] Email : [email protected] Blog : http://www.mfar-abdurrahim.blogspot.com

Transcript of Kumpulan Puisi Puisiku

Page 1: Kumpulan Puisi Puisiku

حيم ن ٱلر ـ حم بسم ٱهلل ٱلر

KUMPULAN PUISI JEMBATAN PELANGI BERBUNGA LAYU

Faisal Rahman Abdurahim

Facebook : [email protected]

Email : [email protected]

Blog : http://www.mfar-abdurrahim.blogspot.com

Page 2: Kumpulan Puisi Puisiku

KUMPULAN PUISI JEMBATAN PELANGI BERBUNGA LAYU

Berlinang Air Mata Hatiku

Tentang Syair Pelita Matiku

Dimana Jiwa Asal Riwayatku

Merana Kecewa Sesal Akhiratku

Jiwaku Tumbuh Bersama Godaaan

Mengembun Hilang Bersama Kenyataan

Dimana Surga Tempat Menanti

Di Akhirat Kelak Di Akui Berarti

Faisal Rahman Abdurahim

Facebook : [email protected]

Email : [email protected]

Blog : http://www.mfar-abdurrahim.blogspot.com

Page 3: Kumpulan Puisi Puisiku

Tiga tahun telah berlalu

Aku slalu menjaga rasa dalam kalbu

Sempat ada hubungan antara kita

Namun telah jadi kenangan yang nyata

11 Juli kita bertemu

Menjalani rasa suci denganmu

Suka duka sudah ku lewati

Berjalan dalam hatimu yang slalu menyakiti

Engkau tlah jadi bunga kenangan

Kala itu tumbuh sumbur dalam ketenangan

Namamu terukir dalam di dalam hati

Takkan pernah terhapus walau aku mati

Sekolah yang mempertemukan kita

Sekolah itu juga yang mengikat hubungan kita

Dan disitu pulalah perpisahan kita

SMPN 3 Dolo Bulubete

Menyimpan sejuta kenangan untukku

(Mfar 11 Juli 2008 : Tiga Tahun Menjaga Rasa)

Page 4: Kumpulan Puisi Puisiku

Empat tahun lalu aku terdiam di tempat

Menjaga rasa yang sbenarnya tlah berputus asa

Tak ingin bertingkah tuk menuruti langkah

Hilangkan sang mentari di hati yang sedang menari

11 Juli hari pertama dirimu ku cintai

Mewarnai pagi dengan pelangi syurgawi

Merdu terdengar suara Bidadari „Aina bernyanyi

Lantunkan puja puji syair dalam janji suci

Bisahkah sedikit kamu mau tahu

Apa yang aku inginkan darimu

Bisakah sejenak kamu mau mengerti aku

Untuk apa aku berkorban perasaan dan waktu demu cahayamu

Tak kuasa jiwaku menahan sakitnya kecewa

Melihat sekolah yang menyimpan banyak sejarah

Disanalah pertama kali aku berani mengukir harapan

Akan cinta dan cita-cita yang kini tinggal kenangan

(Mfar 11 Juli 2009 : Kenangan Slama 4 Tahun)

Page 5: Kumpulan Puisi Puisiku

Aku masih sama dengan setahun yang lalu

Mempunyai harapan tetap hidup bersamamu

Walaupun Cahayamu kau padamkan di pagi hari

Dakupun hidup dengan hati yang terhianati

Cintaku masih sama seperti dua tahun yang lalu

Menjadi penjaga hatimu di sisi siang dan malam

Walalupun kamu tidak mau tahu apa yang aku inginkan darimu

Katidak mengertianmu untuk apa aku berkorban demu Cahayamu

Diriku sama dengan tiga tahun yang lalu

Mengasah harapan yang kadang putus termakan waktu

Tak ingin gaun Bidadari-mu selimuti hati Malaikat lain lagi

Aku pun percaya kamu kan datang seperti fajar menyinari pagi

Hatiku jua sama seperti empat tahun lalu yang punya arti

Karna senyummu mengubah duniaku yang sepi

Menciptakan surga yang di kelilingi taman-taman bunga yang tertata rapi

Aku pun menghuni surga dengan mengagumimu secara sembunyi-sembunyi

(Mfar 11 Juli 2009 : Masih Tetap Sama)

Page 6: Kumpulan Puisi Puisiku

Tertulis sebuah sejarah di lingkungan sekolah

Sebuah kisah percintaan dalaml kenyataan

Antara yang mencintai dan di cintai

Antara yang di kagumi dan yang mengagumi

Selama 4 tahun ak mengitari sang mentari

Berjalan dalam hatinya dengan sang rembulan

Demi memiliki cahaya darinya yang ku percaya

Walau aku tahu ini kan menyakitkan

Aku sudah lelah mengikuti sebuah langkah

Penuh tangis yang aku rasakan mengiris

Membebani jiwaku dalam kecewa

Menjadi amarahku merah membara

Aku tak pandai mendustai rasa yang ku cintai

Berusaha melupakannya demi kebaikan bersama

Aku tak bisa dan mungkin takan pernah bisa

Karna dialah Bidadari yang aku pilih

Menjadi slimut jiwa ragaku dalam syurga

(Mfar 11 Juli 2009 : Sebuah Sejarah)

Page 7: Kumpulan Puisi Puisiku

Hari ini

Umur bertambah

Tak terasa

Engkau sudah dewasa

Hari ini

Engkau tersenyum ceria

Merayakan hari yang bahagia

Tawa ria penuh cerita

Tawa canda penuh cinta

Selamat ulang tahun

Selamat untukmu

Wahai gadis nan cantik

Senyumlah sbagai tanda kebahagiaanmu

Sujudlah sbagai tanda syukurmu

Karna hari ini adalah hari ulang tahunmu

Ku ucapkan kepadamu

Dalam puisiku

Selamat ulang tahun

Smoga sehat selalu

Dan panjang umur

Sampai waktu yang sudah di tentukan

Oleh Tuha Yang Maha Esa

( Mfar 19 September 2006 : Selamat Ulang Tahun )

Page 8: Kumpulan Puisi Puisiku

Nan jauh disana

Terdapat sebuah cerita

Cerita tentang cinta

Di antara dua anak manusia

Aneh tapi nyata

Kebahagiaan yang ada di depan mata

Namun dua hati yang bisa bersama

Karna suatu perkara

Di antara mereka berdua

Perhatian dan senyuman mereka

Menjadikan cinta itu semaki ada

Di hati kedua anak cucu Adam dan Hawa

Rasa kecewa pun masuk mengetuk rasa

Membuatnya amat sangat terluka

Karna semua yang dialaminya

Selama hidupnya di dunia

Kisah ini akan berakhir di suatu masa

Yang takkan lama lagi tiba

Dalam kehidupan mereka berdua

Sekarang, besok atau lusa

(Mfar : Cerita Tentang Cinta )

Page 9: Kumpulan Puisi Puisiku

Adakah cinta yang tersembunyi

Biarlah dia bersemayam dalam hati

Adakah kasih sayang yang tersimpan

Biarlah dia hidup dalam persembunyian

Hari demi hari terjalani

Seiring dengan masalah yang tak di mengerti

Oleh diri sendiri

Tentang cinta yang sejati

Andai cinta itu bisa ku dapatkan

Pastilah ku kan merasakan

Betapa indahnya dunia percintaan

Api membakar harapan

Hati hancur tak karuan

Air mata membanjiri pipi

Pupuslah semua mimpi

Bayang-bayang kekecewaan

Menghantui setiap detik kehidupan

Kesedihanku bersarang

Dalam hatiku yang malang

Wahai cinta sejati

Izinkalah ku pergi

Dari duniamu yang suci

Agar ku tak menderita lagi

(Mfar : Kecewa Karena Cinta )

Page 10: Kumpulan Puisi Puisiku

Aku tidur berselimut lelah

Menutup mata tuk meredam amarah

Akan cinta yang kini menjauh

Yang kini tinggallah kisah

Aku pergi seorang diri

Membawa sediku di alam sunyi

Membawa cintaku di tempat abadi

Agar aku tenang slamanya disini

Takkan ada lagi aku yang dahulu

Takkan seperti yang lalu

Menyayangi cinta di setiap waktu

Walalu terluka tertusuk rindu

Inilah aku yang sekarang sekarat

Inilah jiwaku yang sekarang terikat

Inilah tubuhku yang tertutup liang lahat

Dan inilah namaku di nisan putih yang terpahat

(Mfar 3 Januari 2009 : Tidurku Tuk Pergi)

Page 11: Kumpulan Puisi Puisiku

Dalam api aku terbakar amarah

Datangkan murkaku di langit gemuruh

Di saat kau pergi tanpa alasan yang jelas

Di saat kau yang hilang tinggalkan luka pedih dan luas

Dalam air kau hanyutkan sebuah janji

Larutkan semua cinta yang suci

Aku terikat derasnya kenangan pahit

Aku tenggelam dalam cintamu yang sempit

Dalam udarah kau tinggikan sebuah mimpi

Lalu kau jatuhkan, pecah! Hancur lebur di bumi

Mau tahukah kamu, sakit... sekali terasa

Mau mengertikah kamu, sekarang aku sudah berputus asa

Dalam tanah kau kubur aku yang menangis

Tumbuh kau lepas, tinggi kau tebas

Aku sudah mati dalam kehidupan

Aku pun sudah mati dalam kematian

(Mfar 3 Januari 2009 : Empat Eleman Sedihku)

Page 12: Kumpulan Puisi Puisiku

Masa ini tak ada burung yang bernyanyi

Bunga-bunga mekarpun tak tumbuh bersemi

Air mataku jatuh membasahi pipi

Tuk sambut mentari di pagi hari

Oh Yang Agung Pencipta semesta

Disini aku terpaku tanpa sepatah kata

Sembunyikan bebanku sendiri dalam dada

Ku hanya bisa bercerita dalam sebuah do‟a

Yaa Tuhan, waktu ini terus berjalan

Aku smakin terkikis dalam hayalan

Langkahku semakin berat kedepan

Tampaki hidup dalam ratapan

Sungguh aku tak sanggup lagi

Lewati hari-hari yang berat ku rasai

Bila ada pintu yang terbuka saat ini

Izinkanlah aku pergi tidur di Sisi-Mu yang Suci

(Mfar 5 Januari 2009 : Ketakutanku)

Page 13: Kumpulan Puisi Puisiku

Kau seindah bunga taman surga

Memiliki kecantikan alami di pandang mata

Wujudmu sesuci Bidadari penghuni Surga Firdaus

Cahayamu semulia Malaikat cinta yang bagus

Aku pun ingin menjadi sang penghuni surga

Ingin jadi kekasihmu seutuhnya disana

Apapun yang kamu inginkan kan ku penuhi

Walau sayap-sayap hatiku patah tersakiti

Ini adalah hasratku sejak pertama kali bertemu

Ingin memiliki keelokkan hatimu itu

Agar kamu tahu aku sangat mencintaimu

Agar kamu mengerti aku sangat menyayangimu

Namun hatimu lebih keras dari batu atau baja skalipun

Balasan cintamu lebih tajam dari pedang skalipun

Kau tutup rapat pintu hatimu, hancurkan semua mimpiku

Aku pun mati dalam cinta yang tak bisa ku miliki darimu

(Mfar 10 Januari 2009 : Dibalik Kesempurnaanmu)

Page 14: Kumpulan Puisi Puisiku

Tiap tahun aku slalu tunggui

Seucap kalimat darimu yang pergi

Sebuah kenangan yang pernah ku beri

Ku simpan rapi di hatimu yang suci

Tahun ini tak lagi ku dapati

Hadiah yang ku inginkan slama ini

Pemberian yang indah ku rasai

Ucapan slamat ultah darimu yang ku kagumi

Aku tak butuh jabatan yang tinggi

Tak butuh pula bulan yang sinari hati

Aku pun tak butuh apa-apa lagi

Hanya kamu, hanya kamu yang aku butuh hari ini

Dimana kekasih yang dulu ku miliki

Hiasi hariku dengan sejuta mimpi

Aku hanya ingin satu di ultahku ini

Hanya dirimu yang aku butuh saat ini

(Mfar 2 Februari 2009 : Hanya Kamu Yang Aku Inginkan)

Page 15: Kumpulan Puisi Puisiku

Setelah setahun berlalu

Menjalani hari satu demi satu

Teriring tanpa hadirnya Cahayamu

Menorehkan luka yang sangat sakit spanjang waktu

Setelah setahun kamu pergi

Putuskan asaku dan nyalakan api

Smua seakan mimpi buruk yang slalu ku alami

Karnamu dan penghianatanmu yang ku alami

Setelah setahun aku tenggelam

Larut dalam kekekcewaan yang mendalam

Cinta dan cita-citaku pun menjadi kelam

Menjalani hidup dengan pelita yang padam

Setelah setahun air mata ini mengalir

Tak satu pun luka yang bisa terbayar

Dan tak sedikit pun aku bisa berpikir

Mencari kekasih hati baru yang hadir

(Mfar 25 April 2009 : Setelah Setahun)

Page 16: Kumpulan Puisi Puisiku

Ia menyalamiku dengan senyuman

Menyejukkan hatiku dengan tatapan

Mungkin suatu saat nanti

Dia kan menadi taqdir yang ku nanti

Serpihan-serpihan hati yang kan menyatu

Pergi dari masa lalu yang kini membatu

Hinggap aku dalam cerita baru

Berharap hatiku kembali bersujud dalalm haru

Menemuinya dalam sau kedaimaian

Membawa satu irama nyanyian

Ku ingin dia sebagai pengganti

Seutas kenangan yang terputus mati

Berat langkahku tuk temuinya

Khawatir dia sudah ada yang punya

Namun aku hanya ingin tahu pribadinya

Siapa tahu dia menjadi taqdirku selanjutnya

(Mfar 25 Juli 2009 : Tentang Pengganti)

Page 17: Kumpulan Puisi Puisiku

Besar akar bersabar terkubur

Carut marut hayat sesaat

Menawar mawar terusir membakar

Terikat riwayat dicabut maut

Sumpah serapah kisah bersejarah

Atas tangis mengiris nafas

Amarah terpanah darah merah

Lepas manis membekas luas

Bermakna sempurna nirwana disana

Pujian kedamaian, nyanyian kematian

Kemana warna sirna merana

Pakaian kesucian, tarian kesepian

Hamparan harapan hayalan kedepan

Seperti hati mati di tempati

Berjalan rembulan di kegundahan kenangan

Mencari jati diri tercuri

(Mfar 8 Agustus 2009 : Kesetiaan Yang di Hianati)

Page 18: Kumpulan Puisi Puisiku

Ini kisahku tentang seseorang

Tali kasihku kenang sekarang

Sewaktu tinggal di parantauan ilmu

Suatu sesal kemauan bertamu

Wajahnya permata bertabur kesucian

Mempunyai air mata berbutir berlian

Kemana tinta menulis cerita

Berwarna cinta tulus menderita

Hatiku berjalan sempurna bersamanya

Seperti bulan purnama namanya

Hening mimpi itu bermain

Saling melengkapi satu sama lain

Selalu aku ingit tawa khasnya

Dahulu itu terikat di jiwaku slamanya

Biarkan ini menjadi rahasia

Memberikan nurani abadi setia

(Mfar 11 Agustus 2009 : Kisahku Tentang Seseorang)

Page 19: Kumpulan Puisi Puisiku

Aku menulis sebuah sajak

Merayu lepas arah jejak

Sejak perpisahanku mengajukkan aduan

Mengajak pilihanku temukan kerinduan

Berbaris indah puisi ini

Bergores pena berisi seni

Ada senandung cinta disana

Nada membendung tinta sederhana

Wujud naskah karya sejati

Bermaksud apakah percahaya hati?

Terang menulis syair berpunya

Tentang tangis air matanya

Kenanganku bersama seorang sahabat

Kebanggaanku lama melayang hebat

Aku bersyukur bisa mengenalnya

Dahulu terukir asa bersamanya

(Mfar 14 Agustus 2009 : Tentang Seorang Sahabat)

Page 20: Kumpulan Puisi Puisiku

Disini aku menungggu kepastian

Menemani khayalku terbelenggu penantian

Biarkan raga hancur binasa

Asal surya terhambur di anggakasa

Retak membisu kata langkahku

Terletak di pintu cerita lelahku

Hanya bahasa keluhan terucap

Punya masa menahan hidup

Menghapus kesendirian sang surya

Terputuslan nyanyian yang terpercaya

Altarpun di penuhi debu penyesalan

Memutar arah abu kematian

Yang hilang dan pergi

Melayang terbuang nan hadir

Berakhirlah setiap langkah percintaan

Telah lenyap di sebuah kesetiaan

(Mfar 20 Agustus 2009 : Di Ujung Kesetiaan)

Page 21: Kumpulan Puisi Puisiku

Dua tahun cintaku tergantung

Memelihara rasa cinta terbuang

Lelah langkahku menjaga janji

Satu setia sirna terpuji

Bintang terbenam memberi nasehat

Hilang padam misteri jahat

Bersyair bunga layu di tanam

Serukan rasa sakit kegundahan

Sudah roboh dada bersabar

Sembunyikan ragaku di usia rentah

Terikat janjiku sampai mati

Membusuk setiaku dalam hati

Panas batinku di sifat dinginmu

Terpenjara langkahku terantai engoismu

Entah kapan semuanya berakhir

Air mata batinku mengalir

(Mfar 20 Agustus 2009 : Sudah Dua Tahun)

Page 22: Kumpulan Puisi Puisiku

Di hari yang istimewa ini

Banyak hal yang ku syukuri

Kemenangan jiwa yang tercuci suci

Dan ulang tahun sang Bidadari

Takbirpun mengiringi sebuah cinta

Warnai hilang sgala nestapa

Cintaku pun besar punya makna

Berarti slalu ada yang sempurna

Tuhan-pun di hibur sang cemburu

Menyanjung-Nya dengan syair pujian merayu

Dia-pun Menegurku sambil menepuk hatiku

Menghadirkan rasa semburuku padamu

Di ajarkan-Nya pada Nabi dan Malaikat

Ucapkan sebuah salam shawalat

Selamat ulang tahun untuk dirimu yang taat

Semoga Ridha Allah padamu slalu melekat

(Mfar 19 September 2009 : Ultah Sebuah Kemenangan)

Page 23: Kumpulan Puisi Puisiku

Ku buat hadiah, simpan sendiri

Karna tak ada guna ku beri

Pasti ia menolak mengingkari

Buang di lukaku pergi berlari

Aku hanya bisa ucapkan

“Selamat Ultah” dengan pelan

Smoga dirinya sudah berkenan

Terima hadirku dalam kehidupan

Selamat ultah untuk sang Bidadari

Ini hadiahku tersembunyi menari

Menjadi lambang sang mentari

Untukmu yang dahulu mengakhiri

Jika kamu berikan sedikit senyuman

Itu akan sangat ku syukurkan

Walau itu hanya mimpi harapan

Sumpah demi Allah aku takkan bangun

(Mfar 19 September 2009 : Sebuah Hadiah Ultah Tersembunyi)

Page 24: Kumpulan Puisi Puisiku

Terlahir kembali untuk merantau

Bila ingin, aku tak mau

Mencari lagi persinggahan yang berkilau

Susah payah untukku menjangkau

Sungguh indah bila datangnya memanggil

Penantian hidup berujung ajal

Pergi sudah jiwa meninggal

Harapanku yang berbungkus iman dan sesal

Kematian damai yang ku tunggu

Menjemput dengan nada syair berlagu

Smoga tak ada yang menggangu

Tentang diriku sang pencinta lugu

Namun demikian itu adanya

Bercerita tentang harap pribadinya

Membuka ta`bir rahasia berpunya

Jika surga dan neraka itu nyata adanya

(Mfar 21 September 2009/Idul Fitri : Menunggu Kematian Indah)

Page 25: Kumpulan Puisi Puisiku

Siapakah yang mau mendengarku?

Tentang luka dalam cintaku

Ini sudah terlalu sakit

Tak berkurang barang sedikit

Dimana semua sahabat baik

Apakah mereka sudah naik?

Pergi kesurga tinggalkanku didunia

Hidup sendiri yang sia-sia

Aku butuh teman bicara

Tuk menemaniku dalam cerita

Bukan selembar kertas putih

Membuatku lari di tempat tertatih-tatih

Dimana, dimana semua nyanyian?

Buatku terbang dalam pujian

Namun sekarang hanyalah kematian

Menemani tidurku dalam kesendirian

(Mfar 25 September 2009 : Kesendirianku)

Page 26: Kumpulan Puisi Puisiku

Sudahkkah kau temukan apa yang di sebut cinta mati?

Sebuah hati yang bersayap

Mampu memenuhi sgala keinginan

Namun ia buka TUHAN tetapi hanya daging kecil

Sudahkah kau temukan hati yang luas bersayap?

Sebuah kesetiaan yang sejati

Taat bersemayam dalam hati

Namun ia buka MALAIKAT tapi cinta yang suci

Sudahkah kau temukan kesetiaan yang sejati?

Sebuah pengorbanan yang tulus

Rela terluka asal kamu bahagia

Namun ia bukan NABI tetapi sifat yang mulia

Sudahkah kau temukan pengorbanan yang tulus?

Sebuah raga yang bernyawa

Berdiri tegak untuk mencintaimu

Namun bukan SEGALANYA tapi hanya MANUSIA biasa

(Mfar 25 September 2009 : Sudahkah Kamu Temukan?)

Page 27: Kumpulan Puisi Puisiku

Tak ku sangka jadinya

Perpisahan ini begitu lama

Entah mengapa slalu bernyawa

Cinta, cintaku didalam dada

Jujur! Masih ada harap

Walau itu ku nyatakan lenyap

Tak mungkin ada yang bersyap

Yang baru pengganti hidup

Ku akui smuanya berakhir

Namun ku tetap menulis syair

Membiarkan rasa cintaku mengalir

Membiarkannya tetap hidup terlahir

Disaat cinta itu pergi

Ku tak bisa bangun lagi

Hanya pasrah tersirat di hati

Hingga waktunya tiba ku mati

(Mfar 26 September 2009 : Rasaku Yang Tersisah)

Page 28: Kumpulan Puisi Puisiku

Senyummu membuat imanku luntur

Gejolak jantung hatiku tak teratur

Keindahanmu sangat membuatku resah

Makan tidur pun aku susah

Oh..., Bidadari canti surgawi

Siapakah pemilik nama itu?

Ingin rasanya ku jadikan isi duniawi

Sebagai mahar lamaranku untukmu

Hanya kamu yang bisa membuatku tergoda

Memberiku racun atau madu di dada

Hanya kamu yang aku inginkan slama ini

Ungkapan cinta dan sayang dalam nurani

Aku sebut Bidadari `Aina

Sebuah cahaya ILAHI bersinar di nirwana

Sempai batas surga kan ku sanjung

Dirimu, dirimu dalam pujianku yang berujung

(Mfar 13 Oktober 2009 : Bidadari `Aina)

Page 29: Kumpulan Puisi Puisiku

Di ruang hampa yang redup

Aku menyendiri bersama waktu

Mendengar gangguan suara hidup

Tentang cintaku yang membatu

Air mata yang mengalir

Membangun menara bijak terputus

Aku berlindung di balik syair

Matinya cintaku telah pupus

Terasa redup smua pandangan

Terhampar pula smua kecewa

Hilang sudah angan-angan

Distiap butir buah nyawa

Inikah smua hasil pengorbanan?

Buat derita di atas bahagianya

Bukannya tak ada keikhlasan

Namun hanya ingin bertanya

(Mfar 20 Oktober 2009 : Hasil Pengorbanan)

Page 30: Kumpulan Puisi Puisiku

Aku cuman ingin bertanya

Kepada siapa yang percaya

Kepada stiap hati berpunyai

Memberiku jawaban yang bercahaya

Dimanakah pengorbanan itu adanya

Apakah harus seterang surya?

Haruskah di puji balasan hadirnya?

Lalu bagaimanakah membuatnya berjawa?

Ku tak pandai mengatakan hanya

Seolah itu kunci jagad raya

Ku ingin jawaban yang sbenarnya

Hadir langsung di dalam hatinya

Mengapa aku bukan saya?

Dimana kamu dalam waktunya?

Bagaimana aku berkata “Supaya”?

Jika terluka pengorbananku untuknya

(Mfar 20 Oktober 2009 : Aku bertanya)

Page 31: Kumpulan Puisi Puisiku

Luka ini ku sebut pengorbanan

Kelelahan ini pun adalah pengorbanan

Aku rela menjadi korban

Memang aku tumbal cinta yang jadi korban

Setetes air mataku pengorbanan

Setetes keringatku ku korbankan

Menetes darahku dalah korban

Memang sakit tetapi inilah pengorbanan

Terserah apa kata orang tentang aku berkorban

Asalkan aku melaksanakan pengorbanan

Jalani nafas dengan sgala pengorbanan

Dan inilah cintaku selalu berkorban

Setiap hari aku isi dengan perngorbanan

Menjadikan aku ornag yang bodoh berkorban

Namun demi cinta aku siap berkorban

Walau itu sia-sia aku korbankan

(Mfar 4 November 2009 : Pengorbananku)

Page 32: Kumpulan Puisi Puisiku

Putri telaga warna menari

Menyanyikan syair lilin berbunga

Hempasnya mimpinya ingin berlari

Temukan indahnya pertama surga

Langit melihat dan berucap

Memberi patuah yang di kenang

Sebuah jalan takkan lenyap

Sebuah perjuagan yang menang

Indah langkahnya yang bersuara

Membangun seberkas cahaya bersinar

Rangkul iman pemudah pengembara

Menyampaikan cintanya yang benar

Dan ketika ia jatuh

Lelah mengarungi sang waktu

Putus cintanya tak utuh

Tertinggal dizaman yang membatu

(Mfar 26 Oktober 2009 : Putri Telaga Warna)

Page 33: Kumpulan Puisi Puisiku

Aku berjalan di negeri berpasir

Demi mencari kata lulus

Sgala rasa malasku usir

Melangkah kedepan dengan tulus

Aku sekolah untuk cita

Memeras keringat ketika berjalan

Menembus teriknya surya bercinta

Walau habis smua amalan

Kalau bukan karena itu

Aku putuskan untuk berhenti

Membagi deritaku bersama waktu

Sampai tiba ajalku mati

Ini adalah sebuh perjuangan

Sebagai bukti satu kesungguhan

Abaikan sementara kenangan

Demi kelululsan berawal kesusahan

(Mfar 3 Nopember 2009 : Demi Kelulusan)

Page 34: Kumpulan Puisi Puisiku

Dibalik senyumku ada tangis

Iris tiap sudut dalam hati

Mati ragaku di liang lahat terkikis

Habis riwayatku tak terhenti

Dibalik sabarkupun tersembunyi amarah

Merah berlambang luka kecewa

Takwa yang berani membangun rumah

Lemah berbungkus canda tawa

Aku berdiam di belakang asa terputus

Tulus terima takdir pahit

Menghimpit ragaku kini pupus

Menghapus derita bertambah sempit

Aku pandai bersembunyi di samping kesedihan

Kegundahan yang tersimpan lama

Bernama satu asalan kesalahan

Kelelahan penantianku memandangi purnama

(Mfar 4 Nopember 2009 : Persembunyianku)

Page 35: Kumpulan Puisi Puisiku

Dikala rinduku merasuk

Aku menjadi sang perusak

Meracuni daging di balik rusuk

Mengisinya dengan asap yang menusuk

Kini hatiku menjadi busuk

Tak ada lagi tempat masuk

Cerita indah menjadi mimpi buruk

Jadikan ragaku smakin terpuruk

Rinduku masuk secara mendadak

Sehingga aku tak bisa bertindak

Untuk berkata “Jangan, tidak!

Aku ini masih mati tergeletak”

Dihadapanku memang engaku merunduk

Namun engkau merunduk untuk menanduk

Tutupi ketulusanku yang tak lagi terketuk

Membatu jadinya pengorbananku yang terkutuk

(Mfar 7 Nopember 2009 : Rindu Yang Tak di Inginkan)

Page 36: Kumpulan Puisi Puisiku

Rowan-ku padam pergi mengembara

Melihat dua Bidadari kembar

Betapa putih beningnya raga

Sehingga imanku mengalir terhambur

Kecantikannya seakan memperdayakan aku

Sampai-sampai aku tak bisa memilih

Kemana luka hati kan berlabuh

Membuka lembaran baru yang ku damba

Salah satunya mengingatkan aku

Ketika kulita Bidadari mandi di telaga

Kecantikannya hampir memalingkanku

Hm..., entah dimana dia sekarang

Jika itu adalah hanta

Hadir langsung di depan mata

Ku tentukan satu dari dua

Kan menjadi jodohku walau habis masa tua

(Mfar 16 Nopember 2009 : Bidadari Kembar)

Page 37: Kumpulan Puisi Puisiku

Kau dahulu pernah ada

Mengisi hariku dengan tangismu

Smua yang ada di dada

Kau curahkan kedalalm hatiku

Lahirkan sebiji rasa kagum

Buat pandanganku sedikit berpaling

Menumbuhkah kasih bertunas alam

Awal cinta dahulu terhalang

Kau memang seorang sahabat

Namun kau adalah setitik cahaya

Sirami lukaku yang menjadi obat

Menjadikanmu orang yang aku percaya

Bila suatu hati kelak

Disaat aku di ujung mati

Harapku ada yang beridi tegak

Menopangku di hatimu yang ku nanti

(Mfar 28 Nopember 2009 : Sahabat Yang Ku Harapkan)

Page 38: Kumpulan Puisi Puisiku

Izinkan aku menggenggam tanganmu

Biarkan aku membawamu kesurga

Kan ku perlihatkan kerajaan megah

Ku jadikan engkau ratu disana

Dan bila saatnya telah tiba

Ku bawakan padamu bulan bercampur madu manis

Cicipilah! Dan izinkan aku ikut mencicipinya

Berdua kita tiduri sang waktu

Biarkan aku tanggalkan sucimu dalam suciku

Letakkan mahkota indahmu di samping imanku

Hatimu dalam tubuhku serta namamu dalam hasratku

Biarkan aku menjadi kamu dan kamu menjadi aku

Ketahuilah hai jiwa yang pergi tuk kembali!

Engaku selimut untuk tubuhku

Aku pun jua selimut untuk nyawamu

Karena aku bersinar dan aku cahayanya

(Mfar 28 Nopember 2009 : Mencumbui Cinta)

Page 39: Kumpulan Puisi Puisiku

Aku masih disini

Menunggu kepastian yang tidak pasti

Aku pun masih ada disini

Menyambung asa cinta yang sejati

Walau lelah dan slalu mengeluh

Memeras keringat hati yang lemah

Walaupun hidup tinggal sedikit tersisah

Aku tetap berdiri disini memandang jauh

Menanti hadirmu kembali untuk melengkapi kisah

Memang ini amatlah berat

Namun aku sudah putuskan tuk mengikat

Satu-satunya impianku yang aku ingat

Mencintainya dengan tulus walau kadang luka sakit menyayat

Sejak dia hadir berwujud Bidadari berhati Malaikat

Begitu besarnya cintaku padanya

Tidak perduli dia perduli atau tidak

Walau itu amat perih aku terima

Tapi inilah perasaanku yang hanya sebatas mimpi

(Mfar 14 Desember 2009 : Masih Disini Menunggumu)

Page 40: Kumpulan Puisi Puisiku

Aku meniduri sang waktu

Merasakan nikmatnya saling menyatu

Tenggelam memeluk hadirnya mimpi

Melebur selamanya di alam sepi

Aku bercinta dan bercumbu

Lenyaplah smua masa kelabu

Kini aku sudah peristri

Satu janji sesudah mati

Madu ini terasa manis

Siang malam tiada habis

Walau kadang aku mendengar

Bisik tangis mendayuh menggelegar

Bersamanyalah surga duniaku adanya

Tiada terpisah untuk selamanya

Akupun menidurinya dengan nyanyian

Tidurku bersamanya bernama kematian

(Mfar 8 Januari 2010 : Menidurinya)

Page 41: Kumpulan Puisi Puisiku

Sewaktu nafas masih berhembus

Kau selalu melukai hati dengan pedan terhunus

Di saat Aku pun jadi mayat yang membusuk

Kau tetap membuatku sakit dan tertusuk

Tak puaskah Kau melukai hati sewaktu Ku hidup?

Sampai mati pun, kau ingin cintaku makin redup

Tak puaskah hatimu membuatku hidup terpuruk?

Sampai mati pun, tidurku kau selalu jadi mimpi buruk

Aku di sini ingin tidur dalam matiku yang tenang

Tak ingin bangun, berjalan dalam takdir yang malang

Aku di sini ingin memejamkan mata dengan nyeyak

Tak mau hidup dengan nafas cintaku yang sesak

Bebaskan Aku dari sakitnya cintamu

Lepaskan Aku dari perihnya bencimu

Aku ini tinggallah mayat, duhai kasih!

Tak inginkah kau membuatku tak lagi sedih?

(Mfar 15 Agustus 2008 : Matipun Kau Lukai)

Page 42: Kumpulan Puisi Puisiku

Antarlah daku kepembaringan

Iringilah dengan do‟a dalam ketenangan

Jangan sekali-kali dengan ratapan

Karena tak mungkin lagi kita bertatapan

Terangilah Aku dengan do‟a-do‟a bagus

Agar ada sinar di kain kafan yang membungkus

Sering-seringlah kalian ziarah kesini

Pasti Aku akan ingat kalian di sana

Aku memang mati dalam kehidupan

Tapi Aku tetap hidu dalam kematian

Aku memang pergi membawa semua impian

Tapi Aku selalu ada di setiap hati kalian

Lambaikanlah tangan sebagai perpisahan

Karena antara kita sudah ada pertemuan

Kan Ku ucapkan sebuah kalimat sebelum Ku pergi

“Selamat Tinggal, Sampai Berjumpa Lagi”

(Mfar 15 Agustus 2008 : Kepergianku)

Page 43: Kumpulan Puisi Puisiku

Dera air mata dalam nyata

Sungguh hidupKu ini tlah redup

Cinta yang dulu Ku miliki telah berlalu

Dia pergi dan takkan kembali lagi

Setaip arah cinta selalu ada darah

Nirwana hatiku tlah sirna

Di padamkannya surya agar Aku percaya

Bahwa dia pergi dan takkan kembali lagi

Aku menangis dalam sifatnya yang egois

Kini rasa suciku tlah jadi dosa

Tak bisa menerima terhimpit takdir yang pahit

Kalau dia pergi dan takkan kembali lagi

Lukaku padam tergali amat dalam

Bunga nan ayu yang Ku jaga baik sudah layu

Tak Ku sangka cintaku tlah jadi langka

Menerima dia pergi dan takkan kembali lagi

(Mfar 6 juli 2008 : Dia Tlah Pergi)

Page 44: Kumpulan Puisi Puisiku

Terukir indah nama di pahatan nisan

Membuat semua mata bertanya dalam lisan

Siapakah raga yang meninggalkan nama?

Raga yang mati muda, tidur untuk waktu yang lama

Kini semua pandangan tlah melihat

Sebuah nama di nisan putih yang terpahat

Tulisan nama yang selalu bercbicara

Demi pengorbanan cinta dengan segala cara

Aku lah sang Penguni Surga Jannatu Firdaus

Pemilik nama di nisan putih yang bagus

Aku lah nama yang hidup dalam percintaan

Pemilik cinta yang berakhir dengan kemantian

(MFAR 15 Agustus 2008 : Pemilik Nama di Nisan Putih)

Page 45: Kumpulan Puisi Puisiku

Aku bercerita tentang seorang sahabat

Sehembus nafas dalam hidup yang hebat

Acap kali kita berkumpul sambil bercerita

Tentang suka dalam senyum maupun duka dalam derita

Tiap detik waktu tlah kita lewati bersama

Melangkah dengan cinta dan sebuah nama

“Persahabatan Yang Selamanya Sejati”

Walau kadang tiap saat kita saling menyakiti

Pencarian ilmu tlah mengikat cinta kita

Setiap cinta sahabat kan jadi pelita

Penerang masa lalu dalam ketenangan

Membingkai indah dalam hubungan

Kematian tlah memutuskan seutas tali

Ak tak tahu apakah kita kan bertemi kembali

Relakan Aku pergi terbang tinggi kesurga

Biarlah sekolah ini jadi kenangan persahabatan kita yang terjaga

(MFAR 15 Agustus 2008 : Persahabatan Yang Selamanya Sejati)

Page 46: Kumpulan Puisi Puisiku

Ku goreskan pena tuk sebuah syair

Tapi yang ku tulis ada di atas air

Stiap kata mutiara sekejap terhapus

Seiring dengan asmaraku yang sudah pupus

Hanya dalam sebuah syair aku bercerita

Tentang jalan cintaku yang slalu menderita

Hm..., tapi aku bukanlah seorang pujangga

Menjadikan hati kekasihku seakan di surga

Syairku bergoreskan hati yang sedih

Karna rasaku sakit amat perih

Syairku berbuahkan hidup yang kecewa

Slalu jadi mayat hidup tanpa nyawa

Hanya dalam sebuah syair yang mewakili

Cinta yang bersinar dan redup di Tanah Kaili

Stiap syair hanya untuk dia, 19 September

Yang ku tulis di pinggir pantasi Pulau Sanger

(Mfar 11 Juli 2008 : Syair Yang Terhapus)

Page 47: Kumpulan Puisi Puisiku

Setiap saat aku jejaki kota ini

Kegelisahan dalam hati yang stiap menemani

Hancurnya masa depanku berawal dari sini

Smua masalah yang slama ini amat sangat sabar ku jalani

Kerasnya taqdir sudah ku nikmati

Mungkin akan ku bawa sampai mati

Stiap saat aku slalu mengamati

Selangkah demi selangkah cobaan yang ku lewati

Di kota ini aku hanya ingin mencari

Sebuah cinta dan cita-cita yang seterang mentari

Namun kesedihanku terus saja menari

Di atasku yang slalu menyendiri

Entah sampai kapan air mata ini membanjiri pipi

Aku seakan berada di dalam gunung berapi

Aku berharap deritaku ini hanyalah sebuah mimpi

Saat aku tidur berselimut sepi

(Mfar 17 Juli 2008 : Kota Penuh Cobaan)

Page 48: Kumpulan Puisi Puisiku

Ingatkah kau sewaktu aku masih hidup?

Menjadi pengagummu yang tertutup

Sekarang aku telah jadi bangkai yang tak punya arti

Bisakah kau jadikan ragaku itu berarti?

Dulu sewaktu nafas masih berhembus

Janjiku padamu tak sempat tertebus

Sekarang raga dan ruhku tak lagi bersatu

Masihkah kau menagih janji itu?

Sewaktu aku masih ada hanya untukmu

Aku slalu menuruti kemauanmu

Sekarang aku sudah terbaring kaku

Merasakah aku kehilangannku?

Kala itu aku hidupkan malam Tahajjud

Ku selimuti hatimu dengan do‟a dalam sujud

Sekarang aku tidur untuk selamanya

Adakah do‟a untukku yang kau punya?

(Mfar 23 Juli 2008 : Pertanyaanku Sesudah Mati)

Page 49: Kumpulan Puisi Puisiku

Mungkin cinta yang tumbuh dalam hati

Seperti pada yang di tanam di bumi

Merunduk tuk mengormati

Bukan berdiri tuk menggurui

Namun cinta juga bisa membuat kita mati

Tapi tumbuh dalam hidup yang tak berisi

Kita ibarat petani yang menanami

Tapi sepanjang hari kita kan selalu merugi

Cinta itu bisa jadi perisai

Bila yang menjaganya baik tuk menemani

Cinta pun indah tuk sebuah karya seni

Bila penanya bagus tuk memiliki

Cinta itu tajam seperti duri

Menurusk perasaan dalam diri

Tapi ia pun bisa jadi yang sejati

Bila kesetiaan ada dalam hati

(Mfar 19 September 2008 : Tentang Cinta)

Page 50: Kumpulan Puisi Puisiku

Mulianya umurmu di bulan penuh berkah ini

Yang menghiasi nafas dengan ibadah suci

Ku peruntuhkan sebuah do‟a dalam senyummu

Smoga lebih dewasa lagi dalam hatimu

Tak ada pelangi di hari yang cerah ini

Bintang pun tak ada yang menghiasi

Namun ada memori yang mebingkai indah disini

Ucapan Selamat Ulang Tahun yang ku tanam dalam hati

Ku pacu langkah demi sebuah harapan

Dengan gundah gulana dalam ratapan

Berharap harga sehembus nafas masa lalu

Semoga panjang umur dan sehat selalu

Kusediakan permadani dalam mimpi

Sebuah syair yang tertuang dalam puisi

Inilah perasaanku yang kau halang

Abadi dalam kenangan yang hilang

(Mfar 19 September 2008 : Sebuah Ulang Tahun)

Page 51: Kumpulan Puisi Puisiku

Dalam semilir angin aku menari

Tanpa ada cinta yang menemani

Aku menari di atas bara api yang membara

Membakar smua kecewa yang tiada tara

Aku pun menyanyikan lagu kesedihan

Tetesan air mataku banjir dalam kesepian

Hatiku renyuh dan hancur berantakan

Tenggelam dalam tanah pemakaman

Aku hidup bersama bintang hati yang berkaca

Merayap dalam tangis yang tak mudah di baca

Aku tersesat dalam jalan cinta yang nyata

Slalu menerima kenyataan yang ada

Tubuhku di hujani duri kecewa dalam percintaan

Tak terhingga sakitnya yang ku rasakan

Abadi dalam keputus asaan yang begitu perih

Dan menjadi kenangan hidup yang sangat pedih

(Mfar 6 Oktober 2008 : Kekecewaanku)

Page 52: Kumpulan Puisi Puisiku

Bila hati sedang gundah gulana

Karena di rundung sial pergi berkelana

Adakah kau sempat jadi nirwana?

Agar cintaku sedikit punya makna

Bila air mata banjir di pipi

Karena perjalanan seakan tak bertepi

Adakah lelahku tuk berkorban kau tutupi?

Agar harapanku nyata tak berselimut mimpi

Bila langkah tak sempat tuk selamat

Karena raga rentah di usia muda yang mengikat

Adakah kau di sampingku tuk mengajariku syahadat?

Agar nafasku yang singkat sempat bertaubat

Bila ajalpun datang tuk bertamu

Karena sudah waktunya berpisah denganmu

Adakah kau hadir terakhir kalinya tuk bertemu?

Agar aku bisa bersyukur telah mengenalmu

(Mfar 19 Oktober 2008 : Bila)

Page 53: Kumpulan Puisi Puisiku

Tlah habis lembaran buku tuk menulis

Mengadu sejuta sedih yang tiada putus

Kata-kata bermutiarakan tangis

Terpahat sederhana di atas kertas

Sudah patah pena yang ku punya

Tuk sebuah ungkapan di dalamnya

Menghiasi bait-bait puisi dengan apa adanya

Biar jadi sejarahku tuk selamanya

Tak ada lagi halaman tuk singgah

Mengeluarkan api dalam amarah

Terbakar kecewa yang ada di sgala arah

Akan rasa cinta yang berkurang tak bertambah

(Mfar 22 Oktober 2012 : Sudah Tidak Ada Lagi)

Page 54: Kumpulan Puisi Puisiku

Sebelum denyut jantung terheti

Dan sgala hidup yang ada tertutupi

Pinjamkan padaku nafas jiwa suci

Agar jalanku tak membawa sepi

Sebelum lisanku diam membisu

Dengarkanlah pintahku padamu

Walaupun dua mata angin berganti waktu

Bawalah dia sekarang padaku

Sebelum cahaya padam tak berbekas

Sungguh, dialah pelitaku dari Yang di Atas

Memberiku arah tujuan hidup yang luas

Dan menghiasi masa depanku yang tak terbatas

Sebelum semuanya berakhir tak punya makna

Hadirkanlah padaku cinta yang sempurna

Agar aku tenang terbang kenirwana

Dan kau akan ku tunggu dengan sabar disana

(Mfar 22 Oktober 2008 : Permintaan Terakhir)

Page 55: Kumpulan Puisi Puisiku

Dunia seakan tak punya wajah

Darah bercucuran di semua arah

Nafas hilang tak tahu rimba

Semua mudah tuk di adu domba

Kekejaman terus merajai zaman

Seakan selangkah pun jalan tak aman

Pembunuhan ada di stiap sudut bumi

Seakan kejahatan tak habis di basmi

Inilah awal berakhirnya sebuah peradaban

Nyawa sudah mudah di hilangkan

Uangpun bak menggantikan Tuhan

Di kejar walau dalam kesusahan

Entah kapan semua ini berakhir

Di saat terasingnya kaum yang berdzikir

Di saat kebaikan sudah lama berlalu

Ia tlah hilang di makan waktu

(Mfar 19 November 2008 : Kehancuran Zaman)

Page 56: Kumpulan Puisi Puisiku

Minggu 26 Desember 2004

Hindia surut mengering

Hindia mengamuk dalam Perintah

Hindia tuliskan bencana dalam sejarah

Minggu 26 Desember 2004

Ombak besar mengepung segenap jiwa

Maut renggut puluhan ribu nyawa

Hilang seketika dalam sesal dan kecewa

Minggu 26 Desember 2004

Mayat-mayat berserakan di bumi

Semua arah seperti tempat yang mati

Hanya tangis dam ketakutan yang tersimpan di hati

Minggun 24 Desember 2004

Semuanya hancur berantakan

Tinggal puing-puing yang berserakan

Yang kini jadi saksi bisu sebuah sejarah

(Mfar 26 Desember 2008 : Tsunami)

Page 57: Kumpulan Puisi Puisiku

TENTANG PENULIS

Nama penulis adalah Faisal Rahman Abdurrahim. Lahir di

Bulubete 2 Februari 1992 M atau pada tanggal 27 Rajab 1412 H.

Kegiatan keseharian penulis adalah sebagai mahasiswa di STAIN

Datokarama Palu dan menjadi kader di beberapa organisasi di luar

kampus. Baik itu organisasi yang berbasis Islam mau pun yang berbasis

Nasionalisme.

Cita-cita penulis adalah ingin menjadi seorang penulis yang

betul-betul bisa menjadi refrensi bagi penulis-panulis lain. Terutama di

bidang Kristologi karena penulis sedang menekuni bidang perbandingan

agama ini sebagai bekal menuju kebenaran Islam di atas semua agama-agama yang mengaku

benar dengan ajarannya tersebut.

Selain menulis dan bergabung dengan berbagai organisasi, penulis juga mendalami

tentang IT (Teknologi Informatika) secara autodidak karena berhubungan dengan Jurusan

Dakwah Penyiaran Islam yang di ambil penulis selama kuliah di STAIN. Ingin membuat

jaringan dunia maya itu sebagai ladang dakwah yang Insya Allah dapat memperlihatkan

ISLAM itu adalah sebuah agama dan satu-satunya jalan keselamatan bagi umat manusia.

Mimpi penulis dalam dunia kepenulisan adalah bertemu dengan penulis idolanya

yaitu Adnan Ocktar atau di kenal sebagai Harun Yahya. Seorang penulis yang sangat

profesional di bidangnya. Dan juga ingin bertemu dengan tokoh-tokoh Kristogi di antaranya

adalah DR. M. Yahya Waloni, Ustadz Syamsul Arifin Nababan, Lc, Ustadz H. Insan LS

Mokoginta. Kristolog dunia yaitu Dr. Zakir Abdulkariem Naik yang berasal dari India dan

Almarhum Syekh Ahmed Hoosen Deedat dari Afrika Selatan, semoga keselamatan tetap

tercurahkan kepada beliau, amin.

Ingin mempersunting seorang Bidadari yang sangat di cintai untuk

menyempurnakan sebagian agama di Sisi Allah. Menjadikannya cinta yang halal untuk di

cintai merupakan salah tujuan utama penulis dalam menggapai cita-cita setinggi bintang di

langit. Karena hanya Bidadari itu yang di pilih penulis untuk mengisi kekosongan hati yang

telah lama di tinggal pergi olehnya ( mungkin dalam hati sana sudah berdebu ) . Semoga

dia selalu dalam Lindungan Allah Azza Wa Jalla, Amin Yaa Rabbal Alamin.

Kritik Dan Saran :

Facebook : [email protected]

Email : [email protected]

Blog : http://www.mfar-abdurrahim.blogspot.com

Page 58: Kumpulan Puisi Puisiku

RIWAYAT PENDIDIKAN

Pada tahun 1998 untuk pertama kalinya penulis menimbah ilmu di bangku

pendidikan. Pendidikan pertama penulis dapatkan di SD Negeri Bulubete sampai pada tahun

2004. Penulis tidak pernah masuk di Sekolah TK ( Taman Kanak-kanak ) seperti teman-

teman saat itu karena penulis hidup dan besar di area perkebunan para petani yang cukup jauh

dari keramaian masyarakat. Semua itu tidak menjadi penghalang untuk penulis dalam hal

mengejar cita-citanya, selama tinggal di kebun, Ibu Penulis yang Tercinta membelikan alat

tulis menulis berupa buku dan polpen. Karena ala bisa karena biasa itulah, menulis di jadikan

sebagai sebuah hobi yang menyenangkan sekali. Penulis banyak membaca buku di

perpustakaan sekolah yang saat itu masih sangat sederhana sekali. Buku yang sangat di

gemari penulis adalah Buku Pendidikan Agama di samping dengan Buku-buku yang lain. Di

kelas 4 SD, Penulis di angkat menjadi ketua kelas sampai tamat dan mulai pada kelas 5 SD

sampai tamat pula, menjadi kewajiban penulis untuk memimpin ucapara setiap hari senin.

Pada tahun 2004, penulis masuk di sekolah menengah yang tidak jauh dari rumah

yaitu SMP Negeri 3 Dolo Bulubete. Di sekolah inilah di mulainya masa-masa ABG bagi

penulis sebagai bekal utama dalam mencari jati diri dimasa dewasa kelak. Disini, penulis

banyak mengukir prestasi walaupun tidak ada pengresmian atas prestasi tersebut tetapi

prestasi tersebut cukup di akui oleh kawan atau pun lawan dalam kelas.

Di kelas VIII, pertama kalinya penulis bertemu dengan seseorang yang selama ini

menjadi inspirasi penulis untuk menulis dan meraih cita-cita yang di impikan. Seorang yang

sudah banyak mengajarkan penulis tentang sebuah hal yang patut di pertahankan hakikatnya

dalam hati. Seorang yang menguatkan penulis belajar dengan giat agar bisa mendapatkan

perhatiannya dan alhamdulillah di kelas ujian saat semester I dan II penulis berhasil menjadi

bintang kelas dan semua itu penulis persembahkan kepada kedua orang tua yang selalu

mendo‟akan dan spesilanya untuk seseorang yang telah menjadi bagian dari Ruh dalam hati

penulis. Semoga lindungan Allah Azza Wa Jalla selalu tercurahkan kepadanya.

Hobi menulis ini berawal dari pemberian buku dan polpen oleh Ibu dan hobi tersebut

di kembangkan penulis di SMP ini sejak mengenal masa-masa ABG. Hal itu berawal dari

tulisan-tulisan pribadi tentang seseorang yang selama ini menjadi inspirasi bagi penulis. Hal

itu terus berkembang dengan banyak membaca buku-buku yang bernafaskan tentang agama

Islam ini sampai dengan buku-buku tentang perbandingan agama.

Tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikannya di Yayasan Pendidikan Islam

Amaliah Palu. Namun karena suatu hal penulis hanya bertahan satu semester saja dan pada

semester kedua panulis bersekolah di Yayasan Al-Khairaat Pusat Palu tetapi penulis hanya

bertahan satu semester juga. Hal itu di karena sebuah problem pribadi yang sangat rumit

sekali sebagai seorang ABG yang masih labil terhadap suatu komitmen yang di bangun

bersama si pemberi inspirasi tersebut. Pertengahan tahun 2008 penulis harus mengikuti

perkataan orang tua untuk sekolah di kampung lagi, walaupun keputusan tersebut amat sangat

berat untuk di terima tetapi penulis tidak bisa berbuat apa-apa.

Page 59: Kumpulan Puisi Puisiku

Akhirnya sekolah SMA ketiga ada di SMA N 1 Dolo Rogo, kelas jauh Dolo Selatan.

Sekolah yang masih satu tahun lebih di buka dan penulis adalah angkatan yang kedua.

Gedung sekolah tersebut merupakan bekas dari gedung madrasah ibda‟iyah yang keadaanya

sungguh memprihatinkan. Penulis tidak bisa berbuat apa-apa dengan semua itu, penulis harus

berjuang keras untuk tetap sekolah walaupun hampir tiap hari pergi dan pulang sekolah

dengan berjalan kaki dengan waktu tempuh kurang dari satu jam. Sebenarnya ada alternatif

lain untuk cepat kesekolah yaitu dengan berkendara tetapi penulis adalah salah satu dari

manusia yang di tumbuhi oleh kekurangan yang tidak di miliki oleh oran lain, yaitu penulis

adalah orang yang cacat untuk berkendara. Sekali pun penulis cacat, semua itu tidak

menyurutkan niat penulis untuk menggapai cita da cintanya, amin.

Akhirnya pada tahun 2010, penulis menghadapi UN di sekolah induk yaitu di SMA

Negeri 2 Dolo Rarampadende yang terletak di kecamatan tetangga. Namun sayangnya

penulis tidak lulus dalam UN ini sehingga harus mengikuti Ujian Pengulangan dan penulis

merupakan salah satu dari dua orang siswa yang mengulang semua mata pelajaran yang di

Ujiankan saat itu. Alhamdulillah saat Ujian Pengulangan tersebut penulis lulus.

Di tahun yang sama penulis memutuskan untuk kuliah di Modern College Palu

jurusan Komputer dan Administrasi Perkantoran selama setahun. Di kampus inilah penulis

belajar dasar-dasar tentang ilmu komputer sehingga setelah lulus dari disini penulis

mengembakan sendiri pengetahuan yang di dapatkan selama belajar disana. Dan di kampus

ini pulalah penulis pertama kalinya belajar tentang perbandingan agama karena suatu hari

penulis membaca sebuah Ebook tentang dialog KH. Bahaudin Mudhary dengan seorang

Kristen.

Setelah lulus pada tahun 2011 dari Modern College, penulis melanjutkan kuliah di

STAIN Datokarama Palu. Sebelumya penulis merasa bingung untuk melanjutkan kuliah yaitu

di antara STAIN Datokarama Palu atau STIMIK Adhiguna Palu tetapi alhamdulillah setelah

meminta pendapat salah seorang teman dekat, penulis memutuskan untuk kuliah di STAIN

Datokarama Palu dan lulus di jurusan Dakwah Komunikasi Penyiaran Islam hingga saat ini.

Page 60: Kumpulan Puisi Puisiku

٢ ١٩٩٢ / ٢ ١٤١٢

THE END