Kumpulan Miskonsepsi
-
Upload
desy-kriswintari -
Category
Documents
-
view
281 -
download
5
description
Transcript of Kumpulan Miskonsepsi
ASAM BASA
1. Miskonsepsi dalam penentuan pH larutan yang sangat encer..,misalnya
larutan HCl dengan konsentrasi 10-7 – 10-9
2. Miskonsepsi dalam penentuan pH larutan yang sangat pekat..,misalnya
larutan HCl dengan konsentrasi 10 M.
Mayoritas menjawab bahwa pH HCl dengan konsentrasi 10M adalah –
l.,padahal untuk larutan yang memiliki konsentrasi ion H+ l>1M, maka pH
larutannya = 0, sebaliknya larutan yang memiliki konsentrasi ion OH- >1,
maka POH larutannya = 0 atau pH larutannya = 14.
3. Asam kuat yang memiliki konsentrasi sama namun volumenya berbeda
maka pH dari asam tersebut akan berbeda. Dalam hal ini larutan dengan
volume yang lebih kecil dianggap memiliki pH yang lebih kecil pula.
4. Basa kuat yang memiliki konsentrasi sama namun volumenya berbeda maka
pH dari basa tersebut akan berbeda. Dalam hal ini larutan dengan volume
yang lebih kecil dianggap memiliki pH yang lebih kecil pula.
5. Penambahan air pada larutan asam lemah akan memperkecil pH larutan
tersebut.
6. Penambahan air pada larutan basa lemah akan memperbesar pH larutan
tersebut.
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
a. Siswa sering mengalami kesulitan dalam menentukan reaksi antara asam
lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam
konjugasinya
b. Siswa beranggapan bahwa komponen mol penyangga tidak berpengaruh
Jawabana. Ketika siswa diberikan contoh soal. Misalnya :
Sebanyak 100 mL CH3COOH 0,3 M dicampur dengan 100 mL Ba(OH)2
0,1 M, tentukan komponen buffer, hitung pH campuran (ka CH3COOH =
10-5)
Jawab:
1
2 CH3COOH + Ba(OH)2 Ba(CH3COO)2 + 2 H2O + CH3COOH
sisa
100ml, 0,3 M 100mL, 0,1M
m: 30 mmol 10 mmol
b : 20 10
s : 10 0 10
pH campuran ditentukan dari [CH3COOH] dan [Ba(CH3COO)2]
Tetapi [Ba(CH3COO)2] yang berpengaruh adalah [CH3COO-] karena Ba2+
dengan air tidak bereaksi (dalam air tetap berupa ion Ba2+).
komponen buffer : CH3COOH dan CH3COO- (dari Ba(CH3COO)2)
asam lemah basa konjugasi
Ba(CH3COO)2 Ba2+ + 2 CH3COO-
10 mmol 20 mmol
system buffer (kesetimbangan buffer)
CH3COOH H+ + CH3COO-
10 mmol 20 mmol
H+¿=ka. [CH ¿¿3 COOH ] sisa
¿¿ ¿ ¿
H+¿=10−5. 10
20=5 . 10−6¿ pH = 6 – log 5
Dalam hal ini siswa sering mereaksikan antara CH3COOH dengan
Ba(CH3COO)2, padahal komponen buffer : CH3COOH (asam lemah) dan
CH3COO- sebagai basa konjugasi (dari Ba(CH3COO)2)
b. Banyak siswa yang beranggapan bahwa komponen mol penyangga tidak
berpengaruh, padahal semakin banyak jumlah mol komponen penyangga,
semakin besar kemampuannya untuk mempertahankan pH.
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.
1. Miskonsepsi pada tingkat definisi konsep
Contohnya :
a) Larutan merupakan carnpuran suatu zat dengan air
2
b) Jika Qc < Ksp = larutan belum jenuh (banyak yang menafsirkan bahwa
larutan belum jenuh itu akan terbentuk apabila jumlah zat terlarut
lebih sedikit daripada jumlah pelarut.)
c) Jika Qc = Ksp = larutan tepat jenuh. Banyak yang menafsirkan bahwa
Qc itu merupakan jumlah pelarut dan Ksp itu sebagai jumlah zat
terlarut. Contohnya jika 1000 g gula dicampurkan pada 1000 mL air
maka akan terbentuk larutan jenuh.
d) larutan jenuh adalah larutan dimana kedalam larutan tersebut tidak
dapat dimasukan lagi zat terlarut.
e) yang mengalami kesetimbangan adalah zat terlarut dengan pelarut,
f) Jika Qc > Ksp = larutan lewat jenuh banyak yang beranggapan bahwa
larutan lewat jenuh itu terbentuk ketika kedalam larutan jenuh
dimasukkan secara terus menerus zat terlarut maka akan terbentuk
larutan lewat jenuh
g) Jika Kip > Ksp, larutan lewat jenuh (terjadi endapan)”.Pernyataan ini
memberikan gambaran bahwa salah satu indikasi terbentuknya
larutan lewat jenuh adalah dengan terbentuknya endapan.
h) Ksp larutan adalah perkalian mol reaktan
2. miskonsepsi pada tingkat ciri konsep
Contohnya :
a) larutan selalu encer
b) kelarutan terjadi pada larutan lewat jenuh,
3. miskonsepsi pada tingkat aplikasi konsep
Contohnya : `
a) adanya ion senama tidak berpengaruh terhadap harga kelarutan,
dan ion senama tidak berpengaruh terhadap kesetimbangan,
b) pH tidak mempunyai hubungan dengan konsentrasi ion-ion dalam
larutan,
Jawaban
1. Miskonsepsi yang sering terjadi pada siswa pada tingkat definisi konsep :
a. Siswa banyak yang beranggapan bahwa larutan rnerupakan
carnpuran suatu zat dengan air. Padahal definisi yang sebenarnya
3
Larutan adalah campuran yang terdiri atas zat yang dilarutkan
(solut) dan pelarut (solven). Contohnya CaF2 larut dalam larutan
CaCl2, bijih tembaga dan nikel sulfida dapat larut dengan asam kuat
b. Jika Qc < Ksp = larutan belum jenuh (banyak yang menafsirkan
bahwa larutan belum jenuh itu akan terbentuk apabila jumlah zat
terlarut lebih sedikit daripada jumlah pelarut.) Mereka sering
memberikan contoh larutan belum jenuh yaitu : “ke dalam 1000 mL
air dimasukan gula dengan jumlah berapa pun asalkan jumlahnya
tidak sama dengan atau melebihi 1000 mL.” Padahal definisi yang
sebenarnya dari Qc < Ksp (larutan belum jenuh) adalah larutan yang
memiliki jumlah zat terlarut lebih sedikit daripada jumlah
maksimum zat yang dapat larut dalam suatu pelarut tertentu dan
dalam kondisi tertentu. Larutan belum jenuh ini dapat diidentifikasi
salah satunya dengan menambahkan zat terlarut pada larutan tersebut,
apabila larutan itu masih dapat melarutkan seluruh zat terlarut yang
ditambahkan, maka larutan yang diidentifikasi tersebut merupakan
larutan belum jenuh. Bila suatu larutan mengandung zat terlarut
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh, maka
dikatakan larutan belum jenuh. Misalnya bila 20 g NaCl dalam 100 mL
air pada 00C. Suatu larutan belum jenuh masih bisa melarutkan lebih
banyak solut, dalam hal ini penambahan 15,7 g NaCl dapat dilarutkan
dalam 100 mL air. (Bready, 2000:168)
c. Jika Qc = Ksp = larutan tepat jenuh. Miskonsepsi yang sering terjadi
yaitu pada pemahaman cara atau bagaimana larutan jenuh tersebut
terbentuk, Salah satu contoh yang diberikan tentang bagaimana larutan
jenuh terbentuk : “ 1000 g gula dicampurkan pada 1000 mL air maka
akan terbentuk larutan jenuh “. Pemahaman seperti ini memberikan
gambaran bahwa pemahaman terhadap suatu ungkapan itu sangat
penting, banyak yang menafsirkan bahwa Qc itu merupakan jumlah
pelarut dan Ksp itu sebagai jumlah zat terlarut. Padahal makna yang
sebenarnya (Qc) merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion yang
dicampurkan sedangkan Ksp adalah batas maksimal hasil kali
4
konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh elektrolit yang sukar larut
dalam air.
d. Larutan jenuh adalah larutan dimana ke dalam larutan tersebut
tidak dapat dimasukan lagi zat terlarut. Padahal definisi dari Larutan
jenuh adalah larutan yang memiliki zat terlarut dalam larutan sama
dengan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam pelarut
tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. Untuk mengidentifikasi
larutan jenuh ini salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan
menambahkan zat terlarut ke dalam larutan tersebut, apabila
penambahan zat terlarut ini menyebabkan terbentuknya endapan,
maka larutan tersebut disebut larutan jenuh. Dalam beberapa hal, ada
batas dari jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut
dan pada kondisi tertentu. Misalnya bila kita tambahkan natrium
klorida pada 100 mL air pada 00C hanya 36 g yang akan larut,
berapapun jumlah garam yang dimasukan. Kelebihan NaCl-nya akan
mengendap pada dasar wadah. Suatu larutan yang mengandung zat
terlarut dan mengadakan kesetimbangan dengan zat terlarut padatnya
disebut larutan jenuh dan jumlah zat terlarut yang larut dalam larutan
jenuh dinamakan kelarutan zat tersebut sehingga kelarutan NaCl dalam
air pada suhu 00C adalah 36 g dalam 100 mL air. Berarti untuk
kelarutan harus selalu dikaitkan dengan keadaannya (temperatur).
(Bready,2000:168)
e. Siswa menganggap bahwa yang mengalami kesetimbangan itu adalah
zat terlarut dengan pelarut, padahal yang mengalami kesetimbangan
adalah zat terlarut yang larut dengan zat terlarut yang mengendap.
Pada keadaan jenuh terjadi kesetimbangan dinamis antara zat terlarut
yang larut dan zat terlarut yang mengendap, dalam hal ini laju antara
zat terlarut yang larut dan zat terlarut yang mengendap lajunya adalah
sama.
f. Jika Qc > Ksp = larutan lewat jenuh banyak yang beranggapan bahwa
larutan lewat jenuh itu terbentuk ketika ke dalam larutan jenuh
dimasukkan secara terus menerus zat terlarut maka akan terbentuk
5
larutan lewat jenuh. Padahal definisi dari larutan lewat jenuh
merupakan larutan yang memiliki jumlah zat terlarut lebih banyak
daripada jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam
pelarut dan dalam kondisi tertentu. Larutan lewat jenuh menunjukan
keadaan yang tidak stabil, sebab larutan mengandung zat terlarut yang
jumlahnya melebihi konsentrasi kesetimbangannya. Larutan lewat
jenuh umumnya terjadi jika larutan yang sudah melebihi jenuh pada
suhu tinggi diturunkan sampai mendekati suhu awal. Misalnya natrium
asetat, CH3COONa dapat dengan mudah membentuk larutan lewat
jenuh. Pada suhu 200C, kelarutan Natrium asetat mencapai 45,6 gram
per 100 gram air. Pada 600C garam asetat mencapai jenuh dalam 100
gram air sebanyak 80 gram air.Apabila larutan jenuh natrium asetat
pada 600C didinginkan sampai 200C tanpa diguncang atau diaduk,
maka kelebihan natrium asetat masih berada dalam larutan. Keadaan
lewat jenuh ini bisa dipertahankan selama tidak ada inti yang dapat
mengawali rekristalisasi. Jika sejumlah kecil Kristal natrium asetat
ditambahkan maka rekristalisasi segera berlangsung hingga dicapai
keadaan jenuh. (Yayan sunarya,2007:138)
g. Jika Kip > Ksp, larutan lewat jenuh (terjadi endapan)”.Pernyataan
ini memberikan gambaran bahwa salah satu indikasi terbentuknya
larutan lewat jenuh adalah dengan terbentuknya endapan. Padahal
larutan lewat jenuh tersebut terbentuk apabila suatu larutan jenuh
yang dipanaskan kemudian dikembalikan pada keadaan awal dan
dalam larutan tersebut tidak terjadi endapan. Hal lain yang jarang
diperhatikan adalah terkait kondisi, jadi pada sebagian buku
memberikan gambaran tentang larutan tersebut tanpa menyertakan
kondisi, sehingga dari sini akan bermunculan miskonsepsi.
h. Siswa banyak yang beranggapan bahwa Ksp larutan adalah
perkalian mol reaktan. Padahal Ksp adalah hasil kali konsentrasi
ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah
masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut
persamaan ionisasinya. Harga kelarutan dan hasil kali kelarutan pada
6
senyawa AxBy. Secara umum, jika larutan jenuh dari senyawa ion
AxBy mempunyai kelarutan M, maka senyawa tersebut akan terionisasi
dalam air. Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut.:
Jika harga kelarutan s dari senyawa AxBy sebesar s M, maka dapat
ditentukan besar konsentrasi ion Ay+ dan ion Bx– sebagai berikut.
Dari persamaan di atas, diperoleh besar harga Ksp, yaitu:
2. miskonsepsi pada tingkat ciri konsep
Contohnya :
a) Miskonsepsi yang sering terjadi yaitu siswa banyak yang
beranggapan bahwa larutan selalu encer. Padahal ada juga larutan
yang tidak encer. Misalnya larutan HCl 5M. Larutan dengan
konsentrasi seperti itu disebut larutan pekat.
b) Miskonsepsi yang sering terjadi yaitu Siswa menganggap kelarutan
terjadi pada larutan lewat jenuh Padahal kelarutan adalah nilai
konsentrasi maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat dalam
larutan. Jadi, kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah
maksimum zat yang dapat larut dalam larutan jenuh. Selain bergantung
pada jumlah zat yang dapat larut, kelarutan juga bergantung pada jenis
zat pelarutnya. Natrium klorida yang mudah larut dalam air, ternyata
sukar larut dalam pelarut benzena.
3. miskonsepsi pada tingkat aplikasi konsep
Contohnya : `
a) siswa beranggapan bahwa adanya ion sejenis tidak berpengaruh
terhadap harga kelarutan, dan ion sejenis tidak berpengaruh
terhadap kesetimbangan, Padahal penambahan ion sejenis misalnya
7
(Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri
menyebabkan kelarutan AgCl berkurang, tetapi tidak mempengaruhi
harga tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah. Atau
penambahan ion sejenis akan menurunkan kelarutan (sukar larut).
Contohnya.
Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, akan terbentuk reaksi
kesetimbangan, yaitu:
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi
ion Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion
Ag . Reaksi yang terjadi yaitu:
penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke
kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang,
tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika
suhu tidak berubah. Atau penambahan ion sejenis akan menurunkan
kelarutan (sukar larut).
Kelarutan Ca(OH)2 dengan Penambahan CaCl2
Gambar 1 menjelaskan level mikroskopik pada sistem
kesetimbangan larutan jenuh Ca(OH)2 akibat pengaruh adanya
ion senama. Ion Ca2+ digambarkan dengan warna kuning, ion OH -
digambarkan dengan satu atom oksigen yang berwarna merah
mengikat satu atom hidrogen yang berwarna putih. Padatan
Ca(OH)2 digambarkan dengan tiga atom Ca mengikat enam
molekul OH. Ion senama digambarkan dengan atom Ca yang
diberi tanda panah. Dengan adanya ion senama ini, konsentrasi
Ca2+ di dalam larutan menjadi bertambah sehingga akan bereakasi
dengan ion OH- membentuk padatan Ca(OH)2. Hal ini
menunjukkan bahwa ion senama dapat memperkecil kelarutan
zat.
8
b) siswa beranggapan bahwa pH tidak mempunyai hubungan dengan
konsentrasi ion-ion dalam larutan, Padahal tingkat keasaman dan
kebasaan larutan akan mempengaruhi kelarutan suatu senyawa.
Larutan yang bersifat asam akan mudah larut dalam larutan yang
bersifat basa, begitu pula sebaliknya. Harga pH sering digunakan
untuk menghitung Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya, harga
Ksp suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan
Beberapa zat padat hanya sedikit larut dalam air, tetapi sangat larut
dalam larutan asam. Sebagai contoh, bijih tembaga dan nikel sulfida
dapat larut dengan asam kuat. Hal ini sangat membantu terjadinya
pemisahan dan pengambilan logam dari unsurnya. Pengaruh pH
terhadap kelarutan ditunjukkan secara dramatis, misalnya kerusakan
pada relief yang disebabkan oleh pengendapan asam.
Contohnya :
Jika ke dalam larutan garam yang mengandung anion dari asam
lemah ditambahkan H+ dari asam kuat, maka anion dari asam
lemah tersebut akan bereaksi dengan H+ yang ditambahkan. Hal
ini terjadi karena anion dari asam lemah merupakan basa
konjugasi yang kuat. Akibatnya anion dari asam lemah tersebut
akan bereaksi dengan H+, sehingga kelarutan dari senyawa
tersebut bertambah. Hal ini dapat diterangkan dengan azas
LeChatelier, jika ke dalam larutan jenuh CaCO3 ditambahkan H+
dari asam kuat, maka CO32- yang merupakan anion dari asam
lemah akan bereaksi dengan H+ yang ditambahkan membentuk
H2CO3. Asam karbonat, H2CO3 tersebut akan terurai menjadi H2O
dan CO2, sehingga konsentrasi CO32- yang terdapat di dalam
larutan berkurang, sehingga arah kesetimbangan bergeser ke arah
pembentukan ion-ionnya. Akibatnya kelarutan CaCO3 bertambah.
Reaksi kesetimbangan dalam larutan jenuh CaCO3 dapat
dituliskan sebagai berikut.
9
Gambar 2 Representasi simbolik yang menjelaskan level
mikroskopik pada sistem kesetimbangan larutan jenuh Ca(OH)2
akibat pengaruh pH dengan adanya penambahan asam. Ion Ca 2+
digambarkan dengan warna kuning, ion OH- digambarkan dengan
satu atom oksigen yang berwarna merah mengikat satu atom
hidrogen yang berwarna putih. Padatan Ca(OH)2 digambarkan
dengan tiga atom Ca mengikat 6 molekul OH. Ion H+ digambarkan
dengan atom H yang berwarna putih yang diberi tanda panah. Ion H +
ini akan bereaksi dengan ion OH- membentuk molekul air sehingga
memperbesar kelarutan Ca(OH)2
10