Kumpulan Materi Perkuliahan Manajemen Operasi
-
Upload
manajemensatujaya -
Category
Documents
-
view
97 -
download
4
description
Transcript of Kumpulan Materi Perkuliahan Manajemen Operasi
MANAJEMEN OPERASI
KUMPULAN MATERI PERKULIAHAN
DOSEN : ERI NOVARI, SE.,MM.
A. PENGERTIAN MANAJEMEN OPERASI
Menurut Fogarty Manajemen Produksi dan Operasi adalah sebagai suatu proses yang
berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan
berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Manajemen Produksi dan Operasi secara umum merupakan suatu kegiatan yang
berhubungan dengan penciptaan/pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui proses
transformasi dari masukan sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. (Eddy
Herjanto, 1999).
B. JENIS ORGANISASI DALAM KEGIATAN OPERASI
Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam
pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan
organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti
perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi.
Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus
mampu membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran (outputs), serta
mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki.
Agar kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat lebih efektif, maka para manajer
harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu mengendalikan dan
mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas. Manajer produksi dan operasi harus
dapat merencanakan secara efektif penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas,
memperkirakan dampak pada sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari
rencana.
Rencana tidak harus selalu diikuti ketidak tepatan peramalan atau prakiraan penjualan
serta banyak alasan-alasan lain. Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan
mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Berikut
ini adalah skema sistem operasi :
C. PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN OPERASI
Perencanaan dalam manajemen operasi terbagi kepada perencanaan jangka panjang,
perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang
berhubungan dengan hal-hal strategis sehingga pengambilan keputusan menjadi tanggung
jawab pimpinan puncak.
Perencanaan jangka menengah dimulai setelah perencanaan jangka panjang dibuat,
umumnya memiliki horison waktu sekitar enam bulan sampai dua tahun. Perencanaan ini
merupakan tugas manager operasi, yang akan membuat keputusan taksis.
Perencanaan jangka pendek mencakup waktu relatif pendek, biasanya tidak lebih dari
enam bulan. Perencanaan ini menjadi tanggung jawab personil operasi yang bekerja dengan
penyelia atau kepala seksi untuk menjabarkan perencanaan jangka menengah menjadi
rencana operasional dalam bentuk bulanan, mingguan, atau harian.
Perencanaan jangka pendek harus dilakukan secara jelas agar tidak menimbulkan
salah persepsi atau kebingungan dalam implementasi. Jenis kegiatan yang dapat digolongkan
senagai perencanaan jangka pendek ialah penugasan kerja, pembebanan pekerjaan,
penjadwalan, pengurutan jenis pekerjaan, dan pengiriman.
INPUT Tenaga Kerja Modal Material Energi Tanah Informasi Manajerial
PROSESTRANSFORMASINILAI TAMBAH
( Operation Management, System Design,
Operation Planning & Control )
PRODUK(Barang dan/atau Jasa)
MANAJEMEN OPERASI
Umpan balik untuk pengolahan proses
D. PRODUKTIVITAS
Produktivitas dinyatakan sebagai rasio antara keluaran terhadap masukan, atau rasio
hasil yang diperoleh terhadap sumber daya yang dipakai. Bentuk persamaannya adalah
sebagai berikut :
E. METODE PERAMALAN UNTUK MANAJEMEN
Salah satu keputusan penting dalam perusahaan yang dilakukan oleh manajemen adalah
menentukan tingkat produksi dari barang atau jasa yang perlu disiapkan untuk masa
mendatang. Metode peramalan digunakan untuk mengukur atau menaksir keadaan dimasa
datang. Peramalan tidak saja dilakukan untuk menentukan jumlah produk yang perlu dibuat
atau kapasitas jasa yang perlu disedikan, tapi juga diperlukan untuk berbagai bidang lain
(seperti dalam pengadaan, penjualan, personalia, termasuk untuk peramalan teknologi,
ekonomi, ataupun perubahan sosial budaya).
Jenis-jenis peramalan
Peramalan dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Pengukuran secara
kuantitatif menggunakan metode statistik,sedangkan pengukuran secara kualitatif
berdasarkan pendapat dari yang melakukan peramalan. Berkaitan dengan itu, dalam
peramalan dikenal istilah prakiraan dan prediksi.
Prakiraan adalah proses peramalan suatu variabel (kejadian) dimasa datang dengan
berdasarkan data variabel itu pada masa sebelumnya. Sementara prediksi adalah proses
peramalan suatu variabel dimasa datang dengan lebih mendasarkan pada pertimbangan intuisi
daripada masa lampau.
Berdasarkan horizon waktu, peramalan dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu
peramalan jangka panjang, peramalan jangka menengah, dan peramalan jangka pendek.
Peramalan jangka panjang yaitu mencakup waktu lebih besar dari 18 bulan.
Misalnya, peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal,
perencanaan fasilitas dan perencanaan untuk kegiatan litbang
Peramalan jangka menengah, mencakup waktu antara 3 sampai 18 bulan.
Misalnya, peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan produksi, dan
perencanaan tenaga kerja tidak tetap.
Produktivitas = keluaran = hasil yang diperoleh
Masukan sumber daya digunakan
Peramalan jangka pendek yaitu untuk jangka waktu kurang dari 3 bulan.
Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian
material, penjadwalan kerja, dan penugasan karyawan.
F. PERENCANAAN FASILITAS
Perencanaan fasilitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum perusahaan
beroperasi. Perencanaan fasilitas menentukan bagaimana suatu aset tetap perusahaan
digunakan secara baik untuk menunjang tujuan perusahaan. Bagi suatu perusahaan
manufaktur, perencanaan fasilitas termasuk menentukan bagaimana fasilitas pabrik
digunakan secara efektif dan efisien dalam menunjang produksi.
Secara umum tujuan dari perencanaan fasilitas dapat disebutkan sebagai berikut.
Menunjang tujuan organisasi melalui peningkatan penanganan material dan
penyimpanan.
Menggunakan tenaga kerja, peralatan, ruang, dan energi secara efektif
Meminimalkan investasi modal
Mempermudah pemeliharaan
Meningkatkan keselamatan dan kepuasan kerja
Proses perencanaan fasilitas
Perencanaan fasilitas memerlukan suatu prises yang dilakukan secara sistematisuntuk
mempetoleh hasil yang baik. Berdasarkan klasifikasimya perencanaan fasilitas dapat dibagi
dalam tiga jenis yaitu :
1. Perencanaan lokasi
Perencanaan lokasi merupakan suatu kegiatan straregis yang bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan sehingga perusahaan atau pabrik
dapat beroperasi dengan lancar, dengan biaya rendah, dan memungkinkan perusahaan
dimasa datang.
Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam :
Melayani konsumen dengan memuaskan
Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan continue dengan harga yang
layak atau memuaskan
Mendapatkan tenaga kerja yang cukup
Memungkinkan perluasan perusahaan dikemudian hari
Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan
Dalam mendapatkan lokasi suatu perusahaan atau pabrik yang tepat, perlu untuk
memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan. Faktor-
faktor itu antara lain :
Letak pasar
Letak sumber bahan baku
Ketersediaan tenaga kerja
Ketersediaan tenaga listrik
Ketersediaan air
Fasilitas pengangkutan
Fasilitas perumahan, pendidikan, pembelajaran, dan telekomunikasi
Pelayanan kesehatan, keamanan, dan pencegahan kebakaran
Peraturan pemerintah setempat
Sikap masyarakat
Biaya dari tanah dan bangungan
Luas tempat patkir
Saluran pembuangan
Kemungkinan perluasan
Lebar jalan
Metode penilaian lokasi
Terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam pemilihan suatu lokasi
perusahaan yaitu :
Pemeringkatan faktor
Pemeringkatan faktor (factor rating) adalah suatu pendekatan umun yang berguna
untuk mengevaluasi dan membandingkan berbagai alternatif lokasi.
Analisis nilai ideal
Metode ini serupa dengan metode factor rating, bedanya hanya bobot pada faktor
rating merupakan nilai ideal pada metode ini
Analisis ekonomis
Metode ini menggunakan kuantitatif maupun kualitatif secara bersama-sama untuk
mendapatkan penilaian yang lebih lengkap
Analisis volume-biaya
Metode analisis volume-biaya (cost-volume analysis)menekankan pada faktor biaya
dalam memilih suatulokasi yaitu dengan membandingkan biaya total produksi dari
berbagai alternatif lokasi.
Pendekatan pusat graviti
Pemilihan lokasi berdasarkan metode ini sering kali digunakan untuk memilih sebuah
lokasi yang dapat meminimalkan jarak atau biaya menuju fasilits-fasilitas yang sudah
ada
Metode transfortasi
Metode transfortasi merupakan salah satu metode dalam riset operasi yang dapat
digunakan dalam memilih suatu lokasi perusahaan pada periinsipnya metode ini
mencari nilai optimal yang dapat diperoleh dengan memperhitungkan pemenuhan
permintaan dan penawara dengan biaya transfortasi yang rendah.
2. Perencanaan tata letak
Perencanaa tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat
kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan
jadi Secara umum, tujuan daripenyusunan tata letak adalah untuk mencapai suatu sistem
produksi yang efisien dan efektif, melalui :
Pemanfaatan peralatan pabrikyang optimal
Penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum
Aliran bahan dan produksi jadi yang lancar
Kebutuhan persediaan yang rendah
Pemakaian ruang yang efisien
Ruang gerak yang cukup untuk operasional maupun pemeliharaan
Biaya produksi dan infestasi modal yang rendah
Fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan
Keselamatan kerja yang tinggi
Suasana kerja yang baik
Jenis tata letak
Dalam industri manufaktur, secara umum tata letak bisa dikelompokan dalam 3 jenis :
Tata letak proses
Tata letak proses (proses layout) atau tata letak fungsional adalah penyusuanan tata
letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam
bagina yang sama.
Tata letak produk
Tata letak produk (produk layout) dipilih apabila proses produksinya telah
distandardisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar
Tata letak posisi tetap
Tata letak posisi tetap (fixedposition layout) dipilih apabila karen aukuran, bentuk
ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mingkin atau sukar untuk
dipindahkan.
G. PERANCANGAN SISTEM KERJA
Perancangan sistem kerja bertujuan untuk mencapai keefektifan yang maksimum dari
sistem kerja perusahaan. Sistem kerja yang baik diperlukan untuk membangun ssemangat
bekerja karyawan yang tinggi dalam suasana kerja yang menyenangkan sistem kerja yang
tidak tertata dengan bi dapat menyebabkan tingginga turnover karyawan karena timbulnya
kebosanan, keputusasaan, kelelahan kerja karena metode yang tidak sesuai dan rasa prustasi
karena tidak tercapainya target serta seringnya terjadi penyesuaian rencana kerja yang
disebabkan oleh tidak jelasnya waktu standar bagi suatu pekerjaan. Dua elemen penting
dalam perancangan sitem kerja :
1. Rancangan tugas
Rancangan tugas (job dsign) adalah rincian isi dan cara pelaksanaan tugas atau
kegiatan, yang mencakup siap yang mengerjakan tugas, dan hasil apa yang
diharapkan. Tujuan rancangan tugas untuk menciptakan suatu sistem kerja yang
produktif dan efisien.
2. Pengukuran kerja
Rancangan tugas dan analisis metode mempelajari bagaimana pelaksanaan
suatu tugas, sedangkan pengukuran kerja (work measurement) berkaitan dengan
penentuan waktu standar. Waktu standar adalah waktu yang diperlukan oleh seorang
pekerja terlatih untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu, bekerja pada tingkat
kecepatan yang berlanjut, serta menggunakan metode, mesin dan peralatan, material,
dan pengukuran tempat kerja yang tetentu.
H. PERENCANAAN AGREGAT
Perencanaan agregat ( agregat planning) juga dikenal sebagai penjadwalan agrega
tadalah suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi
untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah ( biasanya antara
3hingga 12 bulan ke depan).
Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk
memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga
kerja, tingkat persediaan, pekerja lembur, tingkat subkontrak dan variable lain yang dapat
dikendalikan.
Keputusan penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalanyang
mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh
karenanya perencanaan agregat termasuk dalam rencana jangkamenengah.
Pada dasarnya tujuan perencanaan agregat adalah berusaha untuk memperolehsuatu
pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan pada periode perencanaan. Namun
bagaimanapun juga, terdapat permasalahan starategis lain yang mungkin lebih penting
daripada biaya rendah. Permasalahan strategis yang dimaksud itu antara lainmengurangi
permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, ataumemenuhi tingkat
pelayanan yang lebih tinggi.
Bagi perusahaan manufaktur, jadwalagregat bertujuan menghubungkan sasaran
strategis perusahan dengan rencana produksi,tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan
agregat bertujuan menghubungkan sasarandengan jadwal pekerja.Ada empat hal yang
diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
1. Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output.Maksudnya di
sini adalah untuk meramalkan agregat
2. Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah
yanglayak pada waktu agregat.
3. Metode untuk menentukan biaya
4. Metode yang mengkombinasikan prediksi dan biaya, sehingga keputusan
penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan.
a. Strategi perencanaan agregat
Pada umumnya, ada empat jenis strategi yang dapat dipilih dalam
membuat perencanaan agregat. Pemilihan strategi tersebut tergantung dari
kebijaksanaan perusahaan, keterbatasan perusahaan dalam prakteknya, dan pertimbangan
biaya.Keempat jenis strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memproduksi banyak barang pada saat permintaan rendah, dan menyimpan
kelebihannya sampai saat yang dibutuhkan. Alternative ini akan menghasilkan
tingkat produksi relative konstan, tetapi mengakibatkan ongkos persediaan yang
tinggi.
2. Merekrut (menambah) tenaga kerja pada saat permintaan tinggi, dan
memberhentikannya (mengurangi) pada saat permintaan rendah. Penambahan
tenagakerja memerlukan biaya rekruitmen dan pelatihan. Biaya konpensasi dan
reorganisasisering kali harus dikeluarkan jika dilakukan pengurangan tenaga kerja.
Biaya-biaya ini biasanya diikuti oleh biaya tak tampak seperti: kemerosotan moral
kerja dan turnover tenaga kerja yang tinggi. Karena kapasitas fasilitas produksi
adalah tetap, maka penurunan produktivitas mungkin akan terjadi jika penambahan
tenaga kerja tanpadisertai dengan penambahan peralatan produksi (mesin-mesin).
3. Melemburkan pekerja. Alternative ini sering dipakai dalam perencanaan
agregat,tetapi ada keterbatasannya dalam menjadwalkan kapasitas mesin dan tenaga
kerja yang ada. Jika permintaan naik, maka kapasitas produksi dapat dinaikkan
dengan melemburkan pekerja. Tetapi penggunaan lembur hanya dapat dilakukan
dalam batas- batas maksimum kerja lembur yang bisa dilakukan perusahaan,
misalnya pemerintah mengatur kerja lembur tidak boleh melebihi 25% dari waktu
total kerja regular.Kenaikkan kapasitas produksi melebihi aturan tersebut hanya
dapat dilakukan melalui penambahan tenaga kerja. Alternative lembur akan
menyebabkan biaya tambahan karena biasanya tarif upah lembur adalah 150% dari
upah regular. Jika permintaanturun, maka kapasitas produksi dapat disesuaikan
dengan mengatur pekerja(undertime). Undertime akan mengakibatkan biaya tetap
yang harus dibayar meskipuntenaga menganggur, kecuali manajemen dapat
memberikan kerja tambahan selamamereka menganggur seperti pemeliharaan mesin
dan lain-lain.
4. Mensubkontrakkkan sebagian pekerjaan pada saat sibuk. Alternative ini
akanmengakibatkan tambahan ongkos karena subkontrak dan ongkos
kekecewaankonsumen bila terjadi kelambatan penyerahan dari barang yang
disubkontakkan.
Masing-masing alternative tersebut akan mempunyai dampak yang
berpengaruhsecara psikologis (moral, produktivitas) maupun non psikologis (ongkos,
efisiensi).Sebagai contoh, perusahaan yang menaikkan tingkat produksi dengan cara
lembur padasaat permintaan tinggi ada kemungkinan akan mengalami penurunan
semangat pekerja pada saat lembur ditiadakan.
Biasanya bagian perencanaan produksi akan membuat perencaan agregat dengan
mengkombinasikan alternate-alternatif di atas sehinggafluktuasi permintaan dapat
dikendalikan dan biaya total produksi yang direncanakandapat ditekan seminim mungkin.
Metode perencanaan agregat
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada
perencanaan produksi agregat. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Tenaga Kerjanya Tetap dan Struktur Biayanya
Linier Trial and Error
Program Linier
Transportasi
Programa Dinamis
2. Jumlah Tenaga Kerjanya yang Berubah-ubah dan Struktur Biayanya Linier
Programa Linier
3. Jumlah Tenaga Kerjanya Berubah-ubah dan Struktur Biayanya Non LinierLinier
Decision RuleHeuristic Search
Metode Trial-Error
Metode trial-error ini merupakan metode yang paling sederhana, tetapi
tidak menghasilkan keputusan yang optimal. Metode ini memerlukan ketelitian
dalam perhitungannya, karena sekali langkah awal salah, maka langkah berikutnya akan
salah.
Metode Transportasi,
Perencanaan agregat dapat mengunakan metode transportasi yang merupakan bagian
dari perencanaan produksi programa linier dengan jumlah tenaga kerja ( work force) tetap.
Metode ini mengijinkan penggunaan produksi reguler, overtime,inventori, backorder, dan
subkontrak.
Hasil perencanaan yang diperoleh dapat dijaminoptimal dengan asumsi optimistik
bahwa tingkat produksi (yang dipengaruhi olehhiring dan training pekerja) dapat dirubah
dengan cepat. Agar metode ini dapatdiaplikasikan, kita harus memformulasikan persoalan
perencanaan agregat sehingga :
1. Kapasitas tersedia (supplay) dinyatakan dalam unit yang sama dengan
kebutuhan( demand).
2. Total kapasitas untuk horison perencanaan harus sama denga total
peramalankebutuhan. Bila tidak sam, kita gunakan variabel bayangan (dummy)
sebanyak jumlah selisih tersebut dengan unit cost = 0.
3. Semua hubungan biaya merupakan hubungan linier.
Ongkos perencanaan agregat
Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengombinasikan sumber daya
yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi permintaan,kapasitas
fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan,
perencana harus memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3hingga 12 bulan
yang akan datang.
Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi
menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkantanpa mempermasalahkan jenis
dan produk tersebut. Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya
memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak
mobil dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.
Ongkos yang terlibat dalam perencanaan agregat adalah :
1. Hiring cost ( ongkos penambahan tenaga kerja ), penambahan tenaga kerja
menimbulkan ongkos-ongkos untuk iklan, prosesseleksi dan training. Ongkos
training merupakan ongkos yang besar apabila tenagakerja yang direkrut adalah
tenaga kerja yang belum berpengalaman.
2. Firing Cost (Ongkos Pemberhentian Tenaga Kerja), pemberhentian tenaga kerja
biasanya terjadi karena semakin rendahnya permintaan akan produk yang
dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun dengandrastis. Pemberhentian ini
mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan
yang di-PHK, menurunnya moral kerja dan produktifitaskaryawan yang masih
bekerja, dan tekanan yang bersifat sosial. Kesemua akibat inidianggap sebagai
ongkos pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggung perusahaan.
3. Overtime cost dan undertime cost (Ongkos Lembur Dan OngkosMenganggur),
penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi,tetapi
konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan ongkos tambahanlembur yang
biasanya 150% dari ongkos kerja reguler. Disamping ongkos tersebut,adanya
lembur akan memperbesar tingkat absen karyawan karena capek. Kebalikandari
kondisi diatas adalah bila perusahaan mempunyai kelebihan tenaga
kerjadibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan
produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa dialokasikan untuk
kegiatan lain yang produktif meskipun tidak selamanya efektif. Bila tidak dapat
dilakukan alokasi yangefektif, maka perusahaan dianggap menanggung ongkos
menganggur yang besarnyamerupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang
tidak terpakai dengan tingkat upahdan tunjangan lainnya
4. Inventory cost dan backorder cost (ongkos persediaan dan ongkos kehabisan
persediaan), persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan
permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekwensi dari kebijaksanaan persediaan
bagi perusahaanadalah timbulnya ongkos penyimpanan (inventory cost/holding
cost) yang berupaongkos tertahannya modal, pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan
ongkos sewagudang. Kebalikan dari kondisi diatas, kebijaksanaan tidak
mengadakan persediaan seolah-olah menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat
menimbulkan kerugian dalam bentuk ongkos kehabisan persediaan. Ongkos
kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa permintaan yang datang
tetapi tidak dapat dilayani karena barang yang diminta tidak tersedia. Kondisi ini
pada sistem MTO (memproduksi berdasarkan pesanan) akan mengakibatkan
jadwal penyerahan order terlambat, sedangkan pada sistem MTS (make to stock)
akan mengakibatkan beralihnya pelanggan pada produk lain. Kekecewaan
pelanggan karena tidak tersedianya barang yang diingikan akandiperhitungkan
sebagai kerugian bagi perusahaan, dimana kerugian tersebut akandikelompokkan
sebagai ongkos kehabisan persediaan. Ongkos kehabisan persediaan ini sama
nilainya dengan ongkos pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia
menunggu.
5. Subcontrak cost (ongkos subkontrak), pada saat permintaan melebihi kemampuan
kapasitas reguler, biasanya perusahaan mensubkontrakkan kelebihan permintaan
yang tidak bisa ditanganinyasendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari
kebijaksanaan ini adalah timbulnyaongkos subkontrak, dimana biasanya ongkos
mensubkontrakkan ini lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya
resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor.
Metode Transportasi
Metode transfortasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi
dari sumber – sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat – tempat tujuan secara
optimal. Distribusi ini dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa tempat
tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal.
Selain untuk mengatur distribusi pengiriman barang, juga dapat digunakan untuk
masalah lainn, seperti penjadwalan dalam proses prosduksi dengan tujuan memperoleh total
waktu proses pengerjaan yang terendah, penempatan persediaan dengan tujuan mendapatkan
biaya total persediaan terkecil, atau pembelanjaan modal dengan tujuan mendapatkan hasil
investasi yang terbesar.
A. Model
Ada beberapa cara dalam model transfortasi yang dapat digunaan untuk
menyelesaikan persoalan, antara lain metode batu loncatan (stepping stone method), dan
vogels approximation method (VAM).
Secara umum model dalam permasalahan transfortasi dapat digambarkan dalam suatu
tabel yang menunjukan sisi penawaran (asal) dan sisi permintaan, kapasitas penawaran dan
jumlah permintaan serta biaya transfortasi dari masing-masing tujuan. Sebagaimana tabel
berikut :
Tujuan Asal T1 T2 T3 Kapasitas Pabrik
A1 X11 X12 X13 S1
A2 X21 X22 X23 S2
A3 X31 X32 X33 S3
Permintaan
PenjualanD1 D2 D3
B. Persoalan yang tidak seimbang
Persoalan tersebut timbul apabila jumlah suplai tidak sama dengan jumlah
permintaan, yang bisa terjadi karena berkurangnya permintaan atau bertambahnya permintaan
yang tidak terantisipasi sebelumnya.
Permintaan lebih kecil daripada suplai
Untuk membuat persoalan ini menjadi seimbang, harus ditambahkan tempat tujuan
fiktif untuk menampung kelebihan suplai. Karena tempat tujuan ini fiktif (dummy), maka
semua biaya angkut sama dengan nol.
Permintaan lebih besar daripada suplai
Solusi dalam permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menambahkan pabrik fiktif
yang memproduksi barang sejumlah selisih antara permintaan dan penawaran. Selanjutnya,
diteruskan sampai diperoleh pemecahan yang optimal.