Kumpulan Materi Perkuliahan Bahasa Indonesia 1
-
Upload
tomy-satria-wardhana -
Category
Documents
-
view
55 -
download
7
description
Transcript of Kumpulan Materi Perkuliahan Bahasa Indonesia 1
Perkuliahan 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat dan karunia-Nya buku Kumpulan Materi Perkuliahan Bahasa Indonesia ini dapat terwujud.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 23/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 323/200 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, dan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI No. 43/DIKTI/Kep 2006, mata kuliah Bahasa Indonesia merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa untuk semua program studi. Mata kuliah Bahasa Indonesia dikelompokkan dalam kelompok Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).
Bahasa Indonesia sebagai salah satu instrument pengembangan kepribadian mahasiswa, menuju terbentuknya insan intelektual yang mahir berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Mengingat hal itu, ketrampilan berbahasa Indonesia sangat penting bagi mahasiswa sebagai insan intelektual yang selalu berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah.
Berdasarkan hal itu, buku ini disusun dalam rangka membantu mahasiswa untuk menguasai ketrampilan berbahasa Indonesia khususnya dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti diskusi, seminar dan khususnya menulis karya ilmiah seperti menulis peper, artikel, makalah dan skripsi. Karena itu ruang lingkup buku ini hanya membahas hal-hal pokok yang menunjang kegiatan ilmiah tersebut, meliputi Ejaan Yang Disempurnakan, pilihan kata, kalimat efektif, alinea dst.
Buku ini merupakan kumpulan materi Perkuliahan Bahasa Indonesia, karena itu memuat beberapa bahan penulisan yang diambil dari sumber-sumber yang ditulis oleh beberapa penulis dan wajib dicantumkan dalam daftar pustaka, sebagai kode etik penulisan karya ilmiah.
Buku ini merupakan salah satu persembahan penulis kepada Universitas Muhammadiyah Jakarta dan khususnya FISIP, Universitas Muhamadiyah, karena disitulah penulis mengabdi selama 30 tahun.
Dengan segala ketulusan penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada Ibu Rektor, Prof.Dr. Masyitoh, M.Ag. demikian pula kepada Bapak Dekan FISIP, Bp.Dr. Rahmat Salam, M.Si serta segenap civitas Akademik FISIP Universitas Muhamadiyah Jakarta, karena terwujudnya buku ini adalah berkat dukungan mereka.
Penulis berharap, semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan kepribadian mahasiswa menuju insan intelektual yang mahir berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Untuk kesempurnaan buku ini, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca.
Jakarta, 15 April 2011
Pudjiwati
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................
Perkuliahan 1
Pentingnya Bahasa..........................................................................................................
a. Pentingnya bahasa.
b. Fungsi bahasa
c. Ragam bahasa dan laras bahasa....
Perkuliahaan 2
Ejaan Yang Disempurnakan.
a. Huruf kapital.
b. Lambang bilangan
c. Tanda titik.
d. Tanda koma.
e. Tanda titik koma (;)..
f. Tanda titik dua (:).
g. Pemenggalan kata
Perkuliahan 3
Pilihan Kata/Diksi..
a. Persyaratan
b. Ketepatan memilih kata
c. Kata-kata berpasangan.
d. Yang mana, di mana, dari pada
e. Pemakaian kata dengan di, ke...
f. Gabungan kata..
g. Istilah
h. Definisi.
Perkuliahaan 4
Bahasa Baku
Perkuliahaan 5
Kalimat Efektif
a. Pengertian kalimat ..
b. Pengertian kalimat efektif
c. Persyaratan kalimat efektif..
1. Kesepadanan dan kesatuan
2. Kesejajaran ..
3. Penekanan dalam kalimat
4. Kehematan
5. Kevariasian
Perkuliahan 6
Paragraf
a. Pengertian paragraf
b. Kegunaan paragraf
c. Macam-macam paragraf
d. Syarat-syarat paragraf..
e. Letak kalimat topik
f. Penggabungan paragraf
Perkuliahan 7
Perencanaan Karangan.
a. Manfaat kegiatan menulis karangan.
b. Tahap-tahap merencanakan karangan..
1. Menentukan topik.
2. Pembatasan topik.
3. Menentukan tujuan penulisan..
4. Menentukan bahan
5. Menyusun kerangka karangan.
Perkuliahan 8
Karangan Ilmiah.
a. Penggolongan karya ilmiah..
b. Ciri-ciri karangan ilmiah..
c. Ciri-ciri karangan semi ilmiah.....
d. Ciri-ciri karangan non ilmiah
e. Perbedaan karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah
Perkuliahan 9
Struktur Penulisan Ilmiah
Perkuliahan 10
Sistematika Penulisan Skripsi ..
Perkuliahan 11
Tehnik Penulisan Skripsi
a. Halaman sampul dan halaman judul
b. Penulisan daftar isi
c. Penulisan naskah..
d. Penulisan Bab dan Sub Bab.
e. Penulisan kutipan dan catatan kaki..
f. Penggunaan Ibid, Op.Cit, Loc.Cit...........
g. Penulisan tabel..
h. Penulisan daftar pustaka...
Daftar Pustaka
Tujuan mata kuliah Bahasa Indonesia
Mata kuliah Bahasa Indonesia merupakan mata kuliah MPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian), wajib untuk semua program studi, dengan bobot 2 sks. Materi perkuliahan diarahkan pada kemampuan berbahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah. Bertujuan mengarahkan mahasiswa agar mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan karya ilmiah.
Buku referensi :
1. Pembinaan kemampuan menulis Bahasa Indonesia. Sabarti Akhadiah, Penerbit Erlangga, 1998.
2. Karya Tulis Ilmiah Sosial Yunita T.Winarto, Yayasan Obor Indonesia, 2004.
3. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia, DEPDIKBUD, 1997.
4. Pedoman Umum Pembentukkan Istilah, DEPDIKBUD, 1997.
5. Ejaan Yang Disempurnakan, dan buku-buku lain yang menunjang perkuliahan Bahasa Indonesia.
Perkuliahan ke-1
PENTINGNYA BAHASA
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling cerdas sebagaimana tercantum dalam QS Al-Baqarah(2:31).
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang benar!
Dari Surat Al Baqarah tersebut, terbukti manusia mampu meyebutkan nama segala bentuk ciptaan Allah, dengan menggunakan bahasa. Sebagai alat penyampaiannya, kepada manusia-manusia yang lainnya. Berbagai bahasa diciptakan Allah, sesuai dengan daerah tempat tinggal masing-masing. Bahasa memungkinkan mengkomunikasikan apa yang diketahui kepada orang lain. Berbahasa berarti berkomunikasi dengan menggunakan media bahasa.
Berkomunikasi berarti menyampaikan pesan kepada seseorang untuk mendapatkan respons. Agar respons dapat diterima dengan baik, digunakan bahasa yang dapat dipahami yaitu bahasa yang baik, sehingga dapat dipahami oleh lawan bicara. Itulah pentingnya bahasa bagi manusia dalam melakukan komunikasi dalam segala aspek kehidupan seperti sebagai ulama, ilmuwan, politisi, psikolog, wartawan, seniman, dan berbagai profesi lainnya.
a. Fungsi Bahasa
Fungsi Bahasa Yaitu : Bahasa baik verbal maupun non verbal merupakan sarana berpikir. Dengan bahasa manusia terus menerus memikirkan sesuatu objek atau permasalahan yang kemudian dicetuskan dalam sebuah ungkapan lisan ataupun tulisan. Maka fungsi bahasa adalah:
1. sebagai alat berkomunikasi
2. sebagai mengekspresikan diri
3. sebagai alat berintegrasi dan adaptasi sosial
4. sebagai alat kontrak sosial
5. sebagai sarana berpikir
Semakin tinggi kemampuan berbahasa semakin tinggi kemampuan berpikirnya.
b. Ragam bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa.
Ragam Bahasa
Berdasarkan media pengantarnya
Berdasarkan situasi pemakaiannya
1. Ragam lisan
2. Ragam tulis
1. Ragam formal
2. Ragam semi formal
3. Ragam non formal
c. Laras Bahasa
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakaian bahasa. Bahasa untuk menulis sastra dengan laras sastra, sedangkan bahasa untuk jurnalistik dengan laras berita, laras editorial, laras iklan.
Contoh laras :
A. Laras hukum
1. Non ilmiah : Dia dihukum karena melakukan penipuan dan penggelapan.
2. Ilmiah : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana
B. Laras bisnis
1. Non ilmiah : Setiap agen akan mendapatkan potongan khusus.
2. Ilmiah : Setiap agen mendapatkan rabat khusus
C. Laras sastra
1. Non ilmiah : Jalan cerita sinetron itu membosankan
2. Ilmiah : Alur cerita sinetron itu membosankan
D. Laras kedokteran
1. Non ilmiah : Ayan bukan penyakit menular
2. Ilmiah : Epilepsi bukan penyakit menular
Perbedaan ragam lisan dan tulisan
Ragan Lisan
Ragam Tulisan
1. Menghendaki adanya lawan bicara
2. Subyek, predikat, obyek, keterangan tidak selalu dinyatakan dengan kata-kata, tetapi dapat dinyatakan dengan gerak tubuh dan mimik muka.
3. Terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu (mis : Isi dari rapat baru difahami setelah hadir dalam rapat).
4. Makna dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya nada suara.
1. Tidak menghendaki lawan bicara
2. Subyek, predikat, obyek, keterangan harus dinyatakan secara eksplisit (mis : dalam surat kabar, majalah, makalah, buku-buku) supaya dapat dipahami maksudnya.
3. Karya tulis orang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain pada situasi, kondisi, tempat dan waktu yang berbeda.
4. Makna ditentukan oleh pemakaian tanda baca.
Pemakaiaan ragam nonformal dan ragam formal
Ragan Nonformal Lisan
Ragam Formal Lisan
Dipakai untuk :
1. berbicara sehari-hari dirumah
2. bergunjing
3. bercerita
4. mengobrol
Dipakai untuk :
1. berceramah
2. berpidato
3. berdiskusi
4. mempresentasikan sesuatu
Ragam Nonformal Tulis
Ragam Formal Tulis
Dipakai untuk :
1. menulis surat kepada kerabat
2. menulis surat kepada teman
3. menulis surat kepada pacar
4. menulis catatan harian
Dipakai untuk :
1. menulis surat resmi
2. menulis makalah, artikel
3. menulis proposal
4. menulis laporan formal
Keunggulan dan kelemahan berkomunikasi secara lisan dan tulis
Cara berkomunikasi dan ragam bahasa
Keunggulan
Kelemahan
Komunikasi lisan/ragam lisan
Contoh produk :
berbicara
berpidato
berdiskusi
mempresentasikan sesuatu
1. berlangsung cepat
2. sering dapat berlangsung tanpa alat pembantu
3. kesalahan dapat langsung dikoreksi
4. dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka
1. tidak selalu mempunyai bukti autentik
2. dasar hukumnya lemah
3. sulit disajikan secara matang/bersih
4. mudah dimanipulasi
Komunikasi tulis/ragam tulis :
Contoh produk :
menulis surat
menulis laporan
menulis artikel
menulis makalah
1. mempunyai bukti
2. dasar hukumnya kuat
3. dapat disajikan lebih matang/bersih
4. lebih sulit dimanipulasi
1. berlangsung lambat
2. selalu memakai alat bantu
3. kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
4. lebih sulit dikoreksi
Perkuliahan ke-2
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
a. Huruf Kapital
Huruf Kapital, dipakai untuk :
1. Sebagai huruf pertama pada awal kata dan awal kalimat.
Kita harus bekerja keras
Pekerjaan ini belum selesai
2. Sebagai huruf pertama petikan langsung
Sekretaris bertanya, Kapan surat undangan ini harus dikirimkan?
3. Sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dalam kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan, Allah, Yang Maha Kuasa, Alkitab, Islam, Kristen.
Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Engkau masukan malam ke dalam siang dan Engkau masukan siang ke dalam malam.
4. Sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Sultan Hasanuddin, Sunan Ampel, Haji Agus Salim, Iman Syafii, Nabi Yusuf. Tetapi tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan keagamaan yang tidak diikuti nama.
Tahun ini dia pergi haji
Dia baru diangkat menjadi sultan
5. Sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama atau dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi atau tempat.
Presiden Yudoyono, Gubernur Fauzi Bowo, Profesor Supomo, Sekretaris Jendral Deplu, Menteri Pertanian, Gubernur Bali.
Tetapi tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang, instansi dan tempat.
Siapakan gubernur yang baru dilantik ?
Kemarin Brigadir Jendral Burhanuddin dilantik menjadi mayor jendral.
6. Sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Agung Laksono, Lukman Hakim
7. Sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
Bangsa Indonesia, suku Sasak, bahasa Inggris.
Tetapi tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata keturunan.
mengindonesiakan kata asing; keinggris-inggrisan
8. Sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
tahun Hijriah, bulan Juni, hari Jumat, hari Lebaran, Perang Badar, Sumpah Pemuda.
Tetapi tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.
9. Sebagai huruf pertama nama geografi.
Asia Tenggara, Cirebon, gunung Gede, Jalan Sudirman, Jazirah Arab, Selat Sunda.
Tetapi tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri :
Diwaktu sore anak-anak mandi di sungai.
Mereka mendaki gunung yang tinggi
10. Sebagai huruf pertama unsur-unsur negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan serta nama dokumen resmi.
Kerajaan Arab, Departemen Pendidikan Nasional RI, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Keputusan Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945.
Tetapi tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan badan serta nama dokumen resmi.
Dia menjadi pegawai disalah satu departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu melanggar hukum.
11. Sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/lembaga.
Perserikatan Bansa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
12. Sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
DrM.SiM.BA (Master of Business Administration)
drM.PsiM.Sc (Master of Science)
M.AProfBc.HK (Bakalauret Hukum)
S.EPh.DM.M
S.HS.SosM.Pd
Akronim/gabungan huruf awal/suku kata.
ABRIAngkatan Bersenjata Republik Indonesia
LANLembaga Administrasi Negara
SIMSurat Izin Mengemudi
MPRMajelis Permusyawaratan rakyat
SMUSekolah Menengah Umum
Tetapi akronim nama diri menggunakan huruf kecil.
AkabriAkademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
BappenasBadan Perencanaan Pembangunan Nasional
KowaniKongres Wanita Islam
SespaSekolah Staf Pimpinan Administrasi
Akronim yang bukan nama diri menggunakan huruf kecil.
pemilurudal (peluru kedali)
radartilang (bukti pelanggaran)
rapim
b. Lambang Bilangan
1. Bab X, Abad XXI, abad ke-21
di daerah tingkat II, ditingkat kedua gedung itu
th 50-an, uang 5000-an, lima puluhan, seribuan.
2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Dua ratus lima puluh orang mendapat Bantuan Langsung Tunai di Bekasi.
3. Bilangan pada tengah kalimat/belakang/akhir, ditulis dengan angka.
Karyawan Alfa Mart di Jl. Swadaya berjumlah 20 orang.
4. Bilangan besar dapat dieja agar mudah.
Perusahaan kayu itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta ripuah.
5. Bilangan dalam dokumen resmi/kwitansi.
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp. 2.750.000 (dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)
c. Tanda Titik
Dipakai :
1. Pada akhir kalimat
Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.
2. Di belakang angka atau huruf pengkodean judul, bab dan sub bab.
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral PMD
B. Direktorat Jendral Agraria
3. Untuk memisahkan angka, jam, menit.
Pukul 12.10.20
4. Untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Calon haji yang telah terdaftar sebanyak 20.500 orang
d. Tanda Koma
Dipakai :
1. Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Televisi, radio, Surat Kabar dan majalah semua itu media massa
2. Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dan kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Kekayaan Indonesia sangat banyak, tetapi masih banyak penduduk yang miskin.
Penduduk kota Jakarta bukan hanya orang-orang pandai, melainkan yang bodoh pun masih banyak.
3. Di belakang kata penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat seperti oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun, tetapi.
Hutan adalah hatinya bumi, karena itu harus dijaga kelestariannya.
Kalau harga daging mahal, saya tidak akan beli.
anak kalimat induk kalimat
Saya tidak akan membeli, kalau harga daging mahal.
Karena hujan turun, tanaman segar kembali.
induk kalimat anak kalimat
Tanaman segar kembali, karena hujan turun.
e. Tanda Titik Koma (;)
Dipakai :
1. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Hari makin siang; hujanpun belum reda.
2. Sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.
Ayah mencuci mobil; ibu menyiram bunga; adik menangkap kupu-kupu; saya sendiri menyapu halaman.
f. Tanda Titik Dua (:)
Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap diikuti perincian.
Kami memerlukan alat tulis: pensil, penggaris, penghapus dan kertas.
g. Pemenggalan Kata
1. Jika di tengah ada huruf vokal yang beruntun, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
di-ado-a ta-atma-af
2. Jika huruf vokal yang beruntun merupakan diftong, pemenggalan kata tidak dapat dilakukan di antara kedua huruf vokal.
SalahBenar
pu-la-upu-lau
ra-ma-Ira-mai
se-po-Ise-poi
3. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
ta-bu ka-wanca-tur
Ra-buma-lamka-bar
4. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan kata dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Ap-rilswas-tahan-dal
am-bilun-tuksam-pai
5. Gabungan huruf konsona ny, ng, kh dan sy tidak boleh dipisahkan.
su-nyiha-ngat
makh-lukma-sya-ra-kat
6. Jika di tengah kata ada tiga buah atau lebih huruf konsonan, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
ab-sorb-sikon-klu-si
in-struksi
7. Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran dan awalan yang mengalami perubahan bentuk yang biasanya ditulis serangkai, dapat dipenggal.
bacalah: ba-ca-lah
melarikan: me-la-ri-kan
prasarana: pra-sa-ra-na
8. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabungan dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan :
a. di antara unsur-unsur itu
b. pada unsur gabungan itu
bio-dataataubio-da-ta
intro-speksiatau in-tro-spek-si
9. Kata yang mengandung (el-em-er-in)
telunjuk: telun-juk atau te-lun-juk
gemetar: geme-tar atau ge-me-tar
sinambung: sinam-bung atau si-nam-bung
Perkuliahan ke-3
PILIHAN KATA/DIKSI
Diksi/pilihan kata yaitu memilihkan kata yang tepat dan cocok untuk dipakai dalam tuturan bahasa. Seorang penulis sebaiknya memilih kata yang terbaik untuk menyampaikan pesan-pesannya. Pilihan kata terbaik adalah memenuhi persyaratan yaitu tepat, benar dan lazim..
a. Persyaratan Pilihan Kata
1. Tepat (sesuai dengan konteksnya)
Contoh :
Papan reklame hendaknya memiliki konstruksi yang baik
menjadi
Papan reklame didesain yang menarik.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu cara yang efisien untuk menghadapi beberapa tantangan yang dihadapi oleh banyak organisasi besar. (Kata efisien menjadi efektif)
2. Benar (sesuai dengan kaidah kebahasaan)
Contoh :
Kemampuan menghlaburkan mencakup kemampuan berpikir verbal dan berpikir kuantitatif, sedangkan kemampuan menganalisa perubahan mencakup berpikir abstrak dan berpikir verbal.
Kata berpikir tidak ditulis berfikir. Kualitatif bukan ditulis kwalitatip atau kwalitatif. Kreativitas tidak ditulis kreatifitas. Efektif tidak ditulis efektip atau epektip.
3. Lazim (sepantasnya)
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Bapak Dekan yang telah membantu dan membimbing skripsi ini sampai pada akhirnya.
kalimat diatas tidak pantas dibetulkan menjadi :
Terima kasih kami ucapkan kepada Bp. Dekan yang telah membimbing skripsi ini sampai selesai.
b. Ketepatan Pemilihan Kata
1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
Denotasi : konsep dasar suatu kata
Contoh : pelayan toko
Mati, tewas
Konotasi : nilai kata
Contoh : pramuniaga
Wafat, berpulang, gugur
Contoh dalam kalimat :
Denotasi: Ia bekerja sebagai pelayan toko
: Terdapat 100 ayam mati terserang flu burung di desa Kosambi Jabar
Konotasi: Ia pekerja sebagai pramuniaga
: Walaupaun Ibu Kartini telah wafat, namun harum namanya di masyarakat Indonesia
: Jendral Sudirman telah gugur sebagai Pahlawan Bangsa
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim.
Contoh :
Hasil test darahnya membuktikan bahwa ia tidak mempunyai penyakit demam berdarah.
Untuk memuaskan pelanggan, pabrik Minuman Lidah Buaya harus meningkatkan kualitas produksinya.
Pada umumnya prestasi belajar anak SD menurun, karena banyak menonton TV.
Hi Tech salah satu ponsel keluaran terbaru.
Homograf (sama tulisannya)
Contoh :
teras-inti-pejabat teras
teras-bagian bangunan
pot-pot bunga tertata rapi diteras rumahnya
Homofoni (sama bunyi)
Contoh :
Rapat kerja diadakan di puncak
Jangan terlalu rapat menanam jagungnya, agar bagus buahnya
3. Dapat membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
Contoh :
intensif-insentif
interferensi-inferensi
karton-kartun
preposisi-proposisi
korporasi-koperasi
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak.
keadilan, kebahagiaan, keluhuran
kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
Pasangan yang salah
Pasangan yang benar
antara dengan
tidak..melaikan.
baikataupun..
bukan .tetapi.
antaradan.
tidak..tetapi.
baik..maupun..
bukanmelainkan.
Antara anak dan orang tua harus selalu berkomunikasi
Bukan hanya makanan yang ku beli, tetapi buku referensi juga.
6. Dapat membedakan antara kata-kata yang umum dan yang khusus.
Kata : melihat
Umum: Ke gunung kita melihat hutan-hutan yang hijau dan udara yang sejuk, ke laut kita melihat gelombang berkejaran dikebiruan pantai.
Khusus: Jika sedang marah, matanya melotot.
: Pelukis mengamati lukisannya, kemudian menyempurnakannya.
c. Kata-kata Berpasangan
berawal daridisebabkan oleh
berdasarkan padasampai ke
bergantung padasehubungan dengan
berjumpa dengansejalan dengan
berkenaan dengansesuai dengan
bertalian denganterbuat dari
dibacakan olehterdiri atas/dari
diperuntukkan bagibergantung pada
Contoh :
1. Kemelut ini disebabkan karena kelalaian kita
menjadi
Kemelut ini disebabkan oleh kelalaian kita
2. Beras miskin diperuntukkan untuk rakyat kecil
menjadi
Beras miskin diperuntukkan bagi rakyat kecil
3. Dari Jakarta sampai Bogor, 60 km.
menjadi
Dari Jakarta sampai ke Bogor, 60 km.
d. Yang mana, di mana, dari pada
Contoh :
1. Mari kita dengarkan sambutan yang mana akan disampaikan oleh Pak Lurah.
2. Kita harus mensyukuri nikmat di mana kita telah diberikan oleh Tuhan.
3. Tujuan dari pada pertemuan ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan kita.
Bentuk gabung di mana dipakai sebagai kata tanya yang menanyakan tempat.
Di mana disket itu kamu simpan ?
Bentuk gabungan yang mana dipakai dalam kalimat tanya yang mengandung pilihan.
Komputer yang mana yang akan kita pakai ?
Bentuk gabungan daripada dipakai untuk membuat perbandingan atau pengontrasan sesuatu terhadap lainnya.
Biaya rental internet lebih mahal daripada rental komputer.
Daripada kuliah di Ujung Pandang lebih baik di Jakarta saja.
e. Pemakaian kata dengan, di, ke
1. Sampaikan salam saya dengan Dona.
menjadi
Sampaikan salam saya kepada Dona.
2. Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya
menjadi
Mari kita tanyakan langsung kepada dokter ahlinya
3. Rumahnya diagunkan dengan bank.
menjadi
Rumahnya diagunkan kepada bank.
f. Gabungan kata
Kata kepada harus diikuti oleh nama/kata ganti orang atau jabatan.
Peristiwa pencurian di komplek perumahan Buaran Indah, telah dilaporkan kepada polisi.
Sampaikan salam saya kepada Rani
Kata daripada dipakai untuk membuat perbandingan atau pengontrasan sesuatu terhadap lainnya.
Biaya rental internet lebih mahal dari pada rental komputer.
Kata di mana dipakai sebagai kata tanya yang menanyakan tempat.
Di mana disket itu kamu simpan ?
Kata yang mana dipakai dalam kalimat tanya yang mengandung pilihan.
Komputer yang mana yang akan kita pakai ?
Kata dengan digunakan untuk membentuk kata berpasangan.
berbeda dengan
berkenaan dengan
bersamaan dengan
bertentangan dengan
di.
Buku agendaku tertinggal di rumah Andi
ke
Permohonan cuti diajukan ke direktur.
menjadi
Permohonan cuti diajukan kepada direktur.
Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat arah dan waktu. Kata depan kepada harus diikuti oleh nama/jabatan atau kata ganti orang.
Selamat malam dan selamat datang di tempat yang berbahagia ini
menjadi
Selamat malam dan selamat datang di tempat yang membahagiakan ini
g. Istilah
Asing
Indonesia
airport
baby sitter
break even
established
image
impact
input
absurd
directive
inflation rate
half-time
part-time
full-time
postgraduate
effective
efficient
airport
baby sitter
break even
established
image
impact
input
absurd
directive
inflation rate
half time
part time
full time
postgraduate
effective
efficient
agent
network
networking
energy
management
department store
editing
elegan
established
guide
image
impact
master plan
launching
merger
audience
broadcasting
access
planning
gap
brainstorming
failure
insight
customer
bandar udara
pramusiwi
impas
mapan
citra
dampak
masukan
janggal, mustahil
arahan
laju inflasi
paruh waktu
penggal waktu
purna waktu
pasca sarjana
berdaya guna, mangkus
berhasil guna, sangkil
bandar udara
pramusiwi
impas
mapan
citra
dampak
masukan
janggal, mustahil
arahan
laju inflasi
paruh waktu
penggal waktu
purna waktu
pasca sarjana
berdaya guna, mangkus
berhasil guna, sangkil
agen
jaringan
jaringan kerjasaman
energi
manajemen
toko serba ada
penyuntingan
anggun
mapan
pemandu
citra
dampak
rencana induk
peluncuran
peleburan usaha
khalayak
penyiaran
jalan masuk, akses
perencanaan
kesenjangan
sumbang saran
kegagalan
wawasan
pelanggan
Effective-efektif: berdaya guna, mangkus, tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan/taraf tercapainya suatu tujuan.
Efficient-effisien : berhasil guna, sangkil, dengan usaha sedikit mencapai hasil tertentu yang diharapkan.
h. Definisi
Definisi yaitu batasan pengertian-pengertian suatu kata secara tepat dan jelas. Tujuan definisi adalah untuk membatasi pemakaian kata.
mahasiswa : definiendum
pelajar di perguruan tinggi : definies
definiendum dan definies harus sama luasnya
definies tidak boleh mengulangi definiendum
definies tidak boleh menggunakan kata-kata kiasan
Contoh :
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerjasama untuk mencapai keinginan-keinginan mereka bersama.
Contoh :
1. Daya cipta, kreativitas, yang dalam bahasa Inggris disebut creativity adalah kemampuan untuk mencari hubungan baru.
2. Filsafat berasal dari bahasa Yunani Philen dan Shofia artinya cinta kebenaran atau kebijakan
3. Masjid adalah tempat atau bangunan yang didirikan untuk beribadah umat Islam kepada Allah
1. Definisi formal-ruas kiri=ruas kanan
Contoh :
Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi
atau
Pelajar di perguruan tinggi adalah mahasiswa
2. Definisi operasional (digunakan dalam penelitian)
Kecepatan bicara adalah jumlah kata yang dapat diucapkan dalam satuan waktu.
Kekuatan gempa yaitu angka yanbg ditunjukkan skala Richter pada waktu gempa.
Perkuliahan ke-4
BAHASA BAKU
a. Pengertian Bahasa Baku
Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang telah dibakukan oleh Pusat Bahasa dipakai sebagai acuan dalam berbahasa di lingkungan masyarakat yang berpendidikan dan masyarakat lainnya dengan berbagai potensi (pejabat pemerintah, hakim, wartawan, huru, dosen dan sebagainya).
b. Contoh-contoh Bahasa Baku
Kata Baku
Kata Tidak Baku
takwa
fatwa
kahwa
aurat
taurat
ustad
qariah
azimat
izin
zaman
ziarah
jumat
kabar
kafir
khawatir
kuota
maaf
mubalig
mubazir
naas
khianat
khotbah
mikraj
magrib
rezeki
sah
saraf
s.d
syukur
zuhur
aerobic
akuntan
arkais
baut
ekstrem
geladi
hierarki
insaf
jadwal
karier
kompleks
kongres
korps
kurva
manajemen
metode
misi
nakhoda
prangko
stasiun
sutera
syahdu
tata bahasa
teknik
terampil
trotoar
ubah
wakaf
wasalam
wujud
taqwa
fatua
kahua
aurat
taurat
ustat
qariah
ajimat
ijin
jaman
jiarah
jumat
khabar
kapir
kuwatir/kuatir
quota
map, maaf
mubaligh
mubadir
naas
kianat
kotbah
miraj
maghrib
rejeki, rizki
syah
syaraf
s/d
sukur
zohor, lohor
erobic
akountan
arkhais
baud
ekstrim
gladi
hirarki
insyaf
jadual
karir
komplek
konggres
korp
kurve
managemen
metoda
missi
nakoda
perangko
setasiun
sutra
sahdu
tatabahasa
tehnik
trampil
trotoir
rubah
wakap
wassalam
ujud
Penulisan kata yang benar
Benar
Salah
Amir, S.H.
Angkatan IV
antarnegara
daripada
KBRI
kuitansi
saya pun
saptakrida
semifinal
si pengirim
subsistem
tunasosial
ultramodern
uang 500-an
300 barel (tong)
5 g
10 km
6 l
Amir SH (Sarjana Hukum)
Angkatan ke-IV
antar negara
dari pada
K.B.R.I.
kwitansi
sayapun
sapta krida
semi final
sipengirim
sub sistem
tuna sosial
ultra modern
uang 500an
300 barrel
5 gr.
10 Km.
6 Lt.
Perkuliahan ke-5
KALIMAT EFEKTIF
a. Pengertian Kalimat
Jika seseorang mengucapkan hak kepada lawan bicara , maka kata hak tersebut belum dapat di pahami. Jika kata tersebut ditambahkan dengan kata asasi manusia, rangkaian kata tersebut menjadi hak asasi manusia, sudah makin dipahami. Jika rangkaian kata tersebut di tambah lagi dengan beberapa rangkaian kata yang lainnya menjadi :
Pelanggaran hak asasi manusia sudah sering terjadi pada TKI, di Saudi Arabia. Rangkaian kata ini semakin dipahami.
Dari penjelasan tersebut, maka pengertian kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna, yang terdiri dari unsur subjek, predikat, objek dan keterangan. Kalimat diatas terdiri dari
Pelanggaran hak asasi manusia sering terjadi pada TKI, di Saudi Arabia
SP O K
b. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca dengan tepat dan mudah.
c. Syarat-syarat Kalimat Efektif
1. Kesepadanan dan kesatuan
1.1. Subjek dan predikat
1.2. Kata penghubung intra kalimat dan antar kalimat
1.3. Gagasan Pokok
1.4. Penggabungan dengan yang, dan
1.5. Penggabungan menyatakan sebab dan Waktu
1.6. Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan.
2. Kesejajaran (Paralelisme)
3. Penekanan dalam kalimat
3.1 Posisi dalam kalimat
3.2 Urutan yang logis
3.3 Pengulangan Kata
4. Kehematan
4.1 Pengulangan Subjek kalimat
4.2 Hiponimi
4.3 Pemakaian kata depan dari dan dari pada
5. Kevariasian
5.1 Cara memulai
5.2 Panjang pendek kalimat
5.3 Jenis kalimat
5.4 Kalimat aktif dan pasif
5.5 Kalimat langsung dan tidak langsung
Penjelasan :
1. Kesepadanan dan kesatuan
a. Subjek dan predikat
Kalimat efektif harus mempunyai subjek dan predikat atau : subjek, predikat, objek, keterangan dan pelengkap.
Contoh :
Contoh :
Kepada para peserta seminar diharap segera memasuki ruangan (kalimat tidak efektif).
Dibetulkan mejadi kalimat efektif sebagai berikut :
Para peserta seminar diharap segera memasuki ruangan.
b. Kata penghubung intra kalimat dan antar kalimat
Intra Kalimat :
Bagi yang mempunyai uang banyak dapat dengan mudah mencari sekolah yang berkualitas, sedangkan bagi yang tidak mempu sulit untuk mendapatkanya.
Proyek ini akan berhasil dengan baik, jika semua anggota bekerja sesuai dengan petunjuk.
Antar kalimat :
Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya, karena itu orang tuanya harus membuat akte kelahiran.
Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang, dengan demikian pendidikan dapat terlaksana dengan baik
c. Gagasan Pokok
Imunisasi Polio bagi anak balita dilakukan secara masal setelah virus polio banyak menyerang anak balita dibeberapa daerah.
Imunisasi polio = gagasan pokok
Jika kalimat tersebut menjadi :
Setelah virus polio menyerang anak balita dibeberapa daerah imunisasi polio dilakukan secara masal .
Dengan demikian gagasan pokok adalah : setelah virus polio banyak menyerang anak balita.
d. Penggabungan dengan yang, dan
Contoh :
Lokakarya RUU perlindungan anak diadakan di Surabaya.
Lokakarya itu membicarakan beberapa masalah kerentanan yang dialami anak-anak.
Jika kedua kalimat tersebut digabungkan menjadi :
Lokakarya RUU perlindungan anak yang diadakan di Surabaya, membicarakan beberapa masalah kerentanan yang dialami oleh anak-anak.
Contoh :
Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah.
Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas utama perguruan tinggi.
Jika kalimat keduanya digabungkan menjadi :
Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah dan perbaikannya adalah tugas utama perguruan tinggi.
e. Penggabungan menyatakan sebab dan Waktu
Penggabungan yang menyatakan sebab menggunakan kata karena.
Contoh :
Karena ribuan guru tidak lulus seleksi CPNS mereka kecewa dan berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Banten.
Penggabungan yang menyatakan waktu menggunakan Ketika.
Contoh :
Ketika hasil CPNS diumumkan di Banten, ribuan guru kecewa dan berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Banten.
f. Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan.
Hubungan kalimat yang menyatakan akibat dinyatakan dengan kata sehingga.
Contoh :
Semua balita harus imunisasi sehingga terbebas dari penyakit polio.
Hubungan kalimat yang menyatakan Tujuan dinyatakan dengan kata agar.
Contoh :
Semua balita harus diimunisasi agar tidak terserang polio.
2. Kesejajaran
Contoh :
Penularan HIV/AIDS di Indonesia sangat mengerikan dan berbahaya sebab pencegahan dan cara pengobatannya sulit diperoleh.
Contoh :
Penularan HIV/AIDS di Indonesia sangat mengerikan dan berbahaya sebab banyak hambatan dalam mencegah dan mengobatinya.
3. Penekanan dalam kalimat
a. Posisi dalam kalimat
Contoh :
Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai dengan produksi minyak adalah salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya pertamina.
Contoh:
Indikator yang menunjukkan tidak efisiennya pertamina adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai dengan produksi minyak.
b. Urutan Logis
Menyatakan suatu peristiwa secara kronologis.
Contoh :
Untuk mendirikan koperasi ditempuh beberapa langkah yaitu megumpulkan orang-orang yang memerlukan adanya koperasi, membentuk panitia sendiri, membentuk koperasi, memilih pengurus, mengurus akte pendirian, menjalankan usaha-usaha koperasi dam evaluasi.
c. Pengulangan kata
Contoh :
UU ketenagakerjaan hendaknya memperhatikan segi kesejahteraan, segi keselamatan dan kesehatan pekerja.
Contoh :
Studi banding anggota DPR keluar negeri sepertinya hanya sebagai penghasilan tambahan uang saku, uang makan, uang transport yang terangkum dalam SPJ. (Media Indonesia, 4 April 2006)
4. Kehematan
a. Pengulangan subjek kalimat
Contoh :
Gubernur Kalimantan Selatan, Rudi Arifin, mengatakan bahwa kerusakan jalan Trans Kalimantan karena maraknya kegiatan hasil tambang batu bara yang melintas di jalan kota, karena itu Gubernur berjanji akan melakukan penertiban, Gubernur juga mengatakan pemanfaatan jalan Trans Kalimantan harus disesuaikan antara daya dukung jalan dan tonasi kendaraan angkutan.
Kalimat diatas dihemat menjadi :
Gubernur Kalimantan Selatan, Rudi Arifin, mengatakan bahwa kerusakan jalan Trans Kalimantan karena maraknya kegiatan hasil tambang batu bara yang melintas di jalan kota, karena itu dijanjikan untuk melakukan penertiban dan pemanfaatan jalan Trans Kalimantan harus disesuaikan antara daya dukung jalan dan tonasi kendaraan angkutan.
b. Hiponimi
Contoh :
Sosialiasasi penanggulangan flu burung akan dilaksanakan April.
Contoh :
Setelah mendapatkan informasi bahwa gunung merapi menunjukkan keaktifannya penduduk turun, mencari tempat yang aman.
Contoh :
Pemberantasan buta aksara merupakan program pemerintah hingga 2009
c. Pemakaian kata depan dari dan daripada
Contoh :
Pembangunan hendaknya ditekannya kepentingan dari pada rakyat.
Dibetulkan menjadi :
Pembangunan hendaknya ditekankan pada kepentingan rakyat.
Contoh :
Kegiatan dari masyarakat sekitar gunung Merapi harus dihentikan, berhubungan dengan adanya semburan gas belerang dari puncak gunung tersebut.
Dibetulkan menjadi :
Kegiatan masyarakat di sekitar gunung Merapi harus dihentikan berhubung adanya semburan gas belarang dari puncak gunung tersebut.
5. Kevariasian
a. Cara memulai
(a). Subjek pada awal kalimat.
Contoh :
Kekacauan lalu lintas semakin menjengkelkan pengguna jalan.
S P O
(Subjek menjawab pertanyaan apa atau siapa
(b) Predikat pada awal kalimat
Contoh :
Kota Jakarta dalam keadaan aman.
S P
Dalam keadaan aman kota Jakarta.
P S
(Predikat menjawab pertanyaan/bagaimana)
(c)Kata modal pada awal kalimat
(Kata modal : pasti, pernah, sering, barangkali, kira-kira, sesungguhnya, benar, dsb)
Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (AL-ANAM : 162)
Katakanlah : Benarlah (apa yang difirmankan) Allah Maka ikutlah agama ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik (Ali Imran : 95)
Kata sesungguhnya, Benarlah menyatakan kesungguhan
Barangkali (menyatakan ketidakpastian/keraguan) dapat direncanakan program penelitian untuk tahun yang akan datang.
(d) Frasa pada awal kalimat
Frasa = kata yang diperluas dengan memberinya keterangan
Contoh :
Secara tidak langsung menurut para ahli psikologi jumpa pers, haus kekuasaan.
- Hari ini akan diadakan jumpa pers.
Jumpa pers akan diadakan hari ini.
b. Panjang pendek kalimat
Remaja yang sudah di sekolah menengah itu menurut dokter mengalami nervous breakdown. Ia harus meninggalkan sekolah sudah sejak kecil. Ia merisaukan orang tuanya. Ia baru mulai berbicara pada soal anak-anak sebayanya sudah pintar bercakap-cakap. Ia tidak mempunyai teman. Guru-gurunya menganggap ia lambat menangkap pelajaran. Ia tidak bisa bergaul. Ia tenggelam dalam lamunan yang konyol.
Kalimat tersebut sangat monoton, diubah menjadi lebih bervariasi sebagai berikut.
Remaja yang sudah duduk di sekolah menengah itu menurut dokter mengalami nervous breakdown, sehingga ia harus meninggalkan sekolah. Sudah sejak kecil ia merisaukan orang tuanya karena ia baru mulai bisa berbicara pada saat anak-anak sebayanya sudah pintar bercakap-cakap. Ia tidak mempunyai teman. Guru-gurunya menganggap ia lambat menangkap pelajaran, tidak bisa bergaul dan tenggelam dalam lamunan yang konyol.
c. Jenis kalimat
(a) Kalimat berita
Contoh : Mahasiswa fakultas hukum akan melakukan penyuluhan hukum bulan depan.
(b) Kalimat tanya
Contoh : Siapa tokoh pendiri Muhammadiyah?
(c) Kalimat perintah
Contoh : Mari kita belajar bersama-sama!
d. Kalimat aktif
Para ahli bertugas mengumpulkan data, mengamati, menganalisis dan membuat kesimpulan.
Kalimat pasif
Para ahli ditugaskan untuk mengumpulkan data, mengamati, menganalisis, dan membuat kesimpulan.
e. Kalimat langsung
Mari kita terus berjuang!
Kalimat tidak langsung
Mereka berkampanye sambil meneriakkan yel-yel : Mari kita terus berjuang!
Perkuliahan ke-6
PARAGRAF
a. Pengertian Paragraf
Paragraf/alinea merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraph terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraph tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dengan adanya paragraf dapat membedakan suatu gagasan mulai dan berakhir.
b. Kegunaan paragraf
Kegunaan paragraf yang utama ialah untuk menandai pembukaan topik baru atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya.
Kegunaan lain paragraf adalah untuk menambah hal-hal yang penting atau terinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelum atau paragraf yang terdahulu.
c. Macam-macam paragraf
a. Paragraf Pembuka
Berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Dan harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiarkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
b. Paragraf Penghubung
Berisi ini persoalan yang akan dikemukakan secara kuantitatif paragraf dengan paragraf harus saling berhubungan secara logis.
c. Paragraf Penutup
Berisi kesimpulan dari paragraf, yang berisi penegasan kembali yang berisi hal-hal yang dapat dianggap penting dalam paragraf penghubung.
d. Syarat-syarat Paragraf
1. Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Satu paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topik. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
2. Kepaduan
Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratus, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.
Kepaduan dalam sebuah paragraph dibangun dengan memperhatikan:
1) Unsur kebahasaan yang digambarkan dengan:
1.1. Repetisi atau pengulangan kata kunci
1.2. Kata ganti
1.3. Kata transisi atau ungkapan penghubung
1.4. Paralelisme
2) Pemerincian dan urutan isi paragraph
Perincian ini dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab akibat, akibat sebab, khusus umum, umum khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandang yang satu ke sudut pandang yang lain.
Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah paragraf, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
Kata atau frasa biasanya digunakan dalam tulisan ilmiah dalam bermacam hubungan, misalnya :
2.1 Hubungan yang menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah disebut sebelumnya. Bentuk transisi yang digunakan biasanya : lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, disamping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagipula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, dan demikian juga.
2.2 Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebut sebelumnya, digunakan : tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun.
2.3 Hubungan yang menyatakan perbandingan, menggunakan : lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
2.4 Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, dengan kata transisi : sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya.
2.5 Hubungan yang menyatakan tujuan, dengan kata penghubung : untuk maksud itu, untuk maksud tersebut, dan upaya.
2.6 Hubungan yang menyatakan singkatan, menggunakan : pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya.
2.7 Hubungan yang menyatakan waktu, misalnya : sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian.
2.8 Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya : di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan, berdampingan dengan.
3. Kelengkapan
Suatu paragraph dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topic atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraph dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
e. Letak Kalimat Topik
Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling menunjang dan hanya mengandung satu gagasan pokok dan dijelaskan oleh beberapa gagasan penunjang. Gagasan pokok dituang ke dalam kalimat topik (kalimat pokok) dan gagasan penunjang ke dalam kalimat-kalimat penunjang. Jadi, setiap paragraf terdiri dari kalimat topik dan kalimat-kalimat penunjang.
Dalam kalimat topik, penulis kadang-kadang mengemukakan generalisasi yang menuntut penguraian dan pembuktian. Penguraian dan pembuktian ini dikemukakan dalam kalimat-kalimat panjang atau kalimat-kalimat pembantu. Pengembangan paragraf dalam bentuk ini dimulai dengan mengetengahkan persoalan pokok atau gagasan utama kemudian diikuti dengan gagasan-gagasan penunjang yang berfungsi sebagai penjelas. Kalimat topik yang berisi pernyataan umum berada pada awal paragraf.
Paragraf juga dapat dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus atau gagasan-gagasan penunjang, kemudian diakhiri dengan generalisasi. Dalam bentuk ini kalimat topik terletak pada akhir paragraf (induktif).
f. Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf yang memperhatikan unsur kesatuan dan kepaduan (koheren), harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Susunan kalimat topik dengan baik dan layak
2. Tempatkanlah kalimat topik dalam posisi menyolok dalam sebuah paragraf
3. Tunjanglah (dukunglah) kalimat topik tersebut dengan detail atau perincian-perincian yang tepat.
4. Gunakan kata-kata transisi, frase dan alat lain di dalam dan di antara kalimat
Di bawah ini adalah contoh sebuah paragraf :
Pajak merupakan salah satu sumber kas Negara yang wajib dibayarkan karena merupakan sumber keuangan dari pembangunan Negara. Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi Negara maupun warganya.
Pemahaman masyarakat dengan betapa pentingnya pajak yang harus dibayarkan karena sebenarnya pajak dapat dikatakan dari kita, oleh kita dan untuk kita. Tetapi, kesadaran untuk membayar pajak itu masih kecil dikalangan masyarakat kita. Dalam istilah Orang bijak taat bayar pajak yang pemerintah keluarkan adalah suatu motivasi untuk taat membayar pajak.
Tetapi, alasan lain yang membuat masyarakat malas membayar pajak karena sudah banyaknya penyimpangan dan penyelewengan yang terjadi dalam pelaksanaannya. Banyak iuran pajak yang sudah dibayarkan oleh masyarakat dikorupsi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, maka mereka tidak percaya bahwa pajak tersebut diperuntukkan untuk pembangunan. Hal itu disebabkan tidak pemerataan pembangunan disetiap sektor kehidupan. Seperti contohnya saja, pembangunan jalan yang rusak disuatu daerah yang tak kunjung datang.
Dalam pelaksanaan pemungutan pajak pun seharusnya merata, tidak rakyat kecil saja yang dipungut pajak, tetapi juga para konglomeratpun harus dipungut secara tegas dan tidak membeda-bedakan.
Oleh karena itu, sebaiknya para pemerintah memantau, mengawasi dan mengamati dengan baik pelaksanaan pajak dan diperhatikannya pemerataan pembangunan disegala sektor kehidupan manusia sehingga tidak terdapatnya ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dan agar dapat memulihkan kembali kepercayaan masyarakat untuk membayar pajak.
Paragraf 1 dan 2 merupakan pragraf pembuka, paragraf 3 dan 4 merupakan paragraf penghubung, sedangkan paragraf 5 merupakan paragraf penutup.
Beberapa jenis paragraf, sebagai berikut :
a. Paragraf Deduktif
Bila kalimat pokok di tempat pada bagian awal paragraf akan berbentuk paragraf deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan dan gagasan paragraf (urutan umum-khusus). Perhatikan contoh paragraf deduktif di bawah ini.
b. Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum). Simaklah contoh paragraf induktif ini.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal kalimat.
d. Paragraf Penuh Kalimat Topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dengan yang lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi. Inilah contoh alineanya.
Perkuliahan ke-7
PERENCANAAN KARANGAN
Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara sistematis resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.
Menulis karangan merupakan salah satu kegiatan ilmiah bagi mahasiswa.
a. Manfaat kegiatan menulis karangan adalah:
1. Kita lebih mengenali kemampuan dan potensi kita.
2. Kita dapat mengembangkan gagasan kita.
3. Memaksa kita menyerap, mencari-cari informasi.
4. Menulis, mengorganisasikan gagasan secara sistematis.
5. Kita dapat meninjau gagasan kita sendiri lebih obyektif.
6. Lebih mudah memecahkan permasalahan.
7. Mendorong belajar aktif.
8. Membiasakan berbahasa dengan tertib.
b,Tahapan-tahap Menulis Karangan
Kegiatan mengarang melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Menentukan Topik
Menentukan topik apa yang akan dibahas dalam tulisan. Topik karangan ilmiah harus mengenai fakta yang diperoleh dari pengalaman, membaca, pengamatan terhadap lingkungan kita tentang pendapat, sikap, tanggapan mengenai suatu objek. Beberapa persyaratan topik :
a. Ada manfaatnya/layak dibahas
Contoh : kerja bakti untuk membersihkan lingkungan (kurang layak dibahas dibandingkan dengan kekerasan terhadap perempuan)
Perhatian pada : Kekerasan Terhadap Perempuan
b. Topik cukup menarik (aktual) dan menarik bagi penulis/pembaca.
c. Topik dikenal baik oleh penulis.
Jika akan menulis kekerasan pada perempuan-penulis harus mempunyai pengetahuan tentang kekerasan tersebut mengenai teori-teori, contoh-contoh kekerasan pada perempuan, penyebabnya, cara mengatasinya.
d. Bahan yang diperlukan mudah diperoleh.
e. Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Topik terlalu luas tidak memberi kesempatan penulis untuk membahas secara mendalam. Sedangkan topik terlalu sempit kurang bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
2. Pembatasan Topik (mempersempit lingkungan)
Cara : Diagram jam dan diagram pohon
Kekerasan dalam
rumah tangga
Pelecehan seksualPemerkosaan
Perdagangan perempuan
Kekerasan terhadap perempuan
Kekerasan dalam rumah tangga
Pelecehan seksual :- fisik
- pencabulan- ekonomi
- sengaja memegang - perasaan
tubuh perempuan- seksual
Perdagangan perempuan :Pemerkosaan :
- TKW/PSK- pemaksaan seksual
- PSK di bawah umur- pemerkosaan terhadap anak
di bawah umur
BEDA TOPIK DENGAN JUDUL
Topik: pokok pembicaraan dalam karangan yang akan ditulis.
Contoh KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Judul: title/nama penulisan
Contoh PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
3. MENENTUKAN TUJUAN PENULISAN
Menentukan tujuan penulisan merupakan pola yang mengendalikan tulisan secara menyeluruh. Dengan menentukkan tujuan penulisan kita tahu apa yang akan dilakukan pada tahap penulisan. Cara menentukan tujuan penulisan yaitu dengan 2 cara:Bentuk tesis
Bentuk pernyataan maksud
Tesis
Merupakan kata kunci yang mengandung gagasan yang akan dikembangkan.
Contoh.
Topik: Kekerasan
Pembatasan topik: Kekerasan terhadap perempuan
Tesis: Kekerasan Perempuan Dalam Rumah Tangga
Memerlukan Perlindungan Hukum
Pernyataan Maksud
Judul : Perlindungan Hukum Bagi Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Contoh:Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai perlindungan hukum bagi perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga
4. MENENTUKAN BAHAN/MATERI PENULISAN
Bahan termasuk semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penulisan dapat berupa gambar-gambar, grafik, data statistik, sejarah, definisi, contoh-contoh kasus.
Bahan diperoleh dari observasi angket wawancara perpustakaan (buku-buku majalah), dicatat dalam bentuk kartu informasi.
Contoh: definisi pelecehan seksual adalah tindakan maupun ucapan bermakna seksual yang berakibatkan merendahkan martabat orang yang menjadi sasaran. (Ritka Annisa Wcc. http://www.ritka_annisa.or.id)
Contoh informasi perpustakaan
(katalog pengarang)
5. MENYUSUN KERANGKA KARANGAN
Kerangka karangan disusun secara logis, sistematik dan konsisten.
Contoh:
Topik : Kekerasan
Pembatasan Topik: Kekerasan terhadap perempuan di Rumah Tangga
Tesis: Perlunya Pelayanan Konseling Bagi Perempuan
Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Judul: PELAYANAN KONSELING BAGI PEREMPUAN KORBAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Kerangka :
I. Pendahuluan
II. Beberapa pengertian kekerasan
a. Arti kekerasan
b. Kekerasan dalam rumah tangga
III. Bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga
a. Kekerasan fisik
b. Kekerasan perasaan
c. Kekerasan ekonomi
d. Kekerasan seksual
IV. Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga
a. Anggapan masyarakat
b. Pengaruh media massa
c. Kekeliruan pandangan
sosial
budaya/adat
agama
V. Akibat kekerasan dalam rumah tangga
a. Dari segi kejiwaan
b. Dari segi fisik
VI. Langkah-langkah yang harus ditempuh
a. Oleh korban kekerasan
b. Oleh orang tua/keluarga korban
c. Oleh masyarakat
VII. Pelayanan konseling bagi perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga
a. Tujuan pelayanan
b. Jenis-jenis pelayanan
c. Cara-cara mendapatkan pelayanan
d. Follow Up
Tugas :
Buatlah!
Topik
Tesis dan pernyataan maksud judul
Judul
Kerangka karangan
Perkuliahan ke-8
KARANGAN ILMIAH
Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.
a. Penggolongan Karangan
Menurut bobot isinya karangan digolongkan menjadi 3 yaitu :
1. Karangan ilmiah : laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi.
2. Karangan semi ilmiah: artikel, editorial, opini, reportasi, tips.
3. Karangan non ilmiah: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, naskah drama.
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh Lamuddin (1993) tentang karangan adalah sebagai berikut:
Karangan ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis, metodis, sintesis dan analitis.
Sedangakan karangan semi ilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, namun tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis, analitis.
Adapaun karangan nonilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada aturan baku seperti karangan ilmiah.
Dalam buku ini hanya membahas karangan ilmiah.
b. Ciri-ciri karangan ilmiah
1. Obyektif
Faktanya sesuai dengan obyek yang diteliti penulis tidak memasukkan penilaian subyektif (bersifat jujur dan tidak memihak). Fakta dapat dibuktikan dengan pengamatan empiris.
2. Bersifat metodis dan sistematis
3. Pembahasan tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah (baku dan formal)
4. Bertolak dari gagasan bahasa ilmiah yang digunakan berorientasi pada gagasan pokok (tema).
5. Formal
Menggunakan bahasa baku dan formal.
6. Obyektif
Hindari kata-kata wajib, harus tidak mungkin , pasti hal ini menunjukkan subyektif dan emotif.
7. Ringkas dan Padat
Menggunakan bahasa yang terbatas (tidak ada pemborosan kata-kata)
8. Konsisten
Unsur bahasa dan ejaan dalam bahasa tulis ilmiah digunakan secara konsisten.
Misalnya : jika didepan (awal) penulisan menggunakan kata pemberdayaan perempuan, kata perempuan seterusnya tidak ditulis wanita, ibu-ibu.
c. Ciri-ciri karangan semi ilmiah
Karangan semi ilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang diungkapkan degan bahasa semi formal, namun tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis, karena sering dibumbui dengan opini pengarang yang kadang-kadang subyektif.
Ciri: Dapat berupa sesuatu yang abstrak dan subyektif, seperti ilusi, imajinasi atau emosi.
d. Ciri-ciri Karangan Non ilmiah
1. Abstrak dan subjektif, seperti :
ilusi, imajinasi atau emosi
2. Dalam penulisan tidak menggunakan metode atau cara-cara tertentu dan langkahlangkah yang sistematis
3. Menggunakan bahasa semi formal.
e. Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non Ilmiah
Perbedaan Karangan
Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non Ilmiah
Karakteristik
Karangan Ilmiah
Karangan
Semi Ilmiah
Karangan
Non Ilmiah
Sumber
Sifat
Bobot
Alur
Bahasa
Bentuk
Pengamatan faktual
Obyektif
Ilmiah
Sistematis, metodis
Denotatif, ragam baku, istilah khusus
Argumentasi campuran
Pengamatan faktual
Obyektif
Semi ilmiah
Sistematis, kronologis, kilas balik
Denotatif, konotatif, setengah resmi
Eksposisi, persuasi, deskripsi, campuran
Non faktual
Subyektif
Non Ilmiah
Bebas
Denotatif/konotatif, setengan resmi, tidak resmi
Narasi, deskripsi campuran
f. Penulisan Artikel
Artikel merupakan karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau majalah ilmiah. Dari segi sistematika penulisan dan isinya artikel dikelompokkan menjadi dua macam yaitu artikel penelitian dan artikel non penelitian.
Artikel penelitian adalah hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel dan hanya berisi hal-hal yang penting saja.
Artikel non penelitian adalah semua jenis artikel ilmiah yang bukan merupakan laporan hasil penelitian. Biasanya berisi telaah suatu suatu teori, konsep atau prinsip dan ada juga yang mendiskripsikan fenomena tertentu. Jumlah halaman 10-20 halaman.
Sistematika penulisan artikel non penelitian adalah :
a. Judul artikel
b. Nama penulis
c. Abstrak dan kata kunci
d. Pendahuluan
e. Bagian inti
f. Penutup
g. Daftar rujukan
Dibawah ini adalah adalah contoh artikel non penelitian
Perkuliahan ke-9
STRUKTUR PENULISAN ILMIAH
Tugas akhir dari seorang mahasiswa adalah melakukan sebuah penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi ilmiah. Skripsi merupakan salah satu karya ilmiah, penulisan skripsi harus mengikuti stuktur penulisan ilmiah seperti yang tercantum data skema di bawah ini.
Selanjutnya Skema tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengnai obyek empiris yang jelas batas-batasannya serta dapat diidentifikasikan factor-faktor yang terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang terlah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.
3. Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang berkembangkan.
4. Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima. Sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan yakni mempunyai kerangaka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenaranya. Pengertian kebenaran disini harus ditafsirkan secara pragmatis artinya bahwa sampai saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya.
Struktur Penelitian ilmiah selanjutnya diterapkan dalam penulisan hasil penelitian (Skripsi) dari Bab I sampai dengan Bab V yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Identifikasi masalah
C. Pembatasan masalah
D. Perumusan masalah
E. Tujuan penelitian dst.
BAB IILANDASAN BERPIKIR, KERANGKA TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Landasan berpikir
B. Kerangka teori
C. Rumusan Hipotesis dst.
Perkuliahan ke-10
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Skripsi sebagai bentuk karya ilmiah harus ditulis secara sistematis dengan mengikuti struktur penulisan ilmiah. Hal ini dilakukan karena skripsi pada dasarnya berisi laporan penelitian yang menjelaskan tentang apa objek permasalahan penelitian, mengapa diadakan penelitian dengan objek permasalahan tersebut, apa tujuan dan manfaatnya, teori-teori yang mendasari, metodologi apa yang digunakan, dan apa hasil penelitian yang diperoleh.
Karena itu skripsi ditulis secara sistematis sebagai berikut:
1. Bagian awal mencakup:
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Lembar Persetujuan
d. Lembar Pengesahan
e. Abstrak
f. Persembahan
g. Motto
h. Riwayat Hidup
i. Kata Pengantar
j. Daftar Tabel
2. Bagian Utama
Bagian ini merupakan inti dari sebuah skripsi, terdiri dari:
BAB IPENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan secara singkat tentang:
A. Latar belakang masalah
B. Indentifikasi masalah
C. Pembatasan masalah
D. Perumusan masalah
E. Tujuan penelitian
F. Manfaat penelitian
BAB IILANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS
Dalam bab ini dijelaskan tentang:
A. Tinjauan pustaka dari beberapa sumber yang menunjang penelitian, yang kemudian dijadikan sebagai kerangka berpikir.
B. Kerangka berpikir, kerangka berpikir menjelaskan secara rinci pendekatan dalam pemecahan masalah objek penelitian berdasarkan teori yang diperoleh dari tinjauan pustaka.
C. Hipotesis
Hipotesis artinya di bawah kebenaran atau kebenaran yang belum teruji, baru dikatakan benar setelah diuji dan terbukti kebenarannya.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan hasil penelitian secara objektif, yaitu variabel yang diteliti, analisa data, penafsiran kesimpulan analisa data, dan hasil pengujian / perumusan hipotesa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian secara sistematis yang behubungan dengan jawaban dari tujuan penelitian, dan saran yang berkaitan dengan temuan-temuan dari penelitian atau langkah-langkah yang praktis.
3. Bagian Akhir
Pada bagian ini dimuat beberapa hal, meliputi: Daftar Pustakan, Daftar Tabel dan Lampira-lampiran.
Perkuliahan ke-11
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI
Teknik penulisan skripsi menunjukkan cara-cara penulisan meliputi:
a. Halaman sampul dan halaman judul
Halaman sampul dan halaman judul sama.
1. Judul Skripsi yang ditulis dengan huruf kapital dan dicetak tebal (bold) dengan huruf jenis Times New Roman yang berukuran 12-16.
2. Penelitian dan lokasi penelitian yang ditulis dengan huruf cetak yang menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata saja.
3. SKRIPSI, yang ditulis dengan huruf kapital dan dicetak tebal sedangkan maksud penulisan skripsi menggunakan huruf kapital pada awal kata saja.
4. Nama dan NPM & NIRM mahasiswa.
5. Identitas lembaga, ditulis dibagian bawah dengan huruf kapital seluruhnya dan dicetak tebal.
Contoh:
PENGARUH TAYANGAN FILM BARAT PADA TELEVISI
SWASTA TERHADAP KENAKALAN ANAK
StudiDeskriptif Analisis tentang Pengaruh Tayangan Film Barat
Pada Televisi Swasta terhadap Kenakalan Anak
SDN Cipete 3 Tangerang
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperolah Gelar Strata Satu Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
Oleh :
LAYNAH
NPM : 99110006
NRM: 963111350330005
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2001
b. Penulisan daftar isi
Daftar isi dan penomorannya adalah sebagai berikut :
1. Penulisan judul daftar isi pada halaman daftar isi ditulis huruf kapital dan sicetak tebal, diletakkan di tengah atas.
2. Dalam daftar isi penulisan halaman judul, lembar persetujuan, lembar pengesahaan, abstrak, persembahan, motto, riwayat hidup, kata pengantar, dan daftar isi, daftar tabel semua di mulai dari tepi kiri, ditulis dengan huruf kapital seluruhnya dan di cetak tebal.
3. Penomoran halaman dalam daftar isi dimulai dari halaman judul s.d halaman daftar tabel ditulis pada lajur kanan menggunakan angka romawi kecil.
4. Dalam daftar isi penulisan BAB I s.d BAB V ditulis dari tepi kanan menggunakan huruf kapital dan di cetak tebal. Penulisan BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V tidak diakhiri dengan tanda titik.
5. Judul Bab dalam daftar isi di ketik dengan huruf kapital dan di cetak tebal. Sedangkan penulisan sub bab diketik dengan huruf kapital pada awal kata saja.
6. Dalam daftar isi penomoran halaman dari BAB I s.d BAB V dan daftar pustaka di tulis pada lajur kanan dengan menggunakan angka Arab di mulai dari nomor 1 dan seterusnya.
Contoh
c. Penulisan Naskah
1. Naskah skripsi diketik menggunakan komputer dengan jarak 2 spasi ( kecuali menulis abstrak 1 spasi) dengan ukuran huruf 12 Roman Times Style.
2. Pengetikan naskah skripsi, hanya pada satu sisi halaman ( tidak timbal balik).
3. Batas pengetikan 4 cm dari samping kiri dan 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari batas atas dan 2,5 cm dari batas bawah.
4. Awal alinea diketik menjorok 7-8 karakter ( 1,25 cm).
5. Penulisan abstrak di tulis cetak miring dengan jarak 1 spasi.
6. Uraian dalam abtrak ditulis dengan jarak 1 spasi.
7. Abstrak merupakan singkatan padat kurang lebih 400 kata atau 1,5 halaman yang berisi tentang pokok masalah tujuan metode, data dan kesimpulan dalam bentuk paragraf.
d. Penulisan BAB Dan Sub BAB
1. Penulisan BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V ditulis dengan huruf kapital dan dicetak tebal dengan ukuran huruf 14. penulisan BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V di tulis di tengah atas halaman.
2. Nomor halaman pada setiap halaman baru di tulis di tengah bawah sedangkan pada halaman selanjutnya di tulis di sudut kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan. Nomor halaman merupakan kelanjutan dari nomor halaman sebelumnya.
3. Judul BAB di ketik menggunakan huruf kapital dan di cetak tebal di letakkan di tengah atas setelah tulisan BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V.
4. Judul Sub Bab dan anak sub Bab ditulis dengan cetak tebal huruf pertama setiap kata menggunakan huruf kapital.
5. Jarak pengetikan antara Bab dan Sub Bab 2,5 spasi, antara Sub Bab dan kalimat dibawahnya 2 spasi.
Contoh Penulisan bab dan penomoran :
e. Penulisan Kutipan dan Catatan Kaki
Karya tulis ilmiah pada umumnya bukanlah tulisan yang terlepas dari tulisan sebelumnya. Hal ini di sebabkan dari kode etik dikalangan ilmuan bahwa karangan ilmiah itu hendaknya memeprhatikan hubungan dengan tulisan-tulisan yang telah ada melalui rujukan yang di camtumkan dalam tulisan. Rujukan itu berupa kutipan yang berasal dari sumber-sumber buku yang terdahulu untuk menunjang fakta dan memberikan tambahan suatu masalah yang dikemukakan dalam teks.
Menulis rujukan atau kutipan ke dalam teks tulisan ilmiah, harus mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :
1. Kutipan yang tidak lebih dari 3 baris ditulis dalam teks dan diberi nomor, dan diketik 2 spasi.
2. Jika kutipan lebih dari 4 baris di tulis sebagai alinea bari dengan jarak 1 spasi dan diberi nomor.
3. Apabila nama pengarang dinyatakan dalam teks, cantumkan nama dan tahun terbit.
4. Nomor kutipan berurutan sampai akhir bab. pada bab baru nomor kutipan dimulai dari nomor 1 lagi
5. Kutipan harus ditulis sumbernya secara lengkap.
Contoh :
Menurut Marwoto (1987:196), karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan tehnik penulisan karya ilmiah 1.
Atau :
Karya Ilmiah adalah karya tulis yang disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan tehnik penulisan karya ilmiah 1.
6. Setiap kutipan harus dicatat dalam catatan kaki (Footnote).
Penulisan Catatan kaki
1. Catatan kaki dipisahkan dari naskah halaman yang sama dengan 3 spasi
2. Catatan kaki dipisahkan dengan antar sesama dengan 2 spasi.
3. Catatan kaki yang lebih dari 2 baris di ketik dengan 2 spasi.
4. Catatan kaki diketik agak kedalam dengan baris paragraf dan baris-baris berikutnya di ketik sejajar dengan baris-baris yang lain dalam naskah.
5. Catatan kaki mendapatkan nomor urut berkelanjutan dalam 1 bab, pada bab baru dimuali dengan nomor 1 lagi.
6. Nomor urut ditulis dengan angka arab dan tidak diberi dengan tanda apapun diketik agak keatas 1,5 spasi.
7. Unsur-unsur yang ditulis dalam catatan kaki adalah nama pengarang tidak dibalik urutannya, judul karangan ditulis miring, kemudian kota terbit, penerbit, tahun terbit, halaman.
Contoh
1Harold A. Larrabee, Reliable Knowladge (Boston, Hougthon, mifflin, 1964), p4
2Zakiah Darajat, Kesehatan Mental, Jakarta, CV H Mas Agung, 1998, hal 30
f. Penggunaan Ibid, op.Cit, dan loc.Cit
1. Ibid adalah singkatan dari Ibidem artinya di tempat yang sama,
2. Ibid dipakai sesudah ada catatan kaki yang langsung mendahuluinya.
3. Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya.
4. Ibid harus diketik atau ditulis dengan huruf awal kapital, diberi titik.
5. Apabila referensi kedua ini berasalah dari jilid atau halaman yang lain maka di belakang ibid diberi kome, jilid, dan halaman.
Contoh :
1 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1990, Hal 242
2 Ibid, Hal 92
Op.Cit
a. op.Cit merupakan singkatan dari Opere Citati artinya dalam karya yang telah dikutip, dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip tapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya nama pengarang, op.cit, nomor halaman.
Contoh :
1 Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, Bandung, Alumni, 1978, hal 112
2 Frans Magnis Suseno, Kuasa dan Moral, Jakarta, PT Gramedia, 1986 hal 21
3 Raharjo op.Cit. halaman 95
Loc.Cit
a. Loc.Cit singkatan dari Loco Citati artinya tempat yang telah dikutip seperti diatas tetapi dari halaman yang sama.
Contoh :
1 Satjipto Raharjo loc.Cit
g. Penulisan Tabel
Penggunaan tabel dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk mengajukan data statistik dalam kolom-kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat dan mencari hubungannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis tabel yaitu :
1. Tabel Hendaknya sederhana isinya
2. Jika tabel lebih dan setengah halaman, harus ditempatkan pada halaman tersendiri.
3. Jika Tabel pendek atau kurang dari setengah halaman penulisannya diintergrasikan dalam teks.
4. Jika tabel lebih dari satu halaman maka pada bagian kepala tabel harus diulang di halaman selanjutnya.
5. Kata tabel ditulis di atas kolom tabel dengan huruf kapital pada huruf awal kata tanpa diakhiri dengan tanda titik.
6. Setiap tabel harus diberi nama atau judul tabel ditulis dengan huruf kapital pada awal kata.
7. Jika pada tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi.
8. Setiap tabel yang dikutip harus menyertakan sumbernya yang ditulis dibawah kolom-kolom tabel, dengan jarak 3 spasi dan dimulai dari tepi kiri
9. Setiap tabel yang ditulis harus diberi penjelasan mengenai maksud maksud tabel tersebut.
Contoh :
Tabel 22
Pendapatan Responden Mengenai Tayangan Film Barat
Yang Lebih Menonjolkan Adegan Kekerasan Yang Ditampilkan
Di Televisi Swasta Sudah Cukup Menarik
No
Cukup menarikkah film barat yang menonjolkan adegan kekerasan
F
Persentase
1
Sangat Menarik
3
6%
2
Menarik
23
46%
3
Ragu-ragu
7
14%
4
Tidak Menarik
17
34%
Jumlah
50
100%
Sumber Data : Hasil penelitian , Januari 2001
Berdasarkan tabel 22 responden yang menonton tanyangan film barat dengan adegan kekerasan di televisi swasta menyatakan menarik yaitu 46%, kemudian tidak menarik 34%, Ragu-ragi 14%, dan sangat menarik 6%. Dapat disimpulkan bahwa responden sebagian besar tertarik dengan adegan kekerasan pada tanyangan film barat di televisi swasta
h. Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi judul buku-buku yang telah menjadi acuan skripsi. Jika catatan kaki digunakan untuk merujuk kepada sumber dari kenyataan atau ucapan yang digunakan dalam teks maka daftar pustaka sebagai pelengkap dari catatan kaki, Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka adalah
1. Nama pengarang
2. Tahun terbit
3. Judul buku
4. Tempat terbit
5. Nama penerbit
Atau
1. Nama pengarang
2. Judul buku
3. Tempat terbit
4. Nama penerbit
5. Tahun terbit
Yang perlu diperhatikan dalam menulis daftar pustaka adalah
1. Nama pengarang mengikuti standar internasional nama paling belakang ditarik ke depan diikuti tanda koma (,) judul buku ditulis dengan huruf miring.
2. Penulisan acuan dalam daftar pustaka dimulai dari tepi kiri margin dengan jarak 2 spasi baris kedua dan selanjutnya dimulai 1 tab kedalam, dari tepi kiri margin.
3. Ditulis dengan tidak diberi nomor urut.
4. Ditulis sesuai dengan urutan abjad.
Contoh dafar pustaka dari buku :
Notoarmodjo, S, 1989. Dasar-dasar pendidikan dan pelatihan.
Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran UI, Jakarta
Arifin, E.Z, 1998
Dasar-dasar penulisan karangan ilmiah, Jakarta, Grasindo
Dapat juga ditulis sebagai berikut :
Notoarmodjo, S. Dasar-dasar pendidikan dan pelatihan.
Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran UI, Jakarta. 1989
Arifin, E.Z,
Dasar-dasar penulisan karangan ilmiah, Jakarta, Grasindo. 1998
Contoh dafar pustaka dari Majalah :
Sjaaf, A.C, 1991. Analisis Biaya kesehatan Rumah Sakit. Merdeka, 17 (10).
Contoh dafar pustaka dari Makalah :
Suratman, M. 1983. Pengajaran Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Lanjutan, Kongres Bahasa Indonesi IV. Jakarta:PPPB
Contoh dafar pustaka dari Lembaga :
MPR RI. 1996. Hasil-hasil Sidang Umum IV. Jakarta : Departemen Penerangan RI
Contoh dafar pustaka dari Internet :
Arifin, Muhamad. 2006. Kontinuitas dan Perubahan Nasionalisme di Indonesia dalam Perspektif Global dan Lokal. Http://fisip.unmul.ac.id.nasionalisme. Akses April 2006
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti,dkk.1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta, Erlangga.
Brotowidjoyo, Mukayat D.1985. Penulisan Karangan Ilmiah,Jakarta : Akademika.
Badudu, J.S.1986. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar, Jakarta:Gramedia.
Firoza, Lamuddin, 1993, Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta. Diksi Insan Mulia.
Maimunah, Siti Annijat.2005. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Jakarta. Prestasi Pustaka.
Rahayu, Minto.2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta. PT Grasindo
Winarto T. Yunita.2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial. Jakarta. Yayasan Obor.
Dra. Pudjiwati
KUMPULAN
MATERI PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA
Masyarakat menginginkan pendidikan gratis bagi siswa SD dan SMP (SPOK)
Kalimat topik pada awal paragraf
Kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.
Kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk kepada benda-benda. Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku. Fisik diantaranya adalah patung, lukisan, rumah, bangunan, mobil dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, ideologi, etika dan estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku diantaranya adalah sikap, kebiasaan, adat istiadat, belajar, tidur, bertani bahkan berkelahi.
Kalimat penjelas
Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku. Fisik diantaranya adalah patung, lukisan, rumah, bangunan, mobil dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, ideologi, etika dan estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku diantaranya adalah sikap, kebiasaan, adat istiadat, belajar, tidur, bertani bahkan berkelahi. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.
Kalimat penjelas
Kalimat topik pada awal paragraf
Pemerintah menyadari bahwa masyarakat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
Kalimat topik pada awal dan akhir paragraf
Pagi hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalan. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku.
Kalimat topik pada seluruh paragraf
Kekerasan Terhadap Perempuan
300.07
Sum
M. Sumaatmaja, Mursid.
Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
(Mursid Sumaatmaja)
Bandung; Alumni, 1980
RINGKASAN DAN KESIMPULAN
Deskripsi singkat mengenai masalah hipotesis, metodologi dan hasil penelitian
Kesimpulan penelitian yang merupakan sistesis dari seluruh aspek tersebut diatas
Pembahasan hasil penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan
Pengkajian implikasi penelitian
Pengajuan saran
HASIL PENELITIAN
Variabel yang diteliti
Tehnik analisis
Kesimpulan analisis data
Penafsiran kesimpulan analisis data
Kesimpulan pengujian hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan penelitian (secara operasional)
Tempat/waktu penelitian
Metode penelitian
Tehnik pengambilan contoh
Tehnik pengumpulan data
Tehnik analisis data
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Pengkajian teori yang dipergunakan
Pembahasan penelitian yang relevan
Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis dengan menyatakan postulat, asumsi dan prinsip sekitarnya ada
Perumusan hipotesis
Gambar 4 Struktur Penulisan Ilmiah
(Dikutip dari Jujun S. Suriasumantri Struktur penulisan Ilmiah)
KESIMPULAN
PENGAJUAN MASALAH
Latar belakang masalah
Identifikasi masalah
Pembatasan masalah
Perumusan masalah
Tujuan penelitian (secara umum)
Kegunaan penelitian
PENGUJIAN HIPOTESIS
HIPOTESIS
MASALAH
METODOLOGI PENELITIAN
PENYUSUNAN RANGKA BERFIKIR