Kumpulan Chap3,5

27
Ringkasan Materi Kuliah (RMK) BAB 3. PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN BAB 4. RERANGKA KONSEPTUAL-SUATU MODEL BAB 5. KONSEP DASAR Mata Kuliah : Teori Akuntansi DISUSUN OLEH: Kelompok I 1. Anggraini Puji Lestari (S431208001) 2. Hapsari Tri Bhuwana (S431108001) 3. Ign. Novie Endi Nugroho (S4312008)

description

3,5

Transcript of Kumpulan Chap3,5

Page 1: Kumpulan Chap3,5

Ringkasan Materi Kuliah (RMK)

BAB 3. PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

BAB 4. RERANGKA KONSEPTUAL-SUATU MODEL

BAB 5. KONSEP DASAR

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

DISUSUN OLEH:

Kelompok I

1. Anggraini Puji Lestari (S431208001)

2. Hapsari Tri Bhuwana (S431108001)

3. Ign. Novie Endi Nugroho (S4312008)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2013

Page 2: Kumpulan Chap3,5

BAB 3

Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara seksama untuk pengendalian

alokasi sumberdaya secara otomatis melalui mekanisme sistem ekonomik yang berlaku.

Pengendalian secara otomatis dicapai dengan ditetapkannya suatu pedoman pelaporan

keuangan yaitu prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting

principles) termasuk didalamnya standar akuntansi. PABU menentukan bentuk, isi dan

susunan laporan atau statement keuangan sebagai suatu medium utama atau ciri sentral (a

central feature) pelaporan keuangan. PABU harus ditetapkan atas dasar suatu

“konstitusi” agar akuntansi efektif sebagai teknologi untuk mencapai tujuan ekonomik

negara. Oleh karena itu, perekayasaan akuntansi harus memperhatikan faktor lingkungan

sosial, politik, ekonomi dan budaya negara tempat akuntansi akan diterapkan. Jadi,

perekayasaan akuntansi dilakukan pada tingkat nasional dengan hasil berupa rerangka

konseptual yang berfungsi sebagai semacam konstitusi. Rerangka konseptual tersebut

memuat konsep-konsep pemikiran untuk dijadikan basis dalam menetapkan PABU

(teruatama dalam standar akuntansi) yang harus dilaksanakan pada tingkat perusahaan.

Proses Perekayasaan

Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan

bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan

ekonomik dan sosial negara.

Proses akuntansi dalam pelaporan keuangan adalah mekanisme tentang

bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan bekerja dan saling berinteraksi

sehingga dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk

laporan/statement keuangan termasuk mekanisme untuk menentukan kewajaran statemen

keuangan.

Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk

membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk

menunjang tercapainya tujuan negara. Perekayasaan akuntansi berkepentingan dengan

pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasi ideologi, teori, konsep dasar dan

Page 3: Kumpulan Chap3,5

teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai tujuan ekonomik dan

sosial negara dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya

negara. Proses perekayasaan akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar. Proses perekayasaan pelaporan keuangan

Pada dasarnya proses perekayasaan ini adalah proses untuk menjawab pertanyaan

mendasar yaitu bagaimana suatu kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk

statemen keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan

secara finansial tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan.

Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif

Page 4: Kumpulan Chap3,5

Hendrikson menguraikan aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses

perekayasaan untuk menghasilkan rerangka teoritis akuntansi, yaitu:

1. Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit–unit usaha (entitas

pelapor) dan lingkungannya.

2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan

postulat.

3. Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan

kemampuan untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis informasi yang

disajikan.

4. Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan

5. Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi informasi

tentang perusahaan dan lingkungannya.

6. Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit

usaha beserta lingkungannya.

7. Pengembangan dan penyusunan pernyataaan umum yang dituangkan dalam bentuk

suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam menyusun standar

akuntansi.

8. Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi untuk

menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi sesuai

dengan standar atau pinsip akuntansi berterima umum.

Page 5: Kumpulan Chap3,5

Siapa Merekayasa 

Badan legislatif pemerintah (dalam hal ini DPR dan MPR) mempunyai peranan penting

dalam proses perekayasaan mengingat rerangka konseptual mempunyai fungsi semacam

undang-undang dasar (konstitusi). Badan legislatif membentuk komite atau tim khusus

yang anggotanya berwawasan dan berpengetahuan akuntansi yang luas dan memadai.

Perekayasa akuntansi harus merupakan tim multi-disipliner agar hasilnya dapat

diandalkan sebagai wahana untuk menjamin tercapainya tujuan sosial dan ekonomik

negara. Sebagai alternatif, penyediaan informasi diserahkan kepada profesi dan pelaku

bisnis (disebut dengan pengaturan sendiri-self regulation). Mengasumsikan bahwa

profesi dan pelaku bisnis adalah pihak yang paling tahu akan kebutuhan pemakai

informasi keuangan.

Aspek Semantik Dalam Perekayasaan

Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek–objek fisis

kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek–objek statemen keuangan sehingga

pihak yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan dari segi keuangan tanpa

harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan.

Proses Saksama

Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan harus dilakukan

melalui tahap-tahap prosedur yang saksama dan teliti. Berikut ini adalah proses saksama

(due process) yang dilaksanakan FASB dalam menyusun pernyataan resmi:

1. Mengevaluasi masalah

2. Mengadakan riset dan analisis

3. Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi (Discussion Memorandum)

4. Mengadakan dengar pendapat umum (public hearing)

5. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas Memorandum Diskusi

6. Menerbitkan draf awal standard ( Exposure Draft ) yang diusulkan

7. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tentang ED

8. Memutuskan menerbitkan statemen atau tidak

9. Menerbitkan statemen yang bersangkutan.

Page 6: Kumpulan Chap3,5

Konsep informasi akuntansi

Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan

keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol-simbol (elemen-elemen) yang

termuat dalam seperangkat statemen keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna kalau

tiap elemen di interpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, statemen keuangan

berisi rangkaian elemen-elemen baru dapat ditangkap maknanya kalau bentuk, isi dan

susunannya diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang disepakati. Informasi

semantik ini harus ditangkap secara kontekstual melalui tiga komponen sebagai satu

kesatuan, yaitu elemen (objects), ukuran dalam unit moneter (size), dan hubungan

(relationship) antar elemen.

Rerangka konseptual

Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan

menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut

rerangka konseptual. FASB mendefinisikan rerangka konseptual sebagai beberapa tujuan

dan hal mendasar yang saling berkaitan yang membentuk suatu sistem/rerangka terpadu

yang dapat menghasilkan standar akuntansi yang konsisten dan yang menetapkan sifat,

fungsi, dan keterbatasan pelaporan keuangan dan statemen keuangan. Tujuan dari

rerangka konseptual FASB adalah melayani kepentingan publik dengan menyediakan

struktur dan petunjuk pelaporan akuntansi dan keuangan dalam rangka memfasilitasi

penyediaan informasi keuangan secara objektif yang bermanfaat dalam membantu

bekerjanya pasar modal dan lainnya secara efisien dalam rangka alokasi sumber

ekonomik dalam perekonomian masyarakat.

Tanpa adanya rerangka konseptual sebagai “konstitusi” akan sangat sulit bagi

penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih

baik dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan

akuntansi tertentu lebih efektif dari pada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai

tujuan sosial atau ekonomik.

Kam (1990) menguraikan manfaat rerangka konseptual sebagai berikut:

Page 7: Kumpulan Chap3,5

1. memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung-jawab dalam

penyusunan atau penetapan standar akuntansi.

2. menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang di jumpai dalam

praktek yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik.

3. menentukan batas-batas pertimbangan (bounds of judgment) dalam penyusunan

statemen keuangan.

4. meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan keyakinan

terhadap statemen keuangan.

5. meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.

Fundasi (berupa konsep-konsep) dan penalaran-penalaran yang melekat pada rerangka

konseptual itulah yang sebenarnya membentuk teori akuntansi sebagai penalaran logis

yang dapat digunakan untuk mengevaluasi standar dan praktek yang berjalan dan

mengembangkan (memperbaiki) standar dan praktek di masa datang.

Model

Rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB, memuat empat komponen konsep

penting yaitu:

1. Tujuan pelaporan keuangan

2. Kriteria kualitas informasi

3. Elemen-elemen statemen keuangan

4. Pengukuran dan pengakuan

Prinsip Akuntansi Berterima Umum

Rerangka konseptual yang berfungsi semacam konstitusi hanya memuat konsep-konsep

umum yang secara keseluruhan dapat dianggap sebagai konstitusi akuntansi suatu negara.

Pedoman dapat ditentukan secara resmi oleh badan yang berwenang dalam bentuk

standar akuntansi atau dapat juga pedoman-pedoman yang baik dan telah banyak

dipraktekkan dapat digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan

rerangka konseptual atau didukung berlakunya secara autoritatif. Kedua pedoman

tersebut secara keseluruhan membentuk rerangka pedoman operasional yang disebut

Page 8: Kumpulan Chap3,5

generally accepted accounting pronciples/GAAP atau prinsip akuntansi berterima

umum/PABU. PABU akan menjadi kriteria untuk menentukan apakah statemen

keuangan telah menyajikan informasi keuangan dengan baik, benar, dan jujur yang secara

teknis disebut menyajikan secara wajar.

Kriteria kewajaran adalah PABU, bukan SAK karena:

Tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan dalam bentuk

standar akuntansi.

Standar akuntansi secara eksplisit dijasikan kriteria dan dinyatakan dalam laporan

auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajaran hanyalah bersifat formal bukan

bersifat substantif.

Untuk mencapai kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus merupakan

suatu rerangka pedoman yang cukup komprehensif meliputi aspek teknis dan

konseptual.

Standar akuntansi keuangan hanya merupakan bagian dari kriteria yang luas yang disebut

dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Tiga Pengertian Penting

Sebenarnya terdapat tiga istilah penting atau konsep penting yang sangat berbeda

maknanya, yaitu:

1. Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah,

prosedur, metoda dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun

praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan.

2. Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang sengaja

dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang

berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan / negara dan dituangkan

dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara

tersebut.

3. PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan

sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoritis, dan

praktis.

Page 9: Kumpulan Chap3,5

Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan pedoman untuk memperlakukan suatu

objek yang harus dilaporkan menyangkut hal berikut ini:

1. Definisi, dalam hal ini PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos,

atau objek statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan

agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh

pemakai.

2. Pengukuran / Penilaian, adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada

suatu objek yang terlihat dalam suatu transaksi keuangan.

3. Pengakuan, merupakan pencatatan suatu jumlah rupiah (cost) ke dalam sistem

akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi

dalam laporan keuangan.

4. Penyajian dan Pengungkapan, dalam hal ini penyajian menetapkan tentang cara – cara

melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau

pos tersebut cukup informatif. Sedangkan pengungkapan berkaitan dengan cara

penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai

selain apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama.

Autoritas rerangka konseptual

Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fondasi rerangka pedoman

PABU. Walaupun demikian, karena rerangka konseptual disusun setelah banyak standar

akuntansi diterbitkan, beberapa versi PABU menempatkan rerangka konseptual pada

tingkat yang kurang autoratif. Tujuannya adalah agar akuntan publik tidak mengganti

standar yang tidak sesuai dengan rerangka konseptual.

Struktur Akuntansi

Bila proses perekayasaan telah selesai serta di aplikasi, rerangka pedoman PABU telah

ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah berlangsung, maka

pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat dilukiskan dalam suatu

diagram yang disebut dengan struktur akuntansi.

Page 10: Kumpulan Chap3,5

BAB 5

Konsep Dasar

Konsep dasar merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat

atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Sumber konsep dasar berasal dari:

a. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)

Terdapat dua konsep dasar yang diadopsi dari IASC yaitu basis akrual dan usaha

berkelanjut. Berdasarkan studi yang dilakukan Paul Grady mengidentifikasikan

sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik bisnis dan akuntansi Amerika

yaitu struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi, entitas

bisnis spesifik, usaha berlanjut, penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun,

konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama, keanekaragaman perlakuan

akuntansi di antara entitas independent, konservatisma, keterandalan data melalui

pengendalian internal, materialitas, ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan

memerlukan taksiran

b. Accounting Principle Board

APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik

lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu entitas akuntansi, usaha berkelanjut,

pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban, perioda-perioda waktu, pengukuran

dalam unit uang, harga pertukaran, angka pendekatan, pertimbangan, informasi

keuangan umum, statement keuangan berkaitan secara mendasar, substansi daripada

bentuk, materialitas.

c. Wolk, Taerney, dan Dodd

Wolk dan Tearney memberikan daftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat

(yaitu usaha berlanjut, perioda waktu, entitas akuntansi, dan unit moneter), sebagai

prinsip berorientasi-masukan (yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure,

materiality, dan objectivity), dan sebagai prinsip berorientasi-keluaran (yaitu

comparability, consistency, dan uniformity)

d. Anthony, Hwakins, dan Merchant

Page 11: Kumpulan Chap3,5

Ketiga penulis ini memberikan daftar sebelas konsep yang dijadikan dalam

membahas isi, bentuk, suusnan dan arti penting laporan keuangan. Konsep dasar

tersebut sebagai pelandas laporan neraca (yang terdiri dari konsep pengukuran dengan

unit uang, entitas, usaha berlanjut, kos, aspek ganda), dan sebagai pelandas laporan

laba rugi (yaitu terdiri dari konsep perioda akuntansi, konservatisma, realisasi,

penandingan, konsistensi, materialitas)

e. Paton dan Littleton

Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan kedua penulis tersebut merupakan

konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang disebut

sebelumnya. Konsep yang dikemukan P&L adalah entitas bisnis atau kesatuan usaha,

kontinuitas kegiatan/usaha, penghargaan sepakatan, kos melekat, upaya dan

capaian/hasil, bukti terverifikasi dan objektif, dan asumsi.

Suatu konsep dasar acapkali merupakan turunan atau konsekuensi logis dari konsep dasar

yang lain sehingga terjadi perbedaan tentang banyaknya kon sep-konsep yang masuk

dalam seperangkat konsep dasar.

Kesatuan usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan

usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya

terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan

kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.

Batas kesatuan

Akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai kesatuan ekonomik daripada kesatuan

yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali (control) oleh suatu manajemen. Oleh

karena itu, untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjawaban

keuangan, pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha

atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.

Pengertian ekuitas

Page 12: Kumpulan Chap3,5

Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau modal merupakan

utang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini tidak sesuai dengan

pendefinisian secara struktural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap aset

bersih sebagaimana didefinisi dalam rerangka konseptual FASB.

Pengertian pendapatan

Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai

oleh perusahaan merupakan aset perusahaan bukan aset pemilik. Kalau ada aliran aset

masuk (misalnya kas) yang terjadi karena perusahaan menjual barang atau menyerahkan

jasa maka aset perusahaan akan bertambah. Kas masuk itulah yang disebut pendapatan.

Tambahan aset ini pada akhirnya nanti akan dikembalikan kepada pemilik kalau

perusahaan tidak diteruskan atau dilikuidasi. Ini berarti bahwa pada saat kas masuk

sebagia pendapatan, perusahaan sebenarnya mempunyai hutang kepada pemilik yang

pada saatnya nanti harus dikembalikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pendapatan menambah ekuitas (utang kesatuan usaha kepada pemilik). Dengan demikian

definisi pendapatan menurut FASB sama dengan konsep kesatuan usaha.

Pengertian biaya

Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan aset (sediaan

barang) berkurang. Berkurangnya aset (sebesar kos barang terjual) inilah yang disebut

biaya. Seandainya semua asset (setelah dikurangi utang) harus dikembalikan kepada

Page 13: Kumpulan Chap3,5

pemilik, jumlah rupiah yang kembali kepada pemilik akan berkurang sebesar biaya

tersebut. Pada saat terjadi utang kepada pemilik berkurang dan pemilik harus

menanggung biaya tersebut karena kesatuan usaha dapat dikatakan bertindak untuk

kepentingan pemilik. Dapat dikatakan bahwa biaya mengurangi ekuitas. Dengan kata

lain, pendapatan, biaya, untung, dan rugi merupakan penyebab perubahan ekuitas. Jadi

definisi biaya oleh FASB sama dengan konsep kesatuan usaha.

Sistem berpasangan

Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu

mempertanggungjawabkan aset yang dikelolanya dan sumber aset tersebut. Ini berarti

bahwa pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk

utang-piutang dengan pemilik serta pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan. Untuk

melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakan sistem berpasangan

Persamaan akuntansi

Pelaporan keuangan harus menunjukkan hubungan antar manajemn dengan penyedia

dana (investor dan kreditur). Pertanggungjawaban manajemen kepada penyedia dana

menuntut agar aset yang dipercayakan kepada manajemen selalu ditunjukkan sumber atau

asalnya. Hubungan fungsional inilah yang disebut persamaan akuntansi. Persamaan

akuntansi merupakan cara merepresentasi sistem berpasangan. Persamaan akuntansi

dinyatakan sebagai berikut :

Page 14: Kumpulan Chap3,5

A = K + E + P – B + I – D

A = Aset

K = Kewajiban

E = Ekuitas

P = Pendapatan

B = Biaya

I = Investasi kepada pemilik

D = Distribusi ke pemilik

Artikulasi

Dengan artikulasi akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statement laba-rugi

akan sama dengan laba dalam statement perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas

akhir dalam statemnet perubahan perubahan ekuitas akan sam dengan jumlah rupiah

ekuitas dalam neraca. Dengan demikian posisi keuangan awal digabung dengan

perubahan akan menghasilkan posisi keuangan akhir. Bila dikaitkan dengan fokus

pengukuran, pendefinisian pendapatan dan biaya (dengan sendirinya laba) sebagai

perubahan aset atau kewajiban sering disebut dengan pendekatan aset-kewajiban

sedangkan pendefinisian, pengakuan, dan pengukuran pendapatan dan biaya (dengan

sendirinya laba) sehingga perubahan aset dan kewajiban dianggap sebagai akibat atau

produk samping pengukuran pendapatan dan biaya disebut dengan pendekatan

pendapatan-biaya.

Page 15: Kumpulan Chap3,5

Kontinuitas usaha

Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala,

atau rencana pasti dimasa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi

maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus

sampai waktu yang tidak terbatas.

Arti penting laporan periodik

Pelaporan keuangan lebih berkepentingan dengan daya melaba (earning power)

perusahaan. Untuk suatu perioda, tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber

ekonomik tertentu disebut dengan tingkat imbalan investasi. Tingkat imbalan tersebut

dapat diukur secara periodik.

Kedudukan laporan laba-rugi

Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu perioda dituangkan dalam laporan laba-rugi

periodic sehingga laporan laba-rugi dipandang sebagai laporan yang paling penting dalam

pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilai kemampuan mendapatkan

laba.

Fungsi neraca dan penilaian elemennya

Page 16: Kumpulan Chap3,5

Dengan konsep kontinuitas usaha tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukkan

sisa potensi-potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi (menjadi

biaya) dalam tahun yang berakhir pada tanggal neraca. Dengan kata lain, neraca

berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki/dikuasai kesatuan usaha

untuk menghasilkan pendapatan dalam perioda-perioda berikutnya. Oleh karena itu

proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap pos neraca bukanlah

merupakan proses penilaian harga jual tetapi merupakan pengukuran sisa potensi jasa

yang direpresentasi oleh kos yang melekat padanya sehingga akuntansi menilai pos-pos

neraca pada umumnya berdasarkan kos historis.

Keterbatasan informasi akuntansi

Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi yang mungkin dibutuhkan

untuk pengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen.

Kos melekat

Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada obyek yang direpresentasinya sehingga

kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali

mengikuti objek yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah tujuan

pengelompokan, pemecahan, dan penggabungan kosa adlah untuk mengikuti aliran upaya

(effort) dalam menyediakan produk atau jasa. Kos melekat dilandasi oleh konsep kos

yang disebut kos terkandung yaitu kos yang benar-benar terkandung dalam suatu objek

atau produk sebagai pasangan kos penggantian yaitu kos seandainya objek tersebut tidak

ada dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan kos kesempatan.

Saat pengakuan nilai tambah

Konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut harus

ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan

kos lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat

pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Kalau kos produk harus

menunjukkan nilai, maka ke dalam kos produk tersebut harus dimasukkan jumlah rupiah

Page 17: Kumpulan Chap3,5

nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekat pada produk sebagai akibat proses

produksi itu.

Bukti terverifikasi dan objektif

Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang kuat dan sah. Bukti

transaksi dapat timbul karena adanya transaksi pertukaran antara kesatuan usaha dengan

pihak luar (pihak independen) atau karena diciptakan oleh pihak internal perusahaan atas

dasar kebijakan.

Laba akuntansi versus ekonomik

Karena perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan, laba akuntansi dapat berebda

maknanya dengan laba ekonomik atau laba material yang sering digunakan dalam

ekonomika atau perpajakan.

Kos aktual

Dalam membandingkan upaya dengan hasil, akuntansi hanyalah menandingkan upaya

yang benar-benar telah dilakukan oleh suatu kesatuan usaha sehingga laba yang diperoleh

adalah selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang sesungguhnya terjadi.

Artinya kos tersebut timbul karena transaksi, kejadian, atau upaya yang nyata-nyata

dilakukan. Untuk mengakui kos harus ada transaksi masa lalu. Dengan kata lain, biaya

sesungguhnya adalah biaya yang terjadi akibat suatu kegiatan yang nyata sehingga kos

hipotesis atau asumsian tidak diakui.

Asas akrual atau himpun

Karena akuntansi mendasarkan diri pada konsep upaya dan hasil dalam menentukan

besarnya laba, akuntansi tidak membatasi pegertian biaya atau pendapatan pada biaya

yang telah dibayar atau pendapatan yang telah diterima. Akibat suatu transaksi tertentu

yang telah terjadi berjalannya waktu sudah dapat menjadi dasar untuk mengakui biaya

atau pendapatan. Asas akrual dalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang

menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran

penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul

Page 18: Kumpulan Chap3,5

lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang

diserahkan tersebut.

Pengertian depresiasi

Penentuan besarnya depresiasi tidak bergantung pada besarnya laba perusahaan walaupun

besarnya biaya depresiasi akan mempengaruhi besarnya laba periodik. Dengan kata lain,

besarnya laba perusahaan tidak boleh mempengaruhi besarnya depresiasi oleh karena

laba merupakan hasil akhir akibat penyerahan barang yang di dalamnya melekat berbagai

macam jasa termasuk jasa aset tetap. Laba ditentukan dengan mengurangkan semua biaya

termasuk depresiasi terhadap jumlah rupiah pendapatan.

Substansi daripada bentuk

Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep di tingkat perekayasaan

atau dalam menetapkan standar di tingkat penyusun standar, akuntansi akan menekankan

makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian daripada makna yuridisnya

meskipun makna yuridis mungkin menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi

yang berbeda.

Konservatisma

Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk

mengambil tindakan atau keputusan atas dasar outcome yang terjelek dari ketidakpastian

tersebut. Kalau akuntansi menganut konsep dasar konservatisma, dalam menyikapi

ketidakpastian, akuntansi akan menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang

didasarkan pada munculan yang dianggap kurang menguntungkan.

Pengendalian internal menjamin keterandalan data

Konsep ini menyatakan bahwa sistem pengendalian internal yang memadai merupakan

sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yang tinggi. Objektivitas dalam

akuntansi bukan merupakan objektivitas mutlak dan akuntansi mengakui adanya taksiran-

taksiran sehingga keterandalan data hanya dapat dijamin kalau kesatuan usaha

mempunyai sistem pengendalian internal yang memadai.

Page 19: Kumpulan Chap3,5

Manfaat konsep dasar

Konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusun standar dalam berargumen untuk

menentukan konsep, prinsip, metoda atau teknik yang akan dijadikan standar. P&L

menegaskan bahwa penyusunan standar harus dilandasi oleh pemikiran atau penalaran

yang jelas dan jernih. Gagasan tersebut sejalan dengan yang dikatakan Kam (1990) yang

menyatakan bahwa praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat pula.