Kumpulan Cerita Dalam Satu

3
Kumpulan Cerita Dalam Satu Paragraf. Leave a reply 1. HILANG. Suasana dalam rumah panik. Wajah ayah tegang sejak tadi, ia mondar-mandir di ruangan tengah sambil menggenggam sebuah buku TTS. Aku bingung, entah mengapa tubuhku serasa ringan seperti kapas. Kejadian terakhir yang kuingat, usai pulang sekolah tadi siang tak sengaja aku melihat buku TTS milik ayah ada di atas meja. “Wah, TTS edisi terbaru. Unik sekali!” kataku penasaran. Sejak dulu aku sangat menyukai teka-teki, kadang bisa seharian di dalam kamar hanya untuk berpikir dan mencari jawaban dalam TTS jika tak ada kegiatan lain. Itulah aku, penggila TTS. Seperti ada kepuasan tersendiri jika aku dapat menyelesaikan satu lembarnya. Tak lama, tanganku mulai iseng mengutak-atik setiap kata pada kotak kosong. Ada hal aneh yang aku rasakan, tiap lembar TTS ini seperti hidup. Ada desiran nafas yang menjalari jemariku. Kupikir itu hanya halusinasiku saja. Tiba-tiba, sebuah tangan besar menarik kepalaku dengan cepat. Bersamaan itu, ayah baru saja kembali dari kamar mandi. Sontak saja ayah kaget, lalu berusaha menarikku keluar. Terlambat, aku sudah terjebak di dalam buku TTS. “Tak ada jalan lain, aku harus membebaskan anakku dengan cara mengisi kotak demi kotak dalam lembar TTS itu dengan benar. Salah sedikit, anakku tak bisa kembali lagi. Selamanya.” katanya gemetar. Aku hanya bisa menatap wajahnya dengan pasrah. 2. PEREMPUAN DIUJUNG JALAN. Aku tak terlalu mengenalnya. Ia pendatang baru di perumahan ini. Wajahnya yang manis membuat setiap orang yang berpapasan dengannya memerlukan waktu untuk berhenti. Bukan mengagumi, tapi lebih banyak mengernyitkan dahi. Seperti ada yang salah. Padahal menurutku ia memang manis, dua alis tebal yang tersusun rapih diatas bola matanya seperti barisan gelungan ombak yang bermandikan cahaya matahari. Belum lagi alisnya. Aku melihat itu adalah penciptaan alis yang paling indah jarang kutemui seperti dia, untaian yang menjulur seperti

description

vfhgfhgtfgh

Transcript of Kumpulan Cerita Dalam Satu

Page 1: Kumpulan Cerita Dalam Satu

Kumpulan Cerita Dalam Satu Paragraf.Leave a reply

1. HILANG.

Suasana dalam rumah panik. Wajah ayah tegang sejak tadi, ia mondar-mandir di ruangan tengah sambil menggenggam sebuah buku TTS. Aku bingung, entah mengapa tubuhku serasa ringan seperti kapas. Kejadian terakhir yang kuingat, usai pulang sekolah tadi siang tak sengaja aku melihat buku TTS milik ayah ada di atas meja. “Wah, TTS edisi terbaru. Unik sekali!” kataku penasaran. Sejak dulu aku sangat menyukai teka-teki, kadang bisa seharian di dalam kamar hanya untuk berpikir dan mencari jawaban dalam TTS jika tak ada kegiatan lain. Itulah aku, penggila TTS. Seperti ada kepuasan tersendiri jika aku dapat menyelesaikan satu lembarnya. Tak lama, tanganku mulai iseng mengutak-atik setiap kata pada kotak kosong. Ada hal aneh yang aku rasakan, tiap lembar TTS ini seperti hidup. Ada desiran nafas yang menjalari jemariku. Kupikir itu hanya halusinasiku saja. Tiba-tiba, sebuah tangan besar menarik kepalaku dengan cepat. Bersamaan itu, ayah baru saja kembali dari kamar mandi. Sontak saja ayah kaget, lalu berusaha menarikku keluar. Terlambat, aku sudah terjebak di dalam buku TTS. “Tak ada jalan lain, aku harus membebaskan anakku dengan cara mengisi kotak demi kotak dalam lembar TTS itu dengan benar. Salah sedikit, anakku tak bisa kembali lagi. Selamanya.” katanya gemetar. Aku hanya bisa menatap wajahnya dengan pasrah.

2. PEREMPUAN DIUJUNG JALAN.

Aku tak terlalu mengenalnya. Ia pendatang baru di perumahan ini. Wajahnya yang manis membuat setiap orang yang berpapasan dengannya memerlukan waktu untuk berhenti. Bukan mengagumi, tapi lebih banyak mengernyitkan dahi. Seperti ada yang salah. Padahal menurutku ia memang manis, dua alis tebal yang tersusun rapih diatas bola matanya seperti barisan gelungan ombak yang bermandikan cahaya matahari. Belum lagi alisnya. Aku melihat itu adalah penciptaan alis yang paling indah jarang kutemui seperti dia, untaian yang menjulur seperti rerimbunan dedaunan pada pohon yang berdiri megah dibelantara padang nan gersang. Beberapa hari sebelumnya, kedatangannya sebagai warga baru di perumahan ini memang mendadak. Siang hari yang bolong, sebuah mobil besar yang diikuti beberapa mobil barang sudah berdiri di depan rumah kosong sebelah dengan rumahku. Sekilas mataku bertatapan dengan matanya, ada kabut tebal yang pekat, suram. Tak lama kemudian, semua sepi. Perempuan itu memang tinggal sendiri, tidak dengan siapapun. Nampaknya ia memang suka menyendiri. Seperti mengasingkan diri dari segala hiruk pikuk. Beberapa minggu kemudian, tanpa sengaja aku melihatnya berdiri di depan rumah. Langkahnya menuju ke arah ujung jalan pada sebuah lahan kosong di perumahan kami. Jalan itu jalan buntu. Penasaran, aku mengikutinya dari belakang. Hanya sekedar ingin tahu. Apa yang ingin ia lakukan pada siang hari begini. Jarakku dengannya hanya 500 meter saja. Entah ia sadar atau tidak, langkahnya seperti tak menunjukkan ada apa-apa. Menengok pun tidak. Tepat diujung jalan, kakinya terhenti. Di depan lahan kosong, aku melihat ia sedang menatap gundukan tanah yang tersamarkan oleh batu-batuan besar yang berlumut dibawah pohon nan rindang. “Sudah lama aku tidak mengunjungi makamku sendiri yang dikubur bersama kedua anakku di dalamnya” katanya dengan suara lirih. Aku…

3. ANAKKU ANAK KUTUKANKAH?

Page 2: Kumpulan Cerita Dalam Satu

Ruang operasi nampak sibuk, beberapa dokter spesialis dengan sangat hati-hati berusaha mengeluarkan bayi yang dikandung perempuan muda itu. Awal kejadian memang tak biasa. Perempuan itu ditemukan tak sadarkan diri dalam keadaan hamil dengan pakaian setengah telanjang. Tubuhnya memar disertai lebam biru pada bagian wajah. Dan kakinya, terdapat banyak bercak darah yang berasal dari selangkangan. Pagi itu, rumah sakit memang belum buka. Seorang satpam yang hendak pulang setelah shift malam terpaksa menundanya. Lalu dibawanya masuk kedalam ruangan. Beberapa dokter terlihat masuk lebih awal karena mendapat telepon yang kurang menyenangkan. Wajah mereka cemberut. Tapi, profesi mereka menunutut untuk melakukan terbaik bagi siapapun pasiennya yang membutuhkan pertolongan dengan segera. Tidak bisa tidak. Dua jam operasi berjalan. Tanda-tanda bayi itu akan lahir belum juga datang. “Lihat, tangannya menggenggam jantung ibunya!” pekik seorang dokter, kaget. Usahapun dilakukan. Anehnya, persalinan yang amat melelahkan ini disertai dengan bau anyir dari belerang yang amat menusuk hidung. Tak seperti biasanya. Setelah beberapa jam kemudian, bayi itu berhasil dikeluarkan. Sang ibu nampak bahagia sekaligus lemas. Terlalu banyak darah yang ia keluarkan. “Cepat, beri dia insulin dan nafas bantuan” kata seorang dokter kepala bagian operasi. Dokter itu penasaran, bentuk bayi itu aneh. Tubuhnya berwarna kuning langsat, disertai bulu-bulu halus disekujur wajah sampai kaki. “Siapa suamimu sebenarnya?”. Tak ada jawaban. Diluar sana, dibalik pagar. Seorang lelaki nampak berdiri dengan tangan mengepal. Wajahnya tegang, seperti ada pergolakan hebat antara dendam dan haru yang tumbuh di dadanya. Ia mengenakan sebuah jubah untuk menutupi bagian lain pada tubuhnya yang tak ingin diketahui semua orang. Sebuah sayap hitam.