Kumpulan Artilel

of 29 /29
KUMPULAN ARTILEL kumpulan artikel dan sekripsi,karya tulis ilmiah dan contoh-contoh makalah Senin, 16 Mei 2011 CONTOH SEKRIPSI ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia saat ini masih tinggi. World Healthy Organization (WHO) mencatat tiap tahunnya lebih dari 500 ribu perempuan meninggal karena hamil,melahirkan (mudanijah,2008). Status kesehatan di suatu Negara ditentukan salah satunya oleh Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),apabila AKI dan AKB nya kecil maka dikatakan satus kesehatan Negara tersebut baik. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi telah lama menggundang perhatian

Embed Size (px)

description

Kumpulan Artilel

Transcript of Kumpulan Artilel

KUMPULAN ARTILELkumpulan artikel dan sekripsi,karya tulis ilmiah dan contoh-contoh makalah

Senin, 16 Mei 2011CONTOH SEKRIPSI ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia saat ini masih tinggi. World Healthy Organization (WHO) mencatat tiap tahunnya lebih dari 500 ribu perempuan meninggal karena hamil,melahirkan (mudanijah,2008). Status kesehatan di suatu Negara ditentukan salah satunya oleh Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),apabila AKI dan AKB nya kecil maka dikatakan satus kesehatan Negara tersebut baik. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi telah lama menggundang perhatian pemerintah . Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetric yang bermutu dan menyaluruh. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang merupakan Negara berkembang masih tinggi yaitu 307 per 100.000 apabila dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) di Negara maju.Angka Kematian Ibu di negarra maju

berkisar 10 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di Jawa Barat Angka Kematian Ibu lebih tinggi dari angka kematian Nasional yaitu 377 per 100.000 kelahiran hidup (http:IL www Dinkes.go.id ) Hasil survei demografi kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007 menyebutkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu mengalami penurunan jika di banding tahun 2002-2003 yaitu 307 per kelahiran hidup . Penyebab langsung kematian ibu adalah sebagai berikut: perdarahan 28%, pre eklamsi dan eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, tauma obstetric 5%, emboli obstetric 3% (Ridwan Amirudin). Menurut WHO (2000) 500.000 perempuan meninggal dunia setiap tahunya Negara berkembang ibu hamil dan bersalin mempunyai resiko kematian 200 kali lebih besar daripada Negara maju. Angka kematian ibu di Negara maju berkisar 30 per 100.000 kelahiran hidup,sedangkan Negara berkembang berkisar antara 800 per kelahiran hidup . Ini merupakan sebagai akibat dari komplikasi kehamilan dan melahirkan ,angka kesakitan yang diakibatkan oleh infeksi pra dan pasca persalinan bahkan lebih tinggi yakni 15 kali lebih dari angka kematian (Depkesm.200:1) Hasil perhitungan Badan Pusat Statitiska Provinsi Jawa Barat, AKI tahun 2007 sebesar 300 per kelahiran hidup, penybab kematian maternal yaitu perdarahan 40,8 %, infeksi 6,1 %, eklamsi 14%, dan lain-lain 28,2%, dan tahun 2008 tercatat 343 per kelahiran hidup(Data Biro Pusat Statitiska,2008). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Garutmasih tinggi hingga Tahun 2007 yaitu AKI mencapai 55 kasus

dari 100.000 kelahiran hidup.Data tersebut jauh melampaui AKI Nasional pada Tahun 2007 hanya mencapai 258 kasus per 100.000 kelahiran. Factor penyebab tinggi Angka Kematian tersebut antara lain perdarahan, eklamsi, aborsi tidak aman, partus macet, komplikasi puerperium,trauma obstetric, dan lain-lain. Dan yang menjadi peyebab paling dominan adalah perdarahan yang mencapai angka kematian 28% dan penyebab lainya rata-rata kurang dari 11% (www.journalbogor.com) Penyebab langsung kematian ibu adalah Perdarahan,infeksi dan

eklamsi.Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia,kurang energy kronis(KEK) dan keadaan 4 terlalu ( terlalu muda,tua,sering dan banyak). Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori peyebab mendasar, seperti rendahnya status wanita, ketidakberdayaan dan taraf pendidikan yang rendah.(Saefuddin,2006:6) Kualitas pelayanan kesehatan,khususnya pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dipengaruhi oleh banyak factor,namun kemampuan tenaga kesehatan (bidan,dokter,dokter spesialis) merupakan salah satu factor utama,mengingat kirakira 90% kematian ibu terjadi sekitar saat persalinan dan 95% penyebab sering tidak dapat diperkirakan,maka upaya mempercepat AKI adalah mengupayakan agar ibu setiap persalinan ditolong atau minimal (didampingi oleh bidan) pelayanan obstetric sedekat mungkin kepada semua ibu hamil dan pemeriksaan kehamilan secara teratur ( Saefuddin,2006:7) Banyak kematian ibu dapat dicegah dan diturunkan, misalnya kematian akibat perdarahan dengan persalinan tepat dan cepat dan dengan ditolong oleh tenaga-tenaga kesehatan yang terlatih dan terdidik. Persediaan darah yang

cukup,toxaemia dengan prenatal care(perawatan dan pengawasan sebelum melahirkan,jadi perawatan dan pengawasan selama masa kehamilan) yang teliti,infeksi dengan kebersihan badan, pertolongan aseptis dan dengan antibiotika. Berdasarkan latar belakang di atas,maka pada kesempatan ini penulis akan membahas kasus dengan judul Asuhan kebidanan Komprehensif Pada Ny.Y G2P1A0 GRAVIDA Minggu Fisiologis Di BPS Bidan E kp.Gandamirah

Tambaksari Kecamatan Leuwigoong Garut Tahun 2011.

1.2

Maksud dan Tujuan Studi Kasus 1.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari studi kasus ini yaitu meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. Y G2P1A0 GRAVIDA 41 minggu fisiologis di BPS Bidan E Kecamatan Leuwigoong Garut Tahun 2011. Kp.GandamirahDesa Tambaksari

1.2.2 a.

Tujuan Khusus Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

b. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dari kala I IV. c. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir (BBL).

d. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas. 1.2.3 Mangfaat Studi Kasus 1.2.4 Bagi Penulis

Sebagai sarana belajar komprehensif bagai penulis untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan dalam rangka menambah wawasan khususnya asuhan kebidananan , serta dapat mempelajari kesenjangan yang terjadi di masyarakat.

1.2.5

Bagi Instansi Pendidikan Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran dan data dasar untuk asuhan kebidanan komprehensif selanjutnya.

1.3 1.3.1

Manfaat Studi Kasus Lokasi Lokasi studi kasus ini yaitu di BPS Bidan E kp.Gandamirah Desa Tambaksari Kecamatan Leuwigoong Garut.

1.3.2

Waktu Adapun waktu studi kasus ini yaitu mulai tanggal 7 maret sampai dengan 21 mei 2011.

1.4

Sistematika Penulisan Sistematika studi kasus ini tediri dari 5 bab,yaitu :

Bab I

Tentang penyuluhan yang berisi tentang latar belakang,maksud dan tujuan, mangfaat, lokasi, dan waktu, serta sistematika penulisan

Bab II

Tentang Tinjauan Teori mengenai kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta asuhan-asuhan yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil,

melahirkan, nifas, bayi baru lahir dan kontrasepsi. Selain itu, mejelaskan tentang pendokumentasian Asuhan Kebidanan (ASKEB) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan komprehensif. Bab III Tentang tinjauan Kasus yang berisikan tentang asuhan kebidanan pada Ny.Y berupa data subjektif dan data objektif.Dimana data tersebut diperoleh dari anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik.Dimana data tersebut ditulis dalam bentuk pendokumentasian SOAP. Bab IV Tentang pembahasan yang berisikan tentang asuhan Komprehensif yang diberikan kepada Ny.Y G2P1A0 GRAVIDA 41-42 minggu fisiologis . Bab V Tentang Kesimpulan dan saran yang berisikan tentang keesimpulan asuhan komprehensif dari uraian yang telah dibahas dari bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis bagi pembaca.

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 KONSEP DASAR TEORI 2.1.1 KEHAMILAN 2.1.1.1 Pengertian Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan,triwulan pertama

dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan social dalam keluarga.Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang diharapkan. System penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah dalam kehamilanya. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya di anjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia mersa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. 2.1.2 Asuhan Kebidanan Pada ibu Hamil 2.1.2.1 Pengertian Antenatal Care adalah pengawasan sebelum pengetahuan persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim.

(Manuaba,2002:129). 2.1.2.2 Tujuan Asuhan Antenatal 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,kebidanan dan pembedahan. 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eklusif. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 2.1.2.3 Kebijakan program 1) Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan. Satu kali pada triwulan pertama Satu kali pada triwulan kedua Dua kali pada triwulan ketiga 2) Pelayanan standar minimal termasuk 7T (Timbang) berat badan . Ukur (Tekanan) darah. Ukur (Tinggi) Fundus Uteri. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap. Pemberian Tablet zat besi, Minimum 90 Tablet selama kehamilan. Tes terhadap Penyakit Menular Seks. Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan. 2.1.2.4 Kebijakan teknis 1. Pemberian vitamin Zat Besi

Dimulai memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama the atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. 2. Imunisasi TT Antigen Interval(selang waktu minimal) Lama perlindungan % perlindungan

TT 1

Pada kunjungan antenatal perrtama

-

80

TT 2

4

minggu

3 tahun

95

setelah TT 1 TT 3 6 bulan setelah TT 2 TT 4 1 tahun setelah TT 3 TT 5 1 tahun setelah seumur hidup TT 4 10 tahun 99 5 tahun 99

2.1.2.5 Asuhan Kebidanan pada Kunjungan Pertama 1. Biodata atau identitas ibu 2. Riwayat kehamilan sekarang 3. Riwayat kebidanan

4.

Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang di derita dahulu dan sekarang.

5. Riwayat social ekonomi 6. Melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menilai apakah kehamilanya normal: a. Tekanan darah di bawah 140/90

b. Edema hanya pada eksremitas c. Tinggi fundus pada cm atau meenggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia kehamilan. d. Denyut jantung janin 120 sampai 160 per menit e. 7. Gerakan janin terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat: a. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk: mengidentifikasi penolong dan tempat kelahiran, serta perencanaan tabungan untuk persiapan persalinan. b. Bekerja sama dengan ibu, keluarga, dan masyarakat untuk

mempersiapkanrencana jika terjadi komplikasi, termasuk : o Mengidentifikasi ke mana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut. o Mempersiapkan donor darah o Mengadakan persiapan finansial o Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada di tempat.

8. Memberikan konseling a. Gizi : mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan. b. Perubahan Fisiologi: tambah berat badan, perubahan pada payudara, tingkat tenaga yang menurun, mual selama triwulan pe tama, hubungan suami istri

boleh di lanjutkan selama hamil (di anjurkan memakai kondom). c. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segara jika ia mendapati tanda-tanda bahaya berikut: o Perdarahan pervaginam o Sakit kepala lebih dari biasa o Gangguan penglihatan o Pembengkakan pada wajah dan tangan o Nyeri abdomen(epigastrik) o Janin tidak bergerak seperti biasanya d. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di rumah : o Sabun dan air o Handuk dan selimut bersih untuk bayi o Mendiskusikan posisi melahirkan o Makanan dan minuman ibu selama persalinan o Mengidentifikasi siapa yang dapat membantu bidan dalam persalinan e. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit ( ketiak, bawah buah dada, daerah genitalia) dengan cara dibersihkan dan di keringkan. f. Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai putting susu rata atau masuk ke dalam. Di lakukan 2 kali sehari selama 5 menit.

9. Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke 20. 10. Memberikan imunisasi TT 0,5 cc,jika sebelumnya belum mendapatkan. 11. Menjadwalkan kunjungan berikutnya. 12. Mendokumentasikan kunjungan tersebut. 13. Memberikan seluruh asuhan antenatal seperti di atas. 2.1.3 PERSALINAN 2.1.3.1 Pengertian Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai dari (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum dikatakan inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.( APN.2008:37) 2.1.4 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin 2.1.4.1 Pengertian Adalah asuhan yang diberikan pada proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Saefuddin,2006:112) 2.1.4.2 Tujuan Asuhan Persalinan Normal Tujuan asuhan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang teritegrasi dan lengkap serta minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal ( Depkes,2002:3)

2.1.4.3 Gambaran jalanya persalinan secara klinis I. Tanda persalinan sudah dekat 1. Terjadi Lightening 2. Terjadi HIS permulaan (Palsu) II. Tanda persalinan 1. Terjadi HIS persalinan 2. Terjadi Pengeluaran Pembawa tanda (Manuaba,2002 : 163) Asuhan persalinan normal merupakan pelayanan kebidanan yang tercantum dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan Kepmenkes Nomor : 900/Menkes/VII/2002 pasal 16. Dan tercantum juga dalam standar pelayanan kebidanan 2003, terdapat dalam bagian ketiga dimana terdapat 4 standar pertolongan persalinan seperti berikut : 1. Asuhan persalinan kala I 2. Persalinan kala II yang aman 3. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III 4. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomy 2.1.4.4 Kala dalam persalinan 1. Kala I a. Pengertian Dimulai sejak terjadi kontraksi uterus dan pembukaan serviks sehingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm),di bagi menjadi dua fase,fase laten yaitu serviks membuka kurang dari 4 cm biasanya berlangsung 8 jam. Fase aktif yaitu serviks membuka dari 4 sampai 10 cm.

b. Tanda dan gejala a. Penipisan dan pembukaan serviks

b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2x dalam 10 menit) c. Keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina ( Depkes,2002: 37) c. a. Asuhan yang diberikan Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah

b. Beri dukungan emosional pada ibu c. Berikan informasi atas kemajuan persalinanya

d. Dengarkan keluhanya dan lebih sensitive pada perasaanya e. Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu,tetapi jika ibu sedang di tempat tidur sarankan untuk miring kiri. f. Sarankan untuk berjalan

g. Ajaklah suami atau ibunya untuk memijat punggungnya atau membasuh mukanya di antara kontraksi h. Ajarkan teknik bernafas i. j. Penolong tetap menjaga hak dan privasi ibu dalam persalinan Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan hasil-hasil pemeriksaan. k. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum. l. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.

d. Pemantauan

Frekuensi penilaian dan intervensi Parameter Frekuensi fase laten Tekanan darah Suhu badan Nadi Setiap 4 jam Setiap menit Denyut jantung janin Kontraksi Pembukaan serviks Penurunan kepala Setiap 4 jam Setiap 4 jam Setiap 1 jam Setiap 4 jam Setiap 30 menit Setiap 4 jam Setiap 1 jam Setiap 30 menit Setiap 2 jam 30-60 Setiap 30-60 menit Setiap 4 jam pada Frekuensi fase aktif Setiap 4 jam pada

e.

Periksa dalam Periksa dalam sebaiknya di lakukan setiap 4 jam sekali selama kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Pada kala II persalinan di lakukan periksa dalam setiap jam.

f.

Partograf Partograf di pakai untuk memantau kemajuan persalinan dan memantau petugas kesehatan dalam mengambil kepurusan dan penatalaksanaan. Partograf di

mulai pada pembukaan 4 cm ( fase aktif ). Partograf biasanya di buat untuk setiap ibu bersalin. Yang harus di catat adalah kondisi ibu dan janin yaitu : a. Denyut jantung janin b. Air ketuban c. Molase

d. Pembukaan serviks e. f. Waktu Kontraksi

g. Obat yang diberikan h. Nadi i. j. Tekanan darah Suhu badan

k. Protein,aseton dan volume urine ( saefuddin,2006 : 104) 2. Kala II a. Pengertian Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Persalinan kala II di tegakan dengan melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva. b. Tanda dan gejala menurut Depkes (2002) adalah : a. Ibu merasakan ingin mengedan bersama dengan terjadinya kontraksi

b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum c. Perineum terlihat menonjol

d. Vulva dan vagina dan spinter ani terlihat membuka e. f. Peningkatan pengeluaran lender dan darah Pembukaan serviks telah lengkap

g. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina c. a. Kemajuan Persalinan Kala II Penurunan kepala dari jalan lahir

b. Dimulainya fase pembukaan ( Saefuddin,2006: 111 ) d. Asuhan pada kala II a. Memberi dukungan terus pada ibu

b. Menjaga kebersihan diri c. Memberi dukungan mental pada ibu untuk mengurangi kecemasan ibu

d. Mengatur posisi ibu e. f. Menjaga posisi ibu Menjaga kandung kemih tetap kosong

g. Memberikan cukup minum e. Posisi ibu saat meneran a. Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman baginya. Setiap posisi memiliki keuntungan masing-masing, misalnya : posisi stengah duduk dapat membantu turunya kepala janin jika persalinan berjalan berjalan lambat. b. Ibu dibimbing mengedan diselingi bernafas, kemungkinan dapat menurunkan pH pada arteri umbilicus yang dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal. Minta ibu bernafas saat kontraksi ketika kepala akan lahir, hal ini menjaga agar

perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala serta mencegah robekan. c. Periksa DJJ setiap 15 menit untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi (