Kumpulan Artilel
-
Upload
zulham-effendi -
Category
Documents
-
view
28 -
download
3
description
Transcript of Kumpulan Artilel
KUMPULAN ARTILEL kumpulan artikel dan sekripsi,karya tulis ilmiah dan contoh-contoh makalah
Senin, 16 Mei 2011
CONTOH SEKRIPSI ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia saat ini masih tinggi. World Healthy
Organization (WHO) mencatat tiap tahunnya lebih dari 500 ribu perempuan
meninggal karena hamil,melahirkan (mudanijah,2008).
Status kesehatan di suatu Negara ditentukan salah satunya oleh Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),apabila AKI dan AKB nya
kecil maka dikatakan satus kesehatan Negara tersebut baik. Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi telah lama
menggundang perhatian pemerintah . Menurut hasil berbagai survei, tinggi
rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu
Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetric yang
bermutu dan menyaluruh.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang merupakan Negara
berkembang masih tinggi yaitu 307 per 100.000 apabila dibandingkan dengan
Angka Kematian Ibu (AKI) di Negara maju.Angka Kematian Ibu di negarra maju
berkisar 10 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di Jawa Barat Angka
Kematian Ibu lebih tinggi dari angka kematian Nasional yaitu 377 per 100.000
kelahiran hidup (http:IL www Dinkes.go.id )
Hasil survei demografi kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007 menyebutkan
bahwa angka kematian ibu di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup,
angka kematian ibu mengalami penurunan jika di banding tahun 2002-2003 yaitu
307 per kelahiran hidup . Penyebab langsung kematian ibu adalah sebagai berikut:
perdarahan 28%, pre eklamsi dan eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi
puerperium 8%, tauma obstetric 5%, emboli obstetric 3% (Ridwan Amirudin).
Menurut WHO (2000) 500.000 perempuan meninggal dunia setiap
tahunya Negara berkembang ibu hamil dan bersalin mempunyai resiko kematian
200 kali lebih besar daripada Negara maju. Angka kematian ibu di Negara maju
berkisar 30 per 100.000 kelahiran hidup,sedangkan Negara berkembang berkisar
antara 800 per kelahiran hidup . Ini merupakan sebagai akibat dari komplikasi
kehamilan dan melahirkan ,angka kesakitan yang diakibatkan oleh infeksi pra dan
pasca persalinan bahkan lebih tinggi yakni 15 kali lebih dari angka kematian
(Depkesm.200:1)
Hasil perhitungan Badan Pusat Statitiska Provinsi Jawa Barat, AKI tahun 2007
sebesar 300 per kelahiran hidup, penybab kematian maternal yaitu perdarahan
40,8 %, infeksi 6,1 %, eklamsi 14%, dan lain-lain 28,2%, dan tahun 2008 tercatat
343 per kelahiran hidup(Data Biro Pusat Statitiska,2008).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Garutmasih tinggi hingga Tahun 2007 yaitu AKI mencapai 55 kasus
dari 100.000 kelahiran hidup.Data tersebut jauh melampaui AKI Nasional pada
Tahun 2007 hanya mencapai 258 kasus per 100.000 kelahiran.
Factor penyebab tinggi Angka Kematian tersebut antara lain perdarahan,
eklamsi, aborsi tidak aman, partus macet, komplikasi puerperium,trauma
obstetric, dan lain-lain. Dan yang menjadi peyebab paling dominan adalah
perdarahan yang mencapai angka kematian 28% dan penyebab lainya rata-rata
kurang dari 11% (www.journalbogor.com)
Penyebab langsung kematian ibu adalah Perdarahan,infeksi dan
eklamsi.Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia,kurang
energy kronis(KEK) dan keadaan 4 terlalu ( terlalu muda,tua,sering dan banyak).
Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori peyebab
mendasar, seperti rendahnya status wanita, ketidakberdayaan dan taraf pendidikan
yang rendah.(Saefuddin,2006:6)
Kualitas pelayanan kesehatan,khususnya pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal dipengaruhi oleh banyak factor,namun kemampuan tenaga kesehatan
(bidan,dokter,dokter spesialis) merupakan salah satu factor utama,mengingat kira-
kira 90% kematian ibu terjadi sekitar saat persalinan dan 95% penyebab sering
tidak dapat diperkirakan,maka upaya mempercepat AKI adalah mengupayakan
agar ibu setiap persalinan ditolong atau minimal (didampingi oleh bidan)
pelayanan obstetric sedekat mungkin kepada semua ibu hamil dan pemeriksaan
kehamilan secara teratur ( Saefuddin,2006:7)
Banyak kematian ibu dapat dicegah dan diturunkan, misalnya kematian
akibat perdarahan dengan persalinan tepat dan cepat dan dengan ditolong oleh
tenaga-tenaga kesehatan yang terlatih dan terdidik. Persediaan darah yang
cukup,toxaemia dengan prenatal care(perawatan dan pengawasan sebelum
melahirkan,jadi perawatan dan pengawasan selama masa kehamilan) yang
teliti,infeksi dengan kebersihan badan, pertolongan aseptis dan dengan antibiotika.
Berdasarkan latar belakang di atas,maka pada kesempatan ini penulis akan
membahas kasus dengan judul “Asuhan kebidanan Komprehensif Pada Ny.Y
G2P1A0 GRAVIDA Minggu Fisiologis Di BPS Bidan E kp.Gandamirah
Tambaksari Kecamatan Leuwigoong Garut Tahun 2011.”
1.2 Maksud dan Tujuan Studi Kasus
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari studi kasus ini yaitu meningkatkan kemampuan untuk
melaksanakan “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. Y G2P1A0 GRAVIDA
41 minggu fisiologis di BPS Bidan E Kp.GandamirahDesa Tambaksari
Kecamatan Leuwigoong Garut Tahun 2011.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
b. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dari kala I – IV.
c. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir (BBL).
d. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
1.2.3 Mangfaat Studi Kasus
1.2.4 Bagi Penulis
Sebagai sarana belajar komprehensif bagai penulis untuk mengaplikasikan
teori yang diperoleh selama perkuliahan dalam rangka menambah wawasan
khususnya asuhan kebidananan , serta dapat mempelajari kesenjangan yang terjadi
di masyarakat.
1.2.5 Bagi Instansi Pendidikan
Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran dan data dasar untuk asuhan
kebidanan komprehensif selanjutnya.
1.3 Manfaat Studi Kasus
1.3.1 Lokasi
Lokasi studi kasus ini yaitu di BPS Bidan E kp.Gandamirah Desa
Tambaksari Kecamatan Leuwigoong Garut.
1.3.2 Waktu
Adapun waktu studi kasus ini yaitu mulai tanggal 7 maret sampai dengan
21 mei 2011.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika studi kasus ini tediri dari 5 bab,yaitu :
Bab I Tentang penyuluhan yang berisi tentang latar belakang,maksud dan tujuan,
mangfaat, lokasi, dan waktu, serta sistematika penulisan
Bab II Tentang Tinjauan Teori mengenai kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
serta asuhan-asuhan yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil,
melahirkan, nifas, bayi baru lahir dan kontrasepsi. Selain itu, mejelaskan tentang
pendokumentasian Asuhan Kebidanan (ASKEB) yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan komprehensif.
Bab III Tentang tinjauan Kasus yang berisikan tentang asuhan kebidanan pada Ny.Y
berupa data subjektif dan data objektif.Dimana data tersebut diperoleh dari
anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik.Dimana data tersebut ditulis dalam bentuk
pendokumentasian SOAP.
Bab IV Tentang pembahasan yang berisikan tentang asuhan Komprehensif yang diberikan
kepada Ny.Y G2P1A0 GRAVIDA 41-42 minggu fisiologis .
Bab V Tentang Kesimpulan dan saran yang berisikan tentang keesimpulan asuhan
komprehensif dari uraian yang telah dibahas dari bab-bab sebelumnya serta saran
dari penulis bagi pembaca.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 KONSEP DASAR TEORI
2.1.1 KEHAMILAN
2.1.1.1 Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan,triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta
perubahan social dalam keluarga.Pada umumnya kehamilan berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir
namun kadang-kadang tidak sesuai yang diharapkan. System penilaian resiko
tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah dalam kehamilanya.
Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu
dengan kehamilan normal.
Ibu hamil sebaiknya di anjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia mersa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal.
2.1.2 Asuhan Kebidanan Pada ibu Hamil
2.1.2.1 Pengertian
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum pengetahuan persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim.
(Manuaba,2002:129).
2.1.2.2 Tujuan Asuhan Antenatal
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,kebidanan dan
pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
2.1.2.3 Kebijakan program
1) Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.
Satu kali pada triwulan pertama
Satu kali pada triwulan kedua
Dua kali pada triwulan ketiga
2) Pelayanan standar minimal termasuk “7T”
(Timbang) berat badan .
Ukur (Tekanan) darah.
Ukur (Tinggi) Fundus Uteri.
Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
Pemberian Tablet zat besi, Minimum 90 Tablet selama kehamilan.
Tes terhadap Penyakit Menular Seks.
Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan.
2.1.2.4 Kebijakan teknis
1. Pemberian vitamin Zat Besi
Dimulai memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama the atau kopi karena akan
mengganggu penyerapan.
2. Imunisasi TT
Antige
n
Interval(selang
waktu minimal)
Lama
perlindungan
%
perlindungan
TT 1 Pada kunjungan
antenatal
perrtama
- 80
TT 2 4 minggu
setelah TT 1
3 tahun 95
TT 3 6 bulan setelah
TT 2
5 tahun 99
TT 4 1 tahun setelah
TT 3
10 tahun 99
TT 5 1 tahun setelah
TT 4
seumur
hidup
2.1.2.5 Asuhan Kebidanan pada Kunjungan Pertama
1. Biodata atau identitas ibu
2. Riwayat kehamilan sekarang
3. Riwayat kebidanan
4. Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang di derita dahulu dan
sekarang.
5. Riwayat social ekonomi
6. Melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menilai apakah
kehamilanya normal:
a. Tekanan darah di bawah 140/90
b. Edema hanya pada eksremitas
c. Tinggi fundus pada cm atau meenggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia
kehamilan.
d. Denyut jantung janin 120 sampai 160 per menit
e. Gerakan janin terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan.
7. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kemungkinan keadaan darurat:
a. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan
rencana kelahiran, termasuk: mengidentifikasi penolong dan tempat kelahiran,
serta perencanaan tabungan untuk persiapan persalinan.
b. Bekerja sama dengan ibu, keluarga, dan masyarakat untuk
mempersiapkanrencana jika terjadi komplikasi, termasuk :
o Mengidentifikasi ke mana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat
tersebut.
o Mempersiapkan donor darah
o Mengadakan persiapan finansial
o Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak
ada di tempat.
8. Memberikan konseling
a. Gizi : mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum
cukup cairan.
b. Perubahan Fisiologi: tambah berat badan, perubahan pada payudara, tingkat
tenaga yang menurun, mual selama triwulan pe tama, hubungan suami istri
boleh di lanjutkan selama hamil (di anjurkan memakai kondom).
c. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segara jika ia mendapati tanda-tanda
bahaya berikut:
o Perdarahan pervaginam
o Sakit kepala lebih dari biasa
o Gangguan penglihatan
o Pembengkakan pada wajah dan tangan
o Nyeri abdomen(epigastrik)
o Janin tidak bergerak seperti biasanya
d. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di rumah :
o Sabun dan air
o Handuk dan selimut bersih untuk bayi
o Mendiskusikan posisi melahirkan
o Makanan dan minuman ibu selama persalinan
o Mengidentifikasi siapa yang dapat membantu bidan dalam persalinan
e. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit ( ketiak, bawah buah dada, daerah
genitalia) dengan cara dibersihkan dan di keringkan.
f. Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai putting
susu rata atau masuk ke dalam. Di lakukan 2 kali sehari selama 5 menit.
9. Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke 20.
10. Memberikan imunisasi TT 0,5 cc,jika sebelumnya belum mendapatkan.
11. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
12. Mendokumentasikan kunjungan tersebut.
13. Memberikan seluruh asuhan antenatal seperti di atas.
2.1.3 PERSALINAN
2.1.3.1 Pengertian
Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan di mulai dari (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum dikatakan inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks.( APN.2008:37)
2.1.4 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
2.1.4.1 Pengertian
Adalah asuhan yang diberikan pada proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan uri) yang telah cukup bulan lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Saefuddin,2006:112)
2.1.4.2 Tujuan Asuhan Persalinan Normal
Tujuan asuhan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai
upaya yang teritegrasi dan lengkap serta minimal sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal ( Depkes,2002:3)
2.1.4.3 Gambaran jalanya persalinan secara klinis
I. Tanda persalinan sudah dekat
1. Terjadi Lightening
2. Terjadi HIS permulaan (Palsu)
II. Tanda persalinan
1. Terjadi HIS persalinan
2. Terjadi Pengeluaran Pembawa tanda
(Manuaba,2002 : 163)
Asuhan persalinan normal merupakan pelayanan kebidanan yang
tercantum dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan Kepmenkes Nomor :
900/Menkes/VII/2002 pasal 16. Dan tercantum juga dalam standar pelayanan
kebidanan 2003, terdapat dalam bagian ketiga dimana terdapat 4 standar
pertolongan persalinan seperti berikut :
1. Asuhan persalinan kala I
2. Persalinan kala II yang aman
3. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
4. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomy
2.1.4.4 Kala dalam persalinan
1. Kala I
a. Pengertian
Dimulai sejak terjadi kontraksi uterus dan pembukaan serviks sehingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm),di bagi menjadi dua fase,fase laten yaitu
serviks membuka kurang dari 4 cm biasanya berlangsung 8 jam. Fase aktif yaitu
serviks membuka dari 4 sampai 10 cm.
b. Tanda dan gejala
a. Penipisan dan pembukaan serviks
b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal
2x dalam 10 menit)
c. Keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina
( Depkes,2002: 37)
c. Asuhan yang diberikan
a. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah
b. Beri dukungan emosional pada ibu
c. Berikan informasi atas kemajuan persalinanya
d. Dengarkan keluhanya dan lebih sensitive pada perasaanya
e. Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu,tetapi jika ibu sedang di
tempat tidur sarankan untuk miring kiri.
f. Sarankan untuk berjalan
g. Ajaklah suami atau ibunya untuk memijat punggungnya atau membasuh mukanya
di antara kontraksi
h. Ajarkan teknik bernafas
i. Penolong tetap menjaga hak dan privasi ibu dalam persalinan
j. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang
akan dilaksanakan hasil-hasil pemeriksaan.
k. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan mencegah dehidrasi, berikan cukup
minum.
l. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.
d. Pemantauan
Frekuensi penilaian dan intervensi
Parameter Frekuensi pada
fase laten
Frekuensi pada
fase aktif
Tekanan
darah
Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60
menit
Setiap 30-60 menit
Denyut
jantung janin
Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan
serviks
Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan
kepala
Setiap 4 jam Setiap 4 jam
e. Periksa dalam
Periksa dalam sebaiknya di lakukan setiap 4 jam sekali selama kala I pada
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Pada kala II persalinan di lakukan
periksa dalam setiap jam.
f. Partograf
Partograf di pakai untuk memantau kemajuan persalinan dan memantau
petugas kesehatan dalam mengambil kepurusan dan penatalaksanaan. Partograf di
mulai pada pembukaan 4 cm ( fase aktif ). Partograf biasanya di buat untuk setiap
ibu bersalin. Yang harus di catat adalah kondisi ibu dan janin yaitu :
a. Denyut jantung janin
b. Air ketuban
c. Molase
d. Pembukaan serviks
e. Waktu
f. Kontraksi
g. Obat yang diberikan
h. Nadi
i. Tekanan darah
j. Suhu badan
k. Protein,aseton dan volume urine
( saefuddin,2006 : 104)
2. Kala II
a. Pengertian
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Persalinan kala II di tegakan
dengan melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
atau kepala janin sudah tampak di vulva.
b. Tanda dan gejala menurut Depkes (2002) adalah :
a. Ibu merasakan ingin mengedan bersama dengan terjadinya kontraksi
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum
c. Perineum terlihat menonjol
d. Vulva dan vagina dan spinter ani terlihat membuka
e. Peningkatan pengeluaran lender dan darah
f. Pembukaan serviks telah lengkap
g. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
c. Kemajuan Persalinan Kala II
a. Penurunan kepala dari jalan lahir
b. Dimulainya fase pembukaan
( Saefuddin,2006: 111 )
d. Asuhan pada kala II
a. Memberi dukungan terus pada ibu
b. Menjaga kebersihan diri
c. Memberi dukungan mental pada ibu untuk mengurangi kecemasan ibu
d. Mengatur posisi ibu
e. Menjaga posisi ibu
f. Menjaga kandung kemih tetap kosong
g. Memberikan cukup minum
e. Posisi ibu saat meneran
a. Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman baginya. Setiap posisi memiliki
keuntungan masing-masing, misalnya : posisi stengah duduk dapat membantu
turunya kepala janin jika persalinan berjalan berjalan lambat.
b. Ibu dibimbing mengedan diselingi bernafas, kemungkinan dapat menurunkan pH
pada arteri umbilicus yang dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal.
Minta ibu bernafas saat kontraksi ketika kepala akan lahir, hal ini menjaga agar
perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala serta mencegah
robekan.
c. Periksa DJJ setiap 15 menit untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi
(<120).
f. Kemajuan persalinan dalam kala II
a. Temuan berikut menemukan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II :
Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
Dimulainya fase pengeluaran
b. Temuan berikut menunjukan kemajuan yang kurang baik pada persalinan tahap
kedua :
Tidak turunya janin di jalan lahir.
Gagalnya pengeluaran pada fase akhir.
g. Kelahiran kepala bayi
a. Mintalah ibu mengedan sedikit saat kepala bayi lahir.
b. Letakan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat.
c. Menahan perineum dengan satu tangan lainya jika diperlukan .
d. Mengusap muka bayi utuk membersihkannya dari kotoran lender.
e. Periksa tali pusat :
Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar, selipkan tali pusat
melalui kepala bayi.
Jika lilitan tali pusat terlalu dekat, tali pusat di klem pada dua tempat kemudian di
gunting di antara kedua klem tersebut, sambil melindungi leher bayi.
h. Kelahiran Bahu dan Anggota Seluruhnya
Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi.
Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan.
Akukan tarikan lembutt ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainya ke punggung bayi untuk
mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya.
Letakan bayi tersebut di atas perut ibunya.
Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya, dan nilai pernafasan
bayi.
Klem dan potong tali pusat..
Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan dada ibu,
bungkus bayi dengan kain halus dan kering, tutup dengan selimut, dan pastikan
kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
3. Kala III
a. Pengertian
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
Penatalaksanaan aktif kala III :
a. Pemberian oksitossin dengan segera
b. Pengendalian tarikan pada tali pusat
c. Pemijatan uterus segera setelah bayi lahir
b. Tanda – tanda lepasnya plasenta
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
b. Tali pusat memanjang
c. Semburan darah tiba-tiba
( Depkes,2002 : 124 )
c. Asuhan pada kala III
a. Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi
b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT)
c. PTT dilakukan hanya saat uterus berkontraksi
d. Begitu plasenta terasa lepas,keluarkan dengan menggerakan tangan atau klem
pada tali pusat mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan dengan gerakan
kebawah dan keatas sesuai dengan jalan lahir, kedua tangan dapat memegang
plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan
selaput ketuban.