Kultur Ikan Hias

download Kultur Ikan Hias

of 39

description

tugas kulkas

Transcript of Kultur Ikan Hias

Kultur Ikan Hias

FILTERISASI pada akuarium dan kolam pemeliharaan ikan hias

OLEHKELOMPOK 9

1. Ika Rahma Dewi2. Siti Rafiah Drajat3. Nugrawangsa4. Akbar Yanto5. Citra Angriani A6. St Masyita7. Putra Jaya Sasmita

BUDIDAYA PERAIRANJURUSAN PERIKANANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya Makalah ini dapat terselesaikan walau masih sederhana. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas mata kuliah Kultur Ikan Hias.Dalam penyelesaian Makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya Makalah yang berjudul Filterisasi pada akuarium dan kolam pemeliharaan ikan hias ini dapat terselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam pembuatan Makalah ini.Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Makassar, 15 September 2013

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangIstilah Aquarium berasal dari bahasa latin yaitu aqua yang berarti air. Aquarium sendiri merupakan sebuah ruangan/kolam/bak yang bisa berupa bidang transparan/massif yang didalamnya berisi air, dimana didalamnya dipelihara binatang binatang dan tumbuhan tumbuhan air untuk dipamerkan ataupun tujuan penelitian.Akuarium ini terbuat dari bahan kaca dimana penamaan akuarium ini berasal dari bahasa latin yaitu aqua yang berarti air dan area yang berarti ruang. Jadi akuarium ini adalah ruangan yang terbatas untuk tempat air yang berpenghuni, yang dapat diawasi dan dinikmati. Akuarium yang digunakan untuk budidaya ikan ini dapat dibuat sendiri atau membeli langsung dari toko.Filter merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyaring benda-benda tertentu yang tidak dikehendaki dan meloloskan benda lain yang dikehendaki. Dalam sistem akuarium benda-benda yang tidak dikehendaki tersebut diantaranya adalah: amonia, bahan padatan, residu organik, dan bahan kimia lainnya.Didalam perawatan akuarium dan kolam ikan hias harus diperhatikan filterisasinya, agar organisme yang hidup di dalam akuarium dapat bertahan hidup. Didalam makalah ini akan dibahas mengenai filterisasi yang digunakan dalam akuarium dan kolam ikan hias.

1.2. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah Jenis Filter berdasarkan prinsip kerjanya?2. Apa jenis-jenis filter yang umum dikenal?3. Bagaimana jenis filter yang digunakan pada akuarium?4. Bagaimana jenis filter yang digunakan pada kolam ikan hias?

1.3. Tujuan1. Untuk memahami Jenis Filter berdasarkan prinsip kerjanya2. Untuk mengetahui jenis-jenis filter yang umum dikenal3. untuk mengetahui jenis filter yang digunakan pada akuarium4. untuk memahami jenis filter yang digunakan pada kolam ikan hias.

BAB IIISI

2.1. Jenis Filter berdasarkan prinsip kerjanyaA. Filter MekanikFilter mekanik secara harfiah dapat diartikan sebagai sebuah alat untuk memisahkan material padatan dari air secara fisika (berdasarkan ukurannya) dengan cara menangkap/menyaring material-material tersebut sehingga tidak lagi dijumpai terapung/melayang di dalam air akuarium. Bahan yang diperlukan untuk sebuah filter mekanik dengan demikian adalah berupa bahan yang tahan lapuk, memiliki lubang-lubang (pori-pori) dengan diameter tertentu sehingga dapat menahan atau menangkap partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari diameter media flter tersebut (Gambar 1).

Gambar 1. Mekanisme Kerja Filter MekanikGambar 1 menunjukkan gambaran kasar tentang mekanisme kerja sebuah filter mekanik. Dalam gambar itu tampak bahwa partikel yang berukuran lebih besar dari diameter (pori) media filter akan terperangkap dalam filter sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil dan juga air akan lolos.Partikel padatan dalam hal ini bukan merupakan bahan terlarut tetapi merupakan suatu suspensi. Ukurannya bisa bervariasi dari sangat kecil, sehingga tidak bisa dilihat oleh mata (sebagai contoh: partikel penyebab air keruh), hingga sisa pakan ikan, potongan tanaman air atau bahkan bangkai ikan. Partikel-partikel ini dapat terperangkap dalam berbagai jenis media, dengan syarat diameter lubangnya atau porinya lebih kecil dari diameter partikel. Media tersebut dapat berupa kapas sintetis atau bahan berserabut lain, spong, kaca atau keramik berpori, kerikil, pasir, dll. Sebuah wadah atau bak kosong dapat pula berfungsi sebagai filter mekanik. Akan tetapi proses yang terjadi bukan melalui penyaringan partikel melainkan melalui proses pengendapan. Hal ini dimungkinkan dengan membuat aliran air serendah mungkin sehingga kecepatan partikel mengendap menjadi lebih besar daripada laju aliran air. Bak pengendapan umum digunakan dalam manajeman kolam ikan hias (seperti kolam ikan koi), sedangkan dalam akuarium proses pengendapan bisa terjadi dalam sump.Media filter mekanik (bahan yang digunakan untuk menyaring atau menangkap partikel) memiliki ukuran diamater lubang atau ukuran pori beragam, dari satuan mikron (sepersejuta meter) hingga satuan sentimeter (sseperseratus meter), tergantung dari bahan yang digunakan. Diatom atau membran berpori-mikro, misalnya, memiliki pori-pori dengan satuan ukuran mikron sehingga selain dapat menahan suspensi juga dapat menangkap infusoria, bakteri dan algae berseltunggal. Sedangkan jenis yang lain bisa mempunyai ukuran pori lebih b esar. Hal yang menarik dari ukurn pori ini adalah diameter efektifnya. Seperti terlihat pada gambar 1, secara alamiah akan terjadi bahwa efektifitas filter mekanik akan meningkat dengan berjalannya waktu. Diameter pori filter yang semula hanya dapat menangkap partikel yang berkukuran lebih besar dari diameter porinya, dengan berjalannya waktu akan dapat pula menangkap partikel yang berukuran lebih kecil. Hal demikian dapat terjadi, karena dengan adanya halangan yang diakibatkan oleh partikel yang terjebak dan menutup lubang pori semula, maka ukuran pori efektif yang berfungsi akan semakin mengecil, sehingga partikel lebih kecil pun lama-lama akan bisa tertangkap. Keadaan ini dapat membawa kekesimpulan yang salah, bahwa filter mekanik semakin lama akan semakin efektif sehingga hanya dengan sebuah filter mekanik urusan pengelolaan air akuarium akan beres dengan sendirinya.Pada kenyataannya tidak demikian, dengan semakin "efektifnya" filter mekanik akan membawa ke keadaan dimana tidak akan ada lagi sebuah partikelpun, termasuk air, yang bisa dilewatkan. Dengan kata lain filter akan tersumbat total sehingga gagal berfungsi (Gambar 2)

Gambar 2. Penumpukan partikel-partikel pada media filter mekanik, meskipun pada awalnya akan dapat meningkatkan efektifitas filter, tapi dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan terjadinya penyumbatan sehingga filter gagal berfungsiHal yang umum terjadi adalah semakin halus pori-pori media filter mekanik yang digunakan akan semakin cepat pula penyumbatan terjadi. Apabila penggunakan media sangat halus ini perlu, dilakukan maka dengan menggunakan sistem filter mekanik bertingkat akan dapat menolong mengurangi resiko terjadinya penyumbatan dengan cepat.Filter mekanik perlu dirawat dan dibersihkan secara periodik agar dapat tetap berfungsi dengan baik. Kontrol terhadap kondisi filter ini sebaiknya dilakukan secara rutin. Apabila media sudah tidak dapat lagi berfungsi dengan baik karena rusak atau terdekomposisi, maka perlu dilakukan penggantian dengan media baru.

B. Filter BiologiFilter biologi adalah filter yang bekerja dengan bantuan jasad-jasad renik, khususnya, bakteri dari golongan pengurai amonia. Untuk itu, agar jasad-jasad renik tersebut dapat hidup dengan baik di dalam filter dan melakukan fungsinya dengan optimal diperlukan media dan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan jasad-jasad renik tersebut.Fungsi utama filter biologi adalah mengurangi atau menghilangkan amonia dari air. Seperti diketahui ikan melepaskan amonia (NH3 atau amonium, NH4) ke dalam air, terutama melalui insangnya. Jumlah yang dikeluarkan tergantung dari banyaknya pakan yang dikonsumsi. Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap 1 kg pakan akan menghasilkan 37 gram amonia. Dengan demikian dapat diperkirakan berapa banyak konsentrasi amonia yang akan dikeluarkan ikan setiap hari yang perlu dinetralisir oleh sebuah filter biologi. Amonia juga dihasilkan oleh penghuni akuarium lainnya, termasuk bakteri, jamur, infusoria dan juga sisa pakan ikan.Proses pemfilteran amonia dalam akuarium mengikuti hukum mengenai peredaran (siklus) unsur Nitrogen di alam. Keterangan mengenai ini dapat anda peroleh pada bahasan mengenai AMONIA. Dengan memahami hal tersebut maka keberhasilan pengelolaan suatu filter biologi akan dapat dipastikan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa filtrasi biologi merupakan bagian dari sistem filter akuarium yang kerap membuat frustrasi penggemar ikan hias baru. Disamping itu sering juga diabaikan atau terlupakan oleh para hobbiis berpengalaman. Mereka baru menyadari kehadirannya apabila sesuatu hal yang buruk terjadi pada akuairum mereka dan itu adalah akibat tidak berfungsinya sistem filtrasi biologi pada akuarium mereka.Dua golongan bakteri memegang peranan utama dalam filter biologi, yaitu bakeri Nitrosomonas sp, dan bakteri Nitrobacter sp. Nitrosomnas berperan mengoksidasi amonia menjadi nitrit, sedangkan Nitrobacter berperan mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Nitrosomonas dan Nirobacter hidup dengan melekatkan diri pada benda padat dalam akuarium. Oleh karena itu, agar keperluan hidup (tempat tinggal) mereka terpenuhi perlu disediakan tempat untuk melekatkan diri. Segala jenis benda padat, selama itu tidak bersifat racun bagi si bakteri, akan dapat digunakan sebagai tempat tinggal bakteri tersebut. Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih "tempat tinggal" atau media bagi bakteri adalah keterkaitannya dengan bidang kontak antara air dan bakteri. Agar air dapat difilter dengan baik oleh bakteri maka air tersebut perlu kontak dengan bakteri yang bersangkutan. Oleh karena itu, pemilihan media harus memperhitungkan luas bidang kontak ini. Semakin luas bidang kontak maka akan semakin efektif filtrasi biologi berlangsung.Luas bidang kontak berhubungan erat dengan ukuran media yang digunakan. Secara umum dapat dikatakan bahwa persatuan volume, media yang mempunyai ukuran butiran lebih kecil akan memiliki luas bidang kontak atau luas permukaan lebih besar. Berikut adalah ilustrasi sederhana hubungan antara ukuran butiran dengan luas permukaan, atau luas bidang kontak. Untuk mempermudah ilustrasi digunakan benda berbentuk kubus: ukuran butiran yang akan digunakan untuk media sebuah filter biologi. Semakin kecil butiran akan semakin luas luas permukaan sehingga akan semakin luas bidang kontak antara air dan bekteri yang hidup pada permukaan tersebut. Meskipun demikian, kalau kita kembali pada prinsip sebuah filter mekanik, maka akan terdapat kecenderungan bahwa filter dengan butiran halus ini akan cepat tersumbat. Untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan sebuah filter mekanik yang baik yang dipasang sebelum filter biologi. Dengan demikian, air yang masuk kebagian filter biologi sudah merupakan air prefilter, yaitu air yang sebelumnya telah difilter terlebih dahulu secara mekanik sehingga tidak lagi mengandung partikel-partikel padat yang akan menyumbat. Beberapa produsen asesori akuarium telah membuat media filter yang diharapkan dapat mengatasi terjadinya proses penyumbatan, seperti: cicin(tabung) keramik atau bioball, meskipun demikian bahan-bahan ini memiliki korbanan berupa berkurangnya luas permukaan bidang kontak.Secara umum dapat dikatakan bahwa filter biologi bukan merupakan hal yang sulit. Selama anda faham bagaimana bakteri tersebut hidup dan berkembang, serta apa yang diperlukan sebagai media hidupnya, maka anda akan berhasil dalam mengelola sebuah filter biologi, bahkan dengan menggunakan bahan-bahan yang ada dan mudah didapat (dan murah) di sekitar tempat tinggal anda.

C. Filter KimiawiRasanya tidak mudah untuk mendefinisikan sebuah filter kimia, karena sepintas fungsinya hampir sama saja dengan sebuah filter mekanik. Perbedaannya terletak pada ukuran partikel yang di"garap", oleh karena itu boleh dikatakan bahwa filter kimia adalah sebuah filter mekanik yang bekerja pada skala molekuler. Seperti diungkapakan sebelumnya, filter mekanik bekerja dengan manangkap suspensi, maka filter kimia bekerja dengan menangkap bahan terlarut, seperti: gas, bahan organik terlarut, dan sejenisnya. Mekanisme ini dilakukan dengan bantuan media filter berupa arang aktif, resin ion, dan zeolit, atau melalui fraksinasi air.Filter kimia dapat melakukan fungsinya dengan tiga cara, yaitu: (1) Serapan, (2) Pertukaran Ion, dan (3). JerapanSerapan (Absorpsi).Absorpsi merupakan suatu proses dimana suatu partikel terperangkap kedalam struktur suatu media dan seolah-olah menjadi bagian dari keseluruhan media tersebut. Proses ini dijumpai terutama dalam media karbon aktif. Karbon aktif memiliki ruang pori sangat banyak dengan ukuran tertentu. Pori-pori ini dapat menangkap partikel-partikel sangat halus (molekul) dan menjebaknya disana. Dengan berjalannya waktu pori-pori ini pada akhirnya akan jenuh dengan partikel-partikel sangat halus sehingga tidak akan berfungsi lagi. Sampai tahap tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di reaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktifasi sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut.Secara umum karbon/arang aktif biasanya dibuat dari arang tempurung dengan pemanasan pada suhu 600-2000C pada tekanan tinggi. Pada kondisi ini akan terbentuk rekahan-rekahan (rongga) sangat halus dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga luas permukaan arang tersebut menjadi besar. 1gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut, baik di air maupun di udara. Apabila dibiarkan di udara terbuka, maka dengan segera akan menyerap debu halus yang terkandung diudara(polusi). Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya arang aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara.

Jerapan(Adsorpsi).Jerapan adalah suatu proses dimana suatu partikel "menempel" pada suatu permukaan akibat dari adanya "perbedaan" muatan lemah diantara kedua benda (gaya Van der Waals), sehingga akhirnya akan terbentuk suatu lapisan tipis partikel-pertikel halus pada permukaan tersebut. Permukaan karbon yang mampu menarik molekul organik misalnya merupakan salah satu contoh mekanisme jerapan, begitu juga yang terjadi pada antar muka air-udara, yaitu mekanisme yang terjadi pada suatu protein skimmer. Molekul organik bersifat polar sehingga salah satu ujungnya akan cenderung tertarik pada air (disebut sebagai hidrofilik/suka air) sedangkan ujung yang lain bersifat hidrofobik (benci air). Permukaan molekul aktif seperti ini akan tertarik pada antarmuka air-gas pada permukaan gelembung udara, sehingga molekul-molekul tersebut akan membentuk suatu lapisan tipis disana dan membentuk buih/busa. Dalam suatu protein skimmer; ketika gelembung udara meninggalkan air menuju tampungan busa, gelembung udara tersebut akan kolaps sehingga pada akhirnya bahan-bahan organik akan tertinggal pada tampungan busa yang bersangkutan.Pertukaran IonPertukaran ion merupakan suatu proses dimana ion-ion yang terjerap pada suatu permukaan media filter ditukar dengan ion-ion lain yang berada dalam air. Proses ini dimungkinkan melalui suatu fenomena tarik menarik antara permukaan media bermuatan dengan molekul-molekul bersifat polar.Apabila suatu molekul bermuatan menyentuh suatu permukaan yang memiliki muatan berlawanan maka molekul tersebut akan terikat secara kimiawi pada permukaan tersebut. Pada kondisi tertentu molekul-molekul ini dapat ditukar posisinya dengan molekul lain yang berada dalam air yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk diikat. Dengan demikian maka proses pertukaran dapat terjadi. Media yang dapat melakukan proses pertukaran seperti ini diantaranya adalah Zeolit (baik alami atau buatan) dan resin.Proses pertukaran yang berlangsung secara umum mengikuti kaidah-kaidah tertentu. yaitu: Pertama kation-kation dengan valensi lebih besar akan dipertukarkan terlebih dahulu sebelum kation-kation dengan valensi lebih kecil. Sebagai contoh apabila didalam akuarium kita terdapat besi (ber-valensi 3), kalsium (ber- valensi 2) dan amonium (ber- valensi1 ) dalam jumlah yang sama, maka besi akan teleibh dahulu dijerap oleh zeolite, menyusul kalsium dan terakhir amonium.Kedua, kation yang konsentrasinya paling tinggi didalam akuarium akan dijerap telebih dahulu walaupun valensi lebihkecil. Sebagai contoh dalam kasus diatas, apabila konsentrasi (jumlah) amonium jauh lebih banyak dibandingkan denga besi dan kalsium, maka sesuai dengan aturan 2, amonium akan cenderung di jerap terlebih dahulu.Dengan proses-proses tersebut diatas maka filter kimia dapat diberlakukan untuk "menjernihkan" air dari paritkel-partikel berukuran molekuler yang tidak bisa diproses secara mekanik atau biologi. Beberapa hal yang bisa di hilangkan dengan filter kimia diantaranya adalah pengaruh racun, kesadahan, warna dan partikel organik terlarut.

2.2. jenis-jenis filter yang umum dikenala. filter "under gravel" (UGF)Sesuai dengan namanya filter "under gravel" adalah sebuah filter yang terletak dibawah lapisan "gravel" (kerikil, pasir) di dasar akuarium. Konstruksinya terdiri dari lapisan bahan anti karat (plastik) berlubang dengan kaki penompang sehingga tercipta ruangan bebas dibawahnya untuk memungkinkan air bersih mengalir (Gambar 1). Disalah satu sudutnya (atau lebih) terdapat pipa keluaran untuk mengembalikan air hasil filtrasi kedalam akuarium.

Gambar 1.

Contoh Konstruksi Filter "Under Gravel".(1) Lembar Filter (2). Pipa Keluaran

Gambar 2

Mekanisme Kerja Sebuah Filter "Under Gravel"

Gambar 2 menunjukkan mekanisme kerja sebuah filter "under gravel". Dalam hal ini air "dipaksa" untuk menembus lapisan gravel pada dasar akuarium dengan bantuan head pump atau aerator, kemudian air tersebut dikembalikan ke dalam akuarium. Pada saat air melalui gravel air mengalami setidaknya dua proses filtrasi, yaitu mekanik, melalui pori-pori efektif lapisan gravel, dan biologi, melalui kontak air dengan bakteri pengurai amonia dan nitrit yang hidup pada permukaan gravel. Filtrasi biologi memegang peranan utama dalam sistem filter ini.Dengan berjalannya waktu, penumpukkan partikel-partikel padatan pada ruang antar gravel dapat menyebabkan penyumbatan. Oleh karena itu filter under gravel direkomendasikan untuk di rawat secara periodik, setidaknya dengan melakukan pem-vacum-an pada gravel. Penyumbatan dapat menimbulkan terjadinya kondisi anaeraobik pada lingkungan gravel sehingga dapat menyebabkan bakteri pengurai amonia dan nitrit mati yang akhirnya dapat mengakibatkan filter gagal berfungsi.Filter under gravel sering digunakan terutama dalam akuarium laut. Pada sistem filter ini, partikel-partikel organik yang terjebak pada permukaan gravel akan menjadi sumber pakan bagi jasad-jasad renik (plankton). Selanjutnya plantkon ini akan menjadi sumber pakan bagi penghuni laut lain yang dipelihara, khususnya dari golongan pemakan plankton. Dengan demikian, filter "under gravel" pada akuarium laut seolah-olah berfungsi juga sebagai refugium.

FILTER UNDER GRAVEL TERBALIK(Reverse Flow Under Gravel Filter)Salah satu masalah dalam menggunakan filter under gravel adalah kemungkinan akan tersumbatnya aliran sebagai akibat akumulasi kotoran yang tidak dapat diproses dengan cepat. Kotoran ini dapat menumpuk diantara gravel, menyebabkan penyumbatan sehingga pada akhirnya dapat mengurangi kinerja dari filter tersebut. Salah satu pemecahannya adalah dengan relatif sering menyipon dan membersihkan lapisan gravel secara teratur. Pembersihan tersebut hendaknya dilakukan secara parsial, agar bakteri pengurai tidak habis "tercuci".Cara lain adalah dengan memisahkan endapan dari gravel. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode fiter under gravel dengan aliran terbalik. Gambar 3 menunjukkan diagram bagaimana pemisahan tersebut dilakukan. Pemisahan proses pengendapan dilakukan dengan menambahkan satu unit filter di luar akurium utama. Tugas utama filter ini adalah melakukan filtrasi secara mekanik (Sebuah filter kanister boleh digunakan untuk melakukan tugas ini). Setelah melalui proses filtrasi mekanik, air selanjutnya dikembalikan (dengan bantuan pompa) ke akuarium utama melalui pipa out let filter under gravel. Selanjutnya air akan menyebar dibawah filter under gravel kemudian menembus lapisan gravel. Pada saat melalui lapisan gravel inilah air mengalami proses filtrasi biologi. Dengan demikian ketika air berada kembali di ruang utama akuarium diharapkan telah terbebas dari amonia.

Gambar 3. Filter under gravel dengan aliran air terbalik.

b. Filter canisterFilter Canister merupakan salah satu bentuk improvisasi dari beberapat tipe filter versi "lama", seperti filter under gravel dan filter atas. Prinsip utama dari filter ini adalah memberikan kesempatan yang sama pada air untuk melalui media filter secara menyeluruh, yaitu dengan cara memaksa air tersebut "menembus" media filter. Hal ini dilakukan dengan membuat sistem tersebut kedap udara, sehingga tercipta suatu tekanan yang "seragam" didalam filter, sesuatu yang tidak bisa dilakukan dalam sistem terbuka yang langsug berhubungan dengan atmosfir. Dengan cara demikian air akan "terpaksa" menembus media yang ada sehingga kontak dengan media menjadi lebih baik. Adanya tekanan menyebabkan kondisi kontak antara air dengan media menjadi terjamin, sehingga hasil filtrasi menjadi relatif lebih baik, dan kontak dapat berlangsung dalam waktu relatif lama. Oleh karena itu sistem filtrasi canister lebih jarang memerlukan perawatan rutin. Filtrasi dapat tetap berlangsung dengan baik selama beberapa bulan, sebelum memerlukan perawatan.

Gambar diatas menunjukkan kurang lebih diagram sebuah filter canister. Air masuk melalui bagian bawah filter. Kemudian setelah "menembus" media, air dikembalikan ke akarium malalui sebuah pompa pada "kepala" filter ini. Tekanan dalam filter sepenuhnya tanggung jawab dari pompa. Apabila pemilihan media dan kapasitas pompa tepat, sistem ini dapat berfungsi dengan baik dalam jangka waktu lama sebelum memerlukan perawatan. Perawatan biasanya diperlukan apabila output filter mulai berkurang dari kapasitas yang disebutkan.c. Filter "wet & dry"Filter Wet and Dry atau Filter Tetes (Trickle Filter) boleh dikatakan merupakan salah satu ujud improvisasi dari filter biologi "konvensional". Dalam filter biologi "konvensional", media filternya berada dalam kondisi terendam air. Sedangkan dalam filter tetes, sebagian dari media filter tersebut sengaja di ekspos ke udara terbuka, sehingga menciptakan bagian filter dalam kondisi "kering" (dry)."Penciptaan" suasana "kering" ini dimaksudkan untuk menambah efektifitas kinerja bakteri pengurai amonia. Dalam suasana demikian, kontak bakteri dengan oksigen akan semakin baik. Disamping itu konidis ini pun akan meciptakan terjadinya lapisan tipis air yang akan menyelimuti media filter, akibatnya kontak antara air dengan bakteri menjadi lebih baik pula,s ehingga air akan dapat diproses secara biologis dengan lebih baik pula.Gambar 1, menunjukkan diagram kasar sebuah filter tetes. Filter ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian yang terdapat di atas air (kering) dan bagian yang berada di dalam air. Diatas media kering terdapat sebuah "sprayer" yang akan memecah air menjadi butiran-butiran air (tetesan). Tetesan ini hendaknya terbagi merata pada seluruh permukaan media. Air selanjutnya akan menjalar pada media secara gravitasi, mengalami proses secara biologis, kemudian jatuh ke bagian filtrasi basah. Pada bagian basah ini bakteri-bakteri yang hidup dengan kadar oksigen lebih rendah akan mengambil alih pekerjaan bakteri-bakteri sebelumnya. Air kemudian masuk kedalam ruang pompa dan dikembalikan ke akuarium.

Gambar 1. Skema Filter Tetes (Filter Wet n Dry)Media dalam bagian kering dapat digunakan media filter biologi pada umumnya. Meskipun demikian bioball dapat berfungsi dengan baik, karena bahan ini memang dibuat untuk jenis filter ini. Media pada bagian basah adalah juga media filter biologi biasa. Beberapa hobiis ada yang membiarkan bagian ini kosong tanpa media apapun, meskipun demikian cobalah lakukan test dengan membandingkan hasil dengan dan tanpa media filter dibagian basah ini.Spayer dapat saja dibuat dengan melubangi suatu lembar plastik atau bahan kaku anti karat lainnya dengan kepadatan tertentu sehingga tercipta sebaran lubang seragam diseluruh permukaan. Air yang masuk bagian ini, sebaiknya merupakan ari prefilter yang telah mengalami filtrasi mekanik sebelumnya. Dengan demikian, dapat mencegah terjadinya penyumbatan pada media filter biologi.Dengan memahami prinsip kerja dari filter ini, anda bisa saja memodikasi sktesa tersebut diatas, disesuaikan dengan kebutuhan.

d. Filter atas

Prinsip dasar dari arah aliran air yang dibelok belokkan keatas dan kebawah adalah memaksa air kotor dari akuarium untuk menembus/melewati media filter agar mendapatkan nilai efektifitas yang ingin dicapai. Pemasangan Filter atas sebaiknya tidak permanen di lekatkan ke aquarium, agar memudahkan dalam mengangkat dan membersihkan kompartemen filter tanpa harus menurunkan aquariumnya

Sketsa 3 dimensi Aquarium filter atas

Urutan pemasangan media filter

A. Kompartemen pertama media filter kapas kasar berguna untuk menjebak/menangkap partikel kasar yg berasal dari air aquarium. Pada daerah yg berwarna kuning dimaksudkan adalah pemasangan kaca mika yg telah dilubangi Kompartemen kedua media bioball Bioball sebagai media bakteri untuk tumbuh. Lendir yg melekat pada bioball merupakan nitrobacter yg tumbuh yang berguna untuk meningkatkan kualitas air. Bioball dibuat untuk filter wet and dry oleh penciptanya, dibuat ringan dan terapung di air dan digunakan dalam jumlah banyak http://o-fish.com/Filter/filter_biologi.php Kompartemen ketiga media Zeolite berguna untuk menangkap bahan terlarut, seperti: gas, bahan organik terlarut, dan sejenisnya. http://o-fish.com/Filter/filter_kimia.php kompartemen ini adalah kompartemen terpanjang untuk mendapatkan air yg melewati media zeolit memiliki rentang waktu yang cukup. Besaran ukuran (size) dari zeolit yg dipakai sebaiknya adalah dalam bentuk butiran kecil. Semakin kecil butiran akan semakin luas luas permukaan sehingga akan semakin luas bidang kontak antara air dan zeolit, efektifitas tercapai. Kompartemen keempat media karbon aktifprinsip kerjanya sama dengan zeolit yaitu berguna untuk menangkap bahan terlarut, seperti: gas, bahan organik terlarut, dan sejenisnya. Demikian pula ukuran dari karbon aktif (KA) tsb gunakan butiran butiran terkecil saja. Saya membeli KA dari toko bahan kimia dgn berbagai ukuran saya memilih yang terkecil (relatif mahal) kemudian dibuat bahan penampung KA dalam kain hitam. Kompartemen kelima media filter kapas halus Filter kapas halus adalah media filter air terakhir sebelum kembali ke aquarium

e. DenitratorMemiliki sebuah filter yang baik adalah idaman para hobiis ikan hias. Sebuah filter yang baik akan menjanjikan suatu kinerja yang baik pula sehingga diharapkan persoalan kualitas air akuarium dapat ditanggulangi dengan sempurna. Filter akuarium yang umum dikenal selama ini, khususnya filter biologi, lebih banyak dibuat untuk suatu lingkungan aerobik dengan alasan kemudahan aplikasi. Hasil akhir dari filter tipe ini adalah nitrat. Meskipun nitrat jauh lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan amonia atau nitrit, kehadirannya masih tetap harus diwaspadai. Sampai tahap tertentu kadar nitrat tetap akan menciptakan gangguan pada ikan yang dipelihara dalam suatu sistem tertutup seperti akuarium. Oleh karena itu pada suatu tipe filtrasi biologi biasa, penggantian air, walaupun dengan periode yang sangat lama, masih tetap diperlukan untuk membuang nitrat yang terakumulasi dalam air akuarium. Berbeda dengan pengubahan bentuk amonia menjadi nitrit dan kemudian menjadi nitrat, pengubahan nitrat menjadi nitrogen memerlukan suasana anaerob, suatu suasana tanpa oksigen. Dalam proses ini dilibatkan bakteri-bekteri pengurai nitrat yang hidup secara anaerob. Mereka mendapatkan oksigen dengan mengkonsumsi oksigen yang terdapat dalam nitrat (NO3). Membuat suasana anaerob agar bakteri anaerob mau tumbuh dalam suatu akuarium bukan merupakan hal yang mudah. Dalam sebuah akuarium kondisi kaya oksigen lah yang dikehendaki agar ikan yang dipelihara selalu mendapat pasokan oksigen yang cukup bagi keperluan hidupnya. Oleh karena itu, dalam kondisi akuarium normal, suatu kondisi anaerob relatif sulit dibuat. Untuk membuat suasana anaerob diperlukan trik khusus, salah satunya adalah dengan menggunakan sistem koil.

Prinsip KerjaGambar 1. menunjukkan sebuah skema sederhana sebuah koil denitrator, atau sebuah koil pengurai nitrat. Sebuah koil denitrator merupakan sebuah gulungan selang atau pipa yang tersimpan didalam suatu ruang tertutup. Tidak ada bagian dari ruang tersebut yang behubungan langsung dengan udara terbuka. Hal ini merupakan persyaratan utama sebuah koil denitrator, yaitu suatu suasana anaerob

Air kaya oksigen yang dipasok melalui pipa A dari akuarium utama akan dipaksa mengalir dalam gulungan pipa. Pada kondisi filter matang, dinding dalam pipa ini sudah akan ditumbuhi dan dihuni oleh bakteri-bakteri pengurai ammonia dan nitrit. Seperti disebutkan sebelumnya, keduanya merupakan bakteri aerob. Oleh karena itu pada saat air mengalir didalam pipa, oksigen yang terdapat didalam air yang mengalir tersebut dikonsumsi oleh bakteri tadi. Dengan demikian pada saat air meninggalkan ujung pipa C, air tersebut sudah tidak lagi mengandung oksigen mereka dikeluarkan melalui pipa B. Air yang keluar dari pipa B merupakan air bebas oksigen. Oleh karena itu sebelum dikembalikan ke akuarium utama, air tersebut direkomendasikan agar diaerasi terlebih dahulu. Pada prinsipnya, dalam sebuah koil denitrator, semakin panjang gulungan selang yang digunakan akan semakin baik karena hal ini akan memberikan kesempatan lebih banyak pada air yang mengalir untuk dikonsumsi oksigennya oleh bakteri aerob yang tumbuh dalam pipa tersebut. Arus air harus pula diatur isedemikian rupa, sehingga tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat. Apabila arus air terlalu cepat, maka kemungkinan besar tidak akan habis terkonsumsi sehingga suasana lingkungan tanpa oksigen tidak akan tercipta. Jika hal demikian terjadi maka proses penguraian nitrat tidak akan terjadi. Sedangkan bila terlalu lambat, tidak tertutup kemungkinan akan tercipat H2S yang sangat berbau busuk dan dapat mengganggu kehidupan ikan di akuarium utama. Oleh karena itu, arus air harus diatur sedemikian rupa disertai dengan melakukan pengukuran sebagai tolok ukur untuk menentukan arus air yang sesuai.Akibatnya air dalam ruangan D menjadi anaerob alias tidak mengandung oksigen. Pada kondisi demikian bakteri-bakteri anaerob akan dapat tumbuh dengan leluasa. Mereka akan tumbuh pada media yang telah disediakan dalam ruang tersebut. Medianya bisa berupa kerikil atau juga bioball, seperti halnya media yang digunakan untuk bakteri pengurai ammonia dan nitrit. Bakteri-bakteri ini selanjutkan akan menkonsumsi nitrat yang telah dihasilkan oleh jenis bakteri sebelumnya, menjadi nitrogen. Kemudian PenutupSebuah koil denitrator dapat dibuat dari bahan yang sederhana. Dengan memahami prinsip kerjanya maka berbagai modifikasi yang menguntungkan bisa dilakukan. Bagi mereka yang tidak atau belum mempunyai kesempatan untuk membuat sebuah filter vegetasi, sebuah filter koil denitrator bisa dijadikan salah satu pilihan. Seperti pada umumnya sebuah filter yang menggunakan jasa bakteri pengurai dalam prinsip kerjanya, sebuah filter koil denitrator memerlukan waktu sebelum dapat berfungsi dengan baik. Waktu pematangan filter ini bisa tercapai setelah setidaknya mencapai umur 6 minggu yaitu pada saat bakteri-bakteri pengurai telah tumbuh dengan baik. Apabila anda gemar berkeksperimen anda bisa mencoba juga metoda fishless nitrogen cycles untuk mempercepat terjadinya pematangan filter ini. Uraian mengenai topik ini telah dimuat pada artikel sebelumnya.

f. filter ultra violet (UV)Filter ultra violet merupakan suatu perangkat yang berfungsi untuk menghilangkan atau menyaring jasad-jasad renik yang tidak dikehendaki dari akuarium, seperti: bakteri, parasit, jamur, virus, alga, dan patogen lainnya, dengan cara meekspose mereka pada sinar Ultra Violet berintensitas tinggi. Sinar ultra violet memiliki kemampuan untuk mempengaruhi fungsi sel mahluk hidup dengan mengubah material inti sel, atau DNA, sehingga mahluk tersebut mati.Diketahui ada 3 tipe filter ultra violet; yaitu :1. Tray type. Dalam hal ini lampu UV dipasang pada suatu reflektor diatas suatu wadah tipis (menyerupai baki/tray), kemudian air dialirkan secara perlahan melalui wadah tersebut. Keuntungan: mudah dibersihkan, murah, dan dapat dibuat dengan ukuran besar. Masalah: resiko keamanan terhadap mata, ukuran sering terlalu besar untuk ukuran rumahan.2. Tube type, wet bulb. Dalam hal ini air dialirkan langsung disekitar lampu tanpa reflektor yang dipasang pada tabung anti air. Keuntungan: murah, efektif dan kompak. Masalah: sulit dibersihkan, resiko sengatan listrik (bocor).

Tube type, dry bulb. Mirip dengan 2), tetapi dilengkapi dengan tabung gelas (gelas akan memblok sinar UV (C)) yang mengisolasinya dari air. Tipe ini relatif lebih mahal tetapi lebih aman. Penggantian lampu dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, biasanya dilengkapi dengan alat untuk menbersihkan lendir dari tabung gelas.

Watt yang disarankan adalah 4-8 watt untuk akuarium 80-160 liter, 20-25 watt untuk akuarium 200 - 400 liter, dan 40 watt untuk akuarium lebih besar dari itu.Penggunaan Filter UV sampai saat ini masih kontroverial, sebagian akuaris mengganggap bahwa penggunaan filter UV hanyalah merupakan tindakan pemborosan, sedangkan sebagian yang lain merasakan keuntungan yang didapatkan dari penggunaan filter ini. Meskipun demikian, para akuaris sepakat bahwa apabila akuarium dijaga keseimbangannya dan terawat dengan bik, termasuk melaksanakan prosedur karantina bagi penghuni baru, maka filter UV tidak akan diperlukan. Beberapa pertimbangan sebelum memutuskan menggunakan filter UV adalah: Sangat efektif apabila digunakan secara terus menerus selama 24 jam perhari Sangat efektif apabila air selalu dijaga tetap jernih Sangat efektif apabila lampu UVnya masih baru, atau diganti secara teratur (setiap 6-8 bulan) Sangat efektif apabila sinar UV hanya menembus air kurang dari 2.5 cm Efektifitas akan berkurang apabila air yang melewatinya mengalir dengan cepat (disarankan air minimal tersinari selama 2 detik) Dapat menghindari terjadinya serangan ulang patogen, apabila sebelumnya patogen tersebut berhasil dimusnahkan UV tidak hanya membunuh jasad renik yang tidak dikehendaki, tetapi juga membunuh jasad-jasad renik yang berguna UV juga akan membunuh jasad renik yang merupakan sumber pakan bagi invertebrata laut UV hanya membunuh jasad renik yang terdapat dalam air yang melewatinya, dengan demikian jasad-jasar renik patogen yang terdapat pada tubuh ikan atau berada dalam akuarium tidak akan terpengaruh Jangan digunakan bersamaan dengan perlakuan pengobatan UV dapat mengubah struktur bahan kimia tertentu UV dapat merusak mata manusia apabila sinar tersebut terekspos langsung pada mata, atau kita melihat sinar UV tersebut.

g. Filter vegetasi (veggie filter)Filter vegetasi adalah sebuah filter yang memanfaat tanaman sebagai prosesor untuk menghilangkan kontaminan yang berada dalam air akuarium, terutama dari golongan senyawa nitrogen seperti, amonia. Seperti diketahui, tanaman memerlukan unsur hara tertentu untuk tumbuh dan berkembang, diantaranya adalah nitrogen, fosfor,kalium dll. Dengan memanipulasi kebutuhan hara ini sedemikian rupa, maka tanaman, dalam hal ini tanaman air, dapat dimanfaatkan sebagai sebuah "pompa" untuk mengeluarkan unsur hara tertentu dari dalam air akuarium. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melalukan air melewati daerah perakaran tanaman. Hara yang dijerap tanaman selanjutnya akan menjadi bagian dari tubuh tanaman. Hara ini kemudian dapat "dibuang" dari sistem akuarium dengan cara "memanen" tanaman atau bagian dari tubuh tanaman tersebut.Gambar 1 menunjukkan disain sederhana sebuah filter vegetasi. Filter ini terdiri dari 4 bagian A, B, C, dan D. Bagian A merupakan bagian filtrasi mekanik yang befungsi menyaring kotoran padat dari akuarium. Bagian B adalah bagian yang ditanami oleh tanaman air. Bagian C adalah bagian filtrasi mekanik lagi, untuk mengatisipasi kotoran padatan dari bagian-bagian tanaman atau akar yang terputus; Dan bagian C adalah bak penampungan hasil filtrasi akhir, sebelum dikembalikan ke dalam akuarium utama.

Gambar 1. Sketsa Filter Vegetasi

Gambar 2. Pistia stratoitesBagian B dari filter merupakan inti dari filter vegetasi. Dalam mengisi bagian ini, disarankan untuk memilih tanaman yang memiliki pertumbuhan cepat dan memiliki persyaratan tumbuh yang mudah. Tanaman terapung sangat dianjurkan, karena tanaman ini memiliki bagian tubuh yang berada diatas air sehingga kebutuhan CO2 nya dapat dipenuhi dari udara disekitarnya. Dengan demikian tanaman jenis tersebut tidak akan mengganggu keseimbangan CO2 yang berada didalam air. Pilih juga fase tanaman yang sedang berada pada tahap tingkat pertumbuhan paling tinggi. Apabila tingkat pertumbuhan ini sudah mulai menurun maka gantilah tanaman tersebut dengan tanaman pada fase pertumbuhan sebelumnya. Dari berbagai pilihan tanaman terapung yang ada Pistia stratoites (Gambar 2) boleh dijadikan pilihan utama. P. stratoites termasuk rakus akan "unsur" hara dan memiliki pertumbuhan yang cepat, sehingga, boleh dikatakan, sangat cocok untuk dijadikan sabagai "pompa" untuk "membuang" hara dari dalam air. Meskipun demikian anda bebas bereksperimen dengan berbagai pilihan tanaman air terapung lainnya. Pada bagian B ini juga bisa ditempatkan kerikil, sebagai media filtrasi biologi.

Gambar 3. Dimensi Ketinggian Relatif Filter VegetasiGambar 3 menunjukkan sketsa rancangan dimensi ketinggian relatif sekat antar bagian filter biologi. Ketinggian ini diatur sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya luapan air yang tidak diperlukan. Gambar ini sudah dapat menerangkan dirinya sendiri sehingga diharapkan akan lebih mudah dipahami dengan mencermatinya. Prinsipnya adalah apabila terjadi penyumbatan pada bagian A maka air dapat melimbah (by pass) ke bagian B, tetapi tidak ke luar dari sistem (banjir), begitu juga apabila terjadi penyumbatan pada bagian C, air akan meluap ke bagian D tetapi tidak ke bagian B. Tentu saja berbagai modifikasi dan improvisasi bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan selera.

Gambar 4. Contoh aplikasi filter vegetasi pada akuarium laut. Dalam hal ini digunakan Caulerpa sp (sejenis ganggang laut) sebagai prosesor

Gambar 5. Salah satu aplikasi pada kolam ikan hias (latar belakang)Filter vegetasi sering digunakan sebagai bagian dari kolam ikan hias seperti Koi. Apabila dirancang dengan baik dan dilakukan pemilihan tanaman yang tepat, filter ini akan menghasilakan fitran dengan tingkat kadar amonia dan nitrat 0 ppm. Dengan hasil demikian bukan saja air akan terbebas dari kontaminan berbasis nitrogen, dan unsur hara lainnya tetapi juga akan terhindar dari gangguan algae atau kasus green water.

h. Protein SkimmerProtein skimmer (Gambar 1.) adalah salah satu perangkat yang sering digunakan oleh para hobiis akuarium laut. Bahkan boleh dikatakan protein skimmer merupakan parangkat yang wajib ada dalam mengelola akuairum laut, walaupun hal ini tidak sepenuhnya benar. Fungsi utama dari sebuah protein skimmer adalah untuk memisahkan bahan padat terlarut dalam air dengan cara pengapungan melalui jasa gelembung-gelembung udara yang ditiupkan kedalam suatu kolom air. Dalam akuarium laut proses ini sering dianggap sebagai suatu proses tiruan untuk menduplikasi fenomena alam yang terjadi dipantai pada saat hari-hari hangat berangin. Pada kondisi seperti ini biasanya laut sering mendamparkan buih/busa kepantai dengan membawa padatan terlarut yang menempel pada buih-buih tersebut, dan mengendapkannya disana.

Gambar 1. Skema Protein SkimmerProses pemisahan padatan terlarut dengan metoda pengapungan sebenarnya sudah lama dilakukan orang terutama dalam proses pengolahan air. Dengan pengapungan, melalui gelembung udara dalam air, diharapkan akan terjadi kontak antara partikel padatan dengan antar muka air-udara yang terbentuk melalui gelembung udara. Selanjutnya partikel padatan ini akan terbawa kepermukaan air dan dibuang.

Asal-usul.Adalah Rickard (1977) yang konon pertama kali menggunakan cara pengapungan untuk memisahkan partikel padatan dari air. Meskipun demikian, teknik pengapungan itu sendiri sebenarnya telah diawali pada permulaan abad 20. Diduga penggunaan teknik ini telah dimulai pada tahaun 1890 ketika orang pertama kali mencoba memisahkan padatan dari minyak dan lemak. Sedangkan penggunaannya secara tentative diketahui pertama kali dilakukan antara tahun 1901 1904 di Australia, dan hak patennya di klaim pada tahun 1902 dan 1903, berturut-turut oleh Amerika dan Inggris. Pada saat itu gelembung udara yang digunakan dihasilkan melalui suatau proses kimia dengan menggunakan asam-asam kuat. Tidak berapa lama kemudian bermunculan perangkat pengapungan dengan menggunakan gelembung udara yang ditiupkan kedalam kolom air. Salah satu perangkat tersebut adalah protein skimmer yang dikenal sehari-hari dalam pengelolaan akuarium laut.

Prinsip Kerja.Prinsip kerja dari sebuah protein skimmer adalah menciptakan kontak antara gelembung udara dangan koloid dan partikel-partikel padatan. Efektifitasnya, oleh karena itu, akan sangat tergantung pada jumlah udara yang ditiupkan, ukuran gelembung udara, laju pergerakan gelembung dalam air, dan debit air.Dalam satu liter air dapat dibuat sekitar 10000 gelembung udara dengan ukuran 5 mm, atau 1 milyar gelembung udara dengan ukuran 0.1 mm. Semakin kecil ukuran gelembung udara akan semakin besar luas permukaan kontaknya pada suatu volume udara yang sama. Sebagai contoh 1 liter udara dalam bentuk gelembung berukuran 5 mm kurang lebih setara dengan 1.2 m2 luas permukan, sedangkan bila ukuran gelembungnya adalah 1 mm maka luas permukaannya setara dengan 6 m2 dan bila berukuran 0.1 mm luas permukaannya setara dengan 60 m2. Dengan demikian, semakin halus ukuran gelembung udara yang ditiupkan, secara matematik akan semakin luas bidang kontaknya sehingga akan semakin banyak padatan terlarut yang bisa dibawa dan dibuang dari dalam akuarium.Kecepatan pergerakan gelembung udara dalam air adalah faktor lain yang menentukan keefektifan sebuah protein skimmer. Dalam lingkungan akuarium, gelembung udara yang dihasilkan oleh sebuah mesin peniup udara bisa berukuran 5 - 30 mm. Gelembung udara berukuran 1 mm apabila diperhatikan akan tampak sebagai sebuah bola yang homogen. Gelembung berukuran demikian akan cenderung bergerak teratur dalam air dan cenderung bergerak lurus. Sedangan gelembung berukuran lebih dari 2 mm akan cenderung lonjong, sebagai akibat terjadinya tekanan pada gelomang tersebut dan pengaruh arus air. Gerakannya cenderung berputar (spiral) dan tampak bergetar. Getaran ini terjadi sebagai akibat terbentuknya turbulensi di bagian bawah gelembung. Getaran tersebut dapat mengurangi keefektifan gelembung dalam membawa partikel padat, bahkan sering partikel yang telah terperangkap oleh gelembung menjadi telepas kembali.Apabila gelembung udara dapat diusahakan seluruhnya berada dalam ukuran kurang dari 2 mm, maka dapat diperkirakan kecepatan bergeraknya dalam air rata-rata sekitar 20 cm/detik. Pada saat bergerak gelembung ini akan membelah air didepannya dan bersatu lagi dibagian bawah gelembung Meskipun demikian karena gerakannya tersebut maka bersatu nya lagi air dibelakang gelembug tidak serta merta terjadi tepat dibelakanya tapi akan membentuk suatu jarak. Pada jarak ini akan muncul suatu daerah yang khas yang dikenal sebagai zone Gambar 2. Pergerakan Gelembung dan pengaruh ikutan nyamati (Gambar 2). Kahadiran zone ini sangat penting artinya dalam menciptakan kontak antara partikel padatan dengan gelembung.Pada paritkel-partikel berukuran besar zone mati demikian tidak terjadi, yang ada justru merupakan sebuah zone turbulensi. Oleh karena itu sangat direkomendasikan bahwa dalam sebuah protein skimmer diperlukan gelembung udara yang sangat halus, dengan ukuran kurang dari 2 mm.

Daerah Skimming.Koloid-koloid padatan memegang peranan penting dalam pebentukan busa.. Pada saat gelembung-gelembung udara mencapai permukaan, gelembung-gelembung tersebut akan saling bersatu dan melekat satu dengan lainnya. Apabila partikel-pertikel padatan dalam bentuk koloid ini tidak ada, maka busa tidak akan terbentuk di permukaan. Busa yang terbentuk selanjutnya akan naik ke ruang penampung busa (Gambar 4.), sedangkan air yang terbawa akan turun kembali ke dalam kolom. Daerah terjadinya percampuran antara air dengan busa ini dikenal sebagai daerah atau zone skimming. Diatas zone ini terdapat daerah dimana terjadi pemisahan atara busa dengan air. Zone ini disebut sebagai zone drainase. Selanjutnya adalah zone transportasi busa.

Gambar 3. Cerobong BusaGambar 4

Tampungan busa. Tampak busa yang tertampung membawa kotoran berwarna coklat

Pada zone drainase air akan turun kembali kedalam kolom skimmer sedangkan busa, selama koloid padatan masih ada, akan terbentuk terus menerus disana dan terangkat naik ke pembuangan busa. Meskipun sebagian besar air sudah akan turun pada zone ini, sebagian kecil air akan tetap terdrainase bersamaan dengan terangkatnya busa ke penampungan. Busa selanjutkan akan naik terus melalui cerobong busa dan akhirnya sampai di penampungan busa. Dengan demikian proses skimming boleh dikatakan selesai.

Tipe Protein Skimmer Pada dasarnya ada tiga tipe skimmer (Gambar 5.) yang dikenal, yaitu:Tipecounter-current,atautipeberlawananarah.Dalam hal ini arah pergerakan air dalam tabung skimmer berlawanan dengan arah pergerakan gelembung udara. Tipe ini tampaknya paling umum dijumpai dipasaran. Karena arah aliran airnya bertentangan dengan arah pergerakan gelembung udara, diharapkan gelembung udara menjadi sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel padatan.Tipeco-curent,atautipesearah,Tipe ini arah pergerakan airnya searah dengan arah pergerakan gelembung udara.Tipeventuri,Pada tipe ini gelempung udara tidak disuplai atau dibuat oleh suatu mesin khusus, melainkan gelembung udara dihasilkan melalui venturi. Tenaga penggeraknya biasanya berupa powerhead yang akan menyembuarkan air kedalam tabung. Bersamaan dengan aliran yang kencang tersebut, udara di masukan melalu sebuat lubang (pipa) kedalam tabung keluaran air sehingga terhisap dan bercampur dengan air.

Gambar 5.

Tigatipeskimmer Kiri: Counter- current, Tengah: Co-current, Kanan: Venturi; panah merah menunjukkan arah aliran air, sedangkan panah biru menunjukkan arah aliran udara. Pada tipe venturi air dan udara masuk bersama-sama melalui satu pipa yang dilengkapi dengan venturi.

Selain dari tipe diatas, protein skimmer tersedia pula dalam bentuk internal (Gambar 6.) maupun eksternal (Gambar 7.). Protein skimmer eksternal adalah protein skimmer yang letaknya berada diluar akuarium atau sump. Sedangkan protein skimmer internal penempatan diletakan didalam akuarium utama atau sump. Mana yang akan dipilih akan sangat terntung pada keperluan kita masing-masing.

Gambar 6. Skimmer InternalGambar 7. Skimmer Eksternal

Beberapa Ketetapan Kinerja Skimmer Laju aliran air dalam skimmer bersifat tetap dan ditentukan oleh volume akuarium dan laju pertukaran air Laju bombardir udara tergantung pada lama pertukaran air dan diameter skimmer Penambahan panjang skimmer hanya akan meningkatkan waktu kontak antara air dan udara tapi tidak akan mempengaruhi laju bombardir Volume maksimum udara di dalam tabung skimmer hanya akan 16% dari seluruh volume tabung Laju udara yang masuk kedalam skimmer harus mampu memproduksi gelembung tanpa menimbulkan turbulensi dan hal ini ditentukan oleh diameter skimmer, panjang, laju bombardir, dan waktu kontak Laju bombardir dalam skimmer, panjang skimmer, diameter dan aliran udara harus ditentukan dengan tepat agar kinerja skimmer optimumApabila diameter skimmer yang diperlukan lebih besar dari diameter yang tersedia, maka dapat dikompensasikan dengan menggabungkan beberapa skimmer sekaligus.

i. Filter Reverse OmsosisPara penggemar ikan hias mestinya sudah tidak asing dengan istilah filter reverse osmosis, atau filter osmosis terbalik. Filter ini kerap digunakan untuk mendapatkan air berkesadahan sangat rendah, atau bahkan tanpa kesadahan. Teknik yang sama juga digunakan dalam pengolahan air minum skala rumah tangga.Dalam pemeliharaan ikan hias, air berkesadahan rendah diperlukan untuk mmelihara atau membudidayakan ikan jenis tertentu, seperti diskus atau neon tetra. Dengan bantuan alat ini, kebutuhan air berkesadahan rendah dapat dipenuhi dalam jumlah relatif banyak dalam waktu cukup singkat, sehingga dapat mensuplai kebutuhan yang tinggi dan mendesak.Prinsip KerjaPrinsip kerja filter reverse osmosi adalah berdasarkan pada peristiwa osmosis yang terjadi di alam. Osmosis adalah peristiwa bergerakanya air dari larutan yang mempunyai konsentrasi lebih rendah melalui membran semi permeabel ke larutan yang mempunyai konsentrasi lebih lebih tinggi sampai tercapai keseimbangan.Gambar 1 menunjukkana suatu bak berisi larutan dengan dua konsentrasi berbeda yang dipisahkan dengan sebuah membran semi permeabel. Pada kondisi awal pemukaan larutan tersebut berada pada posisi sama. Dengan berjalannya waktu maka tinggi pemukaan larutan di bagian yang berkonsentrasi lebih tinggi meningkat. Sedangkan hal sebaliknya terjadi pada larutan berkonsentrasi lebih rendah (Gambar 2). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian air dari larutan sebelah kiri bergerak menuju larutan sebalah kanan melalui membran semi permeable. Peningkatan ini akan berhenti pada suatu ketinggian tertentu. Perbedaan ketinggian ini dikenal sebagai tekanan osmotik.

Gambar 1. Posisi Awal

Gambar 2. Posisi KeseimbanganMembran semi permeabel adalah membran yang dapat melalukan atom-atom atau melokul-molekul tertentu tetapi tidak dapat melalukan atom-atom/molekul yang lain. Dalam kasus diatas (dan pada kasus filter reverse osmosis) yang dapat dilalukan adalah molekul air saja, sedangkan garam-garaman tidak.Dengan mengacu pada gambar diatas, seandainya kita memberikan tekanan pada larutan berkonsentrasi tinggi lebih besar dari tekanan osmotik, maka air akan terdorong keluar melalui membran semi permeabel tersebut, sedangkan garam-garaman tetap tertinggal di bagian larutan berkonsentrasi tinggi. Hal inilah yang kemudian diterapkan pada filter reverse osmosis. Disebut sebagai reverse osmosis atau osmosis terbalik karena mekanisme yang diterapkan adalah dengan cara membalikan fungsi dari peristiwa osmosis

Gambar 3.

Mekanisme Kerja Filter Reverse Osmosis

Keterangan

Gambar 3 menunjukkan diagaram suatu filter reverse osmosis. Dalam hal ini, air yang mengadung garam-garaman (atau berkesadahan tinggi) dimasukan dengan tekanan tertentu, sehingga melebihi tekanan osmotiknya, kedalam ruangan di bagian kiri. Dengan demikian, maka air (murni) akan berjalan melewati membran semi permeabel dan tertampung di ruangan sebelah kanan. Tidak semua air bisa dilewatkan melalui membran tersebut, hal ini tergantung pada tekanan yang diberikan dan karakter dari membran. Oleh karena itu, dalam filter recerse osmosis akan dihasilkan air limbah (reject), yaitu air yang mengandung garam-garaman konsentrasi tinggi. Pada umumnya 2/3 dari air yang diolah akan berubah menjadi limbah, hanya 1/3 saja yang kemudian menjadi air lebih "murni". Sehingga tidak jarang beberapa orang kemudian menggunakan deionizer sebagai alternatif

Gambar 4.

Contoh Produk Filter Reverse Osmosis (RO)

j. OzonizerOzonizer merupakan alat pembangkit ozon (O3). Alat ini sering digunakan dalam akuarium laut untuk keperluan sterilisasi. Sterilisasi dan pemurnian air dengan ozon sudah lama digunakan dalam bidang pengelolaan air dan pengelolaan air limbah. Ozon merupakan bentuk reaktif dari oksigen (O2). Molekul ini mampu menghancurkan sejumlah besar partikel-pertikel limbah cair dan bahan beracun, malalui proses oksidasi. Bahan-bahan beracun akan mampu diubah oleh ozon menjadi senyawa-senyawa yang kurang beracun, dan meningkatkan kemampuan bahan tersebut untuk lebih mudah diserap oleh bakteri, alga, dan karbon aktif.Dalam akuarium, kemampuan ini digunakan untuk membunuh berbagai macam jasad renik, seperti bakteri, virus, dan spora, juga beberapa bahan cemaran lain. Efek samping ozon berupa kemampuannya membersihkan warna dan bau merupakan alasan utama mengapa ozon sering digunakan dalam akuarium laut, terutama akuarium koral.Ozon membantu meningkatkan pembentukan busa dari partikel-partikel yang bahkan tadinya tidak bisa membentuk busa, dengan demikian hal ini akan dapat meningkatkan kinerja suatu protein skimmer dalam akuarium laut. Apabila ozon digunakan bersamaan dengan protein skimmer partikel-partikel kotoran yang tidak bisa dihilangkan dengan pembusaan akan dapat dihancurkan lebih lanjut menjadi partikel-partikel lebih sederhana dan selanjutnya terbuang ke atmosfir, nitrat akan diubah kedalam bentuk yang lebih mudah dikonsumsi oleh bakteri dan alga dalam akuarium.Pada umumnya, setelah selama 24-48 jam dilakukan skimming dengan ozon, air akuarium seakan-akan menghilang, karena sangat bersihnya air tersebut, akibat semua paritkel-partikel sangat halus dan partikel warna telah terbuang dari air.Ozon hendaknya digunakan dalam akuarium melalui suatu wadah reaksi tertentu seperti protein skimmer. Hal ini diperlukan agar terjadi kontak yang baik antara air dan ozon terlebih dahulu.Ozon untuk keperluan akuarium dibuat dengan suatu generator elektrostatik dan sinar ultra violet, alat ini kemudian dikenal sebagai ozonizer. Sebuah aerator diperlukan sebagai pancatu udara pada alat tersebut. Pada ozonizer jenis tertentu, diantara aerator dan ozonizer diperlukan alat pengering udara, biasanya terdiri dari suatu wadah berisi dessicant (penyerap kelembaban).

Gambar 1. Berbagai Produk OzonizerPenggunaan ozon diketahui mempunyai dampak, yaitu, merusak karet dan plastik, termasuk pipa/selang udara pada aerator. Oleh karena itu, skimmer yang menerima air hasil "ozonisasi" harus dibuat dari bahan plalstik tahan ozon. Ozon yang telepas kedalam akuarium atau sump dapat membuat iritasi pada membran lendir manusia dan dapat berbahaya bagi burung, serta dapat merusak insang ikan dan jaringan invertebrata. Kelebihan ozon akan mengoksidasi kotoran dalam tampungan busa skimmer sehingga akan menciptakan bau yang lumayan. Beberapa pabrik skimmer telah mengantisipasi kemungkinan ini dengan menyediakan penghalang bau dan bahan aktif penyerap kelebihan ozon pada tampungan busanya, dengan demikian udara akan tersaring telebih dahulu sebelum terlepas keruangan.Para akuaris yang menggunakan ozonizer sebagai steriliser, dianjurkan untuk menghindarkan penggunaan garam laut buatan pada akuarium lautnya yang mengandung banyak bromida. Kelebihan bromida dapat bereaksi dengan ozon membentuk ion hipobromit (OBr-) yang kemudian akan teroksidasi membentuk ion bromat (BrO3-). Bromat merupakan okidator kuat seperti halnya bahan pemutih (bleach). Bromat dapat stabil dalam air laut selama beberapa jam dan dapat berakumulasi hingga tingkat beracun. Ozonisasi dapat pula menciptakan bahan karsinogen hidrokarbon brominat. Oleh karena itu, gunakanlah ozon seperlunya saja. Ozonizer tersedia dalam berbagai ukuran dan harga. Untuk akuarium laut ozon hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit, oleh karena itu penggunaan ozonizer yang paling kecil sekalipun sudah lebih dari cukup untuk sebuah akuarium laut rumahan besar. Dosis sekitar 10g/jam/200 liter air sudah cukup dan ekfektif.

k. Filter SentralFilter sentral atau filter terpusat adalah sebuah filter yang digunakan secara bersama-sama oleh dua atau lebih akuarium. Penggunaan filter sentral dapat mengurangi keperluan ruangan dan juga menghemat waktu pemeliharaan.Meskipun demikian perlu pula diperhatikan beberapa kendala yang mungkin ditemui dalam menggunakan sistem iniGambar disamping menunjukkan diagram instalasi sebuah sistem dengan filter sentral. Dalam sistem tersebut tampak filter sentral melayani 6 buah akuarium A,B,C di rak pertama (atas) dan D,E,F di rak kedua (bawah). Air dari setiap akuarium mengalir secara gravitasi kedalam filter. Setelah difilter, air kemudian dikembalikan ke setiap akuarium dengan bantuan pompa (P). Aliran air dalam sistem ini dikendalikan oleh pompa P. Apabila pompa P berhenti bekerja (sebagai akibat mati listrik misalnya), maka sistem pun akan berhenti bekerja tanpa menimbulkan resiko banjir.Berdasarkan Gambar diatas dapat diketahui bahwa dalam suatu sistem filter sentral maka satu akuarium dengan akuarium lainnya menjadi saling terhubung. Filter menjadi tempat terjadinya percampuran air dari seluruh akuarium yang terhubung. Keadaan demikian akan menyebabkan parameter air pada akuarium-akuairum yang dilayani oleh filter tersebut relatif sama. Resiko kontimanasi penyakit dari satu akuarium ke akuarium lain bisa terjadi, oleh karena itu, diperlukan kontrol yang lebih seksama untuk mencegah hal tersebut. Pencegahan kontaminasi penyakit bisa dilakukan, misalnya, dengan memasang filter Ultra Violet pada outlet filter. Dengan demikian air akan mengalami sterilisasi terlebih dahulu sebelum didistribusikan ke setiap akuarium.Apabila ikan yang dipelihara dalam setiap akuarium sama, maka sistem filter terpusat dapat diterapkan dengan aman. Apabila ingin menerapkan filter terpusat pada berbagai jenis ikan berbeda di setiap akuarium, pilihlah jenis-jenis ikan yang memiliki selang kabutuhan paramater air relatif sama antara satu dengan yang lainnya.Alternatif Lubang Drainase (oulet) pada Akuarium.

Untuk memungkinkan terjadinya aliran air secara gravitasi dari setiap akuarium ke filter dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara pertama adalah dengan membuat lubang pada dasar akuarium kemudian memasang pipa drainase disana.Gambar 2.

Drainase Secara Gravitasi Melalui Dasar Akaurium

Pada gambar 2 terlihat bahwa socket PVC berperan dalam dua hal. Selain sebagai jembatan yang menghubungkan antara bagian dalam akuarium dengan bagian luar, dia juga berperan sebagai dudukan pipa drainase. Pipa ini bisa diatur ukurannya sedemikian rupa disesuaikan dengan kebutuhan tinggi permukaan air yang dikehendaki.Gambar 3.

Pipa Drainase dengan Pipa T

Sebagai improvisasi anda bisa memasang pipa T diatas pipa drainase. Sehingga alih-alih air mengalir melalui lubang pipa seolah sebagai corong, air dapat mengalir melalui sisi pipa T (Gambar 3).

l. De-IonizerFilter de-ionzer adalah salah satu bentuk filter kimia. Fungsi utama filter ini adalah untuk menghilangkan ion-ion tertentu dari air. Untuk keperluan akuarium biasanya digunakan untuk menghilangkan kesadahan. Air hasil olahannya kemudian digunakan sebagai bahan baku untuk meramu air akuarium dengan tingkat kesadahan dan tingkat pH yang diinginkan.Deionizer berfungsi dengan prinsip pertukaran ion. Yaitu; ion-ion tertentu dari dalam air, seperti NH4+ atau Ca++, ditukar dengan ion pengganti dari struktur media yang digunakan, biasanya Na+, atau H+.Dalam proses penurunan kesadahan air, misalnya, air dengan kesadahan tinggi dialirkan melewati media. Apabila media yang digunakan mempunyai ion penukar Na+. Maka selama proses berlangsung sebuah ion Ca++ dari air akan digantikan oleh 2 buah Na+ dari media. Dengan demikian, meskipun nantinya kesadahan air berkurang, karena Ca++ telah "ditangkap" media, kadar Na dalam air akan meningkat. Akan tetapi peningkatan Na ini tidak akan sampai mencapai tingkat yang membahayakan. Apabila media yang digunakan mempunyai ion penukar berupa H+, maka ion H+ dalam air akan meningkat, atau dengan kata lain pH air akan menurun. Pilihan media yang digunakan sepenuhnya adalah keputusan anda.Berbagai media penukar ion banyak tersedia saat ini. Berbagai pilihan tersedia untuk berbagai jenis ion berbeda. Meskipun demikian secara umum mereka disebut sebagai media penukar kation, apabila yang dipertukarkan adalah kation, atau media penukar anion, apabila yang dipertukarkan adalah anion.Media yang digunakan sendiri bisa berupa media alami atau buatan (sintetis). Media buatan biasanya adalah resin, yang dibuat berbentuk butiran, dan telah diperlakukan secara kimiawi sedemikian rupa. Beberapa media buatan ini sering tidak cocok digunakan dalam akuarium, oleh karena itu konsultasikanlah dengan pedagangnya sebelum anda memutuskan untuk membelinya.Untuk media alami biasanya digunakan zeolite dari tipe clinoptilolite. Clinoptilolite diketahui dapat menghilangkan ion-ion bermuatan positif dari dalam air, seperti NH4+ atau Ca++. Pada umumnya bahan ini digunakan untuk menghilangkan kelebihan amonia dari dalam air akuarium tawar. Clino biasanya tersedia dalam berbagai merek dan berbagai ukuran.Satu hal yang perlu diingat dalam menggunakan media ini adalah mereka akan jenuh setelah periode waktu tertentu. Pada media-media buatan tingkat kejenuhan tersebut biasanya ditandai dengan terjadinya perubahan warna. Dengan demikian, apabila warna tersebut telah tecapai, artinya media tersebut harus segera diganti atau diregenerasi. Setiap pabarik mempunyai indikator warna berbeda untuk setiap produknya.

PenggunaanBagi yang ingin memanfaatkan cara ini, banyak tersedia alat jadi siap pakai yang dijual dipasaran. Berbagai model dan kapasitas bisa dipiliah sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan bagi mereka yang ingin membuatnya sendiri bisa dilakukan dengan beberapa tahapan berikut: "Filter" deionizer hendaknya dibuat berbentuk tabung kedap udara. Sehingga aliran air akan menciptakan tekanan tertentu untuk menjamin distribusi aliran air merata pada setiap media yang dilalui. Anda bisa menggunakan fiter canister sebagai wadahnya. Sebelum melalui media, air dialirkan terlebih dahulu melalui arang angktif. Pilih media yang sesuai peruntukannya. Bagi yang ingin mendapatkan kadar kesadahan rendah, siapakan media penukar Ca++ yang sesuai. Pilih media penukar ion, yang ion penukarnya aman bagi akuarium. Anda bisa menggunakan media dengan ion penukar H+ atau Na+.Bagi yang menggunakan cara ini untuk menurunkan kesadahan, lakukan perlakuan ini terpisah dari sistem akuarium anda, dengan kata lain de-ionizer ini bukan merupakan filter langsung yang terpasang dalam akuairum. Tetapi merupakan peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan baku air akuarium. Sebelum digunakan, air hasil deioniasi perlu dicampur dengan air normal dengan proporsi tertentu hingga dicapai nilai kesadahan dan pH seperti yang diinginkan.

2.3. jenis filter yang digunakan pada akuariumFilter menurut penempatannya dapat dibagi menjadi dua, yakni :Filter yang ditempatkan di dalam akuarium / filter internal (Internal Filter)Filter ini bekerja dengan cara yang mirip dengan filter atas. Tetapi, media yang digunakan filter ini di taruh di bawah pompa air. Filter ini mempunya kekurangan yang sama dengan filter atas, karena filter ini butuh tempat, sehingga mengurangi keleluasaan di akuarium. Tapi filter ini pun mempunyai kelebihan yang sama seperti filter spons, dengan tambahan aliran air yang lebih kencang dari filter spons.Filter yang ditempatkan di luar akuarium / filter eksternal (External Filter)Filter eksternal paling sering dipakai untuk akuascape. Sumps termasuk eksternal filter. Air akan di tarik ke dalam box dengan jumlah media yang cukup banyak dan akhirnya akan di pompa ke ujung akuarium yang lain.Filter ini menggunakan tempat paling sedikit di akuarium, seperti filter gantung, tetapi filter ini mempunyai tempat untuk jumlah media yang cukup besar.

2.4. jenis filter yang digunakan pada kolam ikan hias.Berbagai Model & jenis Sistim Filtrasi Dalam pemeliharaan koi dalam kolam, pengunaan sistem filtrasi merupakan suatu keharusan apabila kolam koi tersebut tidak menggunakan sumber air terbuka. Memelihara kolam koi di kolam dengan sistim air tertutup, filter digunakan sebagai alat untuk menjaga agar kondisi air tetap layak dan sehat sebagai media hidup koi, berbeda dengan kolam dengan sumber air terbuka yang airnya selalu berganti secara terus menerus dengan air baru sehingga kondisi air selalu berganti secara terus menerus.Dalam mendisign suatu sistim filtrasi kolam sangat tergantung kondisi, luas lahan yang akan dimanfaatkan serta sesuai dengan model design kolam yang ada, baru kita dapat menentukan model filtrasi yang akan digunakan. Sistim dan model filtrasi yang baik dapat mengakomodasi semua kepentingan yang terkait, model kolam yang indah dapat mengakomodasi kepentingan kita sebagai pemelihara dan penikmat keindahan koi, namun dapat tetap menjaga semua aspek parameter air kolam tetap terjaga dengan baik sehingga koi dan hidup dan tumbuh dengan baik.Kedua hal tersebut harus dapat seimbang, model filtrasi yang menggangu estetika membuat kita tidak nyaman dalam menikmati koi yang kita pelihara, demikian halnya apabila kita hanya mementingkan keindahan dengan mengorbankan sistim filtrasi akan membuat koi tidak dapat hidup dengan baik sehingga koi tidak dapat hidup dengan baik bahkan menyebabkan kematian.Ada beberapa model filtasi yang sering digunakan dan cukup popular :1.model multi chamber sejajar kolammodel ini mengunakan beberapa sekat filter yang di letakkan sejajar kolam, dengan menggunakan berbagai media filter sebagai alat penyaringannya.2. Model multi chamber di atas kolam bisa vertikal, horisontal, maupun diagonal model ini sama dengan model no.1 , hanya saja posisi filter diletakkan lebih tinggi dari kolam dengan berbagai bentuk, gaya dan posisi dengan masing masing kelebihan dan kekurangannya.

3. Model Under Gravelmodel ini filter diletakan pada bagian bawah tanah, model ini sering digunakan pada kolam yang memiliki lahan terbatas.4. Model Bakki Showermodel ini banyak juga digunakan bagi yang senang dengan suara gemericik air, yg dapat juga sebagai media untuk menambah kadar terlarut oksigen dalam air, namun sistim filter ini lebih menekankan pada fungsi sebagai sistim filtrasi biologi, dengan fungsi sistim fisika yg kurang baik, oleh karenanya biasanya sistem ini digabungkan dengan model filter yang lain.

BAB IIIPENUTUP3.1 Simpulana. Jenis filter berdasarkan prinsip kerjanya terbagi menjadi 3 yaitu: filter mekanik, filter biologi, filter kimia.b. Jenis filter yang umum dikenal adalah filter under gravel, filter canister, filter wet & dry, filter atas, denitrator, filter ultra violet, filter vegetasi, protein skimmer, filter reverse omsosis, ozonizer, filter sentral dan de-ionizer.c. Jenis filter yang digunakan pada akuarium yaitu internal filter dan eksternal filter.d. Jenis filter yang digunakan pada kolam ikan hias yaitu model multi chamber sejajar kolam, Model multi chamber di atas kolam bisa vertikal, horisontal, maupun diagonal, Model Under Gravel dan Model Bakki Shower.

3.2 SaranDiharapkan untuk mencari referensi yang lebih banyak agar bisa lebih memahami materi mengenai filterisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Afief, Arief. 2006. Sistem filtrasi akuarium air laut untuk pengendalian senyawa nitrogen dalam air. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Yulianinsih, Fitri. 2010. Aquarium Biota Laut di Pantai Cermin. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anonim. Media filter biologi kolam koi. http:// aquariumhias. blogspot. com/2013 /06/media- filter-biologi-kolam-koi.html. diakses pada tanggal 15 September 2013 pukul 15.25 WITA.Anonim. Ragam filter untuk ikan hias. http:// akuariumhias. blogspot.com /2013/01 /ragam -filter-untuk-ikan-hias.html. diakses pada tanggal 15 September 2013 pukul 15.30 WITA.Purwakusuma, Wahyu. 2012. Filter. http://o-fish.com/Filter.php. diakses pada tanggal 15 September 2013 pukul 15.45 WITA.