Kuliah Umum Etika Dan Kebijakan Publik

download Kuliah Umum Etika Dan Kebijakan Publik

of 4

Transcript of Kuliah Umum Etika Dan Kebijakan Publik

  • 8/19/2019 Kuliah Umum Etika Dan Kebijakan Publik

    1/4

    DIKLAT PIM IV ANGKATAN V

    RESUME Hal-hal yang menarik dari kuliah umum Eika

    dan Ke!i"akan Pu!lik #leh I!u Sri MulyaniSaya rasanya lebih berat berdiri disini daripada waktu dipanggil pansus Century. Dan saya bisa

    merasakan itu karena sometimes dari moral dan etikanya jelas berbeda. Dan itu yang membuat saya jarang sekali merasa grogi sekarang menjadi grogi. Saya diajari pak Marsilam untuk memanggil

    orang tanpa mas atau bapak, karena diangap itu adalah ekspresi egalitarian. Saya susah manggil

    ‘Marsilam’, selalu pakai ‘pak’, dan dia marah. Tapi untuk Roky saya malam ini saya panggil Roky!Roky "erung dari #$D% yang baik. Terimakasih atas&& !tepuk tangan%

    Tapi saya diminta untuk biara tentang kebijakan publik dan etika publik. Dan itu adalah suatu topik 

    yang barangkali merupakan suatu pergulatan harian saya, semenjak hari pertama saya bersediauntuk menerima jabatan sebagai menteri di kabinet di Republik 'ndonesia itu.

    Suatu penerimaan jabatan yang saya lakukan dengan penuh kesadaran, dengan segala upaya sayauntuk memahami apa itu konsep jabatan publik. #ejabat negara yang pada dalam dirinya, setiap hariadalah melakukan tindakan, membuat pernyataan, membuat keputusan, yang semuanya adalah

    dimensinya untuk kepentingan publik.

    Disitu letak pertama dan sangat sulit bagi orang seperti saya karena saya tidak belajar, seperti andasemua, termasuk siapa tadi yang menjadi MC, tentang (iloso(i. )amun saya dididik oleh keluarga

    untuk memahami etika di dalam pemahaman seperti yang saya ketahui. *ahwa sebagai pejabat

     publik, hari pertama saya harus mampu untuk membuat garis antara apa yang disebut sebagaikepentingan publik dengan kepentingan pribadi saya dan keluarga, atau kelompok.

    Dan sebetulnya tidak harus menjadi muridnya Roky "erung di (ilsa(at +' untuk pintar mengenai

    itu. arena kita belajar selama - tahun dibawah re/im presiden Soeharto. Dimana begitu aak 

    hubungan, dan aak0aakan hubungan antara kepentingan publik dan kepentingan pribadi. Dan itumerupakan modal awal saya untuk memahami konsekuensi menjadi pejabat publik yang setiap hari

    harus membuat kebijakan publik dengan domain saya sebagai makhluk, yang juga punya pri1ayatau kepentingan pribadi.

    Di dalam ranah itulah kemudian dari hari pertama dan sampai lebih dari 2 tahun saya bekerja untuk 

     pemerintahan ini. Topik mengenai apa itu kebijakan publik dan bagaimana kita harus, dari mulai berpikir, merasakan, bersikap, dan membuat keputusan menjadi sangat penting. Tentu saya tidak 

     perlu harus mengulangi, karena itu menyangkut, yang disebut, tujuan konstitusi, yaitu kepentingan

    masyarakat banyak. 3aitu menapai kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

    4adi kebijakan pubik dibuat tujuannya adalah untuk melayani masyarakat, ebijakan publik dibuat

    melalui dan oleh kekuasaan. arena dia dibuat oleh institusi publik yang eksis karena diamerupakan produk dari suatu proses politik dan dia memiliki kekuasaan untuk mengeluarkannya.Disitulah letak bersinggungan, apa yang disebut sebagai ingridient utama dari kebijakan publik,

    yaitu unsur kekuasaan. Dan kekuasaan itu sangat mudah menggelinirkan kita.

    ekuasaan selalu enderung untuk orrupt. Tanpa adanya pengendalian dan sistim pengawasan, sayayakin kekuasaan itu pasti orrupt. 'tu sudah dikenal oleh kita semua. )amun pada saat anda berdiri

    sebagai pejabat publik, memiliki kekuasan dan kekuasan itu sudah dipastikan akan membuat kita

    orrupt, maka pertanyaan ‘kalau saya mau menjadi pejabat publik dan tidak ingin orrupt, apa yangharus saya lakukan5’

    6leh karena itu, di dalam proses0proses yang dilalui atau saya lalui, jadi ini lebih saya erita

    daripada kuliah. Dari hari pertama, karena begitu khawatirnya, tapi juga pada saat yang sama punya perasaan an7iety untuk menjalankan kekuasaan, namun saya tidak ingin tergelinir kepada korupsi,

    maka pada hari pertama anda masuk kantor, anda bertanya dulu kepada sistem pengawas internal

    anda dan sta(( anda. 8palagi waktu itu jabatan dari *appenas menjadi Menteri euangan. Dan sayasadar sesadar sadarnya bahwa kewenangan dan kekuasaan ementrian euangan atau Menteri

    euangan sungguh sangat besar. *ahkan pada saat saya tidak berpikir orrupt pun orang sudah

     berpikir ngeres mengenai hal itu.

    Saya sudah melihat banyak sekali apa yang disebut tata kelola atau go1ernane. pada saat seseorang

    memegang suatu kewenangan dimana melibatkan uang yang begitu banyak. Tidak mudah menari

    orang yang tidak tergiur, apalagi terpeleset, sehingga tergoda bahwa apa yang dia kelola menjadiseoalh0olah menjadi barang atau aset miliknya sendiri.

  • 8/19/2019 Kuliah Umum Etika Dan Kebijakan Publik

    2/4

    Dan disitulah hal0hal yang sangat nyata mengenai bagaimana kita harus membuat garis pembatas

    yang sangat disiplin. Disiplin pada diri kita sendiri dan dalam, bahkan, pikiran kita dan perasaan kita

    untuk menjalankan tugas itu seara dingin, rasional, dengan penuh perhitungan dan tidak 

    membolehkan perasaan ataupun godaan apapun untuk, bahkan berpikir untuk meng0abusenya.

    alau seorang menteri kemudian menanyakan apa yang boleh dan nggak boleh, buat mereka

    menjadi suatu pertanyaan yang sangat janggal. +ntuk kultur birokrat, itu sangat sulit dipahami. Di

    dalam konteks yang lebih besar dan alasan yang lebih besar adalah dengan rambu0rambu. itamembuat standart operating proedure, tata ara, tata kelola untuk membuat bagaimana kebijakan

    dibuat. *ahkan meniptakan sistem hek and balane.

    arena kebijakan publik dengan menggunakan elemen kekuasaan, dia sangat mudah untuk 

    memunulkan kon(lik kepentingan. Saya bisa erita berhari0hari kepada anda. *anyak ontoh

    dimana produk0produk kebijakan sangat memungkinkan seorang, pada jabatan Menteri euangan,mudah tergoda. Dari korupsi keil hingga korupsi yang besar. Dari korupsi yang si(atnya hilir dan

    ritel sampai korupsi yang si(atnya upstream dan hulu.

    Dan bahkan dengan kewenangan dan kemampuannya dia pun bisa menyembunyikan itu. arenadengan kewenangan yang besar, dia juga sebetulnya bisa membeli sistem. Dia bisa meniptakan

    network. Dia bisa meniptakan pengaruh. Dan pengaruh itu bisa menguntungkan bagi dirinyasendiri atau kelompoknya. "odaan itulah yang sebetulnya kita selalu ingin bendung. arena begituanda tergelinir pada satu hal, maka tidak akan pernah berhenti.

     )amun, meskipun kita menoba untuk menegakkan aturan, membuat rambu0rambu, dengan

    menegakkan pengawasan internal dan eksternal, sering bahwa pengawasan itu pun masih bisadilewati. Disinilah kemudian munul, apa yang disebut unsur etika. arena etika menempel dalam

    diri kita sendiri. Di dalam ara kita melihat apakah sesuatu itu pantas atau tidak pantas, apakah

    sesuatu itu menghianati atau tidak menghianati kepentingan publik yang harus kita layani. 8pakah

    kita punya keyakinan bahwa kita tidak sedang menghianati kebenaran. 9tika itu ada di dalam dirikita.

    Dan kemudian kalau kita biara tentang total, atau di dalam bahasa ekonomi yang keren namanya

    agregat, setiap kepala kita dijumlahkan menjadi etika yang jumlahnya agregat atau publik, pertanyaannya adalah apakah di dalam domain publik ini setiap etika pribadi kita bisa dijumlahkan

    dan menghasilkan barang publik yang kita inginkan, yaitu suatu rambu0rambu norma yang mengatur 

    dan memberikan guidane kepada kita. Saya termasuk yang sungguh sangat merasakan penderitaanselama menjadi menteri. arena itu tidak terjadi. :aktu saya menjadi menteri, sering saya harus

     berdiri atau duduk berjam0jam di D#R. Disitu anggota D#R bertanya banyak hal. adang0kadang

     bernada pura0pura sungguh0sungguh. Merek emngkritik begitu keras. Tapi kemudian mereka dengantenangnya mengatakan ‘'ni adalah panggung politik bu.’

    :aktu di dewan saya menjadi personality yang lain, nanti di kantor saya akan menjadi lain lagi,waktu di rumah saya lain lagi. +ntung suami dan anak0anak saya tidak pernah bingung yang manasaya waktu itu. Dan itu sesuatu yang sangat sulit untuk seorang seperti saya untuk harus berubah0

    ubah. alau pagi lain nilainya dengan sore, dan sore lain dengan malam. Malam lain lagi dengan

    tengah malam. an itu sesuatu yang sangat sulit untuk diterima. 'tu ongkos yang paling mahal bagiseorang pejabat publik yang harus menjalankan dan ingin menjalankan seara konsisten.

    Dan bahkan kalau kita biara tentang istilah dan konsep mengenai kon(lik kepentingan, saya betul0

     betul terpana. :aktu saya menjadi e7euti1e diretor di 'M;, pertama kali saya mengenal apa yangdisebut birokrat dari negara maju.

  • 8/19/2019 Kuliah Umum Etika Dan Kebijakan Publik

    3/4

    ada rasa risih.

  • 8/19/2019 Kuliah Umum Etika Dan Kebijakan Publik

    4/4

    Sebetulnya disitulah letak kita untuk mulai bertanya, apakah proses politik yang didorong, yang

    dimoti1ate, yang ditunggangi oleh suatu kepentingan membolehkan seseorang untuk dihakimi,

     bahkan tanpa pengadilan. Di1onis tanpa pengadilan. 'tu barangkali adalah suatu episod yang

    sebetulnya sudah berturut0turut kita memahami konsekuensi sebagai pejabat publik yang tujuannyamembuat kebijakan publik, dan berpura0pura seolah0olah ada etika dan norma yang menjadi

    guidane kita dibenturkan dengan realita0realita politik.

    epergian atau mundurnya 'bu Sri Mulyani *anyak yang menganggap itu adalah suatu loss ataukehilangan. 'bu Sri Mulyani ingin mengatakan bahwa kemenangan dan keberhasilan de(inisikan

    tidak didikte oleh siapapun termasuk mereka yang menginginkan pemimpin berintegritas ada di

    negara 'ndonesia. #rinsip 'bu Sri Mulyani tidak menghianati kebenaran, tidak mengingkari hatinurani, dan menjaga martabat dan harga diri.

    KESIMPULAN

    *ahwasanya integritas seorang pemimpin di 'ndonesia sangat di uji oleh kondisi dan situasi politik.

    4adi seorang pemimpin yang ingin menegakan etika dan kebijakan publik seara benar atau jujur 

    akan selalu terhambat oleh proses birokrasi dan kondisi politik sehingga kebijakan ini dan etika ini

    terasa seperti terkurung dalam kepentingan politik. 3ang menjadi sangat langka di 'ndonesia ini

    memiliki seorang pemimpin yang berintegritas dalam ebijakan #ublik dan ber 9tika dalam

     pelayanan #ublik. 6leh sebab itu untuk menjadi seorang pemimpin yang benar harus di siap

    melawan arus dan melawan kepentingan politik dengan segala konsekuensinya, karena itulah

    #emimpin yang di butuhkan oleh *angsa 'ndonesia.