Kuliah Perihal Resep-1(1)

17
PERIHAL RESEP Pengertian Resep Menurut Permenkes RI No. 244, resep merupakan suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hurup R/ merupakan kepanjangan dari recipe, dan berasal dari bahasa Latin, yang artinya ambillah. Jadi sebuah resep merupakan sebuah surat dari seorang dokter yang meminta apoteker untuk mengambilkan dan menyediakan obat yang diminta, serta kemudian menyerahkan obat tersebut kepada pasien. Fungsi Resep Sebuah resep mempunyai beberapa fungsi: 1. Sebagai perwujudan cara terapi Bila seorang dokter memberikan suatu terapi, dia pasti akan menuliskan sebuah resep, baik pasien itu rawat jalan maupun pasien rawat inap, apalagi untuk pasien yang berobat pada dokter praktek swasta. Obat-obat yang diberikan akan memberikan gambaran terhadap terapi yang diberikan oleh dokter tersebut. Artinya terapi seorang dokter itu rasional atau tidak bisa dilihat dari resep yang dituliskannya. 2. Merupakan dokumen legal Sebuah resep merupakan dokumen yang diakui keabsahannya untuk mendapatkan obat yang diinginkan oleh dokter, baik obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras maupun obat narkotik dan psikotropik. Seorang pasien akan gampang mendapatkan obat keras, obat narkotika dan obat psikotropika dengan sebuah resep, karena obat-obat tersebut tidak bisa didapatkan tanpa adanya resep. Karena begitu penting sebuah resep sebagai sebuah dokumen legal, maka diharapkan seorang dokter tidak meletakkan blanko resep sembarangan karena dapat digunakan oleh orang untuk mendapatkan obat yang seharusnya tidak dia gunakan, misalnya obat narkotika dan obat psikotropika, apalagi kalau blanko resep tersebut sudah ditandatangani oleh dokter tersebut. 3. Sebagai catatan terapi Seorang dokter seharusnya menuliskan resep rangkap dua, dimana yang pertama diberikan kepada pasien untuk menebus obat di apotek, sedangkan yang kedua sebagai arsip dan catatan bahwa pasien tersebut sudah mendapatkan terapi dengan obat-obat yang ada di arsip tersebut, sehingga apabila pasien itu balik lagi untuk kontrol untuk mendapatkan terapi lanjutan atau obat yang diberikan tidak memberikan efek seperti yang diinginkan, dokter bisa

description

resep

Transcript of Kuliah Perihal Resep-1(1)

Page 1: Kuliah Perihal Resep-1(1)

PERIHAL RESEP

Pengertian Resep

Menurut Permenkes RI No. 244, resep merupakan suatu permintaan tertulis dari dokter,

dokter gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan

dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hurup R/ merupakan kepanjangan dari recipe, dan berasal dari bahasa Latin, yang artinya

ambillah. Jadi sebuah resep merupakan sebuah surat dari seorang dokter yang meminta apoteker

untuk mengambilkan dan menyediakan obat yang diminta, serta kemudian menyerahkan obat

tersebut kepada pasien.

Fungsi Resep

Sebuah resep mempunyai beberapa fungsi:

1. Sebagai perwujudan cara terapi

Bila seorang dokter memberikan suatu terapi, dia pasti akan menuliskan sebuah resep, baik

pasien itu rawat jalan maupun pasien rawat inap, apalagi untuk pasien yang berobat pada

dokter praktek swasta. Obat-obat yang diberikan akan memberikan gambaran terhadap terapi

yang diberikan oleh dokter tersebut. Artinya terapi seorang dokter itu rasional atau tidak bisa

dilihat dari resep yang dituliskannya.

2. Merupakan dokumen legal

Sebuah resep merupakan dokumen yang diakui keabsahannya untuk mendapatkan obat yang

diinginkan oleh dokter, baik obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras maupun obat narkotik

dan psikotropik. Seorang pasien akan gampang mendapatkan obat keras, obat narkotika dan

obat psikotropika dengan sebuah resep, karena obat-obat tersebut tidak bisa didapatkan tanpa

adanya resep. Karena begitu penting sebuah resep sebagai sebuah dokumen legal, maka

diharapkan seorang dokter tidak meletakkan blanko resep sembarangan karena dapat

digunakan oleh orang untuk mendapatkan obat yang seharusnya tidak dia gunakan, misalnya

obat narkotika dan obat psikotropika, apalagi kalau blanko resep tersebut sudah

ditandatangani oleh dokter tersebut.

3. Sebagai catatan terapi

Seorang dokter seharusnya menuliskan resep rangkap dua, dimana yang pertama diberikan

kepada pasien untuk menebus obat di apotek, sedangkan yang kedua sebagai arsip dan

catatan bahwa pasien tersebut sudah mendapatkan terapi dengan obat-obat yang ada di arsip

tersebut, sehingga apabila pasien itu balik lagi untuk kontrol untuk mendapatkan terapi

lanjutan atau obat yang diberikan tidak memberikan efek seperti yang diinginkan, dokter bisa

Page 2: Kuliah Perihal Resep-1(1)

memberikan obat lain. Atau bila suatu ketika pasien itu datang lagi dengan keluhan yang

sama, maka dokter tersebut tinggal mencari arsipnya dan menuliskan terapi seperti

sebelumnya, tidak perlu memberikan terapi yang lain yang belum tentu berhasil. Memang

paling baik apabila dokter mempunyai buku yang menyimpan riwayat penyakit dan terapi

yang diberikan seorang pasien dan akan lebih mudah lagi kalau itu diurutkan abjad, sehingga

bila seorang pasien datang, dokter tersebut akan dengan mudah mendapatkan catatan

tersebut, dan akan tahu pasien tersebut pernah menderita apa dan diberi terapi apa serta alergi

terhadap obat apa saja.

4. Merupakan media komunikasi

Sebuah resep merupakan sarana komunikasi antara dokter-apoteker-pasien. Hanya dengan

sebuah resep yang dibawa oleh pasien maka apoteker akan tahu seorang pasien akan

diberikan obat apa saja, berapa jumlahnya, apa bentuk sediaannya, berapa kali sehari

digunakannya dan kapan pasien harus minum.

Dengan demikian sebuah resep haruslah dituliskan selengkap mungkin supaya tidak

terjadi kesalahan dalam menggunakan obat yang diberikan. Bila resep yang dituliskan tidak

lengkap, ada kemungkinan apa yang dijelaskan oleh apoteker (apoteker harus menjelaskan cara

pakai obat-obat yang diberikan supaya pasien menggunakannya dengan benar) tidak sama

dengan apa yang dijelaskan atau diinginkan oleh dokter penulis resep.

Bisa dibayangkan kalau dokter harus memberitahukan secara lisan obat-obat yang harus

diberikan kepada pasien, perlu berapa waktu untuk mengkomunikasikan hal itu kepada apoteker,

apalagi kalau pasiennya banyak, pasti akan timbul kerepotan dan waktu yang lama sehingga

perlu dituliskan sebuah resep.

Istilah/singkatan bahasa Latin yang digunakan untuk menulis resep

Bahasa Latin dalam resep digunakan pada:

1. Untuk penulisan:

a. Nama obat

Nama obat dalam resep harus dituliskan dalam bahasa Latin, terutama untuk obat yang

diambilkan dari bahan baku atau obat generik. Dari nama obat yang dituliskan oleh

dokter penulis resep, apoteker akan tahu obat itu diambilkan dari bahan baku, obat

generik atau obat paten.

b. Pembuatan atau bentuk obat

Pembuatan sediaan serta bentuk sediaan obat harus ditulis bahasa latin, supaya tidak akan

ada persepsi yang ganda antara satu daerah dengan daerah lain tentang bentuk sediaan

obat yang diberikan.

c. Petunjuk penggunaan obat

Page 3: Kuliah Perihal Resep-1(1)

Petunjuk penggunaan suatu obat yang diberikan harus dituliskan dalam bahasa Latin

karena ada kemungkinan resep tersebut dibawa keluar daerah atau malah ke luar negeri,

sehingga supaya tidak ada persepsi yang ganda harush dituliskan dalam bahasa Latin.

2. Apabila menuliskan singkatan bahasa Latin harus menggunakan singkatan yang baku, karena

ada kemungkinan orang lain tidak paham dengan singkatan yang dituliskan bila tidak

menggunakan singkatan baku. Contoh: “kalau perlu” bahasa Latinnya adalah pro renata,

biasa disingkat prn, tetapi kadang-kadang ada dokter yang menuliskan kp (singkatan dari

kalau perlu). Jadi dalam menuliskan singkatan tidak boleh dituliskan dalam singkatan bahasa

Indonesia, harus singkatan bahasa Latin yang baku.

Alasan penggunaan bahasa Latin:

1. Bahasa Latin merupakan bahasa yang mati

2. Bahasa Internasional dalam dunia kedokteran dan kefarmasian

3. Menghindari dualisme

4. Faktor psikologis

Formula dalam resep

Obat-obat yang ditulis di dalam resep sering disebut dengan formula. Formula dibagi 3,

yaitu:

1. Formula magistralis

- berisi racikan dari senyawa murni, generik atau paten yang komposisi dan jumlahnya

ditentukan sendiri oleh dokter penulis resep

2. Formula officinalis

- berisi obat-obat generik berbentuk sediaan jadi, atau

- berupa racikan yang komposisinya sudah baku dan tercantum dalam buku resmi seperti

Formularium Indonesia

3. Formula spesialistis

- berisi obat-obat dengan nama dagang, baik berupa racikan baku maupun racikan dari

industri farmasi

Page 4: Kuliah Perihal Resep-1(1)

Contoh:

1. Formula magistralis

2. Formula officinalis

3. Formula spesialistis

Parasetamol 120mg

Chlorfeniramin maleat 1mg

SL qs

mf la pulv dtd No. VI

S. prn t dd pulv I ac (febris)

Cotrimoxazol tab 480 mg No. XX

S.b dd tab II ac (o.12.h)

Potio nigra contra tuss.120 ml lag I

S.prn t dd C I ac (tussis)

Primazole Forte tab No. X

S.b dd tab I (o.12.h)

Dextral Forte caps No. X

S. prn t dd cap I ac (tussis)

Page 5: Kuliah Perihal Resep-1(1)

Satuan ukuran

Kadar zat berkhasiat dan zat tambahan dinyatakan dengan satuan ukuran sebagai berikut:

kilogram disingkat kg

gram disingkat g

miligram disingkat mg

mikrogram disingkat mcg

mililiter disingkat ml

meter disingkat m

sentimeter disingkat cm

gram ekivalen disingkat grek

miligram ekivalen disingkat mgrek

satuan internasional disingkat s.i.

grain disingkat gr

Resep Darurat:

Untuk resep yang harus segera dilayani karena keadaan pasien yang darurat, maka dokter penulis

resep harus menuliskan:

- PIM : Periculum in mora

- Cito

- Statim

- Urgens

Pedoman Penulisan Resep

Sebuah resep dikatakan benar dan rasional bila memenuhi syarat:

I. Ditulis dengan cara yang benar:

a. Jelas, dapat dibaca

Resep harus dituliskan dengan jelas supaya apoteker dapat membaca dengan mudah.

Bila ditulis dengan tulisan yang tidak jelas, maka ada kemungkinan apoteker tidak dapat

membaca atau malah ada kemungkinan apoteker salah dalam membaca resep tersebut.

Jadi untuk menghindari hal tersebut, sebuah resep harus ditulis dengan jelas.

b. Sesuai aturan/kaidah penulisan yang berlaku

Sebuah resep harus dituliskan sesuai dengan kaidah penulisan resep yang berlaku,

contoh:

1. Penggunaan singkatan yang harus menggunakan bahasa Latin

Kalau singkatan itu bukan bahasa Latin, ada kemungkinan apoteker tidak tahu

artinya.

Contoh: penulisan “kalau perlu” yang kadang-kadang dituliskan kp, yang seharusnya

prn

Page 6: Kuliah Perihal Resep-1(1)

2. Penulisan nama obat

Penulisan nama obat harus menggunakan penulisan yang baku. Tulisan itu dapat

dibaca oleh semua apotek. Ada beberapa dokter yang menuliskan resep magistralis

yang berisi berbagai macam obat yang dituliskan singkatan namanya yang hanya

apotek tertentu saja yang tahu.

c. Ditulis lengkap

Resep yang lengkap terdiri dari:

1. Nama & alamat dokter, SIP, nomor telepon, jam & hari praktek

Hal ini berguna apabila apoteker ingin menanyakan sesuatu, tulisan yang tidak

jelas, atau hal-hal lain yang tidak jelas, apoteker dapat menghubungi dokter tersebut

dengan mudah baik di rumah maupun di tempat praktek dokter tersebut.

2. Nama kota serta tanggal resep ditulis

Hal ini berguna untuk mengetahui kapan dan dimana resep itu ditulis karena ada

obat-obat tertentu, contohnya obat hipertensi, tidak bisa ditebus lagi kalau sudah

hampir satu minggu setelah resep itu ditulis, karena ada kemungkinan tekanan darah

pasien telah berubah, tidak seperti saat dokter menuliskan resep tersebut. Sedangkan

nama kota untuk mengetahui dokter yang menuliskan resep berada di kota mana,

terutama untuk obat-obat narkotika dan psikotropika harus diambil dimana dokter itu

berada, supaya apoteker tahu bahwa dokter tersebut benar-benar ada, bukan dokter

yang fiktif atau palsu.

3. Superscriptio

Superscriptio biasanya ditandai dengan huruf R/. Tanda R/, singkatan dari

recipe yang berarti “harap diambil” (superscriptio). Ada hipotesis bahwa tanda R/

berasal dari tanda Jupiter, dewa utama mitologi Romawi kuno. Hipotesis yang lain

mengatakan tanda R/ itu berasal dari Ra = “mata keramat” dari “Dewa Matahari”

Mesir kuno.

4. Inscriptio

Yang dimaksud dengan inscriptio adalah nama setiap jenis/bahan obat yang

diberikan serta jumlahnya:

a. Jenis/bahan obat dalam resep dibedakan menjadi:

1. Remedium cardinale (obat pokok)

2. Remedium adjuvans

Bahan yang membantu kerja obat pokok

3. Remedium corrigen

Bahan yang berguna untuk memperbaiki:

- Saporis (rasa), seperti aqua menthae piperitae dan sirupus simpleks pada sirup

- Odoris (bau), seperti oleum rosae pada pulvis atau krim

- Coloris (warna), seperti caramel (coklat), carminum (merah)

Page 7: Kuliah Perihal Resep-1(1)

- solubilise untuk memperbaiki kelarutan obat utama.

Misalnya: I2 tidak larut dalam air, tetapi dengan penambahan KI menjadi mudah

larut

4. Constituen atau vehikulum

Bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk untuk

memperbesar volume obat. Misalnya laktosa pada serbuk, amilum dan talk

pada bedak tabur.

b. Jumlah obat yang diberikan:

1. Sediaan padat dalam angka Romawi

2. Sediaan cair bisa dalam angka Romawi atau angka Arab

3. Sediaan setengah padat bisa dalam angka Romawi atau angka Arab

5. Subscriptio

Subscriptio biasanya berisi cara pembuatan obat dan bentuk sediaan obat yang akan

dibuat. Biasanya subscriptio hanya ada pada resep formula magistralis.

6. Signatura/transcriptio

Signatura atau nama lainnya transcriptio biasanya berisi petunjuk cara penggunaan

obat, seperti:

- Berapa kali sehari dipakai

- Kapan saja obat tersebut digunakan

- Bagaimana cara menggunakannya

- Apakah obat tersebut harus diminum sampai habis atau kalau perlu saja

- dan sebagainya

7. Identitas penderita

Identitas penderita harus dituliskan secara lengkap, meliputi nama penderita, alamat,

umur dan berat badan pasien. Terutama untuk pasien anak, harus ada umur dan berat

badan anak, yang berguna untuk mencek kembali dosis yang diberikan. Alamat

pasien harusnya juga dituliskan dengan lengkap, karena ada kemungkinan di apotek

ada dua nama yang sama, kalau ada alamatnya maka kemungkinan untuk tertukar

akan kecil sekali terjadi.

8. Kesahan resep

Sebuah resep minimal harus ada paraf dokter di masing-masing resep yang ditulis

setelah garis pemisah antar resep. Khusus untuk resep narkotika dan psikotropika,

harus dibubuhkan tandatangan dokter si penulis resep

Page 8: Kuliah Perihal Resep-1(1)

II. Memenuhi 5 tepat, yaitu:

1. Tepat obat

1. Rasio manfaat-risiko

Antara manfaat dan risiko (efek samping obat) harus dipertimbangkan secara

seksama. Bila lebih banyak manfaatnya walaupun efek sampingnya besar maka kita

bisa memilih obat tersebut apabila tidak ada lagi obat lain yang mempunyai manfaat

sebaik obat tersebut.

2. Rasio manfaat-harga

Antara manfaat dan harga juga perlu dipertimbangkan kalau ada obat yang murah

dengan manfaat yang sama maka lebih baik kita menggunakan obat tersebut

dibandingkan dengan obat yang mahal seperti antara obat paten dan obat generik

3. Rasio terapi

Sebagai pedoman dalam terapi biasanya kita menggunakan DOEN

2. Tepat dosis

Dalam menghitung dosis kita perlu memperhatikan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi dosis. Apabila dosis yang kita tuliskan melampaui dosis maksimal maka

dokter penulis resep harus menuliskan tanda seru di belakang jumlah obatnya, yang

artinya bahwa dokter tersebut memang sengaja memberikan dosis tersebut walaupun

telah melampaui dosis maksimal obat.

3. Tepat bentuk sediaan obat

Dalam menentukan bentuk sediaan obat apa saja yang akan diberikan perlu

dipertimbangkan:

a. Efek terapi optimal

b. Efek samping maksimal

c. Aman dan cocok bagi pasien

d. Harga obat tidak terlalu mahal

4. Tepat waktu pemberian obat

Obat yang rasional mempunyai waktu pemberian yang tepat. Apakah obat tersebut

diberikan sebelum makan, saat makan, sesudah makan, pagi hari, siang hari, malam

ataupun sebelum tidur. Waktu pemberian obat ini harus memperhatikan saat yang optimal

obat tersebut diabsorpsi dan efek samping minimal. Beberapa waktu pemberian obat:

a. Bila obat tersebut dihambat oleh adanya makanan, maka obat tersebut diberikan

sebelum makan. Contoh: ampicillin absorpsinya dihambat oleh adanya makanan

maka diberikan sebelum makan

Page 9: Kuliah Perihal Resep-1(1)

b. Bila obat tersebut mengiritasi lambung, maka harus diberikan sesudah makan, contoh:

asam mefenamat

c. Bila absorpsi obat paling baik pada saat adanya makanan, maka diberikan bersamaan

makanan. Contoh: obat yang berisi enzim untuk mencerna makanan

d. Untuk obat-obat yang frekuensi pemberiannya satu kali, maka lebih baik diberikan

dengan melihat cara kerja dan efeknya.

Contoh:

- Obat diuretik seperti furosemid lebih baik diberikan pagi hari

- Obat ansietas yang diberikan satu kali yang diharapkan pasien bisa tidur

lebih baik diberikan malam hari

5. Tepat penderita

Obat yang diberikan harus memperhatikan keadaan penderitanya apakah anak-anak,

dewasa, lanjut usia serta kondisi penyakitnya. Hal ini berpengaruh terhadap dosis dan

juga bentuk sediaan yang diberikan

Page 10: Kuliah Perihal Resep-1(1)

Istilah bahasa Latin

a a

abdom

ab.in gelat

ablut

abs. febr.

ac

a.c

accur.

accuriss.

ad

a.d.

ad. aur.

ad.c.trit

ad chart.cer.

ad chart.perg.

ad 2 vic

ad lib/ad libit

ad part. dolent.

add

add.

addend

ad grat.acid

ad grat.sap.

adh

agit.

a.h.

a.j.

a.l.

alt. dieb.

alt. hor.

a.m. (a.merid)

a.n.

a.p.

applic.

a.u.i. (ad us.int)

ana

abdomen

abeat in gelatinam

ablution

absente febre

ac

ante coenam

accurate

accuratisime

ad

auri dextra

ad aurem

adde cum tritu

ad chartam ceratam

ad chartam pergameneam

ad duas vices

ad libitum

ad partes dolantes

adde

addetur

addendus

ad gratam acidatam

ad gratam saporem

adhibere

agita, agitetur

alternis horis

ante jentaculum

auri laevae

alterius diebus

alterius horis

altera hora

ante meridiem

ante noctum

ante prandium

applicatio

ad usum internum

tiap-tiap (masing-masing)

perut

sampai seperti selai (jelly)

obat untuk mencuci

(membersihkan)

pada waktu tidak demam

dan/juga

sebelum makan

seksama

sangat seksama

sampai

telinga kanan

pada telinga

tambahkan dengan digerus

dalam kertas berlilin

dalam kertas perkamen

dalam/untuk dua kali

sesuka hati

pada bagian yang sakit

tambahkan

ditambahkan

ditambahkan

sampai rasa asam yang sesuai

sampai ada rasanya

memakai

kocok, kocoklah

tiap selang 1 jam

sebelum makan pagi

telinga kiri

setiap tengah hari

sebelum dua jam

sebelum tengah hari

sebelum malam hari

sebelum makan malam

penggunaan, pemakaian

untuk obat dalam

Page 11: Kuliah Perihal Resep-1(1)

a.u.e. (ad us.ext)

a.u.p. (ad us.prop)

u.p. (us. prop)

m.i.

aq.bidest.

aq.dest.

aq.steril.

c.

C.

C.p.

C.th.

c.c.

caps.gel.op.

caut.

Clysm

collut.

Collut. or.

Collyr.

Comp.

Causpers

conc.

Crem

d.i.d.

d.in 2 plo.

d.in 3 plo.

d.in 4 plo.

Da ad lag.

Da ad lag. gutt.

Da ad vitr.

Da ad oll.

Da in oll.

d.c.

d.c.form.

c.form.

form.

Dur.dol.

ad usum externum

ad usum proprium

usum proprium

mihi ipsi

aqua bidestilata

aqua destilata

aqua sterilisata

cum

cochlear, ciarium

cochlear pultis/ parvum

cochlear theae

centimetrum cubicum

capsulae gelatinosae

operculater

caute

clysma

collutorium

collutio oris

collyrium

compositus

causpersus

concentratus

cremor

da in dim

da in dimido

da in duplo

da in triplo

da in quadruplo

da ad lagenam

da ad lagenam guttatorium

da ad vitrum

da ad ollam

da in ollam

durante coenam

da cum formula

cum formula

formula

durante dolare

untuk obat luar

untuk dipakai sendiri

dipakai sendiri

dipakai sendiri

air 2 kali suling

air suling

air steril

dengan

sendok makan (15cc)

sendok bubur

sendok teh (5cc)

sentimeter kubik

kapsul dari gelatin (yang pakai

tutup)

hati-hati

clysma, lavement

obat kumur (cuci mulut)

obat kumur (cuci mulut)

obat cuci mata

obat campuran

serbuk tabur

pekat

krim

berikan separuhnya

berikan 2x banyaknya

berikan 3x banyaknya

berikan 4x banyaknya

berikan dalam botol

berikan dalam botol tetes

berikan dalam botol

berikan dalam pot

berikan dalam pot

sedang makan

tulis dengan formulanya

dengan formulanya

formulanya

selagi sakit

Page 12: Kuliah Perihal Resep-1(1)

d.d.

1 d.d. (s.d.d.)

2 d.d. (b.i.d.) atau

b.d.d.

3 d.d. (t.i.d.) atau

t.d.d.

4.d.d. (q.i.d.) atau

q.d.d.

dext.

dext.et.sin.

o.d./o.s.

dil

div.in.p.aeq.

d.s.s.ven.

d.t.d.

epith.

extend.

extend.cr.

extend.ter.

ext.s.alut.

ext.s.cor.

empl.

enem.

extr.

extr.aquos.

extr.fl.

extr.liq.

extr.sicc.

extr.spir.

extr.spiss.

f.

feb.dur.

fom.

f.l.a.

l.a.

F.M.I.

F.M.S.

de die

smel de die

bis de/in die

ter de/in die

quarter de/in die

dexter

dexter et sinister

oculus dexter et oculus sinister

dilutus

divide in partes aequales

da sub signa veneni

da tales doses

epithema

extende

extende crass

extende termiter

extende supra alutum

extende supra corium

emplastrum

enema

extractum

extractum aquosum

extractum fluidum

extractum liquidum

extractum siccum

extractum spirituosum

extractum spissum

fac, fiat, diant

febri durante

fomentum, fomenti

fac lege artis

lege artis

Formularium

Medicamentorum Indicum

Formularium

sehari, setiap hari

sekali sehari

2x sehari

3x sehari

4x sehari

kanan

kanan dan kiri

mata kanan dan kiri

encer

bagilah sama banyak

berikan dengan tanda racun

berikan banyak dosis tsb.

obat kompres

ulaskan

ulaskan tebal-tebal

ulaskan tipis-tipis

ulaskan di atas kulit lunak

ulaskan di atas kulit kaku

plester

lavement

ekstrak

ekstrak dengan air

ekstrak encer

ekstrak encer

ekstrak kering

ekstrak dengan spiritus

ekstrak kental

buat, harap buatkan

sewaktu demam

obat kompres (panas)

buat menurut seni

menurut aturan seni

Nama buku yang berisi formula-

formula officinalis

Nama buku yang berisi formula-

Page 13: Kuliah Perihal Resep-1(1)

filtr.

fol.

fol.digit.

fol.pip.betl.

g, gm; grm

gr.

gi.arab

garg.

gtt.

gtt.ad aur.

gtt.auric

gtt.nasal

gtt.ophth.

h.

h.m.

h.s.

h.v.

haust.

i.m.m.

i.c.

inf.

inj.

inj.hypod.

inj.subc.

inj.i.v.

iter

iter 1x

lin.

lc.

lit.or.

loc.dol.

lot.

Liq.

m.

m.et.v.

m.

merid.

Medicamentorum Selectum

filtra, filtretur

folia

folia digitalis

folia Piperis Betle

gramma

granum/grain

gummi arabicum

gargarisma

guttae

guttae ad auerus

guttae auriculares

guttae nucila

guttae ophthalmicae

hora

hora manutina

hora somni

hora vespersina

haustus

in manum medici

inter cibos

infusum

injectio

injectio hypodermica

injectio subcutanea

injectio intra vena

iteratur

iteratur 1x

linimentum

loco

litus oris

locus dolens

lotio

liquidus

mane

mane et vespere

misce, misceatur

meridie

formula officinalis

saring, harap disaring

daun

daun

daun sirih

gram

kira-kira 65mg, grain

gom arab (=acacia)

obat kumur

tetes

obat tetes telinga

obat tetes telinga

obat tetes hidung

obat tetes mata

jam

pagi hari

sebelum tidur

pada sore hari

teguk sekaligus

berikan ke tangan dokter

antara dua waktu makan

air rebusan

obat suntik

obat suntik di bawah kulit

obat suntik di bawah kulit

obat suntik di dalam vena

harap diulang

harap diulang 1x

obat gosok

pengganti

cairan untuk dioleskan di mulut

tempat yang terasa sakit

lotion (obat cair untuk obat luar)

cair

pagi

pagi dan sore

campurlah, harap dicampur

tengah hari

Page 14: Kuliah Perihal Resep-1(1)

m.f.

m.f.l.a.

mg, mgm

mixt.

muc. gi. arab

n.

N.I.

non. rep.

non in lag, orig.

o.h.

o.b.h.

o.t.h.

o.4.h.

o.m.

o.n.

p.p.

p.c.

pil.

p.i.m.

p.p.p.

sulfur ppt.

ppt

p.r.n.

s.n.s.

s.o.s.

pot

pulv.

pulv.

pulv, adsp.

pulv, dentilfr

q.s.

R/

Rec.

rec.par.

S.

misce fac

misce fac lege artis

miligrama

mixtura

mucilago gummi arabici

noctum

ne iteratur

non repetatur

non in lagema original

omni hora

omni bi horio

omni tri horio

omni quarter horio

omni mane

omni nocte

pro paupere

post coenam

pipula

periculum in mora

pulvis pro pilulis

sulfur praecipitatus

praecepitatus

pro re nata

si necease sit

si opus sit

potio

pulvis

pulveres

pulvis adspersorius

pulvis dentilfricius

quantum satis/sulficit

recipe

recep

recentus paratus

signa

campur dan buatlah

campur dan buatlah menurut cara

semestinya

miligram

campuran

lendir dari acacia

malam

harap jangan diulang

harap jangan diulang

jangan dalam botol asli

tiap jam

tiap 2 jam

tiap 3 jam

tiap 4 jam

tiap pagi

tiap malam

untuk si miskin

sesudah makan

pil

berbahaya bila ditunda

serbuk dengan pil

sulfur yang dibuat dengan cara

pengendapan

diendapkan

kalau perlu

kalau perlu

kalau perlu

minuman/cairan yang digunakan

untuk obat dalam

serbuk tunggal

serbuk terbagi (puyer)

serbuk tabur

tepung gosok gigi

secukupnya

ambillah

baru, segar

dibuat baru

tandailah, tulislah

Page 15: Kuliah Perihal Resep-1(1)

Sol.

Spir.

Sterril.

Tet (tinct)

Tinct, bellad

Troch

Tuss

Tuss, urg

u.c.

u.n.

u.e.

u.v.

ungt.

Vesp.

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

XI

XII

XX

XXX

L

C

D

M

solutio

spiritus

sterilisatus

tinctura

tintura belladonae

trochiscus

tussis

tussi urgente

usus cognitus

usus notus

usus externus

usus veterinarius

unguentum

vespere

Unus

Duo

Tres

Quattour

Quin Que

Sex

Septem

Octo

Novem

Decem

Uno Decim

Dou Decim

Viginti

Triginta

Quinquagianta

Centum

Quinganti

Mille

larutan

spiritus

yang disterilkan

tinctur

tinctur beladonae

ke kue

batuk

jika batuknya amat mengganggu

aturan pakai diketahui

aturan pakai diketahui

obat luar

guna kedokteran hewan

salep

senja hari

Satu (1)

Dua (2)

Tiga (3)

Empat (4)

Lima (5)

Enam (6)

Tujuh (7)

Delapan (8)

Sembilan (9)

Sepuluh (10)

Sebelas (11)

Dua belas (12)

Dua puluh (20)

Tiga puluh (30)

Lima puluh (50)

Seratus (100)

Lima ratus (500)

Seribu (1000)

Page 16: Kuliah Perihal Resep-1(1)

Contoh blanko resep:

1. Resep rumah sakit

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I

KALIMANTAN SELATAN

R U M A H S A K I T U M U M “U L I N”

B A N J A R M A S I N

Nama Dokter : Tanda Tangan Dokter

UPF/Bagian :

……………………..

Banjarmasin, ………………

R/

Pro :

Umur :

Alamat :

2. Resep dokter praktek

dr. Fatih

SIP : 952/2004

Rumah: Praktek:

Jl. Banjar Indah Permai 5 Jl. Veteran No. 50

Banjarmasin Telp. 252565 Banjarmasin Telp. 272025

Banjarmasin, ………………

R/

Pro :

Umur/berat badan :

Alamat :

Page 17: Kuliah Perihal Resep-1(1)