Kuliah Lapangan Terbang I

94
KULIAH LAPANGAN TERBANG I (Airport Engineering)

description

Ni materi kuliah tuk lapangan terbang !!!

Transcript of Kuliah Lapangan Terbang I

Page 1: Kuliah Lapangan Terbang I

KULIAH LAPANGAN TERBANG I(Airport Engineering)

KULIAH LAPANGAN TERBANG I(Airport Engineering)

Page 2: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 3: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 4: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 5: Kuliah Lapangan Terbang I

Airbus 380

Page 6: Kuliah Lapangan Terbang I

C-130

Page 7: Kuliah Lapangan Terbang I

•B-737

Page 8: Kuliah Lapangan Terbang I

Airport Bali

Page 9: Kuliah Lapangan Terbang I

Airport Surabaya

Page 10: Kuliah Lapangan Terbang I

Apron Surabaya

Page 11: Kuliah Lapangan Terbang I

Terminal Airport Surabaya

Page 12: Kuliah Lapangan Terbang I

SISI DARAT DAN UDARA BANDARA(air side & land side airport)

• Bagian” dari sistem bandara terdapat 2 bagian :– Sisi darat (land side)– Sis Udara (air side)

• Pada bagian sisi darat (land side) terdapat :– Area parkir terminal & lalu lintas darat– Sistem jalan masuk ke terminal– Gedung terminal

• Pada Bagian sisi udara (air side) terdapat :– Area parkir pesawat (apron) / pintu gerbang (gate)– Landas hubung (Taxiway)– Landas pacu (runway)

Page 13: Kuliah Lapangan Terbang I

Beberapa istilah tentang kebandarudaraan :

AirportAirportArea daratan yang secara reguler dipergunakan untuk kegiatan take-off & landing pesawat udara

RunwayRunwayBagian memanjang dari sisi darat aerodrome yang disiapkan untuk tinggal landas & mendarat pesawat terbang

ApronApronBagian aerodrome yang dipergunakan oleh pesawat tebang untuk parkir, menunggu, mengisi bahan bakar, mengangkut & membongkar barang dan penumpang

Page 14: Kuliah Lapangan Terbang I

Gambar 1.1 Bagian-bagian dari sistem bandara Sumber: Horonjeff (1994) dan Basuki (1986)

Page 15: Kuliah Lapangan Terbang I

1. Landing Movement (LM)

2. Terminal Area (TA)

3. Terminal Traffiq (TTC)

Fasilitas AirportFasilitas Airport

Page 16: Kuliah Lapangan Terbang I

1

Landing MovementLanding Movement merupakan areal merupakan areal utama dari bandara utama dari bandara yang terdiri dari yang terdiri dari runway, taxiwayrunway, taxiway, , dan dan apronapron..

3

Terminal Traffic Control merupakan fasilitas pengatur laulintas udara seperti radar dan navigasi

2

Terminal AreaTerminal Area merupakan fasilitas merupakan fasilitas pelayanan pelayanan penumpang penumpang ((Passenger handling Passenger handling systemsystem), ), penanganan barang penanganan barang kirirman (kirirman (cargo cargo handlinghandling), serta ), serta administrasi administrasi bandarabandara

Page 17: Kuliah Lapangan Terbang I

Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar sketsa umum fasilitas bandara (Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar sketsa umum fasilitas bandara (airportairport) ) berikut :berikut :

Beberapa bandara tersibuk di dunia dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 18: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 19: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 20: Kuliah Lapangan Terbang I

• Menyadari bahwa karakteristik pesawat seperti berat operasi kosong, kapasitas penumpang, dan panjang landas pacu tidak dapat dibuat secara tepat karena terdapat banyak variabel-variabel baik itu yang bersifat internal dan eksternal dimana variabel yang dimaksud seperti : arah dan kecepatan angin, temperatur, ketinggian lokasi dan kemiringan memanjang landasan.

Karakteristik Pesawat Terbang

Page 21: Kuliah Lapangan Terbang I

• Menurut horonjeff (1994) berat pesawat terbang penting untuk menentukan tebal perkerasan runway, taxiway, apron, panjang runway lepas landas dan pendaratan pada suatu bandara.

Bentang sayap dan panjang badan pesawat mempengaruhui ukuran parkir pesawat (apron), yang akan mempengaruhui susunan gedung terminal.

Kapasitas penumpang pengaruh dalam menentukan fasilitas” didalam dan yang berdekatan dengan gedung’’ terminal.

Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat Sumber ; Manual of Standards Part 139—Aerodromes Chapter 2: Application of

Standards to Aerodromes, Civil Aviation Safety Authority, Australian Government

Page 22: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 23: Kuliah Lapangan Terbang I

Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat

Page 24: Kuliah Lapangan Terbang I

Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat (lanjutan)

Page 25: Kuliah Lapangan Terbang I

Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat (lanjutan)

Page 26: Kuliah Lapangan Terbang I

Tabel 1.3. Aerodrom Reference Code

Sumber ; Manual of Standards Part 139—Aerodromes Chapter 2: Application of Standards to Aerodromes, Civil Aviation Safety Authority, Australian Government.

Page 27: Kuliah Lapangan Terbang I

• Menurut Sartono (1992) karakteristik pesawat terbang yang berhubungan dengan perencanaan lapis keras bandara antara lain :1. Beban pesawat2. Konfigurasi roda pendaratan utama pesawat.

• Beban Pesawat ….??sangat diperlukan dalam menentukan tebal lapis keras landing movement yang dibutuhkan.Beban pesawat yang dimaksud berhubungan dengan pengoperasian pesawat antara lain :

Berat kosong operasi (Operation Weight Empty =OWE) merupakan beban utama pesawat, termasuk awak pesawat & konfigurasi roda pendaratan.

Page 28: Kuliah Lapangan Terbang I

• Muatan (Payload)merupakan beban pesawat yang diperbolehkan untuk diangkut oleh pesawat sesuai dengan persyaratan angkut pesawat.

• Berat bahan bakar kososng (Zero fuel weight = ZFW)merupakan beban maksimum yang terdiri dari berat operasi kosong, beban penumpang dan barang.

• Berat ramp maksimum (Maximum ramp weight =MRW)beban maksimum untuk melakukan gerakkan berjalan dari parkir pesawat ke pangkal landas pacu.

• Berat maksimum lepas landas (Maximum take off weight = MTOW) merupakan beban maksimum pada awal lepas landas sesuai dengan bobot pesawat dan persyaratan kelayakakan penerbangan.

Page 29: Kuliah Lapangan Terbang I

• Berat maksimum pendaratan (maximum landing weight =MLW)merupakan beban maksimum pada saat roda pesawat menyentuh lapis keras (mendarat) sesuai dengan bobot pesawat dan persyaratan kelayakkan penerbangan.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah yang merupakan beban pesawat pada saat pengoperasian :

Page 30: Kuliah Lapangan Terbang I

• Konfigurasi Roda Pendaratan UtamaSangat berpengaruh dalam perencanaan tebal lapis keras landas pacu (runway). Pada umumnya konfigurasi roda pendaratan utama dirancang untuk menyerap gaya-gaya yang ditimbulkan selama melakukan pendaratan dan untuk menahan beban yang lebih kecil dari beban pesawat lepas landas maksimum.

Konfigurasi roda pendaratan utama, ukuran dan tekanan pemompaan tipikal untuk beberapa jenis pesawat dirangkum dalam Tabel berikut :

Page 31: Kuliah Lapangan Terbang I

Tabel 1.5. Tipikal konfigurasi roda pesawat dan tekanan angin

(Sumber: Tabel 1.2 hal 5. Heru Basuki, 1986)

Page 32: Kuliah Lapangan Terbang I

Landing Landing MovementMovement

AirportAirport

RunwayRunway

KonfigurasiKonfigurasirunwayrunway

Page 33: Kuliah Lapangan Terbang I

• Landas Pacu (Runway) Runway adalah merupakan tebal lapis keras / perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off).

• Menurut Horonjeff (1994) sistem runway di suatu bandara teridri dari :

1. Perkerasan struktur yang berhubungan dengan beban struktur, kemampuan manuver,

kendali, stabilitas dan kriteria dimensi dan operasi lainnya.

2. Bahu landasan (shoulder) yang terletak berdekatan dengan pinggir perkerasan struktur

menahan erosi hembusan jet dan menampung peralatan untuk pemelharaan dan keadaan darurat.

Page 34: Kuliah Lapangan Terbang I

3. Bantal hembusan (blast pad) adalah suatu daerah yang dirancang untuk mencengah erosi permukaan yang berdektan dengan ujung” runway yang menerima hembusan jet yang terus-menerus/ berulang. ICAO menetapkan panjang bantalan hembusan 100 feet (30 m), dari pengalaman untuk pesawat transport sebaiknya 200 feet (60 m), kecuali untuk pesawat berbadan lebar dibutuhkan 400 feet (120 m).

4. Daerah aman runway (runway end safety area) adalah daerah yang bersih tanpa benda”yang mengganggu, diberi drainase, rata dan mencakup perkerasan struktur, bahu landasan, bantal hembusan dan daerah perhentian, apabila disediakan.

Page 35: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 36: Kuliah Lapangan Terbang I

• Konfigurasi RunwayKebanyakan merupakan kombinasi dari konfigurasi dasar. Adapun uraian beberapa bentuk dari konfigurasi dasar runway (Horonjeff, 1994) adalah sebagai berikut :

Runway tunggalKondisi VFR berkisar diantara 50-100 operasi perjam, sedangakan kondisi IFR kapasitasnya berkurang 50-70 operasi, tergantung campuran pesawat terbang dan alat” bantu navigasi yang tersedia.

Page 37: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 38: Kuliah Lapangan Terbang I

• Kondis VFR (Visual Flight Rules) adalah kondisi penerbangan dengan keadaan cuaca yang sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat mempertahankan jarak pisah yang aman dengan cara” visual.

• Kondisi IFR (Instrument Flight Rules) adalah kondisi penerbangan apabila jarak penglihatan atau batas penglihatan berada dibawah yang ditentukan VFR.

• Dalam kondisi IFR jarak pisah yang aman diantara pesawat merupakan tanggung jawab petugas pengendali lalu lintas udara, sedangkan dalan kondisi VFR hal itu merupakan tanggung jawab penerbang.

Page 39: Kuliah Lapangan Terbang I

Runway sejajar

Kapasitasnya per jam dapat bervariasi di antara 100-200 operasi dalam kondisi-kondisi VFR, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang. Dalam kondisi IFR kapsitas per jam untuk yang berjarak rapat bekisar 50-60 operasi. tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang.

Page 40: Kuliah Lapangan Terbang I

• Runway dua jalur dapat menampung lalu lintas paling sedikit 70 persen lebih dari runway tunggal dalam kondisi VFR dan kira” 60 persen lebih banyak dari runway tunggal dalm kondisi IFR.

Page 41: Kuliah Lapangan Terbang I

• Runway bersilangan kapasitas runway yang bergantung pada letak persilangan dan pada cara pengoperasian runway yang disebut strategis (lepas landas / mendarat).kapasitas tertinggi apabila titik silang terletak dekat dengan ujung lepas landas dan ambang pendaratan. Untuk kapasitas per jam 60-70 operasi dalam kondisi IFR dan 70-175 operasi dalam kondisi VFR yang tergantung pada kondisi campuran pesawat. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar :

Page 42: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 43: Kuliah Lapangan Terbang I

• Runway V terbuka untuk menghasilkan strategi kapasitas tertinggi adalah apabila operasi penerbangan dilakukan menjauhui V, dalam kondisi IFR kapasitas per jam untuk strategi ini berkisar 50-80 operasi tergantung pada campuran pesawat terbang, dalam kondisi VFR antara 60-180 operasi, apabila operasi penerbangan dilakukan menuju V, Kapasitasnya berkurang menjadi 50-60 dalam kondisi IFR dan antara 50-100 dalam VFR.

Page 44: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 45: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 46: Kuliah Lapangan Terbang I

Airport Master plan

Tujuan Umum : Pedoman bagi pemerintah/ Daerah didalam pengembangan airport di masa mendatang.

Tujuan Khusus : Pengembangan fisik (Land use), lahan disekitar airport, penetapan jalan masuk, penetapan efek terhadap lingkungan dari segi konstruksi dan

operasi bandara, analisis biaya ekonomi dimasa mendatang.

Page 47: Kuliah Lapangan Terbang I

• Master plan pelabuhan udaramerupakan suatu konsep dari sistrm perkembangan pelabuhan udara secar ultimit.Dalam perencanaan rekayasa (engineering) mempertimbangkan biaya modal, pemeliharaan dan operasi dari seluruh altenatif yang mungkin sebagai suatu kesatuan dari proses perencanaan.

Page 48: Kuliah Lapangan Terbang I

Aktifitas Pada Rencana Induk Master Plan

RENCANA EKONOMI

RENCANA FISIK MELIPUTI PENGEMBANGAN

RENCANA LINGKUNGAN

RENCANA BIAYA ( FINANCIAL)

RENCANA KEBIJAKSANAAN/ KONDIS

Page 49: Kuliah Lapangan Terbang I

• Tujuan dari sasaran proyek• Membuat program kerja, jadwal dan

anggaran • Mempersiapkan format evaluasi /

keputusan• Mengembangkan proses koordinasi &

monotoring• Mengembangkan manajemen data &

Publik informasi sistem

Page 50: Kuliah Lapangan Terbang I

• Mempersiapkan analisis karakeristik pasar tentang kegiatan penerbangan.

• Menetapkan keuntungan & biaya yang representatif dalam pengembangan.

• Pengaruh bandara terhadap areal ekonomi

Perlu diperhatikan evaluasi kelayakan keuangan dan ekonomi proyek airport baik tingkat dan penggunaan biaya serta keuntungan proyek melalui analisis pendapatan.

Page 51: Kuliah Lapangan Terbang I

• Tersedianya ruang angkasa (air space)& traffic control

• Konfigurasi airfield (zona pendekatan terminal)

• Jaringan sirkulasi, utilitas, & komunikasi• Sistem jalan masuk darat• Pola penggunaan lahan keseluruhan.

Page 52: Kuliah Lapangan Terbang I

• Membuat penilaian kondisi lingkungan alam yang berhubungan dengan areal yang berdekatan dengan airport (tumbuhan, binatang, cuaca, topografi, alam)

• Sikap dan pendapat masayarakat sekitar

Karena rumitnya permasalahan yang berhubungan dengan namanya “Lingkungan” maka perlu studi khusus mengenai dampak lingkungan (Amdal), kemudian ditambah dengan alternatif pemecahan masalahnya..

*_* karena dengan perubahan akibat dibangun suatu airport /pengembangan diharapkan prubahan keadaan tersebut dapat melindungi ekosistem setempat.

Page 53: Kuliah Lapangan Terbang I

• Menetukan sumber dana & batasan-batasannya.• Mempersiapkan kelayakan biaya dari beberapa

alternatif pengembangan• Mempersiapkan rencana biaya awal dan program

akhir.

Perencanaan & perancangan bandar udara dapat mempunyai pengaruh penting terhadap pengembangan ekonomi, dan prasarana. Serta konsep dalam pembangunan airport harus benar” dipelajari dan mendapat koordinasi dari pemerintah setempat.

Page 54: Kuliah Lapangan Terbang I

• Langkah-langkah pada proses perencanaan# Mempersiapkan program kerja / master planning# Iventarisasi & dokumentasi# Prakiraan kebutuhan lalu lintas udara di masdatang# Penentuan kebutuhan fasilitas & pengembangan# Tujuan dari beberapa putusan menyangkut tipe

bandara# Pengembangan dari konsep/ master planning dengan tujuan sebagai pembanding# review dan memperlihatkan rencana konsep# menyeleksi beberapa alternatif yang dapat diterima dan paling efektif

Page 55: Kuliah Lapangan Terbang I

• Prakiraan (forecasting) untuk perencanaan Tujuan : Menyediakan informasi untuk

membuat bandara (baik rencana fisisk & biaya), memprediksi sesuatu dimasa mendatang secara tepat (pricise)

• Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bandara

* Pergerakan pesawat* Pergerakan penumpang* Barang yang diangkut

Page 56: Kuliah Lapangan Terbang I

• Jenis penerbangan* Penerbangan komersial (Commercial Aviation)

Penumpang & cargo* Penerbangan Umum ( General Aviation) Penerbangan pribadi & Khusus ex : Pesawat hujan* Penerbangan bisnis ( non komersial) ex. Survey foto* Penerbangan Militer ( Military Aviation)

Page 57: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 58: Kuliah Lapangan Terbang I

• Pemilihan Lokasi Bandara1. Lokasi Ideal daerah aman bagi operasional

pesawat terhadap bangunan sekitar maupun lingkungan.

daerah potensial air traffic yang memenuhui kebutuhan

demand untuk jangka panjang & memberikan keuntungan yang maksimal. 2. Langkah dalam mengevaluasi & pemilihan lokasi # Perencanaan secara kasar area yang dibutuhkan

-->> Runway yang merupakan bagian utama dari bandara bebas halangan 15 km, dan yang

perlu diperhatikan panjang, angin, jumlah, lebar dan jarak terhadap taxiway, etc..

Page 59: Kuliah Lapangan Terbang I

• Studi pendahuluan (visibility study) terhadap lokasibiasanya ini dilakukan setelah lokasi badara ditentukan.

• Survey Lapangan ada beberapa tahapan yang perlu ditinjau serta sebagai bahan pertimbangan dalam AMPadanya pertimbangan operasional ex. Cuaca, Ruang angkasa, Alat bantu pendaratan, etc,.adanya pertimbangan sosial ex. Kebisingan & tata guna lahan di sekitar bandara.adanya pertimbangan biaya ex. Pelayana, topografi & tanah serta material konstruksi.Persiapan outline rencana, estimasi biaya & pendapatanEvaluasi akhir & pemilihanLaporan dan rekomendasi.

Page 60: Kuliah Lapangan Terbang I

KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA

• Fasilitas Sisi Udara (air side)Runway

diperlukan untuk melayani jenis pesawat tertentu meliputi dimensi runway (panjang dan lebar) dan kekuatan struktur perkerasan runway, yang biasa dinyatakan dengan nilai PCN (Pavement Clasification Number) yang nilainya harus lebih besar atau sama dengan nilai ACN (Aircraft Classification Number) pesawat tersebut.

Page 61: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 62: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 63: Kuliah Lapangan Terbang I

Taxiwaymerupakan perkerasan yang

menghubungkan/ tegak lurus dengan sumbu runway , tidak menutup kemungkinan sejajar dengan runway (parallel taxiway)

Page 64: Kuliah Lapangan Terbang I

ApronLuas apron dipengaruhui oleh “gate

pasition area” dari setiap jenis pesawat yang diparkir pada saat bersamaan. Sedangkan luas “gate pasition area” tergantung dari jenis dan konfigurasi pesawat yang sedang parkir. Biasa mengikuti pedoman yang direkomendasikan oleh JICA (1996), ICAO (1991) dapat dilihat pada tabel :

Page 65: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 66: Kuliah Lapangan Terbang I

ShoulderLebar shoulder berdasarkan ICAO

(International Civil Aviation Organization) , Aerodrome Annex 14 (1995) tidak boleh kurang dari 60 m khususnya untuk bandar udara dengan code letter D dan E. Sedangkan JICA (1996) (Japane International Civil Aviation) merekomendasikan lebar paved shoulder berdasarkan pajang runway, lebar paved shoulder berdasarkan jenis pesawat. Dapat dilihat pada tabel :

Page 67: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 68: Kuliah Lapangan Terbang I

FilletDigunakan sebagai tikungan peralihan

antara runway dan taxiway, jari” fillet yang diperlukan untuk berbagai jenis pesawat dapat dilhat pada tabel berikut.

Page 69: Kuliah Lapangan Terbang I

Overrunharus dibangun pada kedua ujung runway,

menurut JICA (1996), lebar overrun disamakan dengan lebar runway, sedangkan panjang overrun 60 m.

Runway End Safety Area (RESA)RESA harus dibangun pada kedua ujung

runway, dimensi RESA dibuat 2 x lebar runway, sedangkan panjang RESA minimum 40 m.

Page 70: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 71: Kuliah Lapangan Terbang I

PERENCANAAN APRON

Faktor-faktor yang mempengaruhui :1. Gradien/ kemiringan permukaan (design geometrik)2. Ukuran “Gate position”3. Jumlah “Gate position”4. Sistem parkir pesawat5. Konsep penanganan penumpang

Page 72: Kuliah Lapangan Terbang I

• Gradien/ kemiringan permukaanPengaruh terhadap taxiway pesawat,

drainasi, pengisian bahan bakar, utilitas” tetap, slope <= 1%.

• Ukuran “GATE POSITION”- Ukuran pesawat & radius putar minimunya.- Cara pesawat keluar & masuk tempat parkir ( dengan / tanpa bantuan alat).- Konfigurasi parkir pesawat :

(1.Nose-in, 2. Nose-out, 3. Angle nose-in, 4. Angle nose out, 5. Paralel).

Page 73: Kuliah Lapangan Terbang I

• Nose-in & Angle Nose-inMasuk tanpa bantuan alat, keluar dengan alat bantu( dorong), kebisingan rendah (tidak perlu berputar), semburan gas/ udara tidak langsung ke terminal, memudahkan penumpang naik, tenaga harus besar untuk manuver keluar (bantuan alat), loading barang lebih sulit (pintu jauh dari terminal).

• Nose out & Angle Nose – outTidak perlu berputar untuk manuver ke luar, Loading barang lebih mudah & cepat (dekat dengan bangunan terminal), semburan gas langsung ke bangunan terminal, pintu depan jauh dari bangunan terminal.

Page 74: Kuliah Lapangan Terbang I

• ParalelRuang lebih besar, semburan gas langsung, ke-2 pintu optimum didalam penggunaanya.

Page 75: Kuliah Lapangan Terbang I

• Jumlah “GATE POSITION”dipengaruhui oleh gerakan pesawat pada jam”puncak.

atau

Ng / K = Jumlah GateCr = Kapasitas RunwayTg = Waktu Okupansi gate rata” TN = Kapasitas runway / 2

260

TgCr

Ng ATN

K

60

Page 76: Kuliah Lapangan Terbang I

• Sistem Parkir PesawatSangat berpengaruh terhadap ukuran Apron, fasilitas”untuk penumpang / barang dan sistem penanganan penumpang, ada beberapa sistem parkir pesawat yang perlu diketahui :1. Sistem Frontal (frontal.S) ex. Airport adisutjipto di Yk.2. Sistem Apron terbuka (open apron. S), ex. airport Polonia di Medan, Airport Adisumarno di Solo.3. Sistem Jari (finger.S) ex. Airport Cengkareng di Jakarta.4. Sistem Satelit (Satellite.S) di indonesia belum punya.

Page 77: Kuliah Lapangan Terbang I

Terminal Building“Frontal’

Terminal Building“Apron Terbuka”

Terminal Building“Finger”

Terminal Building“Satellite”

Jalan bawah tanah

Page 78: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 79: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 80: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 81: Kuliah Lapangan Terbang I

• Keterangan* Sistem Frontal :

Building paling sederhana dan cost relatif murah, biasa jenis kapal terbangnya kecil, Jumlah gate position rendah, penumpang menuju pesawat dekat. * Sistem Apron Terbuka :

Pesawat parkir jauh dari terminal, jumlah gate position kecil, penumpang menuju pesawat jalan kaki, dengan mobil jika vol.tinggi Airport Juanda

Page 82: Kuliah Lapangan Terbang I

* Sistem “Finger” :Pengembangan sistem frontal,

jumlah gate bisa lebih besar, fungsi jari” hanya tempat untuk menunggu.* Sistem “Satellite” :

Membutuhkan apron yang lebih luas, Pesawat yang pakir di terminal lebih banyak.

Page 83: Kuliah Lapangan Terbang I

KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA

• Fasilitas Sisi Darat (land side)1. Terminal Penumpang

Fungsi terminal penumpang antara lain :a. Tempat proses pertukaran antar moda

; dari moda angkutan darat ke moda angkutan udara/ sebaliknya.

b. Tempat pemrosesan administrasi keperluan perjalanan udara.

c. Tempat penumpang menunggu dalam proses pertukaran antar moda.

Page 84: Kuliah Lapangan Terbang I

• Daerah-daerah bangunan dan hubungan-hubungan kegiatannya.1. Gedung Terminal

merupakan pusat dari segala kegiatan pengelolaan manusia, barang dan pesawat. Biasanya terjadi transisi penumpang, bagasi, pos, barang, makanan, bahan bakar antara angkutan darat & udara.2. Daerah penerbangan umum & lokal

untuk kegiatan parkir, perawatan, perbaikan, penyemprotan, helicopter, pendidikan, etc.,

Page 85: Kuliah Lapangan Terbang I

• Daerah Hangar* Daerah dekat parkir apron pesawat untuk

perawatan.* Daerah tempat bongkar muat pesawat untuk peralatan sekaligus perawatan berat pesawat lengkap.

• Daerah CargoBiasanya menyatu dengan gedung terminal

dan bisa mencakup pos, pengelolaan paket pos sesuai intensitas kegiatan pos.

Page 86: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 87: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 88: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 89: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 90: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 91: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 92: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 93: Kuliah Lapangan Terbang I
Page 94: Kuliah Lapangan Terbang I