kuliah kerja lapangan

16
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Karangsambung 3.2. Gunung Merapi & Kali Gendol 3.3. Graben Bantul 3.4. Parangtritis / Parangkusumo Pantai Parangtritis adalah salah satu pantai yang memiliki keterkaitan erat dengan beragam objek wisata lainnya, seperti Kraton Yogyakarta, Pantai Parangkusumo dan kawasan Merapi. Pantai yang terletak 27 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ini juga merupakan bagian dari kekuasaan Ratu Kidul. Pantai ini terletak pada 08˚ 03’ 33,3’’ LS dan 110˚ 08’ 0,80’’ BT dengan ketinggian dari atas permukaan laut sebesar 0 m suhu rata-rata 33,3˚ C. Batas- batas Pantai Parangtritis adalah: Barat : Sungai Opak hilir Utara : Sungai Opak dan Sungai Oyo Selatan : Samudera Hindia Pegunungan Sewu Timur : Pegunungan karst Kelompok Pegunungan Sewu Penamaan Parangtritis memiliki kesejarahan tersendiri.Konon, seseorang bernama Dipokusumo yang merupakan pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah ini beratus-ratus tahun lalu untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang (batu) dan tumaritis (tetesan air). Pantai yang terletak di daerah itu pun akhirnya dinamai serupa.

description

penjelasan fisik dan sosial

Transcript of kuliah kerja lapangan

Page 1: kuliah kerja lapangan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Karangsambung

3.2. Gunung Merapi & Kali Gendol

3.3. Graben Bantul

3.4. Parangtritis / Parangkusumo

Pantai Parangtritis adalah salah satu pantai yang memiliki keterkaitan erat dengan

beragam objek wisata lainnya, seperti Kraton Yogyakarta, Pantai Parangkusumo dan kawasan

Merapi. Pantai yang terletak 27 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ini juga merupakan bagian

dari kekuasaan Ratu Kidul. Pantai ini terletak pada 08˚ 03’ 33,3’’ LS dan 110˚ 08’ 0,80’’ BT

dengan ketinggian dari atas permukaan laut sebesar 0 m suhu rata-rata 33,3˚ C. Batas- batas

Pantai Parangtritis adalah:

Barat : Sungai Opak hilir

Utara : Sungai Opak dan Sungai Oyo

Selatan : Samudera Hindia Pegunungan Sewu

Timur : Pegunungan karst Kelompok Pegunungan Sewu

Penamaan Parangtritis memiliki kesejarahan tersendiri.Konon, seseorang bernama

Dipokusumo yang merupakan pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah ini beratus-

ratus tahun lalu untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari

celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang (batu) dan

tumaritis (tetesan air). Pantai yang terletak di daerah itu pun akhirnya dinamai serupa.

Pantai Parangtritis merupakan pantai yang penuh mitos, diyakini merupakan perwujudan

dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta dan Parangtritis.

Pantai ini juga diyakini sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan

Kalijaga sesaat setelah selesai menjalani pertapaan.Dalam pertemuan itu, Senopati diingatkan

agar tetap rendah hati sebagai penguasa meskipun memiliki kesaktian.

KEADAAN FISIK

A. Fisiografi

Wilayah pesisir Pantai Parangtritis merupakan dataran alluvial Merapi dari material

Gunung Merapi, yaitu tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai-

sungai. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian. Pantai Parangtritis juga

Page 2: kuliah kerja lapangan

termasuk dalam Zona pegunungan Selatan yang mengalami penenggelaman, tertutup oleh

endapan alluvial berupa dataran pantai yang luas. Di sebelah timur terdapat kelompok

pegunungan terjal dari pegunungan sewu yang merupakan pengangkatan teratur, berangsur-

angsur, sesar berjenjang berupa karst. Meski di sebelah timur berupa bukit karst tetapi pasir

yang ada di parangtritis merupakan endapan pasir vulkanis yang dibawa oleh kali opak. Angin

musim yang berasal dari arah tenggara berbelok ke barat membawa pasir. Pasir yang terbawa

angin tersebut membentuk gelembung pasir (ripple) yaitu pasir yang diendapkan seperti sisik

sesuai dengan arah datangnya ngin. Di Prangtritis sendiri tidak dapat diamati karena terhapus

oleh jejak aktivitas manusia. Tipe pesisir pengendapan darat dicirikan oleh relief dataran

hingga berombak, dengan bentuk berupa lumpur, dan proses genesisnya berupa proses fluvial

atau aliran sungai. Saat salah seorang dosen kami menjelaskan pembentukan alahan di

Parangtritis, kami berada di salah satu bentuk gumuk pasir, yaitu gumuk pasir barchans.

Barchan merupakan gumuk pasir yang berupa tanduk yang membelakangi arah datangnya

angin. Tumbuhan yang khas dan tumbuh disini adalah sphinifex yaitu tumbuhan dengan

bentuk seperti jarum-jarum yang ringan dan mudah tertiup angin. Arus air laut pantai

Parangtritis ini merupakan arus retas, yaitu arus balik ke arah samudera yang sangat kuat.

Cara mengamati bahwa arus ini merupakan arus retas sangat mudah yaitu dengan melihat

adanya gelombang pasir kecil di pantai. Rata-rata pantai pantai berpasir seperti Parangtritis ini

merupakan pantai tebing terjal. Di pantai ini tidak ditemui orang surfing karena dasar panti ini

berpasir dan d depannya berpalung, sehingga berbahaya apabila dilakukan surfing.

B. Geologi Parangtritis

Menurut Pennekoek (1949) fisiografi Pulau Jawa dapat dibagi menjadi tiga zone, yaitu

zone Utara, zone Tengah (Pegunungan Serayu Utara, depresi yang ditandai munculnya vulkan

muda, Serayu Selatan), dan zone Selatan berdasarkan pembagian ini maka daerah Parangtritis

hingga pantai Baron melalui daerah karts, termasuk bagian dari zone Selatan Jawa.

Secara lebih rinci Van Bemmelen (1970) didalam teori analisis evolusi Jawa

menerangkan bahwa dalam proses pembentukannya, Jawa Tengah mengalami tiga masa

geantiklinal (pengangkatan), geantiklinal pertama terjadi pada zaman Miosen Tengah selama

kurang lebih 500 ribu tahun, proses geantiklinal ini pertama mengakibatkan terbentuknya

pegunungan Jawa. Dalam perkembangan selanjutnya, pegunungan yang terangkat tadi

dibeberapa tempat mengalami patahan dan tenggelam dibawah permukaan laut, misalnya

Page 3: kuliah kerja lapangan

antara sungai Opak (Parangtritis) hingga Pulau Nusakambangan mengalami patahan dan

tenggelam, kecuali pagunungan karang bolong dan gunung seloh, sedangkan pegunungan

seribu tidak mengalami patahan, sehingga struktur geologi daerah karang bolong sama sperti

dipegunungan sewu, yaitu berupa Limestone.

Pada proses geantiklinal kedua daerah yang sekarang ditempati oleh pegunungan

serayu mengalami pengangkatan, proses pengangkatan ini berlangsung pada awal Pliosen

selama 500 ribu tahun. Proses geantiklinal ketiga berlangsung dan membentuk pegunungan

serayu utara. Pembentukan pegunungan serayu utara ini menyebabkan terjadinya cekungan

yang memanjang diantara pegunungan serayu selatan dan utara, cekungan ini dikenal sebagai

lembah sungai serayu. Gerak pengangkatan dari Pulau Jawa terus berlangsung hingga

sekarang, diduga olaeh Speelman (1979:17) yang mendasarkan pada jarak waktu antara setiap

geantiklin, ialah dua juta tahun dan waktu yang digunakan pada setiap pengangkatan antara

dua ratus ribu tahun, maka diperkirakan sekarang ini sedang berlangsung proses geantiklin

yang ke empat.

B. Geomorfologi Parangtritis

Daerah ini terbagi atas empat bentangan alam geomorfik dan geologik, yaitu:

1. Dataran alluvial

2. Dataran pantai dengan bukit pasir

3. Karst gunung sewu

4. Pegunungan Batur Agung

1. Dataran alluvial terbagi 2 yaitu:

a. Dataran alluvial sungai Opak yang banyak mengandung pasir, karena merupkan

kelanjutan dari flavio-vulcanic foot plain bersifat andesitic

b. Dataran alluvial selatan sungai Opak lebih bersifat lempung, karena terpengaruh material

alluvial yang berasal dari pegunungan sebelah timur yang diendapkan banjir, lembah

sungai Opak berbentuk huruf U yang berarti termasuk stadium dewasa.

2. Dataran pantai dengan bukit–bukit pasir

Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin dan

merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean

(eolean morphology). Pada KKL kali ini kita tidak begitu menegtahui gumuk pasir, karena

kelompok kami datang pada saat siang hari dan pada saat siang hari gumuk pasir yang

Page 4: kuliah kerja lapangan

terbentuk akan hancur oleh pengaruh ATV (sejenis motor yang digunakan di pantai

parangtritis).

Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama,

kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan

permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah kering.

Pada gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada

stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina berhembus, hal ini

karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang gumuk.

Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan

ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok

yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan), parabola (parabolic),

dan memanjang (longitudinal dune).

a. Gumuk Pasir tipe Melintang (Transverse).

Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak

cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak

lurus terhadap arah angin. Dikarenakan proses eolin yang terus menerus maka

terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni.

b. Gumuk Pasir Tipe Barchan (Barchanoid Dunes).

Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah

yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap

angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang

membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri.

Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter.

Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut

terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir

seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan

kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.

c. Gumuk Pasir Tipe Parabola (Parabolic).

Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang

membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan

dengan datangnya angin. Dimungkinkan dahulunya gumuk pasir ini berbentuk

Page 5: kuliah kerja lapangan

sebuah bukit dan melintang, karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk

pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang

menghadap ke arah angin curam.

d. Gumuk Pasir Tipe Memanjang (Longitudinal Dune).

Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar

satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin.

Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah

diantara bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus

mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.

e. Pengaruh angin.

Kekuatan angin sangat berpengaruh terhadap pembentukan gumuk pasir, karena

kekuatan angin menentukan kemampuannya untuk membawa material yang

berupa pasir baik melalui menggelinding (rolling), merayap, melompat, maupun

terbang. Karena adanya material pasir dalam jumlah banyak serta kekuatan angin

yang besar, maka pasir akan membentuk berbagai tipe gumuk pasir, baik free

dunes maupun impended dunes.

Pada pantai selatan jawa, angin bertiup dari arah tenggara, hal ini menyebabkan

sungai-sungai pada pantai selatan membelok ke arah kiri jika dilihat dari Samudra Hindia.

Selain itu, karena arah tiupan angin tersebut, maka gumuk pasir yang terbentuk menghadap ke

arah datangnya angin.

Bentuk lahan ini terbentuk karena dua factor utama yaitu adanya kekuatan tiupan

angin dan adanya material pasir. Pasir yang berasal dari daratan (vulkan merapi) yang

dihapuskan kembali oleh angina secara selektif, akhirnya diendapkan menjadi bermacam-

macam bentuk bukit pasir (sand dunes). Secara garis besar bentuk endapan eolus tersebut

dikelompokan menjadi dua yaitu:

a. Bentuk mikro, yaitu berupa riak-riak pasir/gelombang kecil pasir (sand ripples). Bentuk

ini juga terdapat didasar laut berpasir dengan gelombang (riak laut) yang tenang.

b. Bentuk makro, yaitu berupa bukit-bukit pasir yang bermacam-macam bentuknya seperti

bukit pasir bujur sisir, sapit parabola, dan lain-lain, bentuk-bentuk ini dipengaruhi oleh

garis pesisir, tumbuhan dan arah tiupan angin.

Page 6: kuliah kerja lapangan

Bentukan gumuk pasir yang ada di Parangtritis bermacam-macam karena dipengaruhi

oleh:

a. Pengaruh dari Gunung Merapi.

Material yang ada pada gumuk pasir di pantai selatan Jawa berasal dari Gunung Api

Merapi dan gunung gunung api aktif lain yang ada di sekitarnya. Material berupa pasir

dan material piroklastik lain yang dikeluarkan oleh Gunung Merapi.

Akibat proses erosi dan gerak massa bautan, material kemudian terbawa oleh aliran

sungai, misalnya pada Kali Krasak, Kali Gendol, Kali Suci, dan Sungai Progo. Aliran

sungai kemudian mengalirkan material tersebut hingga ke pantai selatan.

b. Pengaruh Graben Bantul.

Zona selatan Jawa merupakan plato yang mirining ke arah selatan menuju Samudra

Hindia dan di sebelah utara banyak tebing patahan. Sebagian plato ini telah banyak

terkikis sehingga kehilangan bentuk platonya. Pada daerah Jawa Tengah dan DIY,

sebagian daerah tersebut telah berubah menjadi dataran alluvial, Salah satunya adalah

yang terjadi pada daerah bantul yang berupa graben. Graben adalah blok patahan yang

mengalami penurunan diantara dua blok patahan yang naik yang disebut dengan horst.

Pada bagian timur graben, terdapat Perbukitan Batur Agung, sedangkan pada bagian

barat terdapat Perbukitan Manoreh. Akibat adanya patahan tersebut, maka batuan pada

zona pertemuan kedua blok tersebut menjadi lemah sehingga mudah tererosi dan pada

akhirnya membentuk sungai yang disebut dengan sungai patahan yang ditemui misalnya

pada Sungai Opak-Oyo. Salah satu ciri sungai patahan yang diamati adalah adanya

kelurusan sungai pada sepanjang garis patahan.

c. Pengaruh Sungai.

Pembentukan gumuk pasir pada pantai selatan dipengaruhi oleh adanya beberapa aliran

sungai, yaitu Sungai Opak-Oyo pada bagian timur dan Sungai Progo pada bagian barat,

Sungai Progo ini merupakan sungai utama yang membawa material hasil dari gerusan

batuan-batuan volkanik yang berasal dari Gunung Merapi dan Merbabu, serta dari

gunung-gunung Sindoro di sebelah barat laut.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa material dari Merapi terbawa oleh

aliran sungai di sekitarnya, sungai-sungai tersebut kemudian menyatu membentuk orde sungai

yang lebih besar hingga menyatu membentuk sungai Opak, Oyo, dan Progo. Setelah material

Page 7: kuliah kerja lapangan

pasir sampai ke laut, terdapat interverensi dari ombak laut sehingga material mengendap pada

pantai selatan dan selanjutnya diterbangkan oleh angin.

Pada pantai selatan Jawa, material tersebut tidak diendapkan pada bagian depan dari

sungai yang pada akhirnya membentuk delta, hal ini disebabkan karena kuatnya arus dan

gelombang laut pantai selatan serta arahnya yang berasal dari tenggara menyebabkan material

terendapkan pada bagian barat sungai. Sehingga, pada bagian Selatan Jawa (berada pada

sekitar Sungai Progo) tidak terbentuk delta.

3. Karst Gunung Sewu

Secara geologis daerah pegunungan seribu (sewu) termasuk formasi wonosari yang

berumur miosen tengah sampai pleistosen bawah. Formasi wonosari tersusun dari gamping

terumbu, kalkaranit dan kalkarenit tufaan (Warton o Raharjo 1977:2).

Daerah Karst ini merupakan hasil proses pengikisan dan pengangkatan. Dengan

adanya diaklas-diaklas pada lapisan batuan kapur yang jumlahnya takterbilang, air ujan yang

jatuh dipermukaan bumi menghilang dalam lubang ponor (penghujung sungai bawah tanah

menuju laut), dan meresap melalui diaklas-diaklas yang kemudian melarutkan dinding kapur

yang melaluinya dan membentuk pipa-pipa karst, rongga (gua), dan sungai bawah tanah.

Bagian permukaan sekitar ponor lambat laun mengalami korasi sehingga menjadi cekungan

yang yang dinamakan dolina (danau didaerah karst karena proses solusional). Apabila dasar

dolina tertutp oleh abu guung api atau sisa-sisa pelapukan kimiawi yang berupa terrarosa

(endapan berwarna merah) akan menutup lubang ponor, sehingga dolina merupakan cekungan

yang dapat menampung air hujan dan disebut lokva. Selain adanya dolina, didaerah topografi

karst banyak dijumpai gejala-gejala karst lainnya seperti uvala, polje, gua, stalaktit,

stalagmite, sungai bawah tanah, karst windaw, bukit-bukit kapur dan sebagainya.

4. Pegunungan Patahan Batur Agung

Penyusun Baur Agung Range (patahan) adalah lapisan nglanggaran dan semilir yang

berusia miosen. Formasi nglanggaran terdiri dari breksi volkanik , breksi aliran, aglomerat,

lava dan tuuf. Sedangkan formasi semilir terdiri dari perselingan antara breksi tuuf, breksi

batu apung, tuf dasit, tuf andesit, dan batu lempung tufaan (wartono Raharjo, 1977: 3)

Batur Agung Range membentang dari selatan prambanan sampai parang tritis dengan arah

Page 8: kuliah kerja lapangan

barat dayatimur laut. Pegunungan batur agung didaerah parang tritis dan sekitarnya terletak

pada sis bagian barat dan utara pegunungan selatan (sebelah barat dan utaranya plato gunung

sewu). Fault scrap aslinya menghadap kea rah barat dan utara, yang muncul akibat patahan

pegunungan selatan pada pleistosen tengah. Patahan berikutnya pada pleistosen atas sehingga

sisi selatan membentuk plato dengan topografi karst. Pada tepi utara batur agung range,

semula merupakan bidang patahan, tetapi sekarang sudah tererosi dan bekasnya berupa

lembah kecil. Erosinya berjalan mundur, sehingga bidang patahan semula berada dibagian

depan lereng sekarang berpindah kebagian belakangnya.

C. Hidrologi

Hidrologi suatu daerah ditentukan oleh keadaan iklim dan geologi ataau geomorfologi

daerah tersebut. sub sistem akuifer di Pantai Parangtritis terpisah dari Sistem Akuifer Merapi.

Airtanah berasa tawar, dangkal, berkualitas baik dengan potensi atau ketersediaan tinggi. Sub

sistem akuifer ini merupakan akuifer bebas, dengan ketebalan sekitar 40 meter yang dibatasi

oleh lapisan lempung pada bagian bawahnya. Sistem aliran airtanah merupakan sistem aliran

lokal, hampir tidak dipengaruhi oleh sistem aliran airtanah dari sistem akuifer di sekitarnya.

Hal ini dapat dilihat dari cekungan airtanah Sleman – Yogyakarta.

Namun berdasarkan pengamatan kami, air yang ada di derah Parangtritis tidak sesegar

air tawar. Hal ini terlihat saat kami mandi di salah satu pemandian umum di Parangtritis.

Secra fisik air terlihat keruh dan secara kimia air terasa sedikit asin dan agak lengket. Hal ini

dipengaruhi oleh lautan yang dekat dengan sumber air untuk pemandian tersebut.

D. Tanah

Tanah di wilayah pesisir Pantai Parangtritis bertekstur pasir. Memiliki struktur yang

kasar, karena sebagian besar didominasi oleh tanah berpasir. Hal ini mengakibatkan tingkat

porositas rendah dan tingkat drainase tinggi sehingga mudah meloloskan air dan kesuburan

tanahnya kurang. Selain itu, hal ini juga dapat memengaruhi tingkat kesuburan tumbuhan-

tumbuhan yang ada di sekitar pesisir pantai.

E. Vegetasi

Page 9: kuliah kerja lapangan

Di sepanjang patai parangtritis vegetasi yang telihat adalah kelapa dan berbagai

rerumputan yang tumbuh di sekitar gumuk pasir. Rerumputan yang tumbuh di gumuk pasir

tersebut tersebar dan membentuk suatu rumpun atau blok-blok. Selain itu dalam perjalanan

menuju Parangtritis dan perjalan pulang dari Paragtritis, kami menjumpai berbagai macam

vegetasi, mulai dari tanaman sawah seperti: padi dan jagung; dan tanaman perkebunan seperti:

salak, kelengkeng, alpukat dan berbagai jenis pepohonan

KEADAAN SOSIAL EKONOMI

A. Pola dan Kondisi Pemukiaman

Pola pemukiman penduduk kawasan pantai parangtritis adalah menyebar. Karena

hampir pada setiap kawasan pantai parangtritis banyak ditemui rumah penduduk. Tingkat

kepadatan rumahnya juga lumayan tinggi, karena penduduk disini sebagaian besar

memanfaatkan rumah mereka untuk mencari nafkah, seperti berdagang souvenir, jajanan khas

jogja dan juga toko-toko barang kebutuhan sehari-hari.

B. Prasarana Jalan

Prasarana jalan menuju ke Parangtritis sangtalah mudah, karena jalan ini banyak dan

sering dileti para pengunjung Pantai Parangtritis. Sehingga aksesbilitasnya mudah dijangkau

dan termasuk dalam kategori baik. Kebanyakan kendaraan yang lewat pada jalur ini adalah

bis-bis pariwisata yang berkunjung ke Pantai ini.

C. Pusat Kegiatan Ekonomi

Pusat kegiatan ekonomi di Pantai Parangtritis terletak di dekat terminal bis atau jalan

menuju terminal bis. Karena di kawasan inilah para pengunjung dapat menikmati berbelanja

setelah asik bermain di pantai. Selain itu, tidak hanya di kawasan jalur menuju terminal saja

terdapat pusat kegiatan ekonomi, namun di sepanjang bibir pantai pun banyak orang yang

menawarkan jasa sewa motor dan kuda untuk menikmati indahnya pantai. Disamping orang

menjajajkan jasa sewa motor dan kuda, di bibir pantai pun banyak orang yang menjajakan diri

(PSK).

D. Tata Guna Lahan

Lahan yang ada di parangtritis sebgaian besar digunakan untuk kegiatan ekonomi yaitu untuk

mendirikan kios-kios untuk menjajakan oleh-oleh khas parangtitis dan untuk memebngun toilet

atau toilet umum. Selain itu semakin ke belakang bibir pantai akan kita temui bangunan-

bangunan rumah peduduk. Disamping itu sebelum kita menuju pantai, kita menemukan

Page 10: kuliah kerja lapangan

bangunan berupa candi-candi. Candi-candi tersebut dibangun diatas gumuk pasir. Konon katanya

bangunan candi ini telah dibangun sejak lama. Hal yang tidak berkenen di hati kami adalah

pembatas antara jalan dan pantai yang sudah mulai rusak. Mungkin akibat gelombang pasang,

sehingga banyak yang tererosi.

3.5. Wisata Malioboro

Daftar Rujukan

Herlambang, Sudarno. Geomorfologi Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang.

Adinugroho Noor. Gumuk Pasir (Sand Dunes) di Parangtritis. (Online),

http://Nooradinugroho.Wordpress.Com/2010/03/22/Gumuk-Pasir-Sand-Dunes-Di-

Parangtritis/, diakses 16 Maret 2013

Pitrex Fitria. (Online), http://Fitriapitrex.Blogspot.Com/2010/08/Makalah-Parangtritis.Html,

diakses 16 Maret 2013