Kuliah Karet Pengolahan Lateks

download Kuliah Karet Pengolahan Lateks

of 26

description

karet

Transcript of Kuliah Karet Pengolahan Lateks

  • SISTEM EKSPLOITASI STRUKTUR KULIT TANAMAN KARET KRITERIA SADAPPERSIAPAN BUKA SADAPTINGGI BUKAAN SADAPARAH DAN SUDUT KEMIRINGAN IRISAN SADAPPANJANG IRISAN SADAPFREKUENSI PENYADAPANINTENSITAS SADAPKETEBALAN IRISAN SADAPLETAK BIDANG SADAPPELAKSANAAN PENYADAPANWAKTU PENYADAPANKEDALAMAN PENYADAPANDASAR-DASAR EKSPLOITASI PENGOLAHAN LATEKS

  • PENGOLAHAN LATEKSDalam pengolahan hasil tanaman karet memerlukan jenis bahan baku masing-masing, bahan baku tersebut masing-masing mempunyai ciri khas sesuai dengan tujuan pengolahan produk karet yang diinginkan. Bahan baku pengolahan karet tersebut dikelompokkan menjadi:Latek segarLump : latek yang rusak akibat prakoagulasiCup Lump : latek yang membeku di mangkuk sadapScraps: lateks yang membeku di bidang sadapanLump Tanah : latek yang jatuh ke tanah dan membeku.

  • Latek segar merupakan bahan baku pengolahan yang termasuk high grade, sedangkan yang lain yaitu: lump, cup lump, scraps dan lump tanah, merupakan bahan baku termasuk low grade.Menurut Nobel(1963), latek merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang mengandung banyak macam zat.Adapun warna latek adalah putih susu sampai kuning, hal ini tergantung dari klon tanaman.

  • Latek mengandung : 25 40% bahan karet mentah(crude rubber), dan 60 75% serum (air dan zat yang larut).Adapun bahan karet mentah terdiri dari:Karet murni : 90 95%Protein : 2 - 3%Asam lemak : 1 - 2%Gula : 0,2 %Garam(Na,K,Mg,Cu,P,Mn,dan Fe) : 0,5%Pada latek sering terjadi penggumpalan sebelum latek diolah atau mendapatkan perlakuan di pabrik, hal ini tidak dikehendaki karena mutu latek akan menjadi rendah. Inilah yang disebut dengan Prakoagulasi.

    Prakoagulasi ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Prakoagulasi ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:MikroorganismeMikroorganisme yang mempengaruhi prakoagulasi latek yaitu Schizomycetes, dalam hal ini termasuk Bacillus Pandora dan Micrococcus.

    EnzimSeperti kita ketahui bahwa komponen latek mengandung juga protein salah satunya. Aktifitas protein mempunyai sifat enzimatik, dengan adanya gesekan antara latek dengan benda keras dalam pengangkutan atau goncangan,dll., maka lutoid dalam latek akan pecah sehingga bercampur dengan protein selubung partikel karet yang akan merusak selubung /selimut protein sehingga partikel karet akan melekat dan akhirnya akan menggumpal. Inilah proses terjadinya penggumpalan latek.

    IklimIklim sangat mempengaruhi penggumpalan latek. Curah hujan yang tinggi/besar akan membawa /mengandung zat-zat penyamak, kotoran, garam-garam yang larut dari kulit batang, sehingga akan mengakibatkan terjadinya prakoagulasi.

  • Keadaan TanamanTanaman muda : akan mempengaruhi latek menjadi kurang mantap, sedangkan Tanaman terlalu tua atau tanaman dalam keadaan sakit atau tidak sehat pertumbuhannya, juga akan mempengaruhi kemantapan latek.

    Jenis Klon Tanaman Jenis klon mempunyai sifat genetik yang berbeda-beda sehingga akan mempunyai sifat kemantapan latek yang berbeda-beda maupun produktifitas lateknya.

    Perbandingan pupuk Perbandingan pemberian pupuk pospat : pupuk magnesium lebih kecil akan mempengaruhi kemantapan latek lebih rendah, sedangkan perbandingan pemberian pupuk pospat : pupuk magnesium akan mempengaruhi kemantapan latek akan lebih baik.

    PengangkutanSepert kita ketahui bahwa kondisi perkebunan pada umumnya tidak homogen datar biasanya banyak juga naik turun, jalannya belak-belok dan sebagainya sehingga akan mengganggu jalannya pengangkutan karena akan menyebabkan terjadinya goncangan dalam pengangkutan.

  • Kotoran dari luar Kotoran dari luar yang dimaksud adalah bisa kotoran dari bidang sadap yang tidak dibersihkan pada waktu akan menyadap, atau juga kotoran dari air hujan atau bekas air hujan yang masuk ke dalam mangkuk sadap sehingga akan bercampur dengan latek, sehingga akhirnya juga akan mempengaruhi terjadinya prakoagulasi.

    Bagaimana cara pencegahan akan terjadinya prakoagulasiDengan Cara Kultur Teknis Yang Baik,Dengan memperhatikan cara bercocok tanam yang baik sesuai dengan anjuran, maka pertumbuhan tanaman karet akan tumbuh dan berkembang dengan subur dan sehat. Untuk itu perlu dicermati dalam pemeliharaan dan kultur tehnis termasuk pemilihan bibit unggul,pemupukan dan sebagainya.

    Cara Penyadapan Penyadapan tanaman karet harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prakoagulasi. Penyadapa harus dilakukan pada keadaan suhu rendah dalam arti pada pagi-pagi hari, karena pada pagi hari tanaman karet mempunyai tekanan turgor yang tinggi sehingga diharapkan pengaliran latek akan lebih tinggi dan lebih cepat serta lebih lama ,disamping belum Terpengaruh sinar matahari langsung dengan demikian pengaliran latek pada bidang sadp akan lancar dan dapat diperoleh volume latek yang lebih banyak. Disamping itu pada pengangkutan hasil latek harus hati-hati jangan terlalu bayak mendapatkan goncangan dalam perjalanan pengangkutan.

  • Alat-alat Penyadapan/PengangkutanAlat-alat pendukung tersebut semuanya harus bersih dan tahan karat,sehingga akan menekan akan terjadinya prakoagulasi.

    Pemberian Zat Antikoagulan Pada Latek Pada waktu penyadapan tanaman karet perlu ditambahkan zat antikoagulan pada latek hasil sadapan, bisa dalam bentuk larutan yang sudah diencerkan, antara lain:Amoniak (yang biasa dipakai),SodaFormaldehidNatrium sulfiteBoraksdll.

  • PENENTUAN KADAR KARET KERING (KKK) LATEKKadar karet kering latek (KKK), dalam latek tergantung dari:Jenis klonUmur pohon karet,Waktu penyadapan dan musim (musim kemarau atau musim penghujan),Suhu udara dan letak tinggi tempat. Setelah latek dikumpulkan di tempat penampungan latek di kebun kemudian dibawa ke pabrik dengan tangki yang dibawa oleh kendaraan truk kemudian masuk ketempat penyaringan. Sebelum diproses lebih lanjut ditentukan KKK dahulu seberapa jauh KKK latek dari blok kebun tersebut, yang kemudian untuk dasar proses pengenceran latek dalam pengolahan lebih lanjut, yaitu dengan cara sebagai berikut.

  • Cara penentuan KKK:Ambil 100ml latek yang baru dating dari blok kebun tersebut, kemudian digumpalkan dengan cara menambah 20 ml asam semut(asam formiat) 1%, kemudian ditunggu sampai membeku kurang lebih 2 3 jam, selanjutna digiling dengan menggunakan gilingan contoh beberapa kali ,kemudian ditiriskan dan dilap dengan kain mori yang bersih untuk menghilangkan sisa-sisa air yang masih menempel pada bekuan tersebut,selanjutna ditimbang misal beratnya : 40 gram berat basah, dengan factor pengeringan di pabrik 75%, maka berat kering latek = 75/100 x 40 gr = 30 gr.Jadi KKK latek dari blok kebun tersebut = 30/100 x 100% = 30%.Penentuan KKK Latek Kebun

  • PENGOLAHAN SHEETPengolahan sheet bisa dibedakan menjadi beberapa cara antara lain sebagai berikut:Pengolahan sheet tanpa pengasapan atau yang disebut dengan: Unsmoked sheet, yaitu sheet hanya dikering-anginkan atau sheet angin.Pengolahan sheet dengan pengasapan atau disebut dengan RSS (Ribbed Smoked Sheet).Pengolahan sheet dengan menggunakan asap cair, yaitu pembekuan dilakukan dengan menggunakan asap cair sebagai pangganti asam semut dan sekaligus penganti asap dari rumah asap.

  • Pengolahan sheet tanpa pengasapan (Sheet Angin)Sheet angin merupakan produk bahan baku untuk pengolahan RSS secara konvensional, biasanya sheet angin diproduksi sebagian besar oleh perkebunan karet rakyat. Bahan baku sheet angin adalah latek kebun rakyat atau BOKAR (Bahan Olah Karet Rakyat). Sheet angina juga bisa digunakan selain untuk bahan baku RSS juga bisa untuk bahan baku pembuatan karet remah (Crumb Rubber) sebagai pencampur Bokar mutu rendah.Sheet angin rakyat sampai sekarang sebagian besar mutunya masih rendah, hal ini dikarenakan pengetahuan petani masih rendah, di samping itu sarana pengolahan dan peralatan juga masih terbatas dan juga lembaga pemasaran petani belum juga optimal

  • Pengolahan Sheet dengan pengasapan(Ribbed Smoked Sheet =RSS) Pengolahan sheet melalui beberapa tahap proses pengolahan yang harus dilakukan, yaitu :A. Tahap Penerimaan Latek di PabrikLatek dari kebun karet setelah sampai di pabrik diukur volumenya, kemudian ditera KKK nya untuk mengetahui KKK kebun yang nantinya sebagai dasar untuk tahapan pengolahan lebih lanjut yaitu pada pengenceran latek, di samping itu juga untuk keperluan taksasi produksi latek. B. Tahap PenyaringanTujuan pada penyaringan latek ini adalah: untuk memisahkan latek dari semua kotoran(termasuk latek yang sudah membeku). Latek disaring sebelum dan sesudah diencerkan.

  • C.Tahap PengenceranPengenceran disini maksudnya yaitu mengencerkan latek dari kebun yang KKK nya masih tinggi, biasanya latek dari kebun mempunyai KKK sekitar 28 32%, dan biasanya di pabrik diencerkan menjadisekitar 12-15%.Tujuan pada tahap pengenceran latek adalah sebagai berkut:Untuk mendapatkan bekuan latek yang baik atau lebih homogen dan sedang kekerasannya.Untuk memudahkan penyaringan dan penggilingan bekuan latek.Untuk mempercepat proses pengeringan sheet.

    Apabila KKK latek tersebut tinggi akan mengakibatkan:bekuan latek menjadi keras,pekerjaan penggilingan bekuan latek menjadi sulit,sheet akan menjadi tebal,proses pengeringan akan menjadi lama Sedangkan apabila KKK latek terlalau rendah akan mengakibatkan:Sheet yang dihasilkan akan menjadi tipis,Pada proses pengeringan sheet akan mudah putus,dan mudah lengket.

  • Contoh Pengenceran Latek di Pabrik : Cara melakukan pengenceran latek dari kebun sebagai berikut:Misalnya akan mengencerkan latek dengan volume : 500 liter.KKKk (KKK kebun), misal= 30%, akan diencerkan di pabrik menjadi KKKp (KKK yang diinginkan di pabrik), misal menjadi 13%. Rumus pengenceran adalah sebagai berikut: KKKk - KKKp A = x L KKKpKeterangan: A = jumlah volume latek yang akan diencerkan.L = Jumlah air yang diperlukan untuk pengenceranKKKk = Kadar Karet Kering kebun.KKKp = Kadar karet Kering yang diinginkan di pabrik.

  • Selanjutnya akan bisa dicari berapa jumlah air yang diperlukan untuk megencerkan latek kebun tersebut sebagai berikut :

    30 % - 13 % 500 lt = x L liter 13 % Jadi jumlah air yang diperlukan untuk mengencerkan latek :

    500 ltr x 13% L = 17%

  • D. TAHAP PEMBEKUAN LATEKPada tahap pembekuan latek, sebelum masuk ke dalam bak pembekuan latek disaring dulu dengan menggunakan alat saring dengan ukuran 40 mesh dan 60 mesh, kemudian latek dialirkan menuju bak pembekuan. Pembekuan latek dilakukan dengan menggunakan asam semut (asam formiat) 90%, yang sebelumnya diencerkan menjadi 1 2%. Pekerjaan selanjutnya adalahpengadukan sehingga latek bercampur dengan asam semut hingga homogenBusa yang timbul akibat pengadukan diambil dan dibuang, kemudian dipasang sekat-sekat pada bak pembekuan dengan ketebalan bekuan kurang lebih 2 cm 2,5 cm. Setelah kurang lebih 3 jam latek sudah membeku, selanjutnya pada bak pembekuan ditambah air supaya bekuan terendam dalam air untuk menghindari oksidasi terhadap bekuan tersebut. Kemudian sekat-sekat diambil dan bekuan dimasukkan ke talang yang sudah diisi air dan masuk ke tahapan penggilingan siap untuk digiling.

  • E. TAHAP PENGGILINGAN BEKUAN LATEKPada tahap penggilingan bekuan latek ini menggunakan mesin penggiling yang disebut baterai sheet yang terdiri dari 5 6 rol per unit, dimana pada rol terakhir diberi cetakan atau printer yang berguna untuk memperluas permukaan sheet sehingga akan membantu mempercepat dalam pengeringan karena permukaan sheet akan lebih luas untuk menguapkan air. Selama penggilingan sheet air terus dialirkan.Adapun maksud penggilingan bekuan latek ini adalah:Untuk mengeluarkan air dari bekuan latek.Untuk menghilangkan serum-serum dan menipiskan bekuan menjadi kurang lebih 0,2 cm ketebalannya.Selanjutnya lembaran sheet yang terbentuk direndam dan dicuci dalam bak air dengan maksud untuk menghilangkan sisa-sisa serum dan sisa-sisa asam semut. Lembaran sheet ditiriskan dengan menggantung lembaran-lembaran sheet mentah tersebut sekitar kurang lebih selama 2 jam, untuk siap dimasukkan ruang pengasapan.

  • F. TAHAP PENGASAPANPada tahap pengasapan ini dilakukan dengan tujuan mengeringkan lembaran sheet. Di samping itu juga sebagai zat pengawet (preservative) lembaran sheet yang dihasilkan. Panasnya asap untuk mengeringkan lembaran sheet, sedangkan asapnya sendiri untuk proses pengawetan produk sheet tersebut.Pada tahap pengasapan ini biasanya dilakukan selama kurang lebih 5 6 hari, dengan rincian sebagai berikut:Pada hari I, suhu kamar pengasapan 40 45oC dengan ventilasi dibukaPada hari II, suhu kamar pengaapan 45 50oC dengan ventilasi bukaPada hari III, suhu kamar pengasapan 45 50oC dengan ventilasi bukaPada hari IV, suhu kamar pengasapan 55 60oC dengan ventilasi ditutupPada hari V dan seterusnya suhu kamar pengasapn maksimum 60oC.Setelah kering lembaran sheet tersebut dipindahkan dari kamar asap dan masuk ke ruang sortasi.

  • G. TAHAP SORTASIPada tahap sortasi ini biasanya dilakukan secara visual, atas dasar kriteria sebagai berikut :

    Banyak sedikitnya kotoran pada lembaran sheet tersebut.Ada tidaknya gelembung udara pada lembaran sheetKemungkinan sheet masih mentah.

    Sortasi biasanya dilakukan dengan meja sortasi, yaitu meja yang dilengkapi dengan kaca susu yang disinari dengan lampu dari bawah kaca tersebut.

    Hasil sortasi dipisahkan menurut mutu sheet, yaitu mutu: RSS I, RSS II, RSS III, kemudian ditimbang kurang lebih 113 kg tiap bendel, selanjutnya dikempa/dipress dan dibungkus dengan lembaran sheet yang sama mutunya. Bendelan sheet tersebut dengan ukuran : 65 x 59 x 50 cm.

  • PENGOLAHAN BROWN CREPE/CREPEPada pengolahan Brown Crepe bahan bakunya bisa menggunakan latek jenis low grade, antara lain bisa menngunakan: cup lump, sisa-sisa sheet mentah, lump tahu, dan scrap.Untuk pengolahan Crepe bisa menggunakan latek segar sehingga warnanya jadi putih tidak brown seperti pada brown crepe. Pada pengeringan brown crepe bisa dengan diangin-anginkan kurang lebih selama 20 hari, sedangkan kalau crepe bisa dengan udara panas dengan menggunakan bahan bakar kayu atau minyak bakar yang dibantu dengan blower untuk disalurkan ke ruang pengering, dengan memakan waktu kurang lebih 7 10 hari.Pada pengeringan dengan udara panas suhu tidak boleh lebih dari 35oC, kalau lebih dari itu akan mengakibatkan crepe akan lengket, mudah putus, warna crepe tidak merata serta kekeringan crepe juga tidak merata.

  • **