Kuliah Gizi Anak

56
G I Z I o Ilmu Gizi Pemberian makanan → ← kesehatan dan pertumbuhan o Bila pemberian makanan berlebihan atau kekurangan dalam waktu lama Malnutrisi o Masalah gizi timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor antara lain : 1. Sumber penyakit (Agens) - Gizi - Kimia dari luar - Kimia dari dalam - Faktor faali - Genetis - Faktor Psikis - Tenaga dan Kekuatan Fisis - Faktor biologis dan parasit 2. Penjamu (Host) o Faktor genetis o Umur, jenis kelamin o Kebiasaan seseorang o Imunologik 3. Lingkungan (Environment) - Lingkungan fisik (cuaca, iklim, tanah, air) - Lingkungan biologis : Kepadatan penduduk Tumbuh-tumbuhan

description

Kuliah Gizi Anak

Transcript of Kuliah Gizi Anak

Page 1: Kuliah Gizi Anak

G I Z I

o Ilmu Gizi Pemberian makanan → ← kesehatan dan pertumbuhan

o Bila pemberian makanan berlebihan atau kekurangan dalam waktu lama Malnutrisi

o Masalah gizi timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor antara lain :1. Sumber penyakit (Agens)

- Gizi- Kimia dari luar- Kimia dari dalam - Faktor faali- Genetis- Faktor Psikis- Tenaga dan Kekuatan Fisis- Faktor biologis dan parasit

2. Penjamu (Host)o Faktor genetiso Umur, jenis kelamino Kebiasaan seseorango Imunologik

3. Lingkungan (Environment)- Lingkungan fisik (cuaca, iklim, tanah, air)- Lingkungan biologis :

Kepadatan penduduk Tumbuh-tumbuhan Hewan

- Lingkungan Sosial Ekonomi : Pekerjaan Urbanisasi Perkembangan ekonomi Bencana alam

Page 2: Kuliah Gizi Anak

PENYAKIT YANG DIAKIBATKAN OLEH KEKURANGAN/KELEBIHAN ZAT GIZI

No. Penyakit Penyebab1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Kurang energi protein – KEP

Anemia gizi

Angular Stomatitis

Keratomalasia

Rakhitis

Skorbut/Sariawan

Gondok

Kanker hati

Beri-beri

Penyakit jantung/Hipertensi

Kekurangan energi dan protein

Kekurangan protein, Vitamin C, Asam Folat, Vitamin B12 , Zat Besi (Fe)

Kekurangan Riboflavin (Vitamin B2)

Kekurangan Vitamin A

Kekurangan Vitamin D

Kekurangan Vitamin C

Kekurangan Yodium

Toksin yang ada dalam makanan

Kekurangan Vitamin B1

Kelebihan lemak/kolesterol

Page 3: Kuliah Gizi Anak

Ada 4 bentuk gangguan gizi

1. Undernutrition :Secara kuantitatif jumlah kalori kurang dari makanan dalam jangka waktu lama kulaitas mungkin baik.Misalnya : Marasmus

2. Specific defisiensi :Kekurangan relatif/absolut dari satu jenis tertentu zat giziKekurangan makanan normal, kualitas kurang.Misalnya : Kwashiorkor

3. ImbalanceKetidak seimbangan antara berbagai zat gizi.

4. Overnutrition :Konsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan, jangka waktu lama.Misalnya : Obesitas

Page 4: Kuliah Gizi Anak

Penilaian Gizi

Untuk penilaian gizi bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung

- P/antropometri- P/ tanda-tanda klinik- P/biokimia- P/biofisik

Metoda- Statistik Vital- Konsumsi makanan- Faktor ekologi

I. P/antropometri untuk menentukan keadaan gizi seseorang1. Berat Badan menurut umur (BB/U)

- Banyak digunakan - Mudah pelaksanaannya- Kelemahan tidak bisa membedakan kurang gizi akut

dan kronis2. Tinggi Badan menurut umur (TB/U)

Menggambarkan keadaan gizi seseorang saat ini atau saat lalu (Stunting)

3. Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Menggambarkan proporsi tubuh (Wasting)

4. Lingkar Lengan Bagian Atas (LLA/U)5. Tebal lemak dibawah kulit6. Berat bayi Baru Lahir

Hasil refleksi dari status gizi ibu hamil7. Pertumbuhan

Antropometri berhubungan dengan pengukuran tubuh dan berkaitan dengan pertumbuhan fisik.

Langsung

Tidak langsung

Page 5: Kuliah Gizi Anak

Setiap perubahan pertumbuhan merupakan hasil dari perubahan zat gizi yahitu energi dan protein.

Klasifikasi Status Gizi

Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku (Reference).Berdasarkan Semiloka antropometri ciloto, 1991 – Rujukan WHO – NCHS Baku

Berdasarkan Baku Harvard Status Gizi dibagi menjadi empat1. Gizi lebih (overweight)2. Gizi baik (wellnourished)3. Gizi kurang (underweight)4. Gizi buruk (severe malnutrition)

Beberapa klasifikasi umum yang digunakan :1. Cara Gomez BB/U

Derajat KEP≥ 90 % : Normal89 – 75 % : KEP Ringan74 – 60 % : KEP Sedang< 60 % : KEP BeratTidak memperhatikan Panjang Badan terhadap umur

2. Menurut Wellcome TrustBerat Badan terhadap umur dan edema

Keadaan Gizi Klasifikasi BB EdemaGizi N N > 80 % -

KEP Ringan / Sedang

Underweight 60 – 80 % -

KEP Berat - Marasmik - Kwashiorkor

< 60 % (+)

- Marasmik < 60 % (-)

Page 6: Kuliah Gizi Anak

- Kwashiorkor > 60 % (+)

3. Menurut Waterlow

KategoriStunting

Tinggi menurut umurWasting

Berat menurut umur0 (N) > 95 % > 90 %1 (R) 95 –90 % 90 – 80 %2 (S) 89 –85 % 80 – 70 %3 (B) < 85 % < 70 %

4. Menurut Status Gizi Masyarakat Direktorat Bina Gizi – Depkes RI 1999

Kategori BB/u Baku WHO – NCHS 1983Gizi lebih > 100 %Gizi baik 80 – 120 %Gizi sedang 70 – 79,9 %Gizi kurang 60 – 69,9 %Gizi buruk < 60 %

5. Menurut WHO

No. BB/TB BB/U TB/U Status Gizi1. N ↓ ↓ Baik, pernah kurang 2. N N N Baik3. N ↑ ↑ Yang kurang /masih baik4. Rendah ↓ ↑ Buruk5. Rendah ↓ N Buruk, Kurang6. Rendah N Tinggi Kurang7. Tinggi ↑ Rendah Lebih, obesitas8. Tinggi ↑ N Lebih , tidak obesitas9. Tinggi N Rendah Lebih, pernah kurang

Page 7: Kuliah Gizi Anak

6. Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Baku NCHS (DITZIi Depkes RI Thn 2000)

KRITERIA STATUS GIZI BERDASARKAN BAKU NCHS

Indeks Status Gizi Z-SkorBB/U BB Lebih (Over Weight

Normal BB Rendah (Under Weight) BB Sangat Rendah (Severe

Under Weight)

≥ (+) 2 SD(-) 2 SD – (+) 2 SD(-) 3 SD – (-) 2 SD

< (-) 3 SD

TB/U(PB/U)

Tinggi (Tall) Normal Pendek (Stunted) Sangat Pendek (Severe Stunted)

≥ (+) 2 SD(-) 2 SD – (+) 2 SD(-) 2 SD – (-) 2 SD

< (-) 3 SDBB/TB

(BB/PB) Gemuk Normal Kurus (Wasted) Sangat Kurus (Severe wasted)

≥ (+) 2 SD(-) 2 SD – (+) 2 SD(-) 2 SD – (-) 2 SD

< (-) 3 SD

Sumber : DITZI DEPKES RI THN. 2000

Page 8: Kuliah Gizi Anak

KLASIFIKASI MALNUTRISI (WHO – NCHS 1999)

Tanda KEP Sedang KEP Berat

Oedema Simetris Tidak adaAda

(Oedema mal-Nutrisi)

BB/TB-3 ≤ SD Score<-2

(70 – 79 %)

SD Score < -3( < 70 %)

Severe Wasting

TB/U-3 ≤ SD Score<-2

(70 – 79 %)

SD Score < -3( < 85 %)

Severe Stunting

TAFSIR HASIL PENGUKURAN STATUS GIZI DENGAN MENGGUNAKAN

INDEKS BB/TB, TB/U & BB/U

Indeks Keadaan Tubuh Proses/Waktu

BB/TB ↓(Wasted)

Telah terjadi degradasi penghancuran) jaringan tubuh yang sudah terbentuk

Proses yang relatif baru terjadi < 1

bl

TB/U ↓(Pendek)

Telah terjadi kelambatan atau kemadegan (Stagnant) pembentuk jaringan baru

Proses yang relatif lama > 6 bl

BB/U ↓BB rendah(Under Weight)

Dapat merupakan gabungan degradasi jaringan dan kelambatan/kegagalan dalam proses pembentukan jaringan baru

Proses merupakan gabungan jangka pendek & lama

Page 9: Kuliah Gizi Anak

Untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak maka di lapangan dipakai Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk anaka balita.

KMS adalah alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak.

II. P/Tanda-tanda Klinis- Tanda-tanda klinis gizi kurang – indikator yang sangat

penting. Tetapi tanda-tanda ini tidak spesifik karena ada beberapa penyakit yang menyerupai gejala yang sama tetapi penyebabnya berbeda

- P/Klinis harus dipadukan dengan pemeriksaan lain, antropometri, laboratorium dan survei konsumsi makanan

- P/Klinis secara umum terdiri dari dua bagian 1. Riwayat medis (Medical History)2. Pemeriksaan Fisik

Sign (gejala yang dapat diamati)Symptom (gejala yang dirasakan oleh gangguan gizi)

Page 10: Kuliah Gizi Anak

1. Riwayat Medis Identitas penderita : umur, jenis kelamin, suku,

pendidikan Lingkungan fisik dan sosial budaya Riwayat timbulnya gejala penyakit Data-data tambahan yang perlu diketahui

2. Pemeriksaan FisikKomisi WHO (dikutip oleh Jelliffe 1996, 1989) mengelompokkan tanda-tanda klinis menjadi tiga kelompok besar, yaitu :Kel I :Tanda-tanda yang memang benar berhubungan dengan

kekurangan giziKel II :Tanda-tanda yang membutuhkan investigasi lebih

lanjutKel III :Tanda-tanda yang berkaitan dengan gizi salah, walau

pun hampir mirip

a. RambutKelompok 1: Berhubungan dengan kekurangan gizi Lack of Clustee : Rambut kusam dan kering Thinness and Aparseness : Rambut tipis dan jarang Straightness : Rmbut kurang kuat (mudah putus) Dispigmentation : Kekurangan pigment rambut Flag Sign : Tanda bendera dengan pita selang seling,

terang dan gelap.

b. WajahKelompok 1: Berhubungan dengan kekurangan gizi Defuse Depigmentation : Penurunan pigmentasi secara

berlebih Moon Face (wajah bulan)

Conjungtival Xerosis : Pengeringan selaput mata

Page 11: Kuliah Gizi Anak

Bintik Bitot (Bitot’s Spot) (X 1B) Cornea Xerosis (X2)

Kelompok 2 : Kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi

Perinasal Veins : mungkin disebabkan konsumsi alkohol berlebihan

c. MataKelompok 1 : Pale Conjunctiva (Selaput mata pucat) Keratomalasia Angular Pal PebritisKelompok 2 : Corneal Vascularization Conjunctival Injection Xanthomata Corneal ScarsKelompok 3 : Pterygium

d. Bibir Kelompok 1 : Angular Stomatitis Cheilosis

e. LidahKelompok 1 : Edema pada lidah Scarlet (warna merah cerah) Lidah magenta (warna merah keunguan) Papila Atrophic (Papila Atrofi)Kelompok 2 : Papilla Hiperamic & Hipertropic

Page 12: Kuliah Gizi Anak

Fissures

Kelompok 3 : Geographic Tongue Pigmented Tongue

f. GigiKelompok 1 : Mottled Enamel Karies Gigi Attrition Enamel Hipoplasma Enamel Erosion

g. KulitKelompok 1 :

Xerosis Crazy pavement dermatosis Scrotal dan vulval dermatosis

Kelompok 2 : Mosaic dermatosis Thickening and pigmentation of pressure point

h. Jaringan Bawah KulitKelompok 1 :

Bilateral edema Lemak bawah kulit ↓

i. Sistem Tulang dan OtotKelompok 1 : Muscular wasting Craniotabes Musculoskeletal haemorrhages

Page 13: Kuliah Gizi Anak

j. Sistem InternalKelompok 1 : Sistem Gastrointestinal : Hepatomegali Sistem Saraf : Perubahan mental Sistem Kardiovaskular : Pembesaran jantung

Anemia dan beri-beri Tachycardia

Page 14: Kuliah Gizi Anak

III. Laboratorium Biokimia

- Penilaian status zat besi yang diperlukan Hemoglobin (Hb) Hematokrit Besi Serum Ferritin Serum (Sf) Transferrin Saturation (Ts) Fee Erytrocytes protophophysin(FEP) Unsaturated Iron Binding Capacity Serum

- Penilaian Status ProteinProtein dalam darah mempunyai peranan fisiologis yang penting bagi tubuh antara lain : Untuk mengatur tekanan air, dengan adanya tekanan osmose dari plasma protein. Sebagai cadangan protein tubuh Untuk mengontrol perdarahan (t.u. fibrinogen) Sebagai anti bodi dari berbagai penyakit terutama dari gammaglobulin Untuk mengatur aliran darahDidalam darah ada 3 fraksi protein o Albumino Globulino Fibrinogen

Yang diperiksa dalam daraho Total proteino Albumin

Page 15: Kuliah Gizi Anak

Keunggulan dan Kelemahan Pemeriksaan Biokimia

Keunggulan :1. Dapat mendeteksi defesiensi zat gizi lebih dini2. Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih obyektif3. Dapat menunjang hasil pemeriksaan

Kelemahan :1. P/biokimia hanya bisa dilakukan setelah timbulnya gangguan

metabolisme2. Membutuhkan biaya yang cukup mahal3. Perlu tenaga ahli4. Kurang praktis dilapangan5. Belum ada keseragaman dalam memilih reference (nilai

normal)

IV. P/Biofisik

1. Pemeriksaan Radiologio Jarang dilakukan dilapangano Dilakukan melihat tanda-tanda fisik, seperti :

Riketsia Osteomalasia Fluorosis Beri-beri

2. Test Fungsi FisikUntuk mengukur perubahan fungsi organ yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi

Page 16: Kuliah Gizi Anak

Tanda-tanda Khas Berbagai Jenis Penyakit

No. Jenis Penyakit Tanda-tanda Khas1. Riketsia Pelebaran tulang lengan dan tulang

pinggul2. Osteomalasia Kelainan bentuk dan merapuhnya

tulang3. Sariawan (bayi) Luka-luka kecil pada mulut4. Beri-beri Pembesaran jantung5. Fluorosis Peningkatan pengerasan tulang,

pengapuran 3. Test Sitologio Digunakan untuk menilai keadaan KEP Berat o Melihat noda pada eptel mucosa mulut

Metode Tidak Langsung1. Survei Konsumsi Makanan

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat menggambarkan tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individuTujuan survei konsumsi digunakan untuk :

a) Menentukan tingkat kecukupan konsumsi digunakan untuk konsumsi pangan nasional dan kelompok masyarakat

b) Menentukan status kesehatan dan Gizi keluarga dan individu

c) Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizid) Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat, khususnya

golongan yang beresiko tinggi mengalami kekurangan gizi

Page 17: Kuliah Gizi Anak

2. Faktor EkologiMalnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil yang saling mempengaruhi dan interaksi faktor fisik, biologi dan lingkungan budaya

Menurut Jeliffe (1966) faktor ekologi yang berhubungan dengan penyebab malnutrisi dibagi 6 kelompok :

1. Keadaan InfeksiAda hubungan yang erat antara infeksi dengan malnutrisiMekanisme Patologisnya adalah :- Asupan zat gizi ↓ - akibat nafsu makan ↓ absorpsi ↓ dan

kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit- Kehilangan cairan/zat gizi meningkat akibat diare,

mual/muntah dan perdarahan- Meningkatnya kebutuhan, oleh karena sakit dan adanya

parasit dalam tubuh 2. Konsumsi makanan

Berguna untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi

3. Pengaruh BudayaPengaruh budaya penting untuk status gizi, antara lain :- Sikap terhadap makanan- Penyebab penyakit- Kelahiran anak- Produksi pangan

Page 18: Kuliah Gizi Anak

4. Faktor Sosial Ekonomi- Data sosial :o Keadaan penduduk dimasyarakato Keadaan keluargao Pendidikano Perumahano Penyimpangan makanano Airo Kakus

- Data Ekonomi :o Pekerjaano Pendapatano Kekayaan yang terlihato Pengeluarano Harga makanan sehari-hari

5. Produk panganYang penting :o Penyediaan makanano Sistem pertaniano Tanaho Peternakan dan Perikanano Keuangan

6. Pelayanan kesehatandan pendidikano Rumah Sakit, Puskesmaso Fasilitas dan pendidikan yang meliputi anak sekolah

Page 19: Kuliah Gizi Anak

Protein Energi Malnutrition (PEM)

= KEP (Kurang Energi Protein)

Definisi : Kekurangan kalori dan protein bernilai biologis tinggi dalam waktu yang lama – keadaan patologis

Etiologi : - Rendahnya Intake- Rendahnya kualitas makanan- Kebutuhan tubuh tidak mencukupi

Faktor-faktor yang berkaitan dengan PEM 1. Faktor Sosial dan Ekonomi

- Pengertian yang salah tentang penggunaan makanan- Pengaturan makanan yang (Inadekuat)- Pemberian yang tidak adil terhadap semua anggota keluarga- Penyapihan terlalu dini- Penganiayaan anak- Orang tua yang tidak bekerja- Pantangan makanan (kebiasaan kultural)

2. Faktor Biologi- Ibu yang hamil malnutrisi- Kelahiran bayi BBLR- Penyakit infeksi

3. Faktor lingkungano Lingkungan kumuh – padat – kotoro Iklimo Pola pertanian

Page 20: Kuliah Gizi Anak

o Perango Perpindahan mendadak

4. Usia anako Dapat terjadi pada semua golongan umuro Sering pada bayi (BBLR)o Sering pada anak pra sekolah

Patofisiologi dan Reaksi Penyesuaian- PEM terjadinya perlahan-lahan timbul rangsangan

penyesuaian keseimbangan adaptif dengan tingkat gizi yang rendah

- Terjadi terus menerus sampai pada suatu taraf yang tidak dapat dikompensasi tubuh menyebabkan kematian

- Mobilisasi energi dan pengeluaran Bila intake energi tidak seimbang dengan

kebutuhan energi, lemak tubuh yang digunakan Akibatnya berat badan menurun Juga terjadi katabolisme protein untuk

memenuhi energi yang kurang Penderita PEM selalu pasive, semangat tidak

ada untuk belajar dan bermain, karena energi yang kurang- Katabolisme Protein dan Sintesis

Intake asam amino makanan berkurang – sintesis protein dalam otot dan organ-organ menurun

Katabolisme protein otot meningkat asam amino bebas meningkat untuk kebutuhan sintesis protein organ-organ seperti hati untuk sintesis albumin, lipoprotein, serum protein.

Tingkat intra seluler terjadi perubahan aktivitas enzym yang berperanan dalam metabolisme protein dan energi

Page 21: Kuliah Gizi Anak

Perubahan enzim menyebabkan energi meningkat dari lemak (dapat cadangan) yang berasal dari asam amino sel-sel otot sintesis berkurang, tetapi setelah beberapa hari kemudian dapat dikompensasi dengan albumin dari ekstravaskuler yang diangkut ke intravaskuler, untuk mempertahankan jumlaha albumin yang dibutuhkan.

Bila mekanisme ini gagal, konsentrasi serum protein (khusus albumin) berkurang, tekanan onkotik intravaskuler menurun.

Terjadi transudasi keruangan ekstravaskuler danterjadilah edema pada kwashiorkor.

- Perubahan-perubahan Endokrin 1. Makanan yang masuk kurang konsentrasi

glukosa dan a-a yang bebas dalam plasma menurun sehingga sekresi insulin menurun dan pelepasan epineprin meningkat

2. Pada kwashiorkor a-a rendah3. Jumlah growth hormon dan epineprin meningkat

mempengaruhi reduksi sintesis urea dan membantu peredaran a-a kembali

4. Stress karena makanan kurang, kehilangan cairan dan elektrolit dan penyakit infeksi merangsang pelepasan epinefrin dan sekresi Korticosteroid.

5. Sekresi hormin gonadotrofin yang berhubungan dengan pertumbuhan berkurang terjadinya peningkatan glikolisis dan lipolisis, peningkatan mobilisasi a-a, penyimpanan lemak dan protein berkurang dan pengeluaran energi berkurang a-a essensial diserap untuk sintesa protein essensial dalam mempertahankan kelangsungan hidup.Akibatnya terjadi retardasi pertumbuhan dan gangguan sintesa protein otot.

Hematologi dan transport oksigen- Konsentrasi Hb dan jumlah sel eritrosit yang menurun pada

PEM berat

Page 22: Kuliah Gizi Anak

- Selama kebutuhan oksigen jaringan terpenuhi oleh kapasitas transport oksigen yang ada tidak terjadi anemia fungsional dan terjadi reaksi penyesuaian

- Apabila síntesis jaringan, berat badan dan aktivitas fisik mulai membaik dengan perbaikan terapi makan, maka kebutuhan oksigen untuk mempercepat hematopoesis bertambah

- Jika besi, asam folat dan vitamin B12 tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, maka anemia fungsional dengan hipoksia fungsional dapat timbal.

Perubahan fisiologik dan metabolik lainnya

1. Fungsi ginjal dan kardiovaskuler Reflek-reflek kardiovaskuler terganggu terjadi

hipotensi fungsional dan penurunan venous return Pada PEM berat, kegagalan sirkulasi perifer

(Hipovolemik syok), takikardia, GRF menurun2. Sistem imun

Pada PEM berat terjadi gangguan kemampuan kerja limposit T dan sistem komplemenTerjadi penekanan produksi komponen komplemen, akibatnya aktivitas opconifikasi menurun, fagositosis, kemotasis menurun sehingga pada PEM berat lebih mudah mendapat sepsis (gram negatif)

Limfosit B, Lien, Modus Limfatikus dan sel B relatif normal. Hanya berpengaruh pada produksi antibody (IgA)Hal ini dapat diperbaiki dengan intake makanan yang cukup.

3. Kalium dan Natrium Pada PEM, kalium tubuh total menurun karena

- Penguraian protein otot- Kehilangan K intrasekuler

Aktivitas insulin yang rendah dan berkurangnya subkrat energi intraseluler karana ATP dan fosfokreatinin

Page 23: Kuliah Gizi Anak

menurun. Proses ini menyebabkan pertukaran Na dan K, kehilangan K dan peningkatan Na intraselulerPemasukan Na disertai air, air intrasel tubuh total menurun disebabkan karena adanya penurunan berat badan

4. Fungsi Gastrointestinal- Pada PEM berat, terjadi gangguan absorpsi dari lipid

dan disakarida, glukosa- Protein menurun, produksi empedu dan enzim lain

menurun sehingga mempengaruhi fungsi gastrointestinal- Pada PEM biasanya mengalami diare, karena :

Pergerakan usus yang iregular Pertumbuhan bakteri yang berlebihan Terjadi gangguan absorpsi, sehingga menyebabkan

gangguan gizi yang lebih berat dan diare yang berkepanjangan

DiagnosaBeberapa cara pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa PEM

1. Cara Antropometrik2. Test Biokimia3. Test Sitologi

Waterlow mengelompokkam PEM atas 3 katagori Wasting (acute PEM) Wasting dan Stunting (acute and chronic PEM Stunting (Post PEM dengan nutricional dwarfism)

Wasting : BB kurang dibandingkan TB anakStunting : TB kurang dibandingkan usia anak

Page 24: Kuliah Gizi Anak

Tingkat dan derajat dari stunting dan wasting diperoleh dengan rumus :

% BB/TB =

% TB/U =

PEM Ringan Sedang

1. Gejala klinis : - Kehilangan BB- Kehilangan lemak Subkutan

2. Dari aspek biokimia belum jelas Intake protein yang rendah – ekresi Kreatinin urine

menurun a.a esensial tubuh kurang – ekresi Nitrogen urea dan

hidroksi prolin urine menurun Sirkulasi Limfosit berkurang – daya tahan tubuh rendah

3. Aspek fisiologis, anak kurang gairah bermain dan belajar4. Aspek anatomis, anak tampak retardasi pertumbuhan dan

perkembangan yang terlambat

Pengobatan PEM Ringan - Sedang Sebagian besar penderita PEM adalah PEM Ringan – Sedang Pemberian protein 2 – 3 gram/kg BB/hari

Kalori 100 – 150 Kkal/kg BB/hari

PEM BeratMenurut tipenya PEM Berat dibedakan :

1. Kwashiorkor Defisiensi protein >>2. Marasmus Defisiensi kalori >>3. Marasmik – Kwashiorkor Gabungan defisiensi protein

dankalori

BBs X 100 %

Ref BB

TBs X 100 %

Ref TB

Page 25: Kuliah Gizi Anak

Mclaren mengklasisifikasikan KEP Berat dalam 3 tipe dengan menggunakan Scoring System Mclaren

Gejala/Laboratoris Angka Edema 3Dermatosis 2Edema diserta Dermatosis 6Perubahan pada rambut 1Hepatomegali 1Albumin serum/protein total serum/g % < 1.00 < 3.251 – 1.49 3.25 – 3.991.50 – 1.99 4.00 – 4.742.00 – 2.49 4.75 – 5.492.50 – 2.99 5.50 – 6.243.00 – 3.49 6.25 – 6.993.50 – 3.99 7.00 – 7.74 > 4.00 > 7.75

76543210

Penentuan tipe berdasarkan atas jumlah angka0 – 3 angka : Marasmus 4 – 8 angka : Kwashiorkor Marasmik9 – 15 angka : Kwashiorkor

1. MarasmusPada Marasmus ditemukan gejala :

Atrofi otot yang nyata dan menyeluruh

Page 26: Kuliah Gizi Anak

Lemak subkutan tidak ada Edema tidak ada Tampak kulit pembungkus tulang Retardasi pertumbuhan Rambut rontok dan mudah dicabut, suram, kering, tipis

seperti rambut jagung Kulit kering, keriput dan tidak elastis

Pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar (Baggy pants)

Wajah tampak tua (old face) dan apatis Cengeng dan rewel serta lemah Frekwensi jantung, tek darak, temperature sangat menurun Mudah terjadi hipoglikemi Pembesaran kelenjar getah bening Komplikasi

- Akut Gastroenteritis- Dehidrasi- Infeksi saluran nafas- Xerosis kornea karena hipovitaminosis A- Sepsis dan hipotermi- Septik syok- Intravaskuler Chloting

Laboratorium : - Albumin darah relatif normal- Hb dan Hct sedikit menurun- Rasio asam amino non esensial dan esensial

relatif normal

2. Gejala KwashiorkorGejala klinis :

- Edema jaringan lunak bersifat pitting edema- Kasus yang berat edema anasarka- Gangguan kulit, pelagra pada daerah edema; bercak

merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)

Page 27: Kuliah Gizi Anak

- Wajah bulat sembab (moon face)- Pandangan mata sayu - Rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung- Status mental apatis dan rewel- Pembesaran hati- Otot-otot hipotrofi- Hipoglikemi- Tonus otot berkurang- Hipotermi, takikardia- Komplikasi sama seperti marasmus tetapi pada

kwashiorkor lebih berat- Penyebab kematian yangn sering adalah edema paru,

bronkho pneumonia, septikemia dan gastroenteritis, ketidak seimbangan air dan elektrolit.

- Laboratorium : albumin darah sangat menurun begitu juga total protein o Hb dan Hct yang sangat menurun o Rasio asam amino non esensial dan asam amino

esensial meningkat o Jumlah asam lemak bebas serum menurun o Gula darah normal atau rendah o Ekresi Kreatinin urine, Hidroksi Prolin, 3 metil histidin

dan Nitrogen urea rendah

3. Marasmik Kwashiorkor- Merupakan bentuk kombinasi- Gejala klinisnya edema, lemak subkutan hilang

Page 28: Kuliah Gizi Anak

Penatalaksanan KEP Buruk

- Semua penderita yang didiagnosa KEP Buruk harus Rawat Nginap di Rumah Sakit

- 5 (lima) aspek penting yang perla diperhatikan.A. Prinsip dasar pengobatan rutin KEP BeratB. Pengobatan penyakit penyertaC. Kegagalan pengobatanD. Penderita pulang sebelum rehabilitasi tuntasE. Tindakan pada kegawatan

A. Prinsip dasar pengobatan rutin KEP Berat10 langkah penting :

1. atasi / cegah hipoglikemi2. atasi / cegah hipotermia3. atasi / cegah dehidrasi4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit5. obati / cegah infeksi6. Mulai pemberian makanan7. Fasilitas tumbuh kejar (Catch up growth)8. Koreksi defisiensi nutrien mikro9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi /

mental10.Siapkan dan rencanakan tindak lanjut setelah sembuh

Page 29: Kuliah Gizi Anak

- Dalam proses pengobatan KEP Berat terdapat 3 fase yaitu : Fase stabilisasi Fase transisi Fase rehabilitasi

1. Pengobatan/pencegahan hipoglikemiaHipoglikemia sering terjadi bersama-sama hipotermia dan

infeksi.

Hipoglikemia : Bila kadar gula darah < 50 mg/dl

Berikan glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10 %, 50 ml secara oral/NGT.Larutan Sukrosa 10 % (1 sdt gula dalam 5 sdm air) kemudian larutan tsb diberikan lagi tiap 30 menit selama 2 jam sebanyak ¼ bagian dari 50 ml dilanjutkan secepatnya pemberian makan setiap 2 jam selama 24 jam

Atau berikan glukosa 10 % I.V jika keadaan penderita tidak sadar dan jelek (bolus) dengan dosis 5 ml/kg bbKemudian dilanjutkan dengan infus Ringer Laktat dan glukosa 5 % dengan perbandingan 1 : 1 dengan dosis 15 ml/kg bb/1 jam. Setelah keadaan membaik infus distop diteruskan dengan oralit/resomalDan dilanjutkan secepatnya pemberian makanan sesuai program.

2. Pengobatan/pencegahan hipotermiaHipotermia : bila suhu ketiak < 36˚C

suhu dubur > 36˚C Segera beri makanan cair atau formula khusus Hangatkan anak dengan pakaian/selimut sampai menutup

kepala

Page 30: Kuliah Gizi Anak

Letakkan dekat lampu atau pemanas Peluk anak (Metode Kanguru)

3. Pengobatan/pencegahan dehidrasi- Untuk rehidrasi pada KEP Berat tidak dianjurkan

menggunakann jalur intravena kecuali pada keadaan syok/renjatan.

- Rehidrasi oral digunakan cairan khusus yaitu : larutan garam/elektrolit khusus (Resomal = Rehydration Solution for Malnutrition/Pengganti)

- Cairan Resomal/pengganti sebanyak 5 ml/kg bb setiap 30 menit selama 2 jam secara oral/NGT

- Selanjutnya beri 5 – 10 ml/kg bb/jam selama 4 -10 jam

- Kemudian pada jam ke 6 dan ke 10 ganti Resomal/cairan pengganti dengan formula khusus dengan jumlah yang sama.

4. Koreksi gangguan keseimbangan Elektrolit- Pada KEP berat : Na tubuh >>

Na plasma << Defisiensi Kalium (K) Defisiensi Megnesium Mg)

- Berikan :Kalium : 2-4 meaq/kg/hari

(=150 – 300 mg/Kcl/kg bb/hari)Magnesium : 0,3 – 0,6 meaq/kg bb/hari

(=7,5 – 15 mg Mgcl2/kg bb/hari) - Siapkan makanan tanpa diberi garam

5. Pengobatan dan Pencegahn Infeksi- Semua KEP Berat/gizi buruk diberi secara rutin :

Antibiotik spektrum luas

Page 31: Kuliah Gizi Anak

Vaksinasi campak (u > 6 bulan)1. Metrodinazol (7,5 mg/kg bb tiap 8 jam

selama 7 hari)2. Bila tanpa komplikasi kotrimoksasol sy 2 x

sehari selama 5 hari3. Anak sakit berat/ada komplikasi :

Ampisilin 50 mg/kg bb/i.m/i.v setiap 6 jam selama 2 hari

Dilanjutkan Amoksilin 15 mg/kg/oral tiap 8 jam selama 7 hari

Dan Gentamicin 7,5 mg/kg bb/i.m/i.v sekali sehari selama 7 hari

Bila tidak terdapat kemajuan klinis dalam 48 jam, tambahkan kloramfenikol 25 mg/kg bb/i.m/i.v setiap 6 jam selama 5 hari.

4. Bila pemeriksaan darah ada malaria – berikan anti malaria

6. Mulai pemberian makanan- Awal fase stabilisasi :

Keadaan faali anak sangat lemah Kapasitas homeostatik berkurang perlu pendekatan

yang sangat berhati-hatiPrinsip pemberian nutrisi pada fase ini : Porsi kecil, sering Formuela laktosa rendah, (Hipoosmolar) Berikan secara oral/nasogastric Energi : 80 – 100 Kal/kg bb/hr

Protein : 1 – 1,5 gr/kg bb/hrCairan : 130 ml/kg bb/hrJika edema : 100 ml/kg bb/hr

Page 32: Kuliah Gizi Anak

7. Fasilitas tumbuh kejar- Fase transisi dianjurkan merubah secara perlahan-

lahan.Ganti formula khusus awal (energi 75 Kal dan protein 0,9 – 1 gram per 100 ml) dengan formula lanjutan khusus (energi 100 KKal dan protein 2,9 gram per 100 ml) dalam 48 jam.Naikkan volume 10 ml setiap kali pemberian sampai mencapai 30 ml/kg bb/X (200ml/kg/hr)

- Fase transisi ini diperlukan Energi : 150 Kkal/kg bb/hrProtein : 2 – 3 gram/kg bb/hrCairan : 150 ml/kg bb/hr

- Pada fase rehabilitasi Makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas dan

sering Energi : 150 – 220 Kka/kg bb/hr Protein : 4 – 6 gram/kg bb/hr Cairan : 150 – 200 ml/kg bb/hr

- Bila kenaikan BB : < 50 gr/minggu perlu reevaluasi > 50 gr/minggu lanjutkan pemberian makanan

Page 33: Kuliah Gizi Anak

8. Koreksi defisiensi nutrien mikro berikan setiap hari : Suplementasi multivitamin Asam folat 1 mg/hari Seng (Zn) 2 mg/kg bb/ hari Tembaga (Cu) 0,2 mg/kg bb/hari Vitamin A oral :

Hari 1 U > 1 thn : 200.000 S.I6 – 12 bln : 100.000 S.I< 6 bln : 50.000 S.I

Hari ke 2Hari ke 14 Jumlah / dosis yang samaSebelum pulang

Bila BB mulai naik :- Fe 3 mg/kg bb/hari atau- Sulfas ferrosus 10 mg/kg bb/ghari

9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional- Terjadi keterlambatan mental dan perilaku,

karenanya berikan : Kasih sayang Lingkungan ceria Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari Aktifitas fisik segera setelah sembuh Keterlibatan ibu

10. Tindak lanjut di rumah- Gejala tidak ada, BB anak sudah mencapai 80 %

(BB/U) Sembuh- Kontrol kembali :

Bulan I : 1X/minggu Bulan II : 1X/2 minggu Bulan IV : 1X/bulan

- Imunisasi dasar dan ulangan- Pemberian Vit. A setiap 6 bulan

Page 34: Kuliah Gizi Anak
Page 35: Kuliah Gizi Anak

Bagan dan Jadwal Pengobatan KEP Berat

No. FaseStabilisasi Transisi Rehabilitasi

Hari ke 1 - 2 Hari ke 2 - 7 Minggu ke 2 Minggu ke 3 - 71. Hipoglikemia2. Hipotermia3. Dehidrasi4. Elektrolit5. Infeksi6. Mulai pemberian

makanan7. Tumbuh kejar8. Mikronutrien Tanpa Fe Dengan Fe9. Simulasi10. Tindak lanjut

Page 36: Kuliah Gizi Anak

B. Pengobatan Penyakit Penyerta1. Defisiensi Vitamin A

- Bila terdapat tanda defisiensi Vit. A pada mata. Beri Vitamin A secara oral

- Bila ada ulserasi pada pada mata, beri : Tetes mata klorampenikol atau salep mata

tetrasiklin, setiap 2 – 3 jam selam 7 – 10 hari Tetes mata atropin, 1 tetes, 3 kali sehari

selama 3 – 5 hari Tutup mata dengan kasa yang dibasahi

larutan garam faali2. Dermatosis

- Ditandai adanya : Hipo/hiperpgmentasi Deskuamasi Lesi ulserasi aksudatif

- Pengobatan : Kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan

Kmn 04 1 % selama 10 menit Beri salep/krim (Zn dengan minyal kastor) Usahakan agar daerah perineum tetap kering Umumnya terdapat defisiensi seng (Zn) : beri

preparat Zn peronal3. Parasit/cacing

Beri mebendazol 100 mg oral 2 kali sehari selama 3 hari

4. Diare melanjut Sering terjadi pada KEP Berat Sering intoleransi laktosa Mukosa usus sering mengalami kerusakan Giardiasis bisa menyebabkan melanjutnya diare Beri metrodinazol 7,5 mg/kg bb/X setiap 8 jam selama 7

hari

Page 37: Kuliah Gizi Anak

5. Tuberkulosis- Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan

tes tuberkulin/mantoux Rongent foto toraks

- Beri pengobatan TB bila positif/mungkin

C. Kegagalan Pengobatan- Terlihat pada angka kematian- Dan kegagalan kenaikan Berat Badan penilaian

kenaikan BB :Baik : ≥ 50 gram/kg bb/mingguKurang : < 50 gram/kg bb/minggu

- Kemungkinan penyebab kenaikan BB < 50 gram /kg bb/minggu a.l : Pemberian makanan tidak adekuat Defisiensi nutrien tertentu Infeksi yang tidak terdeteksi Masalah psikologik

D. Penanganan Pasien Pulang Sebelum Rehabilitasi Tuntas- Anak siap dipulangkan bila gejala klinis sudah

menghilang; BB/u mencapai 70 % atau BB/TB mencapai 80 %

- Jika anak KEP Berat pulang sebelum fase rehabilitasi tuntas, maka dirumah harus diberi energi (150 Kkal/kg bb/hari) dan protein (4 – 6 gram/kg bb/hari)

E. Tindakan Kegawatan1. Syok (Renjatan)

Syok karena dehidrasi atau sepsis sulit dibedakan secara klinis. Pada dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan Intravena, sedangkan pada sepsis tidak.

Page 38: Kuliah Gizi Anak

Pedoman pemberian cairan o Berikan larutan Dekstrosa 5 % = Nacl 0,9 % (1 :

1) atau Ringer Laktat dengan kadar Dekstrosa 5 % sebanyak 15 ml/kg b/1 jam

o Evaluasi setelah 1 jam, jika klinis membaik ulangi pemberian cairan sebanyak 15 ml/kg bb/1 jam berikutnya

o Kemudian lanjutkan cairan Resomal/cairan pengganti per oral Nagosatrik 10 ml/kg bb/jam selama 10 jam

o Selanjutnya mulai berikan formula khususo Bila tidak ada perbaikan klinis pada 1 jam

pertama maka anak menderita Syok septiko Dalam hal ini berikan cairan rumat sebanyak 4

ml/kg bb/jam dan berikan transfusi darah sebanyak 10 ml/kg bb secara perlahan-lahan (dalam 3 jam

o Kemudian mulailah pemberian formula (F. 75/pengganti)

2. Anemia Berat- Transfusi darah diperlukan bila :

Hb < 4 g/dl Hb 4 – 6 g/dl disertai distres pernafasan atau

tanda gagal jantung- Bila diberikan darah segar 10 ml/kg bb dalam 3

jam- Bila ada tanda gagal jantung, diberikan Packed

Red Cells dengan jumlah yang sama- Sebelum transfusi sebaiknya sebaiknya

diberikan Furosemid 1 mg.kg bb secara I. V

Tatalaksana Diet pada Balita KEP Berat/Gizi Buruk- Ada 4 kegiatan penting dalam hal ini :

1. Pemberian diet

Page 39: Kuliah Gizi Anak

2. Pemantauan dan evaluasi3. Penyuluhan gizi4. Tindak lanjut

1. Pemberian Diet- Harus melalui syarat sebagai berikut : Melalui 3 fase : Stabilisasi, transisi dan rehabilitasi. Kebutuhan energi mulai 80 – 200 Kalori/kg bb/hari Kebutuhan protein mulai 1 -6 gram/kg bb/hari Pemberian suplementasi vitamin dan mineral Jumlah cairan 130 – 200 mlkg bb/hari, bila terdapat edema

cairan dikurangi Cara pemberian : oral atau NGT Porsi makanan kecil dan frekwensi makan sering Pada fase stabilisasi pemberian makanan harus

Hipoosmolar/Isoosmolar dan rendah laktosa dan rendah serat Terus berikan ASI Memberikan jenis makanan berdasarkan Berat Badan yaitu :

- BB < 7 kg diberikan kembali makanan bayi- BB > 7 kg dapat langsung diberikan makanan

anak secara bertahap

2. Evaluasi dan Pemantauan Pemberian DietEvaluasi dan pemantauan yang dilihat :

Timbang Berat Badan seminggu, bila tidak naik cari penyebabnya

Bila asupan zat gizi kurang, modifikasi diet sesuai selera Gangguan saluran cerna (diare, kembung, muntah) perhatikan

jenis diet Kejadian hipoglikemia : beri minum air gula setiap 2 jam

3. Penyuluhan Gizi di R.S Menggunakan leaflet khusus Selalu memberikan contoh menu

Page 40: Kuliah Gizi Anak

Mempromosikan ASI Memperhatikan riwayat gizi Mempertimbangkan sosial ekonomi keluarga Memberikan demonstrasi dan praktek memasak makanan

Balita4. Tindak lanjut

1. Merujuk ke Puskesmas2. Merencanakan pemberdayakan keluarga