KULIAH ETIKA PPDS

109
ETIKA ETIKA oleh Sofwan Dahlan

Transcript of KULIAH ETIKA PPDS

Page 1: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKAETIKA

oleh

Sofwan Dahlan

Page 2: KULIAH ETIKA PPDS

OVERVIEWOVERVIEW

Kuliah etika di Kuliah etika di institusi pendidikan profesional institusi pendidikan profesional sudah sejak lama sudah sejak lama diberikan, diberikan, namun namun materinya:materinya:

1. 1. Masih terfokus pada Professional Ethics belaka. Masih terfokus pada Professional Ethics belaka. 2. 2. Kurang menyentuh hal-hal Kurang menyentuh hal-hal penting penting yyang ang berkaberkai- i- tan tan dengan masalah bio-etika kontemporer.dengan masalah bio-etika kontemporer.

3. 3. Masih Masih ertolak dari Sumpahertolak dari Sumpah & Kode Etik Profesi. & Kode Etik Profesi. 4. 4. Tidak mulai dari hal-hal mendasar yang Tidak mulai dari hal-hal mendasar yang mmenenjadijadi

dasar arah paradigmatiknya.dasar arah paradigmatiknya.

5. 5. Metode penyampaiannyaMetode penyampaiannyapun pun belum banyak belum banyak me-me- nggunggunakan “problem based learning”.nakan “problem based learning”.

Page 3: KULIAH ETIKA PPDS

DI NEGARA LAINDI NEGARA LAIN

The problems in the teaching of bioethics The problems in the teaching of bioethics in in Finland are obviously similar to other Nordic Finland are obviously similar to other Nordic ccountries, those are:ountries, those are:

1. 1. National coordinationNational coordination and and strategic planningstrategic planning in in the the field of teaching of bioethics is almost totally field of teaching of bioethics is almost totally lacking. lacking. 2. 2. There is a big need for There is a big need for competent and motivatedcompetent and motivated

teachers in bioethics.teachers in bioethics.

3. 3. Accordingly, there is no Accordingly, there is no organized systemorganized system for for teaching of teachers in bioethics.teaching of teachers in bioethics.

Page 4: KULIAH ETIKA PPDS

4. 4. We do not have We do not have relevant and tested teachingrelevant and tested teaching materialsmaterials, including basic textbooks in the , including basic textbooks in the ffinish language. inish language.

5. 5. There is much confusion concerning There is much confusion concerning the bestthe best methods of teachingmethods of teaching ethics. ethics.

6. 6. Studies dealing with the Studies dealing with the impact and effectsimpact and effects of of the teaching in bioethics are lacking.the teaching in bioethics are lacking.

7. 7. It is not defined who actually is It is not defined who actually is responsibleresponsible for for the teaching of bioethics nationally and locally. the teaching of bioethics nationally and locally.

Page 5: KULIAH ETIKA PPDS
Page 6: KULIAH ETIKA PPDS

MESTIYA KURIKULUM ETIKAMESTIYA KURIKULUM ETIKA

A.A. ETIKA UMUM (DASAR)ETIKA UMUM (DASAR)::

Membahas dasar-dasar etika secara umum, Membahas dasar-dasar etika secara umum, sebagai landasan sebagai landasan dalam dalam memahami lebih jauh memahami lebih jauh isu-isu berkaitan bidang-bidang isu-isu berkaitan bidang-bidang sspesifik.pesifik.

B.B. ETIKA KHUSUS (TERAPAN)ETIKA KHUSUS (TERAPAN)::

Membahas aplikasi teori etika dasar ke bidang-Membahas aplikasi teori etika dasar ke bidang-bidang spesifik dari kehidupanbidang spesifik dari kehidupan manusia manusia..

Misalnya tentang kesehatan, sehingga dokterMisalnya tentang kesehatan, sehingga dokter,, perawat atau bidan perawat atau bidan (entah sebagai ilmuwan (entah sebagai ilmuwan atau profesional) perlu memahaminya.atau profesional) perlu memahaminya.

Page 7: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA DASARETIKA DASARETIKA DASARETIKA DASAR

Page 8: KULIAH ETIKA PPDS
Page 9: KULIAH ETIKA PPDS

MATERI ETIKA DASARMATERI ETIKA DASAR

I.I. Definisi etika.Definisi etika. II.II. Latar-belakang perlunya etika.Latar-belakang perlunya etika. III.III. Sejarah dan perkembangan etika.Sejarah dan perkembangan etika. IV.IV. Terminologi-terminologi terkait.Terminologi-terminologi terkait. V.V. Media dimana Media dimana pedomanpedoman (nilai & norma) (nilai & norma) etika detika dituangkan atau dirumuskan.ituangkan atau dirumuskan. VI.VI. BentukBentuk-bentuk-bentuk rumusan rumusan pedomanpedoman etika. etika. VII.VII. Ethical theory.Ethical theory. VIII.VIII. Ethical decision making.Ethical decision making. IX.IX. Ethical decision making model.Ethical decision making model.

Page 10: KULIAH ETIKA PPDS

CATALANO, J,T:CATALANO, J,T:

Sistem penilaian prilaku dan keyakinan Sistem penilaian prilaku dan keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas gunauntuk menentukan perbuatan yang pantas gunamenjamin adanya perlindungan atas hak-hakmenjamin adanya perlindungan atas hak-hakindividu.individu.

Etika mencakup cara-cara pembuatan keputusanEtika mencakup cara-cara pembuatan keputusanuntuk membantu membedakan perbuatan yang untuk membantu membedakan perbuatan yang baik dari yang buruk dan mengarahkan bagaima-baik dari yang buruk dan mengarahkan bagaima-na yang seharusnya.na yang seharusnya.

Etika berlaku bagi individu-individu, komunitas-Etika berlaku bagi individu-individu, komunitas-komunitas kecil ataupun masyarakat.komunitas kecil ataupun masyarakat.

1.1.

2.2.

3.3.

I. DEFINISI ETIKAI. DEFINISI ETIKAI. DEFINISI ETIKAI. DEFINISI ETIKA

Page 11: KULIAH ETIKA PPDS

FRANZ MAGNIS SUSENO, S, J:FRANZ MAGNIS SUSENO, S, J:

EtikaEtika merupakanmerupakan filsafatfilsafat yangyang merefleksikanmerefleksikanajaran-ajaran moral.ajaran-ajaran moral.

Etika Etika mengandung mengandung pemikiran rasional, kritis, pemikiran rasional, kritis, mendasar, sistematis dan normatif.mendasar, sistematis dan normatif.

Etika merupakan sarana guna memperoleh Etika merupakan sarana guna memperoleh orientasi orientasi kritis kritis sehubungan sehubungan dengan dengan berbagai berbagai masalah moralitas yang membingungkanmasalah moralitas yang membingungkan..

1.1.

2.2.

3.3.

Jadi landasan etika adalah moral, sedang moral itu Jadi landasan etika adalah moral, sedang moral itu sendiri berangkat dari pemikiran kritis, logis dan bebas sendiri berangkat dari pemikiran kritis, logis dan bebas walau sering dipengaruhi oleh adat dan agama. walau sering dipengaruhi oleh adat dan agama.

Page 12: KULIAH ETIKA PPDS

Etika adalah cabang ilmu filsafat moral yang Etika adalah cabang ilmu filsafat moral yang

mencoba mencari jawaban guna menentukan dan mencoba mencari jawaban guna menentukan dan

mempertahankan secara rasional teori yang mempertahankan secara rasional teori yang

berlaku berlaku secara umumsecara umum tentang apa yang benar dan tentang apa yang benar dan

salah, baik dan buruk sebagai suatu perangkat salah, baik dan buruk sebagai suatu perangkat

prinsip moral yang dapat dipakai sebagai pedoman prinsip moral yang dapat dipakai sebagai pedoman

bagi tindakan manusia.bagi tindakan manusia.

GENE BLOKER:GENE BLOKER:

Page 13: KULIAH ETIKA PPDS

RINGKASNYARINGKASNYA

Teori etika mencoba menyajikan sebuah sistem yg Teori etika mencoba menyajikan sebuah sistem yg mengandung prinsip-prinsip (principles) & aturan-mengandung prinsip-prinsip (principles) & aturan-aturan (rules) untuk menyelesaikan dilemma etik.aturan (rules) untuk menyelesaikan dilemma etik.

DilemmaDilemma etik adalah situasi yangetik adalah situasi yang memerlukanmemerlukan kepu-kepu-tusan dari dua alternatif yang mungkin sama-sama tusan dari dua alternatif yang mungkin sama-sama tidak menyenangkan atau saling berselisihan. tidak menyenangkan atau saling berselisihan.

Banyak Banyak keputusan keputusan di di bidang bidang pelayananpelayanan kesehatan kesehatan yang mengandung dilemma etik.yang mengandung dilemma etik.

Teori etika membahas keyakinan-keyakinan dasar Teori etika membahas keyakinan-keyakinan dasar ttg ttg benar benar tidaknya tidaknya secara secara moral moral serta serta memberikan memberikan alasan guna mendukung keyakinan-keyakinan tsb.alasan guna mendukung keyakinan-keyakinan tsb.

Teori etika Teori etika memberikan memberikan dasar-dasar dasar-dasar bagi bagi penyusu- penyusu- nan kode etik suatu profesi.nan kode etik suatu profesi.

Page 14: KULIAH ETIKA PPDS

II. LATAR BELAKANGII. LATAR BELAKANG Hidup mengandung arti bahwa setiap orang Hidup mengandung arti bahwa setiap orang

secara terus menerus harus membuat keputusan.secara terus menerus harus membuat keputusan.

SebagianSebagian daridari keputusankeputusan ituitu sangatsangat pentingpenting dandan dada--pat mempengaruhi kehidupan secara keseluruhan. pat mempengaruhi kehidupan secara keseluruhan.

Untuk menuju ke suatu ketertiban maka perlu dibuat Untuk menuju ke suatu ketertiban maka perlu dibuat kesepakatan-kesepakatan, prinsip-prinsip, kesepakatan-kesepakatan, prinsip-prinsip, pengertian-pengertian serta aturan-aturan. pengertian-pengertian serta aturan-aturan.

Mengingat moralitas merupakan acuan pembentu-Mengingat moralitas merupakan acuan pembentu-kan kaidah kehidupan maka moralitas tidak dapat kan kaidah kehidupan maka moralitas tidak dapat dipisahkan dari ruang-lingkup kehidupan manusia. dipisahkan dari ruang-lingkup kehidupan manusia.

Moralitas itu sendiri mengalami evolusi & perkem-Moralitas itu sendiri mengalami evolusi & perkem-bangan shg bangan shg moral practicesmoral practices dan dan moralmoral standardsstandards amat amat bergantung bergantung pada pada taraf taraf perkembangan perkembangan sosial, sosial, tingkat intelegensia & pengetahuan pada saat itu.tingkat intelegensia & pengetahuan pada saat itu.

Page 15: KULIAH ETIKA PPDS

III. SEJARAH ETIKAIII. SEJARAH ETIKA Aguste Comte pernah berkata: “You can know Aguste Comte pernah berkata: “You can know

little little of of any any idea, idea, untill untill you you know know the the history history of of that idea”.that idea”.

Etika, dilihat dari sejarahnya, tidak dapat dipisah-Etika, dilihat dari sejarahnya, tidak dapat dipisah-kan dari filsafah sebab etika memang berakar dari kan dari filsafah sebab etika memang berakar dari filsafah (yaitufilsafah (yaitu ilmuilmu yangyang mencoba mencari jawaban mencoba mencari jawaban tentang berbagai masalah kehidupan beserta alam tentang berbagai masalah kehidupan beserta alam semesta dari aspek yang paling dasar atau hakiki). semesta dari aspek yang paling dasar atau hakiki).

Filsafah itu sendiri diperlukan sebagai orientasi dan Filsafah itu sendiri diperlukan sebagai orientasi dan sekaligus arahan dalam bersikap dan bertindak.sekaligus arahan dalam bersikap dan bertindak.

Paling tidak, ada tiga macam filsafah yang perlu di-Paling tidak, ada tiga macam filsafah yang perlu di-ketahui; yaitu filsafah ilmu (logika), filsafah estetika ketahui; yaitu filsafah ilmu (logika), filsafah estetika dan filsafah moral (etika). dan filsafah moral (etika).

Page 16: KULIAH ETIKA PPDS

Filsafah ilmuFilsafah ilmu::

Membahas tentang benar dan salah dari Membahas tentang benar dan salah dari sudut logika.sudut logika.

Filsafah estetikaFilsafah estetika::

Membahas tentang indah dan tidak indah.Membahas tentang indah dan tidak indah.

Filsafah moral (etikaFilsafah moral (etika):):

Membahas Membahas tentang tentang baik baik dan dan buruk, buruk, serta serta benar dan salah dari aspek moralitas. benar dan salah dari aspek moralitas.

Page 17: KULIAH ETIKA PPDS

IV. TERMINOLOGI TERKAIT IV. TERMINOLOGI TERKAIT

1. MORAL:1. MORAL: Standar tentang benar dan salah, yang Standar tentang benar dan salah, yang dipelajari lewat proses hidup bermasyarakat.dipelajari lewat proses hidup bermasyarakat.

Biasanya didasarkan pada keyakinan agama.Biasanya didasarkan pada keyakinan agama. Umumnya dikaitkan dengan individu-individu Umumnya dikaitkan dengan individu-individu atau kelompok-kelompok kecil.atau kelompok-kelompok kecil.

Diwujudkan sebagai prilaku yang diselaraskan Diwujudkan sebagai prilaku yang diselaraskan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok ataupun dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok ataupun tradisi.tradisi.

(Catalano, J, T)(Catalano, J, T)

Page 18: KULIAH ETIKA PPDS

(Franz Magnis Suseno SJ, dkk)(Franz Magnis Suseno SJ, dkk)

Ajaran moral memuat nilai-nilai dan Ajaran moral memuat nilai-nilai dan norma-norma moral yang terdapat diantara norma-norma moral yang terdapat diantara sekelompok manusia.sekelompok manusia.

Moralitas bisa berasal dari satu sumber atau Moralitas bisa berasal dari satu sumber atau lebih; lebih; yaitu sumber tradisi, yaitu sumber tradisi, adat, adat, agama atau agama atau ideologi.ideologi.

Page 19: KULIAH ETIKA PPDS

2. ETIKA SITUASI:2. ETIKA SITUASI:

Suatu faham dalam etika yang mendasarkan pada Suatu faham dalam etika yang mendasarkan pada pertimbangan bahwa:pertimbangan bahwa: a. a. Setiap situasi itu unik dan tidak terulang.Setiap situasi itu unik dan tidak terulang. b. b. Setiap situasi itu akan merubah masalahnya. Setiap situasi itu akan merubah masalahnya.

Oleh Oleh kkarena itu, aliran yang dipelopori oleh Joseph arena itu, aliran yang dipelopori oleh Joseph Fletcher ini berpendapat bahwa:Fletcher ini berpendapat bahwa: 1. 1. KewajibanKewajiban moralmoral bergantungbergantung pdpd situasi konkrit.situasi konkrit. 2. 2. Jika situasinya Jika situasinya bberbedaerbeda maka maka kewajiban moralkewajiban moral-- nya bisa berbeda meski subjeknya sama.nya bisa berbeda meski subjeknya sama. 3. 3. TindakanTindakan apapunapapun adalahadalah benarbenar jika merupajika merupakankan ungkapan “cinta kasih”, ungkapan “cinta kasih”, begitu sebaliknya.begitu sebaliknya. 4. 4. Prinsip moral konvensional (moral tradisional) Prinsip moral konvensional (moral tradisional) dapat dipertimbangkan, tetapi tidak mengikat.dapat dipertimbangkan, tetapi tidak mengikat.

Page 20: KULIAH ETIKA PPDS

3. ETIKA DISKURSUS:3. ETIKA DISKURSUS:

Faham dalam etika yg dipelopori Jurgen Habermas.Faham dalam etika yg dipelopori Jurgen Habermas.

PertimbangannyaPertimbangannya::

1. 1. Pendasaran etika pada pandangan dunia Pendasaran etika pada pandangan dunia (world view) serta agama-agama tradisional(world view) serta agama-agama tradisional

tidak cukup dalam budaya pasca-tradisional. tidak cukup dalam budaya pasca-tradisional. 2. 2. Moralitas manusia modern tidak luput dari Moralitas manusia modern tidak luput dari tuntutan yang khas bagi modernitas. tuntutan yang khas bagi modernitas. 3. 3. Keyakinan-keyakinanKeyakinan-keyakinan moralmoral harusharus dilegitimasi dilegitimasi secara rasional (disahkan / disepakati).secara rasional (disahkan / disepakati).

PendapatnyaPendapatnya:: Hanya norma-norma yang dapat diperlihatkan Hanya norma-norma yang dapat diperlihatkan berlaku berlaku universal universal (yaitu (yaitu disepakati) disepakati) saja saja yang yang berhak menuntut untuk diaati.berhak menuntut untuk diaati.

Page 21: KULIAH ETIKA PPDS

4. KODE ETIK:4. KODE ETIK:

Merupakan dMerupakan daftar ketentuan tertulis (written list) aftar ketentuan tertulis (written list) dari rule dari rule yang meyang mengandungngandung nilai-nilainilai-nilai dalamdalam profesiprofesi

dandan sekaligussekaligus sebagaisebagai standar berprilaku.standar berprilaku.

Sebagai kSebagai kerangka acuan mengambil keputusan etik.erangka acuan mengambil keputusan etik.Selalu dilakukan revisi secara periodik, disesuaikan Selalu dilakukan revisi secara periodik, disesuaikan perkembangan masyarakat maupun profesi.perkembangan masyarakat maupun profesi.

CakupanCakupan lebih luas, tetapi tidak pernah berbenturan lebih luas, tetapi tidak pernah berbenturan dengan ketentuan hukum.dengan ketentuan hukum.

Setiap anggota profesi bertanggungjawab Setiap anggota profesi bertanggungjawab thdthd tegaktegak--nya nilai nya nilai serta serta standar standar yg yg termuat dalam kode etik.termuat dalam kode etik.

KeberlakuannyaKeberlakuannya menuntut hati nurani, bukan pak- menuntut hati nurani, bukan pak-saansaan. . (Catalano, JT, 1991)(Catalano, JT, 1991)

Page 22: KULIAH ETIKA PPDS

5. NILAI:5. NILAI: a. a. Konsep / keinginan ideal yang memberi arti ke-pada Konsep / keinginan ideal yang memberi arti ke-pada

kehidupan seseorang dan sekaligus sebagai acuankehidupan seseorang dan sekaligus sebagai acuan

dalamdalam membuatmembuat keputusankeputusan & bertindak. & bertindak. b. b. Biasanya nilai lebih dikaitkan kepada individu- Biasanya nilai lebih dikaitkan kepada individu- individu daripada kelompok; yang dapat meliputi individu daripada kelompok; yang dapat meliputi

kepercayaan agama, orientasi seks, hubungan fa-kepercayaan agama, orientasi seks, hubungan fa-mili atau aturan permainan. mili atau aturan permainan.

c. Selain tidak konkrit, nilai juga bersifat subjektif.c. Selain tidak konkrit, nilai juga bersifat subjektif.

d. d. Konflik nilai dapat muncul manakala seseorang Konflik nilai dapat muncul manakala seseorang secara terpaksa secara terpaksa harus berhadapan dengan harus berhadapan dengan sesuatu sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yg diyakini.yang bertentangan dengan nilai-nilai yg diyakini.

5. NILAI:5. NILAI: a. a. Konsep / keinginan ideal yang memberi arti ke-pada Konsep / keinginan ideal yang memberi arti ke-pada

kehidupan seseorang dan sekaligus sebagai acuankehidupan seseorang dan sekaligus sebagai acuan

dalamdalam membuatmembuat keputusankeputusan & bertindak. & bertindak. b. b. Biasanya nilai lebih dikaitkan kepada individu- Biasanya nilai lebih dikaitkan kepada individu- individu daripada kelompok; yang dapat meliputi individu daripada kelompok; yang dapat meliputi

kepercayaan agama, orientasi seks, hubungan fa-kepercayaan agama, orientasi seks, hubungan fa-mili atau aturan permainan. mili atau aturan permainan.

c. Selain tidak konkrit, nilai juga bersifat subjektif.c. Selain tidak konkrit, nilai juga bersifat subjektif.

d. d. Konflik nilai dapat muncul manakala seseorang Konflik nilai dapat muncul manakala seseorang secara terpaksa secara terpaksa harus berhadapan dengan harus berhadapan dengan sesuatu sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yg diyakini.yang bertentangan dengan nilai-nilai yg diyakini.

Page 23: KULIAH ETIKA PPDS

6. NORMA:6. NORMA:

Wujud konkrit dan objektif dari suatu nilai, Wujud konkrit dan objektif dari suatu nilai, sehinggasehingga oleholeh karenanyakarenanya dapatdapat digunakandigunakan untuk untuk menentukan / menilai apakah seseorang telah me- menentukan / menilai apakah seseorang telah me- langgar nilai-nilai yg telah ditentukan atau tidak.langgar nilai-nilai yg telah ditentukan atau tidak.

7. BAIK:7. BAIK:

Kata “baik” diartikanKata “baik” diartikan macam-macam, a.l. sbg macam-macam, a.l. sbg:: a. Nikmat (bagi kaum hedonis)a. Nikmat (bagi kaum hedonis)

b. Apa yang diinginkan orang b. Apa yang diinginkan orang (etika (etika psikolo-psikolo-

gis, misalnya Hume).gis, misalnya Hume). c. Apa yang diinginkan c. Apa yang diinginkan Tuhan Tuhan (etika teonom).(etika teonom).

d. Apa yg bermanfaat dalam evolusi (Spencer).d. Apa yg bermanfaat dalam evolusi (Spencer).

Kata “baik” menurut Moore tidak dpt diartikan!!!Kata “baik” menurut Moore tidak dpt diartikan!!!

6. NORMA:6. NORMA:

Wujud konkrit dan objektif dari suatu nilai, Wujud konkrit dan objektif dari suatu nilai, sehinggasehingga oleholeh karenanyakarenanya dapatdapat digunakandigunakan untuk untuk menentukan / menilai apakah seseorang telah me- menentukan / menilai apakah seseorang telah me- langgar nilai-nilai yg telah ditentukan atau tidak.langgar nilai-nilai yg telah ditentukan atau tidak.

7. BAIK:7. BAIK:

Kata “baik” diartikanKata “baik” diartikan macam-macam, a.l. sbg macam-macam, a.l. sbg:: a. Nikmat (bagi kaum hedonis)a. Nikmat (bagi kaum hedonis)

b. Apa yang diinginkan orang b. Apa yang diinginkan orang (etika (etika psikolo-psikolo-

gis, misalnya Hume).gis, misalnya Hume). c. Apa yang diinginkan c. Apa yang diinginkan Tuhan Tuhan (etika teonom).(etika teonom).

d. Apa yg bermanfaat dalam evolusi (Spencer).d. Apa yg bermanfaat dalam evolusi (Spencer).

Kata “baik” menurut Moore tidak dpt diartikan!!!Kata “baik” menurut Moore tidak dpt diartikan!!!

Page 24: KULIAH ETIKA PPDS

8. AMORAL:8. AMORAL:

- Neither moral or immoral. - Neither moral or immoral. - Being - Being outside outside the the sphere sphere to to which which moral moral judgments apply.judgments apply. - Beyond morality.- Beyond morality. - Having no moral principles. - Having no moral principles.

9. IMMORAL:9. IMMORAL:

- Inconsistent - Inconsistent with with purity purity or or good good morals.morals. - Morally wrong.- Morally wrong.

8. AMORAL:8. AMORAL:

- Neither moral or immoral. - Neither moral or immoral. - Being - Being outside outside the the sphere sphere to to which which moral moral judgments apply.judgments apply. - Beyond morality.- Beyond morality. - Having no moral principles. - Having no moral principles.

9. IMMORAL:9. IMMORAL:

- Inconsistent - Inconsistent with with purity purity or or good good morals.morals. - Morally wrong.- Morally wrong.

Page 25: KULIAH ETIKA PPDS

V. MEDIA PERUMUSAN V. MEDIA PERUMUSAN PEDOMANPEDOMAN

PedomanPedoman etika dapat dituangkan dalam media: etika dapat dituangkan dalam media:

1. 1. Sumpah (Oath)Sumpah (Oath): : - Hippocratic Oath.- Hippocratic Oath.

- Sumpah Dokter Indonesia.- Sumpah Dokter Indonesia.

2. 2. Kode EtikKode Etik: : - Kode Etik - Kode Etik Perawat / KedokteranPerawat / Kedokteran Indonesia. Indonesia.

- International Code of Medical Ethics.- International Code of Medical Ethics.

3. 3. Deklarasi (kesepakatan tentang aspek tertentu)Deklarasi (kesepakatan tentang aspek tertentu): : - Declaration of Geneva (as amanded at Sydney).- Declaration of Geneva (as amanded at Sydney).

- Declaration of Tokyo, 1975.- Declaration of Tokyo, 1975. - Declaration of Oslo, 1970.- Declaration of Oslo, 1970. - Declaration of Helsinki (Revised 1975).- Declaration of Helsinki (Revised 1975).

Page 26: KULIAH ETIKA PPDS

VI. BENTUK RUMUSAN VI. BENTUK RUMUSAN PEDOMANPEDOMAN

1. 1. StandardsStandards:: - Standard are used to evaluate persons as good - Standard are used to evaluate persons as good

or bad, better or worse, virtuous or vicious, and or bad, better or worse, virtuous or vicious, and can be fulfilled to different degrees. can be fulfilled to different degrees. - Standard guides human conduct by presenting - Standard guides human conduct by presenting desirable traits (virtues) to be sought or undesir-desirable traits (virtues) to be sought or undesir- able ones (vices) to avoided.able ones (vices) to avoided.

2. 2. PrinciplesPrinciples: : - Principles help explicate the standards that pro-- Principles help explicate the standards that pro- fessionals must meet.fessionals must meet. - Principle can be used to justify rules.- Principle can be used to justify rules. - Principles also provide guidance in situations not - Principles also provide guidance in situations not covered by rules. covered by rules.

Page 27: KULIAH ETIKA PPDS

3. 3. RulesRules: :

- Rules can be formulated only if specific conduct - Rules can be formulated only if specific conduct is almost always right or wrong.is almost always right or wrong.

- Many cases can not be cover by hard and fast - Many cases can not be cover by hard and fast rules.rules.

(Michael D Bayles)(Michael D Bayles)

Page 28: KULIAH ETIKA PPDS

IntroductionIntroduction::

1. Ethical theories attempt to provide a system of 1. Ethical theories attempt to provide a system of principles and rules for resolving ethical dilemmasprinciples and rules for resolving ethical dilemmas a. An ethical dilemma is a situation that requires a decision a. An ethical dilemma is a situation that requires a decision to be made between two equally unfavorable or disagree-to be made between two equally unfavorable or disagree- able alternatives.able alternatives. b.b. Many health care decisions involve ethical dilemmas that Many health care decisions involve ethical dilemmas that have no clear-cut answers.have no clear-cut answers.

2. Ethical theorries consist of fundamental beliefs 2. Ethical theorries consist of fundamental beliefs about what is morally right or wrong and propose about what is morally right or wrong and propose reasons for maintaining these beliefs.reasons for maintaining these beliefs.3. Ethical theories provide the bases for professional 3. Ethical theories provide the bases for professional codes of ethics. codes of ethics. (Catalano, J, T, 1991)(Catalano, J, T, 1991)

VII. ETHICAL THEORYVII. ETHICAL THEORY

Page 29: KULIAH ETIKA PPDS

DEONTOLOGIDEONTOLOGI

Teori pengambilan keputusan yang bersifat etik untukTeori pengambilan keputusan yang bersifat etik untuk menyelesaikan dilema etik.menyelesaikan dilema etik.

Berasal dari kata “deon”, yang berarti ikatan / kewajiban.Berasal dari kata “deon”, yang berarti ikatan / kewajiban.

Deontologi mencoba menentukan benar atau salah lebih Deontologi mencoba menentukan benar atau salah lebih didasarkan pada perbuatan (yang menjadi tugas & kewa-didasarkan pada perbuatan (yang menjadi tugas & kewa- jiban seseorang)jiban seseorang), bukan, bukan akibat akibat dari dari suatu perbuatan itu.suatu perbuatan itu.

Karena menekankan pada tugas dan kewajiban maka de-Karena menekankan pada tugas dan kewajiban maka de- ontologi merupakan teori pengambilan keputusan etik yang ontologi merupakan teori pengambilan keputusan etik yang lebih dapat diterima di dalam bidang pelayanan kesehatan.lebih dapat diterima di dalam bidang pelayanan kesehatan.

Deontologi didasarkan pada prinsip-prinsip yang tetap dan Deontologi didasarkan pada prinsip-prinsip yang tetap dan absolut, yang biasanya diperoleh dari nilai-nilai universal absolut, yang biasanya diperoleh dari nilai-nilai universal dari agama-agama besar.dari agama-agama besar.

Prinsip-prinsip dasarnya dimaksudkan untuk menjamin Prinsip-prinsip dasarnya dimaksudkan untuk menjamin kelestarian spesies, dengan memberikan tugas & kewajiban.kelestarian spesies, dengan memberikan tugas & kewajiban.

Page 30: KULIAH ETIKA PPDS

IDE KUNCI DEONTOLOGIIDE KUNCI DEONTOLOGI

Ide kunci deontologi didasarkan pada prinsip-Ide kunci deontologi didasarkan pada prinsip-prinsip yang tetap dan absolut (unchanging an prinsip yang tetap dan absolut (unchanging an absolute prinsiples) yang diturunkan dari nilai-absolute prinsiples) yang diturunkan dari nilai-nilai universal agama-agama besar.nilai universal agama-agama besar.

Prinsip dasarnya adalah untuk menjamin Prinsip dasarnya adalah untuk menjamin kelangsungan hidup species dengan memberikan kelangsungan hidup species dengan memberikan tugas dan kewajiban sesorang kepada orang lain.tugas dan kewajiban sesorang kepada orang lain.

Tindakan apapun yang sesuai dengan tugas dan Tindakan apapun yang sesuai dengan tugas dan kewajiban dianggap benar dan yang tidak sesuai kewajiban dianggap benar dan yang tidak sesuai dengan tugas dan kewajiban dianggap salah.dengan tugas dan kewajiban dianggap salah.

Page 31: KULIAH ETIKA PPDS

KERBATASAN DEONTOLOGIKERBATASAN DEONTOLOGI

Tugas dan kewajiban mungkin saja menimbulkan Tugas dan kewajiban mungkin saja menimbulkan konflik tersendiri yang memerlukan pemecahan tentang konflik tersendiri yang memerlukan pemecahan tentang tugas dan kewajiban mana yang seharusnya didahulukan.tugas dan kewajiban mana yang seharusnya didahulukan.

Dipertanyakan tentang asal usul timbulnya tugas dan Dipertanyakan tentang asal usul timbulnya tugas dan kewajiban, misalnyakewajiban, misalnya::

1.1. Siapa yang menentukan tugas dan kewajiban? Siapa yang menentukan tugas dan kewajiban? 22 Siapa pula yang mengidentifikasi tugas dan Siapa pula yang mengidentifikasi tugas dan ke-ke-

kewajiban itu?kewajiban itu?

Oleh sebab itu dOleh sebab itu deontologi dinilai tidak fleksibel.eontologi dinilai tidak fleksibel.

Page 32: KULIAH ETIKA PPDS

TELEOLOGITELEOLOGI

Teleologi merupakan teori pengambilan keputusan etis Teleologi merupakan teori pengambilan keputusan etis dengan menetapkan benar dan salah dengan menetapkan benar dan salah suatu perbuatan di-suatu perbuatan di-dasarkan atasdasarkan atas akibat dari perbuatan akibat dari perbuatan itu itu..

Berasal dari kata “telos”, yang berarti akhir atau tujuan.Berasal dari kata “telos”, yang berarti akhir atau tujuan.

Teleologi kadang-kadang disebut situation-ethics (etika Teleologi kadang-kadang disebut situation-ethics (etika situasi) atau calculus morality.situasi) atau calculus morality.

Prinsip utility (manfaat) merupakan dasar Prinsip utility (manfaat) merupakan dasar utama utama teleologi.teleologi.

Utilarianism merupakan contoh dari teleologi, yang me-Utilarianism merupakan contoh dari teleologi, yang me-nentukan berguna tidaknya suatu perbuatan dilihat dari nentukan berguna tidaknya suatu perbuatan dilihat dari akibatnya; sehingga perbuatan yang benar akan menghasil-akibatnya; sehingga perbuatan yang benar akan menghasil-kan kebaikankan kebaikan,, sementara perbuatan yang salah akan sementara perbuatan yang salah akan menghasilkan kerugian.menghasilkan kerugian. (Catalano, J, T, 1991)(Catalano, J, T, 1991)

Page 33: KULIAH ETIKA PPDS

IDE KUNCI TELEOLOGIIDE KUNCI TELEOLOGI

Baik (good) didefinisikan sebagai kebahagiaan atauBaik (good) didefinisikan sebagai kebahagiaan atau kese- kese- nangan.nangan.

Suatu tindakan dianggap benar (right) apabila dapat Suatu tindakan dianggap benar (right) apabila dapat membawa kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian sekecil-membawa kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian sekecil-kecilnya. kecilnya.

Teleologi tidak memiliki prinsip-prinsip yang kaku, kode Teleologi tidak memiliki prinsip-prinsip yang kaku, kode moral, tugas dan kewajiban atau peraturan-aturan tertentu moral, tugas dan kewajiban atau peraturan-aturan tertentu untuk menyelesaikan situasi yang khusus.untuk menyelesaikan situasi yang khusus.

Asumsi dasarnya adalah bahwa good and harm dapat Asumsi dasarnya adalah bahwa good and harm dapat dikalkulasi seperti formula matematika sehingga seseorang dikalkulasi seperti formula matematika sehingga seseorang dapat menilai tingkat good and evil terhadap kasus spesifik.dapat menilai tingkat good and evil terhadap kasus spesifik.

Pembuat keputusan mempertimbangkan tindakannya Pembuat keputusan mempertimbangkan tindakannya untuk kesejahteraan umum sebagaimana yang dilakukan untuk kesejahteraan umum sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang saat menghadapi situasi yang sama.oleh kebanyakan orang saat menghadapi situasi yang sama.

Page 34: KULIAH ETIKA PPDS

KETERBATASAN TELEOLOGIKETERBATASAN TELEOLOGI

Beberapa ahli menganggap teleologi lebih membantu Beberapa ahli menganggap teleologi lebih membantu tercapainya kebahagiaan maksimum bagi beberapa orang tercapainya kebahagiaan maksimum bagi beberapa orang dari pada kebahagiaan kebanyakan orang.dari pada kebahagiaan kebanyakan orang.Karena prinsipnya utility maka orang dapat mengalami Karena prinsipnya utility maka orang dapat mengalami konflik yang tidak terselesaikan ketika harus menentukan konflik yang tidak terselesaikan ketika harus menentukan benar dan salah.benar dan salah.

Pertanyaan yang sering muncul adalah, tindakan mana Pertanyaan yang sering muncul adalah, tindakan mana yang lebih menghasilkan kebaikan sebesar-besarnya dan yang lebih menghasilkan kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian sekecil-kecilnya.kerugian sekecil-kecilnya.

Teleologi cenderung mengabaikan hak-hak Teleologi cenderung mengabaikan hak-hak & & kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan individu.kebutuhan individu.Mengukur nilai kebaikan relatif dan kerugian relatif dari Mengukur nilai kebaikan relatif dan kerugian relatif dari suatu tindakan sangat sulit, bahkan sering tidak mungkin.suatu tindakan sangat sulit, bahkan sering tidak mungkin.

Penentuan the greatest good sangat subjektif dan dapat Penentuan the greatest good sangat subjektif dan dapat menghasilkan inkonsistensi keputusan. menghasilkan inkonsistensi keputusan.

Page 35: KULIAH ETIKA PPDS

VIII. ETHICAL DECISION MAKINGVIII. ETHICAL DECISION MAKING

IntroductionIntroduction::

Decision about ethical dilemmas are influenced by Decision about ethical dilemmas are influenced by numerous and wide ranging factors.numerous and wide ranging factors.

As the world changes, new dilemmas arise and old As the world changes, new dilemmas arise and old ethical dilemmas take on the significance.ethical dilemmas take on the significance.

Major advances of science, technology and health Major advances of science, technology and health care during the past 50 years have out-paced the care during the past 50 years have out-paced the abilities of those in ethics and law to solve problems abilities of those in ethics and law to solve problems created by these advances.created by these advances.

(Catalano, J, T, 1991)(Catalano, J, T, 1991)

IntroductionIntroduction::

Decision about ethical dilemmas are influenced by Decision about ethical dilemmas are influenced by numerous and wide ranging factors.numerous and wide ranging factors.

As the world changes, new dilemmas arise and old As the world changes, new dilemmas arise and old ethical dilemmas take on the significance.ethical dilemmas take on the significance.

Major advances of science, technology and health Major advances of science, technology and health care during the past 50 years have out-paced the care during the past 50 years have out-paced the abilities of those in ethics and law to solve problems abilities of those in ethics and law to solve problems created by these advances.created by these advances.

(Catalano, J, T, 1991)(Catalano, J, T, 1991)

Page 36: KULIAH ETIKA PPDS

Learning ObjectivesLearning Objectives::

1. 1. To be able to iTo be able to identify factors that influence ethical dentify factors that influence ethical decisiondecision making:making:

a. Socio-cultural factors. a. Socio-cultural factors.

b. Scientific and technological advances.b. Scientific and technological advances.

c. Legal issues.c. Legal issues.

d. Changes in the occupational status of health d. Changes in the occupational status of health

care workers.care workers.

e. Consumer involvement in health care.e. Consumer involvement in health care.

Page 37: KULIAH ETIKA PPDS

2. 2. To be able to eTo be able to exxplain plain the four concepts central to the four concepts central to ethical decision making (the ethical decision making (the 44 moral principles). moral principles).

According to According to Catalano, J, T, 1991):Catalano, J, T, 1991):

11. Autonomy.. Autonomy.22. Justice.. Justice.33. Fidelity.. Fidelity.44. Beneficence. . Beneficence.

According to Beauchamp, Childress; 1983:According to Beauchamp, Childress; 1983:11. Beneficence.. Beneficence.22. Non-maleficence.. Non-maleficence.33. Autonomy.. Autonomy.4. J4. Justice.ustice.

Page 38: KULIAH ETIKA PPDS

AUTONOMYAUTONOMYMerujuk pada adanya hak pasien untuk membuat Merujuk pada adanya hak pasien untuk membuat keputusan atas kepentingannya sendiri dimana:keputusan atas kepentingannya sendiri dimana:

a. Otonomi konsumen punya batas dan tidak boleh a. Otonomi konsumen punya batas dan tidak boleh mengganggu otonomi profesional.mengganggu otonomi profesional. b. Profesional juga memiliki tingkat otonomi, yang b. Profesional juga memiliki tingkat otonomi, yang pada batas tertentu tidak dapat dipengaruhi.pada batas tertentu tidak dapat dipengaruhi.

JUSTICE JUSTICE Justice merujuk pada adanya kewajiban yang adil Justice merujuk pada adanya kewajiban yang adil dan seimbang, dimana:dan seimbang, dimana:

a. Kewajiban diterapkan kepada seseorang dan pe- a. Kewajiban diterapkan kepada seseorang dan pe- merintah.merintah. b. Hak-hak b. Hak-hak seseorang seseorang menjadi menjadi terbatas terbatas bilamanabilamana melanggar hak-hak orang lain.melanggar hak-hak orang lain.

Page 39: KULIAH ETIKA PPDS

FIDELITYFIDELITY

Merujuk pada kesetiaan, kejujuran dan kecermatan ter-Merujuk pada kesetiaan, kejujuran dan kecermatan ter-hadap tanggung jawab yang diemban, dimana:hadap tanggung jawab yang diemban, dimana:

a. Fidelity merupakan elemen kunci dari akontabilitas.a. Fidelity merupakan elemen kunci dari akontabilitas. b. Konflik bisa terjadi antara fidelity terhadap konsu-b. Konflik bisa terjadi antara fidelity terhadap konsu- men, employer, masyarakat dan pemerintah.men, employer, masyarakat dan pemerintah.

BENEFICENCEBENEFICENCE

Merujuk pada kewajiban to do good not harm, dimana:Merujuk pada kewajiban to do good not harm, dimana: a. Problem dapat timbul tidak saja ketika sedang a. Problem dapat timbul tidak saja ketika sedang mencoba memutuskan apa yang baik, tetapi juga mencoba memutuskan apa yang baik, tetapi juga ketika sedang menentukan siapa yang seharusnya ketika sedang menentukan siapa yang seharusnya membuat keputusan.membuat keputusan. b. Penderitaan sesaat di bidang medik kadangkala di-b. Penderitaan sesaat di bidang medik kadangkala di- perlukan untuk menghasilkan kebaikan.perlukan untuk menghasilkan kebaikan.

Page 40: KULIAH ETIKA PPDS

IX. ETHICAL DECISION MAKING IX. ETHICAL DECISION MAKING MODELMODEL

A moral problem can be approached by way of A moral problem can be approached by way of a five step process, including:a five step process, including:

1.1. Assessing the situation.Assessing the situation.

2.2. Diagnosing / identifying the moral problem.Diagnosing / identifying the moral problem.

3.3. Setting moral goals and planning an appropriate Setting moral goals and planning an appropriate

moral course of action.moral course of action.

4. Implementating the moral plan of action.4. Implementating the moral plan of action.

5. Evaluating the moral outcomes of action imple – 5. Evaluating the moral outcomes of action imple –

mentated.mentated. (Johnstone; 1989)(Johnstone; 1989)

Page 41: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA KHUSUSETIKA KHUSUSETIKA KHUSUSETIKA KHUSUS

Page 42: KULIAH ETIKA PPDS
Page 43: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA KHUSUS / TERAPANETIKA KHUSUS / TERAPAN

Membahas penerapan teori etika dasar kedalam Membahas penerapan teori etika dasar kedalam bidang kehidupan manusia; antara lain:bidang kehidupan manusia; antara lain: 1. 1. Etika thd makhluk hidupEtika thd makhluk hidup

2. Etika Profesi Medis Biomedical Ethics2. Etika Profesi Medis Biomedical Ethics

3. Etika Klinik3. Etika Klinik (Bio-etik) (Bio-etik)

4. Dan Lain-Lain.4. Dan Lain-Lain.

Membahas penerapan teori etika dasar kedalam Membahas penerapan teori etika dasar kedalam bidang kehidupan manusia; antara lain:bidang kehidupan manusia; antara lain: 1. 1. Etika thd makhluk hidupEtika thd makhluk hidup

2. Etika Profesi Medis Biomedical Ethics2. Etika Profesi Medis Biomedical Ethics

3. Etika Klinik3. Etika Klinik (Bio-etik) (Bio-etik)

4. Dan Lain-Lain.4. Dan Lain-Lain.

Etika thd makhluk hidupEtika thd makhluk hidup, etika profesi medis dan , etika profesi medis dan etikaetika klinik mutlak perlu diberikan kepada calonklinik mutlak perlu diberikan kepada calon te- te- naga kesehatan naga kesehatan melalui pendekatan “Problem Based melalui pendekatan “Problem Based LearningLearning Approach Approach”.”.

Etika thd makhluk hidupEtika thd makhluk hidup, etika profesi medis dan , etika profesi medis dan etikaetika klinik mutlak perlu diberikan kepada calonklinik mutlak perlu diberikan kepada calon te- te- naga kesehatan naga kesehatan melalui pendekatan “Problem Based melalui pendekatan “Problem Based LearningLearning Approach Approach”.”.

Page 44: KULIAH ETIKA PPDS

BIO-ETHICSBIO-ETHICSBerasal dari bahasa Yunani, yaitu:Berasal dari bahasa Yunani, yaitu: - Bios (life) = kehidupan / makhluk hidup.- Bios (life) = kehidupan / makhluk hidup. - Ethike = etika / filsafah moral.- Ethike = etika / filsafah moral.Maknanya: etika terhadap makhluk hidup, yang Maknanya: etika terhadap makhluk hidup, yang dalam perkembangannya tidak terbatas pada ma-dalam perkembangannya tidak terbatas pada ma-nusia; tetapi juga hewan, biosphere dan tumbuhan.nusia; tetapi juga hewan, biosphere dan tumbuhan.

Hingga saat ini belum ada kesepakatan para ahli Hingga saat ini belum ada kesepakatan para ahli mengenai definisi, termasuk ruanglingkupnya.mengenai definisi, termasuk ruanglingkupnya.

O’Neill menyatakan “Bio-ethics is not a discipline”.O’Neill menyatakan “Bio-ethics is not a discipline”.

AksoyAksoy menyatakanmenyatakan “Bioethics“Bioethics isis aa quasiquasi--socialsocial scienscien--ce that offers solutions to the moral conflicts that ce that offers solutions to the moral conflicts that arise in medical and biological science practice”.arise in medical and biological science practice”.

Page 45: KULIAH ETIKA PPDS

Kugarise, Sheldon; 2000Kugarise, Sheldon; 2000::

The systematic study of the moral dimensions (in- The systematic study of the moral dimensions (in- cluding moral vision, decisions, conduct and policies) cluding moral vision, decisions, conduct and policies) of lifeof life sciences andsciences and healthhealth care;care; employingemploying aa varietyvariety of of ethical methodologies in an interdisciplinary setting.ethical methodologies in an interdisciplinary setting.

Universal Declaration on Bioethics & Human RightUniversal Declaration on Bioethics & Human Right::

Prinsip-prinsip bioethics mencakup Human Dignity Prinsip-prinsip bioethics mencakup Human Dignity and Human Right; Benefit and Harm; Autonomy and and Human Right; Benefit and Harm; Autonomy and Individual Responsibility; Consent; Person without Individual Responsibility; Consent; Person without capacity to consent; Respect for Human Vulnerability capacity to consent; Respect for Human Vulnerability and Personal Integrity; Privacy and Confidentiality; .and Personal Integrity; Privacy and Confidentiality; .…………; Protecting Future Generation; and Protec-…………; Protecting Future Generation; and Protec-tion of the Environment, Biosphere and Biodiversity. tion of the Environment, Biosphere and Biodiversity.

Page 46: KULIAH ETIKA PPDS

INTERNATIONAL STANDARDS INTERNATIONAL STANDARDS

FOR ETHICS AND RESPONSIBILITYFOR ETHICS AND RESPONSIBILITY

Core traits or virtues related to the community:Core traits or virtues related to the community: Social Responsibility. Social Responsibility. Environment responsibility.Environment responsibility. Sustainable Development.Sustainable Development. Socio-economic Development. Socio-economic Development. Social Welfare.Social Welfare. Gender Equality.Gender Equality. Socio-economic Equity.Socio-economic Equity. Peace.Peace. Scientific Freedom.Scientific Freedom. Human Right.Human Right. Democratic Development. Democratic Development. (Daryl Macer, 2007)(Daryl Macer, 2007)

Page 47: KULIAH ETIKA PPDS

GOALS OF BIOETHICS EDUCATION GOALS OF BIOETHICS EDUCATION

1. Develop Knowledge:1. Develop Knowledge:

DevelopingDeveloping trans-disciplinarytrans-disciplinary contentcontent knowledge. knowledge.

Understanding the advanced biological concepts.Understanding the advanced biological concepts.

Being to integrate the use of scientific knowledge,Being to integrate the use of scientific knowledge,

facts and ethical principles and argumentation in facts and ethical principles and argumentation in

discussing cases involving moral dilemmas. discussing cases involving moral dilemmas.

Understand the breadth of questionsUnderstand the breadth of questions that are pos-that are pos-

ed by advanced science and technology.ed by advanced science and technology.

(Darryl Macer, 2007)(Darryl Macer, 2007)

Page 48: KULIAH ETIKA PPDS

2. Develop Skills: 2. Develop Skills: Balancing benefits and risks of Science and Balancing benefits and risks of Science and Technology.Technology. BeingBeing ableable toto undertakeundertake aa riskrisk // benefitbenefit analysis. analysis. Developing critical thinking and decision ma- Developing critical thinking and decision ma- king skills and reflective processes.king skills and reflective processes. Developing creative thinking skills.Developing creative thinking skills. Developing foresight ability to evade possible Developing foresight ability to evade possible risks of science and technology.risks of science and technology. Developing skill for “informed choice”.Developing skill for “informed choice”. Developing required skills to detect bias in Developing required skills to detect bias in scientific method, interpretation and presentati-scientific method, interpretation and presentati- on of research result.on of research result. (Darryl Macer, 2007)(Darryl Macer, 2007)

Page 49: KULIAH ETIKA PPDS

3. Personal Moral Development:3. Personal Moral Development: Increasing respect for different people and Increasing respect for different people and culture, and their values. culture, and their values. Developing scientific attitudes, reflective pro-Developing scientific attitudes, reflective pro- cesses, and an ability for holistic appraisal, cesses, and an ability for holistic appraisal, while not ignoring the values for reductionist while not ignoring the values for reductionist analysis.analysis. Gaining knowledge about bias in the inter-Gaining knowledge about bias in the inter- pretation and presentation of research results, pretation and presentation of research results, benefits and risks of technology and bioethical benefits and risks of technology and bioethical issues, and how to detect bias. issues, and how to detect bias. Exploring moralsExploring morals // values (values clarification). values (values clarification). Promoting values analysis and value based Promoting values analysis and value based utilization our scarce natural resouces.utilization our scarce natural resouces. (Darryl Macer, 2007)(Darryl Macer, 2007)

Page 50: KULIAH ETIKA PPDS

MATERI BIOETIKAMATERI BIOETIKA THD MAKHLUK HIDUP THD MAKHLUK HIDUP

1. Manusia beserta kehidupannya:1. Manusia beserta kehidupannya: a. Pra-kehidupan (ovum, spermatozoa, embrio).a. Pra-kehidupan (ovum, spermatozoa, embrio). b.b. Durante kehidupan:Durante kehidupan: - Awal dan akhir kehidupan manusia.- Awal dan akhir kehidupan manusia. - Infertility, bayi tabung dan ibu tumpang.- Infertility, bayi tabung dan ibu tumpang. - Aborsi, infanticide, baby selling, dll.- Aborsi, infanticide, baby selling, dll. - Human experimentation.- Human experimentation. - Transplantasi, donor organ dan jaringan.- Transplantasi, donor organ dan jaringan. - Bioteknologi (rekayasa genetik, stem cell, dll).- Bioteknologi (rekayasa genetik, stem cell, dll). - Terminal illnesses, futility, penghentian terapi - Terminal illnesses, futility, penghentian terapi dan euthanasia.dan euthanasia. c. Pasca-kehidupan (kehormatan mayat, dll). c. Pasca-kehidupan (kehormatan mayat, dll). 2.2. Binatang dan kehidupannya (animal welfare):Binatang dan kehidupannya (animal welfare): a. Pemanfaatan binatang untuk percobaan.a. Pemanfaatan binatang untuk percobaan. b.b. Pemanfaatan organ, jaringan, sel serta gen, dll.Pemanfaatan organ, jaringan, sel serta gen, dll.

Page 51: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA PROFESIETIKA PROFESIETIKA PROFESIETIKA PROFESI

Page 52: KULIAH ETIKA PPDS

MENGATUR MENGATUR BAGAIMANA SEHARUSNYA BAGAIMANA SEHARUSNYA

PARA PARA DOKTER DOKTER BERSIKAP DAN BERTINDAK BERSIKAP DAN BERTINDAK

DALAM DALAM MELAKSANAKAN PROFESINYAMELAKSANAKAN PROFESINYA

Page 53: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA PROFESIETIKA PROFESI MMengatur prilaku etis terhadapengatur prilaku etis terhadap::

1.1. People who require medical carePeople who require medical care:: PPesakit esakit yang yang datang datang meminyameminya pertolongan pertolongan Dr Dr (pesakit (pesakit belum menjadi pasienbelum menjadi pasien))..

2.2. Patients (clients)Patients (clients):: Setelah pesakitSetelah pesakit menjadi pasien Dr. menjadi pasien Dr.

3. Health care team (co-workers)3. Health care team (co-workers):: Kewajiban Kewajiban terhadapterhadap anggota tim anggota tim kesehatan kesehatan..

4.4. Society (social context)Society (social context):: Kewajiban DKewajiban Dr terhadap masyarakat.r terhadap masyarakat.

5.5. ProfessionProfession:: Kewajiban Kewajiban tterhadaperhadap profesi (disiplin medis). profesi (disiplin medis).

Page 54: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA ETIKA TERHADAP PESAKITTERHADAP PESAKIT

Saat pesakit datang meminta pertolongan maka Saat pesakit datang meminta pertolongan maka kewajiban Dr sudah mulai muncul, kendati belumkewajiban Dr sudah mulai muncul, kendati belummenjadi pasiennya, antara lain:menjadi pasiennya, antara lain:

1.1. Wajib memperlakukan mereka dengan hormat Wajib memperlakukan mereka dengan hormat sebagai manusia bermartabat.sebagai manusia bermartabat.

2.2. Tidak Tidak boleh boleh membeda-bedakan membeda-bedakan pesakit pesakit berda-berda-sarkan: - suku bangsa;sarkan: - suku bangsa;

- ras dan warna kulit;- ras dan warna kulit; - agama atau kepercayaannya;- agama atau kepercayaannya; - pandangan politiknya; dll.- pandangan politiknya; dll.

Page 55: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA ETIKA TERHADAP PASIENTERHADAP PASIEN

1. Memberikan layanan medis yang benar dan 1. Memberikan layanan medis yang benar dan standar.standar.

2. Menghormati hak asasi pasien sbg manusia.2. Menghormati hak asasi pasien sbg manusia.3. Menghormati hak pasien untuk menyetujui 3. Menghormati hak pasien untuk menyetujui atauatau tidaktidak menyetujuimenyetujui terhadapterhadap tindakantindakan medis.medis.4.4. Menghormati kerahasiaan medis.Menghormati kerahasiaan medis.5.5. Memberikan informasi yang jelas dan benar.Memberikan informasi yang jelas dan benar.6.6. Menyerahkan ke ahli lain bila tidak mampu lagi.Menyerahkan ke ahli lain bila tidak mampu lagi.7.7. Menghormati hak pasien untuk mendapatkan Menghormati hak pasien untuk mendapatkan second opinion, dll.second opinion, dll.

Page 56: KULIAH ETIKA PPDS

HUMAN RIGHTSHUMAN RIGHTS

HAM terkait HAM terkait medical ethics: medical ethics: 1. 1. The right to life.The right to life.2. 2. Freedom from discrimination.Freedom from discrimination.3. 3. Freedom from torture and cruel.Freedom from torture and cruel.4.4. Freedom from inhuman or degrading Freedom from inhuman or degrading treatment.treatment.5. 5. Freedom of opinion and expression.Freedom of opinion and expression.6. 6. The right to equal access to publicThe right to equal access to public serser-- vices.vices.7. 7. The right to medical care. The right to medical care.

Page 57: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA ETIKA TERHADAP TIMTERHADAP TIM

Dr tidak mungkin dapat bekerja sendirian.Dr tidak mungkin dapat bekerja sendirian.

Dr perlu bantuan Dr lain, perawat, bidan, dll.Dr perlu bantuan Dr lain, perawat, bidan, dll.

Oleh sebab itu, kewajiban Dr terhadap mereka: Oleh sebab itu, kewajiban Dr terhadap mereka: 1. Tidak boleh menjatuhkan anggota tim lain dgn 1. Tidak boleh menjatuhkan anggota tim lain dgn maksud agar pasien lebih mempercayainya.maksud agar pasien lebih mempercayainya.2. Mengingatkan dan membetulkan manakala ada 2. Mengingatkan dan membetulkan manakala ada anggota tim melakukan kesalahan.anggota tim melakukan kesalahan.3.3. Tidak boleh menafikan jasa anggota tim lain.Tidak boleh menafikan jasa anggota tim lain.4.4. Tidak boleh menyalahkan didepan pasien, dll.Tidak boleh menyalahkan didepan pasien, dll.

Page 58: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA ETIKA TERHADAP MASYARAKATTERHADAP MASYARAKAT

1. 1. Jujur & bersikap terbuka kepada masyarakat.Jujur & bersikap terbuka kepada masyarakat.2. Mengingatkan masyarakat apabila ditemukan 2. Mengingatkan masyarakat apabila ditemukan

hal-hal yang dapat mengancam masyarakat.hal-hal yang dapat mengancam masyarakat.4.4. Melakukan upaya yang pantas untuk menyele- Melakukan upaya yang pantas untuk menyele- saikan problem kesehatan yang dialami olehsaikan problem kesehatan yang dialami oleh masyarakat.masyarakat.3.3. Meletakkan garis keseimbangan yang adil anta-Meletakkan garis keseimbangan yang adil anta- ra social right dengan individual right dan anta-ra social right dengan individual right dan anta- ra social interest dengan individual interest.ra social interest dengan individual interest.

Page 59: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKA ETIKA TERHADAP PROFESITERHADAP PROFESI

Antara lain:Antara lain:1. Konsisten (istiqomah) terhadap profesi medis.1. Konsisten (istiqomah) terhadap profesi medis.2.2. Tidak menggunakan metode pengobatan lain Tidak menggunakan metode pengobatan lain

selain ilmu kedokteran moderen.selain ilmu kedokteran moderen.3.3. Selalu meningkatkan ilmu & ketrampilan klinisSelalu meningkatkan ilmu & ketrampilan klinis agar dapat memberikan layanan medis sebaik-agar dapat memberikan layanan medis sebaik- baiknya kepada pasien.baiknya kepada pasien.4.4. Mengembangkan ilmu dengan melakukan riset.Mengembangkan ilmu dengan melakukan riset.5.5. Dan lain-lain.Dan lain-lain.

Page 60: KULIAH ETIKA PPDS

DALAM BENTUK APADALAM BENTUK APA

NILAI NILAI ETIKAETIKA DIWUJUDKAN ??? DIWUJUDKAN ???

&&

DI SARANA (MEDIA) APA DI SARANA (MEDIA) APA

NILAI ETIKA DITUANGKAN ???NILAI ETIKA DITUANGKAN ???

Page 61: KULIAH ETIKA PPDS

Nilai etika diwujudkan dalam bentuk: Nilai etika diwujudkan dalam bentuk: 1. 1. Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip (yaitu(yaitu beneficence,beneficence, non-maleficence, autonomy, justice). non-maleficence, autonomy, justice). 2. Standar-standar (Standards); dan2. Standar-standar (Standards); dan 3. Aturan-aturan (Rules) 3. Aturan-aturan (Rules) dikodifikasi dikodifikasi dalam KODEKI.dalam KODEKI.

Nilai etika dituangkan didalam media:Nilai etika dituangkan didalam media: 1. Sumpah (Oaths);1. Sumpah (Oaths); 2. Kesepakatan (Declarations); atau2. Kesepakatan (Declarations); atau 3. Kode Etik (Ethical Codes).3. Kode Etik (Ethical Codes).

Page 62: KULIAH ETIKA PPDS

1. 1. PrinPrinsipsip: :

- Prin- Prinsip menjelaskan tentang nilai-nilai dasar (asas) sip menjelaskan tentang nilai-nilai dasar (asas) yang harus dipatuhi.yang harus dipatuhi. - Prin- Prinsip dapat digunakan untuk menjastifikasisip dapat digunakan untuk menjastifikasi rules rules (aturan)(aturan).. - Prin- Prinsip juga bisa digunakan sebagai pedoman menga- sip juga bisa digunakan sebagai pedoman menga- tasi situasi yang tidak mungkin diatur dalam tasi situasi yang tidak mungkin diatur dalam rules. rules.

2. 2. StandarStandar:: - Standard- Standard digunakan mentera apakah baik atau buruk, digunakan mentera apakah baik atau buruk, lebih baik atau lebih buruk, dan bijak atau tidaklebih baik atau lebih buruk, dan bijak atau tidak. . - Standard - Standard dipakai dipakai sebagai pedoman prilaku; dengansebagai pedoman prilaku; dengan memberikan memberikan batasan ciri-ciri yang baik batasan ciri-ciri yang baik (untuk diikuti)(untuk diikuti) dan ciri-ciri yang buruk (untuk dihindari).dan ciri-ciri yang buruk (untuk dihindari).

Page 63: KULIAH ETIKA PPDS

3. 3. Aturan (rAturan (rulesules)): :

- - AturanAturan dapatdapat dirumuskandirumuskan hanyahanya apabilaapabila suatusuatu prilakuprilaku tertentu hampir pasti benar atau hampir pasti salah.tertentu hampir pasti benar atau hampir pasti salah.

- - Banyak kasus di bidang medis & perumahsakitan yangBanyak kasus di bidang medis & perumahsakitan yang tidak dapat diselesaikan dengan rule yang adatidak dapat diselesaikan dengan rule yang ada..

(Michael D Bayles)(Michael D Bayles)

*** *** Pasal-pasalPasal-pasal didalam KODEKI pada hakekatnya merupa- didalam KODEKI pada hakekatnya merupa- kan rule, yang belum dapat mengatasi seluruh problemkan rule, yang belum dapat mengatasi seluruh problem kedokteran sehingga prinsip etik menjadi penting. kedokteran sehingga prinsip etik menjadi penting.

Page 64: KULIAH ETIKA PPDS

ETIKAETIKA

Hukum memuat KEWAJIBAN dan HAK !!!Hukum memuat KEWAJIBAN dan HAK !!!Sanksi (baik pidana / perdata dapat dipaksakan.Sanksi (baik pidana / perdata dapat dipaksakan.

HUKUMHUKUMHUKUMHUKUM

Etika memuat KEWAJIBAN saja !!!Etika memuat KEWAJIBAN saja !!!Sanksinya bSanksinya berupa kata, bahasaerupa kata, bahasa, , isyarat isyarat (mis: (mis: cibiran / cemohan) sampai tindakan pengasi-cibiran / cemohan) sampai tindakan pengasi-ngan atau pengucilan; ngan atau pengucilan; yang yang kesemuanya itu kesemuanya itu memerepresentasirepresentasikankan ketidak-sukaan / ketidak-sukaan / ketidakketidak--sesenangnanganan ko komunitasmunitasnya.nya.Sanksi tersebut tidak dapat dipaksakan.Sanksi tersebut tidak dapat dipaksakan.

Etika memuat KEWAJIBAN saja !!!Etika memuat KEWAJIBAN saja !!!Sanksinya bSanksinya berupa kata, bahasaerupa kata, bahasa, , isyarat isyarat (mis: (mis: cibiran / cemohan) sampai tindakan pengasi-cibiran / cemohan) sampai tindakan pengasi-ngan atau pengucilan; ngan atau pengucilan; yang yang kesemuanya itu kesemuanya itu memerepresentasirepresentasikankan ketidak-sukaan / ketidak-sukaan / ketidakketidak--sesenangnanganan ko komunitasmunitasnya.nya.Sanksi tersebut tidak dapat dipaksakan.Sanksi tersebut tidak dapat dipaksakan.

Page 65: KULIAH ETIKA PPDS

CLINICAL ETHICSCLINICAL ETHICSCLINICAL ETHICSCLINICAL ETHICS

Page 66: KULIAH ETIKA PPDS

CLINICAL ETHICSCLINICAL ETHICS

Clinical ethics is a practical discipline that Clinical ethics is a practical discipline that

provide a structured approach for identifying, provide a structured approach for identifying,

analyzing, and resolving ethical issues in clini- analyzing, and resolving ethical issues in clini-

cal medicine.cal medicine.

(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)

Page 67: KULIAH ETIKA PPDS

ACUAN ACUAN DALAM PENERAPAN ETIKA KLINIKDALAM PENERAPAN ETIKA KLINIK

1. Medical Indication (Indikasi Medis).1. Medical Indication (Indikasi Medis).

2. Patient Preferences (Keinginan Pasien); 2. Patient Preferences (Keinginan Pasien); mismis DNRDNR.. 3. Quality of Life (Mutu Hidup setelah pengobatan).3. Quality of Life (Mutu Hidup setelah pengobatan).

4. Contextual 4. Contextual Features Features (Faktor-faktor kontekstual).(Faktor-faktor kontekstual). (Jonsen, Siegler, Winslade, 2006)(Jonsen, Siegler, Winslade, 2006)

Topik-topik tersebut harus selalu menjadi pertimbangan dokterTopik-topik tersebut harus selalu menjadi pertimbangan dokterdalam menyelesaikan ethical issues dalam kedokteran klinik.dalam menyelesaikan ethical issues dalam kedokteran klinik.

Pada hakekatnya, acuan tersebut diatas merupakan penjabaran Pada hakekatnya, acuan tersebut diatas merupakan penjabaran dari ke-empat prinsip dasar moral agar lebih operasional.dari ke-empat prinsip dasar moral agar lebih operasional.

Topik-topik tersebut harus selalu menjadi pertimbangan dokterTopik-topik tersebut harus selalu menjadi pertimbangan dokterdalam menyelesaikan ethical issues dalam kedokteran klinik.dalam menyelesaikan ethical issues dalam kedokteran klinik.

Pada hakekatnya, acuan tersebut diatas merupakan penjabaran Pada hakekatnya, acuan tersebut diatas merupakan penjabaran dari ke-empat prinsip dasar moral agar lebih operasional.dari ke-empat prinsip dasar moral agar lebih operasional.

Page 68: KULIAH ETIKA PPDS

MEDICAL INDICATIONMEDICAL INDICATION

1. 1. ApaApa sesungguhnyasesungguhnya problemproblem kesehatankesehatan papasien; sien;

meliputi riwayat, diagnosis, prognosis?meliputi riwayat, diagnosis, prognosis?2. 2. Apakah problem Apakah problem kesehatan tersebutkesehatan tersebut akut, kro akut, kro-- nis, urnis, urgen gen ataukah reversiblel?ataukah reversiblel?3. 3. Apa tujuan dari tindakan medis?Apa tujuan dari tindakan medis?4. 4. Bagaimana probabilitas kesuksesannya?Bagaimana probabilitas kesuksesannya?5. 5. Apa rancangan selanjutnya jika seandainya Apa rancangan selanjutnya jika seandainya tin-tin- dakan medis mengalami kegagalan?dakan medis mengalami kegagalan? (Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)

Page 69: KULIAH ETIKA PPDS

PATIENT PREFERENCESPATIENT PREFERENCES

1. 1. Apakah pasien dalam kondisi Apakah pasien dalam kondisi mentally mentally inca-inca- pablepable dan dan legally competent legally competent serta apa serta apa buktinyabuktinya jika pasien djika pasien dalaalam kondisi m kondisi incapacityincapacity??2. 2. Jika pasien kompeten, apakah ia Jika pasien kompeten, apakah ia menyatakanmenyatakan menyatakan sendiri keinginannya untuk dimenyatakan sendiri keinginannya untuk diobati?obati?3. 3. Apakah pasien Apakah pasien sudasudah diberi informasi tenh diberi informasi tentangtang keuntungan dan risikonya serta telah keuntungan dan risikonya serta telah memahamimemahami dan memberikan persetujuan?dan memberikan persetujuan?

Page 70: KULIAH ETIKA PPDS

4. 4. Jika pasien dalam kondisiJika pasien dalam kondisi incapacity incapacity, siapakah, siapakah sebenarnya yang berhak mewakilisebenarnya yang berhak mewakili kepentingan kepentingan merekamereka dandan apakah mereka telah apakah mereka telah menggunakanmenggunakan standar ystandar yanang benar dg benar dalamalam me menentukan keputu-nentukan keputu- ssannya?annya?5. 5. Apakah pasien sebelumnya Apakah pasien sebelumnya sudasudah menyatakan h menyatakan keinginannya (misalnya keinginannya (misalnya advance directivesadvance directives)?)?6. 6. Apakah pasien tidak bersedia atau tidak Apakah pasien tidak bersedia atau tidak mampumampu bersibersikapkap kooperatif kooperatif terhadapterhadap tindakan m tindakan medis edis dan jika ya lalu mengapa sebabnya?dan jika ya lalu mengapa sebabnya?

(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)

Page 71: KULIAH ETIKA PPDS

QUALITY OF LIFEQUALITY OF LIFE

1. 1. Apa prospeknya, baik dengan atau tanpa tindakApa prospeknya, baik dengan atau tanpa tindak-- an medis, uan medis, uttk kembali menuju kehidupan normal?k kembali menuju kehidupan normal?2. 2. Apa kekurangan yang masih akan dialami Apa kekurangan yang masih akan dialami jika se-jika se- andainyaandainya tindakantindakan medismedis mengalami keberhasilan?mengalami keberhasilan?3. 3. Apakah ada bias penilaian dokter Apakah ada bias penilaian dokter tentangtentang kualitas kualitas hidup pasien?hidup pasien?4. 4. Apakah kondisi sekarang atau Apakah kondisi sekarang atau mendatang mendatang didiingin-ingin- kan oleh pasien untuk meneruskan hidupnya?kan oleh pasien untuk meneruskan hidupnya?5. 5. Adakah rancangan Adakah rancangan atauatau masuk akalkah untuk masuk akalkah untuk memenolak pengobatan?nolak pengobatan?6. 6. Apakah rancangan untuk membebaskannya dari Apakah rancangan untuk membebaskannya dari penderitaan serta perawatan paliatif?penderitaan serta perawatan paliatif?

(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)

Page 72: KULIAH ETIKA PPDS

CONTEXTUAL FEATURESCONTEXTUAL FEATURES

1. 1. Adakah isu-isu keluarga yang dapat memAdakah isu-isu keluarga yang dapat mem-- pengaruhi keputusan medis?pengaruhi keputusan medis?2. 2. Adakah isu-isu Adakah isu-isu providerprovider (dokter dan pera (dokter dan pera-- wat) yang dapat mempengaruhi keputusan wat) yang dapat mempengaruhi keputusan medis?medis?3. 3. Adakah faktor-faktor finansial Adakah faktor-faktor finansial && ekonomi ekonomi yg dapat mempengaruhi keputusan medis?yg dapat mempengaruhi keputusan medis?4. 4. Adakah faktor-faktor agama dan kultur Adakah faktor-faktor agama dan kultur yg dapat mempengaruhi keputusan medis?yg dapat mempengaruhi keputusan medis?5. 5. Adakah keteAdakah keteRRbatasan-keterbatasan mebatasan-keterbatasan me-- nyangkut konfidensialitas?nyangkut konfidensialitas?

Page 73: KULIAH ETIKA PPDS

CONTEXTUAL FEATURESCONTEXTUAL FEATURES

6. 6. Adakah problem-problem menyangkut Adakah problem-problem menyangkut sumber daya?sumber daya?7. 7. Bagaimana hukum mempengaruhi keputuBagaimana hukum mempengaruhi keputu-- san medis?san medis?8. 8. Adakah keterkaitan dengan program riset Adakah keterkaitan dengan program riset atau pendidikan?atau pendidikan?9. 9. Adakah konflik kepentingan dari sebagian Adakah konflik kepentingan dari sebagian provider provider (dokter (dokter && perawat) dan institusi? perawat) dan institusi?

(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)

Page 74: KULIAH ETIKA PPDS

TEKNOLOGI MAJUTEKNOLOGI MAJUTEKNOLOGI MAJUTEKNOLOGI MAJU

Page 75: KULIAH ETIKA PPDS

We have to realize that major advances of We have to realize that major advances of science, technology and health care duringscience, technology and health care during the past 50 years have the past 50 years have ooutpaced the abilities utpaced the abilities of those in ethics of those in ethics andand law to solve problems law to solve problems created by these created by these aadvances.dvances.

We have to realize that major advances of We have to realize that major advances of science, technology and health care duringscience, technology and health care during the past 50 years have the past 50 years have ooutpaced the abilities utpaced the abilities of those in ethics of those in ethics andand law to solve problems law to solve problems created by these created by these aadvances.dvances.

Page 76: KULIAH ETIKA PPDS

PHILOSOPHYPHILOSOPHY

MoreMore thanthan anyany timetime inin history,history, itit isis necessary necessary to place to place the whole idea the whole idea of of scientific technique scientific technique inin aa newnew relationrelation toto life.life. AsAs wewe havehave noted,noted, oursoursis a society more and more dominated by tech- is a society more and more dominated by tech-

nique. Human technology is increasinglynique. Human technology is increasinglyattemptedattempted byby thethe behavioralbehavioral scientistsscientists & & others.others.TheThe modernmodern philosophyphilosophy mustmust respondrespond toto

techniquetechnique & & technologytechnology oror humanityhumanity willwill have have permanentlypermanently lostlost purpose,purpose, directiondirection & &

freedom.freedom.

(William (William

Barrett)Barrett)

Page 77: KULIAH ETIKA PPDS

PROGRESS INPROGRESS IN MEDICAL TECHNOLOGY MEDICAL TECHNOLOGY

It was triggered by the ability of understanding It was triggered by the ability of understanding genetics.genetics.

It uses a lot of advanced in imaging, computing and It uses a lot of advanced in imaging, computing and telecommunication.telecommunication.

Modern technology Modern technology ((machines, methods, and drugsmachines, methods, and drugs))

was founded for therapeutic and diagnostic needs. was founded for therapeutic and diagnostic needs.

But, some medical paradoxes then appears.But, some medical paradoxes then appears.

One of these is getting harder to differ between normal One of these is getting harder to differ between normal and abnormal or illnesses and non-illnessesand abnormal or illnesses and non-illnesses..

Page 78: KULIAH ETIKA PPDS

PARADOX OF MODERN MEDICINE PARADOX OF MODERN MEDICINE

PARADOX 1:PARADOX 1:

Modern medicine makes it possible !!! Modern medicine makes it possible !!! SometimesSometimes eveneven necessary,necessary, toto keepkeep deaddead peoplepeople alive.alive.

PARADOX 2:PARADOX 2:

Modern medicine tries to cure non-illnesses !!!Modern medicine tries to cure non-illnesses !!!

It It identifies identifies asymptomatic asymptomatic medical medical conditions conditions as as diseases. diseases.

Sometimes it even classifies risks as diseases.Sometimes it even classifies risks as diseases.

In In general, general, it it tends tends to to blur blur the the distinction distinction between between diseases and risks.diseases and risks.

(Prof. John Ladd)(Prof. John Ladd)

Page 79: KULIAH ETIKA PPDS

MEDICAL TECHNOLOGYMEDICAL TECHNOLOGY

Needs process that’s just understand well by Needs process that’s just understand well by the scientist.the scientist.

Public suspicious often comes about the truth of Public suspicious often comes about the truth of the information and independency of the scientist. the information and independency of the scientist.

The The suspicious suspicious appears because appears because of of the exact andthe exact and absolute answer can not been given by scientists.absolute answer can not been given by scientists.

The scientists themselves have some limitation or The scientists themselves have some limitation or even incapability to eliminate every risk element.even incapability to eliminate every risk element.

The suspicious increased because in reality, theThe suspicious increased because in reality, the technology technology is is under-controlled under-controlled by by multinational multinational company.company.

11

22

33

44

55

Page 80: KULIAH ETIKA PPDS

OTHER SIDE OFOTHER SIDE OF MEDICAL TECHNOLOGY MEDICAL TECHNOLOGY

1. 1. GiveGive chanceschances toto createcreate technologicaltechnological com- com- pulsion, that is, “if we can do it, let’s do it”.pulsion, that is, “if we can do it, let’s do it”.

2.2. Then, ethical and law problems appear.Then, ethical and law problems appear.

3. 3. “The slippery slope argument” may come to“The slippery slope argument” may come to trytry toto solvesolve ethicalethical andand lawlaw problems.problems.

4. 4. So, needed ethics and law discussion to So, needed ethics and law discussion to something something that that technically technically not not a a problem.problem.

Page 81: KULIAH ETIKA PPDS

THE POSITION OF THE POSITION OF MEDICAL SCIENTISTS IN SOCIETY MEDICAL SCIENTISTS IN SOCIETYIt’s very important, because only the scientists It’s very important, because only the scientists who can analyze the potential of benefits and risks.who can analyze the potential of benefits and risks.

They have an ethical duty to make a fair and open They have an ethical duty to make a fair and open analysis. analysis.

But, the final decision must not been given fully to But, the final decision must not been given fully to them,them, becausebecause sciencescience monopolymonopoly doesdoes notnot meanmean ethics ethics and wisdom monopoly.and wisdom monopoly.

Also can not been given to the patient himself because Also can not been given to the patient himself because bias of interest can influence in making decision.bias of interest can influence in making decision.

The society’s position is important too, so needed The society’s position is important too, so needed communicationcommunication andand opinionopinion buildingbuilding aboutabout thethe very very sensitive topics. sensitive topics.

Page 82: KULIAH ETIKA PPDS

PRENATAL SCREENIGPRENATAL SCREENIG

There is evidence from variety of studies There is evidence from variety of studies to suggest that being a carrier of a genetic to suggest that being a carrier of a genetic disease can be associated with :disease can be associated with :

Stigmatisation.Stigmatisation.

Discrimination. Discrimination.

Anxiety about future health.Anxiety about future health.

Loss of self esteem.Loss of self esteem.

Page 83: KULIAH ETIKA PPDS

A CASEA CASE

A pregnant woman with three children, all A pregnant woman with three children, all of them are daughters, visited an anti aborti-of them are daughters, visited an anti aborti-on clinic and said:on clinic and said:““Doctor, you have to perform abortion Doctor, you have to perform abortion unless you assure me that my baby is a unless you assure me that my baby is a malemale””..

What your opinion about this case ???What your opinion about this case ???What will you do as a doctor ???What will you do as a doctor ???Perform Perform sex screening sex screening while while hoping hoping thatthat the the result will be suitable with her will ---- or ---- result will be suitable with her will ---- or ---- do nothing ??? do nothing ???

Page 84: KULIAH ETIKA PPDS

AccordingAccording to abortion of fetus with genetic to abortion of fetus with genetic defect, a judge from Sweden, Hadding, 1982, defect, a judge from Sweden, Hadding, 1982, said:said:

““I am no friend of abortion and I am I am no friend of abortion and I am definitely no friend of infanticide, but I am definitely no friend of infanticide, but I am an enemy of senseless sufferingan enemy of senseless suffering andand II dodo react react when it is considered immoral to speak ofwhen it is considered immoral to speak ofabortionabortion asas consequentialconsequential measuremeasure toto undesir-undesir-ability of giving birth to disabled children ability of giving birth to disabled children wherewhere painpain sufferingsuffering areare prevailingprevailing condition”condition”..

Page 85: KULIAH ETIKA PPDS

APPLICATION of APPLICATION of MEDICAL TE MEDICAL TECCHNOLOGYHNOLOGY

1. Respect to life and living.1. Respect to life and living. 2. 2. Respect to human dignity and rights.Respect to human dignity and rights.

3. 3. Equality between risk and advantage.Equality between risk and advantage.

44. Awareness that ethics were not as . Awareness that ethics were not as

simple as the nature.simple as the nature.

Page 86: KULIAH ETIKA PPDS

oleh

Sofwan Dahlan

ABORSIABORSIDILIHAT DARI ASPEKDILIHAT DARI ASPEK

MEDIKAL, ETIK DAN HUKUMMEDIKAL, ETIK DAN HUKUM

ABORSIABORSIDILIHAT DARI ASPEKDILIHAT DARI ASPEK

MEDIKAL, ETIK DAN HUKUMMEDIKAL, ETIK DAN HUKUM

Page 87: KULIAH ETIKA PPDS

MOTHER THERESA:MOTHER THERESA:

““The greatest The greatest destroyer of destroyer of

peace peace is is the the

crying crying of innocent of innocent unborn babies”.unborn babies”.

Alasannya:Alasannya:

Karena korban aborsi jauh lebih banyak dari Karena korban aborsi jauh lebih banyak dari korban perang dimanapun !!!korban perang dimanapun !!! Korban perang di Kamboja 1 juta orang. Korban perang di Kamboja 1 juta orang. Korban bom atom di Jepang 175.000 orang.Korban bom atom di Jepang 175.000 orang.

Karena korban aborsi jauh lebih banyak dari Karena korban aborsi jauh lebih banyak dari korban perang dimanapun !!!korban perang dimanapun !!! Korban perang di Kamboja 1 juta orang. Korban perang di Kamboja 1 juta orang. Korban bom atom di Jepang 175.000 orang.Korban bom atom di Jepang 175.000 orang.

Don’t make us cry, .….doctor!!!

Don’t make us cry, .….doctor!!!

Page 88: KULIAH ETIKA PPDS

JUMLAH ABORSIJUMLAH ABORSI

• 46 juta kasus aborsi 46 juta kasus aborsi di seluruh dunia per di seluruh dunia per tahun.tahun.• 26 juta diantaranya 26 juta diantaranya legal.legal.• 20 juta sisanya dila-20 juta sisanya dila- kukan secara illegal.kukan secara illegal.• Semakin liberal suatu negara, semakin Semakin liberal suatu negara, semakin

rendah tingkatrendah tingkat aborsi. aborsi. (Durwald, 1971)(Durwald, 1971)

Page 89: KULIAH ETIKA PPDS

ALASAN ABORSI Penelitian di 27 negara th 1998, menun-

jukkan bahwa alasan aborsi ialah: 1. Keinginan untuk menunda memiliki

anak. 2. Masalah pekerjaan atau pendidikan. 3. Masalah keuangan atau biaya hidup. 4. Perceraian. 5. Kelainan kongenital pada janin.

Page 90: KULIAH ETIKA PPDS

DEFINISIDEFINISI Ada banyak kebingungan menAda banyak kebingungan mengenaigenai definisi definisi aborsi.aborsi.

Aborsi spontan (miscarriage) didefinisikan Aborsi spontan (miscarriage) didefinisikan sebagai hilangnya kehamilan sebelum janin sebagai hilangnya kehamilan sebelum janin viabel (25 - 26 mgg kehamilan).viabel (25 - 26 mgg kehamilan).

Hilangnya kehamilan sesudah itu disebut Hilangnya kehamilan sesudah itu disebut “preterm delivery”, atau dalam hal janin sudah “preterm delivery”, atau dalam hal janin sudah benar-benar mati disebut “stillbirths”.benar-benar mati disebut “stillbirths”.

Dalam hubungannya dengan terminologi Dalam hubungannya dengan terminologi “induced abortion”, umur (fase) kehamilan tidak “induced abortion”, umur (fase) kehamilan tidak dipersoalkan samasekali !!! dipersoalkan samasekali !!!

Page 91: KULIAH ETIKA PPDS

PERSPEKTIF ABORSIPERSPEKTIF ABORSI

Induced abortion dapat dilihat dari berInduced abortion dapat dilihat dari ber--bagai bagai perspektif, antara lain:perspektif, antara lain:

1. Medical Perspectives.1. Medical Perspectives.2. Ethical Perspectives.2. Ethical Perspectives.3. Legal Perspectives.3. Legal Perspectives.4. Religious Traditions:4. Religious Traditions:

a. Jewish Perspectives.a. Jewish Perspectives.b. Roman Catholic Perspectives.b. Roman Catholic Perspectives.c. Protestant Perspectives.c. Protestant Perspectives.d. Islamic Perspectives.d. Islamic Perspectives.

Page 92: KULIAH ETIKA PPDS

MEDICAL PERSPEKTIF

Perspektif medis dari aborsi tidak dapat dipisahkan samasekali dari nilai moralitas.Oleh sebab itu bagi masyarakat yang peduli terhadap etika akan mempertanyakan:

1. Apakah medical knowledge memperjelas status moral fetus sebagai human being?2. Apakah medical information memperkuat pendapat bahwa aborsi merupakan tinda- kan yang aman bagi wanita?3. Apa kaitan antara early dan late abortion?4. Apa kaitan antara aborsi dengan public health serta international perspectives?

Page 93: KULIAH ETIKA PPDS

MEDICAL KNOWLEDGEMEDICAL KNOWLEDGE

Meski medical knowledge sudah mampu Meski medical knowledge sudah mampu menjelaskan tentang kehamilan, fetus dan menjelaskan tentang kehamilan, fetus dan perkembangannya, namun ia belum mampu perkembangannya, namun ia belum mampu menjelaskan kapan dimulai kehidupan, meliputi menjelaskan kapan dimulai kehidupan, meliputi kapan roh manusia ditiupkan.kapan roh manusia ditiupkan.

Akibatnya hingga kini para dokter masih Akibatnya hingga kini para dokter masih berbeda pendapat tentang status moral dari berbeda pendapat tentang status moral dari fetus, antara lain tentang:fetus, antara lain tentang: 1. 1. Apakah fetus merupakan human being?Apakah fetus merupakan human being? 2. 2. Apakah fetus sudah mempunyai hak-hak Apakah fetus sudah mempunyai hak-hak tertentu yang harus dilindungi?tertentu yang harus dilindungi?

Page 94: KULIAH ETIKA PPDS

SAFETY AND HARM

1. Possible physical harm:Ada kaitan erat antara keselamatan

dengan status etik dari aborsi.

2. Abortion procedures:Prosedur aborsi juga berkaitan dengan

etika dikarenakan tingkat keselamat- annya pada masing-masing prosedur.

3. Availability of abortion providers:Persoalan etik yang serius menyangkut

masalah tanggung-jawab profesi untuk menyediakan layanan aborsi yang dapat diakses semua yang memerlukan.

Page 95: KULIAH ETIKA PPDS

4. Possibly harmful effects on subsequence pregnancy:

Pertanyaan yang muncul adalah tentang kemungkinan munculnya long-term harmful effects, utamanya bagi yang telah menjalani multiple abortions.

5. Psychological effects:

Kekhawatiran timbulnya psychological consequences dari induced abortion, meski hal ini tidak dapat digeneralisasi.

Page 96: KULIAH ETIKA PPDS

CONTROVERSESEARLY & LATE ABORTION

Para dokter menghadapi kesulitan dalam membandingkan late abortion dengan early abortion disebabkan:

1. Prosedur pada late abortion lebih sulit.

2. Perkembangan fetus pada late abortion yg

semakin sempurna.

Para dokter menghadapi kesulitan dalam membandingkan late abortion dengan early abortion disebabkan:

1. Prosedur pada late abortion lebih sulit.

2. Perkembangan fetus pada late abortion yg

semakin sempurna.

Page 97: KULIAH ETIKA PPDS

PUBLIC HEALTH &

INTERNATIONAL PERSPECTIVES

1. Pelayanan aborsi tersedia secara luas di negara-negara maju dengan tingkatan pemba-

tasan yang berbeda-beda.2. Dalam tahun-tahun belakangan ada kecenderu- ngan liberalisasi & legalisasi aborsi.3. Aborsi illegal banyak dilakukan di negara-negara yang melarang aborsi sehingga angka kematian ibu menjadi sangat tinggi.4. Konsekuensinya, public health menuntut perlu-

nya bioetika memberikan respon sehingga ada persamaan hak akses bagi semua orang.

1. Pelayanan aborsi tersedia secara luas di negara-negara maju dengan tingkatan pemba-

tasan yang berbeda-beda.2. Dalam tahun-tahun belakangan ada kecenderu- ngan liberalisasi & legalisasi aborsi.3. Aborsi illegal banyak dilakukan di negara-negara yang melarang aborsi sehingga angka kematian ibu menjadi sangat tinggi.4. Konsekuensinya, public health menuntut perlu-

nya bioetika memberikan respon sehingga ada persamaan hak akses bagi semua orang.

Page 98: KULIAH ETIKA PPDS

ETHICAL PERSPECTIVES

1. Personhood & the abortion debate.

2. Right & the abortion controversy.

3. Consequentialist arguments:

a. Consequences of medical method of abortion.

b. Consequences of nonsurgical abortion methods.

4. Abortion & the issue of justice.

5. Is abortion an insoluble moral problem.

1. Personhood & the abortion debate.

2. Right & the abortion controversy.

3. Consequentialist arguments:

a. Consequences of medical method of abortion.

b. Consequences of nonsurgical abortion methods.

4. Abortion & the issue of justice.

5. Is abortion an insoluble moral problem.

Page 99: KULIAH ETIKA PPDS

CIRI PERSON

1. Consciousness, and in particular the capacity to feel pain.

2. Reasoning (the developed capacity to solve new & relatively complex problems).

3. Self-motivated activity (activity that is relatively independent of either genetic or direct external control).

4. The capacity to communicate.

5. The presence of self-concepts & sel-fawareness, individual or racial or both.

(Warren, 1978)

1. Consciousness, and in particular the capacity to feel pain.

2. Reasoning (the developed capacity to solve new & relatively complex problems).

3. Self-motivated activity (activity that is relatively independent of either genetic or direct external control).

4. The capacity to communicate.

5. The presence of self-concepts & sel-fawareness, individual or racial or both.

(Warren, 1978)

Page 100: KULIAH ETIKA PPDS

LEGAL & REGULATION

1. Model of prohibition:Mis: di negara-negara Islam dan Afrika.

2. Model of permission:Dibolehkan tetapi setelah disetujui oleh suatu komite tertentu, board atau pengadilan.

3. Model of prescription:Pemerintah mendorong aborsi yang dikehendakipemerintah (misalnya Cina).

4. Model of privacy:Dibolehkan semua aborsi sepanjang oleh tenagatenaga medis di sarana yang memadai.

1. Model of prohibition:Mis: di negara-negara Islam dan Afrika.

2. Model of permission:Dibolehkan tetapi setelah disetujui oleh suatu komite tertentu, board atau pengadilan.

3. Model of prescription:Pemerintah mendorong aborsi yang dikehendakipemerintah (misalnya Cina).

4. Model of privacy:Dibolehkan semua aborsi sepanjang oleh tenagatenaga medis di sarana yang memadai.

Page 101: KULIAH ETIKA PPDS

ASPEK ETIKA

Ada dua masalah utama, yaitu:Hak Janin v. Hak Ibu.Konsep mengenai awal kehidupan.

Pro Choice beranggapan bahwa:Wanita berhak mengatur tubuhnya, termasukkehamilannya.Fetus dianggap belum sebagai person yang memiliki hak penuh sebagai manusia.

Pro Life beranggapan bahwa:Embrio dianggap manusia sejak awal konsepsi serta punya hak dilahirkan hidup.Aborsi dianggap pembunuhan, kecuali ada indi-kasi medis.

Page 102: KULIAH ETIKA PPDS

UU KESEHATANAborsi medicinalis dapat diakukan bila:

1. Wanita dalam bahaya maut.

2. Setelah meminta pertimbangan tim ahli medik, agama, hukum dan psikolog.

3. Ada informed consent dari wanita ybs.

4. Dilakukan oleh dokter SpOG.

5. Tempat aborsi memadai dan ditunjuk oleh pemerintah.

Jadi kebijakan Indonesia menganut model of per-

mission !!!

Page 103: KULIAH ETIKA PPDS

SANKSI PIDANA

KUHP, Psl 346: Dipidana 4 th.

KUHP Psl 347:1. Tanpa consent dipidana

12 th.2. Bila wanita meninggal

dipidana 15 th.KUHP Psl 348:

1. Dengan consent dipidana 5 th 6 bl.

2. Bila wanita meninggal dipidana 7 th.

Page 104: KULIAH ETIKA PPDS

KUHP Psl 349:

Bila dilakukan tenaga medis, hukuman ditambah sepertiganya.

KUHP Psl 299:

1. Mengobati, menganjurkan diobati untuk pengguguran kandungan dipidana 4 th atau denda ……….. rupiah.

2. Jika untuk tujuan memperoleh keuntu-ngan atau profesi medis dapat ditambah sepertiganya.

3. Bisa dicabut ijin rakteknya.

Page 105: KULIAH ETIKA PPDS

KESIMPULANKESIMPULAN

Page 106: KULIAH ETIKA PPDS

1. Masalah etika & moral atas aborsi pada dasarnya tergantung dari sisi mana kita memandangnya.

Kelompok Pro Choice membenarkan abor-si atas dasar:

a. Aborsi illegal mengancam kes. masy.

b. Social justice menuntut hak yang sama.

c. Woman’s right to control her own body.

Kelompok Pro Life tidak membenarkan aborsi atas dasar:

a. The right to be born alive.

b. The right to be born normal.

Page 107: KULIAH ETIKA PPDS

2. Profesi medis dihimbau melihat segala sesuatu berdasarkan temuan klinis yang bersifat empirik.

3. Diharapkan mereka tidak menceburkan diri kedalam polemik politik berkepanja-ngan tentang kontroversi seputar aborsi.

4. Dengan segenap kemampuan dan obyektivitasnya harus berusaha melihat aborsi dari sudut pandang indikasi yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh UU Kesehatan dan KUHP.

5. Dalam RUU Kesehatan yang sedang digo-dog di DPR, ada rencana melegalisasi aborsi berdasarkan kecacatan janin serta melegalisasi aborsi kehamilan pada kasus perkosaan.

Page 108: KULIAH ETIKA PPDS

Jika ada hak bayi untuk dilahirkan normal makamestinya ada kewajiban bagi wanita hamil untuk menjaga kesehatannya agar bayinya lahir normal.

Jika ada hak bayi untuk dilahirkan normal makamestinya ada kewajiban bagi wanita hamil untuk menjaga kesehatannya agar bayinya lahir normal.

Page 109: KULIAH ETIKA PPDS