Kuliah Dokter Ani-Refraksi

58
Refraksi Dr.Ani, SpM

Transcript of Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Page 1: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Refraksi

Dr.Ani, SpM

Page 2: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

REFRAKSI MATA :

Adalah perubahan jalannya cahaya, akibat

media refrakta mata, dimana mata dalam keadaan istirahat.( tidak berakomodasi ).

Page 3: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Refraksi

• Terdiri dari:

– Optik secara umum

– Sistem Optika mata

– Anomali klinik: Kesalahan Refraksi

Page 4: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Refraksi

• PUNCTUM REMOTUM ( R ) :

Titik terjauh yang dapat dilihat dengan mata

tanpa akomodasi.

PUNCTUM PROKSIMUM ( P ) :

Titik terdekat yang dapat dilihat mata

dengan

akomodasi maksimal.

DAERAH AKOMODASI : JARAK P- R

Page 5: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Refraksi

• LEBAR AKOMODASI (A)

Tenaga yg dibutuhkan untuk melihat

daerah akomodasi

dinyatakan dalam Dioptri A=1/P-1/R

• PADA EMETROPIA

R= terletak pd jarak tak terhingga. P = 20 cm

A : 1/P-1/R = 100/20 – ( 1/~ ) = 5 D

Page 6: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Optik

• Dioptri (D) : Satuan kekuatan lensa, merupakan perbandingan terbalik dari jarak fokus dalam meter

D = 1/f• 1 D lensa, sinar paralel akan dijatuhkan ke

titik fokus pada jarak 1 meter2 D = 1/f ----> f = ?

Jika f = 25 cm , ----> D = ?

Page 7: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Sinar paralel akan dikonvergensikan ke titik fokus ---> lensa Plus (+)

• Atau akan divergensikan seolah olah berasal dari titik fokus ----> Lensa minus (-)

Page 8: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Sinar-sinar yang datang dari jarak > 5 m

Sinar paralel

• Sinar-sinar yang datang dari jarak < 5m

Sinar Divergen

Prinsip-Prinsip

Page 9: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• lensa Sferikal– Adalah lensa dengan diameter kurvatura yang

sama di semua meridian

Sferikal Cembung (+) Sferikal Cekung (-)

Page 10: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Sebuah lensa cembung dianggap sebagai suatu kumpulan basis prisma di tengah lensa

• Sebuah lensa cekung dianggap sebagai suatu kumpulan apeks prisma di tengah lensa

Page 11: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Pengaruh Prismatik yang terjadi terhadap mata yang berkacamata menjelaskan :– Berlawanan gerak dengan lensa (+) – Searah gerak, dengan lensa (-)

• Lensa Sferikal :– Sferis Plus : Cembung– Ciri : membesarkan dan mendekatkan bayangan

Biconvex Plano K

+2 +2 0 +4

Concave K

+5 -1

Page 12: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Sferis Minus : Cekung– Ciri : mengecilkan dan menjauhkan bayangan

Bi Concave Plano K Convex K

• Sinar-sinar Paralel akan dipusatkan atau divergensikan dari fokus

-2 -2 -40 +1 -5

Page 13: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Lensa Silinder• Merupakan jenis lensa yang

mempunyai 2 meridian yang saling tegak lurus satu sama lain

• Meridian yang tidak mempunyai kekuatan disebut Axis

• Meridian,lainnya punya kekuatan

Page 14: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Lensa Sferosilinder– Merupakan kombinasi antara lensa sferis dan

lensa silinder– Contoh :

• S + 2.00 D C + 1.00 D X 90 0

+

+ 2.00

+ 2.00

0.00

+ 1.00

+ 2.000.00

+ 2.00+ 1.00

+ 2.00

+ 3.00

Page 15: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Transposisi– Metode:

• Sferis : hasil jumlah aljabar SPH + CYL• Silinder : mengganti nilai kekuatan (Neg

Pos), Perubahan axis 90 derajat

• Contoh : S + 2.00 C + 1.00 X 90

S + 3.00 C - 1.00 X 180

0

0

Page 16: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Mata sebagai suatu Perangkat Optikal

• Media refraksi :– Kornea n = 1.33– Cairan Humour n = 1.33– Lensa n = 1,41– Badan Vitreus n = 1.33

• Kekaburan pada media refraksi --> gangguan penglihatan

Page 17: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Kekuatan refraksi pada mata– Total : 60 dioptri– Kornea : 40 dioptri– Lensa : 20 dioptri

Page 18: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Proses Akommodasi – Kemampuan penambahan kekuatan refraksi

mata dengan meningkatkan konveksitas lensa

– Normal : Sinar datang dari jarak > 5 m –

dianggap sebagai sinar paralel ; mata dalam

keadaan relaksasi , bayangan difokuskan tepat

di retina (fovea centralis)

Page 19: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Untuk benda dari jarak < 5 meter, sinar tidak datang paralel tapi divergen. Jika mata masih dalam keadaan relaksasi , bayangan difokuskan di belakang retina. Sehingga benda terlihat kabur. Bayangan harus dipindahkan ke depan sehingga fokusnya tepat di retina dengan cara meningkatkan konveksitas lensa. Proses ini disebut proses Akommodasi .

Page 20: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Proses akommodasi

terjadi sebagai hasil dari

kontraksi Otot Siliaris

pada Badan siliar

Page 21: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Reflek-reflek ini juga terjadi selama proses akomodasi :– Akomodasi– Miosis– Konvergensi

Refleks dekat

Page 22: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Anomali Refraksi

• Normal : Emetropia

• Anomali : (ametropia)• Miopia

• Hipermetropia

• Astigmatisme

• Presbiopia

Page 23: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Emmetropia– Suatu keadaan dimana sinar paralel difokuskan

tepat di retina saat mata relaksasi ---> Ketajaman penglihatan maksimal

Page 24: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Ametropia– Keadaan dimana sinar paralel tidak difokuskan

tepat di retina saat mata relaksasi. – Titik fokusnya bisa di depan atau di belakang

retina

Hal 47, 4.2 Duke Elder

Page 25: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Miopia– Keadaan refraksi tanpa akomodasi, sinar paralel

difokuskan di depan retina. – Mata Miopia : Status refraksi di atas kekuatan

plus

Page 26: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Faktor-faktor penyebab miopia :– Axial : Axis antero posterior bola mata > normal

• Pada kasus ini, kekuatan refraksi kornea,lensa,dan posisi lensa normal. Mata biasanya terlihat proptosis

– Kurvatura : • Ukuran bola mata ---> normal, tapi ada peningkatan kurvatura

lensa/kornea

• Perubahan lensa misalnya; Pertumbuhan katarak

– Peningkatan indeks refraksi• Dapat terjadi pada pasien diabetes

– Perubahan lokasi lensa• Perubahan posisi lensa setelah bedah glaukoma

• Subluksasi lensa

Page 27: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Gejala klinik :– Penglihatan jauh kabur, penglihatan dekat normal

– Astenopia

– Pada miopia tinggi : terjadinya hemeralopia karena degenerasi retina perifer

– Gambaran spot Floating dikarenakan degenerasi vitreus

– Menekan kelopak mata bersamaan supaya mendapatkan penglihatan yang lebih baik

• Pada miopia tinggi ----> simulasi proptosis , bilik mata depan dalam

Page 28: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Funduskopi : fundus Tigroid ---> retina dan koroid, myopic crescent sekitar daerah papil, stafiloma posterior

Page 29: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Komplikasi :– Umumnya terjadi pada miopia tinggi

1. Degenerasi dan Pencairan vitreus

2. Ablasio Retina

3. Perubahan Pigmentasi + Perdarahan Makula

4. Strabismus

• Klasifikasi Miopia :– < 3.00 D = miopia rendah– 3.00 - 6.00 D = miopia sedang– > 6.00D = miopia tinggi/gravis

Page 30: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Penatalaksanaan :– Miopia rendah dan sedang: koreksi penuh dengan

lensa sferis terlemah yang memberikan tajam penglihatan terbaik

• Contoh :

VOD = 5/60 S -2.50 D = 6/7

S -2.75 D = 6/6

S -3.00 D = 6/6

S -3.25 D = 6/7

Kacamatanya: S - 2.75 D

– Pada miopia tinggi,koreksi penuh tidak dilakukan karena menyebabkan nyeri kepala . Bila perlu, diberikan kacamata baca ---> kacamata bifokal

Page 31: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Prognosis :

– Simpleks/stasioner, setelah pubertas akan

menetap

– Miopia progresif, miopia akan berkembang

lebih tinggi dan menimbulkan komplikasi

Page 32: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Hipermetropia• Merupakan suatu anomali refraksi dimana sinar paralel,

tanpa akomodasi akan difokuskan di belakang retina

• Sinar Divergen dari objek dekat, akan difokuskan jauh di belakang retina

Page 33: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Etiologi :

– Aksial ---> diameter bola mata < N

– hilangnya konveksitas kurvatura kornea/lensa

– Turunnya indeks Refraktif

– Berubahnya posisi lensa

Page 34: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Manifestasi klinik :– H. Manifestasi ---> dideteksi tanpa

melumpuhkan akomodasi dan diperbaiki dengan kacamata cembung , pasien melihat lebih jelas. Hal ini berhubungan dengan banyaknya akomodasi yang relaksasi saat lensa cembung diletakan di mata.

– Dibagi menjadi 2 tipe :• Fakultatif : dapat diatasi dengan kekuatan

akomodasi

• Absolut: tak dapat diatasi

Page 35: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

– Hipermetropia total : dideteksi setelah

dilakukan paralisis akomodasi dengan agen

siklopegik

– Hipermetropia Laten : merupakan perbedaan

hipermetropia total dengan hipermetropia

manifestasi

Page 36: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Hipermetropia laten

Manifestasi Hipermetropia

Hipermetropia

Page 37: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Gejala Klinik:

– Penglihatan dekat kabur

– Hipermetropia tinggi pada usia lanjut :

penglihatan jauh juga kabur

– Astenopia akomodatif (mata lelah)

– Anak-anak : hipermetropia tinggi biasanya

menyebabkan strabismus konvergen

(convergent squint)

Page 38: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Pengobatan :

– Bila foria/tropia tak ada, gunakan lensa sferis

positif terkuat yang bisa memberikan tajam

penglihatan terbaik

– Bila foria/tropia ada, koreksi hipermetropia

total. Jika perlu : Kacamata bifokal

Page 39: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Astigmatisme• Kondisi Refraksi mata dimana terdapat perbedaan

derajat refraksi pada meridian yang berbeda, tiap meridian akan memfokuskan sinar paralel pada titik fokus yang berbeda.

• Bentuk-bentuk bayangan :– garis, oval, lingkaran, tak ada sebuah poin

Page 40: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Manifestasi :– Astigmatisme Reguler

• Perbedaan derajat refraksi di setiap meredian.

• 2 prinsip meridian :– Refraksi maksimal

– Refraksi minimal

– Astigmatisme Irreguler• Perbedaan refraksi tidak hanya pada meridian yang

berbeda tapi juga terdapat bagian berbeda pada meridian yang sama.

Bentuk sudut satu sama lain

Page 41: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Etiologi Astigmatisme :– Gangguan kurvatura kornea ---> 90%

– Gangguan kurvatura lensa ---> 10%

• Tipe Astigmatisme :– Ast. M. Simpleks C-2.00 X 90

– Ast. H. Simpleks C+2.00 X 45

– Ast. M Kompositum S-1.50 C-1.00 X 60

– Ast. H Kompositum S+3.00 C+2.00 X 30

– Ast. Mikstus S+2.00 C-5.00 X 180

0

0

0

0

0

Page 42: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Ast. M. Simplex Ast. H. Simplex

Ast. M Compositium Ast. H Compositium

Ast. Mixtus

Page 43: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Presbiopia

• Perubahan kemampuan akomodasi secara fisiologi yang melemah di usia tua

Accommodation

Age

16

10

6

2

10 20 40 50 60

Page 44: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Koreksi Presbiopia :– Usia 40 thn S + 1.00 D– Usia 45 thn S + 1.50 D– Usia 50 thn S + 2.00 D– Usia 55 thn S + 2.50 D– Usia 60 thn S + 3.00 D

• Pertimbangkan riwayat jenis pekerjaan:– Penjahit– Arsitektur– Tukang Las

Page 45: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Teknis Pemeriksaan Refraksi

• Subyektif :– Kartu/proyektor Snellen , alfabet , inverse E, gambar,

cincin Landolt – lensa coba– Bingkai coba

• Obyektif :– Anak-anak, tak kooperatif, koreksi sulit, strabismus :

• Oftalmoskopi• Retinoskopi• Refraktometer

Page 46: Kuliah Dokter Ani-Refraksi
Page 47: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Subyektif– Pertama-tama diperiksa 1 mata saja : OD– Jarak : 5 atau 6 meter– VOD : …...( visus dasar mata kanan)

a. Trial and error• gunakan S + 0.50, visus membaik, tambah S+ sampai

visus = 6/6

• Gunakan S +0.50, visus memburuk, ubah S -, naikan S – sampai visus = 6/6

• S +/- tak membaik ----> silinder

• Dengan lempeng astigmatisme , slit stenoplik , silinder silang

• Lempeng astigmatisme :

– Garis kabur----> aksis lensa C negatif

Page 48: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Pengaburan satu persatu ( fogging)

– S + sp. Lens --> visus kabur, selangkah demi langkah

dialihkan ---> sp. terbaik

• Penglihatan dekat/Baca

– Kedua mata pada saat bersamaan pada jarak yang

diperlukan : memakai kartu jaeger

Page 49: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

– Contoh :I. AVOD 2/60 S - 3.50 = 6/6

AVOS 3/60 S - 3.00 = 6/6

II. AVOD 2/60 S - 3.00 = 6/7

AVOS 3/60 S - 2.75 = 6/7

baca ADD S + 1.50

Beri kacamata sesuai II

ODS 6/6Nyeri kepala,mata lelah

ODS 6/6Tak ada nyeri kepala, mata lelah

Page 50: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Obyektif– Menggunakan siklopegik

1. Oftalmoskopi : papil terlihat jernih

2. Retinoskopi : • Ordinary ---> sumber cahaya di luar

• streak -----> sumber cahaya di dalam

3. Refraktometer• Komputerisasi

• Prinsip Lensameter

Page 51: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Ideal :– Subyektif– Obyektif dengan siklopegik– Subyektif sekali lagi tanpa siklopegik

• Lensa meter– Ukur kekuatan lensa – Ukur jarak fokus

Page 52: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Ukur jarak pupil (Pupillary Distance)– Jatuhkan cahaya di atas kedua mata,cahaya

datang dari depan pasien,pasien melihat ke dahi pengamat atau lampu ----> ukur jarak titik lampu antara OD and OS ----> sebagai jarak pupil dekat

– Jarak Jauh: • Tambah 2 mm ---> untuk jarak pupil kurang

dari 60 mm. • Tambah 3 mm ---> untuk jarak pupil lebih dari

60 mm

Page 53: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Kacamata• Monofokal• Bifokal• Progresif

• Peresepan kacamata, Komponennya :– Mata yang mana (OD atau OS)– Kekuatan lensa ( + atau - , kekuatan, aksis)– ADD untuk baca– Jarak pupil jauh dan dekat– Nama pasien

Page 54: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

Defek Optika Binokular

• Anisometropia :– Kondisi dimana refraksi kedua mata tidak sama– variasi: Miopia M

M. E.

H. E.

H. H.

M. H

Antimetropia

Page 55: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Penglihatan pada Anisometropia– Perbedaan < 2.50 D : masih bisa fusi +

penglihatan binokuler tunggal– Perbedaan > 2.50 D : Kesulitan fusi ---->

Penekanan mata yang lemah---> ambliopia– Penglihatan alternan : mata kanan dan kiri

bergantian

• Aniseikonia :– Perbedaan ukuran dan ketajaman bayangan

antara mata kanan dan kiri

Page 56: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Keterbatasan kacamata– Tak dapat digunakan untuk anisometropia lebih dari

2.50 Dioptri– anisometropia menyebabkan aniseikonia

• lensa kontak: Hard ---> lensa rigidSoft

– Indikasi :• Anisometropia tinggi• Astigmatisme Irreguler• asimetri depan, orbit• Aniridia• Descemetokele• Olahraga • Cosmetika

Page 57: Kuliah Dokter Ani-Refraksi
Page 58: Kuliah Dokter Ani-Refraksi

• Pasien 25 tahun, tajam penglihatan 6/20- dikoreksi dg S+ 2.00 6/6 dikoreksi dg S+ 2.50 6/6 dikoreksi dg sikloplegi, S+ 5.00 6/6

Maka pasien ini mempunyai ;

Hipermetrop absolut S+ 2.00Hipermetrop manifes S+ 2.50Hipermetrop fakultatif ( 2-50) – ( 2.00 ) = + 0,50Hipermetro latent S+ 5.00 – S+ 2.50= 2.50