Kuliah Dasar Air Limbah

76
Dasar-Dasar Teknik Pengelolaan Air Limbah

Transcript of Kuliah Dasar Air Limbah

Page 1: Kuliah Dasar Air Limbah

Dasar-Dasar Teknik Pengelolaan Air

Limbah

Page 2: Kuliah Dasar Air Limbah

PENDAHULUAN

2,6 miliyar atau 40% penduduk dunia belum memperoleh penanganan sanitasi yang layak

(Menneg Bappenas, 2007)

Sistem Penyediaan Sarana dan Prasarana (PSS) Sanitasi di Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah di Asia Tenggara

(Menneg Bappenas, 2007)

Masyarakat hidup dalam lingkungan yang buruk

Penyakit (kulit, diare, dsb) hingga kematian

Page 3: Kuliah Dasar Air Limbah

40,67% tangki septik

60,38% fasilitas pribadi13,9% fasilitas bersama

6,05% fasilitas umum

19,67% tanpa fasilitas

Fasilitas Sanitasi

200068 %

14 %

8 %

10 %

59 %

2007

5,29% membuang kotoran ke sawah/kolam17,82% membuang kotoran ke sungai / danau / laut28,67% membuang kotoran ke lubang tanah5,54% membuang kotoran ke pantai/kebun2,01% lainnya

Jenis tempat pembuangan akhir manusia di

Indonesia

7 %

13 %

21 %

NA

NA

Fasilitas Sanitasi di Indonesia

Page 4: Kuliah Dasar Air Limbah

Masalah Sanitasi di Indonesia

Jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit diare di Indonesia dapat

dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Jumlah kematian per tahun akibat diare di Indonesia dibandingkan dengan negara Asia lainnya

Page 5: Kuliah Dasar Air Limbah

Pengaruh Kualitas Sistem Sanitasi Terhadap Biaya

Sanitasi yang burukKerugian ekonomiRata-rata Rp. 42,3 trilyun/ tahun

(Menneg Bappenas., 2007)

Investasi PSS SanitasiRp. 47.000,-/kapita/tahun

Peningkatan waktu produksi masyarakat 39%-79%

Pengurangan biaya kesehatan 6-19%

Pengurangan biaya pengobatan 2-5%

Investasi oleh pemerintah hanya Rp.200/orang.pertahun !!!

Page 6: Kuliah Dasar Air Limbah

LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN AIR LIMBAHA. Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

B. Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

C. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

D. Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

E. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

F. Undang-Undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman

G. Peraturan Pemerintah nomor 35 tahun 1991 tentang Sungai

H. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Page 7: Kuliah Dasar Air Limbah

LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN AIR LIMBAHI. Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

J. Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

K. Peraturan Pemerintah nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal

L. Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

M. Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

Page 8: Kuliah Dasar Air Limbah

LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN AIR LIMBAHN. Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 2010 tentang

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

O. Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2011 tentang Ijin Lingkungan

P. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 45 tahun 1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber-sumber Air

Q. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 52 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel

R. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit

Page 9: Kuliah Dasar Air Limbah

LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN AIR LIMBAHS. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 86 tahun 2002

tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

T. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 37 tahun 2003 tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan

U. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 110 tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air Pada Sumber Air

V. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 111 tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuagan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.

W. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

Page 10: Kuliah Dasar Air Limbah

LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN AIR LIMBAHV. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 16/PRT/M/2008

tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

W. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

X. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Page 11: Kuliah Dasar Air Limbah

PERATURAN DAERAH BIDANG AIR LIMBAH

Peraturan-peraturan yang bersifat regional atau daerah (Perda) :a. Peraturan Daerah

b. Peraturan Gubernur

c. Keputusan Walikota/Bupati

Page 12: Kuliah Dasar Air Limbah

PERATURAN DAERAH BIDANG AIR LIMBAHPeraturan Daerah tersebut di antaranya mengenai :

1. Baku mutu efluen atau Perda tentang baku mutu Badan Air.

2. Restribusi

3. Pengelolaan air limbah seperti :ketentuan tangki septik sesuai SNI bagi pengembang dan

masyarakat; kewajiban menyambung pada sistem perpipaan bila berada

pada kawasan yang menggunakan sistem pengolahan air limbah terpusat;

kewajiban pengembang menyediakan IPAL komunal/kawasan dan lain-lain.

4. Institusi pengelola air limbah (regulator, operator, bentuk institusi, Sumber daya manusia)

5. Ijin pembuangan air limbah

Page 13: Kuliah Dasar Air Limbah

STANDARD NASIONAL INDONESIA

SNI 03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa Beton untuk Saluran Air Limbah, Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong.

SNI 03-6379-2000 tentang Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau

SNI 19-6409-2000 tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Limbah tanpa Pemadatan dari Truk

SNI 19-6410-2000 tentang Tata Cara Penimbunan Tanah Bidang Resapan pada Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga

SNI 19-6447-2000 tentang Metode Pengujian Lumpur Aktif.

Page 14: Kuliah Dasar Air Limbah

SNI 19-6466-2000 tentang Tata Cara Evaluasi Lapangan untuk Sistem Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

SNI 03-2398–2002 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan

SNI 03-2399-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan Umum MCK

SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di perkotaan

STANDARD NASIONAL INDONESIA

Page 15: Kuliah Dasar Air Limbah

STANDARD TEKNIS

Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Re-TC/001/98

Tata Cara Pembangunan IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Ba-TC/002/98

Tata Cara Pengoperasian IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Op-TC/003/98

Tata Cara Pengolahan Air Limbah dengan Oxidation Ditch, CT/AL/Re-TC/004/98

Tata Cara Pembuatan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL), CT/AL-D/Re-TC/005/98

Page 16: Kuliah Dasar Air Limbah

STANDARD TEKNIS

Tata Cara Survey Perencanaan dan Pembangunan Sarana Sanitasi Umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98

Tata Cara Pembuatan Bangunan Atas Jamban Jamak, CT/AL-D/Ba-TC/007/98

Tata Cara Pembuatan Bangunan Jamban Keluarga dan Sekolah, CT/AL-D/Ba-TC/009/98

Pedoman Pengelolaan Air Limbah Perkotaan, dep. PU 2003.

Page 17: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

Dalam pasal 20 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan: memenuhi baku mutu lingkungan hidup mendapat izin dari Menteri, Gubernur, atau

Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

Page 18: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 14 disebutkan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ini terdiri atas :

a. KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)

b. Tata ruang

c. Baku mutu lingkungan hidup

d. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

e. Amdal

f. UKL-UPL

g. Perizinan

Page 19: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

h. Instrumen ekonomi lingkungan hidup

i. Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup

j. Anggaran berbasis lingkungan hidup

k. Analisis risiko lingkungan hidup

l. Audit lingkungan hidup

m. Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan

Page 20: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

PP 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air merupakan penjabaran undang-undang tersebut diatas dalam bidang air dan air limbah. Menurut peraturan ini (Pasal 8) klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas, yakni:

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

Page 21: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;

d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Page 22: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

PARAMETER UNITKELAS

KETERANGANI II III IV

FISIKA

Tempelature °C deviasi 3 deviasi 3 devias3 deviasi 5 Deviasi temperatur dari keadaan ilmiahnya

Residu Terlarut mg/ L 1000 1000 1000 2000

ResiduTersuspensi mg/L 50 50 400 400

Bagi pengolahan air minum secara konvesional, residu tersuspensi ≤ 5000 mg/ L

KIMIA ANORGANIK

pH 6 - 9 6 - 9 6 - 9 6 -9

Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut, maka

ditentukanberdasarkan kondisi alamiah

BOD mg/L 2 3 6 12COD mg/L 10 25 50 100

Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP 82 Tahun 2001

Page 23: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

PARAMETER UNITKELAS

KETERANGANI II III IV

DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas minimumTotal Fosfat sbg P mg/L 0,2 0,2 1 5NO3 sebagai N mg/L 10 10 20 20

NH3-N mg/L 0,5 (-) (-) (-) Bagi perikanan, amonia bebas untuk ikan yang peka ≤ 0,02 mg/L sebagai NH3

Arsen mg/L 0,05 1 1 1

Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2

Barium mg/L 1 (-) (-) (-)

Boron mg/L 1 1 1 1

Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05

Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01

Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 0,01

Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP 82 Tahun 2001 (Lanjutan)

Page 24: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

PARAMETER UNITKELAS

KETERANGANI II III IV

Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2 Bagi pengolahan air minum secara konvesional, Cu ≤ 1 mg/ L

Besi mg/L 0,3 (-) (-) (-)Pengolahan air minum scrkonvensional, Fe ≤ 5 mg/ L

Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1Bagi pengolahan air minum scrkonvesional, Pb ≤ 0,1 mg/ L

Mangan mg/L 0,1 (-) (-) (-)

Air Raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005

Seng mg/L 0,05 0,05 0,05 2 Pengolahan air minum scrkonvensional, Zn ≤ 5 mg/ L

Khlorida mg/L 600 (-) (-) (-)

Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 (-)

Fluorida mg/L 0,5 1,5 1,5 (-)

Nitrit (N) mg/L 0,06 0,06 0,06 (-) Pengolahan air minum, NO2-N ≤ 0,1 mg/ L

Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP 82 Tahun 2001 (Lanjutan)

Page 25: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

PARAMETER UNITKELAS

KETERANGANI II III IV

Sulfat mg/L 400 (-) (-) (-)

Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 (-) Bagi ABAM tidak dipersyaratkanBelerang sbgH2S mg/L 0,002 0,002 0,002 (-) Bagi pengolahan air minum, S sebagai

H2S ≤ 0,1 mg/ L

MIKROBIOLOGI

Fecal coliform jml/100 ml 100 1000 2000 2000

Bagi pengolahan air minum,fecal coliform ≤ 2000 jml/ 100 mL dan total coliform≤ 10000 jml/ 100 mLTotal coliform jml/100

ml 1000 5000 10000 10000

RADIOAKTIVITAS

- Gross-A Bq /L 0,1 0,1 0,1 0,1

- Gross-B Bq /L 1 1 1 1

Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP 82 Tahun 2001 (Lanjutan)

Page 26: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

PARAMETER UNITKELAS

KETERANGANI II III IV

KIMIA ORGANIKMinyak danLemak ug /L 1000 1000 1000 (-)Detergensebagai MBAS ug /L 200 200 200 (-)Senyawa Fenolsebagai Fenol ug /L 1 1 1 (-)

BHC ug /L 210 210 210 (-)Aldrin /Dieldrin ug /L 17 (-) (-) (-)

KIMIA ORGANIKMinyak danLemak ug /L 1000 1000 1000 (-)Detergensebagai MBAS ug /L 200 200 200 (-)

Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP 82 Tahun 2001 (Lanjutan)

Page 27: Kuliah Dasar Air Limbah

TINJAUAN TERHADAP PERATURAN

PARAMETER UNITKELAS

KETERANGANI II III IV

Senyawa Fenol sebagai Fenol ug /L 1 1 1 (-)

BHC ug /L 210 210 210 (-)

Aldrin /Dieldrin ug /L 17 (-) (-) (-)

Chlordane ug /L 3 (-) (-) (-)

DDT ug /L 2 2 2 2Heptachlor dan heptachlor epoxide ug /L 18 (-) (-) (-)

Lindane ug /L 56 (-) (-) (-)

Methoxyclor ug /L 35 (-) (-) (-)

Endrin ug /L 1 4 4 (-)

Toxaphan ug /L 5 (-) (-) (-)

Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP 82 Tahun 2001 (Lanjutan)

Page 28: Kuliah Dasar Air Limbah

DASAR-DASAR PENETAPAN STANDAR KUALITAS

Dalam hal penyusunan suatu standar kualitas air, pada umumnya dipertimbangkan dari aspek :a.Kesehatanb.Estetikac.Teknisd.Toksisitas efeke.Polusif.Proteksig.Ekonomi

Page 29: Kuliah Dasar Air Limbah

DASAR-DASAR PENETAPAN STANDAR KUALITAS

Penetapan batas konsentrasi setiap parameter kualitas, harus sesuai dengan sasaran dari standar, misalnya, sasaran yang akan dicapai adalah desirable, acceptable atau critical

Page 30: Kuliah Dasar Air Limbah

Tabel 2. Korelasi Parameter Kualitas Air dengan Faktor Penetapannya

DASAR-DASAR PENETAPAN STANDAR KUALITAS

PARAMETER

Faktor Penetapan Standar

Kesehatan

Estetika Teknis Toksisitas Polusi Proteksi Ekonomi

Kekeruhan x x x x

Warna x x x x x

Bau & rasa x x

Suhu dan x x x x

pH x x x

Ca dan Mg x x x x

Fe dan Mn x x x x x

Nitrogen x x x

Ag x x

Al x x

Page 31: Kuliah Dasar Air Limbah

Tabel 2. Korelasi Parameter Kualitas Air dengan Faktor Penetapannya (Lanjutan

DASAR-DASAR PENETAPAN STANDAR KUALITAS

PARAMETER

Faktor Penetapan Standar

Kesehatan

Estetika Teknis Toksisitas Polusi Proteksi Ekonomi

As x x x

Bau & rasa x x x

Br x x

Cd x x x

Cl x x

Co x x

Cr x x x

Cu x x

F x x

Hg x x x

Page 32: Kuliah Dasar Air Limbah

Tabel 2. Korelasi Parameter Kualitas Air dengan Faktor Penetapannya (Lanjutan)

DASAR-DASAR PENETAPAN STANDAR KUALITAS

PARAMETER

Faktor Penetapan Standar

Kesehatan

Estetika Teknis Toksisitas Polusi Proteksi Ekonomi

H2S x x

Pb x x x

Se x x x

Zn x x

Zat Organik x x x

Mikrobiologi x x x

Radio aktif x x x

Sisa chlor x x x

Page 33: Kuliah Dasar Air Limbah

BAKU MUTU AIR LIMBAH

• Baku mutu effluent untuk air limbah diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik yang mensyaratkan bahwa baku mutu untuk tiap parameter adalah kadar maksimumnya seperti tercantum dalam Tabel 3 diatas.

Dalam pasal 2 dan pasal 4 di tegaskan bahwa baku mutu tersebut berlaku bagi : a. semua kawasan permukiman (real estate), kawasan

perkantoran, kawasanb. perniagaan, dan apartemenc. rumah makan (restauran) yang luas bangunannya lebih dari

1000 meter persegid. asrama yang berpenghuni 100 (seratus) orang atau lebih

Selain itu baku mutu tersebut hanya berlaku untuk pengolahan air limbah domestik terpadu.

Page 34: Kuliah Dasar Air Limbah

BAKU MUTU AIR LIMBAHTabel 3. Baku Mutu Air Limbah Domestik

Dalam Pasal 8 ditegaskan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan dan apartemen wajib :a. melakukan pengolahan air limbah domestik sehingga mutu air limbah

domestik yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah ditetapkan

b. membuat saluran pembuangan air limbah domestik tertutup dan kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan.

c. membuat sarana pengambilan sample pada outlet unit pengolahan air limbah

Parameter Satuan Kadar Maksimum

pH 6 -10

BOD mg/L 100

TSS mg/L 100

Lemak dan minyak mg/L 10

Page 35: Kuliah Dasar Air Limbah

STUDI AMDAL KAITANNYA DENGAN PENANGANAN AIR LIMBAH

DOMESTIKAnalisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

Dalam PP 82 tahun 2001 pasal 31 disebutkan bahwa setiap orang wajib:• Melestarikan kualitas air pada sumber air • Mengendalikan pencemaran air pada sumber air

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Page 36: Kuliah Dasar Air Limbah

DASAR-DASAR TEKNIK PENGELOLAAN AIR LIMBAHTabel 4. Parameter Bahan Anorganik

PARAMETER

SIMBOL

DAMPAK KESEHATAN

Perak Ag Presipitasi protein, shock, meninggal dunia, argyria (pigmentasi biru kulit)

Alumuinium Al Fibrosis paru-paru, merusak usus secara lokal, kematian

Arsenicum As Racun sistemik, kematian, alergi, kanker kulit

Barium BaStimulasi sistem otot (Pencernaan, sirkulasi darah, otot-otot pada umumnya), pada fase akhir didapat kelumpuhan urat syaraf dan berhentinya fungsi otot jantung

Bromium Br

Depresi susunan syaraf pusat, emasiasi (kurus), gangguan kejiwaan, kelalaian kulit seperti jerawat, iritasi saluran pernapasan, anestesia, narbotik

Cadmium Cd

Oedema paru-paru, kerusakan sel usus, kerusakan pada tulang-tulang(patah tulang yang multiple), kerusakan ginjal dan hipertensi

Chlor Cl2Iritasi keras bagi seluruh pernapasan, tubuh kekurangan oksigen, shock, kematian; keracunan sistemik, kerusakan hati, coma, kematian

Cobalt Co alergi berbentuk asthma, eczema, fibrosis paru-paru, naiknya tekanan disertai penyakit jantung, pembesaran kelenjar gondok

Page 37: Kuliah Dasar Air Limbah

Tabel 4. Parameter Bahan Anorganik (Lanjutan)

PARAMETER

SIMBOL

DAMPAK KESEHATAN

Chromium Cr Bersifat korosif terhadpa kulit, selaput lendir dan tulang hidung; percikan asamnya menyebabkan luka kecil tapi dalam, sukar sembuh dan kanker paru-paru

Tembaga Cu Demam metal, iritasi lokal, kerusakan hati dan ginjal

Fluor FIritasi fluorisis, kelainan pada tulang dan gigi-geligi; gangguan alat pencernaan; kelumpuhan anggota gerak; penyebab mutasi

Air raksa HgKeracunan, kerusakan jaringan mulut dan gusi bila masuk oral, kerusakan ginjal pada Hg anorganik, kerusakan otak untuk Hg organik, menimbulkan cacat bawaan pada anak lahir (minamata)

Hidrogen sulfida H2S

Iritasi, kerusakan pada jaringan saluran pernapasan, dosis tinggi fatal, kerusakan susunan syaraf pusat

Phosphate P Mengurangi calsium dalam darah

Timah Hitam PbKeracunan (sistemik); pucat, kurus, tak suka makan, sering colic, rasa logam di mulut, radang selaput otak, kelumpuhan, "wrist drop"

Selenium Se Racun sistemik, iritasi saluran pernapasan, kematian, karsinogenik

DASAR-DASAR TEKNIK PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Page 38: Kuliah Dasar Air Limbah

Tabel 5. Parameter Zat Organik Dan Dampaknya Terhadap LingkunganPARAMETER DAMPAK KESEHATAN

Hydrocarbon alifatik Racun sistemik terhadap susunan syaraf pusat, kulit menjadi kering, Asphyxiant

Hydrocarbon alicyclic Depresi susunan syaraf pusat ; kulit menjadi kering; degenerasi jantung, paru-paru, hati, otak

Benzen Iritasi kulit, depresi susunan syaraf, coma, meningal, kerusakan saluran pernapasan, kerusakan hati, ginjal, limpa

Kerosen (minyak tanah)

Kulit menjadi kering, kerusakan paru-paru, saluran pencernaan, kesadaran turun, coma, meninggal

Naphta (petrolium) Iritasi , kulit kering, depresi susunan syaraf pusat, kelainan darah

Arnyl alkohol Iritasi, narbotik

N-Butyl Amine Iritasi, oedema paru-paru

Ethanol Amine Narcosis, iritasi, kematian karena depresi susunan syaraf pusat

Naphtalen Chlorida Kulit merah, timbul bisul kecil-kecil, jerawat, kerusakan hati (kuning)

CarbonilIritasi kulit dan saluran pernapasan, Ni-carbonil sangat toksik, oedema paru-paru, gangguan syaraf pusat

DASAR-DASAR TEKNIK PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Page 39: Kuliah Dasar Air Limbah

Tabel 7. Material Radioaktif

DASAR-DASAR TEKNIK PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Material Jenis Radiasi Waktu Paruh

Strontium 90 Beta 28 tahun

Strontium 89 Beta 51 tahun

Cesium 137 Beta-gamma 27 tahun

Carbon 14 Beta-gamma 5760 tahun

Iodine 129 Beta-gamma 17 juta tahun

Iodine 131 Beta-gamma 8 hari

Plutonium 239 Alpha 24400 tahun

Krypton 85 Beta 10,7 tahun

Tritium (H3) Beta 12,3 tahun

Page 40: Kuliah Dasar Air Limbah

AIR LIMBAH

0.1 %PADATAN

30 % ANORGANIK

10 %LEMAK GARAM

BAHANBUTIRAN

25 %KARBOHIDRAT

70 %ORGANIK

99.9 %AIR

65 %PROTEIN LOGAM

Karakteristik Air Limbah Domestik

Page 41: Kuliah Dasar Air Limbah

KARAKTERISTIK AIR LIMBAH DOMESTIK

70% air bersih

Air Limbah

Minyak/LemakBahan

Tersuspensi

Bahan Organik Terlarut

Bahan Anorganik Terlarut

Pengolahan Biologis Contoh : ABR

Pengolahan Lanjutan

Contoh : Saringan Pasir dan Karbon

Aktif

Pengolahan Fisik Contoh : Penangkap Minyak dan Lemak, dan Bak Pengendap

80 % grey water20 % black water

Page 42: Kuliah Dasar Air Limbah

Karakteristik Air Limbah Domestik

  Faeces Satuan Urine Satuan

Massa basah (gr/org/hari)

135-270 Gr 1-1.31 Gr

Massa kering (gr/org/hari)

20-35 Gr 0.5-0.7 Gr

Uap air 66-80 % 93-96 %

Organik 88-97 % 93-96 %

Nitrogen 5-7 % 15-19 %

Fosfor 3-5.4 % 2.5-5 %

Kalium (K2O) 1-2.5 % 3-4.5 %

Karbon 44-55 % 11-17 %

Kalsium (CaO) 4.5-5 % 4.5-6 %

Sumber : Duncan Mara dalam Sugiharto, 1987

Page 43: Kuliah Dasar Air Limbah

Kriteria Teknik Pengelolaan Air Limbah

Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan air limbah domestik/permukiman yaitu : a. Pengelolaan air limbah sistem setempat atau dikenal dengan

sistem on-site yaitu satu kesatuan sistem fisik dan non fisik dari prasarana dan sarana air limbah permukiman berupa pembuangan air limbah skala individual dan atau komunal yang melalui pengolahan awal dan dilengkapi dengan sarana pengangkut dan instalasi pengolahan lumpur tinja

b. Pengelolaan air limbah permukiman sistem terpusat atau dikenal dengan istilah sistem off-site atau sistem sewerage, adalah satu kesatuan sistem fisik dan non fisik dari prasarana dan sarana air limbah permukiman berupa unit pelayanan dari sambungan rumah, unit pengumpulan air limbah melalui jaringan perpipaan serta unit pengolahan dan pembuangan akhir yang melayani skala kawasan, modular, dan kota

Page 44: Kuliah Dasar Air Limbah

Kriteria Teknik Pengelolaan Air Limbah

Kelebihan Kekurangan

Menggunakan teknologi sederhana

Memerlukan biaya yang rendah

Masyarakat dan tiap-tiap keluarga dapat menyediakannya sendiri

Pengoperasian dan pemeliharaan oleh masyarakat

Manfaat dapat dirasakan secara langsung

Tidak dapat diterapkan pada semua daerah misalnya tergantung permeabilitas tanah, tingkat kepadatan dan lain-lain.

Fungsi terbatas pada buangan kotoran manusia dan tidak menerima limbah kamar mandi dan air limbah bekas mencuci

Operasi dan pemeliharaan sulit dilaksanakan

Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (on-site)

Page 45: Kuliah Dasar Air Limbah

Kriteria Teknik Pengelolaan Air Limbah

Kelebihan Kekurangan

Menyediakan pelayanan yang terbaik

Sesuai untuk daerah dengan kepadatan tinggi

Pencemaran terhadap air tanah dan badan air dapat dihindari

Memiliki masa guna lebih lama

Dapat menampung semua air limbah

Memerlukan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan yang tinggi

Menggunakan teknologi yang tinggi

Tidak dapat dilakukan oleh perseorangan

Manfaat secara penuh diperolah setelah selesai jangka panjang

Waktu yang lama dalam perencanaan dan pelaksanaan

Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site)

Page 46: Kuliah Dasar Air Limbah

Kriteria Teknik Pengelolaan Air Limbah

Sistem on site diterapkan pada :

Sistem off site diterapkan pada kawasan

Kepadatan < 100 org/ha Kepadatan > 100 org/ha sarana

on site dilengkapi pengolahan tambahan seperti kontak media dengan atau tanpa aerasi

Jarak sumur dengan bidang resapan atau cubluk > 10 m

Instalasi pengolahan lumpur tinja minimal untuk melayani penduduk urban > 50.000 jiwa atau bergabung dengan kawasan urban lainnya

Kepadatan > 100 org/ha Bagi kawasan berpenghasilan

rendah dapat menggunakan sistem septik tank komunal (decentralized water treatment) dan pengaliran dengan konsep perpipaan shallow sewer. Dapat juga melalui sistem kota/modular bila ada subsidi tarif.

Bagi kawasan terbatas untuk pelayanan 500–1000 sambungan rumah disarankan menggunakan basis modul. Sistem ini hanya menggunakan 2 atau 3 unit pengolahan limbah yg paralel.

Page 47: Kuliah Dasar Air Limbah

Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (on-site)

Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (on site) sistem individuala. Tangki Septikb. Tangki Septik dengan bidang resapanc. Tangki Septik dengan evaporasid. Tangki Septik dengan Filter

Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (on site) sistem komunala. Tangki Septik Bersamab. Tangki Septik Bersekat (Baffled Reactor)c. Bio-digesterd. Tangki Septik Bersusun dengan Filtere. Tangki Septik Bersekat dengan Filter dan Tanamanf. Kolam Aerobik Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Page 48: Kuliah Dasar Air Limbah

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT (OFF-

SITE)

Sistem PerpipaanInstalasi Pengolahan Air Limbah

Page 49: Kuliah Dasar Air Limbah

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT

(OFF-SITE) Sistem Perpipaan

a. Pipa retikulasi adalah saluran pengumpul air limbah untuk disalurkan ke pipa utama

b. Pipa retikulasi terdiri dari pipa servis dan pipa lateral

c. Pipa servis adalah saluran pengumpul air limbah dari beberapa bangunan (blok bangunan) ke pipa lateral

d. Pipa lateral adalah saluran pengumpul air limbah dari pipa servis ke pipa induk/utama

e. Pipa utama (main pipe) sebagai pipa penerima aliran dari pipa kolektor/lateral untuk disalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau ke trunk sewer

f. Trunk sewer digunakan pada jaringan pelayanan air limbah yang luas (> 1.000 ha) untuk menerima aliran dari pipa utama dan untuk dialirkan ke IPAL.

Page 50: Kuliah Dasar Air Limbah

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Ditinjau dari urutannya proses pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi :

Pengolahan Primer (primer treatment), Pengolahan sekunder (secondary treatment), dan pengolahan tersier atau pengolahan lanjut (advanced treatmet).

Pengolahan primer merupakan proses pengolahan pendahuluan untuk menghilangkan padatan tersuspensi, koloid, serta penetralan yang umumnya menggunakan proses fisika atau proses kimia.

Pengolahan sekunder merupakan proses untuk menghilangkan senyawa polutan organik terlarut yang umumnya dilakukan secara proses biologis.

Pengolahan tersier, merupakan proses pengolahan lanjut untuk mendapatkan kualitas air olahan sesuai yang diharapkan. Dapat dilakukan dengan proses biologis, kimia, fisika atau kombinasi ketiga proses tersebut.

Ditinjau dari jenis prosesnya dapat dikelompokkan :

Proses pengolahan secara fisika, proses secara kimia, proses secara fisika-kimia serta proses pengolahan secara biologis.

Page 51: Kuliah Dasar Air Limbah

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

PROSESPRIMER

PROSES SEKUNDER

PROSESTERSIER

Proses Fisika/Kimia-Grit removal-Equalisasi-Koagulasi dan sedimentasi-Pengaturan pH

Proses BiologisBiakan tersuspensidan biakan melekat-Aerobik-Anaerobik- Fakultatif-Kombinasi Anaerobik-Aerobik

Proses Fisika/kimia dan biologis-Nitrifikasi-Denitrifikasi-Ozonasi -Filtrasi-Adsorbsi dan absorbsi

Page 52: Kuliah Dasar Air Limbah

Jenis Proses di dalam Pengolahan Air Limbah

I. PEMISAHAN PADATAN-CAIRAN (SOLIDS-LIQUID SEPARATION )

Proses Pengendapan(Sedimenta

si)

Penjernihan (clarification)

Aliran Horizontal

Aliran Vertikal

Sludge Blancked

Slurry Circulation

Pemekatan (Thickening)

1.

Proses Pengapungan (Flotation)

Flotasi Natural

Flotasi dg Bantuan

Dengan Cara Vacum

Dengan Pengadukan Mekanik

Dengan Tekanan

Dengan Difusi Udara

2.

Page 53: Kuliah Dasar Air Limbah

3. Proses Filtrasi (Penyaringan)

Penyaringan Air Kotor

Penyaringan Lambat

Penyaringan CepatGravitasi

Dg. Tekanan

Up Flow

Down Flow

Dg. Tekanan

Filtrasi untuk penghilangan air

Dewatering Lumpur)

Dg. Tekanan

Cara Vacum

Garvitasi

Kontinyu

Batch Proces

Kontinyu

Batch Proces

Rotary Filter

Page 54: Kuliah Dasar Air Limbah

4. Centrifugal Separation

Centrifugal Settling (untuk air lotor)

Centrifugal Dewatering (untuk air lotor)

Kontinyu

Batch Proces

II. PROSES SECARA FISIKA - KIMIA1. Penetralan Atau Pengontrolan pH

2. Oksidasi – Reduksi

Oksidasi-Redusksi dg. Bahan Kimia

Elektrolisa

Dg. Oksigen, Ozon, Sinar Ultra Violet

3. Proses Ekstraksi

4. Adsorption --- Dg Karbon Aktif dll

5. Pertukaran Ion

6. Reverse Osmosis

7. Elektro Dialisa

Page 55: Kuliah Dasar Air Limbah

PROSES BIOLOGIS DAPAT DILAKUKAN SECARA ANAEROBIK, AEROBIK

ATAU GABUNGAN ANAEROBIK-AEROBIK

III. PROSES PENGOLAHAN SECARA BIOLOGIS

Page 56: Kuliah Dasar Air Limbah

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT

(OFF-SITE)

Instalasi Pengolahan Air Limbaha. Pengolahan Fisik

Bar Screen Grit Chamber Bak Ekualisasi Bak Sedimentasi

b. Pengolahan Biologic. Pengolahan Daur Ulang Air Limbah

Page 57: Kuliah Dasar Air Limbah

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT

(OFF-SITE)

Instalasi Pengolahan Air Limbaha. Pengolahan Fisik

Bar Screen Grit Chamber Bak Ekualisasi Bak Sedimentasi

b. Pengolahan Biologi Pengolahan Aerob Pengolahan Anaerob

c. Pengolahan Daur Ulang Air Limbah

Page 58: Kuliah Dasar Air Limbah

KRITERIA TEKNIK PENGELOLAAN AIR

LIMBAHHal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pengolahan air limbah adalah: Kepadatan penduduk Sumber air yang ada Permeabilitas tanah Kedalaman muka air tanah Kemiringan tanah Kemampuan membiayai

Diagram alir pemilihan sistem pengolahan air limbah domestik dapat dilihat pada gambar berikut ini

Page 59: Kuliah Dasar Air Limbah

SKEMA PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Page 60: Kuliah Dasar Air Limbah

KONSEP SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

COMBINED SEWER

Daerah PelayananKapasitas Penduduk

(Jiwa/Ha)

> 200 < 200

OFF-SITE ON-SITE

Muka Air Tanah (M)

> 1,2 < 10

Tanki Septik Cubluk

Debit Besar Debit Kecil

Air limbah dan air hujan

Air limbah dan air hujan

Limbah Air Industri

B3 Non–B3

BAKUMUTUEFLUEN

Treatment

Bangunan Pengolah Air Limbah

BADAN AIR PENERIMA

PERSIL

Spj. Saluran

BY PASS

INTERCEPTING SEWER

SANITARY SEWER

INFILTRASI

NON DOMESTIKDOMESTIK

Page 61: Kuliah Dasar Air Limbah

ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

ASPEK-ASPEK

PENTING

Demografi

Sosial

Lingkungan

Ekonomi

Page 62: Kuliah Dasar Air Limbah

PENGELOLAAN AIR LIMBAH BERBASIS

MANFAAT Perkembangan pertumbuhan penduduk dan kegiatan industri

menyebabkan peningkatan jumlah air limbah yang dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan.

Total air limbah yang dibuang di DKI Jakarta tahun 1989 : 1.316.113 m3/hari, tahun 2010 : 2.588.250 m3/hari, 73-78% berasal dari air limbah domestik (Study JICA tahun 1989).

Air hasil pengolahan air limbah merupakan sumber daya air yang cukup besar dari segi kuantitas. Dengan semakin terbatasnya sumber daya air, air hasil olahan instalasi pengolahan air limbah domestic dapat menjadi sumber air baku khususnya untuk air siram tanaman ataupun untuk air industry

Page 63: Kuliah Dasar Air Limbah

PENGELOLAAN AIR LIMBAH BERBASIS

MANFAAT Pengolahan air hasil olahan IPAL dapat menggunakan

pengolahan secara biologi lanjutan, teknologi ultrafiltrasi, membrane, atau kombinasi biologi dengan membrane dan lain-lain.

Untuk skala rumah tangga dan komunal pemanfaatan air limbah, baik black water dari WC maupun grey water mulai berkembang.

Black water diolah untuk menjadi biogas, pupuk

Page 64: Kuliah Dasar Air Limbah

PENGELOLAAN AIR LIMBAH BERBASIS

MANFAAT Grey water dari air limbah kegiatan mandi, dapur, cuci

banyak dimanfaatkan kembali dengan cara mengolahnya menjadi air penyiram tanaman dan air pencuci motor.

Di beberapa negara telah diakukan pemisahan antara faeces dan urine. Faeces dimanfaatkan sebagai pupuk sedangkan urine yang mengandung urea tinggi dimanfaatkan untuk pupuk cair.

Page 65: Kuliah Dasar Air Limbah

Kamar Mandi Umum Kamar Mandi

SUMBER AIR LIMBAH DOMESTIK

Page 66: Kuliah Dasar Air Limbah

SUMBER AIR LIMBAH DOMESTIK

Sumber Air Limbah dari Dapur

Sumber Air Limbah dari Tempat Cuci Pakaian

Page 67: Kuliah Dasar Air Limbah

DISAIN TOILET TERPISAH

China

Wost-Man, Sweden

dry/dry

faeces without, urine without flush

Roediger, Germany Dubletten, Sweden

dry/wet

faeces without, urine with flush

wet/dry

faeces with, urine without flush

wet/wet

faeces & urine with flush

GTZ, Mali

Page 68: Kuliah Dasar Air Limbah

URINE-DIVERSION DRY SANITATION

TOILET

e.g. promoted in South Africa (CSIR)

Page 69: Kuliah Dasar Air Limbah

URINE-DIVERSION DRY TOILET IN

JOHANNESBURG

Page 70: Kuliah Dasar Air Limbah

MORE DRY TOILET EXAMPLES

Dutch company EcoSave (http://www.ecosave.nl/)

Page 71: Kuliah Dasar Air Limbah

URINE DIVERSION DRY SQUATTING (UDDS) TOILETS

For example in China:

685.000 UDDS toilets

17 provinces

0,5 % of total sanitary latrines

(Data: Ministry of Public Health ; Source: Ina Jurga

Diploma Thesis)

Page 72: Kuliah Dasar Air Limbah

URINE DIVERSION DRY SQUATTING TOILETS IN CHINA

Page 73: Kuliah Dasar Air Limbah

VACUUM SYSTEMS (WITHOUT URINE DIVERSION, BUT LOW-FLUSH)

Elements:

vacuum toilets, vacuum urinals, vacuum conductions, pumping station

Advantages:

water saving, concentrated black water collection, decentralised treatment possible (anaerobic)

Manufacturer:

e.g. Roediger GmbH

Page 74: Kuliah Dasar Air Limbah

Gambar 2. Septic Tank

Sumber: http://bennysyah.edublogs.org)

Page 75: Kuliah Dasar Air Limbah

Skematik sistem pengolahan limbah

1 2

3 4 5

678

101= comminutor

2= saringan

3= grit chember

4= pengendapan awal atau kolam anaerobik

9

5= unit pengolahan 6= unit pengendap II7= unt desinfektan8= Badan air9= unit pengeram lumpur

Lumpur balik

inflow

Gambar 5. Skema Pengolahan Air Limbah Pada IPAL

Page 76: Kuliah Dasar Air Limbah

TERIMA KASIH