kuliah 9 imunopatologi

60
Patologi sistem imun

description

imno

Transcript of kuliah 9 imunopatologi

  • Patologi sistem imun

  • Hipersensitivitas

  • HipersensitivitasEmpat tipe (berdasarkan mekanisme terjadinya)Tipe I : reaksi anafilaktik (hipersensitivitas dadakan)Tipe II : reaksi sitotoksik (ada sel yg rusak)Tipe III : reaksi imun kompleksTipe IV : reaksi media selular (hipersensitivitas lambat)

  • Reaksi hipersensitivitas tipe I Kelas antibodi : IgE yang sifatnya sitofil.Sitofil : mampu menempelkan dirinya pada sel. Fc mempunyai reseptor pada sel. Sel yang dapat ditempel oleh IgE adalah sel bergranul. Sel bergranul (dalam darah : basofil, dalam jaringan : mastosit).

  • Reaksi hipersensitivitas tipe I :Dalam hipersensitivitas, antigen sering disebut alergen. Alergen : zat yang dapat menyebabkan alergi.Interaksi IgE dengan alergen menyebabkan : Permeabilitas membran sel berubah, granul keluar dan pecah (proses degranulasi), pembebasan mediator aktif.

  • Reaksi hipersensitivitas tipe I :Mediator yang dibebaskan adalah kandungan granul. Umumnya : histamin, enzim-enzim serta faktor khemotaktik.

  • APCAntigen Presenting Cells (APC).

    Sel yang memproses/mengolah Ag dan kemudian mempresentasikannya sehingga dapat dikenal oleh sistem imun humoral & seluler.

    Macam APC:- Sel dendritik dalam kel limfoid- Sel Langerhans di kulit- Sel Kupfer di hati- Monosit/makrofag

  • Reaksi hipersensitivitas tipe I :Manifestasi akibat aktivitas mediator aktif :vasodilatasi (menimbulkan pemerahan kulit), urtikaria (gatal-gatal), rhinitis (mukosa hidung gatal, bersin-bersin), asma alergi.

  • Reaksi hipersensitivitas tipe II : Kelas antibodi : IgM/IgGAntigen / penyebabnya yang harus menempel pada sel.Proses : penghancuran sel melalui sel NK, sel-sel darah (neutrofil, monosit, platelet), sistem komplemen.

  • Reaksi hipersensitivitas tipe II :Contoh : dalam transfusi darah (antigen pada eritrosit dapat merusak sel-sel darah), dalam penyakit autoimun (dinding sel darah dikenali sebagai non self ).

  • Reaksi hipersensitivitas tipe III :Kelas antibodi : IgG / IgM

    Proses : secara normal setelah ikatan antigen-antibodi ada proses eliminasi/klearensi, yang dipengaruhi oleh ukuran kompleks, aktivitas imunoglobulin, valensi, jumlah. Kompleks antigen-antibodi diendapkan pada dinding pembuluh darah (pada sel-sel epitel pembuluh kerusakan pembuluh).

  • Reaksi hipersensitivitas tipe III :Contoh :pada ginjal : glomerulus nefritis pembuluh ginjal rusak karena deposit antigen-antibodi. Reaksi kerusakan akan bertambah parah jika menyangkut sistem komplemen.

  • Reaksi hipersensitivitas tipe III :Penyebab : adanya infeksi yang lama, mis: malaria yang tidak diobati

  • Reaksi hipersensitivitas tipe IV :Mekanisme : imunitas selularTerjadinya paling lambat (> 12 jam setelah terkena antigen).Antigen penyebab : Antigen reactive cells

  • Reaksi hipersensitivitas tipe IV :Proses : ada sel limfosit T* yang terinduksi berinteraksi dengan antigen timbul kerusakan.

  • Reaksi hipersensitivitas tipe IV :Beberapa penyakit terkait dengan hipersensitivitas tipe IV: kontak dermatitisgranulomateus

  • kontak dermatitisbiasanya antigen berupa karet, logam-logam, muncul setelah 48 jam

  • granulomatousnekrosis pada kulit akibat makrofag hancur , muncul setelah 4 minggu, antigen yang lama dipakai : talk, bedak).

  • Pengelompokan reaksi hipersensitivitas berdasarkan : Mekanisme imunologi : imunitas humoral (tipe I, II, III); imunitas selular (tipe IV); Kebolehjadian : individual (tipe I); umum (tipe II, III, IV)Kecepatan munculnya efek : cepat (tipe I); sedang (tipe II, III); lambat (tipe IV).

  • Imunodefisiensi

  • ImunodefisiensiKeadaan ini terlihat pada orang-orang yang mempunyai frekuensi tinggi menderita penyakit infeksi.

  • ImunodefisiensiPenyebab :Imunodefisiensi primer : berdasarkan hereditas/keturunanInfeksi dengan patogenitas tinggi dan lama terjadinyaSalah satu komponen sistem imun kurangInfeksi organ pembentuk komponen sistem imun (mis : HIV menginfeksi organ limfoid)

  • HIVHIV (human immunodeficiency virus) menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia - terutama CD4+ Sel T dan macrophage, - menghancurkan atau merusak fungsi

  • CD 4adalah sebuah marker yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia.

  • CD 4Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol)

  • CD 4Sel yang mempunyai marker CD4 di permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infektor yang beredar, entah itu berada dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infektor ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia

  • Autoimun

  • Autoimun Merupakan reaksi sistem imun terhadap bagian / jaringan tubuh sendiri.Self dianggap sebagai non self.Akibat : jaringan yang dianggap antigen akan rusak.

  • AutoimunContoh : sperma seharusnya self atau bagian dari tubuh, tetapi karena tidak berkeliaran (terdapat dalam scrotum) maka tidak akan berkontak dengan limfoid. Mulainya pembentukan sperma lebih lambat dibandingkan komponen tubuh lain termasuk sistem imun.

  • AutoimunJika terjadi kebocoran sehingga sperma masuk ke sirkulasi, akan dikenali sebagai nonself.sistem imun akan terinduksi untuk membentuk antisperma.

  • Hipotesa mekanisme autoimun :Bagaimana terjadinya self menjadi nonself.Mutasi : Mutasi klonal,

    akan terjadi self berubah menjadi nonself atau limfosit mengalami mutasi dan menganggap self menjadi suatu antigen.

    Mutasi klonal a.l dapat diinduksi oleh obat.

  • Hipotesa mekanisme autoimun :Bagaimana terjadinya self menjadi nonselfSecara anatomi, suatu bahan / jaringan terisolasi dari sistem imun sehingga jika terjadi kebocoran tidak akan dikenali (non self).

  • Contoh penyakit autoimun

    lupusrheumatoid artritis.

    Lupus rheumatoid arthritis

  • Lupus

  • Patofisiologi LupusKehilangan self toleranceProduksi autoantibodiGangguan autoimunkompleks yang mempengaruhi banyak sistem organ dengan manifestasi klinis bervariasi antar individu

    *

  • Patofisiologi Lupus

    Hiperaktivitas sel B/sel TGangguan sistem komplemen

    Penderita SLE

    Hiperglobulinemiajumlah sel yang menghasilkan antibodi Peningkatan respon terhadap antigen (self dan asing)Kegagalan sistem imunoregulatory untuk menurunkan peningkatan aktivitas

    *

  • Abnormalitas Sel B dan Sel TAktivitas sel B meningkat pada tahap pematangan sel produksi antibodi Jumlah sel T supressor berkurang (karena efek antibodi antilimfosit stimulasi sel B produksi antibodi antiDNA patogenik

    *

  • Anti Nuclear Antibody (ANA)Autoantibodi yang melawan inti seldapat berikatan dengan : DNA, RNA, protein inti, kompleks asam nukleat proten lain.Memperantarai respon abnormal akibat autoimunTerjadi pada 95 % kasus SLEPenanda SLE

    *

  • Gangguan sistem komplemen

    Komplemen C3 & C4 < normal

    bersihan kompleks imun

    Faktor khemotaktik

    Menarik fagosit

    Enzim lisosomal

    InflamasiKerusakan jaringan

    *

  • Faktor yang berkontribusiGenetikVirusHormonallingkungan

    *

  • genetikAbnormalitas imunologi lebihs sering ditemukan pada anggota keluarga pasien SLE daripada populasi umumPada kembar monozigotik : 14-57%Pada kembar dizigotik : 5-9%Etnik : lebih sering terjadi pada orang kulit hitamGen : HLA (Human Leucocyte Antigen) kelas II (DR, DQ, DP) dan kelas III (C2, C4)

    *

  • virusDitemukan struktur tubuloretikular dan nucleoprotein core paramyxovirus pada jaringan tubuh penderita SLE.Kadar serologi antibodi antivirus pada penderita SLE sering meningkat.Belum diketahui apakah virus menyebabkan SLE atau akibat SLE terjadi infeksi virus.

    *

  • hormonalEksperimen pada tikus : estrogen mencetuskan kondisi penyakit serupa dengan lupus pada manusia.Estrogen dapat mengubah ekspresi gen pada limfosit T pada penderita lupus, tapi tidak pada orang normal.

    Androgen menurunkan reaksi imun dengan cara :menginhibisi pematangan sel B dan sel TMenurunkan reaktivitas limfosit

    Estrogen memicu autoimun, androgen melindungi dari autoimun.

    *

  • lingkunganSinar UVStress fisik : infeksi, kehamilan, pembedahanObat penginduksi SLE ; prokainamid, quinidine, hidralazine, metildopa, sulfasalazin, isoniazid, karbamazepin (hanya 4%)Terpapar sera SLEsilika

    *

  • Manifestasi klinisAutoimun pada lupus dapat menyerang seluruh organ, jaringan dan sel penderita Manifestasi klinis :Bermacam-macamBerbeda antara satu penderita dg penderita lainTidak semua muncul bersamaan pada diri seorang penderita

    *

  • Manifestasi sistemikDemamMenggigilNyeri sendi (athralgia)Nyeri otot (mialgia)Pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati)Rasa tak nyaman pada tubuh

    *

  • kulitKemerahan (eritema) di wajahRuam malar (kupu-kupu)Atrofi (menyusutnya jaringan kulit)Berkurangnya pigmen kulit (depigmentasi)Bertambahnya lapisan keratin kulit (depigmentasi)Sensitif terhadap cahaya matahariRambut rontok

    *

  • Muskuloskeletal (jaringan otot & tulang)Radang sendi-sendi kecil (arthritis perifer) yang simetris kanan dan kiri, tidak menyebabkan cacat.Radang otot, tidak lazim

    *

  • Sistem saraf pusatGangguan kepribadianPsikosisKejangRadang pembuluh darah (vaskulitis) di otakStroke

    *

  • Kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah)Radang selaput pembungkus jantung (perikarditis)Radang otot jantung (miokarditis)Radang bagian dalam jantung (endokarditis)Radang pembuluh darah jantung (vaskulitis koroner)

    *

  • Paru-paruRadang selaput pembungkus paru (pleuritis)Efusi pleura (tertimbunnya cairan berlebihan pada rongga pleura)Radang parenkim paru (pneumonitis)Perdarahan paru, jarang

    *

  • Saluran Pencernaan & GinjalSaluran Pencernaan Radang peritonium (peritonitis)Radang pankreas (pankreatitis)Radang pembuluh darah (vaskulitis) mesenterik

    Saluran GinjalProteinuriaglomerulonefritis

    *

  • Rheumatoid Arthritis (RA)

  • Rheumatoid Arthritis (RA)adanya kegagalan antibodi dan sel T untuk mengenali sel tubuhnya sendiri sehingga merusak sel tubuh sendiri karena menganggap sel tubuh merupakan benda asing.

    penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.

  • Rheumatoid Arthritis (RA)menyerang lapisan dalam bungkus sendi (sinovium) yang mengakibatkan radang pada pembungkus sendi. menyerang persendian (bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki) yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok dan panas di sekitar sendi.

  • Rheumatoid Arthritis (RA)Peradangan sinovium menyebabkan keluarnya beberapa zat yang menggerogoti tulang rawan sel : menimbulkan kerusakan tulang dan menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi.

  • Rheumatoid Arthritis (RA)Akibat sinovitis (radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi, tulang, tendon dan ligamen dalam sendi. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun.

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *