Kukerta maret 2014

65
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan/instansi sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi, untuk itu setiap perusahaan harus membuat keputusan bisnis yang baik. Keputusan bisnis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi perusahaan, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah di bentuk oleh perusahaan. Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan di dalam transaksi, setiap saat diinginkan. namun kas juga merupakan aktiva yang paling sensitive terhadap tindak kecurangan oleh karyawan, sebab kecil volume fisiknya, dapat diuangkan segera, mudah dibawa-bawa, tidak 1

description

Sistem Pengendalian Intern Kas Pada CV.Busana Perkasa

Transcript of Kukerta maret 2014

Page 1: Kukerta maret 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan/instansi sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai

kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada

umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan

usahanya ke tingkat yang lebih tinggi, untuk itu setiap perusahaan harus

membuat keputusan bisnis yang baik. Keputusan bisnis tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan

operasi perusahaan, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem

perusahaan yang telah di bentuk oleh perusahaan.

Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti

mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran yang dimiliki perusahaan

dan siap digunakan di dalam transaksi, setiap saat diinginkan. namun kas juga

merupakan aktiva yang paling sensitive terhadap tindak kecurangan oleh

karyawan, sebab kecil volume fisiknya, dapat diuangkan segera, mudah

dibawa-bawa, tidak mencantumkan identitas pemiliknya, dan mudah ditransfer

menjadi aktiva lain. Kerugian yang mungkin timbul dari perbuatan tidak etis

itu dapat dihindari atau diminimumkan dengan pengendalian intern yang

memadai terhadap perubahan kas sejak diterima pertama kali hingga

dikeluarkan dari perusahaan (Karrenbrock dan Simons, 1958).

Apabila pengendalian intern tidak memadai maka akan sangat potensial

terjadinya penggelapan kas. Pengendalian internal yang paling memadai

sangat dibutuhkan untuk melindungi kas yang ada.Sebagaimana diketahui

bahwa definisi Pengendalian Intern yang dikemukakan American Institute of

Cartified Public Accountant (AICPA) adalah sebagai berikut :

1

Page 2: Kukerta maret 2014

“Pengendalian intern terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur

yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga aktiva perusahaan,

memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi,

mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan, dan mengukur kesesuaian

dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen”

(Hall, 2011 : 181).

Oleh sebab itulah diantara empat tujuan pengendalian intern adalah menjaga

kekayaan perusahaan.Karena kerentanannya itulah biasanya perusahaan

memakai rekening koran atau kas kecil untuk pembayaran jangka pendek. Hal

itu diterapkan berdasarkan adanya sistem pengendalian intern dalam

akuntansi.

Bagi sebuah perusahaan, penerapan pengendalian internal sangat penting.

Pengendalian internal terhadap penerimaan dan pengeluaran kas sangat

diperlukan, karena kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid (cepat

dijadikan uang dan dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan

tanpa pembatasan).

Manajemen mempunyai tanggung jawab paling utama dalam menjaga

keamanan harta milik perusahaan serta menemukan dan mencegah terjadinya

kesalahan dan penyelewengan ataupun pemborosan pada saat perusahaan

beroperasi. Manajemen terhadap kas juga bertanggungjawab terhadap

pembuatan perencanaan, melakukan prosedur atau otorisasi serta menetapkan

dan mengawasi suatu kegiatan melalui pengendalian internal.

Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas,

yaitu pengendalian internal harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada

transaksi yang tidak diotorisasi oleh pejabat atau karyawan, dan informasi

yang diperlukan untuk manajemen kas yang ada ditangan dan transaksi harus

tersedia.

Melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas dalam

pengendalian internal yang efektif atas kas merupakan suatu keharusan.

2

Page 3: Kukerta maret 2014

Pengendalian internal yang baik menghindari terjadinya penyelewegan seperti

melakukan perubahan laporan atau perhitungannya, adanya prosedur

pencatatan yang sesuai sehingga dapat dilakukan pengendalian yang tepat

terhadap harta, utang, pendapatan dan biaya. Perangkat pengendalian canggih

atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu

menghindarkan kesalahan jika terdapat persekongkolan dari para karyawan

untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat menyebabkan pengendalian

tersebut tidak berguna lagi.

CV.Busana Perkasa adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam

bidang Garment,dimana perusahaan tersebut merupakan Distributor untuk

beberapa Brand yang di pasarkan untuk Seluruh Wilayah Papua yang

mempunyai misi dan visi yang ingin dicapai.sebagai suatu perusahaan pasti

mempunyai Kas.

Kas merupakan faktor penting dalam mendukung tercapainya misi dan visi

serta tujuan perusahaan.maka dari CV.Busana Perkasa memerlukan sistem

pengendalian intern kas yang efektif. Untuk melindungi kas dan menjamin

keakuratan catatan akuntansi atas kas. Hal ini sangat di perlukan untuk

mencegah terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan kas pada

CV.Busana Perkasa

Dalam tugas akhir ini, penulis akan membahas sistem pengendalian atas

penerimaan dan pengeluaran kas di CV.Busana Perkasa. Sesuai dengan latar

belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan dan

membahas penelitian dengan judul “Sistem Pengendalian Intern Kas Pada

CV.Busana Perkasa.

1.2 Pokok Pembahasan

Pengendalian internal akan dapat dilaksanakan apabila di dalam perusahaan

telah memiliki sistem dan prosedur akuntansi. Hal ini disebabkan karena

3

Page 4: Kukerta maret 2014

sistem dan prosedur akuntansi merupakan pedoman atau standar dalam

pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan. Dari latar belakang yang di

kemukakan di atas, dapat diambil permasalahan pokok yaitu :

1. Apakah CV.Busana Perkasa dalam melaksanakan sistem pengendalian

intern kas sudah efektif ?

2. Bagaimana sistem pengendalian intern kas pada CV.Busana Perkasa untuk

mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi?

1.3 Tujuan

Untuk menganalisa dan mengevaluasi sistem pengendalian intern kas pada

CV.Busana Perkasa

1.4 Profil Singkat Organisasi / Unit Kerja

a. Sejarah Ringkas

CV.Busana Perkasa adalah perusahaan dagang yang bergerak dalam

bidang garment, yang merupakan Distributor untuk beberapa Brand di

seluruh wilayah Papua.Berdiri pada tahun 2007 dengan

“ Visi CV.Busana Perkasa Menjadi distributor garment terbesar di

wilayah Papua untuk seluruh produk garment dan Accesories.”

Struktur Organisasi sangat diperlukan instansi untuk membedakan batas-

batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan

adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah

untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur

organisasi dalam instansi.Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan

4

Page 5: Kukerta maret 2014

pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas

kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik

sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan

perseorangan maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan

serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal

melalui saluran tunggal.

Gambar 1.

Bagan Struktur Kerja CV.Busana Perkasa

5

Dewan Komisaris

Wakil DirekturDirektur

Finance & Acc Logistik Marketing

Salesman

Staff Adm Logistik

Staff Logistik Driver

Page 6: Kukerta maret 2014

6

Page 7: Kukerta maret 2014

b. Job Description

Berikut ini adalah Job Description pada Bagian Struktur kerja CV.Busana

Perkasa

1. Finance dan Accounting

1) Komitmen dengan jadwal meeting dengan Logistik dan Marketing.

a. Membicarakan kesulitan yang ada

b. Mempesrkuat teamwork

c. Mencari solusi

d. Evaluasi pencapaian penjualan yang sudah di capai.

e. Menentukan target pembayaran :

a) Lihat pembayaran tahun lalu.

b) Diskusikan bersama ( Logistik dan Marketing )

c) Memberikan target ke devisi Sales

d) Melakukan pengawasan /kontrol/monitoring bersama

dengan Logistik dan Marketing.

2) Menyusun Budget

a. Budget harus dibuat per akhir bulan untuk dipakai sebagai

acuan bulan berjalan berikutnya

b. Menerima pengajuan budget logistik

c. Menerima pengajuan budget operasional salesman (biaya

perjalanan luar dan dalam kota, rencana entertaint dll) dari

Marketing

d. Dijalankan dengan sebaik-baiknya

e. Evaluasi bersama Logistik dan Marketing pada Minggu ke 2,

untuk realisasi budget: apakah budget berjalan sesuai rencana

atau tidak.

f. Membuat report realisasi budget setiap akhir bulan

g. Report diberikan kepada Direksi dan team (Logistik dan

Marketing).

3) Mempersiapkan sebaik-baiknya perjalanan salesman:

7

Page 8: Kukerta maret 2014

a. Sesuai jadwal yang telah disusun oleh salesman

b. Membuat budget perjalanan salesman

c. Menyiapkan tagihan

d. Buat catatan-catatan khusus terutama yang menyangkut

prioritas pembayaran tagihan toko yang harus diselesaikan oleh

salesman

e. Mengkooordinasikan dengan Logistik dan Marketing

f. Memastikan teamwork berjalan dan memiliki mindset yang

sama.

4) Fokus pada data tagihan toko:

a. Komitment pada pelayanan data untuk salesman:

a) Mengupdate pembayaran toko

b) Memberikan data Update ke devisi Sales sesuai kebutuhan

perminggu/per sepuluh hari untuk strategi penagihan

salesman ke toko.

c) Menyiapkan dan berikan data tanpa di minta devisi sales.

b. Mengontrol dan mengevaluasi pembayaran toko yang

terealisasi dan yang belum:

a) Mengingatkan ke Salesman.

b) Membuat catatan progressnya, apakah team Salesman

melaksanakannya dengan baik atau tidak.

c. Mengontrol cash flow:

a) Jadwal penerimaan per bulan (anggaran pendapatan)

b) Jadwal penerimaan perbulan (anggran pendapatan).

c) Budget pengeluaran (anggaran pengeluaran).

d. Membuat rencana order ke supplier, komunikasi dengan

Logistik dan Marketing.

a) Mengaturan pembayaran ke supplier (atur jatuh temponya).

b) Melihat nilai stock barang gudang/inventorty.

c) Melihat nilai tagihan toko untuk brand yang akan di order.

5) Mengontorl stock barang (inventory)

8

Page 9: Kukerta maret 2014

a. Nilai stock barang per brand/kategori

b. Periode Update mingguan

c. Konsultasikan bersama Logistik dan Marketing.

d. Pastikan ada solusi untuk problem yang ada.

6) Membimbing dan Melatih salesman baru:

a. Kedisiplinan

b. Peningkatan kemampuan dasar:

a) Pemahanan proses dan alur prosedur akunting.

b) Tata cara penagihan ke toko

c) Pemahaman masalah tagihan,plafon toko,giro/cheque dan

lain-lain.

d) Fokus pada praktek dilapangan bagaimana cara prosedur

penyiapan tagihan toko sebelum berangkat tugas yang

baik,bagaimana cara menagih yang baik,bagaimana

memahami karakter orang toko/owner toko.

e) Fokus pada pembayaran (tugas salesman menerima

pembayaran toko).

f) Pastikan salesman baru mengerti dan paham tugasnya

dilapangan.

2. Logistik

1 Komitmen dengan jadwal meeting dengan Finance dan Marketing.

a. Membicarakan kesulitan yang ada

b. Memperkuat teamwork

c. Mencari Solusi

d. Mengevaluasi pencapaian pengiriman barang yang sudah

dicapai, problem apa yang dihadapi.

e. Menentukan target pengiriman :

a) Melihat pencapaian data pengiriman tahun lalu.

b) Menyiapkan teamwork pelaksana gudang yang efektif.

c) Mendiskusikan bersama Finance dan Marketing.

9

Page 10: Kukerta maret 2014

d) Memberikan Target Purchasing Order (PO) ke devisi sales.

e) Melakukan pengawasan/ kontrol/ monitoring bersama

Finance dan Marketing.

2 Menyusun budget operasional logistik/gudang dan budget rumah

tangga kantor/mess:

a. Budget harus dibuat perakhir bulan untuk dipakai sebagai

acuan bulan berjalan berikutnya.

b. Menjalankan dengan sebaik-baiknya.

c. Ajuan disyahkan ke Finance dan Marketing.

d. Ajuan diserahkan ke Finance untuk di masukkan kedalam total

budget bulan berjalan.

e. Mengevaluasi bersama Finance dan marketing pada minggu ke

dua,untuk realisasi budget,apakah budget berjalan sesuai

dengan rencana atau tidak.

3 Mempersiapkan sebaik-baiknya perjalanan salesman:

a. Sesuai jadwal yang talah disusun oleh salesman.

b. Persiapkan salesman sample berdasarkan permintaan salesamn

dan sesuaikan berdasarkan sisa stock barang per artikel/brand

yang masih tinggi.

c. Menyiapkan data sisa stock yang salesman sample yang di

bawa oleh salesman.

d. Membuat catatan-catatan khusus terutama yang menyangkut

prioritas sisa stock barang gudang yang harus diselesaikan oleh

salesman.

e. Mengkoordinasikan dengan Finance dan Marketing.

f. Memastikan teamwork berjalan dan memiliki mindset yang

sama.

4 Fokus pada Data sisa stock dan target pengiriman per bulan:

a. Komitmen pada pelayanan data untuk salesman:

a) Mengupdate sisa stock barang.

10

Page 11: Kukerta maret 2014

b) Memberikan data update ke devisi sales(Marketing) dan

Finance sesuai kebutuhan,perminggu atau per sepuluh hari

untuk strategi penjualan salesman ke toko dan rencana

pembelian ke supplier.

c) Menyiapkan dan berikan data tanpa diminta ke devisi

Marketing dan finance.

b. Mengontrol dan mengevaluasi stock barang,sales order (SO)

dan pengiriman yang terealisasi dan yang belum:

a) Menginformasikan ke Marketing.

b) Membuat catatan progressnya, untuk target pengurangan

sisa stock barang yang masih tinggi, apakah team salesman

melaksanakannnya dengan baik atau tidak.

c. Membuat rencana Purchasing Order (PO) ke supplier,

komunikasi dengan Finance dan Marketing:

a) Khusus underwear Rider dan Leggs.

b) Pengaturan purchasing order (PO)per size per artikel.

c) Menentuka stocklimit gudang per artikel per size.

d) Membuat rencana purchasing Order (PO) per dua

minggu(underwear) sesuai pengeluaran stock atau

penjualan.

e) Melihat nilai stock barang gudang atau inventory.

f) Melihat nilai tagihan toko untuk brand yang akan di order.

5 Mengontrol Stock barang (inventory):

a. Nilai stock barang per brand/kategori

b. Periode up date mingguan

c. Konsultasikan bersama Mia dan Stanley

d. Memastikan ada solusi untuk problem yang ada

6 Membimbing dan melatih salesman baru:

a. Kedisiplinan

b. Peningkatan kemampuan dasar:

11

Page 12: Kukerta maret 2014

a) Product knowledge pengetahuan product per brand)

kelompok artikel dan size yang berlaku dan karakteristik

kategori per brand (atasan,bawahan,accesories,dan lain-

lain).

b) Pemahaman proses dan alur prosedur logistik (Sales order

sampai dengan pengiriman barang).

c) Tata cara Sales Order(SO).

d) Pemahaman masalah sisa stock barang,prioritas jual.

c. Pastikan salesman baru mengerti dan paham tugasnya di

lapangan.

3. Marketing

1 Menkoordinasikan tugas-tugas salesman:

a. Tidak boleh ada salesman yang tidak bekerja atau waktu

kosong.Buatkan jadwal dan monitor untuk memastikan tugas-

tugas yang diberikan benar-benar dijalankan sebaik-baiknya.

b. Memastikan tugas salesman berjalan tanpa ada kesulitan.

c. Apabila muncul hambatan tugas harus ada solusi.

d. Diskusikan oleh Finance dan Logistik.

e. Mengechek dan rechek hasil kerja salesman antara lain

penjualan dan tagihan atau pembayaran toko.

2 Menyusun budget operasional salesman:

a. Budget harus dibuat per akhir bulan untuk dipakai sebagai

acuan bulan berjalan berikutnya.

b. Dijalankan sebaik-baiknya.

c. Ajuan disyahkan oleh Finance dan Logistik.

d. Ajuan di serahkan ke Finance untuk dimasukkan kedalam total

budget bulan berjalan.

e. Mengevaluasi bersama Finance dan Logistik pada minggu ke

dua, untuk realisasi budget apakah budger berjalan sesuai

rencana atau tidak.

12

Page 13: Kukerta maret 2014

f. Mebuat report realisasi budget setiap akhir bulan.

g. Report di berikan ke Direksi dan team ( Finance dan Logistik)

3 Komitment dengan jadwal meeting mingguan dengan Finance dan

Logistik:

a. Membicarakan kesulitan yang ada.

b. Memperkuat teamwork

c. Mencari solusi

d. Mengevaluasi target penjualan yang sudah di capai.

e. Menentukan target penjualan:

a) Lihat penjualan tahun lalu.

b) Diskusikan bersama.

c) Berikan target ke salesman.

d) Lakukan pengawasan/kontrol/monitoring bersama Finance

dan Logistik.

f. Menentukan target pembayaran toko:

a) Membuat target bersama Finance dan Logistik.

b) Menyampaikan target penerimaan tagihan toko ke

salesman.

c) Melakukan pengawasan /kontrol/monitoring bersama

Finance dan Logistik

4 Fokus pada stock barang.

a. Komitment pada jadwal kunjungan yang dibuat.

b. Mengontrol sisa stock di gudang,koordinasi bersama Logistik.

c. Membuat jadwal meeting dengan salesman dau kali seminngu:

a) Mengevaluasi pencapaian penjualan.

b) Mengevaluasi pencapaian pembayaran atau tagihan.

c) Komunikasi ke salesman sisa stock barang gudang.

d) Membuat penugasan salesman.

d. Membuat rencana Purchasing order (PO) ke

Supplier,komunikasikan dengan Finance dan Logistik.

5 Fokus pada tagihan toko:

13

Page 14: Kukerta maret 2014

a. Meminta data Update pembayaran toko ke Finance.

b. Membuat update setiap minggu (setiap hari senin) posisi

tagihab toko yang sudah jatuh tempo.

c. Menghubungi toko atau Berkomunikasi aktif dengan pihak

toko untuk realisasi pembayaran,chesk apakah ada masalah di

toko.

14

Page 15: Kukerta maret 2014

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Penatausahaan Keuangan

Pada prinsipnya tata usaha keuangan daerah dapat dobagi atas dua

jenis, yaitu: Tata Usaha Umum dan Tata Usaha Keuangan.

1) Tata Usaha Umum adalah menyangkut kegiatan surat menyurat,

mengagendakan dokumentasi lainnya.

2) Tata Usaha Keuangan ada;a tata buku yang merupakan rangkaian kegiatan

yang dilakukan secara sistematis di bidang keuangan berdasarkan prinsip-

prinsip, standar-standar tertentu serta prosedur-prosedur tertentu sehingga

dapat memberikn informasi aktual di bidang keuangan.

2.2 Pengertian Penatausahaan Keuangan

Dikumentasi yang digunakan pada prosedur Penatausahaan Keuangan

Daerah berdasarkan Permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, diantaranya sebagai berikut:

1) Angaran Kas;

Yaitu dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari

penerimaan dan arus kas keluar untuk ketersediaan dana yang cukup guna

mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.

2) Dokumen Pelaksanaan Angaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-

SKPD):

Yaitu dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiyaan

yang digunakan sebagai daerah pelaksanaan anggaran oleh pengguna

anggaran.

3) Buku Kas Umum Daerah;

yaitu tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh

kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan

digunakan untuk membayar pengeluaran daerah.

15

Page 16: Kukerta maret 2014

4) Rekening Kas Umum Daerah;

Yaitu rekening tempat penyimpanan uangdaerah yang ditentukan

oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan

digunakan untuk membayar pengeluaran daerah pada bank yang

ditetapkan.

5) Surat Pertanggungjawaban (SPJ);

Yaitu surat/laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan

penerimaan uang yang disampaikan kepada Pejabat Pengelolah Keuangan

Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD), dan laporan

pertanggungjawaban penggunaan uang persdiaan/ganti uang

persediaan/tambah uang persediaan kepada kepala Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) melalui Pejabat Pengelola Keuangan (PPK-SKPD) paling

lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

6) Bukti penerimaan dan pengeluaran lain yang sah

Yaitu bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran lain yang sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Dokumen/arsip merupakan endapan informasi terekam yang selain

mencerminkan segala aktivitas penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan serta kehidupan kebangsaan juga menjadi bukti otentik dan

terpercaya sebagai bahan pertanggungjawaban nasional yang sekaligus

menjadi identitas jati diri bangsa. (Widjaja, 2002:64).

2.3 Pokok Penatausahaan Keuangan

Daerah pasal6 ayat (1) Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara disebut bahwa Presiden selaku Kepala Pemerintahan

memegang kekuasaanpengelolah keuangan Negara sebagai bagian dari

kekuasaan pemerintah. Kekuasaan pengelolaan keuangan negara meliputi

kewenangan yang bersifat umum dan wewenang yang bersifat khusus.

Kewenangan yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum,

strategi, dan prioritas dalam pengelolaan APBN, antara lain penetan pedoman

pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN,penerapan pedoman penyusunan

16

Page 17: Kukerta maret 2014

rencana kerja kementerian negara/lembaga, penetapan gaji dan tunjangan,

serta pedoman pengelolaan Penerimaan Negara. Kewenangan yang bersifat

khusus meliputi keputusan/kebijakan teknis yang berkaitan dengan

pengelolaan APBN, antara lain keputusan sidang cabinet di bidang

pengelolaan APBN, keputusan dana perimbangan, penghapusan asset dan

piutang negara.

Pasal 6 ayat (2) huruf c Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang

keuangan negara disebut bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan Negara dari

presiden diserahkan kepada Guernur/Bupati/Walikota selaku kepala

pemerintah daerah. Untuk mengelolah keuangan daerah dan walikota

pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Kewenangan bagi Gubernur/Bupati/Walikota/Bupati yang besifat umum

meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi dan prioritas dalam

mengelolah APBD antara lain:

1. Penetapan pedoman pelaksanaan dan pertanggungjawabn APBD

2. Penetapan pedoman penyusunan rencana kerja dinas/kantor/badan

3. Penetapan gaji dan tunjangan

4. Pedoman pengelolaan pemerintah daerah

Kewenangan gubernur/walikota/bupati yang bersifat khusus meliputi

keputusan/kebijakan teknis yang terkait dengan pengelolaan APBD antara

lain:

Keputusan sidang perangkat daerah dibidang pengelolaan APBD, keputusan

rincian APBD, keputusan dana bagi hasil dan bantuan keuangan, penghapusan

asset dan piutang daerah.

2.4 Sistem dan Kebijakan Akuntansi

Dalam melakukan penatausahaan dan penyusun laporan keuanagn pemerintah

daerah menyusun sistem akuntansi dan kebijakan akuntansi yang mengacu

pada standar akuntansi pemerintahan sebagaimana diatur pada Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.Sistem akuntansi pemerintahdaerah merupakan serangkaian

17

Page 18: Kukerta maret 2014

prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan

data,pencatatan,pengikhitisaran dan pelaporan posisi keuangan dan operasi

keuangan pemerinta daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

Standar akuntansi pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah

daerah.Dengan mengacu pada standar akuntansi disusun kebijakan akuntansi

dan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prisip akuntansi yang di pilih berdasarkan

standar akuntansi pemerintah untuk ditetapkan dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangan pemerintah daerah.

Kebijakan Akuntansi antara lain mengenai:

1. Pengakuan Pendapatan

2. Pengakuan Belanja

3. Prinsip-prinsip penyusunan laporan

4. Investasi

5. Pengakuan dan penghentian/penghapusan asset berwujud dan tidak

berwujud

6. Kontrak-kontrak konstruksi

7. Kebijakan kapitalisasi belanja

8. Kemitraan dengan pihak ketiga

9. Biaya pelatihan dan pengembangan

10. Persediaan baik yang untuk dijual maupun yang dipakai sendiri

11. Dana Cadangan

12. Penjabatan mata uang asing

2.5 Penatausahaan Pendapatan / Penerimaan

Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara

penerimaan/pengetahuan dan orang atau badan yang menerima atau

menguasai uang barang/kekayaan daerah, wajib menyelenggarakan

penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

18

Page 19: Kukerta maret 2014

Dalam kaitannya dengan penerimaan daerah bendahara penerimaan

wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan

penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggungjawabnya. Penerimaan

daerah disetor ke rekening umum daerah pada bank pemerintah yang ditunjuk

dan penyetoran dianggap sah apabila kuasa BUD menerima nota kredit.

Kepala daerah dapat menunjuk badan, lembaga keuangan atau kantor pos yang

bertugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan.

Penerimaan daerah yang disetor ke rekening umum kas daerah

dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Disetor langsung ke bank oleh pihak ketiga

b. Disetor melalui bendahara penerimaan oleh pihak ketiga

a) Bendahara uang, cek atau surat berharga yang dalam penguasaannya

lebih dari satu hari kerja, dan /atau

b) Menyimpan dan membuka rekening atas nama pribadi pada bank atau

giro pos atas pelaksanaan APBD

Namun dalam pelaksanaanna dilakukan pengecualian terhadap daerah dengan

kondisi geografis yang sulit dijangkau dengan komunikasi dan transportasi,

hal ini dapat dilakukan penyetoran melebihi waktu penyetoran yang ditetapkan

dalam peraturan kepala daerah.

Dalam hal ini objek pendapatan daerah tersebar, jumlah nilai pungutan relatif

kecil atau atas pertimbangan kondisi geografis wajib pajak dan/atau wajib

retribusi tidak memungkinkan membayar langsung kewajibannya pada badan,

lembaga keuangan atau kantor pos yang bertugas melaksanakan sebagian

tugas dan fungsi bendahara penerimaan, kepala SKPD dapat menunjuk

bendahara penerimaan pembantu.

Dokumen yang digunakan sebagai dasar penatausahaan pendapatan:

1. Surat ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah)

2. Surat ketetapan Retribusi Daerah (SKR-Daerah)

3. Surat Tanda Setoran (STS)

4. Surat tanda bukti pembayaran

5. Bukti penerimaan lainnya yang sah

19

Page 20: Kukerta maret 2014

6. Nota kredit

Sedangkan buku-buku yang digunakan untuk melakukan

penatausahaan minimal sebagai berikut:

a. Buku Kas Umum (BUK)

b. Buku-Buku pembantu

c. Jurnal

d. Buku Besar

Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan

secara administrative atas pengelolaan yang yang menjadi tanggungjawab

dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada

pengguna anggaran/kuasa pengguna berikutnya.

Bendahara penerimaan pada SKPD juga wajib

mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaan uang yang

menjadi tenggungjawabnya dengan menyampaikan laporan

pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku BUD paling lambat

tanggal 10 bulan berikutnya.

PPKD selaku BUD meakukan verifikasi, evaluasi, dan analisis atas

laporan pertanggungjawaban penerimaan. Bendahara hasil verifikasi, evaluasi

dan analisis PPKD menerbitkan surat pengesahan atas laporan

pertanggungjawaban penerimaan.

2.6 Penatausahaan Belanja/pengeluaran

Dalam kaitannya dengan belanja setiap pengeluaran belanja atas beban

APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah dan telah mendapat

pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas

kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksudnya

Dokumen / bukti yang digunakan untuk penatausahaan belanja /

pengeluaran antara lain :

1. Kontrak / perjanjian kerja / surat perintah kerja

2. Berita acara kemajjuan / penyerahan pekerjaan

3. Surat Penyediaan Dana (SPD)

20

Page 21: Kukerta maret 2014

4. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

5. Bukti Pembyarana / kwitansi pihak ketiga

6. Surat keputusan

7. Bukti pengeluaran kas dan bukti pendukung

8. Surat Perintah Membayar (SPM)

9. Surat perintah Penyediaan Dana (SP2D)

10. Laporan kegiatan / dokumentasi dengan surat

Pejabat yang menandatangani dan / atau mengesahkan dokumen yang

berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran dan/atau

pengeluaran terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari

penggunaan surat bukti dimaksud.

Untuk penatausahaan atas pelaksanaan belanja/pengeluaran digunakan

buku-buku minimal :

a. Register (SPD,SPP,SPM,SP2D)

b. Buku Kas Umum (BKU)

c. Buku-buku pembantu

d. Buku pengawasan anggaran

e. Jurnal

f. Buku besar

Kepala SKPD selaku pengguna anggran menetapkan pejabat yang

melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD mempunyai tugas :

1. Meneliti kelengkpan SPP-LS yang diajukan oleh PPTK

2. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, dan SPP-TU yang diajukan oleh

bendahara pengeluaran

3. Menyiapkan SPM

4. Melakukan verifikasi SPP

5. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan

6. Melakukan akuntansi SKPD dan

7. Menyiapkan laporan keuangan SKPD

21

Page 22: Kukerta maret 2014

Pejabat penatausahaan keuangan SKPD tidak boleh merangkap sebagai

pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan Negara /

Daerah,Bendahara, dan/atau PPTK.

Dalam melakukan verifikasi atas laporam pertanggungjawaban yang

disampaikan, pejabat penatausahaan keuangan SKPD berkewajiban;

a. Meneliti kelengkapan dokumen dan kebebasan bukti-bukti pengeluaran

yang dilampirkan

b. Menguji kebenaran perhitungan ketersediaan dana dan menguji

pembebanan

c. Menguji ketersediaan dana

d. Menghitung kebenaran perhitungan PPN/PPh atas beban belanja

e. Menguji kesesuaian antara SPP, bukti pendukung dan SPM

22

Page 23: Kukerta maret 2014

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Sistem Pengendalian Kas Pada CV.Busana Perkasa

3.1.1. Pengertian kas

Kas adalah alat tukar yang standar ,oleh karena itu kas merupakan

alat pengukur dari setiap aktifitas pembiayaan dalam kegiatan

pertukaran barang dan jasa,kas juga merupakan komponen aktiva

yang sangat penting dan sangat mempengaruhi semua transaksi yang

terjadi karena berlaku sebagai alat tukar yang syah di Indonesia.

Setiap aktifitas perusahaan membutuhkan penyelesaian dengan

mengunakan alat tukar yakni kas, sehingga hampir semua kegiatan

perusahaan melibatkan kas baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Kas adalah aktiva lancar yang paling likuid dan terdiri dari bagian

yang bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan dasar untuk

perhitungan akuntansi,merupakan alat pembayaran yang diterima

umum,yang tersedia untuk pembayaran kewajiban jangka

pendek,yang tidak dibatasi penggunaannya,baik yang berada

ditangan maupun yang berada dibank. Kas meliputi koin, uang

kertas, cek, wesel dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik

tanpa pembatasan dari bank yang bersangkutan. Lazimnya, kas dapat

ditarik sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan

ke rekening bank lainnya.

Dari pengertian kas diatas dapat di simpulkan sebagai berikut:

A. Yang termasuk golongan kas terdiri dari :

1. Uang tunai (unag kertas dan uang logam)

Uang tunai adalah alat tukar atau alat pembayaran yang syah

dan dapat di terima secara umum.

2. Dana Yang tersedia di Bank

23

Page 24: Kukerta maret 2014

Adalah simpanan yang setiap saaat dapat diambil dan di

keluarkan untuk pembayaran

3. Cek

Cek yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran

dan dapat dicairkan setiap saat di bank.

4. Cek Perusahaan

Adalah surat perintah pada bagian keuangan untuk

mengeluarkan sejumlah uang untuk membayarkan kepada

pihak lain.

5. Cek Dalam Perjalanan

Cek yang di keluarkan oleh perusahaan kepada pihaklain

tetapi belum diuangkan di bank.

6. Wesel Pos

Wesel pos yang menurut sifatnya dapat segera diuangkan

pada waktu yang diperlukan.

B. Yang tidak termasuk kas terdiri atas :

1. Cek Mundur

2. Pembayaran-pembayaran yang dimuka

3. Surat Berharga Jangka Pendek

4. Perangko dan Materai

5. Deposito Berjangka

6. Kas Yang disisihakan untuk tujuan tertentu dan sifatnya

terkait seperti dana pensiun,pelunasan obligasi dan

pembayaran deviden.

7. Wesel tagih.

Adapun fungsi dari kas adalah :

1. Sebagai alat tukar atau alat bayar dalamjumlah besar atau

jumlah kecil.

24

Page 25: Kukerta maret 2014

2. Alat yang di terima oleh Bank sebagai setoran sebesar nilai

nominalnya.

3. Kas juga di gunakan untuk investasi baru dalamaktiva tetap.

3.1.2. Pengendalian Intern

1. Pengertian dan tujuan pengendalian intern

Pengertian pengendalian intern

Pengendalian intern merupakan sesuatu yang sangat penting

sekali dalam

pencapaian tujuan usaha atau perusahaan.Suatu perusahaan yang

telah beroperasi harus memonitor kegiatan dan hasil yang

diperolehnya.oleh karena itu maka perusahaan perlu membuat

sitem pengendalian intern.

Sistem pengendalian intern Menurut Mulyadi (2002: 163):

Pengendalian inter meliputi struktur organisasi, metode, dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi, untuk mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen.

Pengendalian intern tersebut menentukan tujuan yang hendak

dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem

tersebut. Pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku

baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara

manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa :

1) Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai

tujuan tertentu.

2) Pengendalian intern dijalankan oleh orang dari setiap jenjang

organisasi yang mencakup dewan komisaris, manajemen,dan

personel lain.

25

Page 26: Kukerta maret 2014

3) Pengendalian intern diharapkan dapat memberikan keyakinan

yang memadai bagi manajemen dan dewan komisaris.

4) Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang

saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan,kepatuhan dan

operasi.

Manajemen bertanggung jawab dalam pembentukan dan

pembinaan sistem pengendalian intern. Untuk ini manajer perlu

mengendalikannya secara terus menerus agar sistem

pengendalian intern berjalan dengan semestinya dan dapat

dimodifikasi seluruhnya sesuai dengan perubahan

Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian intern pada dasarnya adalah mengusahakan

agar apa yang telah di rencanakan menjadi suatu kenyataan.

Menurut Widjajanto (2001: 18):

“Pengendalian Intern (Internal control) adalah: Suatu sistem

pengedalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua

metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan

tujuan untuk :

1) Mengamankan aktiva perusahaan

2) Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi

3) Meningkatkan efisiensi

4) Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap

jajaran organisasi

Adapun tujuan pengendalian menurut Hall (2001 : 150) adalah :

1) Untuk menjaga aktiva perusahaan

2) Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya

catatan dan informasi akuntansi

3) Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan

26

Page 27: Kukerta maret 2014

4) Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan

prosedur yang telah telah ditetapkan oleh manajemen.

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pengendalian intern

bertujuan untuk menjaga integritas Informasi

Akuntansi,melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan,

pemborosan, dan pencurian yang dilakukan oleh pihak di dalam

maupun di luar perusahaan. Pengawasan dan penelaahan pada

sistem pengendalian intern yang baik akan mampu melindungi

kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kesalahan dan

ketidaktelitian yang terjadi.

Agar dapat berajalan dengan baik,suatu sistem pengendalian

intern harus memiliki unsur-unsur pokok. Menurut Mulyadi

(2009 : 183), unsur pokok pengendalian intern adalah sebagai

berikut :

1 Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian

dalam suatu organisasi dan mempengaruhi personel

organisasi tentang pengendalian. Dan lingkungan

pengendalian juga merupakan unsur yang merupakan

landasan untuk semua unsur pengendalilan intern, yang

membentuk disiplin dan struktur.

2 Penaksiran Resiko

Penaksiran resiko biasanya digunakan dalam pelaksanaan

pelaporan keuangan, yaitu penaksiran risiko yang terkandung

dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan desain

implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk

mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum, dengan

mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.

27

Page 28: Kukerta maret 2014

3 Informasi dan Komunikasi

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua

personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang

bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan orang lain, baik

yang berada di dalam maupun di luar organisasi.

4 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang

dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang

dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kegiatan dan prosedur

ini dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian

tujuan entitas.

5 Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja

pengendalian intern sepanjang waktu.

2. Pengendalian Intern Kas

Untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan,

perusahaan harus mengendalikan kas yang menyangkut dengan

segala aktivitasnya baik yang berkaitan dengan arus masuk

maupun arus keluar. Sistem pengendalian kas harus disesuaikan

dengan kekhususan usaha. Namun demikian, secara umum

sistem pengendalian kas menolak adanya campur tangan

terhadap catatan akuntansi oleh mereka yang menangani kas. Hal

ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya ayat jurnal yang

tidak wajar untuk menyembunyikan penyalahgunaan penerimaan

dan pengeluaran kas. Selanjutnya sistem tersebut biasanya

mensyaratkan adanya pemisahan tugas fungsi penerimaan dan

pembayaran.

Menurut Smith dan Skousen (2000 : 247) karakteristik dasar

dari suatu sistem pengendalian kas adalah :

28

Page 29: Kukerta maret 2014

a) Menetapkan tanggung jawab secara khusus untuk menangani

penerimaan kas.

b) Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan kas.

c) Penyetoran seluruh kas yang diterima setiap hari (lazimnya

kerekening bank).

d) Sistem voucher untuk rnengendalikan pembayaran kas.

e) Audit internal pada selang waktu yang tak terduga.

f) Pencatatan ganda atas kas menurut bank dan pembukuan,

dengan rekonsiliasi yang dilaksankan oleh seorang diluar

bagian akuntansi.

Sistem pengendalian kas meningkatkan kemungkinan pelaporan

nilai kas dan ekuivalen kas menjadi akurat dan dapat diandalkan

oleh pemakai laporan keuangan. Menurut Dyckman dkk (1999 :

297), Sistem pengendalian intern kas harus :

a) Memisahkan penyimpanan dan akuntansi untuk kas

b) Mencatat semua transaksi kas

c) Memelihara hanya saldo kas minimum yang dibatuhkan

d) Melaksanakan perhitungan periodik atas saldo kas

e) Melakukan rekonsiliasi atas saldo akun kas buku besar dan

saldo kas bank.

f) Memperoleh pengembalian yang layak atas saldo kas yang

menganggur.

Pengunaan dana kas kecil dan rekonsiliasi bank dapat

membantu mengidentifikasikan setiap kekurangan kas atau

kekeliruan yang telah dilakukan dalarn akuntansi untuk kas.

3. Pengedalian Intern Atas Penerimaan Kas

Suatu istansi/perusahaan harus mengendalikan kas mulai dari

diterimanya hingga disetor ke bank. Prosedur semacam ini

29

Page 30: Kukerta maret 2014

disebut pengendalian preventif. Prosedur yang dirancang untuk

mendeteksi pencurian atau penyalahgunaan kas disebut

pengendalian detektif. Dalam pengertian tertentu, pengendalian

detektif juga bersifat preventif (mencegah) karena para karyawan

akan berupaya menghindarkan pencurian atau penyalahgunaan.

Menurut Hall (2011 : 180),

“Pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendalian internal

adalah kewajiban pihak manajemen yang penting. Aspek

mendasar dari tanggung jawab penyediaan informasi pihak

manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi

pemegang saham bahwa perusahaan dikendalikan dengan baik.

Selain itu, pihak manajemen bertanggung jawab untuk

melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan

informasi keuangan yang andal secara tepat waktu. Sistem

pengendalian internal yang memadai penting bagi pihak

manajemen untuk melakukan kewajiban ini”.

Salah satu tugas pemimpin perusahaan adalah harus mampu

mengawasi secara keseluruhan kegiatan perusahaan yang

dipimpinnya, tidak terkecuali kas yang dimiliki perusahaan

tersebut. Kagiatan ini sangat penting namun cukup sulit untuk

melaksanakannya karena aktivitas perusahaan yang semakin

berkembang.Sehubungan dengan hal tersebut maka CV.Busana

Perkasa memerlukan adanya sistem pengendalian intern kas,

karena kas merupakan komponen yang paling penting di dalam

melaksanakan aktivitas usahanya. Disamping itu, kas juga

merupakan aktiva yang paling mudah diselewengkan.

Prosedur Penerimaan Kas Pada CV.Busana Perkasa

Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan CV.Busana Perkasa

meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai

30

Page 31: Kukerta maret 2014

dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan

kas serta pertanggung jawaban kembali. Proses ini dapat

dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan sistem

komputerisasi.

Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh CV.Busana Perkasa

secara lebih rinci meliputi :

1. Setoran Kas Bank

2. Membuat rencana budget anggaran kepada pimpinan

3. Setelah diperiksa dan di bandingkan antara budget bulan

lalu,pimpinan menyetujui rencana budget tersebut.

4. Pihak staff Accounting membukakan cek sesuai dengan

budget anggaran yang diajukan.

5. Staff Accounting melampirkan dokumen bukti penerimaan

uang/cek,dan ditandatangi oleh pimpinan.

6. Staff Accounting akan mencatat pada buku pengeluaran

giro/cek

7. Cek/dana yang diterima di bukukan pada kas kecil dan di

kelola untuk membiayai semua kebutuhan/kegiatan

operasional perusahaan.

8. Bagian keuangan membuat pembukuan atas pemakaian

cek/dana tersebut.

9. Jika terjadi kelebihan dana,maka dana tersebut akan di

masukkan sebagai saldo awal pada kas kecil untuk bulan

berikutnya.

Jenis penerimaan kas pada CV.Busana Perkasa adalah dari

penjualan berupa pembayaran toko atau langganan.Prosedur

penerimaan kas pada CV.Busana Perkasa perlu dirancang

sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak

diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi

31

Page 32: Kukerta maret 2014

menjadi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Terdapat Pemisahan tugas antara yang menyimpan,menerima

dan mencatat penerimaan uang.

2. Setiappenerimaan uang langsung di setor ke bank

sebagaimana adanya.untuk dapat memenuhi prinsip-prinsip

pengendalian inter dalam hal ini penerimaan kas,perlu

pemisahan fungsi seperi pemisahan antara penerimaan

uang,pencatata dan penyimpanan serta yang melakukan

rekonsiliasi bank.

Unsur pengendalian intern penerimaan kas yang sehat menurut

Mulyadi (2001 : 60) untuk organisasi, sistem otoritas dan

prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat adalah :

1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan

fungsi penerimaan.

2. Penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi,

3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk

cek atas nama atau dengan pemindah bukuan (bilyet giro).

4. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar

daftar piutang yang harus ditagih yang disebut fungsi

akuntansi

5. Pengkreditab rekening pembantu piutang oleh fungsi

akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat

pemberitahuan yang berasal dari debitur.

6. Hasil perhitungan kas direkam dalam berita acara

perhitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera.

7. Para penagih dan kasir harus diasuransikan.

8. Kas dalam perjalanan (baik yang berada di tangan kasa

maupun di tangan penagih perusahaan) harus di asuransikan (

case-in-safe dan case-in-transit insurance)

32

Page 33: Kukerta maret 2014

Gambar 2

Prosedur penerimaan kas pada CV.Busana Perkasa

4. Pengendalian Intern atas Pengeluaran Kas

Pengendalaian intern atas pembayaran kas harus memberikan

jaminan yang memadai bahwa pembayaran di lakukan hanya untuk

transaksiyang diotorisas.di samping itu,pengendalian harus

memastika bahwa kas di gunakan secara efesien.pengeluran kas

33

Setor ke bank/ atau kerekening perusahaan

Melampirkan bukti

penerimaan

Pencatatan buku pada

tanda terima pembayaran

Kantor penerimaanuang tunai/cek/bilyet

giro

Mengirim uang tunai/cek/bilyet

giro

aPenagih / salesmn

kassatoko

Page 34: Kukerta maret 2014

dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet

giro.pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek aau

bilyet giro (biasanya karena jumlah relatif kecil), dilaksanakan

melalui dana kas kecil yang diselengarakan dengan salah satu

sistem.

Pengeluaran kas dengan memiliki kebaikan di tinjau dari

pengendalian inter berikut:

1. Digunakan cek atas nama,pengeluaran cek akan di terima oleh

pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir

cek,dengan demikian pengeluaran kas dengan jaminan

diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud pihak

pembayaran.

2. Dilibatkannya pihak luar (dalamhalini bank) dalam pencatatan

transaksi pengeluaran kas perusahaan.dengan digunakannya

cek dalam setiappengeluaran kas perusahaan,transaksi

pengeluaran kas di rekam juga oleh bank, secara periodik

mengirimkan rekening koran bank (bank statement) kepada

perusahaan nasabahnnya. Direkam rekening bank inilah yang

dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian

catatan transaksi kas perusahaan dalam jurnal penerimaan dan

pengeluaran kas.

ProsedurPengeluaran kas pada CV.Busana Perkasa

Prosedur pengeluaran kas pada CV.Busana Perkasa meliputi

serangkaian proses baik manual maupun komputerisasi mulai

pencatatan, penggolongan, peringkasan, transaksi atau kejadian

keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggung

jawaban yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada CV.Busana

Perkasa.

34

Page 35: Kukerta maret 2014

Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci dilaksanakan oleh

CV.Busana Perkasa meliputi:

1. Menerima Berkas/Kwitansi tagihan pembayaran

2. Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran uang

3. Membuat bukti pengeluaran kas/cek

4. Meminta tanda tangan pengesahan persetujuan pembayaran di

bukti pengeluaran kas/cek.

5. Meminta pengesahan yang berhak menyetujui pembayaran di

bukti pengeluaran kas/bank

6. Untukpembayaran melalui bank di buatkan cek/giro.

7. Meminta tanda tangan pejabat yang berhak menyetujui

pembayaran pada cek/giro

8. Mencatat pada buku kas atau buku besar keuangan setiap jumlah

pengeluaran.

9. Membuat laporan dalam realisasi anggaran untuk di laporka

kembali ke pejabat yang berwenang.

Dokumen-dokumen pendukung yang di gunakan pada prosedur

akuntansi pengeluaran kas pada CV.Busana Perkasa terdiri atas:

1. Kwitansi penagihan yang harus segera dibayar.

2. Kwitansi pembayaran dan bukti penerimaan lainnya merupakan

dokumen sebagai tanda bukti pembayaran.

3. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti apabila pembayaran

di lakukan melalui transfer anatar bank.

4. Buku besar pengeluaran kas merupakan catatan yang di

selenggarakan oleh fungsi akuntansi untukmencatat atau

menggolonglan semua transsksi atas kejadian yang berhubungan

dengan pengeluaran kas.

35

Page 36: Kukerta maret 2014

Jenis-jenis pengeluaran kas pada CV.Busana Perkasa baik antara lain:

1. Belanja Barang

1) Barang jaualan

2) Inventaris

3) ATK

4) Langganan daya dan jasa,misalnya rekening telepon

2. Belanja Pemeliharaan mencakup:

1) Pemeliharaan kendaraan operasional, misalnya service

kendaraan motor/mobil,ganti oli

2) Pemeliharaan Inventarsi,misalnya service ac,mesin print,mesin

jahit.

3) Pemeliharaan gedung,instalasi air dan listrik.

3. Belanja perjalanan mencakup:

1) Perjalanan kanvas daerah maupun kota oleh salesman.

2) Perjalanan kunjungan ke supplier

3) Perjalanan kunjungan Principle.

Semua pengeluaran kas tercatat pada buku besar pengeluaran kas,cek

dan giro.pengendalian pengeluaran kas pada CV.Busana Perkasa akan

di pertanggung jawabkan pada pejabat yang berwenang dan di laporka

pada kurun waktu yang telah di tentukan.

Pada dasarnya untuk menghasilkan sistem pengendalian yang

baik,posedur pengeluara kas harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

36

Page 37: Kukerta maret 2014

1. Semua pengeluaran dilakukan denga cheque,pengeluaran-

pengeluaran dalamjumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.

2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang

berwenang terlebih dahulu.

3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui

pengeluaran kas,yang menyimpan uang kas dan melakukan

pengeluaran serta mencatat pengeluaran kas.

Unsur pengendalian intern pengeluaran kas yang sehat menurut

Mulyadi (2001 : 78) untuk organisasi, sistem otorisasi, prosedur

pencatatan dan praktik yang sehat adalah :

1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

2. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh

dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak awal sampai

akhir,tanpa campur tangan fungsi yang lain.

3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat berwenang.

4. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan

persetujuan dari pejabat yang berwenang.

5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode

pencatatan dalamregister cek) harus didasarkan buktikas keluar

yang telah mendapatkan otorisasi dari pejabata yang berwenang

dan di lampiri dokumen pendukung yang lengkap.

6. Saldokas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan

pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

7. Dokumen dan dasar dan pendukung transaksi pengeluaran kas

harus dibubuhi cap “lunas”oleh bagian kasir setelah pengeluaran

kas dilakukan.

8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement) yang

merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian

catatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern (internal audit

37

Page 38: Kukerta maret 2014

function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam

pencatatan dan penyimpanan kas.

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama

perusahaan penerima atau dengan pemindah bukuan.

10. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang

kecil,pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas

melalui dana kas kecil yang akuntansinya diselenggarakan dengan

imperst sistem.

11. Secara periodik dilakukan pencocokan jumlah fisikkas yang ada di

tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

12. Kas yang ada di tangan (cash in safe) dan kas yang ada di

perjalanan(cash in transit)di asuransikan dari kerugian.

13. Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).

14. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya

pencurian terhadap kas yang ada ditangan (misalnya mesin

register kas,lemari besi dan strong room).

15. Semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh kas

38

Page 39: Kukerta maret 2014

Gambar.3

Prosedur Pengeluaran Kas pada CV.Busana Perkasa

39

Membuat laporan realisasi pembayaran

Mencatat pengeluaran di buku besar keuangan pembayaran

Meminta pengesahan pejabat yang berhak menyetujui pembayaran

Meminta tanda tangan pengesahan pengelluaran uang

Untuk pembayaran melalui bank di buatkan cek/giro

Membuat bukti pengeluaran kas

Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran kasMenerima berkas

tagihan pembayaran

Page 40: Kukerta maret 2014

3.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Penatausahaan Keuangan

3.2.1 Faktor Pendukung

Dana yang di anggarkan telah tersedia sebagaimana yang tertuang

dalam dokumen penetapan anggaran DPA pada setiap

SKPD,ketersedian dana tersebut menjadi faktor pendukung dalam

menata keuangan daerah dengan sebaik mungkin artinya bahwa

dengan tersediannya dana yang cukup dan sudah ada di depan mata,

maka sudah selayaknya penatusahaan keuangan daerah perlu

dimamfaatkan dengan baik dan tepat sasaran.

3.2.1 Faktor Penghambat

Dalam pelaksanaan pembiayaan atas keuangan daerah sering kali

terjadi defisit anggaran.penyebabnya karena penataan atas keuangan

daerah yang kurang tertata dengan baik.Ketersediaan sumber daya

manusia yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu dalam

penatausahaan keuangan daerah.sementara itu, kinerja pegawai yang

profesional dan akuntabel merupakan kunci dalam menentukan

pengelolaan keuangan daerah dengan lebih tepat sasaran,efesien dan

transparan.

Salah satu faktor yang bisa menghambat penatusahaan keuangan adalah

masih terbatasnya tenaga atau sumner daya manusia yang mampu

bekerja secara jujur dan lebih terbuka.Hal ini merupakan tantangan bagi

para pejabat struktural pada setiap SKPD untuk lebih profesional dan

bertanggung jawab khususnya dalam mengelolah keuangan daerah

dalam mewujudkan pembangunan daerah yang makmur dan sejahtera.

40

Page 41: Kukerta maret 2014

BAB.IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah disusun oleh penulis maka dapat

disimpulkan bahwa setiap perusahaan harus tetap menjaga jumlah uang

kasnya agar tetap mencukupi pembiayaan operasionalnya sehari-hari.

Manajemen kas yang efektif juga memerlukan pengendalian internal yang

baik guna melindungi kas dari pencurian atau penggelapan kas. Hal ini karena

kas merupakan aktiva yang paling lancar, sehingga lebih mudah untuk

diselewengkan jika tidak dijaga dengan baik.

Secara umum, sistem pengendalian kas selalu dibedakan antara pihak

yang menangani pemasukan dan pengeluaran dengan pihak yang melakukan

pembukuan. Hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan terjadinya manipulasi

dalam pencatatan/pembukuan.

Karakteristik dari suatu pengendalian kas adalah :

1. Menetapkan tanggung jawab dan tugas secara khusus dalam menangani

penerimaan dan pengeluaran kas.

2. Mengadakan pemisahan terhadap penanganan dan pencatatan penerimaan

kas.

3. Memilih dan menetapkan karyawan yang jujur dalammemgang kas.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengendalian intern kas pada

CV.Busana Perkasa,Maka penulis dapat menarik kesimpulansebagai berikut:

1. Struktur organisasi pada CV.Busana Perkasa dinilai sudah cukup baik

karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan

pembagian tugas,fungsi,wewenang serta tanggung jawab yang jelas.hal ini

sangat membantu dalam pelaksanaan pengendalian intern kas efektif pada

CV.Busana Perkasa.

2. Penerimaan kas pada CV.Busana Perkasa dari penjualan ke toko.

41

Page 42: Kukerta maret 2014

3. Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi semua cara

yang dipakai dalam suatu perusahaan/instansi untuk mengawasi kegiatan

perusahaan yang tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kecurangan

dari penyelewengan,agar semua rencana yang telah di tetapkan dapat

berjalan secara baik.

4. Prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas pada CV.Busana Perkasa

sudah cukup baik dengan adanya bukti-bukti yang di laporkan dan

disimpan oleh pihak yang berwenang serta telah di lakukan pencatatan

langsung dari penerimaan dan pengeluaran kas.Hal ini membuktikan

bahwa sistem pengendalian intern kas pada CV.Busana Perkasa dapat

memperbaiki adanya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran-

saran yang mungkin bermanfaat kepada pihak Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara dalam memajukan fakultas ekonomi, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pengendalian intern kas yang telah efektif harus tetap di

pertahankan agar CV.Busana Perkasa dapat mencapai sasaran atau tujuan

yang diharapkan.

2. Sebaiknya selalu dilakukan pemeriksaan,ketelitian terhadap angka dalam

penjumlahan dan penerimaan kas dan di buat laporan realisasi harian

untuk pengeluaran kas sehari-hari

3. Sebaiknya di lakukan pemeriksaan secara berkala terhadap prosedur

penerimaan dan pengeluaran kas pada CV.Busana Perkasa.

4. Untuk menghindari penyelewengan dan kecurangan pada CV.Busana

Perkasa,sebaiknya semua kwitansi yang masih kosong di beri nomor urut

agar tidak terjadi penyalahgunaan kwitansi,dan yang telah digunakan di

catat dalam suatu daftar berdasarkanwaktu pengeluaran secara berurutan,

yang sebelumnya harus dis esuaikan tanggal dan nama pada kwitansi agar

sesuai dengan yang tercatat dalam buku kas.

42

Page 43: Kukerta maret 2014

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetaka Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 1997. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia.Jakarta: Toko Gunung Agung

43