Kuh Perdata Kuhd

8
HUKUM LAPANGAN – LAPANGAN HUKUM 1) HUKUM TATA NEGARA: Organisasi dan tugas negara 2) HUKUM TATA USAHA: Cara negara /alat perlengkapan negara bertingkah laku penyelenggara 3) HUKUM PERDATA 4) HUKUM DAGANG 5) HUKUM PIDANA: Pidana Sipil; Pidana Militer 6) HUKUM ACARA: Acara Perdata; Acara Pidana; Susunan Pengadilan LAIN-LAIN LAPANGAN HUKUM : PERBURUHAN, SOSIAL, AGRARIA, EKONOMI, PERSEROAN, KEUANGAN PAJAK TATA HUKUM INDONESIA: A. UNDANG – UNDANG DASAR 1945 B. UNDANG – UNDANG C. BADAN HUKUM YANG TIDAK TERTULIS / HUKUM ADAT D. HUKUM BARAT 1. HUKUM PUBLIK (PUBLIC LAW) 2. HUKUM PRIVAT (PRIVAAT LAW) SUMBER HUKUM ASURANSI : K U H PERDATA (KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA) K U H D (KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM DAGANG) JURISPRUDENSI M I A 1906 (MARINE INSURANCE ACT ) PERDATA / PRIVAAT UNDANG – UNDANG PERATURAN PEMERINTAH KEPUTUSAN PERJANJIAN HUKUM ASURANSI PIDANA / PUBLIK K U H P DILUAR K U H P U U NO. 2 TAHUN 1992

description

Asuransi

Transcript of Kuh Perdata Kuhd

  • HUKUM LAPANGAN LAPANGAN HUKUM

    1) HUKUM TATA NEGARA: Organisasi dan tugas negara 2) HUKUM TATA USAHA: Cara negara /alat perlengkapan negara bertingkah laku

    penyelenggara 3) HUKUM PERDATA 4) HUKUM DAGANG 5) HUKUM PIDANA: Pidana Sipil; Pidana Militer 6) HUKUM ACARA: Acara Perdata; Acara Pidana; Susunan Pengadilan

    LAIN-LAIN LAPANGAN HUKUM : PERBURUHAN, SOSIAL, AGRARIA, EKONOMI, PERSEROAN, KEUANGAN PAJAK TATA HUKUM INDONESIA: A. UNDANG UNDANG DASAR 1945 B. UNDANG UNDANG C. BADAN HUKUM YANG TIDAK TERTULIS / HUKUM ADAT D. HUKUM BARAT 1. HUKUM PUBLIK (PUBLIC LAW) 2. HUKUM PRIVAT (PRIVAAT LAW) SUMBER HUKUM ASURANSI:

    K U H PERDATA (KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA) K U H D (KITAB UNDANG UNDANG HUKUM DAGANG) JURISPRUDENSI M I A 1906 (MARINE INSURANCE ACT )

    PERDATA / PRIVAAT UNDANG UNDANG

    PERATURAN PEMERINTAH KEPUTUSAN PERJANJIAN

    HUKUM ASURANSI PIDANA / PUBLIK K U H P

    DILUAR K U H P U U NO. 2 TAHUN 1992

  • BADAN- BADAN PERADILAN UNTUK PERKARA PERDATA:

    1) PENGADILAN NEGERI 2) PENGADILAN TINGGI BANDING 3) MAHKAMAH AGUNG - KASASI

    KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA (K U H PERDATA): Buku Kesatu : Tentang orang (18 Bab) Buku Kedua : Tentang Kebendaan (20 Bab) Buku Ketiga : Tentang Perikatan (18 Bab) (Pasal 1232 s/d pasal 1351) Buku Keempat : Tentang Pembuktian dan Kadaluarsa ( 7 Bab) KITAB UNDANG UNDANG HUKUM DAGANG (K U H D): Buku Kesatu : Tentang Dagang Umumnya (10 Bab)

    Bab IX : Tentang asuransi atau pertanggungan seumumnya (Pasal 246 Pasal 286) Bab X : Tentang Asuransi Kebakaran; Asuransi hasil pertanian; Asuransi jiwa (Pasal

    287 308) Buku Kedua : Tentang hak-hak dan kewajiban - kewajiban yang terbit dari pelayaran (13 Bab)

    Bab IX : Tentang Asuransi Pengangkutan (Pasal 592 -Pasal 685) Bab X : Tentang Asuransi Pengangkutan darat, sungai dan perairan darat (Pasal 686

    695) Bab XI : Tentang Kerugian laut

    SUBYEK HUKUM DAN OBYEK HUKUM SUBYEK HUKUM : a. Manusia (natuurlijke persoon) b. Badan Hukum (rechtspersoon): - Badan Hukum Publik : Negara, Kotamadya - Badan Hukum Perdata : koperasi OBYEK HUKUM: Segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan dapat menjadi obyek sesuatu perbuatan hukum BENDA: Yang dapat diganti Yang tidak dapat diganti Yang dapat diperdagangkan Yang tidak dapat diperdagangkan

  • Yang dapat dibagi Yang tidak dapat dibagi Yang bergerak Yang tidak bergerak HAK KEBENDAAN:

    A) Bezit : suatu keadaan lahir (seorang menguasai suatu benda seolah-olah kepunyaannya sendiri)

    B) Eigendom (Hak Milik) C) Hak Kebendaan diatas benda orang lain

    Erfdienstbaarheid (Servituut) : suatu beban yang diletakkan di atas suatu pekarangan untuk keperluan suatu pekarangan lain yang berbatasan

    Hak Opstal : suatu hak untuk memiliki bangunan-bangunan atau tanaman-

    tanaman diatas tanah orang lain Hak Erfpacht :hak kebendaan untuk menarik penghasilan seluas-luasnya

    untuk waktu yang lama dari sebidang tanah milik orang lain dengan kewajiban membayar sejumlah uang atau penghasilan tiap-tiap tahun

    Vruchtgebruik : suatu hak kebendaan untuk menarik penghasilan dari suatu benda orang lain, seolah-olah benda itu kepunyaannya sendiri, dengan kewajiban menjaga supaya benda tersebut tetap dalam keadaannya semula

    D) Pand dan Hipotik Pand : suatu hak kebendaan atas suatu benda yang bergerak kepunyaan orang lain yang

    semata-mata diperjanjikan dengan menyerahkan bezit atas benda tersebut, dengan tujuan untuk mengambil pelunasan suatu hutang dari pandapatan penjualan benda itu lebih dahulu dari penagih-penagih lainnya

    Hypotheek: suatu hak kebendaan atau benda yang tak bergerak, bertujuan untuk

    mengambil pelunasan suatu hutang dari (pendapatan penjualan) benda itu. BUKU III KUH PERDATA : perihal perikatan

    Menganut asas kebebasan dalam membuat perjanjian

    Merupakan hukum pelengkap bukan hukum keras/ hukum yang memaksa

    Sistem terbuka >< dengan sistem tertutup yang dianut oleh Buku II Perihal Hukum Kebendaan (orang tidak diperkenankan untuk membuat atau memperjanjikan hak-hak kebendaan lain selain yang diatur dalam B.W.)

  • PASAL 1233 K U H PERDATA Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena Undang-Undang PASAL 1234 K U H PERDATA Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu ISI PERSETUJUAN

    a) Memberikan sesuatu b) Berbuat sesuatu c) Tidak berbuat sesuatu

    Persetujuan - perbuatan hukum Perikatan - hubungan hukum PERIKATAN Perjanjian/Persetujuan Pasal 1313 KUHPerdata PERIKATAN Undang-Undang semata (Pasal 1232 KUHPEDATA Undang-Undang Pasal 1352 KUHPerdata Perbuatan Melanggar Hukum Perbuatan Orang Perbuatan Tidak Melanggar Hukum PASAL 1313 K U H PERDATA Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikat dirinya terhadap satu

    orang lain atau lebih PASAL 1320 K U H PERDATA

  • Untuk sahnya persetujuan-persetujuan diperlukan empat syarat 1. sepakat mereka yang mengikat dirinya; 2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. suatu hal tertentu ; 4. suatu sebab yang halal PASAL 1330 K U H PERDATA: Tak cakap untuk membuat persetujuan-persetujuan adalah: 1. orang orang yang belum dewasa; 2. mereka yang ditaruh dibawah pengampuan 3. orang-orang perempuan, dalam hal yang ditetapkan oleh Undang-Undang dan pada

    umumnya semua orang kepada siapa Undang Undang telah melarang membuat persetujuan-persetujuan tertentu

    PASAL 1774 K U H PERDATA: Suatu persetujuan untung-untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung-ruginya baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu. Demikian adalah:

    1) Persetujuan Pertanggungan 2) Bunga cagak hidup 3) Perjudian dan pertaruhan

    Persetujuan yang pertama (no.1) diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang PASAL 246 K U H D: Asuransi atau pertanggungan adalah Perjanjian, dimana penanggung mengikat diri terhadap tertanggung dengan

    memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan, kerusakan atau tidak mendapat keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita karena suatu peristiwa yang tidak pasti

    PASAL 255 K U H D Pertanggungan harus dilakukan secara tertulis dengan akta, yang diberi nama POLIS PASAL 257 K U H D Perjanjian pertanggungan ada seketika setelah hal itu diadakan, hak dan kewajiban kedua belah pihak dari penanggung dan dari tertanggung berjalan mulai saat itu, malahan sebelum polis ditandatangani. Pengadaan perjanjian itu membawa kewajiban penanggung untuk menandatangani polis itu dalam waktu yang ditentukan dan menyerahkannya kepada tertanggung

  • PASAL 258 K U H D Untuk membuktikan adanya Perjanjian itu, harus ada bukti tertulis, akan tetapi semua alat bukti lain akan diizinkan juga, bila ada permulaan bukti tertulis. Namun demikian janji dan syarat khusus, bila timbul perselisihan tentang hal itu dalam waktu antara pengadaan perjanjian dan penyerahan polisnya dapat dibuktikan dengan semua alat bukti; akan tetapi dengan pengertian, bahwa harus ternyata secara tertulis syarat yang pernyataannya secara tegas diharuskan dalam polis, dengan ancaman hukuman menjadi batal, dalam berbagai pertanggungan oleh ketentuan Undang-Undang. ALAT BUKTI: PASAL 1866 K U H PERDATA a) Bukti tulisan b) Bukti dengan saksi-saksi Orang yang telah melihat atau mengalami sendiri peristiwa yang harus dibuktikan. c) Persangkaan - Persangkaan Undang-Undang : Ketentuan UU yang mengambil kesimpulan-

    kesimpulan. - Persangkaan Hakim : kesimpulan tentang terbuktinya peristiwa yang

    dipersengketakan ditarik oleh Hakim yang sedang memeriksa perkara d) Pengakuan Pernyataan sesuatu pihak mengenai peristiwa tertentu atau sesuatu hak. e) Sumpah * Sumpah decissoire (Sumpah Pemutus)

    Sumpah yang oleh pihak yang satu diperintahkan kepada pihak lawan untuk menggantungkan putusan perkara padanya (apabila kekurangan bukti-bukti lain).

    * Sumpah supletoire (Sumpah Tambahan ) Pasal 1929 KUH Perdata Sumpah yang oleh Hakim karena jabatannya, diperintahkan kepada salah satu pihak

    untuk melengkapi bukti-bukti yang ada namun kurang lengkap SIFAT PERJANJIAN ASURANSI: * Pasal 1774 KUH Perdata menyebutkan asuransi sebagai suatu persetujuan untung-

    untungan * Asuransi merupakan suatu persetujuan tertentu * Perjanjian asuransi merupakan suatu perjanjian timbal balik * Perjanjian asuransi bersifat konsensual

  • PERJANJIAN ASURANSI :

    Perbedaan pendapat | Wanprestasi | ________ Perselisihan ______________ | | Pengadilan Negeri Arbitrase | | Pengadilan Tinggi Eksekusi P.N. | Mahkamah Agung PENGADILAN NEGERI : * Banyak formalitas * Terbuka upaya Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali * Dapat muncul intervensi perlawanan pihak ketiga ARBITRASE * Proses bersifat konfidensial * Prosesnya sederhana / cepat * Putusan final dan banding * Biaya relatif lebih murah * Ditangani oleh orang-orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan KLAUSULA ARBITRASE: 1) menentukan secara tegas rules yang dipilih * Uncitral Rules * R. V. (Pasal 615 dst.) * Peraturan Prosedur BANI 2) Menentukan secara tegas bentuk Arbitrase * Arbitrase ad hock (arbitrase volunter) sifatnya insidental * Arbitrase institusional sifatnya permanen 3) Penegasan tentang susunan Arbiter * Arbiter tunggal * Arbiter majelis 4) Penegasan sistem Umpire 5) Pelaksanaan Interim Measure diminta bantuan pengadilan. Menurut Uncitral Rules * Konservasi barang yang disengketakan * deposito dana a.n. Pihak ketiga 6) Menetapkan jangka waktu penyelesaian 7) Menetapkan tempat sidang

  • HAPUSNYA SUATU PERIKATAN: 1) Karena pembayaran 2) Penawaran pembayaran tunai, diikuti penyimpanan barang 3) Pembaharuan hutang 4) Kompensasi hutang 5) Percampuran hutang 6) Pembebasan hutang 7) Hapusnya barang 8) Pembatalan perjanjian 9) Berlakunya syarat batal 10) Lewat waktu KADALUARSA: a) Akuisitif Lewat waktu sebagai cara untuk memperoleh hak b) Ekstinktif Lewat waktu yang membebaskan seseorang dari penagihan atau tuntutan Kadaluarsa dibedakan dari Pelepasan hak, yakni Sikap dan tindakan yang menunjukkan bahwa seseorang tidak akan mempergunakan suatu hak