kuanttatif 2003.doc

32
1 JUDUL : “PENGARUH PENGGUNAAN BUKU PEGANGAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 5 SDN 05 CURUP SELATAN” I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu proses belajar merupakan suatu kegiatan yang pokok atau utama dalam dunia pendidikan. Manusia tidak akan pernah berhenti belajar karena setiap langkah manusia dalam hidupnya akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pemecahan dan menuntut manusia untuk belajar menghadapinya. Belajar merupakan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa sehingga proses belajar akan mengarah pada tujuan dari belajar itu sendiri. Usaha- usaha untuk mendidik dan mengajar dilakukan sejak manusia lahir dengan mengenalkan berbagai hal yang paling sederhana melalui stimulus

Transcript of kuanttatif 2003.doc

1

JUDUL : “PENGARUH PENGGUNAAN BUKU PEGANGAN SISWA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 5 SDN 05 CURUP

SELATAN”

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia.

Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada

dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu proses belajar

merupakan suatu kegiatan yang pokok atau utama dalam dunia pendidikan. Manusia

tidak akan pernah berhenti belajar karena setiap langkah manusia dalam hidupnya

akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pemecahan dan menuntut

manusia untuk belajar menghadapinya. Belajar merupakan suatu perubahan dari

tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa sehingga proses belajar akan

mengarah pada tujuan dari belajar itu sendiri. Usaha- usaha untuk mendidik dan

mengajar dilakukan sejak manusia lahir dengan mengenalkan berbagai hal yang

paling sederhana melalui stimulus lingkungan, misalnya bunyi, warna, rasa, bentuk

dan sebagainya.

Guru adalah orang yang penting statusnya di dalam kegiatan belajar

mengajar, karena guru memegang tugas yang paling penting yaitu mengatur dan

mengemudikan bahtera kehidupan kelas. Bagaimana suasana kelas berlangsung

merupakan hasil kerja dari guru. Suasana dapat hidup, siswa belajar tekun tapi tidak

merasa terkekang atau sebagainya, suasana muram, siswa belajar kurang

bersemangat dan diliputi suasana takut. Itu semuanya sebagai akibat dari hasil

2

pemikiran dan upaya guru. Walaupun konsep pendidikan hari ini khususnya di

Indonesia memposisikan guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran bersama

siswa namun penularan jiwa pendidik oleh guru terhadap siswa tidak boleh

ditinggalkan.

Masalah pendidikan dan pembelajaran merupakan masalah yang perlu

diperhatikan, dimana banyak faktor yang mempengaruhinya salah satu faktor yang

sangat berpengaruh adalah guru dan metode mengajar yang di terapkan dala kelas.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia telah diatur dalam undang-undang RI No :

20 tahun 2003 pada bab ke II, pasal 3 yang berbunyi : "pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".

Secara garis besar pendidikan adalah upaya membentuk suatu lingkungan

untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya

dan akan membawa perubahan yang diinginkan dalam kebiasaan dan sifatnya. Proses

belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar

dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru

dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat

pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Sebagaimana diketahui bahwa

dalam metodologi pembelajaran, ada dua aspek yang paling penting, yakni metode

mengajar dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Ilmu pengetahuan

3

mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kalangan manusia dan

berperan dalam proses pendidikan dan perkembangan teknologi, "Metode yang

sering digunakan yakni metode ceramah, diisi dengan diskusi kadang penguasaan

dan tanya jawab. Dalam hal ini siswa tidak memiliki peran aktif dalam proses

pembelajaran melainkan hanya mengetahui dan memahami materi pelajaran namun

tidak menerapkannya ke dalam pengalaman langsung/tingkah laku. Tingkah laku

siswa selalu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan

situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Segala upaya yang menyangkut kegiatan atau

aktifitas otak termasuk ke dalam ranah kognitif. Menurut Benjamin Bloom ada enam

tingkatan dalam domain kognitif, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi.

Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lembaga

pendidikan harus mampu menerapkan mengembangkan bahan ajar untuk

melaksanakan proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar di kelas yang

ada hanya media pembelajaran dan guru sebagai sumber belajar, maka komunikasi

antara guru dan siswa tidak akan berjalan secara lancar. Hal ini terkait dengan

permasalahan dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar yang inovatif dan sesuia

dengan kebutuhan siswa merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam proses

belajar mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa

yang berupa alat, materi, standar kompetensi pelajaran, kompetensi inti,indikator dan

tujuan pembelajaran, selain itu penggunaan bahan ajar yang tepat merupakan salah

satu cara untuk peningkatan kualitas hasil belajar dan berkomunikasi dengan siswa

agar lebih efektif. Dalam proses implementasi kurikulum 2013 ketika melaksanakan

4

proses pembelajaran guru dan siswa masing-masing memiliki bahan ajar berupa

buku pegangan, yaitu buku pegangan siswa dan buku pegangan guru, jika dilihat dari

struktur isi buku, buku pegangan siswa dan buku pegangan guru merupakan konsep

dari implementasi kurikulum 2013, dimana konsep pembelajaran disusun dengan

konsep integrated atau terhubung antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain,

atau dengan konsep tematik, dalam konsep pembelajaran bertema yang tertera dalam

buku pegangan siswa dan guru memliki standar kompetensi dan kompetensi masing-

masing yang harus dicapai dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran akan tetapi

pada garis besarnya buku pegangan siswa dan buku pegangan guru tidak

mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan peserta didik karena proses

pembelajaran yang dilaksanakan harus mencapai kompetensi inti dan kompetensi

dasar, jika demikian apa mungkin penggunaan buku pegangan akan bisa

meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini belum ada yang bisa memastikannya,

alasannya karena pengimplementasian kurikulum 2013 ini masih baru, oleh karena

perlu diadakan pengkajian dan penelitian terhadap penggunaan buku pegangan siswa

terhadap prestasi akademik siswa, karena dalam proses pembelajaran mengalami

perubahan yang sangat radikal, dimana biasanya siswa belajar dengan menggunakan

banyak buku dan kemudian berubah hanya menggunakan satu buku yang secara

keselurahan mencakup semua pelajaran, oleh karena itu saya sebagai peneliti

melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN BUKU

PEGANGAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 5

SEKOLAH DASAR NEGERI.05 CURUP SELATAN” Dengan tujuan untuk

5

melihat hasil dan pengaruh penggunaan buku pegangan siswa terhadap prestasi

belajar siswa .

B. Identifikasi Masalah

a. penggunaan buku pegangan siswa yang masih tergolong baru dan belum

memperlihatkan hasil terhadap prestasi belajar siswa

b. perubahan model pembelajaran siswa yang mulanya terbiasa dengan proses

pembelajaran berkarakter secara radikal berubah menjadi model pembelajaran

terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar pembahasan dalam penelitan tidak keluar dari

pembahasan maka batasan masalah dalam penelitian ini akan dibatasi oleh rumusan

masalah yaitu “ pengaruh penggunaan buku pegangan siswa terhadap prestas belajar

siswa kelas 5 SDN 05 Curup Selatan”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan sebagai berikut : 

1. Bagaimana pengaruh antara penggunaan buku pegangan siswa terhadap

prestasi belajar siswa di kelas 5 SDN 05 Curup Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 

1. Mengetahui perencanaan bagaimana pengaruh penggunaan buku siswa terhadap

prestasi belajar siswa Kelas 5 di SDN 05 Curup Selatan.

6

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 

1. Bagi guru

Sebagai masukan dalam merancang kegiatan belajar mengajar serta dalam

memberikan materi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa serta

keadaan yang ada dilingkungan siswa agar pencapaian hasil belajar bisa didsapat

secar maksimal dan komplete.

2. Bagi Sekolah

a) Sebagai bahan masukan bagi para pendidik tentang perlunya memperhatikan

bahan ajar yang harus digunakan pendidik dalam proses pembelajaran, agar

siswa tidak merasa terbebani dengan materi yang diberikan, sehingga bisa

meningkatkan mutu pendidikan yang ada dilembaga sekolah tersebut

khususnya SDN 05 Curup Selatan.

b) Adanya inovasi pembelajaran.

c) Tercapainya pengembangan kurikulum tingkat sekolah.

d) Peningkatan profesionalisme guru.

3. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman yang berharga dan menambah wawasan dan khasanah

keilmuan pada khususnya, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dengan

wawasan yang lebih luas baik secara teoritis maupun secara praktis. 

G. Hipotesis

a. hipotesis kerja : adanya pengaruh dari penggunaan buku pegangan siswa

terhadap prestasi belajar siswa kelas 5 SDN 05 curup selatan.

7

b. hipotesis nihil: tidak adanya pengaruh dari penggunaan buku pegangan siswa

terhadap prestasi belajar siswa kelas 5 SDN 05 Curup Selatan.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengaruh buku pegangan siswa dan prestasi belajar

Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep-konsep atau teori-teori mengenai

buku(bahan ajar) dan prestasi belajar.

1. bahan ajar dan buku pegangan siswa

Peranan buku ajar atau buku teks dalam kepentingan

pendidikan sangat besar sekali, sebab anak-anak bukan hanya

dapat mereproduksi ingatan sebagaimana terdapat dalam bentuk

penyampaian secara lisan, tetapi dengan membaca buku-buku ajar

ini memerlukan kecakapan, menarik kesimpulan sendiri dari fakta-

fakta yang diteliti, membanding-bandingkan dan menilai isi secara

kritis.

a. pengertian bahan ajar dan buku pegangan siswa

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instructor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.Bahan yang

dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahanajar

memungkinkan siswa dapat mempelajari suatukompetensi atau kompetensi dasar

secara runtut dan sistematis sehinggasecara akumulatif mampu menguasai semua

kompetensi secara utuh danterpadu. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks

8

yang diperlukanguru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran.1

Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan

standar pada mata pelajaran tertentu.2 buku yang dikemas menjadi

suatu paket yang terdiri atas buku pelajaran yang diajarkan di

kelas,3 buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan

dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi

pembelajaran dalam rangka meningkatkan keimanan, ketakwaan,

akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi, peningkatan kepekaan dan

kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan

kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.4

Buku ajar merupakan alat pelajaran yang paling popular dan

banyak digunakan ditengah-tengah penggunaan alat pelajaran

lainnya. Buku ajar akan selalu memegang peranan penting dalam

pendidikan. karena buku adalah salah satu rujukan wajib bagi

institusi atau sekolah. Sehingga wajar apabila buku sering

1 Abdul Majid, Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 173

2 Sa’dun Akbar dan Hadi Sriwiyana, Pengembangan kurikulum dan pembelajaran: Ilmu Pengetahuan Sosial, (Yogyakarta: Cipta Media, 2010), hlm. 189.3 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.86.4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008, Buku, Pasal 1, ayat (3).

9

mengalami pergantian menyesuaikan dengan kurikulum yang

berlaku saat ini5

b. Kedudukan Buku Ajar sebagai Sumber Belajar

Umumnya buku menawarkan berbagai gambaran spesifik

yang membantu pembaca menemukan informasi yg dibutuhkan.6

Karena buku merupakan salah satu sarana terpenting dalam sebuah

pembelajaran, Karena buku menyimpan kekayaan yang tidak

ternilai dan merupakan gudang dari ilmu pengetahuan. Terutama

jika mengingat bahwa kegiatan pembelajaran tidak akan lepas

dengan kegiatan membaca dan menulis. Dalam membaca

melibatkan belajar memahami dan menggunakan bahasa,

khususnya bentuk bahasa tulis. Karena pentingnya membaca

mukjizat terbesar nabi Muhammad adalah Al-Quran yang dari segi

harfiah berarti bacaan. Ayat yang pertama turun adalah tentang

arti penting membaca. Yaitu terdapat dalam surat Al-Alaq Ayat 1-5:

1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],

5 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 115.6 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, hlm.85.

10

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.7

Perintah ini menjadi penting dalam menggapai hidup, karena realisasi

perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup dunia dan

ukhrowi. Oleh karena itu, ilmu mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan

manusia. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan peranan buku sangat berperan.

Buku memberikan kontribusi yang besar dalam keberhasilan proses pembelajaran.

Oleh karena itu, sayogyanya buku dapat mendorong kreativitas setiap individu.

Dengan banyak membaca akan diperoleh banyak pengetahuan. Pengetahuan yang

diperoleh inilah sebagai referensi atau bekal hidup dimasa yang akan datang. Dengan

banyak memperoleh ilmu seorang pendidik wajib menyebarluaskan ilmu yang telah

dimiliki kepada orang lain.Sehingga membaca merupakan jendela ilmu pengetahuan.

Dengan demikian banyak membaca, semakin bertambah pula wawasan dan

cakrawala seseorang. Dengan demikian juga dapat meningkatkan kecerdasan

seseorang yang rajin membaca dengan baik.8

c. jenis-jenis bahan ajar

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah

seperangkat materi yang disusun secara sistematis tercipta lingkungan atau suasana

yang memungkinkan siswa belajar dengan baik.Dengan demikian, bentuk bahan ajar

paling tidak dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:

1) Bahan ajar cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar

kerjasiswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket

7 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Putra Farhan, 1979), hlm. 598.8 Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Perum Mijen Permai, 2008), hlm. 98.

11

a. Handout

handout adalah pernyataan yang telahdisiapkan oleh pembicara.

Handout biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi

dengan materi yangdiajarkan atau kompetensi dasar dan materi pokok

yang harusdikuasai oleh peserta didik.

b. Buku

adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan. Oleh

pengarangnya isi buku didapat dari berbagaicara misalnya: hasil

penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau

hasil imajinasi seseorang yangdisebut sebagai fiksi.

c. Modul

adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar  peserta didik

dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga

modul berisi paling tidak tentang sebelumnya. Pembelajaran dengan

modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan

tinggi dalam belajar akanlebih cepat menyelesaikan satu atau lebih

kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya.9

d. Lembar Kerja siswa (student work sheet)

adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan

oleh peserta didik. Lembaran kegiatan biasanya berupa petunjuk,langkah-

langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan

dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan

dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa

9 Ibib hal 174- 175

12

saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan

oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain

atau referensi lainyang terkait dengan materi tugasnya.

e. Brosur

adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun

secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman

dan lipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan

singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi. Dengan

demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama

sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai .

f. Leaflet

adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yangdilipat tapi tidak

dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanyaleaflet didesain secara

cermat dilengkapi dengan ilustrasi danmenggunakan bahasa yang

sederhana, singkat serta mudahdipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga

harus memuat materiyang dapat menggiring peserta didik untuk

menguasai satu ataulebih kompetensi dasar.

g. Wallchart

adalah bahan cetak, biasanya berupa bagansiklus/proses atau grafik

yang bermakna menunjukkan posisitertentu. Agar wallchart terlihat lebih

menarik bagi siswa maupunguru. Maka wallchart didesain dengan

menggunakan tata warnadan pengaturan proporsi yang baik. 10

10 Ibid hal 176-177

13

2. Bahan ajar dengar(audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

3. Bahan ajar pandang dengar(udio visual) seperti video compact

disk,film.dan lain-lain.

4. Bahan ajar interaktif ( interactive teaching material  seperti compact disk

interaktif )11

d. Kriteria Buku Ajar

Pada prinsipnya setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

Namun pada penyajian buku ajar diharapkan dapat memenuhi sebanyak mungkin

aspek kegiatan proses belajar mengajar dan dapat dilakukan peserta didik secara

mandiri. Model pengajaran yang ada dalam buku ajar menggambarkan ilustrasi yang

memberikan gambaran tentang konsep pembelajaran tersebut. Pada ilustrasi ini guru

menggunakannya untuk mendiskusikan konsep pembelajaran dengan peserta didik.

Selanjutnya mengenai penjelasan mengenai subtema yang bersangkutan lengkap

dengan contoh untuk diikuti oleh peserta didik atau latihan terstruktur dalam buku

ajar. Akhirnya pelajaran memiliki sejumlah soal latihan atau kegiatan drill yang

biasanya ditujukan untuk latihan. Dengan demikian pengajaran segera beralih dari

pengembangan konsep menuju kegiatan prosedural. Kualitas buku ajar dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain adalah sudut pandang, kejelasan konsep, relevansi

dengan kurikulum, menarik minat, menumbuhkan motivasi, menstimulasikan

aktivitas peserta didik, ilustrasi, bahasa sesuai dengan kemampuan peserta didik,

kalimat efektif, bahasa menarik, sopan dan sederhana, menunjang mata pelajaran

lain, menghargai pendapat individu, memantapkan nilai, selaras dengan Pancasila

11 Ibid hal 181-182.

14

dan UUD 1945 serta Undang-undang yang berlaku, tidak mengandung unsur yang

mungkin dapat menimbulkan gangguan ketertiban yang berkaitan dengan suku, ras

dan agama.

Pendapat lain menyebutkan bahwa buku teks atau buku ajar yang ideal adalah

buku yang memenuhi kriteria berikut:

a. Mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu

b. yang melandasi konsep-konsep yang digunakan dalam buku teks

harus jelas.

c. Relevan dengan kurikulum.

d. Menarik minat pembaca yang menggunakannya.

e. Mampu memberi motivasi kepada para pemakainya.

f. Dapat menstimulasi aktivitas peserta didik.

g. Membuat ilustrasi yang mampu menarik penggunaannya.

h. Pemahaman harus didahului komunikasi yang tepat.

i. Isi menunjang mata pelajaran lain.

j. Menghargai perbedaan individu.

k. Berusaha memantapkan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

l. Mempertimbangkan aspek linguistik sesuai dengan kemampuan

peserta didik yang memakai.

m. Menggunakan konsep yang jelas sehingga tidak membingungkan

peserta didik.

n. Mempunyai sudut pandang (point of view) yang jelas.12

12 Tarigan. D dan H. G. Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), hlm. 22.

15

2. prestasi belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai.13 Sedangkan belajar adalah

serangakaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya

yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.14 Yang dimaksud dengan

prestasi belajar adalah penguasaan terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh

dari hasil belajar yang dinyatakan dengan skore setelah mengikuti kegiatan belajar.15

Dapat pula diambil kesimpulan bahwa prestasi seseorang itu tidak selalu merupakan

gambaran dari kemampuan yang sebenarnya dari orang yang bersangkutan. Dengan

kata lain, prestasi belajar tidak selalu sama dengan kecakapan sebenarnya hanya

merupakan sebagian dari unsur-unsur pembentukan suatu prestasi.

b. Ranah Prestasi Belajar

Prestasi belajar ini dilihat dari tiga ranah yang meliputi:

1) Ranah cipta (kognitif), menitik beratkan pada kecerdasan dan kemampuan

akal dalam menguasai pengetahuan yang diterima. Meliputi: Pengamatan,

Ingatan, Pemahaman, Penerapane, Analisis, dan Sintesis

13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3, hlm. 895.

? Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Ed. 2, (Jakarta: Rineka Cipta,

2008), hlm.

14

15

16

2) Ranah rasa (afektif), yang menyangkut pada bidang sikap. Meliputi:

Penerimaan, Sambutan, Apresiasi (sikap menghargai), Internalisasi

(pendalaman) dan Karakterisasi (penghayatan).

3) Ranah karsa (psikomotor), menekankan pada ketrampilan atau skill. Meliputi:

Keterampilan bergerak dan bertindak: mengkoordinasikan gerak mata,

tangan, Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan

menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani

aspek fisiologis dan rohani, Aspek psikologis, meliputi Inteligensi,

kemampuan psiko-fisik dan kemampuan menyesuaikan diri dengan

lingkungan .

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar

siswa yaitu Lingkungan sosial. Lingkungan nonsosial.16

3) Faktor pendekatan belajar (appoarch to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan mempelajari materimateri pelajaran.

III. METODE PENELITAN

A. Pendekatan Penelitian

16 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 129-136.

17

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif Kuantitatif,

dengan teknik pengambilan data yaitu kuesioner, dokumentasi, survei dan

wawancara untuk mengukur data variabel x (penggunaan buku siswa) dan variabel y

(prestasi belajar siswa) yang kemudian akan diolah dengan instrumen penelitian.

Kemudian kontribusi varians variabel dapat dicari menggunakan teknik statistik

dengan menghitung besarnya koefisien determinasi.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dibedakan dalam dua kategori utama, yaitu

variabel terikat(dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel bebas adalah

variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitas dan atau

pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang timbul

akibat variabel bebas. Oleh sebab itu variabel terikat menjadi indikator keberhasilan

variabel bebas. Jumlah variabel dalam penelitian tergantung kepada luas dan

sempitnya penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yaitu :

1. Penggunaan buku siswa Sebagai variabel bebas (x) atau independen

2. prestasi belajar siswa kelas 5 SDN 05 Curup Selatan sebagai variabel terikat (y).

Atau Dependen

C. Populasi dan Sample

1. populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Atau dengan kata lain populasi

18

adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh peserta didik dengan jumlah 23 orang sebagai obyek penelitian yang ada di

SDN 05 Curup Selatan

2. sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.17

Sampel menurut Suharsimi Arikunto dalam Nazar Bakry yang

mengemukakan bahwa “sampel adalah sebahagian atau wakil populasi yang di

teliti”.18

  Sedangkan Mohammad Ali mengemukakan bahwa: Sampel adalah

sebahagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang akan diteliti yang

dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan

menggunakan tehnik-tehnik tertentu.19 Sample dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas lima berjumlah 23 orang.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SDN 05 Curup Selatan dan waktu penelitian

ini selama 3 bulan mulai dari januari 2015 sampai dengan maret 2015.

17 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G, (Bandung:

Alfabeta, 2010), hlm. 14.

18 Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, Cet. I. (Jakarta :Pedoman Jaya, 1995), h. 29.

19 Mohammad Ali,Penelitian Pendidikan (Prosedur dan Strtaegis), Cet. III.(Bandung : Angkasa, 1985), h. 54

19

E. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Angket

Sugiyono (1997: 96) menyatakan “metode ini digunakan bila jumlahnya

besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya

rahasia”. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai cara belajar siswa

berupa pertanyaan dalam pilihan ganda kepada siswa Kelas 5 SDN 05 Curup Selatan

2. Metode Dokumentasi

Arikunto (2002: 135) mengatakan “Dokumentasi asal katanya dokumen,

yang artinya barang-barang yang tertulis”. Dalam melaksanakan metode

dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

peraturan-peraturan, dengan catatan harian, serta dokumen. Metode ini digunakan

untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa, gambaran umum SD 05 Curup

Selatan, data prestasi belajar nilai semester tahun ajaran 2015 Langkah-langkah

yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Persipan mengisi angket, dengan memberikan angket kebiasaan belajar

kepada responden untuk diisi secara lengkap dan tidak lupa dengan

mengisi identitas responden tersebut seperti: nama dan kelas.

b. Setelah pengisian angket kemudian pengumpulan data prestasi belajar

dengan melihat nilai raport siswa kelas 5 semester sebelumnya

c. Instrumen siap untuk diolah, dimana pengambilan data tersebut akan

dibantu oleh pihak sekolah

20

Proses pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama

dengan pengumpulan data tentang cara belajar siswa dan tahap kedua dengan

pengumpulan data tentang prestasi belajar siswa.

F. Teknik Analisis Data

Arikunto (1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis

data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau

aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang

diambil. Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ada dua macam, yaitu: Teknik analisis

deskriptif yaitu dengan perolehan persentase karena penelitian ini Bersifat deskriptif

dan mendeskripsikan tentang variabel bebas dan variabel terikat. Menentukan

prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah perbandingan skor masing-masing

variabel yaitu variabel cara belajar yang diklasifikasikan menjadi sangat baik, baik,

cukup, kurang, sangat kurang dan untuk prestasi belajar diklasifikasikan menjadi

istimewa, sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan Menggunakan rumus

Statistik. Adapun peneliti menggunakan statistik probabilitas yaitu teknik statistik

yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi.20 Tahap-tahap untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

a. Editing

b. Cooding

c. Tabulating

d. Analisis Uji Hipotesa.

20 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G, hlm. 209.

21