INTEGRITASsamarinda.lan.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Renstra-PKP2A-III-L… · Kualitas tata...
Transcript of INTEGRITASsamarinda.lan.go.id/wp-content/uploads/2019/05/Renstra-PKP2A-III-L… · Kualitas tata...
ii
1
INTEGRITAS
PEDULI
TEAMWORK
PROFESIONAL
INOVATIF
2
“MENJADI RUJUKAN DALAM
PEMBAHARUAN ADMINISTRASI
NEGARA DI DAERAH”
04 03
02 01
Pengkajian
Kebijakan
Pengembangan
Inovasi
Administrasi
Negara
Pembinaan dan
Penyelenggaraan
Pendidikan dan
Pelatihan
Aparatur Negara
Pengembangan
dan Penerapan
Ilmu Administrasi
Negara
i
i
Kata
Pengantar
Renstra PKP2A III LAN merupakan dokumen perencanaan dan
acuan penganggaran PKP2A III LAN dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun. Renstra ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran, serta strategi
PKP2A III LAN sebagai upaya pengembangan instansi dalam
penyelenggaraan pelayanan kepada stakeholders. Renstra ini
disusun dengan melihat berbagai aspek lingkungan tersebut, baik
itu potensi, kelemahan, peluang serta tantangan yang dihadapi
dalam rangka pelaksanaan amanah yang menjadi lingkup
kewenangan PKP2A III LAN.
Perubahan Indikator Kinerja di lingkungan LAN yang telah
dirumuskan dan ditetapkan dengan mempertimbangkan dinamika
lingkungan eksternal, mewajibkan PKP2A III LAN melakukan
penyesuaian terhadap Indikator Kinerja yang akan dicapainya.
Sebagai satuan kerja mandiri di Lingkungan LAN setingkat eselon II,
PKP2A III harus men-cascade Indikator Kinerja dari unit eselon I di
atasnya sehingga terwujud keselarasan dalam merealisasikan
kinerja LAN.
Dengan melakukan reviu Renstra, maka PKP2A III LAN diharapkan
lebih fokus dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuannya serta secara
bersamaan dapat berkontribusi positif dalam perwujudan visi dan
misi LAN.
Akhirnya, dengan segala upaya dari seluruh pihak yang telah
terlibat dalam reviu Renstra PKP2A III LAN Tahun 2015 – 2019 ini, kami
berharap agar penyesuaian Indikator Kinerja beserta target
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Renstra ini dapat
ii
ii
diimplementasikan dan dicapai sebagai upaya perwujudan misi
dan visi organisasi.
Samarinda, Maret 2018
Kepala,
Dr. Mariman Darto, M.Si.
iii
iii
Daftar Isi
i Kata Pengantar
iii Daftar Isi
1 Bab I Pendahuluan
• Kondisi Umum
• Aspirasi Stakeholders
• Perkembangan Isu Strategis
• Evaluasi Pelaksanaan Renstra PKP2A III LAN 2010-2014
• Potensi, Permasalahan, Tantangan, dan Peluang
31 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
• Visi
• Misi
• Tujuan
• Sasaran Strategis
37 Bab III Arah Kebijakan, Strategi, dan Kerangka
Kelembagaan
• Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
• Kerangka Kelembagaan
53 Bab IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
• Target Kinerja
• Kerangka Pendanaan
iv
iv
59 Bab V Penutup
61 Lampiran
1
1
BAB I
PENDAHULUAN • Kondisi Umum
• Aspirasi Stakeholders
• Perkembangan Isu Strategis
• Evaluasi Pelaksanaan Renstra PKP2A III LAN 2010-2014
• Potensi, Permasalahan, Tantangan, dan Peluang
2
2
Kondisi Umum Pembangunan SDM aparatur diarahkan untuk penguatan kapasitas
pemerintahan (birokrasi) dalam rangka peningkatan kualitas tata
kelola pemerintahan (good governance). Kualitas tata kelola
pemerintahan sendiri diyakini sebagai prasyarat tercapainya
sasaran pembangunan nasional, baik jangka pendek, jangka
menengah, maupun jangka panjang. Lahirnya UU Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) menandai paradigma
baru manajemen aparatur sipil di Indonesia yang bertujuan untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Secara sederhana, UU ASN memiliki banyak
keunggulan dibandingkan pendahulunya. Salah satunya adalah
penerapan sistem merit dalam manajemen kepegawaian.
Implementasi sistem merit yang telah direalisasikan pada beberapa
K/L dan pemerintah Daerah adalah seleksi terbuka yang kompetitif.
Sistem ini memberikan harapan bagi perbaikan kualitas ASN yang
lebih kompetitif dengan kinerja yang lebih baik. Disamping itu,
paradigma baru manajemen ASN melalui UU ASN mensyaratkan
kompetensi wajib dimiliki oleh setiap ASN yang juga
mengamanahkan Pengembangan Kompetensi menjadi hak bagi
pegawai untuk meningkatkan profesionalismenya pada lingkungan
birokrasi sebagaimana disebutkan dalam UU ini bahwa ASN adalah
sebuah profesi. Belum genap dua tahun pemberlakuan UU ASN,
serta belum terbitnya beberapa aturan pelaksanaanya
menyebabkan amanah UU ini belum bisa diterapkan seutuhnya
oleh K/L maupun Pemerintah Daerah.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) memiliki peran penting dalam
pelaksanaan UU ASN. Lembaga Admnistrasi Negara memiliki fungsi
sebagai pengembang standar kualitas pendidikan dan pelatihan
pegawai ASN; Pembina pendidikan dan pelatihan kompetensi
manajerial pegawai ASN; penyelenggara pendidikan dan
pelatihan kompetensi manajerial pegawai ASN baik secara sendiri
maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan
lainnya; pengkajian terkait dengan kebijakan dan manajemen ASN;
dan melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan
pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama lembaga pemerintah
lainnya. Berdasarkan fungsi tersebut, Lembaga Administrasi Negara
3
3
bertanggung jawab terhadap peningkatan kompetensi ASN melalui
pengembangan, pembinaan, serta penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan, serta akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan
ASN. Tugas berat tersebut harus diselaraskan dengan fungsi
Lembaga sebagai pengkaji kebijakan dan manajemen ASN melalui
training-policy based research dalam rangka mewujudkan good
training governance.
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga
Administrasi Negara (PKP2A III LAN) yang menjalankan sebagian
kewenangan Lembaga Administrasi Negara berkewajiban untuk
memperkuat fungsi Lembaga Administrasi Negara di wilayah
Kalimantan dalam pembinaan pendidikan dan pelatihan
kompetensi manajerial pegawai ASN, penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial pegawai ASN
serta pengkajian terkait dengan kebijakan dan manajemen ASN
sebagaimana tugas dan fungsi yang diembannya. Pelaksanaan
fungsi ini menjadi tantangan tersendiri bagi PKP2A III LAN mengingat
bahwa pembangunan SDM aparatur di wilayah Kalimantan
tidaklah semudah seperti di wilayah Jawa dan Sumatera.
Aksesibilitas transportasi, informasi maupun knowledge menjadi
kendala dan hambatan yang cukup berarti dalam percepatan
pembangunan SDM aparatur yang kompetitif dan berkinerja tinggi
di wilayah ini.
Memasuki tahun keempat, Rencana Strategis PKP2A III LAN periode
2015-2019 kembali direviu di tahun 2018. Ada beberapa hal yang
perlu disesuaikan terkait dengan perubahan lingkungan strategis
PKP2A III LAN. Reviu kali ini dilakukan karena adanya perubahan
sasaran strategis dan indikator kinerja pada tingkat LAN seiring
dengan perubahan lingkungan strategis LAN, sehingga PKP2A III
LAN sebagai bagian dari LAN juga perlu melakukan penyesuaian
untuk dapat mendukung pencapaian sasaran strategis LAN
tersebut.
Sebelum perencanaan strategis disusun, terlebih dahulu akan
dibahas mengenai aspirasi stakeholders, perkembangan isu
strategis, dan evaluasi capaian Renstra periode sebelumnya yang
berperan penting dalam penentuan strategi pencapaian visi dan
misi PKP2A III LAN serta penetapan program dan kegiatan selama
periode 2015-2019.
4
4
Aspirasi Stakeholders Aspirasi stakeholders menjadi bagian yang sangat penting dalam
penguatan peran dan eksistensi sebuah organisasi. Aspirasi menjadi
suatu mekanisme untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan yang
diberikan kepada stakeholders oleh PKP2A III LAN. Selama lebih dari
satu dasawarsa keberadaan PKP2A III LAN di wilayah Kalimantan,
diakui bahwa tugas dan fungsi yang diemban belum dapat
menjangkau seluruh daerah di wilayah ini. Aksesibilitas yang cukup
sulit serta keterbatasan anggaran menjadi kendala utama untuk
mengoptimalkan peran PKP2A III LAN di wilayah ini. Bahkan
keberadaan PKP2A III LAN di wilayah ini belum diketahui oleh semua
daerah serta mengira bahwa wilayah kerjanya hanya sebatas
Provinsi Kalimantan Timur.
Aspirasi stakeholders dijaring melalui survey dan masukan secara
lisan dan tulisan melalui forum terbatas/workshop/rapat
koordinasi/survey mengenai harapan stakeholders yang harus
dilakukan oleh PKP2A III LAN dalam mengoptimalkan fungsi
pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial
pegawai ASN, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
kompetensi manajerial pegawai, pengkajian terkait dengan
kebijakan dan manajemen ASN serta pengembangan inovasi
administrasi negara. Menjaring aspirasi stakeholders merupakan
salah satu cara PKP2A III LAN untuk tetap kompetitif dan tumbuh
serta beradaptasi dengan dinamika perubahan lingkungan baik
internal maupun eksternal.
Melalui jaring aspirasi stakeholders tersebut akan diketahui kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang
akan dihadapi PKP2A III LAN di masa yang akan datang. Pada
bidang pendidikan dan pelatihan aparatur, PKP2A III LAN dinilai
masih memiliki kelemahan karena hanya fokus pada
penyelenggaraan pelatihan teknis, prajabatan, dan kepemimpinan
yang diselenggarakan secara mandiri maupun kemitraan, namun
belum menguatkan perannya dalam melaksanakan fungsi
pembinaan pendidikan dan pelatihan. Pada bidang kajian
kebijakan, masih terdapat expectation gap oleh stakeholders
mengenai peran PKP2A III bagi daerah. PKP2A III LAN harus bekerja
keras untuk menemukan solusi terhadap lemahnya link antara policy
research dengan policy making, yang mengakibatkan masih
5
5
maraknya symbolic-policy dan kebijakan yang tidak berbasis bukti-
bukti faktual (evidence-based policy). Adapun terkait inovasi, masih
menjadi hal yang relatif baru bagi PKP2A III LAN dan juga
pemerintah daerah. Meskipun inovasi secara tidak langsung telah
dilakukan, namun pemahaman terkait inovasi di sektor publik
secara administratif membutuhkan waktu.
PKP2A III LAN sebenarnya memiliki kekuatan dalam bentuk
kewenangan di bidang pendidikan dan pelatihan, kajian kebijakan,
dan inovasi sektor publik. Dalam konteks pembinaan pendidikan
dan pelatihan yaitu PKP2A III LAN memiliki kewenangan mencakup
seluruh aspek yang mempengaruhi kualitas penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan, tenaga pengajar/ fasilitator/
widyaiswara, penyelenggara pendidikan dan pelatihan, serta
monitoring dan evaluasi pendidikan dan pelatihan. Keberadaan
sumberdaya manusia, seperti Peneliti, Widyaiswara, dan Analis
Kebijakan juga menjadi keunggulan bagi PKP2A III LAN.
Sumberdaya manusia yang berkualitas cukup baik akan dapat
mendukung kinerja PKP2A III LAN dalam beberapa waktu yang akan
datang.
Pelaksanaan reakreditasi oleh Lembaga Administrasi Negara mulai
tahun 2015 pada seluruh badan diklat untuk mewujudkan
standarisasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan selaras
dengan pembaharuan sistem kediklatan menjadi peluang bagi
PKP2A III LAN untuk menunjukkan eksistensinya sebagai pembina
pendidikan dan pelatihan di wilayah Kalimantan. Melalui Forum
Komunikasi Badan Diklat Se-Kalimantan yang digagas oleh PKP2A III
LAN diharapkan Badan Diklat Se-Kalimantan bersinergi guna
mengembangkan kualitas pendidikan dan pelatihan dalam rangka
peningkatan kompetensi ASN yang berkinerja tinggi dan berakhlak
mulia di seluruh wilayah Kalimantan dibawah koordinasi PKP2A III
LAN. Harapan stakeholders terkait rekomendasi-rekomendasi hasil
kajian yang tidak hanya bersifat operasional dalam
implementasinya pun menjadi tantangan sekaligus peluang bagi
PKP2A III LAN. Pengembangan kajian dilakukan agar menghasilkan
alternatif yang inovatif berupa model/pola yang dapat diterapkan
secara langsung dan menjadi pilihan yang tepat dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi stakeholders. Tema kajian juga
diharapkan bersifat aktual dan futuristic untuk menghasilkan
manfaat yang lebih besar dan masih up to date untuk beberapa
tahun ke depan. Adapun inovasi sektor publik sudah menjadi suatu
6
6
kebutuhan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan. Inovasi dapat mewujudkan pelayanan publik yang
berkualitas serta dapat menyelamatkan birokrasi dari stigma
negatif. Keberadaan Road map yang telah disusun oleh kedeputian
Inovasi Administrasi Negara menjadi panduan sekaligus peluang
bagi PKP2A III LAN untuk lebih aktif menjalankan fungsi ini yang
disinergikan dengan penyelenggaraan kajian kebijakan yang
berorientasi menghasilkan suatu model inovasi serta proyek
perubahan peserta Diklat kepemimpinan yang juga diarahkan
pada terciptanya suatu inovasi administrasi negara.
Namun demikian kesiapan mitra kerja atau lembaga pemerintah di
daerah menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh PKP2A III LAN
karena dapat menghambat keberhasilan pelaksanaan tugas dan
fungsi. Diantaranya adalah kesiapan pengembangan database
dalam penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional yang
diselenggarakan oleh masing-masing Lembaga Diklat di setiap
Provinsi. Database ini dianggap penting dalam rangka penyusunan
desain tentang rencana Diklat Teknis dan Fungsional yang perlu
dikembangkan di Kalimantan dalam rangka menjalankan amanah
UU ASN tentang pengembangan kompetensi ASN. Komitmen
lembaga pemerintah di daerah dalam memanfaatkan hasil kajian
dan inovasi dalam memecahkan masalah di wilayah kerjanya juga
perlu diperhatikan agar memiliki kemanfaatan. Selain itu PKP2A III
LAN perlu lebih serius mendorong lahirnya inovasi serta mendifusikan
inovasi-inovasi tersebut untuk diadopsi dan diadaptasi oleh daerah
lain di wilayah Kalimantan.
Perkembangan Isu Strategis
Asean Economic Community (Masyarakat Ekonomi
Asean)
Tujuan utama dari AEC 2015 yaitu untuk mendorong efisiensi dan
daya saing ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam empat
hal: (1) ASEAN sebagai aliran bebas barang, bebas jasa, bebas
investasi, bebas tenaga kerja terdidik, dan bebas modal (single
market and production base); (2) ASEAN sebagai kawasan dengan
daya saing tinggi (a highly competitive economic region); (3) ASEAN
7
7
sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata
dengan elemen pengembangan usaha kecil menengah (a region
of equitable economic development); dan (4) ASEAN sebagai
kawasan terintegrasi (a region fully integrated in to the global
economy).
Berangkat dari kesiapan tersebut dan merujuk pada Peraturan
Presiden No. 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara
(LAN) sebagai dasar hukum LAN, LAN harus memfokuskan program
dan kegiatan yang dilaksanakan agar mampu memberikan
kontribusi nyata dalam pelaksanaan tugas Presiden. Disamping itu,
secara lebih khusus, melalui Undang-Undang No.5 tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, LAN mempunyai peran strategis
dalam konteks manajemen aparatur sipil negara yaitu pembinaan
pendidikan dan pelatihan aparatur sipil negara. Hal ini menegaskan
kembali bahwa selain pelaksanaan kajian dan inovasi di bidang
administrasi negara, LAN mempunyai tugas dalam pengembangan
Aparatur Sipil Negara di Indonesia. PKP2A III LAN mempunyai
tantangan yang harus dilaksanakan dalam menyambut AEC ini
dengan memberikan kontribusi agar dapat dilaksanakan secara
optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka dinilai penting bagi PKP2A
III LAN untuk merumuskan sebuah rencana strategis baik jangka
pendek, menengah, maupun jangka panjang yang
mengakomodir/ mempertimbangkan aspek-aspek tantangan/
peluang, ancaman baik dari sisi internal maupun eksternal
organisasi serta potensi yang dimiliki.
Profesionalisme Aparatur Sipil Negara
Profesionalisme ASN merupakan salah satu faktor utama dalam
peningkatan kapasitas organisasi pada khususnya dan peningkatan
kapasitas daerah pada umumnya, terutama pada era persaingan
global saat ini dalam menghadapi ASEAN Economic Community.
Lahirnya UU ASN Nomor 5 tahun 2014 dilatarbelakangi oleh
beberapa faktor. Pertama, sejatinya birokrasi adalah abdi negara
yang melayani kepentingan publik. Birokrasi menjadi alat negara
untuk memenuhi dan melayani kebutuhan publik. Untuk itu
diperlukan birokrasi yang profesional dan memiliki sumber daya
manusia yang memiliki integritas dan kompetensi di bidangnya.
Kedua, reformasi 1998 menjadi momentum tuntutan perubahan
besar dalam kultur tata kelola politik dan pemerintahan. Selama
8
8
Orde baru, birokrasi yang menguasai politik. Namun setelah
mundurnya presiden Soeharto, politik yang menguasai birokrasi.
Banyak pihak yang merisaukan keadaan ini karena birokrasi tidak
bekerja profesional melayani publik atau menjadi abdi negara yang
sesungguhnya. Justru sering kali ditemui jika birokrasi lebih mengabdi
kepada kepentingan politik yang sedang berkuasa.
Upaya dalam menginternalisasi prinsip profersionalisme ASN sesuai
dengan UU ASN Nomor 5 Tahun 2014, yaitu sebagai berikut:
1. Sistem Rekrutmen Pegawai yang Komprehensif
Melaksanakan pola rekruitmen pegawai yang komprehensif
yang benar-benar sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta
tidak berorientasi kepada KKN. Pola rekruitmen ini juga bertujuan
agar menciptakan suatu rancangan kerja yang jelas dan
menyenangkan yang membawa tanggung jawab penuh bagi
para pegawai sesuai dengan keahliannya, sehingga hal ini akan
membantu meningkatkan profesionalitas dan produktivitas PNS
sehingga akan menjadi pelayan publik yang profesional dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat.
2. Melaksanakan Remunerasi
Perlu adanya sistem penggajian dan insentif PNS yang lebih
mampu mendorong pengembangan prestasi dan karier,
peningkatan kesejahteraan serta mengeliminasi kemungkinan
terjadinya penyalahgunaan wewenang.
3. Menciptakan Rancangan Kerja
Membuat rancangan kerja yang dapat memenuhi kebutuhan
manusia, seperti membuat pekerjaan lebih berarti, lebih menarik
dan lebih memberikan tantangan (caranya dengan merancang
pekerjaan yang melibatkan banyak variasi dalam hasilnya yang
menuntut keahlian lebih tinggi; memberikan otonomi dan
tanggung jawab lebih besar pegawai untuk membuat
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan
sendiri). Memberikan tambahan tugas pada pegawai agar
pekerjaan lebih bervariasi tanpa menuntut kemampuan yang
lebih tinggi. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil adalah
suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh
pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku
kerja Pegawai Negeri Sipil. Sasaran Kerja Pegawai yang
9
9
selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target yang
akan dicapai oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS). Perilaku kerja
adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan
PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Menetapan Indikator Kerja, Sistem Penilaian Kinerja PNS dan
Memberikan Reward
Dalam usaha meningkatkan kinerja aparatur, pemerintah harus
menetapkan program manajemen kepegawaian berbasis
kinerja dan menetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Instansi Pemerintah. Yang dimaksud dengan kinerja instansi
pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran
dari visi, misi dan rencana strategi instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan
kebijakan yang ditetapkan. Penetapan indikator kinerja utama di
lingkungan instansi pemerintah harus memenuhi karakteristik
spesifik, dapat dicapai, relevan, menggambarkan keberhasilan
sesuatu yang diukur dan dapat dikuantifikasi dan diukur. Kinerja
pegawai dijabarkan langsung dari misi organisasi. Penilaian
kinerja dilakukan secara transparan dan obyektif. Penilaian
kinerja menjadi bahan diagnosis dalam upaya peningkatan
kinerja organisasi. Selanjutnya kinerja pegawai juga menjadi
instrumen utama dalam pemberian reward and punishment.
5. Pengembangan Kompetensi ASN
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) menyatakan bahwa ASN adalah sebuah profesi
yang mensyaratkan kompetensi sesuai jabatannya dan bahwa
ASN berhak memperoleh pengembangan kompetensi tersebut.
UU ASN juga mengamanatkan bahwa Manajemen ASN
diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit, yaitu kebijakan dan
manajemen ASN yang adil dan wajar berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Pentingnya kompetensi
dalam manajemen ASN menuntut pengembangan kompetensi
lebih konkrit dan terarah.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil menyatakan bahwa setiap PNS yang
10
10
diangkat dalam jabatan harus memiliki kompetensi teknis,
kompetensi manajerial, dan kompetensi sosio kultural sesuai
dengan standar kompetensi yang dipersyaratkan. Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi
(KemenPAN dan RB) secara operasional melalui Peraturan PAN
dan RB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
Jabatan Aparatur Sipil Negara menetapkan standar kompetensi
manajerial dan sosio kultural bagi ASN. Sementara itu, standar
kompetensi teknis menjadi tanggung jawab
Kementerian/Lembaga yang secara teknis melaksanakan urusan
pemerintahan dan atau membina jabatan fungsional ASN
terkait.
PP Nomor 11 Tahun 2017 Pasal 219 menyebutkan bahwa LAN
bertanggung jawab atas pengaturan, koordinasi, dan
penyelenggaraan pengembangan kompetensi, pun di dalam
Pasal 225 yang menyebutkan bahwa Ketentuan lebih lanjut
mengenai teknis perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pengembangan kompetensi diatur dengan Peraturan Kepala
LAN. Tanggungjawab ini menjadi tantangan bagi Lembaga
Administrasi untuk mengembangkan Kompetensi ASN dari
standar kompetensi yang telah ditetapkan khususnya manajerial
dan sosio kultural beserta integrasi sistem pengembangan
kompetensi ASN antar instansi. Mengingat hingga menjelang 73
tahun Indonesia merdeka, belum ada sistem yang
mengintegrasikan pengembangan kompetensi (pelatihan) dari
seluruh PNS di seluruh negeri. Perkembangan teknologi informasi
yang semakin pesat dan telah memasukinya pada revolusi
industri ke-4 menjadi tantangan bagi Lembaga Administrasi
Negara dan Kementerian/Lembaga untuk menyusun sistem
pengembangan kompetensi ASN yang inovatif, efektif, efisien,
dan terarah menuju terwujudnya ASN berkelas dunia.
6. Mempersiapkan ASN Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Pertumbuhan digital economy, artificial intelligence, big data,
serta komputerisasi di semua sektor menandakan hadirnya era
industri 4.0 yang tengah dihadapi oleh Indonesia bahkan dunia
pada saat ini. Hal ini merupakan babak baru yang membawa
perubahan besar dalam tatanan dunia karena perubahan
teknologi tersebut pasti akan memunculkan tantangan baru di
semua sektor termasuk pemerintahan. Tantangan yang dihadapi
11
11
oleh pemerintah saat ini sangatlah kompleks, dan Indonesia harus
bisa mengimbanginya agar tak tertinggal dengan negara-
negara lain. Berbagai sumber daya untuk menghadapi
perubahan tersebut harus dipersiapkan. Penggerak
pemerintahan yaitu ASN harus mampu menjadi motor birokrasi
dan melayani masyarakat dengan baik. Cara pikir ASN juga harus
berubah menyesuaikan perkembangan jaman. ASN harus terus
mengupdate informasi di era Revolusi Industri 4.0 agar mampu
menunjang kinerja pemerintah dan memenangkan persaingan
global. Digitalisasi pemerintahan merupakan hal yang tidak
mungkin kita hindari. Tuntutan pelayanan publik dan kemudahan
masyarakat dalam berinteraksi dengan pemerintah untuk
memperoleh layanan yang prima adalah suatu keniscayaan.
Untuk meningkatkan kompetensi ASN, LAN pun harus terus
mengikuti perkembangan dengan melakukan penyempurnaan
pada sistem Pendidikan dan Pelatihan. Sesuai dengan PP 11
tahun 2017, bahwa pengembangan kompetensi manajerial,
sosio kultural dilaksanakan secara nasional dikoordinir oleh LAN,
sedangkan pengembangan kompetensi teknisnya oleh masing-
masing instansi. Diperlukan pengembangan kompetensi yang
smart, untuk menghasilkan ASN yang smart pula untuk
membentuk great organization. Salah satu caranya yaitu dengan
mengembangkan sistem pembelajaran berbasis elektronik yang
saat ini masih terus disempurnakan. Transformasi diklat
konvensional menjadi diklat berbasis Human Capital
Management melalui ASN Corporate University pun terus
dikembangkan. Hal tersebut tidak lain adalah sebagai bentuk
adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan informasi. Kita
masih memiliki potensi yang tinggi untuk menciptakan ASN
berkelas dunia dengan mengombinasikan berbagai sistem
pelatihan yang progresif dan edukatif seperti e-learning,
coaching, mentoring dan on the job training. Dengan sistem ini,
diharapkan peningkatan kualitas ASN di Indonesia dapat segera
terwujud.
7. Meningkatkan Disiplin PNS
Untuk membina kedisiplinan PNS memang tidak hanya cukup
dengan perubahan sistem saja. Tetapi juga perlu pembinaan
moral PNS itu sendiri. Akan tetapi pembinaan moral saja, juga
tidak cukup tanpa disertai sistem yang kuat. Selain itu, perlu
12
12
dilakukan punishment terhadap yang tidak disiplin, tetapi perlu
juga memberikan reward terhadap yang berprestasi. Dalam
point ini dengan menginternalisasi nilai disiplin akan
mempercepat menuntaskan penanggulangan
penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk praktek-praktek
KKN; dengan cara penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan
yang baik (good governance) pada semua tingkat dan lini
pemerintahan dan semua kegiatan; dan Pemberian sanksi yang
seberat-beratnya bagi pelaku KKN sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
8. Pola Pembinaan Karir PNS
Agar pola karier dapat menjadi daya tarik bagi pegawai, maka
sistem yang dibangun hendaknya berbasis merit dan bersifat
terbuka. Terkait dengan merit, berarti kesempatan
pengembangan seperti untuk promosi, didasarkan kepada
kompetensi dan prestasi kerja terbaik. Basis kompetensi merujuk
pada Soft Competencies dan Hard Competencies dan prestasi
kerja. Terkait dengan besaran peluang terutama bagi pegawai
internal yang telah menunjukkan prestasi kerja terbaik, yang
diukur dari hasil penilaian prestasi kerja pegawai yang dilakukan
secara teratur. Demikian halnya dalam pengembangan karier
pegawai, baik untuk promosi maupun rotasi, hendaknya
mempertimbangkan aspek spesifikasi jabatan yaitu bakat, minat,
dan temperamen yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Dengan
melakukan merit system dapat pula memberikan tambahan
penghasilan kepada orang yang bekerja. Serta perlu dilakukan
seleksi melalui “fit and proper test” kepada semua PNS yang akan
menduduki jabatan, baik jabatan struktural maupun jabatan
fungsional. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelayakan
mereka pada posisi jabatan yang akan didudukinya, adapun
maksud dari pada “fit and proper test” adalah untuk mencari
kandidat yang memiliki karakteristik seperti sikap, minat, motivasi,
keterampilan dan watak yang tepat untuk jabatan yang harus
diisi. Sehingga pengangkatan seseorang dalam suatu jabatan
adalah bukan berdasarkan "selera" pimpinan atau atasan yang
mengangkatnya.
13
13
Otonomi dan Inovasi Daerah
Undang-undang No. 23 Tahun 2014 hadir dalam rangka
mewujudkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah, namun akan lebih baik jika pengaturan
mengenai urusan tersebut memperhatikan aspek-aspek hubungan
antara pemerintah pusat dengan daerah, dan antar daerah,
potensi serta keanekaragaman daerah serta peluang dan
tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dengan keluarnya UU No 23 Tahun 2014 maka perlu adanya
penyesuaian kebijakan tentang pembagian urusan pemerintahan
mengingat UU tersebut telah mengatur penarikan beberapa
kewenangan Pemerintah Kabupaten/kota pada level
pemerintahan yang lebih tinggi. Dalam UU tersebut terdapat isu
krusial antara lain isu perangkat daerah, isu pelayanan publik serta
isu inovasi daerah.
Terkait dengan isu perangkat daerah, kelembagaan perangkat
daerah diarahkan pada efektifitas pembangunan daerah, maka
dalam penataan organisasi perangkat daerah, setiap daerah
nantinya harus menyesuaikan dengan karakter daerahnya masing-
masing sehingga besaran organisasi tidak seharusnya diatur secara
seragam oleh pemerintah. Penarikan beberapa urusan
pemerintahan pada pemerintah Kabupaten/kota secara otomatis
mempengaruhi besaran kelembagaan perangkat daerah yang
secara nasional akan diberlakukan pada awal Tahun 2017 seiring
dengan penetapan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Perubahan besaran kelembagaan daerah akan memiliki
konsekuensi pada penataan kelembagaan, SDM dan
ketatalaksanaan secara lebih luas.
Isu strategis terkait Inovasi Daerah dimana semua bentuk
pembaruan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
meliputi jenis, prosedur, dan metoda, dilaksanakan dengan
mengedepankan prinsip-prinsip, yaitu: 1) peningkatan efisiensi; 2)
perbaikan efektivitas; 3) perbaikan kualitas pelayanan; 4) tidak ada
konflik kepentingan; 5) berorientasi kepada kepentingan umum; 6)
dilakukan secara terbuka, dan; 7) dapat dipertanggungjawabkan
hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri. Pentingnya inovasi
daerah dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah akan semakin kuat dan
14
14
meluas dengan adanya wadah khusus yang menangani inovasi di
setiap daerah. Hal ini menjadi peluang bagi PKP2A III LAN bersama-
sama dengan perangkat daerah tersebut untuk memperbesar arus
inovasi di wilayah Kalimantan.
Desa Mandiri
Lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa)
merupakan upaya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat desa. Selain untuk membentuk Pemerintahan Desa
yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung
jawab. Pengaturan desa sebagaimana yang tertuang dalam UU
Desa juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik bagi
masyarakat desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan
umum. Berdasarkan UU ini yang dimaksud dengan pembangunan
kawasan desa meliputi: penggunaan dan pemanfaatan wilayah
desa dalam rangka penetapan kawasan pembangunan sesuai
dengan tata ruang Kabupaten/Kota; pelayanan yang dilakukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan;
pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan
pengembangan teknologi tepat guna; dan pemberdayaan
masyarakat desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan
dan kegiatan ekonomi.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui implementasi UU Desa
adalah terwujudnya kemandirian desa, Desa Mandiri merupakan
pola pengembangan pedesaan berbasis konsep terintegrasi mulai
dari subsistem input, subsistem produksi primer, subsistem
pengolahan hasil, subsistem pemasaran, dan subsistem layanan
dukungan (supporting system). Tujuan yang ingin dicapai dari desa
mandiri ini yaitu pengembangan desa mandiri yang berbasis pada
kawasan pedesaan untuk mewujudkan kemandirian masyarakat
pedesaan agar mampu mendayagunakan dan mengoptimalkan
potensi sumber daya ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup untuk
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pengembangan yang dapat
dilakukan dalam pengembangan desa mandiri antara lain:
Pengembangan kemandirian berusaha dan kewirausahaan di
desa; Pengembangan kualitas SDM dan penguatan kelembagaan
masyarakat desa; Pengembangan jejaring dan kemitraan.
Sedangkan beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya
desa mandiri antara lain: Potensi Sumber Daya Manusia
15
15
(Masyarakat Desa mempunyai motivasi dan budaya yang tinggi;
Mempunyai jiwa wirausaha yang kuat; Mempunyai kemampuan
dan keterampilan tertentu yang mendukung pengembangan
potensi lokal); Potensi Sumber Daya Alam (Potensi desa mempunyai
daya saing untuk dikembangkan; Pengelolaan potensi desa secara
berkelompok oleh masyarakat (sentra); Skala usahanya berbasis
sentra yang dilakukan oleh masyarakat); Pasar (Produk yang
dikembangkan masyarakat dibutuhkan pasar; Produk masyarakat
mempunyai daya saing pasar); Kelembagaan dan Budaya lokal,
serta pelaksanaan program didukung oleh kelembagaan desa
yang menjunjung tinggi kearifan lokal.
Administrasi Pemerintahan
Lahirnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (UU-AP) mengisi kekosongan hukum
administrasi Negara di Indonesia disamping Hukum Tata Negara
dan Hukum Pidana yang sudah ada sebelumnya. Urgensi UU-AP
menurut Eko Prasojo adalah merupakan kodifikasi (penyusunan UU
dalam suatu sistem) sebagai sistem UU tunggal pemerintah. UUAP
juga merupakan instrumen standardisasi administrasi pemerintah,
sebagai payung hukum (pedoman) bagi UU sektoral, yaitu sebagai
Hukum Materil Administrasi Pemerintah. Berdasarkan urgensi
tersebut UU-AP menjadi payung hukum bagi Hakim Tata Usaha
Negara dalam membuat Putusan atas gugatan masyarakat.
Terbitnya UU-AP memberikan harapan baru bagi pejabat Negara
dan penyelenggara pemerintahan untuk terhindar dari jeratan
kriminalisasi/pidana kebijakan, juga menjamin warga Negara untuk
mendapatkan haknya.
UU-AP dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar dan
memberikan pelindungan kepada warga masyarakat serta
menjamin penyelenggaraan tugas-tugas Negara. UU-AP menjadi
dasar hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan di dalam
upaya meningkatkan kepemerintahan yang baik (good
governance) dan sebagai upaya untuk mencegah praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Dengan demikian, UU-AP harus mampu
menciptakan birokrasi yang semakin baik, transparan, dan efisien.
UU-AP bisa dikatakan menjadi salah satu “manual book of
governance activity”, yaitu buku manual yang menjadi standarisasi
adminstrasi dalam tindakan atau aktivitas pemerintahan, dan
16
16
dengan adanya manual book tersebut, “bahasa” pejabat dalam
melaksanakan pemerintahan bisa sama sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman dalam penyampaian kewenangan, baik itu
atribusi, delegasi, mandat maupun kewenangan diskresi. Dengan
diaturnya kewenangan Diskresi dalam UU-AP, maka sudah tidak
seharusnya lagi pejabat pemerintahan memiliki keraguan dalam
melaksanakan kewenangan ini selama memenuhi syarat dan sesuai
dengan tujuan diskresi sebagaimana diatur dalam UU-AP.
Perbatasan sebagai Pusat Kegiatan Strategis
Nasional Berbasis Pembangunan Ekonomi Maritim
Wilayah perbatasan daratan Indonesia terhampar dari bagian
utara pulau Kalimantan, sebelah barat pulau Papua serta sebelah
selatan Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste. Wilayah laut Indonesia
berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Thailand, Malaysia,
Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini (PNG), Australia,
dan Timor Leste. Terdapat empat propinsi perbatasan dan 15
kabupaten/kota yang masing-masing wilayah memiliki karakteristik
kawasan perbatasan berbeda-beda. Batas darat Indonesia dan
Malaysia di Kalimantan sendiri sepanjang 2000 kilometer (Rohmad
Supriadi, 2006; hal. 32). Posisi pulau Kalimantan yang berbatasan
langsung dengan Negara Malaysia di daratan dan juga negara-
negara lain di perairan laut ini merupakan posisi strategis dalam
pengembangan pembangunan berbagai sektor baik ekonomi
maupun maritim.
Permasalahan yang seringkali timbul berkenaan dengan
perkonomian masyarakat perbatasan adalah masih banyak
kegiatan ekonomi Indonesia yang bergantung kepada negara
tetangga. Masyarakat Indonesia di Kalimantan banyak melakukan
kegiatan perekonomian ke Malaysia. Hal ini terjadi dikarenakan di
daerah perbatasan masih belum ditemukannya produk lokal yang
mampu kompetitif dengan produk negara tetangga.
Permasalahan lainnya di bidang perekonomian rakyat adalah
produk-produk lokal kurang inovatif sehingga kurang bisa bersaing
dengan produk sejenis.
17
17
Evaluasi Pelaksanaan Renstra
Periode Sebelumnya Tepat satu dekade PKP2A III LAN (2005-2015) mengawal
pembangunan administrasi negara di Bumi Etam Kalimantan,
banyak pencapaian yang telah diraih oleh organisasi yang relatif
muda ini sesuai dengan core business-nya, yaitu lingkup bidang
pengkajian kebijakan dan inovasi administrasi serta diklat aparatur.
Secara berkala PKP2A III LAN telah melaksanakan evaluasi atas
pencapaian Renstra melalui 2 (dua) langkah umum, pertama
dengan menggunakan laporan kinerja instansi pemerintah yang
disusun setiap tahunnya. Fungsi dari laporan kinerja ini untuk me-
review atas kegiatan yang telah dilaksanakan berdasar adanya
temuan-temuan atau butir-butir permasalahan yang dapat
digunakan sebagai cermin perbaikan kegiatan pada tahun
berikutnya. Kedua, metode review juga dilakukan dengan
melakukan survey secara khusus terhadap pelaksanaan dan
kemanfaatan hasil kegiatan PKP2A III LAN.
Pada periode 2010-2019, PKP2A III LAN telah mewujudkan lima
sasaran strategis, yaitu meningkatnya kualitas hasil kajian kebijakan,
terwujudnya sistem diklat aparatur yang berkualitas untuk
membangun aparatur yang profesional, profesionalisme
pelaksanaan fasilitasi, terwujudnya pengembangan ilmu
administrasi negara, serta meningkatnya kualitas jurnal Borneo
Administrator. Kelima sasaran strategis tersebut diukur melalui 4
(empat) Indikator Kinerja Utama (IKU). Adapun capaian IKU selama
periode 2010-2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Capaian Kinerja PKP2A III LAN Periode 2010 - 2014
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
REALISASI
2010 2011 2012 2013 2014
Meningkatnya
kualitas hasil
kajian kebijakan
Persentase hasil
kajian kebijakan
yang
didiseminasikan
100% 100% 100%
100% 100%
18
18
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
REALISASI
2010 2011 2012 2013 2014
kepada
stakeholders
Jumlah policy
paper/policy brief
yang dihasilkan
dari kajian
kebijakan*)
na na na na 1
Terwujudnya
sistem diklat
aparatur yang
berkualitas untuk
membangun
aparatur yang
profesional
Tersedianya
fasilitator Diklatpim
yang profesional*)
na na na na 100%
Persentase lulusan
Diklat dengan
predikat minimal
memuaskan
na na 44,97
%
29,33
%
31,02
%
Persentase
pemimpin
perubahan yang
dihasilkan dari
Diklatpim*)
na na na na 100%
Persentase Diklat
aparatur yang
terselenggara
sesuai standar
100% 100% 66,67
%
100% 92,31
%
Tingkat kepuasan
peserta terhadap
penyelenggaraan
diklat aparatur
na na Puas Puas Puas
Profesionalisme
pelaksanaan
Fasilitasi
Persentase
permintaan
fasilitasi
Pemerintah
Daerah yang
terpenuhi
100% 100% 100% 100% 100%
19
19
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
REALISASI
2010 2011 2012 2013 2014
Terwujudnya
pengembangan
ilmu administrasi
negara
Indeks
Kemanfaatan
Jurnal Borneo
Administrator
na na 7,4 7,2 7,5
Jumlah Karya Tulis
Ilmiah bidang ilmu
administrasi
negara yang
terpublikasi
na 6 3 2 6
Keterangan : *) Indikator kinerja baru digunakan pada tahun 2014
Pada bidang kajian kebijakan, PKP2A III LAN menetapkan dua
indikator, yaitu “Persentase hasil kajian kebijakan yang
didiseminasikan kepada stakeholders”, dan “Jumlah policy paper/
policy brief yang dihasilkan dari kajian kebijakan”. Indikator pertama
merupakan bentuk perwujudan dari peran PKP2A III LAN untuk
menyediakan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah di
wilayah Kalimantan. Diseminasi hasil kajian merupakan salah satu
tahapan yang penting dalam rangka mendapatkan feedback
terkait dengan hasil kajian yang dilakukan kepada stakeholders
PKP2A III LAN. Indikator Jumlah policy paper/policy brief yang
dihasilkan dari kajian kebijakan baru digunakan pada tahun 2014
sebagai penguatan PKP2A III LAN untuk turut meningkatkan kualitas
kebijakan publik dengan cara memberikan masukan bagi
pemerintah dalam menginisiasi kebijakan yang lebih efektif.
“Persentase Permintaan Fasilitasi Pemerintah Daerah yang
Terpenuhi” merupakan indikator kinerja dari sasaran strategis:
Profesionalisme pelaksanaan fasilitasi. Indikator ini mencakup
partisipasi aktif PKP2A III LAN dalam peningkatan kapasitas daerah,
baik dari segi kelembagaan maupun ketatalaksanaan. Dalam
bidang pengembangan ilmu administrasi negara, indikator yang
ditetapkan oleh PKP2A III LAN adalah “Indeks Kemanfaatan Jurnal
Borneo Administrator” dan “Jumlah Karya Tulis Ilmiah Bidang Ilmu
Administrasi Negara yang Terpublikasi”. Indeks kemanfaatan JBA
baru mulai dilakukan proses pengukurannya pada tahun 2012.
Sedangkan untuk indikator Jumlah Karya Tulis Ilmiah Bidang Ilmu
20
20
Administrasi Negara yang Terpublikasi baru dimulai pengukurannya
sejak tahun 2011. Indikator ini diukur dari banyaknya karya tulis ilmiah
bidang ilmu administrasi negara yang dihasilkan oleh pegawai di
lingkungan PKP2A III LAN di jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi.
Untuk indikator bidang kediklatan, terdapat lima indikator yang
digunakan dalam pengukuran sasaran strategis kedua yaitu
“Terwujudnya sistem diklat aparatur yang berkualitas untuk
membangun aparatur yang profesional”. Kelima indikator tersebut
antara lain: “Tersedianya fasilitator Diklatpim yang profesional”;
“Persentase lulusan Diklat dengan predikat minimal memuaskan”;
“Persentase pemimpin perubahan yang dihasilkan dari Diklatpim”;
“Persentase Diklat aparatur yang terselenggara sesuai standar”;
serta “Tingkat kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan diklat
aparatur”. Indikator – indikator tersebut digunakan untuk dapat
mengetahui sejauh mana PKP2A III LAN dapat berkontribusi bagi
peningkatan kualitas ASN yang telah mengikuti diklat di PKP2A III
LAN, terutama para calon pemimpin perubahan yang diharapkan
untuk dapat meningkatkan kapasitas Kalimantan di masa yang
akan datang utamanya dalam peningkatan pelayanannya
kepada publik melalui inovasi.
Memasuki periode Renstra 2015 - 2019, capaian kinerja PKP2A III LAN
pun tidak mengecewakan. Selama tiga tahun pertama tercatat
hampir semua target kinerja dapat tercapai, bahkan banyak
diantaranya melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Capaian tertinggi terjadi pada indikator kinerja “Jumlah inovasi
Administrasi Negara” di tahun 2015 yang melebihi target hingga
mencapai 400%. Adapun beberapa indikator kinerja yang tidak
tercapai diantaranya “Persentase alumni diklat kepemimpinan
yang menerapkan inovasi/ proyek perubahan” di tahun 2015-2016
serta “Jumlah karya tulis ilmiah di bidang Administrasi Negara yang
terpublikasi di media ilmiah nasional/ internasional” di tahun 2016.
Tidak tercapainya indikator kinerja pertama disebabkan oleh
penerapan proyek perubahan peserta diklat kepemimpinan
tergantung banyak hal yang di luar kewenangan PKP2A III LAN,
termasuk di dalamnya adalah kebijakan pemerintah daerah dan
permasalahan anggaran. Adapun tidak tercapainya indikator
kinerja kedua disebabkan oleh tidak tercapainya target pegawai
menghasilkan tulisan dan diterbitkan di media ilmiah karena
disibukan dengan pelaksanaan kegiatan lainnya.
21
21
Tabel 1.2
Capaian Kinerja PKP2A III LAN Periode 2015 - 2017
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
2015 2016 2017
Meningkatnya kualitas
hasil kebijakan melalui
penyusunan
rekomendasi kebijakan
Adminsitrasi Negara
Jumlah rekomendasi
kebijakan yang menjadi
wacana publik
100% 100% 150%
Jumlah Policy
Brief/Policy Note yang
didesiminasi kan
kepada stakeholders
na na 125%
Meningkatnya
kompetensi dan
profesionalisme ASN
Persentase alumni diklat
kepemimpinan Tk II, III,
dan IV yang mengalami
peningkatan
kompetensi dan kinerja
pasca-pelatihan
na na 102%
Persentase alumni
pelatihan teknis dan
fungsional yang
menerapkan kompeten-
si teknis, manajerial,
sosial, kultural sesuai
tujuan diklat
na na 112%
Persentase alumni diklat
kepemimpinan yang
menerapkan inovasi/
proyek perubahan
89,47
%
93,70
%
na
Persentase alumni diklat
teknis dan fungsional
yang menerapkan
kompetensi di tempat
kerja
na 133,3
%
na
Indeks kepuasan
penyelenggaraan
pelatihan di PKP2A III
LAN
100% na na
22
22
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
2015 2016 2017
Terwujudnya
pengembangan inovasi
di bidang administrasi
negara
Jumlah gagasan dan
produk inovasi yang
merupakan hasil co-
creation
na na 18%
Jumlah inovasi
Administrasi Negara
400% 133,3
0%
na
Jumlah K/L/Pemda
yang memanfaatkan
model inovasi LAN
100% 100% na
Terselenggaranya
layanan advokasi/
fasilitasi/asistensi di
bidang kajian kebijakan,
jabatan analis
kebijakan, dan inovasi
administrasi negara
Tingkat kepuasan
pengguna layanan
advokasi/fasilitasi/asiste
nsi di bidang kajian
kebijakan dan inovasi
administrasi negara
na 100% na
Jumlah karya tulis ilmiah
di bidang Administrasi
Negara yang
terpublikasi di media
ilmiah nasional/
internasional
na 80% na
Pengembangan ilmu
administrasi negara
Jumlah Karya Tulis Ilmiah
bidang ilmu administrasi
negara yang
terpublikasi di media
ilmiah
183,3
%
100% 80%
Indeks sitasi tertinggi JBA na na 100%
Indeks Kemanfaatan
Jurnal Borneo
Administrator
100% 96% na
23
23
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI
2015 2016 2017
Terwujudnya
peningkatan
kelembagaan,
tatalaksana, dan SDM
Aparatur PKP2A III LAN
yang profesional, serta
akuntabilitas lembaga
PKP2A III LAN
Kualitas
penyelenggaraan tata
kelola urusan
kesekretariatan di PKP2A
III LAN
na na 110%
Potensi, Permasalahan,
Tantangan, dan Peluang Pada awal pembentukannya, PKP2A III LAN dimaksudkan untuk
dapat menjawab permasalahan yang dihadapi LAN pada saat itu
(2005), bahwa kemampuan LAN untuk memberikan layanan
kepada instansi pemerintah maupun organisasi bisnis dan
kemasyarakatan masih relatif rendah. Keterbatasan sumber daya
internal serta kondisi kewilayahan Negara yang demikian luas
merupakan fakta obyektif yang menyebabkan LAN belum mampu
menjangkau seluruh wilayah dan seluruh instansi yang
membutuhkan. Terbitnya SK Kepala LAN No. 53/IX/1/10/2002
menjadi awal berdirinya PKP2A III di Samarinda, hingga akhirnya
terbit SK Kepala LAN No.120/2004 yang mengukuhkan PKP2A III LAN
sebagai bagian organisasi LAN dengan salah satu tujuan
strategisnya adalah meningkatkan dukungan dan pelayanan LAN
kepada pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota, serta
organisasi bisnis dan kemasyarakatan yang membutuhkan di
wilayah Kalimantan pada umumnya, dan Kalimantan Timur pada
khususnya. (Warta LAN, Edisi 14/Tahun III/2005).
Telah satu dasawarsa PKP2A III LAN berdiri di Samarinda,
memberikan layanannya kepada stakeholder di Kalimantan
sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Kepala Lembaga
24
24
Administrasi Negara No.14 Tahun 2013 Pasal 161 untuk
menyelenggarakan kajian dan inovasi di bidang administrasi
Negara, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan aparatur,
serta melaksanakan pengembangan sistem informasi di bidang
tugasnya. Kiprah PKP2A III LAN di Kalimantan semakin meluas,
menjangkau hingga daerah perbatasan di Kalimantan. Pelayanan
ke pemerintah daerah di seluruh Kalimantan, baik Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara semakin meningkat tiap tahunnya, yang
menunjukkan kehadiran PKP2A III LAN di Kalimantan dan
kepercayaan stakeholder semakin menguat. Berbagai kajian yang
menjadi rekomendasi kebijakan, pembinaan dan
penyelenggaraan diklat, advokasi dan fasilitasi yang diperkuat
dengan adanya komitmen Pemerintah daerah untuk bersama-
sama melakukan perbaikan (administrasi Negara) melalui Nota
Kesepahaman (MoU), termasuk bagaimana upaya pemerintah
memberikan pelayanan publik dan menstimulasi dalam melakukan
perubahan dan inovasi demi perbaikan kinerja pelayanan publik.
Berbagai perubahan di daerah juga terjadi, pembentukan daerah
baru seperti pembentukan provinsi Kaltara, pemekaran beberapa
daerah di Kalimantan juga mengiringi PKP2A III LAN dalam
memberikan layanannya di daerah. Hal ini menuntut PKP2A III LAN
untuk mampu memberikan layanannya (di bidang administrasi
Negara) ke seluruh stakeholder-nya di Kalimantan, tak terkecuali
hingga ke pelosok daerah. Namun, berbagai keterbatasan
menyebabkan hingga saat ini PKP2A III LAN belum optimal dalam
memberikan layanannya kepada stakeholdernya di pelosok
daerah di Kalimantan.
Potensi yang Dimiliki oleh PKP2A III LAN
a. Kewenangan yang dimiliki PKP2A III LAN di Kalimantan
Sebagaimana yang tertuang dalam Renstra LAN 2015-2019,
reorganisasi yang telah dilaksanakan LAN memantapkan peran
LAN secara lebih solid untuk memberikan kontribusi dalam
peningkatan tata kelola pemerintahan di Indonesia, khususnya
melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN dan
perbaikan kebijakan. Kebijakan yang tertuang dalam Perpres No.
57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (LAN)
memberikan kesempatan bagi LAN untuk melaksanakan tugas
25
25
pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya melalui Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara No. 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Administrasi Negara pasal 161 menyebutkan bahwa
PKP2A II, III dan IV LAN memiliki tugas menyelenggarakan kajian
dan inovasi di bidang administrasi Negara, menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan aparatur, serta melaksanakan
pengembangan sistem informasi di bidang tugasnya, sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala. Dalam
melaksanakan tugas, sesuai pasal 162, maka PKP2A III LAN
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan
anggaran di bidang kajian dan pendidikan dan pelatihan
aparatur;
2. Pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat;
3. Pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat;
4. Penyelenggaraan pengkajian kebijakan dan inovasi
administrasi Negara;
5. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan,
Kepemimpinan, Teknis dan Fungsional;
6. Penyelenggaraan administrasi pembinaan Diklat,
Widyaiswara dan Analis Kebijakan;
7. Pengembangan system informasi di bidang tugasnya;
8. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, kehumasan,
keuangan, kerumahtanggaan, kearsipan, perpustakaan dan
dokumentasi di lingkungannya;
9. Pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya;
10. Pelaksanaan tugas lain terkait yang diberikan oleh Kepala.
b. Dukungan Sumber Daya Manusia
PKP2A III LAN memiliki potensi yang cukup baik dengan dukungan
sumber daya manusia yang dimiliki. Sampai dengan Maret 2018,
jumlah pegawai PKP2A III LAN berjumlah 49 pegawai, dengan
jumlah pejabat struktural sebanyak 7 pejabat, sedangkan
pegawai yang mengemban jabatan fungsional tertentu
sebanyak 19 pegawai yang meliputi: 11 peneliti, 5 widyaiswara, 1
Analis Kebijakan, 1 Arsiparis, dan 1 Pustakawan. Menurut jenjang
pendidikan, dari 49 pegawai, sebanyak 23 pegawai (47 persen)
26
26
berpendidikan S1, sedangkan S2 dan S3 berjumlah 21 pegawai
(43 persen), dan hanya 5 pegawai yang berpendidikan D3 dan
SLTA. Pimpinan terus mendorong dan mendukung pegawai akan
pentingnya pengembangan diri disamping kesadaran/pola pikir
pegawai tersebut untuk pengembangan dirinya. Sumber daya
manusia dengan tingkat pendidikan yang cukup baik ini
merupakan potensi yang penting bagi LAN dalam kontribusinya
sebagai lembaga think tank dan kediklatan untuk meningkatkan
kualitas tata pemerintahan di Indonesia, khususnya di
Kalimantan.
c. Budaya Kerja
Budaya kerja organisasi dibutuhkan untuk membangun sumber
daya manusia aparatur agar setiap orang sadar bahwa mereka
berada dalam satu hubungan peran, berkomunikasi secara
efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini harus
diwujudkan dalam setiap tingkatan kepemimpinan. Komitmen
PKP2A III LAN untuk bersama-sama meningkatkan layanannya
dikuatkan dengan komitmen melaksanakan nilai-nilai budaya
kerja oleh seluruh pegawai. Kelima nilai budaya kerja tersebut
meliputi, (1) integritas, (2) profesional, (3) inovatif, (4) peduli, dan
(5) team work.
d. Jejaring Kerja
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, PKP2A III LAN
yang telah diresmikan sejak tahun 2005 sebagai kantor regional
LAN RI di wilayah Kalimantan telah menjalin jejaring kerja yang
cukup baik dengan para stakeholders. Adanya interkoneksi antar
kabupaten/kota di wilayah Kalimantan juga memudahkan
PKP2A III LAN dalam memperluas jejaring kerja yang telah ada
selama ini (JIDAKA, FKBK, dll). Melalui jejaring kerja ini, diharapkan
pencapaian tujuan organisasi dapat direalisasikan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan.
e. Knowlegde Management
Sejak tahun 2015 ini, PKP2A III LAN mulai mengembangkan sarana
untuk dapat memanage keluaran yang telah dihasilkan oleh
PKP2A III LAN, baik di bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi
Administrasi Negara maupun di bidang Kediklatan. Hal tersebut
dilakukan untuk dapat mengevaluasi dan memonitoring hasil-
27
27
hasil keluaran tersebut sehingga diharapkan dapat berguna dan
dapat digunakan secara berkelanjutan. Knowledge
management yang sedang dikembangkan tersebut antara lain
BINNET, SINOPADIK, SIPIKA, jaringan informasi kediklatan, dll.
Permasalahan yang Dihadapi oleh PKP2A III LAN
a. Kuantitas Sumber Daya Manusia
Secara garis besar, berdasarkan data sumberdaya manusia LAN,
dapat dikatakan bahwa komposisi SDM LAN dilihat dari aspek
pendidikan telah berada dalam kondisi yang memadai. Namun
masih terdapat beberapa permasalahan terkait manajemen
sumberdaya manusia, diantaranya kuantitas SDM aparatur
PKP2A III LAN masih kurang mengingat semakin menguatnya
kepercayaan dan peran PKP2A III LAN di daerah. Besarnya
keinginan pegawai untuk mengembangkan diri juga belum
didukung dengan kemampuan anggaran instansi.
Komposisi pejabat fungsional tertentu yang belum berimbang/
masih kurang, seperti analis kebijakan dan Widyaiswara. Bahwa
salah satu fungsi LAN adalah Pembina jabatan analis kebijakan,
namun di PKP2A III LAN, untuk jabatan ini baru terisi oleh 1 analis
kebijakan. Terkait jabatan widyaiswara, PKP2A III LAN baru
memiliki 5 orang pejabat fungsional widyaiswara yang semuanya
merupakan widyaiswara muda dan pertama. Kondisi ini jelas
menjadi kendala tersendiri dalam penjaminan kualitas
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV sampai dengan Tingkat II serta dikat prajabatan yang
frekuensi penyelenggaraannya cukup tinggi.
b. Perencanaan Program dan Anggaran
Kendala lain terkait perencanaan program dan anggaran
adalah model penganggaran yang masih menggunakan
metode baseline. Hal ini berimplikasi pada tidak terpenuhinya
kebutuhan organisasi dalam peningkatan kualitas sarana dan
prasarana untuk mendukung kelancaran dan kualitas
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta sulitnya
mewujudkan perencanaan kegiatan yang ideal dalam
menjalankan tugas dan fungsinya mengingat anomali
implementasi money follow function. Kebijakan penganggaran
28
28
ini juga berdampak belum terpenuhinya sistem perpustakaan
yang profesional dan laboratorium kajian yang memadai dalam
mendukung terwujudnya proyek perubahan peserta pendidikan
dan pelatihan yang berkualitas serta menghasilkan produk kajian
kebijakan yang ideal dan bermanfaat luas bagi masyarakat.
c. Wilayah Kalimantan yang cukup luas
Wilayah Kalimantan terdiri dari 5 (lima) provinsi yaitu Kalimantan
Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
dan Kalimantan Barat. Pulau Kalimantan merupakan pulau
kedua terbesar di Indonesia dengan sebaran daerah terpencil
yang cukup banyak. Letak geografis yang cukup sulit dijangkau
di beberapa wilayah Kalimantan ini menjadi permasalahan
tersendiri bagi PKP2A III LAN dalam mengoptimalkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
d. Lembaga Diklat yang Belum Terakreditasi
Akreditasi yang baik pada sebuah Lembaga Diklat merupakan
jaminan atas kualitas pada pelaksanaan Diklat baik Diklat
Prajabatan maupun Diklat Kepemimpinan. Namun dengan
adanya upaya untuk meningkatkan kualitas diklat saat ini, yang
kini menitikberatkan pada adanya inovasi para agen
perubahan, maka proses akreditasi sejak tahun 2015 pun
berbeda dari pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya. Proses
penilaian akreditasi tidak lagi hanya pada kuantitas pelaksanaan
dan jumlah alumni yang dihasilkan, namun lebih kepada kualitas
alumni yang dihasilkan.
Peluang yang Dimiliki oleh PKP2A III LAN
a. Dukungan Kebijakan
Dengan terbitnya Undang- Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara memberikan kesempatan bagi LAN untuk
berkiprah sesuai dengan mandat dalam kebijakan tersebut. LAN
berpotensi besar untuk menyukseskan pelaksanaan reformasi
birokrasi. Reformasi sumber daya aparatur negara dapat
dilakukan dengan melakukan pembinaan, pelatihan,
pendampingan terhadap aparatur sipil negara di Indonesia.
29
29
LAN yang telah ditunjuk sebagai instansi Pembina jabatan
fungsional analis kebijakan juga memiliki peran strategis dalam
meningkatkan tata kualitas kebijakan di Indonesia dengan
melakukan pembinaan analis kebijakan. Keberadaan seorang
analis kebijakan di Indonesia saat ini belum optimal dalam
pelaksanaan proses kebijakan publik. Padahal, salah satu
kegagalan implementasi kebijakan di Indonesia selama ini
dikarenakan masih kurangnya pemahaman para pembuat
kebijakan dan berbagai kelemahan dalam formulasi kebijakan
yang kurang didukung dengan analisis kebijakan yang baik.
Dengan mandat yang diberikan pada LAN, membuka
kesempatan untuk berkontribusi dalam perbaikan kualitas
kebijakan publik melalui pembinaan analis kebijakan.
b. Kepercayaan Stakeholder
Kepercayaan stakeholder kepada kinerja PKP2A III LAN semakin
meningkat. Hal ini terindikasi pada meningkatnya jumlah
permintaan advokasi dan fasilitasi Kegiatan yang ada di daerah.
Selain itu, adanya dukungan Kepala Daerah Provinsi seluruh
Wilayah Kalimantan telah terjalin melalui MOU. Adanya
komitmen bersama antara PKP2A III LAN dan pemerintah daerah
untuk meningkatkan kinerja pemerintahan (melalui koordinasi,
dan pembinaan/peningkatan kapasitas aparatur daerah dan
penataan kelembagaan dengan tujuan peningkatan
penyelenggaraan pelayanan publik) di daerah.
Tantangan yang Dihadapi oleh PKP2A III LAN
a. PKP2A III LAN memiliki kewenangan di wilayah Kalimantan,
namun hingga saat ini belum semua daerah di wilayah
Kalimantan mengenal dan mengetahui keberadaan PKP2A III
LAN.
b. Keterbatasan anggaran mengakibatkan kualitas sarana dan
prasarana yang ada di PKP2A III LAN saat ini belum memenuhi
standar penyelenggaraan pelatihan. Sarana dan prasarana
masih perlu untuk terus ditingkatkan dengan menggunakan
anggaran yang tersedia.
c. Luasnya wilayah pelayanan membutuhkan kualitas dan kuantitas
SDM yang memadai, sementara pengembangan kapasitas SDM
30
30
yang ada saat ini masih belum optimal (belum terintegrasikannya
pengembangan kapasitas SDM).
d. Perkembangan teknologi informasi saat ini tumbuh dengan
cepat, namun masih belum dimanfaatkan secara optimal guna
mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PKP2A III LAN.
31
31
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN
SASARAN STRATEGIS • Visi
• Misi
• Tujuan
• Sasaran Strategis
32
32
Visi PKP2A III LAN telah merumuskan pernyataan visi organisasi sebagai
cita-cita yang ingin diwujudkan bersama (shared vision) diantara
para pegawai. Visi bersama tersebut adalah:
“ MENJADI RUJUKAN DALAM PEMBAHARUAN ADMINISTRASI NEGARA
DI DAERAH“
Sebagai Visi bersama (shared vision) maka cita-cita tersebut
sekaligus menjadi tekad bagi semua pegawai dalam
melaksanakan tugasnya untuk senantiasa mengarah kepada
pencapaian Visi. Pernyataan Visi tersebut mengandung pengertian
sebagai berikut:
a. Pada masa depan PKP2A III LAN diharapkan dapat menjadi
sebuah pusat unggulan yang memiliki kinerja tinggi dan
mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas dalam
bidang inovasi dan pengkajian kebijakan administrasi negara
serta pembinaan dan penyelenggaraan diklat aparatur
sehingga dapat menjadi rujukan pemerintah daerah dalam
pembaharuan administrasi negara;
b. Kedudukan institusi PKP2A III LAN sebagai mitra strategis dan
terpercaya yang berada di daerah serta senantiasa hadir di
manapun dibutuhkan oleh para stakeholder baik di tingkat
daerah, regional maupun nasional;
c. Bahwa sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, kehadiran
PKP2A III LAN diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata
kepada para stakeholder dalam membangun dan
mengembangkan sistem administrasi negara yang baik;
d. Untuk mencapai visi tersebut maka PKP2A III LAN harus
didukung oleh sumber daya yang memadai baik secara
kualitas maupun kuantitas.
33
33
Misi Untuk mewujudkan Visi yang telah dirumuskan bersama tersebut
maka disusun Misi yang merupakan langkah-langkah operasional
yang harus dilakukan. Misi yang dirumuskan PKP2A III LAN yaitu:
a. Pengkajian kebijakan;
b. Pegembangan inovasi administrasi negara;
c. Pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
aparatur negara;
d. Pengembangan dan penerapan ilmu administrasi negara.
Pembagian peran dan tugas diantara unit-unit kerja (bidang dan
bagian) di lingkungan internal PKP2A III LAN akan mempermudah
pelaksanaan dan pencapaian misi. Sehingga masing-masing misi di
atas bisa terlihat siapa yang akan bertanggung jawab
menjalankannya. Untuk misi pertama dan kedua dijalankan oleh
Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara (KKIAN).
Misi ketiga dilakukan oleh Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Aparatur. Adapun Misi keempat bersifat terbuka, artinya misi
tersebut bisa dilakukan oleh semua bidang dan bagian yang ada,
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, yaitu Bidang KKIAN,
Bidang Diklat Aparatur, serta Bagian Administrasi. Misi yang diemban
oleh masing-masing unit kerja tersebut pada hakekatnya adalah
“visi bidang/bagian” yang akan dicapai oleh masing-masing unit
kerja yang bersangkutan. Pencapaian semua misi oleh masing-
masing unit kerja atau “visi bidang/bagian” tersebut pada akhirnya
akan mengerucut dan mengarah kepada pencapaian visi bersama
PKP2A III LAN.
Tujuan Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai dari masing-masing
rumusan misi dalam rangka mewujudkan visi bersama. Setelah
mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang ada, maka
34
34
dirumuskanlah tujuan organisasi PKP2A III LAN. Tujuan-tujuan tersebut
meliputi:
a. Meningkatkan kualitas kebijakan;
b. Meningkatkan pengembangan dan praktek inovasi di bidang
administrasi Negara;
c. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme ASN;
d. Mengembangkan ilmu administrasi negara;
e. Mewujudkan organisasi yang profesonal dan akuntabel.
Sasaran Strategis Masing-masing tujuan yang telah dirumuskan diatas selanjutnya
dituangkan kedalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Sasaran-sasaran strategis yang
akan dicapai oleh PKP2A III LAN antara lain:
- Termanfaatkannya rekomendasi kajian kebijakan;
- Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang berkualitas melalui
inovasi sektor publik;
- Terwujudnya penyelenggaraan pelatihan yang berkualitas;
- Terwujudnya tata kelola yang baik berbasis kinerja di PKP2A III
LAN.
Untuk mencapai sasaran-sasaran strategis (SS) tersebut disusunlah
Indikator Kinerja (IK) yang merupakan ukuran pencapaian atas
tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Indikator kinerja yang
ditetapkan oleh PKP2A III LAN antara sebagai berikut:
Tabel 2.1.
Indikator Kinerja PKP2A III LAN
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN
Termanfaatkannya
rekomendasi
kajian kebijakan
• Jumlah rekomendasi
kebijakan yang
menjadi wacana
publik
• Rekomendasi kebijakan
yang didiseminasikan
kepada stakeholders
terkait dan dipublikasi-
kan pada media massa
lokal/nasional
35
35
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN
• Jumlah jurnal yang
diterbitkan
• Jurnal yang diterbitkan
pada tahun berjalan
Terwujudnya tata
kelola
pemerintahan
yang berkualitas
melalui inovasi
sektor publik
• Jumlah inovasi yang
merupakan hasil co-
creation
• Gagasan dan produk
inovasi yang dihasilkan
bersama-sama instansi
pemerintah lain pada
tahun berjalan melalui
model inovasi yang
dikembangkan LAN
Terwujudnya
penyelenggaraan
pelatihan yang
berkualitas
• Persentase peserta
pelatihan
kepemimpinan yang
mengalami
peningkatan
pengetahuan sesuai
sasaran pelatihan
• Persentase peserta
pelatihan teknis,
fungsional, dan sosial
kultural yang
mengalami
peningkatan
pengetahuan sesuai
sasaran pelatihan
• Persentase peserta yang
lulus dibandingkan total
peserta pelatihan
kepemimpinan
• Persentase peserta yang
mengalami kenaikan
tingkat pengetahuan
pada uji di akhir
pelatihan atau
persentase peserta
yang memenuhi
standard kelulusan
dibandingkan total
peserta pelatihan.
Terwujudnya tata
kelola yang baik
berbasis kinerja di
PKP2A III LAN
• Indeks tata kelola
internal PKP2A III LAN
• Indeks dari komponen
Nilai AKIP (30%), Realisasi
Anggaran (20%), GUP
tepat waktu (10%),
Konsistensi realisasi
anggaran dengan
perencanaan (10%),
dan Persentase pega-
wai yang menerima
pengembangan
kompetensi minimal 20
jp/tahun (30%)
36
36
Misi, tujuan, sasaran strategis, serta IK yang telah dirumuskan
tersebut di atas dimaksudkan sebagai panduan dan arahan bagi
organisasi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, dan
diharapkan bisa terwujud dalam jangka waktu selama 5 tahun, yaitu
2015 hingga 2019. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2019
sudah bisa mencapai visi bersama yang telah ditetapkan dengan
kata lain cita-cita bersama yang dirumuskan bisa terwujud. Untuk
bisa mencapai visi bersama tersebut perlu didukung oleh komitmen
dari semua pegawai dan sumber daya lain yang memadai.
37
37
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,
DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN • Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
• Kerangka Kelembagaan
38
38
Arah Kebijakan dan Strategi Arah Kebijakan dan strategi yang dirumuskan dalam Renstra disusun
dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan Renstra LAN.
Lembaga Administrasi Negara sebagai instansi yang memiliki core
competencies penyelenggaraan pengkajian kebijakan, inovasi
administrasi negara dan pendidikan dan pelatihan aparatur
memiliki keterkaitan dalam bidang pembangunan aparatur negara
sebagai salah satu prioritas bidang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2015-2019. Arah kebijakan
nasional bidang pembangunan aparatur searah dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025,
yaitu meningkatkan profesionalisme aparatur negara, mewujudkan
kelembagaan pemerintah yang efektif, menciptakan sistem
manajemen pemerintahan yang efisien, dan mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik, di pusat dan di daerah dalam
rangka mendukung keberhasilan pembangunan dalam segala
bidang.
Arah Pembangunan Jangka Menengah (2015 -
2019)
Arah Pembangunan Jangka Menengah (2015-2019) didasarkan
pada Sembilan agenda Prioritas dalam pemerintahan di bawah
Kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
(Nawacita). Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi LAN, Arah
Pembangunan Jangka Menengah (2015-2019) mencakup:
a. Percepatan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
Sasaran yang ingin diwujudkan adalah meningkatnya kualitas
birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam
mendukung peningkatan daya saing dan kinerja pembangunan
nasional di berbagai bidang, yang ditandai dengan:
meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
akuntabel; terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang
efektif dan efisien; serta meningkatkan kualitas pelayanan publik
39
39
Strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1). Mewujudkan kelembagaan pemerintah efektif, efisien, dan
sinergis.
Strategi yang ditempuh, antara lain: penyempurnaan desain
kelembagaan pemerintah (Kementerian, LPNK, dan LNS);
penataan kelembagaan internal pemerintah pusat dan
daerah yang mencakup penataan tugas, fungsi dan
kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal
dan/horizontal; serta penguatan sinergitas antar lembaga baik
di pusat maupun di daerah.
2). Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
transparan, kompetitif, dan berbasis merit
Strategi yang ditempuh, antara lain: penguatan kelembagaan
dan tata kelola pengelolaan reformasi birokrasi nasional;
penyempurnaan kebijakan reformasi birokrasi nasional;
penataan regulasi dan kebijakan di bidang aparatur negara;
perluasan dan fasilitasi pelaksanaan RB pada instansi
pemerintah daerah; penyempurnaan sistem evaluasi
pelaksanaan RBN.
3). Peningkatan kualitas pelayanan publik
Strategi yang ditempuh, antara lain: penguatan kerangka
kebijakan kelembagaan pelayanan dalam rangka kemitraan
antara pemerintah dan swasta; peningkatan pelayanan
publik yang lebih terintegrasi; memastikan implementasi
kebijakan secara konsisten; penerapan teknologi informasi
dan komunikasi dalam pelayanan publik; penetapan quick
wins pelayanan publik K/L/Pemda dan Nasional; mendorong
inovasi pelayanan publik, peningkatan kualitas dan
standarisasi kelembagaan pelayanan perizinan, pemantapan
penerapan SPM yang terintegrasi dalam perencanaan dan
penganggaran; penguatan kapasitas pengendalian kinerja
pelayanan publik
4). Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses
pemerintahan dan pembangunan yang efisien, efektif,
transparan, dan terintegrasi
Strategi yang ditempuh, antara lain: penguatan kebijakan e-
government; penguatan sistem dan infrastruktur e-government
40
40
yang terintegrasi; peningkatan kapasitas kelembagaan dan
kompetensi SDM; penetapan quick wins penerapan e-
government; pengendalian pengembangan system dan
pengadaan infrastruktur e-government oleh K/L/Pemda
5). Penerapan open government
Penerapan open government merupakan upaya untuk
mendukung terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan
yang terbuka, partisipatif dan akuntabel dalam penyusunan
kebijakan publik, dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan negara dan pemerintah. Strategi yang
ditempuh, antara lain: peningkatan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya informasi publik, penyediaan ruang
partisipasi bagi publik dalam menyusun dan mengawasi
pelaksanaan kebijakan publik, pengembangan sistem
publikasi informasi proaktif dan interaktif yang dapat diakses
publik, penguatan badan publik agar terbuka dan akuntabel
melalui pelaksanaan edukasi dan advokasi bagi Komisi
Informasi Provinsi/Kabupaten/Kota; pendampingan
operasionalisasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
badan publik daerah.
6). Penguatan manajemen kinerja
Strategi yang akan dilaksanakan adalah: penguatan kualitas
perencanaan dan penganggaran untuk meningkatkan
kualitas belanja negara; penguatan implementasi
manajemen kinerja kementrian/lembaga, penguatan
pengendalian kinerja pembangunan nasional yang meliputi
pemantauan, evaluasi, dan pengawasan yang efektif dan
terintegrasi disertai penguatan sistem pemberian
penghargaan dan sanksi kinerja pembangunan; serta
didukung penerapan e-government yang terintegrasi dalam
manajemen kinerja pembangunan nasional
7). Peningkatan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah
Arah kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta
pelayanan kepada masyarakat. Strategi yang ditempuh
antara lain: peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam
41
41
penyelenggaraan otonomi daerah; peningkatan kualitas tata
kelola keuangan daerah; dan peningkatan kualitas regulasi
daerah
b. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Sasaran yang akan diwujudkan adalah menurunnya tingkat
korupsi serta efektivitas pencegahan dan pemberantasan korupsi
Strategi yang ditempuh adalah:
1. Harmonisasi peraturan perundang-undangan di bidang
korupsi
2. Meningkatkan efektivitas implementasi kebijakan anti korupsi
3. Meningkatkan Pencegahan Korupsi
Arah kebijakan LAN didasarkan pada visi Nasional untuk
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya. Sesuai dengan prioritas nasional, Visi
tersebut diimplementasikan salah satunya dengan menjalankan
agenda reformasi birokrasi secara konsisten. Oleh karena itu,
sejalan dengan tugas dan fungsi yang diemban Lembaga
Administrasi Negara, Kebijakan dalam Renstra 2015-2019
Lembaga Administrasi Negara ini diarahkan pada:
a. Meningkatnya kualitas hasil kebijakan;
b. Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme ASN;
c. Meningkatnya pengembangan dan praktek inovasi di bidang
administrasi negara;
d. Terwujudnya pengembangan dan penerapan ilmu
administrasi negara;
e. Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan, tata
laksana, dan SDM aparatur LAN yang profesional, serta
akuntabilitas lembaga.
Adapun Strategi yang akan dilaksanakan oleh Lembaga
Administrasi Negara untuk memujudkan agenda tersebut adalah
melalui:
a. Peningkatan kualitas kebijakan dan pembinaan JFAK;
b. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN;
c. Pengembangan dan praktek inovasi di bidang administrasi
negara;
d. Pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi administrasi;
e. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, tata laksana, dan SDM
Aparatur LAN yang profesional serta akuntabilitas lembaga.
42
42
Arah Kebijakan dan Strategi PKP2A III LAN
PKP2A III LAN sebagai kepanjangan tangan dari Lembaga
Administrasi Negara wajib menjalankan arah kebijakan dan strategi
yang telah ditetapkan oleh LAN, yaitu untuk membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya di wilayah kalimantan. Sesuai dengan prioritas nasional,
Visi PKP2A III LAN diimplementasikan untuk mewujudkan visi
Lembaga Administrasi Negara dalam rangka menjalankan agenda
reformasi birokrasi secara konsisten. Oleh karena itu, sejalan dengan
tugas dan fungsi yang diemban PKP2A III LAN, secara garis besar,
peta strategi yang dilakukan oleh PKP2A III LAN dalam lima tahun ke
depan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1.
Peta Strategi PKP2A III LAN 2015-2019
43
43
Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, PKP2A III LAN
akan terus berupaya mentransformasikan budaya organisasi
dengan mempercepat proses internalisasi nilai-nilai organisasi
kepada seluruh pegawai sehingga dapat diwujudkan dalam
perilaku kerja seluruh pegawai. Penyediaan sarana dan prasarana
serta sumber daya lainnya yang dapat mendukung PKP2A III LAN
sebagai organisasi di masa depan pun terus dilakukan dengan
keterbatasan yang ada. Selain itu SDM yang menjadi asset utama
organisasi akan terus ditingkatkan kapasitasnya, baik melalui
pendidikan dan pelatihan, formal dan nonformal.
Penguatan tiga hal tersebut di atas secara bersamaan diharapkan
dapat mewujudkan PKP2A III LAN sebagai organisasi yang
profesional dan akuntabel sehingga dapat memenuhi kebutuhan
dan harapan stakeholders. PKP2A III LAN diharapkan dapat
menghasilkan rekomendasi kebijakan yang berkualitas dan dapat
diterapkan, mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu
administrasi negara, mengembangkan dan mempraktekkan inovasi
di bidang administrasi negara, serta mampu meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme ASN.
Ketika kebutuhan dan harapan stakeholders dapat dipenuhi
dengan baik, maka dengan sedirinya PKP2A III LAN akan menjadi
rujukan dalam pembaharuan administrasi di daerah sesuai dengan
visi yang telah ditetapkan. Pencapaian visi PKP2A III LAN ini tentunya
berdampak pula pada pencapaian visi LAN RI yaitu menjadi rujukan
bangsa dalam pembaharuan administrasi negara.
Kerangka Kelembagaan Perubahan Kelembagaan PKP2A III LAN
Transformasi kelembagaan yang dilakukan oleh Lembaga
Administrasi Negara secara frontal tidak merubah kelembagaan
PKP2A III LAN. Berdasarkan PerkaLAN Nomor 14 tahun 2013 tetang
Struktur Organisasi LAN, perubahan nomenklatur PKP2A III LAN telah
mengakomodir pelaksanaan tugas dan fungsi yang diemban oleh
PKP2A III LAN sehingga struktur kelembagaan yang ada saat ini telah
dirasakan telah mampu untuk mendukung perwujudan sasaran
strategis yang ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara.
44
44
Perubahan nomenklatur terjadi pada bidang Kajian aparatur yang
bertransformasi menjadi bidang Kajian Kebijakan dan inovasi
administrasi negara untuk menyesuaikan penambahan fungsi yang
diemban oleh Lembaga Adminitrasi negara dalam bidang inovasi
administrasi negara. Perubahan nomenklatur juga terjadi pada
bagian Tata usaha yang bertransformasi menjadi Bagian
Administrasi, subbagian kepegawaian dan umum menjadi
subbagian umum dan SDM serta subbagain Perencanaan
pelaporan menjadi subbagian perencanaan dan evaluasi
program. Bagian administrasi secara ruang lingkup tugas pokok
tidak mengalami perubahan, sementara itu nomenklatur baru
subbagian umum dan SDM memiliki tujuan bahwa subbagian ini
tidak hanya fokus pada pengelolaan administrasi kepegawaian
namun lebih pada upaya pengelolaan ASN di PKP2A secara
komprehensif sebagaimana yang diamatkan UU ASN sesuai dengan
batas kewenangan PKP2A III LAN. Nomenklatur subbagian
perencanaan dan evaluasi program memiliki makna adanya
kewenangan yang lebih mendalam dalam pelaksanaan evaluasi
pelaksanaan kegiatan di lingkungan PKP2A III LAN.
Dari sisi ruang lingkup pelaksanaan tugasnya, sebagian urusan yang
ditangani oleh subbagian perencanaan dan pelaporan, yaitu arsip
serta urusan perpustakaan yang sebelumnya ditangani oleh bidang
kajian dialihkan pada subbagian umum dan SDM sehingga dengan
kelembagaan baru ini terkesan adanya pembagian beban kerja
yang tidak berimbang terutama pada level eselon IV.
PKP2A III LAN merupakan satu dari empat Pusat Kajian dan
Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan LAN RI, selain PKP2A I LAN
yang berkedudukan di Jatinangor, PKP2A II LAN yang
berkedudukan di Makassar, dan PKP2A IV LAN yang berkedudukan
di Banda Aceh. PKP2A III LAN dipimpin oleh seorang Kepala yang
setingkat dengan Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama, dimana
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala LAN RI melalui Sekretaris Utama.
Adapun terkait pelaksanaan kegiatan, PKP2A III LAN secara
susbstantif berkoordinasi dengan kedeputian terkait, yaitu Deputi
Bidang Kajian Kebijakan, Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur, dan Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara.
45
45
Tata Laksana PKP2A III LAN
1. Kemudahan Akses Informasi
Dalam menjalankan fungsinya baik sebagai pembina dan
penyelenggara diklat, maupun dalam pelaksanaan fungsi
lainnya di bidang pengembangan keadministrasian
penyelenggaraan pemerintahan yang meliputi bidang
penelitian, fasilitasi, advokasi, dan pengembangan terhadap isu-
isu baru dan strategis, PKP2A III LAN menghasilkan berbagai
produk administrasi negara seperti: Hasil Kajian, Naskah
Akademik, Policy brief, dan sebuah jurnal terakreditasi yang
bernama Jurnal Borneo Administrator. Selama ini, produk hasil
kajian dan jurnal, dicetak dalam bentuk buku. Namun, beberapa
waktu terakhir, diupayakan publikasi (walau hanya sebagian
kecil) melalui website maupun media teknologi lain seperti
academia.edu, slide share, dll. Tujuan dari publikasi tersebut
untuk mengumpulkan, menyediakan, sekaligus
mendokumentasikan tentang kegiatan dan produk administrasi
negara (dilingkungan PKP2A III LAN) untuk disampaikan dan
dimanfaatkan stkeholders secara cepat, dan akurat.
Tujuan lain dari publikasi tersebut adalah sebagai wujud dari
tanggung jawab PKP2A III LAN dalam hal tata kelola
pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab melalui prinsip
akuntabilitas dan transaparansi. Pelayanan yang dapat
dilakukan dalam upaya pengembangan administrasi negara di
daerah adalah melalui penyediaan akses kemudahan dari
organisasi PKP2A III LAN kepada organisasi pemerintah daerah
yang notabene adalah stakeholders PKP2A III LAN untuk
memperoleh informasi publik yang dibutuhkan, terutama
informasi atas hasil kerja dalam melaksanakan fungsi organisasi.
Dengan adanya publikasi diharapkan dapat terjadi transfer of
knowladge dari PKP2A III LAN ke para stakeholders.
Produk lain yang dihasilkan oleh PKP2A III LAN melalui fungsinya
sebagai pembina dan penyelenggara diklat adalah
mengahasilkan proyek perubahan sebagai output para reformer
yang dapat diartikan sebagai sebuah inovasi yang dilakukan
para reformer di tempat kerjanya untuk menyelesaikan sebuah
permasalahan menjadi sebuah solusi. Sebuah konsep baru harus
muncul di benak reformer guna menyelesaikan persoalan
organisasinya dan mengimplementasikannya dalam sebuah
46
46
tindak nyata upaya perbaikan/perubahan. Dalam tahapan ini
seorang reformer akan benar – benar di uji dalam kapasitasnya
sebagai seorang pemimpin. Bagaimana dia akan memetakan
permasalahan, siapa yang akan menjadi ‘partner’ nya sebagai
sumber kekuatannya, sekaligus dia harus bisa juga memetakan
siapa yang akan menjadi ‘lawan’ yang dapat menghambat
proyek perubanhannya. Dengan waktu yang tidak lama untuk
menyelesaikan inovasi proyek perubahannya maka seorang
reformer dituntut untuk dapat berpikir dan bertindak cepat,
cermat, tepat, dan berhasil.
Dalam rangka memperkuat akuntabilitas penyelenggaraan
diklat kepemimpinan, PKP2A III LAN meluncurkan sistem BIN-Net
dan SINOPADIK disamping tersedianya website PKP2A III LAN
yang mempublikasi seluruh kegiatan yang sedang dilaksanakan
serta produk yang dihasilkan oleh PKP2A III LAN. Kedua sistem
tersebut merupakan produk pendokumentasian dari hasil inovasi
yang telah dilakukan oleh para reformer dalam keikutsertaannya
dalam diklat kepemimpianan. Pendokumentasian mempunyai
arti sendiri sebagai upaya menghimpun, mengolah, dan menata
informasi kebudayaan dalam bentuk rekaman berupa tulisan,
gambar, foto, film, suara, atau gabungan unsur – unsur ini
(multimedia) (Kamus Administrasi Negara). Dengan demikian
pendokumentasian merupakan upaya yang tersistematis karena
informasi yang telah didapat musti ditata, alias tidak langsung
disajikan begitu saja sebagaiman pengertian dokumentasi yakni:
1) Pengumpulan, Pemilihan, Pengolahan dan penyimpanan
informasi dalam bidang pengetahuan 2) Pemberian atau
Pengumpulan bukti – bukti dan keterangan – keterangan seperti
gambar, kutipan dan bahan referensi lain (Kamus Administrasi
Negara).
2. Manajemen Pelayanan
Penyelenggaraan organisasi membutuhkan sebuah panduan
dalam rangka kemudahan, kejelasan dan ketepatan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Oleh sebab itu,
diperlukanlah tata laksana yang baik, yang efektif dan efisien
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur pemerintah.
Beberapa hal yang terus dibenahi dan terus dilakukan upaya
pengembangannya di lingkungan PKP2A III LAN adalah
penyusunan dokumen SOP dan SP. Penyusunan dokumen SOP
dan SP tersebut diharapkan dapat menjadi standarisasi atas
47
47
pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai sehingga dapat
meningkatkan keefesiensian dan keefektifan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab individual dan organisasi secara
keseluruhan. SOP menjadi tata laksana yang penting
dikarenakan dengan adanya SOP ini, akuntabilitas dan
kemandirian pelaksanaan tugas aparatur pemerintah akan
dapat terus ditingkatkan. Penyusunan SOP dan SP ini terus
menjadi perhatian dalam hal tata laksana di PKP2A III LAN karena
melalui dua dokumen inilah kepastian atas layanan yang
diberikan oleh unit kerja di lingkungan PKP2A III LAN dapat terlihat.
SOP dan SP ini menjadi sangat penting mengingat beragamnya
peran PKP2A III LAN di daerah, mulai dari pemberian fasilitasi,
advokasi, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta
tugas dan fungsi lainnya, sehingga keberadaan SOP dan SP di
lingkungan PKP2A III LAN menjadi sangat penting.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Lembaga Adminitrasi Negara (LAN) sebagai salah satu lembaga
pemerintah memiliki fungsi pengkajian, penyusunan kebijakan,
pengembangan inovasi, dan pengembangan kapasitas
administrasi Negara; pembinaan dan penjaminan mutu,
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara,
serta pembinaan jabatan fungsional tertentu yang menjadi
kewenangannya. Lahirnya UU Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) semakin memperkuat fungsi LAN dalam
manajemen ASN yaitu dalam hal fungsi pengembangan standar
kualitas pendidikan dan pelatihan pegawai ASN serta pengkajian
terkait dengan kebijakan dan manajemen ASN. Dalam rangka
melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, LAN diberi kewenangan
untuk mencabut izin penyelenggaraan Diklat pegawai ASN yang
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan rekomendasi kepada Menteri dalam kebijakan dan
manajemen ASN; dan mencabut akreditasi lembaga Diklat
pegawai ASN yang tidak memenuhi standar akreditasi.
Perubahan ini menyebabkan adanya perubahan pula pada fungsi
Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga
Admnistrasi Negara (PKP2A III LAN) sebagaimana disebutkan dalam
Peraturan Kepala LAN Nomor 14 tahun 2014. Beberapa perubahan
tersebut adalah penyelenggaraan pengkajian kebijakan dan
48
48
inovasi administrasi negara, penyelenggaraan diklat prajabatan,
kepemimpinan, teknis, dan fungsional, penyelenggaraan
administrasi pembinaan diklat, widyaiswara, dan analis kebijakan,
serta pengembangan sistem informasi dibidang tugasnya.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara juga mengamanatkan pelaksanaan manajemen Pegawai
Negeri Sipil berdasarkan pada merit system. Sistem ini bertujuan
untuk menyesuaikan antara kompetensi dan kualifikasi yang
diperlukan oleh jabatan dengan kompetensi dan kualifikasi yang di
miliki oleh ASN. Pelaksanaan merit system di instansi pemerintah
yang sejalan dengan perkembangan manajemen Sumber Daya
Manusia salah satunya dengan dilaksanakannya talent
management.
Talent management merupakan pendekatan yang menyeluruh
terhadap manajemen Sumber Daya Manusia yang
mengintegrasikan beberapa aspek dalam pengelolaan SDM mulai
dari penentuan kebutuhan pegawai, formasi, perekrutan,
penempatan, rotasi, promosi serta pengembangan untuk
mendapatkan pegawai yang tepat dalam meningkatkan kinerja
organisasi.
Salah satu aspek dalam talent managemenet yaitu adanya
pengembangan SDM peningkatan kompetensi internal.
Pengembangan pegawai merupakan usaha untuk meningkatkan
kompetensi pegawai untuk menutup kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki dengan kompetensi yang diharapkan,
sesuai dengan persyaratan jabatan yang ditempati. Program
pengembangan SDM ini sudah menjadi program rutin disetiap
tahunnya dimana yang menjadikannya berbeda adalah pada
skala prioritas bidang pengembangan kompetensi yang terutama
disesuaikan dengan perkembangan isu strategis terkait core
business PKP2A III LAN.
Secara umum beberapa bentuk pengembangan SDM yang
dilakukan dapat dalam bentuk pengiriman pegawai untuk
mengikuti Diklat pada lembaga Diklat terakreditasi dengan
harapan Diklat tersebut mampu membentuk karakter dan kualitas
pegawai yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bentuk
pengembangan yang lain dapat pula dinisiasi oleh pihak
manajemen internal dalam bentuk sosialiasi, diskusi, maupun
knowledge sharing.
49
49
Selain itu peningkatan jenjang pendidikan formal juga dilakukan
dengan memperhatikan kesesuaian jenjang pendidikan dengan
tugas pokok dan fungsi yang dijalankan oleh pegawai yang
bersangkutan dalam unit kerja. Jenis pengembangan ini dapat
dilakukan dengan biaya yang berasal dari pegawai sendiri maupun
biaya dari pemerintah melalui tugas belajar, ataupun lembaga
swasta dalam bentuk pemberian beasiswa.
Pelaksanaan pengembangan SDM ini menjadi tanggung jawab Sub
Bagian Umum dan SDM. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
Peraturan Kepala LAN Nomor 14 tahun 2013 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara bahwa Sub Bagian Umum
dan SDM mempunyai tugas melakukan pelayanan urusan
pengelolaan sumber daya manusia.
Mengacu pada tugas dan fungsi PKP2A III LAN yang baru,
beberapa permasalahan terkait aspek sumber daya manusia yang
dihadapi saat ini antara lain : (1) Belum adanya pola karir pegawai;
(2) Pola pembinaan pegawai belum tertata dengan baik; (3) Masih
kurangnya kuantitas dan kualitas pegawai dilihat dari tingkat
pendidikan dan spesialisasi; (4) belum optimalnya penguasaan
kompetensi teknis pegawai; (5) Pengembangan pegawai masih
belum dilakukan secara merata dan cukup bergantung dengan
Lembaga Administrasi Negara ; (6) program dan jenis diklat belum
sepenuhnya difokuskan pada upaya peningkatan kompetensi
teknik pegawai; (9) lemahnya sistem informasi kepegawaian; (10)
belum adanya keterkaitan sistem diklat dengan sistem
pengembangan karir, dan lainnya.
Jika kapasitas organisasi berbanding lurus dengan jumlah pegawai
yang dimilikinya, maka PKP2A III LAN termasuk organisasi dengan
kapasitas kecil dikarenakan sampai dengan saat ini baru memiliki 43
Pegawai yang terdistribusi pada 2 bidang dan 1 bagian dengan
cakupan kegiatan se-wilayah Kalimantan serta menyelenggarakan
3 fungsi, yaitu pendidikan dan pelatihan, kajian kebijakan, dan
inovasi administrasi negara. Komposisi pegawai berdasarkan jenis
kelamin, tingkat pendidikan, dan berdasarkan jabatannya.
Dalam perwujudan visi, misi, tujuan, sasaran yang telah ditetapkan,
PKP2A III LAN menyusun program dan kegiatan yang disesuikan
dengan kewenangan yang dimilikinya. Program dan kegiatan yang
diusulkan tersebut secara langsung berkontribusi pada pencapaian
50
50
target kinerja dalam Renstra yang disertai dengan kerangka
pendanaan selama periode Renstra.
Gambar 3.2.
Komposisi Pegawai PKP2A III LAN Berdasarkan Jenis Kelamin,
Jabatan, dan Pendidikan
Peran PKP2A III LAN dalam pembangunan nasional tidak bisa
dilepaskan dari peran LAN dalam mewujudkan Indonesia berdaulat
dalam bidang politik khususnya pada komitmen menjalankan
Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik dalam mendukung
terwujudnya visi nasional yaitu terwujudnya Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong. PKP2A III LAN memperkuat tugas dan fungsi LAN dalam
menjalankan UU Aparatur Sipil Negara untuk mewujudkan aparatur
sipil Negara yang kompeten dan terpercaya dan melakukan aksi-
aksi nyata bagi perbaikan kualitas pelayanan publik dengan cara
meningkatkan kompetensi aparatur khususnya di wilayah
Kalimantan.
Sinergitas anggaran dengan perencanaan program dan kegiatan
telah dijawab oleh Kementerian Keuangan melalui kebijakan
51
51
Anggaran dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam dokumen. PKP2A
merupakan kepanjangan tangan dari LAN di regionalnya masing-
masing yang menjalankan seluruh tugas dan fungsi LAN kecuali
menerbitkan kebijakan Kediklatan dan pembinaan analis kebijakan.
Oleh karena Itu, Informasi Kinerja PKP2A III LAN merupakan
cascading dari Informasi kinerja LAN serta memuat informasi kinerja
spesifik yang menjadi program dan kegiatan prioritas sehingga
outcome dan output yang dirumuskan PKP2A III LAN juga
merupakan cascading dari outcome dan output LAN. Perumusan
outcome dan output adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Cascading Indikator Kinerja LAN
Indikator Kinerja
LAN
Indikator Kinerja
Kedeputian/
Kesekretariatan
LAN
Indikator Kinerja
PKP2A III LAN Kegiatan
Kualitas
kebijakan publik
instansi
pemerintah hasil
binaan LAN
Tingkat
Kemanfaatan
rekomendasi
hasil kajian
kebijakan
Jumlah
rekomendasi
kebijakan yang
menjadi wacana
publik
Kegiatan
pengkajian
kebijakan dan
inovasi
administrasi
negara,
pembinaan dan
penyelenggaraa
n Pendidikan
dan pelatihan
aparatur PKP2A
III LAN
Jumlah jurnal
yang diterbitkan
Persentase
peserta
Pendidikan dan
pelatihan yang
mengalami
peningkatan
perilaku
Persentase
peserta
pelatihan yang
mengalami
peningkatan
pengetahuan
Persentase
peserta
pelatihan
kepemimpinan
yang mengalami
peningkatan
pengetahuan
sesuai sasaran
pelatihan
52
52
Indikator Kinerja
LAN
Indikator Kinerja
Kedeputian/
Kesekretariatan
LAN
Indikator Kinerja
PKP2A III LAN Kegiatan
Persentase
peserta
pelatihan teknis,
fungsional, dan
sosial kultural
yang mengalami
peningkatan
pengetahuan
sesuai sasaran
pelatihan
Jumlah instansi
pemerintah
yang
memanfaatkan
model inovasi
administrasi
negara LAN
Jumlah satuan
kerja di K/L/D
yang
memanfaatkan
inovasi
administrasi
negara
Jumlah inovasi
yang
merupakan hasil
co-creation
Predikat Indeks
tata kelola
internal LAN RI
Predikat Indeks
tata kelola
internal LAN RI
Indeks tata
kelola internal
PKP2A III LAN
Kegiatan
peningkatan
koordinasi
perencanaan,
pembinaan
administrasi dan
pengelolaan
pelayanan
penunjang
pelaksanaan
tugas PKP2A III
LAN
53
53
BAB IV
TARGET KINERJA DAN
KERANGKA PENDANAAN
• Target Kinerja
• Kerangka Pendanaan
54
54
Target Kinerja Selama periode Renstra 2015-2019, PKP2A III LAN telah menetapkan
target kinerja untuk lima tahun ke depan. Target kinerja ditetapkan
berdasarkan sasaran strategis yang diukur melalui Indikator Kinerja
Utama. Capaian kinerja tiga tahun pertama telah dijelaskan di Bab
sebelumnya, sedangkan target kinerja yang ingin dicapai PKP2A III
LAN di dua tahun tersisa dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Target Kinerja PKP2A III LAN 2018 - 2019
SASARAN STRATEGIS IINDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
CAPAIAN
2018 2019
Termanfaatkannya
rekomendasi kajian
kebijakan
Jumlah rekomendasi kebijakan
yang menjadi wacana publik
2 3
Jumlah jurnal yang diterbitkan 3 3
Terwujudnya tata
kelola pemerintahan
yang berkualitas
melalui inovasi sektor
publik
Jumlah inovasi yang merupakan
hasil co-creation
100 150
Terwujudnya
penyelenggaraan
diklat yang
berkualitas
Persentase peserta pelatihan
kepemimpinan yang mengalami
peningkatan pengetahuan sesuai
sasaran pelatihan
100% 100%
Persentase peserta pelatihan
teknis, fungsional, dan sosial
kultural yang mengalami
peningkatan pengetahuan sesuai
sasaran pelatihan
100% 100%
Terwujudnya tata
kelola yang baik
berbasis kinerja di
PKP2A III LAN
Indeks tata kelola internal PKP2A
III LAN
90 92
55
55
Selama dua tahun ke depan terdapat empat sasaran strategis yang
akan dicapai oleh PKP2A III LAN, yaitu termanfaatkannya
rekomendasi kajian kebijakan, terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang berkualitas melalui inovasi sektor publik,
terwujudnya penyelenggaraan pelatihan yang berkualitas, serta
terwujudnya tata kelola yang baik berbasis kinerja di PKP2A III LAN.
Dari empat sasaran strategis yang akan dicapai, terdapat
beberapa indikator yang akan diwujudkan. Target masing-masing
indikator disesuaikan dengan kesiapan dan kapasitas organisasi
sehingga ada yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan ada
yang relatif tetap.
Dalam mengemban fungsi kajian kebijakan, PKP2A III LAN
menetapkan sasaran strategis termanfaatkannya rekomendasi
kajian kebijakan. Dalam rangka memperbaiki capaian kinerja
sasaran tersebut, PKP2A III LAN sedang dalam proses
mengembangkan strategi kajian bersama dengan Magister
Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada dalam menentukan isu
kebijakan yang relevan dan aktual serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kapasitas peneliti.
PKP2A III LAN juga memperkuat pengembangan inovasi administrasi
negara yang dimandatkan kepada LAN melalui sasaran strategis
terwujudnya tata kelola pemerintahan yang berkualitas melalui
inovasi sektor publik. Dalam bidang inovasi, PKP2A III LAN
menerapkan strategi yang dikembangkan oleh Kedeputian inovasi,
berupa kegiatan laboratorium inovasi dan strategi lainnya yang
akan diterapkan oleh kedeputian terkait.
PKP2A III LAN turut memperkuat pelaksanaan mandat yang
diberikan LAN dalam pengembangan kompetensi dan
profesionalisme ASN melalui pendidikan dan pelatihan di wilayah
Kalimantan. Dengan sasaran strategis terwujudnya
penyelenggaraan pelatihan yang berkualitas, PKP2A III LAN akan
terus berupaya memperbaiki kualitas penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan. Selain itu PKP2A III LAN sebagai perwakilan LAN di
wilayah Kalimantan juga berkewajiban untuk membina lembaga
diklat di wilayahnya agar dapat memiliki standar penyelenggaraan
diklat, khususnya diklat prajabatan dan diklat kepemimpinan.
Tak lupa untuk memperbaiki kualitas pelayanan internal, PKP2A III
LAN memiliki sasaran strategis terwujudnya tata kelola yang baik
berbasis kinerja di PKP2A III LAN. Tidak hanya mendorong mitra kerja
56
56
untuk memperbaiki aspek administrasi negara-nya, PKP2A III LAN
pun perlu menjaga kualitas tata kelola internalnya agar dapat
menjadi contoh/tauladan pihak lain.
Sasaran strategis tersebut di atas dicapai melalui pelaksanaan
program/kegiatan. Terdapat tiga program yang dilaksanakan oleh
LAN pada periode 2015-2019. Program tersebut meliputi Program
Pengkajian Administrasi Negara dan Diklat Aparatur Negara,
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur LAN, serta
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya. Program Pengkajian Administrasi Negara dan Diklat
Aparatur Negara merupakan program utama/lini PKP2A III LAN yang
ditujukan untuk mencapai sasaran strategis termanfaatkannya
rekomendasi kajian kebijakan, terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang berkualitas melalui inovasi sektor publik, serta
terwujudnya penyelenggaraan pelatihan yang berkualitas.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur LAN, serta
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya merupakan program pendukung dalam mewujudkan
sasaran strategis terwujudnya tata kelola yang baik berbasis kinerja
di PKP2A III LAN. Program-program tersebut dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan yang detailnya dirangkum dalam matrik
Kerangka Pendanaan Jangka Menengah (KPJM).
Kerangka Pendanaan Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang diemban, PKP2A
III LAN membutuhkan pendanaan yang bersumber dari APBN, baik
yang berasal dari Rupiah Murni (RM) maupun Pendapatan Negara
Bukan Pajak (PNBP). Kebutuhan anggaran untuk tiga tahun
pertama periode Renstra telah terealisasi dengan berbagai
keterbatasan. Adapun untuk dua tahun anggaran tersisa, dalam
rangka mencapai target kinerja yang telah ditetapkan PKP2A III LAN
membutuhkan pendanan sebagai berikut:
57
57
Tabel 4.2.
Kerangka Pendanaan PKP2A III LAN 2018 - 2019
NO PROGRAM
ALOKASI ANGGARAN
(dalam Miliar Rp.) TOTAL
2018 2019
1. Program Pengkajian
Administrasi Negara dan
Diklat Aparatur
7,53 7,88 15,41
2. Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur PKP2A III LAN
- 0,50 0,50
3. Program Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya
7,06 7,34 14,40
JUMLAH 14,59 15,72 30,31
58
58
59
59
BAB V
PENUTUP
60
60
Penutup Rencana Strategis (Renstra) PKP2A III LAN merupakan arahan yang
akan dijabarkan ke dalam rencana program dan kegiatan di setiap
bidang dan bagian untuk mencapai sasaran-sasaran strategis
organisasi dalam rangka mendukung pencapaian sasaran
pembangunan aparatur sipil negara dan birokrasi pemerintahan di
Kalimantan.
Proses pencapaian sasaran-sasaran dalam Renstra tersebut
memerlukan koordinasi, konsolidasi, dan sinergi antar bidang di
lingkungan PKP2A III LAN, PKP2A III LAN dengan Stakeholders, serta
PKP2A III LAN dengan media massa, masyarakat dan munia usaha
agar keseluruhan sumber daya yang ada dapat digunakan secara
optimal dan dapat mencapai kinerja yang maksimal dalam rangka
meningkatkan pembangunan aparatur sipil negara dan birokrasi
pemerintahan.
Pengembangan kompetensi aparatur sipil negara dan inovasi
administrasi negara di Kalimantan tidaklah mudah mengingat
kapasitas lembaga pengembangan kompetensi ASN yang tidak
sesuai dengan kebutuhan pengembangan kompetensi dan belum
meratanya kemauan untuk berinovasi, sehingga diperlukan
dorongan untuk meningkatkan kemitraan dengan pemerintah
daerah dan swasta yang lebih besar dalam rangka
mengembangkan alternatif pembangunan aparatur sipil negara
dan birokrasi pemerintahan dengan inovasi.
Melalui pelaksanaan Renstra PKP2A III LAN secara konsisten serta
keterlibatan Pemerintah Daerah, swasta, media massa, dan
masyarakat, diharapkan dapat mempercepat proses peningkatan
kompetensi aparatur, birokrasi pemerintahan, dan inovasi
administrasi negara di daerah. Oleh karena itu koordinasi dan
integrasi baik secara vertikal maupun secara horizontal yang
semakin kuat sangat diperlukan dalam pembangunan aparatur sipil
negara dan birokrasi pemerintahan di wilayah Kalimantan.
61
61
LAMPIRAN
62
62
Lampiran 1. Target Kinerja Renstra PKP2A III LAN Tahun 2015 - 2019
SASARAN
STRATEGIS
IINDIKATOR
KINERJA UTAMA
TARGET CAPAIAN
2015 2016 2017 2018 2019
Termanfaatkan
nya
rekomendasi
kajian kebijakan
Jumlah
rekomendasi
kebijakan yang
menjadi
wacana publik
2 4 2 2 3
Jumlah jurnal
yang diterbitkan
- - - 3 3
Jumlah Policy
Brief/Policy
Note yang
didiseminasikan
kepada
stakeholders
- - 4 - -
Jumlah KTI di
bidang
administrasi
yang terpublikasi
di media ilmiah/
publikasi
nasional/
internasional
6 8 10 - -
Indeks sitasi
tertinggi Jurnal
Borneo
Administrator
- - 4 - -
Indeks
kemanfaatan
Jurnal Borneo
Administrator
7,5 7,5 - - -
Terwujudnya
tata kelola
pemerintahan
yang berkualitas
Jumlah inovasi
yang
merupakan hasil
co-creation
- - 50 100 150
63
63
SASARAN
STRATEGIS
IINDIKATOR
KINERJA UTAMA
TARGET CAPAIAN
2015 2016 2017 2018 2019
melalui inovasi
sektor publik
Jumlah inovasi
administrasi
negara
2 3 - - -
Jumlah K/L/
Pemda yang
memanfaatkan
model inovasi
LAN
1 2 - - -
Terwujudnya
penyelenggara
an diklat yang
berkualitas
Persentase
peserta
pelatihan
kepemimpinan
yang
mengalami
peningkatan
pengetahuan
sesuai sasaran
pelatihan
- - - 100% 100%
Persentase
peserta
pelatihan teknis,
fungsional, dan
sosial kultural
yang
mengalami
peningkatan
pengetahuan
sesuai sasaran
pelatihan
- - - 100% 100%
Persentase
alumni diklat
kepemimpinan
tingkat II, III, dan
IV yang
mengalami
peningkatan
kompetensi dan
80% 80% 85% - -
64
64
SASARAN
STRATEGIS
IINDIKATOR
KINERJA UTAMA
TARGET CAPAIAN
2015 2016 2017 2018 2019
kinerja pasca
pelatihan
Persentase
alumni pelatihan
teknis dan
fungsional yang
menerapkan
kompetensi
teknis,
manajerial, sosial
kultural sesuai
tujuan diklat
40% 60% 80% - -
Indeks kepuasan
penyelenggara
an pelatihan di
PKP2A III LAN
Baik - - - -
Terwujudnya
tata kelola yang
baik berbasis
kinerja di PKP2A
III LAN
Indeks tata
kelola internal
PKP2A III LAN
- - - 90 92
Kualitas
penyelenggara
an tata kelola
urusan
kesekretariatan
di PKP2A III LAN
- - Baik - -
65
65
Lampiran 2. Kerangka Pendanaan PKP2A III LAN 2018 - 2019
NO PROGRAM
ALOKASI ANGGARAN
(dalam Miliar Rp.) TOTAL
2015 2016 2017 2018 2019
1. Program Pengkajian
Administrasi Negara
dan Diklat Aparatur
7,09 6,78 6,60 7,53 7,88 35,88
2. Program
Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Aparatur PKP2A III
LAN
1,83 0,68 - - 0,50 3,01
3. Program Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
6,13 6,40 6,48 7,06 7,34 33,41
JUMLAH 15,05 13,86 13,08 14,59 15,72 72,30
66
66
PUSAT KAJIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR III
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
Jl. HM. Ardhan (Ring Road III) Samarinda Kalimantan Timur Telp: +62 541 7040853 Fax: +62 541 737983 Call Center: +62 851 0504 0854 Email: [email protected]