KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH …repository.fisip-untirta.ac.id/467/1/SKRIPSI RIESKY -...
Transcript of KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH …repository.fisip-untirta.ac.id/467/1/SKRIPSI RIESKY -...
KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DR.
ADJIDARMO TERHADAP PENGGUNA PROGRAM
KARTU LEBAK SEHAT (KLS) DI KABUPATEN
LEBAK PROVINSI BANTEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada
Program Studi lmu Administrasi Negara Konsentrasi Kebijakan Publik
Oleh :
RIESKY APRIL FIRDAUS
NIM :6661083056
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN 2015
ABSTRAK
Riesky April Firdaus, NIM 6661083056. Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Terhadap Pengguna
Program Kartu Lebak Sehat (KLS) di Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Pembimbing I Yeni Widyastuti,
M.Si dan Pembimbing II Riny Handayani, M.Si.
Kata Kunci : Pengguna Kartu Lebak Sehat (KLS), Kualitas Pelayanan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Kurangnya sarana dan prasarana peralatan
ruang tunggu yang tersedia, penggunaan waktu pelayanan serta ketepatan waktu
yang tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan, Keramahan pelayanan
yang tidak sesuai dengan harapan pasien atau masyarakat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini
menggunakan teori Standar Kualitas Pelayanan menurut Gronroos (Arief : 2007)
meliputi Professionalism and skill (Profesionalisme dan keahlian), Attitudes and
behavior (Sikap dan perilaku), Accessibility and Flexibility (Kemudahan
pencapaian dan penyesuaian pelayanan), Reliability and trustworthiness
(Keandalan dan Kepercayaan), Recovery (Pengendalian situasi dan pemecahan
masalah), Reputation and Credibility (Nama baik dan dapat dipercaya). Teknik
Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan teknik analisis interaktif dari
Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kualitas Pelayanan
Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten sudah berjalan dengan cukup baik akan tetapi masih ada
beberapa hal yang perlu diperbaiki. profesionalitas dan keahlian petugas medis
sudah cukup baik, sikap dan prilaku petugas medis sudah cukup baik akan tetapi
masih ada beberapa yang kurang ramah terutama tenaga medis yang berusia
muda, respon yang diberikan sudah cukup baik hanya perlu lebih dimaksimalkan,
Sarana ruang tunggu masih kurang serta ketidaksesuaian jadwal yang sudah
ditentukan dengan pelaksanaanya. Saran dari peneliti adalah Perbaikan sarana dan
prasarana dan kelengkapan alat-alat medis yang dibutuhkan oleh pihak RSUD Dr.
Adjidarmo, pihak RSUD Dr. Adjidarmo harus memberlakukan reward and
punishment untuk petugas medis dan administrasi, Meningkatkan kualitas
pelayanan dengan meningkatkan kualitas petugas medis dan administrasi,
memberikan sanksi tegas kepada petugas yang tidak ramah terhadap pasien.
ABSTRACT
Riesky April Firdaus, NIM 6661083056. Quality of Outpatient Services at
Regional General Hospital (RSUD) Dr. Adjidarmo to owner Card lebak
Health (KLS) in Lebak Regency, Province of Banten. Department of Public
Administration. Faculty of Politics and Social. Sultan Ageng Tirtayasa
University, Advisor I Yeni Widyastuti, M.Si, Advisor II Riny Handayani, M.Si.
Keyword : owner Card lebak Health, Quality of Service
The research is back grounded by a Lack of Facilities and Infrastructure
Equipment waiting, Use and timelines of service time that is not in accordance
with the specified time, attitude in the service that is not in accordance with the
expectations of the patient or society. The research based on descriptive method
with qualitative approach. This research used theories Standards Quality of
Service by Gronroos, among other Professionalism and skill, Attitudes and
behavior, Accessibility and Flexibility, Reliability and trustworthiness, Recovery,
Reputation and Credibility, the technique collecting data is taken trough
interview, documentation study and observation. The technique of analyse data
used interaktif analyse of Miles and Huberman. The results showed that the
quality of outpatient services at the General Hospital Dr Adjidarmo in Lebak,
Banten Province has running quite well but there are still some things that need to
be repaired. professionalism and expertise of medical personnel has been pretty
good, the attitude and behavior of medical personnel has been quite good but
there are still some are less friendly medical workers, especially the young, the
response has been pretty good just needs to be maximized, facilities and
infrastructure are still far away from a decent category and mismatches schedule
set by the implementation. Suggestion of researcher is to Improvement of
infrastructure and completeness of medical devices required by the local public
hospital Dr. Adjidarmo, the local general hospital Dr. Adjidarmo must enforce
reward and punishment for the medics and administration, improve the quality of
service by improving the quality of medical personnel and administration, give
strict punishment to officers who are not friendly to the patient.
“Tidak ada rintangan yang tidak dapat diselesaikan oleh
manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini, Karena
ALLAH SWT tidak akan memberikan rintangan di luar batas
kemampuan Umatnya”
”Berdoa + Ikhtiar = Sukses”
Rasa Syukur Alhamdulillah kepada ALLAH SWT
Skripsi ini kupersembahkan Teruntuk :
Ibu dan Bapak
Kakak, Adik dan Keluarga Besarku
Aybab serta Keluarga Besar
Sahabat dan Teman-Teman Seperjuangan . . .
KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada penulis. Atas izin dan ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Saw, keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir kelak. Amin.
Penulisan karya ilmiah yang berbentuk skripsi ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul :
“Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo Terhadap Pengguna Program Kartu Lebak Sehat (KLS) di
Kabupaten Lebak Provinsi Banten “.
Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan,
bimbingan, pengarahan serta do’a yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dengan tulus hati, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si, selaku Pembantu Dekan
I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sultan Ageng Tirtayasa
4. Ibu Mia Dwiani Widyanigtyas, M.Ikom, selaku Pembantu Dekan II
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sultan Ageng Tirtayasa
5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos, M.M, selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sultan Ageng Tirtayasa
6. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
7. Bapak Anis Fuad, S.Sos, M.Si, Selaku Sekretaris Program Studi
Administrasi negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
8. Ibu Yeni Widyastuti, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I, terimakasih
atas masukan dan saran yang konstruktif bagi peneliti dalam
membantu penyusunan proposal skripsi ini.
9. Ibu Riny Handayani, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II, terimakasih
atas arahan dan bimbingannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini.
10. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang
membekali dengan ilmu yang bermanfaat selama Perkuliahan.
11. Bapak Jajuli Jaka, S.Sos selaki Wakil direktur umum dan keuangan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak
yang telah memberikan izin dalam mencari data kepada penulis.
12. Ibu Dr. Nancy CH,MKKK Selaku Kabid Pelayanan Medik Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak yang
telah memberikan waktu serta informasi kepada penulis.
13. Bapak TATANG Selaku Kasubag Umum dan Keperawatan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak yang
telah memberikan waktu serta informasi kepada penulis.
14. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten
Lebak beserta staf yang telah membantu dalam mencari data di
lapangan.
15. Pihak pasien atau masyarakat Kabupaten Lebak yang sudah
menggunakan jasa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak sebagai tempat untuk pengobatan dan
pemulihan, terima kasih banyak atas bantuan dan kerja samanya.
16. Ibuku yang tercinta Nining Supartini yang selalu menunjukkan
kesabarannya serta perhatiannya dalam memberikan dorongan serta
inspirasi berupa moril. “Dengan izin ALLAH SWT Anakmu akan selalu
taat, Patuh, dan membuatmu selalu Bahagia menjalani hidup di dunia
ini”
17. Bapak aku Mansyur Firmansyah yang tidak henti – hentinya selalu
memberikan dorongan berupa materil serta selalu memberikan
motivasi bahwa tidak ada rintangan yang tidak dapat diselesaikan oleh
manusia dalam menjalani kehidupan ini.
18. Kakak aku Masselas Tiani Puspita Sari dan Risna Sinta Dewi yang
selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam membantu
penyelesaian penelitian ini.
19. Titin Fatimah, S.E, (Aybab) yang selalu menemani dan memberikan
motivasi sehingga penulis selalu semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
20. Kakak Iparku Deni Setiawan dan Sigit Purwana yang telah
memberikan Bantuan Sarana dan Prasarana kepada peneliti dalam
peyelesaian penelitian ini.
21. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya,
semoga tidak mengurangi rasa terimakasih peneliti atas bantuan dan
dukungannya.
Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, serta masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi
maupun penulisan atau sistematika penulisannya, maka dari itu pengkajian ulang
serta kritik dan saran yang dapat membangun peneliti dalam melangkah dan
memutuskan, serta membuat karya yang lebih baik dan peneliti harapkan
perbaikan lebih baik dan lebih baik lagi di kemudian hari.
Serang, Juli 2015
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
ABSTRACT
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………..... 1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………….... 15
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………..... 15
1.4 Rumusan Masalah …………………………………………….... 15
1.5 Tujuan Penelitian ……………………………………………..... 16
1.6 Kegunaan Penelitian ………………………………………….... 16
1.7 Sistematika Penulisan ………………………………………..... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ANSUMSI DASAR
2.1 Deskripsi Teori ………………………………………………..... 21
2.1.1 Kualitas …………………………………………………..... 21
2.1.1.1 Pengertian Kualitas …………...………………....... 21
2.1.2 Pelayanan Publik ………………………..……………....... 24
2.1.2.1 Pengertian Pelayanan ……………...…………....... 24
2.1.2.2 Pengertian Kualitas Pelayanan Publik ....………..... 25
2.1.2.3 Kualitas Jasa ………….................................……... 28
2.1.2.4 Tujuan Pelayanan …………………................….. .. 30
2.1.2.5 Faktor Sarana Pelayanan ……………………......... 31
2.1.2.6 Asas – Asas Pelayanan Publik …………………..... 32
2.1.2.7 Standar Pelayanan …………………….................... 33
2.1.2.8 Standar Pelayanan Minimal RSUD ...…………...... 37
2.2 Penelitian Terdahulu…………...…........................……….…...... .. 38
2.3 Kerangka Berpikir…………...…........................………….…..... . 41
2.4 Asumsi Dasar…………...…………................................……....... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ……………………..……………………..... . 45
3.2 Instrumen Penelitian …………………..……………………...... 46
3.3 Teknik Pengumpulan Data …………..……………………....... . 48
3.3.1 Observasi ……………………..……………...………...... 50
3.3.2 Wawancara …………………..……………...………....... 51
3.3.3 Studi Literatur/Kepustakaan ……………………....…...... 55
3.3.4 Studi Dokumen ……………..……………...………........ 55
3.4 Informan Penelitian ………………...……………...………...... 55
3.5 Teknik Analisis Data …………..…..……………...………...... 56
3.5.1 Data Reductiom (Reduksi Data) ……………..………...... 58
3.5.2 Data Display (Penyajian Data) ……………………..….... 59
3.5.3 Conclusion Drawing/Verification ……………………..... 60
3.6 Validitas Data ……………………..…..…………...………...... 60
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………..……,,…...... 62
3.7.1 Lokasi Penelitian ……………..……………...………...... 62
3.7.2 Waktu Penelitian ……………..……………...………...... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ………………………...………...... 64
4.1.1 Sejarah RSUD Dr. Adjidarmo ……………....………...... 64
4.1.2 Visi, Misi, RSUD Dr. Adjidarmo ……………..……....... 65
4.1.3 Keadaan Pegawai atau Ketenagaan ……………..…........ 66
4.1.4 Fungsi Organisasi RSUD Dr. Adjidarmo ……...……...... 67
4.1.5 Struktur Organisasi RSUD Dr. Adjidarmo ……………... 68
4.1.6 Rincian Unsur – Unsur Organisasi RSUD Dr. Adjidarmo . . 71
4.1.7 Fasilitas yang disediakan RSUD Dr. Adjidarmo ……....... 75
4.1.8 Gambaran Wilayah Penelitian ……………..……..…...... 77
4.2 Deskripsi Data ……………..……..…....................................... 77
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ………........……..……..…...... 77
4.2.2 Data Informan …..........................…………..……..…...... 80
4.3 Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian ……………..…...... 82
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………..………..............……...………...... 114
5.2 Saran ……………..……………..........................………...... 115
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tenaga Medis RSUD Dr. Adjidarmo Juni 2013 ………..…...... 11
Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Pelayanan Rawat Jalan Tahun 2013 …........ 13
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ……………..…………..........………...... 54
Tabel 4.1 Data ketenagaan RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten
Lebak Tahun 2013 Berdasarkan Jabatan .....……....................... 77
Tabel 4.2 Daftar Informan Penelitian ……………..…….........………...... 81
Tabel 4.3 Ringkasan hasil Penelitian …….................................………...... 110
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian ………...…............................... 43
Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman ………............. 58
Gambar 4.1 Strktur Organisasi RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak .... 70
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelayanan kesehatan salah satunya bertujuan untuk meningkatkan
derajat hidup masyarakat, dengan kesehatan yang baik akan dapat
menjadikan masyarakat mandiri dan mampu menciptakan kesejahteraan
bagi dirinya. Kesehatan merupakan kunci untuk terwujudnya sebuah
pembangunan, karena dengan memiliki kesehatan yang baik masyarakat
dapat bekerja dengan maksimal dan mampu bersaing dalam mewujudkan
sebuah pembangunan, seiring dengan perubahan pola pikir masyarakat saat
ini, menjadikan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan dan perhatian terhadap hak yang dimiliki seseorang
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, hal tesebut
menjadikan semakin meningkat pula peranan pemerintah dalam
menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan catatan
pengertian pelayan kesehatan, prinsip pemberian pelayanan kesehatan dan
tujuan pemberian pelayanan kesehatan dapat diketahui serta dipahami baik
oleh pemberi pelayanan kesehatan dan terlebih bagi pihak penerima
pelayanan kesehatan.
Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum. Pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) yang merupakan suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sesuai dengan tujuan
pembangunan nasional dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945,
yaitu untuk meningkatkan kecerdasan bangsa dan kesejahteraan rakyat,
maka setiap penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
berdasarkan pada prinsip Hak Asasi Manusia (HAM). sebagaimana yang
tercantum dalam Pasal 28 H ayat (1) yang menggariskan bahwa setiap
rakyat berhak atas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya tanpa membedakan suku,
golongan, agama, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi, serta pelaku dari
pada penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah Masyarakat,
Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten atau Kota), Badan Legislatif serta
Badan Yudikatif. Sumber : (depkes.go.id : diakses pada 5 November 2012)
Oleh karena itu lingkungan Pemerintah baik Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah harus saling bahu membahu melaksanakan
pembangunan kesehatan yang terencana, dan terpadu dalam upaya bersama-
sama mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Keberhasilan
pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan
daya saing Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mencapai keberhasilan
dalam pembangunan bidang kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh berjenjang dan terpadu. Dalam hal ini
Rumah Sakit sebagai unit pelaksana teknis serta Dinas Kesehatan
merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk
jenjang pertama di wilayah kerjanya masing-masing. Rumah Sakit sesuai
dengan fungsinya (melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang
medis) berkewajiban mengupayakan, menyediakan dan menyelenggarakan
pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sebagaimana dalam Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009
tentang Pengaturan Penyelenggaraan Rumah Sakit ditegaskan dalam Pasal 3
yang bertujuan :
1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan Pasien,
Masyarakat, lingkungan rumah sakit dan Sumber Daya Manusia
(SDM) di Rumah Sakit.
3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan Standar Pelayanan
Rumah Sakit, dan
4. Memberikan kepastian hukum kepada Pasien, Masyarakat,
Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit, dan Rumah Sakit.
Dalam upaya memenuhi tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, sebagai mana fungsi pemerintah
untuk mewujudkan serta meningkatkan pelayanan pada warga masyarakat
secara maksimal, salah satunya dengan meningkatkan kualitas pelayanan
publik di bidang kesehatan.
Pelayanan kesehatan juga sangat penting artinya bagi Pemerintahan
Daerah, bahkan lebih besar peranannya terhadap kepentingan umum, karena
proses pelayanan itu sendiri tidak terlepas dari tugas dan fungsi setiap
pegawai yang terdapat di dinas-dinas dan instansi terkait terutama pada
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang memiliki tugas dan fungsi
melaksanakan pelayanan medis, serta pelayanan penunjang medis dan
berkewajiban mengupayakan, menyediakan dan menyelenggarakan
pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas agar menjalankan program dan
kegiatan yang sudah direncanakan oleh setiap satuan kerja perangkat daerah
secara efektif dan efisien. Begitupun mengenai pelayanan kesehatan yang
terdapat dalam wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak yang pengawasannya dilakukan oleh
Inspektorat Wilayah (ITWIL) Kabupaten Lebak. Ukuran keberhasilan
penyelenggaran pelayanan ditentukan dari seberapa kepuasan penerima
pelayanan, kepuasan penerima tersebut dapat dicapai apabila pelayanan
sesuai dengan yang diharapkan oleh penerima pelayanan.
Faktor yang menjadi penghambat dalam sebuah pembangunan
kesehatan di Kabupaten Lebak adalah kemiskinan, tingkat kemiskinan
menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi akan kebutuhan
pelayanan kesehatan yang tergolong mahal, kondisi tersebut akan
memperparah kondisi kesehatan masyarakat, krisis ekonomi telah
meningkatkan jumlah masyarakat miskin, sehingga semakin menekan akses
mereka karena biaya yang semakin tak terjangkau,
Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut
diakibatkan karena sulitnya masyarakat miskin maupun kurang mampu
mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses
pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor yaitu tidak
adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang
mahal.
Sedangkan dalam Undang-Undang 1945 Pasal 28 H ayat (1) yang
menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya tanpa
membedakan suku, golongan, agama, jenis kelamin, dan status sosial
ekonomi, oleh karena itu Pemerintah Daerah kabupaten Lebak terus
berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui sebuah
program Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA), pada tahun 2012
pemerintah kabupaten lebak mengalokasikan dana melalui Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp. 1,4 miliar, dan pada tahun
2013 pemerintah kabupaten lebak mengalokasikan dana sebesar Rp. 1,9
miliar untuk 11.660 jiwa warga miskin.
Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) merupakan program
bantuan sosial dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak mampu di Kabupaten Lebak
agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan
efisien, selain itu Program Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA)
merupakan program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan
kesehatan yang diberikan pemerintah daerah Kabupaten Lebak dengan
Premi Rp. 10.000/bulan, serta Kartu Jaminan Kesehatan Daerah
(JAMKESDA) dapat digunakan di seluruh Rumah Sakit Umum di Provinsi
Banten dan RSCM dengan syarat memiliki rujukan dari Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. (Hasil Wawancara dengan Kepala
Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lebak, 24 September 2013 di
Dinas Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak)
Pada awal 1 januari 2014 Pemerintah Pusat telah meresmikan BPJS
untuk mulai mengoperasikan merencanakan program jaminan kesehatan
nasional (JKN), berdasarkan Undang – Undang nomor 40 tahun 2004 dan
Undang-Undang nomor 24 Tahun 2011, Berdasarkan Undang-Undang
nomor 24 tahun 2011, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akan
menggantikan sejumlah lembaga kesehatan yang ada di Indonesia, sesuai
dengan tujuan Jaminan Kesehatan Nasionanal (JKN) diharapkan seluruh
lapisan masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akan mengganti Jaminan Kesehatan
Masyarakat (JAMKESMAS) dan masyarakat pengguna Jaminan Kesehatan
Daerah (JAMKESDA) yang merupakan Jaminan Kesehatan yang dikelola
pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Lebak serta Jaminan Kesehatan
Lainnya yang dikelola oleh PT.Askes, program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Melalui
program ini, Pemerintah memberikan kepastian jaminan pelayanan
kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama kalangan kurang mampu. Secara
bertahap pada periode 2014 – 2019, seluruh penduduk harus memiliki kartu
jaminan kesehatan
Dengan berjalannya perencanaan pemerintah pusat untuk mengganti
seluruh program jaminan kesehatan di Indonesia termasuk program jaminan
kesehatan yang dikelola oleh pemerintah daerah atau Jaminan Kesehatan
Daerah (JAMKESDA), Pemerintah daerah akan lebih mudah dalam
memaksimalkan kesejahteraan masyarakatnya. Karena program Jaminan
Kesehatan Daerah (JAMKESDA) yang preminya dibayar oleh pemerintah
daerah yang di alokasikan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) saat ini telah dicover oleh Pemerintah Pusat.
Oleh kerena itu pada awal januari 2014 dalam periode Bupati Hj. Iti
Oktavia dan Ade Sumardi di Kabupaten Lebak, Pemerintah Daerah
Kabupaten Lebak merencanakan sebuah program pro-rakyat berupa Kartu
Sehat, Kartu Pintar dan Kartu Sejahtera dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Cakupan jaminan kesehatan pelayanan di
Kabupaten Lebak terus meluas sejalan dengan pelaksanaan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah pusat dan Kartu Lebak Sehat yang menjadi
salah satu program unggulan daerah, Hingga saat ini sebanyak 768.668 jiwa
atau 61,5% dari total penduduk Lebak yang berjumlah 1.247.906 jiwa, telah
memiliki jaminan pelayanan kesehatan. Adapun perinciannya adalah
sebanyak 675.221 jiwa merupakan peserta eks Jamkesmas, sebanyak 66.956
jiwa merupakan eks asuransi Askes PNS, TNI dan Polri serta eks Jamsostek,
sebanyak 17.405 merupakan peserta mandiri dan 9.086 merupakan peserta
Kartu Lebak Sehat yang terintegrasi dengan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Pemerintah Kabupaten Lebak sudah menganggarkan dana sebesar
Rp. 4,4 Miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada
tahun 2014 untuk program Kartu Lebak Sehat (KLS) untuk memenuhi
pembayaran premi sebesar Rp21.000/jiwa dan saat ini secara bertahap
Pemerintah daerah kabupaten lebak juga telah mengintegrasikan program
Kartu Lebak Sehat dengan JKN, dan diberikan kepada keluarga miskin yang
belum tercover oleh program kesehatan sebelumnya.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu unsur penunjang
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Bentuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kesehatan tersebut merupakan perwujudan pemenuhan
kebutuhan masyarakat atas pelayanan kesehatan dan diselenggarakan dalam
bentuk instansi seperti rumah sakit, puskesmas, balai kesehatan,
laboratorium klinik, posyandu dan berbagai jenis instansi pelayanan lainnya
yang tujuannya adalah pencapaian derajat kesehatan seluruh lapisan
masyarakat secara optimal.
Hal ini merupakan wujud nyata dari komitmen Pemerintah untuk
memberikan perhatian khusus bagi masyarakat miskin, dengan Kartu Lebak
Sehat masyarakat miskin dapat memperoleh pelayanan kesehatan gratis
tanpa dipungut biaya. Salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak yang didirikan pada tanggal 2 Mei 1952
merupakan suatu tempat pelayanan kesehatan di daerah Kabupaten Lebak
yang memfasilitasi masyarakat Kabupaten Lebak serta masyarakat dari
daerah lain pada umumnya, berdasarkan pada Peraturan Daerah (PERDA)
Pasal 10 ayat (1) Nomor 10 Tahun 2008 Tentang pelayanan tindakan medis
atau kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan dan mengendalikan
mutu pelayanan.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo yang berlokasi
di Jln. Iko Jatmika 1, Cikatapis, Rangkasbitung merupakan suatu instansi
yang memberikan jasa pelayanan terhadap masyarakat di Kabupaten Lebak
khususnya serta sebagai instansi yang akan memenuhi kebutuhan
masyarakat miskin untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan,
sebagaimana fungsi Rumah Sakit yaitu sebagai unit pelaksana teknis
kesehatan, oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo sebagai Instansi pemberi pelayanan kesehatan dituntut harus
bekerja secara profesional.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo merupakan
salah satu instansi yang menjadi sarana atau prasarana Pemerintah
Kabupaten Lebak dalam mengimplementasikan Program Jaminan
Kesehatan di Kabupaten Lebak serta harus mempunyai fungsi utama
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan
pemulihan bagi penderita, sehubungan dengan itu dapatlah dinyatakan
rumah sakit adalah sisi pemberi pelayanan kepada masyarakat dengan
segala latar kulturnya, tanpa pandang bulu sebagai sisi yang megharapkan
akan menerima pelayanan dengan baik, dalam mendukung pelaksanaan
program Jaminan Kesehatan Daerah atau yang sekarang dikenal dengan
Kartu Lebak Sehat.
Rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting, yaitu
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menjadi
pengguna atau peserta Jaminan Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo memiliki jumlah tenaga medis atau tenaga
paramedis sebanyak 382 orang, yaitu : dokter sebanyak 71 orang, bidan
sebanyak 71 orang, perawat sebanyak 350 orang, berikut adalah rincian data
tenaga medis atau tenaga paramedis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo pada bulan Juni tahun 2013 :
Tabel 1.1
Tenaga Medis Atau Tenaga Paramedis Di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak
Juni 2013
PNS PTT TKK TKS JUMLAH
I.TENAGA DOKTER
Tenaga Dokter 35 9 - 27 71
Dokter Spesialis 14 6 - 8 28
Dokter Umum 18 3 - 19 40
Dokter Gigi 3 - - - 3
Dokter
Spesialis Peny. Dalam 1 1 - 2 4
Spesialis Anak 1 - - 2 3
Spesialis Obgyn 4 - - - 4
Spesialis Paru - 1 - 2 3
Spesialis THT 1 - - - 1
Spesialis Mata - 1 - 1
Spesialis Syaraf - 2 - - 2
Spesialis Orthopedi 1 - - - 1
Spesialis Anastesi 1 - 1 2
Spesialis Radiologi 1 - - - 1
Spesialis Patalogi Klinik 1 - - - 1
Spesialis Jiwa 1 - - - 1
Spesialis Bedah Mulut 1 1
Spesialis Bedah Umum 2 - - - 2
Spesialis Jantung dan
Pembuluh Darah - - - 1 1
Spesialis Bedah Syaraf - - - - -
Spesialis Kulit &
Kelamin - - - - -
II. TENAGA PARAMEDIS 99 - 11 311 421
Tenaga Perawat & Bidan
Perawat 86 - 11 253 350
Bidan 13 - - 58 71
Sumber : Subbag Umum & Kepegawaian RSUD dr. AdjidarmoTahun 2013
Dalam mengukur mutu pelayanan di suatu Rumah Sakit dapat dilihat
dari segi proses pelayanan, seperti bagaimana pelayanan yang terdapat di
Rumah Sakit itu sendiri, manajemen teknis Rumah Sakit serta pelayanan
Tenaga Paramedis yang semua tercermin pada tindakan medis dan non
medis.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis menemukan
ada beberapa permasalahan terutama menyangkut dalam pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo kepada pasiennya. Hal ini didapatkan karena peneliti
seringkali mendengar keluhan dari beberapa pasien yang Non Jaminan
Kesehatan, bahwa belum memuaskannya pelayanan kesehatan yang
diberikan baik dari kualitas perlengkapan maupun kualitas pelayanan
lainnya seperti pelayanan medik, pelayanan obat-obatan dan pelayanan
administrasi.
Dalam penelitian ini peneliti menentukan Studi Kasus dalam
pelayanan Instalansi Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak, alasan peneliti untuk meneliti pelayanan
Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
adalah karena peneliti menemukan beberapa temuan yang dikeluhkan oleh
masyarakat baik keluhan fisik maupun keluhan non-fisik.
Adapun Data Jumlah Kunjungan Pelayanan Rawat Jalan Tahun 2012
di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak :
Tabel 1.2
Jumlah Kunjungan Pelayanan Rawat Jalan Tahun 2013
No Poli Klinik Jumlah
1 Klinik Pegawai & Medical Check Up 7.566
2 Klinik Gigi 3.940
3 Klinik Gizi 40
4 Klinik Fisiotherapi dan Rehabilitasi Medik 6.050
5 Klinik Spesialis Anak 5.349
6 Klinik Spesialis Bedah 8.044
7 Klinik Spesialis Bedah Syaraf 214
8 Klinik Spesialis Bedah Mulut 911
9 Klinik Spesialis Jantung 4.677
10 Klinik Kesehatan Jiwa/psikiatrik 1.941
11 Klinik Spesialis Mata 7.025
12 Klinik Spesialis Syaraf 9.425
13 Klinik Spesialis THT 5.244
14 Klinik Spesialis Paru 5.839
15 Klinik Spesialis Kebidanan & Kandungan 6.324
16 Klinik Spesialis Penyakit Dalam 17.649
17 Klinik Spesialis Orthopedi/Tulang 1.599
18 Klinik spesialis kulit & kelamin 1.302
19 Instalansi persalinan & Kb/Vk 7.425
20 Instalansi Hemodialisa 5.077
21 Instalasi Rawat Darurat 18.746
22 Rujukan Pemeriksaan penunjang medis
dari luar 1.361
Jumlah 125.748 Sumber : Sim RS RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak tahun 2013
Profesionalitas dan keahlian tenaga dokter adalah salah satu keluhan
yang di pertanyakan oleh pasien di instalansi rawat jalan Dr.Adjidarmo
Kabupaten Lebak, Kepuasan pasien salah satunya di pengaruhi oleh waktu
pelayanan, waktu pelayanan adalah waktu minimal yang digunakan untuk
melayani pasien, peneliti mendapatkan seorang Pasien yang mengeluhkan
pelayanan Instalansi Rawat Jalan dalam Segi ketepatan waktu, pasalnya
Tenaga Dokter sering datang di luar waktu yang sudah di tentukan,
akibatnya sering ditemukan penumpukan pasien yang terjadi di ruang
tunggu Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak.
Masalah non fisik lainnya yang sering dihadapi oleh
pasien/masyarakat di pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak, yaitu pasien mengalami adanya
ketidak ramahan pegawai terhadap pasien, hal tersebut diperkuat oleh hasil
observasi awal yang peneliti lakukan, bahwa peneliti seringkali mendengar
akan keluhan pasien atas keramahan pelayanan yang terjadi di pelayanan
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten
Lebak, serta ketersediaan sarana ruang tunggu yang tersedia belum
mencukupi, masih terdapat beberapa pasien yang melakukan proses
pelayanan dengan berdiri.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjdarmo selaku lembaga yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terindikasi kurang memuaskan pasien non Jaminan
Kesehatan yang notabene adalah pasien yang menanggung biaya rumah
sakit secara pribadi, bila pasien yang non jaminan kesehatan saja pelayanan
kesehatan yang diberikan kurang memuaskan, bagaimana lagi pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien yang termasuk dalam pengguna
Jaminan Kesehatan Khususnya Kartu Lebak Sehat (KLS), Oleh karena itu
penelitian ini bertema “Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Terhadap Pengguna Program
Kartu Lebak Sehat (KLS) Di Kabupaten Lebak Provinsi Banten”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, dapat
ditemukan beberapa identifikasi masalah yaitu:
1. Profesionalitas dan keahlian tenaga medis yang tersedia masih
diperyanyakan oleh pasien, serta manajemen waktu pelayanan yang
tidak berjalan sebagaimana mestinya.
2. Fasilitas pelayanan rawat jalan yang tidak memberikan rasa
kenyamanan.
3. adanya perbedaan pelayanan atas dasar tingkat sosial ekonomi
pasien.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada Kualitas Pelayanan Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lebak
Provinsi Banten (Studi Kasus terhadap pemegang Kartu Lebak Sehat).
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada pendahuluan di muka, dan dengan
memperhatikan fokus penelitian pada batasan masalah, maka hal yang
menjadi kajian peneliti yaitu “Bagaimanakah Kualitas Pelayanan Rawat
Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Terhadap
Pengguna Program Kartu Lebak Sehat (KLS) di Kabupaten Lebak Provinsi
Banten?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis Kualitas Pelayanan Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak Provinsi Banten
(Studi Kasus terhadap pemegang Kartu Lebak Sehat).
1.6 Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian Kualitas Pelayanan Rawat
Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Terhadap
Pengguna Program Kartu Lebak Sehat (KLS) Di Kabupaten Lebak Provinsi
Banten adalah :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan teori-
teori yang telah ada serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang
ada khususnya dalam kaitannya dengan Pelayanan publik.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti
bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Adjidarmo dalam
meningkatkan Kualitas Pelayanannya.
1.7 Sistematika Penulisan
Skripsi ini berjudul Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Terhadap Pengguna Program Kartu
Lebak Sehat (KLS) Di Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan sistematika
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan
permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif,
dari ruang lingkup yang paling umum hingga menukik ke masalah yang
lebih spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalan yang muncul
dan berkaitan dengan variable yang akan diteliti. Identifikasi masalah
dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah akan mempersempit masalah yang akan diteliti,
sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga
periode penelitian secara jelas termuat.
1.4 Rumusan Masalah
Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara
tepat atas aspek yang akan diteliti, seperti terpapar dalam latar belakang
masalah dan pembatasan masalah.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan mengungkap sasaran yang ingin dicapai dengan
dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah
dirumuskan sebelumnya.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini akan memperjelas manfaat teoritis dan praktis
dari diadakannya penelitian ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan isi bab per bab secara ringkas dan
jelas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ANSUMSI DASAR
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat kajian terhadap sejumlah teori yang relevan
dengan permasalahan dan variable penelitian sehingga akan
memperoleh konsep penelitian yang jelas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam bagian ini peneliti memaparkan tentang penelitian-penelitian
terdahulu terkait teori yang peneliti gunakan.
2.3 Kerangka Berfikir
Sub bab ini menggambarkan alur pemikiran peneliti sebagai kelanjutan
dari tinjauan pustaka.
2.4 Asumsi Dasar Penelitian
Asumsi dasar merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang
ada, yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Sub bab ini menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian.
3.2 Instrumen Penelitian
Sub bab instrument penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpul data yang diperlukan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam sub ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpul data yang diperlukan.
3.4 Informan Penelitian
Dalam sub ini menjelaskan informan penelitian yang mana akan
memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya yang sesuai dengan
sifat data yang diteliti.
3.6 Tempat dan Waktu
Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Menjelaskan objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian, struktur
organisasi dari informan yang telah ditentukan serta hal lain yang
berhubungan dengan objek penelitian.
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan data penelitian dengan menggunakan teori yang relevan
yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
4.3 Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
mempergunakan teknik analisa data kualitatif
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat
dan mudah dipahami, kesimpulan harus sejalan dengan permasalahan
serta asumsi dasar penelitian.
5.2 Saran
Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis dan praktis biasanya lebih
operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih mengarah pada
pengembangan konsep atau teori.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang digunakan dalam penyusunan proposal.
LAMPIRAN
Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
Dalam melakukan penelitian peneliti harus mempunyai dasar teori
untuk menguatkan penelitian. Sehingga peneliti mencoba mencari sebuah
dasar teori dari beberapa narasumber karena untuk mengetahui lebih tentang
arti dari kualitas pelayanan. Maka untuk itu peneliti menuangkan dasar teori
yang sudah dikumpulkan atau diperoleh dari beberapa sumber kedalam
sebuah tulisan yang ada dibawah ini.
2.1.1 Kualitas
2.1.1.1 Pengertian Kualitas
Jika bicara tentang pengertian kualitas, tentunya akan
banyak versi dari masing-masing ahli dalam bidangnya. Berikut saya
mencoba untuk mengumpulkan beberapa pengertian kualitas dari
beberapa sumber atau referensi.
Kualitas pada dasarnya merupakan kata yang menyandang
arti relative karna bersifat abstrak, kualitas dapat di gunakan untuk
menilai atau menentukan tingkat penyesuaian suatu hal terhadap
persyaratan atau spesifikasinya, bila persyaratan atau spesifikasinya
itu terpenuhi berarti kualitas sesuatu hal yang dimaksud dapat di
katakan baik, untuk menentukan kualitas memerlukan indikator
karena spesifikasi yang merupakan indikator harus dirancang,
18
kualitas secara tidak langsung merupakan hasil rancangan yang tidak
tertutup kemungkinan untuk di perbaiki atau ditingkatkan.
Mutu sebenarnya tidak dapat di ukur karna merupakan hal
yang maya (imaginer) jadi bukan suatu besaran yang terukur. Oleh
sebab itu, perlu di buat indikator yang merupakan besaran yang
terukur demi untuk menentukan kualitas baik produk maupun jasa.
Berbagai upaya dilakukan untuk membuat indikatoryang terukur dan
cocok bagi masalah penentuan kualitas sedemikian rupa sehingga
pembuat produk atau pelayanan jasadan pengontrolan
kualitasnyaterjamin keterlaksanaannya. Pasolong (2010:132).
Kualitas menurut Tjiptono dalam Pasolong (2010:132) adalah
: 1) kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan; 2) kecocokan
pemakaian; 3) perbaikan atau penyempurnaan keberlanjutan; 4)
bebas dari kerusakan; 5) pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak
awal dan setiap saat; 6) melakukan segala sesuatu secara benar
semenjak awal, 7) sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Kemudian Kotler dalam Arief (2007:117) mendefinisikan
kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau
pelayanan yang berpengaruh pada kemampuanya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Melalui pengertian ini
terlihat bahwa suatu barang atau jasa akan dinilai bermutu apabila
dapat memenuhi ekspektasi konsumen akan nilai produk tersebut.
Artinya, mutu merupakan salah satu faktor yang menentukan
penilaian kepuasan konsumen.
Pelanggan mendefinisikan kualitas dengan berbagai cara.
Kualitas didefinisikan sebagai memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan. Heizer dan Render dalam Wibowo (2007:271)
mendefinisikan kualitas sebagai kemampuan produk atau jasa
memenuhi kebutuhan pelanggan. Dikatakan pula sebagai totalitas
tampilan dan karakteristik produk atau jasa yang berusaha keras
dengan segenap kemampuannya memuaskan kebutuhan tertentu.
Russell dan Taylor dalam Wibowo (2007:272).
Sedangkan Krajewskidan Ritzman dalam Wibowo
(2007:272) mengatakan bahwa pelanggan melihat kualitas dari
dimensi, dimensi yang dimaksud sebagai berikut :
1. Conformance to Specifications
Kualitas ditentukan oleh kesesuaiannya dengan spesifikasi
yang ditawarkan.Dalam sistem jasa, kesesuaian dengan
spesifikasi juga perlu, walaupun tidak menghasilkan sesuatu
yang tidak dapat disentuh.Spesifikasi untuk operasi jasa
berkaitan dengan pengiriman barang pada waktunya atau
kecepatan dalam memberikan tanggapan terhadap keluhan
pelanggan.
2. Value
Value atau nilai menunjukan seberapa baik produk atau jasa
mencapai tujuan yang dimaksudkan pada harga yang
pelanggan bersedia membayar.Kualitas diukur dari harga
yang dibayar untuk produk atau jasa.
3. Fitness for Use
Kecocokan untuk digunakan menunjukkan seberapa baik
produk atau jasa mewujudkan tujuan yang dimaksudkan.
Pelanggan mempertimbangkan fitur mekanis produk atau
kenyamanan pelayanan.
4. Support
Dukungan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk
atau jasa sangat penting bagi pelanggan, seperti halnya
kualitas produk dan jasa itu sendiri.
5. Psychological Impressions
Pelanggan mengevaluasi kualitas produk atau jasa atas dasar
kesan psikologism : iklim, citr, atau estetika. Dalam
pelayanan, dimana terdapat kontak langsung dengan
penyelenggara, penampilan dan tindakan penyelenggara
sangat penting.
2.1.2 Pelayanan Publik
2.1.2.1 Pengertian pelayanan
Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik
yang berkualitas dari birokrat, meskipun tuntuan tersebut sering
tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik
yang terjadi selama ini masih bercirikan: berbelit-belit, lambat,
mahal, dan melelahkan. Kecenderungan seperti itu terjadi karena
masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang “melayani” bukan
yang di layanai. Oleh karna itu, pada dasarnya dibutuhkan reformasi
pelayanan publik dengan mengembalikan dan mendudukan
“pelayan” dan yang “dilayani” ke pengertian yang sesungguhnya.
Pelayanan yang seharusnya ditunjukan pada masyarakat umum
kadang dibaik menjadi pelayanan masyarakat terhadap Negara,
meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan
masyarakat yang mendirikannya. Artinya, birokrat sesungguhnya
haruslah memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat.
Moenir dalam buku Pasolong (2010:128) mengatakan bahwa
pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas
orang lain secara langsung. Sedangkan dalam UU No 25 Tahun 2009
disebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik menurut Sinambela dalam Pasolong
(2010:128) adalah sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap sejumlah Manusia yang memiliki setiap
kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan,
dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada
suatu produk secara fisik.
2.1.2.2 Pengertian Kualitas Pelayanan Publik
Secara Teoritis, Tujuan pelayanan Publik pada dasarnya
adalah memuaskan Masyarakat, untuk mencapai kepuasan itu
dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka,
mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta
mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi
dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan
tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan, dan harapan
masyarakat.
5. Kesamaan Hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan
diskriminasi dilihat dari aspek apa pun khususnya suku,
ras, agama, golongan, status social dan lain – lain.
6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbakan aspek keadilan antara pemberi dan
penerima pelayanan publik. (Sinambela, 2011:6)
Sedangkan Menurut Gaspersz dalam Sinambela (2011:6)
mengemukakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada
pengertian pokok :
1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik
keistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktif
yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberikan
kepuasan atas penggunaan produk
2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari
kekurangan atau kerusakan.
Lain halnya Master dalam Sinambela (2011:7)
mengemukakan berbagai hambatan dalam pengembangan sistem
manajemen kualitas :
1. Ketiadaan komitmen dari manajemen.
2. Ketiadaan pengetahuan dan kekurangpahaman tentang
manajemen kualitas bagi aparatur yang bertugas
melayani.
3. Ketidakmampuan aparatur mengubah kultur yang
mempengaruhi kualitas manajemen pelayanan
pelanggan.
4. Ketidaktepatan perencanaan manajemen kualitas yang
dijadikan pedoman dalam pelayanan pelanggan.
5. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan belum
dioptimalkan.
6. Ketidakmampuan membangun learning organization,
learning by the individualsdalam organisasi.
7. Ketidaksesuaian antara struktur organisasi dengan
kebutuhan.
8. Ketidakcukupan sumber daya dan dana.
9. Ketidaktepatan sistem penghargaan dan balas jasa bagi
karyawan.
10. Ketidaktepatan mengadopsi prisnsip manajemen kualitas
ke dalam organisasi.
11. Ketidaktepatan dalam memberikan perhatian pada
pelanggan, baik internal maupun eksternal.
12. Ketidaktepatan dalam pemberdayaan dan kerjasama.
Normann dalam Saladin (2004:54) menyampaikan
karakteristik tentang pelayanan, yaitu sebagai berikut :
a. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat
berlawanan sifatnya dengan barang jadi.
b. Pelayanan itu kenyataanya terdiri dari tindakan nyata dan
merupakan pengaruh yang sifatnya adalah tindakan
social.
c. Produk dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat
dipisahkan secara nyata karena pada umunya
kejadiannya bersamaan dan terjadi ditempat yang sama.
Menurut Kotler (2007:18) pelayanan atau service adalah
sebuah tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Disisi lain Ratminto dan winarsih (2010:2) mengemukakan
definisi pelayanan sebagai suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas
yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi
sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan
atau hal–hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi
pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
Konsumen atau Pelanggan.
Dari hal diatas yang sudah didefinisikan dapat diketahui
bahwa ciri pokok pelayanan menurut Moenir (2006:48) adalah tidak
dapat dilihat dengan kasat mata serta tidak bisa diraba dan
melibatkan upaya manusia (masyarakat) atau sarana dan prasarana
lain yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan.
2.1.2.3 Kualitas Jasa
Kotler dalam Umar (2003:3) mendefinisikan jasa sebagai berikut :
“jasa adalah setiaptindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan
oleh suatu pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak
berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, produk
jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.
Adapun Saladin (2004:134) medefinisikan Jasa sebagai berikut :
“a service is any act or performance that one party can ofter to
another that is essentially intangible and does not result in the
ownership of anything. It’s production may or may not be tied to a
physical product”
yang berarti jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya
tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kemilikan sesuatu, proses
produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk
fisik.
Kemudian Saladin (2004:137) ada segi penawaran jasa
pelayanan yang dapat dicoba antaranya :
a. Karyawan patuh waktu (part time employees) artinya,
pengerahan karyawan secara maksimal pada saat – saat
terjadinya keramaian.
b. Peningkatan efesiensi masa puncak (peak time effesiensi
routimes) artinya, berusaha agar selalu diciptakan
efesiensi pada saat sibuk.
c. Peningkatan peran konsumen (increased consumer
participation) artinya, usaha agar konsumen mengambil
dan memasukan sendiri kepentingannya ke tempat yang
telah disediakan.
d. Bagian atau peralatan jasa pelayanan dikembangkan
(shared services can be developed) artinya, bagian dari
peralatan jasa pelayanan dikembangkan sehingga lebih
canggih.
e. Fasilitas untuk ekspansi mendatang (facilities for future
expantion) artinya, melakukan persiapan perluasan dan
ekspansi bagi pengembangan perusahaan atau
pemerintah yang melayani jasa tersebut pada masa akan
datang.
Masih menurut Saladin (2004:139) menyebutkan ada dua
strategi pengelolaan jasa, diantaranya sebagai berikut :
1. Strategi jasa prapenjualan (presable service strategy)
artinya, perusahaan harus merancang peralatan dan jasa
sedemikian rupa untuk memenuhi keinginan konsumen,
untuk itu, perusahaan minimal harus dapat menyediakan
jasa fasilitas sebagai berikut :
a. pelayanan arsitektural dalam mendesain peralatan.
b. Pelayanan pemasangan peralatan.
c. Pelayanan pelatihan bagi Karyawan yang akan
mengoperasikan peralatan.
d. Pelayanan perawatan dan reparasi peralatan.
e. Pelayanan pembiayaan.
2. Strategi purnajual (postsale service strategy) artinya,
penawaran kepada Konsumen berbagai macam pelayanan
atau fasilitas setelah produk atau jasa tersebut
dimanfaatkan oleh konsumen, seperti pelayanan perawatan
dan reparasi, pelatihan dan sebagainya.
Sementara itu Russel dan Taylor dalam Wibowo (2007:273)
memisahkan perspektif pelanggan terhadap produk dan jasa.Dimensi
kualitas produk manufaktur menurut perspektif Konsumen adalah
sebagai berikut.
1. Performance, menunjukkan dasar bekerjanya karakteristik
produk.
2. Feature, merupakan fitur tambahan atas fitur dasar.
3. Reliability, yaitu keandalan menunjukkan probabilitas
produk bekerja dengan baik dalam jangka waktu tertentu.
4. Conformance, merupakan tingkatan seberapa kemampuan
produk memenuhi standar yang telah ditentukan
sebelumnya.
5. Durability, menunjukkan berapa lama produk akan
berakhir sehingga tidak dapat digunakan lagi atau sampai
memerlukan pergantian.
6. Serviceability, yaitu kemudahan produk untuk diperbaiki,
kecepatan memperbaiki dan kompetensi petugas
perbaikan.
7. Aesthetics, menunjukkan bagaimana produk apabila
dilihat, dirasakan, suara, bau atau selera yang di
timbulkan.
8. Safety, merupakan jaminan keselamatan bahwa pelanggan
tidaj menjadi sakit atau luka karena produk tersebut.
9. Other Perceptions, yaitu persepsi subjektif karena merek,
iklan dan lainnya.
Dari berbagai definisi mengenai pelayanan di atas dapat
diartikan bahwa pelayanan adalah suatu interaksi kasat mata antara
pemberi pelayanan dan penerima pelayanan yang menimbulkan
suatu ketentuan antara yang “melayani” serta yang “dilayani” dalam
proses pemenuhan kebutuhan.
2.1.2.4 Tujuan pelayanan
Menurut Moenir (2006:98) Tujuan kualitas pelayanan
membutuhkan identifikasi sasaran utama yang terdiri dari : kepuasan
pelanggan, perbaikan terus menerus, pertimbangan terhadap
persamaan Masyarakat dan lingkungan efesiensi. Sementara itu yang
dimaksud dengan pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan
oleh negara dan perusahaan milik Negara kepada Masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka menciptakan
kesejahteraan umum.
Menurut Moenir (2006:26) mengartikan pelayanan umum
sebagai : kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui
sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka
memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya
Kemudian Menurut Moenir (2006:65) mengatakan bahwa
Pengelolaan pelayanan pada hakekatnya bertujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas
dan fungsi instansi penduduk dibidang pelayanan
masyarakat.
2. Mendorong upaya mengefektifkan sytem dan tata laksana
pelayanan terhadap masyarakat dapat diselenggarakan
secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.
3. Mendorong timbulnya kreativitas, prakarsa dan berperan
serta masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan
derajat kesejahteraan masyarakat luas.
Selain itu Moenir (2006:96) menyebutkan ciri–ciri pelayanan
publik yang sama dengan pelayanan dalam dunia usaha, yaitu :
kesatu, berusaha memenuhi harapan pelanggan dan merebut
kepercayaannya. Kedua, kepercayaan pelanggan adalah jaminan
kelangsungan hidup berorganisasi
2.1.2.5 Faktor Sarana Pelayanan
Sarana pelayanan yang dimaksud Moenir (2006:119) ialah
segala jenis peralatan, perlengkapan kerja da fasilitas lain yang
berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan
pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan
orang–orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu.
Menurut Moenir (2006:119) terdapat fungsi pelayanan antara
lain:
1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, sehingga
dapat menghemat waktu.
2. Meningkatkan produktivitas, baik barang atau jasa.
3. Kualitas produk yang lebih baik/terjamin.
4. Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran terjamin.
5. Lebih mudah/sederhana dalam gerak pelakunya.
6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang
berkepentingan.
7. Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang
berkepentingan sehingga dapat mengurangi sifat
emosional mereka.
2.1.2.6 Asas - Asas pelayanan publik
Adapun asas-asas pelayanan publik dalam Undang-Undang
UU No.25 Tahun 2009 (Pasal 4) disebutkan bahwa penyelenggaraan
pelayanan harus memenuhi beberapa Asas sebagai berikut :
a) kepentingan umum, yaitu ; Pemberian pelayanan tidak
boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau
golongan.
b) kepastian hukum, yaitu Jaminan terwujudnya hak dan
kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan.
c) kesamaan hak, yaitu Pemberian pelayanan tidak
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan
status ekonomi.
d) keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu Pemenuhan hak
harus sebanding dengan kewajiban yang harus
dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima
pelayanan.
e) keprofesionalan, yaitu Pelaksana pelayanan harus
memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.
f) partisipatif, yaitu Peningkatan peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan
aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.
g) persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, yaitu Setiap
warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil.
h) keterbukaan, yaitu Setiap penerima pelayanan dapat
dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi
mengenai pelayanan yang diinginkan.
i) akuntabilitas, yaitu Proses penyelenggaraan pelayanan
harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
j) fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, yaitu
Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan
sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan.
k) ketepatan waktu, yaitu Penyelesaian setiap jenis pelayanan
dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.
l) kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan, yaitu Setiap
jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan
terjangkau.
2.1.2.7 Standar Pelayanan
Standar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan
sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik standar pelayanan
berbentuk suatu dokumentasi yang berisi rincian teknis dari sebuah
pelayanan.Rincian yang biasanya tercantum dalam dokumen ini
mencakup pernyataan visi dan misi pelayanan, prosedur pelayanan,
denah pelayanan, ketentuan tariff, prasyarat pelayanan, klasifikasi
pelanggan, jenis pelanggan, jenis layanan, jaminan mutu dan janji
pelayanan.
Adapun ciri pelayanan yang harus diikuti oleh pegawai yang
bertugas melayani pelanggan, menurut Moenir (2006:66), antara
lain:
1. Tersedianya pegawai yang baik.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik.
3. Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan sejak awal
hingga selesai.
4. Mampu melayani secara capat dan tepat.
5. Mampu berkomunikasi.
6. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang baik.
Sedang menurut Gronroos dalam Arief (2007:122) , ada 3
kriteria pokok dalam menilai kualitas jasa, yaitu outcome-related
(berhubungan dengan hasil), process-related (berhubungan dengan
proses), dan image related criteria (berhubungan dengan citra jasa).
Ketiga kriteria tersebut masih dijabarkan menjadi enam unsur :
1. Professionalism and skill (Profesionalisme dan keahlian)
Kriteria ini merupakan outcome-related criteria dimana
Pelanggan menyadari bahwa penyedia jasa (service
provider), karyawan, sistem operasional dan sumber daya
fisik, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara
professional.
2. Attitudes and behavior (Sikap dan perilaku)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana
Pelanggan merasa bahwa karyawan (contact personnel)
menaruh perhatian terhadap mereka dan berusaha
membantu dalam memecahkan masalah mereka secara
spontan dan senang hati.
3. Accessibility and Flexibility (Kemudahan pencapaian dan
penyesuaian pelayanan)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana
Pelanggan bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja,
karyawan, dan sistem operasionalnya, dirancang dan
dioperasikan dengan mudah. Selain itu juga dirancang
dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam
menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan.
4. Reliability and trustworthiness (Keandalan dan
Kepercayaan)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana
Pelanggan memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka
bisa mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia
jasa/pelayanan beserta Karyawan dan sistemnya.
5. Recovery (Pengendalian situasi dan pemecahan masalah)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana
Pelanggan menyadari bahwa bila ada kesalahan atau bila
terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, maka penyedia
jasa/pelayanan akan segera mengambil tindakan untuk
mengendalikan situasi dan mencari pemecahan yang tepat.
6. Reputation and Credibility (Nama baik dan dapat
dipercaya)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana
Pelanggan meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa
dapat dipercaya dan memberikan nilai atau imbalan yang
sesuai dengan pengorbanannya.
Agar pelayanan dapat memuaskan seseorang atau kelompok
orang yang dilayani oleh penyelenggara pelayanan, maka tenaga
medis yang bertugas melayani harus memenuhi empat kriteria
pokok Moenir (2006 :197) :
1. Tingkah laku yang baik.
2. Cara penyampaian sesuatu yang berkaitan dengan apa
yang seharusya diterima oleh orang yang bersangkutan.
3. Waktu menyampaikan yang tepat.
4. Keramahtamahan.
Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2009 (Pasal 21)
dijelaskan bahwa Komponen standar pelayanan sekurang-kurangnya
meliputi:
a) Dasar hukum, yaitu peraturan Perundang-Undangan
yang menjadi dasar penyelenggaraan pelayanan.
b) Persyaratan, yaitu syarat yang harus dipenuhi dalam
pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan
teknis maupun administratif.
c) Sistem, mekanisme, dan prosedur, yaitu tata cara
pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan, termasuk pengaduan.
d) Jangka waktu penyelesaian, yaitu jangka waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
e) Biaya atau tarif, yaitu ongkos yang dikenakan kepada
penerima layanan dalam mengurus dan/atau
memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
penyelenggara dan masyarakat.
f) Produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang diberikan
dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
g) Sarana, prasarana, dan fasilitas, yaitu Peralatan dan
fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pelayanan, termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan
bagi kelompok rentan.
h) Kompetensi pelaksana, yaitu kemampuan yang harus
dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian,
keterampilan, dan pengalaman.
i) Pengawasan internal, yaitu pengendalian yang dilakukan
oleh pimpinan satuan kerja atau atasan langsung
pelaksana.
j) Penanganan pengaduan, saran, dan masukan, yaitu tata
cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak
lanjut.
k) Jumlah pelaksana, yaitu tersedianya pelaksana sesuai
dengan beban kerja.
l) Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian
pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan.
m) Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam
bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas
dari bahaya, dan risiko keragu-raguan, yaitu Kepastian
memberikan rasa aman dan bebas dari bahaya, risiko,
dan keragu-raguan.
n) Evaluasi kinerja pelaksana yaitu Penilaian untuk
mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan standar pelayanan.
Standar pelayanan menurut Moenir (2006:124) yaitu
kesadaran pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas/pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya, membawa dampak sangat positif
terhadap organisasi dan tugas/pekerjaan itu sendiri, maka akan
menjadi sumber kesungguhan dan disiplin dalam melaksanakan
tugas/pekerjaan, sehingga hasilnya dapat diharapkan memenuhi
standar pelayanan yang telah ditetapkan baik dalam perwujudan
standar pelaksanaan pelayanan maupun standar operasional
pelayanan.
2.1.2.8 Standar Pelayanan Minimal RSUD
SPM RSUD diatur dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 228/MENKES/SK/III/2002. Dalam Keputusan menteri ini
dituliskan bahwa :
a. Standar pelayanan rumah sakit daerah adalah penyelenggaraan
pelayanan manajemen rumah sakit,pelayanan medik, pelayanan
penunjang dan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun
rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah
sakit.
b. Indikator, indikator adalah merupakan variabel ukuran atau
tolok ukur yang dapat menunjukan indikasi – indikasi terjadinya
perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit ada
beberapa indicator, yaitu :
1. Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem
prosedur atau orang yang memberikan pelayanan misalnya
jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-
lain.
2. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat
pelayanan yang misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan
dengan ramah dan lain-lain.
3. Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang
dicapai, misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang
dioperasi, kebersihan ruangan.
4. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak
dari hasil pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang
merasa tidak puas terhadap pelayanan dan lain-lain.
5. Benefit. Adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh
pihak rumah sakit maupun penerima pelayanan atau pasien
missal biaya pelayanan yang lebih murah, peningkatan
pendapatan rumah sakit.
6. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau
masyarakat luas misalnya angka kematian ibu yang
menurun, meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
meningkatnya kesejahteraan karyawan.
a. Standar adalah spesifikasi ternis atau sesuatu yang
dibakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan.
Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan
provinsi, kabupaten/kota sesuai dengan evidence base.
b. Bahwa rumah sakit sesuai dengan kewenangan wajib
yang harus dilaksanakan oleh rumah sakit
provinsi/kabupaten/kota, maka harus memberikan
pelayanan untuk keluarga miskin dengan biaya
ditanggung oleh pemerintah kabupaten/kota.
c. Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan
kepada masyarakat wilayah setempat maka rumah sakit
juga harus meningkatkan menejemen dalam rumah
sakit yaitu meliputi :
1. Manajemen sumberdaya manusia.
2. Manajemen keuangan.
3. Manajemen sistem informasi rumah sakit, kedalam
dan keluar rumah sakit.
4. Sarana prasarana.
5. Mutu pelayanan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan di cantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis
baca diantaranya :
1. Penelitian oleh Sunrestia Wiji One
Penelitian yang dilakukan oleh Sunrestia Wiji One mahasiswa program
studi Pendidikan Sosiologi, fakultas Ilmu Sosial dan, Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2012, yang skripsinya berjudul “Persepsi Pasien
Terhadap Layanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR.
Margono Soekarjo Purwokerto, Jawa Tengah” kajian yang diangkat
dalam skripsi Sunrestia Wiji One lebih kepada persepsi pasien terhadap
layanan rawat jalan, hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi pasien
berbeda tergantung pada kondisi latar belakang pasien serta faktor
interen berupa harapan dan perasaan. Pasien kelas atas memiliki
perasaan senang karena tingkat kesembuhan yang cukup cepat, sehingga
mempersepsikan layanan rawat inap yang ada cukup bagus. Pasien
bawah dengan latar belakang yang berbeda menpersepsikan layanan
rawat inap yang diberikan kurang. Perbedaan penelitian ini dengan
skripsi Sunrestia Wiji One adalah fokus penelitiannya, Sunrestia Wiji
One lebih terfokus pada persepsi layanan rawat inap yang di dalamnya
terdapat pembagian pasien pada kelas-kelas tertentu, sedangkan
penelitian ini fokus membahas kualitas pelayanan rawat jalan terhadap
pasein pengguna Kartu Jaminan Kesehatan, Persamaannya adalah sama-
sama menggunakan jenis penelitian kualitatif.
2. Penelitian oleh Bagja Hakiki
Penelitian yang dilakukan oleh Bagja Hakiki mahasiswa Program Imu
administrasi Negara, Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas
Sultan ageng Tirtayasa tahun 2010, skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak Provinsi
Banten”, Kajian yang diangkat dalam skripsi Bagja Hakiki lebih kepada
Kepuasan pasien terhadap RSUD Dr. Adjidarmo, hasil penelitian
menunjukan bahwa pelayanan yang ada dirumah sakit tersebut sebagai
berikut : 1. kualitas pelayanan rumah sakit umum daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak dalam Kategori sedang, 2. Pelayanannya
Cukup, 3. Pegawai Rumah Sakit cukup merespon terhadap pelayanan
pasien, 4. Sarana dan Prasarananya cukup menunjang, ,perbedaan
penelitian ini dengan skripsi Bagja Hakiki adalah jenis penelitiannya,
Bagja Hakiki menggunakan metode kuantitatif, sedangkan penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, persamaan skripsi bagja hakiki dengan
penelitian ini adalah lokasi serta kajian yang dibahas di RSUD Dr.
Adjidarmo mengenai pelayanan kesehatan.
3. Penelitian oleh Nurmeilita
Penelitian yang dilakukan oleh Nurmeilita mahasiswi Program
bimbingan dan penyuluhan islam, Fakultas ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2010, yang
skripsinya berjudul “Persepsi Masyarakat Miskin Terhadap Pelayanan
Kesehatan Untuk Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta”, Kajian yang diangkat dalam skripsi Nurmeilita
lebih kepada pelayanan kesehetan untuk keluarga miskin, hasil
penelitian menunjukan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan pihak
RSCM Jakarta untuk masyarakat miskin sudah dalam kategori baik, Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang mempersepsikan
secara positif atas penerimaan pelayanan yang diberikan oleh petugas
pelayanan baik medis maupun non medis, perbedaan penelitian ini
dengan skripsi Nurmeilita adalah jenis penelitiannya, Nurmeilita
menggunakan metode kuantitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan
metode kualitatif, persamaan skripsi Nurmeilita dengan penelitian ini
adalah kajian yang dibahas mengenai pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat tidak mampu.
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari deskripsi teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca maka, berdasarkan judul penelitian tersebut maka kerangka
berfikir dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah Kualitas
Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo Terhadap Pengguna Program Kartu Lebak Sehat (KLS).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Gronroos
dalam Arief (2007:122), yang mengatakan bahwa ada 3 kriteria pokok
dalam menilai kualitas jasa, yaitu outcome-related (berhubungan dengan
hasil), process-related (berhubungan dengan proses), dan image related
criteria (berhubungan dengan citra jasa). Ketiga kriteria tersebut masih
dijabarkan menjadi enam unsur :
1. Professionalism and skill (Profesionalisme dan keahlian)
Kriteria ini merupakan outcome-related criteria dimana
Pelanggan menyadari bahwa penyedia jasa (service provider),
karyawan, sistem operasional dan sumber daya fisik, memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah pelanggan secara professional.
2. Attitudes and behavior (Sikap dan perilaku)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana Pelanggan
merasa bahwa karyawan (contact personnel) menaruh perhatian
terhadap mereka dan berusaha membantu dalam memecahkan
masalah mereka secara spontan dan senang hati.
3. Accessibility and Flexibility (Kemudahan pencapaian dan
penyesuaian pelayanan)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana Pelanggan
bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan sistem
operasionalnya, dirancang dan dioperasikan dengan mudah.
Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat
fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan
pelanggan.
4. Reliability and trustworthiness (Keandalan dan Kepercayaan)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana Pelanggan
memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka bisa
mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia
jasa/pelayanan beserta Karyawan dan sistemnya.
5. Recovery (Pengendalian situasi dan pemecahan masalah)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana Pelanggan
menyadari bahwa bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang
tidak diharapkan, maka penyedia jasa/pelayanan akan segera
mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari
pemecahan yang tepat.
6. Reputation and Credibility (Nama baik dan dapat dipercaya)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana Pelanggan
meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan
memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan
pengorbanannya.
Standar Kualitas Pelayanan Menurut Gronroos dalam Arief (2007:122)
1. Professionalism and skill (Profesionalisme dan keahlian)
2. Attitudes and behavior (Sikap dan perilaku)
3. Accessibility and Flexibility (Kemudahan pencapaian dan penyesuaian
pelayanan).
4. Reliability and trustworthiness (Keandalan dan Kepercayaan)
5. Recovery (Pengendalian situasi dan pemecahan masalah)
6. Reputation and Credibility (Nama baik dan dapat dipercaya)
Adapun kerangka berpikir peneliti dalam penelitian ini adalah :
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir Penelitian
Sumber: Peneliti, Tahun 2015
Pelayanan Rawat Jalan yang
diberikan Rsud Dr. Adjidarmo
Kabupaten Lebak
Pengguna Program Kartu Lebak
Sehat
Identifikasi Masalah
1. Profesionalitas dan keahlian tenaga medis yang tersedia masih
diperyanyakan oleh pasien, serta manajemen waktu pelayanan
yang tidak berjalan sebagaimana mestinya,.
2. Fasilitas pelayanan rawat jalan yang tidak memberikan rasa
kenyamanan.
3. adanya perbedaan pelayanan atas dasar tingkat sosial ekonomi
pasien
1. Sarana dan Prasarana
2. Pelayanan Medis
3. Pelayanan administrasi
Kualitas Pelayanan yang
Maksimal
2.4 Asumsi Dasar
Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah dipaparkan diatas,
peneliti telah melakukan observasi awal terhadap Pelayanan Rawat Jalan di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak.
Maka peneliti berasumsi bahwa “Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Terhadap Pengguna Program
Kartu Lebak Sehat (KLS).” masih belum optimal dan diperlukan perbaikan-
perbaikan yang diharapkan oleh Masyarakat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Terhadap Pengguna Program Kartu
Lebak Sehat (KLS) Di Kabupaten Lebak Provinsi Banten, dengan unsur–
unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir–butir rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian
kualitatif.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara
ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Kemudian empiris yaitu cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan. Selanjutnya, sistematis yaitu proses yang digunakan
dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati)
yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid.Valid menunjukkan derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data
yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis dan bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
dinamakan lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Makna yaitu
data yang pasti yang merupakan sustu nilai di balik data yang tampak
(Sugiyono, 2012 : 9).
3.2 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, mengenai Kualitas Pelayanan Rawat
Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten
Lebak Provinsi Banten yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti sendiri. Instrumen utama dalam mengumpulkan data dan
menginterpretasi data dibantu dengan pedoman wawancara serta peneliti
dituntut untuk dapat memahami metode penelitian kualitatif dan masalah
secara mendalam serta peneliti harus melakukan validasi data sendiri.
“Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri, oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif
siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi
terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk
memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun
logistiknya.Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui
evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif,
penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta
kesiapan dan bekal memasuki lapangan”.Sugiyono (2012:222)
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuanya.
Menurut Nasution (1988), dalam Sugiyono (2012:223) menyatakan :
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan laindaripada
menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama.Alasannya
ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang
pasti.Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang
digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat
ditentukan secara pasti dan jelas sebelumya. Segala sesuatu masih
perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang
serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya
peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat
mencapainya.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam
penelitian kualitatif pada awalnya di mana permasalahan belum jelas dan
pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah
masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu
instrumen.
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2012:224) mengatakan bahwa
peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala
stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna
atau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua
aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data
sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen
berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan
situasi, kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat
dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya
kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan
pengetahuan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis
dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk
mentest hipotesis yang timbul seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan
menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh
penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang
bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat
dikuantifikasi agar dapat diolah secara statisti, sedangkan yang
menyimpang dari itu tidak dihiraukan, dengan manusia sebagai
instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi
perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang
bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan
dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari
segi caraatau teknik pengumpulan data, maka teknk pengumpulan data dapat
dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara),
kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.
Secara umum, terdapat empat macam teknik pengumpulan data,
yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan atau triangulasi.
Selanjutnya dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
natural setting(kondisi alamiah), sumber data primer dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan
observation), wawancara mendalam (in dept interview) dan dokumentasi
(Sugiyono, 2012:225).
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, peneliti dalam
proses pengolahan data menggunakan beberapa teknik penelitian, yaitu
observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumen. Pengumpulan data
ini merupakan salah satu tahap penting dalam proses penelitian.
Sumber yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data-data itu
sangat menentukan dari keberhasilan proses penelitian karena melalui
sumber data itulah informasi baik secara tertulis maupun tidak tertulis dapat
diperoleh. Selama kegiatan penelitian berlangsung, peneliti sebagai
instrumen utama menyatu dengan sumber data untuk memperoleh data yang
akurat, lengkap serta sesuai dengan penelitian ini.Kemudian peneliti juga
telah melakukan langkah-langkah dalam pengumpulan data seperti
observasi langsung yang dilakukan secara alamiah dan mengadakan
wawancara langsung dengan informan sebagai sumber data yang dapat
memberikan informasi kepada peneliti.
3.3.1 Observasi
Teknik ini berupa pengamatan langsung terhadap objek
penelitian guna memperoleh keterangan berupa informasi, data dan
fakta akurat yang berhubungan dengan objek penelitian. Teknik ini
juga digunakan untuk mengetahui relevansi antara keterangan
informan atau responden dan data dengan kenyataan yang ada dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dan tetap
mengontrol keabsahannya. Data yang didapat melalui observasi
langsung terdiri dari keterangan kegiatan berupa perilaku, tindakan,
dan keseluruhan kemungkinan interaksi interpersonal dan proses
penataan yang merupakan kecenderungan dan pengalaman manusia
yang dapat diamati.
Nasution dalam Sugiyono (2012:226) menyatakan bahwa
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi.Data itu dikumpulkan dan sering
dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-
benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat
jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan
jelas.Selanjutnya Marshall dalam Sugiyono (2012:226) menyatakan
bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and
the meaning attached to those behavior”. maksudnya melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku
tersebut.
Observasi terus terang atau tersamar merupakan teknik yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2012:228)
menyatakan :
“Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data
menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang
melakukan penelitian.Jadi mereka yang diteliti mengetahui
sejak awal sampai akhir tentang aktivtas peneliti. Tetapi dalam
suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam
observasi, hal ini untuk mnghindari kalau suatu data yang
dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan
kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan
diijinkan untuk melakukan observasi”.
3.3.2 Wawancara
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak – tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Menurut Esterberg (2002)
dalam Sugiyono ( 2012:231) menyatakan : “Wawancara adalah
merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu”.
Hadi dalam Sugiyono (2012:138) mengemukakan bahwa
anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan
metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut :
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu
tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti
adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Bahwa interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksudkan dengan peneliti.
Selain itu wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur,dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face
to face) maupun dengan menggunakan telepon.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara
tidak terstruktur untuk memperoleh data dilapangan. Wawancara tidak
terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana dalam
pelaksanaannya tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2012:233).
Wawancara yang dilakukan yaitu indept interview atau wawancara
secara mendalam dengan sumber data atau informan yang menguasai
dan memahami data yang akan dicari oleh peneliti. Wawancara
mendalam dimaksudkan agar peneliti dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dapat dilakukan secara bebas dan leluasa tanpa terikat oleh
suatu susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan. Metode wawancara
mendalam menggunakan panduan wawancara yang berisi butir-butir
pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Ini hanya untuk
memudahkan dalam melakukan wawancara, penggalian data dan
informasi, dan selanjutnya tergantung improvisasi (pengembangan
yang lebih baik) di lapangan.
berikut poin-poin pertanyaan yang akan diberikan kepada
informan Pengguna Kartu Lebak Sehat (KLS) dalam penelitian ini,
sebagai berikut :
.Q1. (Sebagai pemegang kartu Lebak Sehat), Menurut Anda
Apakah Pelayanan Rawat Jalan yang sudah diberikan
kepada anda sudah maksimal dan sesuai dengan yang anda
harapkan?
Q2. Bagaimana penilaian anda tentang penjelasan Dokter yang
memeriksa anda perihal penyakit yang anda derita?
Q3. Bagaimana menurut anda profesionalitas para dokter
serta perawat yang menangani anda selama rawat jalan?
Q4. Seperti apa memang sikap dan prilaku petugas dalam
melayani anda?
Q5. Bagaimana kecepatan petugas dalam pemberian
pelayanan?
Q6. Bagaimana sarana dan prasarana RSUD Adjidarmo
menurut anda?
Q7. Bagaimana menurut anda dengan keandalan pihak RSUD
Dr. Adjidarmo dan apakah dari sana timbul kepercayaan
anda terhadap kinerja petugas di RSUD Dr. Adjidarmo?
Q8. Bagaimana penanganan petugas medis ataupun petugas
administrasi dalam situasi darurat?
Q9. Apakah ada rasa menyesal berobat di RSUD Adjidarmo
atau masihkah ada kepercayaan dari anda terhadap RSUD
ini?
Adapun poin-poin pokok yang ditanyakan terhadap informan,
yang terdiri dari :
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Wawancara
No. Dimensi Pedoman
Wawancara
Informan
1.
Professionalism and Skill
(Profesionalisme dan
keahlian)
1. Profesionalisme
2. Keahlian
I.1 , I.2
dan I.3
2. Attitudes and behavior
(Sikap dan Perilaku)
1. Sikap dan perilaku
dalam melayani
I.1 , I.2
dan I.3
3.
Accessibility and
Flexibility
(Kemudahan pencapaian
dan Penyesuaian
pelayanan)
1. Kecepatan,
kemudahan, dalam
pemberian
pelayanan.
2. Ketepatan waktu
pelayanan
3. Penyediaan sarana
dan prasarana
I.1 dan I.2
I.1, I.2
dan I.3
4.
Reliability and
Trustworthiness
(Keandalan dan
Kepercayaan)
1. Keandalan petugas
medis
2. Dasar kepercayaan
I.1 dan I.2
5
Recovery
(Pengendalian Situasi
dan Pemecahan Masalah)
1. Cepat tanggap
dalam situasi
darurat
2. Bersikap tenang
dalam menghadapi
situasi
I.1, dan
I.2
6
Reputation and
Credibility
(Nama baik dan dapat
dipercaya)
1. Kredibilitas dan
reputasi dari
Rumah Sakit
I.1 dan I.2
Sumber: Peneliti, Tahun 2015
3.3.3 Studi Literatur/Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data pendukung
(data sekunder) dari berbagai literatur baik berupa buku, jurnal ilmiah
hasil penelitian yang relevan,dan dokumen-dokumen tertulis lain
sebagai referensi yang berkaitan dengan objek penelitian.
3.3.4 Studi Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen ini misalnya catatan harian, peraturan,
kebijakan, biografi ceritera. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif (Sugiyono, 2012:240). Dalam studi dokumen ini peneliti
menghimpun data penelitian yang diperoleh dari peraturan perundang-
undangan, laporan-laporan, catatan-catatan serta menghimpun
dokumen-dokumen dan menganalisisnya yang relevan dengan
masalah yang diteliti.
3.4 Informan Penelitian
Informan sebagai sumber data kualitatif yang utama disamping data-
data lain yang diperoleh dari hasil studi pustaka, sehingga informan
merupakan salah satu sumber data yang penting dalam penelitian ini.
Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara
purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono,
2012:216). Maksud teknik pengambilan purposive ini adalah dengan
peneliti mengambil sumber data dari beberapa orang yang dianggap
mempunyai informasi yang relevan dengan fokus penelitian.
Peneliti menyimpulkan, bahwa informan merupakan orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang data yang diinginkan
oleh peneliti, dalam penelitian mengenai Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak
Provinsi Banten yang menjadi informan penelitiannya adalah pasien atau
masyarakat Pengguna Program Kartu Lebak Sehat (KLS) serta pasien Non-
Jaminan Kesehatan yang telah mendapatkan pelayanan instalansi Rawat
Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten
Lebak Provinsi Banten.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles dan
Huberman. Dalam hal analisis data kualitatif, Bodgan dalam Sugiyono
(2012:244), menyatakan bahwa “data analysis is the process of
systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes,
and other materials that you accumulate to increase your own
understanding of them and to enable you to present what you have
discovered to other” analisis data adalah proses mencaridan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Selanjutnya Stainback dalam Sugiyono (2012:244) mengemukakan
bahwa “data analysis is critical to the qualitative research process. It is to
recognition, study and understanding of interrelationship and concept in
your data that htpotheses and assertions can be developed and evaluated”
analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif
data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.Spradley dalam
Sugiyono (2012:244) manyatakan bahwa :” analysis of any kind involve a
way of thinking. It refersto the systematic examination of something to
determin its parts, and the relationship to the whole, analysis is a search for
patterns”. Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan
caraberfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap
sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya
dengan keseluruhan.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikemukakan disini bahwa,
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
mengklasifikasikan hal-hal penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh peneliti dan oleh pembaca.
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dimana data
yang diperoleh akan dianalisis dan dikembangkan menjadi sebuah asumsi
dasar penelitian. Kemudian data-data lain terus dikumpulkan dan ditarik
kesimpulan. Kesimpulan tersebut akan dapat memberikan suatu hasil akhir
apakah asumsi dasar penelitian yang telah dibuat sesuai dengan data yang
ada atau tidak.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:246) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus pada setiap tahap penelitian sehingga
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data
yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Gambar 3.1
Analisis data menurut Miles dan Huberman
Dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan melakukan
kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal utama itu tersebut
merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan
Data Display
Data Reduction
Verification
Data Collection
sesudah pengumpulan data. Berikut adalah uraian dari komponen aktifitas
dalam analisis data, yaitu :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah
dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah
data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu
segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya, dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
Dalam mereduksi data, peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada
temuan.Oleh karena itu bila peneliti dalam melakukan penelitian,
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal,
belum memiliki pola, maka itulah yang harus dijadikan perhatian
peneliti dalam melakukan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan dalam wawasan yang tinggi. Diskusi
yang dilakukan peneliti, wawasannya dapat berkembang sehingga
dapat mereduksi data-data yang memeliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang signifikan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahamitersebut.
“looking at displays help us to understand what is happening and
to do some thing-further analysis or caution on that
understanding ”Miles and Huberman(1984) dalamSugiyono
(2012:249) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and
Huberman1984) dalam (2012:249) menyatakan “the most
frequent form of display data for qualitative research data in the
past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
Fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis, sehingga apa
yang ditemukan pada saat memasuki lapangan dan setelah
berlangsung agak lama di lapangan akan mengalami
perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji
apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang
masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah
lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan
selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan,
maka hipotesis tersebut terbukti, dan akan berkembang menjadi
teori yang grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan
secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di
lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang
terus menerus.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)
Langlah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman dalam Sugiyono (2012:252) adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Peneliti
menyimpulkan bahwa penarikan kesimpulan merupakan tahap
akhir dalam penelitian dimana data-data yang telah diperoleh
akan ditarik garis besaratau kesimpulan sebagai hasil keseluruhan
dari penelitian tersebut.
3.6 Validitas Data
Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang
valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga
harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat
berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai
perbedaan yang sekecil-kecilnya di antara subjek yang satu dengan yang
lain.
Menggunakan alat ukur yang dimaksudkan untuk mengukur suatu
aspek tertentu akan tetapi tidak dapat memberikan hasil ukur yang cermat
dan teliti akan menimbulkan kesalahan atau eror. Alat ukur yang valid
akanmemiliki tingkat kesalahan yang kecil sehingga angka yang
dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka yang sebenarnya atau angka
yang mendekati keadaan sebenarnya.
Untuk memperoleh kebenaran, peneliti mengunakan teknik
triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Menurut Wiersma (1986) dalam Sugiyono (2012 : 273), menyatakan :
”Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of
the data according to the convergence of multiple data sources or multiple
data collection procedures”. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas
(kepercayaan terhadap data hasil penelitian), ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data dan triangulasi waktu.
Penjelasan triangulasi diatas, yaitu sebagai berikut :
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya
kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian adata
yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan
yang menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok
kerjasama. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan
seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, mana pandangan yang
berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang
telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber data tersebut.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu
dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan
tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data
yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain. Atau mungkin
semua benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, sehingga akan
memberikan data yang lebih valid dan lebih kredibel. Untuk itu dalam
rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan
data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
sampai ditemukan kepastian datanya.
Triangulasi juga dapat dilakukan dengan cara mengecek hasil
penelitian, dari peneliti lain yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data.
Kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi
sumber yang dilakukan melalui mengecek data hasil dari beberapa sumber.
Data yang telah dihasilkan kemudian dianalisis oleh peneliti, sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan
(member check) dari beberapa sumber.
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.7.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti mengenai mengenai
Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak Provinsi Banten, lokasi
penelitian bertempat di Jl. Iko Djatmika 1, Cikatapis, Rangkasbitung
yang merupakan lokasi RSUD dr.Adjidarmo Kabupaten Lebak.
Alasan lokasi penelitian ini didasarkan kepada keinginan peneliti
sebagai warga Kabupaten Lebak, untuk mengetahui mengenai
Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
3.7.2 Waktu Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, waktu menjadi hal yang tidak
dapat diprediksikan.Hal ini karena data yang diperoleh dilapangan
bisa berkembang dan melebihi waktu yang telah ditentukan.Penelitian
ini dilakukan pada bulan November 2012.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lebak didirikan pada
tanggal 2 Mei 1952 dan diprakarsai oleh dr. Adjidarmo. Pada saat
didirikan tenaga dokter yang ada adalah Dr. Adjidarmo dan Dr. Hank (
Seorang Dokter dari Jerman). Pada tahun 1984 Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Lebak yang sebelumnya merupakan Rumah Sakit
kelas D, ditingkatkan menjadi Rumah Sakit kelas C berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 2 IPD-DPRD/1984 dan Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah TK I Jawa Barat Nomor 118-
342/SK1132.HNK/84 tanggal 20 Juni 1984.
Sejak didirikan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lebak
telah mengalami beberapa kali pergantian pemimpin, berikut tabel
kepemimpinan di RSUD Kabupaten Lebak ini :
1 Dr. Adjidarmo Tahun 1952 – 1958
2 dr. Soewarto Tahun 1958 – 1961
3 dr Lim Teng Jin Tahun 1961 – 1962
4 dr. Soeranto Tahun 1962 – 1971
5 dr. H. Karsadi Tahun 1971 – 1981
6 dr. Haikin Rachmat Tahun 1981 – 1983
7 dr. H. Karsadi, SKM Tahun 1983 – 1985
8 dr. Hj. Rosma Yeni S.Anwar Tahun 1983 – 1994
9 dr. Hj. Farida Salim Tahun 1994 – 1999
10 dr. H. Noor Sardono, M.Kes Tahun 1999 – 2004
11 drg. Indra Lukmana Tahun 2004 - Sampai Sekarang
Melalui Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 29 Tahun
1996, maka ditetapkan dokter Adjidarmo sebagai nama Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Lebak. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 651/Menkes/SK/VII/2008
tanggal 16 Juli 2008 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Adjidarmo Milik Pemerintah Kabupaten Lebak Provinsi
Banten, maka RSUD dr.Adjidarmo mendapatkan peningkatan kelas
Rumah Sakit dari Kelas C menjadi Kelas B yang ditindaklanjuti dengan
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan,
Organisasi, Dan Tata Kerja RSUD dr.Adjidarmo.
4.1.2 Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo
Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
Kabupaten Lebak saat ini cenderung kearah pengembangan manajemen
yang mantap dan berorientasi kepada pelanggan tanpa mengabaikan
kualitas pelayanan yang efektif, efisien, aman, nyaman, dan manusiawi.
Hal ini sesuai dengan Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak sebagai berikut :
Visi (Rumah Sakit Umum Daerah) RSUD Dr. Adjidarmo :
“Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
Yang Amanah, Ramah Dan Profesional Menuju Pelayanan Prima
Tahun 2014”
Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo :
1. mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal baik dari segi
kualitas maupun kuantitas.
2. Mewujudkan Rumah Sakit yang terakreditasi 12 pelayanan.
3. Mewujudkan pengelolaan Keuangan Rumah Sakit menjadi BLUD.
4. Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kepada masyarakat
yang tidak mampu/gakin.
Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo :
“Cageur Awakna, Bageur Hatena, Bagja Milikna”
4.1.3 Keadaan Pegawai atau Ketenagaan
Jumlah seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo pada tahun 2013 sebanyak 837 Orang dengan karyawan
non PNS sebanyak 583 dari jumlah keseluruhan, jumlah ini pada
dasarnya cukup namun pada beberapa jenis tenaga masih perlu
peningkatan, Seperti dokter spesialis, perawat da bidan. Beban lain
yang dihadapi rumah sakit dengan tingginya proporsi pegawai non PNS
adalah kesinambungan transfer ilmu dan keterampilan yang sering
terputus yang disebabkan oleh pergantian tenaga (turn over). Adapun
rinciannya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data ketenagaan RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak Tahun
2013 Berdasarkan Jenis Jabatan
No Kelompok / Jabatan PNS Non PNS Jumlah
1 Pejabat Struktural 24 - 24
2 Dokter Spesialis 13 19 32
3 Dokter Umum 20 19 39
4 Dokter Gigi 3 - 3
5 Perawat 83 308 391
6 Bidan 15 61 76
7 Anestesi 3 2 5
8 Analis Labotarium 10 10 20
9 Radiografer 4 3 7
10 Fisioterapis 1 2 3
11 Apoteker 6 6 12
12 Assisten Apoteker 4 7 11
13 Sanitarian 3 - 3
14 Elektromedik 3 - 3
15 Perekam Medik 1 3 4
16 Nutrisionis 4 2 6
17 Tenaga Administrasi &
Teknis
55 140 195
18 Perawat Gigi 1 1 2
19 Tekniker Gigi 1 - 1
20 Gross Program/POS - - -
Jumlah 254 583 837
Sumber : Subbag Umum & Kepegawaian RSUD Dr. Adjidarmo, 2013
4.1.4 Fungsi Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak
mempunyai fungsi sebagaimana berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan lingkup tugasnya.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dengan lingkup tugasnya.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
4.1.5 Struktur Organisasi RSUD Dr. Adjidarmo
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
651/Menkes/SK/VII/2008 tanggal 16 Juli 2008 tentang penetapan Kelas
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Milik pemerintah
Daerah Kabupaten Lebak Provinsi Banten, yang ditindaklanjuti dengan
peraturan daerah Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan,
Organisasi, dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo, maka Struktur Organisai dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak yang
mengalami peningkatan dari Kelas C menjadi Kelas B disesuaikan
dengan peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasi
perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741). Maka, dengan demikian Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2002
tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dinyatakan tidak berlaku lagi. Menurut
PERDA tersebut unsur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo terdiri dari :
1. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kab.
Lebak
2. Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo Kab. Lebak
3. Bagian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kab.
Lebak
4. Bidang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kab.
Lebak
5. Sub. Bagian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
Kab. Lebak
6. Seksi atau kelompok Jabatan Funsional Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kab. Lebak.
4.1.6 Rincian Unsur – Unsur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo
Rincian Unsur – Unsur Organisasi yang ada di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak adalah
sebagai berikut :
1. Direktur
Direktur mempunyai tugas pokok memimpin, menyusun
kebijakan pelaksanaan, mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengawasi pelaksanaan tugas Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Wakil Direktur Pelayanan
Wakil Direktur Pelayanan mempunyai tugas pokok
mengkoordinasikan dan menyelenggarakan bimbingan teknis
pelayanan, keperawatan tunjangan, pemeliharaan sarana rumah
sakit, sanitasi dan pengelolaan limbah, laundry, boiler dan
genset.
3. Bidang Pelayanan Medik
Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas pokok memfasilitasi
dan mengendalikan mutu pelayanan medic yang dilakukan tiap
instansi yang menyelenggarakan pelayanan langsung terhadap
pengguna jasa pelayanan rujukan, membina dan mengendalikan
mutu sistem jaringan rujukan di wilayah jangkauan pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) serta melakukan audit
klinik, Bidang pelayanan Medik terdiri dari :
a) Seksi Pelayanan Tindakan Medik.
b) Seksi Pembinaan Mutu Pelayanan Rujukan dan Audit
Klinik.
4. Bidang Keperawatan
Bidang Keperawatan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pelayanan Asuhan Keperawatan yang
bermutu, pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Etika
Profesi Keperawatan terdiri dari :
a) Seksi Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan.
b) Seksi Pembinaan SDM dan Etika Profesi Keperawatan.
5. Bidang Penunjang Medik
Bidang Penunjang Medik mempunyai tugas pokok melakukan
fasilitas dan pengendalian mutu pelayanan penunjang medic dan
melakukan fasilitas sarana dan prasarana pendukung teknis
pelayanan medic. Bidang penunjang medic terdiri dari :
a) Seksi Pembinaan SDM dan Pelayanan Penunjang Medik.
b) Seksi Sarana dan Prasarana Medik, Keperawatan dan
Penunjang Medik.
6. Wakil Direktur Umum dan Keuangan
Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian,
perlengkapan dan rumah tangga, hukum dan hubungan
masyarakat, penyusunan program/anggaran, pelaporan dan
evaluasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan pelayanan kesehatan, perbendaharaan, verifikasi,
akumtasi dan mobilitasi dana, kebersihan, keindahan dan
keamanan.
7. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
urusan ketatausahaan/administrasi umum dan urusan
kepegawaian, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD), Hukum dan hubungan
masyarakat, keprotokolan serta publikasi. Bagian Tata Usaha
Terdiri dari :
a) Sub Bagian Umum dan Keperawatan.
b) Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga.
c) Sub Bagian Hubungan Masyarakat.
8. Bagian Program
Bagian Program mempunyai tugas pokok menyelenggarakan/
mengkoordinasikan melaksanakan penyusunan rencana prioritas
program kegiatan semua unsur bidang/ bagian,
menyelenggarakan informasi Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD), penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan,
peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan serta
penelitian pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah. Bagian
Program Terdiri dari :
a) Sub Bagian Penyusunan Program dan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
b) Sub Bagian Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan.
c) Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan, Penelitian,
Pengembangan (Diklat, Litbang) dan Pemasaran.
9. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
perbendaharaan, verifikasi, menyusun laporan akuntansi dan
mobilitas dana. Untuk melaksanakan tugas pokonya, bagian
keuangan mempunyai fungsi :
a) Penyelenggaraan dan penyusunan anggaran pendapatan
belanja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
b) Penyelenggaraan kegiatan perbendaharaan yang meliputi
belanja tidak langsung, belanja langsung dan asuransi
kesehatan.
c) Penyelenggaraan tata usaha keuangan, meliputi
pembukuan, neraca keuangan, akuntansi, verifikasi dan
mobilisasi dana.
Bagian Keuangan Terdiri Dari :
a) Sub Bagian Perbendaharaan.
b) Sub Bagian Mobilisasi dana.
c) Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi.
10. Kelompok Jabatan Funsional.
4.1.7 Fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak
Fasilitas ruangan yang terdapat di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak, antara lain :
VVIP – (4 beds)
Wijaya Kusuma
fasilitas : Ruang Tamu, AC, 1
Unit
LCDTV, 1 Unit Tempat Tidur
Pasien Elektrik, 1 Unit Sofa
Bed, 1 unit Bedside Cabinet, 1
Unit Buffet, 1 Unit Lemari ES,
Kamar Mandi (Water Heather)
VIP – (25 beds)
Anggrek
Fasilitas : AC, 1 Unit TV, 1 Unit
Tempat Tidur Pasien Elektrik, 1
Unit Sofa Bed, 1 Unit Buffet, 1
Unit Lemari ES, 1 Single Sofa,
Kamar Mandi (Water Heather)
Kls 1 – (56 beds) Fasilitas : AC, 1 Unit TV, 2 Unit
Tempat Tidur Pasien Elektrik, 1
Unit Buffet, 1 Single Sofa,
Kamar Mandi
Kls 2 – (41 beds) Fasilitas : 3 Unit Tempat Tidur
Pasien, 1 Sofa
Kls 3 – (163
beds)
Fasilitas : 6 Unit Tempat Tidur
Pasien
Non Kelas – (37
Beds)
Adapun fasilitas pelayanan yang terdapat di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo yang meliputi :
I. Instalasi Rawat Jalan
1) Klinik Bedah
2) Klinik Anak
3) Klinik Kebidanan dan Kandungan
4) Klinik Penyakit Dalam
5) Klinik Jantung
6) Klinik Paru
7) Klinik Mata
8) Klinik Telinga, Hidung dan Tenggorokan
9) Klinik Saraf
10) Klinik Kesehatan Jiwa
11) Klinik Orthopedi dan Traumatologi
12) Klinik Bedah Saraf
13) Klinik Bedah Mulut
14) Klinik Gigi
15) Klinik Pegawai/General Check Up
16) Klinik Fisioterapi
17) Klinik Konsultasi Gigi
18) Klinik Seroja (VCT dan CST)
II. Instalasi Gawat Darurat
III. Instalasi Persalinan dan KB
IV. Instalasi Hermodialisa
V. Instalasi Rawat Inap
VI. Instalasi Bedah Sentral
VII. Instalansi Farmasi
VIII. Instalansi Laboratorium Pathologi Klinik
IX. Instalansi Gizi
X. Instalansi Radiologi
XI. Instalansi CSSD dan Laundry
XII. Instalansi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
XIII. Instalasi Sanitasi
XIV. Instalansi Medical Record
XV. Instalansi ICU (Insentive Care Unit) dan HCU (High Care
Unit)
4.1.8 Gambaran Wilayah Penelitian
Dalam Penelitian Ini, peneliti megambil Fokus penelitian pada
salah satu bidang pelayanan saja yaitu Pelayanan Rawat Jalan di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak,
Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan dilaksanakan setiap hari senin sampai
dengan sabtu kecuali hari besar dan libur, pelayanan dilaksanakan oleh
dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi dan tenaga ahli lainnya.
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang di
dapat dari hasil penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian
dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif. Dalam penelitian
ini mengenai Persepsi Masyarakat Pengguna Program Kartu Lebak
Sehat (KLS) Tentang Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak, data
yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata dan tindakan
yang peneliti peroleh melalui proses wawancara, observasi berperan
serta dan datang langsung ke lokasi. Dalam penelitian ini kata-kata
dan tindakan orang yang diwawancarai merupakan sumber utama
dalam penelitian. Sumber data ini kemudian oleh peneliti dicatat
dengan menggunakan catatan tertulis atau melalui alat perekam yang
peneliti gunakan dalam penelitian.
Penelitian Kualitatif merupakan penelitian investigasi
sehingga data yang didapatkan harus dikonfirmasi ulang tidak hanya
dari satu sumber data atau informan tetapi dari sumber lain yang
masih memang memiliki informasi yang sesuai dengan fokus
penelitian, data yang didapatkan di uji kembali dengan metode
triangulasi.
Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan
pengamatan berperan serta adalah catatan berupa catatan lapangan
peneliti dan juga foto aktivitas orang-orang yang peneliti amati
selama peneliti berada di lapangan, alasan peneliti menggunakan
data berupa foto adalah karena foto dapat menghasilkan data
deskriftif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah
dan menganalisis obyek-obyek yang diteliti melalui segi-segi
subyektif.
Selanjutnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
maka dalam proses menganalisis datanya pun peneliti melakukan
analisa secara bersamaan. Seperti yang telah dipaparkan dalam bab
sebelumnya, bahwa dalam prosesnya analisa dalam penelitian ini
yaitu dengan menggunakan model interaktif yang telah
dikembangkan oleh Milles dan Huberman, yaitu selama penelitian
dilakukan dengan menggunakan tiga kegiatan penting, diantaranya;
Data Reduction (Reduksi data), Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang sudah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.
Data Display (Penyajian Data), Setelah data direduksi,
langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data, penyajian data
dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori dan selanjutnya, yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami.
Conclusion Drawing /verification (Penarikan Kesimpulan),
langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apa bila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Untuk menjaga validitas data selama penelitian berlangsung,
peneliti juga menggunakan aktivitas triangulasi, triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini oleh peneliti yaitu dengan
menggunakan triangulasi sumber yaitu masyarakat sekitar sebagai
sumber informasi penelitian.
4.2.2 Data Informan
Penelitian ini menggunakan informan penelitian sebagai
sumber data utama. Adapun informan-informan yang peneliti
tentukan merupakan orang-orang yang menurut peneliti memiliki
informasi yang emberikan data secara valid kepada peneliti
dilapangan.
Adapun informan dalam penelitian ini merupakan informan
yang dianggap mempunyai sumber data atau informasi yang dapat
menjawab permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Informan-
informan tersebut, Informan dalam Penelitian ini adalah Pasien atau
Masyarakat Pengguna Program Kartu Lebak Sehat serta pasien atau
masyarakat Non-Jaminan Kesehatan di Kabupaten Lebak.
Selanjutnya perlu diketahui, informan dalam penelitian ini
yaitu berjumlah 20 orang, yang diantaranya pasien penggunan
program Kartu Lebak Sehat (KLS) dan pasien non-jaminan
kesehatan, yang di antaranya adalah :
Tabel 4.2
Daftar Informan Penelitian
No
Kode
Informan
(I)
Pembagian Kode Masing – Masing
Informan Status Informan
1 I1
(I1.1)
Ibu. Leli
(I1.2)
An. Medina
(I1.3)
Bapak. Suhadi
(I1.4)
Ibu. Mamah
(I1.5)
Ibu. Icah
(I1.6)
Ibu. Sarminah
(I1.7)
Bapak. Wawan Sulaeman
(I1.8)
Ibu Warsih
(I1.9)
Bagus Trilaksana
(I1.10)
Bapak. Maksudi
(I1.11)
Bapak Dahlan
Pasien Pengguna
Kartu Lebak
Sehat
2
I2
I2.1
Ibu Sarti
I2.2
Ibu Uni Maryati
I2.3
Bapak Uding Priatna
I2.4
Bapak Anjun
Pasien Non-
Jaminan
Kesehatan
(Pasien Umum)
I2.5
Bapak Sutejo
I2.6
Ibu Siti Khotimah
3
I3
I3.1
Ibu Dr. Nancy Cahya H, MKKK
I3.2
Vera, Amd.Kep
I3.3
Rizka, Amd.Kep
Kabid Pelayanan
Medis RSUD
Dr.Adjidarmo
Perawat RSUD
Dr.Adjidarmo
Perawat RSUD
Dr.Adjidarmo
Sumber : Peneliti, 2015
4.3 Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian
Pembahasan dan analisis hasil penelitian merupakan pemaparan data
dan informasi yang peneliti dapatkan dari lapangan yang kemudian
disesuaikan dengan grand theory yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Gronroos dalam Arief
(2007:122), yang mengatakan bahwa ada 3 kriteria pokok dalam menilai
kualitas jasa, yaitu outcome-related (berhubungan dengan hasil), process-
related (berhubungan dengan proses), dan image related criteria
(berhubungan dengan citra jasa). Ketiga kriteria tersebut masih dijabarkan
menjadi enam unsur : 1) Professionalism and skill (Profesionalisme dan
keahlian); 2) Attitudes and behavior (Sikap dan perilaku); 3) Accessibility
and Flexibility (Kemudahan pencapaian dan penyesuaian pelayanan); 4)
Reliability and trustworthiness (Keandalan dan Kepercayaan); 5) Recovery
(Pengendalian situasi dan pemecahan masalah); 6) Reputation and
Credibility (Nama baik dan dapat dipercaya).
Berikut peneliti paparkan hasil wawancara beserta analisis penelitian
berdasarkan kisi-kisi wawancara yang peneliti buat :
1. Professionalism and skill (Profesionalisme dan keahlian)
Kriteria ini merupakan outcome-related criteria dimana
pelanggan menyadari bahwa penyedia jasa (service provider), karyawan,
sistem operasional dan sumber daya fisik, memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan
secara professional.
Dalam konteks pelayanan publik dan berdasarkan cita-cita
mewujudkan birokrasi yang bersih berdasarkan prinsip good governance
maka profesionalitas dan keahlian penyedia layanan (dalam hal ini
RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak) adalah hal yang utama demi
kepuasan pelanggan (pasien baik rawat inap ataupun rawat jalan).
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, diketahui bahwa
profesionalitas dan keahlian dokter dan perawat Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo sudah cukup baik hal ini peneliti
dapatkan pada saat wawancara dengan beberapa pasien yang termasuk
dalam kategori pasien dengan jaminan kesehatan Kartu Lebak Sehat
(KLS) serta pasien non jaminan. Berikut hasil petikan wawancara dengan
beberapa pasien tersebut:
Hasil wawancara yang pertama mengenai profesionalitas dan
keahlian dokter dan perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo disampaikan oleh I1.1 (24 tahun) beliau mengatakan :
“klo menurut saya waktu dokter memberikan penjelasan
mengenai penyakit yang saya keluhkan sih udah cukup buat bisa
saya pahami, karena dokter tersebut memberikan penjelasan
dengan rinci dan mudah buat di pahami selain itu juga dalam
memberikan penjelasan dokter yang menangani saya sangat
ramah” (Wawancara dengan Ibu Leli (24 tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Sabtu, 13
September 2014 Pukul 14.00 WIB).
Beliau juga mengutarakan penilaiannya tentang profesionalitas
dokter serta perawat yang menangani keluhannya selama pelayanan
rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
Kabupaten Lebak, sebagai berikut :
“dari beberapa kali saya berobat rawat jalan ke Rumah Sakit
Umum, dokter serta perawatnya melaksanakan tugasnya dengan
sangat baik dan professional yah, meski pun ada beberapa
perawat yang menurut saya kurang ramah terhadap pasien, itu
aja sih yang saya tahu” (Wawancara dengan Ibu Leli (24 tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Sabtu, 13 September 2014 Pukul 14.00 WIB).
Hal senada disampaikan oleh I1.2 (2,6 tahun) wawancara yang
diwakili oleh Ibunya Medina mengenai profesionalitas dan keahlian tim
medis.
“dokter Rumah Sakit Umum sudah sangat professional dalam
menangani keluhan yang anak saya keluhkan, terkesan tidak ada
anggapan kalau membedakan status anak saya sebagai pasien
KLS”. (Wawancara dengan Medina (2,6 tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Jum’at, 12
September 2014 Pukul 16.00 WIB), (Wawancara dilakukan
dengan ibunda dari Saudari Medina).
Adapun pernyataan yang di sampaikan oleh I1.2 (2,6 tahun)
tentang penjelasan yang diberikan oleh dokter dalam pemeriksaan perihal
penyakit yang dikeluhkannya, sebagai berikut :
dalam memberikan penjelasan mengenai penyakit yang si dede
derita sih dokter sangat detail dan bisa dengan mudah dipahami
oleh saya, selain itu juga dokter yang menangani terlihat baik
dan sopan, (Wawancara dengan Medina (2,6 tahun), sebagai
pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Jum’at, 12 September 2014 Pukul 16.00 WIB), (Wawancara
dilakukan dengan ibunda dari Saudari Medina).
Pernyataan tersebut diperjelas oleh I2.1 (41 tahun) sebagai berikut :
“cukup baik yah a, menurut ibu sih dalam memberikan penjelasan
tentang penyakit yang ibu keluhkan sangat bisa ibu pahami,
dokternya juga waktu ngasih penjelasannya sangat rinci sama
mudah ibu pahami, terus penggunaan bahasa waktu ngasih
penjelasannya juga lumayan baik a”, (Wawancara dengan Ibu
Sarti (40 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul
09.50 WIB).
Hal senada diutarakan oleh I1.3 (55 Tahun), sebagai berikut :
“dokter yang menangani saya memberikan penjelasan yang
mudah dipahami sehingga mudah untuk saya mengerti”.
(Wawancara dengan Bapak Suhadi (55 Tahun) sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Rabu, 05
November 2014 Pukul 16.30 WIB.
Hal senada diutarakan oleh I1.6 (51 Tahun), sebagai berikut :
“cukup maksimal, dokter dan petugas medis melayani dengan
cukup sabar keluhan-keluhan yang saya utarakan. Selain itu
sebagai pasien KLS, petugas administrasi juga melayani cukup
baik ” (Wawancara dengan Ibu Sarminah (51 Tahun) sebagai
pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Jum’at, 12 September 2014 Pukul 13.20 WIB.
Hal yang berbeda justru diungkapkan oleh I1.10 (45 Tahun) yang
juga memiliki Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS) :
“Pemakai jamkes KLS tidak mendapatkan pelayanan maksimal”
(Wawancara dengan Bapak Maksudi (45 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Minggu, 09
November 2014 Pukul 15.00 WIB).
Pernyataan diatas diperkuat oleh I1.4 (28 Tahun), sebagai berikut :
“kurang memuaskan, petugas kurang cepat dan tanggap dalam
pelayanan sementara dokter datang terlambat dari jadwal yang
sudah ditentukan. Untuk sekedar pemeriksaan saya menunggu
sampai 2 jam lebih” (Wawancara dengan Ibu Mamah (28 Tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Minggu, 09 November 2014 Pukul 17.00 WIB.
Hal senada pun diutarakan oleh I1.9 (21 Tahun), sebagai berikut :
“Tidak ada yang berbeda memakai jamkes KLS ini dengan
sewaktu belum memiliki jamkes KLS. artinya pelayanan tidak
dibedakan” (Wawancara dengan Bagus Trilaksana (21 Tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Rabu, 05 November 2014 Pukul 15.10 WIB.
Pernyataan diatas diperjelas oleh I1.11 (45 Tahun) sebagai berikut :
“pelayanannya sama saja dengan kartu jaminan sebelum-
sebelumnya, tidak ada perbedaan”, (Wawancara dengan Bapak
Dahlan (45 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan
Kartu Lebak Sehat (KLS). Jum’at, 14 November 2014 Pukul
16.00 WIB).
Hal senada pun diutarakan oleh I1.5 (54 Tahun), sebagai berikut :
“belum maksimal, dokter masih datang terlambat, sikap
petugasnya kurang baik serta perkiraan dokter tentang penyakit
ibu masih kurang pas, karena ini sudah ketiga kalinya ibu datang
kesini dengan keluhan yang sama”, (Wawancara dengan Ibu Icah
(54 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu
Lebak Sehat (KLS). Senin, 10 November 2014 Pukul 16.25
WIB).
Sementara itu ada beberapa pasien yang menginginkan perbaikan
dalam hal pelayanan, seperti yang disampaikan oleh I2.2 (35 Tahun),
sebagai berikut :
“Menurut saya belum, karena masih banyak yang harus
diperbaiki seperti sikap petugas, keramahan dan lainnya. Ini
masih jauh dari kata memuaskan buat saya” (Wawancara dengan
Ibu Uni Maryati (35 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember
2014 Pukul 10.30 WIB.
Hal senada ditarakan oleh I1.7 (30 Tahun), sebagai berikut :
“Pelayanan yang diberikan masih terlihat standar, artinya tidak
ada yang beda ataupun istimewa ketika memakai jamkes KLS ini
dengan sewaktu belum memiliki jamkes.” (Wawancara dengan
Bapak Wawan Sulaeman (30 Tahun), sebagai pasien rawat jalan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan
pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Jum’at, 14
November 2014 Pukul 16.00 WIB).
Sementara ketika ditanyakan kepada Ibu Dr. Nancy Cahya H,
MKKK (Kabid Pelayanan Medis) terkait pelayanan yang sudah diberikan
kepada pasien beliau menjawab sudah dan menjamin semua selalu
berdasarkan SOP meski beliau juga menyatakan akan ada sanksi untuk
yang melanggar SOP, demikian halnya ketika peneliti menanyakan
kepada Saudari Vera, Amd. Kep dan Saudara Rizka, Amd. Kep yaitu
perawat jaga yang ditugaskan pada Instalasi Rawat Jalan. Berikut petikan
wawancara yang dilakukan:
“Saya rasa sudah karena selama ini belum ada complain atau
teguran keras terhadap kami. Karena petugas kami selalu
berpegang teguh pada SOP yang ada” (Wawancara dengan Ibu
Dr. Nancy Cahya H, MKKK , sebagai Kabid Pelayanan Medis
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Senin, 17
November 2014 Pukul 09.35 WIB)
“biasanya ketika ada satu kasus, kita akan bicarakannya terlebih
dahulu di komite etik, apakah itu memang melanggar SOP atau
tidak. Mengenai sanksi, biasanya untuk kesalahan pertama dan
belum fatal maka akan dikenakan sanksi berupa teguran
tergantung hasil rapat komite etik.” (Wawancara dengan Ibu Dr.
Nancy Cahya H, MKKK , sebagai Kabid Pelayanan Medis
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Senin, 17
November 2014 Pukul 09.35 WIB).
Hal senada disampaikan oleh petugas medis yang peneliti
wawancarai, bahwa mereka bekerja berdasarkan SOP. Berikut hasil
wawancaranya kami sajikan:
“Saya rasa sudah karena selama ini kami dibekali pengetahuan
yang baik dan bekerja berdasarkan pada SOP yang ada. Kami
juga ga sembarangan masuk karena takut terhadap sanksi yang
ada” (Wawancara dengan Vera, Amd.Kep, sebagai Perawat pada
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo. Kamis, 20 November 2014 Pukul 19.30 WIB).
“Sudah karena kami bekerja dengan sepenuh hati dan terikat
akan sumpah profesi kami, kinerja kami pun diawasi oleh komite
etik jadi kami selalu menjunjung SOP dalam setiap pelayanan
yang kami berikan” (Wawancara dengan Rizka, Amd.kep ,
sebagai Perawat pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Selasa, 25 November 2015 Pukul
15.00 WIB).
Dari hasil wawancara tersebut, bisa dilihat bahwa petugas medis
dalam hal ini dokter serta perawat sudah terlatih secara keahlian dalam
penanganan pasien dan bekerja dengan acuan SOP yang ada, baik pasien
dengan jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS) ataupun pasien non-jaminan
kesehatan semua dilayani dengan baik. Sebagaimana yang tercantum
dalam Pasal 28 H ayat (1) yang menggariskan bahwa setiap rakyat
berhak atas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya tanpa membedakan suku, golongan,
agama, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi, sejauh ini berdasarkan
hasil penelitian yang sudah dilakukan pasien pengguna Kartu Lebak
Sehat ataupun paisien non Jaminan Kesehatan merasa cukup dengan
profesionalitas serta keahlian yang dimiliki oleh petugas medis di
Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo. Meskipun masih terdapat beberapa pasien yang masih
mengeluhkan serta menginginkan adanya perbaikan mengenai
profesionalitas serta keahlian petugas medis di Instalansi Rawat Jalan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dalam memberikan
pelayanan.
2. Attitudes and behavior (Sikap dan perilaku)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana Pelanggan
merasa bahwa karyawan (contact personnel) menaruh perhatian terhadap
mereka dan berusaha membantu dalam memecahkan masalah mereka
secara spontan dan senang hati.
Dalam konteks pelayanan publik, sikap ramah dan perilaku sopan
dan baik dari petugas pelayanan sangat menunjang dalam hal kepuasan
yang diterima oleh penerima layanan. Sebagai pelayan publik, hendaknya
petugas medis di RSUD Dr. Adjidarmo menomorsatukan sikap dan
prilaku yang ramah agar pasien merasa dilayani sepenuh hati. Dari
kriteria ini peneliti mendapatkan fakta bahwa masih ada beberapa
petugas medis baik dokter dan perawat yang tidak ramah dalam
pelayanan yang diberikan kepada pasien. Berikut hasil wawancara
beberapa pasien terkait sikap dan perilaku petugas medis di RSUD
Adjidarmo :
Hasil wawancara yang pertama mengenai Sikap dan Prilaku
dokter dan perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
disampaikan oleh I1.6 (51 Tahun), beliau mengatakan :
“petugas medis baik dokter maupun perawat bersikap ramah”
(Wawancara dengan Ibu Sarminah (51 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS), Jum’at, 12
September 2014 Pukul 13.20 WIB).
Hal serupa disampaikan oleh I1.7 (30 Tahun), sebagai berikut :
“petugas medis bersikap cukup ramah”, (Wawancara dengan
Bapak Wawan Sulaeman (30 Tahun), sebagai pasien rawat jalan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan
pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS), Rabu, 12
November 2014 Pukul 15.40 WIB).
Adapun yang disampaikan oleh I2.6 (25 Tahun), sebagai berikut :
“Saya kira sih cuma dokternya aja yang sikapnya masih ramah
dan baik sama pasien” (Wawancara dengan Saudari Siti
Khotimah (25 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo), Sabtu, 06 Desember
2014 Pukul 15.15 WIB.
Pernyataan yang hampir sama disampaikan oleh I1.11 (45 Tahun),
sebagai berikut :
“lagi ketemu yang ramah mah yah ramah, lagi ketemu yang jutek
mah atuh jutek, intinya ada yang baik juga ada yang jutek”
(Wawancara dengan Bapak Dahlan (45 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS), Jum’at, 14
November 2014 Pukul 16.00 WIB.
Dalam wawancara yang telah peneliti lakukan. Peneliti
mendapatkan pernyataan yang berbeda dari beberapa pasien mengenai
Sikap dan Prilaku dokter dan perawat Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo seperti yang disampaikan oleh I1.2 (2,6 Tahun)
yang mengatakan :
“petugas medis dalam hal ini perawat yah yang masih bersikap
tidak ramah, kalau dalam bahasa saya bisa disebut judes ataupun
jutek lah. Sementara untuk sikap d okter yang menangani keluhan
saya sudah cukup baik dan ramah” (Wawancara dengan Medina
(2,6 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu
Lebak Sehat (KLS). Minggu, 12 September 2014 Pukul 16.00
WIB), (Wawancara dilakukan dengan ibunda dari Saudari
Medina).
Hal senada disampaikan oleh I2.2 (35 Tahun), sebagai berikut :
“kurang ramah, kurang santun dan dan kurang senyuman. Malah
banyak yang jutek terhadap saya” (Wawancara dengan Ibu Uni
Maryati (35 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014
Pukul 10.30 WIB.
Dari wawancara tersebut, keluhan pasien rata-rata diarahkan
kepada perawat yang memeriksa pasien. Sikap tidak ramah yang diterima
seperti kurang senyum, bersikap acuh terhadap pasien dan galak. Hal ini
diperkuat dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan I1.3 (55
Tahun) sebagai berikut :
“perawat yang bekerja kurang maksimal karena bersikap dingin
pada pasien. Kurang dalam bahasa dan sedikit acuh meskipun
tidak semua.” (Wawancara dengan Suhadi (55 Tahun), sebagai
pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Rabu, 05 November 2014 Pukul 16.30 WIB).
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan pasien I1.4 (28 Tahun) mengatakan :
“petugas medis khususnya perawat bersikap tidak ramah,
terkesan acuh. Sementara dokter lumayan bersikap ramah dan
peduli pada pasien”, (Wawancara dengan Ibu Mamah (28
Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak
Sehat (KLS). Minggu, 09 November 2014 Pukul 17.00 WIB).
Hal yang hampir sama disampaikan oleh I1.5 (54 Tahun) dan I1.8
(34 Tahun) beliau mengatakan :
“petugas medis maupun administrasi kurang senyum selama
melayani pasien seperti ibu.” (Wawancara dengan Ibu Icah (54
Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak
Sehat (KLS). Senin, 10 November 2014 Pukul 16.25 WIB).
“petugas medis bersikap cukup ramah meskipun ada beberapa
yang bersikap jutek ketika saya tanya” (Wawancara dengan Ibu
Warsih (34 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan
Kartu Lebak Sehat (KLS). Rabu, 12 November 2014 Pukul 14.00
WIB).
Hal senada juga disampaikan oleh I2.4 (39 Tahun) selaku pasien
non Jaminan Kesehatan, beliau mengatakan :
“ada yang ramah ada yang tidak. Ada yg baik dan peduli ada
juga yang acuh biasanya yang acuh itu petugas yang masih
muda” (Wawancara dengan Bapak Anjun (39 Tahun), sebagai
pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 13.00 WIB)
Pernyataan diatas yang mengutarakan bahwa ketidakramahan
petugas medis lebih sering ditemukan pada petugas medis yang berusia
muda diperkuat oleh pernyataan pasien lainnya, seperti yang disampaikan
oleh I2.5 (33 Tahun) sebagai berikut :
“Ketidakramahan paling sering saya temukan di petugas perawat
yang muda-muda yah, sama yang mengurusi masalah
administrasi saja”, (Wawancara dengan Bapak Sutejo (33
Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu. 06 Desember 2014 Pukul 14.30
WIB).
Sementara ketika peneliti mewawancarai salah satu perawat, hal
ini diakui terjadi tapi pada beberapa petugas medis yang masih baru atau
yang masih magang karena minimnya pengalaman dan masih kaku ketika
berhadapan dengan pasien. Berikut hasil wawancaranya:
“Saya sering mendengar laporan tersebut mas, tapi biasanya hal
tersebut dilakukan oleh petugas medis baru atau yang masih
magang karena belum berpengalaman dan masih kaku.”
(Wawancara dengan Vera, Amd.Kep, sebagai Perawat pada
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo. Kamis, 20 November 2014 Pukul 19.30 WIB).
Hal senada diakui juga oleh Kabid Pelayanan Medis ketika
peneliti wawancara beliau:
“Biasanya ketidakramahan dan perilaku yang kurang baik
dilakukan oleh petugas medis baru atau petugas magang. Hal
seperti ini terjadi karena belum mereka belum berpengalaman
minim jam terbang dalam menghadapi pasien.” (Wawancara
dengan Ibu Dr. Nancy Cahya H, MKKK, sebagai Kabid
Pelayanan Medis RSUD Dr. Adjidarmo. Senin, 17 November
2014 Pukul 09.35 WIB).
Dari wawancara tersebut, peneliti melihat bahwa masih terdapat
Beberapa petugas medis dan petugas administrasi yang bersikap dan
berperilaku kurang ramah terhadap pasien dalam memberikan pelayanan.
Meskipun tidak menyatakan untuk semua petugas medis di Instalansi
Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo, akan
tetapi hal ini harus jadi perhatian jajaran pimpinan di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Adjidarmo untuk segera dilakukan perbaikan
dalam pengelolaan Sumber daya Manusia (SDM) yang terdapat di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo, Karena sebuah
pelayanan publik yang baik harus disertai sikap dan perilaku yang baik
dari pemberi layananannya itu sendiri agar mencerminkan pelayanan
yang maksimal untuk setiap pasien di Instalansi Rawat Jalan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak.
3. Accessibility and Flexibility (Kemudahan pencapaian dan
penyesuaian pelayanan)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana Pelanggan
berhak mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kriteria, artinya
bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan sistem
operasionalnya, dirancang dan dioperasikan dengan mudah. Selain itu
juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam
menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan.
Dalam hal kecepatan dan kemudahan dalam pelayanan, petugas
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo belum optimal. Hal
ini peneliti dapatkan dari beberapa pasien yang peneliti wawancara.
Pengakuan tidak hanya datang dari pasien pemegang Kartu Lebak Sehat
(KLS) tapi juga dari pasien non-jaminan. Berikut hasil wawancara yang
peneliti lakukan:
Hasil wawancara yang pertama mengenai Kecepatan dan
Kemudahan Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo disampaikan oleh I1.5 (54 Tahun), sebagai
berikut:
“kurang cepat, sama kurang respon, kerjanya terlihat terlalu
santai.” (Wawancara dengan Ibu Icah (54 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Senin, 10
November 2014 Pukul 16.25 WIB).
Beberapa pasien menyatakan bahwa walaupun dalam proses
pelayanan Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo terkesan tidak cepat akan tetapi mereka merasa cukup
puas akan pelayanan yang sudah diterima, berikut beberapa kutipannya,
seperti yang dinyatakan oleh I1.6 (51 Tahun), sebagai berikut :
“dalam hal ini meskipun tidak cepat tapi sudah cukup baik, saya
memaklumi karena pada saat saya berobat pasien yang juga
berobat cukup banyak. Tapi sebagai pasien KLS saya merasa
petugas administrasi kurang respon dan cenderung mempersulit”
(Wawancara dengan Ibu Sarminah (51 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Jum’at, 12
September 2014 Pukul 13.20 WIB).
Hal serupa dinyatakan oleh I1.7 (30 Tahun), sebagai berikut :
“sudah lumayan cukup baik, meski harus ada perbaikan lagi
kedepannya”, (Wawancara dengan Bapak Wawan Sulaeman (30
Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat
(KLS). Rabu, 12 November 2014 Pukul 15.40 WIB.
Hal senada diutarakan oleh I1.8 (34 Tahun), sebagai berikut :
“cukup baik, karena petugas medisnya lumayan cepat tanggap
dalam pelayanan medis, tapi kalau petugas administrasi cenderung
kurang dan terkesan suka dipersulit ketika mengurus
administrasi”, (Wawancara dengan Ibu Warsih (34 Tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Rabu, 12 November 2014 Pukul 14.00 WIB.
Adapun pernyataan yang menyatakan bahwa tidak sesuainya
jadwal yang telah ditentukan dengan pelaksanaan yang sebenarnya,
seperti yang disampaikan oleh I1.11 (45 Tahun), sebagai berikut :
“kalau dari kecepatan sih saya rasa masih kalah dengan rumah
sakit swasta yah mas, terkesan kurang cepat, saya suka dari
pagi mas daftarnya, dokternya gak sesuai jadwal yang
ditentukan. sampai sore juga saya masih nunggu giliran masuk
ruangan pemeriksaan”, (Wawancara dengan Bapak Dahlan (45
Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak
Sehat (KLS). Jum’at, 14 November 2014 Pukul 16.00 WIB).
Hal senada diutarakan oleh I1.1 (24 Tahun) yang mengatakan :
“kalau dalam kecepatan layanan dari petugas medis sih masih
belum optimal yah. Seringkali saya mendapatkan dokter yang
datang jauh dari jadwal yang ditentukan disini, padahal pasien
sudah banyak diluar” (Wawancara dengan Ibu Leli (24 Tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Sabtu, 13 September 2014 Pukul 14.00 WIB)
Adapun hasil Wawancara dengan pasien Non-Jaminan Kesehatan
yang sedang melakukan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo, seperti yang disampaikan oleh I2.2 (40
Tahun), sebagai berikut :
“menurut saya sih masih belum bisa untuk dikategorikan cepat,
karena selama saya berobat kesini petugas medis maupun
administrasi terkadang belum memiliki respon yang cepat.
Kecuali sih kinerja dokter yah, saya rasa dokternya sih udah
lumayan bagus disini, tapi yang lain masih jauh dari harapan.”
(Wawancara dengan Ibu Uni Maryati (40 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo.
Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 10.30 WIB).
Adapun yang disampaikan oleh I2.4 (39 Tahun), sebagai berikut :
“Mengurus administrasinya juga lama, serta kadang dokter
datang tidak sesuai jam yang ditentukan, pasien mah sudah
banyak yang ngantri tapi pelayanan baru dimulai jauh dari jam
yang sudah ditentukan” (Wawancara dengan Bapak Anjun (39
Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 13.00
WIB).
Dari hasil wawancara tersebut, peneliti bisa menilai bahwa dalam
kecepatan pelayanan dan kemudahan dalam pemberian layanan masih
banyak yang mengeluhkan. Dapat diartikan bahwa petugas baik medis
ataupun administrasi tidak cepat dan lambat merespon pasien ketika
memberikan pelayanan kepada pasien. Baik yang dikategorikan pasien
pengguna Kartu Lebak Sehat (KLS) ataupun pasien non Jaminan
Kesehatan, Serta manajemen waktu yang harus segera dibenahi oleh
pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo guna
memberikan kenyamanan kepada pasien ketika membutuhkan pelayanan
rawat jalan di di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo,
karena keterlambatan jadwal pelayanan sering terjadi di pelayanan rawat
Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmi Kabupaten
Lebak.
Sementara dari segi sarana dan prasarana, banyak pasien
mengeluhkan bahwa sarana dan prasarana di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo masih jauh dari kategori layak dan sesuai dengan
predikat rumah sakit daerah. hal ini tercermin dari pernyataan I1.3 (55
Tahun), beliau mengatakan :
“sarana dan prasarana belum baik selain itu kebersihan rumah
sakit juga belum terjaga tidak seperti rumah sakit lain.”
(Wawancara dengan Bapak Suhadi (55 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Rabu,
05November 2014 Pukul 16.30 WIB).
Hal senada juga disampaikan oleh I1.4 (28 Tahun) sebagai pasien
yang memegang jaminan sosial Kartu Lebak Sehat (KLS), beliau
mengatakan :
“sarana dan prasarana tidak bagus, kondisi RS tidak bebas asap
rokok” (Wawancara dengan Ibu Mamah (28 Tahun), sebagai
pasien rawat jalan RSUD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Minggu, 09 November 2014 Pukul 17.00 WIB).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh I1.7 (30 Tahun), sebagai
berikut :
“sarana dan prasarana masih kurang memadai, selain itu kondisi
rumah sakit seperti tidak terawat” (Wawancara dengan Bapak
Wawan Sulaeman (30 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna
Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Rabu, 12 November 2014
Pukul 15.40 WIB).
Hal senada diutarakan oleh I1.9 (21 Tahun), sebagai berikut :
“kalau sarana dan prasarana masih jauh dari memadai”
(Wawancara dengan Bagus Trilaksana (21 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Rabu, 05
November 2014 Pukul 15.10 WIB.
Hal senada pun diutarakan oleh I1.8 (34 Tahun), sebagai berikut :
“kalau sarana dan prasarana mah udah jelas masih kurang
memadai apalagi untuk sekelas RSUD yang kita tahu kan satu
kabupaten lebak yang mungkin menaruh harapan buat berobat
kesini” (Wawancara dengan Ibu Warsih (34 Tahun), sebagai
pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Rabu, 12 November 2014 Pukul 14.00 WIB).
Pernyataan pasien pengguna Kartu Kartu Lebak Sehat (KLS)
diatas diperkuat oleh Pernyataan dari beberapa pasien Non-jaminan
Kesehatan sebagai berikut :
“masih belum bisa di katakan nyaman yah, ketersediaan kursinya
masih belum cukup saya rasa, pernah waktu itu keadaan disini
sedang ramai saya diantar Anak saya kesini, tapi kasihannya
anak saya harus rela berdiri karena tidak cukupnya ketersediaan
kursi, hehehehe”, (Wawancara dengan Bapak Uding Priatna (39
Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 11.40
WIB).
Hal senada diutarakan oleh I2.4 (39 Tahun), sebagai berikut :
“sarana dan prasarana mah masih kurang dari memadai”,
(Wawancara dengan Bapak Anjun (39 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo.
Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 13.00 WIB.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh I2.6 (25 Tahun), sebagai
berikut :
“kalo lagi antri suka ga kebagian tempat duduk ki. Makanya
harus dibanyakin tempat tunggu lagi serta harus dibuat
senyaman mungkin. Baru itu aja sih yang saya rasakan soalnya
saya juga gak terlalu sering berobat kesini ki” (Wawancara
dengan Saudari Siti Khotimah (25 Tahun), sebagai pasien rawat
jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu,
06 Desember 2014 Pukul 15.15 WIB).
Hal senada diutarakan oleh I2.2 (35 Tahun), sebagai berikut :
“sarana dan prasarana sih masih jauh yah dari memadai padahal
dibiayai Negara loh, hehehehe”. (Wawancara dengan Ibu Uni
Maryati (35 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014
Pukul 10.30 WIB.
Hal senada diutarakan oleh I2.5 (33 Tahun). Sebagai berikut :
“nah ini yang paling saya tunggu perubahannya masalah sarana
dan prasarana karena masih kurang memadai, disisi lain
keadaan rumah sakitnya pun tidak mencerminkan rumah sakit
yang nyaman” (Wawancara dengan Bapak Sutejo (33 Tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 14.30 WIB).
Ketika dikonfirmasi kepada Saudari Vera dan Saudara Rizka
yaitu perawat jaga yang ditugaskan pada Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) terkait sarana dan prasarana yang tersedia
untuk pasien beliau mengakui bahwa masih ada kekurangan dari segi
sarana dan prasarana, Berikut petikan wawancara yang dilakukan :
“seperti yang mas lihat dan mungkin sudah jadi rahasia umum.
Masih banyak yang mesti diperbaiki dari sarana dan prasarana
agar pelayanan lebih optimal” (Wawancara dengan Vera,
Amd.Kep , sebagai Perawat pada Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Kamis, 20
November 2014 Pukul 19.30 WIB).
“kalau untuk sarana dan prasarana memang kurang memadai, ke
depan insya Allah akan ada perbaikan untuk
mengoptimalisasikan pelayanan pada masyarakat” (Wawancara
dengan Rizka, Amd.kep , sebagai Perawat pada Instalasi Rawat
Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo.
Selasa, 25 November 2015 Pukul 15.00 WIB).
Dari wawancara diatas, kita bisa melihat dan menilai bagaimana
kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Sarana dan
prasarana yang masih belum memadai seperti kurangnya sarana ruang
tunggu yang tersedia, peralatan medis yang masih belum lengkap dan
kondisi lingkungan yang tidak memberikan rasa nyaman untuk pasien
serta jauh dari kategori bersih merupakan hal-hal yang menjadi keluhan
dari pasien di Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo.
Harus ada upaya memperbaiki ini dari pihak manajemen Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo, karena bagaimanapun
dalam hal pelayanan publik, orientasi dari lembaga publik adalah publik
itu sendiri. Artinya apapun kategori pasien tersebut, latar belakangnya
dan segala halnya. Pelayanan publik harus tetap optimal dan berorientasi
pada kepuasan penerima layanan.
4. Reliability and trustworthiness (Keandalan dan Kepercayaan)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana Pelanggan
memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka bisa mempercayakan
segala sesuatunya kepada penyedia jasa/pelayanan beserta Karyawan dan
sistemnya. Dalam hal pelayanan kesehatan publik, trust (kepercayaan)
public merup akan modal penting sehingga menjadikan penyedia layanan
sebagai penyedia layanan yang memiliki kredibilitas. Baik pelayanan
sektor publik atau private, semua memiliki keharusan untuk dipercaya
oleh pelanggan dengan dasarnya adalah keandalan dalam bidangnya.
Dari penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa
pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
yang memegang Kartu Lebak Sehat (KLS) mayoritas memilih Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) bukan karena keandalannya dalam
menangani pasien, juga bukan karena kepercayaan yang tinggi dari
pasien terhadap petugas medis disana. Tapi lebih pada sebuah keharusan
bahwa pemegang Kartu Lebak Sehat (KLS) diharuskan berobat di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang sudah ditentukan. Berikut
petikan wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa pasien :
Hasil wawancara yang pertama mengenai Keandalan dan
Kepercayaan pasien atas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo disampaikan oleh I2.4 (39 Tahun), sebagai
berikut :
“Menurut saya mah untuk di bilang handal masih jauh dari
angan-angan saya klo mengingat kekurangan disana-sini seperti
fasilitas tidak memadai, keramahan petugas ketepatan waktu
dokter dan pengurusan administrasi” (Wawancara dengan Bapak
Anjun (39 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014
Pukul 13.00 WIB).
Pernyataan yang hampir sama disampaikan oleh I1.7 (30 Tahun),
sebagai berikut :
“keandalannya standar lah buat sekelas Rumah Sakit Umum mah,
yah kalau untuk mengharapkan kesembuhan sih kita selaku pasien
harus percaya yah sama yang mengobati kita, walaupun
kesembuhan itu dari sang maha kuasa, sejauh ini saya percaya
sama keandalan rumah sakit karena bagaimanapun juga kan KLS
hanya di Rumah Sakit ini bisanya”, (Wawancara dengan Bapak
Wawan Sulaeman (30 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna
Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Rabu, 12 November 2014
Pukul 15.40 WIB).
Hal senada diutarakan oleh I2.3 (39 Tahun), sebagai berikut :
“Ada kekurangan, harus mesti segera diperbaiki yah untuk
menanamkan rasa kepercayaan bagi warga Lebak untuk berobat
kesini”, (Wawancara dengan Bapak Uding Priatna (39 Tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 11.40 WIB).
Hal senada diutarakan oleh I1.8 (34 Tahun), sebagai berikut :
“keandalan harus lebih ditingkatkan lagi, soalnya kan Rumah
Sakit Umum ini sebagai tumpuan dari semua warga lebak yang
memiliki KLS yah, jadi untuk membuat pengguna KLS ini percaya
yah keandalannya harus dioptimalkan”, (Wawancara dengan Ibu
Warsih (34 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan
Kartu Lebak Sehat (KLS). Rabu, 12 November 2014 Pukul 14.00
WIB).
Adapun yang memberi apresiasi atas pelayanan yang sudah
diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo, Hal
tersebut disampaikan oleh I1.1 (24 Tahun), sebagai berikut :
“kalau keandalannya sih lumayan lah kata saya mah, seperti
yang tadi saya bilang dokternya cukup profesional dalam
memberikan pelayanan, terus kalau masalah kepercayaan sih,
yah mau gak mau saya harus percaya yah, karena kan saya
berobat menggunakan Jaminan KLS, kalau saya gak percaya
sama RSUD saya mau berobat kemana lagi, hehehehe”.
(Wawancara dengan Ibu Leli (24 Tahun), sebagai pasien rawat
jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan
pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Sabtu, 13
September 2014 Pukul 14.00 WIB).
Pernyataan berikutnya disampaikan oleh I2.2 (35 Tahun), sebagai
berikut :
“Diharapkan sih ke depannya RSUD ini lebih bisa meningkatkan
lagi mutu pelayanannya. Untuk sementara ini meski belum
sepenuhnya optimal tapi saya tetap mengapresiasi semua kinerja
dari para petugas baik medis ataupun administrasinya”
(Wawancara dengan Ibu Uni Maryati (35 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo.
Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 10.30 WIB).
Seperti yang saya tulis di paragraf sebelumnya, harus ada upaya
perbaikan kualitas pelayanan dari pihak manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo sehingga memunculkan kepercayaan dari
masyarakat akan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) tersebut. Pentingnya memberikan Pengarahan kepada seluruh
petugas medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
agar memiliki keandalan yang benar-benar diharapkan oleh setiap pasien
yang menggunakan pelayanan Instalansi Rawat Jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo, Karena bagaimanapun dalam hal
pelayanan harus memunculkan kepuasaan dari pemakai layanan sehingga
menimbulkan kepercayaan untuk kembali ke Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) tersebut ketika berobat.
5. Recovery (Pengendalian situasi dan pemecahan masalah)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana Pelanggan
menyadari bahwa bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak
diharapkan, maka penyedia jasa/pelayanan akan segera mengambil
tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari pemecahan yang
tepat.
Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan mutlak yang harus
diberikan pemerintah kepada masyarakatnya dan dijamin dalam Undang-
undang Dasar 1945. Oleh karena itu, kiranya setiap rumah sakit apalagi
yang dimiliki pemerintah harus bisa cepat tanggap dalam mengatasi
kebutuhan darurat masyarakat akan kesehatan. Terhadap beberapa
pasien, saya mencoba mencari tahu seperti apa tindakan dari petugas
medis dan administrasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo dalam menghadapi situasi darurat dan bagaimana ketenangan
petugas tersebut dalam situasi seperti itu:
Hasil wawancara yang pertama mengenai Pengendalian situasi
dan pemecahan masalah di Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo disampaikan oleh I1.9 (21 Tahun),
sebagai berikut :
“Saya pernah ketika itu mengalami sesak nafas kemudian
diantarkan oleh keluarga ke RSUD, di ruang IGD saya butuh
penanganan darurat dan ketika itu petugas medis memberikan
tindakan dengan cepat. Hal ini terjadi, mungkin karena petugas
medis di IGD diberikan arahan khusus dalam penanganan hal-
hal darurat kali yah, itu juga kata orang tua saya.hehehehe”
(Wawancara dengan Bagus Trilaksana (21 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Rabu, 05
November 2014 Pukul 15.10 WIB).
Hal yang sama disampaikan oleh I1.7 (30 Tahun), sebagai berikut :
“sudah cukup baik, responnya lumayan saat dibutuhkan.”
(Wawancara dengan Wawan Sulaeman (30 Tahun), sebagai
pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Rabu, 12 November 2014 Pukul 15.40 WIB)
Hal senada diutarakan oleh I2.6 (25 Tahun), sebagai berikut :
“penanganannya lumayan bagus yah, semua cepat tanggap bila
dibutuhkan, tapi karena mungkin suasana yang panas dan berisik
kali yah ki, terkadang ada kata-kata dan nada bicara yang tidak
seharusnya dikeluarkan oleh petugas-petugas disini, itu suka buat
saya merasa tidak dihargai sebagai pasien disini ” (Wawancara
dengan Siti Khotimah (25 Tahun), sebagai pasien rawat jalan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06
Desember 2014 Pukul 15.15 WIB)
Hal yang sama disampaikan oleh I2.1 (40 Tahun), sebagai berikut :
“ibu rasa udah cukup Bagus yah, ibu kan dari desa terkadang ibu
suka bingung a klo dokter menyuruh ibu untuk mengurus ke lab,
tapi alhamdulillah waktu itu ada petugas yang sangat baik mau
membantu ibu dalam memberi informasi jelas buat mengurus
persyaratannya”, (Wawancara dengan Ibu Sarti (40 Tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 09.50 WIB).
Dari wawancara tersebut, dapat diliat bahwa dalam situasi darurat
petugas medis masih bisa diandalkan dalam melayani pasien. Tapi hal
yang bertolak belakang justru peneliti dapatkan ketika mewawancarai
pasien lain yang juga memegang jaminan sosial Kartu Lebak Sehat
(KLS).
“pernah dari ruang rawat jalan, saya diharuskan di rawat oleh
dokter yang menangani saya. Ketika itu saya menunggu sekitar
satu jam hanya mengurus administrasi saja. Alasannya sebagai
pemegang kartu KLS harus ada beberapa persyaratan yang harus
dilengkapi” (Wawancara dengan Ibu Icah (54 Tahun), sebagai
pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Senin, 10 November 2014 Pukul 16.25 WIB)
Dari jawaban diatas menunjukan bahwa masih terdapat beberapa
pernyataan yang menunjukan bahwa adanya petugas medis yang
merespon dengan baik dalam keadaan situasi darurat serta pernyataan
yang menunjukan bahwa tidak cepatnya petugas medis dalam merespon
situasi darurat. Pernyataan diatas seakan mengarahkan kepada pihak
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo untuk harus lebih
mengoptimalkan hal ini agar tidak terjadi anggapan adanya diskriminasi
antara pasien pengguna Kartu Lebak Sehat (KLS) dengan pasien non
Jaminan Kesehatan. Hal diatas memang sangat diperlukan adanya sebuah
perbaikan agar tidak ada pasien yang merasa dirugikan ketika dalam
keadaan situasi yang darurat.
6. Reputation and Credibility (Nama baik dan dapat dipercaya)
Kriteria ini merupakan Process-related criteria dimana pelanggan
meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan
memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbanannya. Jadi
reputasi yang baik dari sebuah jasa pelayanan akan memunculkan rasa
kepercayaan dari pengguna jasa sehingga meningkatkan kredibilitas dari
penyedia jasa itu sendiri.
Dari wawancara dengan beberapa pasien, bagi mereka meski
dengan segala kekurangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo masih kredibel dalam pelayanan kesehatan hanya saja banyak
yang harus diperbaiki mulai dari kelayakan petugas medis dan
administrasi, komitmen melayani sepenuh hati dari petugas medis dan
administrasi, melayani tanpa diskriminasi serta perbaikan sarana dan
prasarana penunjang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo itu sendiri. Berikut hasil wawancara dengan I1.4 (28 Tahun),
sebagai berikut :
“bagi saya meski RSUD Dr. Adjidarmo banyak kekurangan tapi
saya masih percaya dengan kredibilitasnya. Asal sesegera
mungkin dilakukan perbaikan pelayanan untuk kepuasaan pasien
sehingga ke depan RSUD Adjidarmo semakin maju dan
mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat.” (Wawancara
dengan Ibu Mamah (28 Tahun), sebagai pasien rawat jalan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan
pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). 09 November 2014
Pukul 17.00 WIB).
Adapun yang disampaikan oleh I1.6 (51 Tahun), sebagai berikut :
“Tidak menyesal hanya saja sangat disayangkan RSUD yang
didanai dari pajak masyarakat tidak melayani masyarakat
dengan baik. Harus segera dilakukan perbaikan pelayanan jika
ingin RSUD ini menjadi RSUD yang dipercaya warga Lebak”
(Wawancara dengan Ibu Sarminah (51 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Jum’at, 12
September 2014 Pukul 13.20 WIB)
Namun pernyataan berbeda disampaikan oleh I1.2 (2,6 Tahun),
sebagai berikut :
Pilihan saya terhadap RSUD dikarenakan keterikatan dengan
jaminan KLS saja yah. Seandainya kalau saya ada biaya mah
saya juga maunya berobat ke Rumah Sakit atau klinik yang lebih
bisa dikatakan baik.” (Wawancara dengan Medina (2,6 Tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo dan pengguna Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS).
Jum’at, 12 September 2014 Pukul 16.00 WIB)
Hal senada diutarakan oleh I1.10 (45 Tahun), sebagai berikut :
“Banyak kekurangan disana sini, terus terang jika saja bukan
karena ada jaminan KLS, saya pengennya berobat ke tempat
yang lebih baik. Ya meskipun seperti tp saya apresiasi dengan
pemerintah Lebak atas kebijakan KLS nya.” (Wawancara dengan
Bapak Maksudi (45 Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo dan pengguna
Jaminan Kartu Lebak Sehat (KLS). Minggu, 09 November 2014
Pukul 15.00 WIB)
Pasien Non-Jaminan Kesehatan pun menyatakan walaupun
terdapat beberapa kekurangan dari segi pelayanan di RSUD
Dr.Adjidarmo akan tetapi mereka masih mempercayai bahwa semua itu
hanya sebuah permasalahan yang masih bisa diperbaiki, seperti yang
disampaikan oleh I2.1 (41 Tahun), sebagai berikut :
“masalah Kekurangan sih masih ada, tapi ibu harus memaklumi
jika masih ada kekurangan dalam pelayanan dan lainnya itu, yah
Mudah-mudahan sih ke depannya bisa menjadi semakin baik lagi
yah.” (Wawancara dengan Ibu Sarti (41 Tahun), sebagai pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo.
Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 09.50 WIB).
“Untuk menyesal pun tidak ada artinya, karena kami sebagai
pasien menaruh harapan besar pada RSUD ini, saya yakin
mudah-mudahan dengan semakin banyaknya kritik dan saran
dari pasien dapat membangun perubahan yang lebih baik untuk
RSUD ini” (Wawancara dengan Bapak Sutejo (33 Tahun),
sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 14.30 WIB).
Hal serupa disampaikan oleh I2.3 (35 Tahun), sebagai berikut :
“Kalau masalah menyesal atau tidak, saya sebagai warga lebak
tidak seharusnya berkata menyesal, karena bagaimanapun RSUD
ini milik warga lebak yang seharusnya kita banggakan, walaupun
dalam tanda kutip harus ada beberapa hal yang harus lebih
dioptimalkan” (Wawancara dengan Bapak Uding Priatna (35
Tahun), sebagai pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo. Sabtu, 06 Desember 2014 Pukul 11.40
WIB)
Besar harapan masyarakat kepada RSUD Dr Adjidarmo mengingat
RSUD ini didanai juga dari APBD yang berasal dari pajak yang
dibayarkan masyarakat. Sehingga wajar apabila masyarakat mengharapkan
sebuah perbaikan dalam pelayanannya. Apabila pelayanan sudah
ditingkatkan, sarana dan prasarana diperbaiki, kualitas petugasnya
ditingkatkan maka secara otomatis RSUD Dr. Adjidarmo akan
mendapatkan kredibilitasnya dari masyarakat, sebagaimana yang
tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Pengaturan Penyelenggaraan Rumah Sakit ditegaskan dalam Pasal 3 yang
bertujuan : 1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. 2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan
Pasien, Masyarakat, lingkungan rumah sakit dan Sumber Daya Manusia
(SDM) di Rumah Sakit. 3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan
Standar Pelayanan Rumah Sakit, dan, 4. Memberikan kepastian hukum
kepada Pasien, Masyarakat, Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit,
dan Rumah Sakit.
Adapun ringkasan hasil penelitian yang peneliti buat berdasarkan
hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, sebagai berikut :
Tabel 4.3
Ringkasan hasil Penelitian
Pel
ayan
an I
nst
alan
si R
awat
Jal
an R
um
ah S
akit
Um
um
Dae
rah (
RS
UD
) D
r. A
dji
dar
mo
Kriteria pembahasan Hasil penelitian
Profesionalisme
and skill
(Profesionalisme
dan keahlian)
Pengetahuan dan
keterampilan yang
dibutuhkan dalam
pemecahan
masalah secara
profesional
Dalam kriteria ini tenaga medis dalam
memberikan pelayanan di rawat jalan
rumah sakit umum daerah sudah baik,
dapat dilihat dari poin” berikut
berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya :
1. Profesionalitas dan keahlian dokter dan
perawat sudah cukup baik,
2. Keahlian sudah terlatih dalam
penanganan pasien, baik pasien dengan
KLS ataupun pasien Non-KLS.
Attitudes and
behavior (Sikap
dan perilaku)
Menaruh perhatian
terhadap pasien dan
berusaha membantu
dalam memecahkan
masalah secara
senang hati
Belum optimalnya pelayanan yang
diberikan dikarenakan sikap dan perilaku
yang kurang ramah terhadap pasien dalam
memberikan pelayanan di instalasi rawat
jalan rumah sakit umum daerah Dr.
Adjdarmo..
Kurangnya perhatian khusus dalam
rekruitmen tenaga medis yang
menimbulkan banyak Keluhan pasien
kepada perawat yang berusia muda. Sikap
kurang ramah yang diterima seperti
kurang senyum, kurang santun, bersikap
dingin, serta kurang baik dalam
penggunaan bahasa terhadap pasien.
Accessibility and
Flexibility
(Kemudahan
pencapaian dan
Kemudahan
pelayanan yang
kemudahan pelayanan di instalasi rawat
jalan rsud Dr.Adjidarmo masih belum
sesuai dengan yang diharapkan oleh
pasien.
penyesuaian
pelayanan)
diberikan
kecepatan pelayanan dan kemudahan
dalam pemberian layanan masih banyak
yang mengeluhkan.
kecepatan dan kemudahan dalam
Pelayanan belum dirasakan dengan baik
oleh pasien. Pasalnya dokter sering
datang diluar jadwal yang sudah
ditentukan oleh pihak rumah sakit umum
daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
Pel
ayan
an I
nst
alan
si R
awat
Jal
an R
um
ah S
akit
Um
um
Dae
rah (
RS
UD
) D
r.
Adji
dar
mo
Sarana dan
Prasarana
Kenyamanan
dalam melakukan
pelayanan di
instalasi rawat
jalan rsud Dr.
Adjidarmo
Kenyamanan pelayanan masih belum
sesuai dengan predikat rumah sakit
umum. Dimana sarana ruang tunggu di
RSUD Dr. Adjidarmo terkesan tidak
mencukupi..
kondisi lingkungan rumah sakit yang
tidak memberikan rasa nyaman untuk
pasien serta jauh dari kategori bersih
merupakan hal-hal yang menjadi keluhan
dari pasien.
Rehability and
trustworthiness
(Keandalan dan
Kepercayaan)
Kepercayaan
pasien terhadap
kredibilitas rsud
Dr. Adjidarmo
pasien rawat jalan RSUD Dr. Adjidarmo
yang memegang KLS mayoritas memilih
RSUD bukan karena keandalannya dalam
menangani pasien, juga bukan karena
kepercayaan yang tinggi dari pasien
terhadap petugas medis disana. Tapi lebih
pada sebuah keharusan bahwa pemegang
KLS diharuskan berobat di RSUD yang
sudah ditentukan.
Recovery
(Pengendalian
situasi dan
pemecahan
masalah)
Cepat tanggap
dalam mengatasi
kebutuhan darurat
masyarakat akan
kesehatan
respon yang diberikan oleh tenaga medis
sudah cukup baik namun masih perlu
dimaksimalkan
Reputation and
Credibility
(Nama baik dan
dapat dipercaya)
Penilaian pasien
terhadap pelayanan
yang sudah
diberikan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukan bahwa segala kekurangan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo masih kredibel dalam
pelayanan kesehatan hanya saja banyak
yang harus diperbaiki mulai dari
kelayakan petugas medis dan
administrasi, komitmen melayani sepenuh
hati dari petugas medis dan administrasi,
melayani tanpa diskriminasi serta
perbaikan sarana dan prasarana
penunjang dari Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo itu
sendiri.
Sumber : peneliti, Tahun 2015
Dalam upaya mewujudkan sebuah birokrasi yang bersih dan
berdasarkan pada prinsip good governance maka profesionalitas dan
keahlian penyedia layanan (dalam hal ini RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten
Lebak) adalah hal yang utama demi kepuasan pelanggan. sikap ramah dan
perilaku sopan dan baik dari petugas pelayanan sangat menunjang dalam
hal kepuasan yang diterima oleh penerima layanan. Pelanggan berhak
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kriteria, artinya bahwa
penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan sistem operasionalnya,
dirancang dan dioperasikan dengan mudah. Selain itu juga dirancang
dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan
permintaan dan keinginan pelanggan. Dalam sebuah pelayanan Pelanggan
memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka bisa mempercayakan
segala sesuatunya kepada penyedia jasa/pelayanan beserta Karyawan dan
sistemnya. Dalam hal pelayanan kesehatan publik, trust (kepercayaan)
publik merupakan modal penting sehingga menjadikan penyedia layanan
sebagai penyedia layanan yang memiliki kredibilitas. Baik pelayanan
sektor publik atau private, semua memiliki keharusan untuk dipercaya oleh
pelanggan dengan dasarnya adalah keandalan dalam bidangnya. pelayanan
mutlak yang harus diberikan pemerintah kepada masyarakatnya dan
dijamin dalam Undang-undang Dasar 1945. Oleh karena itu, kiranya setiap
rumah sakit apalagi yang dimiliki pemerintah harus bisa cepat tanggap
dalam mengatasi kebutuhan darurat masyarakat akan kesehatan. Reputasi
yang baik dari sebuah jasa pelayanan akan memunculkan rasa kepercayaan
dari pengguna jasa sehingga meningkatkan kredibilitas dari penyedia jasa
itu sendiri.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan dan temuan-temuan di lapangan
mengenai “Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Adjidarmo Terhadap Pengguna Program Kartu Lebak Sehat
(KLS) Di Kabupaten Lebak Provinsi Banten” peneliti mendapatkan
kesimpulan akhir bahwa Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Terhadap Pengguna Program Kartu
Lebak Sehat (KLS) Di Kabupaten Lebak Provinsi Banten sudah cukup
berjalan dengan baik akan tetapi masih ada beberapa hal yang perlu
diperbaiki agar tercipta pelayanan yang sesuai dengan harapan pasien.
Dari hasil penelitian diatas bahwa dapat disimpulkan kualitas
pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut sebagai berikut :
1. profesionalitas dan keahlian dokter dan perawat sudah cukup
baik, serta terlatih secara keahlian dalam penanganan pasien.
2. Sikap dan prilaku petugas medis sudah cukup baik akan tetapi
masih ada beberapa petugas medis dan petugas administrasi yang
kurang ramah dalam memberikan pelayanan kepada pasien,
terutama tenaga medis yang berusia muda.
3. respon yang diberikan oleh tenaga medis sudah cukup baik
namun masih perlu dimaksimalkan.
4. sarana ruang tunggu di pelayanan rawat jalan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo masih jauh dari kategori
cukup.
5. ketidaksesuaian jadwal yang sudah ditentukan dengan
pelaksanaannya.
5.2 Saran
Ada beberapa saran yang peneliti ingin sampaikan terkait dari hasil
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Perbaikan sarana dan prasarana dan kelengkapan alat-alat
medis yang dibutuhkan oleh pihak RSUD Dr. Adjidarmo. Hal
ini berguna untuk dapat mengoptimalisasikan pelayanan
kepada pasien. Selain itu pihak manajemen RSUD Dr.
Adjidarmo juga hendaknya memperhatikan faktor kebersihan
lingkungan agar tercipta lingkungan rumah sakit yang bersih
dan sehat sehingga menciptakan kenyamanan kepada pasien
maupun penunggu.
2. Dari pihak RSUD Dr. Adjidarmo harus memberlakukan reward
and punishment untuk petugas medis dan administrasi.
Sehingga memotivasi mereka memberikan pelayanan maksimal
kepada pasien serta juga bisa mempercepat waktu pelayanan
yang sering dikeluhkan oleh pasien. Harus ada upaya
memperbaiki masalah ini dari pihak manajemen RSUD Dr.
Adjidarmo, karena bagaimanapun dalam hal pelayanan publik,
orientasi dari lembaga publik adalah publik itu sendiri.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan meningkatkan
kualitas petugas medis dan administrasi. Dengan cara dibekali
pengetahuan yang cukup serta dengan pembagian tugas yang
jelas dan patuh terhadap SOP pelayanan yang sudah
dirumuskan. Kemudian memberikan sanksi tegas kepada
petugas yang tidak ramah terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arief, Prof. Dr. Mts., M.M., M.B.A., C.P.M. 2007 Pemasaran Jasa dan Kualitas
Pelayanan. Bayumedia Publishing : Jakarta
Kotler, Philip. 2007 manajemen pemasaran edisi 12 jilid I .Jakarta : PT Indeks
Moenir, Drs HAA. 2006. Manajemen pelayanan umum di indonesia. PT Jakarta :
Bumi Aksara
Pasolong, Harbani. 2010 Teori Administrasi Publik.ALFABETA : Bandung
Saladin, djaslim. 2004 manajemen pemasaran (analisis, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian.Bandung : CV Linda Karya
Sinambela dkk, Prof Dr Lijan Poltak. 2011. Reformasi Pelayanan Publik. PT
Bumi Aksara : Jakarta
Sugiyono.2012.Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. cv alphabet :
bandung
Umar, husein, 2003, metode riset perilaku konsumen jasa, ghalia indinesia;jakarta
Wibowo SE M Phil, Prof Dr, 2007, Manajemen Kinerja, PT RAJAGRAFINDO
PERSADA: Jakarta
Winarsih, atik septi-ratminto. 2010. Manajemen pemasaran. Yogyakarta : Pustaka
pelajar (nama buku)
Skripsi
Sunrestia Wiji One. 2012. Persepsi Pasien Terhadap Layanan Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto,
Jawa Tengah. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
Bagja Hakiki. 2010. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan
pasien di rumah sakit umum daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten
Lebak. Skripsi. Serang : Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Nurmelita. 2010. Persepsi Masyarakat Miskin Terhadap Pelayanan Kesehatan
Untuk Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Skripsi. Jakarta : Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Dokumen :
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
228/MENKES/SK/III/2002 Tentang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan Daerah
Lapoan Data Tenaga Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
Kabupaten Lebak Tahun2013
Laporan Rekap Kunjungan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak Tahun 2012
Panduan dan Bimbingan Penyusunan Skripsi, 2002 .Serang : FISIP UNTIRTA
Peraturan Daerah Pasal 10 Ayat (1) Nomor 10 Tahun 2008 Tentang pelayanan
tindakan medis
Profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak
Tahun 2013
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang pelayanan
Publik
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 (Pasal 3) Tentang
pengaturan Penyelenggaraan Rumah Sakit
Sumber Lain
Http://www.depkes.go.id/downloads/SKNfinal.pdf diakses pada Tanggal 5
November 2012
Http://www.polreslebak.com/berita/read/1457/kunjungan-bupati-lebak-ke
malingping diakses pada Tanggal 24 April 2014
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Gambar 1
Bagian depan ruangan Insalansi Rawat Jalan di RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten
Lebak.
Gambar 2
Halaman parkir pelayanan Instalansi Rawat Jalan RSUD Dr. Adjidarmo
Kabupaten Lebak.
Gambar 3
Gambar 4
Suasana proses pendaftaran pelayanan Instalansi Rawat Jalan di RSUD Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak.
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Suasana ruang tunggu pelayanan Instalansi Rawat Jalan di RSUD Dr. Adjidarmo
Kabupaten Lebak.
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Suasana proses pengambilan obat di RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak.
Gambar 16
Gambar 17
Proses Wawancara dan Pengisian Membercheck dengan Ibu Lely sebagai
pengguna Kartu Lebak Sehat (KLS) yang pernah melakukan proses rawat jalan di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak.
Gambar 18
Gambar 19
Pengisian Membercheck oleh ibunda Medina.
Gambar 20
Setelah Proses Wawancara dan Pengisian Membercheck dengan Saudari
Medina Diwakili oleh Ibundanya.
Gambar 21
Gambar 22
Pengisian Membercheck oleh Ibu Mamah
Gambar 23
Setelah Proses Wawancara dan Pengisian Membercheck dengan Ibu
Mamah sebagai pengguna Kartu Lebak Sehat (KLS) yang pernah melakukan
proses rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
Kabupaten Lebak.
Gambar 24
Gambar 25
Proses Wawancara dan Pengisian Membercheck dengan Bapak Suhadi.
sebagai pengguna Kartu Lebak Sehat (KLS) yang pernah melakukan proses rawat
jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak.
Gambar 26
Gambar 27
Proses Wawancara dengan ibu Icah, sebagai pengguna Kartu Lebak
Sehat (KLS) yang pernah melakukan proses rawat jalan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak.
Gambar 28
Proses Wawancara dan Pengisian Membercheck dengan Ibu Icah.
Gambar 29
Gambar 30
Proses Wawancara dengan Ibu Sarminah dengan keadaan berbaring
dikarenakan sedang mengalami kelumpuhan akibat penyakit yang di derita.
Gambar 31
Proses Pengisian Membercheck dengan Ibu Icah di wakili oleh putrinya
yang bernama Saudari Ela.
Gambar 32
Proses Wawancara dan Pengisian Membercheck dengan Ibu Warsih,
sebagai pengguna Kartu Lebak Sehat (KLS) yang pernah melakukan proses rawat
jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak.
Gambar 33
Gambar 34
Proses Wawancara dan Pengisian Membercheck dengan Bapak Maksudi.
Gambar 35
Gambar 36
Gambar 37
Gambar 38
Gambar 39
Proses Wawancara dengan Dr Nancy Cahya H, MKKK (Kepala Bidang
Pelayanan Medik RSUD Dr.Adjidarmo Kabupaten Lebak).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi
Nama : Riesky April Firdaus
NIM : 6661083056
Tempat Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 26 April 1991
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Sunan Kalijaga No. 17 L Rt 03/01 Kelurahan
Muara Ciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung
Kabupaten Lebak.
Email : [email protected]
No. Telepon : 08980616554
2. Riwayat Pendidikan
2008 – Sekarang : S1 – Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
2005 -2008 : SMAN 2 Rangkasbitung
2002 -2005 : SMPN 1 Rangkasbitung
1996 - 2002 : SDN Muara Ciujung Timur XI Rangkasbitung