KUALITAS PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN RAJABASA …digilib.unila.ac.id/28820/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of KUALITAS PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN RAJABASA …digilib.unila.ac.id/28820/3/SKRIPSI TANPA BAB...
KUALITAS PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN RAJABASA
(Studi di Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, Bandar
Lampung)
(Skripsi)
Oleh
Muamar Maldi Wijaya
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
KUALITAS PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN RAJABASA
(Studi di Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, Bandar
Lampung)
Oleh
MUAMAR MALDI WIJAYA
Pembuatan e–KTP merupakan salah satu wujud pelayanan dasar pemerintah
kepada masyarakatnya. Dalam melayani masyarakat, pemerintah tidak terlepas
dari permasalahan yang berkenaan dengan kondisi pelayanan yang relatif belum
memuaskan. Kelurahan Rajabasa Raya adalah salah satu Kelurahan yang ada di
Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, berdasarkan data yang didapat dari
Kecamatan Rajabasa, Kelurahan Rajabasa Raya merupakan kelurahan yang
mempunyai persentase tertinggi dalam jumlah perekaman e-KTP yang dilakukan
oleh penduduk yaitu sebesar 98%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
kualitas pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta mengukur
secara rinci mengenai kualitas pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa.
Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Rajabasa Raya dengan menggunakan
kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data yang disebar kepada 98 responden
Hasil penelitian kualitas pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa berdasarkan
lima indikator (berwujud, kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati) terdapat 76
responden (77,6%) yang masuk ke dalam kategori tinggi tingkat penilaian
terhadap kualitas pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa, 19 responden (19,4%)
masuk ke dalam kategori sedang dan 3 responden (3%) masuk ke dalam kategori
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menilai kualitas pelayanan e-
KTP di Kecamatan Rajabasa berkualitas.
Kata kunci : kualitas pelayanan, e-KTP
ABSTRACT
QUALITY OF E-ID CARD SERVICE IN RAJABASA DISTRICT
(Studied at Rajabasa Raya Subdistrict, Rajabasa District, Bandar Lampung)
By
MUAMAR MALDI WIJAYA
Making e - ID card is one form of basic government services to the people. In
serving the community, the government is inseparable from the problems related
to the condition of service which is relatively unsatisfactory. Rajabasa Raya
Subdistrict is the part of Rajabasa District, Bandar Lampung City, based on data
obtained from Rajabasa District, Rajabasa Raya Subdistrict is the highest
percentage in the number of e-ID card recording done by the population that is
equal to 98%. The purpose of this study is to know about the quality of e-ID card
service in Rajabasa District.
This study uses descriptive methode with quantitative approach, because this
research aims to describe and measure in detail about the the quality of e-ID card
service in Rajabasa District. This research was located at Rajabasa Raya
Subdistrict used questionnaire as an instrument of data collection which
distributed to 98 respondents.
The results of e-ID card service quality research in Rajabasa District based on five
indicators (tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy) are 76
respondents (77.6%) who have high assessment in the service quality of e-ID card
in Rajabasa District, 19 respondents (19.4%) into the medium category and 3
respondents (3%) into the low category. This results show that people assess the
quality of e-ID card service in Rajabasa District qualified.
Keywords : service quality, e-ID card
KUALITAS PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN RAJABASA
(Studi di Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, Bandar
Lampung)
Oleh
Muamar Maldi Wijaya
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Muamar Maldi Wijaya, dilahirkan di Tanjung Karang pada
tanggal 08 Juni 1994, merupakan anak dari pasangan Bapak
Idrus Ismail dan Ibu Rohmanila. Penulis merupakan anak
bungsu dari dua bersaudara.
Jenjang akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan di Taman
Kanak-Kanak (TK) Muhamadiyah Bandar lampung 1999-2000 kemudian
dilanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) 2 Rajabasa Bandar Lampung pada tahun 2000-
2006. Selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) N
22 Bandar Lampung pada tahun 2006-2009, kemudian melanjutkan Sekolah
Menengah Atas (SMA) YP Unila Bandar Lampung pada tahun 2009-2012
Selanjutnya pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu
Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.
Penulis meyakini pengembangan diri manusia harus dicari dan dialami sehingga
menjadi sebuah pengalaman dalam hidup dimasa depan. Penulis banyak
mendapatkan hal-hal baru serta bermanfaat saat menjalani proses sebagai
mahasiswa yang aktif di beberapa lembaga organisasi kemahasiswaan kampus.
MOTTO
“Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya
kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri”
(QS Al-Ankabut : 29-6)
“Berangkatlah, baik merasa ringan atau berat, dan berjihadlah dengan
harta dan jiwamu ”
(Qs. At-Taubah : 41)
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the
world”
(Nelson Mandela)
“Be who you want to be not what others want to see”
(Wiz Khalifa)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang luar biasa dalam
hidupku:
“Ibu dan Ayah tercinta”
Yang telah mendidik, membesarkan, selalu memberikan do’a terbaik dalam
sujudnya, memberikan kasih sayang, dukungan dan motivasi yang tiada henti
kepadaku hingga karya ini dapat terselesaikan.. Serta telah memberikan arti
kehidupan melalui jerih payah, rintihan, serta petuah dalam proses hidup yang
cukup panjang.
“kakakku”
Yang telah memberikan do’a serta semangat hingga karya ini dapat terselesaikan.
Seluruh Keluarga Besarku dan sahabat terbaik yang senantiasa memberikan
do’a dan dukungan selama proses pendidikan berlangsung dan akhirnya dapat
menyelesaikan karya yang sederhana ini.
ALMAMATERKU “UNIVERSITAS LAMPUNG”
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil`alaamiin...
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“Kualitas Pelayanan E-KTP di Kecamatan Rajabasa ( Studi di Kelurahan
Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung)” yang merupakan salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Skipsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. R Sigit Krisbiantoro, M.IP. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan dan juga selaku dosen Pembimbing akademik penulis.
yang selama proses perkuliahan telah banyak sekali memberikan motivasi,
arahan serta bimbingan agar tetap kuat dan semangat untuk menggapai
gelar sarjana Ilmu Pemerintahan.
3. Bapak Darmawan Purba, S.IP, M.IP. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan yang telah memberikan arahan pada penulis dengan
pembawaan yang santai dan bersahabat sehingga memudahkan penulis
untuk mencerna arahan tersebut.
4. Ibu Dr. Feni Rosalia, M.Si. selaku Pembimbing skripsi penulis.
Terima kasih atas kesediaanya yang dengan sabar memberikan bimbingan,
saran, kritik serta motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini .
5. Bapak Drs. Ismono Hadi, M.Si. selaku Pembahas Dosen pada penelitian
skripsi ini. Terima kasih untuk kesabaran dan kesediaan waktu yang telah
bapak luangkan. Saya secara pribadi besyukur mendapatkan pembahas
dosen seperti bapak yang sangat baik dan sabar.
6. Seluruh jajaran Dosen, Staf, dan Karyawan FISIP Unila Jurusan Ilmu
Pemerintahan terima kasih untuk segala ilmu yang bermanfaat dan
wawasan serta warna-warni kehidupan yang pernah penulis rasakan
selama menjadi mahasiswa, mohon maaf bila banyak sekali hal yang
kurang berkenan selama ini.
7. Seluruh Staf Admnistrasi dan karyawan TU Fisip Unila yang membantu
dan melayani urusan administrasi perkuliahan, terimakasih atas
bantuannya.
8. Terimakasih kepada Kecamatan Rajabasa dan seluruh informan
masyarakat kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung yang telah
memberikan bantuan dan informasi kepada penulis dalam menyusun
penelitian skripsi ini.
9. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku motivator
terbesar dan teristimewa yang telah membesarkan mendidik dan
memberikan curahan kasih sayang serta doa dan semangat yang tak pernah
kurang dengan sepenuh hati. Untuk ayah, terimakasih sudah menjadi
sosok seorang ayah yang sangat luar biasa selalu mengajarkan serta
mendidik kedua anaknya dengan sangat baik. Untuk mama, sosok seorang
ibu yang sangat luar biasa tangguh yang selalu mengajarkan banyak arti
kehidupan untuk kedua anaknya terimakasih untuk semua kasih sayang,
nasehat serta kepercayaan yang telah diberikan. Semua jasa kalian berdua
tidak mungkin pernah bisa maldi balas, doakan maldi berhasil ya ma agar
dapat membahagiakan dan membuat kalian berdua bangga, amin.
10. Terimakasih kepada Kakak Laki-Laki ku Isnandar terimakasih untuk
semua doa, dukungan dan motivasinya.
11. Terimakasih untuk seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa,
dukungan dan telah banyak membantu baik secara moril maupun materil.
12. Terimakasih kepada Nisa, Novel, Yogi, Agung, Bogi, Danu, yang sudah
sangat membantu dan memberi masukan dalam proses pembuatan skripsi
ini.
13. Terima kasih kepada keluarga besar Ilmu Pemerintahan angkatan 2012:
Suci, Agustin, Ario, Hezby, Nisa, Mico, Astari, Ubi, Bakti, Rendi, Juni,
Ichsan, Aidila, Juanda, Darji, Lutfi, Widi, Arum dan untuk semua
angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih untuk
segala cerita dan proses yang pernah terukir selama di kampus.
14. Untuk teman-teman lintas Jurusan Tyo, Mitha, Agung, Adin, Oyen,
Andin, Gilang, Ria, Nofal, Acong, Jibon, Ganang, Yobi, Revi, Endri,
Mita, Jaka, Dova, Fei dan semuanya yang namanya tidak bisa disebutkan
satu persastu terimakasih atas dukungan kalian selama proses pembuatan
skripsi ini.
15. Berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung terwujudnya kelulusan ini, semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan kalian.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
dengan segala kerendahan hati semoga skripsi yang sederhana ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi ilmu pengetahuan. Aamiin.
Bandar Lampung, 16 Oktober 2017
Penulis,
Muamar Maldi Wijaya
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsepsi Tentang Kualitas Pelayanan Publik .................................... 10
1. Tinjauan Pelayanan ....................................................................... 10
2. Tinjauan Publik.............................. ............................................... 12
3. Pengertian Pelayanan Publik ......................................................... 13
4. Jenis-jenis Pelayanan Publik ........................................................ 15
5. Standar Pelayanan Publik .............................................................. 16
6. Asas- asas Pelayanan Publik ........................................................ 18
7. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik ...................... 19
B. Kualitas Pelayanan Publik ................................................................. 21
C. Proses Pelayanan e- KTP ................................................................... 24
D. Tinjauan tentang Kelurahan ............................................................... 25
E. Kerangka Pikir ................................................................................... . 26
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian .................................................................................... 31
B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 32
C. Definisi Konseptual ............................................................................ 33
D. Definisi Operasional ........................................................................... 34
E. Populasi dan Sampel ........................................................................... 36
F. Jenis Data ............................................................................................ 38
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 39
H. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 40
I. Teknik Analisis Data ........................................................................... 42
ii
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Rajabasa Raya .................................... 44
B. Letak Geografis .................................................................................. 44
C. Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan Mata
Pencaharian ........................................................................................ 45
D. Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan Tingkat
Pendidikan.......................................................................................... 46
E. Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan Jenis Kelamin.... 47
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Responden ........................................................................... 48
B. Hasil dan Pembahasan Tentang Kualitas Pelayanan e-KTP di
Kecamatan Rajabasa .......................................................................... 50
C. Analisis Kualitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa
Secara Keseluruhan ............................................................................ 93
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 99
B. Saran ................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Penduduk yang Telah Membuat e-KTP .................................... 7
2. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 8
3. Definisi Operasional .......................................................................... 35
4. Komposisi Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan
Mata Pencaharian ............................................................................... 45
5. Komposisi Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ............................................................................ 46
6. Komposisi Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan
Jenis Kelamin ..................................................................................... 47
7. Identitas Responden Berdasarkan Usia .............................................. 48
8. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 49
9. Penampilan Petugas dalam Melayani Pelanggan di Kecamatan
Rajabasa ............................................................................................. 51
10. Kenyamanan Tempat Ketika Melakukan Pembuatan e-KTP di
Kecamatan Rajabasa .......................................................................... 52
11. Kemudahan dalam Proses Pelayanan e-KTP di Kecamatan
Rajabasa ............................................................................................. 53
12. Kedisiplinan Petugas dalam Melakukan Pelayanan e-KTP di
Kecamatan Rajabasa .......................................................................... 55
13. Kemudahan Akses Pelanggan dalam Permohonan Pelayanan
e-KTP di Kecamatan Rajabasa .......................................................... 56
14. Penggunaan Alat Bantu dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan
Rajabasa ............................................................................................. 57
15. Interval Kualitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa dari
Indikator Tangible (Berwujud) .......................................................... 60
16. Kecermatan Petugas dalam Melayani Pembuatan e-KTP di
Kecamatan Rajabasa .......................................................................... 61
17. Petugas Memiliki Standar Pelayanan yang Jelas dalam Pelayanan
e-KTP di Kecamatan Rajabasa .......................................................... 62
18. Kemampuan Petugas dalam Menggunakan Alat Bantu dalam
Proses Pelayanan e-KTP .................................................................... 64
19. Keahlian Petugas dalam Menggunakan Alat Bantu dalam
Proses Pelayanan e-KTP .................................................................... 65
20. Interval Kualitas Pelayanan e-KTP dari Indikator Reliability
(Kehandalan) ...................................................................................... 67
iv
21. Ketanggapan Petugas dalam Merespon Setiap Pelanggan/
Pemohon yang Ingin Mendapatkan Pelayanan e-KTP ...................... 69
22. Kecepatan Petugas Melakukan Pelayanan e-KTP ............................. 70
23. Ketepatan Petugas Melakukan Pelayanan e-KTP .............................. 71
24. Kecermatan Petugas Melakukan Pelayanan e-KTP ........................... 72
25. Ketepatan Waktu Petugas Melakukan Pelayanan e-KTP .................. 73
26. Penanggapan Semua Keluhan Pelanggan dalam Pembuatan
e-KTP ................................................................................................. 74
27. Interval Kualitas Pelayanan e-KTP dari Indikator
Responsiveness (Ketanggapan) .......................................................... 76
28. Jaminan Tepat Waktu dalam Pelayanan e-KTP................................. 78
29. Jaminan Biaya dalam Pelayanan e-KTP ............................................ 79
30. Jaminan Legalitas dalam Pelayanan e-KTP ....................................... 80
31. Jaminan Legalitas dalam Pelayanan e-KTP ....................................... 81
32. Interval Kualitas Pelayanan e-KTP dari Indikator Assurance
(Jaminan)............................................................................................ 83
33. Petugas Kecamatan Rajabasa Mendahulukan
Kepentingan Pelanggan/Pemohon ..................................................... 84
34. Petugas Kecamatan Rajabasa Melayani Pelanggan/Pemohon
dengan Sikap Ramah.......................................................................... 86
35. Petugas Kecamatan Rajabasa Melayani Pelanggan/Pemohon
dengan Sikap Sopan Santun ............................................................... 87
36. Petugas Kecamatan Rajabasa Melayani Pelanggan/ Pemohon
dengan Tidak Diskriminatif (Tidak Membeda-Bedakan) .................. 88
37. Petugas Kecamatan Rajabasa Melayani dan Menghargai
Setiap Pelanggan/Pemohon ................................................................ 89
38. Interval Kualitas Pelayanan e-KTP dari Indikator Emphaty
(Empati) ............................................................................................. 92
39. Kesimpulan Kualitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa ...... 94
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir ........................................................................... 30
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari aparatur. Tugas ini
telah jelas digariskan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yang
meliputi empat aspek pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat, yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteran umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
melaksanakan ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Kalimat di atas diperkuat lagi dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 yang menguraikan Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanaan Publik. Menurut Sinambela (2010:128) pelayanan
sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara
langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai aspek
kelembagaan, bukan hanya pada organisasi bisnis, tetapi telah berkembang
lebih luas pada tatanan organisasi pemerintah.
2
Aparatur pemerintah dan seluruh jajarannya biasa dikenal sebagai abdi negara
dan abdi masyarakat dan secara sederhana peranan tersebut diharapkan dapat
terwujud dalam pemberian berbagai jenis pelayanan bagi masyarakat.
Pemerintahan yang kuat adalah pemerintahan yang mendapat dukungan penuh
dari rakyatnya dalam hal ini, rakyat sangatlah berperan penting dalam rangka
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan. Oleh karena itu sebagai wujud
rasa terima kasih atas dukungan yang telah rakyat berikan terhap pemerintah,
sudah semestinya pemerintah (melalui aparat birokrasi) memberikan pelayanan
dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat/publik.
Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan
dengan baik dan profesional, pelayanan publik (public services) oleh birokrasi
publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai
abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara, dalam rangka menciptakan
kesejahteraan pada masyarakat.
Pelayanan publik merupakan titik strategis dalam pengembangan good
governance. Salah satu dari tugas-tugas pemerintah yaitu pelayanan pembuatan
kartu tanda penduduk (KTP) dan dalam pelaksanaannya berkaitan erat dengan
hak bagi setiap warga Negara Indonesia. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Masrin (2013:68) salah satu dari tugas-tugas umum pemerintahan adalah
sistem administrasi kependudukan, yang dalam pelaksanaannya berkaitan erat
dengan hak sipil atau hak perdata penduduk.
3
Pemerintah tidak pernah bosan memberikan inovasi terbaru terhadap pelayanan
publik sebagai pelayan bagi masyarakat. Berkembangnya zaman terhadap
teknologi informasi kini telah diterapkan di berbagai bidang sehingga banyak
istilah-istilah yang ditambah huruf “e” (electronic, dibaca dengan lafal “i”)
di depannya, contoh: e- commerce, e-book, e-voting, dan lain-lain. Pemerintah
sebagai pihak yang bertugas mengurus sistem kependudukan di Indonesia
dalam hal ini adalah Departemen Dalam Negeri melakukan program terbaru
yaitu e-KTP mengingat bahwa pendataan warga negara banyak terjadi
kesalahan yang mengakibatkan buruknya data kependudukannya di Indonesia.
Pembuatan e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional
di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu
KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun
data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberikan peluang
kepada penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan
menduplikasikan KTP-nya. Permasalahan yang timbul akibat pembuatan e-
KTP antara lain adalah masih terdapat oknum-oknum yang memalsukan e-KTP
sehingga masyarakat dapat mempunyai lebih dari satu e-KTP sekaligus, hal
inilah yang harus dilihat lebih teliti oleh pemerintah. Karena apabila
masyarakat membuat e-KTP palsu maka hal itu dapat membuat data mereka
tidak terekam dan dapat dinonaktifkan.
Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum di
dalamnya Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas
tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup, hal ini tercantum dalam
4
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2006, Pasal 13 UU tentang Administrasi
Kependudukan. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menciptakan administrasi
yang tertib sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan dan untuk mencegah
serta menutupi peluang adanya KTP ganda yang selama ini banyak
disalahgunakan oleh masyarakat yang dapat menyebabkan kerugian bagi
negara.
Adapun fungsi-fungsi dari pembuatan e-KTP sendiri, di antaranya adalah
mencegah terjadinya pemalsuan KTP atau KTP ganda, berlaku sebagai
identitas diri, berlaku secara nasional dengan begitu tak perlu khawatir
membuat KTP secara lokal untuk pembukaan rekening bank, pengurusan izin
dan sebagainya, serta terciptanya sebuah keakuratan dari data penduduk
mendukung suatu program pembangunan.
Masalah-masalah yang kerap terjadi dalam pembuatan e-KTP ini ialah
pemerintah terlalu mengejar target dalam pembuatan e-KTP, seperti pada tahun
lalu batas akhir perekaman e-KTP yang jatuh pada tanggal 30 September 2016,
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri). Padahal apabila dilihat dari ketersediaan alat seperti iris
scanner, alat perekam sidik jari dan pemindaian tanda tangan serta sumber
daya manusianya yang belum memadai mengakibatkan adanya kelambanan
dalam proses pembuatan e-KTP yang bisa memakan waktu hingga lebih dari 3
bulan serta menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat itu sendiri. Selain itu
masyarakat juga dapat mengalami kerugian atas ketidakefisienan pelaksanaan
pengadaan e-KTP sehingga menyebabkan masyarakat kehilangan waktu untuk
5
berproduktivitas atau bekerja serta kehilangan waktu untuk memiliki waktu
luang cukup. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat merasa bahwa kualitas
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kurang memuaskan (Miru, Yudo,
2004:38).
Penilaian terhadap kualitas pelayanan bukan didasarkan atas pengakuan atau
penilaian dari pemberi pelayanan, tetapi diberikan oleh pelanggan atau pihak
yang menerima pelayanan. Salah satu indikator kualitas pelayanan adalah
client satisfaction and perception, misalnya ditunjukkan dengan ada tidaknya
keluhan dari pengguna jasa pelayanan. Hasil dari pengukuran kualitas akan
menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan kualitas secara
keseluruhan (Jatmiko, 2012:4)
Tugas pokok pemerintah pada hakikatnya adalah memberikan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam melayani masyarakat pemerintah tidak terlepas dari permasalahan yang
berkenaan dengan kondisi pelayanan yang relatif belum memuaskan. Hal ini
terutama berkaitan dengan baik buruknya sumber daya aparatur pemerintah
yang profesional. Salah satu kerja birokrasi dapat dilihat dalam hal ini Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil bekerja sama dengan pemerintah kelurahan
melaksanakan tugasnya dalam mengeluarkan Kartu Tanda Penduduk
elektronik (e-KTP) bagi masyarakat (Jatmiko, 2012:5).
Pembuatan e – KTP merupakan salah satu wujud pelayanan dasar pemerintah
kepada masyarakatnya. E–KTP merupakan unsur penting dalam administrasi
kependudukan. Alasannya adalah karena e-KTP menyangkut masalah
6
legitimasi seseorang dalam eksistensinya sebagai penduduk dalam suatu
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) dan sesuai dengan UU
Nomor 24 Tahun 2013 pasal 63 ayat 1 yang berbunyi penduduk WNI dan
orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dan sudah berumur 17 (tujuh
belas) tahun atau telah menikah atau pernah menikah wajib memiliki KTP
elektronik.
Sanksi yang diberikan oleh pemerintah terhadap masyarakat yang tidak
membuat e-KTP adalah berupa sanksi administrasi. Sanksi administrasi dalam
bentuk penonaktifan KTP ini akan membuat penduduk atau masyarakat tidak
mendapatkan pelayanan publik. Contohnya dalam pembuatan BPJS yang
basisnya adalah NIK, jika dalam pembuatan BPJS Nomor Induk
Kependudukan tersebut tidak muncul maka hak dia sebagai penduduk
Indonesia tidak akan bisa dipenuhi. Selain itu contoh dari pelayanan publik
lainya yang tidak bisa didapatkan bila tidak membuat e-KTP adalah layanan
kepolisian, layanan kesehatan, layanan izin mendirikan bangunan dan
sebagainya.
Pelayanan dalam pembuatan e-KTP pada berbagai daerah di Indonesia
memiliki tingkat kualitas yang berbeda-beda. Salah satu contohnya bahwa
capaian target perekaman data yang masih belum terpenuhi sesuai dengan
target waktu yang ditentukan. Begitu juga dalam hal koordinasi antar bagian
dan unsur dalam proses perekaman data juga masih belum berjalan dengan
baik. Di samping itu motivasi masyarakat untuk hadir dalam perekaman data
juga masih rendah, terutama pada warga masyarakat di daerah pedesaan.
7
Belum tercapainya target pelaksanaan ini menggambarkan bahwa efektivitas
kegiatan masih belum tercapai maksimal dan tentu saja secara anggaran biaya
menjadi tidak efisien. (Haq, Suharsono, Suji, 2014:2)
Berdasarkan hasil pantauan dari Kementerian Kependudukan dan Catatan Sipil
masih banyak terdapat masyarakat Indonesia yang memiliki KTP ganda. Hal
seperti inilah yang mengakibatkan akan banyaknya penduduk yang dapat
dinonaktifkan data kependudukannya sehingga yang bersangkutan harus
mengurusnya langsung ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat.
Elektronik KTP (e-KTP) dilaksanakan di daerah Lampung yang
diselenggrakan oleh pihak Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil) dan disebar melalui kelurahan-kelurahan yang ada di Bandar Lampung.
Kelurahan Rajabasa Raya adalah salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan
Rajabasa, Kota Bandar Lampung, jumlah penduduk yang sudah membuat e-
KTP di Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa yaitu tercatat laki-laki
sebanyak 2.724 orang dan perempuan sebanyak 2.702 orang, jumlah
keseluruhan sebanyak 5.426 orang. Berdasarkan data yang didapat dari
Kecamatan Rajabasa, Kelurahan Rajabasa Raya merupakan kelurahan yang
mempunyai persentase tertinggi dalam jumlah perekaman e-KTP yang
dilakukan oleh penduduk yaitu sebesar 98%.
8
Tabel 1. Data Penduduk yang Telah Membuat e-KTP
No Kelurahan Rajabasa Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Rajabasa Raya 2.724 2.702 5.426
2 Rajabasa Jaya 2.433 2.382 4.815
3 Rajabasa Nunyai 203 182 385
4 Rajabasa Induk 5.893 5.901 11.794
5 Rajabasa Pemuka 173 169 342
6 Gedung Meneng Baru 30 41 71
7 Gedung Meneng 2.299 2.303 4.602
(Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Rajabasa)
Berkaitan dengan ini maka penulis mencoba membandingkan dengan
penelitian terdahulu. Berikut ini adalah salah satu penelitian terdahulu :
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
Peneliti Amirzan Amzar (2016)
Judul Penelitian Penerapan Kualitas Pelayanan e-KTP di
Kecamatan Tualang Kabupaten Siak.
Hasil Penelitian Implementasi yang dilakukan oleh pemerintah
Kecamatan Tualang dalam penerapan kualitas
pelayanan e-KTP, pembentukan struktur organisasi
dalam bentuk kelompok kerja yang terdiri atas
pokja kabupaten dan kecamatan, sosialisasi,
pelaksanaan program SDM, menyediakan sarana
dan prasarana serta mobilitas penduduk.
Kontribusi Pada
Penelitian
Menjadi referensi bagi penelitian yang dilakukan
serta membantu proses penyusunan penelitian.
Perbedaan Penelitian Penelitian ini ingin mengetahui implementasi yang
dilakukan pemerintah dalam memobilisasi
pelayanan kepada masyarakat .Sedangkan dalam
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
dilihat dari lima indikator pelayanan.
Persamaan Persamaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada
kualitas pelayanan yang diberikan Pemerintah
kepada masyarakat.
(Sumber: : http://download.portalgaruda.org)
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah yang peneliti ambil dalam
penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Kualitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan
Rajabasa?”
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah untuk
mengetahui Kualitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa.”
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Secara akademis, hasil penelitian harus mengembangkan teori-teori
pemerintahan, terutama teori-teori yang berhubungan dengan manajemen
pemerintahan.
2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan masukan
terhadap Kualitas Pelayanan e-KTP Kecamatan Rajabasa.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsepsi Tentang Pelayanan Publik
1. Tinjauan Pelayanan
Salah satu fungsi-fungsi dari birokrasi pemerintahan adalah memberikan
pelayanan bagi masyarakat, yang dimaksud dengan pelayanan adalah
suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung
antara seseorang dengan orang lain. Pelayanan dilakukan oleh
pemerintah atau organisasi swasta untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Pelayanan menyangkut tiga hal yaitu cara melayani,
memberikan pelayanan pada orang lain dan memperoleh imbalan,
memberikan pelayanan sehubungan dengan jual beli jasa.
Menurut Moenir dalam Ruswati (2005:5) pelayanan adalah kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan
faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam
rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.
Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
11
Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.
Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada
konsumen itu sendiri
Menurut Loina (2001: 138), pelayanan merupakan suatu proses
keseluruhan dari pembentukan citra perusahaan, baik melalui media
berita, membentuk budaya perusahaan secara internal, maupun
melakukan komunikasi tentang pandangan perusahaan kepada para
pemimpin pemerintahan serta publik lainnya yang berkepentingan.
Menurut beberapa ahli di atas tentang pelayanan penulis berpendapat
bahwa pelayanan adalah suatu kinerja yang dilakukan perorangan,
organisasi swasta maupun instansi pemerintah kepada pihak lain untuk
memberikan bantuan dan kemudahan pada masyarakat dalam rangka
memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.
Menurut Ruswati (2005:41) ada tiga karakteristik utama pelayanan jasa
yaitu:
a. Intangibility, berarti bahwa pelayanan pada dasarnya bersifat
performance dan hasil pengalaman dan bukannya suatu obyek.
Kebanyakan pelayanan tidak dapat dihitung, diukur, diraba atau
ditest sebelum disampaikan untuk menjamin kualitas. Jadi berbeda
dengan barang yang dihasilkan oleh suatu pabrik yang dapat dites
kualitasnya sebelum disampaikan kepada pelanggan.
12
b. Heterogeneity, berarti pemakai jasa atau klien atau pelanggan
memiliki kebutuhan yang sangat heterogen. Pelanggan dengan
pelayanan yang sama mungkin memiliki prioritas yang berbeda.
Demikian pula performance sering bervariasi dari satu produser ke
produser lainnya bahkan dari waktu ke waktu.
c. Inseparability, berarti produksi dan konsumsi suatu pelayanan tidak
terpisahkan. Konsekuensinya di dalam industri pelayanan kualitas
tidak direkayasa ke dalam produksi di sektor pabrik dan kemudian
disampaikan kepada pelanggan; tetapi kualitas terjadi selama
penyampaian pelayanan, biasanya selama interaksi antara klien dan
penyedia jasa.
2. Tinjauan Publik
Istilah publik berasal dari bahasa Inggris yaitu public yang berarti umum,
masyarakat atau negara. Publik yang mempunyai arti umum adalah
public service yang berarti pelayanan umum, publik yang mempunyai
arti masyarakat adalah public relation yang berarti hubungan masyarakat,
sedangkan publik yang mempunyai arti negara adalah public authorities
yang berarti kewenangan negara (Djamaludin, 1999:47).
Menurut Labib (2007:3) publik adalah sejumlah orang yang dengan
sesuatu cara mempunyai pandangan yang sama mengenai suatu masalah
atau setidaknya mempunyai kepentingan bersama dalam suatu masalah
tersebut. Sejumlah orang tersebut tidak saling kenal satu sama lain, tetapi
13
sebenarnya memiliki perhatian dan minat yang sama dalam suatu
masalah.
Menurut Sinambela (2011:5) publik adalah sejumlah manusia yang
memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan
yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki.
Menurut Sugandi (2011:5) kata “publik” merupakan kata serapan yang
berasal dari bahasa Inggris “public”, bahasa ini sudah digunakan
bertahun-tahun oleh masyarakat bangsa Indonesia yang menyatakan
bahwa publik ini diidentikkan dengan masyarakat. Kata masyarakat ini
dalam pengertian umum menyatakan semua kalangan umum yang
ditunjukan pada keseluruhan rakyat.
Pendapat-pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa publik
adalah sejumlah orang yang memiliki atau mempunyai kepentingan
bersama terhadap permasalahan tertentu dan mempunyai kebersamaan
berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik dan
dalam hal ini publik sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
3. Pengertian Pelayanan Publik
Penggunaan istilah pelayanan publik (public service) di Indonesia
dianggap memiliki kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau
pelayanan masyarakat, oleh sebab itu ketiga istilah tersebut dipergunakan
bersamaan dan tidak memiliki perbedaan yang mendasar. Pelayanan
berfungsi sebagai sebuah sistem yang menyediakan apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
14
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
63/KEP/M.PAN/7/2003 publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
peraturan perundang-undangan. Berikut ini adalah pengertian dari
pelayanan publik menurut beberapa ahli :
Menurut Rasyid (1998:69) pelayanan publik dapat diartikan sebagai
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok
dan tata cara yang telah ditetapkan. Pemerintahan pada hakikatnya adalah
pelayanan kepada masyarakat, tidak dapat untuk melayani dirinya
sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi
yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan
kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama.
Sinambela (2010 : 128) pelayanan publik adalah sebagai setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang
memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan
atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat
pada suatu produk secara fisik.
Menurut Hardiansyah (2011:11) pelayanan publik adalah pemberian jasa
baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah atau pihak
swasta kepada masyrakat, dengan atau tanpa pembayaran guna
memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat.
15
Sedangkan menurut Lewis dan Gilman (2005:22) pelayanan publik
adalah kepercayaan publik. Warga negara berharap pelayanan publik
dapat melayani dengan kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan
secara tepat, dan dapat di pertanggungjawabkan kepada publik.
Pelayanan publik yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan
menghasilkan kepercayaan publik. Dibutuhkan etika pelayanan publik
sebagai pilar dan kepercayaan publik sebagai dasar untuk mewujudkan
pemerintah yang baik.
Menurut penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pelayanan
publik adalah segala suatu kegiatan pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah, maupun pihak swasta atas nama pemerintah atau atas nama
pihak swasta kepada masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, sesuai dengan aturan pokok
dan tata cara yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan lima kriteria pelayanan dalam mengukur kualitas
pelayanan e-KTP pada Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa.
4. Jenis-jenis Pelayanan Publik
Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 membedakan jenis
pelayanan menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Kelompok pelayanan administratif yaitu pelayanan yang
menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh
publik, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau pengawasan terhadap
sesuatu barang dan sebagainya.
16
b. Kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya
jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan
sebagainya.
c. Kelompok pelayanan jasa yaitu yang menghasilkan berbagai bentuk
jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan,
pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos dan
sebagainya.
KTP sendiri termasuk dalam jenis pelayanan publik kelompok
administratif, dikarenakan dalam pelaksaanaan pembuatannya termasuk
ke dalam kriteria SOP administratif :
1. Pelaksana kegiatan berjumlah banyak atau lebih dari satu aparatur
atau lebih dari satu jabatan dan bukan merupakan satu kesatuan
tunggal.
2. Berisi tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah
pelaksanaan kegiatan yang bersifat makro ataupun mikro yang tidak
menggambarkan cara melakukan kegiatan.
5. Standar Pelayanan Publik
Setiap penyelenggaraan publik harus memiliki standar pelayanan.
Standar merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan
publik yang wajib ditaati. Standar pelayanan publik sendiri menurut
Hardiyansyah (2011:35), sekurang-kurangnya meliputi :
a. Prosedur pelayanan
b. Waktu penyelesaian
17
c. Biaya pelayanan
d. Sarana dan prasarana
e. Kompetensi Petugas pelayanan
Selanjutnya untuk melengkapi standar pelayanan tersebut di atas
ditambahkan materi muatan yang dikutip dari rancangan undang-undang
tentang pelayanan publik, karena dianggap cukup realitas untuk menjadi
materi muatan standar pelayanan publik, sehingga menjadi berikut :
1. Dasar hukum
2. Persyaratan
3. Prosedur pelayanan
4. Waktu pelayanan
5. Biaya pelayanan
6. Produk pelayanan
7. Sarana dan prasarana
8. Kopetensi petugas pelayanan
9. Pengawasan intern
10. Pengawasan extern
11. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
12. Jaminan pelayanan
18
6. Asas- asas Pelayanan Publik
Pelayanan publik dalam pelayanannya harus memperhatikan asas
pelayanan publik karena pelayanan publik tidak lain dilakukan untuk
kepuasan bagi pengguna jasa. Adapun asas pelayanan publik menurut
Hidayati (2012) adalah sebagai berikut :
a. Transparansi, bersifat terbuka mudah dan dapat diakses oleh semua
pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta
mudah dimengerti
b. Akuntabilitas, dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Kondisional, sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan
penerima pelayanan dengan tetap berpegang dengan prinsip efesiensi
dan efektivitas
d. Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan hak, tidak diskriminatif, dalam arti tidak membedakan
suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi
f. Kesamaan hak dan Kewajiban, pemberi dan penerima pelayanan
publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
19
Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 344 ayat (2) tentang
Pemerintah Daerah, pelayanan publik diselenggarakan berdasarkan pada
asas:
a. Kepentingan umum;
b. Kepastian hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Keprofesionalan;
f. Partisipatif;
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. Keterbukaan;
i. Akuntabilitas;
j. Ketepatan waktu; dan
k. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
7. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Pelayanan publik dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik yaitu
penyelenggara Negara/Pemerintah maupun lembaga independen yang
dibentuk oleh pemerintah, seperti badan usaha/badan hukum, yang
diberikan wewenang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik,
dalam penyelenggaraan pelayanan publik ada sepuluh prinsip yang diatur
dalam Keputusan Menteri Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003
Tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik kesepuluh prinsip tersebut
adalah:
20
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
dilaksanakan.
b. Kejelasan
Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik, unit
kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan rincian biaya pelayanan publik dan tata
cara pembayaran.
c. Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurung
waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi
Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan sah.
e. Keamanan
Proses produk pelayanan publik memberikan rasa dan kepastian
hukum.
f. Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang
ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanan pelayanan publik.
g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi, telekomunikasi dan informatika.
21
h. Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi sarana dan prasarana yang memadai mudah
dijangkau oleh masyrakat dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informasi.
i. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberian pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun
ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
j. Kenyamanan
Pemberi pelayanan harus tertib, teratur disediakan ruang dan waktu
yang nyaman, bersih, rapih, lingkungan yang indah dan sehat, serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan.
B. Kualitas Pelayanan Publik
Menurut Zeithhaml, Parasuraman & Berry (dalam Hardiansyah 2011:46)
untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh
konsumen, ada indikator kualitas pelayanan yang terletak pada lima dimensi
kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangible (berwujud)
b. Reliability (kehandalan)
c. Responsiveness (ketanggapan)
d. Assurance (jaminan)
e. Emphaty (empati)
22
Masing-masing dimensi memiliki indikator-indikator yang akan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Tangible (berwujud) : kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran,
komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi. Indikatornya
adalah :
a. Penampilan petugas/aparatur dalam melayani pelanggan
b. Kenyamanan tempat melakukan pelayanan
c. Kemudahan dalam proses pelayanan
d. Kedisiplinan petugas/aparatur dalam melakukan pelayanan
e. Kemudahan akses pelanggan dalam permohonan pelayanan
f. Penggunaan alat bantu dalam pelayanan
2. Realibility (kehandalan) : kemampuan dan kehandalan untuk
menyediakan pelayanan yang terpercaya. Indikatornya adalah :
a. Kecermatan petugas dalam melayani
b. Memiliki standar pelayanan yang jelas
c. Kemampuan petugas/aparatur dalam menggunakan alat bantu dalam
proses pelayanan
d. Keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses
pelayanan
3. Responsiveness (ketanggapan) : kesanggupan untuk membantu dan
menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap
keinginan konsumen. Indikatornya adalah:
23
a. Merespon setiap pelanggan/pemohon yang ingin mendapatkan
pelayanan
b. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cepat
c. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat
d. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat
e. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat
f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas
4. Assurance (jaminan) : jaminan yang diberikan oleh pegawai kepada
konsumen. Indikatornya adalah:
a. Petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan
b. Petugas memberikan jaminan biaya dalam pelayanan
c. Petugas memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan
d. Petugas memberikan jaminan kepastian dalam pelayanan
5. Emphaty (empati) : sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai
terhadap konsumen. Indikatornya adalah :
a. Mendahulukan kepentingan pelanggan/pemohon
b. Petugas melayani dengan sikap ramah
c. Petugas melayani dengan sikap sopan santun
d. Petugas melayani dengan tidak diskriminatif (membeda-bedakan)
e. Petugas melayani dan menghargai setiap pelanggan
24
C. Proses Pelayanan e-KTP
E-KTP berasal dari kata electronic-KTP, atau Kartu Tanda Penduduk
Elektronik atau sering disingkat e-KTP. Lebih rincinya, menurut situs resmi
e-KTP, KTP elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem
keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi
informasi dengan berbasis pada basis data kependudukan nasional.
Penulis menyimpulkan bahwa Kartu Tanda Penduduk elektronik atau
electronic-KTP (e-KTP) adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem
keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi
informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional, e-KTP
dilengkapi dengan rekaman elektronik yang dilengkapi data, pas photo, sidik
jari, iris mata, dan tanda tangan rekaman elektronik tersebut. Program e-KTP
diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada bulan
Februari 2011.
Pelayanan e-KTP mempunyai syarat dan proses pembuatan yaitu:
1. Syarat pengurusan :
a. Berusia 17 tahun atau lebih atau telah kawin.
b. Menunjukan surat pengantar dari Kepala Desa.
c. Mengisi formulir F.1
d. Fotokopi KK.
e. Asli KTP lama
25
2. Proses Pembuatan e-KTP :
a. Penduduk datang ke tempat pelayanan dengan membawa surat
panggilan dan persyaratan di atas.
b. Pemohon mengambil nomor antrian.
c. Pemohon menunggu pemanggilan nomor antrian.
d. Pemohon menuju ke loket yang telah ditentukan.
e. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dan database.
f. Petugas mengambil foto pemohon secara langsung.
g. Pemohon membubuhkan tandatangan pada alat perekam
tandatangan.
h. Petugas merekam sidik jari dan scan retina mata.
i. Petugas membubuhkan tandatangan dan stempel pada surat
panggilan yang sekaligus sebagai bukti bahwa penduduk telah
melakukan perekaman foto, tanda tangan dan sidik jari.
j. Pemohon dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil.
D. Tinjauan tentang Kelurahan
Kelurahan merupakan sebuah daerah administratif di wilayah Indonesia yang
berada di bawah wilayah tingkat kecamatan dan dipimpin Lurah ataupun
Kepala Desa. Kepala kelurahan adalah pegawai negeri yang diangkat oleh
Bupati atau Walikota atas nama Gubernur dengan memperhatikan syarat dan
ketentuan kepegawaian sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Lurah melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggara dan penanggung jawab
utama di bidang pemerintahan, pembangunan, dan masyarakat salam rangka
26
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Tugas dan fungsi kelurahan
adalah untuk :
1. Melaksanakan segala kegiatan yang bertujuan untuk pemberdayaan
masyarakat.
2. Memelihara prasarana dan fasilitas publik.
3. Memberi Pembina pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
4. Mengelola dan membina administrasi Rukun Warga dan Rukun
Tetangga.
5. Memberi pelayanan pemerintah kepada masyarakat sesuai dengan ruang
lingkupnya.
6. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Camat sesuai dengan
kapasitasnya.
7. Menjadi penyelenggaraan terciptanya ketentraman dan ketertiban umum.
E. Kerangka Pikir
Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari aparatur, aparatur
Pemerintah dan seluruh jajarannya biasa dikenal sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat, secara sederhana peranan tersebut diharapkan dapat terwujud
dalam pemberian berbagai jenis pelayanan bagi masyarakat. Birokrasi publik
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan dengan
baik dan profesional dalam rangka menciptakan kesejahteraan pada
masyarakat.
Berkembangnya zaman terhadap teknologi informasi kini telah diterapkan di
berbagai bidang. Pemerintah sebagai pihak yang bertugas mengurus sistem
27
kependudukan di Indonesia melakukan program terbaru yaitu e-KTP,
penerapan e-KTP bertujuan untuk mewujudkan kewajiban satu KTP untuk
satu penduduk di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Proses pelayanan pada saat perekaman e-KTP di Kelurahan Rajabasa Raya
Kecamatan Rajabasa adalah penduduk datang ke tempat pelayanan dengan
membawa surat panggilan dan persyaratan, pemohon mengambil nomor
antrian dan pemohon menunggu pemanggilan nomor antrian, pemohon
menuju ke loket yang telah ditentukan, petugas melakukan verifikasi data
penduduk dan database, petugas mengambil foto pemohon secara langsung,
pemohon membubuhkan tandatangan pada alat perekam tandatangan, petugas
merekam sidik jari dan scan retina mata, petugas membubuhkan tandatangan
dan stempel pada surat panggilan yang sekaligus sebagai bukti bahwa
penduduk telah melakukan perekaman foto, tanda tangan dan sidik jari,
pemohon dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil.
Menurut Zeithhaml, Parasuraman & Berry (dalam Hardiansyah 2011:46)
untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh
konsumen, ada indikator kualitas pelayanan yang terletak pada lima dimensi
kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangible (Berwujud)
Indikator ini bisa dikatakan berkualitas atau tidak berkualitas dilihat
dari sarana fisik yang ada di perkantoran serta kerapihan petugas dalam
bekerja, yaitu : penampilan petugas, kenyamanan tempat, kemudahan
28
peroses pelayanan, kedisiplinan petugas, kemudahan akses pelanggan
dan penggunaan alat bantu
b. Reliability (Kehandalan)
Indikator ini bisa dikatakan berkualitas atau tidak berkualitas dilihat
dari kemampuan dan kehandalan yang diberikan petugas kepada
masyarakat, yaitu : kecermatan petugas, memiliki standar pelayanan,
kemampuan petugas dan keahlian petugas.
c. Responsiveness (Ketanggapan)
Indikator ini bisa dikatakan berkualitas atau tidak berkualitas dilihat
dari kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan kepada
masyarakat, yaitu : merespon setiap pelanggan, petugas/aparatur
melakukan pelayanan dengan cepat, tepat, cermat, waktu yang tepat dan
semua keluhan pelanggan direspon petugas.
d. Assurance (Jaminan)
Indikator ini bisa dikatakan berkualitas atau tidak berkualitas dilihat
dari jaminan yang diberikan oleh petugas kepada masyarakat, yaitu :
petugas memberikan jaminan tepat waktu, jaminan biaya, jaminan
legalitas dan jaminan kepastian.
e. Emphaty (Empati)
Indikator ini bisa dikatakan berkualitas atau tidak berkualitas dilihat
dari sikap yang dimiliki petugas untuk masyarakat, yaitu :
mendahulukan kepentingan, melayani dengan sikap ramah, melayani
29
dengan sikap sopan santun, melayani dengan tidak diskriminatif
(membeda-bedakan) dan menghargai setiap pelanggan.
Melalui pemaparan tersebut maka kerangka pemikiran dapat digambarkan
dalam bentuk bagan sebagai berikut :
30
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Kualitas Pelayanan:
1. Berkualitas
2. Tidak Berkualitas
Kualitas Pelayanan e-KTP
Tangible
(Berwujud) Reliability
(Kehandalan)
Responsiveness
(Ketanggapan) Assurance
(Jaminan)
Emphaty
(Empati)
31
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015 : 14), penelitian kuantitatif merupakan
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Menurut Singarimbun (1995 : 4-5), penelitian deskriptif dimaksudkan untuk
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu dengan
mengembamgkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan
pengujian hipotesa. Sedangkan Faisal (1999 : 20), penelitian deskriptif yang
biasa disebut dengan penelitian teksonomik dimaksudkan untuk eksplorasi
dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit
yang diteliti.
32
Dengan demikian pada penelitian ini digunakan penelitian kuantitatif karena
penulis ingin mengetahui kualitas pelayanan e-KTP yang ada di Kelurahan
Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan
Rajabasa, Bandar Lampung. Adapun alasan dipilihnya lokasi ini adalah
karena:
1. Jumlah penduduk yang sudah membuat e-KTP di Kelurahan Rajabasa
Raya, Kecamatan Rajabasa adalah yang tertinggi di antara semua
kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Rajabasa terhitung laki-laki
sebanyak 2.724 orang dan perempuan sebanyak 2.702 orang, jumlah
keseluruhan sebanyak 5.426 orang.
2. Kelurahan Rajabasa Raya adalah kelurahan yang tidak pernah dilakukan
pemisahan wilayah, tidak seperti Kelurahan Rajabasa Induk dan Gedong
Meneng dari pertama kali dibentuk sehingga data pendudukan menjadi
lebih valid.
3. Pertimbangan waktu, dana, dan fasilitas lain yang dapat mempermudah
penelitian ini dalam pengumpulan data yang dibutuhkan.
33
C. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah definisi yang menggambarkan konsep dengan
penggunaan konsep-konsep lain. Sedangkan Kerlinger (Silalahi, 2012: 118),
mendefinisikan suatu konstruksi dengan menggunakan konstruk-konstruk
yang lain.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa konsep adalah sebuah
abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasi hal khusus dan dapat
ditemukan di kamus (dictionary definition). Adapun konsep dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Menurut Suparlan (2000:35), pelayanan adalah usaha pemberian bantuan atau
pertolongan kepada orang lain, baik berupa materi maupun non materi agar
orang itu dapat mengatasi masalahnya sendiri.
Indikator pelayanan:
1. Tangible (Berwujud). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan
masyarakat Kelurahan Rajabasa Raya terhadap kualitas pelayanan berupa
sarana fisik yang ada di kantor Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.
2. Reliability (Kehandalan). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan
masyarakat Kelurahan Rajabasa Raya terhadap kemampuan dan keandalan
pegawai di Kantor Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung dalam
menyediakan pelayanan yang tepercaya untuk masyarakat.
3. Responsiveness (Ketanggapan). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan
masyarakat Kelurahan Rajabasa Raya terhadap kesanggupan pegawai di
34
Kantor Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung dalam menyediakan
pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggapan terhadap keinginan
konsumen/masyarakat.
4. Assurance (Jaminan). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan
masyarakat Kelurahan Rajabasa Raya terhadap kemampuan dan
keramahan serta sopan santun pegawai di Kantor Kecamatan Rajabasa,
Bandar Lampung dalam meyakinkan kepercayaan kosumen/masyarakat.
5. Emphaty (empati). Indikator ini untuk mengetahui tanggapan masyarakat
Kelurahan Rajabasa Raya terhadap sikap tegas dan perhatian untuk
masyarakat dari pegawai di Kantor Kecamatan Rajabasa, Bandar
Lampung.
D. Definisi Operasional
Menurut Usman (2009: 37), definisi operasional adalah penentuan suatu
construct sehingga menjadi variabel-variabel yang diukur. Definisi operasional
menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam
mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan peneliti yang lain
untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama
atau mencoba untuk mengembangkan pengukuran construct yang lebih baik.
Construct adalah hal-hal yang sulit diukur. Seperti pengukuran terhadap
manusia yang sifatnya subyektif, seperti mengenai perasaan, sikap, perilaku,
kepuasaan, dan persepsi. Menurut Azwar (2003;74) definisi operasional adalah
suatu definisi mengenai variable yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-
karakterisitk variabel tersebut yang dapat diamati.
35
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu kualitas pelayanan e-KTP
di Kecamatan Rajabasa yang dilihat dari lima indikator pelayanan, yaitu:
Tabel 3. Definisi Operasional
Definisi Konsep
(1)
Operasionalisasi Variabel
(2)
Tangible (Berwujud) a. Penampilan petugas/aparatur dalam
melayani pelanggan
b. Kenyamanan tempat melakukan pelayanan
c. Kemudahan dalam proses pelayanan
d. Kedisiplinan petugas/aparatur dalam
melakukan pelayanan
e. Kemudahan akses pelanggan dalam
permohonan pelayanan
f. Penggunaan alat bantu dalam pelayanan
Reliability (Kehandalan) a. Kecermatan petugas dalam melayani
b. Memiliki standar pelayanan yang jelas
c. Kemampuan petugas/aparatur dalam
menggunakan alat bantu dalam proses
pelayanan
d. Keahlian petugas dalam menggunakan alat
bantu dalam proses pelayanan
Responsiveness
(Ketanggapan)
a. Merespon setiap pelanggan/pemohon yang
ingin mendapatkan pelayanan
b. Petugas/aparatur melakukan pelayanan
dengan cepat
c. Petugas/aparatur melakukan pelayanan
dengan tepat
d. Petugas/aparatur melakukan pelayanan
dengan cermat
e. Petugas/aparatur melakukan pelayanan
dengan waktu yang tepat
f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh
petugas
Assurance (Jaminan) a. Petugas memberikan jaminan tepat waktu
dalam pelayanan
b. Petugas memberikan jaminan biaya dalam
pelayanan
c. Petugas memberikan jaminan legalitas
dalam pelayanan
d. Petugas memberikan jaminan kepastian
dalam pelayanan
Emphaty (Empati) a. Mendahulukan kepentingan
pelanggan/pemohon
36
b. Petugas melayani dengan sikap ramah
c. Petugas melayani dengan sikap sopan
santun
d. Petugas melayani dengan tidak diskriminatif
(membeda-bedakan)
e. Petugas melayani dan menghargai setiap
pelanggan.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam buku karangan Burhan Bungin (2008 : 99) adalah berasal
dari kata bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk.
Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady (2008 : 42) populasi adalah
semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran daripada
karakteristik tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas.
Populasi dapat dikatakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2006: 16).
Silalahi (2012: 253), populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya
sampel diteliti. Sedangkan, Bailey (Silalahi, 2012: 253), populasi adalah
jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana penyelidik tertarik.
Zainudin dan Masyhuri (2011: 157), populasi adalah serumpun atau
sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi sebagai
keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, nilai, peristiwa dan lainnya.
37
Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah semua masyarakat Kelurahan Rajabasa Raya yang
sudah membuat e-KTP di Kecamatan Rajabasa yaitu tercatat laki-laki
sebanyak 2.724 orang dan perempuan sebanyak 2.702 orang, jumlah
keseluruhan yang sudah membuat e-KTP sebanyak 5.426 orang.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 81), sampel adalah bagian dari populasi
penelitian tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
memelajari semua yang ada pada populasi, yang dikarenakan keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Maka apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Dalam menentukan jumlah sampel untuk penelitian ini peneliti
menggunakan rumus Slovin, yaitu :
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance) yang diinginkan, yaitu
sebesar 10% dengan tingkat kepercayaan sebesar 90%.
38
n = 98,19 dibulatkan menjadi 98
Berdasarkan hasil dari penentuan sampel di atas maka sampel yang
dibutuhkan sebanyak 98 orang.
F. Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu data primer
dan data sekunder.
1. Data Primer
Menyebutkan bahwa data primer adalah data yang dikumpulkan secara
langsung dari lapangan. Purwanto dan Dyah (2011: 20), Sedangkan data
primer ialah data yang berasal dari sumber pertama. Sarwono (2006: 129),
data primer adalah objek atau dokumen original-material mentah dari
pelaku yang disebut “first-hand information”. Jadi, data primer adalah
data yang dikumpulkan dari situasi aktual atau ketika peristiwa terjadi.
(Silalahi, 2012: 289).
Sedangkan, data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan (Siregar, 2013: 16).
Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui angket atau kuesioner
yang disebarkan kepada masyarakat Kelurahan Rajabasa Raya sebanyak
98 orang.
39
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data atau informasi kedua yang berhubungan
dengan penelitian. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau sumber data yang
dicatat oleh pihak lain, (Umar, 2003 : 30). Data sekunder dalam penelitian
ini berupa dokumen-dokumen, arsip-arsip resmi mengenai data
kependudukan Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
macam instrumen, antara lain :
1. Kuesioner
Silalahi (2012: 296), kuesioner adalah mekanisme pengumpulan data yang
efisien bila peneliti mengetahui secara jelas apa yang diisyaratkan dan
bagaimana mengukur variabel yang diminati. Sedangkan Pasalong (2013:
141), kuesioner adalah suatu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan
yang diisi oleh responden itu sendiri.
Siregar (2013: 21), kuesioner adalah teknik pengumpulan data informasi
yang memungkinkan analisis memelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,
dan karakteristik orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh
oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Dalam hal ini
penulis telah menggunakan kuesioner dalam penelitian yang berjumlah 98
40
orang. Sampel diambil dengan teknik penentuan sampel dilakukan secara
probability.
2. Dokumentasi
Menurut Usman dan Purnomo (2009: 69), dokumentasi adalah
pengambilan data melalui dokumen-dokumen. Arikunto (2013: 57),
menjelaskan bahwa metode dokumentasi adalah mencari data mengenai
suatu hal atau variabel melalui catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dokumentasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu berasal dari data-data kependudukan yang dikeluarkan
oleh Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa.
3. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data dengan cara melakukan
pengamatan secara sistematis pada objek penelitian. Pengamatan langsung
di lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi dan lokasi penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan secara langsung ke
lokasi penelitian yaitu di Kantor Kecamatan Rajabasa.
H. Teknik Pengolahan Data
Setelah mengumpulkan data-data dari lapangan, maka tahap selanjutnya
adalah mengolah data-data tersebut. Adapun teknik-teknik pengolahan data
yang digunakan sebagai berikut :
41
1. Editing
Editing adalah proses pemeriksaan dan penyelesaian kembali data yang
telah diisi atau dijawab oleh responden. Menurut Burhan Bungin (2008 :
165) editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan. Tahap editing adalah tahap memeriksa
kembali data berupa kuesioner yang telah berhasil diperoleh dalam rangka
menjamin keabsahannya (validitas) untuk kemudian dipersiapkan ke tahap
selanjutnya yaitu memeriksa hasil kuesioner yang telah diisi oleh
responden.
2. Koding
Tahap koding adalah tahap dimana jawaban dari responden
diklasifikasikan menurut jenis pertanyaan untuk kemudian diberi kode dan
dipindahkan dalam tabel kode atau buku kode.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara
membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis
secara teratur dan sistematis. Tabel yang dibuat mampu meringkas semua
data yang akan dianalisis, sehingga memudahkan untuk dilihat dan
dipahami.
4. Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan tahap penafsiran atau penjabaran data yang
terdapat dalam tabel untuk mencari makna yang lebih luas dengan
42
menghubungkan jawaban responden dengan sumber-sumber data yang
lain.
I. Teknik Analisis Data
Singarimbun dan Sofian Effendi (2008: 263), menjelaskan bahwa analisis
data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Sedangkan Purwanto dan Dyah Ratih (2011:
94), analisis data adalah mendeskripsikan, menjelaskan serta membuat
estimasi.
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Purwanto
dan Dyah Ratih (2011: 94), analisis data deskriptif adalah teknik analisis yang
memberikan informasi hanya mengenai data yang diamati dan tidak bertujuan
menguji hipotesis serta menarik kesimpulan yang digeneralisasikan terhadap
populasi. Tujuan analisis deskriptif hanya menyajikan dan menganalisa data
agar bermakna dan komunikatif.
Pasalong (2013: 189), analisis deskriptif adalah analisis yang banyak
digunakan untuk menguji satu variabel atau variabel mandiri. Analisis data
yang dipergunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan
penggunaan tabel tunggal, yaitu metode yang dilakukan dengan memasukan
data dari kuesioner ke dalam kerangka tabel untuk menghitung frekuensi dan
membuat presentase sebagai uraian mengenai hasil akhir penelitian. Serta
analisa deskriptif hasil wawancara terbuka.
43
Tabel tunggal dipergunakan untuk menggambarkan jawaban responden
terhadap sikap masyarakat terhadap kualitas pelayanan e-KTP. Sedangkan
skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.
Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan menentukan skor
jawaban, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data menggunakan
penghitungan rumus interval. Analisis data dengan menggunakan analisis
kuantitatif kemudian dijelaskan secara kualitatif. Perhitungan menggunakan
rumus interval menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
I = Interval nilai skor
Nt = Nilai tertinggi
Nr = Nilai terendah
K = Kategori jawaban
(Sumber: Sutrisno Hadi 1998 : 421)
44
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Rajabasa Raya
Kelurahan Rajabasa Raya merupakan salah satu kelurahan yang termasuk ke
wilayah administrasi Kecamatan Rajabasa. Secara astronomis Kelurahan
Rajabasa Raya terletak antara 5° 21' 00" LS - 5° 22' 10" LS dan 105° 13' 28"
BT - 105° 14' 30" BT.
Kelurahan Rajabasa Raya termasuk dalam Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar
Lampung, terbagi menjadi 2 Lingkungan dan 18 RT. Lingkungan I terdiri dari
7 RT sedangkan Lingkungan II terdiri dari 11 RT.
B. Letak Geografis
Kelurahan Rajabasa Raya memiliki luas sekitar 358 hektar, dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa Jaya
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Hajimena Lampung Selatan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Labuhan Dalam
45
Secara letak geografis, Kelurahan Rajabasa Raya merupakan daerah daratan
dan sebagian besar lahan pekarangan, kemudian lahan untuk perumahan dan
pemukiman.
C. Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian adalah pekerjaan yang dilakukan penduduk untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Penduduk di Kelurahan Rajabasa
Raya bekerja di berbagai jenis lapangan pekerjaan, salah satunya yang sesuai
dengan kondisi lingkungan di mana mereka tinggal. Adapun komposisi
penduduk Kelurahan Rajabasa Raya berdasarkan mata pencaharian dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Komposisi Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan
Mata Pencaharian
No.
(1)
Mata Pencaharian
(2)
Jumlah Pekerja (Jiwa)
(3)
Persentase
(4)
1 Pegawai Negeri Sipil 248 8,4
2 ABRI 10 0,3
3 Swasta 291 9,9
4 Wiraswasta 328 11,3
5 Petani 583 19,9
6 Buruh/Tukang 1.041 35,4
7 Buruh Tani 324 11
8 Pensiunan 27 0,9
9 Jasa/Supir 85 2,9
Jumlah 2.937 100%
(Sumber: Profil Kelurahan Rajabasa Raya Mei 2017)
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar penduduk
di Kelurahan Rajabasa Jaya bermata pencaharian sebagai buruh/tukang, yaitu
sebanyak 1.041 orang atau sebesar 35,4%.
46
D. Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan adalah keadaan penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan formal yang ditempuh. Tingkat pendidikan
formal dalam hal ini dibedakan menjadi SD, SMP, SMA, Akademi/Diploma
atau Sarjana. Adapun komposisi penduduk Kelurahan Rajabasa Raya menurut
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Komposisi Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
No.
(1)
Tingkat Pendidikan
(2)
Jumlah (Jiwa)
(3)
Persentase
(4)
1 SD/Sederajat 549 12,7
2 SMP/Sederajat 1.163 27
3 SMA/Sederajat 2.402 55,7
4 Diploma (D1, D2, D3) 93 2,2
5 Sarjana (S1, S2, S3) 102 2,4
Jumlah 4.309 100%
(Sumber: Profil Kelurahan Rajabasa Raya Mei 2017)
Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di
Kelurahan Rajabasa Jaya memiliki tingkat pendidikan SMA/sederajat, yaitu
sebanyak 2.402 orang atau sebesar 55,7%.
E. Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan Jenis Kelamin
Mengenai komposisi penduduk Kelurahan Rajabasa Raya berdasarkan dan
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :
47
Tabel 6. Komposisi Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Berdasarkan
Jenis Kelamin
No.
(1)
Jenis Kelamin
(2)
Jumlah (Jiwa)
(3)
Persentase
(4)
1 Laki-laki 3.966 59
2 Perempuan 2.752 41
Jumlah 6.718 100%
(Sumber: Profil Kelurahan Rajabasa Raya Mei 2017)
Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kelurahan
Rajabasa Raya yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 3.966 orang
atau 59% dan yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 2.752 orang
atau 41%.
99
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 98 responden yang tersebar
di Kelurahan Rajabasa Raya mengenai kualitas pelayanan e-KTP di
Kecamatan Rajabasa dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan, berdasarkan lima indikator kualitas pelayanan
(tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty) menunjukkan
bahwa masyarakat menilai kualitas pelayanan e-KTP di Kecamatan
Rajabasa berkualitas. Terdapat 76 responden (77,6%) yang masuk ke
dalam kategori tinggi, 19 responden (19,4%) masuk ke dalam kategori
sedang dan 3 responden (3%) masuk ke dalam kategori rendah mengenai
kualitas pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa.
2. Pada indikator tangible (berwujud) diketahui bahwa 72 responden atau
73,4% masuk ke dalam kategori tinggi dalam penilaian terhadap kualitas
pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa, 13 responden atau 13,3%
masuk ke dalam kategori sedang dan 13 responden atau 13,3% masuk ke
dalam kategori rendah. Hasil perhitungan di atas menggambarkan bahwa
sebagian besar responden menilai kualitas pelayanan e-KTP di
100
Kecamatan Rajabasa dari indikator tangible (berwujud) sudah
berkualitas.
3. Pada indikator reliability (kehandalan) diketahui bahwa 68 responden
atau 69,4% masuk ke dalam kategori tinggi dalam penilaian terhadap
kualitas pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa, 13 responden atau
13,3% masuk ke dalam kategori sedang dan 17 responden atau 17,3%
masuk ke dalam kategori rendah. Hasil perhitungan di atas
menggambarkan bahwa sebagian besar responden menilai kualitas
pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa dari indikator reliability
(kehandalan) sudah berkualitas.
4. Pada indikator responsiveness (ketanggapan) diketahui bahwa 72
responden atau 73,5% masuk ke dalam kategori tinggi dalam penilaian
terhadap kualitas pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa, 25 responden
atau 25,5% masuk ke dalam kategori sedang dan hanya 1 responden atau
1% masuk ke dalam kategori rendah. Hasil perhitungan di atas
menggambarkan bahwa sebagian besar responden menilai kualitas
pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa dari indikator responsiveness
(ketanggapan) sudah berkualitas
5. Pada indikator assurance (jaminan) diketahui bahwa 80 responden atau
81,6% masuk ke dalam kategori tinggi dalam penilaian terhadap kualitas
pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa, 14 responden atau 14,3%
masuk ke dalam kategori sedang dan 4 responden atau 4,1% masuk ke
dalam kategori rendah. Hasil perhitungan di atas menggambarkan bahwa
sebagian besar responden menilai kualitas pelayanan e-KTP di
101
Kecamatan Rajabasa dari indikator assurance (jaminan) sudah
berkualitas.
6. Pada indikator emphaty (empati) diketahui bahwa 84 responden atau
85,7% masuk ke dalam kategori tinggi dalam penilaian terhadap kualitas
pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa, 3 responden atau 3,1% masuk
ke dalam kategori sedang dan 11 responden atau 11,2% masuk ke dalam
kategori rendah. Hasil perhitungan di atas menggambarkan bahwa
sebagian besar responden menilai kualitas pelayanan e-KTP di
Kecamatan Rajabasa dari indikator emphaty (empati) sudah berkualitas.
7. Berdasarkan hasil dari pengamatan dan pembahasan di bab V kelebihan
kecamatan Rajabasa yaitu adanya jaminan-jaminan yang diberikan
selama proses pelayanan e-KTP diantaranya petugas memberikan
pelayanan e-KTP yang terbaik seperti melayani dengan ramah dan
memberikan penjelasan tentang pembuatan e-KTP secara jelas sehingga
membuat masyarakart mudah mengerti, suasana kantor kecamatan yang
kondusif seperti keadaan kantor yang rapih bersih dan tersedianya ruang
tunggu bagi masyarakat yang ingin membuat e-KTP, serta tersedianya
alat-alat yang mendukung dalam proses pelyanan e-KTP.
B. Saran
1. Sebaiknya pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa pada saat ini
dipertahankan karena pelayanan yang dilakukan sudah memenuhi
indikator kualitas pelayanan dan sudah sesuai dengan Pasal 344 ayat (2)
102
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
bahkan kalau bisa ditingkatkan lagi.
2. Kinerja petugas di Kecamatan Rajabasa seharusnya lebih ditingkatkan
lagi, agar masyarakat merasa lebih puas dan meminimalisir keluhan
masyarakat terhadap pelayanan e-KTP.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Miru dan Sutarman Yudo. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen.
Jakarta: Rajawali Press. Street.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung:
Alfabeta.
Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse
Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Faisal, Sanafiah. 1999. Format-Format Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hadi, Sutrisno. 1998. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.
Harbani, Pasolong. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : CV.Alfabeta.
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media.
Hidayati. 2012. Kinerja Aparat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam
Pelayanan Publik. Bandar Lampung.
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat..
Kresnamurti R.P, Agung. dan Dian Siskawati Sinambela. 2011. “Analisis Kualitas
Pelayanan, Serta Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Pelanggan dan
Loyalitas Pelanggan”, Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, Vol. 2 No.
2.
Labib, Muh. 2007. Pengertian Publik, Modul I–opini Publik, Jakarta
Lewis, Caral W., and Stuart C. Gilman. 2005. The Ethics Challenge in Public
Service : A Problem Solving Greek Market
Lijan, Poltak Sinambela dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:
PT.Bumi Aksara.
Masyhuri dan Zainuddin. 2011. Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dan
Aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama.
Nazir, Mohammad. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah,
Jakarta: Grasindo.
Parangin-Angin, Loina. 2001. Hubungan Masyarakat Membina Hubungan Baik
dengan Publik. CV. Lalolo, Bandung.
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Adminstrasi Publik. Bandung: CV. Alfabeta
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Purwanto, Agus, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif. untuk Administrasi Publik, dan Masalah-Masalah Sosial.
Yogyakarta : Gaya Media.
Rasyid, Ryaas. 1998. Makna Pemerintahan : Tinjauan Dari Segi Etika dan
Kepemimpinan. Jakarta: Yarif Watampone.
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sinambela, Lijan Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik; Teori, Kebijakan
dan. Implementasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugandi, Achmad, dkk. 2011. Teori Pembelajaran. Semarang : Unnes Press.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Penerbit CV. Alfabeta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES.
Tandjung, Djamaludin. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: Rineka Cipta.
Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing.
Usman, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Wahid, Abdul dan Mohammad Labib. 2007. Kejahatan Mayantara (Cyber
Crime). Bandung: PT. Revika Aditama.
Jurnal :
Dwi, Jatmiko. 2012. Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dalam
Meningkatkan Kepuasan Masyarakat (Studi di Kecamatan Grobogan
Kabupaten Grobogan). Semarang: Universitas 17 Agustus 1945.
Haq, Saiful, Agus Suharsono, Suji. 2014. Kualitas Pelayanan Pubik Dalam
Pembuatan e-KTP Pada Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo. Jember:
Universitas Jember.
Masrin. 2013. Studi Tentang Pelayanan Pembuatan KTP Elektronik (E-KTP) di
Kantor Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda. E-Journal
Pemerintahan Integratif.
Ruswati, 2005. Efektivitas Pelayanan Publik (Pengaruh Disiplin dan Iklim Kerja
Terhadap Efektifitas Pelayanan Aparat Pemerintah Kelurahan di
Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap). Purwokerto.
Website :
http://ikhtisar.com/memahami-pengertian-pelayanan-bermutu/ (diakses pada
tanggal 12 Desember 2016)
journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/view/3070 (diakses pada tanggal 12
Desember 2016)
www.journal.unitas-pdg.ac.id/downlotfilemh.php?file=JURNAL%20SYAHRUL.
docx (diakses pada tanggal 12 Desember 2016)
ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/.../E-journal%20Nurjihan%20(02-22-16-10-25-
54).pdf (diakses pada tanggal 12 Desember 2016)
publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/download/51/77 (diakses pada tanggal
12 Desember 2016)
www.hukumonline.com (diakses pada tanggal 12 Desember 2016)
repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/59005/Saiful%20Haq.pdf
(diakses pada tanggal 12 Desember 2016)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19487/4/Chapter%20II.pdf
(diakses pada tanggal 12 Desember 2016)
jurnal.yudharta.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/51.pdf (diakses pada tanggal 10
Januari 2017)
http://www.academia.edu/8634744/A._PENGERTIAN_STANDAR_OPERASIO
NAL_PROSEDUR (diakses pada tanggal 3 Mei 2017)
http://www.kompasiana.com/joniwr/mengapa-mengurus-e-ktp-begitu-
rumit_550a0c19a33311826d2e3a13 (diakses pada tanggal 3 Mei 2017)
http://lenteraswaralampung.com/berita-3805-warga-keluhkan-lambatnya-
pembuatan-e-ktp.html (diakses pada tanggal 3 Mei 2017)
Dokumen:
Data Kependudukan Kantor Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Bandar Lampung
Keputusan Menteri Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman
Umum Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2006, Pasal 13 UU tentang Adminduk.
UU Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Catatan Sipil.
UU Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 344 ayat (2) tentang Pemerintah Daerah