Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar. G14-RC02 Hal 120...Makassar, 13...

6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014 Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa Makassar, 13 September 2014 120 Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar Muhammad Hamzah Syahruddin Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Unhas [email protected] Sari Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Makassar mencapai rata-rata 1,22. Data statistik tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk yang sangat pesat di kota Makassar. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan pemenuhan kebutuhan air bersih juga tinggi. Kebutuhan air bersiht belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh perusahaan air minum sehingga untuk mencukupi kebutuhan tersebut sebagian masyarakat melakukan pengambilan airtanah. Sehubungan dengan pemanfaatan airtnah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kualitas airtanah dangkal di Kota makassar. Penelitian kualitas airtanah di kota Makassar dilakukan secara kwalitatif dan kuantitatif. Data kwalitatif diperoleh berdasarkan wawancara langsung dengan masyarakat. Sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui pengukuran konduktivitas airtanah dan salinitasnya. Tempat pengukuran kualitas airtanah secara kwalitatif dan kuantitatif dilakukan di sumur-sumur pantek yang berada di Kota Makassar dan sekitarnya. Data kwalitatif meliputi rasa airtanah, pemanfaatan airtanah, kejernihan, dan kekeruhannya. Data kwalitatif ini diambil pada survei awal untuk ditindak lanjuti dalam pengukuran secara kuantitatif. Hasil penelitian secara kwalitatif menunjukkan bahwa sebagian besar air sumur pantek di Kota Makassar keruh, berwarna kekuningan, payau, dan asin dan hanya sebagian kecil saja yang masih jernih dan dikonsumsi oleh masyarakat. Secara kuantitatif hasil pengukuran konduktivitas menunjukkan bahwa air sumur pantek di bagian barat Kota Makassar adalah 1,0 mS sampai 2,1 mS sedangkan konduktivitas air sumur pantek di bagian timur adalah 0,1 mS sampai 0,9 mS. Karena itu salinitas air sumur di bagian barat lebih besar dari pada salinitas di bagian timur kota Makassar. Jadi kualitas air sumur di Kota Makassar bagian timur masih lebih baik dibandingkan dengan kualitas air sumur di bagian barat Kota Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar air sumur pantek di Kota Makassar kwalitasnya semakin rendah dan hanya sebagian kecil saja yang kualitasnya masih baik. Kata kunci: sumur pantek, kualitas airtanah, konduktivitas, salinitas Pendahuluan Makassar sebagai ibukota propinsi Sulawesi Selatan merupakan kota pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan perdagangan, pusat pendidikan, dan merupakan kota dengan fasilitas yang terlengkap di Sulawesi Selatan bahkan terlengkap di kawasan timur Indonesia. Hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi orang-orang untuk tinggal di Makassar. Akibatnya dari tahun ke tahun penduduknya semakin bertambah baik akibat adanya kelahiran maupun akibat urbanisasi (Anonim, 2008). Jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan mengakibatkan bertambahnya pula kebutuhan air bersih baik untuk keperluan rumah tangga dan industry dan lain-lain. Ketersediaan air cenderung menurun namun dilain pihak kebutuhan akan air semakin meningkat (Kodoatie dan Sjarief, 2005 ). Secara umum air tawar hanya sekitar 0,62% dari semua air (termasuk air laut) di dunia (Foth, 1984), Salah satu sumber air tawar adalah air yang tersimpan dalam pori-pori tanah sebagai airtanah. Sedangkan tanah didefinisikan sebagai suatu tubuh alam di permukaan bumi yang terjadi akibat bekerjanya gaya-gaya alami terhadap bahan alami (Wesley, 1977). Dengan demikian jelas terlihat bahwa pengambilan airtanah aka terus meningkat dari tahun-ketahun. Pengambilan airtanah yang tidak terkendali tidak dapat dihindari jika tidak ada regulasi yang jelas dari pemerintah khususnya pemerintah kota Makassar. Pengambilan airtanah yang tidak terkendali tersebut akan mengakibatkan terjadinya gangguan terhadap lingkungan. Perubahan/kerusakan lingkungan tersebut harus dideteksi sedini mungkin agar kerusakan yang lebih parah dapat dihindari. Kerusakan lingkungan yang bisa terjadi karena ekspoiltasi airtanah yang tak terkendali adalah penurunan muka airtanah, penurunan muka tanah (subsidence), dan perubahan kualitas airtanah menjadi payau atau asin. Penduduk Kota Makassar pada tahun 2010 berjumlah 1.339.374 jiwa bertambah secara terus menerus hingga pada tahun 2011 penduduk Makassar berjumlah 1.352.136 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk mencapai rata- rata 1,22 (Makassarkota.bps.go.id, 2012). Pertumbuhan yang sedemikian pesat tersebut memberikan tekanan kepada kota Makassar, diantaranya adalah dalam hal kebutuhan akan air bersih, baik untuk keperluan rumah tangga maupun industri. Kebutuhan akan air bersih tersebut belum semuanya dapat dipenuhi oleh PDAM dimana pada tahun 2000 baru mampu menyediakan 62,22% dari total penduduk Kota Makassar. Dari jumlah tersebut 59,42 % dilayani melalui pipa, sisanya 2,8 % dilayani melalui non pipa. Luas wilayah distribusi air bersih telah mencapai radius 11250 Ha. Ini berarti, pelayanan air bersih PDAM Makassar telah menjangkau 65

Transcript of Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar. G14-RC02 Hal 120...Makassar, 13...

Page 1: Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar. G14-RC02 Hal 120...Makassar, 13 September 2014 120 Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar Muhammad

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014

Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa

Makassar, 13 September 2014

120

Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar

Muhammad Hamzah Syahruddin

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Unhas

[email protected]

Sari

Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Makassar mencapai

rata-rata 1,22. Data statistik tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk yang sangat pesat di kota

Makassar. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang

tinggi menyebabkan pemenuhan kebutuhan air bersih juga

tinggi. Kebutuhan air bersiht belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh perusahaan air minum sehingga untuk

mencukupi kebutuhan tersebut sebagian masyarakat

melakukan pengambilan airtanah. Sehubungan dengan

pemanfaatan airtnah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kualitas airtanah dangkal di Kota

makassar. Penelitian kualitas airtanah di kota Makassar

dilakukan secara kwalitatif dan kuantitatif. Data kwalitatif

diperoleh berdasarkan wawancara langsung dengan

masyarakat. Sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui

pengukuran konduktivitas airtanah dan salinitasnya.

Tempat pengukuran kualitas airtanah secara kwalitatif dan

kuantitatif dilakukan di sumur-sumur pantek yang berada di Kota Makassar dan sekitarnya. Data kwalitatif meliputi rasa

airtanah, pemanfaatan airtanah, kejernihan, dan

kekeruhannya. Data kwalitatif ini diambil pada survei awal

untuk ditindak lanjuti dalam pengukuran secara kuantitatif. Hasil penelitian secara kwalitatif menunjukkan bahwa

sebagian besar air sumur pantek di Kota Makassar keruh,

berwarna kekuningan, payau, dan asin dan hanya sebagian

kecil saja yang masih jernih dan dikonsumsi oleh masyarakat. Secara kuantitatif hasil pengukuran

konduktivitas menunjukkan bahwa air sumur pantek di

bagian barat Kota Makassar adalah 1,0 mS sampai 2,1 mS

sedangkan konduktivitas air sumur pantek di bagian timur adalah 0,1 mS sampai 0,9 mS. Karena itu salinitas air

sumur di bagian barat lebih besar dari pada salinitas di

bagian timur kota Makassar. Jadi kualitas air sumur di

Kota Makassar bagian timur masih lebih baik dibandingkan

dengan kualitas air sumur di bagian barat Kota Makassar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar air

sumur pantek di Kota Makassar kwalitasnya semakin

rendah dan hanya sebagian kecil saja yang kualitasnya masih baik.

Kata kunci: sumur pantek, kualitas airtanah,

konduktivitas, salinitas

Pendahuluan

Makassar sebagai ibukota propinsi Sulawesi Selatan

merupakan kota pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan

perdagangan, pusat pendidikan, dan merupakan kota dengan fasilitas yang terlengkap di Sulawesi Selatan

bahkan terlengkap di kawasan timur Indonesia. Hal tersebut

merupakan daya tarik tersendiri bagi orang-orang untuk

tinggal di Makassar. Akibatnya dari tahun ke tahun

penduduknya semakin bertambah baik akibat adanya kelahiran maupun akibat urbanisasi (Anonim, 2008).

Jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun

akan mengakibatkan bertambahnya pula kebutuhan air

bersih baik untuk keperluan rumah tangga dan industry dan lain-lain.

Ketersediaan air cenderung menurun namun dilain pihak

kebutuhan akan air semakin meningkat (Kodoatie dan Sjarief, 2005 ). Secara umum air tawar hanya sekitar 0,62%

dari semua air (termasuk air laut) di dunia (Foth, 1984),

Salah satu sumber air tawar adalah air yang tersimpan

dalam pori-pori tanah sebagai airtanah. Sedangkan tanah

didefinisikan sebagai suatu tubuh alam di permukaan bumi

yang terjadi akibat bekerjanya gaya-gaya alami terhadap

bahan alami (Wesley, 1977).

Dengan demikian jelas terlihat bahwa pengambilan airtanah

aka terus meningkat dari tahun-ketahun. Pengambilan

airtanah yang tidak terkendali tidak dapat dihindari jika

tidak ada regulasi yang jelas dari pemerintah khususnya pemerintah kota Makassar. Pengambilan airtanah yang

tidak terkendali tersebut akan mengakibatkan terjadinya

gangguan terhadap lingkungan. Perubahan/kerusakan

lingkungan tersebut harus dideteksi sedini mungkin agar kerusakan yang lebih parah dapat dihindari. Kerusakan

lingkungan yang bisa terjadi karena ekspoiltasi airtanah

yang tak terkendali adalah penurunan muka airtanah,

penurunan muka tanah (subsidence), dan perubahan kualitas airtanah menjadi payau atau asin.

Penduduk Kota Makassar pada tahun 2010 berjumlah

1.339.374 jiwa bertambah secara terus menerus hingga

pada tahun 2011 penduduk Makassar berjumlah 1.352.136

jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk mencapai rata-

rata 1,22 (Makassarkota.bps.go.id, 2012). Pertumbuhan

yang sedemikian pesat tersebut memberikan tekanan kepada kota Makassar, diantaranya adalah dalam hal

kebutuhan akan air bersih, baik untuk keperluan rumah

tangga maupun industri.

Kebutuhan akan air bersih tersebut belum semuanya dapat

dipenuhi oleh PDAM dimana pada tahun 2000 baru mampu

menyediakan 62,22% dari total penduduk Kota Makassar. Dari jumlah tersebut 59,42 % dilayani melalui pipa, sisanya

2,8 % dilayani melalui non pipa. Luas wilayah distribusi air

bersih telah mencapai radius 11250 Ha. Ini berarti,

pelayanan air bersih PDAM Makassar telah menjangkau 65

Page 2: Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar. G14-RC02 Hal 120...Makassar, 13 September 2014 120 Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar Muhammad

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014

Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa

Makassar, 13 September 2014

121

% dari luas wilayah Kota Makassar yang mempunyai luas 17577 Ha. (http://www bahasa.makassarkota.go.id).

Suplai air dari PDAM belum mampu mencukupi kebutuhan

air bersih penduduk Kota Makassar. Maka alternatifnya penggunaan airtanah dan PDAM harus dipadukan.

Penggunaan airtanah tanpa pengaturan, akan dapat

menyebabkan kerusakan lingkungan misalnya penurunan

muka airtanah, lonsor (perubahan tanah), intrusi air laut dan lain-lain. Jika standar pemakaian air adalah 125

liter/orang/hari, maka jumlah air yang harus disediakan

setiap harinya di Kota Makassar adalah 139.086.000 liter.

Aapabila 38% penduduk Kota Makassar yang belum dijangkau PDAM maka diperlukan sebanyak 66.761.280

liter/hari diantaranya dieksploitasi dari sistem akuifer di

Cekungan Air Makassar (CAM). Eksploitasi yang tidak

terkendali akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada sistem airtanah di Makassar. Pengambilan airtanah yang

cenderung bertambah dari tahun ke tahun dengan pola yang

tidak beraturan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan

pada sistem airtanah. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kualitas maupun kuantitasnya.

Perubahan secara kuantitas ditandai dengan terjadinya

perubahan kedudukan muka airtanah pada setiap sistem

akuifer. Perubahan tersebut berupa perubahan muka

airtanah yang terjadi disekitar reservoir airtanah berbentuk

kerucut. Perubahan muka airtanah yang berbentuk kerucut

menyebabkan tekanan airtanah menjadi tinggi untuk mengalir ke dalam sumur. Bila keadaan tersebut

berlangsung lama maka muka airtanah akan terus turun.

Jika muka airtanah terus turun maka volume air dalam

semur juga terus menurun. Bahkan pada musim kemarau ditemukan beberapa sumur yang kering. Fluktuasi

kedalaman muka airtanah di Kota Makassar rata-rata

adalah satu meter dari musim hujan ke musim kemarau

Perubahan muka airtanah pada reservoar tersebut berpengaruh secara langsung pada keadaan kualitas

airtanah (syahruddin, 2013).

Penurunan airtanah berpotensi menurunakan kualitas airtanah (Notodarmojo, 2005). Perubahan kualitas airtanah

ditandai dengan adanya perubahan air tawar menjadi payau

atau bahkan menjadi asin. Selain itu, bisa terjadi

pencemaran airtanah dari limbah lingkungan permukaan dan sekitarnya karena tekanan airtanah yang tinggi yang

dapat menyebabkan proses penyaringan air dalam tanah

terganggu.

Data dan Metoda

Penelitian ini dilakukan di daerah Cekungan Air Makassar (CAM) khususnya di daerah Makassar Barat. Hal ini

dilakukan karena berdasarkan data yang ada, daerah

Makassar Barat adalah daerah yang dekat dengan pantai, sehingga penurunan muka airtanah dapat menyebabkan

adanya intrusi air laut yang paling intensif dibandingkan

daerah-daerah lain yang berada jauh dari pantai di wilayah

Cekungan Air Makassar.

Daerah yang masuk dalam area penelitian adalah Kota Makassar dan sebagian Kota Sungguminasa Kabupaten

Gowa dan daerah perbatasan bagian timur Kabupaten

Maros. Luas daerah yang disurvei adalah 11000 meter kali

11000 meter atau 121 km2. Di daerah tersebut dilakukan wawancara langsung dengan masyarakat mengenai fungsi

dan keadaan sumur. Selanjutnya dilakukan pengukuran

konduktivitas, salinitas, dan perubahan muka airtanah.

Titik-titik pengukuran memunyai spasi satu kilometer.

Lokasi pengukuran berada pada koordinat geodetik

119°24'4.9388''E - 119°30'3.2231''E dan 5°6'7.5913''S -

5°11'59.7595''S. Lokasi penelitian di Kota Makassar dan sekitarnya dapat dilihat pada Gambar 1. Ada beberapa titik

dalam koordianat tersebut yang tidak dapat diukur karena

berada di daerah rawah dan laut.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian Kota Makassar dan

sekitarnya beserta titik-titik pengukuran sebanyak 121 titik

pengukuran (Dimodifikasi dari data Satelit) (www.wikimapia.com)

Pengukuran Konduktivitas dan salinitas digunakan alat

ukur Conductivity meter dan Salt meter. Conductivity meter digunakan untuk mengetahui kemampuan air sumur

dari sumur pantau untuk menghantarkan listrik.

Konduktivitas listrik air sangat dipengaruhi oleh tingkat

konsentrasi garam yang terlarut dalam air. Semakin tinggi konsetrasi garam maka konduktivitas listriknya semakin

besar.. Sedangkan salt meter digunakan untuk mengetahui

kadar garam (NaCl) dari air sumur dan air permukaan di

Kota Makassar. Salt meter yang digunakan tidak mampu mengukur salinitas yang rendah, oleh karena itu

conductivity meter di kombinasikan dengan salt meter

untuk mengetahui salinitas airtanah di Kota Makassar.

Peralatan conductivity meter dan salt meter yang digunakan mempunyai tipe dan mereknya adalah conductivity meter

Lutron CD-4302 dan Salt meter YK-31SA. Peralatan

conductivity meter dan salt meter dapat dilihat pada

Gambar 2.

Page 3: Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar. G14-RC02 Hal 120...Makassar, 13 September 2014 120 Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar Muhammad

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014

Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa

Makassar, 13 September 2014

122

Gambar 2. Alat Conductivity Meter dan Salt Meter

Karakteristik Conductivity Meter dan Salt Meter dapat

dilihat pada Gambar 3 a dan b. Karakteristik Conductivity Meter dan Salt Meter tersebut diperoleh melalui percobaan

laboratorium sebelum digunakan dilapangan. Percobaan

dilakukan dengan memvariasikan massa garam (gr) yang

dilarutkan dalam 500 ml air.

Gambar 3. Karakteristik Conductivity Meter dan Salt

meter

Kualitas airtanah di kota Makassar diketahui dari data kwalitatif dan kuantitatif. Data kwalitatif diperoleh

berdasarkan wawancara langsung dengan masyarakat.

Sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui pengukuran

konduktivitas airtanah dan salinitasnya. Tempat pengukuran kualitas airtanah secara kwalitatif dan

kuantitatif dilakukan di sumur-sumur pantek yang berada di dekat titik-titik pengukuran gravity, elevasi dan SP.

Data kwalitatif yang diambil adalah warna airtanah, rasa

airtanah, dan pemanfaatan airtanah. Data kwalitatif warna airtanah meliputi warnanya, kejernihan, dan kekeruhannya.

Sedangkan data kwalitatif rasa airtanah meliputi asin,

payau, dan tawar. Sedangkan untuk pemanfaatannya

apakah airtanah itu dikonsumsi atau tidak dikonsumsi. Data kwalitatif ini diambil pada survei awal untuk ditindak

lanjuti dalam pengukuran secara kuantitatif.

Hasil dan Diskusi

Warna airtanah di Kota Makassar dapat dilihat pada

Gambar 4. Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa pada skala gambar 15 ke atas airtanah adalah jernih, pada skala

gambar 11 sampai 14 airtanah keruh, dan pada sakala

gambar 5 sampai 10 airtanah berwarna kekuningan.

Gambar 4. Warna Airtanah Kota Makassar. Skala 15 ke

atas adalah jernih, pada skala gambar 11 sampai 14 adalah

keruh, dan pada sakala gambar 5 sampai 10 adalah berwarna kekuningan

Rasa airtanah di Kota Makassar dapat dilihat pada Gambar

5. Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa pada skala gambar 15 ke atas airtanah adalah tawar, pada skala gambar 8

sampai 14 airtanah payau, dan pada sakala gambar 0

sampai 7 airtanah asin.

y = 3,851x + 0,205 R² = 0,9881

0

5

10

15

20

0 5

Ko

nd

ukt

ivit

as(m

s)

NaCl(gr/500 ml)

Konduktivitas

NaCL vsms

Linear(NaCL vsms)

y = 0,1988x + 0,0968

R² = 0,9929

0

2

4

6

0 20 40

Salin

ita

s(%

)

NaCl(gr/500 ml)

Salinitas

NaCl vsSalinitas(%)

Page 4: Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar. G14-RC02 Hal 120...Makassar, 13 September 2014 120 Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar Muhammad

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014

Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa

Makassar, 13 September 2014

123

Gambar 5. Rasa Airtanah Kota Makassar. Skala 15 ke atas adalah tawar, pada skala gambar 8 sampai 14 adalah

payau, dan pada sakala gambar 0 sampai 7 adalah asin

Pemanfaatan airtanah di Kota Makassar dapat dilihat pada Gambar 6. Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa pada skala

gambar 11 ke atas airtanah dikonsumsi, sedangkan skala

gambar 8 sampai 10 ke bawah airtanah tidak dikonsumsi.

Gambar 6. Konsumsi Airtanah Kota Makassar. Skala 10

ke atas adalah dikosumsi, pada skala 10 ke-bawah tidak dikonsumsi

Data Kuantitatif Kualitas Airtanah Kota Makassar

Konduktivitas listrik adalah suatu parameter fisis yang

menyatakan kemampuan suatu bahan menghantarkan

listrik. Jika konduktivitas listrik suatu bahan besar berarti

kemampuan bahan mengalirkan arus listrik besar, sedangkan jika konduktivitas suatu bahan kecil berarti

kemampuan bahan menghantarkan arus listrik kecil. Untuk

menegetahui konduktivitas listrik airtanah di kota makassar

maka dilakukan pengukuran menggunakan conduktivity meter. Tempat pengukuran konduktivitas listrik airtanah

adalah sumur-sumur yang dekat dengan titik pengukuran

gravity. Hasil pengukuran konduktivitas airtanah di Kota Makassar dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Konduktivitas Airtanah Kota Makassar

Konduktivitas air sumur pantek di Kota Makassar berada di

antara nilai 0,2 sampai 2,0 milliSiemen. Hasil pengukuran

konduktivitas litrik airtanah di Kota Makassar pada

Gambar 7 menunjukkan bahwa hampir separuh daerah di

Kota Makassar konduktivitas air sumur pantek atau airtanahnya tinggi. Derah yang konduktivitasnya tinggi

meliputi Kecamatan Tamalate, Mariso, Ujungpandang,

Wajo, Mamajang, Makassar, Bontoalak, Rappocin

Panakukang, Tallo dan daerah bantaran sungai Tallo. Bila mengacu pada karakteristik konduktivity meter yang

digunakan pada Gambar 3, bahwa semakin besar

konduktivitas airtanah maka salinitas airtanah semakin

besar. Nilai konduktivitas yang termasuk kategori yang tinggi adalah 0,8 milliSiemen sampai 2,1 milliSiemen.

Sedang nilai konduktivitas yang masuk kategori rendah

adalah dibawah satu milliSiemen. Sebagai contoh, jika

konduktivitas airtanah 0,8 milliSiemen berarti mengandung ± 0,6 gram NaCl dalam satu liter air.

Hasil pengukuran konduktivitas listrik airtanah di Kota

Makassar dapat dikonversi ke salinitas (%). Hasil konversi konduktivitas listrik airtanah di Kota Makassar ke dalam

salinitas (%) dapat dilihat pada Gambar 8. Konversi ini

dilakukan karena salt meter yang digunkan hanya mampu

mengukur salinitas satu % ke atas. Sedangkan salinitas air sumur di Kota Makassar rata-rata salinitasnya di bawah

satu %. Hasik konversi konduktivitas listrik ke dalam

salinitas airtanah di Kota Makassar menunjukkan bahwa

salinitas sumur pantek di Kota Makassar adalah 0,01 % sampai 0,27 %.

Page 5: Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar. G14-RC02 Hal 120...Makassar, 13 September 2014 120 Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar Muhammad

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014

Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa

Makassar, 13 September 2014

124

Gambar 8. Hasil konversi konduktivitas listrik ke salinitas

airtanah Kota Makassar

Pengukuran salinitas air permukaan di kota Makassar

diukur dengan salt meter. Pengukuran salinitas dilakukan di area pantai kota Makassar, daerah aliran sungai yaitu

sungai Tallo dan muara sungai Jeneberang. Hasil

pengukuran salinitas air didaerah pantai kota Makassar

adalah 2,51%. Sedangkan salinitas air sungai Tallo yang melintas di perumahan Bukit Baruga adalah 2,22% dan

salinitas air sungai di muara sungai Jeneberang adalah

2,45%.

Salinitas yang tinggi di sungai jeneberang hanya terjadi di

daerah muara sungai Jeneberang. Hal tersebut terjadi

karena ada bendungan karet yang menahan pasang air laut

yang masuk ke hulu sungai. Berbeda sungai jeneberang dengan salinitas aliran sungai Tallo. Sungai Tallo

salinitasnya tinggi jauh masuk ke daerah hulu sungai. Hal

ini disebabkan, karena tidak ada bendungan yang menahan

air laut masuk ke hulu sungai pada waktu pasang.

Kualitas airtanah di Kota Makassar baik secara kwalitatif

maupun secara kuantitatif sangat dipengaruhi oleh curah

hujan dan aliran air sungai Tallo. Hasil pengukuran air di muara sungai tallo dan aliran sungai tallo yang melintas di

perumahan Bukit Baruga Antang Kecamatan manggala

menunjukkan bahwa salinitasnya tinggi yaitu 2,5 %

sampai 2,2 %, dan konduktivitasnya tinggi yaitu 2,0 milli Siemen sampai 1,85 milliSiemen. Salinitas air sungai Tallo

yang tinggi tersebut mempengaruhi kualitas air permukaan

secara langsung di Kota Makassar. Selain itu, warna air dan

kekeruhan air permukaan juga dipengaruhi aliran sungai Tallo. Oleh karena itu, kualitas air permukaan yang

sebagian besar dipengaruhi oleh aliran sungai Tallo baik

secara lansung maupun tidak langsung akan mempengaruhi

kwalitas air sumur di Kota Makassar. Data kualitatif dan kuantitatif air sumur di Kota Makassar

dapat dilihat pada Gambar 4 sampai Gambar 8, dan data

kuantitatif dapat dilihat pada Gambar 4 sampai Gambar 6.

Dari Gambar tersebut menunjukkan bahwa konduktivitas air yang tinggi semakin meluas di Kota makassar. Data-

data tersebut jelas menunjukkan bahwa sebagian besar air

sumur pantek di Kota Makassar kwalitasnya semakiin

rendah dan hanya sebagian kecil saja yang kualitasnya masih baik. Namun demikian air sumur pada musim hujan

kualitas lebih baik dari pada musim kemarau karena

salinitasnya turun pada musim hujan dan salinitasnya naik

pada musim kemarau. Selain itu, permukaan air sumur naik pada musim hujan dan permukaan air sumur turun pada

musim kemarau. Bahkan pada musim kemarau ditemukan

beberapa sumur yang kering. Fluktuasi kedalaman muka

airtanah di Kota Makassar rata-rata adalah satu meter dari musim hujan ke musim kemarau Perubahan muka airtanah

pada reservoar tersebut berpengaruh secara langsung pada

keadaan kualitas airtanah (syahruddin, 2013).

Kesimpulan

1. Kualitas airtanah di Kota Makassar baik secara kwalitatif maupun secara kuantitatif sangat

dipengaruhi oleh aliran air sungai Tallo. Hasil

pengukuran air di muara sungai tallo dan aliran sungai

tallo yang melintas di perumahan Bukit Baruga Antang Kecamatan manggala menunjukkan bahwa salinitasnya

tinggi yaitu 2,5 % sampai 2,2 %, dan konduktivitasnya

tinggi yaitu 2,0 milli Siemen sampai 1,85 milliSiemen.

Salinitas air sungai Tallo yang tinggi tersebut mempengaruhi kualitas air permukaan secara langsung

di Kota Makassar. Selain itu, warna air dan kekeruhan

air permukaan juga dipengaruhi aliran sungai Tallo.

Oleh karena itu, kualitas air permukaan yang sebagian besar dipengaruhi oleh aliran sungai Tallo baik secara

lansung maupun tidak langsung akan mempengaruhi

kwalitas air sumur di Kota Makassar.

2. Konduktivitas air sumur pantek di bagian barat Kota Makassar adalah 1,0 mS sampai 2,1 mS sedangkan

konduktivitas air sumur pantek di bagian timur adalah

0,1 mS sampai 0,9 mS. Karena itu salinitas air sumur di

bagian barat lebih besar dari pada salinitas di bagian timur kota Makassar. Jadi kualitas air sumur di Kota

Makassar bagian timur masih lebih baik dibandingkan

dengan kualitas air sumur di bagian barat Kota

Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

sebagian besar air sumur pantek di Kota Makassar

kwalitasnya semakin rendah dan hanya sebagian kecil

saja yang kualitasnya masih baik.

Daftar Pustaka

Anonim, 2008. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah

Kota Makassar

Foth, H.D., (1984) : Dasar-dasar Ilmu Tanah, (Terjemahan ), Gajah Mada Univ. Press, Yogyakarta, 781.

Kodoatie, R.J dan Sjarief R. (2005); Pengelolaan Sumber

Daya Air Terpadu Andi.

Yogyakarta. Notodarmojo, S., (2005) : Pencemaran Tanah dan Air

Tanah, Penerbit ITB Bandung, 279- 290.

Page 6: Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar. G14-RC02 Hal 120...Makassar, 13 September 2014 120 Kualitas Airtanah Permukaan Daerah Cekungan Air Kota Makassar Muhammad

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014

Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa

Makassar, 13 September 2014

125

Syahruddin, M.H.,; Perubahan muka airtanah cekungan air Makassar (CAM), Prosidng, SNF FMIPA

UNHAS.

Wesley, D.L., (1977) : Mekanika Tanah. Badan Penerbit

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Ucapan Terima Kasih

Pada kesempatan yang sangat berharga ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada Direktorat Pembinaan Penelitian

dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan melalui dana BOPTN UNHAS 2012 yang

telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk

melakukan penelitian ini. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga disampaikan

kepada Pimpinan UNHAS dan jajarannya, Ketua komisi

penelitian UNHAS dan jajarannya, Ketua dan Staf

Lembaga Penelitian UNHAS, pimpinan dan jajaran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNHAS, Ketua jurusan dan ketua prodi geofisika. Terima

kasih kepada semua pihak baik langsung maupun tidak

langsung memberi dukungannya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.