KUALITAS AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN BEKAS …

7
116 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk KUALITAS AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN BEKAS PERSAWAHAN GUNUNG PUTRI JAWA BARAT Nia Yuliani 1 , Nurlela 2 , Novia Angraeni Lestari 3 1 Program Studi Biologi FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 4 Cimanggu Bogor Telp. (0251) 8340217 2,3 Program Studi Kimia FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 4 Cimanggu Bogor Telp. (0251) 8340217 E-mail : 1) [email protected], 2) [email protected] ABSTRAK Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Perumahan yang berlokasi di Gunung Putri, Jawa Barat merupakan daerah bekas persawahan yang menyisakan partikel-partikel pencemar ataupun logam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas dan tingkat pencemaran air sumur bor di daerah Gunung Putri. Metode pengambilan sampel dengan metode acak stratifikasi, pengukuran kualitas air digunakan analisis parameter fisika dan kimia serta penentuan status air digunakan metode Indeks Pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan, parameter yang memenuhi baku mutu air bersih yaitu parameter suhu 26,4 o C - 27,4 o C, kekeruhan 0,97 - 5,03 NTU, TDS 30,02 - 211,27 mg/L, sulfat 4 - 81 mg/L, nitrat 0,0 - 1,0 mg/L, nitrit 0,001 - 0,007 mg/L, klorida 0,5 - 1,8 mg/L, kesadahan 0,81 - 6,99 mg/L, pH 6,7 - 7,2, timbal 0,000 - 0,024 mg/L, kadmium 0 mg/L untuk seluruh sampel, mangan 0,00 - 0,04 mg/L, sedangkan untuk parameter bau, rasa, dan besi terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi baku mutu yaitu sampel air sumur 4, 12, dan 19. Parameter besi untuk sampel 4 yaitu 1,74 mg/L, sampel 12 yaitu 1,998 mg/L, dan sampel 19 yaitu 1,178 mg/L. Tingkat pencemaran air sumur bor di Perumahan Gunung Putri tergolong masih memenuhi baku mutu untuk kualitas air bersih. Kata kunci: Baku mutu, kualitas air, pencemaran 1. PENDAHULUAN Air bersih menjadi sangat penting untuk aktivitas kehidupan masyarakat yang sangat dinamis, sehingga harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Sering dijumpai banyak penduduk yang terpaksa memanfaatkan air yang kurang baik kualitasnya. Tentu saja hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Air yang berkualitas buruk dapat mengakibatkan penyakit keropos tulang, korosi gigi, anemia, ataupun kerusakan ginjal. Hal ini terjadi karena terdapatnya logam-logam berat yang bersifat toksik (racun) yang terakumulasi dalam tubuh [13]. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menyebabkan kualitas air menurun sehingga air tersebut tidak dapat digunakan seperti yang diharapkan. Kondisi air yang demikian disebut dengan air yang tercemar. Proses pencemaran air terjadi akibat masuknya zat asing seperti limbah rumah tangga, limbah pabrik ke dalam perairan yang melebihi ambang batas yang diperbolehkan Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air dapat ditinjau dari jenis sumur. Terdapat dua jenis sumur yaitu sumur gali dan sumur bor. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan air tanah dangkal. Sedangkan sumur bor dibuat dengan cara pengeboran lapisan air tanah yang lebih dalam sehingga sedikit dipengaruhi oleh kontaminasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa sumur gali memiliki kualitas air yang kurang baik dibandingkan dengan sumur bor. Namun ada kalanya sumur bor pun bisa mengandung zat-zat atau sifat yang tidak seharusnya dikarenakan faktor-faktor tertentu [10].

Transcript of KUALITAS AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN BEKAS …

116 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

KUALITAS AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN BEKAS PERSAWAHAN

GUNUNG PUTRI JAWA BARAT

Nia Yuliani1, Nurlela2, Novia Angraeni Lestari3

1Program Studi Biologi FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor

Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 4 Cimanggu Bogor Telp. (0251) 8340217 2,3Program Studi Kimia FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor

Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 4 Cimanggu Bogor Telp. (0251) 8340217

E-mail : 1)[email protected], 2)[email protected]

ABSTRAK

Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi

standar kualitas. Perumahan yang berlokasi di Gunung Putri, Jawa Barat merupakan daerah bekas

persawahan yang menyisakan partikel-partikel pencemar ataupun logam. Penelitian bertujuan untuk

mengetahui kualitas dan tingkat pencemaran air sumur bor di daerah Gunung Putri. Metode

pengambilan sampel dengan metode acak stratifikasi, pengukuran kualitas air digunakan analisis

parameter fisika dan kimia serta penentuan status air digunakan metode Indeks Pencemaran. Hasil

penelitian menunjukkan, parameter yang memenuhi baku mutu air bersih yaitu parameter suhu

26,4oC - 27,4oC, kekeruhan 0,97 - 5,03 NTU, TDS 30,02 - 211,27 mg/L, sulfat 4 - 81 mg/L, nitrat

0,0 - 1,0 mg/L, nitrit 0,001 - 0,007 mg/L, klorida 0,5 - 1,8 mg/L, kesadahan 0,81 - 6,99 mg/L, pH

6,7 - 7,2, timbal 0,000 - 0,024 mg/L, kadmium 0 mg/L untuk seluruh sampel, mangan 0,00 - 0,04

mg/L, sedangkan untuk parameter bau, rasa, dan besi terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi

baku mutu yaitu sampel air sumur 4, 12, dan 19. Parameter besi untuk sampel 4 yaitu 1,74 mg/L,

sampel 12 yaitu 1,998 mg/L, dan sampel 19 yaitu 1,178 mg/L. Tingkat pencemaran air sumur bor di

Perumahan Gunung Putri tergolong masih memenuhi baku mutu untuk kualitas air bersih.

Kata kunci: Baku mutu, kualitas air, pencemaran

1. PENDAHULUAN

Air bersih menjadi sangat penting untuk aktivitas kehidupan masyarakat yang sangat dinamis,

sehingga harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan

harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Sering dijumpai banyak

penduduk yang terpaksa memanfaatkan air yang kurang baik kualitasnya. Tentu saja hal ini dapat

menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Air bersih yang memenuhi syarat

kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Air yang berkualitas

buruk dapat mengakibatkan penyakit keropos tulang, korosi gigi, anemia, ataupun kerusakan ginjal.

Hal ini terjadi karena terdapatnya logam-logam berat yang bersifat toksik (racun) yang terakumulasi

dalam tubuh [13]. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menyebabkan kualitas

air menurun sehingga air tersebut tidak dapat digunakan seperti yang diharapkan. Kondisi air yang

demikian disebut dengan air yang tercemar. Proses pencemaran air terjadi akibat masuknya zat asing

seperti limbah rumah tangga, limbah pabrik ke dalam perairan yang melebihi ambang batas yang

diperbolehkan

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air dapat ditinjau dari jenis sumur. Terdapat dua

jenis sumur yaitu sumur gali dan sumur bor. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan

air tanah dangkal. Sedangkan sumur bor dibuat dengan cara pengeboran lapisan air tanah yang lebih

dalam sehingga sedikit dipengaruhi oleh kontaminasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa sumur gali

memiliki kualitas air yang kurang baik dibandingkan dengan sumur bor. Namun ada kalanya sumur

bor pun bisa mengandung zat-zat atau sifat yang tidak seharusnya dikarenakan faktor-faktor tertentu

[10].

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 117

Perumahan yang berlokasi di Gunung Putri, Jawa Barat, merupakan daerah bekas lahan

persawahan yang dapat menyisakan partikel-partikel pencemar ataupun mineral-mineral logam. Air

sumur bor di perumahan tersebut dipakai oleh warga untuk aktivitas seperti mandi dan mencuci tapi

tidak untuk air minum. Untuk mengetahui kualitas air sumur bor di kawasan perumahan Gunung

Putri Jawa Barat maka dilakukan penelitian, dilihat dari segi parameter kimia dan fisika air sumur

bor dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang

Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih dan untuk mengetahui tingkat pencemaran air

sumur bor kawasan Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat .

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Sampel dalam penelitian adalah

air sumur bor yang berada di perumahan Gunung Putri Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan

dengan metode acak stratifikasi. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

[8], sehingga diperoleh 20 sampel .Sampel 1 (S1), sampel 2 (S2), dan seterusnya sampai dengan

Sampel 20 (S20) .

n1 = 𝑁1

𝑁× 𝑛

Keterangan :

KK = Kepala Keluarga

RT = Rukun Tetangga

N1-4 = Jumlah KK 1 RT

N = Jumlah Seluruh Populasi KK

n1- n4 = Jumlah Sampel

n = Jumlah Sampel Seluruhnya

Alat yang digunakan untuk analisis yaitu: Inductive Couple Plasma (ICP) Varian 720 ES,

Spektrofotometer HACH DR 5000, turbidimeter, pH Meter, oven, termometer, desikator, neraca

analitik, pompa penghisap, indikator pH universal, waterbath, kertas saring, statif, gunting, timer,

labu takar, dan alat-alat gelas lainnya. Bahan-bahan yang digunakan yaitu, sehingga di sampel air

sumur bor sebanyak 1 liter tiap titik sampel, serbuk SulfaVer 4 Sulfate reagent powder pillow,

NitraVer 5 Nitrate reagent powder pillow dan NitriVer 3 Nitrite reagent powder pillow, Larutan

Mercuric Thiocyanate solution dan Larutan Ferric Ion Solution, CyaniVer 3 Cyanide Reagent

Powder Pillow, CyaniVer 4 Cyanide Reagent Powder Pillow, CyaniVer 5 Cyanide Reagent Powder

Pillow, larutan standar induk Fe, Mn, Cd, dan Pb masing-masing 1000 mg/L

Parameter yang diamati yaitu analisis fisika meliputi bau, rasa, suhu. kekeruhan, dan jumlah

zat padat terlarut . Sedangkan pengamatan parameter kimia meliputi analisis , pH, nitrat, nitrit, sulfat,

klorida, sianida, kesadahan, logam (Pb, Mn, Cd. Fe). Analisis data dilakukan dengan mengacu

kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan

Kualitas Air untuk kualitas air bersih, dan Metode Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status

Mutu Air.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Parameter Fisika

a. Bau

Baku mutu air bersih untuk parameter bau adalah tidak berbau berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat

beberapa sampel air yang memiliki bau yaitu bau karat untuk S4, S12, dan S19. Kemungkina adanya

bau ditimbulkan dari kadar Fe yang melebihi baku mutu air bersih. Adanya bau pada sampel air turut

menyebabkan timbulnya rasa pada sampel.

118 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

b. Rasa

Air kemungkinan dapat berasa pahit, asin, dan sebagainya. Adanya rasa menunjukkan bahwa

air tersebut telah terkontaminasi oleh berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Oleh karena

itu persyaratan yang harus dipenuhi oleh air minum dan air bersih adalah harus tidak berasa .

Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa sampel air sumur bor yang berasa yaitu S4,

S12, dan S19. Adanya air yang berasa, kemungkinan terdapat kandungan tertentu dalam air sumur

bor yang tinggi diantaranya besi, zat organik ataupun zat kimia lainnya. Rasa yang terdapat dari

ketiga sampel air tersebut yaitu sedikit asam. Kemungkinan rasa tersebut ditimbulkan oleh kadar besi

yang melebihi baku mutu air bersih yang dipersyaratkan . Suhu air yang tinggi dapat membantu

pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa air dan wadah air. Suhu di atas Baku Mutu Air Bersih

dapat menyebabkan kandungan zat-zat beracun bereaksi terhadap air sehingga air menjadi tercemar

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, standar suhu untuk air

bersih adalah suhu udara ± 3oC.

c. Suhu

Suhu udara yang terukur pada saat pengukuran sampel yaitu 26,8 oC. Suhu air yang diteliti

berada pada suhu antara 26,4oC hingga 27,4oC. Seluruh sampel air sumur yang diteliti masih berada

pada kisaran suhu yang diperbolehkan dan tergolong suhu air normal.

d. Kekeruhan

Kekeruhan menunjukkan adanya partikel-partikel dari tanah dan kemungkinan adanya

kontaminasi logam-logam seperti besi, mangan, dan sebagainya [5]. Standar parameter kekeruhan

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum adalah 25

NTU (Nephelometric Turbidity Units).Hasil pengukuran menunjukkan bahwa seluruh sampel masih

masuk ke dalam standar parameter kekeruhan yaitu 1,09 hingga 4,77 NTU. Kekeruhan dipengaruhi

pula oleh zat yang tersuspensi seperti kotoran atau lumpur dan Jumlah Zat Padatan Terlarut (TDS) .

Semaakin banyak zat yang tersuspensi, dan zat terlarut, makin tinggi pula nilai kekeruhan.

e. Warna

Pemeriksaan warna dilakukan secara langsung dengan indera penglihatan. Warna air dapat

disebabkan oleh adanya ion-ion logam alam (besi dan mangan), humus, plankton, tanaman air, dan

buangan industri.. Hasil pengamatan di tempat pengambilan sampel (in situ) menunjukkan terdapat

beberapa sampel yang sedikit berwarna kekuningan yaitu untuk S4 dan S12. Adanya warna

kekuningan timbul dikarenakan adanya kandungan besi dalam air

f. Jumlah Zat Padat Terlarut/Total Dissolved Solid (TDS)

Jumlah padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang larut dalam

air, mineral dan garam-garamnya [5]. Standar parameter Jumlah Padatan Terlarut/TDS berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum adalah 1500 mg/L.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel di Perumahan Gunung Putri memiliki

kandungan TDS yang berada di bawah ambang batas maksimum untuk kualitas air bersih yaitu

berkisar antara 30,02 hingga 211,27 mg/L. S15 dan S16 memiliki kadar TDS yang lebih tinggi

dibanding sampel lainnya, yang sebanding dengan tingkat kekeruhannya. Kemungkinan hal tersebut

disebabkan letak sumur bor berada tidak jauh dari sawah kecil, sehingga pengotor/partikelnya dapat

ikut terbawa air tanah lalu merembes ke air sumur tersebut.

3.2 Parameter Kimia

a. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) air yang lebih kecil dari 6,5 atau pH asam meningkatkan korosifitas

pada benda-benda logam, menimbulkan rasa tidak enak dan dapat menyebabkan beberapa bahan

kimia menjadi racun yang mengganggu kesehatan [14]. Standar parameter pH berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu berkisar antara 6,5 hingga 9,0, dan dari

penelitian didapatkan hasil pH yang masih memenuhi baku mutu air bersih yaitu berkisar antara 6,7

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 119

hingga 7,2. pH dapat mempengaruhi kadar besi dalam air, pH yang rendah atau cenderung asam

dapat melarutkan besi sehingga menimbulkan kadar besi yang tinggi dalam air. pH juga

mempengaruhi rasa pada air, pH yang rendah menimbulkan rasa masam pada air, sedangkan pH

tinggi menimbulkan rasa cenderung pahit pada air.

b. Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2

-)

Nitrat menjadi perhatian khusus karena tingginya kadar nitrat dalam air dapat mengakibatkan

sindrom bayi biru atau methemoglobinemia [6]. Nitrat dan Nitrit adalah ion-ion anorganik alami,

yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Pencemaran oleh adanya kemungkinan penggunaan

pupuk, mengingat dahulunya perumahan Gunung Putri merupakan sawah, yang dapat meningkatkan

kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan

mudah bermigrasi dengan air bawah tanah. Standar parameter nitrat berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 10 mg/L. Kandungan nitrat pada

seluruh sampel air masih masuk dalam ambang batas maksimum yang disyaratkan yaitu berkisar

antara 0,0 mg/L hingga 1,0 mg/L sehingga masih memenuhi syarat berdasarkan persyaratan kualitas

air bersih. Kadar nitrat paling rendah yaitu nol terkandung pada S5, S9, S12. Sedangkan hasil

penelitian untuk kadar nitrit menunjukkan bahwa kadar nitrit berkisar diantara 0,001 hingga 0,007

mg/L dan secara keseluruhan masih masuk dalam standar baku mutu air bersih yaitu maksimum1,0

mg/L. Kadar nitrat dan nitrit yang rendah kemungkinan disebabkan sumur bor tersebut tidak

mendapat kontaminasi nitrat ataupun nitrit tanah alami, dan nitrat dari pembuangan limbah rumah

tangga, selokan, sawah, atau pun sungai sekitar Perumahan Gunung Putri .Nitrit di perairan secara

alami sifatnya tidak stabil karena mudah teroksidasi menjadi nitrat karena adanya oksigen.

c. Sulfat (SO42-)

Permasalahan yang diakibatkan oleh adanya sulfat dalam air adalah bau dan masalah korosi

pada perpipaan yang diakibatkan dari reduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida dalam kondisi

anaerobik (Sutrisno, 2004). Standar parameter sulfat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI

No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 400 mg/L. Hasil penelitian terhadap semua

sampel air sumur bor untuk parameter sulfat masih berada di bawah ambang batas maksimum yang

diperbolehkan untuk air bersih yaitu 4 hingga 81 mg/L. Kadar sulfat yang diperoleh cukup fluktuatif.

S2, S9 dan S15 mempunyai kadar yang lebih tinggi dibanding sampel yang lainnya, hal ini faktor

geologi batuan penyusun dan daerah perumahan adalah bekas persawahan.

d. Klorida (Cl-)

Sumber klorida dalam air permukaan dan air tanah dapat terjadi secara alami dan akibat

kegiatan manusia seperti air limpasan, penggunaan pupuk anorganik, air lindi dari persampahan,

limbah septic tank, pakan ternak, limbah industry, saluran drainase/irigasi dan intrusi air laut di

wilayah pesisir [11]. Standar parameter klorida berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 600 mg/L. Hasil penelitian terhadap seluruh sampel

air sumur bor di daerah Gunung Putri Jawa Barat menunjukkan kandungan klorida yang masih

berada di bawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,5 hingga 1,8 mg/L.

Kandungan klorida dari seluruh sampel cenderung sangat rendah, dan air sumur tidak mendapatkan

kontaminasi yang berarti dari tanah, selokan, ataupun sungai di area perumahan.

e. Sianida (CN-)

Sianida bersifat toksik. Kadar sianida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 0,005 mg/L.

Sianida yang berlebihan bila masuk dalam tubuh manusia dapat mengganggu metabolisme oksigen

dalam tubuh dan mengganggu fungsi hati. Serta pernafasan, dan menyebabkan kerusakan tulang.

Standar parameter sianida berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,1 mg/L Hasil penelitian menunjukkan bahwa

seluruh sampel air memiliki kadar sianida masih berada di bawah baku mutu air bersih yaitu 0,000

hingga 0,024 mg/L. Kadar sianida yang diperoleh cukup fluktuatif

f. Kesadahan (CaCO3)

120 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi,

misalnya Mg2+, Ca2+, Fe+ dan Mn+. Kesadahan total (total hardness) adalah kesadahan yang

disebabkan oleh adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama [7]. Standar parameter

kesadahan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990

maksimum yaitu 500 mg/L. Hasil penelitian terhadap sampel air sumur bor di Perumahan Gunung

Putri, Jawa Barat menunjukkan nilai kandungan kesadahan (CaCO3) yang masih berada di bawah

ambang batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,81 hingga 6,99 mg/L. Hasil penelitian, tingkat

kesadahan yang rendah juga diimbangi dengan jumlah padatan terlarut yang juga rendah. Tingkat

keasaman air (pH) sumur pun cenderung netral karena kesadahan yang rendah. Pengaruh langsung

terhadap kesehatan akibat penyimpangan terhadap parameter ini tidak ada, namun tingkat kesadahan

yang tinggi dalam air akan menyebabkan air sabun sulit berbusa sehingga penggunaan sabun pada

air yang tingkat kesadahannya tinggi tidak efektif dan tidak efisien. Hasil penelitian untuk seluruh

sampel didapatkan nilai kesadahan yang sangat rendah, hal itu diartikan bahwa air sumur bor tidak

mendapatkan kontaminasi yang berarti dari ion-ion penyebab kesadahan.

g. Kadmium (Cd), Mangan (Mn), dan Timbal (Pb)

Pada dasarnya tanah mengandung logam namun dengan kadar yang sangat rendah, kecuali

tanah tersebut sudah tercemar. Logam yang terkandung dalam tanah dapat mencemari air tanah.

Standar parameter timbal (Pb) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,05 mg/L. Hasil penelitian terhadap 20 sampel air

sumur bor menunjukkan kadar timbal yang masih berada di bawah baku mutu yaitu 0,000 hingga

0,024 mg/L sehingga air memenuhi syarat kualitas air bersih.

Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat merupakan areal yang dahulunya adalah sawah.

Konsentrasi Cd dalam lahan pertanian biasanya tinggi, dipengaruhi adanya pemakaian pupuk. Pupuk

merupakan pemasok logam berat dalam tanah .Standar parameter kadmium berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,005 mg/L. Hasil

penelitian terhadap seluruh sampel air sumur bor menunjukkan kadar kadmium yang masih berada

di bawah baku mutu yaitu 0,000 mg/L, sehingga air memenuhi syarat kualitas air bersih .

Mangan merupakan salah satu logam yang paling melimpah di permukaan bumi, yaitu sekitar

0,1% dari kerak bumi. Mangan tidak ditemukan secara alami dalam bentuk murni (unsur). Mangan

secara alami banyak terdapat pada air permukaan dan air tanah, namun aktivitas manusia juga banyak

berkontribusi menimbulkan kontaminasi mangan dalam air. Mangan dapat berikatan dengan nitrat,

sulfat, dan klorida, serta dapat larut dalam air. Jika dibiarkan di ruang terbuka, air dengan kadar

mangan yang tinggi (lebih dari 0,01 mg/L, akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi

Mn2+ menjadi Mn4+. Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna coklat gelap sehingga air

menjadi keruh [4]. Standar parameter mangan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,5 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar

mangan pada sumur bor di perumahan Gunung Putri masih berada di bawah baku mutu yang

dipersyaratkan yaitu berkisar antara 0,00 hingga 0,04 mg/L, sehingga memenuhi syarat sebagai

sumber air bersih.

h. Besi (Fe)

Keberadaan besi dalam air dapat menyebabkan air menjadi berwarna, berbau dan berasa. Konsentrasi

unsur ini dalam air yang melebihi baku mutu akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan

bahan-bahan yang berwarna putih, menyebabkan air menjadi berwarna, memberi rasa yang tidak

enak jika diminum, dan dapat menimbulkan endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian [14].

Standar parameter besi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 1,0 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

beberapa sampel air sumur bor memiliki kandungan besi yang berada di atas ambang batas

maksimum yang diperbolehkan (lebih dari 1 mg/L berdasarkan baku mutu air bersih) yaitu untuk S4

yaitu 1,74 mg/L, S12 yaitu 1,998 mg/L, dan S19 yaitu 1,178 mg/L. Kadar besi yang melebihi ambang

batas pada S4, S12, dan S19 kemungkinan disebabkan karena terdapat pengkaratan pada pipa atau

keran di dalam pipa/saluran air sehingga mengkontaminasi air yang melewatinya. Kedalaman sumur

pada S19 yang tidak terlalu dalam dibanding sumur untuk sampel lainnya, yaitu kurang lebih 15

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 121

meter berdasarkan keterangan pemilik sumur S19, dan lokasinya yang berdekatan dengan aliran

sungai kemungkinan menjadi penyebab adanya kontaminasi unsur besi pada tanah yang merembes

pada sumur tersebut. Selain itu, tingginya kadar Fe pada air dapat dikarenakan nilai pH yang

cenderung menuju asam. Besi terlarut dengan baik dalam air dalam kondisi pH rendah atau

cenderung asam.

i. Analisis Hasil Indeks Pencemaran Air

Hasil Indeks Penecemaran air sumur bor di perumahan Gunung Putri (Tabel 1.) didapatkan dua

sampel yaitu S4 dan S12 mempunyai IP 1,24 dan 1,42 . Hal ini bila dilihat dari status mutu air

berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 , [9] termasuk

katagori tercemar ringan, sedangkan secara keseluruhan air sumur bor memenuhi baku mutu untuk

status mutu air.

Tabel 1. Hasil Indeks Pencemaran Baku Mutu Air Bersih dan Status Mutu Air Sampel Air Sumur IP Baku Mutu Air

Bersih

Status Mutu Air

S1 0,40 Memenuhi baku mutu

S2 0,48 Memenuhi baku mutu

S3 0,44 Memenuhi baku mutu

S4 1,24 Cemar Ringan

S5 0,21 Memenuhi baku mutu

S6 0,32 Memenuhi baku mutu

S7 0,35 Memenuhi baku mutu

S8 0,29 Memenuhi baku mutu

S9 0,26 Memenuhi baku mutu

S10 0,42 Memenuhi baku mutu

S11 0,26 Memenuhi baku mutu

S12 1,42 Cemar Ringan

S13 0,25 Memenuhi baku mutu

S14 0,01 Memenuhi baku mutu

S15 0,32 Memenuhi baku mutu

S16 0,27 Memenuhi baku mutu

S17 0,41 Memenuhi baku mutu

S18 0,33 Memenuhi baku mutu

S19 0,97 Memenuhi baku mutu

S20 0,50 Memenuhi baku mutu

Keterangan : IP = Indeks Pencemaran

4. KESIMPULAN

Kualitas air sumur bor di perumahan Gunung Putri Jawa Barat untuk 7,4oC, kekeruhan 0,97

- 5,03 NTU, TDS 30, 02 - 211,27 mg/L, sulfat 4 - 81 mg/L, nitrat 0,0 - 1,0 mg/L, nitrit 0,001 - 0,007

mg/L, klorida 0,5 - 1,8 mg/L, kesadahan 0,81 - 6,99 mg/L, pH 6,7 - 7,2, timbal 0,000 - 0,024 mg/L,

kadmium 0 mg/L untuk seluruh sampel, mangan 0,00 - 0,04 mg/L, sedangkan untuk parameter bau,

rasa, dan besi terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi baku mutu yaitu sampel air sumur 4,

12, dan 19. Parameter besi untuk sampel 4 yaitu 1,74 mg/L, sampel 12 yaitu 1,998 mg/L, dan sampel

19 yaitu 1,178 mg/L. Tingkat pencemaran air sumur bor di Perumahan Gunung Putri tergolong masih

memenuhi baku mutu untuk kualitas air bersih.

Kualitas air sumur bor di Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat untuk parameter fisika secara

keseluruhan sampel memenuhi baku mutu yaitu suhu 26,4oC hingga 27,4oC, kekeruhan 0,97 hingga

5,03 NTU, TDS 30,02 hingga 211,27 mg/L. Sedangkan yang tidak memenuhi baku mutu yaitu

parameter bau dan rasa terdapat pada S4, S12, dan S19.

122 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Untuk parameter kimia secara keseluruhan sampel memenuhi baku mutu air bersih yaitu parameter

sulfat 4 hingga 81 mg/L, nitrat 0,0 hingga 1,0 mg/L, nitrit 0,001 hingga 0,007 mg/L, klorida 0,5

hingga 1,8 mg/L, kesadahan 0,81 hingga 6,99 mg/L, pH 6,7 hingga 7,2 , timbal 0,000 hingga 0,024

mg/L, kadmium 0 mg/L untuk seluruh sampel, mangan 0,00 hingga 0,04 mg/L. Sedangkan yang

tidak memenuhi baku mutu yaitu parameter besi pada S4 yaitu 1,74 mg/L, S12 yaitu 1,998 mg/L,

dan S19 yaitu 1,178 mg/L. Indeks Pencemaran menunjukkan bahwa tingkat pencemaran air sumur

bor di Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat tergolong masih memenuhi baku mutu untuk kualitas

air bersih. Seluruh sampel tidak memenuhi standar persyaratan untuk kulaitas air minum dilihat dari

baku mutu untuk parameter besi, timbal, warna, bau, dan rasa. sehingga air sumur bor Perumahan

tidak layak digunakan untuk minum, namun masih dapat digunakan sebagai air bersih.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Depkes RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416 tentang

Persyaratan Kualitas Air Bersih. Jakarta.

[2] Depkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta.

[3] Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air. Yogyakarta: Kanisius.

[4] Fardiaz, S. 1992. Polusi air dan udara. Yogyakarta: Kanisius.

[5] Howard, F. 2010. Environmental health from global to local, Second edition. USA : HB

printing.

[6] Joko, T. 2010. Unit produksi dalam sistem penyediaan air minum. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[7] Kasjono, H.S dan Yasril. 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

[8] Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115

Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran. Deputi

MENLH. Jakarta.

[9] Morintoh, Puspitasari, Jimmy F. Rumampuk dan Fransiska Lintong. 2015. Analisis Perbedaan

Uji Kualitas Air Sumur di Daerah Dataran Tinggi Kota Tomohon dan Dataran Rendah Kota

Manado Berdasarkan Parameter Fisika. Jurnal E-Biomedik 3(1): 424-429.

[10] Munfiah S., Nurjazuli, Onny S. . 2013. Kualitas Fisik dan Kimia Air Sumur Gali dan Sumur

Bor di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak. Jurnal Kesehatan Lingkungan

Indonesia. 12(2): 154-159.

[11] Suryana, Rifda. 2013. Analisis Kualitas Sumur Dangkal di Kecamatan Birinangkanayya Kota

Makassar. Universitas Hasanuddin. Makasar.

[12] Sutrisno, Totok. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.