KTI Puasa Fany

5
MANFAAT BERPUASA Kehidupan manusia modern ternyata telah menyeret manusia kepada suatu situasi dan kondisi yang runyam. Aktivitas kita dalam segala bentuknya menjurus pada ketidakseimbangan yang semakin rumit. Baik secara individual, sosial, maupun spiritual. Maka kuncinya hanya satu yaitu dengan mengembalikan aktivitas-aktivitas itu menuju pada keseimbangan alamiahnya lagi. Apakah yang mesti kita lakukan? Jawabannya adalah berpuasa. Puasa bukan cuma menahan lapar dan menahan haus. Puasa juga berbeda dengan diet. Puasa memiliki dimensi kejiwaan, sedangkan diet hanya dimensi fisik. Karena itu, aturan berdiet hanya dibatasi lewat jumlah makan dan minum, serta mengatur frekuensi mengkonsumsinya. Sedangkan puasa bermakna lebih dalam dari itu. Bicara tentang kesehatan secara menyeluruh, kita tidak bisa meninggalkan keterkaitan antara jiwa dan badan. Sehat yang sesungguhnya memiliki makna lahir dan batin sekaligus. Agar sehat, kita harus berusaha menyehatkan badan sekaligus jiwa. Kalau hanya sehat salah satu, itu namanya belum sehat. Keseimbangan antara jiwa dan raga itulah yang harus kita raih, karena menjadi kunci kesehatan yang sesungguhnya. Dalam berbagai penelitian tentang puasa memang disepakati bahwa puasa adalah aktivitas yang melibatkan

description

gggh

Transcript of KTI Puasa Fany

Page 1: KTI Puasa Fany

MANFAAT BERPUASA

Kehidupan manusia modern ternyata telah menyeret manusia kepada suatu situasi

dan kondisi yang runyam. Aktivitas kita dalam segala bentuknya menjurus pada

ketidakseimbangan yang semakin rumit. Baik secara individual, sosial, maupun spiritual.

Maka kuncinya hanya satu yaitu dengan mengembalikan aktivitas-aktivitas itu

menuju pada keseimbangan alamiahnya lagi. Apakah yang mesti kita lakukan?

Jawabannya adalah berpuasa.

Puasa bukan cuma menahan lapar dan menahan haus. Puasa juga berbeda dengan

diet. Puasa memiliki dimensi kejiwaan, sedangkan diet hanya dimensi fisik. Karena itu,

aturan berdiet hanya dibatasi lewat jumlah makan dan minum, serta mengatur frekuensi

mengkonsumsinya. Sedangkan puasa bermakna lebih dalam dari itu.

Bicara tentang kesehatan secara menyeluruh, kita tidak bisa meninggalkan

keterkaitan antara jiwa dan badan. Sehat yang sesungguhnya memiliki makna lahir dan

batin sekaligus. Agar sehat, kita harus berusaha menyehatkan badan sekaligus jiwa.

Kalau hanya sehat salah satu, itu namanya belum sehat. Keseimbangan antara jiwa dan

raga itulah yang harus kita raih, karena menjadi kunci kesehatan yang sesungguhnya.

Dalam berbagai penelitian tentang puasa memang disepakati bahwa puasa adalah

aktivitas yang melibatkan dimensi fisik, jiwa, dan spiritual. Atau dalam bahasa yang lebih

sederhana: puasa adalah aktivitas yang bersifat ‘lahir dan batin’. Dengan puasa itu,

seseorang harus menjalani aktivitas mulai dari niatan yang bersifat spiritual, menahan diri

untuk tidak melakukan sesuatu temasuk makan dan minum dan memperbanyak

komunikasi dengan Tuhan.

Lapar dan dahaga dipilih sebagai cara untuk mencapai tujuan puasa. Tetapi, lapar

dan dahaga itu sendiri sebenarnya bukanlah tujuan berpuasa. Karena itu, jangan sampai

kita keliru menjadikan lapar dan dahaga sebagai tujuan puasa. Baik secara sengaja

maupun tidak sengaja.

Tujuan utama puasa adalah untuk mengubah kualitas jiwa kita agar menjadi lebih

terkendali. Atau dalam istilah agamanya lebih bertakwa.

Sarana yang dipakai adalah menciptakan kondisi lapar dan haus, plus beberapa

pantangannya yang mesti dijalankan dengan kefahaman dan keikhlasan.

Page 2: KTI Puasa Fany

Maka janganlah kita mengulang kesalahan yang sama, dengan menjadikan ‘cara’

sebagai tujuan. Tujuannya adalah mengubah kemampuan kontrol diri kita, bukan sekedar

menjalankan kewajiban.

Lantas, kenapa untuk melatih kemampuan kontrol diri, kita mesti melalui proses

lapar dan haus? Alasannya yaitu:

1. Lapar dan haus adalah sebuah proses yang membawa kesehatan kita mencapai

kondisi yang seimbang kembali, setelah sekian lama dibebani metabolisme yang

berlebihan. Ini merupakan dimensi fisik.

2. Lapar dan haus adalah kondisi kritis manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar

hidupnya, yang bisa digunakan untuk melatih pengendalian diri secara kejiwaan.

Ini merupakan dimensi psikis.

3. Lapar dan haus juga digunakan untuk mengingatkan kita tentang kondisi orang-

orang yang terpinggirkan dan kurang beruntung di sekitar kita. Ini merupakan

dimensi sosial.

4. Lapar dan haus menyebabkan kita teringat terus bahwa kita sedang dalam kondisi

berlatih untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kita yang berujung pada

penyerahan diri kepada Allah, Sang Pencipta Yang Maha Agung. Ini merupakan

dimensi spiritual.

Bertakwa adalah kemampuan mengontrol diri dari perbuatan-perbuatan yang

merugikan. Sebaliknya, mampu mengendalikan diri untuk selalu berbuat kebajikan yang

membawa manfaat bagi semuanya.

Apa sajakah yang mesti dikontrol dalam kehidupan kita? Secara umum ada empat

hal yaitu yang bersifat fisik, psikis, sosial, dan spiritual.

Menjadi bertakwa sebenarnya adalah sebuah proses untuk kembali pada fitrah kita

sebagai manusia. Bertingkah laku sebagai manusia yang berbudaya tinggi. Bukan hanya

untuk diri sendiri, melainkan untuk seluruh alam, karena kita adalah khalifah Allah di

muka bumi.

Maka manifestasi sifat takwa adalah berbuat baik pada diri sendiri, berbuat baik

pada orang lain, berbuat baik pada lingkungan, dan beramal soleh dengan mengikhlaskan

ketaatannya pada Allah semata. Semuanya berpadu dalam sebuah keseimbangan.

Page 3: KTI Puasa Fany

Dalam kaitannya dengan ibadah puasa, maka takwa yang seperti itulah yang

dipatok sebagai tujuan. Jadi, puasa yang baik dan berhasil adalah puasa yang membawa

dampak pada keempat hal tersebut, yaitu terjadi peningkatan kualitas diri sendiri,

peningkatan kualitas hubungan dengan sesama, peningkatan kualitas terhadap

lingkungannya, dan peningkatan kualitas hubungan dengan Allah.

Pada saat seseorang mencapai semua itu, maka sebenarnya ia telah kembali

kepada fitrahnya sebagai manusia yang sesungguhnya atau bisa disebut insan kamil yang

artinya manusia yang sempurna.

Tanda-tanda yang bisa kita jadikan parameter untuk mengukur keberhasilan puasa

adalah:

1. Badan lebih sehat.

2. Emosi lebih rendah.

3. Pikiran lebih jernih.

4. Sikap lebih bijaksana.

5. Hati lebih lembut.

6. Ibadah lebih bermakna.

7. Lebih tenang dan tawadhu dalam menjalani hidup.

Dan masih banyak lagi manfaat lain yang bisa kita ukur dari efek puasa. Namun,

dengan mengukur ketujuh parameter itu kita sudah bisa memperoleh gambaran yang

komprehensif tentang berhasil tidaknya puasa kita dalam mengubah karakter seseorang

menjadi lebih bertakwa.

Jadi kenapa kita mesti berpuasa? Dengan berpuasa kita bisa membangun kembali

keseimbangan kesehatan fisik dan kejiwaan kita. Dengan puasa kita juga bakal bisa

menata kembali keseimbangan sosisal. Dan akhirnya, dengan puasa kita dapat mengatur

kembali keseimbangan spiritual – hubungan kita dengan Allah Sang Maha Adil dan

Berkuasa.

Maka, marilah kita lakukan terus eksplorasi kepahaman kita terhadap ilmu-ilmu

Allah secara terus menerus. Mudah-mudahan kita semakin bisa mengungkap makna-

makna yang terkandung dalam berbagai perintah-Nya, termasuk puasa. Sungguh masih

tersimpan berjuta misteri ketika Dia mengatakan bahwa: “berpuasa adalah lebih baik

bagimu, jika kamu mengetahui…?!”