KTI OPSI MALANG
-
Upload
fhyt-fhytria -
Category
Documents
-
view
176 -
download
2
description
Transcript of KTI OPSI MALANG
KARYA TULIS ILMIAH
PEMANFAATAN DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) SEBAGAI
AROMATERAPI PENGUSIR LALAT
Disusun untuk Mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah
Kelompok Bidang Penelitian: SAINS DASARBidang Ilmu : Biologi
OLEH
MUHAMMAD HAMZAH FARRASAMULYA
DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MALANG
Jl. Tugu Utara no. 1 Malang 65111 Jawa Timur (0341) 366454 Fax. (0341) 329487
JULI 2013
MAKALAH OPSI 2013
PEMANFAATAN DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) SEBAGAI
AROMATERAPI PENGUSIR LALAT
Kelompok Bidang Penelitian: SAINS DASAR
Bidang Ilmu : BIOLOGI
PenelitiNama Lengkap : Muhammad Hamzah FarrasamulyaNIS : 16003Kelas : XI AKSELERASI
PembimbingNama Lengkap : Dewi Endahsari,M.Pd NIP : 19660406 19890102 004 Bidang Studi yang diampu : Biologi
DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MALANG
Jl. Tugu Utara no. 1 Malang 65111 Jawa Timur (0341) 366454 Fax. (0341) 329487
JULI 2013
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian : PEMANFAATAN DAUN PANDAN (Pandanus
amaryllifolius) SEBAGAI AROMATERAPI
PENGUSIR LALAT
Kelompok Bidang Penelitian : Sains Dasar
Bidang Ilmu : Biologi
2. Peneliti
NamaLengkap : Muhammad Hamzah Farrasamulya
NIS : 16003
Kelas : XI AKSELERASI
Asal Sekolah : SMA NEGERI 1 MALANG
Alamat Sekolah : Jalan Tugu Utara No. 1 Malang, Telepon/faks:
(0341)366454 / (0341) 329487
Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul “Pemanfaatan Daun Pandan
(Pandanus amaryllifolius) sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat” belum pernah
disertakan dalam lomba apapun, dan dikerjakan dengan melibatkan peneliti sebanyak
1 orang, dan pembimbing sebanyak 1 orang, dengan rincian sebagai berikut:
PenelitiNama Lengkap : Muhammad Hamzah FarrasamulyaNIS : 16003Kelas : XI AKSELERASI
PembimbingNama Lengkap : Dewi Endahsari,M.Pd NIP : 19660406 19890102 004 Bidang Studi yang diampu : Biologi
Malang 19 Agustus 2013
Kepala Sekolah Peneliti
SMA Negeri 1 Malang
Drs. Supriyono , M.Si Muhammad Hamzah F
NIP. 19570803 198201 1 003 NIS. 16003
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap : Muhammad Hamzah FarrasamulyaNIS : 16003Kelas : XI AKSELERASISekolah : SMA NEGERI 1 MALANGAlamat Sekolah : Jl Tugu Utara No. 1 MalangTelepon/faks sekolah : (0341) 366454 / (0341) 329487Alamat Rumah : Jl. Kapi Satabali III 16G no 26 Sawojajar 2 MalangTelepon/HP : 085649861758
menyatakan bahwa karya tulis ini, yang berjudul “Pemanfaatan Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat” adalah :
1) Sepenuhnya ditulis oleh peneliti sendiri,2) Dikerjakan di bawah bimbingan
Nama Lengkap pembimbing : Dewi Endahsari,M.Pd
NIP : 19660406 19890102 004 Bidang Studi yang diampu : Biologi
3) Orisinal karya peneliti sendiri, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek substansi maupun penulisan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas perbuatan yang kami lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Malang, 31 Juli 2013Pembimbing Penelitian, Yang membuat pernyataan,
Peneliti,
Dewi Endahsari, M.Pd Muhammad Hamzah FNIP. 19660406 19890102 004 NIS. 16003
Kepala SekolahSMA Negeri 1 Malang
Drs. Supriyono , M.Si NIP. 19570803 198201 1 003
ii
ABSTRAK
Farrasamulya, Muhammad Hamzah. 2013. Pemanfaatan Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat. Karya Tulis Ilmiah. Pembimbing: Dewi Endahsari, M.Pd. SMA Negeri 1 Malang
Kata kunci : Aromaterapi, Daun Pandan, Lalat, Kepadatan penduduk yang terus meningkat dewasa ini menyebabkan terbentuknya
pemukiman padat penduduk yang kumuh dan kotor. Hal ini dapat menjadi sumber penyakit yang disebarkan oleh vektor seperti lalat. Masyarakat mengatasi problem lalat dengan menggunakan pengharum ruangan spray yang turut berkontribusi dalam proses penipisan dan pelubangan ozon. Selain itu, masyarakat juga belum mengetahui khasiat pandan (Pandanus amaryllifolius) yang dapat digunakan sebagai aromaterapi dan pengusir lalat. Pemanfaatan daun pandan sebagai aromaterapi pengusir lalat diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari penggunaan pengharum ruangan spray karena sifatnya yang alami dan tidak berbahaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan daun pandan yang berfungsi sebagai aromaterapi pengusir lalat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode observasi, eksperimen dan dokumentasi.
Hasil pertama penelitian ini berupa data destilasi daun pandan sebagai aromaterapi yang didapatkan menggunakan alat destilasi sederhana. Hasil kedua adalah data penerapan penggunaan aromaterapi pandan yang meliputi data waktu penggunaan dan volume cairan. Hasil ketiga adalah data uji efektivitas aromaterapi pandan sebagai pengusir lalat yang menunjukkan hasil aromaterapi pandan efektif untuk mengusir lalat karena lalat menjauhi sumber bau. Hasil keempat adalah data dari sosialisasi kepada masyarakat melalui program PKK berupa pertanyaan-pertanyaan. Penelitian ini memberikan manfaat dalam bidang ekonomi, estetika, biologi dan ekologi. Salah satu manfaat dari penelitian ini ialah turut berpartisipasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati dengan cara pelestarian pandan.
Kesimpulan dari peneltian ini adalah daun pandan dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi pengusir lalat.
iii
ABSTRACT
Farrasamulya, Muhammad Hamzah. 2013. Utilization of Pandan (Pandanus amaryllifolius) Leaves as Flies Evictor Aromatherapy. Scientific Paper. Paper advised by : Dewi Endahsari, M.Pd. SMA Negeri 1 Malang
Keywords : Aromatherapy, Pandan Leaves, Flies The high population density rise nowadays causes the formation of dirty housing. This
case can be the source of health disease which can be spreaded by vectors like flies. People overcome this problem by using spray air freshener. Spray air freshener contributes in ozone depletion and perforation. Besides that, people still do not know peculiar properties of pandan plant which can be used as aromatherapy and to evict flies. “Utilization of Pandan (Pandanus amaryllifolius) Leaves as Flies Evictor Aromatherapy.” become needed in the hope of minimize the negative effect of spray air freshener use because of its natural and safe characteristic.
The aim of this research is to know the utilization pandan leaves as aromatherapy and to evict flies. The kind of research is qualitative descriptive research. This research uses observation, experiment, and documentation methods.
The First result of this research is distillation data of pandan leaves as aromatherapy which obtained using simple distillation equipment. The second result is data of application use test of pandan aromatherapy, including the use duration and substance volume. The third result is the data of effectiveness test of pandan aromatherapy. It The shows that pandan aromatherapy is effective to evict flies because flies avoid the scent source. The fourth result is the data of socialization to the people through PKK program in form of questions. This research gives advantage in economics, aesthetics, biology, and ecology field. One of the advantages is to participate in biodiversity conservation by getting pandan conservation.
The conclusion of this research is pandan leaves can be utilized as aromatherapy and to evicts flies
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul “Pemanfaatan Daun Pandan sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat” dengan baik,
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moral dan material. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Drs. Supriyono, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Malang
2. Ibu Dewi Endahsari, M.Pd selaku pembina ekstrakurikuler KIR yang telah
bersedia memberikan bimbingan dan koreksinya.
3. Seluruh guru dan rekan SMA Negeri 1 Malang yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang telah banyak mendukung penulisan karya tulis ini
4. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan berbagai dukungan, baik
dukungan moral maupun material.
Sebagai sebuah karya tulis, kekurangtepatan dan kesalahan sangat mungkin dijumpai.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca agar karya tulis ini lebih bermanfaat bagi yang membutuhkan dan demi
kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya , dan bagi penulis sendiri pada khususnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, Agustus 2013
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................................................iii
ABSTRACT...............................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2
C. HIPOTESIS......................................................................................................................2
D. TUJUAN PENELITIAN..................................................................................................2
E. MANFAAT PENELITIAN..............................................................................................2
F. BATASAN MASALAH..................................................................................................3
G. DEFINISI OPERASIONAL............................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................4
A. PANDAN WANGI..........................................................................................................4
B. LALAT BUAH................................................................................................................6
C. AROMATERAPI.............................................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................................9
A. JENIS PENELITIAN.......................................................................................................9
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN........................................................................9
C. VARIABEL PENELITIAN.............................................................................................9
D. DATA DAN SUMBER DATA.......................................................................................9
E. INSTRUMEN PENELITIAN..........................................................................................9
F. TEKNIK ANALISIS DATA.........................................................................................10
G. PROSEDUR PENELITIAN..........................................................................................10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................................13
A. HASIL PENELITIAN....................................................................................................13
B. PEMBAHASAN............................................................................................................15
vi
C. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN..............................................18
BAB V PENUTUP....................................................................................................................19
A. KESIMPULAN..............................................................................................................19
B. SARAN..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................................21
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................................9
Tabel 3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Perangkat Uji Efektivitas..............................................12
Tabel 4.1 Hasil Pembuatan Aromaterapi Daun Pandan...........................................................13
Tabel 4.2 Hasil Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan..................................13
Tabel 4.3 Hasil Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai
Pengusir Lalat...........................................................................................................14
Tabel 4.4 Hasil Sosialisasi kepada Masyarakat mengenai Aromaterapi Pandan......................14
viii
DAFTAR GAMBAR
Gb. 2.1.Tanaman Pandan............................................................................................................4
Gb. 2.2 Lalat Buah......................................................................................................................7
Gb. 3.1 Alat destilasi sederhana................................................................................................10
Gb. 3.2 Tungku Aromaterapi dari Limbah Rumah Tangga......................................................11
Gb. 3.3 Perangkat Uji Efektivitas.............................................................................................12
Gb. 4.1 Hasil pembuatan Aromaterapi Daun Pandan...............................................................13
Gb. 4.2 Sosialisasi melalui program PKK................................................................................17
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, di Indonesia terutama di kota-
kota besar, terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk yang pesat. Peningkatan ini
memicu terciptanya kepadatan penduduk yang tinggi, hal ini dikarenakan dengan
semakin banyaknya penduduk, tentunya diperlukan tempat tinggal yang banyak pula,
sehingga terciptalah pemukiman padat penduduk.
Daerah padat penduduk yang kumuh dan kotor menyebabkan berbagai dampak
negatif baik bagi lingkungan maupun bagi manusia. Berkurangnya ruang terbuka hijau
di suatu daerah akibat digunakan untuk lahan pemukiman otomatis akan mengurangi
jumlah vegetasi yang ada di daerah tersebut. Dengan jumlah vegetasi yang sedikit, maka
terciptalah kondisi lingkungan yang tidak sehat karena banyaknya polusi dari aktivitas
manusia berupa karbon dioksida yang tidak terserap dan sedikitnya jumlah oksigen
yang ada. Hal ini tentunya menyebabkan keadaan sekitar pemukiman menjadi tidak
nyaman.
Masalah lain yang timbul adalah masalah kesehatan dan kebersihan (sanitasi)
lingkungan. Tingginya kepadatan penduduk yang didukung dengan sedikitnya ruang
terbuka hijau menyebabkan turunnya tingkat kebersihan dan kesehatan. Sebagai contoh,
dengan banyaknya penduduk, maka sampah yang dihasilkan juga semakin banyak, jika
sampah-sampah ini tidak dapat diatasi, maka sampah-sampah tersebut akan menjadi
sumber berkembang biaknya penyakit. Penyakit-penyakit seperti diare, muntah dan
keracunan adalah contoh penyakit yang terjadi akibat kurang bersihnya lingkungan.
Penyebaran penyakit dapat dilakukan oleh lalat yang berkembang biak di sampah-
sampah di dekat tempat tinggal manusia. Lalat senang tinggal di daerah yang kotor dan
kumuh, yaitu di pemukiman yang kepadatan penduduknya tinggi. Masyarakat
menggunakan pengharum ruangan berbentuk spray untuk mengatasi masalah kebersihan
dengan harapan dengan ruangan yang berbau harum, maka sampah dan lalat yang ada
disekitar mereka tidak akan menjadi masalah lagi. Penggunaan spray seperti itu tidak
berdampak signifikan untuk meningkatkan kebersihan, tindakan seperti itu justru
mengakibatkan pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan pengharum ruangan
berbentuk spray yang banyak beredar di masyarakat mengandung zat yang berbahaya
1
bagi ozon, yakni CFC (Chlorofluoro Carbon). Sehingga, jika penggunaan dilanjutkan,
akan terjadi pemanasan global atau global warming.
Pandan wangi adalah salah satu tanaman yang banyak dijumpai di lingkungan
masyarakat. Tanaman ini mudah dibudidayakan dan memiliki bau khas harum yang
menenangkan, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai aromaterapi.
Selama ini masyarakat biasa menggunakan pandan sebatas sebagai pengharum
dan pewarna makanan. Padahal didalam pandan menurut Nala (2003) meiliki
kandungan zat polifenol yang tidak disukai lalat. Hal ini menunjukkan bahwa pandan
berpotensi dimanfaatkan sebagai pengusir lalat alami.
Diharapkan masyarakat mulai menggunakan bahan alami seperti pandan untuk
mengusir lalat yang ada di sekitar mereka. Selain dapat mengusir lalat, pandan juga
dapat digunakan sebagai aromaterapi yang memiliki efek menenangkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berinisiatif untuk melaksanakan
sebuah penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius)
sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat.”
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah pemanfaatan daun pandan sebagai aromaterapi pengusir lalat?
C. HIPOTESIS
1. Hipotesis 0
Daun pandan tidak dapat dimanafaatkan sebagai aromaterapi pengusir lalat.
2. Hipotesis alternatif
Daun Pandan dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi pengusir lalat
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan daun pandan sebagai
aromaterapi pengusir lalat.
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan peneliti mengenai pemanfaatan daun pandan
sebagai aromaterapi yang juga berfungsi sebagai pengusir lalat.
2
2. Bagi Pembaca
Sebagai tambahan informasi tentang pemanfaatan tanaman pandan dan cara
alternatif untuk mengusir lalat.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan pertimbangan untuk beralih menggunakan aromaterapi dan
pengusir lalat yang berbahan dasar zat alami demi menjaga kesehatan lingkungan
tempat tinggal.
F. BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini, penulis membahas seputar:
1. Daun pandan yang digunakan dari spesies pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius).
2. Jenis lalat yang dipercobakan adalah spesies lalat buah (Drosophila melanogaster)
3. Tungku aromaterapi yang digunakan adalah berjenis pemanas api
G. DEFINISI OPERASIONAL
1. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) adalah tumbuhan yang daunnya
berbentuk pita, berwarna hijau tua, agak kaku seperti daun nanas, baunya harum
dan biasa dipakai sebagai penyedap kue dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1991 : 722)
2. Lalat adalah serangga kecil yang dapat terbang, berwarna hitam, suka hinggap
pada barang yang busuk seperti bangkai dan kotoran serta dapat menyebarkan
penyakit. (Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991 : 555)
3. Aromaterapi Adalah zat cair dari bahan tanaman yang memiliki bau harum dan
memiliki sifat menenangkan tubuh, berupa minyak atsiri yang dalam penelitian ini
didapatkan dengan cara penyulingan atau destilasi.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PANDAN WANGI
1. Taksonomi
Sistematika taksonomi tanaman ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb. (Dewi,2009)
2. Karakteristik Umum
Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) atau biasa disebut pandan
saja adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae. Daunnya
merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara
Asia Tenggara lainnya. Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan berbagai
nama antara lain: Pandan Rampe, Pandan Wangi (Jawa); Seuke Bangu, Pandan Jau,
Pandan Bebau, Pandan Rempai (Sumatera); Pondang, Pondan, Ponda, Pondago
(Sulawesi); Kelamoni, Haomoni, Kekermoni, Ormon Foni, Pondak, Pondaki,
Pudaka (Maluku); Pandan Arrum (Bali), Bonak (Nusa Tenggara). (Dewi, 2009)
Gb. 2.1.Tanaman Pandan
4
Dewi (2009) mengatakan, Pandan wangi merupakan tumbuhan berupa
perdu dan rendah, tingginya sekitar dua meter. Batangnya menjalar, pada pangkal
keluar berupa akar. Daun berwarna hijau kekuningan, diujung daun berduri kecil,
kalau diremas daun ini berbau wangi. Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan
atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Daun tunggal, duduk, dengan
pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral.
Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang
sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun
permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau dan berbau wangi. Beberapa
varietas memiliki tepi daun yang bergerigi. (Dewi, 2009)
Dewi (2009) menambahkan, Pandan memiliki bunga majemuk, bentuk
bongkol, warnanya putih. Berakar gantung, dengan akar tinggal dan akar
gantungnya, tumbuh menjalar, hingga dalam waktu singkat akan merupakan
rumpun yang lebat. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas duduk
daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan
cabang. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm,
dinding buah berambut, warnanya jingga. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-
tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya.
3. Kandungan Kimia Pandan Wangi
Menurut Nala (2003), pandan wangi mengandung zat kimia : alkaloida,
saponin, flavonoida, tannin, polifenol dan zat warna.
4. Kegunaan Pandan Wangi
Khasiat pandan wangi terutama pada daunnya. Berdasarkan beberapa uji
preklinik diketahui bahwa daun pandan wangi memiliki khasiat sedatif – hipnotik.
Daun pandan wangi juga merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi makanan
karena aroma yang dihasilkannya.
Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai
sumberwarna hijau bagi makanan, sebagai komponen hiasan penyajian makanan,
dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan untuk
mengharumkan ruangan.
5
Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan minyak wangi. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar,
melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi
harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. (Dewi,2009)
Selain itu Nala (2003) juga mengatakan, pandan dapat digunakan sebagai
obat lemah syaraf, rematik, pegal linu, gelisah, rambt rontok, menghitamkan
rambut dan ketombe. Selain itu juga dapat digunakan sebagi penambah nafsu
makan.
B. LALAT BUAH
Secara umum lalat didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai
serangga kecil yang dapat terbang, berwarna hitam, suka hinggap pada barang yang
busuk seperti bangkai dan kotoran serta dapat menyebarkan penyakit.
Lalat merupakan jenis serangga ordo Diptera yang sering di jumpai dalam
keseharian kita dan pada hampir semua jenis lingkungan. Di ekosistem lalat dapat
berperan dalam proses pembusukan, sebagai predator, parasit pada serangga, sebagai
polinator penyebab myasis dan dapat berperan sebagai vektor penyakit saluran
pencernaan seperti kolera, typhus, disentri (Yuriatni, 2011).
Insting lalat untuk mempertahankan kehidupannya dan daya tariknya terhadap
bau-bau yang busuk menuntun lalat untuk mencari tempat-tempat yang kotor untuk
mencari sesuatu yang dapat dimakannya. Tempat-tempat kotor yang disukai lalat
diantaranya adalah tempat-tempat pembuangan sampah, kotoran-kotoran yang berasal
dari saluran air yang meluap, tumpukan feses yang dibuang sembarangan, kakus dan
tempat-tempat kotor lainnya.(Suraini, 2011)
Sebagaimana yang dijelaskan Yuriatni (2011), lalat dapat menularkan penyakit
melalui bahan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bibit penyakit yang
menempel pada tubuh, kaki, tarsi dan proboscis. Penularan penyakit dapat juga terjadi
melalui semua bagian tubuh lalat seperti : bulu badan, bulu pada anggota gerak,
muntahan serta faecesnya
Lalat adalah salah satu jenis serangga yang hidup secara synanthropic (hidup
bersama- sma dengan manusia). Saat ini telah ditemukan lebih dari 10.000 spesies lalat.
Salah satu spesies lalat yang sering dijumpai di lingkungan sekitar adalah Drossopila
melanogaster. (Aini,2008)
6
D. melanogaster ukuran tubuhnya kecil,mudah ditangani, praktis, siklus hidup
singkat yaitu hanya dua minggu, murah dan mudah dipelihara dalam jumlah besar
mudah berkembangbiak dengan jumlah anak banyak. Hal ini menyebabkan Drossopila
melanogaster Menjadi serangga yang sering digunakan dalam percobaan-percobaan
ilmiah. (Aini,2008)
Gb. 2.2 Lalat Buah
1. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda,
Kelas : Insecta,
Ordo : Diptera,
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Drossopila melanogaster (Aini,2008)
2. Morfologi dan Fisiologi
Aini (2008) menerangkan bahwa lalat buah ini memiliki sifat dimorfisme.
Tubuh lalat jantan lebih kecil dibandingkan betina dengan tanda-tanda secara
makroskopis adanya warna gelap pada ujung abdomen, Drosophila pada umumnya
ringan dan memiliki eksoskeleton atau integumen yang kuat. Jaringan otot dan
organ-organterdapat di dalamnya. Di seluruh permukaan tubuhnya, integumen
serangga memiliki berbagai syaraf penerima rangsang cahaya, tekanan, bunyi,
temperatur, angin dan bau.
Selain itu Aini (2008) juga menambahkan pada umumnya serangga
memiliki 3 bagian tubuh yaitu kepala, toraks dan abdomen. Kepala berfungsi
sebagai tempat dan alat masukan makanan dan rangsangan syaraf, serta untuk
memproses informasi (otak). Lalat memiliki tipe mulut spons pengisap. Toraks
yang terdiri atas tiga ruas memberikan tumpuan bagi tiga pasang kaki (sepasang
pada setiap ruas), dan jika terdapat sayap, dua pasang pada ruas kedua dan ketiga.
7
Fungsi utama abdomen adalah untuk menampung saluran pencernaan dan alat
reproduksi.
3. Siklus Hidup
Ketika serangga ini ditetaskan dari telur, dihasilkan serangga yang tidak
memiliki wujud sama dengan serangga dewasa. Drosophila melanogaster tergolong
Holometabola, memiliki periode istirahat yaitu dalam fase pupa. Dalam
perkembangannya D. melanogaster mengalami metamorfosis sempurna yaitu
melalui fase telur, larva, pupa dan D. Melanogaster dewasa (Aini,2008).
4. Media Pembiakan
Drosophila melanogaster banyak ditemukan di buah lembut (soft fruits)
seperti anggur, pisang dan plum, terutama pada buah terlalu matang dan mulai
terjadi fermentasi. Lalat ini dapat berkembang di media fermentasi lainnya. Di
dalam laboratorium, Drosophila dapat dipelihara pada medium pendukung
pertumbuhan ragi (Aini,2008).
C. AROMATERAPI
Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan alternatif yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap. Cairan tersebut dikenal
sebagai minyak esensial yang didalamnya terkandung minyak atsiri..
Minyak esensial berbeda susunan kimianya dari produk herbal lainnya karena
proses distilasi yang hanya memulihkan fitomolekul ringan.
Indonesia memiliki 49 jenis tumbuhan aromatik dari 22 jenis suku, 12 jenis di
antaranya digunakan secara empirik sebagai aromaterapi dengan efek menenangkan dan
menyegarkan tubuh. (Anonim, 2013)
1. Minyak Atsiri
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan.
Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan
karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum,
kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat. (Muhtaridi, 2005)
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup,
senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung merangsang
otak. (Muhtaridi, 2005)
8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode observasi,
eksperimen dan dokumentasi.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
No Waktu Tempat Kegiatan
1 Mei 2013 Laboratorium Biologi
SMA N 1 Malang
Destilasi aromaterapi pandan
2 Mei 2013 Laboratorium Biologi
SMA N 1 Malang
Uji penggunaan dan Uji Efektivitas
aromaterapi
3 Mei 2013 Jl. Kuntabhaswara
Malang
Sosialisasi penelitian dalam kegiatan
PKK
4 Juni 2013 SMA N 1 Malang Penulisan karya tulis
C. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas : Pemanfaatan daun pandan
Variabel terikat : Aromaterapi pengusir lalat
Variabel kontrol : Jenis tanaman pandan, Jenis lalat, Jenis tungku aromaterapi
D. DATA DAN SUMBER DATA
Data penelitian berupa :
1. Hasil pembuatan aromaterapi daun pandan menggunakan alat destilasi sederhana.
2. Hasil uji penerapan penggunaan aromaterapi daun pandan menggunakan tungku
aromaterapi.
3. Hasil uji efektivitas penggunaan aromaterapi daun pandan sebagai pengusir lalat.
4. Hasil sosialisasi kepada masyarakat mengenai aromaterapi pandan.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian meliputi: perangkat destilasi sederhana, perangkat uji penerapan
penggunaan aromaterapi daun pandan, dan perangkat uji efektivitas penggunaan
aromaterapi daun pandan.
9
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Jenis data yang diambil adalah jenis data kualitatif, analisis data dilakukan dengan cara
mendeskripsikan dalam bentuk narasi.
G. PROSEDUR PENELITIAN
1. Destilasi Cairan Aromaterapi Daun Pandan
a. Alat dan Bahan
1) Teko listrik
2) Selang plastik diameter 1 cm
3) Botol minuman bekas
4) Gelas kaca
5) Selotip
6) Daun Pandan sebayak 15 helai
7) Air sebanyak 500 ml
8) Es batu
b. Cara Kerja
1) Merangkai alat dan bahan destilasi seperti pada gambar
Gb. 3.1 Alat destilasi sederhana
2) Merajang daun pandan dan mencampur dengan air
3) Memanaskan teko yang sudah diisi dengan campuran air dan rajangan daun
pandan
4) Melakukan pemanasan selama ± 1 jam
5) Menutup hasil destilasi yang didapat.
10
2. Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan
a. Alat dan Bahan
1) Gelas ukur
2) Tungku aromaterapi, disarankan menggunakan tungku aromaterapi dari
bahan limbah rumah tangga
Gb. 3.2 Tungku Aromaterapi dari Limbah Rumah Tangga
3) Stopwatch
4) Cairan aromaterapi pandan
b. Cara Kerja
1) Menakar volume hasil destilasi daun pandan sebanyak 10 ml.
2) Menuangkan hasil takaran kedalam tungku aromaterapi
3) Menyalakan pemanas tungku aromaterapi dan mulai menghitung waktu
menggunakan stopwatch
11
3. Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai Pengusir Lalat
a. Alat dan Bahan
Tabel 3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Perangkat Uji Efektivitas
No Perangkat yang digunakan Fungsi
1 Aquarium Tempat lalat
2 Kain putih Penutup sisi aquarium yang terbuka
3 Selotip Perekat kain ke aquarium
4 Selang plastik 0,5 mMengalirkan uap aromaterapi
kedalam aquarium
5 Pemanas spirtus Sebagai pemanas aromaterapi
6 Cawan porselin Wadah aromaterapi
7 Corong kaca Penangkap uap aromaterapi
8 Kaki tiga Tungku pemanas
9 Jenang pisang dan tape Umpan untuk lalat
10 20 ekor lalat Indikator efektivitas aromaterapi
b. Cara Kerja
1) Merangkai perangkat seperti pada gambar.
Gb. 3.3 Perangkat Uji Efektivitas
2) Meletakkan jenang pisang dan tape ke dalam aquarium
3) Memasukkan lalat ke dalam aquarium dan menutup aquarium menggunakan
kain putih.
4) Menyalakan pemanas spirtus dan mengamati hal yang terjadi.
12
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pembuatan Aromaterapi Daun Pandan.
Setelah dilakukan destilasi untuk mendapatkan aromaterapi pandan menggunakan
alat destilasi sederhana, didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pembuatan Aromaterapi Daun Pandan
NoKarakteristi
kData Keterangan
1 Wujud Cair/encer
Gb. 4.1 Hasil pembuatan
Aromaterapi Daun Pandan
2 Warna Jernih / tidak berwarna
3 Bau Aroma pandan wangi
4 Volume 110 ml Dalam waktu 1 jam
2. Hasil Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan
Hasil uji penerapan penggunaan aromaterapi daun pandan menunjukkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan
13
NoPercobaan/
UlanganVolume
aromaterapi
Waktu yang diperlukan untuk bau pandan mulai
tercium
Waktu yang diperlukan untuk
menguapkan aromaterapi pandan
1 I 10 ml 3 menit 57 detik 45 menit 53 detik
2 II 10 ml 4 menit 5 detik 46 menit 10 detik
3 III 10 ml 4 menit 2 detik 45 menit 59 detik
RATA-RATA 4 menit 1 detik 46 menit
3. Hasil Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai Pengusir
Lalat
Tabel 4.3 Hasil Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai
Pengusir Lalat
No Data
Keadaan
Sebelum dialiri
aromaterapi pandan
Seelah dialiri
aromaterapi pandan
1 Jumlah lalat Sebagian besar Semua
2 Perilaku lalatMendekati dan hinggap
pada makananMenjauhi makanan
3
Hasil setelah
dibiarkan selama 1
hari
Makanan penuh dengan
telur lalatTidak ada lalat
4. Hasil Sosialisasi kepada Masyarakat mengenai Aromaterapi Pandan
Tabel 4.4 Hasil Sosialisasi kepada Masyarakat mengenai Aromaterapi Pandan
Penanya Pertanyaan Jawaban
Ibu
Siswanto
Mengapa memilih
daun pandan sebagai
aromaterapi?
Pandan selama ini hanya diketahui
manfaatnya sebagai pengharum dan
pewarna makanan saja. Pandan juga dapat
digunakan sebagai aromaterapi sekaligus
sebagai pengusir lalat.
Ibu
Waluyo
Bagaimana cara
mendapatkan cairan
aromaterapi daun
pandan?
Cairan aromaterapi daun pandan
didapatkan dari proses penyulingan/
destilasi. Komponen alat destilasi
menggunakan alat-alat yang sederhana
seperti teko listrik, botol bekas, selang
plastik (sambil menunjukkan alat).
Ibu
Wahyudi
Mengapa
aromaterapi pandan
dapat mengusir
lalat?
Aromaterapi pandan mampu mengacaukan
sensor kimia lalat. Sehingga lalat tidak
dapat mencium bau makanan yang ada di
sekitarnya.
14
Berdasarkan data hasil sosialisasi pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa masyarakat
belum banyak mengetahui manfaat pandan selain untuk makanan. Disamping itu,
masyarakat awam juga belum mengenal alat destilasi sederhana yang dapat dibuat
sendiri dan belum pernah mengetahui bahwa pandan dapat mengusir lalat.
B. PEMBAHASAN
1. Hasil Pembuatan Aromaterapi Daun Pandan.
a. Wujud
Wujud dari aromaterapi pandan adalah cair. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil destilasi menggunakan alat destilasi sederhana mempunyai wujud cair.
Cairan ini didapatkan dari proses pengembunan dari campuran air dan rajangan
daun pandan. Uap panas yang dihasilkan dilewatkan melalui selang ke dalam botol
pendinginan, sehingga uap panas tersebut mendingin dan menjadi cair. Dengan
demikian aromaterapi yang dihasilkan dari proses destilasi terlarut dalam uap air
yang mengembun. Hal ini didukung oleh pernyataan Sarifudin (2010) bahwa
dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
b. Warna
Warna cairan aromaterapi jernih dan tidak berwarna. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil destilasi menggunakan alat destilasi sederhana menghasilkan cairan
yang tidak berwarna. Zat aromaterapi yang dihasilkan dari proses destilasi terlarut
dalam uap air yang mengembun sehingga warnanya seperti warna air.
c. Bau
Bau dari aromaterapi adalah sama dengan bau asli dari daun pandan. Hal
ini menunjukan bahwa hasil destilasi menghasilkan cairan yang memiliki bau yang
sama dengan bahan pembuatannya. Zat bau harum pandan yang didapat memlalui
proses destilasi ikut terbawa oleh uap air panas yang mengembun setelah masuk
gelas pendinginan.
d. Volume
Data volume yang didapatkan selama 1 jam adalah 110 ml. Jumlah cairan
yang didapatkan ini bergantung dari beberapa faktor, diantaranya jumlah energi
yang diberikan untuk memanaskan bahan. Dalam hal ini yang dikontrol adalah
lama pemanasan. Jika pemanasan diberikan secara terus menerus, maka energi
15
yang diberikan juga semakin banyak. Sehingga aromaterapi yang dihasilkan juga
semakin banyak, begitu pula sebaliknya.
Selain itu, volume air yang dicampur dengan rajangan daun pandan dan
jumlah daun pandan yang digunakan juga mempengaruhi volume aromaterapi
yang dihasilkan, jumlah air dan rajangan pandan yang banyak tentu saja akan
menghasilkan aromaterapi yang banyak pula.
2. Hasil Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan
Dari tiga kali uji penerapan penggunaan aromaterapi daun pandan, didapatkan
hasil yang hampir sama. Aromaterapi pandan mulai tercium baunya setelah kurang
lebih 4 menit setelah tungku dinyalakan. Hal ini menunjukkan bahwa aromaterapi
pandan memiliki sifat yang mudah menguap.
Selain itu, dari percobaan yang sama, waktu yang diperlukan untuk
menghabiskan 10 ml aromaterapi pandan kurang lebih 46 menit. Dengan volume
aromaterapi yang relatif sedikit, dapat digunakan untuk waktu yang relatif lama.
Sehingga aromaterapi pandan merupakan aromaterapi yang efisien.
3. Hasil Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai Pengusir
Lalat
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aromaterapi daun pandan
dapat digunakan untuk mengusir lalat. Perangkat didesain sedemikian rupa untuk
memudahkan mengamati sikap lalat baik sebelum maupun sesudah diberikan
aromaterapi.
Umpan yang digunakan adalah berbahan dasar jenang makanan terutama
buah-buahan, dalam hal ini yang digunakan adalah jenang pisang dan tape. Pisang
dan tape dipilih karena lalat suka dengan bau pisang dan tape. Diharapkan setelah
jenang dimasukkan, lalat mau mendekati jenang tersebut. Kemudian jenang
diletakkan didekat selang. Kemampuan aromaterapi daun pandan untuk mengusir
lalat akan terbukti apabila setelah dialirkan ke dalam perangkat, lalat pergi menjauhi
jenang.
Hasil penelitian diketahui bahwa sebelum dialiri aromaterapi, jenang di
kerubungi dan dihinggapi sebagian besar lalat. Hal ini menunjukkan bahwa lalat
memang senang dengan jenang tersebut. Kemudian setelah dialiri aromaterapi,
semua lalat terbang menjauhi jenang yang berdekatan dengan selang. Hal ini
16
dikarenakan reseptor kimia atau kemoreseptor yang dimiliki oleh lalat terganggu
oleh bau pandan. Lalat akan pergi menjauhi sumber bau tersebut.
4. Hasil Sosialisasi kepada Masyarakat
Gb. 4.2 Sosialisasi melalui program PKK
Masyarakat belum mengetahui seluk beluk aromaterapi pandan sebab belum
pernah ada peneliti lain yang membuatnya dengan cara yang sederhana dan
menyosialisasikan kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan pelaksanaan sosialisasi
penting dilakukan untuk menyampaikan sesuatu yang baru agar bermanfaat bagi
masyarakat. Dengan demikian hasil suatu penelitian dapat dimanfaatkan dan tidak
sekedar penelitian saja.
5. Manfaat
a. pemanfaatan pandan sebagai aromaterapi memberikan manfaat ekonomis berupa
nilai tambah bagi pandan.
b. Secara biologis peningkatan nilai tambah pandan membuat pandan lebih
dilestarikan sehingga ikut mendukung pelestarian plasma nutfah.
c. Kandungan zat dalam pandan dapat menimbulkan efek tenang bagi orang yang
menghirupnya, hal ini merupakan manfaat dilihat dari segi psikologis.
d. Dari segi ekologis aromaterapi daun pandan memberikan banyak manfaat
diantaranya :
1) Pemanfaatan pandan sebagai aromaterapi alami dapat meminimalisir
penggunaan pengharum ruangan spray yang berdampak buruk bagi
lingkungan
2) Setelah masyarakat tahu mengenai kelebihan dari tanaman pandan, maka
diharapkan masyarakat menjadi tertarik menanam pandan, jika hal ini
terjadi, dimungkinkan jumlah O2 bertambah karena banyaknya tanaman
pandan yang ditanam.
17
3) Penanaman pandan di lingkup yang sempit akan menciptakan iklim mikro
yang baik, jika tercipta banyak iklim mikro yang baik, maka akan tercipta
iklim makro yang baik. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi lingkungan
yang sehat dan nyaman.
C. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
1. Kelebihan
a. Pemanfaatan pandan sebagai aromaterapi menggunakan bahan yang alami dan
tidak mengandung bahan berbahaya sehingga ramah lingkungan
b. Pandan dipilih karena banyak dijumpai di masyarakat, harganya murah, mudah
dibudidayakan dan bau harumnya yang khas cocok digunakan disekitar
masyarakat.
c. Proses destilasi aromaterapi menggunakan perangkat destilasi sederhana yang
bahan-bahannya dapat dijumpai dengan mudah disekitar masyarakat sehingga
tidak memerlukan biaya produksi yang besar.
d. Penerapan penggunaan aromaterapi daun pandan dapat digunakan pada waktu
yang relatif lama meski volume aromaterapi yang digunakan relatif sedikit.
e. Aromaterapi pandan yang digunakan terbukti efektif dalam mengusir lalat
karena mengandung zat yang tidak disukai oleh lalat.
f. Aromaterapi pandan menyebabkan orang yang menghirunya menjadi tenang
karena kandungan zat penenang didalamnya.
2. Keterbatasan
a. Hasil cairan yang diperoleh dari perangkat destilasi sederhana tidak semaksimal
hasil cairan yang diperoleh dari perangkat destilasi laboratorium.
b. Efisiensi dalam hal waktu untuk aromaterapi hasil destilasi sederhana lebih
rendah daripada efisiensi aromaterapi kimia yang diproduksi pabrik.
c. Efektivitas dalam hal kemampuan mengusir lalat untuk aromaterapi hasil
destilasi lebih rendah daripada pengharum ruangan spray yang diproduksi
pabrik.
18
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Daun pandan dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi pengusir lalat
B. SARAN
1. Sebaiknya penelitian ini mendapat dukungan dari instansi yang terkait atau
pemerintah agar dapat disosialisasikan ke masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan seperti PKK, Karang Taruna, OSIS dan sebagainya demi
menambah nilai guna bagi penelitian ini.
2. Sebaiknya penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar menghasilkan karya
yang lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi masyarakat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nur. 2008. Kajian Awal Kebutuhan Nutrisi Drosophila melanogaster. Laporan Penelitian. Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/9955/2008nai.pdf?sequence=2 Diakses pada tanggal 10 juni 2013
Anonim. 2013. Aromaterapi. http://id.wikipedia.org/wiki/Aromaterapi. Diakses pada tanggal 15 juni 2013.
Dewi, Eni Weni Asworo. 2009. Pengaruh Ekstrak Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) 6 Mg/Grbb Terhadap Waktu Induksi Tidur Dan Lama Waktu Tidur Mencit Balb/C Yang Diinduksi Thiopental 0,546 Mg/20mgbb. Laporan Penelitian. Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro Semaranghttp://eprints.undip.ac.id/8067/1/Ery_Weni_Asmoro.pdf. Diakses pada tanggal 11 juni 2013
Muchtaridi. 2005. Penelitian Pengembangan Minyak Atsiri sebagai Aromaterapi dan Potensinya Sebagai Produk Sediaan farmasi. Laporan Penelitian. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/jur_tekn_dan_ind_pertanian_2008.pdf. Diakses pada tanggal 9 juni 2013
Nala, Abu. 2003. Manfaat Apotik Hidup.Temanggung : Bina KaryaSarifudin, Asep. 2010. Alat Destilasi Sederhana Sebagai Wahana Pemanfaatan Barang
Bekas Dan Media Edukasi Bagi Siswa Sma Untuk Berwirausaha Di Bidang Pertanian. Laporan penelitian. Bogor Agricultural University
Suraini. 2011. Jenis - Jenis Lalat (Diptera) Dan Bakteri Enterobacteriaceae Yang Terdapat Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (Tpa) Kota Padang. Laporan Penelitian. http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/JENIS-JENIS-LALAT-DIPTERA-DAN-BAKTERI-ENTEROBACTERIACEAE-YANG-TERDAPAT-DI-TEMPAT-PEMBUANGAN-AKHIR-SAMPAH-TPA-KOTA-PADANG.pdf
Yuriatni. 2011. Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha: Diptera) Dan Parasit Usus Yang Dibawanya Di Kabupaten Dan Kota Solok Sumatera Barat. Laporan Penelitian. http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/KEANEKARAGAMAN-LALAT-Cyclorrapha-Diptera-DAN-PARASIT-USUS-YANG-DIBAWANYA-DI-KABUPATEN-DAN-KOTA-SOLOK-SUMATERA-BARAT1.pdf
20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : MUHAMMAD HAMZAH FARRASAMULYA
Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 6 Juni 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelas : XI Akselerasi
Nama Sekolah : SMAN 1 Malang
Alamat Sekolah : Jl. Tugu Utara nomor 1 Malang
Telepon Sekolah : 0341- 366454
Nama Ayah : Drs. Hari Mulyono, MT.
Pekerjaan : PNS
Nama Ibu : Solichatin, S.ST.
Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Jl. Kapi Satabali III 16G/26 Sawojajar II Malang
Telepon / HP : 085649861758
Karya yang pernah ditulis : Topi Magnet Neodymium sebagai Alternatif bagi Orang
yang Beraktivitas Tinggi
21