KTI GIZI BURUK.docx

36
KARYA TULIS ILMIAH BAHASA INDONESIA TENTANG “GIZI BURUK” Disusun oleh : Vianda Nurfidya Poltekkes Kemenkes Pontianak Program Studi DIV Gizi Pontianak

Transcript of KTI GIZI BURUK.docx

KARYA TULIS ILMIAHBAHASA INDONESIATENTANGGIZI BURUK

Disusun oleh :Vianda Nurfidya

Poltekkes Kemenkes PontianakProgram Studi DIV GiziPontianak2013/2014

Abstrak Karya Tulis Ilmiah Gizi Buruk

Gizi buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini bisa diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dari makanan. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein, energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.

Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap TB ) dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor.Masalah masalah gizi burukyang bisamenyerang siapa saja khusunya balita dan anak anakdengancriteriaumurtertentu.Masalahgizipadahakekatnyaadalahmasalahkesehatan masyarakat. Berbagai penanggulangan juga bisa dilakukan seperti dengan pendekatan medis dan lain sebagainya.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang Gizi Buruk ini, yang merupakan tugas dari Bapak Mukadis, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.Penyusun berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dalam memberikan wawasan kepada pembaca. Penyusun menyadari banyak kekurangan di dalam karya tulis ilmiah ini. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran agar karya tulis ilmiah ini dapat menjadi lebih baik di kedepannya.

Pontianak, Oktober 2013

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSetiap orang untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup memerlukan zat gizi dalam jumlah yang cukup pemberian gizi senaiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas dankondisi tertentu seperti sakit, hamil dan menyusui. Gizi merupakan suatu proses organisme merupakan makanana yang di konsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, pemyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk di konsumsi individu dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, pembangun pengatur yang sesuai dengan kebutuhan.Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi.Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi.Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi mikro dan kurang gizi makro. Kurang gizi makro pada umumnya disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein dibanding kebutuhannya yang menyebabkan gangguan kesehatan, sedangkan kurang gizi mikro disebabkan kekurangan zat gizi mikro. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjdinya kekurangan gizi menahun. Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalu sedikit dibawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh dibawah standar disebut gizi buruk. Gizi buruk pada anak sampai saat ini masih menjadi masalah di Indonesia.

B. Rumusan Masalah1. Apa definisi dan fungsi gizi?2. Bagaimana sejarah ilmu gizi?3. Apa itu gizi seimbang?4. Apa saja permasalahan gizi itu?5. Apa definisi malnutrisi?6. Bagaimana cara menilai status gizi seseorang?7. Apa penyebab kekurangan gizi?8. Bagaimana tanda seseorang kekurangan gizi?9. Apa jenis jenis gizi buruk?10. Apa saja penyakit kekurangan gizi?11. Bagaimana cara pencegahan gizi buruk?12. Bagaimana cara penanganan gizi buruk?

C. Tujuan1. Untuk mengetahui definisi dan fungsi gizi.2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah ilmu gizi.3. Untuk mengetahui apa itu gizi seimbang..4. Untuk mengetahui apa saja permasalahan gizi itu.5. Untuk mengetahui apa definisi malnutrisi.6. Untuk mengetahui bagaimana cara menilai status gizi seseorang.7. Untuk mengetahui apa penyebab kekurangan gizi.8. Untuk mengetahui bagaimana tanda seseorang kekurangan gizi.9. Untuk mengetahui apa jenis jenis gizi buruk.10. Untuk mengetahui apa saja penyakit kekurangan gizi.11. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan gizi buruk.12. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan gizi buruk.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi dan Fungsi GiziDefinisi GiziSecara etimologi, kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza, yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi. Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari proses pangan setelah dikonsumsi oleh manusia, masuk ke dalam tubuh, mengalami pencernaan, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme serta pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat serta gigi yang sehat pula.Fungsi Gizi

Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluk hidup, yaitu:1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain.Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).

B. Sejarah Ilmu Gizi

Perkembangan Ilmu Gizi dimulai pada masa manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi.Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari makanan adalah untuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia purba adalah mencari makanan dengan berburu. Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih sering atau berlaku bagi sebagian penduduk modern sekarang.Kegiatan penelitian gizi di Indonesia mulai dikembangkan sejak pertengahan abad ke-19. Tetapi baru dilembagakan pada tahun 1934 dengan nama Instituut voor Onderzoek der Volksvoeding (IOVV) yang berlokasi di Bogor dan pada tahun 1939 berganti nama menjadi Instituut voor Volksvoeding (IVV).Arah penelitian gizi selama masa penjajahan lebih ditujukan pada kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Penelitian gizi yang mengarah pada kepentingan Nasional baru dikembangkan sejak tahun 1950, setelah pengelolaan IVV diambil alih pemerintah Republik Indonesia. IVV kemudian berganti nama menjadi Lembaga Makanan Rakyat (LMR) dan pimpinan dipercayakan kepada Prof. Dr. Poorwo Soedarmo (Pada Kongres I Persatuan Ahli Gizi Indonesia tahun 1967, ditetapkan sebagai Bapak Gizi Indonesia).Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.114/Men.Kes.RI/75 nama Lembaga Makanan Rakyat berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi (Puslitbang Gizi) Departemen Kesehatan R.I. Kemudian berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1277/ Menkes/SK/XI/2001. Selanjutnya nama Puslitbang Gizi dan Makanan dikukuhkan kembali sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1575/ Menkes/ PER/XI/2005.

1. Di Luar Negeria) Zaman purbaTitik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi. Dalam perkembangan ilmu gizi (dipelopori Tod Hunter) makanan dijadikan bahansebagai upaya penyembuhan dan pemulihan yang dikenal dengan Terapi Diet.Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari makanan adalahuntuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia purba adalah mencari makanan dengan berburu. Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih sering atau berlaku bagi sebagian penduduk modern sekarang.

b) Zaman Yunani1. Hipocrates : Peranan makanan terhadap penyembuhan penyakit (dasar dalam Ilmu Dietetika)Abad sebelum masehi filosof Junani bernama Hippocrates (460-377 SM), yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dalam salah satu tulisannya berspekulasi tentang peran makanan dalampemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakityang menjadi dasar perkembangan ilmu dietetika yang belakangan dikenal dengan Terapi Diit1. Dr. lind (1747) menemukan jeruk manis untuk menanggulangi sariawan / scorbut, belakangan diketahui jeruk manis banyak mengandung vitamin C. Sehingga Vitamin C dikenal juga sebagai pencegah Sariawan/Scorbut.1. Tahun 1687 = Penetapan standar makanan. Dimana penetapan ini mengatur tentang makanan yang baik untuk tubuh dan yang tidak baik untuk tubuh.1. Suster Florence Nightingale (1854 ) menyimpulkan penderita-penderita akibat perang yang merupakan pasiennya, dalam hal Pemberian makanan kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mempercepat proses penyembuhannya. Suster Florence Nightingale dikenal juga sebagai Tokoh Keperawatan Dunia

c) Abad XVI1. Adanya doktrin tentang hubungan antara makanan dengan panjang usia.Memasuki abad ke-16 berkembang doktrin bukan saja pemeliharaan kesehatan yang dapat dicapai dengan pengaturan makanan tetapi kemudian berkembang juga tentang hubungan antara makanan dan panjang umur. Misalnya Cornaro, yang hidup lebih dari 100 tahun (1366-1464) dan Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwamakan yang diatur dengan baik dapat memperpanjang umur.Memasuki abad ke-17 dan ke-18, tercatat berbagai penemuan tentang sesuatu yang dimakan (makanan) yang berhubungan dengan kesehatan semakin banyak dan jelas, baik yang bersifat kebetulan maupun yang dirancang yang kemudian mendorong berbagai ahli kesehatan waktu itu untuk melakukan berbagai percobaan.

d. Abad XVI XIXTerjadi perkembangan penemuan di bidang kimia, faal, dan biokimia.Tokoh-tokohnya :1. Lavoiser (1743 1794) Bapak Ilmu GiziPada Abad ke-18 berbagai penemuan ilmiah dimulai, termasuk ilmu-ilmu yang mendasari ilmu gizi. Satu diantaranya yang terpenting adalah penemuan adanya hubungan antara proses pernapasan yaitu proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2, dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794).Lavoisier bersama seorang ahli fisika Laplace merintis untuk pertama kalinya penelitian kuantitatif mengenai pernapasan dengan percobaan binatang (kelinci). Oleh karena itu Lavoisier selain sebagai Bapak Ilmu Kimia, dikalangan ilmuwan gizi dikenal juga sebagai Bapak Ilmu Gizi Dunia.1. Liebig (1803-1873) Analisis Protein, KH dan Lemak. Yang merupakan Komponen utama penghasil energi tubuh.1. Vait (1831 1908), Rubner (1854 1982), Atwater (1844 1907), Lusk (1866 1932) Ke-4 ahli tersebut pakar dalam pengukuran energi dengan kalorimeter.1. Hopkin (1861-1947), Eljkman (1858-1930) = perintis penemuan vitamin dan membedakannya vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.1. Mendel (1872-1935), Osborn (1859-1929)= penemuan vitamin dan analisis kualitas protein. Memperjelas posisi vitamin dalam makanan dan peranannya dalam tubuh manusia serta kualitas protein yang dilihat dari struktur yaitu asam amino yang essensial maupun yang non essensial.

d) Abad XXPada abad ke 20 Mc Collum, Charles G King = melanjutkan penelitian vitamin kemudian terus berkembang hingga munculScience Of Nutrion.Adalah Suatu cabang ilmu pengetahuan kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri yaitu Ilmu Gizi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan zat gizi, ( Soekirman, 2000).Dalam perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai bermunculan secara kompleks yang tidak dapat ditanggulangi oleh para ahli gizi dan sarjana gizi saja, sehingga muncul Ilmu gizi yang menurut komite Thomas dan Earl (1994) adalahThe NUTRITION SCIENCES are the most interdisciplinary of all sciences.Yang arti bebasnya menyatakan bahwa ilmu gizi merupakan ilmu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

2. Perkembangan Di Indonesia1. Belanda mendirikan Laboratorium Kesehatan pada tanggal 15 Januari 1888 di Jakarta , tujuannya menanggulangi penyakit beri-beri di Indonesia dan Asia1. Tahun 1938, nama Laboratorium Kesehatan diganti dengan Lembaga Eijkman1. Tahun 1934, IVV (Het Institud dan Voor Volk Suceding) atau Lembaga Makanan Rakyat dan setelah merdeka ( kira-kira tahun 1964) mulai melakukan penelitian.1. Tahun 1937 1942, diadakan survei gizi yaitu 7 tempat di Jawa , 1 tempat di Lampung, dan 1 tempat di Seram..1. Scooltema, Ochese, Terra, Jansen, Donath, Postmus, Van Veen mengamati pola makanan, keadaan gizi, pertanian, dan perekonomian.1. Tahun 1919, Jansen, Donanth (dari Lembaga Eijkman) meneliti masalah Gondok di Wonosobo1. Tahun 1930, Vanveen Postmus, De Hass menemukan defisiensi Vitamin A di Indonesia.1. Tahun 1935, De Haas meneliti tentang KEP di Indonesia1. Sejak Tahun 1919, Panne Kock, Van Veen, Koe Ford, Postmus menganalisis nilai gizi berbagai makanan di Indonesia yang dikenal dengan DKBM1. Tahun 1950, IVV diganti namanya menjadi Kementerian Kesehatan RI atau LMR (Lembaga Makanan Rakyat) diketuai oleh Prof dr. Poerwo Soedarmo (sebagai Direktur I) Bapak Persagi dan Bapak Gizi Indonesia. Kemudian LMR membentuk kader / tenaga gizi dan pengalaman ilmu gizi kepada masyarakat.1. Tahun 1960, Prof. Poerwo Soedarmo mencetak tenaga ahli gizi (AKZI dan FKUI) antara lain :1. Poerwo Soedarmo, Drajat Prawira Negara1. Djaeni S. Sedia Utama, Soemila Sastromijoyo, Ied Goan Gong, Oei Kam Nio1. Soekartijah Martaatmaja, Darwin Kariyadi1. Ig. Tarwotjo, Djoemadias Abu Naim1. Sunita Almatsir Perintis terapi diet dan institusi gizi.

C. Gizi Seimbang

1. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.1. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.1. Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.

1. Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, seperti manjalankan pola hidup bersih, aktivitas fisik dan olahraga teratur serta senantiasa menjaga dan memantau berat badan.

Ada 13 Pesan Umum Gizi Seimbang (PUGS ) :

Makanlah beraneka ragam makanan.Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi secara legkap untuk menunjang seseorang hidup sehat kecuali bayi umur 0-6 bulan yang cukup sehat hanya dengan ASI (air susu ibu) saja. Makan hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang.

Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.Kecukupan energi dapat dipenuhi dengan mengonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Kecukupan energi ditandai oleh berat badan yg normal, tidak kurus ataupun kegemukan. Kriteria berat badan normal dapat dilihat di dalam buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau IMT (Indeks Massa Tubuh). Menjaga berat badan tubuh tetap normal sangatlah penting, bila berat badan lebih dari yang seharusnya dapat meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif sedangkan berat badan yang kurang akan menurunkan produksi kerja maupun prestasi belajar serta menghambat proses tumbuh kembang pada anak.

Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.Terdapat dua jenis karbohidrat, karbohidrat sederhana dan kompleks. Dalam memilih menu sehari-hari gunakanlah jenis karbohidrat kompleks, seperti zat pati sebagai sumber energi. Hal ini karena zat pati atau tepung dimetabolisme lebih lambat sehingga kadar glukosa dalam tubuh stabil lebih lama. Karbohidrat kompleks merupakan zat gizi yang bersumber dari berbagai macam makanan pokok yang biasa kita konsumsi sehari-hari, misalnya beras, jagung, roti, dan lain sebagainya. Sementara itu karbohidrat sederhana biasanya terdapat pada gula yang cenderung tidak mengenyangkan dan membuat kita ingin makan secara berlebihan. Karbohidrat sebaiknya tidak boleh dikonsumsi lebih dari 60 persen sebab dapat menghambat pemenuhan zat gizi lain seperti protein, vitamin, dan mineral.

Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi.Lemak tetap dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A,D,E, dan K), serta menambah lezatnya hidangan yang kita konsumsi (umami). Lemak dan minyak memang dibutuhkan oleh tubuh kita akan tetapi konsumsinya harus tetap dibatasi terutama lemak dan minyak yang mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh biasanya terdapt pada lemak hewani seperti daging sapi dan ayam. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan, penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Sebaiknya perbanyak konsumsi lemak nabati seperti alpukat, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, dan lain sebagainya.

Gunakan garam beriodioum.Yodium diperlukan tubuh terutama untuk sintesis hormon tiroksin yang dihasilkan kelenjar tiroid yang sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dalam waktu lama, kelenjar tiroid akan membesar untuk menangkap iodium lebih banyak dari darah. Pembesaran kelenjar tiroid tersebut dikenal sebagai sakit gondok. Bila terjadi defisiensi pada masa hamil, pengaruhnya terhadap janin sangat merugikan karena dapat berisiko pada timbulnya keguguran, kematian pada saat dilahirkan, kematian bayi dini, serta terganggunya perkembangan otak yang bersifat tidak dapat disembuhkan (Astawan, 2009). Akan tetapi konsumsi garam tetap harus dibatasi yaitu tidak boleh lebih dari 6 gram atau satu sendok teh per orang per hari.

Makanlah makanan sumber zat besi.Fungsi utama zat besi adalah untuk memproduksi sel darah merah dan sel darah otot serta menghindari terjadinya anemia (Bangun, 2005). Kekurangan zat besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh, dan gangguan penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh berkurang. Pada anak-anak kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar (Almatsier, 2004). Sumber zat besi yang baik adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Seseorang yang kekurangan zat besi cenderung memiliki berat badan kurang karena menurunnya nafsu makan sehingga konsumsi makanan sumber zat besi merupakan hal yang penting.

Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan.Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan. Sebaiknya pemberian ASI dimulai dari awal kehidupan bayi yaitu - 1 jam setelah dilahirkan ( Inisiasi Menyusu Dini IMD). Setelah usia anak 6 bulan mulai beri makanan pendamping ASI (MP ASI) dan teruskan menyusui hingga anak berusia 2 (dua) tahun. Pemberian ASI saja sampai umur 6 bulan ini tentu akan menjaga berat badan anak tetap pada kondisi normal karena semua kebutuhan zat gizinya telah terpenuhi secara optimal.

Biasakan makan pagi.Makan pagi sangatlah penting dilakukan sebelum kita mulai melakukan aktivitas sehari-hari. Makan pagi berguna untuk memenuhi kebutuhan energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, menjaga konsentrasi dalam berpikir serta menjaga daya tahan tubuh kita. Selain itu, kebiasaan makan pagi dapat mencegah makan yang berlebihan saat jam makan siang.

Minumlah air bersih dan aman yang cukup jumlahnya.Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan tetapi hanya dapat bertahan beberapa hari tanpa air. Fungsi air di dalam tubuh sangatlah penting karena 50-60% berat badan orang dewasa berupa cairan. Cairan yang dikonsumsi seseorang, minimal 2 liter atau setara dengan 8 gelas setiap harinya. Bila kita mengonsumsi cairan kurang dari yang seharusnya maka tubuh akan merasakan efek dehidrasi yaitu merasakan rasa lapar yang semu yang menyebabkan konsumsi makanan yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan cairan tersebut, padahal sebenarnya tubuh merasakan haus.

Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.Berolahraga secara rutin akan meningkatkan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dalam setiap denyutan. Berolahraga akan menurunkan denyut jantung ketika tubuh beristirahat, memperbaiki tingkat kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi lemak tubuh (Firshein, 2010). Selain itu berolahraga secara teratur juga dapat membantu kita untuk menjaga berat badan tetap normal.

Hindari minum minuman beralkohol.Seseorang yang minum minuman beralkohol akan sering buang air kecil sehingga menimbulkan rasa haus. Orang ini akan mengatasi rasa hausnya dengan minum minuman beralkohol lagi. Alkohol hanya mengandung kalori yang tinggi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain. Kalori dalam alkohol akan langsung tertimbun di cadangan lemak dibagian perut (buncit) sehingga berat badan akan meningkat dengan cepat. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroba berbahaya, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga fisik dan gizinya tidak rusak. Makan makanan tidak aman dapat menyebabkan gangguan kesehatan, menderita keracunan dapat mengakibatkan kematian.

Bacalah label makanan yang dikemas Tujuannya adalah untuk mengetahui komposisi bahan-bahan penyusun (ingredients), komposisi gizi, serta tanggal kadaluarsa (expire date), memberikan informasi kepada konsumennya untuk menilai halal atau tidaknya makanan tersebut. Semua keterangan pada label makanan kemas membantu konsumen untuk memilih produk yang tepat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang sesuai.Mulailah menjaga kesehatan kita dengan menerapkan pedoman umum gizi seimbang dalam kehidupan seharihari. Dengan tubuh yang sehat kita dapat menjalankan aktivitas dengan baik

D. Permasalahan Gizi

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana kekeringan, perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja.Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi inda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, udah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi lebih. Di samping masalah tersebut di atas, diduga ada masalah gizi mikro lainnya sepeni defisiensi Zink yang sampai saat ini belum terungkapkan, karena adanya keterbatasan Iptek Gizi.

E. Definisi MalnutrisiMalnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial. Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan: Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan Perubahan kadar enzim Kelainan fungsi organ dan jaringan tubuh Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematianKebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu: Pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja Selama kehamilan Selama menyusuiPada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk menyerap zat gizi pun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini adalah lebih besar dan terutama pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. MALNUTRISI PRIMER Penyebab gizi buruk di daerah pedesaan atau daerah miskin lainnya sering disebut malnutrisi primer, yang disebabkan karena masalah ekonomi dan rendahnya pengetahuan. Gejala klinis malnutrisi primer sangat bervariasi tergantung derajat dan lamanya kekurangan energi dan protein, umur penderita dan adanya gejala kekurangan vitamin dan mineral lainnya. Kasus tersebut sering dijumpai pada anak usia 9 bulan hingga 5 tahun. Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari kenaikkan berat badan terhenti atau menurun, ukuran lengan atas menurun, pertumbuhan tulang ( maturasi ) terlambat, perbandingan berat terhadap tinggi menurun. Gejala dan tanda klinis yang tampak adalah anemia ringan, aktifitas berkurang, kadang di dapatkan gangguan kulit dan rambut. Pada penderita malnutrisi primer dapat mempengaruhi metabolisme di otak sehingga mengganggu pembentukan DNA di susunan saraf. berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kecerdasan anak. Mortalitas atau kejadian kematian dapat terjadi pada penderita malnutri primer yang berat.

MALNUTRISI SEKUNDERMalnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikkan berat badan yang bukan disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak karena adanya gangguan pada fungsi dan sistem tubuh yang mengakibatkan gagal tumbuh. Gangguan sejak lahir yang terjadi pada sistem saluran cerna, metabolisme, kromosom atau kelainan bawaan jantung, ginjal dan lain-lain. Kasus gizi buruk di kota besar biasanya didominasi oleh malnutrisi sekunder. Malnutrisi sekunder ini gangguan peningkatan berat badan yang disebabkan karena karena adanya gangguan di sistem tubuh anak. pada malnutrisi sekunder tampak anak sangat lincah, tidak bisa diam atau sangat aktif bergerak. Tampilan berbeda lainnya, penderita malnutrisi sekunder justru tampak lebih cerdas, tidak ada gangguan pertumbuhan rambut dan wajah atau kulit muka tampak segar.Kasus malnutrisi sekunder sering terjadi overdiagnosis (diagnosis yang diberikan terlalu berlebihan padahal belum tentu mengalami infeksi ) tuberkulosis (TB). Overdiagnosis tersebut terjadi karena tidak sesuai dengan panduan diagnosis yang ada.Secara medis penanganan kasus malnutrisi sekunder lebih kompleks dan rumit. Penanganannya harus melibatkan beberapa disiplin ilmu kedokteran anak seperti bidang gastroenterologi, endokrin, metabolik, alergi-imunologi, tumbuh kembang dan lainnya. Gizi buruk memang merupakan masalah klasik bangsa ini sejak dulu. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan. Karena, gizi buruk bukan saja disebabkan karena masalah ekonomi atau kurangnya pengetahuan dan pendidikan,

F. Penilaian Status Gizi Untuk menilai status gizi seseorang, perlu ditanyakan tentang makanan dan masalah kesehatan, dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium tertentu. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya hemoglogbin, hormon tiroid dan transferin). Untuk menentukan riwayat makan seseorang, ditanyakan makanan apa yang dimakan dalam 24 jam terakhir dan jenis makanan seperti apa yang biasanya dimakan. Dibuat catatan tentang daftar makanan yang dimakan selama 3 hari. Selama pemeriksaan fisik, diamati penampilan secara keseluruhan dan tingkah lakunya, juga distribusi lemak tubuh serta fungsi organ tubuhnya. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Misalnya, perdarahan lambung dapat menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi. Seseorang yang telah diobati dengan vitamin A dosis tinggi karena berjerawat, bisa mengalami sakit kepala dan penglihatan ganda sebagai akibat keracunan vitamin A. Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi oleh kelainan gizi: Sistem saraf bisa terkena oleh kekurangan niasin (pelagra), beri-beri, kekurangan atau kelebihan vitamin B6 (piridoksin) dan kekurangan vitamin B12 Pengecapan dan pembau bisa dipengaruhi kekurangan seng Sistem pembuluh darah jantung bisa dipengaruhi oleh : Beri-beri Kegemukan (obesitas) Makanan tinggi lemak menyebabkan hiperkolesterolemi dan penyakit jantung koroner Makanan kaya garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi Saluran pencernaan dipengaruhi oleh pelagra, kekurangan asam folat dan banyak minum alcohol. Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan vitamin B dan vitamin C. Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kekurangan iodium. Kecenderungan mengalami perdarahan dan gejala pada kulit seperti ruam kemerahan, kulit kering dan pembengkakan karena penimbunan cairan (edema) bisa terjadi pada kekurangan vitamin K, kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin A dan beri-beri. Tulang dan sendi dapat terkena ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan kekurangan vitamin C.

Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu: Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter). Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita. Mengukur ketebalan lipatan kulit.Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak berlemak).Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan jantung serta paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi. Pada malnutrisi berat, dilakukan pemeriksaan hitung jenis sel darah lengkap serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk mengukur kadar vitamin, mineral dan limbah metabolit seperti urea.G. Penyebab Kekurangan GiziAda beberapa faktor penyebab yang diduga menghambat masyarakat untuk mengkonsumsi gizi. Ketiadaan bahan gizi murah merakyat dan yang paling disayangkan adalah ketidaktahuan masyarakat akan gizi dan peran pentingnya dalam kehidupan manusia.Faktor kemiskinan seringkali diduga penyebab masyarakat kurang gizi. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Fakta yang lebih kuat menyatakan bahwa ternyata masyarakat kita belum sepenuhnya memahami gizi dengan benar. Ada kesan bahwa gizi itu barang mewah yang mahal dan orang miskin tidak akan mampu menyediakannya. Jelas ini adalah opini yang salah dan berakibat fatal. Salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi ini adalah perilaku masyarakat yang dapat membuat struktur keluarga terpecah (pekerja migrasi, perceraian dll) yang pada akhirnya membuat anak terlantar dan menjadi kurang gizi. Faktor lain yang juga cukup dominan adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan para ibu atau keluarga yang mengasuh dan memelihara anak/balita tersebut, juga rapatnya jarak kehamilan dan kelahiran. Selain itu juga anak tidak mendapat cukup perhatian dan ASI, karena ibunya sangat sibuk mengurusi anak yang banyak serta asupan makanan yang kurang atau anak sering sakit/terkena infeksi.

Beberapa faktor penyebab:1. Tidak tersedianya makanan secara adekuat terkait langsung dengan kondisi sosial ekonomi. Kadang-kadang bencana alam, perang maupun kebijakan politik maupun ekonomi yang memberatkan rakyat akan menyebabkan hal ini. Kemiskinan sangat identik dengan tersedianya makan yang adekuat. Data Indonesia dan negara lain menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara kurang gizi dengan kemiskinan. Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk. Proporsi anak malnutrisi berbanding terbalik dengan pendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi persentasi anak yang kekurangan gizi. Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan kebutuhan paling mendasar yaitu pangan pun sering tidak bisa terpenuhi. Laju pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersediaan bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Inipun menjadi penyebab munculnya penyakit kurang gizi.2. Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang. Makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu ASI, dan sesudah usia 6 bulan anak tidak mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya akan berakibat terhadap status gizi bayi. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan. Faktor sosial: yang dimaksud disini adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi bagi pertumbuhan anak. Sehingga banyak balita yang diberi makan sekedarnya atau asal kenyang padahal miskin gizi.3. Pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya ASI, manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak yang gizinya buruk ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan. Banyaknya perempuan yang meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota bahkan menjadi TKI, kemungkinan juga dapat menyebabkan anak menderita gizi buruk. Kebiasaan, mitos ataupun kepercayaan/ adat istiadat masyarakat tertentu yang tidak benar dalam pemberian makan akan sangat merugikan anak. Misalnya kebiasaan memberi minum bayi hanya dengan air putih, memberikan makanan padat terlalu dini, berpantang pada makanan tertentu (misalnya tidak memberikan anak-anak daging, telur, santan dll), hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk mendapatkan asupan lemak, protein maupun kalori yang cukup.4. Sering sakit menjadi penyebab terpenting kekurangan gizi, apalagi di negara-negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana kesadaran akan kebersihan/personal hygine yang masih kurang, serta ancaman endemisitas penyakit tertentu, khususnya infeksi kronik seperti TBC masih sangat tinggi. Kaitan infeksi dan kurang gizi seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan, karena keduanya saling terkait dan saling memperberat. Kondisi infeksi kronik akan menyebabkan kurang gizi dan kondisi malnutrisi sendiri akan memberikan dampak buruk pada sistem pertahanan sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan malnutrisi. Infeksi sekecil apapun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada giliran berikutnya akan mempermudah masuknya beragam penyakit.H. Tanda Kekurangan GiziMenurut Dr. Sri Kurniati M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, kurang gizi pada anak terbagi menjadi tiga, yaitu : Pertama, disebut sebagai Kurang Energi Protein Ringan. Pada tahap ini, belum ada tanda-tanda khusus yang dapat dilihat dengan jelas. Hanya saja, berat badan si anak hanya mencapai 80 persen dari berat badan normal. Kedua, disebut sebagai Kurang Energi Protein Sedang. Pada tahap ini, berat badan si anak hanya mencapai 70 persen dari berat badan normal. Selain itu, ada tanda yang bisa dilihat dengan jelas adalah wajah menjadi pucat, dan warna rambut berubah agak kemerahan. Ketiga, disebut sebagai Kurang Energi Protein Berat. Pada bagian ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu kurang sekali, biasa disebut Marasmus. Tanda pada marasmus ini adalah berat badan si anak hanya mencapai 60 persen atau kurang dari berat badan normal. Selain marasmus, ada lagi yang disebut sebagai Kwashiorkor. Pada kwashiorkor, selain berat badan, ada beberapa tanda lainnya yang bisa secara langsung terlihat. Antara lain adalah kaki mengalami pembengkakan, rambut berwarna merah dan mudah dicabut, kemudian karena kekurangan vitamin A, mata menjadi rabun, kornea mengalami kekeringan, dan terkadang terjadi borok pada kornea, sehingga mata bisa pecah. Selain tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut, ada juga tanda lainnya, seperti penyakit penyertanya. Penyakit-penyakit penyerta tersebut misalnya adalah anemia atau kurang darah, infeksi, diare yang sering terjadi, kulit mengerak dan pecah sehingga keluar cairan, serta pecah-pecah di sudut mulut.I. Jenis - Jenis Gizi Buruk

Gizi buruk terbagi menjadi empat jenis yaitu Kwasiorkor, Marasmus dan Marasmic-Kwashiorkor serta Obesitas.

a) KwasiorkorKwasiorkor memiliki ciri-ciri:1. Edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah) membulat dan lembab2. Pandangan mata sayu3. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok4. Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel5. Terjadi pembesaran hati6. Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk7. Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)8. Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut9. Anemia dan diare.

b) MarasmusMarasmus memiliki ciri-ciri:1. Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit2. Wajah seperti orang tua3. Mudah menangis/cengeng dan rewel4. Kulit menjadi keriput5. Jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar)6. Perut cekung, dan iga gambang7. Seringdisertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)8. Diare kronik atau konstipasi (susah buang air).

c) Marasmic-KwashiorkorAdapun marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.

d) Obesitas

Obesitas adalah masalah gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi jaringan lemak secara berlebihan di seluruh tubuh, dimana terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh.Obesitas berarti berat badan (BB) yang melebihi BB rata-rata. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih besar dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal berarti mengalami obesitas.Obesitas sendiri digolongkan menjadi 3 kelompok: Obesitas ringan: kelebihan berat badan 20-40%; Obesitas sedang: kelebihan berat badan 41-100%; dan Obesitas berat: kelebihan berat badan >100%.Apa perbedaan obesitas dan overweight? Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, yang membuat BB seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal, dengan perbedaan yang tidak terlalu jauh.Obesitas seharusnya disorot sebagai masalah kelebihan gizi yang cukup akut sehingga dikategorikan sebagai Gizi Buruk. Tidak hanya kekurangan gizi, kelebihan gizi pun berdampak negatif bagi kesehatan seseorang.Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta jiwa (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta jiwa (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa overweight dan obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara serius. Mengapa seseorang dapat mengalami obesitas?Berikut beberapa penyebab utama:a) Faktor genetikSeseorang dapat mengalami obesitas karena sudah merupakan keturunan dari orangtuanya, sehingga secara genetik hal tersebut tidak dapat dihindari. Di dalam suatu keluarga, sudah pasti ditemukan kesamaan pola makan dan gaya hidup antara orangtua dan anak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

b) Faktor lingkunganTernyata lingkungan seseorang pun memegang peranan cukup berarti dalam membentuk keobesitasan pada tubuh seseorang. Termasuk di antaranya adalah perilaku atau pola hidup, contohnya makanan yang dikonsumsi, aktivitas fisik yang dilakukan, dan lain-lain.c) Faktor psikisStres, depresi, kelelahan yang amat sangat, seringkali mempengaruhi kebiasaan makan dan pola hidup seseorang. Biasanya makan akan menjadi tidak teratur atau justru terlalu banyak makan makanan kurang bergizi seperti junk food, ditambah kurangnya konsumsi zat bermanfaat seperti sayur mayur dan buah-buahan.J. Penyakit Kekurangan GiziPenyakit Kekurangan Gizi merupakan problematika kehidupan yang sampai saat ini tidak pernah kunjung terselesaikan. Bahkan telah melewati 10 tahun kongres MDGs yang dicanankan oleh PBB masih saja terdeteksi penyakit kekurangan gizi. Namun kejadian yang paling nampak adalah pada negara berkembang. Bukannya menurun tapi semakin meningkat. Sedangkan untuk negara maju hanya menghitung jari, malah yang menjadi resiko bagi negara maju adalah penyakit akibat kelebihan gizi.Penyakit kekurangan gizi pada dasarnya disebabkan oleh faktor kurang pengetahuan, kemiskinan, tingkat pendidikan rendah, dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Namun yang paling condong adalah faktor kemiskinan. Dalam negara berkembang permasalahan kemiskinan masih menjadi poin pertama untuk diatasi. Bahkan setiap pemimpin yang memerintah maka program unggulan yang menjadi prioritasnya adalah kemiskinan. Untuk negara indonesia sendiri menurut Badan Statistik Nasional tahun 2013, jumlah kemiskinan masih sangat tinggi sekitar 28 juta jiwa. Angka ini masih sangat jauh dengan negara tetangga seperti malaysia, singapura dan thailand yang sudah dibawah 10%. Tentu ini sangat merugikan bagi negara indonesia, karena selain memberikan dampak produktifitas kerja menurun juga meningkatkan tingkat penyakit terutama pravalensi tinggi untuk gizi buruk.Jika dikaji secara mendalam penyakit kekurangan gizi disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gisi esensial. Selain itu, adanya ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi, dan penyakit infeksi. Dampak dari penyebab semua ini akan berlanjut pada penyakit akut maupun kronik. Adapun penyakit yang dimaksud adalah:1. Berat bayi lahir rendah (BBLR)

Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat dampak krisis ekonomi terhadap kesehatan adalah ibu. Kesehatan ibu ini akhirnya akan mempengaruhi kualitas bayi yang dilahirkan dan anak yang dibesarkan. Bayi denga berat lahir rendah merupakan salah satu dampak dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan akan mempunyai statuz gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak,serta berpengaruh pada penurunan IQ.

2. Gangguan pertumbuhan

Telah disebutkan diatas bahwa status gizi yang buruk akan menyebabkan gangguan pertumbuhan. Dalam teori pertumbuhan ada banyak jenis yang perlu dibahas seperti mental, fisik, sosial, spritual, dan budaya. Sehingga jika status gizi buruk tidak ditangani secara intensif maka generasi akan cenderung mengalami gangguan mental, fisik, sosial, spritual, dan budaya. Tapi yang paling berpengaruh adalah gangguan perilaku dan fungsi otak. Generasi akan mengalami kebodohan dan isolasi sosial hingga akhirnya bunuh diri.

3. Kurang Energi Kronis (KEK)

KEK adalah keadaan ibu yang menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) sehingga mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan Ibu hamil (bumil). tentunya selang waktu dari KEK ini cukup lama. Karena mulai dari usia subur dengan status gizi buruk akan berdampak pada rahimnya kemudian berdampak pada kehamilannya dan akhirnya berdampak pada janinnya, masa persalinan sampai bayi dan anaknya yang akan tumbuh secara terus menerus dengan disertai gangguan dan hambatan.

4. Gangguan pertahanan tubuh

Status gizi yang kurang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga seseorang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, diare,. Pada usia balita, keadaan ini akan mengakibatkan kematian.K. Pencegahan Gizi Buruk

Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak, yaitu:1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.2. Anak diberi makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.5. Jika anak menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.

L. Penanganan Gizi Buruk

Orang yang obesitas harus memilih program penurunan berat badan yang aman. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih program penurunan berat badan yaitu: Diet aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.Untuk diagnosa terjadinya gizi buruk, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan : Memeriksa tinggi dan berat badan pasien untuk menentukan BMI (body mass index) Melakukan pemeriksaan darah untuk melihat ketidak normalan Melakukan pemeriksaan X-Ray untuk memeriksa apakah ada kelainan pada tulang dan organ tubuh lain Memeriksa penyakit atau kondisi lain yang dapat menyebabkan terjadinya gizi burukUntuk penanganan gizi buruk. Dokter atau ahli gizi biasanya akan mengusulkan untuk pengaturan pola makan, termasuk jenis dan jumlah makanan. Bila diperlukan dapat juga diberikan suplemen atau vitamin untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin yang kurang tersebut. Apabila penyebab gizi buruk karena penyakit atau kondisi medis tertentu maka, terapi lain disarankan untuk menanganinya.

Upaya Yang Harus Dilakukan Bila kekuangan gizi, anak akan mudah sekali terkena berbagai macam penyakit, anak yang kurang gizi tersebut, akan sembuh dalam waktu yang lama. Dengan demikian kondisi ini juga akan mempengaruhi perkembangan intelegensi anak. Untuk itu, bagi anak yang mengalami kurang gizi, harus dilakukan upaya untuk memperbaiki gizinya. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut antara lain adalah meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gizi, melakukan pengobatan kepada si anak dengan memberikan makanan yang dapat menjadikan status gizi si anak menjadi lebih baik. Dengan demikian, harus dilakukan pemilihan makanan yang baik untuk si anak. Makanan yang baik adalah makanan yang kuantitas dan kualitasnya baik. Makanan dengan kuantitas yang baik adalah makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan si anak. Misalnya, memberi makanan si anak berapa piring sehari adalah sesuai kebutuhannya. Dan akan lebih baik jika memberikan vitamin dan protein melalui susu. Bagi keluarga yang tidak mampu, bisa menyiasatinya, misalnya mengganti susu dengan telur. Kemudian, makanan yang kualitasnya baik adalah makanan yang mengandung semua zat gizi, antara lain protein, karbohidrat, zat besi, dan mineral. Upaya yang terakhir adalah dengan mengobati penyakit-penyakit penyerta.Terkait kompleksitas masalah gizi, menurut Depkes RI (2005), berbagai upaya dan kegiatan penanganan kasus gizi, antara lain dilakukan dengan :1. Penanggulangan kurang vitamin A ( KVA ) yaitu pendistribusian pada bayi di bulan Pebruari dan Agustus.2. Penanggulangan kurang gizi dengan pemberian makanan tambahan3. Penanggulangan anemia gizi dan besi4. Penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)5. Penimbangan BalitaBerbagai usaha telah dilakukan sebagai upaya perbaikan gizi, antara lain melalui usaha promosi gizi seimbang, penyuluhan gizi di posyandu, fortifikasi pangan, pemberian makanan tambahan termasuk MP-ASI, pemberian suplemen gizi seperti kapsul vitamin A dan Fe, pemantauan dan penanggulangan gizi buruk, gerakan ASI Eksklusif, keanekaragaman makanan, juga penggunaan garam beryodium. Kita masih memerlukan inovasi dan usaha lebih untuk menyelamatkan anak cucu generai bangsa ini, dengan peran kita dalam berbagai aspek dan tingkatan.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Gizi buruk dapat disebabkan karena kurangnya asupan gizi dan makanan terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Tipe gizi buruk terbagi menjadi empat tipe yaitu Kwasiorkor, Marasmus dan Marasmic-Kwashiorkor serta Obesitas. Gizi buruk dapat dicegah dengan cara memberikan makanan yang bergizi tetapi sesuai dengan kebutuhan. Penanganan gizi buruk dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi. Tetapi bagi penderita obesitas dapat di tangani dengan cara diet yang aman dan dianjurkan.

B. Saran

Diharapkan bagi masyarakat agar tidak tinggal diam jika melihat anak yang mengalami gizi buruk, dan sekiranya dapat di laporkan ke posyandu atau puskesmas terdekat agar dapat segera di tangani. Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat. Seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan tindakan (serius). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri.

Daftar Pustaka

http://www.lusa.web.id/konsep-dasar-ilmu-gizi/http://doktersehat.com/kurang-gizi-anak-faktor-seba/www.ut.ac.id/html/suplemen/pebi4424/http://mhs.blog.ui.ac.idhttp://m2nkners.com/penyakit-kekurangan-gizi/http://fkmutu.blogspot.comhttp://medicastore.com